16.11.2012 Views

P U T U S A N No. 59 PK/Pdt/2006 DEMI KEADILAN - Vivanews

P U T U S A N No. 59 PK/Pdt/2006 DEMI KEADILAN - Vivanews

P U T U S A N No. 59 PK/Pdt/2006 DEMI KEADILAN - Vivanews

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

P U T U S A N<br />

<strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong><br />

<strong>DEMI</strong> <strong>KEADILAN</strong> BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA<br />

M A H K A M A H A G U N G<br />

memeriksa perkara perdata dalam peninjauan kembali telah memutuskan<br />

sebagai berikut dalam perkara :<br />

PT ERA GIAT PRIMA, berkedudukan di Jakarta, Plaza<br />

Kuningan Menara Utara, Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.<br />

11 – 14 Jakarta Selatan, yang diwakili oleh Drs. Setya<br />

<strong>No</strong>vanto, dalam hal ini memberi kuasa kepada O.C. Kaligis,<br />

SH.,MH. dkk., para Advokat, berkantor di Jalan Majapahit 18<br />

– 20, Kompleks Majapahit Permai, Blok B 122 – 123, Jakarta<br />

10160 ;<br />

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi/<br />

Penggugat/Terbanding ;<br />

melawan :<br />

1. PT BANK BALI Tbk., berkedudukan di Jakarta, Jl. Jenderal<br />

Sudirman Kav. 27, Bank Bali Tower, Jakarta Selatan ;<br />

2. BANK INDONESIA, berkedudukan di Jakarta, Jl. M.H.<br />

Thamrin <strong>No</strong>. 2, Jakarta Pusat ;<br />

Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu para Pemohon<br />

Kasasi/Tergugat l, ll/ para Pembanding ;<br />

Mahkamah Agung tersebut ;<br />

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;<br />

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa<br />

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi/Penggugat/<br />

Terbanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap<br />

putusan Mahkamah Agung <strong>No</strong>. 3025 K/<strong>Pdt</strong>/2001 tanggal 8 Maret 2004<br />

yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan para<br />

Termohon Peninjauan Kembali dahulu para Pemohon Kasasi/Tergugat l,<br />

ll/para Pembanding dengan posita gugatan sebagai berikut :<br />

bahwa berdasarkan Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan <strong>No</strong>.<br />

002/P-EGP/l-99 tanggal 11 Januari 1999, selanjutnya disebut “Perjanjian<br />

Cessie” telah diperjanjikan pengalihan/cessie tagihan Tergugat terhadap PT<br />

Bank Dagang Negara Indonesia Tbk. dan PT Bank Umum Nasional Tbk.,<br />

masing-masing senilai Rp <strong>59</strong>8.091.770.000,- (lima ratus sembilan puluh<br />

Hal. 1 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


delapan milyar sembilan puluh satu juta tujuh ratus tujuh puluh ribu<br />

rupiah) dan Rp 200.000.000.000,- (dua ratus milyar rupiah) (bukti P-1) ;<br />

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 bukti P-1 (di mana Tergugat l<br />

bertindak selaku Pihak Pertama dan Penggugat selaku Pihak Kedua)<br />

antara Penggugat dengan Tergugat telah diperjanjikan hal berikut :<br />

1. Pihak Pertama menjamin Pihak Kedua bahwa tagihan yang<br />

dipindahkan dan diserahkan dengan perjanjian ini mulai dari ini menjadi<br />

hak Pihak Kedua ;<br />

2. Pihak Pertama menjamin Pihak Kedua bahwa tagihan yang dialihkan/<br />

diceeder dengan perjanjanjian ini benar-benar ada dan hanya Pihak<br />

Pertama yang berhak atasnya, bebas dari sitaan, tidak digadaikan atau<br />

diberikan sebagai agunan dengan cara apapun juga kepada pihak lain,<br />

dan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan tagihan<br />

tersebut baik sekarang maupun di kemudian hari Pihak Kedua tidak<br />

akan mendapat tuntutan apapun juga dari pihak lain yang menyatakan<br />

mempunyai hak atas apa yang dicedeer dengan perjanjian ini, dan oleh<br />

karenanya Pihak Kedua dibebaskan oleh Pihak Pertama dari segala<br />

tuntutan apapun juga dari pihak lain ;<br />

bahwa dengan demikian ketentuan Pasal 3.1 dan Pasal 3.2<br />

“Perjanjian Cessie” (bukti P-1) tersebut mengikat dan berlaku sebagai<br />

undang-undang bagi Penggugat dan Tergugat sesuai dengan ketentuan<br />

Pasal 1338 KUHPerdata yang Penggugat kutip sebagai berikut: “Semua<br />

persetujuan yang membuat secara sah berlaku sebagai undang-undang<br />

bagi mereka yang buatnya” ;<br />

bahwa selanjutnya berdasarkan Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>.<br />

007/BB/ CL/Vl/99 tanggal 9 Juni 1999 (bukti P-2) dan Perjanjian<br />

Penyelesaian <strong>No</strong>. 008/BB/CL/Vl/1999 tanggal 9 Juni 1999 (bukti P-3)<br />

kewajiban Penggugat telah dinyatakan selesai ;<br />

bahwa akan tetapi, ternyata terhitung sejak tanggal 30 Juli 1999,<br />

Penggugat terus menerus mendapat gangguan dari pihak ketiga antara lain<br />

dengan diperiksanya Direktur Utama dan Direktur Penggugat masing-<br />

masing, Dr. Setya <strong>No</strong>vanto dan Joko S. Tjandra oleh Mabes Polri dan oleh<br />

Panitia Khusus Penyelidikan Kasus Bank Bali dari Komisi Vlll DPR ;<br />

bahwa pemeriksaan oleh Mabes Polri dilakukan pada tanggal 20<br />

Agustus 1999 untuk Direktur Penggugat dan tanggal 30 Agustus 1999<br />

untuk Direktur Utama Penggugat, sebagaimana ternyata dari Surat<br />

Panggilan <strong>No</strong>. Pol.SP/561-B/Vlll/1999/Serse Ek tanggal 16 Agustus 1999<br />

Hal. 2 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


untuk Direktur Penggugat (bukti P-4) dan Surat Panggilan <strong>No</strong>. Pol. SP/<strong>59</strong>5-<br />

B/Vlll/1999Serse Ek tanggal 27 Agustus 1999 untuk Direktur Utama<br />

Penggugat (bukti P-5) ;<br />

bahwa pemeriksaan oleh Pansus Penyidik Kasus Bank Bali dari<br />

Komisi Vlll DPR atas Direktur Penggugat dilakukan pada tanggal 13<br />

September 1999 dan 15 September 1999, sebagaimana ternyata dari Surat<br />

Undangan <strong>No</strong>. PW.001/3486/DPRRI/1999 tanggal 10 September 1999 dan<br />

<strong>No</strong>. PW.001/ 3543/ DPRRI/1999 tanggal 14 September 1999 (bukti P-6 dan<br />

P-7), sedangkan pemeriksaan atas Direktur Utama Penggugat dilakukan<br />

berdasarkan Surat Undangan <strong>No</strong>. PW.001/3486/DPRRI/1999 tanggal 10<br />

September 1999 (bukti P-8) ;<br />

bahwa dengan demikian, jaminan Tergugat sebagaimana Penggugat<br />

uraikan pada dalil angka 2 surat gugatan ini tentang “tidak akan adanya<br />

tuntutan dari pihak lain” ternyata tidak benar sebagaimana terbukti adanya<br />

pemberitaan secara sistimatis yang dilakukan oleh media cetak dan media<br />

elektronik di Indonesia, antara lain sebagaimana ternyata dari bukti-bukti<br />

kliping koran dan majalah sebagai berikut :<br />

- Harian Republika tanggal 10 Agustus 1999 yang berjudul “Mabes Polri<br />

Minta Direksi Bank Bali dan PT EGP Dicekal” (bukti P-9) ;<br />

- Harian Rakyat Merdeka tanggal 2 Agustus 1999 yang berjudul<br />

“Bendahara Golkar Terlibat Kasus Bank Bali” (bukti P-10) ;<br />

bahwa selanjutnya karena “Perjanjian Cessie” (bukti P-1) tersebut<br />

telah mengakibatkan dipermasalahkannya “secara terus menerus” hasil<br />

tagihan yang merupakan hak yang selanjutnya menjadi milik Penggugat,<br />

maka pada tanggal 16 Agustus 1999, Penggugat telah membuka rekening<br />

di Bank Bali yang disebut sebagai Escrow Account dengan <strong>No</strong>mor<br />

