14.11.2014 Views

Download (6Mb) - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Download (6Mb) - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Download (6Mb) - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011)<br />

Electronic Engineering Polytechnic Institute of <strong>Surabaya</strong> (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011<br />

Tracking Arah Gerakan Telunjuk Jari Berbasis Webcam<br />

Menggunakan Metode Optical Flow<br />

Ubaidillah Umar, Reni Soelistijorini, Haryadi Amran Darwito<br />

Jurusan Teknik Telekomunkasi - <strong>Politeknik</strong> <strong>Elektronika</strong> <strong>Negeri</strong> <strong>Surabaya</strong><br />

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) <strong>Surabaya</strong><br />

Kampus PENS-ITS, Keputih, Sukolilo, <strong>Surabaya</strong>.<br />

Telp : +62+031+5947280; Fax. +62+031+5946011<br />

u64i@student.eepis-its.edu<br />

Abstrak<br />

Deteksi gerakan merupakan subyek penting<br />

dalam bidang computer vision yang digunakan oleh<br />

banyak sistem pada aplikasi video pengawas<br />

(Surveillance System), monitoring traffik, kompresi<br />

video, perhitungan kecepatan dan lain-lain.<br />

Gerakan adalah suatu pusat perhatian yang<br />

digunakan manusia ataupun hewan untuk mengenali<br />

suatu obyek dari suatu latar yang tidak teratur. Dalam<br />

aplikasi pencitraan, gerakan muncul dari perpindahan<br />

tempat antara sistem pendeteksi dan lingkungan yang<br />

sedang dilihat, seperti aplikasi robotika, navigasi<br />

otomatis, dan analisis lingkungan dinamis.<br />

Pada penelitian ini dijelaskan tentang deteksi<br />

gerakan dengan melakukan tracking arah gerakan<br />

telunjuk jari berbasis webcam dengan menggunakan<br />

Metode Optical Flow.<br />

Webcam terhubung dengan komputer server<br />

untuk melakukan proses capture kondisi ruangan atau<br />

pengambilan gambar dan disimpan dalam file .jpg<br />

pada periode waktu tertentu. Dengan menggunakan<br />

metode Optical Flow, webcam akan mendeteksi dan<br />

mentracking jika ada arah gerakan telunjuk jari.<br />

Berdasarkan hasil penelitian, dari 120 percobaan<br />

yang telah dilakukan 117 diantaranya dinyatakan baik<br />

sehingga dapat diambil nilai keberhasilan penelitian<br />

sebesar 97,5%.<br />

Kata Kunci : tracking, metode Optical Flow,<br />

webcam, telunjuk jari.<br />

1. Pendahuluan<br />

Seiring perkembangan jaman, teknologi<br />

komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat.<br />

Perkembangan ini mendorong berkembangnya<br />

teknologi computer vision dan image processing yang<br />

tidak hanya memungkinkan komputer untuk dapat<br />

melakukan proses filtering pada citra (gambar) digital,<br />

namun juga untuk mengenali citra tersebut. Salah satu<br />

contohnya adalah dibidang interaksi manusia dengan<br />

komputer<br />

Teknik interaksi berbasis visi komputer<br />

menjadi kandidat teknik interaksi yang bersifat alami.<br />

Teknik ini tidak membutuhkan kontak langsung<br />

pengguna dengan peralatan input, melainkan komputer<br />

menangkap gerakan pengguna melalui kamera video<br />

dan menginterpretasikannya. Input secara visual dapat<br />

memberikan kemampuan penginderaan pada komputer<br />

sebagaimana manusia melakukan penginderaan<br />

menggunakan mata. Interaksi antar manusia secara<br />

alami tidak membutuhkan mouse atau keyboard,<br />

melainkan diantaranya menggunakan tangan, mata,<br />

dan telinga untuk mendapatkan informasi dari<br />

lingkungan.<br />

Interaksi manusia dengan komputer merupakan<br />

