Warta JWC (Apr'06).FH11 - binus university
Warta JWC (Apr'06).FH11 - binus university
Warta JWC (Apr'06).FH11 - binus university
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Warta</strong> <strong>JWC</strong><br />
The Joseph Wibowo Center for Advanced Learning<br />
“Jalinan Informasi Kita Bersama”<br />
Vol. 4/IV/April/2006<br />
Daftar Isi<br />
“Games Programming<br />
Workshop :<br />
How to Program<br />
Games with Flash”<br />
Campus Visit<br />
Universiti Brunei<br />
Darussalam<br />
White Day<br />
“Kiat Mengajarkan<br />
Nilai Uang Kepada Si<br />
Kecil”<br />
“Information System<br />
Retrieval di Bidang<br />
Perpustakaan”<br />
MM Seminar<br />
“Building Your Career :<br />
A Journey”<br />
BiNusian Profile :<br />
Ursula Indranila S.<br />
Book Corner<br />
“Solusi Cerdas<br />
Keuangan Keluarga”<br />
Pengarang :<br />
Antony Japari<br />
Penerbit :<br />
Jagadnita Publishing<br />
International Conference on Sustainable Program<br />
in Intellectual Capital Education<br />
“Intellectual Capital for Business Value Creation :<br />
The European and Asian Experiences”<br />
Untuk menggerakkan kesadaran<br />
masyarakat bisnis serta pengusaha<br />
akan pentingnya intellectual capital,<br />
Universitas Bina Nusantara<br />
bekerjasama dengan Uni Eropa<br />
m en ga da ka n In t er n at i on a l<br />
Conference of Sustainable Program<br />
in Intellectual Capital Education<br />
(SPICE) dengan tema “Intellectual<br />
Capital for Business Value<br />
Creation : The European and<br />
Asian Experiences” pada tanggal 8<br />
Maret 2006 di kampus The Joseph<br />
Wibowo Center for Advanced<br />
Learning.<br />
S emi n a r i n te rn a si on al i n i<br />
diselenggarakan sebagai wadah tukar<br />
pengalaman tentang peran<br />
intellectual capital yang terdiri dari<br />
Human Capital, Structural Capital<br />
dan Relational Capital dalam business<br />
value creation dari para ahli serta<br />
pakar pendidikan dan praktisi bisnis<br />
yang berasal dari Eropa dan<br />
Indonesia.<br />
Sharing dipaparkan antara lain oleh<br />
Dr. Jos Luhukay, (CEO, Lippo<br />
Ba nk, Tb k.), Dr. Daa n<br />
Andriessen (Professor of<br />
Intellectual Capital, Center for<br />
Research in Intellectual Capital,<br />
Netherlands), Dr. Marien van den<br />
Boom (InHolland University,<br />
Netherlands), Dr. Ana Paula<br />
(Professor of Economics,<br />
University of Minho, Portugal)<br />
dan Priyo Wibowo (PT Hollitech<br />
Indonesia).<br />
Sharing pengalaman perusahaan di Eropa dan Asia dalam<br />
perkembangan Intellectual Capital dan deklarasi berdirinya The<br />
Widia Research Center BiNus dan Indonesia Society of Intellectual<br />
Capital.<br />
“Modal uang (financial capital) dan<br />
modal berwujud (tangible capital)<br />
yang dianggap penting bagi<br />
pe ru sa haa n p ad aha l pa da<br />
kenyataannya modal tidak berwujud<br />
seperti intellectual capital ini sangat<br />
berperan terlebih pada era dimana<br />
pengetahuan menjadi sangat<br />
dominan dalam perekonomian, yang<br />
lazim disebut sebagai knowledgebased<br />
economy (ekonomi berbasis<br />
pengetahuan),” ungkap Dr. Budi<br />
Dharmadi, Dirjen Industri<br />
Logam & Telematika RI, yang ikut<br />
serta menjadi salah satu pembicara<br />
d a l a m s e m i n a r i n i .<br />
“Mengidentifikasikan Intellectual<br />
Capital telah menjadi hal yang paling<br />
kritis dalam perkembangan visi &<br />
strategi perusahaan,” lanjutnya.<br />
Da l a m s e m i n a r i n i j u ga<br />
dideklarasikan berdirinya The Widia<br />
Research Center Bina Nusantara<br />