Rekening 0999.045197 dan menempatkan dana Penggugat yang<br />

merupakan hasil Perjanjian Cessie sebesar Rp 546.466.116.369,- (lima<br />

ratus empat puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta seratus<br />

enam belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) ke dalam rekening<br />

Escrow Account tersebut (bukti P-11) dan selanjutnya dinyatakan berada di<br />

bawah pengawasan Bank Indonesia (Tergugat ll) terhitung tanggal 16<br />

Agustus 1999 ;<br />

bahwa karena sampai surat gugatan ini didaftarkan, Penggugat tidak<br />

dapat menikmati hasil Perjanjian Cessie tersebut karena adanya gangguan<br />

yang diterima dari pihak ketiga lainnya, antara lain dari : 1. Pansus Bank<br />

Bali dari Komisi Vlll DPR RI., 2. Mabes Polri., 3. Media Cetak dan., 5. Media<br />

Hal. 3 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


Elektronik., serta adanya 5. Pengawasan oleh Tergugat ll atas Escrow<br />

Account yang tercatat atas nama Penggugat di Bank Bali dengan <strong>No</strong>mor<br />

Rekening 0999.045197 tersebut di atas, yang mengakibatkan Penggugat<br />

tidak dapat memanfaatkan uangnya sendiri maka Tergugat dapat dikualifisir<br />

sebagai telah wanprestasi karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 1234<br />

KUHPerdata yang Penggugat kutip sebagai berikut : “tiap-tiap perikatan<br />

adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau tidak untuk<br />

berbuat sesuatu”, oleh karena itu sangatlah berdasarkan hukum apabila<br />

Tergugat l dinyatakan telah wanprestasi terhadap Penggugat oleh<br />

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ;<br />

bahwa karena telah terbukti Tergugat l wanprestasi sehingga<br />

mengakibatkan hasil Perjanjian Cessie (bukti P-1) dinyatakan sebagai<br />

Escrow Account dan berada di bawah pengawasan Tergugat ll dan<br />

karenanya tidak dapat dimanfaatkan oleh Penggugat selaku pemiliknya,<br />

maka sangatlah berdasarkan hukum apabila Tergugat ll dihukum dan<br />

diperintahkan untuk mencairkan Escrow Account Penggugat yang ada di<br />

Bank Bali dengan <strong>No</strong>mor Rekening 0999.045197 ;<br />

bahwa sebagai suatu konsekuensi yuridis dan tindakan wanprestasi<br />

tersebut, maka Tergugat I haruslah bertanggung jawab atas akibat hukum<br />

yang timbul, yaitu memberikan ganti biaya, rugi dan bunga sesuai dengan<br />

ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata yang Penggugat kutip sebagai berikut:<br />

“Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat<br />

sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan<br />

penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan<br />

bunga” ;<br />

bahwa sebagai akibat tindakan wanprestasi Tergugat l, maka<br />

Penggugat telah mengalami kerugian sebagai berikut :<br />

Kerugian Materil :<br />

- biaya menggunakan jasa pengacara serta biaya-biaya lain dalam<br />

rangka mendapatkan kembali hak Penggugat, yaitu sebesar<br />

Rp 25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ;<br />

- kehilangan keuntungan yang diharapkan apabila uang yang ada dalam<br />

Escrow Account Bank Bali tersebut sejak tanggal 16 Agustus 1999<br />

digunakan untuk menjalankan usaha, yaitu sebesar<br />

Rp 11.000.000.000,- (sebelas milyar rupiah) ;<br />

Kerugian Immateril :<br />

Hal. 4 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


- akibat dari wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat l, Penggugat telah<br />

kehilangan waktu, tenaga, pikiran dan nama baik yang sebenarnya tidak<br />

dapat dinilai dengan uang, tetapi untuk membuat gugatan ini menjadi<br />

jelas Penggugat menetapkan suatu angka sebesar Rp 25.000.000.000,-<br />

(dua puluh lima milyar rupiah) ;<br />

Semua kerugian materil dan immateril tersebut ditambah dengan bunga<br />

sebesar 25 % (dua puluh lima persen) per bulannya terhitung sejak<br />

gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta<br />

Selatan sampai dibayar lunas oleh Tergugat l ;<br />

bahwa karena kerugian tersebut terjadi sebagai akibat tindakan<br />

wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat l, maka sangatlah<br />

berdasarkan hukum apabila Tergugat l dihukum untuk mengganti<br />

kerugian yang dialami oleh Penggugat tersebut, dan Penggugat mohon<br />

Tergugat l dan ll untuk membayar uang paksa (dwangsom) masing-<br />

masing sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) untuk<br />

setiap hari keterlambatan para Tergugat melaksanakan isi putusan ini ;<br />

bahwa karena yang dikhawatirkan Tergugat l mengalihkan harta<br />

kekayaannya selama proses perkara ini berlangsung untuk menghindari isi<br />

putusan dalam perkara ini, Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri<br />

Jakarta Selatan agar terlebih dahulu meletakkan sita jaminan terhadap<br />

harta kekayaan milik Tergugat l, berupa :<br />

- tanah dan bangunan yang dikenal sebagai gedung Bank Bali Tower,<br />

setempat dikenal sebagai Jalan Jenderal Sudirman Kavling 27, Jakarta<br />

Selatan ;<br />

- tanah dan bangunan yang dikenal sebagai Gedung Bank Bali Bintaro,<br />

setempat dikenal sebagai Jalan MH. Thamrin Blok B l <strong>No</strong>. l Bintaro Jaya<br />

Sektor 7, Tangerang 15224 ;<br />

- Sita ;<br />

bahwa mengingat uang “hasil Perjanjian Cessie” sebesar<br />

Rp 546.466.116.369,- (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus<br />

enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh<br />

sembilan rupiah) yang tercatat atas nama PT Era Giat Pratama<br />

(Penggugat) dan sekarang berada pada “Escrow Account” Bank Bali<br />

dengan <strong>No</strong>mor Rekening 0999.045197 yang dinyatakan berada di<br />

bawah pengawasan Bank Indonesia (Tergugat ll) sangat diperlukan oleh<br />

Penggugat untuk menjalankan usahanya, dan untuk menghindari<br />

kerugian yang lebih besar lagi bagi Penggugat apabila dana tersebut<br />

Hal. 5 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


terus menerus berada di bawah pengawasan Bank Indonesia (Tergugat<br />

ll), maka beralasan apabila Pengadilan Negeri Jakarta Selatan<br />

menjatuhkan putusan dalam provisi, sebagaimana tersebut di dalam<br />

petitum gugatan ;<br />

bahwa karena gugatan ini diajukan oleh Penggugat dengan dalil-dalil<br />

maupun bukti-bukti yang tidak dapat dibantah lagi kebenarannya oleh<br />

Tergugat l dan Tergugat ll, maka wajar apabila Pengadilan Negeri<br />

Jakarta Selatan berkenan mengabulkan seluruh gugatan dan<br />

menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih<br />

dahulu meskipun ada verzet, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij<br />

voorrad) ;<br />

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon<br />

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai berikut :<br />

Dalam Provisi :<br />

1. Mengabulkan gugatan Dalam Provisi untuk seluruhnya ;<br />

2. Menyatakan bahwa Penggugat adalah pemilik dana sebesar<br />

Rp 546.466.116.369,- (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus<br />

enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh<br />

sembilan rupiah) yang ada pada Escrow Acount Bank Bali (Tergugat l)<br />

dengan <strong>No</strong>mor Rekening 0999.045197 ;<br />

3. Menghukum dan memerintahkan Tergugat ll untuk mencoret rekening<br />

Penggugat di Bank Bali (Tergugat l) dengan <strong>No</strong>mor 0999.045197 dari<br />

