Peraturan Hidup Dalam Islam - MyKhilafah.com
Peraturan Hidup Dalam Islam - MyKhilafah.com
Peraturan Hidup Dalam Islam - MyKhilafah.com
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Jalan Menuju Iman<br />
21<br />
Jadi, iman kepada Allah itu dapat dicapai melalui akal, dan<br />
memang harus demikian. Iman kepada Allah akan menjadi dasar<br />
kuat bagi kita untuk beriman terhadap perkara-perkara ghaib dan<br />
segala hal yang dikabarkan Allah SWT. Jika kita telah beriman<br />
kepada Allah SWT yang memiliki sifat-sifat ketuhanan, maka wajib<br />
pula bagi kita untuk beriman terhadap apa saja yang dikabarkan<br />
oleh-Nya. Baik hal itu dapat dijangkau oleh akal maupun tidak,<br />
karena semuanya dikabarkan oleh Allah SWT. Dari sini kita wajib<br />
beriman kepada Hari Kebangkitan dan Pengumpulan di Padang<br />
Mahsyar, Surga dan Neraka, hisab dan siksa. Juga beriman<br />
terhadap adanya malaikat, jin, dan syaitan, serta apa saja yang<br />
telah diterangkan Al-Quran dan hadits yang qath’i. Iman seperti<br />
ini, walaupun diperoleh dengan jalan ‘mengutip’ (naql) dan<br />
‘mendengar’ (sama’), akan tetapi pada hakekatnya merupakan<br />
iman yang aqli juga. Sebab, dasarnya telah dibuktikan oleh akal.<br />
Jadi, akidah seorang Muslim itu harus bersandar kepada akal atau<br />
pada sesuatu yang telah terbukti dasar kebenarannya oleh akal.<br />
Seorang Muslim wajib meyakini segala sesuatu yang telah terbukti<br />
dengan akal atau yang datang dari sumber berita yang yakin dan<br />
pasti (qath’i), yaitu apapun yang telah ditetapkan oleh Al-Quran<br />
dan hadits qath’i -yaitu hadits mutawatir-. Apa saja yang tidak<br />
terbukti oleh kedua jalan tadi, yaitu akal serta nash Al-Quran dan<br />
hadits mutawatir, haram baginya untuk mengimani. Akidah tidak<br />
boleh diambil kecuali dengan jalan yang pasti.<br />
Berdasarkan penjelasan ini, maka kita wajib beriman kepada<br />
apa yang ada sebelum kehidupan dunia, yaitu Allah SWT; dan<br />
kepada kehidupan setelah dunia, yaitu Hari Akhirat. Bila sudah<br />
diketahui bahwa penciptaan dan perintah-perintah Allah<br />
merupakan pokok pangkal adanya kehidupan dunia, sedangkan<br />
perhitungan amal perbuatan manusia atas apa yang dikerjakannya<br />
di dunia merupakan mata rantai dengan kehidupan setelah dunia,<br />
maka kehidupan dunia ini harus dihubungkan dengan apa yang<br />
ada sebelum kehidupan dunia dan yang ada sesudahnya. Manusia