05.03.2015 Views

Warta JWC (Apr'06).FH11 - binus university

Warta JWC (Apr'06).FH11 - binus university

Warta JWC (Apr'06).FH11 - binus university

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Warta</strong> <strong>JWC</strong><br />

The Joseph Wibowo Center for Advanced Learning<br />

“Jalinan Informasi Kita Bersama”<br />

Vol. 4/IV/April/2006<br />

Daftar Isi<br />

“Games Programming<br />

Workshop :<br />

How to Program<br />

Games with Flash”<br />

Campus Visit<br />

Universiti Brunei<br />

Darussalam<br />

White Day<br />

“Kiat Mengajarkan<br />

Nilai Uang Kepada Si<br />

Kecil”<br />

“Information System<br />

Retrieval di Bidang<br />

Perpustakaan”<br />

MM Seminar<br />

“Building Your Career :<br />

A Journey”<br />

BiNusian Profile :<br />

Ursula Indranila S.<br />

Book Corner<br />

“Solusi Cerdas<br />

Keuangan Keluarga”<br />

Pengarang :<br />

Antony Japari<br />

Penerbit :<br />

Jagadnita Publishing<br />

International Conference on Sustainable Program<br />

in Intellectual Capital Education<br />

“Intellectual Capital for Business Value Creation :<br />

The European and Asian Experiences”<br />

Untuk menggerakkan kesadaran<br />

masyarakat bisnis serta pengusaha<br />

akan pentingnya intellectual capital,<br />

Universitas Bina Nusantara<br />

bekerjasama dengan Uni Eropa<br />

m en ga da ka n In t er n at i on a l<br />

Conference of Sustainable Program<br />

in Intellectual Capital Education<br />

(SPICE) dengan tema “Intellectual<br />

Capital for Business Value<br />

Creation : The European and<br />

Asian Experiences” pada tanggal 8<br />

Maret 2006 di kampus The Joseph<br />

Wibowo Center for Advanced<br />

Learning.<br />

S emi n a r i n te rn a si on al i n i<br />

diselenggarakan sebagai wadah tukar<br />

pengalaman tentang peran<br />

intellectual capital yang terdiri dari<br />

Human Capital, Structural Capital<br />

dan Relational Capital dalam business<br />

value creation dari para ahli serta<br />

pakar pendidikan dan praktisi bisnis<br />

yang berasal dari Eropa dan<br />

Indonesia.<br />

Sharing dipaparkan antara lain oleh<br />

Dr. Jos Luhukay, (CEO, Lippo<br />

Ba nk, Tb k.), Dr. Daa n<br />

Andriessen (Professor of<br />

Intellectual Capital, Center for<br />

Research in Intellectual Capital,<br />

Netherlands), Dr. Marien van den<br />

Boom (InHolland University,<br />

Netherlands), Dr. Ana Paula<br />

(Professor of Economics,<br />

University of Minho, Portugal)<br />

dan Priyo Wibowo (PT Hollitech<br />

Indonesia).<br />

Sharing pengalaman perusahaan di Eropa dan Asia dalam<br />

perkembangan Intellectual Capital dan deklarasi berdirinya The<br />

Widia Research Center BiNus dan Indonesia Society of Intellectual<br />

Capital.<br />

“Modal uang (financial capital) dan<br />

modal berwujud (tangible capital)<br />

yang dianggap penting bagi<br />

pe ru sa haa n p ad aha l pa da<br />

kenyataannya modal tidak berwujud<br />

seperti intellectual capital ini sangat<br />

berperan terlebih pada era dimana<br />

pengetahuan menjadi sangat<br />

dominan dalam perekonomian, yang<br />

lazim disebut sebagai knowledgebased<br />

economy (ekonomi berbasis<br />

pengetahuan),” ungkap Dr. Budi<br />

Dharmadi, Dirjen Industri<br />

Logam & Telematika RI, yang ikut<br />

serta menjadi salah satu pembicara<br />

