©2003 Digitized by USU digital library 1 INTERNAL AUDITOR ...
©2003 Digitized by USU digital library 1 INTERNAL AUDITOR ...
©2003 Digitized by USU digital library 1 INTERNAL AUDITOR ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>INTERNAL</strong> <strong>AUDITOR</strong><br />
SUCIPTO<br />
Jurusan Akuntansi<br />
Fakultas Ekonomi<br />
Universitas Sumatera Utara<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
Dengan bertambah meningkatnya perkembangan ekonomi maka semakin<br />
bertambah pula perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Dalam perusahaan<br />
yang kegiatannya relatif kecil pimpinan perusahaan masih mampu untuk melakukan<br />
pengawasan langsung terhadap kegiatan perusahaan yang dipimpinnya. Pada<br />
perusahaan yang volume kegiatannya luas dan besar tidak mungkin lagi pengawasan<br />
langsung dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Dalam kegiatan seperti ini pimpinan<br />
biasanya akan melimpahkan wewenangnya kepada bawahannya. Tetapi tanggung<br />
jawab terakhir atas pekerjaan bawahan tetap berada di puncak pimpinan.<br />
Untuk memberi keyakinan bahha apa yang dilaporkan bawahan tentang<br />
perusahaan adalah benar dan dapat dipercaya, maka pimpinan perusahaan<br />
membutuhkan adanya internal auditor sebagai pengawasan di dalam perusahaan.<br />
Agar dapat tercapainya sistem pengawasan yang baik maka pimpinan perusahaan<br />
harus membentuk suatu bidang pengawasan yang dapat bertanggung jawab.<br />
Dengan adanya sistem pengawasan segala kebijaksanaan Pimpinan dapat<br />
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya juga dapat mengamankan harta benda<br />
organisasi dan memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya.<br />
Keberhasilan seorang pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahannya<br />
dapat dilihat dari gambaran laporan keuangan yang menyajikan angka yang dapat<br />
dipercaya, tidak menyesatkan dan dapat dipertanggungjawabkan, untuk mencapai<br />
hal di atas maka diperlukan pengawasan yang bertanggung jawab terhadap sistem<br />
pengawasan intern perusahaan yang disebut internal auditor. Dengan adanya<br />
internal auditor yang dilakukan secara terus menerus maka penyelewengan dan<br />
kecumngan dapat diatasi. Karena itu fungsi dari Internal Auditor harus dilaksanakan<br />
secara tepat yang sesuai dengan situasi perusahaan.<br />
A. Pengertian Internal Auditor<br />
BAB II<br />
Pada mulanya, audit hanya terbatas pada kegiatan menguji, mencocokkan dan<br />
membuat laporan mengenai kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam<br />
tahap ini, audit lebih banyak berperan pada bidang finansial dimana bertujuan<br />
menemukan dan mencegah kecurangan serta menemukan dan mencegah kesalahan.<br />
Sejalan dengan semakin besarnya skala perusahaan. manajemen mulai<br />
merasakan audit yang tidak hanya terbatas pada bidang finansial saja, tetapi<br />
diperluas kepada bidang non finansial. Untuk memenuhi tuntutan ini, lahirlah internal<br />
audit yang selain meliputi audit pada bidang finansial, juga meliputi evaluasi<br />
terhadap kecukupan sistem internal control dan kualitas kerja pelaksanaan dalam<br />
perusahaan. Internal audit adalah suatu fungsi penelitian yang bebas dibentuk dalam<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 1
suatu organisasi untuk memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan<br />
sebagai jasa bagi organisasi tersebut.<br />
Istilah internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan auditing<br />
(audit). Bila diartikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak<br />
intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu<br />
sendiri. Ini harus dibcdakan dcngan ekstemal auditing yaitu audit yang dilakukan<br />
oleh pihak luar perusahaan atau pihak yang independen, dalam hal ini akuntan<br />
publik.<br />
The Institute of Internal Auditor dalam Statement of Responsibility of internal<br />
auditor yang dikeluarkan tahun 1957 menyatakan :<br />
"Internal auditing adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi<br />
untuk menilai operasi sebagai jasanya diberikan kepada manajemen. Jadi internal<br />
