30 <strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong> SENIN <strong>21</strong> JULI <strong>2014</strong> <strong>21</strong>07/B30
Akar Rumput 32 www.banjarmasinpost.co.id <strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong> SENIN <strong>21</strong> JULI <strong>2014</strong> KOMISI Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil Pemilihan Presiden pada, Selasa (22/7) besok. Saat ini penyelenggara pesta demokrasi tingkat provinsi sedang menyampaikan hasil penghitungan dan rekapitulasi di KPU RI. Meski pengumuman resmi belum dilakukan, sejumlah pihak ada yang merasa pemilu harus diulang karena dinilai banyak terjadi kecurangan. Permintaan itu sah-sah saja dilakukan dan sangat wajar di era politik yang kian dewasa ini. Tapi dengan catatan jika memang ada indikasi kecurangan dalam pemilu itu bisa dibuktikan dan memenuhi persyaratan untuk dilakukan pemilu ulang. Jika tidak ada unsur yang mengharuskan diulang, justru bisa menambah suasana semakin memanas. Kejelian dan kearifan menyikapi hasil pemilu presiden itu sangat diperlukan. Selain itu, para kandidat Capres dan Cawapres yang menemukan indikasi kecurangan hasil pemilu nantinya bisa menggunakan lembaga resmi untuk mengajukan gugatan, yakni Mahkamah Konstitusi (MK) Fenomena politik dan ancaman melakukan gugatan terhadap hasil pilpres menyita perhatian sobat muda Banua, Anugerah Pratiwi. Baginya, upaya hukum tersebut sah-sah saja karena sudah diatur dalam undang-undang. Bahkan negara juga memberikan jaminan dan jalan untuk Biofile Nama : Anugerah Pratiwi Panggilan : Nunu TTL : <strong>Banjarmasin</strong>, 2 Agustus 1993 Kuliah : Teknik Sipil Angkatan 2011 UNLAM <strong>Banjarmasin</strong> Fb/Twitter: Shii Princess Green/ Nunu pratiwi menempuh upaya itu. “Menurut saya sih tidak perlu diulangulang segala. Toh kalau memang menang ya menang, biar diulang berapa kali pun tetap menang,” paparnya. Lebih lanjut, gadis yang akrab disapa Nunu ini mengatakan, hal itu sudah menjadi pilihan rakyat Indonesia. Jadi kenapa memilih harus diulang-ulang lagi. “Kalau diulang nanti malah timbul kecurangan-kecurangan lain sebelum hari pengulangan,” paparnya. Misalnya masyarakat yang pada pemilu pertama yakin memilih si A kemudian karena ada pihak-pihak yang berkepentingan lalu mmpengaruhi bisa jadi berubah memilih si B. Jika memang harus diulang harus kongkret atau ada bukti yang jelas kecurangannya atau apa alasan pengulangan pemilu itu. Selain itu masyarakat harus tau atau ada publikasi mengenai sebab diulangnya pemilu di suatu daerahg atau tempat. Ini agar jelas alasannya dan dketahui masyarakat. Ia pun meminta semua pihak untuk mempercayakan hasilnya kepada KPU yang merupakan lembaga yang berwenang, “Jadi siapapun nanti yang terpilih jadi presiden Indonesia .kita harus support, siiapapun presidennya kita harus tetap bersatu jangan mau terpecah belah hanya karena beda pilihan,” paparnya dengan senyum. (dwi) ISTIMEWA KPU Hebat Sambungan Hal 25 Pada pihak lain, bagi mereka yang namanya tak tercantum dalam DPT juga tak kehilangan hak pilihnya sepanjang mereka memiliki bukti sebagai WNI melalui kartu identitasnya. Cara KPU saat ini menangani soal DPT dengan manajemen yang terbuka seperti itu adalah terobosan yang hebat. Cara itu nyatanya dapat meminimalisir kabar miring yang kerap dituduhkan kepada penyelenggara Pemilu ini. Dalam catatan saya, sengketa hasil pemilu yang berujung ke MK pada tahun <strong>2014</strong> ini, juga tak menyeret soal kisruh DPT sebagai faktor