dan The Indonesian Society of<br />
Intellectual Capital (ISIC) sebagai<br />
wadah untuk meningkatkan<br />
kerjasama industri dan perguruan<br />
tinggi dalam bidang riset dan<br />
pengajaran bidang intellectual capital.<br />
“Pembentukan Indonesian Society<br />
for Intellectual Capital yang<br />
merupakan organisasi non-laba ini<br />
terbuka kepada siapa saja yang<br />
berminat dalam bidang intellectual<br />
capital,” ungkap Dr. Firdaus A.<br />
Alamsjah, Executive Director<br />
The Joseph Wibowo Centre<br />
BiNus pada saat peresmiannya.<br />
“Dengan terbentuknya organisasi<br />
ini, diharapkan para pengembang<br />
bisnis dapat saling berbagi<br />
pengalaman dalam pengembangan<br />
Intellectual Capital di Indonesia, “<br />
lanjut Dr. Parulian Sihotang,<br />
Dekan Fakultas Ekonomi BiNus<br />
yang juga menjadi penanggung jawab<br />
seminar internasional ini.<br />
Seminar juga menampilkan hasil riset<br />
tentang Intellectual Capital dari<br />
mahasiswi BiNus International, Yulia<br />
Sanjaya dan Angeline Winata.<br />
Berdasarkan sharing pengalaman dari<br />
para ahli Eropa & Indonesia ini,<br />
diharapkan dapat tercipta kolaborasi<br />
yang baik dalam riset dan training<br />
penerapan Intellectual Capital demi<br />
kemajuan bangsa. Selamat<br />
membangun era baru industri<br />
Indonesia! (da-vs)<br />
Redaksi : Ivone Darwis, Shelsia Yahya, Tjiatno Indra, Venny Santoso (The Joseph Wibowo Center for Advanced Learning)<br />
Kontributor tamu : Dian Angraeni, Tedy Fardiansyah<br />
Universitas Bina Nusantara, Jl. Hang Lekir I No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120<br />
Telp. (62-21) 720-2222 ext. 120 / 118 | Fax. (62-21) 720-8569 / 720-5555 | E-mail : inquiry-jwc@<strong>binus</strong>.ac.id | Website : www.<strong>binus</strong>.ac.id
BiNus International<br />
Vol. 4/IV/April/2006<br />
“Games Programming Workshop :<br />
How to Program Games with Flash”<br />
18 Maret 2006<br />
Melalui permainan komputer, para pemain dapat<br />
berinteraksi dengan dunia yang telah diciptakan oleh<br />
programmer. Semakin bervariasi dunia yang diciptakan,<br />
maka para pemain juga akan semakin memfokuskan<br />
perhatiannya pada games tersebut. Bagi sebagian orang,<br />
games telah menjadi bagian dari kehidupan mereka dan<br />
jika diperhatikan dengan benar maka games dapat<br />
membantu daya pikir dan kreatifitas.<br />
Dengan begitu banyaknya games komputer yang digemari oleh berbagai kalangan di masyarakat<br />
kita, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, maka BiNus International tergerak untuk<br />
mengadakan Workshop tentang dasar pembuatan games. Workshop yang menggunakan<br />
Macromedia Flash ini diadakan pada hari Sabtu, 18 Maret 2006, diikuti oleh 21 siswa / siswi<br />
dari 7 sekolah di Jakarta dan dibimbing oleh Tri A. Budiono, MIT, Raymond Kosala, Ph.D,<br />
serta Nurhendra Wardhana Suwarsono, B.Sc., M.Sc.<br />
Jumlah peserta workshop memang sengaja dibatasi demi terciptanya suasana workshop yang<br />
up close dan personal sehingga setelah workshop selesai,<br />
para peserta dapat mengembangkan ketrampilan yang<br />
didapat untuk membuat games yang lebih canggih lagi.<br />
Nah.. Bagi para penggemar games yang tertarik untuk<br />
membuat games sendiri, kini dapat mengambil kuliah di<br />
BiNus International, jurusan Computer Science dengan<br />
peminatan Games Technology yang bekerjasama dengan<br />
Murdoch University, Australia (ti-vs)<br />
White Day<br />
14-15 Maret 2006<br />
Konon menurut tradisi, sebulan setelah<br />