auditing merupakan pengendalian manajerial yang melaksanakan fungsinya,<br />
mengatur dan mengevaluasi keefektifan pengendalian lain". 1)<br />
Dari pengertian di atas maka sifat dari internal auditing adalah kegiatan<br />
penilaian yang tidak memihak dalam suatu organisasi untuk mengadakan audit di<br />
dalam suatu akuntansi yang diperlukan perusahaan, audit keuangan dan operasi<br />
lainnya yang merupakan dasar untuk membantu manajemen. Pengertian lain dari<br />
internal auditing seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi, sebagai berikut:<br />
"Internal auditing merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam<br />
organisasi perusahaan yang dilakukan dengan care audit akuntansi, keuangan dan<br />
kegiatan-kegiatan lainnya untuk memberikan jasa kepada manajemen".<br />
Tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaan disebut internal<br />
auditor, internal auditor mempunyai status sebagai pegawai melakukan audit<br />
mempunyai status sebagai pegawai perusahaan, keberhasilan tugas internal auditor<br />
ditentukan dari kecakapannya dalam memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang<br />
berhubungan dengan kegiatannya. Guna menjamin hasil kerja dari bagian perlu<br />
diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit tersebut.<br />
S. Hadibroto antara lain menyatakan :<br />
“Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu, yaitu : llmu<br />
Ekonomi Manajemen, Hukum, Moneter dan sebagainya. Maka dari itu seyogianya<br />
bagai audit bertindak sebagai sebuah tim yang sifatnya multi disipliner”.<br />
Dari definisi yang dikemukakan oleh S. Hadibroto tersebut diketahui bahwa<br />
pengangkatan star untuk internal audit haruslah berdasarkan kecakapannya, sebab<br />
selain menguasai disiplin ilmu lainnya seperti : ekonomi, hukum, keuangan, sistem<br />
informasi dan komunikasi, statistik dan komputerisasi. Pengetahuan ini akan sangat<br />
membantu bagi internal auditor dalam melaksanakan tugas audit intern. Tugas audit<br />
intern yang luas ini sudah pasti melibatkan berbagai personel dalam manajemen<br />
dengan level yang berbeda-beda dan kepribadian yang tidak sama pula, sehingga<br />
paling tidak audit intern dituntut untuk memahami behavior science dan proses<br />
komunikasi.<br />
Bahagian internal auditing secara keseluruhan dapat dihagi atas dua kategori,<br />
yaitu:<br />
1. Financial audit<br />
2. Operasional audit<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 2
ad.1. Financial audit<br />
Audit yang dilakukan disini meliputi pembuktian kebenaran tentang adanya<br />
harta kekayaan serta keabsahan dokumen-dokumen. Juga untuk meyakinkan<br />
adanya perlindungan, serta penilaian yang konsisten atas harta kekayaan<br />
perusahaan.<br />
Di samping itu di dalam audit juga tercakup untuk meyakinkan serta<br />
mengetahui apakah sistem akuntansi yang dibuat telah dapat dipercaya dan cukup<br />
baik, kemudian membahas apakah pengawasan intern yang baik telah dijalankan.<br />
ad.2. Operasional Audit<br />
Audit pada bidang operasi akan mencakup setiap tahap kegiatan perusahaan,<br />
dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai apakah kebijaksanaaan perusahaan,<br />
pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk meyakinkan<br />
apakah para pelaksana telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan ditinjau dari<br />
segi latar belakang pendidikan, kemapuan dan pengalaman yang cukup untuk<br />
melakukan pekerjaannya.<br />
Dengan adanya kewajiban terhadap lembaga pemerintahan maka internal<br />
auditor akan melakukan audit apakah berbagai peraturnn pemerintah telah dipenuhi,<br />
demikian juga perjanjian kerja serta kewajiban kepada pihak luar telah dilaksanakan<br />
sesuai dengan perjanjian. Oleh karena itu dengan adanya bagian internal auditor<br />
yang bekerja dengan baik, maka audit yang dilakukan oleh akuntan publik atas<br />
perusahaan akan lebih cepat.<br />
Sebagaimana mana dikemukakan di atas pengawasan intern tersebut<br />
dikepalai oleh satuan pengawasan intern yang selalu menilai dan mengawasi,<br />
penerapannya dengan baik. Sedangkan untuk menetapkan luasnya yang akan<br />
