29.12.2014 Views

mekanisme terjadinya nyeri kepala primer dan prospek ...

mekanisme terjadinya nyeri kepala primer dan prospek ...

mekanisme terjadinya nyeri kepala primer dan prospek ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

MEKANISME TERJADINYA NYERI KEPALA PRIMER DAN PROSPEK<br />

PENGOBATANNYA<br />

HASAN SJAHRIR<br />

Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Sumatera Utara<br />

Assalamu'alaikum Wr. Wb.<br />

Yang terhormat,<br />

Bapak Ketua <strong>dan</strong> anggota Dewan Penyantun Universitas Sumatera Utara<br />

Bapak Rektor <strong>dan</strong> pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara<br />

Anggota Senat Universitas Sumatera Utara<br />

Pimpinan Fakultas <strong>dan</strong> Lembaga di lingkungan Universitas Sumatera Utara<br />

Direktur Rumah Sakit tempat Pendidikan Neurologi di Me<strong>dan</strong><br />

Sejawat segenap Civitas Akademica Universitas Sumatera Utara<br />

Para un<strong>dan</strong>gan <strong>dan</strong> hadirin yang saya muliakan,<br />

Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan saya memanjatkan puji<br />

syukur kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat <strong>dan</strong> karunia-Nya kepada kita<br />

sekalian sehingga kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal 'afiat<br />

pada hari ini, yang merupakan saat yang berbahagia bagi saya sekeluarga. Bersama<br />

ini saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia yang<br />

telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mendapatkan jabatan Guru Besar<br />

Temp bi<strong>dan</strong>g Neuroiogi di Universitas Sumatera Utara.<br />

Ijinkanlah saya menyampaikan pidato mengenai beberapa hal kemajuan di<br />

bi<strong>dan</strong>g ilmu penyakit safar yang berhubungan dengan penyakit yang paling sering<br />

dikeluhkan sehari-hari dari masyarakat yaitu masalah <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> yang berjudul:<br />

Mekanisme <strong>terjadinya</strong> Nyeri Kepala Primer <strong>dan</strong> <strong>prospek</strong> pengobatannya<br />

Para hadirin yang saya muliakan,<br />

Sebahagian besar orang pernah mengalami <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>(sefalgi) pada<br />

sepanjang hidupnya, terbukti dari hasil penelitian population base di Singapore dari<br />

Ho dkk 7 didapati prevalensi life time <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> penduduk Singapore adalah pria<br />

80%, wanita 85% (p= 0.0002). Angka tersebut hampir mirip dengan hasil penelitian<br />

pendahuluan Sjahrir dkk 7 di Me<strong>dan</strong> terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran USU<br />

mendapati hasilpria 78% se<strong>dan</strong>gkan wanitanya 88%. Dari basil pengamatan jenis<br />

penyakit dari pasien yang berobat jalan di praktek sore penulis selama tahun 2003,<br />

ternyata <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> menduduki proporsi tempat yang teratas, sekitar 42% dari<br />

keseluruhan pasien neurologi. 35 Maka dari itu perlu dilakukan perhatian yang serius<br />

<strong>dan</strong> secara kontinyu terhadap perkembangan kemajuan ilmu perihal <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> ini.<br />

Yang disebut sebagai Nyeri <strong>kepala</strong> <strong>primer</strong> adalah suatu <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> tanpa<br />

disertai a<strong>dan</strong>ya penyebab strukturalorganik. Berdasarkan klasifikasi Internasional<br />

Nyeri Kepala Edisi 2 dari IHS (International Headache Society) yang terbaru tahun<br />

2004, Nyeri Kepala Primer terdiri atas Migraine, Tension type Headache; Cluster<br />

Headache and other trigeminal-autonomic cephalalgias dari Other Primary<br />

Headaches. 34 Banyak faktor yang berperan dalam <strong>mekanisme</strong> patofisiologi <strong>nyeri</strong><br />

<strong>kepala</strong> <strong>primer</strong> ini, akan tetapi pada dasarnya secara umum patofisiologinya hampir<br />

mirip satu sama lainnya dengan disertai a<strong>dan</strong>ya sedikit perbedaan spesifik yang<br />

masing masing belum diketahui selengkapnya dengan benar. Dalam pidato ini di<br />

jelaskan <strong>mekanisme</strong> perkembangan terkini mengenai neuropatofisiologi <strong>dan</strong><br />

pengobatan <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> <strong>primer</strong> berdasarkan bukti bukti penelitian yang teruji. Lebih<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 1


tabu mengenai hal <strong>mekanisme</strong> <strong>terjadinya</strong> suatu penyakit, maka lebih tabu pula kita<br />

mengenai <strong>prospek</strong> pengobatannya untuk masa mendatang.<br />

Patofisiologi Nyeri <strong>kepala</strong>.<br />

Pada <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal <strong>dan</strong> neuron<br />

trigeminal sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit <strong>dan</strong> kutaneus<br />

allodynia didapat pada penderita yang mendapat serangan migren <strong>dan</strong> <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong><br />

kronik lain yang disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron<br />

trigeminalsentral. 3<br />

lnervasi sensoris pembuluh darah intrakranial sebahagian besar berasal dari<br />

ganglion trigeminal dari didalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid<br />

dimana jumlah <strong>dan</strong> peranannya adalah yang paling besar adalah CGRP(Calcitonin<br />

Gene Related Peptide), kemudian diikuti oleh SP(substance P), NKA(Neurokinin A),<br />

pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP) nitricoxide (NO), molekul<br />

prostaglandin E 2 (PGEJ 2 ) bradikinin, serotonin(5-HT) <strong>dan</strong> adenosin triphosphat (ATP),<br />

mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor2. Khusus untuk <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> klaster<br />

clan chronic parox-ysmal headache ada lagi pelepasan VIP(vasoactive intestine<br />

peptide) yang berperan dalam timbulnya gejala nasal congestion <strong>dan</strong> rhinorrhea. 10,14<br />

Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses <strong>nyeri</strong> adalah<br />

opioid dynorphin, sensory neuron-specific sodium channel(Na v 1.8), purinergic<br />

reseptors(P2X 3 ), isolectin B 4 (IB 4 ) , neuropeptide Y , galanin <strong>dan</strong> artemin reseptor (<br />

GFR-∝3 = GDNF Glial Cell Derived Neourotrophic Factor family receptor-∝3). 29<br />

Sistem ascending <strong>dan</strong> descending pain pathway yang berperan dalam transmisi <strong>dan</strong><br />

modulasi <strong>nyeri</strong> terletak dibatang otak. Batang otak memainkan peranan yang paling<br />

penting sebagai dalam pembawa impuls nosiseptif <strong>dan</strong> juga sebagai modulator<br />

impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebahagian besar berpusat di batang<br />

otak (misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus<br />

<strong>dan</strong> reticular formation), ia mengatur integrasi <strong>nyeri</strong>, emosi <strong>dan</strong> respons otonomik<br />

yang melibatkan konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hipotalamus,<br />

anterior cyngulate cortex, <strong>dan</strong> struktur sistem limbik lainnya. Dengan demikian<br />

batang otak disebut juga sebagai generator <strong>dan</strong> modulator sefalgi. 25<br />

Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada<br />

periaquaduct grey(PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya <strong>nyeri</strong><br />

<strong>kepala</strong> seperti migren (migraine like headache).Pada penelitian MRI(Magnetic<br />

Resonance Imaging) terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren,<br />

