16.05.2015 Views

o_19lf60uhh1gqf1r2q1vkmq27157pa.pdf

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG KARTU MENUJU SEHAT<br />

LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA LAMBANG<br />

KUNING KECAMATAN KERTOSONO<br />

KABUPATEN NGANJUK<br />

TAHUN 2014<br />

Dwi Febri Novarina, AJS Hari Sapoetra, Supatimah<br />

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />

lppmwimisada@gmail.com<br />

ABSTRACT<br />

KMS (Seniors Health Card) card is a record of the development of the health status<br />

of the monitored every visit to IHC Elderly or visit to a health center which includes<br />

physical health monitoring and emotional and early detection for a disease or health threat<br />

facing the elderly.<br />

In this study purpose to determine Preview On Seniors Health Card Utilization in<br />

Yellow Coat IHC Elderly Village Subdistrict Kertosono Nganjuk 2014. Study this type of<br />

research is descriptive. In this study, using primary and secondary data sources. Analysis of<br />

the data in this study are univariate. Based on the results of a study of 40 elderly<br />

respondents by age showed that the majority of elderly aged 60-70 years were 26<br />

respondents.<br />

The results of this study are expected to gain knowledge about the Preview On<br />

Seniors Health Card Utilization in Yellow Coat IHC Elderly Village Subdistrict Kertosono<br />

Nganjuk can be used as information for the community, especially for theelderly.<br />