dilaksanakan didasarkan pada sistem pengawasan intern yang ada pada perusahaan<br />
yang bersangkutan.<br />
B. Fungsi dan Tanggung jawab Internal Auditor<br />
Pada saat ini fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan semakin diperlukan,<br />
terutama pada perusahaan yang memiliki skala operasi yang luas dan besar. Internal<br />
auditor tidak hanya berfungsi untuk mengurangi kebocoran dan penyelewenangan<br />
dalam perusahaan, akan tetapi lebih dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang<br />
tepat dan tidak memihak serta dapat mernbantu meningkatkan mutu pimpinan<br />
dalam pengendalian perusahaan. Di dalam tugasnya membantu pimpinan, maka<br />
fungsi internal auditor harus sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang dapat<br />
digolongkan sebagai berikut :<br />
1. Fungsi perencanaan, yang merupakan perencanaan operasi melalui saluran<br />
manajemen yang sah yang meliputi rencana jangka panjang maupun jangka<br />
pendek sesuai dengan tujuan perusahaan.<br />
2. Fungsi pengawasan termasuk pengembangan testing dan perbaikan kelayakan<br />
yang berarti dengan membandingkan standar dengan hasil pekerjaan dan<br />
membantu pimpinan dalam menetapkan kesesuaian antara hasil pekerjaan dan<br />
membantu pimpinan dalam menetapkan kesesuaian antara hasil yang nyata<br />
dengan standar.<br />
3. Fungsi pelaporan, yang meliputi penyajian interprestasi dan analisa data<br />
keuangan bagi pimpinan dan menekankan penilaian data dan referensi<br />
perusahaan serta tujuan dari metode bagian-bagian. Pengaruh ekstem dan<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 3
kelayakan penyajian laporan kepada pihak ketiga seperti pemerintah, pemilik<br />
kreditur-kreditur, langganan, masyarakat dan pihak-pihak lain.<br />
4. Fungsi akuntansi, tennasuk pembentukan perusahaan dan akuntansi umum,<br />
akuntansi biaya dengan sistem dan metode yang mencakup rancangan dan<br />
pembentukan serta pemeliharaan semua buku-buku catatan transaksi keuangan<br />
yang objektif dan menyesuaikannya dengan prinsip-prinsip akuntansi dengan<br />
internal auditing yang baik.<br />
5. Fungsi lain-lain, termasuk pemberian nasehat perpajakan, memperbaiki sistem<br />
dan prosedur serta internal audit.<br />
Dari fungsi-fungsi di atas jelas kelihatan bahwa internal auditor harus<br />
memiliki kecakapan yang luas. Ia harus mampu menilai dan mengevaluasi berbagai<br />
hasil yang telah dicapai manajemen, mampu mendeteksi dan mengantisipasi<br />
kelemahan yang mungkin terjadi di masa depan dan menciptakan saluran<br />
komunikasi pada berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen.<br />
Lebih lanjut penulis lain menyebutkan bahwa fungsi internal auditor adalah :<br />
1. Menentukan baik tidaknya internal auditor dengan memperhatikan pemisahan<br />
fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.<br />
2. Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanannya mentaati peraturan,<br />
rencana policy dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai apakah hal-hal<br />
tersebut perlu diperbaiki atau tidak.<br />
3. Memverfikasi adanya kebutuhan kekayaan termasuk mencegah dan menemukan<br />
penyelewengan.<br />
4. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi<br />
(accounting system) dan pelaporan.<br />
5. Menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan.<br />
6. Melaporkan secara o<strong>by</strong>ektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai<br />
rekomendasi perbaikannya.<br />
Selanjutnya Hassel B. Bell memberikan serangkaian fungsi internal auditor yakni:<br />
1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan inefisiensi.<br />
2. Menyarankan perbaikan dalam kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi.<br />
3. Menciptakan alat-alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai<br />
unit organisasi.<br />
4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang ditentukan oleh anggaran dasar dan<br />
undang-undang.<br />
5. Mengecek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, yang<br />
menyeleweng dan tidak wajar secara lisan.<br />
6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya<br />