salah satu bidang penelitian yang banyak dilakukan,<br />

bahkan hingga saat ini karena memiliki berbagai<br />

aplikasi. Dibidang ini, pengambilan data dengan<br />

menggunakan kamera dapat digunakan sebagai proses<br />

input data. Beragam gerakan manusia, baik anggota<br />

badan yang melakukan gerakan ataupun pose yang<br />

dihasilkan, dapat diinterpretasikan terhadap beragam<br />

makna. Salah satu alternatif anggota badan manusia<br />

yang dapat digerakan untuk menghasilkan beragam<br />

pose adalah telunjuk jari. Metode Optical Flow<br />

mampu mengetahui pergerakan objek ketika ada objek<br />

yang bergerak (berpindah tempat). Hal ini berbeda<br />

dengan computer vision, dimana hasil perekaman alat<br />

optik (kamera) tidak dapat langsung diterjemahkan,<br />

didefinisikan dan dikenali oleh komputer atau sistem<br />

visual robot. Computer vision membutuhkan proses<br />

pengolahan (image processing) terlebih dahulu, seperti<br />

segmentasi, labelisasi, filterisasi, dan deteksi objek<br />

Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan<br />

dengan deteksi gerakan manusia dengan implementasi<br />

pada beragam aplikasi diantaranya penelitian yang<br />

pernah dilakukan tahun 2010 oleh Achmad Zaini [1]<br />

pada proyek akhirnya dengan judul Implementasi<br />

video surveillance untuk Sistem keamanan rumah<br />

berbasis JMF dan J2ME<br />

CCTV terhubung dengan komputer server<br />

untuk melakukan proses capture kondisi ruangan pada<br />

periode tertentu dimana setelah kamera CCTV<br />

mendeteksi adanya gerakan komputer server akan<br />

menghubungi handphone client melalui komunikasi<br />

serial yang kemudian handphone client yang didukung<br />

teknologi Java dan GPRS berfungsi untuk mengakses<br />

hasil capture ruangan. Dalam mendeteksi gerakan<br />

yang terjadi pada penelitian ini menggunakan metode<br />

yang sederhana yaitu metode thresholding hasil<br />

deteksi tepi dengan mencari beda antara dua citra yang<br />

berurutan pada hasil pencitraan.<br />

ISBN: 978-979-8689-14-7 249


Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications<br />

2. Optical Flow<br />

2.1 Gambaran Optical Flow<br />

Optical Flow adalah perkiraan gerakan suatu<br />

bagian dari sebuah citra berdasarkan turunan intensitas<br />

cahayanya pada sebuah sekuen citra. Pada ruang 2D<br />

hal ini berarti seberapa jauh suatu piksel citra<br />

berpindah diantra dua frame citra yang berurutan.<br />

Sedangkan pada ruang 3D hal ini berarti seberapa jauh<br />

suatu volume piksel (voxel) berpindah pada dua<br />

volume yang berurutan. Perhitungan turunan dilakukan<br />

berdasarkan perubahan intensitas cahaya pada kedua<br />

frame citra maupun volume. Perubahan intensitas<br />

cahaya pada suatu bagian citra dapat disebabkan oleh<br />

gerakan yang dilakukan oleh obyek, gerakan sumber<br />

cahaya, ataupun perubahan sudut pandang.<br />

2.2 Algoritma Lucas-Kanade<br />

Algoritma Lucas-Kanade, pertama kali<br />

diajukan pada tahun 1981, awalnya adalah sebuah<br />

usaha untuk mencari teknik registrasi citra yang cepat<br />

dengan memanfaatkan gradient intensitas spasial.<br />

Pada perkembangannya, algoritma ini kemudian<br />

menjadi salah satu algoritma optical flow yang<br />

penting. Berbeda dengan algoritma Horn-Schunk yang<br />

bekerja berbasis pada keseluruhan citra, algoritma ini<br />

bekerja berdasar pada informasi lokal yang diturunkan<br />

dari window kecil (patch) disekeliling titik yang<br />

diperhitungkan. Kelemahan digunakan window lokal<br />

