16.05.2015 Views

prosedur mutasi jabatan new - PPID Polri

prosedur mutasi jabatan new - PPID Polri

prosedur mutasi jabatan new - PPID Polri

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA<br />

MARKAS BESAR<br />

LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR POL : KEP/<br />

/IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

PROSEDUR<br />

MUTASI JABATAN ANGGOTA POLRI DENGAN LEVEL KEPANGKATAN<br />

PERWIRA TINGGI, KOMBES POL, AKBP MANTAP DAN AKBP PROMOSI (KAPOLRES)<br />

I<br />

PENDAHULUAN.<br />

1. Tujuan<br />

Sebagai Prosedur bagi anggota <strong>Polri</strong> di Bagian Mutjab Biro Binkar As SDM <strong>Polri</strong> dalam<br />

melakukan proses <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> anggota <strong>Polri</strong> dengan level kepangkatan Perwira<br />

Tinggi, Kombes Pol, AKBP mantap dan AKBP promosi (Kapolres).<br />

2. Ruang Lingkup<br />

Prosedur ini berlaku untuk pelaksanaan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> anggota <strong>Polri</strong> yang dilakukan<br />

oleh As SDM <strong>Polri</strong> dengan level kepangkatan Perwira Tinggi, Kombes Pol, AKBP<br />

mantap dan AKBP promosi (Kapolres).<br />

3. Pengertian<br />

a. Anggota <strong>Polri</strong> adalah Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.<br />

b. Satuan Induk Organisasi adalah Satuan Organisasi yang membawahi Satuan<br />

Organisasi lainnya sesuai lingkup tugas dan tanggung jawabnya di lingkungan<br />

Mabes <strong>Polri</strong> atau tidak membawahi Satuan Organisasi lainnya di lingkungan Mabes<br />

<strong>Polri</strong> namun mendapat pelimpahan untuk mengatur Pembinaan Sumber Daya<br />

Manusia <strong>Polri</strong> pada Satuan Organisasi tersebut.<br />

c. Mutasi adalah pemindahan personel <strong>Polri</strong> dari suatu <strong>jabatan</strong> ke <strong>jabatan</strong> lain atau<br />

antar daerah.<br />

d. Mutasi <strong>jabatan</strong> adalah pemindahan anggota <strong>Polri</strong> dari suatu <strong>jabatan</strong> ke <strong>jabatan</strong><br />

yang lain, baik yang sifatnya meningkat/promosi, setara maupun demosi.<br />

e. Mutasi antar daerah adalah pemindahan anggota <strong>Polri</strong> antar Polda atau antar<br />

Satuan Induk Organisasi di lingkungan Mabes <strong>Polri</strong> atau dari Polda ke Mabes <strong>Polri</strong><br />

atau sebaliknya tanpa menunjuk <strong>jabatan</strong>.


32 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

f. Mutasi <strong>jabatan</strong> bersifat promosi adalah pemindahan anggota <strong>Polri</strong> yang dilakukan<br />

dari suatu <strong>jabatan</strong> ke <strong>jabatan</strong> lain yang tingkatannya lebih tinggi.<br />

g. Mutasi <strong>jabatan</strong> bersifat setara adalah pemindahan anggota <strong>Polri</strong> yang dilakukan<br />

dari suatu <strong>jabatan</strong> ke <strong>jabatan</strong> lain yang tingkatannya sejajar.<br />

h. Dewan Pertimbangan Karier <strong>Polri</strong> adalah Badan yang bersifat non struktural,<br />

keanggotaannya terdiri dari pejabat struktural yang ditunjuk dan bertugas<br />

memberikan saran serta pertimbangan berkaitan dengan pembinaan karier anggota<br />

<strong>Polri</strong>.<br />

i. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,<br />

dan hak seorang anggota <strong>Polri</strong> dalam Organisasi <strong>Polri</strong>.<br />

j. Catatan Personel adalah hasil yang didapat oleh setiap anggota <strong>Polri</strong> atas<br />

penghargaan/prestasi atau perbuatan pelanggaran disiplin, kode etik dan tindak<br />

pidana yang telah dilakukan oleh personel <strong>Polri</strong>.<br />

k. MDP adalah Masa Dinas Perwira<br />

l. MDDP adalah Masa Dinas Dalam Pangkat.<br />

II<br />

PELAKSANAAN MUTASI JABATAN ANGGOTA POLRI.<br />

1. Syarat Administrasi Mutasi Jabatan<br />

a. Syarat penempatan dalam <strong>jabatan</strong> personel <strong>Polri</strong> dengan kepangkatan Perwira Tinggi<br />

sebagai berikut :<br />

1) Memperhatikan usulan dari Kasatker.<br />

2) Memperhatikan persyaratan <strong>jabatan</strong> yang meliputi kepangkatan, eselonisasi,<br />

nivellering, pendidikan pengembangan dan pendidikan umum, kompetensi,<br />

spesialisasi, pengalaman penugasan, TMT <strong>jabatan</strong> dan catatan personel.<br />

3) Catatan personel diperoleh dengan menyusun, menganalisa, mengevaluasi dan<br />

menentukan parameter konversi penilaian kualitatif menjadi kuantitatif, hal ini<br />

mencakup :<br />

a) Prestasi personel.<br />

b) Kecenderungan minat dan bakat.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


c) Tingkat stabilitas mental, dan sebagainya.<br />

33 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

4) Mengukur hasil penilaian yang ditinjau berdasarkan aspek-aspek sebagai<br />

berikut :<br />

a) Memperhatikan kepentingan individu dengan melihat pengalaman<br />

penugasan pada <strong>jabatan</strong> manajerial dan non manajerial <strong>Polri</strong> secara<br />

berkeadilan.<br />

b) Melihat hasil sosiometri individu, serta<br />

c) Melihat hasil assesment individu.<br />

5) Memperhatikan senioritas dengan mengutamakan calon pejabat yang paling<br />

senior dalam hal pendidikan pertama, namun tetap dilandaskan pada prinsip<br />

menunjuk personel yang terbaik dari yang baik.<br />

b. Prosedur mengenai persyaratan khusus untuk menduduki <strong>jabatan</strong><br />