Daftar Rekening yang berada di bawah pengawasan Bank Indonesia<br />

(Tergugat ll) dan selanjutnya mencairkan dana sebesar Rp<br />

546.466.116.369,- (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus<br />

enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh<br />

sembilan rupiah) yang ada pada Escrow Account Bank Bali (Tergugat l)<br />

dengan <strong>No</strong>mor 0999.045197 tersebut terhitung sejak Putusan Dalam<br />

Provisi dibacakan ;<br />

4. Menyatakan Putusan Dalam Provisi ini dapat dilaksanakan terlebih<br />

dahulu meskipun ada verzet, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij<br />

voorraad) ;<br />

5. Menghukum Tergugat ll untuk membayar uang paksa (dwangsom)<br />

sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) kepada Penggugat<br />

untuk setiap hari Tergugat ll terlambat melaksanakan isi Putusan Dalam<br />

Provisi ini ;<br />

Dalam Pokok Perkara :<br />

Hal. 6 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;<br />

2. Menyatakan Tergugat l telah Wanprestasi terhadap Penggugat ;<br />

3. Menyatakan Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan <strong>No</strong>. 002/P-EGP/l-99<br />

tanggal 11 Januari 1999, Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 007/BB/CL/Vl/99<br />

tanggal 9 Juni 1999 serta Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 008/BB/CL/Vl/99<br />

tanggal 9 Juni 1999 adalah sah dan karenanya mengikat Penggugat dan<br />

Tergugat l ;<br />

4. Menyatakan Penggugat adalah pemilik dan karenanya berhak atas dana<br />

yang terdapat pada Bank Bali Rekening Escrow <strong>No</strong>. 0999.045197 atas<br />

nama PT Era Giat Prima sebesar sebesar Rp 546.466.116.369,- (lima<br />

ratus empat puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta<br />

seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) ;<br />

5. Menyatakan Sita Jaminan yang telah diletakkan dalam perkara ini<br />

adalah sah dan berharga ;<br />

6. Menghukum Tergugat l untuk mengganti kerugian yang dialami oleh<br />

Penggugat secara tunai dan sekaligus terhitung sejak putusan dalam<br />

perkara ini dibacakan sebagai akibat tindakan Wanprestasi Tergugat l<br />

dengan perincian :<br />

Kerugian Materil :<br />

1. Biaya menggunakan jasa pengacara serta biaya-biaya lain dalam<br />

rangka mendapatkan kembali hak Penggugat, yaitu sebesar<br />

Rp 25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ;<br />

2. Kehilangan keuntungan yang diharapkan apabila uang yang ada<br />

dalam Escrow Account Bank Bali tersebut sejak tanggal 16 Agustus<br />

1999 digunakan untuk menjalankan usaha, yaitu sebesar<br />

Rp 11.000.000.000,- (sebelas milyar rupiah) ;<br />

Kerugian Immateril :<br />

- Akibat dari wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat l, Penggugat<br />

telah kehilangan waktu, tenaga, pikiran dan nama baik yang<br />

sebenarnya tidak dapat dinilai dengan uang, akan tetapi agar<br />

gugatan ini menjadi jelas, maka Penggugat menetapkan suatu angka<br />

sebesar Rp 2.500.000.000.000,- (dua trilyun lima ratus milyar<br />

rupiah) ;<br />

- Semua kerugian materil dan immateril tersebut ditambah dengan<br />

bunga sebesar 2,5 % (dua setengah persen) per bulannya terhitung<br />

sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri<br />

Jakarta Selatan sampai dibayar lunas oleh Tergugat l ;<br />

Hal. 7 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


3. Menghukum Tergugat l untuk membayar uang paksa (dwangsom)<br />

sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) kepada Penggugat<br />

setiap hari Tergugat l terlambat melaksanakan isi putusan dalam<br />

perkara ini, terhitung sejak putusan dalam perkara ini dibacakan ;<br />

4. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih<br />

dahulu meskipun ada verzet, banding ataupun kasasi (uitvoerbaar bij<br />

voorraad) ;<br />

5. Menghukum Tergugat l dan Tergugat ll untuk membayar ongkos<br />

perkara ;<br />

Atau apabila Pengadilan Negeri Jakarta selatan berpendapat lain, mohon<br />

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;<br />

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat l dan ll<br />

mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :<br />

Eksepsi Tergugat l :<br />

1. Eksepsi Peremptoir: Perjanjian Cessie telah dibatalkan<br />

Bahwa Penggugat telah mendalilkan gugatannya berdasarkan ketentuan<br />

Pasal 3 Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan <strong>No</strong>. 002/P-EGP/l-99<br />

tanggal 11 Januari 1999, padahal berdasarkan Surat Keputusan BPPN<br />

<strong>No</strong>. 423/BPPN/1099 tertanggal 15 Oktober 1999 Perjanjian<br />

Pengalihan/Cessie termaksud telah dibatalkan Perjanjian Penyelesaian<br />

<strong>No</strong>. 007/BB/CL/Vl/1999 dan Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>.<br />

008/BB/CL/Vl/1999, dengan demikian perjanjian-perjanjian yang<br />

dijadikan dasar gugatan Penggugat nyata-nyata telah dibatalkan dan<br />

dengan demikian tidak mempunyai kekuatan hukum ;<br />

Bahwa menurut Prof. C.W. Star Busman, di dalam bukunya Hoofstukken<br />

van Burgerlijke Rechtsvordering, cetakan ketiga, halaman 203, eksepsi<br />

peremptoir adalah eksepsi yang bersifat prosesual karena bertujuan<br />

untuk menolak suatu gugatan tanpa memeriksa materi pokok gugatan<br />

itu sendiri. Berdasarkan eksepsi peremptoir di atas, gugatan harus<br />

dinyatakan sebagai batal dan pokok perkara tidak perlu lagi diperiksa<br />

dan harus ditolak ;<br />

2. Gugatan Kurang Pihak :<br />

Bahwa Penggugat mendalilkan bahwa berkenaan dengan Pasal 3<br />

Perjanjian Cessie ternyata Penggugat telah megalami gangguan dengan<br />

diperiksanya Direksi Penggugat oleh pihak Polri dan Komisi Vlll DPR<br />

serta berbagai pemberitaan di Media Massa bahwa akan tetapi ketiga<br />

elemen yang mengganggu tersebut tidak diikutkan sebagai pihak dalam<br />

Hal. 8 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


perkara, dengan demikian sepatutnya gugatan Penggugat harus ditolak<br />

atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima karena kurang<br />

pihak ;<br />

3. Gugatan Penggugat Kabur (obscuur libel) :<br />

Bahwa gugatan Penggugat didasarkan pada ketentuan Pasal 3<br />

Perjanjian Cessie, di mana menurut Penggugat telah pula terjadi<br />

gangguan dari pihak ketiga yang diidentifikasi antara lain pihak Polri,<br />

Komisi Vlll DPR dan Media Massa, padahal ketiga elemen yang disebut<br />

sebagai pihak ketiga yang menimbulkan gangguan bagi Penggugat<br />

adalah bertindak atas kewenangan dan hak serta fungsinya masing-<br />

masing, dengan demikian gugatan Penggugat telah mengandung anasir<br />

yang kabur (obscuur libel) oleh karenanya patut untuk ditolak atau<br />

dinyatakan tidak dapat diterima ;<br />

Eksepsi Tergugat ll :<br />

1. Seperti halnya eksepsi butir 1 dari Tergugat l dan Tergugat ll<br />

mengemukakan bahwa dasar gugatan Penggugat berupa perjanjian<br />

cessie telah dibatalkan dan tidak mempunyai kekuatan hukum,<br />

karenanya gugatan Penggugat menjadi tidak berdasar hukum dan lebih<br />

lanjut sepatutnya dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan<br />

tidak dapat diterima ;<br />

2. Alasan gugatan Penggugat sepanjang menyangkut Tergugat ll obscuur<br />

(samar), karena di dalam gugatan Penggugat yang berdasarkan pada<br />

perjanjian cessie termaksud sama sekali tidak menguraikan keterkaitan<br />

Tergugat ll, dengan demikian Tergugat ll sepatutnya dikeluarkan sebagai<br />

pihak dalam perkara ;<br />

3. Bahwa dasar gugatan Penggugat adalah tentang wanprestasi dalam<br />

perjanjian cessie antara Penggugat dengan Tergugat ll, yang tidak<br />

bersangkut paut dengan perihal wanprestasi a quo tidak tepat dijadikan<br />

pihak di dalam perkara dan gugatan Penggugat terhadap Tergugat ll<br />

haruslah ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ;<br />

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat l telah<br />

menyangkal dalil-dalil gugatan tersebut dan sebaliknya mengajukan<br />

gugatan balik (rekonvensi) pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :<br />