kecil pada algorima Lucas-Kanade adalah tidak<br />

terdeteksinya gerakan-gerakan yang besar karena<br />

gerakan-gerakan tersebut jatuh diluar window.<br />

Permasalahan ini kemudian dapat diatasi dengan<br />

mengimplementasikan penyelesaian dengan prinsip<br />

piramida, yaitu pyramidal Lucas-Kanade. Prinsip ini<br />

merupakan penyelesaian berdasar iterasi dari level<br />

detil citra paling rendah hingga level detil citra paling<br />

tinggi.<br />

2.3 Pyramidal Lucas-Kanade<br />

Penyelesaian algoritma Lucas-Kanade dengan<br />

pendekatan piramida, atau disebut Pyramidal Lucas-<br />

Kanade diajukan pertama kali oleh Jean-Yves Bouguet<br />

(Bouguet, 2000). Pendekatan ini menggunakan prinsip<br />

piramida, yaitu bekerja dari detil citra paling rendah<br />

hingga detil citra paling tinggi (Gambar 1). Tujuannya<br />

adalah agar gerakan yang “besar” dapat<br />

diperhitungkan. Sementara asumsi yang digunakan<br />

pada algoritma Lucas-Kanade adalah gerakan yang<br />

“kecil” dan koheren, sehingga tidak dapat menangkap<br />

gerakan yang “besar”. Solusi untuk dapat menangkap<br />

gerakan yang “besar” pada algoritma Lucas-Kanade<br />

adalah dengan menggunakan window yang besar.<br />

Tetapi penggunaan window yang besar sering kali<br />

membuat gerakan yang ditangkap adalah gerakan yang<br />

tidak koheren. Algoritma Pyramidal Lucas-Kanade<br />

menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa<br />

menghilangkan asumsi gerakan yang koheren.<br />

Gambar 1. Pyramidal optical flow<br />

Algoritma Pyramidal Lucas-Kanade pertama<br />

bekerja pada layer piramida paling tinggi. Kemudian<br />

hasilnya digunakan sebagai titik awal untuk bekerja<br />

pada layer dibawahnya. Hal ini berlanjut hingga<br />

mencapai level paling rendah.<br />

3. Metode Penelitian<br />

Langkah-langkah yang dilakukan dalam<br />

penelitian ini secara umum dapat dibagi menjadi dua<br />

kegiatan utama, yaitu pengambilan data, dan<br />

pengolahan data. Pengambilan data adalah pekerjaan<br />

yang dilakukan pertama kali. Hasilnya adalah sekuen<br />

image gerak tangan. Sekuen image tersebt kemudian<br />

menjadi input bagi proses pengolahan data. Alur<br />

pekerjaan diperlihatkan pada gambar 2.<br />

Gambar 2. Blok Diagram Perancanaan Program<br />

3.1 Pengambilan data<br />

Untuk tahap pengambilan data webcam akan<br />

menerima perintah dari program untuk melakukan<br />

capture obyek secara kontinyu kemudian disimpan ke<br />

dalam server. Gambar atau image yang disimpan<br />

haruslah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.<br />

Adapun gambar disimpan dalam type BMP. Dan<br />

250


Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications<br />

gambar yang disimpan tersebut adalah gambar<br />

berwarna (true color) karena metode yang digunakan<br />

untuk mencari daerah warna merah adalah metode<br />

color detection dimana metode ini bertujuan untuk<br />

mendeteksi lokasi warna dari gambar dengan<br />

membuang seluruh bagian dari gambar yang tidak<br />

memiliki warna merah.<br />

Pada saat pengambilan data, telunjuk jari<br />

didepan kamera dengan (Gambar 3). Gerakan yang<br />

dibuat meliputi gerakan ke kiri, gerakan ke kanan,<br />

gerakan ke atas dan gerakan ke bawah. Pengujian<br />

dilakukan pada keadaan intensitas cahaya dan kondisi<br />

obyek yang berbeda – beda.<br />

Gambar 4. Flowchart fungsi deteksi warna merah<br />

Sebenarnya tetapan ini tidak harus mutlak bernilai 25<br />

melainkan ketetapan ini diambil dari hasil percobaan<br />

