10.07.2015 Views

Jumlah Umat Islam yang Masuk Surga Tanpa Hisab Tanpa Adzab

Jumlah Umat Islam yang Masuk Surga Tanpa Hisab Tanpa Adzab

Jumlah Umat Islam yang Masuk Surga Tanpa Hisab Tanpa Adzab

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Jumlah</strong> <strong>Umat</strong> <strong>Islam</strong> <strong>yang</strong> <strong>Masuk</strong> <strong>Surga</strong> <strong>Tanpa</strong> <strong>Hisab</strong> dan<strong>Tanpa</strong> <strong>Adzab</strong>Oleh: Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad SanusiTelah sah dan valid dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda“<strong>Umat</strong>-umat telah dipertunjukkan kepadaku. Aku melihat seorang nabi <strong>yang</strong> ada beberapaorang bersamanya, seorang nabi <strong>yang</strong> ada satu dan dua orang bersamanya, tetapi (ada pula)seorang nabi <strong>yang</strong> tidak seorang pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku, suatujumlah <strong>yang</strong> banyak, maka aku pun mengira bahwa mereka adalah umatku, tetapi dikatakankepadaku, ‘Itu adalah Musa bersama kaumnya.’ Lalu, tiba-tiba aku melihat lagi suatu jumlah<strong>yang</strong> besar pula maka dikatakan kepadaku, ‘Itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuhpuluh orang <strong>yang</strong> masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’.”Kemudian, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan sifat tujuh puluh ribu orangtersebut dengan sabdanya“Mereka adalah orang-orang <strong>yang</strong> tidak meminta untuk di-ruqyah, tidak meminta untuk di-kay,dan tidak melakukan tathayyur, tetapi mereka hanya bertawakkal kepada Rabb mereka.” [1]Telah valid pula dalam riwayat-riwayat lain, penyebutan bahwa, pada setiap kelipatan seribudari tujuh puluh ribu orang tersebut, Allah Ta’ala menambahkan tujuh puluh ribu lagisehingga semuanya berjumlah empat juta sembilan ratus ribu.Sebagian asatidzah <strong>yang</strong> mulia mempertanyakan keabsahan riwayat tambahan karena mendengarbahwa ada <strong>yang</strong> menganggap riwayat tersebut lemah.Keabsahan tambahan <strong>yang</strong> ditanyakan tersebut adalah hal <strong>yang</strong> bisa dipastikan. Telah sah dariNabi, sejumlah riwayat <strong>yang</strong> menerangkannya. Di antara riwayat tersebut adalah hadits AbuUmamah Al-Bahily radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,“Rabb-ku Subhanahu menjanjikan kepadaku untuk memasukkan tujuh puluh ribu umatku kedalam surga tanpa ada hisab dan adzab terhadap mereka, bersama dengan tujuh puluh ribuorang setiap seribu orang, dan tiga kali dari cidukan Rabb-ku ‘Azza wa Jalla.”Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 11/32 no. 32247 (cet. Maktabah Ar-Rusyd),Ahmad 5/268, At-Tirmidzy no. 2442, Ibnu Majah no. 4286, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnahno. 589, Ath-Thabarany dalam Musnad Asy-Syamiyyin 2/7-8 no. 820, Al-Mahamily dalam Al-