Bahwa dalil-dalil yang telah Tergugat l Konvensi/Penggugat<br />

Rekonvensi uraikan dalam konvensi termasuk dan secara mutatis mutandis<br />

merupakan bagian yang integral dan tidak terpisahkan dengan bagian<br />

rekonvensi ini ;<br />

Hal. 9 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


Bahwa dalam konvensi telah diuraikan bahwa perjanjian-perjanjian<br />

telah dibatalkan oleh BPPN dengan SK Ketua BPPN <strong>No</strong>. 423 ;<br />

Bahwa dengan telah dibatalkannya perjanjian-perjanjian berarti<br />

bahwa keadaan harus dikembalikan kepada keadaan semula seperti<br />

sebelum adanya dan sebelum dilaksanakannya perjanjian-perjanjian ;<br />

Bahwa berdasarkan Surat Bank Indonesia <strong>No</strong>. l/425/Upw.Bl/ AdWB1/<br />

Rahasia tertanggal 12 Agustus 1999 (bukti T.1.4) Surat dari Tergugat l<br />

Konvensi/Penggugat Rekonvensi kepada Tergugat ll Konvensi/turut<br />

Tergugat Rekonvensi tertanggal 12 Agustus 1999 (buktiT.1.5), Faksimili dari<br />

Bank Indonesia <strong>No</strong>. 1/70/UpwB1/AdwB1/fax tertanggal 16 Agustus 1999<br />

dan memo internal Tergugat l Konvensi/Penggugat Rekonvensi <strong>No</strong>.<br />

007/Vlll/out/AD/IM/99 tertanggal 16 Agustus 1999 (bukti T.1.7), terbukti<br />

dana yang ada pada Escrow Account di Bank Bali dengan <strong>No</strong>mor Rekening<br />

0999.045197 atas nama Bank Bali cq. PT Era Giat Prima (in casu<br />

Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi), sejumlah<br />

Rp 546.466.116.369,- (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus<br />

enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh<br />

sembilan rupiah), yaitu yang berasal dari pengembalian dana pembayaran<br />

tagihan antar bank dalam rangka Program Penjaminan Pemerintah, tidak<br />

dapat ditarik tanpa persetujuan Bank Indonesia (in casu Tergugat ll<br />

Kovensi/turut Tergugat Rekonvensi) ;<br />

Bahwa karena dana milik Tergugat l Konvensi/Penggugat<br />

Rekonvensi disimpan di Escrow Account di Bank Bali dengan <strong>No</strong>mor<br />

Rekening 0999.045197 atas nama Bank Bali qq. PT Era Giat Prima (in casu<br />

Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi) dan tidak dapat ditarik tanpa<br />

persetujuan Bank Indonesia maka Tergugat l Konvensi/Penggugat<br />

Rekonvensi tidak dapat memenuhi ketentuan SK Ketua BPPN <strong>No</strong>. 425,<br />

khususnya butir keempat yang berbunyi sebagai berikut : “Memerintahkan<br />

kepada PT Bank Bali Tbk. untuk memindahkan seluruh jumlah yang telah<br />

diterima sebagai pembayaran dalam rangka Penjaminan Pemerintah<br />

sebesar Rp 904.642.428.369,- (sembilan ratus empat milyar enam ratus<br />

empat puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan ribu tiga ratus enam<br />

puluh sembilan rupiah) dalam rekening PT Bank Bali Tbk. di Bank Indonesia<br />

<strong>No</strong>. 523.013.000 agar untuk selanjutnya sepenuhnya dikuasai dan dimiliki<br />

oleh PT Bank Bali Tbk. dan dengan demikian seluruh jumlah dana tersebut<br />

digunakan sebagai dana rekapitalisasi PT Bank Bali Tbk. ;<br />

Hal. 10 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


Bahwa dengan tidak dapat dipenuhinya ketentuan butir keempat SK<br />

Ketua BPPN <strong>No</strong>, 423, maka Program Rekapitalisasi Perbankan yang<br />

menyangkut Tergugat l yang saat ini sedang dalam proses menjadi<br />

terhambat karena ketidakjelasan tentang besarnya dana rekapitalisasi yang<br />

dibutuhkan oleh Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi ;<br />

Bahwa terhambatnya Program Rekapitalisasi yang saat ini sedang<br />

dijalani oleh Tergugat l Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah menimbulkan<br />

gangguan pada Program Rekapitalilasi Perbankan secara nasional, yang<br />

pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan pada perekonomian nasional<br />

secara keseluruhan ;<br />

Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut, Penggugat Rekonvensi<br />

mohon kepada Majelis Hakim agar dapat menetapkan sebagai hukum<br />

bahwa dana yang berada pada escrow account di Bank Bali dengan <strong>No</strong>mor<br />

Rekening 0999.045197 atas nama Bank Bali qq. PT Era Giat Prima (in casu<br />

Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi) sejumlah Rp 546.466.116.369,-<br />

(lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta<br />

seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah), adalah<br />

milik Penggugat Rekonvensi dan menghukum Bank Indonesia (in casu<br />

Tergugat ll Konvensi/ Turut Tergugat Rekonvensi) untuk mengijinkan<br />

Tergugat l Konvensi mencairkan rekening escrow account <strong>No</strong>mor<br />

0999.045197 tersebut untuk digunakan sebagai aset dari Tergugat l<br />

Konvensi/Penggugat Rekonvensi ;<br />

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat dalam<br />

Rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan supaya<br />

meletakkan sita jaminan terlebih dahulu atas dana yang berada dalam<br />

escrow account di Bank Bali tersebut dan memberikan putusan sebagai<br />

berikut :<br />

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya ;<br />

2. Mengabulkan permohonan Sita Jaminan (Revindicatoir Beslag) yang<br />

diajukan oleh Penggugat Rekonvensi, terhadap escrow account <strong>No</strong>mor<br />

0999.045197 atas nama Bank Bali qq. PT Era Giat Prima dan seluruh<br />

dana yang ada di dalamnya sebesar Rp 546.466.116.369,- (lima ratus<br />

empat puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta seratus<br />

enam belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) dan dinyatakan<br />

sah dan berharga Sita Jaminan (Revindicatoir Beslag) tersebut ;<br />

3. Menetapkan sebagai hukum bahwa dana yang berada pada escrow<br />

account di Bank Bali Tbk. dengan <strong>No</strong>mor Rekenig 0999.045197 atas<br />

Hal. 11 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


nama Bank Bali qq. PT Era Giat Prima (in casu Penggugat Konvensi/<br />

Tergugat Rekonvensi) sejumlah Rp 546.466.116.369,- (lima ratus empat<br />

puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta seratus enam<br />

belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) adalah milik Tergugat l<br />