1) Jabatan Perwira Tinggi <strong>Polri</strong>, Kombes Pol, AKBP Mantap & AKBP Promosi<br />

(Kapolres)<br />

Setiap ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Perwira Tinggi,<br />

Kombes Pol, AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres) harus diisi oleh<br />

personel yang memenuhi syarat <strong>jabatan</strong>. Untuk itu berikut ini diuraikan mengenai<br />

persyaratan <strong>jabatan</strong> secara spesifik sebagai <strong>prosedur</strong> untuk memperoleh<br />

personel terbaik dari yang baik dan memenuhi syarat administrasi.<br />

a) Jabatan Perwira Tinggi <strong>Polri</strong><br />

(1) Jabatan dengan level kepangkatan Komjen Pol (Eselon IA)<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Komjen Pol<br />

Eselon IA dapat diduduki oleh personel <strong>Polri</strong> dengan kualifikasi sebagai<br />

berikut :<br />

(a) Perwira Tinggi <strong>Polri</strong> berpangkat Komjen Pol, yang menduduki<br />

<strong>jabatan</strong> Perwira Tinggi Bintang Tiga di struktur <strong>Polri</strong> atau diluar<br />

struktur <strong>Polri</strong>.<br />

(b) Perwira Tinggi <strong>Polri</strong> berpangkat Irjen Pol, yang menduduki <strong>jabatan</strong><br />

Perwira Tinggi Bintang Dua di struktur <strong>Polri</strong> atau diluar struktur <strong>Polri</strong><br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


34 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

dan diutamakan yang pernah atau sedang menjabat sebagai Deputi<br />

atau Kapolda type A.<br />

(c) Dalam menempatkan personel pada ruang <strong>jabatan</strong> dengan level<br />

kepangkatan Komjen Pol tetap mempertimbangkan kompetensi<br />

yang sesuai dengan <strong>jabatan</strong> yang akan diduduki.<br />

(d) Mengutamakan personel yang paling senior dalam hal pendidikan<br />

pertama serta memiliki spesialisasi yang sesuai dengan 3 <strong>jabatan</strong><br />

sebelumnya.<br />

(2) Jabatan dengan level kepangkatan Irjen Pol (Eselon IA)<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Irjen Pol eselon<br />

IA dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi sebagai berikut :<br />

(a) Perwira Tinggi <strong>Polri</strong> berpangkat Irjen Pol yang menduduki <strong>jabatan</strong><br />

Pati Bintang Dua di struktur <strong>Polri</strong> atau diluar struktur <strong>Polri</strong>.<br />

(b) Memiliki latar belakang pendidikan Lemhannas RI/Sesko ABRI/<br />

Sespati <strong>Polri</strong><br />

(c) Memiliki latar belakang penugasan dan pendidikan yang sesuai dan<br />

mendukung untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

(d) Diutamakan personel yang menguasai salah satu bahasa asing<br />

(min bahasa Inggris) serta memiliki pendidikan S2/S3 yang diakui<br />

oleh Depdiknas.<br />

(e) Mengutamakan personel yang paling senior dalam hal pendidikan<br />

pertama serta memiliki spesialisasi yang sesuai dengan 3 <strong>jabatan</strong><br />

sebelumnya.<br />

(3) Jabatan dengan level kepangkatan Irjen Pol (Eselon IB)<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Irjen Pol eselon<br />

IB dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi sebagai berikut :<br />

(a) Perwira Tinggi <strong>Polri</strong> berpangkat Irjen Pol yang menduduki <strong>jabatan</strong><br />

Pati Bintang Dua di struktur <strong>Polri</strong> atau diluar struktur <strong>Polri</strong>.<br />

(b) Perwira Tinggi <strong>Polri</strong> berpangkat Brigjen Pol dengan Eselon IIB1.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


35 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

(c) Memiliki latar belakang pendidikan Lemhannas RI/Sesko ABRI/<br />

Sespati <strong>Polri</strong>.<br />

(d) Memiliki latar belakang penugasan dan pendidikan yang sesuai dan<br />

mendukung untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

(e) Diutamakan personel yang menguasai salah satu bahasa asing<br />

(min bahasa Inggris) serta memiliki pendidikan S2/S3 yang diakui<br />

oleh Depdiknas.<br />

(f) Mengutamakan personel yang paling senior dalam hal pendidikan<br />

pertama serta memiliki spesialisasi yang sesuai dengan 3 <strong>jabatan</strong><br />

sebelumnya.<br />

(4) Jabatan dengan level kepangkatan Brigjen Pol (Eselon IIA)<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Brigjen Pol<br />

Eselon IIA dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi sebagai<br />

berikut :<br />

(a) Perwira Tinggi <strong>Polri</strong> berpangkat Brigjen Pol yang menduduki <strong>jabatan</strong><br />

Perwira Tinggi Bintang Satu di struktur <strong>Polri</strong> atau diluar struktur <strong>Polri</strong>.<br />

(b) Perwira Menegah <strong>Polri</strong> berpangkat Kombes Pol dengan Eselon IIB1.<br />

(c) Memiliki latar belakang pendidikan Lemhannas RI/Sesko ABRI/<br />

Sespati <strong>Polri</strong><br />

(d) Memiliki latar belakang penugasan dan pendidikan yang sesuai dan<br />

mendukung untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

(e) Diutamakan personel yang menguasai salah satu bahasa asing<br />

(min bahasa Inggris) serta memiliki pendidikan S2/S3 yang diakui<br />

oleh Depdiknas.<br />

(f) Dalam menempatkan personel calon pejabat harus mengutamakan<br />

personel yang paling senior dalam hal pendidikan pertama serta<br />

memiliki spesialisasi yang sesuai dengan 3 <strong>jabatan</strong> sebelumnya.<br />

b) Jabatan Personel Perwira Menegah<br />

(1) Jabatan dengan level kepangkatan Kombes Pol<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