Amaly (riwayat Ibnu Yahya Al-Bayyi’) no. 260, Ad-Daraquthny dalam Ash-Shifat no. 50-51,Mu`ammal bin Ahmad dalam Fawa`id-nya (Majmû Fihi Asyarah Ajza` Haditsiyyah) no. 44 hal.341, Al-Baihaqy dalam Al-Asma` wa Ash-Shifat no. 723 dan Adz-Dzahaby dalam Siyar A’lamAn-Nubala` 16/459-460. Semuanya dari jalur Ismail bin ‘Ayyasy, dari Muhammad bin Ziyad Al-Alhany, dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Riwayat Ismail bin ‘Ayyasy dalam jalur di atas adalah kuat karena beliau meriwayatkan dariguru <strong>yang</strong> senegeri dengan beliau. Riwayat beliau hanya dipermasalahkan bila meriwayatkandari selain penduduk negerinya. Oleh karena itu, Adz-Dzahaby rahimahullah berkata, “Sanadnyajayyid (bagus).” Demikian pula penyebutan Ibnu Kats ir dalam tafsir ayat ke-110 surah Ali‘Imran.Hadits di atas juga dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah no. 2179, bahwabeliau menyebutkan jalur-jalur lain dari Abu Umamah selain dari jalur <strong>yang</strong> disebutkan di atas.Beliau juga menyebut beberapa pendukung untuk hadits Abu Umamah dari beberapa orangshahabat lain.Untuk riwayat-riwayat pendukung lainnya, bisa dilihat lebih luas dalam Ithaf Al-Hirah Al-Maharah Bi Zawa`id Al-Masanid Al-Asyarah 8/244-258 karya Al-Bûshiry. Wallahu A’lam.Guna melengkapi faidah seputar keutamaan orang-orang <strong>yang</strong> masuk surga tanpa hisab dantanpa adzab, berikut kami membawakan terjemahan dari keterangan guru kami, Syaikh ShalihAl-Fauzan hafizhahullah, dari kitab beliau, Al-Mulakhkhash Fi Syarh Kitab At-Tauhid. Dari Hushain bin Abdirrahman, beliau bertutur,“Suatu ketika saya berada di sisi Sa’id bin Jubair, lalu ia bertanya, ‘Siapakah di antara kalian<strong>yang</strong> melihat bintang jatuh semalam?’Saya pun menjawab, ‘Saya.’Kemudian saya mengabarkan, ‘Ketahuilah bahwa, ketika itu, sesungguhnya saya tidak sedangmengerjakan shalat, tetapi saya disengat oleh kalajengking.’


Ia bertanya, ‘Lalu apa <strong>yang</strong> engkau lakukan?’Saya menjawab, ‘Saya meminta untuk di-ruqyah.’Ia bertanya lagi, ‘(Alasan) apa <strong>yang</strong> mendorongmu untuk melakukan hal itu?’Saya menjawab, ‘Yaitu sebuah hadits <strong>yang</strong> Asy-Sya’by tuturkan kepada kami.’Ia bertanya lagi, ‘Hadits apa <strong>yang</strong> dia tuturkan kepadamu?’Saya menjawab, ‘Dia menuturkan kepada kami (hadits) dari Buraidah bin Al -Hushaib bahwa(Buraidah) berkata, ‘Tiada ruqyah, kecuali karena ‘ain atau sengatan.’.’Ia berucap, ‘Sungguh telah berbuat baik, orang <strong>yang</strong> mengamalkan sesuatu <strong>yang</strong> telah diadengar, tetapi Ibnu ‘Abbas menceritakan kepada kami, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,bahwa (Nabi) bersabda,‘<strong>Umat</strong>-umat telah dipertunjukkan kepadaku. Aku melihat seorang nabi <strong>yang</strong> ada beberapa orangbersamanya, seorang nabi <strong>yang</strong> ada satu dan dua orang bersamanya, tetapi (ada pula) seorangnabi <strong>yang</strong> tidak seorang pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku, suatu jumlah <strong>yang</strong>banyak, maka aku pun mengira bahwa mereka adalah umatku, tetapi dikatakan kepadaku, ‘Ituadalah Musa bersama kaumnya.’ Lalu, tiba-tiba aku melihat lagi suatu jumlah <strong>yang</strong> besar pulamaka dikatakan kepadaku, ‘Itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh orang<strong>yang</strong> masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’.’.’(Ibnu ‘Abbas berkata), ‘Kemudian bangkitlah beliau dan segera memasuki rumahnya makaorang-orang pun memperbincangkan tentang mereka (tujuh puluh orang) itu. Di antara merekaada <strong>yang</strong> berkata, ‘Mungkin mereka adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,’ada <strong>yang</strong> berkata, ‘Mungkin mereka adalah orang-orang <strong>yang</strong> dilahirkan dalam keadaan <strong>Islam</strong>dan tidak berbuat syirik sedikitpun terhadap Allah,’ dan mereka menyebut lagi beberapa(kemungkinan). Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukanhal tersebut kepada beliau maka beliau bersabda,‘Mereka adalah orang-orang <strong>yang</strong> tidak meminta untuk di-ruqyah, tidak meminta untuk di-kay,dan tidak melakukan tathayyur, tetapi mereka hanya bertawakkal kepada Rabb mereka.’Lalu berdirilah ‘Ukkasyah bin Mihshan seraya meminta, ‘Mohonkanlah kepada Allah agar sayatermasuk ke dalam golongan mereka.’Beliau menjawab, ‘Engkau termasuk ke dalam golongan mereka.’Kemudian berdirilah seseorang <strong>yang</strong> lain seraya meminta, ‘Mohonkanlah kepada Allah agar sayatermasuk ke dalam golongan mereka.’Beliau menjawab, ‘‘Ukkasyah telah mendahuluimu.’.’.’.”[2]