CDH(Chronic Daily Headache) <strong>dan</strong> sampel kontrol yang non sefalgi, didapat bukti<br />

a<strong>dan</strong>ya peninggian deposisi Fe di PAG pada penderita migren <strong>dan</strong> CDH dibandingkan<br />

dengan kontrol. 15<br />

Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas .Pada CDH justru yang<br />

paling berperan adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor<br />

NMDA(N-metil-D-Aspartat), produksi NO <strong>dan</strong> supersensitivitas akan menaikkan<br />

produksi neuropeptide sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor<br />

serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP(cytoplasmic<br />

Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar CGRP, SP maupun NKA juga tampak<br />

meninggi pada likuor pasien CDH. 26<br />

Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid<br />

analgetik yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren,<br />

terjadi disregulasi dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan a<strong>dan</strong>ya analgesic<br />

overusedmaka terjadi desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren<br />

menjadi CDH.15<br />

A<strong>dan</strong>ya inflamasi steril pada <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> ditandai dengan pelepasan kaskade<br />

zat substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin lL1 (Interleukin .1), lL6<br />

<strong>dan</strong> TNF∝ (Tumor Necrotizing Factor ∝) <strong>dan</strong> NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 2


melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin <strong>dan</strong> arachidonic<br />

acid dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses<br />

inflamasi, terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific<br />

sodium/SNS, <strong>dan</strong> SNS-2)<strong>dan</strong> peptides(CGRP, SP). 14.24<br />

Patofisiologi Migren<br />

Cutaneous allodynia(CA) adalah nafsu <strong>nyeri</strong> yang ditimibulkan oleh stimulus non<br />

noxious terhadap kulit normal 14.27 Saatserangan/migren 79% pasien menunjukkan<br />

cutaneus allodynia(CA) di daerah <strong>kepala</strong> ipsilateral <strong>dan</strong> kemudian dapat menyebar<br />

kedaerah kontralateral <strong>dan</strong> kedua lengan. 27<br />

Allodynia biasanya terbatas pada daerah ipsilateral <strong>kepala</strong>, yang menandakan<br />

sensitivitas yang meninggi dari neuron trigeminal sentral(second-order) yang<br />

menerima input secara konvergen. Jika allodynia lebih menyebar lagi, ini disebabkan<br />

karena a<strong>dan</strong>ya kenaikan sementara daripada sensitivitas third order neuron yang<br />

menerima pemusatan input dari kulit pada sisi yang berbeda, seperti sama baiknya<br />

dengan dari duramater maupun kulit yang sebelumnya. 14<br />

Ada 3 hipotesa dalam hal patofisiologi migren yaitu: 27<br />

Pada migren yang tidak disertai CA, berarti sensitisasi neuron ganglion trigeminal<br />

sensoris yang meng inervasi duramater<br />

Pada migren yang menunjukkan a<strong>dan</strong>ya CA hanya pada daerah referred pain, berarti<br />

terjadi sensitisasi perifer dari reseptor meninggal(first order) <strong>dan</strong> sensitisasi sentral<br />

dari neuron komu dorsalis medula spinalis(second order) dengan daerah<br />

reseptifperiorbital.<br />

Pada migren yang disertai CA yang meluas keluar dari area referred pain, terdiri atas<br />

penumpukan <strong>dan</strong> pertambahan sensitisasi neuron talamik(third order) yang meliputi<br />

daerah reseptif seluruh tubuh.<br />

Pada penderita migren, disamping terdapat <strong>nyeri</strong> intrakranial juga disertai<br />

peninggian sensitivitas kulit. Sehingga patofisiologi migren diduga bukan hanya<br />

a<strong>dan</strong>ya iritasi pain fiber perifer yang terdapat di pembuluh darah intrakranial, akan<br />

tetapi juga terjadi kenaikan sensitisasi set safar sentral terutama pada sistem<br />

trigeminal, yang memproses informasi yang berasal dari struktur intrakranial <strong>dan</strong><br />

kulit 27<br />

Pada beberapa penelitian terhadap penderita migren dengan aura, pada saat<br />

paling awal serangan migren diketemukan a<strong>dan</strong>ya penurunan cerebral blood<br />

flow(CBF) yang dimulai pada daerah oksipital <strong>dan</strong> meluas pelan2 ke depan sebagai<br />

seperti suatu gelombang ("spreading oligemia'; <strong>dan</strong> dapat menyeberang korteks<br />

dengan kecepatan 2-3 mm per menit. hal ini berlangsung beberapa jam <strong>dan</strong><br />

kemudian barulah diikuti proses hiperemia. Pembuluh darah vasodilatasi, blood flow<br />

berkurang, kemudian terjadi reaktif hiperglikemia <strong>dan</strong> oligemia pada daerah<br />

oksipital, kejadian depolarisasi set saraf menghasilkan gejala scintillating aura,<br />

kemudian aktifitas set safar menurun menimbulkan gejala skotoma. Peristiwa<br />

kejadian tersebut disebut suatu cortical spreading depression (CDS). CDS<br />

menyebabkan hiperemia yang berlama didalam duramater, edema neurogenik<br />

didalam meningens <strong>dan</strong> aktivasi neuronal didalam TNC (trigeminal nucleus caudalis)<br />

ipsilateral. Timbulnya CSD <strong>dan</strong> aura migren tersebut mempunyai kontribusi pada<br />

9.16<br />

aktivasi trigeminal, yang akan mencetuskan timbulnya <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> Pada<br />

serangan migren, akan terjadi fenomena pain pathway pada sistem<br />

trigeminovaskuler, dimana terjadi aktivasi reseptor NMDA, yang kemudian diikuti<br />

peninggian Ca sebagai penghantar yang menaikkan aktivasi proteinkinase seperti<br />

misalnya 5-HT, bradykinine, prostaglandin, <strong>dan</strong> juga mengaktivasi enzym NOS.<br />

Proses tersebutlah sebagai penyebab a<strong>dan</strong>ya penyebaran <strong>nyeri</strong>, allodynia <strong>dan</strong><br />

hiperalgesia pada penderita migren. 27<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 3


Fase sentral sensitisasi padamigren, induksi <strong>nyeri</strong> ditimbulkan oleh komponen<br />

inflamasi yang dilepas dari dura, seperti oleh ion potasium, protons, histamin,<br />

5HT(serotonin), bradikin, prostaglandin Edi pembuluh darah serebral, <strong>dan</strong> serabut<br />

safar yang dapat menimbulkan <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>. Pengalih komponen inflamasi tersebut<br />

terhadap reseptor C fiber di meningens dapat dihambat dengan obat2an NSAIDs(non<br />

steroid anti inflammation drugs) <strong>dan</strong> 5-HT 1B/1D agonist, yang memblokade reseptor<br />

vanilloid <strong>dan</strong> reseptor acid-sensittive ion channel yang juga berperan melepaskan<br />

unsur protein inflamator)27<br />

Fase berikutnya dari sensitisasi sentral dimediasi oleh aktivasi reseptor<br />

presinap NMDA purinergic yang mengikat adenosine triphosphat(reseptor P2X 3 ) <strong>dan</strong><br />

reseptor 5-HT IB/ID pada terminal sentral dari nosiseptor C tiber. Nosiseptor C-fiber<br />

memperbanyak pelepasan transmitter. Jadi obat2an yang mengurangi pelepasan<br />

transmitter seperti mu-opiate, adenosine <strong>dan</strong> 5-HT IB/ID reseptor agonist, dapat<br />

mengurangi induksi daripada sensitisasi sentral.<br />

Proses sensitisasi di reseptor meningeal perivaskuler mengakibatkan<br />

hipersensitivitas intrakranial dengan manifestasi sebagai perasaan <strong>nyeri</strong> yang<br />

ditimbulkan oleh berbatuk, rasa mengikat di<strong>kepala</strong>, atau pada saat menolehkan<br />