36 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Kombes Pol<br />

dengan nivellering IIA, IIB1, IIB2 dan IIB3 persyaratannya diuraikan<br />

sebagai berikut :<br />

(a) Kombes Pol Nivellering IIA<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Kombes Pol<br />

Nivellering IIA dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi<br />

sebagai berikut :<br />

• Perwira Menengah <strong>Polri</strong> berpangkat Kombes Pol dengan<br />

Nivellering IIB1.<br />

Memiliki latar belakang pendidikan Lemhannas RI/Sesko ABRI/<br />

Sespati <strong>Polri</strong><br />

Memiliki latar belakang penugasan dan pendidikan yang sesuai<br />

dan mendukung untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

Diutamakan personel yang memiliki penguasaan salah satu<br />

bahasa asing (min bahasa Inggris), serta memiliki pendidikan<br />

S2/S3 yang diakui oleh Depdiknas.<br />

(b) Kombes Pol Nivellering IIB1<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Kombes Pol<br />

eselon IIB1 dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi sebagai<br />

berikut :<br />

• Perwira Menengah <strong>Polri</strong> berpangkat Kombes Pol dengan<br />

Nivellering IIB1 dan IIB2.<br />

• Memiliki latar pendidikan Sespim <strong>Polri</strong> dan mengutamakan<br />

personel yang telah mengikuti pendidikan Sespati <strong>Polri</strong> atau<br />

Lemhannas RI.<br />

• Mempertimbangkan personel yang memiliki pendidikan umum S2/<br />

S3 yang diakui oleh Depdiknas.<br />

• Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan mendukung<br />

untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

(c) Kombes Pol Nivellering IIB2<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


37 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Kombes Pol<br />

Nivellering IIB2 dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi<br />

sebagai berikut :<br />

• Perwira Menengah <strong>Polri</strong> berpangkat Kombes Pol dengan<br />

Nivellering IIB Mantap 2 atau IIB promosi.<br />

• Memiliki latar pendidikan Sespim <strong>Polri</strong> dan mengutamakan<br />

personel yang telah mengikuti pendidikan Sespati <strong>Polri</strong> atau<br />

Lemhannas RI.<br />

• Mempertimbangkan personel yang memiliki pendidikan umum<br />

S2/S3 yang diakui oleh Depdiknas.<br />

• Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan mendukung<br />

untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

(d) Kombes Pol Nivellering IIB3 (Kombes Pol Promosi)<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Kombes Pol<br />

promosi Nivellering IIB3 membutuhkan syarat administrasi sebagai<br />

berikut :<br />

• Perwira Menengah <strong>Polri</strong> berpangkat Kombes Pol dengan<br />

Nivellering IIB Promosi.<br />

• Perwira Menengah <strong>Polri</strong> berpangkat AKBP dengan Nivellering IIIA<br />

Mantap<br />

• Memiliki latar belakang pendidikan Sespim <strong>Polri</strong> serta<br />

mengutamakan personel yang memiliki pendidikan umum S2/S3<br />

yang diakui oleh Depdiknas.<br />

• Memenuhi persyaratan MDP (Masa Dinas Perwira) 20 tahun bagi<br />

personel yang memiliki pendidikan pengembangan dan 25 tahun<br />

bagi personel yang tidak memiliki pendidikan pengembangan.<br />

• Memenuhi persyaratan MDDP (Masa Dinas Dalam Pangkat).<br />

• Memiliki latar belakang penugasan yang menjadi dasar<br />

pertimbangan dalam <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


38 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

• Memiliki latar belakang pendidikan yang mendukung <strong>jabatan</strong><br />

tersebut seperti Dikjur/pendidikan lainnya baik dalam maupun luar<br />

negeri.<br />

(2) Jabatan dengan level kepangkatan AKBP Mantap (Nivellering IIIA)<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan AKBP Mantap<br />

dengan nivellering IIIA persyaratannya sebagai berikut :<br />

(a) Perwira menengah dengan level kepangkatan AKBP IIIA atau AKBP<br />

Promosi (IIIB).<br />

(b) Memiliki latar belakang pendidikan Sespim <strong>Polri</strong>/ Diklat Pim Tk II<br />

serta diutamakan memiliki pendidikan umum terakhir setingkat S2/<br />

S3 yang diakui Depdiknas.<br />

(c) Memiliki latar belakang pendidikan (Dikjur) dan penugasan<br />

(penugasan dalam/luar negeri) yang menjadi dasar pertimbangan<br />

untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

(3) Jabatan dengan level kepangkatan AKBP Promosi (Kapolres)<br />

Ruang <strong>jabatan</strong> dengan level kepangkatan AKBP Promosi (Kapolres)<br />

membutuhkan persyaratan administrasi sebagai berikut :<br />

(a) Perwira menegah berpangkat AKBP Promosi dengan nivellering IIIB.<br />

(b) Memiliki latar belakang pendidikan pengembangan PTIK, Selapa<br />

dan Sespim <strong>Polri</strong> dan telah mengikuti Assessment serta Susjab<br />

Kapolres, serta telah memenuhi seluruh persyaratan administrasi<br />

<strong>jabatan</strong> pendukung lainnya.<br />

(c) Memenuhi persyaratan MDP (Masa Dinas Perwira) 16 tahun bagi<br />

personel yang memiliki pendidikan pengembangan dan 18 tahun<br />

bagi personel yang tidak memiliki pendidikan pengembangan.<br />

(d) Memiliki latar belakang pendidikan (Dikjur) dan penugasan<br />

(penugasan dalam/ luar negeri) yang menjadi dasar pertimbangan<br />

untuk menduduki <strong>jabatan</strong> tersebut.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


