18.12.2013 Views

Risalah Publik NKT - HCV Resource Network

Risalah Publik NKT - HCV Resource Network

Risalah Publik NKT - HCV Resource Network

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Risalah</strong> <strong>Publik</strong> <strong>NKT</strong><br />

PT. BELAYAN RIVER TIMBER<br />

Belayan River Timber (BRT) merupakan sebuah konsesi hutan alam seluas 97.324 ha, yang wilayah<br />

konsesinya tersebar di tiga blok hutan (A, B, &C) di kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Kutai<br />

Timur di provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan mencoba mendapatkan standar manajemen hutan<br />

dari Forest Stewardship Council (FSC) pada tahun 2012. Sebagai langkah pertama dalam mencapai<br />

persyaratan kinerja FSC menurut Prinsip 9, perusahaan meminta bantuan PT eForest Management<br />

Consultant (e-Forest) untuk melaksanakan penilaian <strong>NKT</strong> di Blok A dan B selama 21 hari pada bulan<br />

September dan Oktober. Penilaian <strong>NKT</strong> dan analisa lanjutannya banyak mengaplikasikan metodologi<br />

yang direkomendasikan dalam Pedoman untuk Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi di Indonesia<br />

(Guidelines for the Identification of High Conservation Values in Indonesia), disamping mengadopsi<br />

rekomendasi dari Good practice guidelines for High Conservation Value assessments: A practical guide<br />

for practitioners and auditors 2008 dari ProForest. BRT kemudian melaksanakan penilaian internal<br />

untuk Blok C untuk mengumpulkan dan memverifikasi data <strong>NKT</strong> pada bulan Juli dan Oktober 2011.<br />

Analisa data primer dan sekunder menunjukkan bahwa setiap dari enam <strong>NKT</strong> dan 11/13 komponen<br />

<strong>NKT</strong> ada di konsensi BRT. Tabel berikut ini menunjukkan status pengetahuan saat ini terkait dengan<br />

ciri-ciri/atribut <strong>NKT</strong> dalam masing-masing blok BRT.<br />

<strong>NKT</strong> 1: AREAL DENGAN TINGKAT PENTING KERAGAMAN HAYATI<br />

<strong>NKT</strong> 1.1. Area yang berisi atau memberikan fungsi dukungan keragaman hayati bagi area proteksi atau konservasi<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada<br />

<strong>NKT</strong> 1.2 Spesies Yang Hampir Punah (Critically Endangered Species)<br />

Spesies Pohon yang Hampir Punah (Critically Endangered Tree Species)<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Mungkin Ada<br />

Banded Langur Borneo (Presbytis chrysomeles ssp chrysomelas)<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Mungkin Ada Mungkin Ada Mungkin Ada<br />

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis harissoni)<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Mungkin Ada Mungkin Ada Mungkin Ada<br />

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Mungkin Ada Kemungkinan Tidak Ada Kemungkinan Tidak Ada<br />

<strong>NKT</strong>1.3 Areal yang mempunyai habitat untuk kemungkinan adanya populasi spesies terancam, ruang terbatas atau<br />

dilindungi<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 1.4 Habitat Khusus yang digunakan secara tidak permanen oleh sebuah spesies atau kelompok spesies.<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Mungkin Ada<br />

BELAYAN RIVER TIMBER JANUARY 2012


RISALAH PUBLIK <strong>NKT</strong> - PT. BELAYAN RIVER TIMBER<br />

HALAMAN 2<br />

<strong>NKT</strong> 2: LANSKAP DAN DIMANIKA ALAMI<br />

<strong>NKT</strong> 2.1 Lanskap Alami Besar dengan Kemampuan untuk Menjaga Proses dan Dinamika Ekologi Alami<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 2.2 Areal alami yang berisi dua atau lebih ekosistem bersambung<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 2.3. Areal yang berisi perwakilan populasi dari spesies yang bisa kedapatan paling alami<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 3: EKOSISTEM JARANG ATAU TERANCAM<br />

Ekosistem Jarang<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Tidak Ada Present Ada<br />

Ekosistem terancam<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Tidak Ada<br />