<strong>kepala</strong>. Se<strong>dan</strong>gkan sensitivitas pada sentral neuron trigeminal menerangkan proses<br />

timbulnya <strong>nyeri</strong> tekan pada daerah ektrakranial <strong>dan</strong> cutaneus allodynia. Sehingga<br />

ada pendapat bahwa a<strong>dan</strong>ya cutaneus allodynia (CA) dapat sebagai marker dari<br />

a<strong>dan</strong>ya sentral sensitisasi pada migren.<br />

Pada pemberian sumaptriptan maka aktivitas batang otak akan stabil <strong>dan</strong><br />

menyebabkan gejala migrenpun akan menghilang sesuai dengan pengurangan<br />

aktivasi di cingulate, auditory <strong>dan</strong> visual association cortical. Hal itu menunjukkan<br />

bahwa patogenesis migren sehubungan dengan a<strong>dan</strong>ya aktivitas yang imbalance<br />

antara brain stem nuclei regulating antinoception dengan vascular control. Juga<br />

diduga bahwa a<strong>dan</strong>ya aktivasi batang otak yang menetap itu berkaitan dengan<br />

durasi serangan migren <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya serangan ulang migren sesudah efek obat<br />

sumatriptan terse but menghilang. 15<br />

Kruit MC 34 dalam laporan penelitiannya yang dimuat pada The Journal of<br />

American Medical Association Januari 2004 vot 291 mengenai gambaran MRI yang<br />

supersensitif pada 161 pasien migren dibandingkan dengan 141 orang tanpa migren.<br />

Temuan ini telah mengubah pan<strong>dan</strong>gan terhadap migren yang selama ini dianggap<br />

sebagai suatu episodic disorder dengan gejala transient menjadi suatu chronic<br />

progressive disorder yang mengakibatkan perubahan permanen dari parenkhim otak.<br />

Pada subyek kontrol tanpa migren didapati 38% a<strong>dan</strong>ya tiny brain lesion. Peneliti<br />

mendapatkan a<strong>dan</strong>ya lesi diotak yang lebih banyak <strong>dan</strong> lebih luas pada pasien<br />

wanita migren 2 kali banyak dibandingkan dengan laki2 secara signifikan. Pasien<br />

yang lebih sering mendapat serangan migren <strong>dan</strong> juga disertai aura lebih banyak<br />

menunjukkan lesi infark dibandingkan tanpa aura.<br />

Patofisiologi Tension Type Headache.<br />

Pada penderita Tension type headache didapati gejala yang menonjol yaitu<br />

<strong>nyeri</strong> tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls<br />

nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar ke<strong>kepala</strong> mengakibatkan timbulnya<br />

<strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> <strong>dan</strong> <strong>nyeri</strong> yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat<br />

insersinya 28 .<br />

TTH adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, <strong>dan</strong><br />

miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang<br />

menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal<br />

pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing2 individu mempunyai<br />

sifat self limiting yang berbeda bedaa dalam hal intensitas <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>nya. 13<br />

8<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 4


Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan alat<br />

palporneter (yang diketernukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan<br />

skor <strong>nyeri</strong>tekan terhadap otot tersebut.<br />

Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen 28 ) telah<br />

menernukan metode palpasi manual untuk penelitian <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> dengan cara<br />

palpasi secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke2 <strong>dan</strong> ke 3 ke otot yang<br />

diperiksa, <strong>nyeri</strong> tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring<br />

system. Yaitu suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi antara reaksi<br />

behaviour dengan reaksi verbal dari penderita: 28<br />

Pada penelitian Bendtsen tabun 1996 terhadap penderita chronic tension type<br />

headache (yang dikutip oleh Bendtsew8) teryata otot yang mempunyai nilai Local<br />

tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher <strong>dan</strong> otot<br />

sternocleidomastoid. 28 Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi<br />

dengan intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik. Belum<br />

diketahui secara jelas apakah <strong>nyeri</strong> tekan otot tersebut mendahului atau sebab<br />

akibat daripada <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>, atau <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> yang timbul dahulu baru timbul <strong>nyeri</strong><br />

tekan otot. Pada migren dapat juga terjadi <strong>nyeri</strong> tekan otot, akan tetapi tidak selalu<br />

berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan migren.<br />

Nyeri miofascial adalah suatu <strong>nyeri</strong> pada otot bergaris termasuk juga struktur<br />

fascia <strong>dan</strong> tendonnya. 35 Dalam keadaan normal <strong>nyeri</strong> miofascial di mediasi oleh<br />

serabut kecil bermyelin (Aoc) <strong>dan</strong> serabut tak bermyelin (C), se<strong>dan</strong>gkan serabut<br />

tebal yang bermyelin (A∝ <strong>dan</strong> AB) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi<br />

yang ringan/ tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious <strong>dan</strong> inocuous event,<br />

seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi<br />

terangsang <strong>dan</strong> timbul proses sensitisasi serabut Aa <strong>dan</strong> serabut C yang berperan<br />

menambah rasa <strong>nyeri</strong> tekan pada tension type headache.<br />

Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot <strong>kepala</strong><br />

<strong>dan</strong> leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam<br />

tension type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle<br />

contraction headache. Akan tetapi pada akhir2 ini pada beberapa penelitian2 yang<br />

menggunakan EMG( elektromiografi) pada penderita tension type headache ternyata<br />

hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan<br />

iskemik otot,jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula<br />

adaptasi protektif terhadap <strong>nyeri</strong>. Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi<br />

tanpa a<strong>dan</strong>ya <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>.<br />

Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger<br />

point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua<br />

otot) 28 Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin( dilepas dari platelet),<br />

bradikinin( dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) <strong>dan</strong> Kalium (yang<br />

dilepas dari sel otot), SP <strong>dan</strong> CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulan<br />

sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat<br />

ini adalah peran miofascial terhadap timbulnya tension type headache.<br />

Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap<br />

nosiseptor, se<strong>dan</strong>g yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi<br />

otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory<br />

activity, <strong>dan</strong> hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan<br />

terhadap timbulnya <strong>nyeri</strong> pada Tension type Headache. Semua nilai ambangpressure<br />

pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik<br />

maupun ekstrasefalik 28<br />

Stress <strong>dan</strong> depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus(87%),<br />

exacerbasi maupun mempertahankan lamanya <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>. 33 Prevalensi life time<br />

depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai a<strong>dan</strong>ya<br />

defisit kadar serotonin <strong>dan</strong> noradrenalin di otaknya.<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 5


Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa<br />

kecepatan biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan dengan<br />

wanita. Dengan bukti tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti bahwa angka<br />

kejadian depresi pada wanita lebih tinggi 2- 3 kali dari pria. 32.36<br />

CGRP<br />

CGRP immunoreactive fibres bermula dari ganglion trigeminal yang<br />

menginervasi pembuluh darah serebral bagian kranial. Terletak di serabut safar<br />

perivaskuler yang mensupply sebahagian arteri serebral besar (seperti misalnya<br />

arteri ternporalis superfisial) <strong>dan</strong> pial arteriole dipermukaan korteks.<br />

CGRP didapati dalam jumlah yang terbanyak (40% dari sel body semua sel<br />

neuron) bersamaan dengan SP(18%), <strong>dan</strong> neurotransmitter lain NOS(15%), <strong>dan</strong><br />