2. Prosedur Mutasi Jabatan Anggota <strong>Polri</strong><br />

39 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

Dengan memperhatikan kebijakan <strong>mutasi</strong> dan tataran kewenangan, maka proses<br />

pelaksanaan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> bagi personel dengan level kepangkatan Perwira Tinggi <strong>Polri</strong>,<br />

Kombes Pol, AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres) dilakukan dengan menerapkan<br />

<strong>prosedur</strong> sebagai berikut :<br />

a. Prosedur pengusulan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel dengan level kepangkatan Perwira<br />

Tinggi <strong>Polri</strong>, Kombes Pol, AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres).<br />

1) Mutasi didasarkan atas usul dari Kepala Satuan Induk Organisasi Mabes<br />

<strong>Polri</strong>/Kapolda dengan tetap memProseduri persyaratan administrasi, dan yang<br />

berhak menandatangani adalah Kepala Satuan Induk Organisasi Mabes<br />

<strong>Polri</strong>/Kapolda.<br />

2) Usulan <strong>mutasi</strong> Kasat Induk Organisasi Mabes <strong>Polri</strong>/Kapolda berdasarkan usulan<br />

secara berjenjang dari Kasatuan dibawahnya.<br />

3) Dalam mengajukan usulan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> khususnya sebagai Kasatwil, disamping<br />

mempertimbangkan kelengkapan persyaratan administrasi <strong>jabatan</strong>, Kasatker juga<br />

harus mempertimbangkan kesesuaian antara kondisi sosial masyarakat di suatu<br />

wilayah dengan calon personel yang diajukan untuk menduduki <strong>jabatan</strong> pada<br />

wilayah tersebut.<br />

4) Untuk menjaring personel <strong>Polri</strong> yang terbaik dari yang baik guna menduduki suatu<br />

<strong>jabatan</strong>, Kasatker berkewajiban untuk mengaplikasikan metode fit and proper test<br />

(uji kelayakan dan uji kepatutan) terhadap calon yang akan diajukan, terutama<br />

terhadap personel yang akan diajukan sebagai calon Kasatwil.<br />

b. Proses surat usulan <strong>mutasi</strong> personel Perwira Tinggi <strong>Polri</strong>, Kombes Pol, AKBP<br />

Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres) dari Kasatker.<br />

Mekanisme distribusi usulan <strong>mutasi</strong> personel dari Kasatker dilaksanakan<br />

secara berjenjang dengan tahapan sebagai berikut :<br />

1) Usulan <strong>mutasi</strong> personel dari Kasat Induk Organisasi Mabes <strong>Polri</strong>/Kapolda diajukan<br />

langsung kepada Kapolri.<br />

2) Kapolri mendelegasikan usulan yang diajukan oleh Kasat Induk Organisasi Mabes<br />

<strong>Polri</strong>/ Kapolda kepada As SDM Kapolri guna dilakukan penelitian dan mengajukan<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


40 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

kembali personel yang telah memenuhi syarat <strong>jabatan</strong> untuk diproses melalui sidang<br />

Wanjak/DPK.<br />

3) As SDM Kapolri memerintahkan Karo Binkar untuk menindak lanjuti usulan dari<br />

Kasat Induk Organisasi Mabes <strong>Polri</strong>/Kapolda guna memeriksa kesesuaian syarat<br />

<strong>jabatan</strong> dengan personel yang diajukan. Dalam hal ini Karo Binkar melakukan<br />

seleksi terhadap berkas usulan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel yang diajukan oleh satuan<br />

kewilayahan maupun Satker Mabes <strong>Polri</strong>.<br />

4) Karo Binkar memerintahkan Kabag Mutjab yang dibantu oleh staf Pamenti untuk<br />

memeriksa data personel yang diusulkan meliputi kepangkatan, eselonisasi,<br />

nivellering, pendidikan pengembangan dan pendidikan umum, kompetensi,<br />

spesialisasi, pengalaman penugasan, TMT <strong>jabatan</strong> dan catatan personel, sebagai<br />

dasar pertimbangan untuk melihat kesesuaian dengan persyaratan Jabatan yang<br />

diperlukan, serta melakukan entri data mengenai personel yang diusulkan oleh<br />

Kasatker sebagai bahan dalam penyusunan rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong>.<br />

c. Prosedur penyusunan rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> Perwira Tinggi <strong>Polri</strong>, Kombes Pol,<br />

AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres).<br />

Usulan <strong>mutasi</strong> personel dari Kasatker yang akan diajukan ke Sidang Pra<br />

Wanjak maupun Sidang Wanjak/DPK, diawali dengan menyusun rencana <strong>mutasi</strong> oleh<br />

As SDM Kapolri bersama Karo Binkar dan Kabag Mutjab beserta staf Pamenti melalui<br />

<strong>prosedur</strong> sebagai berikut :<br />

1) Melakukan pemeriksaan/pengecekan terhadap usulan <strong>mutasi</strong> personel Perwira<br />

Tinggi, Kombes Pol, AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres), untuk<br />

mengetahui apakah usulan yang diajukan Kasat Induk Organisasi Mabes<br />

<strong>Polri</strong>/Kapolda telah sesuai dengan persyaratan <strong>jabatan</strong> yang dipersyaratkan.<br />

Persyaratan <strong>jabatan</strong> tersebut mencakup :<br />

a) Persyaratan kepangkatan, eselonisasi, nivellering, latar belakang pendidikan<br />

pengembangan dan pendidikan umum, kompetensi, spesialisasi, pengalaman<br />

penugasan, TMT <strong>jabatan</strong> dan catatan personel.<br />

b) Penilaian terhadap prestasi personel, kecenderungan minat dan bakat. tingkat<br />

stabilitas mental dan kepribadian, dan sebagainya.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