kesulitan dalam kegiatan di masa depan.<br />
7. Menciptakan seluruh komunikasi antara berbagai tingkatan kegiatan dan pimpinan<br />
yang tertinggi.<br />
Walaupun penyajian kedua penulis di atas berbeda tctapi pada prinsipnya<br />
tujuan mereka dalam menetapkan fungsi internal auditor itu adalah sama yakni<br />
menekankan kepada peningkatan hasil guna perusahaan secara umum.<br />
Internal auditor bukan merupakan fungsi operasional karcna ia tidak terlibat<br />
dalam kegiatan utama perusahaan seperti pembelian bahan, penjualan produksi dan<br />
sebagainya. Tetapi bagian ini berfungsi sebagai star perusahaan. Oleh karena itu ia<br />
tidak akan rnelaksanakan perintah atas apa yang direkomendasikannya kepada<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 4
pimpinan, Internal auditor harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan<br />
pejabat yang dia audit.<br />
Internal auditor sebagai star mengandung pengertian yang sama seperti<br />
penasehat atau konsultan yang berasal dari pegawai perusahaan. Tetapi perlu<br />
dicatat bahwa nasehat yang diberikan oleh internal auditor bukanlah mutlak harus<br />
diikuti oleh manajemen. Tanggung jawabnya hanyalah sebagai penasehat yang<br />
berkewajiban memberikan nasehat yang paling baik sedangkan untuk mengambil<br />
keputusan tetap berada di tangan pimpinan. Dengan demikian bagian internal<br />
auditor bukanlah satu-satunya penasehat bagi manajemen dalam mengambil<br />
keputusan.<br />
Perlu ditambahkan bahwa bantuan lain yang dapat diberikan oleh internal<br />
auditor kepada pimpinan adalah berupa pendidikan dan latihan kepada pegawaipegawai<br />
baru yang direncanakan akan ditempatkan, misalnya untuk bagian<br />
pembukuan. Demikian juga apabila perusahaan membuka cabang-cabang baru<br />
sudah tentu akan memerlukan pembagian tugas untuk mengurus kegiatan cabang<br />
tersebut, dan apabila perlu mereka juga harus mendidik para pejabat dalam posisi<br />
pimpinan. Oleh karena itulah seperti yang dikemukakan terdahulu, para star internal<br />
auditor haruslah mempunyai pcngctahuan dasar dan pengalaman yang cukup untuk<br />
menduduki posisi tersebut.<br />
C. Kedudukan Internal Auditor<br />
Internal auditor merupakan fungsi star bukan fungsi garis atau fungsi operasi.<br />
Internal auditor tidak melaksanakan wewenang pihak lain dalam perusahaan, tugastugasnya<br />
adalah melaporkan hasil temuan audit kepada orang yang benar-benar<br />
berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Kedudukan bagian internal<br />
auditing terutama sekali tergantung dari tempatnya di dalam organisasi perusahaan<br />
dan dukungan orang diperolehnya. Manajemen puncak akan menentukan luasnya<br />
tanggung jawab dan dasar-dasar kebijaksanaan yang mengatur kegiatan-kegiatan<br />
dari bagian ini.<br />
Dimanapun bagian internal auditing ini akan ditempatkan, yang penting<br />
bahwa internal auditor harus benar-benar bebas dari fungsi bagian-bagian lain yang<br />
diaudit. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan The Institute of Internal Auditor, dalam<br />
Statement of Responbility of The Internal Auditor sebagai berikut :<br />
“Organization status should be sufficient to essure a broad range of audit coverage,<br />
and adequate consideration of an effective action on audit findings and<br />
commendation”.<br />
Dari penegasan di atas kelihatan bahwa kedudukan internal auditor dalam<br />
organisasi harus dapat mendukung untuk memastikan pemeriksaan yang dilakukan<br />
mempunyai cakupan yang luas, dan pertimbangan yang tepat terhadap tindakan<br />
yang efektif atas temuan-temuan audit dan saran-saran yang dibuat<br />
Namun, ditinjau dari segi tanggung jawab pelaporan dan pembentukan<br />
struktur organisasinya, bagian internal auditing memiliki variasi yang berbeda-beda<br />
tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai.<br />
Berikut ini dikemukakan beberapa bentuk dari struktur organisasi bagan<br />
internal auditing:<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 5
1. Penempatan bagian internal auditing sebagai star direksi dimaksudkan untuk<br />
membantu pihak wakil presiden yang membidangi bagian keuangan dalam<br />