Konvensi/Penggugat Rekonvensi ;<br />

4. Menghukum Tergugat ll Konvensi/turut Tergugat Rekonvensi untuk<br />

mengijinkan Tergugat l Konvensi mencairkan Rekening escrow account<br />

<strong>No</strong>mor 0999.045197 tersebut ;<br />

5. Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Tergugat ll<br />

Konvensi/turut Tergugat Rekonvensi untuk tunduk kepada putusan ini ;<br />

6. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu<br />

walaupun ada upaya bantahan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij<br />

voorraad) ;<br />

Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk<br />

membayar seluruh biaya perkara ;<br />

Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Jakarta<br />

Selatan <strong>No</strong>. 448/<strong>Pdt</strong>.G/1999/PN.JAK.SEL tanggal 18 April 2000 adalah<br />

sebagai berikut :<br />

Dalam Konvensi :<br />

Dalam Eksepsi :<br />

- Menolak Eksepsi Tergugat l dan Tergugat ll seluruhnya ;<br />

Dalam Provisi :<br />

- Menolak tuntutan Provisi Penggugat ;<br />

Dalam Pokok Perkara :<br />

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;<br />

2. Menyatakan Tergugat l telah Wanprestasi terhadap Penggugat ;<br />

3. Menyatakan Perjanjian Pengalihan/Cessie Tagihan <strong>No</strong>. 002/P-EGP/l-99<br />

tanggal 11 Januari 1999, Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 007/BB/CL/Vl/99<br />

tanggal 9 Juni 1999 serta Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 008/BB/CL/Vl/99<br />

tanggal 9 Juni 1999 adalah sah dan karenanya mengikat Penggugat dan<br />

Tergugat l ;<br />

4. Menyatakan Penggugat adalah pemilik dan karenanya berhak atas dana<br />

yang terdapat pada Bank Bali Rekening Escrow <strong>No</strong>. 0999.045197 a/n<br />

PT ERA GIAT PRIMA, sebesar Rp 546.466.116.369,- (lima ratus empat<br />

puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta seratus enam<br />

belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) ;<br />

5. Menolak Gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya ;<br />

Hal. 12 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


Dalam Rekonvensi :<br />

- Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat l dalam Konvensi<br />

untuk seluruhnya ;<br />

Dalam Konvensi Dan Rekonvensi :<br />

- Menghukum Tergugat l Konvensi/Penggugat Rekonvensi dan Tergugat ll<br />

Konvensi/turut Tergugat dalam Rekonvensi, untuk membayar biaya<br />

perkara sebesar Rp 215.000,- (dua ratus lima belas ribu rupiah) ;<br />

Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Jakarta <strong>No</strong>.<br />

487/PDT/2000/PT.DKI tanggal 23 Maret 2001 adalah sebagai berikut :<br />

- Menerima permohonan banding yang diajukan kuasa hukum<br />

Pembanding l semula Tergugat l Konvensi/Penggugat Rekonvensi dan<br />

kuasa hukum Pembanding ll semula Tergugat ll Konvensi/turut Tergugat<br />

Rekonvesi tersebut ;<br />

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 18 April<br />

2000 <strong>No</strong>mor: 448/<strong>Pdt</strong>.G/1999/PN.Jak.Sel, yang dimohonkan banding<br />

tersebut ;<br />

- Menghukum Pembanding l semula Tergugat l Konvensi/Penggugat<br />

Rekonvensi dan Pembanding ll semula Tergugat ll Konvensi/turut<br />

Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini dalam kedua<br />

tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding sebesar Rp 150.000,-<br />

(seratus lima puluh ribu rupiah) ;<br />

Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI <strong>No</strong>. 3025<br />

K/<strong>Pdt</strong>/2001 tanggal 8 Maret 2004, yang telah berkekuatan hukum tetap<br />

tersebut adalah sebagai berikut :<br />

Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi l :<br />

PT BANK BALI, Tbk. dan ll : BANK INDONESIA tersebut ;<br />

Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 23 Maret<br />

2001 <strong>No</strong>. 487/PDT/2000/PT.DKI. yang menguatkan putusan Pengadilan<br />

Negeri Jakarta Selatan tanggal 18 April 2000 <strong>No</strong>. 448/<strong>Pdt</strong>.G/1999/<br />

PN.JAK.SEL ;<br />

Dalam Konvensi :<br />

Dalam Eksepsi :<br />

MENGADILI SENDIRI :<br />

- Menolak seluruh eksepsi para Tergugat l dan ll ;<br />

Dalam Provisi :<br />

- Menolak tuntutan Penggugat dalam Provisi ;<br />

Dalam Pokok Perkara :<br />

Hal. 13 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


- Menolak seluruh gugatan Penggugat ;<br />

Dalam Rekonvensi :<br />

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;<br />

- Menyatakan bahwa dana pada PT Bank Bali, Tbk. escrow account <strong>No</strong>.<br />

0999.045197 atas nama Bank Bali qq. PT Era Giat Prima sebesar<br />

Rp 546.466.116.369,- (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus<br />

enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh<br />

sembilan rupiah) adalah milik PT Bank Bali, Tbk. (Penggugat dalam<br />

Rekonvensi/Tergugat l dalam Konvensi) ;<br />

- Menolak gugatan yang selebihnya ;<br />

Dalam Konvensi dan Rekonvensi :<br />

Menghukum Termohon Kasasi/Penggugat dalam Konvensi/Tergugat<br />

dalam Rekonvensi untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat<br />

peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp 200.000,-<br />

(dua ratus ribu rupiah) ;<br />

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai<br />

kekuatan hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung <strong>No</strong>. 3025<br />

K/<strong>Pdt</strong>/2001 tanggal 8 Maret 2004 diberitahukan kepada Termohon<br />

Kasasi/Penggugat/ Terbanding pada tanggal 5 Oktober 2004 kemudian<br />

terhadapnya oleh Termohon Kasasi/Penggugat/Terbanding dengan<br />

perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 25<br />

Agustus 2004 diajukan permohonan peninjauan kembali secara lisan pada<br />

tanggal 24 Maret 2005 sebagaimana ternyata dari akte permohonan<br />

peninjauan kembali <strong>No</strong>. 448/<strong>Pdt</strong>.G/1999/PN.Jak-Sel yang dibuat oleh<br />

Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, permohonan mana disertai<br />

dengan memori peninjauan kembali yang memuat alasan-alasan yang<br />

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 24 Maret<br />

2005 ;<br />

bahwa setelah itu oleh para Pemohon Kasasi/Tergugat l, ll/para<br />

Pembanding yang pada tanggal 29 <strong>No</strong>vember 2005 telah diberitahu tentang<br />

memori peninjauan kembali dari Termohon Kasasi/Penggugat/ Terbanding<br />

diajukan jawaban memori peninjauan kembali yang diterima di<br />

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan masing-masing pada<br />

tanggal 26 Desember 2005 dan tanggal 28 Desember 2005 ;<br />

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta<br />

alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan<br />

seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang<br />

Hal. 14 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan<br />

peninjauan kembali tersebut formal dapat diterima ;<br />

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon<br />

Peninjauan Kembali/Penggugat dalam memori peninjauan kembali tersebut<br />

pada pokoknya ialah:<br />

l. Adanya <strong>No</strong>vum<br />

<strong>No</strong>vum yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali :<br />

1. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan <strong>No</strong>. 156/Pid.B/2000<br />

PN.Jkt.Sel. atas nama Terdakwa Joko Soegiarto Tjandra (bukti <strong>PK</strong>-1)<br />

2. Putusan Mahkamah Agung RI <strong>No</strong>. 1688 K/Pid/2000 atas nama<br />

Terdakwa Joko Soegiarto Tjandra (bukti <strong>PK</strong>-2) ;<br />

Kedua bukti tersebut belum pernah diajukan dalam perkara a quo ;<br />

- Bahwa pertimbangan hukum dalam perkara <strong>No</strong>. 156/Pid.B/2000<br />

PN.JAK.SEL (bukti <strong>PK</strong>-1) yang dikuatkan dengan putusan <strong>No</strong>.<br />

1688 K/Pid/2000 (bukti <strong>PK</strong>-2) yang menerangkan dengan detail<br />

mengenai cessie, terbukti bahwa Perjanjian Cessie <strong>No</strong>. 002/P-<br />

EGP/1-99 tanggal 11 Januari 1999 yang ditandatangani oleh<br />

Termohon Peninjauan Kembali l dengan Pemohon Peninjauan<br />

Kembali adalah sah dan mengikat serta telah sesuai dengan<br />

ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata dan telah memenuhi asas<br />

kepatutan dalam masyarakat dan rasa keadilan, di samping itu<br />

hubungan hukum cessie tersebut merupakan pacta sunt servanda<br />

sehingga tunduk pada ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata ;<br />

