26.01.2015 Views

Download - Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan ...

Download - Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan ...

Download - Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

I. PENDAHULUAN<br />

Salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang cukup potensial adalah minyak<br />

atsiri. Minyak atsiri adalah minyak yang diperoleh dari hasil penyulingan, pemerasan,<br />

<strong>dan</strong> ekstraksi dari bagian pohon (daun, ranting, akar, kulit, getah, <strong>dan</strong> bunga) yang<br />

mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar <strong>dan</strong> mempunyai aroma yang khas<br />

(Sumadiwangsa, 1973). Salah satu minyak atsiri yang banyak digunakan di Indonesia <strong>dan</strong><br />

dikelola oleh Perum Perhutani adalah minyak kayu putih. Minyak kayu putih dihasilkan<br />

dari hasil penyulingan daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn) yang banyak<br />

digunakan dalam industri obat-obatan (Soepandi, 1953), bahkan akhir-akhir ini kayunya<br />

telah digunakan juga sebagai bahan pembuatan papan kertas (hard board) di Australia<br />

(Howarth, 1965).<br />

Kendala budidaya kayu putih di lapangan adalah a<strong>dan</strong>ya serangan hama. Hama<br />

utama tanaman yang menyerang kayu putih adalah hama rayap tanah, yang menyebabkan<br />

kerusakan akar <strong>dan</strong> batang, bahkan dapat mematikan stump <strong>dan</strong> anakan kayu putih yang<br />

baru ditanam. Salah satu areal pertanaman kayu putih yang diserang rayap tanah adalah<br />

di lokasi Purwakarta, lebih lanjut dilaporkan oleh Natawiria, dkk (1973) bahwa rayap<br />

tanah banyak menyerang tanaman kayu putih muda yang mengakibatkan kematian<br />

tanaman mencapai 50%.<br />

Untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh hama rayap tanah telah<br />

dilakukan tindakan pengendalian dengan berbagai cara, antara lain secara kimiawi <strong>dan</strong><br />

secara hayati. Pengendalian secara kimiawi yaitu usaha pengendalian dengan<br />

menggunakan bahan kimia (insektisida), misalnya dengan menggunakan insektisida<br />

heptachlor, chlor<strong>dan</strong>e <strong>dan</strong> HCS (Natawiria, 1973). Cara ini dipan<strong>dan</strong>g kurang<br />

menguntungkan karena selain biayanya mahal, pemakaian insektisida kimia/sintetis juga<br />

dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, seperti keracunan pada hewan <strong>dan</strong><br />

manusia, <strong>dan</strong> pencemaran air.<br />

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mencari sarana<br />

pengendalian alternatif yang dapat mengendalikan hama secara efektif tetapi ramah<br />

lingkungan. Salah satu alternatif yang punya prospek baik untuk mengendalikan rayap<br />

tanah yang menyerang kayu putih adalah dengan insektisida nabati. Insektisida nabati<br />

adalah insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman. Tanaman sereh wangi<br />

2

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!