d a l a m s e m i n a r i n i .<br />

“Mengidentifikasikan Intellectual<br />

Capital telah menjadi hal yang paling<br />

kritis dalam perkembangan visi &<br />

strategi perusahaan,” lanjutnya.<br />

Da l a m s e m i n a r i n i j u ga<br />

dideklarasikan berdirinya The Widia<br />

Research Center Bina Nusantara<br />

dan The Indonesian Society of<br />

Intellectual Capital (ISIC) sebagai<br />

wadah untuk meningkatkan<br />

kerjasama industri dan perguruan<br />

tinggi dalam bidang riset dan<br />

pengajaran bidang intellectual capital.<br />

“Pembentukan Indonesian Society<br />

for Intellectual Capital yang<br />

merupakan organisasi non-laba ini<br />

terbuka kepada siapa saja yang<br />

berminat dalam bidang intellectual<br />

capital,” ungkap Dr. Firdaus A.<br />

Alamsjah, Executive Director<br />

The Joseph Wibowo Centre<br />

BiNus pada saat peresmiannya.<br />

“Dengan terbentuknya organisasi<br />

ini, diharapkan para pengembang<br />

bisnis dapat saling berbagi<br />

pengalaman dalam pengembangan<br />

Intellectual Capital di Indonesia, “<br />

lanjut Dr. Parulian Sihotang,<br />

Dekan Fakultas Ekonomi BiNus<br />

yang juga menjadi penanggung jawab<br />

seminar internasional ini.<br />

Seminar juga menampilkan hasil riset<br />

tentang Intellectual Capital dari<br />

mahasiswi BiNus International, Yulia<br />

Sanjaya dan Angeline Winata.<br />

Berdasarkan sharing pengalaman dari<br />

para ahli Eropa & Indonesia ini,<br />

diharapkan dapat tercipta kolaborasi<br />

yang baik dalam riset dan training<br />

penerapan Intellectual Capital demi<br />

kemajuan bangsa. Selamat<br />

membangun era baru industri<br />

Indonesia! (da-vs)<br />

Redaksi : Ivone Darwis, Shelsia Yahya, Tjiatno Indra, Venny Santoso (The Joseph Wibowo Center for Advanced Learning)<br />

Kontributor tamu : Dian Angraeni, Tedy Fardiansyah<br />

Universitas Bina Nusantara, Jl. Hang Lekir I No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120<br />

Telp. (62-21) 720-2222 ext. 120 / 118 | Fax. (62-21) 720-8569 / 720-5555 | E-mail : inquiry-jwc@<strong>binus</strong>.ac.id | Website : www.<strong>binus</strong>.ac.id


BiNus International<br />

Vol. 4/IV/April/2006<br />

“Games Programming Workshop :<br />

How to Program Games with Flash”<br />

18 Maret 2006<br />

Melalui permainan komputer, para pemain dapat<br />

berinteraksi dengan dunia yang telah diciptakan oleh<br />

programmer. Semakin bervariasi dunia yang diciptakan,<br />

maka para pemain juga akan semakin memfokuskan<br />

perhatiannya pada games tersebut. Bagi sebagian orang,<br />

games telah menjadi bagian dari kehidupan mereka dan<br />

jika diperhatikan dengan benar maka games dapat<br />

membantu daya pikir dan kreatifitas.<br />

Dengan begitu banyaknya games komputer yang digemari oleh berbagai kalangan di masyarakat<br />

kita, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, maka BiNus International tergerak untuk<br />

mengadakan Workshop tentang dasar pembuatan games. Workshop yang menggunakan<br />

Macromedia Flash ini diadakan pada hari Sabtu, 18 Maret 2006, diikuti oleh 21 siswa / siswi<br />

dari 7 sekolah di Jakarta dan dibimbing oleh Tri A. Budiono, MIT, Raymond Kosala, Ph.D,<br />

serta Nurhendra Wardhana Suwarsono, B.Sc., M.Sc.<br />

Jumlah peserta workshop memang sengaja dibatasi demi terciptanya suasana workshop yang<br />