Keywords : Knowledge, usability KMS<br />

PENDAHULUAN<br />

Undang-undang Republik<br />

Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang<br />

Kesejahteraan Lanjut Usia Bab I Pasal 1,<br />

yang dimaksud dengan Lanjut Usia<br />

adalah seseorang yang telah mencapai<br />

usia 60 tahun ke atas. Percepatan<br />

pertumbuhan jumlah penduduk Lansia<br />

(Population Aging) bukan hanya menjadi<br />

fenomena di Indonesia, namun<br />

merupakan suatu fenomena di berbagai<br />

negara di dunia. Era Lanjut Usia pada<br />

abad ke-21 terjadi di Indonesia dimana<br />

Indonesia akan mengalami pertumbuhan<br />

penduduk Lansia tercepat jika<br />

dibandingkan dengan negara lain di dunia<br />

(Indriana, 2012 : 3).<br />

Setiap orang memiliki kebutuhan<br />

hidup demikian pula orang Lanjut Usia.<br />

Kebutuhan terbesar bagi Lansia adalah<br />

peningkatan kesehatan. Salah satu aspek<br />

utama dari peningkatan kesehatan untuk<br />

Lansia adalah pemeliharaan tidur dan<br />

kebugaran untuk memastikan pemulihan<br />

fungsi tubuh sampai tingkat fungsional<br />

yang optimal dan untuk memastikan<br />

keterjagaan disiang hari guna<br />

menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati<br />

kualitas hidup yang tinggi (Nugroho,<br />

2012 : 10).<br />

Saat ini, diseluruh dunia, jumlah<br />

Lanjut Usia diperkirakan lebih dari 629<br />

juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih<br />

dari 60 tahun), dan pada tahun 2025,<br />

Lanjut Usia akan mencapai 1,2 milyar. Di<br />

Negara maju, pertambahan<br />

populasi/penduduk Lanjut Usia telah<br />

diantisipasi sejak awal abad ke-20.<br />

Sehingga Negara maju sudah lebih siap<br />

menghadapi pertambahan populasi Lanjut<br />

Usia dengan berbagai tantangannya.<br />

Namun, saat ini Negara berkembang juga<br />

mulai menghadapi masalah yang sama.<br />

Fenomena ini jelas mendatangkan<br />

sejumlah konsekuensi, antara lain


timbulnya masalah fisik, mental, sosial,<br />

serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan<br />

keperawatan, terutama kelainan<br />

degeneratif (Nugroho, 2012 : 11).<br />

Penghargaan terhadap Lanjut<br />

Usia merupakan perhatian khusus dunia,<br />

hal tersebut dapat dilihat, melalui resolusi<br />

PBB. Yakni UN – Resolutions No.<br />

045/026 tahun 1991 tentang International<br />

Day for the Elderly pada tanggal 1<br />

Oktober setiap tahun, berdasarkan<br />

rekomendasi Vienna International Plan of<br />

Action on Ageing. Sebagai tindak lanjut<br />

dari resolusi PBB tersebut pada tanggal<br />

29 Mei 1996, Presiden Suharto<br />

menetapkan dan mencanangkan Hari<br />

Lanjut Usia Nasional (HLUN) di<br />

Semarang dengan slogan “Tua Berguna<br />

dan Berkualitas”.<br />

Perubahan sosial yang terjadi pada<br />

orang Lanjut Usia antara lain terjadinya<br />

penurunan aktivitas dan penurunan<br />

keterikatan sosial maupun psikologis.<br />

Aktivitas yang menurun pada Lanjut Usia,<br />

biasanya berkaitan dengan menurunnnya<br />

kemampuan fisik dibanding usia<br />

sebelumnya. Keterikatan sosial yang<br />

mengalami penurunan, antara lain<br />

interaksi antara orang Lanjut Usia dengan<br />

orang yang ditemui dalam kehidupan<br />

sehari-hari. Adapun keterikatan psikologis<br />

juga mengalami penurunan, antara lain<br />

perilaku yang merefleksikan besarnya<br />

ikatan emosional antara orang Lanjut Usia<br />

dengan lembaga ataupun orang lain di<br />

luar lingkungan keluarganya.<br />

Pada tahun 2000 penduduk<br />

Lanjut Usia diseluruh dunia diperkirakan<br />

sebanyak 426 juta atau sekitar 6,8 %.<br />

Jumlah ini akan meningkat hampir 2 kali<br />

lipat pada tahun 2025, yaitu menjadi<br />

sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7 %<br />

dari total penduduk dunia (Notoatmodjo,<br />

2011 : 277 ).<br />

Proyeksi penduduk oleh Biro<br />

Pusat Statistik menggambarkan bahwa<br />

antara 2005-2010 jumlah penduduk<br />

Lanjut Usia sekitar 19 juta jiwa atau 8,5%<br />

dari seluruh jumlah penduduk. WHO pun<br />

telah memperhitungkan bahwa di tahun<br />

2025, Indonesia akan mengalami<br />

peningkatan jumlah warga Lansia sebesar<br />

41,4%, yang merupakan sebuah<br />

peningkatan tertinggi di dunia. Bahkan<br />

Perserikatan<br />

Bangsa-Bangsa<br />

memperkirakan bahwa di tahun 2050<br />

jumlah warga Lansia di Indonesia akan<br />

mencapai ± 60 juta jiwa. Hal ini<br />

menyebabkan Indonesia berada pada<br />

peringkat ke-4 untuk jumlah penduduk<br />