determinan. KPU tak berhenti disitu. Pada gelaran Pilpres tahun <strong>2014</strong> yang diikuti hanya oleh dua pasangan capres-cawapres ini, KPU melakukan terobosan yang hebat pula. Seluruh formulir C1 diunggah KPU Kabupaten/Kota setempat ke situs KPU RI. Formulir C1 sebagaimana kita ketahui adalah formulir yang berisi rekapitulasi suara masing-masing pasangan di TPS tersebut. Ia diotorisasi oleh Petugas KPPS dan ditandatangani pula oleh saksi masing-masing caprescawapres. Formulir C1 adalah dasar perolehan suara di tingkat terendah, yaitu TPS. Jika seluruh formulir C1 diunggah dan dipublikasikan secara terbuka, maka setiap orang akan amat memudah memantau suara yang diperoleh masing-masing capres. Pada bagian lain, pergerakan suara dari TPS, PPS, PPK, Kab/Kota, Provinsi hingga rekapitulasi suara secara nasional juga dapat diukur keabsahan dan keakuratan total suaranya. Dengan menggunggah dan menghitung suara yang ada di seluruh formulir C1 yang ada di website KPU, kita sesungguhnya akan tahu lebih awal siapa pemenang Pilpres <strong>2014</strong> ini. Lebih awal dari rekapitulasi suara di tingkat nasional pada 22 <strong>Juli</strong> <strong>2014</strong> mendatang. Cara KPU kali ini membuat publik lepas dari dahaga minimnya akses dan informasi dari KPU. Dahaga yang dalam Pilpres 2004 dan 2009 tak menemukan terapinya, karenanya KPU kerap menjadi sentrum kecurigaan dan fitnah telah terjadi Pemilu yang curang. KPU juga secara tidak langsung akan membantu MK dalam menangani sengketa hasil Pemilu. Bersandar dari formulir C1 yang diunggah di situs KPU, maka akan mendapatkan alat bukti pembanding perihal gugatan yang disampaikan. Kendati, keberadaan formulir C1 tak bisa mentah-mentah mencerminkan hadirnya kebenaran substansial. Karena bisa saja masih kita dapati formulir-formulir C1 “aspal”, karena angka-angka yang ada di formulir itu talah mengalami sejumlah rekayasa, baik oleh tim pasangan calon, maupun aparat penyelenggara pemilu itu sendiri. Bagaimanapun, KPU pada Pemilu <strong>2014</strong> ini telah berikhtiar jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Langkah ini semestinya diikuti pula oleh KPU Provinsi. Kabupate/Kota dalam menyelenggaran Pemilukada di berbagai tempat. Kontestasi Pemilukada juga kerap menghadirkan kritik pada KPU, karena dianggap tak netral dalam menyelenggarakannya. Dengan manajemen yang terbuka. KPU telah tampil sebagai penyelenggara Pemilu yang tak menuai kritik keras sebagaimana sebelumnya. Kita wajib mengapresiasi cara bekerja seperti ini. KPU Hebat! Wallahu’alam. Pengaruh tingkat partisipasi pemilih meningkat pada Pilpres <strong>2014</strong> Sebuah Kemajuan INI sebuah kemajuan yang sangat luar biasa. Memang sebelumnya rakyat cendrung apatis terhadap pemilu. Apalagi pemilu legislatif, saya melihat ada pendorong yang membuat rakyat antusias.(ee) Rumindah, pelajar di <strong>Banjarmasin</strong> Hanya Dua KEMUNGKINAN karena calonnya dua pasang, jadi rakyat lebih leluasa berpartisipasi. Kalau pemilu sebelumnya calon cukup banyak, sehingga masyarakat merasa malas untuk lebih aktif.(ee) Husaini, mahasiswa di <strong>Banjarmasin</strong> Efek Sosok EFEK Jokowi, ya efek Jokowi. Saya yakin itu, karena Jokowi sangat fenomenal, sederhana dan merakyat. Mana ada pemimpin yang punya karakter sama dengan Jokowi.(ee) Winda, mahasiswa di <strong>Banjarmasin</strong> Peran Media MENURUT saya peran media terutama media sosial selama ini dalam Pilpres <strong>2014</strong> sangat gencar. Entah itu ajakan, sosialisasi, himbauan sampai dengan kampanye hitam. Semuanya hadir dalam sosial media itu.