dengan sampel yang telah kita buat sebelumnya. Dan<br />

angka 25 tersebut adalah nilai yang dianggap tepat<br />

untuk mewakili batas antara warna merah dan bukan.<br />

Gambar 5 menggambarkan hasil proses deteksi warna.<br />

Gambar 3. Situasi Pengambilan Data<br />

3.2 Pengolahan Gambar<br />

Dalam tahap ini dibuat sebuah program untuk<br />

melakukan tracking terhadap telunjuk jari tangan.<br />

Metode tracking yang digunakan berbasis optical<br />

flow. Proses tracking diawali dengan identifikasi<br />

warna merah yang kemudian deteksi masing-masing<br />

tepi obyek dan deteksi arah pergerakan telunjuk jari.<br />

3.2.1 Deteksi Warna Merah<br />

Dalam tahap ini dibuat sebuah program untuk<br />

melakukan pendeteksian warna merah dengan<br />

menggunakan metode color detection dimana metode<br />

ini bertujuan untuk mengetahui piksel mana yang<br />

termasuk piksel warna merah dan mana piksel yang<br />

bukan piksel warna merah. Tahap ini adalah tahap<br />

dimana kita harus mencari daerah yang memiliki<br />

warna merah. Untuk mendapatkan daerah ini kita<br />

harus melakukan proses untuk mencari daerah warna<br />

merah dan memproses sampel untuk warna merah.<br />

Untuk memisahkan warna merah dari warna<br />

lainnya, dilakukan pengkondisian/thresholding pada<br />

nilai Cr dengan nilai threshold sebesar 25, proses ini<br />

digambarkan seperti pada gambar 4. Jika nilai Cr lebih<br />

besar daripada 25, maka warna tersebut merupakan<br />

warna merah. Jika tidak, maka warna tersebut bukan<br />

warna merah dan akan diganti dengan warna putih.<br />

Operasi tersebut dilakukan terhadap setiap piksel pada<br />

gambar.<br />

Gambar 5 Warna merah dan bukan warna merah<br />

3.2.2 Deteksi sisi lokasi obyek<br />

Pendeteksian sisi lokasi obyek merupakan<br />

tahapan dalam mencari nilai masing-masing sisi obyek<br />

seperti sisi kiri, atas, kanan dan bawah obyek. Obyek<br />

yang digunakan sebagai masukan (input) adalah<br />

gambar hasil deteksi warna merah, sehingga apabila<br />

proses deteksi warna merah gagal, maka dapat<br />

dipastikan bahwa proses deteksi tepi obyek ini akan<br />

gagal pula.<br />

Proses deteksi lokasi tepi obyek dilakukan<br />

dengan menelusuri nilai pada masing-masing sisi<br />

obyek, sehingga akan didapat lokasi dari batas kiri,<br />

atas, dan kanan obyek seperti pada gambar 6.<br />

251


Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications<br />

Gambar 9 memperlihatkan beberapa frame dari sekuen<br />

image tersebut.<br />

Gambar 6. Pencarian nilai sisi kiri, kanan, atas dan bawah<br />

obyek<br />

Untuk membedakan antara noise dan obyek,<br />

dilakukan pengkondisian/thresholding pada nilai<br />

masing-masing sisi obyek sebesar >=30. Jika nilai sisi<br />

obyek lebih besar daripada 30, maka warna tersebut<br />

merupakan obyek. Jika tidak, maka warna tersebut<br />

bukan obyek atau noise seperti yang diperlihatkan<br />

pada alur gambar 7.<br />

Gambar 9. Beberapa Frame Sekuen Image Gerak Tangan<br />

4.2 Deteksi warna merah<br />

Deteksi warna merah bertujuan untuk<br />

mengetahui piksel mana yang termasuk piksel warna<br />

merah dan mana piksel yang bukan piksel warna<br />

merah<br />

Perco<br />

baan<br />

Tabel 1. Deteksi Warna Merah<br />

Berhasil Tidak Berhasil<br />

Kr Kn At Bw Kr Kn At Bw<br />

JP<br />

1 9 9 10 10 1 1 0 0 40<br />

2 9 10 10 10 1 0 0 0 40<br />

Gambar 7 Memisahkan antara obyek dan noise<br />

Setelah sisi obyek sebelah kanan, kiri, atas<br />

dan bawah obyek dapat terdeteksi maka akan<br />