Lansia terbanyak setelah China, India,<br />

dan Amerika Serikat.<br />

Pusat statistik menyimpulkan<br />

secara geografis, distribusi penduduk<br />

Lansia di Indonesia terbanyak di Pulau<br />

Jawa, yaitu sekitar 66,84 % dari seluruh<br />

penduduk Lansia. Dilihat dari proporsi<br />

terbesar berturut-turut adalah mereka<br />

yang tinggal di Daerah Istimewa<br />

Yogyakarta dan Jawa Timur, yaitu<br />

sebesar 12,58% dan 9,46%. Sedangkan<br />

proporsi terkecil adalah penduduk Lansia<br />

yang tinggal di Irian Jaya, sebesar 1,65%<br />

(Notoatmodjo, 2012 : 278).<br />

Berdasarkan data penduduk<br />

Indonesia yang dikeluarkan oleh BPS<br />

tahun 2011, maka jumlah penduduk yang<br />

berusia diatas 60 tahun adalah 5,76 persen<br />

dan pada tahun 2000 berjumlah 6,17<br />

persen dari seluruh penduduk Indonesia.<br />

Jumlah yang semula hanya terdapat 57<br />

orang Lanjut Usia diantara 1000 orang,<br />

maka pada tahun 2000 ini menjadi 61<br />

orang Lanjut Usia diantara 1000<br />

penduduk Indonesia. Hal ini berarti<br />

bahwa setiap tahun, jumlah orang Lanjut<br />

Usia bertambah satu orang pada setiap<br />

1000 penduduk Indonesia. Dari jumlah<br />

orang Lanjut Usia tersebut, 54 persennya<br />

adalah wanita. Orang Lanjut Usia di<br />

Indonesia paling banyak berada di<br />

Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa<br />

Tengah. Apabila dilihat dari laju<br />

pertumbahan penduduk, maka jumlah<br />

orang Lanjut Usia mengalami kenaikan<br />

sebesar 72 persen, sedangkan jumlah<br />

penduduk seluruhnya mengalami<br />

kenaikan 32 persen (Indriana, 2012 : 9).<br />

Bertambahnya jumlah Lanjut Usia<br />

di Indonesia, merupakan konsekuensi dari


ertambahnya usia harapan hidup.<br />

Struktur masyarakat Indonesia berubah<br />

dari bentuk piramida dengan basis lebar<br />

yang menunjukan fertilitas tinggi,<br />

menjadi piramida berbentuk kubah masjid<br />

atau bawang yang menunjukan fertiltas<br />

dan mortalitas rendah. Kemajuan ilmu<br />

kedokteran, makanan, olah raga, dan gaya<br />

hidup, dapat meningkatkan usia harapan<br />

hidup. Orang yang berusia panjang,<br />

mengatakan bahwa mereka selalu<br />

melakukan hal-hal yang mempunyai<br />

tujuan, disiplin, kerja keras, bebas,<br />

mandiri, menu makanan yang seimbang,<br />

hubungan dengan keluarga baik dan<br />

memperoleh dukungan dari temantemannya<br />

(Indriana, 2012 : 10).<br />

Dengan adanya Posyandu Lansia<br />

maka Lansia dapat diberikan pelayaan<br />

kesehatan yang bertujuan untuk<br />

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu<br />

kehidupan agar tercapai masa tua yang<br />

bahagia dan berguna dalam kehidupan<br />

keluarga dan masyarakat sesuai dengan<br />

eksistensinya. Untuk itu keluarga sangat<br />

berperan sebagai support system utama<br />

bagi Lansia dalam mempertahankan<br />

kesehatannya, yaitu dengan melaksanakan<br />

pembicaraan terarah tentang pemanfaatan<br />

pelayanan Posyandu, membantu dalam<br />

hal transportasi, membantu dalam hal<br />

keuangan, menyediakan waktu dan<br />

perhatian, serta memeriksakan kesehatan<br />

secara teratur (Anonim, 2009 : 12).<br />

Faktor yang mempengaruhi<br />

pengetahuan Lansia tentang KMS Lansia<br />

adalah pengetahuan Lansia yang rendah<br />

tentang manfaat Posyandu, jarak rumah<br />

dengan lokasi Posyandu yang jauh atau<br />

sulit dijangkau, kurangnya dukungan<br />

keluarga untuk mengantar maupun<br />

mengingatkan Lansia untuk datang ke<br />

Posyandu, sikap yang kurang baik<br />

terhadap petugas Posyandu, sarana dan<br />

prasarana penunjang pelaksanaan<br />

Posyandu (Ismawati, 2010 : 55-56).<br />

Bentuk pelayanan pada Posyandu<br />

Lansia meliputi pemeriksaan kesehatan<br />

fisik dan mental emosional, yang dicatat<br />

dan dipantau menggunakan Kartu Menuju<br />

Sehat (KMS) Lansia untuk mengetahui<br />

lebih awal penyakit yang diderita atau<br />

ancaman masalah kesehatan yang dialami<br />

Lansia. Program pemerintah dalam<br />

memberikan KMS Lansia secara cumacuma<br />

dapat mendorong minat atau<br />

motivasi Lansia untuk selalu mengikuti<br />

kegiatan Posyandu Lansia sehingga lebih<br />

percaya diri dihari tuanya (Rinto, 2012 :<br />

14).<br />

Penelitian bertujuan untuk<br />

mengetahui Gambaran Pengetahuan<br />

Lansia tentang Kartu Menuju Sehat<br />

Lansia di Posyandu Lansia Desa<br />

Lambang Kuning Kecamatan Kertosono<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2014.<br />