<strong>NKT</strong> 4: AREAL YANG MENYEDIAKAN SARANA LINGKUNGAN PENTING<br />

<strong>NKT</strong> 4.1 Areal atau Ekosistem yang penting bagi Penyediaan Air dan Pencegahan Banjir bagi Masyarakat Hilir<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 4.2 Area Yang Penting Bagi Pencegahan Erosi dan Sedimentasi<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 4.3 Area yang Berfungsi sebagai Penghalang Alami bagi meluasnya Kebakaran Hutan atau permukaan Tanah<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 5: AREAL ALAMI YANG SANGAT PENTING UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MASYARAKAT<br />

SETEMPAT<br />

Makanan (Karbohidrat, Protein, Vitamin/Mineral)<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada<br />

Air<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

BELAYAN RIVER TIMBER JANUARY 2012


RISALAH PUBLIK <strong>NKT</strong> - PT. BELAYAN RIVER TIMBER<br />

HALAMAN 3<br />

Pakaian<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada<br />

Bahan Bangunan<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada<br />

Kayu Api<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada<br />

Obat-obatan<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Ada Tidak Ada<br />

Binatang Peliharaan<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada<br />

Pendapatan Tunai (Pendulangan Emas Tradisional dan Madu)<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

<strong>NKT</strong> 6: AREAL YANG PENTING BAGI KELANGSUNGAN INDENTITAS KULTURAL MASYARAKAT SETEMPAT<br />

Penggunaan Sumber-Sumber Hutan<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

Lokasi Historis atau Arkeologis Penting<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Tidak Ada<br />

Tempat Upacara dan Ritus Penting<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Tidak Ada Ada Tidak Ada<br />

Distribusi Sumber-Sumber Biologi<br />

BLOK A BLOK B BLOK C<br />

Ada Ada Ada<br />

Harap dicatat bahwa semua peta <strong>NKT</strong> yang dihasilkan oleh laporan ini didasarkan atas data yang relatif<br />

kasar dan dengan demikian harus dianggap sebagai indikasi adanya <strong>NKT</strong> sesuai dengan Pedoman<br />

Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi di Indonesia 2009. Kalau area <strong>NKT</strong> sudah diberi batas dalam peta<br />

dengan menggunakan data indikatif, BRT akan memverifikasi ada/tidak adanya <strong>NKT</strong>, batas-batas dan<br />

luasan selama inventori hutan sebelum panen tahunan (yakni ITSP). Data <strong>NKT</strong> untuk seluruh konsesi<br />

juga ditambahkan di tabel ringkasan pada bagian dokumen ini. Tabel ringkas <strong>NKT</strong> juga tertera pada<br />

akhir dokumen.<br />

BELAYAN RIVER TIMBER JANUARY 2012


RISALAH PUBLIK <strong>NKT</strong> - PT. BELAYAN RIVER TIMBER<br />

HALAMAN 4<br />

BRT mempunyai komitmen untuk melanjutkan identifikasi/verifikasi, manajemen dan monitoring<br />

ciri/atribut <strong>NKT</strong> dalam wilayah konsesi sebagai berikut:<br />

• Mengembangkan dan/atau memutakhirkan (update) SOP yang relevan dengan memasukkan<br />

konsiderasi <strong>NKT</strong> dalam sistem manajemen dan monitoring areal konsesi.<br />

• Melaksanakan strategi manajemen primer sesuai dengan SOP yang baru saja dikembangkan/diupdate.<br />

Strategi manajemen primer mencakup:<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

Proteksi Hutan: Strategi ini bermaksud untuk melindungi atribut <strong>NKT</strong>/manajemen <strong>NKT</strong><br />

(<strong>HCV</strong>-MA) dari kegiatan penebangan dan kehancuran antropogenik misalnya: lokasi<br />

kuburan, desa-desa kuno, contoh representasi dari setiap jenis hutan, sistem gua, batu<br />

jilat/mineral, etc.<br />

Mengurangi Pengaruh Pembalakan Pohon Kayu: Strategi ini dimaksudkan untuk<br />

mengurangi pengaruh konstruksi jalan, penuaian pohon kayu, dan kegiatan yang<br />

mengganggu lokasi/operasional yang lebih luas, yang dikembangkan melalui perencanaan<br />

yang semakin baik, prosedur, serta perbaikan manajemen yang terus menerus.<br />

Manajemen Hutan Kolaboratif: Strategi ini dimaksudkan untuk bekerja dengan masyarakat<br />