Valentine’s Day, orang – orang merayakan White<br />
Day. Perayaan yang jatuh pada tanggal 14 Maret<br />
ini merupakan jawaban dari Valentine Day,<br />
dimana bagi yang telah menerima hadiah sebagai<br />
simbol kasih pada tanggal 14 Februari dapat<br />
membalasnya saat White Day.<br />
Tahun ini, mahasiswa BiNus International<br />
merayakan White Day dengan serangkaian acara<br />
yang dikoordinir oleh VoB (Voice of BiNus<br />
International) dan berlangsung selama 2 hari.<br />
Masing-masing student club ikut berpartisipasi,<br />
mengisi acara yang bertajuk “To Love &<br />
Beloved in Return” ini, seperti : donor darah,<br />
pengiriman pesan DU-DU, love phrasing<br />
contest, tarian, paduan suara, dan lain-lainnya.<br />
Campus Visit<br />
Universiti Brunei Darussalam<br />
17 Maret 2006<br />
Tanggal 17 Maret 2006 kemarin, Universitas Bina Nusantara<br />
(BiNus) mendapat kunjungan mahasiswa dan dosen dari<br />
Universiti Brunei Darussalam. Di sela waktu yang<br />
sempit, rombongan yang tujuan awalnya mengikuti seminar<br />
di Indonesia ini menyempatkan diri untuk berkunjung ke<br />
beberapa kampus di Jakarta dan salah satunya adalah<br />
kampus The Joseph Wibowo Center (<strong>JWC</strong>).<br />
Selama di <strong>JWC</strong>, mereka dijamu oleh Student Committee BiNus International dengan beberapa<br />
kegiatan, seperti : perkenalan singkat tentang Student Committe, pemutaran video hasil karya<br />
mahasiswa BiNus International tentang kehidupan kampus <strong>JWC</strong>, dan lain-lainnya. Selain itu,<br />
dengan dipandu oleh mahasiswa BiNus International, rombongan berkesempatan untuk<br />
melakukan campus tour sehingga dapat melihat kehidupan kampus BiNus International secara<br />
lebih jelas.<br />
Dalam kunjungan ini, suasana antara tuan rumah maupun<br />
tamunya terasa sangat akrab dan tampak beberapa<br />
diantaranya saling bertukar alamat e-mail maupun pin yang<br />
terpasang pada jaket almamater mereka.<br />
Tanpa terasa, 3 jam telah berlalu dan kunjungan diakhiri<br />
dengan pertukaran plakat serta foto bersama. Semoga<br />
melalui kunjungan ini dapat semakin meningkatkan<br />
hubungan baik antar kedua negara, terutama kedua<br />
universitas. (sy)<br />
Yang menarik adalah antusiasme para mahasiswa<br />
dan juga staff <strong>JWC</strong> pada saat donor darah.<br />
Mereka berbondong-bondong menyumbangkan<br />
darahnya sehingga panitia kewalahan karena<br />
kehabisan jarum untuk donor. “Waduh.. gue<br />
pengen banget nih nyumbang darah, tapi<br />
jarumnya abis. Ya udah… next time kali ye..,”<br />
celetuk salah seorang staff <strong>JWC</strong> yang ingin sekali<br />
jadi pendonor.<br />
Semoga acara yang dikoordinir oleh Eko<br />
Prayitno, mahasiswa Marketing 2004 ini dapat<br />
diselenggarakan lagi tahun depan. (sy-id)
Artikel<br />
Vol. 4/IV/April/2006<br />
“Kiat Mengajarkan Nilai Uang<br />
Kepada Si Kecil”<br />
Apakah Anda merasa khawatir bahwa buah hati Anda tidak bisa mengelola uangnya<br />
secara bertanggung jawab dan cenderung boros dalam membelajakan uangnya ?<br />
Oleh : Tedy Fardiansyah, FRM<br />
Akademisi, Praktisi dan Pengamat Investasi-Keuangan, Faculty Member MM BiNus<br />
Anak-anak dilahirkan untuk dibesarkan agar bisa<br />
menjadi penerus keluarga dan bisa berdiri<br />
sendiri. Sejak anak kita dilahirkan kita semua<br />
bertanggung jawab untuk membiayai semua<br />
kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan primer,<br />
sekunder sampai biaya pendidikan. Semuanya<br />
tentu membutuhkan uang yang tidaklah bisa<br />
dikatakan sedikit.<br />