METODE PENELITIAN<br />

Dalam penelitian ini jenis<br />

penelitian yang digunakan adalah<br />

Deskriptif yaitu suatu metode penelitian<br />

yang dilakukan dengan tujuan utama<br />

untuk membuat gambaran atau deskriptif<br />

tentang suatu keadaan secara obyektif.<br />

Penelitian ini dilakukan dengan<br />

menempuh<br />

langkah-langkah<br />

pengumpulan data, klasifikasi, atau<br />

analisis data, membuat kesimpulan dan<br />

laporan (Notoadmojo, 2010 : 138).<br />

Berdasarkan tujuan penelitian,<br />

rancangan yang digunakan adalah survei.<br />

Populasi dalam penelitian ini adalah<br />

Jumlah seluruh Lansia yang berumur<br />

diatas 60 tahun dan mengikuti Posyandu<br />

Lansia di Desa Lambang Kuning<br />

Kecamatan Kertosono sebanyak 40 orang.<br />

Sampel dari penelitian ini adalah Seluruh<br />

Lansia yang berumur diatas 60 tahun dan<br />

mengikuti Posyandu Lansia di Desa<br />

Lambang Kuning Kecamatan Kertosono<br />

sebanyak 40 orang.<br />

Sampel merupakan bagian<br />

populasi yang akan diteliti atau sebagian<br />

jumlah karakteristik yang dimiliki<br />

populasi (Hidayat, 2010 : 32). Sampel<br />

diambil dengan menggunakan total<br />

sampling atau sampel jenuh. Sampel<br />

jenuh adalah teknik penentuan sampel<br />

bila semua anggota populasi digunakan


sebagai sampel. Istilah lain dari sampel<br />

jenuh adalah sensus (Saryono, 2010 : 97).<br />

Setelah data terkumpul melalui kuesioner.<br />

Kemudian dilakukan tabulasi untuk<br />

mengetahui Gambaran Pengetahuan<br />

Lansia Tentang Kartu Menuju Sehat<br />

Lansia di Posyandu Lansia Desa<br />

Lambang Kuning Kecamatan Kertosono<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2014.<br />