41 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

c) Mengukur hasil penilaian dengan meninjau aspek-aspek yang terdiri dari,<br />

pengalaman penugasan pada <strong>jabatan</strong> manajerial dan non manajerial <strong>Polri</strong>,<br />

hasil sosiometri individu, hasil assesment individu, senioritas personel yang<br />

dilihat dari kelulusan pendidikan pembentukan pertama.<br />

2) Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap data personel yang diusulkan oleh Kasat<br />

Induk Organisasi Mabes <strong>Polri</strong>/Kapolda maka personel yang dinilai telah memenuhi<br />

persyaratan <strong>jabatan</strong> akan dimasukan dalam susunan rencana <strong>mutasi</strong> personel <strong>Polri</strong><br />

untuk kemudian diajukan ke sidang Pra Wanjak dan Sidang Wanjak.<br />

3) Sedangkan bagi personel yang diusulkan oleh Kasat Induk Organisasi Mabes <strong>Polri</strong>/<br />

Kapolda namun dinilai tidak memenuhi persyaratan <strong>jabatan</strong>, maka As SDM Kapolri<br />

berkewajiban untuk mengkomunikasikan hal tersebut kapada Kasatker yang<br />

mengusulkan.<br />

4) Untuk menghindari terjadinya penyimpangan kewenangan dalam proses <strong>mutasi</strong><br />

<strong>jabatan</strong>, khususnya <strong>mutasi</strong> personel yang dikarenakan adanya atensi, maka Kabag<br />

Mutjab berkewajiban untuk mencatat dan melaporkannya pada saat pelaksanaan<br />

sidang Pra Wanjak.<br />

5) Jika calon yang diajukan oleh Kasat Induk Organisasi Mabes <strong>Polri</strong>/Kapolda untuk<br />

suatu <strong>jabatan</strong> hanya terdiri dari satu orang calon, maka As SDM Kapolri dapat<br />

menyertakan calon alternatif hingga mencapai 3 (tiga) orang calon yang telah<br />

memenuhi persyaratan <strong>jabatan</strong> berdasarkan penilaian yang objektif dari As SDM<br />

Kapolri.<br />

6) Untuk menjaga objektifitas As SDM Kapolri dalam memilih calon alternatif yang<br />

terbaik dari yang baik, guna mendampingi calon tunggal yang diusulkan oleh<br />

Kasatker, maka wajib melakukan penilaian terhadap unsur persyaratan administrasi<br />

<strong>jabatan</strong> secara lebih spesifik dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :<br />

a) Melihat peringkat yang dicapai personel dalam pendidikan pembentukan<br />

pertama (Akpol, PPSS, Secapa, Dsb).<br />

b) Melihat peringkat yang dicapai personel dalam pendidikan pengembangan<br />

(Sespim <strong>Polri</strong>, Sespati <strong>Polri</strong>, PTIK, Selapa, Dsb)<br />

c) Melihat peringkat hasil penilaian sosiometri yang diikuti personel baik pada saat<br />

mengikuti pendidikan pembentukan maupun pendidikan pengembangan.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


42 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

d) Melihat peringkat hasil penilaian assessment personel.<br />

e) Melihat latar belakang pendidikan umum personel dengan memperhatikan<br />

pendidikan umum terakhir S1, S2 atau S3.<br />

Sebagai tolak ukur penilaian dalam memilih calon alternatif, maka As SDM<br />

Kapolri berkewajiban memilih personel yang memiliki rangking terbaik dalam<br />

pendidikan pembentukan, pendidikan pengembangan serta hasil penilaian<br />

sosiometri dan assessment serta mapping psikologi.<br />

Dalam kondisi tertentu pertimbangan As SDM Kapolri dalam memilih calon<br />

alternatif juga dapat didasarkan pada asas keadilan, namun hal ini hanya dapat<br />

dilakukan jika personel tersebut telah memenuhi syarat administrasi <strong>jabatan</strong> secara<br />

lengkap.<br />

7) Berdasarkan hasil dari pemeriksaan data personel yang diusulkan oleh Kasatker<br />

serta mempertimbangkan ruang <strong>jabatan</strong> yang tersedia, maka As SDM Kapolri<br />

merumuskan rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel Perwira Tinggi <strong>Polri</strong>, Kombes Pol,<br />

AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres) yang akan diajukan ke Sidang Pra<br />

Wanjak dan Sidang Wanjak.<br />

8) Untuk mendukung pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan<br />

penyusunan rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> oleh As SDM Kapolri, maka kegiatan ini harus<br />

disertai dengan adanya pencatatan notulen sidang secara komprehensif.<br />

9) Setelah rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> tersusun, selanjutnya nama-nama yang tercantum<br />

dalam susunan rencana tersebut diajukan ke Div Propam <strong>Polri</strong> untuk dilakukan<br />

penelitian guna mengetahui catatan personel, khususnya catatan negatif dari<br />

personel.<br />

10) Berdasarkan hasil penelitian mengenai catatan personel yang dilakukan oleh Div<br />

Propam <strong>Polri</strong>, maka As SDM Kapolri dapat mengajukan nama-nama personel yang<br />

tidak memiliki catatan negatif ke sidang Pra Wanjak.<br />

d. Prosedur pelaksanaan sidang Pra-Wanjak bagi personel dengan level<br />

kepangkatan Perwira Tinggi, Kombes Pol, AKBP Mantap dan AKBP Promosi<br />

(Kapolres).<br />

Rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel dari As SDM Kapolri selanjutnya diajukan ke<br />

Sidang Pra Wanjak yang pelaksanaannya dilakukan dengan <strong>prosedur</strong> sebagai berikut :<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


43 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

1) Pelaksanaan sidang Pra-Wanjak dipimpin oleh Wakapolri dan dihadiri oleh Irwasum<br />