(ee) Aditya Laras, warga <strong>Banjarmasin</strong> Masyarakat Cerdas MASYARAKAT semakin cerdas dan sadar. Karena masyarakat saat ini sudah tahu mana yang inrealistis dan realistis janjinya. Pilihannya hanya dua, membuat masyarakat harus menjatuhkan sebuah pilihan dan tidak ada alasan golput.(ee) Ririn Irma, mahasiswa asal Malang Melek Politik RAKYAT sudah terpengaruh secara rasional terhadap sosok Anis Baswedan, yang merupakan tim sukses Jokowi ini tak pernah berhenti mengajak masyarakat untuk percaya, untuk melek politi. Bahwasanya politik itu baik. (ee) Nanda, warga <strong>Banjarmasin</strong> Melihat Debat FAKTOR debat capres yang dilaksanakan beberapa kali, juga sebagai referensi masyarakat untuk memilih. Karakter kedua calon bisa dilihat dan dibaca oleh rakyat.(ee) Rajbie, warga Barabai Lebih Hati-hati INILAH demokrasi. Setiap pelaksanaan pemilu bisa jadi sebagai referensi masyarakat untuk lebih hati-hati dalam menentukan pilihan. Demokrasi di Indonesia sudah beranjak dewasa, jadi kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi semakin baik.(ee) M Riski, mahasiswa di <strong>Banjarmasin</strong> Kampanye Hitam KAMPANYE hitam yang semakin marak, juga membuat masyarakat harus mengambil sikap. Jika tidak menentukan pilihan maka kampanye hitam akan semakin marak.(ee) Ricky Zulkarnaen, pelajar di <strong>Banjarmasin</strong> Takut Kecurangan MASYARAKAT takut kecurangan seperti serangan fajar. Selain itu jika golput maka suaranya rentan disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.(ee) Ridha, karyawan di <strong>Banjarmasin</strong> Kecintaan terhadap Sosok Capres ANTUSIAS masyarakat Indonesia untuk mengikuti pemilihan umum presiden (Pilpres) <strong>2014</strong> sangat tinggi. Selain berpartisipasi pada acara KPU, masyarakat juga ikut memantau pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan KPU. Misalnyanya, pada proses rekapitulasi suara capres dan cawapres. Dibandingkan Pemilu Legislatif, antusias dan partisipasi masyarakat sangat berbeda. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Meskipun setiap tahunnya tingkat partisipasi masyarakat selalu meningkat walaupun berbeda tipis. Menurut salah seorang karyawan di <strong>Banjarmasin</strong>, Hartanto, tingkat partisipasi masyarakat pada pilpres ta- Pengaruh Puasa MENURUT Komisioner KPU Kota <strong>Banjarmasin</strong> Devisi Sosialisasi, Siti Hamidah, pada Pilpres <strong>2014</strong> kali ini partisipasi masyarakat cukup meningkat secara nasional. Kondisi berbeda dialami Kota <strong>Banjarmasin</strong>. Menurutnya di Kota Seribu Sungai ini tingkat partisipasi ternyata menurun untuk pilpres. Dikatakannya ada beberapa faktor kenapa jadi menurun yakni bulan puasa dan piala dunia. “Sepengamatan saya garagara itu, puasa kemudian nonbar sampai pagi, siangnya tidur sehingga ada enggan datang ke TPS,” ucapnya. Penurunnya memang cendrung tipis yakni hanya 1,24 persen saja, dibandingkan dengan pemilu legislatif, tingkat partisipasinya juga menurun.