HASIL PENELITIAN DAN<br />

PEMBAHASAN<br />

Hasil Penelitian<br />

Berdasarkan hasil penelitian yang<br />

telah dilakukan pada 40 Lansia hampir<br />

setengah dari Pengetahuan Lansia tentang<br />

KMS Lansia dengan kriteria cukup<br />

sebanyak 17 responden (42.5%), dan yang<br />

pengetahuannya kurang sebanyak 15<br />

responden (37.5%). sedangkan yang<br />

pengetahuannya baik sebanyak 8<br />

responden (20%).<br />

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden<br />

Berdasarkan Pengetahuan Lansia<br />

Tingkat<br />

Pengetahuan<br />

Baik<br />

Cukup<br />

Kurang<br />

Jumlah<br />

8<br />

17<br />

15<br />

Persentase<br />

(%)<br />

20<br />

42.5<br />

37.5<br />

Total 40 100<br />

Sumber : Data primer, Juni 2014<br />

Menurut hasil dari penelitian yang<br />

telah dilaksanakan di Posyandu Lansia<br />

Desa Lambang Kuning Kecamatan<br />

Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun<br />

2014. Gambaran Pengetahuan Lansia<br />

tentang Kartu Menuju Sehat Lansia dari 40<br />

responden Lansia yang pengetahuannya<br />

cukup sebesar 17 responden 42.5% .<br />

Hasil penelitian dan pembahasan<br />

meliputi gambaran geografis lokasi<br />

penelitian, data umum dan data khusus.<br />

Data umum meliputi karakteristik<br />

responden berdasarkan umur, pendidikan,<br />

pekerjaan, penghasilan dan jenis kelamin.<br />

Sedangkan data khusus meliputi<br />

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang<br />

Kartu Menuju Sehat Lansia di Posyandu<br />

Lansia Desa Lambang Kuning Kecamatan<br />

Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun<br />

2014.<br />

Pembahasan<br />

Berdasarkan penelitian yang telah<br />

dilakukan pada 40 Lansia berdasarkan<br />

Pengetahuan Lansia tentang KMS Lansia<br />

Hampir setengah responden dalam<br />

penelitian ini yang pengetahuaannya<br />

cukup sebanyak 17 responden (42.5%).<br />

Kartu Menuju Sehat Lansia adalah<br />

sebuah kartu catatan tentang<br />

perkembangan status kesehatan yang<br />

dipantau setiap kunjungan ke Posyandu<br />

Lansia atau berkunjung ke Puskesmas<br />

yang meliputi pemantauan kesehatan fisik<br />

dan emosional serta deteksi dini atas<br />

penyakit atau ancaman kesehatan yang<br />

dihadapi Lansia.<br />

KMS ini diisi tiap bulan oleh<br />

petugas kesehatan bekerjasama dengan<br />

kader pada kegiatan kelompok Lansia<br />

atau kunjungan Puskesmas. KMS ini<br />

disimpan oleh Lansia dan keluarga serta<br />

harus dibawa pada setiap kunjungan ke<br />

Puskesmas atau ke Posyandu.<br />

Kegunaan KMS Lansia bagi<br />

Lansia adalah sebagai catatan kesehatan<br />

dimana Lansia yang memanfaatkan KMS<br />

Lansia dapat mengetahui perkembangan<br />

kesehatannya melalui kartu tersebut,<br />

namun umur Lansia yang semakin<br />

bertambah membuat daya ingat Lansia<br />

menurun, oleh sebab itu banyak Lansia<br />

yang tidak membawa KMS Lansia ketika<br />

datang ke Posyandu Lansia, selain daya<br />

ingat yang mempengaruhi, tingkat<br />

pendidikan juga sangat berpengaruh<br />

terhadap pemanfaatan KMS Lansia,<br />

tingkat pendidikan yang rendah<br />

menjadikan Lansia meremehkan manfaat<br />

dari KMS Lansia, sehingga Lansia yang<br />

berpendidikan rendah lebih sering lupa<br />

membawa KMS Lansia ketika datang ke<br />

Posyandu Lansia. Sedangkan berdasarkan<br />

pekerjaan, Lansia dalam memanfaatkan<br />

KMS Lansia juga berpengaruh karena<br />

Lansia yang bekerja lebih memilih<br />

bekerja dari pada hadir di Posyandu<br />

Lansia, namun ada juga Lansia yang


ekerja juga menyempatkan datang di<br />

Posyandu Lansia. Jenis kelamin juga<br />

berpengaruh pada pemanfaatan KMS<br />

Lansia, sebagian besar Lansia yang yang<br />

jenis kelaminnya perempuan lebih banyak<br />

yang hadir di Posyandu Lansia.<br />

Tujuan diberikannya KMS Lansia<br />

adalah untuk meningkatkan derajat<br />

kesehatan Lansia, dengan rutin datang ke<br />

Posyandu Lansia, pencegahan penyakit<br />

bisa dilihat di KMS Lansia, KMS Lansia<br />

mencakup pemeriksaan kesehatan dan<br />

pemeriksaan aktivitas sehari-hari dimana<br />

bertujuan untuk melihat ada gangguan<br />

atau penyimpangan yang terjadi pada<br />

Lansia tersebut.<br />

Oleh karena itu, membawa KMS<br />

Lansia ketika datang ke Posyandu Lansia<br />

itu sangat penting sebab di KMS Lansia<br />

tersebut berisi tentang catatan<br />

perkembangan kesehatan Lansia dan<br />

keluhan yang dialami oleh Lansia. KMS<br />

Lansia sangat penting untuk di bawa<br />

setiap kali kunjugan ke Posyandu Lansia<br />

karena dapat memantau kesehatan Lansia.<br />

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk<br />

meningkatkan kesadaran, kemauan,<br />

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang<br />

agar terwujud derajat kesehatan<br />

masyarakat yang optimal. Oleh karena itu,<br />

perlu diselenggarakan upaya kesehatan<br />

dengan pendekatan pemeliharaan,<br />

promosi kesehatan (promotif),<br />

pencegahan penyakit (preventif),<br />

penyembuhan penyakit (kuratif), dan<br />

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang<br />

diselenggarakan secara menyeluruh,<br />

terpadu, dan berkesinambungan.<br />

Jadi, Posyandu Lansia merupakan<br />

suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang<br />

berada di desa-desa yang bertujuan untuk<br />

meningkatkan kesehatan masyarakat<br />

khususnya bagi warga yang sudah berusia<br />

lanjut.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Berdasarkan hasil analisis dan<br />