Tentu kita semua sebagai orang tua, ingin sekali<br />
mendidik anak untuk dapat menghargai nilai<br />
uang. Lebih jauh, ketika anak-anak sudah dewasa<br />
kita semua sebagai orang tua berharap mereka<br />
bisa mengelola keuangannya dengan bijak dan<br />
bertanggung jawab. Karena nanti ketika mereka<br />
telah berkeluarga sudah tentu merekapun harus<br />
melakukan apa yang kita lakukan sebagai orang<br />
tua saat ini.<br />
Sejak anak-anak masih kecil perlu sekali bagi<br />
kita semua untuk memberikan suatu penyadaran<br />
kepada mereka tentang nilai uang yang dengan<br />
susah payah kita dapatkan. Tentunya kita semua<br />
tidak ingin bahwa anak-anak kita tidak mampu<br />
untuk mengelola keuangannya dan cenderung<br />
memiliki sifat boros.<br />
Singkatnya, penting sekali untuk memberikan<br />
pendidikan kepada anak-anak mengenai<br />
penghargaan terhadap nilai uang, karena perilaku<br />
seseorang terhadap uang dan bagaimana<br />
mengelola keuangan pribadi akan sangat<br />
ditentukan oleh apa yang menjadi kebiasaannya<br />
sejak masih kecil hingga tumbuh dewasa.<br />
Nah, berikut beberapa kiat yang mudahmudahan<br />
membantu Anda semua dalam<br />
mengajarkan tentang betapa berharganya uang<br />
kepada buah hati Anda.<br />
Pertama, bukalah rekening tabungan bagi anakanak,<br />
misalnya saat mulai masuk sekolah dasar.<br />
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk<br />
membiasakan mereka menabung sejak kecil.<br />
Dari mana sumber uang untuk mengisi<br />
tabungannya ? Misalkan Anda bisa memberikan<br />
uang untuk keperluan sekolah setiap 1 minggu<br />
sekali. Jika ada sisa, inilah yang bisa anak-anak<br />
tambahkan ke dalam tabungannya. Setiap akhir<br />
tahun bisa dilihat tabungan siapa yang paling<br />
banyak saldonya. Dan Anda bisa memberikan<br />
hadiah khusus bagi si anak yang paling banyak<br />
saldo tabungannya.<br />
Kedua, selain uang untuk keperluan sekolah,<br />
berilah anak-anak uang jajan tetapi jangan terlalu<br />
banyak. Tentunya kita bisa mereka-mereka<br />
berapa uang jajan yang cukup dan tidak<br />
berlebihan. Hal ini dimaksudkan jika suatu saat<br />
anak-anak ternyata harus membeli sesuatu yang<br />
tidak bisa digapai oleh uang jajan tersebut,<br />
mereka terpaksa harus meminta kepada orang<br />
tua. Hal ini paling tidak bisa membuat mereka<br />
mulai mengerti nilai dari uang. Cara yang lain,<br />
orang tua bisa memberikan mereka tambahan<br />
uang atas kebutuhan jika suatu saat memang<br />
diperlukan, tetapi dengan pinalti uang mingguan<br />
untuk minggu berikutnya akan dikurangi. Dengan<br />
demikian anak-anak kita akan berusaha untuk<br />
hidup tidak lebih besar pasak dari pada tiang.<br />
Jadi, jangan biasakan memberikan uang kepada<br />
anak-anak secara berlebihan. Mungkin sekali,<br />
dulu ketika kita masih kecil, kita sering kali<br />
protes karena jumlah uang jajan yang kita anggap<br />
“sedikit”.<br />
Ketiga, gunakan uang sebagai bentuk dari<br />
penghargaan dari prestasi anak di sekolah.<br />
Misalkan jika bisa mendapat juara kelas akan<br />
memperoleh sejumlah uang atau liburan ke<br />
tempat yang menyenangkan. Dengan begini,<br />
anak tentu akan semakin menghargai nilai uang.<br />
Artinya mereka harus berusaha belajar dengan<br />
keras untuk mendapatkan sejumlah uang sebagai<br />
bonus.<br />
Keempat, bantu anak-anak untuk membuat<br />
pencatatan mengenai uang yang mereka<br />
belanjakan dan tabungkan secara rutin. Gunakan<br />
buku khusus untuk mencatat semua arus kas,<br />
misalkan untuk setiap bulan. Dengan cara in<br />