PACAP(20%) di serabut sensoris trigeminal perivaskuler. 2,10<br />

Fungsi CGRP di neuron sensoris belumlah jelas sekali, diduga berfungsi<br />

sebagai vasodilator atau " anti-vasokonstriktor". 11 Stimuli pada serabut safar<br />

sensoris tersebut mengakibatkan pelepasan CGRP sehingga menyebabkan<br />

vasodiiatasi serebral terutama arteri serebri media. CGRP juga berperan sebagai<br />

mediator dalam proses inflamasi neurogenik <strong>dan</strong> CGRP juga berpengaruh<br />

menurunkan tekanan darah .Pada saat serangan migren datang ternyata CGRP<br />

meninggi dalam darah didaerah vena jugularis ekstema (cephalic release) yang<br />

kemudian mengalir ke daerah jaringan ekstrakranial seperti pada duramater <strong>dan</strong><br />

ganglion Gasseri, se<strong>dan</strong>gkan didaerah ekstrakranial lain tidak meninggi . 2<br />

CGRP bukan hanya dapat berperan sebagai penyebab timbulnya proses <strong>nyeri</strong><br />

<strong>kepala</strong> seketika, akan tetapi berperan menginduksi timbulnya migren. CGRP akan<br />

meninggi pada penderita migren maupun <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> klaster 10,12 Sehingga peptide<br />

CGRP ini menjadi suatu marker bagi penderita migren.Se<strong>dan</strong>gkan VIP menjadi suatu<br />

marker bagi aktifitas parasematik . Pada saat serangan migren kadar SP tidak<br />

meninggi, sehingga diduga bahwa SP tidak ikut berperan dalam bagian proses<br />

nosisepsi vaskular.<br />

NOS & PACAP<br />

peranan NO pada sistem sensoris belum jelas benar, kan tetapi diduga kuat<br />

bahwa NO berpatisipasi dalam patogengenisis timbulnya sefalgi <strong>primer</strong>. 10,13<br />

No juga berperan sebagai mediator pelepasan CGRP untuk menginduksi <strong>nyeri</strong><br />

Kepala. NO mempunyai sifat otoinduksi dimana akan terjadi produksi NO yang<br />

berlama. Trannmitter2 tersebut dilepas pada ruang perivaskuler <strong>dan</strong> kemudian<br />

mengalir difus kedarah vena. 2<br />

OS (Nitric Oxyde Synthesa)serabut saraf perivascular terutama disirkulasi<br />

seberal pembuluh darah besar <strong>dan</strong> didaerah sphenopalatina <strong>dan</strong> ganglia<br />

oticucum. 10,12<br />

A<strong>dan</strong>ya NOS Immunureactivy didalam sel bodi saraf trigeminal menunjukan<br />

bahwa NO berperan dalam induksi timbulnya migren, TTH <strong>dan</strong> <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong><br />

klaster. 10,13 NO dilepas dari endotel atau dari saraf perivaskuler, <strong>dan</strong> mengaktifkan<br />

sistem guanylate cyclase pada sel otot polos. Kejadian ini mengakibatkan penurunan<br />

kadar C a++ intraseluler, vasodilatasi <strong>dan</strong> ini akan mengaktivasi struktur pain sensitif<br />

disekitar pembuluh darah kranial 10<br />

Diduga pada tension type headache aktivasi terhadap brain stem interneuron lebih<br />

sedikit sedikit dibandingkan dengan migren 3 . Keadaan tersebut diatas menyokong<br />

teori bahwa <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> disebabkan aktivitasi batang otak.<br />

Keberadaan PACAP bersamaan dengan SP <strong>dan</strong> CGRP diserabut saraf <strong>dan</strong><br />

ganglia. Ia terdapat di dorsal horn medula spinalis, <strong>dan</strong> di sel bodi ganglia spinal<br />

spinal <strong>dan</strong> ganglia trimegeminal, diganglia <strong>dan</strong> parasimpatik, homolog dengan<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 6


VIP.PACAP berperan penting sebagai neuromodulator di sistem sensorik <strong>dan</strong><br />

otonomik. PACAP membuat dilatasi <strong>dan</strong> kenaikan ceberal blood flow 10<br />

SP & NEUROKININ<br />

Substance (SP) adalah suatu neuropeptide pain transmitter yang berfungsi<br />

sebagai nosisepsi modulator, inflamsi neurogenik <strong>dan</strong> menjadi suatu bagian integral<br />

CNS pathway dari stress psikologis 4 .Juga Substance P berfungsi sebagai vasodilator<br />

yang potensial 10 . Jika timbul suatu stress maka Subtance P akan dilepas sebagai<br />

respon terhadap stress atau depresi tersebut.<br />

Substance P adalah termasuk salah satu jenis famili neurokinin. HANya jenis<br />

reseptor Neurokinin 1 (NK1) yang mempunyai afinitas kuat dengan substance P.<br />

SUbstance P juga berperan sebagai transmitter nosiseptif <strong>primer</strong> di serabut saraf<br />

aferen sensoris (C Fibers). pada beberapa penelitian diduga bahwa SP terlibat dalam<br />

ekstrapasasi plasma dari post – capitallary venules di duramater pada saat serangan<br />

<strong>nyeri</strong> kepla <strong>primer</strong> 10 .<br />

SP-Immunoreactive nerve fibers berasal dari ganglion trigeminal, dijumpai<br />

banyak berlebihan di pembuluh darah anterior daripada Sirkulus Willisiii, terutama<br />

arteri serebri anterior <strong>dan</strong> juga disebahagian vena serebral. Serabut saraf<br />

perivakular tersebut jug berada di ganglia radiks dorsalis servekalis superior 10<br />

SP <strong>dan</strong> NK1 banyak konsentrasinya kornu dorsalis medula spinalis akan tetapi<br />

terdapat juga beberapa tempat SSP ( Sistem Saraf Pusat)yaitu di sistem limbik,<br />

termasuk di hipotalamus, amygdala yang mengurus behaviour emosional. Substance<br />

P mengatur regulasi transmisi sinaptik di Kornu dorsalis <strong>dan</strong> seterusnya memproses<br />

informasi noxious sensory cutaneous ke otak,terintegrasi dalam semua proses <strong>nyeri</strong>,<br />

stress, ansietas, muntah2, tonus kardiovaskuler, stimulasi sekresi saliva, kontraksi<br />

otot polos, <strong>dan</strong> vasodilatasi. 4<br />

Serotonin <strong>dan</strong> nor-epinefrin<br />

Serotonin(5-HT) <strong>dan</strong> nor-epinefrin(NE) adalah neurotransmitter yang<br />

berperan dalam proses <strong>nyeri</strong> maupun depresi, yang mengurus mood <strong>dan</strong> depresi<br />

terletak di korteks prefrontal <strong>dan</strong> sistem limbik, se<strong>dan</strong>gkan yang mengurus<br />

painmodulating circuit terletak di amygdala, periaquaductal gray(PAG), dorsolateral<br />

pontine tegmentum(DLPT), <strong>dan</strong> rostroventral medulla(RVM). Modulasi efek serotonin<br />

di otak menunjukkan efek impulsif, modulasi sexual behaviour; appetite <strong>dan</strong> agresi.<br />

Se<strong>dan</strong>g NE sistem menunjukkan modulasi waspada, sosialisasi, energi, <strong>dan</strong> motivasi.<br />

Kalau keduanya bersamaan maka ia akan memodulasi ansietas, iritabilitas, <strong>nyeri</strong>,<br />

mood, emosi <strong>dan</strong> fungsi kognitif. Pada penderita depresi dijumpai a<strong>dan</strong>ya defisit<br />

kadar serotonin <strong>dan</strong> norad renalin di otaknya 20.22.23<br />

Platelet mempunyai kemiripan fungsi, bentuk, biokimiawi maupun<br />

farmakologikal dengan serotonergic nerve ending. Platelet sendiri tidak mensintesa<br />