up close dan personal sehingga setelah workshop selesai,<br />

para peserta dapat mengembangkan ketrampilan yang<br />

didapat untuk membuat games yang lebih canggih lagi.<br />

Nah.. Bagi para penggemar games yang tertarik untuk<br />

membuat games sendiri, kini dapat mengambil kuliah di<br />

BiNus International, jurusan Computer Science dengan<br />

peminatan Games Technology yang bekerjasama dengan<br />

Murdoch University, Australia (ti-vs)<br />

White Day<br />

14-15 Maret 2006<br />

Konon menurut tradisi, sebulan setelah<br />

Valentine’s Day, orang – orang merayakan White<br />

Day. Perayaan yang jatuh pada tanggal 14 Maret<br />

ini merupakan jawaban dari Valentine Day,<br />

dimana bagi yang telah menerima hadiah sebagai<br />

simbol kasih pada tanggal 14 Februari dapat<br />

membalasnya saat White Day.<br />

Tahun ini, mahasiswa BiNus International<br />

merayakan White Day dengan serangkaian acara<br />

yang dikoordinir oleh VoB (Voice of BiNus<br />

International) dan berlangsung selama 2 hari.<br />

Masing-masing student club ikut berpartisipasi,<br />

mengisi acara yang bertajuk “To Love &<br />

Beloved in Return” ini, seperti : donor darah,<br />

pengiriman pesan DU-DU, love phrasing<br />

contest, tarian, paduan suara, dan lain-lainnya.<br />

Campus Visit<br />

Universiti Brunei Darussalam<br />

17 Maret 2006<br />

Tanggal 17 Maret 2006 kemarin, Universitas Bina Nusantara<br />

(BiNus) mendapat kunjungan mahasiswa dan dosen dari<br />

Universiti Brunei Darussalam. Di sela waktu yang<br />

sempit, rombongan yang tujuan awalnya mengikuti seminar<br />

di Indonesia ini menyempatkan diri untuk berkunjung ke<br />

beberapa kampus di Jakarta dan salah satunya adalah<br />

kampus The Joseph Wibowo Center (<strong>JWC</strong>).<br />

Selama di <strong>JWC</strong>, mereka dijamu oleh Student Committee BiNus International dengan beberapa<br />

kegiatan, seperti : perkenalan singkat tentang Student Committe, pemutaran video hasil karya<br />

mahasiswa BiNus International tentang kehidupan kampus <strong>JWC</strong>, dan lain-lainnya. Selain itu,<br />

dengan dipandu oleh mahasiswa BiNus International, rombongan berkesempatan untuk<br />

melakukan campus tour sehingga dapat melihat kehidupan kampus BiNus International secara<br />

lebih jelas.<br />

Dalam kunjungan ini, suasana antara tuan rumah maupun<br />

tamunya terasa sangat akrab dan tampak beberapa<br />

diantaranya saling bertukar alamat e-mail maupun pin yang<br />

terpasang pada jaket almamater mereka.<br />

Tanpa terasa, 3 jam telah berlalu dan kunjungan diakhiri<br />

dengan pertukaran plakat serta foto bersama. Semoga<br />

melalui kunjungan ini dapat semakin meningkatkan<br />

hubungan baik antar kedua negara, terutama kedua<br />

universitas. (sy)<br />

Yang menarik adalah antusiasme para mahasiswa<br />

dan juga staff <strong>JWC</strong> pada saat donor darah.<br />

Mereka berbondong-bondong menyumbangkan<br />

darahnya sehingga panitia kewalahan karena<br />

kehabisan jarum untuk donor. “Waduh.. gue<br />

pengen banget nih nyumbang darah, tapi<br />

jarumnya abis. Ya udah… next time kali ye..,”<br />

celetuk salah seorang staff <strong>JWC</strong> yang ingin sekali<br />

jadi pendonor.<br />

Semoga acara yang dikoordinir oleh Eko<br />

Prayitno, mahasiswa Marketing 2004 ini dapat<br />

diselenggarakan lagi tahun depan. (sy-id)


Artikel<br />

Vol. 4/IV/April/2006<br />

“Kiat Mengajarkan Nilai Uang<br />

Kepada Si Kecil”<br />

Apakah Anda merasa khawatir bahwa buah hati Anda tidak bisa mengelola uangnya<br />

secara bertanggung jawab dan cenderung boros dalam membelajakan uangnya ?<br />

Oleh : Tedy Fardiansyah, FRM<br />

Akademisi, Praktisi dan Pengamat Investasi-Keuangan, Faculty Member MM BiNus<br />

