11.07.2015 Views

peluang dan tantangan konservasi energi di sektor industri - IESR

peluang dan tantangan konservasi energi di sektor industri - IESR

peluang dan tantangan konservasi energi di sektor industri - IESR

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGIDI SEKTOR INDUSTRITRI RENI BUDIHARTIKEPALA PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUPKEMENTERIAN PERINDUSTRIANJAKARTA,22 OKTOBER 20121


LATAR BELAKANG1. Posisi Sektor Industri terhadap pertumbuhan ekonomi• Sektor <strong>industri</strong> adalah <strong>sektor</strong> yang menja<strong>di</strong> tulang punggung perekonomianIndonesia;• Pada tahun 2011, kontribusi <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong> terhadap PDB mencapai20,92%, merupakan yang tertinggi jika <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan dengan <strong>sektor</strong>‐<strong>sektor</strong>lainnya.• Pertumbuhan <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong> pada tahun 2011 adalah sebesar 6,83%, lebihtinggi dari pertumbuhan ekonomi yang sebesar 6,46%.• Perhatian pemerintah terhadap kemajuan <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong> tertuang PerpresNo. 28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN );• Sasaran Jangka panjang menja<strong>di</strong>kan Indonesia negara <strong>industri</strong> yangtangguh pada tahun 2025;• Semakin ketatnya persaingan perusahaan <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong> dalam menghadapiera globalisasi;• Dituntut setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan daya saingnya, dlmberbagai aspek penunjangnya;2


2. Kebijakan Pelaksanaan Konservasi Energi• Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumahkaca (GRK) sebesar 26% (dengan sumber daya nasional) <strong>dan</strong> sampai 41%dengan dukungan internasional pada tahun 2020;• Pada Perpres 61/2011 tentang RAN GRK Bi<strong>dan</strong>g Industri <strong>di</strong>targetkan untukmenurunkan emisi sebesar 1 JutaTCO 2 e (26%) atau 5 Juta TCO 2 e (41%)melalui kegiatan utama yaitu melalui <strong>konservasi</strong> <strong>energi</strong>, mo<strong>di</strong>fikasi proses<strong>dan</strong> atau minimalisasi limbah. Dan <strong>konservasi</strong> <strong>energi</strong> melalui efisiensi <strong>energi</strong>merupakan langkah yang lebih praktis <strong>dan</strong> menguntungkan bila <strong>di</strong>laksanakan<strong>di</strong> <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong>• PP 70/2009 <strong>dan</strong> Permen ESDM No 14 tentang <strong>konservasi</strong> <strong>energi</strong> <strong>dan</strong>pengelolaan <strong>energi</strong> bagi pengguna <strong>energi</strong> sebesar 6000 TOE/tahun atau lebih• Permen Per<strong>industri</strong>an No. 12/2012 tentang Peta Panduan ( Roadmap)Penurunan Emisi CO2 <strong>di</strong> Industri Semen Di Indonesia


Kebijakan Restrukturisasi Mesin Dan/Peralatan Industri Gula,Tektil, Alas Kaki Serta Penyamakan KulitREGULASI1. Peraturan Menteri Per<strong>industri</strong>an No.50/M‐IND/PER/3/2012 tentang ProgramRevitalisasi Industri Gula MelaluiRestrukturisasi Mesin Dan/Atau PeralatanPabrik Gula.2. Peraturan Menteri Per<strong>industri</strong>an No15/M‐IND/PER/2/2012 tentangPerubahan Atas Peraturan MenteriPer<strong>industri</strong>an No.123/M‐IND/PER/11/2010Tentang Program Revitalisasi DanPenumbuhan Industri MelaluiRestrukturisasi Mesin/Peralatan IndustriTekstil Dan Produk Tekstil Serta IndustriAlas Kaki.BENTUK STIMULAN•Potongan Harga sebesar 12,5 %, untukpembelian mesin <strong>dan</strong>/peralatan produkdalam negeri atau impor;•Potongan Harga <strong>di</strong>tambah 10 %, jika produkdalam negeri memenuhi persyaratancapaian TKDN, berdasarkan perhitungansesuai ketentuan perun<strong>dan</strong>g‐un<strong>dan</strong>gan.• Berlaku untuk ITPT ( Industri Tekstil <strong>dan</strong>Produk Tekstil) <strong>dan</strong> IAK ( Industri Alas Kaki)serta Industri Penyamakan Kulit•Potongan Harga sebesar 10%, , jika mesinimpor;•Potongan Harga sebesar25%, Jika TKDNminimal sebesar 25%( Teknologi harus baru, bukan bekas <strong>dan</strong>lebih maju)


3. Potret Teknologi/permesinan <strong>di</strong> <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong>• Umur mesin yang tua, sebagian besar berusia <strong>di</strong>atas 20‐40 tahun sehinggatingkat konsumsi <strong>energi</strong> tinggi, kecepatan mesin <strong>dan</strong> kualitas produkrendah;• Untuk mengganti/mo<strong>di</strong>fikasi mesin <strong>di</strong>butuhkan investasi, sementarabunga komersial perbankan nasional tinggi ( >10%) serta tidak a<strong>dan</strong>ya<strong>industri</strong> permesinan nasional;• Bunga pinjaman yang <strong>di</strong>perlukan <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong> jauh lebih rendah yaitusekitar 5 persen;