<strong>Polri</strong>, Kadiv Propam <strong>Polri</strong>, As SDM Kapolri dan Karo Binkar <strong>Polri</strong>.<br />

2) Dalam menentukan kebijakan pada sidang Pra Wanjak, Wakapolri berperan untuk<br />

memilih calon yang terbaik dari yang baik serta telah memenuhi persyaratan<br />

administrasi <strong>jabatan</strong> dari beberapa calon yang diajukan oleh As SDM Kapolri.<br />

3) Pelaksanaan sidang Pra-Wanjak bertujuan untuk menentukan kebijakan awal atas<br />

susunan rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel yang dibuat oleh As SDM Kapolri dengan<br />

mempertimbangkan masukan dari seluruh peserta sidang. Hasil keputusan yang<br />

diperoleh melalui sidang Pra-Wanjak akan diajukan pada Sidang Wanjak/DPK.<br />

4) Dalam sidang Pra-Wanjak juga dilakukan pemeriksaan terhadap laporan Kabag<br />

Mutjab terkait usulan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel yang memperoleh atensi. Dalam hal<br />

ini Sidang Pra-Wanjak senantiasa menegakkan komitmen tentang pemenuhan<br />

kelengkapan persyaratan administrasi <strong>jabatan</strong> sebagai syarat utama dalam<br />

menentukan personel yang terpilih untuk diajukan pada sidang Wanjak/DPK.<br />

5) Dalam mengambil keputusan mengenai calon personel yang akan diajukan pada<br />

sidang Wanjak/DPK, Wakapolri senantiasa mempertimbangkan asas keadilan<br />

dengan tetap berpegang pada komitmen mengenai terpenuhinya persyaratan<br />

administrasi <strong>jabatan</strong> oleh seluruh calon sebagai syarat utama.<br />

6) Apabila seluruh calon yang diajukan oleh As SDM Kapolri untuk menduduki suatu<br />

<strong>jabatan</strong> ditolak oleh peserta sidang Pra-Wanjak, maka Wakapolri dapat memilih<br />

calon pengganti. Dalam hal ini calon pengganti harus tetap memenuhi syarat<br />

administrasi <strong>jabatan</strong> yang telah ditentukan. Dalam memilih calon pengganti<br />

mengutamakan personel yang memiliki rangking terbaik dalam pendidikan<br />

pembentukan, pendidikan pengembangan serta hasil penilaian sosiometri dan<br />

assessment serta mapping psikologi.<br />

7) Apabila Kapolri berhalangan, sidang Pra-Wanjak juga dapat berfungsi sebagai<br />

Sidang Wanjak/DPK untuk memutuskan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> yang bersifat sebagai<br />

berikut :<br />

a) Memutuskan <strong>mutasi</strong> personel <strong>Polri</strong> yang akan memasuki masa pensiun/ <strong>mutasi</strong><br />

dalam rangka pensiun, namun tidak dirangkai dengan pengambilan keputusan<br />

untuk menentukan calon penggantinya.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


44 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

b) Memutuskan <strong>mutasi</strong> personel <strong>Polri</strong> yang pejabatnya mengikuti pendidikan/<br />

<strong>mutasi</strong> dalam rangka pendidikan (Lemhannas RI, Sespati <strong>Polri</strong>, Sespim <strong>Polri</strong>,<br />

Dsb) namun tidak dirangkai dengan pengambilan keputusan untuk menentukan<br />

calon penggantinya.<br />

c) Untuk memproses usulan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> yang diajukan oleh Kasatker terhadap<br />

personel yang memiliki kualifikasi khusus (kedokteran, keuangan, identifikasi,<br />

laboratorium forensik, psikologi dan lain-lain). Hal ini bertujuan agar proses<br />

<strong>mutasi</strong> personel dengan kualifikasi khusus dapat direalisasikan tidak lebih dari 2<br />

bulan setelah usulan diajukan.<br />

8) Untuk mendukung pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan Sidang<br />

Pra-Wanjak, maka kegiatan ini harus disertai dengan adanya pencatatan notulen<br />

sidang secara komprehensif.<br />

e. Prosedur Pelaksanaan Sidang DPK bagi personel dengan level kepangkatan<br />

Perwira Tinggi, Kombes Pol, AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres).<br />

Hasil keputusan sidang Pra-Wanjak yang dipimpin oleh Wakapolri akan<br />

diajukan ke sidang Wanjak/DPK yang dipimpin langsung oleh Kapolri untuk<br />

menentukan keputusan akhir dalam pembinaan karier personel <strong>Polri</strong>. Hal ini<br />

dilaksanakan dengan <strong>prosedur</strong> sebagai berikut :<br />

1) Pelaksanaan sidang Wanjak/DPK dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri oleh<br />

Wakapolri, Irwasum <strong>Polri</strong>, Kadiv Propam <strong>Polri</strong>, As SDM Kapolri dan Karo Binkar<br />

<strong>Polri</strong>.<br />

2) Dalam menentukan keputusan akhir pada sidang Wanjak/DPK, Kapolri berperan<br />

untuk memilih calon yang terbaik dari yang baik, serta telah memenuhi persyaratan<br />

administrasi <strong>jabatan</strong>, berdasarkan hasil keputusan sidang Pra-Wanjak.<br />