Anak-anak dilahirkan untuk dibesarkan agar bisa<br />

menjadi penerus keluarga dan bisa berdiri<br />

sendiri. Sejak anak kita dilahirkan kita semua<br />

bertanggung jawab untuk membiayai semua<br />

kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan primer,<br />

sekunder sampai biaya pendidikan. Semuanya<br />

tentu membutuhkan uang yang tidaklah bisa<br />

dikatakan sedikit.<br />

Tentu kita semua sebagai orang tua, ingin sekali<br />

mendidik anak untuk dapat menghargai nilai<br />

uang. Lebih jauh, ketika anak-anak sudah dewasa<br />

kita semua sebagai orang tua berharap mereka<br />

bisa mengelola keuangannya dengan bijak dan<br />

bertanggung jawab. Karena nanti ketika mereka<br />

telah berkeluarga sudah tentu merekapun harus<br />

melakukan apa yang kita lakukan sebagai orang<br />

tua saat ini.<br />

Sejak anak-anak masih kecil perlu sekali bagi<br />

kita semua untuk memberikan suatu penyadaran<br />

kepada mereka tentang nilai uang yang dengan<br />

susah payah kita dapatkan. Tentunya kita semua<br />

tidak ingin bahwa anak-anak kita tidak mampu<br />

untuk mengelola keuangannya dan cenderung<br />

memiliki sifat boros.<br />

Singkatnya, penting sekali untuk memberikan<br />

pendidikan kepada anak-anak mengenai<br />

penghargaan terhadap nilai uang, karena perilaku<br />

seseorang terhadap uang dan bagaimana<br />

mengelola keuangan pribadi akan sangat<br />

ditentukan oleh apa yang menjadi kebiasaannya<br />

sejak masih kecil hingga tumbuh dewasa.<br />

Nah, berikut beberapa kiat yang mudahmudahan<br />

membantu Anda semua dalam<br />

mengajarkan tentang betapa berharganya uang<br />

kepada buah hati Anda.<br />

Pertama, bukalah rekening tabungan bagi anakanak,<br />

misalnya saat mulai masuk sekolah dasar.<br />

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk<br />

membiasakan mereka menabung sejak kecil.<br />

Dari mana sumber uang untuk mengisi<br />

tabungannya ? Misalkan Anda bisa memberikan<br />

uang untuk keperluan sekolah setiap 1 minggu<br />

sekali. Jika ada sisa, inilah yang bisa anak-anak<br />

tambahkan ke dalam tabungannya. Setiap akhir<br />

tahun bisa dilihat tabungan siapa yang paling<br />

banyak saldonya. Dan Anda bisa memberikan<br />

hadiah khusus bagi si anak yang paling banyak<br />

saldo tabungannya.<br />

Kedua, selain uang untuk keperluan sekolah,<br />

berilah anak-anak uang jajan tetapi jangan terlalu<br />

banyak. Tentunya kita bisa mereka-mereka<br />

berapa uang jajan yang cukup dan tidak<br />

berlebihan. Hal ini dimaksudkan jika suatu saat<br />

anak-anak ternyata harus membeli sesuatu yang<br />

tidak bisa digapai oleh uang jajan tersebut,<br />

mereka terpaksa harus meminta kepada orang<br />

tua. Hal ini paling tidak bisa membuat mereka<br />

mulai mengerti nilai dari uang. Cara yang lain,<br />

orang tua bisa memberikan mereka tambahan<br />

uang atas kebutuhan jika suatu saat memang<br />

diperlukan, tetapi dengan pinalti uang mingguan<br />

untuk minggu berikutnya akan dikurangi. Dengan<br />

demikian anak-anak kita akan berusaha untuk<br />

hidup tidak lebih besar pasak dari pada tiang.<br />

Jadi, jangan biasakan memberikan uang kepada<br />

anak-anak secara berlebihan. Mungkin sekali,<br />

dulu ketika kita masih kecil, kita sering kali<br />

protes karena jumlah uang jajan yang kita anggap<br />

“sedikit”.<br />

Ketiga, gunakan uang sebagai bentuk dari<br />

penghargaan dari prestasi anak di sekolah.<br />

Misalkan jika bisa mendapat juara kelas akan<br />

memperoleh sejumlah uang atau liburan ke<br />

tempat yang menyenangkan. Dengan begini,<br />

anak tentu akan semakin menghargai nilai uang.<br />

Artinya mereka harus berusaha belajar dengan<br />

keras untuk mendapatkan sejumlah uang sebagai<br />

bonus.<br />

Keempat, bantu anak-anak untuk membuat<br />

