31.10.2014 Views

PERMEN KP 04 Thn 20.. - BKIPM

PERMEN KP 04 Thn 20.. - BKIPM

PERMEN KP 04 Thn 20.. - BKIPM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PERATURAN<br />

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN<br />

NOMOR: PER. <strong>04</strong>/MEN/2005<br />

TENTANG<br />

BENTUK DAN JENIS SERTA TATA CARA PENERBITAN<br />

DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA IKAN<br />

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,<br />

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 51 ayat (5)<br />

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang<br />

Karantina Ikan, perlu menetapkan ketentuan mengenai<br />

bentuk dan jenis serta tata cara penerbitan dokumen<br />

tindakan karantina ikan;<br />

b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan<br />

Menteri;<br />

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina<br />

Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik<br />

Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran<br />

Negara Nomor 3482);<br />

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 20<strong>04</strong> tentang Perikanan<br />

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20<strong>04</strong><br />

Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433);<br />

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang<br />

Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia<br />

Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara<br />

Nomor 4197);<br />

4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 20<strong>04</strong>,<br />

sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden<br />

Nomor 8/M Tahun 2005;<br />

5. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang<br />

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata<br />

Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;


2<br />

6. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit<br />

Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara<br />

Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan<br />

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005;<br />

7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik<br />

Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di<br />

Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;<br />

8. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.05/MEN/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja<br />

Departemen Kelautan dan Perikanan;<br />

9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.15/MEN/2003 tentang Instalasi Karantina Ikan;<br />

10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.16/MEN/2003 tentang Penetapan Tempat-tempat<br />

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama dan<br />

Penyakit Ikan Karantina;<br />

11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.17/MEN/2003 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama<br />

dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa<br />

dan Sebarannya;<br />

12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.18/MEN/2003 tentang Tindakan Karantina untuk<br />

Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan<br />

Karantina Dari Luar Negeri dan Dari Suatu Area Ke Area<br />

Lain di Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;<br />

13. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.41/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan dan<br />

Pencabutan Kawasan Karantina Ikan;<br />

14. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.42/MEN/2003 tentang Persyaratan Pemasukan Media<br />

Pembawa Berupa Ikan Hidup;<br />

15. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor<br />

KEP.32/MEN/20<strong>04</strong> tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit<br />

Pelaksana Teknis Karantina Ikan;<br />

Menetapkan<br />

MEMUTUSKAN:<br />

: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN<br />

TENTANG BENTUK DAN JENIS SERTA TATA CARA<br />

PENERBITAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA IKAN.


3<br />

Pasal 1<br />

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:<br />

1. Dokumen utama adalah dokumen yang pengelolaannya dilakukan oleh instansi<br />

karantina ikan di tingkat Pusat, yang isinya menerangkan bahwa media<br />

pembawa yang tercantum di dalamnya bebas dari hama dan penyakit ikan<br />

karantina dan/atau hama dan penyakit ikan yang dipersyaratkan, dan<br />

merupakan kelengkapan administratif atas media pembawa yang akan<br />

dilalulintaskan.<br />

2. Dokumen pendukung adalah dokumen wajib yang pengelolaannya dilakukan<br />

oleh Unit Pelaksana Teknis karantina ikan, yang isinya menerangkan bahwa<br />

media pembawa yang tercantum di dalamnya dikenakan salah satu dari<br />

tindakan karantina.<br />

3. Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and<br />

Fish Products) adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas<br />

karantina ikan, yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum di<br />

dalamnya bebas dari hama dan penyakit ikan karantina dan/atau hama dan<br />

penyakit ikan yang dipersyaratkan.<br />

4. Surat Kesehatan Ikan Domestik, yang selanjutnya disebut Sertifikat Kesehatan<br />

Ikan Domestik, adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas<br />

karantina ikan untuk pengeluaran media pembawa dari suatu area ke area lain<br />

di dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang menyatakan bahwa media<br />

pembawa yang tercantum di dalamnya bebas dari hama dan penyakit ikan<br />

karantina dan/atau hama dan penyakit ikan yang dipersyaratkan.<br />

5. Sertifikat Pelepasan Karantina Ikan adalah dokumen resmi yang ditandatangani<br />

oleh petugas karantina ikan, yang menyatakan bahwa media pembawa yang<br />

tercantum di dalamnya bebas dari hama dan penyakit ikan karantina dan/atau<br />

hama dan penyakit ikan yang dipersyaratkan, sehingga dapat dimasukkan ke<br />

dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau ke suatu area di dalam wilayah<br />

Negara Republik Indonesia.<br />

6. Surat Penahanan Sementara adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh<br />

petugas karantina ikan, yang menyatakan penahanan terhadap media pembawa<br />

di tempat pemasukan/pengeluaran karena belum dilengkapi dengan dokumen<br />

karantina dan/atau persyaratan lain atau kewajiban tambahan yang<br />

dipersyaratkan, atau tidak diurus, atau tidak diketahui pemiliknya.<br />

7. Surat Penolakan adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas<br />

karantina ikan di tempat pemasukan/pengeluaran, yang menyatakan penolakan<br />

terhadap pemasukan/pengeluaran media pembawa, karena media pembawa<br />

tersebut tidak bebas atau tidak dapat dibebaskan dari hama dan penyakit ikan<br />

karantina ataupun tidak memenuhi persyaratan lainnya.