5HT, akan tetapi hanya tempat menumpuknya 5HT yang berasal dari sirkulasi di<br />

plasma <strong>dan</strong> terutama yang berasal dati enterochromaffin tissue daripada<br />

traktusgastrointestinal 28<br />

Serotonin platelet (Platelet 5HT) disimpan dalam bentuk granul padat yang<br />

akan berubah secara lambat sekali jikalau sifat farmakologikalnya tidak aktif.<br />

Sebaliknya pada plasma 5HT ekstraselular sangat cepat berubah <strong>dan</strong><br />

farmakologikalnya aktif. Kadar 5HT di platelet <strong>dan</strong> plasma mengekspresikan<br />

kandungan 5HT di serotonergic nerve ending <strong>dan</strong> sinaps. Banyak laporan penelitian<br />

mengenai metabolisme <strong>dan</strong> kadar 5HT pada TTH, yang mendapatkan hasil yang<br />

berbeda beda secara tidak konsisten. Akan tetapi pada dasarnya disimpulkan bahwa<br />

pasien dengan Episodik TTH menunjukkan platelet 5 HT uptake akan berkurang, <strong>dan</strong><br />

terdapat peninggian kadar platelet 5HT <strong>dan</strong> plasma 5HT. Se<strong>dan</strong>gkan pada TTH kronik<br />

didapati kadar platelet 5HT ataupun plasma 5HT adalah normal atau menurun 28<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 7


5HT adalah suatu neurotransmitter penting yang berperan dalam modulasi<br />

<strong>nyeri</strong> secara kompleks. Yaitu sebagai antinociceptive pathway ascending maupun<br />

descending dari brain stem ke spinal cord. Efek antinoseptif dari 5 HT dimediasi oleh<br />

beberapa macam subtipe reseptor 5 HT J , 5-HT 2 , 5-HT 3 yang diikuti oleh dengan<br />

peninggian sensitifitas <strong>nyeri</strong> pada penderita TTH kronik. 23 Serotonin reseptor juga<br />

berperanan penting pada sistem u"igeminovaskuler. Begitu kompleksnya peran 5 HT,<br />

seperti misalnya jika terjadi aktifivasi reseptor 5HT 1A mempunyai efek aksi fasilitasi<br />

<strong>dan</strong> inhibisi proses nosiseptif spinal. Reseptor2 5HT tersebar di meningens, beberapa<br />

lapis korteks, struktur otak bagian dalam, <strong>dan</strong> paling banyak di inti2 di batang otak.<br />

Neurotransmitter maupun neurokimiawi lain yang berperanan pada proses<br />

<strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> maupun migren adalahjenis katekolamin seperti misalnya noradrenalin<br />

/norepinefrin & dopamin yang terutama banyak dijumpai di locus ceruleous. Yang<br />

berperanan sebagai media proses vasokonstriksi maupun vasodilatasi <strong>dan</strong> pelepasan<br />

asam lemak bebas yang berguna sebagai signal kepada platelet untuk melepaskan<br />

serotonin.<br />

Norepinefrine <strong>dan</strong> serotonin berperan sangat penting dalam fungsi endogen<br />

pain-supressing descending projection. Stress yang kronik memproduksi peninggian<br />

aktivitas tyrosine hydroxylase, yaitu suatu enzym yang terlibat dalam biosintesa NE<br />

di LC. Pada suatu penelitian terhadap pasien depresi ternyata didapati pengurangan<br />

kadar NE <strong>dan</strong> metabolitnya, <strong>dan</strong> homovanilic acid(metabolit dari dopamin) di darah<br />

venoarteriai.Komponen Dorsal Raphe Nucleus (DRN) didalam PAG mengirim<br />

pancaran serotonergik ke korteks serebri <strong>dan</strong> pembuluh darah, yang dapat<br />

melancarkan neuron excitability <strong>dan</strong> vasomotor kontrol. Aktivitas metabolik yang<br />

abnormal dari PAG dapat menyebabkan area ini menjadi lebih peka <strong>dan</strong> mudah rusak<br />

terhadap modulasi reseptor sesudah penggunaan obat2an abortif maupun<br />

analgetikum yang terlampau sering . 15<br />

Stimulasi dari perbagai reseptor analgesik di batang otak mempunyai efek<br />

terhadap 5 HT <strong>dan</strong> mempunyai efek yang unik bagi penderita migren. Penggunaan<br />

analgesik seperti acetaminophen, memacu pelepasan 5HT dari raphe spinal pathway<br />

yang melakukan upregulation dari 5HT 2A receptor. 5HT 2A reseptor sebagai mediator<br />

bagi neuronal excitability <strong>dan</strong> memperkuat transmisi nosiseptif. Lebih banyak 5HT 2A<br />

reseptor maka otak lebih excitable, , <strong>dan</strong> jatuh dalam keadaan hiperalgesi, nilai<br />

ambang <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> turun, <strong>dan</strong> frekwensi maupun derajad keparahan <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong><br />

akan bertambah. 15<br />

Pengobatan farmakologik untuk <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> <strong>primer</strong>. Prospek obat2 baru<br />

• Serotonin agonist, opioids, baclofen(GABA B agonist) <strong>dan</strong> clonidine<br />

menginhibisi pelepasan antidromic SP dengan cara mengaktivasi presinaps. 14<br />

•<br />

NMDA reseptor memainkan peran dalam fenomena wind-up <strong>dan</strong> f sensitisasi<br />

sentral. Pemberian ketamine secara sistemik dapat mengurangi allodynia <strong>dan</strong><br />

hyperalgesia. 14 Ketamine adalah suatu NMDA antagonis dapat dipakai untuk<br />

memodulasi <strong>nyeri</strong> kronik. 11 Akan tetapi berdasarkan penelitian akhir ternyata<br />

golongan NMDA bloker seperti Ketamine, dextrophan, <strong>dan</strong> memantine tidak<br />

bermanfaat terhadap migren, sehingga tidak direkomendasikan sebagai obat<br />

r migren 27<br />

• Artemin adalah salah satu jenis family dari Glial cell-Derived Neurotrophic<br />

Factor(GDNF) mempunyai efek antihyperalgesik <strong>dan</strong> antiallodynic effect<br />

dengan cara menormalisasi pelepasan CGRP, SP <strong>dan</strong> P2X3 receptors,<br />

neuropeptide Y. Reseptor yang selektif terhadap artemin belum dapat secara<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 8


pasti diidentifikasi. Artemin diProduksi ljuga disepanjang pembuluh darah<br />

yang melayani akson simpatis 29<br />

• Obat2an non selective serotonin reuptake inhibitor(NSSRi) seperti :<br />

amitriptilin secara signifikan dapat sebagai profilaksis thd <strong>nyeri</strong> TTH kronik,<br />

mengurangi intensitas, durasi <strong>dan</strong> frekwensi sekitar 30% . se<strong>dan</strong>gkan obat<br />

antidepresan lain seperti highly selective SHT reuptake inhibitor(citalopram)<br />

hanya mengurangi 12% saja secara tidak signifikan. 28<br />

• Antidepresan juga mempunyai efek analgetik secara langsung dengan<br />

menghambat serotonin reuptake, ternyata amitriptilin mempunyai efek<br />

analgetik lebih besar dibandingkan obat2an SSRIs <strong>dan</strong> noradrenaline<br />

reuptake inhibitors. Diduga efek analgetiknya terutama dari ,efeknya sebagai<br />