(ee) SEJUMLAH politisi Banua sepakat bahwa tingkat partisipasi rakyat pada pilpres <strong>2014</strong> mengalami peningkatan yang cukup banyak. Menurut politisi PAN Kota <strong>Banjarmasin</strong>, Abdul Muis, faktor yang membuat rakyat ingin memilih kemudian masuk lebih dalam lagi adalah karena pilihannya sedikit. “Kan jelas pilihannya, beda jika calonnya banyak, terkadang rakyat sendiri bingung mau dukung yang mana,” kata Abdul Muis. Jauh berbeda dengan pemilu legislatif, pada pilpres kali ini, rakyat sudah melek politik lebih dalam dan jauh, ini merupakan sebuah keberhasilan dalam sebuah negara berdemokrasi. Politisi PPP, Aman Pahriansyah ternyata juga menyepakati faktor jumlah calon memiliki peran besar untuk rakyat menentukan pilihan, karena menurutnya dengan dua calon rakyat mudah mengenal, mudah mengawal suaranya, sehingga harus diikuti perkembangannya. “Keingintahuan rakyat kemudian mau melibatkan diri sangat besar,” cetus aman. Lebih lanjut, Aman menambahkan bahwa selain jumlah calon, faktor lainnya adalah prohun <strong>2014</strong> sungguh luar biasa, bertolak belakangan dengan pemilu legislatif. “Demi mengawal suara agar sampai ke KPU tetap saja dilakukan masyarakat untuk memastikan bahwa tidak ada kecurangan. Terutama para saksi masing-masing pendukung,” ujarnya. Adapun faktor yang membuat mereka mau adalah kecintaannya kepada sosok calon yang didukung, sebagai bukti mereka siap seharian berada di TPS untuk memantau suara calonnya. Mahasiswa di <strong>Banjarmasin</strong>, Mutia menegaskan, pilpres kali ini menarik terutama dari sosoknya calon yang hanya dua pasang. Hal ini faktor terbesar, sehingga partisipasi masyarakat meningkat karena rakyat tidak kesulitan memilih. “Menilai sosoknya pun mudah sekali, bisa melalui media, debat yang kemarin diselenggarakan, dari visi misi dan lainnya,” ucap Mutia. Masih menurut Mutia, rakyat tidak pusing. Keputusan untuk golput pun sangat tipisa terjadi, seperti tidak ada alasan untuk tidak memilih. “Berbeda jika calonnya cukup banyak, misalnya tiga calon ke atas. Saya yakin rakyat enggan untuk menjatuhkan pilihan, seperti pemilu legislatif,” tambahnya. Adapun warga <strong>Banjarmasin</strong>, Bahtiar menegaskan, rakyat banyak dipengaruhi media sosial dan tim relawan masing-masing calon, menurutnya, kampanye tim sukses Calon Sedikit di media sosial dan lainnya semakin menarik. “Terlepas dari kampanye hitamnya, disisi lain ada banyak promosi yang dilakukan oleh tim sukses kedua agar masyarakat tertarik melihat dan menjatuhkan pilihan, seperti video-video,” jelasnya. Kekreatifan yang dilakukan tentu saja membuahkan hasil, daripada promosi di baliho sebanyak-banyaknya, atau iklan misalnya, menggunakan media sosial juga sangat ampuh untuk menarik partisipasi rakyat. “Partisipasi yang cukup membanggakan ini tentu saja diharapkan kepada pemimpin yang terpilih nanti bbisa menjadikan indonesia juh lebih baik,” pungkasnya.(ee) gram yang disampaikan melalui debat beberapa waktu lalu sebelum pelaksanaan pilpres. “Itu menjadi referensi bagi rakyat dalam menentukan pilihan, tak sampai disana rakyat juga diperkuat dengan media, terutama media sosial yang menawarkan kampanyenya setia detik,” ujarnya. Sama halnya politisi Partai Nasdem, Hj Lenny Rusfaida. Menurutnya jumlah calon yang hanya dua orang mempermudah rakyat untuk menjatuhkan pilihan, syaratnya hanya mengenali, mana yang sesuai dengan kreteria, rekam jejaknya, dan hati nurani itulah yang dipilih. “Sangat mudah sekali, ibarat sepakbola sudah final, jadi tingga memberikan dukungan kepada salah satunya,” katanya. Faktor lainnya ungkapnya adalah, menyangkut masa depan rakyat indonesia, pilpres bukan ajang memilih pemimpin daerah tetapi pemimpin Indonesia, jika tidak berpatisipasi berarti sama saja membiarkan Indonesia kedepan tidak jelas. “Oleh karena itu rakyat berlomba-lomba memilih agar pemimpin Indonesia kedepan lebih baik lagi,” pungkasnya.(ee)