melakukan pengawasan atas keseluruhan kegiatan operasional (gambar 1).<br />
2. Penempatan bagian internal auditing di bawah koordinasi departemen controller<br />
dimaksudkan untuk membantu pengawasan atas ruang lingkup bidang keuangan<br />
(gambar 2).<br />
3. Penempatan bagian internal auditing di bawah dewan direksi, dimaksudkan untuk<br />
membantu pihak tersebut atas prestasi kerja atau performance manajemen yang<br />
dimonitor (gambar 3).<br />
Vice President<br />
Finance<br />
Finance<br />
Treasurer<br />
Accounting<br />
Controller<br />
Auditing<br />
Chief Auditor<br />
Gambar 1. Bagan Bagian Internal Auditing merupakan staf wakil Direksi perusahaan<br />
Controller<br />
Data<br />
Processing<br />
Director<br />
Taxes<br />
Director<br />
Budged<br />
Director<br />
Accounting<br />
Director<br />
Auditing<br />
Director<br />
Gambar 2. Bagan Bagian Internal Auditing Berada di bawah Koordinasi Controller<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 6
Board of Director<br />
Executive<br />
Committe<br />
Finance<br />
Committe<br />
Chairman of<br />
Board<br />
Nominating<br />
Committe<br />
Auditing<br />
Committe<br />
President<br />
Audit<br />
Dept<br />
Public<br />
Accountant<br />
Gambar 3. Bagan Bagian Internal Auditing merupakan staff Dewan Direksi<br />
D. Pedoman Audit Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku<br />
Setiap perusahaan akan membutuhkan bahan atau barang setengah jadi<br />
untuk diproses. Untuk itu harus dilakukan pembuatan bahan-bahan maupun barang<br />
setengah jadi dari luar terlebih dahulu, sedangkan pihak yang mengetahui pembelian<br />
bahan-bahan atau barang tersebut adalah bagian produksi. Pimpinan bagian<br />
produksi mengambil inisiatif untuk memberitahukan kepada bagian pembelian<br />
tentang bahan/barang apa yang harus dibeli, berapa banyak dan pada waktu mana<br />
harus dipesan dengan menyerahkan surat daftar permintaan pembelian. Bagian<br />
pembelian dalam melakukan tugasnya perlu mengetahui data dan keterangan<br />
tentang supplier mana yang baik, harga pasar bahan/barang tersebut, cara-cara<br />
pengangkutan, jumlah yang paling ekonomis untuk dipesan dan sebagainya.<br />
Setelah permintaan pesanan datang dari bagian produksi maka bagian<br />
pembelian mengirimkan surat pesanan kepada calon supplier. Di dalam surat<br />
pesanan ini jumlah yang dipesan, harga barang, cara pcmbungkusan dan tanggal<br />
pesanan tersebut datang.<br />
Selain itu dinyatakan pula apabila barang yang dipesan terbukti tidak sesuai<br />
spesifikasi, pembeli berhak mengembalikannya. Surat pesanan yang dibuat<br />
banyaknya tergantung dari sistem administrasi/akuntansi perusahaan yang<br />
bersangkutan. Sekurang-kurangnya diperlukan :<br />
1 lembar untuk supplier<br />
1 lembar untuk bagian penerimaan<br />
1 lembar untuk bagian pemnbukuan<br />
1 lembar untuk bagian produksi<br />
Setelah supplier mengirimkan barang yang dipesan maka bagian penerimaan<br />
akan mengaudit apakah barang yang diterima tersebut sesuai dengan apa yang<br />
dipesan. Apabila barang telah diperiksa dan terbukti sesuai dengan pesanan maka<br />
bagian penerimaan akan memberikan laporan kepada bagian pembelian dan pesanan<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 7
diteruskan kebagian penyimpanan (gudang). Laporan penerimaan dibuat dalam<br />
beberapa rangkap antara lain:<br />
1 lembar dikirim ke bagian pembelian<br />
1 lembar dikirim ke bagian akuntansi<br />
1 lembar dikirim ke bagian gudang<br />
Di samping pengiriman barang yang dipesan, maka supplier juga<br />
mengirimkan faktur pembelian yang diterima oleh bagian pembelian dan diteruskan<br />
kepada bagian pembukuan. Selanjutnya apabila bagian produksi memerlukan<br />
bahan/barang tersebut untuk proses produksinya, maka bagian ini mengirimkan<br />
surat permintaan pemakaian bahan kepada bagian gudang, rangkap dari surat ini<br />
dikirimkan pula pada bagian pembukuan/akuntansi untuk dipakai dalam pencatatan<br />
perobahan persediaan (inventory records) dan pencatatan akuntansi biaya. Dengan<br />
adanya surat permintaan pemakaian bahan ini, maka bagian gudang mengeluarkan<br />
