Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon
Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon
Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
a. barang keperluan laboratorium untuk penelitian dan<br />
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau<br />
b. barang keperluan pemerintah.<br />
(2) <strong>Impor</strong> BPO sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak untuk<br />
diperjualbelikan/dipindahtangankan, dan harus terlebih dahulu<br />
mendapat persetujuan impor dari Direktur Jenderal yang diterbitkan<br />
berdasarkan rekomendasi dari Deputi MenLH.<br />
(3) Pelanggaran terhadap ketentuan pada ayat (2) dikenakan sanksi sesuai<br />
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />
Pasal 14<br />
(1) Pengakuan sebagai IP-BPO dan penunjukan sebagai IT-BPO dibekukan<br />
apabila IP-BPO atau IT-BPO:<br />
a. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat<br />
(1), Pasal 10 ayat (1) dan ayat (3), dan/atau pasal 12;<br />
b. tidak melaksanakan kewajiban menyampaikan laporan tertulis<br />
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 atau Pasal 11 sebanyak 2<br />
(dua) kali; dan/atau<br />
c. dalam penyidikan atas dugaan tindak pidana yang berkaitan<br />
dengan penyalahgunaan pengakuan sebagai IP-BPO atau<br />
penunjukan sebagai IT-BPO atau persetujuan impor.<br />
(2) Pengakuan sebagai IP-BPO atau penunjukan sebagai IT-BPO yang telah<br />
dibekukan dapat diaktifkan kembali apabila :<br />
a. tidak terbukti melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam<br />
Pasal 5 ayat (1) atau Pasal 10 ayat (1) dan ayat (3), dan atau Pasal<br />
12;<br />
b. dalam waktu kurang dari 30 hari sejak tanggal pembekuan, IP-<br />
BPO atau IT-BPO telah melakukan kewajibannya sebagaimana<br />
dimaksud dalam Pasal 7 atau Pasal 11;<br />
c. telah dikeluarkan perintah penghentian penyidikan oleh penyidik<br />
atau dinyatakan tidak bersalah atau dibebaskan dari segala tuntutan<br />
hukum berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum<br />
tetap.<br />
(3) Pembekuan pengakuan sebagai IP-BPO atau penunjukan sebagai IT-<br />
BPO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta pengaktifan kembali<br />
sebagai IP-BPO atau sebagai IT-BPO sebagaimana dimaksud pada ayat<br />
(2) dilakukan oleh Direktur Jenderal.<br />
Pasal 15<br />
(1) Pengakuan sebagai IP-BPO dan penunjukan sebagai IT-BPO dicabut<br />
apabila IP-BPO atau IT-BPO:<br />
8