NMDA reseptor antagonis. 28 Amitriptilin juga mempunyai fungsi potensiasi<br />

terhadap efek opioid endogen. Dibuktikan bahwa kadar Met-enkephalin di<br />

likuor serebrospinal penderita TTH kronik meninggi, akan tetapi kadar<br />

βendorphin normal.<br />

• COX-2 Inhibitor juga berperan di <strong>mekanisme</strong> nosiseptif sentral. COX 2<br />

Inhibitor dapat mengurangi proses neuronal spreading depression <strong>dan</strong><br />

nociceptive excitoxicity yang di mediasi oleh NMDA .5 Selektif COX-2 inhibitor<br />

yang dapat menembus otak juga mempunyai efek terapeutik yang baik. 14<br />

COX-2 inhibitor mempunyai potensi analgetik inti inflamasi yang sama<br />

dengan indometasin <strong>dan</strong> mempunyai tolerabilitas yang lebih baik 5<br />

• Capsaicin sistemik berperan sebagai neurotoksin sensoris yang menurunkan<br />

kadar SF-immunoreactive nerve fibers.<strong>dan</strong> NKA immunoreactive nerve fibers<br />

di cerebral vasculature. Seperti diketahui bahwa letak SP bersama sama<br />

dengan NKA di cerebrovascular nerve fibers <strong>dan</strong> di sel bodies dalam ganglion<br />

trigeminal. 10 Capsaicin secara akut atau kronik dapat menurunkan<br />

neurotransmitter SP di sensory fibers, terutama pemberian secara topikal. 14<br />

Capsaicin olesan mengaktivasi gerbang reseptor vanilloid(VR-I) sehingga<br />

kation dapat melewati sel 11<br />

•<br />

Nitric Oxide Synthase(NOS) inhibitor (L-NAME) telah terbukti efektif untuk<br />

pengobatan migren akut <strong>dan</strong> TTH kronik 2,12,13<br />

• Pada akhir2 ini sudah mulai dibuat percobaan suatu CGRP bloker untuk<br />

pengobatan migren. 1<br />

• Sudah dimulai penelitian mengenai penggunaan Substance P antagonist, NK 1<br />

antagonis untuk pengobatan untuk menginhibisi inflamasi neurogenik, <strong>nyeri</strong><br />

<strong>dan</strong> depresi maupun anxiety. 4<br />

• Obat2an 5HT IBID reseptor agonist seperti sumatriptan dapat menurunkan<br />

kadar CGRP. Jika stimulasi daripada 5-HT IB,ID oleh goltriptan maka dapat<br />

menghilangkan serangan akut migren<br />

• Antikonvulsan seperti Carbamazepin, phenytoin, lidocaine (<strong>dan</strong> analog<br />

oralnya : mexiletine) memblokade sodium channel secara tidak spesifik <strong>dan</strong><br />

mengurangi excitabilitas neuron di C nosiseptor yang telah mengalami<br />

sensitisasi. Lamotrigine menstabilkan salah subtype dari sodium channel,<br />

karena itu dapat menghambat mengurangi pelepasan glutamat. 14<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 9


Gabapentin yang mempunyai struktur analog dengan GABA (meskipun<br />

reseptornya maupun fungsi biokimiawinya belum diketahui dengan jelas)<br />

ternyata mempunyai efek untuk pelepasan GABA ataupun sintesa GABA.<br />

Sehingga gabapentin dapat digunakan untuk pengobatan postherpetik<br />

neuralgia, neuropatik pain syndroma lainnya <strong>dan</strong> migren. 14<br />

Valproic acid suatu GABA agonist menaikkan efektifitas GABA dengan cara<br />

menginhibisi katabolisme GABA <strong>dan</strong> menghambat ekstravasasi plasma<br />

diduramater. Valproate sekarang ini dipakai untuk profilaksis migren <strong>dan</strong><br />

<strong>nyeri</strong> neuropatik di USA. 14.24<br />

Butalbital (barbiturate yang beraksi dengan cara potensiasi pada GABA<br />

reseptor) juga digunakan untuk pengobatan migren. 14<br />

Topiramate telah diteliti keberhasilannya untuk pengobatan CDH yang terdiri<br />

atas kronik migren <strong>dan</strong> analgesic overused, didapati dapat mengurangi<br />

frekwensi <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> pasien(p


4. Caffeine: Stimulasi reseptor adenosine, enhanced analgesia, memperbesar<br />

potensi absorbsi gastrointestinal<br />

5. Ergots(ergotarnine tartrate, dihydroergotamine) : suatu selektif arterial<br />

konstriktor yang kuat <strong>dan</strong> mempunyai daya ikat kuat melalui otot dinding<br />

arteri.<br />

6. Opioids: stimulasi reseptor opioid endogen<br />

7. Triptans : berikatan dengan reseptor 5HT 1B , 5HT 1D , 5HT 1F , menginhibisi<br />

neuronal dengan cara blokade aferen sensoris pada n.trigeminal,<br />

memblokade pelepasan vasoactive peptide <strong>dan</strong> juga proses inflamasi<br />

neurovaskuler di dura maupun meningens. Juga mempunyai efek<br />

vasokonstruksi dari pembuluh darah serebral <strong>dan</strong> dural yang mengakibatkan<br />

pengaruhnya terhadap cerebral blood flow.<br />

8. steroids: anti inflamasi terhadap neurogenik inflamasi steril, mengurangi<br />

edema vasogenik, inhibisi terhadap dorsal raphe nuclei.<br />

9. Betabloker : Inhibisi pelepasan NE dengan cara blokade pre junctional beta<br />

receptors, memperlambat reduksi dari aktivitas tyropsine hydroxylase dalam<br />

hal sintesa NE, efek agonis pada 5HT 1 reseptor, efek antagonis pada 5HT 2<br />

10. Ca Channel antagonis : mempengaruhi Ca influx dalam mencegah<br />

vasokonstruksi <strong>dan</strong> pelepasan SP<br />

11. Cyproheptadine: Potent 5HT 1 & 5HT 2 antagonist<br />

12. Pizotifen : 5HT 2 antagonist<br />

13. SSRI antidepresan: Selective serotonin reuptake inhibitor<br />

Pengobatan non farmakologik untuk <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> <strong>primer</strong>.<br />

Pengobatan Alternatif<br />

Zanchin G,dkk 8 meneliti penggunaan self-manipulasi penanggulangan <strong>nyeri</strong><br />

<strong>kepala</strong> <strong>primer</strong> pada sekitar 400 penderita di dua kota Padua <strong>dan</strong> Parma Headache<br />

Centres, Italy. Ternyata 65% (258 orang) menggunakan beberapa 21 jenis self<br />

manipulasi terhadap beberapa letak di <strong>kepala</strong>nya untuk mengatasi <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong>nya<br />

tersebut. Yaitu 30% melakukan kompresi/penekanan, 27% kompres dingin, 25%<br />

massage/pijit, 8% kompres panas terhadap daerah <strong>kepala</strong>nya yang dirasa sakit. Dari<br />

self manipulasi tersebut ternyata hanya dapat mengurangi <strong>nyeri</strong>nya secara temporer<br />

sekitar 8% saja. Kelihatan disini bahwa manipulasi kompresi/penekanan lebih<br />

bermanfaat dibandingkan dengan manipulasi lainnya. Kompresi/penekanan<br />

dilakukan dengan tangan, jari atau benda yang padat ataupun dengan diikat dengan<br />

saputangan. Kompres dingin dengan cara handuk dingin atau dengan ice bag.<br />

Massage/pijit dengan self massage, pijit sendiri atau di pijit oleh orang lain. Kompres<br />

panas dengan cara, handuk panas, hair dryer atau dengan hot shower.<br />

Djali D & Sjahrir H 18 telah melakukan penelitian pada penderita <strong>nyeri</strong><br />

