02.01.2015 Views

lect-1-forensik

lect-1-forensik

lect-1-forensik

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

GEOTEKNIK FORENSIK<br />

(FORENSIC GEOTECHNICAL ENGINEERING)<br />

TOPIK KHUSUS – CEC 715<br />

SEMESTER GANJIL 2012/2013<br />

Dr.Eng. Agus S. Muntohar<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

1<br />

Kasus Keruntuhan Struktur<br />

PROYEK KOMPLEK<br />

OLAH RAGA<br />

HAMBALANG<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

2


Proyek Hambalang<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

3<br />

Beberapa kondisi<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

4


Lokasi Proyek Hambalang<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

5<br />

Lokasi Proyek Hambalang<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

6


Geologi Proyek Hambalang<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

7<br />

Diskusi Pakar<br />

<br />

<br />

Kelongsoran yg terjadi. sekalipun kelongsoran yg melalui lapisan<br />

weathered clay shale bersifat lokal, dengan skala agak besar.<br />

Kedalaman maksimum fresh clay shale dari muka tanah 9 - 10m. Jadi<br />

bidang gelincir berada diatas dari kedalaman itu. Pada waktu terjadi<br />

kelongsoran yg meruntuhkan power house (tiang bor patah),<br />

kelongsoran hanya terlokalisasi sekitar gedung, termasuk merusak<br />

rigid pavement sekitar gedung.<br />

Pada proyek ini banyak lereng yang dibuat curam dengan lokasi yg<br />

berjarak dekat dengan gedung dengan alasan aesthetica. Sekalipun<br />

ada perkuatan geotextile, menyebabkan potensi longsor menjadi<br />

besar. Keruntuhan lereng-lereng ini menyebabkan sebagian tiang<br />

fondasi terbuka (exposed), sekalipun tidak sampai membuat gedung<br />

runtuh. Kondisi lereng curam juga membatasi working space jika<br />

ingin memperbaiki geotextile wall yg runtuh. Penggunaan flexible<br />

retaining system utk mengamankan lereng curam yg dekat dengan<br />

building adalah kurang tepat.<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

8


What is Shale<br />

Ukuran partikelnya halus (fine-grained) yang<br />

berasal dari pemadatan lanau (silt) dan<br />

mineral ukuran-lempung (clay-size mineral).<br />

Sering disebut dengan LUMPUR ("mud".)<br />

Masuk kategori Batuan endapan sebagai<br />

batu-lanau ("mudstones“).<br />

Ciri dasar Shale: rapuh ("Fissile“) --- mudah<br />

dipisahkan sepanjang bidang lapisan --- dan<br />

berlapis-lapis ("Laminated“).<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

9<br />

Pengantar<br />

Geoteknik Forensik<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 10


GEOTEKNIK FORENSIK<br />

MATERI DAPAT DIUNDUH PADA:<br />

http://civil.iisc.ernet.in/~gls/Courses_files/<br />

FORENSIC%20GEOTECHNICAL%20EN<br />

GINEERING.pdf<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

11<br />

Forensik dalam Geoteknik<br />

“Analisis <strong>forensik</strong> dalam geoteknik meliput<br />

penyelidikan secara ilmiah (scientific) dan<br />

norma hukum (legalistic) dan pengambilan<br />

kesimpulan untuk menemukan penyebab<br />

termasuk pula proses runtuhnya (distress)<br />

suatu struktur sebagai akibat dari kejadian<br />

geoteknik.” (Rao (2009).<br />

Efektifitas dan Ekonomis dengan<br />

peninjauan kembali secara cermat atas<br />

pemasangan struktur penguat/penahan.<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