- Bahwa dari pertimbangan hukum judex facti maupun judex yuris<br />

sebagaimana dimaksud bukti <strong>PK</strong>-1 dan bukti <strong>PK</strong>-2, jelas terbukti<br />

bahwa dengan penandatanganan akta cessie saja, cessie sudah<br />

selesai, sudah sah, artinya sudah sah dioperkan hak tagih dari<br />

cedent kepada cessionaris sehingga Perjanjian Cessie <strong>No</strong>. 002/P-<br />

EGP/1-99 yang ditandatangani oleh Termohon Peninjauan<br />

Kembali l dengan Pemohon Peninjauan Kembali adalah sesuai<br />

dengan ketentuan Pasal 613 KUHPerdata ;<br />

- Bahwa berdasarkan bukti <strong>PK</strong>-1 dan bukti <strong>PK</strong>-2 tersebut, maka<br />

jelas dana yang ada dalam Escrow Acount Bank Bali <strong>No</strong>.<br />

0999.045197 sejumlah Rp 546.466.116.369,- (lima ratus empat<br />

puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta seratus<br />

enam belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) adalah<br />

merupakan milik Pemohon Peninjauan Kembali ;<br />

Hal. 15 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


- Berdasarkan uraian di atas dan bukti <strong>PK</strong>-1 serta bukti <strong>PK</strong>-2<br />

adalah tidak berdasar hukum dan tidak beralasan sama sekali<br />

apabila judex yuris membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI<br />

Jakarta tanggal 23 Maret 2001 <strong>No</strong>. 487/PDT/2000/PT.DKI yang<br />

menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal<br />

18 April 2000 <strong>No</strong>. 448/<strong>Pdt</strong>. G/1999/PN.JAK.SEL ;<br />

3. Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen<br />

31 Desember 2002 dengan angka perbandingan untuk Tahun 2001<br />

(mata uang Indonesia) PT Bank Permata Tbk. (dahulu PT Bank Bali<br />

Tbk.) dan anak Perusahaan (bukti <strong>PK</strong>-3) ;<br />

- Bahwa novum ini belum pernah diajukan sebagai bukti dalam<br />

perkara a quo. Bukti <strong>PK</strong>-3 ini merupakan dokumen yang sah,<br />

karena merupakan pertanggungjawaban Termohon Peninjauan<br />

Kembali l terhadap publik demi memenuhi kewajiban Termohon<br />

Peninjauan Kembali l sebagai Perusahaan Publik (Perusahaan<br />

Terbuka) berdasarkan ketentuan Pasal 85, 86, 87, 88, 89 UU <strong>No</strong>.<br />

8 Tahun 1996 tentang Pasar Modal jo. Keputusan Ketua<br />

BAPEPAM <strong>No</strong>. KEP-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996<br />

tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Disampaikan<br />

Kepada Publik ;<br />

- Bahwa bukti <strong>PK</strong>-3 membuktikan Termohon Peninjauan Kembali l<br />

mengakui bahwa pada tanggal 23 Juli 1999 Termohon<br />

Peninjauan Kembali l baru ditetapkan dalam pengelolaan BPPN<br />

pada tanggal 4 Agustus 1999 Termohon Peninjauan Kembali l<br />

telah ditetapkan sebagai Peserta Program Rekapitalisasi BTO.<br />

Sedangkan Perjanjian Cessie dibuat pada tanggal 11 Januari<br />

1999 dan Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 007/BB/CL/Vl/99 dan <strong>No</strong>.<br />

008/BB/CL/Vl/99 dibuat pada tanggal yang sama yaitu pada<br />

tanggal 9 Juni 1999 ;<br />

- Bahwa perjanjian-perjanjian tersebut terbukti telah disepakati<br />

bahwa prestasi dari perjanjian tersebut sudah dilaksanakan<br />

secara sempurna oleh Pemohon Peninjauan Kembali, dibuktikan<br />

dengan adanya Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 007/BB/CV/Vl/99<br />

dan <strong>No</strong>. 008/BB/CL/ Vl/99, tertanggal yang sama yaitu tanggal 9<br />

Juni 1999 ;<br />

- Bahwa berdasarkan bukti <strong>PK</strong>-3, maka jelas terhitung sejak<br />

penandatanganan perjanjian cessie pada tanggal 11 Januari<br />

Hal. 16 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


1999 maka dana yang ada dalam Escrow Account Bank Bali <strong>No</strong>.<br />

0999.045197 sejumlah Rp 546.166.369,- telah menjadi milik<br />

Pemohon Peninjauan Kembali ;<br />

- Bahwa berdasarkan pada bukti <strong>PK</strong>-3 tersebut, Termohon<br />

Peninjauan Kembali 1 jelas mengakui dana sebesar Rp 546.466<br />

milyar merupakan uang milik Pemohon Peninjauan Kembali yang<br />

berasal dari perjanjian cessie antara Termohon Peninjauan<br />

Kembali l dengan Pemohon Peninjauan Kembali. Hal ini terbukti<br />

dengan ditempatkannya dana sebesar Rp 546.466 milyar di<br />

dalam Pos Kewajiban Segera yaitu pada rekening Bank Bali<br />

Escrow qq EGP. Dengan demikian tidak ada alasan bagi<br />

Termohon Peninjauan Kembali l untuk menahan uang tersebut,<br />

karena jelas Termohon Peninjauan Kembali l mengakui adanya<br />

utang sebesar Rp 546.466 milyar, yang merupakan kewajiban<br />

Termohon Peninjauan Kembali l untuk segera dibayarkan kepada<br />

Pemohon Peninjauan Kembali ;<br />

- Berdasarkan uraian di atas serta bukti <strong>PK</strong>-3, maka adalah tidak<br />

berdasar hukum dan tidak beralasan sama sekali apabila judex<br />

yuris membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta<br />

tanggal 23 Maret 2001 <strong>No</strong>. 487/<strong>Pdt</strong>/2000/PT.DKI yang<br />

menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal<br />

18 April 2000 <strong>No</strong>. 448/<strong>Pdt</strong>. G/1999/PN.JAK.SEL ;<br />

4. <strong>No</strong>vum berupa Surat Mahkamah Agung RI, perihal Penerimaan dan<br />

Registrasi Berkas Perkara Peninjauan Kembali Tata Usaha Negara<br />

<strong>No</strong>. 21/PR/lV/21/<strong>PK</strong>/TUN/2003 tanggal 23 April 2003 (bukti <strong>PK</strong>-4) ;<br />

Bukti ini menunjukkan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali<br />

mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Keputusan<br />

MARI <strong>No</strong>. 447 K/TUN/2000 tanggal 4 Maret 2004 yang pada<br />

pokonya dimohonkan karena mengandung kekhilafan hakim dan<br />

kekeliruan yang nyata ;<br />

ll. Tentang Kekhilafan Hakim Dan Kekeliruan Yang Nyata, sebagaimana<br />

dimaksud dalam Pasal 67 huruf f Undang-Undang <strong>No</strong>. 14 Tahun 1985 ;<br />

- Bahwa judex yuris dalam putusannya halaman 21 telah khilaf dalam<br />

memeriksa perkara a quo, sehingga membuat kekeliruan yang nyata<br />

dalam memberikan pertimbangan hukumnya di mana pertimbangan<br />

hukum tersebut hanya didasarkan pada keberatan yang diajukan<br />

Hal. 17 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


oleh Termohon Peninjauan Kembali l dan Termohon Peninjauan<br />

Kembali ll sebagimana dimaksud di dalam memori kasasinya ;<br />

- Bahwa pertimbangan tersebut, terbukti judex yuris telah khilaf dan<br />

telah melakukan kekeliruan yang fatal karena judex yuris tidak<br />

mengerti serta memiliki pemahaman yang keliru khususnya<br />

mengenai Pasal 37 A ayat (3) huruf D Undang-Undang <strong>No</strong>. 10 Tahun<br />