3) Sebagai pemegang hak prerogatif Kapolri dapat menerima atau menolak hasil<br />

sidang Pra Wanjak dan dapat menetapkan keputusan untuk memilih calon lain.<br />

Calon pengganti harus tetap memenuhi syarat administrasi <strong>jabatan</strong> yang telah<br />

ditentukan. Selain itu calon pengganti juga diutamakan memilih personel yang<br />

memiliki rangking 10 besar terbaik dalam pendidikan pembentukan, pendidikan<br />

pengembangan serta hasil penilaian sosiometri dan assessment serta mapping<br />

psikologi.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


45 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

4) Pelaksanaan sidang Wanjak/DPK bertujuan untuk menentukan keputusan akhir<br />

dalam rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel di lingkungan organisasi <strong>Polri</strong> dengan<br />

mempertimbangkan masukan dari seluruh peserta sidang Wanjak.<br />

5) Dalam mengambil kebijakan pada sidang Wanjak/DPK, Kapolri juga dapat<br />

mempertimbangkan asas keadilan namun tetap berpegang pada komitmen<br />

mengenai terpenuhinya persyaratan administrasi <strong>jabatan</strong> oleh seluruh calon sebagai<br />

syarat utama.<br />

6) Untuk mendukung pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan Sidang<br />

Wanjak/DPK, maka kegiatan ini harus disertai dengan adanya pencatatan notulen<br />

sidang secara komprehensif.<br />

7) Sebagai bentuk otentifikasi terhadap hasil keputusan sidang Wanjak/DPK, maka<br />

surat keputusan Kapolri mengenai rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel di lingkungan<br />

<strong>Polri</strong> harus dilengkapi oleh adanya paraf dari seluruh peserta sidang Wanjak/DPK.<br />

Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh peserta sidang Wanjak/DPK telah<br />

menyetujui proses <strong>mutasi</strong> tersebut.<br />

f. Prosedur penyusunan Surat Keputusan Kapolri Mengenai Hasil Sidang<br />

Wanjak/DPK.<br />

Dalam tahap ini hasil keputusan sidang Wanjak/DPK ditindak lanjuti dengan<br />

mekanisme sebagai berikut :<br />

1) As SDM Kapolri bertanggung jawab untuk menyusun kembali hasil keputusan<br />

sidang Wanjak/DPK sebagai dasar dalam pembuatan Surat Keputusan Kapolri<br />

mengenai rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel <strong>Polri</strong>.<br />

2) As SDM Kapolri bertanggung jawab untuk membuat Surat Keputusan Kapolri sesuai<br />

dengan hasil keputusan Sidang Wanjak.<br />

3) Sebelum Surat Keputusan hasil sidang Wanjak/DPK ditandatangani oleh Kapolri<br />

maka terlebih dahulu dimintakan otentifikasi kepada seluruh peserta sidang<br />

Wanjak/DPK berupa paraf. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh peserta sidang<br />

Wanjak/DPK telah menyetujui proses <strong>mutasi</strong> tersebut.<br />

4) Setelah seluruh peserta sidang Wanjak/DPK memberikan otentifikasi/paraf terhadap<br />

hasil keputusan sidang, selanjutnya Kapolri menandatangani Surat Keputusan<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


46 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

tersebut sebagai bentuk legalitas terhadap rangkaian <strong>mutasi</strong> personel di lingkungan<br />

<strong>Polri</strong>.<br />

5) Surat Keputusan Kapolri tentang rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel di lingkungan<br />

<strong>Polri</strong> menjadi dasar bagi proses penyusunan surat telegram Kapolri.<br />

g. Prosedur Penyusunan Surat Telegram Kapolri<br />

Setelah pelaksanaan sidang Wanjak/DPK memperoleh keputusan dengan<br />

dikeluarkannya surat keputusan Kapolri, maka hal ini ditindak lanjuti dengan menyusun<br />

surat telegram Kapolri dengan mekanisme sebagai berikut :<br />

1) Membuat surat telegram Kapolri mengenai rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel di<br />

lingkungan <strong>Polri</strong> yang ditandatangani oleh As SDM Kapolri.<br />

2) Setelah surat telegram Kapolri ditandatangani oleh As SDM Kapolri, maka dilakukan<br />

audit terhadap rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> tersebut untuk memastikan tidak terjadinya<br />

kesalahan dalam rangkaian <strong>mutasi</strong>, yang antara lain :<br />

1) Memastikan tidak adanya satu ruang <strong>jabatan</strong> yang diduduki oleh 2 personel yang<br />

berbeda.<br />

2) Memastikan tidak adanya satu orang personel yang menduduki lebih dari satu<br />

ruang <strong>jabatan</strong>.<br />

3) Memastikan tidak adanya kesalahan dalam penulisan <strong>jabatan</strong> atau kesalahan<br />

dalam penulisan nama personel yang menduduki suatu <strong>jabatan</strong>.<br />

3) Setelah terlaksananya proses audit terhadap surat telegram Kapolri maka jika<br />

ditemukan adanya kesalahan dalam rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel, hal ini akan<br />

dilaporkan secara berjenjang dari mulai As SDM Kapolri hingga ke Kapolri untuk<br />

dilakukan perbaikan.<br />

4) Jika tidak ditemukan adanya kesalahan dalam rangkaian <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel,<br />

selanjutnya surat telegram Kapolri akan diparaf oleh Kabag Mutjab sebagai bentuk<br />

otentifikasi bahwa proses audit telah dilaksanakan.<br />

5) Dengan selesainya proses otentifikasi tersebut, selanjutnya surat telegram siap<br />

untuk didistribusikan kepada masing-masing Kasatker.<br />

6) Selanjutnya petikan Surat Keputusan didistribusikan kepada personel yang<br />

di<strong>mutasi</strong>kan.<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


47 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

h. Prosedur pengawasan internal terhadap seluruh tahapan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> dari<br />

mulai usulan Kasatker sampai dengan pendistribusian TR Kapolri.<br />

Guna menjaga agar pelaksanaan seluruh tahapan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel<br />

<strong>Polri</strong> dapat terselenggara sesuai kaidah-kaidah dan norma <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> yang<br />

ditetapkan, maka konsistensi serta komitmen dalam pelaksanaannya harus dijaga<br />

dengan adanya mekanisme pengawasan. Untuk itu melalui peran Irwasum <strong>Polri</strong><br />

mekanisme pengawasan internal dilaksanakan dengan <strong>prosedur</strong> berikut ini :<br />