Biografi Orang-Orang <strong>yang</strong> Tersebut di dalam HaditsHushain adalah Hushain bin Abdirrahman As-Sulamy Al-Haritsy, berasal dari kalangan tabiuttabiin. Beliau meninggal pada 136 H dalam usia 93 tahun.id bin Jubair adalah Al-Imam Al-Faqih, salah seorang murid Ibnu ‘Abbas <strong>yang</strong> menonjol.Beliau dibunuh oleh Al-Hajjaj pada 95 H. Usia beliau tidak mencapai 50 tahun.Asy- adalah ‘Amir bin Syarahil Al-Hamdany. Beliau lahir pada masa khilafah Umar,meninggal pada 103 H. Beliau termasuk seorang tabi’in <strong>yang</strong> terpercaya.Buraidah, dengan mendhammah huruf pertamanya dan memfathah huruf keduanya, adalahIbnul Hushaib bin Al-Harits Al-Aslamy, seorang sahabat <strong>yang</strong> terkenal. Beliau meninggal pada63 H.as adalah seorang sahabat <strong>yang</strong> mulia, Abdullah bin ‘Abbas bin Abdul Muththalib,anak paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi pernah mendoakan beliau dengan,“Ya Allah pahamkanlah ia tentang agamanya dan ajarkanlah ia tafsir.” Oleh karena itu, jadilahbeliau sebagaimana doa Rasulullah. Beliau meninggal di Thaif pada 68 H.asyah adalah ‘Ukkasyah[3] bin Mihshan bin Hurtsan Al-Asady, termasuk orang <strong>yang</strong> awalmasuk <strong>Islam</strong>. Beliau ikut berhijrah dan perang Badr. Beliau mati syahid dalam peperanganmenumpas orang-orang <strong>yang</strong> murtad bersama Khalid bin Walid pada 12 H. : bintang. : yakni (jatuh), salah satu di antara panah api (bintang). : malam terdekat <strong>yang</strong> telah lewat. Untuk mengungkapkannya (kata <strong>yang</strong> bermakna ‘tadimalam’ ada dua bahasa): jika diucapkan sebelum matahari gelincir pada siang hari, digunakanra`aitu al-lailata. Adapun kalau diucapkan setelah matahari gelincir, digunakan ra`aitu albarihata. ‘aku tersengat’: maksudnya adalah bahwa ia tersengat kalajengking. Al-ladaghu berartiterkena racun. ‘aku meminta seseorang untuk me-ruqyah-ku’: ruqyah adalah membacakan Al-Qur`an dandoa-doa <strong>yang</strong> disyariatkan terhadap orang <strong>yang</strong> terkena penyakit atau <strong>yang</strong> semisalnya. ‘apa <strong>yang</strong> membawamu atas hal itu’: artinya adalah apa hujjahmu <strong>yang</strong>membolehkan perbuatan itu? ‘tiada ruqyah kecuali terhadap ‘ain’: ‘ain adalah seseorang menimpakan penyakitkepada orang lain dengan pandangan matanya.