diperlihatkan hasil deteksi lokasi obyek seperti pada<br />

gambar 8.<br />

Gambar 8 Deteksi sisi lokasi obyek<br />

4. Hasil dan Pembahasan<br />

4.1 Pengambilan data<br />

Output dari proses pengambilan data adalah<br />

sekuen image gerakan telunjuk jari. Gerakan yang<br />

dilakukan tangan meliputi gerakan ke atas, ke bawah,<br />

ke kiri dan ke kanan. Gerakan dilakukan dengan<br />

telunjuk jari menghadap kamera (frontal view).<br />

3 8 9 8 10 2 1 2 0 40<br />

Jumlah 120<br />

Keterangan :<br />

Kr=Kiri, Kn=Kanan, At=Atas, Bw=Bawah dan<br />

JP=Jumlah Percobaan<br />

Tabel 1. menunjukkan hasil dari deteksi<br />

warna untuk beberapa percobaan pada waktu yang<br />

berbeda-beda. Deteksi warna merah dikatakan baik<br />

apabila dapat dibedakannya antara piksel yang<br />

termasuk warna merah dengan piksel yang bukan<br />

piksel warna merah sedangkan hasil dikatakan tidak<br />

baik apabila tidak dapat dibedakannya antara piksel<br />

yang termasuk warna merah dengan piksel yang<br />

menghasilkan warna merah yang terbuang atau bahkan<br />

tidak terdeteksi sama sekali.<br />

Berdasarkan hasil percobaan terlihat dari 120<br />

percobaan yang telah dilakukan 113 diantaranya<br />

dinyatakan baik dan 8 dinyatakan tidak baik sehingga<br />

dapat diambil nilai keberhasilan sebesar 93,3%. Hasil<br />

deteksi yang tidak baik diakibatkan oleh pencahayaan<br />

pada waktu pengambilan gambar yang dapat<br />

mempengaruhi hasil deteksi warna merah.<br />

252


Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications<br />

4.3 Deteksi lokasi sisi obyek<br />

Pendeteksian lokasi sisi obyek merupakan<br />

tahapan dalam mencari nilai masing-masing sisi obyek<br />

seperti sisi kiri, atas, kanan dan bawah obyek<br />

Perco<br />

baan<br />

Tabel 2. Deteksi sisi lokasi obyek<br />

Berhasil<br />

Tidak Berhasil<br />

Kr Kn At Bw Kr Kn At Bw<br />

1 10 10 10 10 0 0 0 0 40<br />

2 10 10 10 10 0 0 0 0 40<br />

3 9 9 9 10 1 1 1 0 40<br />

JP<br />

Jumlah 120<br />

Keterangan :<br />

Kr=Kiri, Kn=Kanan, At=Atas, Bw=Bawah dan<br />

JP=Jumlah Percobaan<br />

Dari tabel 2. menunjukkan hasil dari deteksi<br />

lokasi sisi obyek. Deteksi lokasi obyek dikatakan baik<br />

apabila semua nilai sisi kiri, kanan, atas dan bawah<br />

obyek dapat dicari nilainya sedangkan deteksi lokasi<br />

obyek dikatakan tidak baik apabil ada salah satu atau<br />

bahkan nilai dari masing-masing sisi obyek tidak<br />

terdeteksi.<br />

Berdasarkan hasil percobaan terlihat dari 120<br />

percobaan yang telah dilakukan 117 diantaranya<br />

dinyatakan baik sehingga dapat diambil nilai<br />

keberhasilan sebesar 97,5% sedangkan 3 diantaranya<br />

dinyatakan tidak baik, hal ini dikarenakan deteksi<br />

warna merah pada waktu pengambilan gambar<br />

mempengaruhi hasil deteksi lokasi dimana ketika<br />

piksel warna merah yang terdeteksi kurang dari 30<br />

maka warna merah ini dianggap sebagai noise<br />

sehingga tidak terdeteksi sebagai obyek.<br />

4.4 Deteksi gerakan menjauh dari kamera<br />

Pada pendeteksian lokasi sisi obyek ini<br />

dilakukan pendeteksian terhadap sisi kiri, kanan, atas<br />

dan bawah obyek dengan gerakan yang dilakukan<br />

semakin menjauhi kamera.<br />

Perco<br />

baan<br />

Tabel 3. Deteksi sisi lokasi obyek gerakan menjauh<br />

Arah<br />

Gerakan<br />

1 Kiri<br />

2 Kanan<br />

Nilai<br />

Hasil<br />

deteksi/jumlah<br />

47 Baik<br />

45 Baik<br />

41 Baik<br />

31 Baik<br />


Image, Acoustic, Speech and Signal Processing Technologies and Applications<br />