setempat untuk mencapai sasaran manajemen yang disetujui bersama dalam batas-batas<br />

areal konsesi. Ini termasuk perjanjian untuk perladangan berpindah, pemukiman, pencarian<br />

ikan, perburuan, penjebakan, akses ke lokasi, monitoring operasi dsb..<br />

Rehabilitasi Hutan. Stategi ini dimaksudkan untuk rehabilitasi areal yang rusak sesudah<br />

operasi penebangan pohon, dengan demikian meningkatkan regenerasi hutan kayu dan<br />

pohon buah, serta meningkatkan tutupan hutan di lokasi konsesi.<br />

• Melaksanakan kegiatan lanjutan – salah satu dari tindakan/kegiatan yang akan secara langsung<br />

atau tidak langsung membantu menjadi atribut <strong>NKT</strong> terkait, tetapi yang tidak perlu dimasukan<br />

dalam SOP operasional dan sistem manajemen wilayah konsesi dari BRT.<br />

• Melaksanakan Kegiatan Mitigasi Ancaman. Kegiatan ini pada umumnya merupakan kegiatan<br />

ekstra terkait dengan kegiatan yang merupakan tuntutan sesuai masing-masing strategi<br />

manajemen pokok, kecuali kegiatan yang melibatkan pemerintah dan/atau minat komersial sektor<br />

swasta, yang menuntut keterlibatan eksternal pihak lain, misalnya, intervensi untuk<br />

mencegah/membatasi perubahan rencana tataruang, pertambangan batubara, pembukaan<br />

perkebunan kelapa sawit, serta pertambangan emas ilegal dalam wilayah konsesi.<br />

• Melaksanakan SOP monitoring wilayah konsesi untuk memverifikasi pemeliharaan dan/atau<br />

peningkatan atribut <strong>NKT</strong>, dengan memonitor capaian untuk menginformasikan perbaikan SOP<br />

serta meningkatkan pengetahuan dan kapasitas staff melalui pelatihan saat bertugas (on the job<br />

training).<br />

Dengan proses identifikasi <strong>NKT</strong> tingkat tinggi yang sekarang sudah selesai, BRT akan memulai<br />

verifikasi dan pengecekan lahan (ground-truthing) data sekunder yang digunakan dalam laporan ini<br />

selama pekerjaan survei inventori pra-panen tahunan (ITSP). BRT juga akan melanjutkan<br />

pengumpulan data <strong>NKT</strong> primer, memverifikasi data/asumsi sekunder, menyelesaikan konsultasi<br />

tambahan dengan para pemangku kepentingan serta meningkatkan rencana monitoring dan<br />

manajemen <strong>NKT</strong> dengan hitungan berbasis tahunan untuk blok-blok tuaian (harvest) tahunan di masa<br />

depan. Pendekatan ini menyajikan sebuah cara logis, praktis dan hemat biaya untuk menyeleraskan<br />

identifikasi dan manajemen <strong>NKT</strong> sebelum dimulainya kegiatan penebangan hutan tahunan.<br />

BELAYAN RIVER TIMBER JANUARY 2012


<strong>NKT</strong> DEFINISI ATRIBUT <strong>NKT</strong> AREAL PENGELOLAAN <strong>NKT</strong> BATAS KRITERIA<br />

PENGELOLAAN UTAMA<br />

AREAL PENGELOLAAN <strong>NKT</strong><br />

PL RIL PHK RH A B C TOTAL %<br />

1,1<br />

Kawasan yang mempunyai atau<br />

memberikan fungsi pendukung<br />

keanekaragaman hayati bagi kawasan<br />

lindung dan/atau konservasi<br />

Areal konsesi yang penting<br />

secara global,regional, atau<br />

nasional<br />

Tidak tersedia Tidak tersedia - - - - 0,00%<br />

Tidak tersedia Tidak tersedia - - - - 0,00%<br />

Diptrokarpa yang hampir<br />

punah<br />

Habitat untuk spesies pohon kritis punah yang<br />

sebagian besar dibatasi oleh hutan Dipterokarpa<br />

Areal hutan dibawah 800 m X X X 50.949 17.590 10.711 79.250 8,43%<br />

Badak Sumatra Semua bagian berhutan di areal konsesi Areal hutan konsesi X X X 57.039 20.318 19.967 97.324 100,00%<br />