: Al-humah adalah racun kalajengking atau <strong>yang</strong> semisalnya. : yaitu beramal berdasarkan ilmu <strong>yang</strong> sampai kepadanya. Hal ini berbeda denganorang <strong>yang</strong> beramal di atas kebodohan atau orang <strong>yang</strong> tidak mengamalkan ilmunya. ‘umat-umat ditampakkan kepadaku’: ada <strong>yang</strong> mengatakan bahwa hal itu terjadipada malam Isra`, yaitu tatkala Allah memperlihatkan gambaran umat-umat ketika hari kiamatdatang. : sekelompok orang <strong>yang</strong> berjumlah kurang dari sepuluh. ‘tiada seorang pun <strong>yang</strong> bersamanya’: yaitu tidak ada seorang pun dari kaumnya <strong>yang</strong>mengikuti. : manusia <strong>yang</strong> berjumlah sangat banyak. ‘maka aku menduga bahwa mereka adalah umatku’: karena banyaknya danjauhnya beliau dari mereka sehingga mereka tidak jelas bagi beliau. : yaitu Musa bin ‘Imran Kalimurrahman ‘<strong>yang</strong> diajak bicara oleh Allah’. ‘dan kaumnya’: yaitu pengikutnya <strong>yang</strong> berada di atas agamanya dari kalangan Bani Israil.‘tanpa hisab dan tanpa adzab’: artinya mereka tidak dihisab dan tidak diadzabsebelum masuk surga karena mereka menahqiq tauhid dengan sebenar-benarnya. : yaitu berdiri. ‘maka manusia berbicara tentang mereka’: yaitu orang-orang <strong>yang</strong> hadirsaling membahas dan berselisih tentang tujuh puluh orang <strong>yang</strong> masuk surga tanpa hisab dantanpa adzab, dengan amalan apa mereka mendapatkan kedudukan seperti itu? Sebab merekatidak mungkin mendapatkan hal itu, kecuali dengan amalan, maka apa amalannya? ‘maka mereka mengabarkan kepadanya’: maksudnya bahwa mereka menyebutkan kepadaRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal perselisihan mereka tentang siapa <strong>yang</strong>dimaksud dengan tujuh puluh ribu orang tersebut? : tidak meminta kepada orang lain untuk me-ruqyah dirinya, sebagai bentukketidakperluan dia terhadap manusia. : tidak meminta kepada orang lain untuk di-kay dengan api. ‘dan tidak ber-tathayyur’: yaitu tidak menganggap kesialan dengan burung atau <strong>yang</strong>sejenisnya.


‘mereka bertawakkal kepada Rabb-nya’: yaitu mereka bersandar dalam segalaurusan hanya kepada Allah dan tidak kepada selain-Nya, serta menyerahkan semua perkaramereka kepada-Nya. ‘‘Ukkasyah telah mendahuluimu’: yaitu kepada kepemilikan sifat tersebut, atauengkau telah didahului oleh ‘Ukkasyah dalam meminta hal itu.Makna Hadits Secara GlobalHushain bin ‘Abdurrahman menceritakan pembicaraan <strong>yang</strong> terjadi di majelis Sa’id bin Jubairberkenaan dengan jatuhnya bintang tadi malam. Maka, Hushain mengabarkan kepada merekabahwa ia melihat jatuhnya bintang tersebut karena, pada waktu itu, ia dalam keadaan tidak tidur.Karena khawatir disangka oleh orang-orang <strong>yang</strong> hadir bahwa ia melihat bintang itu karenasedang shalat, ia berusaha menghilangkan sangkaan tersebut (beribadah dengan sesuatu <strong>yang</strong>tidak dia lakukan) seperti kebiasaan Salaf <strong>yang</strong> sangat bersemangat untuk ikhlas. Oleh karenaitu, Hushain menyebutkan sebab sebenarnya <strong>yang</strong> membuat ia tidak tidur pada malam itu, yaitukarena terkena (sengatan kalajengking). Kemudian, pembicaraan berpindah kepada (usaha) <strong>yang</strong>ia lakukan untuk mengobati sengatan tersebut maka Hushain mengabarkan bahwa dirinyamengobati hal itu dengan ruqyah. Sa’id pun bertanya tentang dalil syar’i <strong>yang</strong> mendasariperbuatan itu maka, kepada (Sa’ id), (Hushain) menyebutkan satu hadits dari Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam tentang bolehnya ruqyah, dan Sa’id membenarkan Hushain <strong>yang</strong>telah beramal dengan dalil.Selanjutnya, Sa’id menyebutkan keadaan <strong>yang</strong> lebih baik daripada (usaha)<strong>yang</strong> telah Hushainlakukan, yaitu meningkat ke arah kesempurnaan pelaksanaan tauhid dengan meninggalkanperkara-perkara makruh, meskipun seseorang memerlukan (perkara) tersebut, seb agai sikaptawakkal kepada Allah sebagaimana keadaan tujuh puluh ribu orang <strong>yang</strong> masuk surga tanpahisab dan tanpa adzab, <strong>yang</strong> Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati mereka bahwamereka adalah orang-orang <strong>yang</strong> meninggalkan ruqyah dan pengobatan dengan kay, sebagairealisasi tauhid, dengan mengambil sebab <strong>yang</strong> lebih kuat, yaitu bertawakkal kepada Allah dantidak meminta untuk di-ruqyah atau lebih dari itu kepada seorang pun.Faedah Hadits1. Keutamaan Salaf. Sesuatu <strong>yang</strong> mereka lihat, berupa tanda-tanda (kejadian) langit, tidakmereka anggap sebagai suatu kebiasaan, tetapi mereka pahami sebagai salah satu diantara ayat-ayat Allah.2. Semangat Salaf untuk ikhlas dan begitu kuatnya penjauhan diri mereka dari riya.3. Meminta hujjah atas kebenaran suatu pendapat, dan perhatian Salaf terhadap dalil.4. Disyariatkan untuk berdiri di atas dalil dan beramal dengan ilmu, serta bahwasanya orang<strong>yang</strong> beramal dengan dalil <strong>yang</strong> sampai kepadanya sungguh telah berlaku baik.5. Menyampaikan ilmu dengan lemah-lembut dan bijaksana.6. Pembolehan ruqyah.7. Membimbing orang, <strong>yang</strong> telah beramal dengan sesuatu <strong>yang</strong> disyariatkan, kepadasesuatu <strong>yang</strong> lebih utama daripada amalan tersebut.