4<br />

8. Surat Keterangan Masuk Instalasi Karantina Ikan adalah dokumen resmi yang<br />

ditandatangani oleh petugas karantina ikan, yang menyatakan bahwa media<br />

pembawa yang masuk dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Republik<br />

Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik<br />

Indonesia, atau akan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia ke<br />

luar negeri, yang wajib dikenakan tindakan karantina, diperintahkan masuk<br />

instalasi karantina ikan untuk dikenakan tindakan karantina.<br />

9. Berita Acara Pemusnahan adalah berita acara yang dibuat dan ditandatangani<br />

oleh petugas karantina ikan dan pemilik media pembawa atau kuasanya di<br />

tempat pemasukan, yang menerangkan telah dilakukan suatu pemusnahan<br />

terhadap media pembawa yang dimasukkan, baik karena tidak bebas atau tidak<br />

dapat dibebaskan dari hama dan penyakit ikan karantina maupun karena tidak<br />

memenuhi persyaratan karantina dan persyaratan lainnya.<br />

10. Surat Keterangan Lalu Lintas Ikan/Produk Perikanan adalah dokumen resmi<br />

yang ditandatangani oleh petugas karantina ikan di tempat pengeluaran, yang<br />

menyatakan bahwa media pembawa tersebut dapat dilalulintaskan ke luar<br />

wilayah Negara Republik Indonesia atau ke area lain di dalam wilayah Negara<br />

Republik Indonesia karena media pembawa tersebut tidak termasuk jenis<br />

ikan/produk perikanan yang dilarang atau diatur/dibatasi pengeluarannya.<br />

11. Pemeriksaan adalah tindakan untuk mengetahui kelengkapan dan keabsahan<br />

dokumen persyaratan serta untuk mendeteksi hama dan penyakit ikan<br />

karantina dan/atau hama dan penyakit ikan.<br />

12. Pemilik media pembawa adalah orang atau badan hukum yang memiliki media<br />

pembawa dan/atau yang bertanggung jawab atas pemasukan, pengeluaran,<br />

atau transit media pembawa.<br />

13. Persyaratan lain adalah ketentuan di luar ketentuan karantina ikan yang harus<br />

dipenuhi oleh pemilik media pembawa yang akan dilalulintaskan, yang<br />

kewenangan penanganannya dilimpahkan kepada petugas karantina ikan.<br />

Pasal 2<br />

(1) Dokumen tindakan karantina terdiri dari dokumen utama dan dokumen<br />

pendukung.<br />

(2) Dokumen utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:<br />

a. Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish<br />

and Fish Products);<br />

b. Sertifikat Kesehatan Ikan Domestik;<br />

c. Sertifikat Pelepasan Karantina Ikan.<br />

(3) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:


5<br />

a. Surat Penahanan Sementara;<br />

b. Surat Penolakan;<br />

c. Surat Keterangan Masuk Instalasi Karantina Ikan;<br />

d. Berita Acara Pemusnahan;<br />

e. Surat Keterangan Lalu Lintas Ikan/Produk Perikanan.<br />

(4) Bentuk dokumen tindakan karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan<br />

ayat (3) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, dan<br />

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.<br />

Pasal 3<br />

(1) Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and<br />

Fish Products) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a<br />

diterbitkan apabila media pembawa yang akan dikeluarkan dari wilayah Negara<br />

Republik Indonesia telah dilakukan tindakan karantina dan memenuhi<br />

persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan.<br />

(2) Sertifikat Kesehatan Ikan Domestik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat<br />

(2) huruf b diterbitkan apabila media pembawa yang akan dikeluarkan dari<br />

suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia telah<br />

dilakukan tindakan karantina dan dinyatakan bebas dari hama dan penyakit ikan<br />

karantina.<br />

(3) Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and<br />

Fish Products) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Sertifikat Kesehatan<br />

Ikan Domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan di tempattempat<br />

pengeluaran yang telah ditetapkan.<br />

(4) Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and<br />

Fish Products) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Sertifikat Kesehatan<br />

Ikan Domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya berlaku untuk 1<br />

(satu) kali pengeluaran/pengiriman media pembawa, dan harus digunakan<br />

sebagai kelengkapan pengeluaran/pengiriman media pembawa paling lama 3<br />

(tiga) hari sejak diterbitkan.<br />

Pasal 4<br />

(1) Sertifikat Pelepasan Karantina Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat<br />

(2) huruf c diterbitkan apabila media pembawa yang dimasukkan telah<br />

dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Ikan dan/atau Produk Perikanan (Health<br />

Certificate) dari negara atau area asal dan dinyatakan bebas dari hama dan<br />

penyakit ikan karantina.