5. Kesimpulan<br />

Berdasarkan hasil penelitian yang telah<br />

dilakukan, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan<br />

sebagai berikut :<br />

1. Untuk membedakan antara noise dan obyek,<br />

dilakukan pengkondisian/thresholding berupa<br />

nilai minimal untuk dikatakan sebagai obyek.<br />

2. Obyek dapat terdeteksi ketika nilai piksel<br />

warna merah yang terdeteksi kurang dari 31<br />

untuk arah ke kanan dan ke kiri, kemudian 50<br />

untuk arah ke atas dan 102 untuk arah ke<br />

bawah.<br />

3. Dari 120 percobaan yang telah dilakukan 117<br />

diantaranya dinyatakan baik sehingga dapat<br />

diambil nilai keberhasilan deteksi gerakan<br />

sebesar 97,5%.<br />

4. Kelanjutan dari penelitian ini akan bisa<br />

dikembangkan untuk tracking obyek bergerak<br />

seperti Aplikasi realtime object tracking.<br />

Gambar 10. Flowchart deteksi arah gerakan telunjuk jari<br />

Berdasarkan hasil percobaan, keberhasilan<br />

pendeteksian arah gerakan sangat dipengaruhi oleh hasil<br />

deteksi lokasi obyek. Bila deteksi obyek berhasil maka dapat<br />

dipastikan 100% deteksi arah gerakan akan menunjukkan<br />

arah gerakan yang benar. Sehingga dari 120 percobaan yang<br />

telah dilakukan didapatkan nilai keberhasilan pendeteksian<br />

arah gerakan sebesar 97,5%.<br />

Gambar 11. Hasil deteksi arah gerakan telunjuk jari,<br />

(a) sisi kiri obyek, (b) sisi kanan obyek, (c) sisi atas obyek,<br />

(d) sisi bawah obyek, (e) obyek yang bergerak ke kiri,<br />

dan (f) output.<br />

Daftar Pustaka :<br />

[1] Zaini, A., "Implementasi vide surveillance untuk<br />

keamanan rumah berbasis JMF dan J2ME",<br />

Proyek Akhir PENS-ITS, 2009.<br />

[2] Mahtarami, .A, " Tracking gerak tangan Berbasis<br />

pyramidal lucas-kanade", URL: http://<br />

digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate10509-<br />

Paper.pdf, 2010.<br />

[3] Ramadijanti, N,. “Color detection ”, URL :<br />

http://lecturer.eepisits.edu/~nana/index_files/mat<br />

eri/ Prak_Citra/ Prak9ColorDetection.pdf, 2010.<br />

[4] Amalia, Rizky., " Menilai kepribadian seseorang<br />

melalui Wajah", Proyek Akhir PENS-ITS, 2006.<br />

[5] Baron, J.L., dan Thacker, N.A., “Tutorial:<br />

Computing 2D and 3D optical flow”, Tina<br />

Memo Internal No. 2004-12, Manchester, UK.<br />

1995.<br />

[6] Bouguet, J.Y., ”Pyramidal Implementation of The<br />

Lucas-Kanade Feature Tracker”, Intel. 2000.<br />

[7] Lu, N. , G., et. al, “An Improved motion<br />

Detection Method for Real-Time Surveillance”<br />

International Journal of Computer Science, 35:1,<br />

IJCS_35_1_16, 2008.<br />

[9] Catalano, G., et. al., “optical flow”, URL :<br />

http://www.cvmt.dk/education/teaching/f09/VGI<br />

S8/AIP/opticalFlow.pdf, 2009.<br />

[10] Aleix M. Martinez “optical flow”, URL:<br />

http://www.ece.osu.edu/ ~aleix/OpticalFlow.pdf,<br />

2003.<br />

254

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!