anak-anak akan menjadi sadar mengenai pola<br />
belanja mereka masing-masing dan belajar untuk<br />
menekan pengeluarannya.<br />
Kelima, gunakan contoh-contoh yang nyata.<br />
Misalkan ketika Anda sedang makan di sebuah<br />
rumah makan, ceritakan pada anak-anak, (maaf)<br />
berapa gaji seorang pelayan yang cukup berat<br />
pekerjaannya. Harapan kita anak-anak tentu<br />
akan membandingkannya dengan harga mainan<br />
atau keperluan lain yang harus kita bayar sebagai<br />
orang tua. Lebih jauh hal ini bisa menanamkan<br />
suatu pemikiran kepada anak-anak bahwa uang<br />
tidak dengan mudah dapat diperoleh dan harus<br />
dengan bekerja keras. Di samping itu tentunya<br />
kita semua juga berharap bahwa anak-anak kita<br />
memiliki motivasi untuk belajar keras dan<br />
sekolah setinggi-tingginya agar bisa menjadi<br />
seorang yang sukses. Mungkin kita juga sering<br />
berkata kepada anak-anak untuk selalu berhemat<br />
karena orang tua harus kerja keras untuk<br />
mendapatkan uang.<br />
Keenam, ajaklah anak-anak untuk memainkan<br />
financial games yang memberikan pelajaran<br />
mengen ai bagaimana untuk sukses<br />
mengakumalasikan kekayaan. Mungkin Anda<br />
pernah bermain monopoli dengan anak-anak.<br />
Terlepas dari dadu yang digunakan dalam<br />
permainan, paling tidak ada pelajaran bahwa<br />
pemenangnya adalah yang paling banyak<br />
memiliki uang dan aset ketika permainan<br />
berakhir. Saat ini sudah banyak permainan dalam<br />
bentuk software komputer yang bisa membantu<br />
Anda untuk mendidik anak-anak dalam<br />
mengelola keuangannya secara cermat dan<br />
cerdas.<br />
Mudah-mudahan, kiat di atas bisa berguna<br />
sebagai pencerahan bagi kita semua dalam<br />
memberikan pendidikan kepada anak-anak<br />
untuk mulai memahami nilai dari uang. Dan jika<br />
saat ini Anda adalah orang yang berkecukupan<br />
dan memiliki banyak uang, adalah jauh lebih<br />
baik untuk tetap membatasi memberikan uang<br />
kepada anak agar mereka lebih mengerti bahwa<br />
uang tidaklah muncul tiba-tiba seperti pada<br />
permainan sulap. (tf)
Magister Manajemen<br />
Vol. 4/IV/April/2006<br />
“Information System Retrieval di<br />
Bidang Perpustakaan”<br />
1 Maret 2006<br />
Masyarakat dan sekolah.<br />
BiNusian Profile<br />
Ursula Indranila S.<br />
Sistem informasi pada sebuah perpustakaan sangat diperlukan<br />
sekali untuk membantu mempermudah pendataan terutama<br />
pada instituti yang memiliki koleksi yang sangat banyak.<br />
Pada tanggal 1 Maret 2006, Universitas Bina Nusantara (BiNus)<br />
berkesempatan mengundang Putu Laxman Pendit, Ph.D,<br />
seorang pakar sistem informasi di bidang perpustakaan untuk<br />
mengadakan diskusi terbuka yang ditujukan bagi para<br />
pustakawan dari berbagai perguruan tinggi, Lembaga Sosial<br />
Diskusi yang dibuka oleh Bahtiar Saleh Abbas, Ph.D, Wakil Rektor 1 bagian Akademik<br />
Universitas Bina Nusantara dan dimoderatori oleh Dra. Endang Ernawati., M.Lib., Manager<br />
Perpustakaan Universitas Bina Nusantara ini mengangkat topik “Information System Retrieval<br />
di Bidang Perpustakaan”, membahas tentang penelusuran informasi di perpustakaan yang pada<br />
hakikatnya memiliki prinsip : “Jika pustakawan menyimpan sesuatu dan pemakai mencarinya,<br />
maka seharusnya sesuatu yang disimpan itu dapat ditemukan.”<br />
Dalam penjelasannya, pembicara menyampaikan bahwa penelusuran informasi di perpustakaan<br />
pada dasarnya terdiri atas tiga jenis, yaitu : OPAC (Online Access Public Catalog), IRS (Information<br />