pembahasan dalam penelitian tentang<br />

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang<br />

Kartu Menuju Sehat Lansia di Posyandu<br />

Lansia Desa Lambang Kuning Kecamatan<br />

Kertosono Kabupaten Nganjuk dari 40<br />

responden Lansia yang pengetahuannya<br />

cukup sebesar 17 responden 42.5%.<br />

Berdasarkan umur Lansia didapatkan<br />

bahwa sebagian besar Lansia berumur 60-<br />

70 tahun sebanyak 26 responden (65%).<br />

Berdasarkan pendidikan Lansia<br />

didapatkan bahwa setengah dari Lansia<br />

yang berpendidikan SD sebanyak 20<br />

responden (50%). Berdasarkan pekerjaan<br />

Lansia didapatkan bahwa hampir setengah<br />

dari responden tidak bekerja sebanyak 15<br />

responden (37.5%). Berdasarkan<br />

penghasilan Lansia didapatkan bahwa<br />

hampir setengah dari responden yang<br />

tidak berpenghasilan sebanyak 15<br />

responden (37.5%). Berdasarkan<br />

penghasilan Lansia didapatkan bahwa<br />

hampir setengah dari responden yang<br />

tidak berpenghasilan sebanyak 15<br />

responden (37.5%). Sedangkan<br />

berdasarkan jenis kelamin Lansia<br />

didapatkan bahwa sebagian besar<br />

responden berjenis kelamin perempuan<br />

yaitu sebanyak 27 responden (67.5%).<br />

Untuk pengembangan penelitian<br />

selanjutnya, diharapkan peneliti<br />

berikutnya dapat mengembangkan hasil<br />

dari penelitian Pengetahuan Lansia<br />

Tentang Kartu Menuju Sehat Lansia dapat<br />

di sempurnakan lagi, dengan adanya<br />

peneliti selanjutnya sehingga akan<br />

menambah pengetahuan Lansia tentang<br />

KMS Lansia di Indonesia lebih baik.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Anonim. 2009. Repository.usu.ac.id/bistre<br />

am/.../Chapter%20II.<strong>pdf</strong>‎ .<br />

(Diakses tanggal 8 April<br />

2014)<br />

Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode<br />

Penelitian Kebidanan dan<br />

Teknik Analisis Data.<br />

Jakarta : Salemba Medika


Indriana, Yeniar, 2012. Gerontologi dan<br />

Progeria. Yogyakarta :<br />

Pustaka Pelajar<br />

Ismawati, Cahyo, 2010. Posyandu dan<br />

Desa Siaga. Yogyakarta :<br />

Nuha Medika<br />

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.<br />

Metodeologi Penelitian.<br />

Jakarta : Rineka Cipta<br />

.2011. Problema Lansia dan<br />

Pelayanan Kesehatan<br />

Masyarakat. Jakarta :<br />

Rineka Cipta<br />

.2012. Metodeologi Penelitian.<br />

Jakarta : Rineka Cipta<br />

Nugroho. 2012. Keperawatan Gerontik<br />

dan Geriatrik. Jakarta :<br />

EGC<br />

Rinto, 2012. Proposal Penelitian<br />

Hubungan Pengetahuan<br />

dengan Status Kunjungan<br />

Posyandu Lansia.<br />

http://nursemenden.blogsp<br />

ot.com/. (Diakses tanggal<br />

10 April 2014)<br />

Saryono, Ari cahyo. 2010. Metodologi<br />

Penelitian<br />

Kebidanan.Yogyakarta:<br />

Nuha Medika.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!