1,2<br />

Kawasan yang penting untuk spesies<br />

yang hampir punah<br />

Bornean Banded Langurs<br />

Hutan dataran rendah Dipterokarpa di dalam<br />

konsesi<br />

Areal hutan dibawah 300 m X X X 18.269 4.433 3.306 26.008 26,72%<br />

Pesut Mahakam Irrawaddy<br />

Sungai utama yang berdekatan dengan sungai<br />

Belayan di dalam konsesi<br />

Zona penyangga Riparian yang tidak kena<br />

tebangan di sepanjang sungai Belayan<br />

Sungai Belayan X 216,4 - - 216 0,22%<br />

100m zona penyangga di<br />

kedua sisi sungai Belayan di<br />

dalam konsesi<br />

X X 1,159,09 - - 1.159 1,19%<br />

1,3<br />

Kawasan yang memiliki habitat dari<br />

spesies populasi yang hampir punah,<br />

langka, ruang terbatas, dan dilindungi<br />

Semua ekosistem yang ada<br />

dalam konsesi<br />

Ekosistem hutan diatas 1000m<br />

di atas permukaan laut<br />

Semua bagian berhutan di areal konsesi Wilayah hutan konsesi X X X 55.068 20.133 19.953 95.154 97,77%<br />

Semua bagian berhutan di areal konsesi<br />

Wilayah hutan di atas 1000 m<br />

untuk burung RR<br />

X X X 1.016 40 1.487 2.544 2,61%<br />

Gua tempat bersarang<br />

kelelawar dan burung walet<br />

200 m zona penyangga yang tidak ditebang<br />

sekitar tempat masuk gua<br />

200m penyangga melingkar di<br />

sekeliling titik GPS<br />

X X - 25 - 25 0,00%<br />

1,4<br />

Kawasan yang memiliki habitat temporer<br />

yang digunakan oleh spesies atau<br />

skelompok spesies<br />

Batu jilat/sumber mineral<br />

100m zona penyangga pengecualian<br />

penebangan disekeliling batu jilat<br />

100m penyangga melingkar di<br />

sekeliling titik gps<br />

X X 9 3 - 12 0,01%<br />

Tempat bersarang<br />

sekelompok bangau<br />

Pulau Beras<br />

Pulau Beras di Sungai<br />

Belayan<br />

X X 1 - - 1 0,00%<br />

2,1<br />

Lanskap natural yang luas dengan<br />

kapasitas untuk menjaga dinamika dan<br />

proses alami<br />

Wilayah inti dengan kapasitas<br />

untuk menjaga dinamika dan<br />

proses alami<br />

Areal berhutan hutan >20,000 hektar di luar 3km<br />

penyangga<br />

Wilayah hutan >20,000 hektar<br />

mengikuti pengecualian dari<br />

3km penyangga<br />

X X 38.633 16.678 18.644 73.955 75,99%<br />

Zona untuk mencegah<br />

degradasi dari wilayah inti<br />

3km penyangga disekitar pinggiran perbatasan<br />

zona inti<br />

3km penyangga disekitar<br />

pinggiran perbatasan zona inti<br />

X X X X 16.436 3.456 1.310 21.202 21,78%<br />

2,2<br />

Kawasan yang memiliki dua atau lebih<br />

ekosistem yang berdekatan<br />

Zona transisi ekosistem<br />

Wilayah transisi antara ekosistem yang berbeda<br />

100m zona penyangga<br />

sepanjang perbatasan<br />

ekosistem<br />

X X 3.335 871 606 4.812 4,94%<br />

2,3<br />

Kawasan yang mengandung populasi dari<br />

perwakilan spesies alami<br />

Habitat untuk populasi<br />

representatif dari spesies<br />

alami<br />

Semuar areaal berhutan di dalam konsesi Areal hutan di dalam konsesi X X 55.068 20.133 19.953 95.154 97,77%<br />