Retrieval System), dan LA (Library Automation), namun setelah teknologi informasi yakni internet<br />
diadopsi dalam sistem perpustakaan, ketiga sistem tersebut telah dicampur menjadi satu.<br />
Selain memberikan penjelasan, pembicara juga membuka sesi<br />
tanya jawab bagi para peserta yang hadir sekitar 50 orang ini.<br />
Bagi masyarakat awam, mungkin istilah yang dijelaskan terasa<br />
asing namun setidaknya kita perlu mengetahuinya walaupun<br />
sedikit.<br />
Semoga di lain waktu, BiNus berkesempatan untuk mengadakan<br />
diskusi terbuka lagi bersama pakar-pakar perpustakaan yang<br />
lain. (team)<br />
Di kalangan internal Universitas Bina Nusantara (BiNus), khususnya di<br />
Joseph Wibowo Center (<strong>JWC</strong>), nama Ursula Indranila sepertinya tidak<br />
asing lagi. Namun lain halnya dengan mahasiswa yang mungkin tidak<br />
mengenal siapa dia karena selama ini beliau memang bertugas di belakang layar sebagai Sekretaris<br />
untuk Executive Director.<br />
Ibu Ur, begitu biasanya beliau disapa, memulai perjalanan karirnya di BiNus pada tanggal 1 Maret<br />
1986 sebagai Sekretaris Direktur Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) sebelum<br />
akhirnya beralih nama menjadi Universitas Bina Nusantara pada tahun 1996 dan Ibu Ur diangkat<br />
menjadi Sekretaris Rektor, mendampingi Almh. Ibu Th. Widia Soerjaningsih.<br />
Ibu dari dua orang putra dan putri ini, sejak tahun 2003 hingga kini, bertugas di <strong>JWC</strong>. Kehadiran<br />
Ibu Ur layaknya seorang ibu bagi para rekan kerjanya karena beliau termasuk orang yang sangat<br />
perhatian terhadap sesama. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di BiNus, Ibu Ur berusaha<br />
membantu menciptakan iklim bekerja yang menyenangkan sesuai dengan motto dari Almh. Ibu<br />
Th. Widia Soerjaningsih.<br />
Demikianlah sekilas tentang Ibu Ursula, sosok seorang Ibu dalam keluarga dan tempat kerja. (id)<br />
MM Seminar<br />
“Building Your<br />
Career :<br />
A Journey”<br />
18 Maret 2006<br />
Untuk mendapatkan karir yang diimpikan,<br />
kita perlu mempersiapkan diri dengan ilmu<br />
ataupun ketrampilan yang diperoleh saat<br />
kuliah. Namun selain itu, kita juga dituntut<br />
untuk mampu ‘memasarkan’ diri kita ke<br />
perusahaan yang dipilih untuk berkarir.<br />
Semua bisa dimulai dari saat kita akan<br />
melamar ke suatu perusahaan, seperti :<br />
penulisan CV yang baik dan benar, persiapan<br />
interview, hingga akhirnya diterima.<br />
Demikianlah garis besar yang dibicarakan<br />
oleh Irwan Rei, Managing Director of SRW<br />
& Co., dalam acara MM Seminar di<br />
Universitas Bina Nusantara (BiNus) pada<br />
tanggal 18 Maret 2006 dengan topik "Building<br />
Your Career : A Journey". Pembicara yang<br />
telah ahli dalam bidang Human Resources ini<br />
memberikan tips dan trik bagi para peserta<br />
tentang cara ‘memasarkan’ diri agar dapat<br />
diterima di perusahaan yang diimpikan.<br />
Sekitar 70 orang lebih, yang sebagian besar<br />
terdiri dari para lulusan S1 yang ingin sukses<br />
dalam dunia karir tampak hadir dalam acara<br />
yang diadakan di kampus The Joseph<br />
Wibowo Center (<strong>JWC</strong>) BiNus. Itulah upaya<br />
BiNus untuk dapat membantu para lulusan<br />
agar mampu bersaing mendapatkan karir<br />
yang didambakan. (sy-id)<br />
Kritik & Saran<br />
Untuk meningkatkan kualitas <strong>Warta</strong><br />
<strong>JWC</strong> kita, silahkan layangkan kritik &<br />
saran Anda ke :<br />
inquiry-jwc@<strong>binus</strong>.ac.id<br />
Terima kasih atas partisipasi Anda.<br />
Selamat Paskah !