pencatatan mengenai uang yang mereka<br />

belanjakan dan tabungkan secara rutin. Gunakan<br />

buku khusus untuk mencatat semua arus kas,<br />

misalkan untuk setiap bulan. Dengan cara in<br />

anak-anak akan menjadi sadar mengenai pola<br />

belanja mereka masing-masing dan belajar untuk<br />

menekan pengeluarannya.<br />

Kelima, gunakan contoh-contoh yang nyata.<br />

Misalkan ketika Anda sedang makan di sebuah<br />

rumah makan, ceritakan pada anak-anak, (maaf)<br />

berapa gaji seorang pelayan yang cukup berat<br />

pekerjaannya. Harapan kita anak-anak tentu<br />

akan membandingkannya dengan harga mainan<br />

atau keperluan lain yang harus kita bayar sebagai<br />

orang tua. Lebih jauh hal ini bisa menanamkan<br />

suatu pemikiran kepada anak-anak bahwa uang<br />

tidak dengan mudah dapat diperoleh dan harus<br />

dengan bekerja keras. Di samping itu tentunya<br />

kita semua juga berharap bahwa anak-anak kita<br />

memiliki motivasi untuk belajar keras dan<br />

sekolah setinggi-tingginya agar bisa menjadi<br />

seorang yang sukses. Mungkin kita juga sering<br />

berkata kepada anak-anak untuk selalu berhemat<br />

karena orang tua harus kerja keras untuk<br />

mendapatkan uang.<br />

Keenam, ajaklah anak-anak untuk memainkan<br />

financial games yang memberikan pelajaran<br />

mengen ai bagaimana untuk sukses<br />

mengakumalasikan kekayaan. Mungkin Anda<br />

pernah bermain monopoli dengan anak-anak.<br />

Terlepas dari dadu yang digunakan dalam<br />

permainan, paling tidak ada pelajaran bahwa<br />

pemenangnya adalah yang paling banyak<br />

memiliki uang dan aset ketika permainan<br />

berakhir. Saat ini sudah banyak permainan dalam<br />

bentuk software komputer yang bisa membantu<br />

Anda untuk mendidik anak-anak dalam<br />

mengelola keuangannya secara cermat dan<br />

cerdas.<br />

Mudah-mudahan, kiat di atas bisa berguna<br />

sebagai pencerahan bagi kita semua dalam<br />

memberikan pendidikan kepada anak-anak<br />

untuk mulai memahami nilai dari uang. Dan jika<br />

saat ini Anda adalah orang yang berkecukupan<br />

dan memiliki banyak uang, adalah jauh lebih<br />

baik untuk tetap membatasi memberikan uang<br />

kepada anak agar mereka lebih mengerti bahwa<br />

uang tidaklah muncul tiba-tiba seperti pada<br />

permainan sulap. (tf)


Magister Manajemen<br />

Vol. 4/IV/April/2006<br />

“Information System Retrieval di<br />

Bidang Perpustakaan”<br />

1 Maret 2006<br />

Masyarakat dan sekolah.<br />

BiNusian Profile<br />

Ursula Indranila S.<br />

Sistem informasi pada sebuah perpustakaan sangat diperlukan<br />

sekali untuk membantu mempermudah pendataan terutama<br />

pada instituti yang memiliki koleksi yang sangat banyak.<br />

Pada tanggal 1 Maret 2006, Universitas Bina Nusantara (BiNus)<br />

berkesempatan mengundang Putu Laxman Pendit, Ph.D,<br />

seorang pakar sistem informasi di bidang perpustakaan untuk<br />

mengadakan diskusi terbuka yang ditujukan bagi para<br />

pustakawan dari berbagai perguruan tinggi, Lembaga Sosial<br />

Diskusi yang dibuka oleh Bahtiar Saleh Abbas, Ph.D, Wakil Rektor 1 bagian Akademik<br />

Universitas Bina Nusantara dan dimoderatori oleh Dra. Endang Ernawati., M.Lib., Manager<br />

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara ini mengangkat topik “Information System Retrieval<br />

di Bidang Perpustakaan”, membahas tentang penelusuran informasi di perpustakaan yang pada<br />

hakikatnya memiliki prinsip : “Jika pustakawan menyimpan sesuatu dan pemakai mencarinya,<br />

maka seharusnya sesuatu yang disimpan itu dapat ditemukan.”<br />

Dalam penjelasannya, pembicara menyampaikan bahwa penelusuran informasi di perpustakaan<br />

pada dasarnya terdiri atas tiga jenis, yaitu : OPAC (Online Access Public Catalog), IRS (Information<br />