3 Ekosistem yang langka dan hampir punah Ekosistem langka Ekosistem langka di dalam konsesi<br />

Ekosistem dengan luasan<br />

lebih kurang dari 1% unit<br />

fisiografis<br />

X X 1.759 - 2.017 3.776 3,88%<br />

BELAYAN RIVER TIMBER JANUARY 2012


<strong>HCV</strong> PUBLIC SUMMARY<br />

PAGE 6<br />

<strong>NKT</strong> DEFINISI ATRIBUT <strong>NKT</strong> AREAL PENGELOLAAN <strong>NKT</strong> BATAS KRITERIA<br />

PENGELOLAAN UTAMA<br />

AREAL PENGELOLAAN <strong>NKT</strong><br />

PL RIL PHK RH A B C TOTAL %<br />

Ekosistem yang hampir punah<br />

Ekosistem yang hampir punah dalam konsesi<br />

Ekosistem yang masih<br />

kemungkinan akan tersisa<br />

seluas kurang dari 5% dari<br />

luasan unit fisiografis yang<br />

ada saat ini<br />

X X 5.831 72 - 5.902 6,06%<br />

4,1<br />

Kawasan atau ekosistem yang penting<br />

sebagai penyedia air dan pengendalian<br />

banjir bagi masyarakat hilir<br />

Kawasan DAS bagian hulu<br />

Semua areal berhutan di dalam konsesi<br />

Wilayah hutan di dalam<br />

konsesi<br />

X X X 57.039 20.318 19.967 97.324 100,00%<br />

Wilayah dengan potensi tinggi terkena erosi<br />

Skor RUSLE >180 ton / hektar<br />

/ tahun untuk tanah<br />

kedalaman >90 cm<br />

X X X 34.123 8.286 5.419 47.828 49,14%<br />

4,2<br />

Kawasan yang penting bagi pengendalian<br />

erosi dan sedimentasi<br />

Areal rentan erosi<br />

Areal denga potensi erosi sangat tinggi<br />

Skor RUSLE >480 ton / hektar<br />

/ tahun untuk tanah<br />

kedalaman > 90 cm<br />

X X X - - - - 0,00%<br />

4,3<br />

Kawasan yang berfungsi sebagai sekat<br />

alami untuk mencegah meluasnya<br />

kebakaran hutan atau lahan<br />

Kawasan penting untuk<br />

mencegah kemungkinan<br />

terjadinya kebakaran hutan<br />

Wilayah penting untuk mencegah menyebarnya<br />

kebakaran hutan dengan penyangga 3km di<br />

sekitar wilayah rentan kebakaran<br />

3km penyangga disekeliling<br />

wilayah non hutan, ladang<br />

berpindah, dan berbatasan<br />

dengan konsesi bersebelahan<br />

dengan APL atau HTI<br />

X X X X 16.436 3.456 1.310 21.201 21,78%<br />

Air<br />

Wilayah hutan di dalam<br />

konsesi<br />

X X X 57.039 20.318 19.967 97.324 100,00%<br />

5<br />

Kawasan alami yang memiliki fungsi<br />

penting untuk pemenuhan kebutuhan<br />

dasar masyarakat lokal<br />

Sumber pohon damar<br />

(Pendapatan)<br />

Wilayah hutan di dalam<br />

konsesi<br />

X X X 55.068 20.133 19.953 95.154 97,77%<br />

Wilayah untuk menyaring<br />

emas (Pendapatan)<br />

Sungai dangkal di dalam<br />

konsesi<br />

X X - - - - 0,00%<br />

Zona pemanfaatan sumber<br />

daya hutan tradisional<br />

Wilayah hutan di dalam<br />

konsesi<br />

X X X 57.039 20.318 19.967 97.324 100,00%<br />

6<br />

Kawasan yang memiliki fungsi penting<br />

untuk identitas budaya tradisional<br />

masyarakat lokal<br />

Tempat bersejarah<br />

Tempat ritual<br />

200m penyangga melingkar di<br />

sekeliling titik gps<br />

200m penyangga melingkar di<br />

sekeliling koordinat GPS<br />

X X 38 25 - 63 0,06%<br />

X X - - - - 0,00%<br />

Distribusi sumber daya hayati<br />

Wilayah hutan di dalam<br />

konsesi<br />

X X X 55.068 20.133 19.953 95.154 97,77%<br />

BELAYAN RIVER TIMBER <strong>HCV</strong> PUBLIC SUMMARY JANUARY 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!