1998 dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah <strong>No</strong>. 17 Tahun 1999 dalam<br />

memeriksa perkara a quo ;<br />

- Bahwa judex yuris hanya memperhatikan alasan-alasan dari<br />

Termohon Peninjauan Kembali l yang jelas-jelas telah<br />

mengesampingkan fakta dari hukum yang telah diperiksa dengan<br />

seksama oleh judex facti tingkat pertama maupun tingkat banding.<br />

Bukti P-2 dan P-3 yang ditandatangani oleh Pemohon Peninjauan<br />

Kembali dan Termohon Peninjauan Kembali l adalah merupakan<br />

perjanjian yang menimbulkan perikatan bagi Pemohon Peninjauan<br />

Kembali dan Termohon Peninjauan Kembali l dan berdasarkan Pasal<br />

1338 KUHPerdata jo. Pasal 1340 KUHPerdata adalah merupakan<br />

undang-undang yang mengikat bagi kedua belah pihak tersebut.<br />

Berdasarkan kedua perjanjian tersebut, maka kewajiban Pemohon<br />

Peninjauan Kembali telah dinyatakan selesai oleh kedua belah pihak<br />

dan menurut hukum, sepatutnya kedua belah pihak harus memenuhi<br />

dan melaksanakan isi perjanjian tersebut ;<br />

Akan tetapi faktanya, perjanjian-perjanjian tersebut (bukti P-2 dan P-<br />

3) telah dibatalkan berdasarkan Surat Keputusan Badan Penyehatan<br />

Perbankan Nasional (BPPN) <strong>No</strong>. 423/BPPN/1999, tertanggal 15<br />

Oktober 1999 (bukti Tl-1, Tll-1)<br />

SK Ketua BPPN tersebut diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 37<br />

A ayat (4) UU <strong>No</strong>. 10 Tahun 1998, namun ternyata BPPN dalam<br />

menerbitkan keputusannya tersebut, telah melampaui wewenang<br />

yang diberikan kepada BPPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal<br />

19 ayat (1) PP <strong>No</strong>. 17 Tahun 1999 tentang BPPN. Dengan demikian<br />

terbukti bahwa judex yuris telah khilaf sehingga keliru dalam<br />

memberikan pertimbangan hukum;<br />

- Bahwa Perjanjian Cessie, Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 007/BB/<br />

CL/Vl/99 dan Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 008/BB/CL/Vl/99 bukanlah<br />

kontrak yang mengikat Bank Dalam Penyehatan (Bank Take Over) in<br />

casu Termohon Peninjauan Kembali l, karena ketiga kontrak tersebut<br />

Hal. 18 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


telah hapus/berakhir, maka ketiga perjanjian/kontrak tersebut telah<br />

memenuhi ketentuan Pasal 1381 KUHPerdata tentang salah satu<br />

alasan “hapusnya perikatan” yaitu karena “pembayaran” ;<br />

- Bahwa sebagai pelaksanaan Perjanjian Cessie, Perjanjian<br />

Penyelesaian <strong>No</strong>. 007/BB/CL/Vl/99 dan Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>.<br />

008/BB/CL/Vl/99, maka Pemohon Peninjauan Kembali berhak<br />

menerima pembayaran dari Termohon Peninjauan Kembali fakta ini<br />

membawa konsekuensi yuridis bahwa ”pembayaran” tersebut<br />

mengakibatkan berakhinya perjanjian/ hapusnya perikatan oleh<br />

karenanya terbukti BPPN dalam menerbitkan keputusannya nyata-<br />

nyata melampaui wewenang yang diberikan kepada Termohon<br />

Peninjauan Kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)<br />

PP <strong>No</strong>. 17 Tahun 1999 ;<br />

- Bahwa pertimbangan hukum judex yuris pada halaman 22 huruf f<br />

dan g, membuktikan bahwa judex yuris khilaf, telah keliru karena<br />

tidak mempertimbangkan dengan seksama putusan judex yuris Tata<br />

Usaha Negara dalam putusannya <strong>No</strong>. 447. K/TUN/2000 antara<br />

Pemohon Peninjauan Kembali dengan BPPN. Putusannya hanya<br />

menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima, dan dalam<br />

putusan tersebut tidak ada pertimbangan hukum dan amar putusan<br />

mengenai sah atau tidaknya Surat Keputusan BPPN <strong>No</strong>. SK<br />

423/BPPN/1099. Mahkamah Agung dalam perkara tersebut hanya<br />

mempertimbangkan bahwa Peradilan Tata Usaha Negara tidak<br />

memiliki kewenangan untuk menilai apakah perjanjian pengalihan/<br />

Cessie adalah sah atau tidak menurut hukum perdata, karena hal<br />

tersebut merupakan kompetensi absolut Peradilan Umum.<br />

Kekeliruan judex yuris adalah karena dalam Putusan Tata Usaha<br />

Negara <strong>No</strong>. 447. K/TUN/2000 justru mempertimbangkan bahwa SK<br />

BPPN tersebut seharusnya dipersengketakan terlebih dahulu di<br />

Peradilan Umum karena Peradilan Umumlah yang mempunyai<br />

kompetensi absolut untuk memutuskan apakah perjanjian pengalihan<br />

itu sah atau tidaknya. Dengan demikian judex yuris Peradilan Tata<br />

Usaha Negara tidak memutuskan sah atau tidaknya SK BPPN <strong>No</strong>.<br />

SK/423/BPPN/1099 ;<br />

- Bahwa judex yuris dalam perkara <strong>No</strong>. 3025 K/<strong>Pdt</strong>/2001 telah<br />

membuat pertimbangan yang keliru dan tidak lengkap karena tidak<br />

Hal. 19 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


mempertimbangkan sah atau tidaknya SK BPPN <strong>No</strong>.<br />

SK/423/BPPN/1099 dilihat dari aspek hukum perdata ;<br />

- Bahwa Perjanjian Cessie 002/P-EGP/l-99 adalah sesuai dengan<br />

ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata karena telah dipenuhinya syarat-<br />

syarat kesepakatan, kecakapan pihak untuk hal tertentu dan sebab<br />

yang halal. Perjanjian tersebut juga telah dibuat secara sah dan<br />

tunduk kepada ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata, oleh karenanya<br />

berdasarkan Hukum Perdata, SK BPPN <strong>No</strong>. SK/423/BPPN/1099<br />

harusnya tidak dapat dijadikan alasan pembatalan Perjanjian Cessie<br />

<strong>No</strong>. 002/P-EGP/l-99 yang sah ;<br />

- Bahwa Termohon Peninjauan Kembali ll jelas-jelas menolak bahwa<br />

ia adalah pihak, sehingga bagaimana suatu badan (BPPN) yang juga<br />

bukanlah pihak yang dapat membatalkan suatu perjanjian yang jelas-<br />

jelas sudah dibuat dan sudah selesai ? sedangkan pihak Termohon<br />

Peninjauan Kembali ll dijadikan pihak dalam permohonan peninjauan<br />

kembali ini dikarenakan pihak Termohon Peninjauan Kembali ll lah<br />

yang dapat memberikan ijin agar pihak Termohon Peninjauan<br />

Kembali l dapat mencairkan dana a/n Pemohon Peninjauan Kembali<br />

yang terdapat pada pihak Termohon Peninjauan Kembali l karena<br />

sekarang pihak Termohon Peninjauan Kembali l berada di bawah<br />

penyehatan pihak Termohon Peninjauan Kembali ll ;<br />

- Bahwa oleh karena judex yuris di Peradilan Tata Usah Negara justru<br />

menganjurkan menerapkan hukum perdata, maka sudah tepat dan<br />

benar putusan judex facti <strong>No</strong>. 448/<strong>Pdt</strong>.G/1999/PN.JAK.SEL<br />

tertanggal 18 April 2000 yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan<br />