<strong>kepala</strong>(285 orang) di poliklinik sefalgi FK.USU/RS HAM Me<strong>dan</strong>, didapati usaha<br />

penanggulangan <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> paling banyak dengan membeli obat bebas analgetik<br />

(20.4%) , ke dukun (17.9%), tidur (11.6%).<br />

Pada penelitian von Peter dkk 6 menunjukkan bahwa sekitar 86% dari<br />

penderita <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> yang datang berobat ke klinik <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> New York<br />

Presbyterian Hospital, USA sering menggunakan pengobatan alternatif seperti<br />

massage(42%), exercise (3 0%), acupuncture (19%),biofeedback(15%),chiro<br />

practic(15%), herbs(15%), vitamin/nutritional supplements (14%) lain seperti yogy<br />

homeopathy <strong>dan</strong> aromatherapy. Ternyata penggunaan pengobatan alternatif jenis<br />

acupunture/acupressure, exercise, chiropractic manipulation, relaxation therapy,<br />

ma.ssage, biofeedback <strong>dan</strong> herbs dapat menolong sekitar 60% dari penderita. 6<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 11


Botulinum toxin A.(BTX A)<br />

Terapi <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> dengan botulinum toxin A adalaq relatif baru.Bagaimana<br />

<strong>mekanisme</strong> BTX A dapat mengurangi <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> yang tepat belum lab diketahui.<br />

Diduga BTX A mempunyai target menurunkan CGRP maupun SP, <strong>dan</strong> sebagai muscle<br />

relaxant. 30<br />

Evers S dkk 19 telah melakukan review meta analisis berdasarkan evidence based<br />

medicine criteria terhadap beberapa penelitian mengenai penggunaan botulinum<br />

toxin A terhadap beberapa jenis-jenis <strong>kepala</strong> <strong>primer</strong>. Untuk 13 penelitian pada<br />

tension type headache hanya ada 2 penelitian yang memenuhi syarat evidence I<br />

dengan hasil yang negatif, untuk 4 penelitian pada migren didapati 1 yang positif<br />

<strong>dan</strong> 1 yang negatif yang memenuhi syarat evidence 1 ( well design, randomised,<br />

controlled study and sufficient number of patients). untuk untuk evidence II (well<br />

designed, randomized,controlled study but insufficient samples) hanya 1 yang<br />

positif, se<strong>dan</strong>g yang evidence III( well designed,descriptive study) ada 3 studi yang<br />

positif. Se<strong>dan</strong>gjenis cervicogenic headache, cluster headache, chronic paroxismal<br />

hemicrania hanya dilaporkan positif pada laporan kasus saja( evidence N).<br />

Pada penelitian Ondo dkk 30 pada 60 pasien <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> kronik yang diambil<br />

secara random, double blind; placebo controlled, parallel study terhadap chronic<br />

tension headache <strong>dan</strong> chronic migraine. Pada pasien tersebut dilakukan penyuntikan<br />

BTX A <strong>dan</strong> diikuti selama tiap 12 minggu, ternyata menunjukkan hasil perbaikan<br />

<strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> sesudah pengobatan dalam 8-12 minggu (p


mengucapkan terima kasih atas bimbingan <strong>dan</strong> pemberian brevet keahlian neurologi<br />

kepada saya.<br />

Kepada para guru2 saya, terutama Promotor S3 saya. Prof.Dr.Sidiarto<br />

Kusumoputro SpS(K) beserta istri beliau dr.Lily Djokosetio SpS(K), <strong>dan</strong> para<br />

coromotor Dr. Tan Tjin Joe PhD, Prof. Dr Darwin Dalimunthe PhD beserta para<br />

penguji yang telah dengan sabar hati membimbing saya dalam pendidikan S3 saya,<br />

saya mengucapkan terima kasih.<br />

Kepada ProfDr.Harun R Lubis SpPD-KGH Ketua Program Studi S3 Kedokteran<br />

Pascasarjana USU <strong>dan</strong> Prof DR.Dr.Marwali Harahap SpKK, mantan Ketua program<br />

Studi S3 Kedokteran Pascasarjana USU, saya mengucapkan terima kasih atas<br />

bimbingannya dari awal saya diterima jadi murid sampai saya lulus S3 di USU ini.<br />

Kepada Prof DR.Dr.Aboe Amar Joesoef SpS(K), Kepala Bagian Neurologi<br />

FK.UNAIR Surabaya, saya mengucapkan terima kasih atas bimbingan <strong>dan</strong> dorongan<br />

moril bagi saya.<br />

Kepada abangnda <strong>dan</strong> sahabat saya, sekaligus atasan saya Dr.Darulkutni<br />

Nasution SpS(K), Kepala Bagian Neurologi FK.USU berserta seluruh staf edukatif <strong>dan</strong><br />

non edukatif maupun para PPDS di Bagian Neurologi, saya mengucapkan terima<br />

kasih atas dukungan <strong>dan</strong> kerja samanya yang telah diberikan selama ini.<br />

Kepada Direktur RS H.Adam Malik <strong>dan</strong> RS Pendidikan lainnya beserta jajaran<br />

staf-nya, saya mengucapkan terimakasih atas bantuan <strong>dan</strong> kerja samanya dalam hal<br />

pendidikan, penelitian <strong>dan</strong> pelayanan masyarakat selama ini. Kepada kedua orang<br />

tua saya R.Soetardjo(alm) <strong>dan</strong> ibunda RA Soemiati(alm), yamg dengan penuh kasih<br />

sayang telah mengasuh <strong>dan</strong> membimbing saya sejak kecil sampai saat pengukuhan<br />

ini, ananda menghaturkan terima kasih yang setulus2nya, <strong>dan</strong> ananda berdoa<br />

semoga Allah saw menempatkan arwah beliau disisi Nya sebaik-baiknya <strong>dan</strong><br />

menerima amal baiknya selama hidup didunia.Amin.<br />

Khusus untuk pamanda Prof.Dr.HR. Soeroso(alm) beserta ibunda RA Tien<br />

Soeroso yang telah banyak berjasa senantiasa mengasuh <strong>dan</strong> mendidik saya, saya<br />

mengucapkan terima kasih sehingga saya dapat berhasil disini menjadi orang yang<br />

seperti didambakan, semoga arwah beliau memperoleh tempat yang layak disisi-<br />

Nya. Amin.<br />

Kepada kedua mertua saya M.Slamet Sudjanadiwirya(alm) & RA Suharien<br />

beserta keluarga besar Soedjanadiwirya <strong>dan</strong> saudara2 kandung saya sekeluarga<br />

besar R Soetardjo yang selalu memperhatikan, membantu sara <strong>dan</strong> membina<br />

silaturrahim yang baik, saya mengucapkan terima kasih.<br />

Kepada istri sara tercinta Hj. Endah Sugiharti <strong>dan</strong> anak2 sara Asti (alm), Puji<br />

<strong>dan</strong> Wia, yang telah dengan sabar mendampingi saya dengan penuh cinta kasih<br />

dalam duka maupun suka, sara mengucapkan terima kasih <strong>dan</strong> semoga menjadi<br />

amalan yang berpahala.Amin<br />

Tidak lupa saya sampaikan terima kasih sara kepada para panitia<br />

pengukuhan Guru besar ini yang telah bekerja keras demi suksesnya acara ini. Saya<br />

mohon maaf kepada handai tolan <strong>dan</strong> para hadirin sekalian yang telah membantu<br />

sara baik moril maupun materiil yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu<br />

persatu. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi rasa hormat saya <strong>dan</strong> terima<br />

kasih saya.<br />

Saya mengakhiri pidato ini dengan mengucapkan terima kasih tak terhingga<br />

atas kesabaran <strong>dan</strong> perhatian para Guru Besar, Sejawat <strong>dan</strong> hadirin sekalian untuk<br />

mengikuti upacara ini, semoga Allah SWT senantiasa bersama kita semua. Amin<br />