6<br />

(2) Sertifikat Pelepasan Karantina Ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)<br />

diterbitkan di tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan.<br />

(3) Sertifikat Pelepasan Karantina Ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya<br />

berlaku untuk 1 (satu) kali pemasukan media pembawa.<br />

Pasal 5<br />

Surat Penahanan Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a<br />

diterbitkan apabila setelah dilakukan pemeriksaan persyaratan kelengkapan dan<br />

kebenaran isi dokumen, ternyata pemasukan/pengeluaran media pembawa tidak<br />

dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan dari/ke negara atau area asal/tujuan<br />

dan/atau persyaratan lain atau kewajiban tambahan yang dipersyaratkan, atau tidak<br />

diurus, atau tidak diketahui pemiliknya.<br />

Pasal 6<br />

Surat Penolakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b diterbitkan<br />

apabila:<br />

a. dalam waktu 3 (tiga) hari setelah dilakukan penahanan, pemilik tidak dapat<br />

melengkapi Sertifikat Kesehatan atau media pembawa tidak bebas dari hama dan<br />

penyakit ikan karantina; dan/atau<br />

b. pemilik tidak dapat melengkapi persyaratan lain atau kewajiban tambahan yang<br />

dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.<br />

Pasal 7<br />

Surat Keterangan Masuk Instalasi Karantina Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal<br />

2 ayat (3) huruf c diterbitkan apabila media pembawa yang masuk dari luar negeri<br />

ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di<br />

dalam wilayah Negara Republik Indonesia, atau akan dikeluarkan dari wilayah<br />

Negara Republik Indonesia ke luar negeri, diperintahkan masuk ke instalasi karantina<br />

ikan untuk dikenakan tindakan karantina lebih lanjut.<br />

Pasal 8<br />

Berita Acara Pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf d<br />

diterbitkan apabila media pembawa dikenakan tindakan pemusnahan.


7<br />

Pasal 9<br />

(1) Surat Keterangan Lalu Lintas Ikan/Produk Perikanan sebagaimana dimaksud<br />

dalam Pasal 2 ayat (3) huruf e diterbitkan apabila media pembawa yang<br />

dikenakan tindakan pemeriksaan tidak termasuk jenis ikan/produk perikanan<br />

yang dilarang atau diatur/dibatasi pengeluarannya.<br />

(2) Surat Keterangan Lalu Lintas Ikan/Produk Perikanan sebagaimana dimaksud<br />

pada ayat (1) diterbitkan di tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan<br />

dan hanya berlaku untuk 1 (satu) kali pengeluaran/pengiriman media pembawa.<br />

Pasal 10<br />

Dokumen tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)<br />

diterbitkan oleh petugas karantina ikan di tempat-tempat pemasukan atau<br />

pengeluaran media pembawa yang telah ditetapkan, setelah pemilik media pembawa<br />

membayar pungutan jasa karantina sesuai dengan ketentuan yang berlaku.<br />

Pasal 11<br />

(1) Dokumen tindakan karantina yang diterbitkan oleh petugas karantina<br />

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) huruf d dan huruf e<br />

disampaikan kepada pemilik media pembawa atau instansi yang memerlukan<br />

paling lambat 1 (satu) hari setelah dilakukan tindakan karantina, baik<br />

seluruhnya maupun sebagian.<br />

(2) Dokumen tindakan karantina yang diterbitkan oleh petugas karantina<br />

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a, b, dan huruf c<br />

disampaikan kepada pemilik media pembawa atau instansi yang memerlukan<br />

sebelum dilakukan tindakan karantina, baik seluruhnya maupun sebagian.<br />

Pasal 12<br />

Dokumen tindakan karantina yang diterbitkan oleh petugas karantina sebagaimana<br />

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) dapat disampaikan langsung oleh<br />

petugas karantina atau melalui fasilitas elektronik kepada instansi lain yang<br />

memerlukan.


8<br />

Pasal 13<br />

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.<br />

Ditetapkan di Jakarta<br />

pada tanggal 21 Pebruari 2005<br />

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,<br />

ttd.<br />

FREDDY NUMBERI<br />

Disalin sesuai dengan aslinya<br />

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,<br />

Narmoko Prasmadji<br />

Lampiran Dokumen Utama<br />

Lampiran Dokumen Pendukung

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!