MENINJAU ULANG FUNDAMENTALISME KRISTEN - SAAT
MENINJAU ULANG FUNDAMENTALISME KRISTEN - SAAT
MENINJAU ULANG FUNDAMENTALISME KRISTEN - SAAT
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
98 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan<br />
bersikap evasif bila mereka mengatakan tidak ada masalah doktrinal<br />
yang serius yang terlibat. Fakta yang sebenarnya adalah justru sebaliknya.<br />
Maka dari itu, di samping elemen-elemen militansi, isolasionisme,<br />
separatisme dan lain-lain yang dapat dijumpai dalam fundamentalisme,<br />
kita mungkin harus mengakui bahwa fundamentalisme tetap<br />
meninggalkan satu realitas penting, yakni mereka tetap memelihara kasih<br />
terhadap Alkitab dan membacanya. Mereka telah memelihara banyak<br />
doktrin iman yang kaya yang acapkali diabaikan. Mereka mengungguli<br />
dan memberi inspirasi kepada yang lain dalam penginjilan dan misi.<br />
Keempat, kita harus mengakui bahwa fundamentalis kadang-kadang<br />
(jika tidak mau dikatakan, sering) membuat lebih banyak kemajuan dalam<br />
misi dan penginjilan daripada kelompok Liberal. Bahkan pengkritik<br />
fundamentalis terkadang mengakui bahwa mereka memiliki beberapa<br />
sumber kekuatan yang kurang dijunpai di antara kelompok Liberal. Jika<br />
asumsi-asumsi dasar fundamentalis dianggap benar, posisi mereka jelas<br />
dan logis. Mereka tahu dengan tepat apa yang mereka percayai dan<br />
tidak sekadar mencari kebenaran. Hal ini merupakan kontras yang tajam<br />
dengan pemikiran Liberal yang membingungkan dan tercampuraduknya<br />
ide-ide yang berkontradiksi. Karena itu tidak heran jika kita menjumpai<br />
adanya banyak petobat fundamentalis yang berasal dari anggota gereja<br />
Liberal yang mereka tinggalkan.<br />
Kelima, adalah tidak adil dan hanya penyamarataan sekilas saja jika<br />
seseorang menyamakan fundamentalisme dengan evangelikalisme, atau<br />
fundamentalisme dengan tradisi Reformed. Fundamentalisme menerima<br />
Alkitab dengan cara interpretasi literal dan bahkan menjadikan Alkitab<br />
sebagai penguji ilmu pengetahuan modern. Setiap ayat, setiap kata dalam<br />
Alkitab, menjadi kebenaran literal dan “fakta” yang berdiri sendiri. Pada<br />
sisi lain, evangelikal atau tradisi Reformed menerima authoritas<br />
Scripturae dengan mencoba menangkap pemahaman seluruh Alkitab dan<br />
memberi tempat bagi interpretasi simbolik (tidak hanya literal) pada<br />
banyak bagian Alkitab. Mereka juga melihat kesaksian Roh Kudus dalam<br />
hati pembacanya sebagai bagian penting dari otoritas kitab suci, bukan<br />
kata-kata Alkitab saja. Militansi atau anti-modernisme (atau modernitas)<br />
juga membedakan fundamentalis sebagai subset dari evangelikalisme<br />
yang lebih luas. Beberapa denominasi bersifat evangelikal dalam doktrin<br />
(misalnya, Metodis, Baptis, Lutheran) tetapi tidak memiliki militansi yang<br />
berhubungan dengan fundamentalis. Di sini kita melihat isu atau<br />
perdebatan tentang doktrin telah bergeser dari sikap/pendirian ke arah<br />
pertahanan doktrin tersebut. Oleh karena itu tidaklah tepat untuk<br />
mengelompokkan semua agama konservatif evangelikalisme di bawah<br />
bendera fundamentalisme. Jelas bahwa secara historis tidak semua<br />
evangelikal atau kelompok konservatif menginginkan label