Wassalamualikum . WR.WB<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 13


Kepustakaan.<br />

Goadsby PJ. Neurovascular headache and a midbrain vascular malformation:<br />

evidence for a role of the brain stem in chronic migraine. Cephalalgia 2002; 22: 107-<br />

Lassen Lh, Hadersley PA, Jacobson VB, Inversen HK, Perling B, Olesen J. CGRP may<br />

Play a Causative role in migraine. Cephalalgia . 2002 ; 22 : 54-61<br />

Milanov I, Bog<strong>dan</strong>ova D. Trigemino-cervical reflex in patients with headache.<br />

Cephalalgia 2003;23:33-38<br />

Lindsay DeVane C. Substance P: A Era, a New Role. Pharmacotherapy 2001; 21(9):<br />

1061-1069.<br />

Piovesan EJ, Zukerman E, Kowacs PA, Werneck LC. COX-2 inhibitor for the treatment<br />

of idiopathic stabbing headache secondary to cerebrovascular diseases. Cephalalgia<br />

2002;22: 197-200.<br />

von Peter S, Ting W, Serivani S, Korkin E, Okvat H, Gross M.et al. Survey on the<br />

usecomplementary and alternative medicine among patients with headache<br />

syndromes.Cephalalgia 2002;22:395-400.<br />

Ho KH, Ong BKC. A community based study of headache diagnosis and prevalence in<br />

Singapore. Cephalalgia 2002;23:6-13<br />

Zanchin G, Maggioni F, Granella F, Rossi P, Falco L, Manzoni GC. Self-administexed<br />

pain-relieving manoeuvres in primary headaches. Cephalalgia 2001 ;21 : 718-726.<br />

Lauritzen M. Cortical spreading depression in migraine. Cephalalgia 2001;21: 757-<br />

760<br />

Edvinsson L. Sensory nerves in man and their role in primary headaches. Cephalalgia<br />

2001;21:761-764<br />

Jensen TS. Recent advances in pain research: implications for chronic headache.<br />

Cephalalgia 2001.21:765-769<br />

Iversen HK. Human migraine models.Cephalalgia2001;21:781-785<br />

Jensen R. Mechanisms of tension type headache. ;Cephalalgia 2001;21:786-789<br />

Bolay H, Moskowitz MA. Mechanism of pain modulation in chronic syndromes.<br />

Neurology 2002;59(suppl):S2-S7<br />

Lake III AE, Saper JR. Chronic Headache: New advances in treatment strategies.<br />

Neurology 2002;59(Suppl 2):S8-S 13.<br />

Bolay H, Reuter U, Dunn A, Chiarugi A, Boas D, Moskowitz M. Meningeal and central<br />

trigeminovascular activation following cortical spreading depression. Cephalalgia<br />

2001 ;21: 526<br />

Sjahrir H, Nasution D, Rambe H. Prevalensi <strong>nyeri</strong> <strong>kepala</strong> paroksismal pada<br />

mahasiswa FK.USU Me<strong>dan</strong>. dibacakan di Biennieal Meeting PNPNCh, Surabaya 1978<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 14


Djali D, Sjahrir H. Pola penderita sefalgia pada poli neurologi FK.USU/RSHAM Me<strong>dan</strong>.<br />

Dibacakan padaPIT/Muker Perdossi, Malang 1998<br />

Evers S, Rahmann A, Vollmer-Hasse J, Hussteds IW. Treatment of headache with<br />

botulinum toxin A- a review according to evidence-based medicine criteria.<br />

Cephalalgia 2002;22:699-710.<br />

Gallagher RM. The Pain-Depression Conundrum: Bridging the Body and Mind. 21 st<br />

Annual Scientific Meeting of the American pain Society. 2002<br />

Headache Council Philippine Neurological Association: A Guide to Headache<br />

Management in children and Adults. 1 st Edition. 2000<br />

Gutman D, Nemeroff CB. The Neurobiology of Depression. Laboratory of<br />

Neuropsychopharmacology, Department of Psychiatry, Emory University School of<br />

Medicine, Atlanta, Georgia. Available from<br />

http://www.medscape.com/viewrogram/2123 pnt CME Medscape 2002.<br />

Hindmarch I. Beyond the monoamine hypothesis: mechanisms, molecules and<br />

methods. Euro Psychiatry 2002; 17 Suppl 3: 294-299<br />

Buzzi MG, Tassolrelli C, Nappi G. Peripheral and central activation of trigeminal pain<br />

pathways in migraine: data from experimental animal models. Cephalalgia<br />

2003;23(Suppl.l): 1-4<br />

Cecchini AP, Sandrini, Fokin IV, Moglia A, Nappi G. Trigeminofacial reflexes in<br />

primary headaches. Cephalalgia 2003;23(Suppl 1 ):33-41<br />

Gallai V, Alberti A, Gallai B, Coppola F, Floridi A, Sarchielli P. Glutamate and nitic<br />

oxide pathway in chronic daily headache: evidence ftorn cerebrospinal<br />

fluid.Cephalagia 2003 ;23: 166-174<br />

Landy SH. Migraine Headache and Allodynia: Early Use of Triptans to Improve<br />

Outcome. Director, Wesley Headache Clinic, Memphis, Tennessee. Depart of<br />

Neurology University ofTennessee.USA. Available from<br />

http://www.medscape.com/viewrogram/464138 pnt CME Medscape Aug 2003<br />

Bendtsen L. Central sensitization in tension type headache-possible<br />

pathophysiological mechanisms. Cephalalgia 2000;20:486-508<br />

Machelska H, Heppenstall PA, Stein C. Breaking the Pain Barrier. Nat<br />

Med2003;9(11): 1353-1354<br />

Ondo WG, Vuong KD, Derman HS. Botulinum toxin A for chronic daily headache: a<br />

randomized, placebo-controlled, parallel design study. Cephalalgia 2004;24:60-65<br />

Silvestrini M, Bartolini M, Coccia M, Baruffaldi R, Taffi R, Provinciali I. Topiramate in<br />

the treatment of chronic migraine. Cephalalgia 2003;23:820-824<br />

Gutman D, Nemeroff CB. The Neurobiology of Depression. Laboratory of<br />

Neuropsychopharmacology, Department of Psychiatry, Emory University School of<br />

Medicine, Atlanta, Georgia. Available from<br />

http://www.medscape.com/viewrogram/2123 pnt CME Medscape 2002.<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 15


DeNoon D.Migraine Linked to Brain Lesions, damage worse with more frequent, more<br />

severe migraines.2004 WebMD.Inc. available from<br />

http://content.health.msn.com/content/article/81/96863.htm<br />

The International Classification of Headache Disorders,2nd Edition. Cephalalgia<br />

2004;42 Supplement<br />

Sjahrir H. Insidens jenis penyakit pasien yang berobat jalan dipraktek klinik saraf<br />

Klinik spesialis Bunda tahun 2003<br />

Kandel ER.Disorders of Mood:Depression, Mania, and Anxiety Disorders. In Principles<br />

of Neural Science Ed. Kandel ER, Schwartz JR, Jessel MT. McGraw-Hill Health<br />

Professions Division 2000; p 1209-1226.<br />

© 2004 Digitized by USU digital library 16

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!