1) Pengawasan internal pada tahap penyusunan rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> personel <strong>Polri</strong>.<br />

Prosedur pengawasan internal pada tahap penyusunan rencana <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong><br />

adalah sebagai berikut :<br />

a) Irwasum <strong>Polri</strong> melaksanakan pengawasan terhadap proses tindak lanjut usulan<br />

<strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> yang masuk ke As SDM <strong>Polri</strong>, dalam hal ini dilakukan<br />

pengawasan untuk mengetahui apakah <strong>prosedur</strong> penyusunan rencana <strong>mutasi</strong><br />

<strong>jabatan</strong> telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan.<br />

b) Jika dalam proses pengawasan ditemukan adanya ketidaksesuaian, maka tim<br />

pengawas berkewajiban untuk menemukan penyebabnya dan melaporkan<br />

hasil temuan kepada pimpinan, serta memberikan masukan mengenai solusi<br />

penyelesaiannya.<br />

2) Pengawasan internal terhadap proses sidang Pra-Wanjak<br />

berikut :<br />

Prosedur pengawasan internal pada sidang Pra-Wanjak adalah sebagai<br />

a) Melaksanakan pengawasan terhadap usulan rencana <strong>mutasi</strong> yang diajukan As<br />

SDM Kapolri ke sidang Pra Wanjak, untuk melihat konsistensi dalam pemenuhan<br />

syarat administrasi <strong>jabatan</strong> sebagai pertimbangan utama.<br />

b) Melaksanakan pengawasan dalam penerapan <strong>prosedur</strong> pengajuan calon<br />

alternatif untuk menduduki suatu <strong>jabatan</strong> tertentu guna memastikan calon yang<br />

dipilih merupakan calon terbaik dari yang baik.<br />

3) Pengawasan internal terhadap hasil sidang Wanjak/DPK<br />

Prosedur pengawasan internal terhadap hasil sidang Wanjak/DPK meliputi<br />

langkah sebagai berikut :<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


48 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

a) Melakukan pemeriksaan internal untuk melihat jumlah usulan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> dari<br />

para Kasatker yang telah terealisasi.<br />

b) Melaksanakan survey terhadap personel <strong>Polri</strong> yang di<strong>mutasi</strong>kan melalui hasil<br />

sidang Wanjak/DPK untuk melihat tingkat kepuasan stake holder terhadap hasil<br />

keputusan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong>.<br />

c) Melakukan pemeriksaan terhadap nilai manfaat yang diperoleh organisasi atas<br />

penempatan personel pada suatu <strong>jabatan</strong>.<br />

i. Mekanisme Konseling Mutasi Jabatan Personel<br />

Keputusan yang dihasilkan melalui mekanisme Sidang DPK terkait <strong>mutasi</strong><br />

<strong>jabatan</strong> personel dengan level kepangkatan, Perwira Tinggi, Kombes Pol, AKBP<br />

Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres), seringkali bertentangan dengan harapan stake<br />

holder baik Kasatker yang mengusulkan, Kasatker yang menjadi tujuan <strong>mutasi</strong> maupun<br />

personel yang di<strong>mutasi</strong>kan. Oleh karena itu perlu diterapkan <strong>prosedur</strong> konseling <strong>mutasi</strong><br />

<strong>jabatan</strong> untuk memberikan klarifikasi kepada seluruh pihak dengan mekanisme sebagai<br />

berikut :<br />

1) Karo Binkar <strong>Polri</strong> berkewajiban untuk memberikan konseling terhadap Kasatker<br />

yang usulan <strong>mutasi</strong>nya tidak terealisasi karena tidak lengkapnya syarat administrasi<br />

<strong>jabatan</strong> yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu <strong>jabatan</strong>.<br />

2) Karo Binkar <strong>Polri</strong> juga berkewajiban untuk memberikan konseling kepada Kasatker<br />

yang mengajukan keberatan atas putusan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> yang menempatkan<br />

personel pada satuan yang dipimpinnya.<br />

3) Kabag Mutjab berkewajiban untuk memberikan konseling terhadap personel yang<br />

usulan <strong>mutasi</strong>nya tidak terealisasi karena tidak lengkapnya syarat administrasi<br />

<strong>jabatan</strong> yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu <strong>jabatan</strong>.<br />

4) Salah satu Kabag pada Div Propam <strong>Polri</strong> berkewajiban untuk memberikan konseling<br />

terhadap Kasatker atau personel yang ditolak usulan <strong>mutasi</strong>nya karena adanya<br />

catatan personel.<br />

5) Untuk memberikan konseling terhadap personel maupun Kasatker yang usulan<br />

<strong>mutasi</strong>nya tidak terealisasi, maka selain diberikan penjelasan oleh Kabag Mutjab<br />

dan Div Propam <strong>Polri</strong> terkait masalah administrasi, Irwasum <strong>Polri</strong> juga berperan<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)


49 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI<br />

NOMOR : KEP/ /IX/2010<br />

TANGGAL : SEPTEMBER 2010<br />

memberikan penjelasan mengenai <strong>prosedur</strong> teknis pengambilan keputusan <strong>mutasi</strong><br />

<strong>jabatan</strong> personel.<br />

III<br />

PENUTUP<br />

Prosedur ini pelaksanaan <strong>mutasi</strong> <strong>jabatan</strong> anggota <strong>Polri</strong> yang dilakukan oleh As SDM <strong>Polri</strong><br />

dengan level kepangkatan Perwira Tinggi, Kombes Pol, AKBP mantap dan AKBP promosi<br />

(Kapolres) ini untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sebagaimana mestinya.<br />

Ditetapkan di : Jakarta<br />

pada tanggal : September 2010<br />

a.n. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA<br />

As SDM<br />

Drs. EDY SUNARNO<br />

INSPEKTUR JENDERAL POLISI<br />

Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!