Tinggi <strong>No</strong>. 487/PDT/ 2000/PT.DKI tertanggal 23 Maret 2001, karena<br />

pertimbangan judex facti tersebut sudah didasarkan pada asas-asas<br />

hukum perdata yaitu mengenai syarat sahnya suatu perjanjian ;<br />

- Bahwa dengan demikian putusan judex yuris <strong>No</strong>. 3025 K/<strong>Pdt</strong>/2001<br />

yang mendasarkan petimbangannya kepada putusan judex yuris<br />

Tata Usaha Negara dalam perkara <strong>No</strong>. 447 K/TUN/2000 yang nota<br />

bene justru menyatakan bahwa SK BPPN <strong>No</strong>. SK/423/BPPN/1099<br />

bukanlah dalam lingkup Peradilan Tata Usaha Negara tetapi dalam<br />

Perdata adalah jelas mengadung kekhilafan yang nyata. Putusan<br />

Mahkamah Agung Rl <strong>No</strong>. 447 K/TUN/2000 menolak mengadili<br />

karena kompetensi absolut, bukan menyatakan bahwa dana<br />

sebesar Rp 546 milyar adalah milik Termohon Kasasi ll. Lagi pula<br />

Hal. 20 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


erdasarkan bukti <strong>PK</strong>-4, terhadap putusan tersebut telah diajukan<br />

permohonan peninjauan kembali karena mengandung kekhilafan<br />

hakim atau kekeliruan yang nyata ;<br />

- Bahwa putusan judex facti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan <strong>No</strong>.<br />

448/PDT. G/1999/PN.JAK.SEL tanggal 18 April 2000 telah memuat<br />

pertimbangan hukum yang benar dan berdasarkan hukum, karena<br />

pertimbangan hukum judex facti tersebut telah “memperhatikan<br />

ketentuan UU <strong>No</strong>. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, UU <strong>No</strong>. 7<br />

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan<br />

UU <strong>No</strong>. 10 Tahun 1998, dan peraturan ….” sebagaimana yang<br />

dinyatakan di dalam pertimbangan hukum judex facti di dalam<br />

putusan a quo pada halaman 54 alinea ke-5 ;<br />

Bahwa berdasarkan kenyataan itu pula, kalau tidak ada Keputusan<br />

BPPN tentang Pembatalan Cessie quad non karena telah dibatalkan<br />

juga dengan Putusan Peradilan Tata Usaha tersebut, itupun tidak<br />

mengikat Pemohon Peninjauan Kembali sebab ketiga kontrak<br />

tersebut in casu Perjanjian Cessie dan Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>.<br />

007/BB/CL/Vl/99 dan Perjanjian Penyelesaian <strong>No</strong>. 008/BB/CL/Vl/99<br />

telah selesai dilaksanakan ;<br />

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali<br />

tersebut Mahkamah Agung berpendapat :<br />

mengenai alasan l :<br />

bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena alasan-<br />

alasan yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali tidak cukup<br />

beralasan, karena pertimbangan-pertimbangan putusan kasasi sudah benar<br />

dan tepat, tidak terdapat kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang<br />

nyata ;<br />

bahwa berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia <strong>No</strong>.<br />

1/14/Kep DP S/1999 tanggal 23 Juli 1999, Tergugat/Termohon Peninjauan<br />

Kembali l (PT Bank Bali Tbk.) telah diserahkan kepada BPPN untuk<br />

dilakukan program penyehatan ;<br />

bahwa dalam melaksanakan program penyehatan tersebut dan<br />

sesuai dengan kewenangannya seperti yang diatur dalam Pasal 37 A ayat<br />

(3) huruf d UU <strong>No</strong>. 1 Tahun 1998 jo. Pasal 19 PP <strong>No</strong>. 17 Tahun 1999,<br />

BPPN pada tanggal 15 Oktober 1999 <strong>No</strong>. SK/423/BPPN/1999 telah<br />

membatalkan Perjanjian Pengalihan/Cessie <strong>No</strong>. 002/P-EGP/l-99 tanggal 11<br />

Januari 1999 ;<br />

Hal. 21 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


ahwa Putusan Tata Usaha Negara <strong>No</strong>. 148/6. TUN/1999/PT.TUN<br />

Jakarta tanggal 2 Maret 2004 (yang membatalkan Surat Keputusan BPPN<br />

<strong>No</strong>. SK 423/BPPN/1999) yang dijadikan dasar dari judex facti untuk<br />

mensahkan Perjanjian Cessie dan perjanjian-perjanjian lain telah dibatalkan<br />

oleh Mahkamah Agung dalam putusannya <strong>No</strong>. 447 K/TUN/2000 tanggal 4<br />

Maret 2002 ;<br />

mengenai alasan ll :<br />

bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena<br />

bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali sebagai<br />

novum, tidak relevan dalam perkara a quo ;<br />

bahwa bukti-bukti tersebut pada pokoknya merupakan Putusan<br />

Perkara Pidana Pengadilan Negeri Jakarta Selatan <strong>No</strong>. 156/Pid. B/2000/<br />

PN.JAK.SEL dan Putusan Mahkamah Agung RI <strong>No</strong>. 1688 K/Pid/2000 a/n.<br />

Terdakwa Joko Soegiarto Tjandra ;<br />

bahwa terhadap bukti-bukti tersebut dapat dibenarkan termasuk<br />

bukti-bukti baru yang sebelumnya belum pernah digunakan dalam perkara a<br />

quo, tetapi bukti-bukti tersebut tidak bersifat menentukan sebagaimana<br />

yang dimaksudkan dalam Pasal 67 Sub b UU <strong>No</strong>. 5 Tahun 2004, karena<br />

dalam perkara pidana tersebut dipertimbangkan bahwa perbuatan yang<br />

dilakukan oleh Terdakwa dalam kaitannya dengan Perjanjian Pengalihan<br />

Piutang/Cessie dan perjanjian-perjanjian lain bukan termasuk tindak pidana,<br />

melainkan termasuk dalam ranah perkara perdata, oleh karena itu, maka<br />

penyelesaiannya harus diselesaikan melalui proses perkara perdata ;<br />

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka<br />

permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan<br />

Kembali: PT Era Giat Prima tersebut harus ditolak ;<br />

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali dari<br />

Pemohon Peninjauan Kembali ditolak, maka Pemohon Peninjauan Kembali<br />

dihukum untuk membayar biaya perkara dalam pemeriksaan peninjauan<br />

kembali ini ;<br />

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang <strong>No</strong>. 4 Tahun 2004,<br />

Undang-Undang <strong>No</strong>. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah<br />

dengan Undang-Undang <strong>No</strong>. 5 Tahun 2004 serta peraturan perundang-<br />

undangan lain yang bersangkutan ;<br />

M E N G A D I L I :<br />

Hal. 22 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>


Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan<br />

Kembali: PT ERA GIAT PRIMA tersebut ;<br />

Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya<br />

perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini sebesar Rp 2.500.000,-<br />

(dua juta lima ratus ribu rupaih) ;<br />

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah<br />

Agung pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 oleh I. B. Ngurah Adnyana,<br />

SH.,MH, Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung<br />

sebagai Ketua Majelis, Dr. H. Abdurrahman, SH.,MH dan Dr. Susanti Adi<br />

Nugroho, SH.,MH, Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota dan diucapkan<br />

dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis<br />

dengan dihadiri Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh<br />

Baharuddin Siagian, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh<br />

kedua belah pihak.<br />

Hakim-Hakim Anggota : Ketua :<br />

ttd./ ttd./<br />

Dr. H. Abdurrahman, SH.,MH I. B. Ngurah Adnyana, SH.,MH<br />

ttd./<br />

Dr. Susanti Adi Nugroho, SH.,MH<br />

Panitera Pengganti :<br />

Biaya-biaya : ttd./<br />

1. Meterai …………………… Rp 6.000,- Baharuddin Siagian, SH<br />

2. Redaksi ………………….. Rp 1.000,-<br />

3. Administrasi Peninjauan –<br />

Kembali ………………….. Rp 2.493.000,-<br />

Jumlah …………………… Rp 2.500.000,-<br />

Untuk Salinan<br />

MAHKAMAH AGUNGRI<br />

a.n. Panitera<br />

Panitera Muda Perdata,<br />

MUH. DAMING SUNUSI, SH., MH.<br />

NIP. 040030169<br />

Hal. 23 dari 23 hal. Put. <strong>No</strong>. <strong>59</strong> <strong>PK</strong>/<strong>Pdt</strong>/<strong>2006</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!