bahan yang diminta oleh bagian produksi, sedangkan bagian akuntansi akan<br />
mencatat pengurangan jumlah bahan serta pembebanan pada biaya produksi.<br />
Dalam hubungannya uraian di atas dengan pedoman audit pembelian dan<br />
pemakaian bahan yang dilakukan oleh internal auditor maka pelaksanaanpelaksanaan<br />
pekerjaan di atas adalah sangat berhubungan sekali, apakah telah<br />
dijalankan dengan semestinya atau hanya berupa catatan-catatan saja.<br />
Setiap internal auditor didalam melaksanakan tugasnya melakukan audit<br />
pembelian dan pemakaian bahan baku terlebih dahulu harus membuat rencana audit<br />
sebelum melakukan tugas pelaksanaan audit. Perencanaan ini harus<br />
didokumentasikan.<br />
Dalam tugas perencanaan akan melakukan audit pendahuluan terhadap<br />
pembelian dan pemakaian bahan baku untuk mendapatkan informasi yang<br />
diperlukan mengenai semua aspek penting dari pelaksanaan pembelian dan<br />
pemakaian bahan baku di perusahaan tersebut.<br />
Informasi ini akan dipakai sebagai alat kerja dalam merencanakan tahap<br />
pelaksanaan audit terhadap audit pembelian dan pemakaian bahan baku yang<br />
sekaligus mencakup :<br />
1. Menentukan tujuan dan ruang lingkup audit<br />
2. Memperoleh informasi mengenai latar belakang kegiatan yang akan diaudit<br />
3. Menentukan sumber daya yang perlu untuk melakukan audit<br />
4. Membicarakan dengan mereka yang terlibat dalam audit<br />
5. Melakukan pemahaman dan survey lapangan, mengenai kegiatan dan<br />
pengendalian yang akan diaudit, mengetabui titik berat audit dan minta saran dar<br />
bagian yang diaudit<br />
6. Membuat audit program<br />
7. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa audit akan disampaikan.<br />
8. Mendapatkan persetujuan atas perencanaan audit<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 8
DAFTAR PUSTAKA<br />
Arya, Ngurah, Pemeriksaan Intern, Buku Satu, Ananda, Yogyakarta, 1982.<br />
Cashin, James A, RaLp S. Polimeni, Cost Accounting, Mc. Graw Hill Inc. New<br />
York,1981.<br />
Daryanto, Iman, Peran dan kedudukan Pemeriksa Intern Dalam Manajemen, Majalah<br />
Akuntansi No.3 Tahun VIII, Ikatan Akuntan Indonesia-Seksi Akuntan Publik,<br />
1989.<br />
Fertif, Paul E, Homer J. Mottice, Using Accounting Information on Introduction,<br />
Second Edition, Harcourt Brase Jovanovich Inc. New York.<br />
Fremgen, James, Accounting For Manajerial Analisis, Third Edition, Irwin Book<br />
Company, 68 Petaling jaya Malaysia, 1976.<br />
Holmes, Arthur, W, David dan David C. Bum, Auditing Norma an Prosedur, Edisi X,<br />
Terjemahan Moh. Badjuri & Marianus Sinaga, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.<br />
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Buku I, Jakarta, Penerbit<br />
Salemba IV, 1995.<br />
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta, 1994.<br />
Kosasih, Rukhyat, Auditing Prinsip dan Prosedur, Buku I, Surabaya, Penerbit Papala,<br />
1981.<br />
Kusumah, Arifin Wirahadi, Beberapa Masalah Auditing, Alumni, bandung, 1983.<br />
Matz, Adolph and Usry, Milto F, Cost Accounting Planning and Control, Eight Edition.<br />
South Western Publishing Co. Cincinati Ohio, 1984.<br />
Mulyadi, Pemeriksaan Akuntansi, Edisi IV, Yogyakarta, Penerbit STIE YKPN, 1992.<br />
Pusat Pengembangan Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Pemeriksaan<br />
Intern, Disadur dari Lawrence B. Sawyer, Edisi Ketiga, 1990.<br />
S. Hadibroto, Masalah Akuntansi, Buku Tiga, Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi UI,<br />
Jakarta, 1987.<br />
Settler, Howard F, Auditing Principle, Edisi IV, Prentice Hall Inc. New Jersey, 1961.<br />
The Institute of Internal Auditors Inc, Standards for Profesional Practice of Internal<br />
Auditing, 1982.<br />
Thitrosidojo, Soemardjo, Bunga Rampai menuju Pemeriksaan Pengelolaan, PT.<br />
Ichtiar Van Hoeve, Jakarta, 1980.<br />
Wilson, James D, dan Jhon B. Campbell, Controllership, Tugas Akuntan Manajemen,<br />
Terjemahan Tjinjin Fenix Tjandra, Edisi Ketiga, penerbit Erlangga, 1984.<br />
<strong>©2003</strong> <strong>Digitized</strong> <strong>by</strong> <strong>USU</strong> <strong>digital</strong> <strong>library</strong> 9