Retrieval System), dan LA (Library Automation), namun setelah teknologi informasi yakni internet<br />

diadopsi dalam sistem perpustakaan, ketiga sistem tersebut telah dicampur menjadi satu.<br />

Selain memberikan penjelasan, pembicara juga membuka sesi<br />

tanya jawab bagi para peserta yang hadir sekitar 50 orang ini.<br />

Bagi masyarakat awam, mungkin istilah yang dijelaskan terasa<br />

asing namun setidaknya kita perlu mengetahuinya walaupun<br />

sedikit.<br />

Semoga di lain waktu, BiNus berkesempatan untuk mengadakan<br />

diskusi terbuka lagi bersama pakar-pakar perpustakaan yang<br />

lain. (team)<br />

Di kalangan internal Universitas Bina Nusantara (BiNus), khususnya di<br />

Joseph Wibowo Center (<strong>JWC</strong>), nama Ursula Indranila sepertinya tidak<br />

asing lagi. Namun lain halnya dengan mahasiswa yang mungkin tidak<br />

mengenal siapa dia karena selama ini beliau memang bertugas di belakang layar sebagai Sekretaris<br />

untuk Executive Director.<br />

Ibu Ur, begitu biasanya beliau disapa, memulai perjalanan karirnya di BiNus pada tanggal 1 Maret<br />

1986 sebagai Sekretaris Direktur Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) sebelum<br />

akhirnya beralih nama menjadi Universitas Bina Nusantara pada tahun 1996 dan Ibu Ur diangkat<br />

menjadi Sekretaris Rektor, mendampingi Almh. Ibu Th. Widia Soerjaningsih.<br />

Ibu dari dua orang putra dan putri ini, sejak tahun 2003 hingga kini, bertugas di <strong>JWC</strong>. Kehadiran<br />

Ibu Ur layaknya seorang ibu bagi para rekan kerjanya karena beliau termasuk orang yang sangat<br />

perhatian terhadap sesama. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di BiNus, Ibu Ur berusaha<br />

membantu menciptakan iklim bekerja yang menyenangkan sesuai dengan motto dari Almh. Ibu<br />

Th. Widia Soerjaningsih.<br />

Demikianlah sekilas tentang Ibu Ursula, sosok seorang Ibu dalam keluarga dan tempat kerja. (id)<br />

MM Seminar<br />

“Building Your<br />

Career :<br />

A Journey”<br />

18 Maret 2006<br />

Untuk mendapatkan karir yang diimpikan,<br />

kita perlu mempersiapkan diri dengan ilmu<br />

ataupun ketrampilan yang diperoleh saat<br />

kuliah. Namun selain itu, kita juga dituntut<br />

untuk mampu ‘memasarkan’ diri kita ke<br />

perusahaan yang dipilih untuk berkarir.<br />

Semua bisa dimulai dari saat kita akan<br />

melamar ke suatu perusahaan, seperti :<br />

penulisan CV yang baik dan benar, persiapan<br />

interview, hingga akhirnya diterima.<br />

Demikianlah garis besar yang dibicarakan<br />

oleh Irwan Rei, Managing Director of SRW<br />

& Co., dalam acara MM Seminar di<br />

Universitas Bina Nusantara (BiNus) pada<br />

tanggal 18 Maret 2006 dengan topik "Building<br />

Your Career : A Journey". Pembicara yang<br />

telah ahli dalam bidang Human Resources ini<br />

memberikan tips dan trik bagi para peserta<br />

tentang cara ‘memasarkan’ diri agar dapat<br />

diterima di perusahaan yang diimpikan.<br />

Sekitar 70 orang lebih, yang sebagian besar<br />

terdiri dari para lulusan S1 yang ingin sukses<br />

dalam dunia karir tampak hadir dalam acara<br />

yang diadakan di kampus The Joseph<br />

Wibowo Center (<strong>JWC</strong>) BiNus. Itulah upaya<br />

BiNus untuk dapat membantu para lulusan<br />

agar mampu bersaing mendapatkan karir<br />

yang didambakan. (sy-id)<br />

Kritik & Saran<br />

Untuk meningkatkan kualitas <strong>Warta</strong><br />

<strong>JWC</strong> kita, silahkan layangkan kritik &<br />

saran Anda ke :<br />

inquiry-jwc@<strong>binus</strong>.ac.id<br />

Terima kasih atas partisipasi Anda.<br />

Selamat Paskah !

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!