8. Keutamaan Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa seluruh umatditampakkan kepada beliau.9. Bahwa jumlah pengikut para Nabi berbeda-beda.10. Bantahan terhadap orang-orang <strong>yang</strong> berhujjah dengan jumlah mayoritas, danmenyatakan bahwa kebenaran selalu terbatas pada pihak mereka.11. Bahwa <strong>yang</strong> wajib adalah mengikuti kebenaran, meskipun jumlah pengikut (kebenaran)itu sedikit.12. Keutamaan Musa q dan kaumnya.13. Keutamaan umat ini, bahwa mereka adalah umat terbanyak <strong>yang</strong> mengikuti Nabinyashallallahu ‘alaihi wa sallam.14. Menjelaskan keutamaan melaksanakan tauhid secara murni dan balasan terhadappelaksanaan tersebut.15. Bolehnya munazharah dalam hal ilmu dan saling membahas nash-nash syariat gunamengambil faedah dan menampakkan kebenaran.16. Kedalaman ilmu Salaf, karena mereka mengetahui bahwa orang-orang <strong>yang</strong> disebutkandalam hadits itu takkan mendapatkan kedudukan tersebut, kecuali dengan suatu amalan.17. Semangat para Salaf kepada kebaikan dan berlomba-lomba dalam amalan shalih.18. Bahwa meninggalkan ruqyah dan kay termasuk di antara realisasi tauhid.19. Bolehnya meminta doa dari orang <strong>yang</strong> memiliki keutamaan semasa hidupnya.20. Salah satu di antara tanda-tanda kenabian shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bahwabeliau mengabarkan bahwa ‘Ukkasyah termasuk ke dalam tujuh puluh ribu orang <strong>yang</strong>masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, hingga kemudian ‘Ukkasyah radhiyallahu‘anhu mati syahid dalam memerangi orang-orang murtad.21. Keutamaan ‘Ukkasyah bin Mihshan radhiyallahu ‘anhu.22. Penggunaan sindiran serta kebagusan akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwabeliau tidak mengatakan, “Engkau tidak termasuk ke dalam kelompok mereka,” kepadaorang lain.23. Menutup peluang supaya orang <strong>yang</strong> tidak berhak (mendapatkan) tidak bangkit(meminta) lalu akhirnya ditolak. Wallahu A’lam.[1] Diriwayatkan oleh Al-Bukhary, Muslim, At-Tirmidzy, Ahmad, Ad-Darimy, dan selainnya.[2] Dikeluarkan oleh Al-Bukhary no. 3410, Muslim no. 220, At-Tirmidzy no. 2448, Ad-Darimyno. 2810, dan Ahmad 1/271.[3] Boleh dengan mentasydid huruf kaf (‘Ukkasyah), boleh juga tanpa mentasydid (‘Uk asyah).Namun, dengan mentasydid adalah lebih masyhur. Bacalah Tahdzib Al-Asma` Wa Al-Lughatkarya An-Nawawy.Sumber: http://dzulqarnain.net/jumlah-umat-islam-<strong>yang</strong>-masuk-surga-tanpa-hisab-dantanpa-adzab.html

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!