12


Forensik dalam Geoteknik<br />

Penijauan kembali dilakukan pada:<br />

◦ prosedur standar dalam pengujian, analisis,<br />

perencanaan, dan konstruksi.<br />

◦ pemilihan parameter pengujian dan asumsi<br />

perencanaan.<br />

Dibuktikan di depan hukum<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

13<br />

Lingkup Forensik Geoteknik<br />

Penyelidikan Wajib:<br />

i. Survei dan pengumpulan<br />

dokumen<br />

ii. Pengamatan rinci semua<br />

dokumen perencanaan<br />

termasuk pemilihan kriterianya<br />

iii. Kajiulang hasil penyelidikan<br />

geoteknik asal, analisis, dan<br />

pemilihan parameter<br />

iv. Kaji laporan konstruksi<br />

lapangan<br />

v. Wawancara orang –orang<br />

yang terlibat dalam<br />

pererncaaan, perancangan,<br />

kostruksi dan pengawasan, dll.<br />

Penyelidikan Tambahan:<br />

i. Penyelidikan tambahan (geoteknik dll)<br />

ii. Pengujian khusus<br />

iii. Pengujian “tak-merusak” (nondestructive<br />

testing) pada elemen struktur<br />

Analisis dan evaluasi<br />

semua data:<br />

i. Riwayat keruntuhan<br />

ii. Penyebab keruntuhan<br />

iii. Identifikasi kelemahan<br />

dalam penyelidikan dan<br />

analisis awal<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

14


Jenis Kerusakan<br />

Struktur<br />

KerusakanYang<br />

Tampak<br />

Penyebab<br />

Gedung dan Jembatan Retak (crack) Struktural<br />

Geoteknik: penurunan, pengembangan,<br />

gaya angkat, getaran<br />

Miring (tilt)<br />

Runtuh (collapse)<br />

Penurunan tidak merata<br />

Gempa<br />

Kelebihan beban<br />

Erosi tanah<br />

Beban berulang, siklik<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

15<br />

Jenis Kerusakan (2)<br />

Struktur<br />

KerusakanYang<br />

Tampak<br />

Penyebab<br />

Struktur Perkuatan<br />

Tanah<br />

Pergerakan tanah<br />

lateral<br />

Miring (tilt)<br />

Tahanan pada fondasi rendah<br />

Penurunan tidak merata antara kaki dan<br />

tumit fondasi<br />

Beban berlebih pada bagian timbunan<br />

Tekanan air berlebih karena buruknya<br />

drainase<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

16


Jenis Kerusakan (3)<br />

Struktur<br />

KerusakanYang<br />

Tampak<br />

Penyebab<br />

Lereng<br />

Penurunan yang<br />

berlebihan<br />

Pemadatan yang tidak memenuhi<br />

standar<br />

Keruntuhan lereng<br />

Penurunan pada lapisan tanah<br />

Retakan longitudinal<br />

Erosi karena air, hujan,<br />

Sistem drainase buruk<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering<br />

17<br />

Uji Diagnosa<br />

Sudahkan kerusakan benar-benar terjadi Jika belum,<br />

bagaimana kerusakan yang diharapkan Besaran,<br />

volume<br />

Apakah penyebab sebenarnya kerusakan<br />

Apakah tanah mengalami riwayat tegangan-defoermasi<br />

yang sama dengan yang telah diantisipasi Jika tidak,<br />

apakah riwayat yang sebenarnya<br />

Pengaruh dan kehandalan teknik perbaikan pada<br />

perilaku tanah dan struktur<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 18


Jenis Pengujian Lapangan<br />

i. Bor termasuk SPT<br />

ii. Sondir (CPT)<br />

iii. Uji beban langsung<br />

iv.<br />

Pengujian khusus seperti pressuremeter,<br />

baling-baling geser, uji seismik<br />

v. Inclinometer<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 19<br />

Jenis Pengujian Laboratorium<br />

i. Uji geser Triaksial untuk mensimulasikan kondisi<br />

lapangan sebenarnya:<br />

ii.<br />

iii.<br />

<br />

<br />

<br />

Pengujian dilakukan dengan peningkatan tegangan dalam<br />

kondisi tidak jenuh.<br />

Pengujian dilakukan pada berbagai derajat kejenuhan<br />

Pengujian dilakukan dengan mempertimbangkan riwayat<br />

tegangan (stress history).<br />

Uji geser siklik, biasanya untuk jembatan, dll.<br />

Uji deformasi, to assess the residual strength<br />

and magnitude of final deformations in cases of<br />

slopes,etc.<br />

iv. Uji pemadatan tanah: Standar dan Modifikasi<br />

v. Uji permeabilitas<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 20


Keruntuhan Pada Struktur<br />

Geoteknik<br />

Geoteknik Forensik<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 21<br />

Faktor Penyebab Keruntuhan<br />

Pada kebanyakan struktur geoteknik, air<br />

atau tekanan air merupakan faktor yang<br />

paling sering menyebabkan keruntuhan.<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 22


Faktor Penyebab Keruntuhan (1)<br />

Penyebab<br />

Penyelidikan geoteknik yang tidak<br />

memadai<br />

Kesalahan pemilihan parameter<br />

Penjelasan<br />

Keterbatasan anggaran atau program dapat<br />

menghasilkan penyelidikan geoteknik yang tidak<br />

sesuai dengan kondisi di lapangan. Walaupun<br />

dilakukan penyelidikan yang komprehensif masih<br />

dimungkinkan tidak memberikan kondisi kritis<br />

yang mempengaruhi perilaku geoteknik.<br />

Dapat terjadi karena beberapa sebab:<br />

- Pengambilan sampel dan prosedur pengujian<br />

yang tidak kurang sesuai.<br />

- Pemilihan parameter yang tidak tepat untuk<br />

suatu kondisi perencanaan (misal: nilai rata-rata,<br />

nilai terendah atau teratas)<br />

- Estimasi sifat-sifat tanah yang terlalu rendah<br />

(underestimation).<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 23<br />

Faktor Penyebab Keruntuhan (2)<br />

Penyebab<br />

Kesalahan model analisis<br />

Penetapan beban/gaya yang terlalu<br />

rendah<br />

Perubahan kadar air atau kedalaman<br />

air tanah<br />

Penjelasan<br />

Ketidakmampuan mengenali mekanisme<br />

keruntuhan kritis, seperti kondisi lereng atau<br />

fondasi dalam keadaan terdrainase vs. tak<br />

terdrainase, stabilitas internal vs. stabilitas<br />

eksternal dari struktur timbunan.<br />

Kesalahan dalam menilai besar, distribusi atau<br />

kombinasi gaya (beban atau displacements),<br />

terutama kondisi beban atau kombinasi yang tidak<br />

diperhitungkan, penggunaan struktur yang<br />

berubah sepanjang waktu.<br />

Perubahan muka air tanah dapat meningkatkan<br />

beban pada struktur dan menurunkan kuat geser<br />

tanah. Gaya rembesan dapat pula mempengaruhi<br />

stabilitas. Perubahan kadar air pada tanah tak<br />

jenuh (partially saturated soils) menyebabkan<br />

pelunakan, pengembangan atau keruntuhan,<br />

penurunan.<br />

Agus S. Muntohar, Ph.D(Eng)<br />

Department of Civil Engineering 24

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!