SEKTOR INDUSTRI PADAT ENERGI DAN PENGEMISI UTAMA1. Industri Semen;2. Industri Baja;3. Industri Pulp & Kertas;4. Industri Tekstil;5. Industri Kimia;6. Industri Pupuk;7. Industri Makanan <strong>dan</strong> Minuman;8. Industri Keramik <strong>dan</strong> Gelas.6


Grand Strategi Konservasi Energi <strong>dan</strong> Pengurangan Emisi CO2<strong>di</strong> Sektor Industri (2010 – 2020)7


PROGRAM KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI (2006 – 2011)No Proyek Tahun Tujuan Hasil2006-2007 Feasibility study & Pemilihan Lokasi Follow-up Pilot (PT.Daliatex Kusuma)1 NEDO2007-2009Model project: instalasi peralatan <strong>dan</strong>pengumpulan data primerInvestigation tentang metoda <strong>konservasi</strong> <strong>dan</strong>pengurangan kuantitas air <strong>di</strong> <strong>industri</strong> tekstilFS menunjukkan bahwa target <strong>energi</strong> adalah60 dari 100 skala, se<strong>dan</strong>gkan untuk air adalah 71dari 100 skala.Peluang untuk melakukan <strong>konservasi</strong> <strong>energi</strong> <strong>dan</strong>mengurangi kuantitas air melalui tahapan berikut:1.Mengetahui kon<strong>di</strong>si operasi saat ini2.Stu<strong>di</strong> kasus dengan minor mo<strong>di</strong>fication3.Stu<strong>di</strong> kasus penggantian peralatan/mesin(replacement to new machines)2009-2010Model project: instalasi peralatan <strong>dan</strong>pengumpulan data primerInvestigation tentang metoda <strong>konservasi</strong> <strong>dan</strong>pengurangan kuantitas air <strong>di</strong> <strong>industri</strong> tekstilFS menunjukkan bahwa target <strong>energi</strong> adalah60 dari 100 skala, se<strong>dan</strong>gkan untuk air adalah 71dari 100 skala.Peluang untuk melakukan <strong>konservasi</strong> <strong>energi</strong> <strong>dan</strong>mengurangi kuantitas air melalui tahapa berikut:1.Mengetahui kon<strong>di</strong>si operasi saat ini2.Stu<strong>di</strong> kasus dengan minor mo<strong>di</strong>fication3.Stu<strong>di</strong> kasus penggantian peralatan/mesin(replacement to new machines)2 AFD2009Analisa informasi tentang program <strong>dan</strong> rencanaaksi <strong>di</strong> tahap selanjutnya1. Proses produksi semen paling tepat dalamkonteks Negara Indonesia.2. Perlu <strong>di</strong>hitung biaya penurunan emisi.2010Penyususnan roadmap pengurangan emisi CO2 <strong>di</strong><strong>industri</strong> semenKunjungan lapangan ke 9 <strong>industri</strong> semen untukpengumpulan data <strong>dan</strong> penerapan teknologi


PROGRAM ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI (2006 – 2011)No Proyek Tahun Tujuan Hasil3 GTZ/GIZ 2007 - 20084 METI 2009 – 2010Technology Need Assessment (TNA)pada <strong>industri</strong> semen, baja, pulp &kertas, tekstil <strong>dan</strong> gula.Mendukung kebijakan Indonesia untukmeningkatkan pengurangan emisi CO2yang telah <strong>di</strong>susun oleh KementerianPer<strong>industri</strong>an <strong>dan</strong> memberikankontribusi bagi pelaksanaan langkahlangkahpengurangan emisi CO2 <strong>di</strong>Indonesia yang efektif.1. Komitmen pemerintah untukmengembangkan pembangunan berkelanjutan2. Fasilitas berupa skema finansial untukmendorong hemat <strong>energi</strong> <strong>di</strong> <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong>3. Perbaikan pada boiler <strong>dan</strong> furnace <strong>di</strong> <strong>industri</strong>sebagai prioritas untuk <strong>di</strong>kembangkan,sehingga akan <strong>di</strong>peroleh peningkatan efisiensipada boiler <strong>dan</strong> furnace mulai dari 7,4% sampai14,5%.Rekomendasi Au<strong>di</strong>t teknologi untuk efisiensi <strong>energi</strong>5 NL Agency 2009 – 2012Mengendalikan pemakaian <strong>energi</strong>untuk memenuhi tujuanperusahaan/<strong>industri</strong> denganmelakukan minimisasi pemakaian<strong>energi</strong>, air, <strong>dan</strong> limbah yang <strong>di</strong>hasilkan1. Penerapan Energy Efficiency Plan (EEP) <strong>di</strong><strong>sektor</strong> <strong>industri</strong> tertentu (pilot project).2. Hasil pemantaauan (monitoring) pelaksanaanEnergy Efficiency Plan (EEP) <strong>di</strong> <strong>sektor</strong> <strong>industri</strong>tertentu (pilot project)


Program Energi <strong>di</strong> Sektor Industri (2006 – 2011)No Proyek Tahun Tujuan Hasil6UNIDO2011 – 2015Promosi efisiensi <strong>energi</strong> <strong>di</strong> <strong>sektor</strong><strong>industri</strong> melalui optimalisasi sistem<strong>dan</strong> Standar Manajemen Energi(ISO 50001)Komponen 1: Pengenalan Sistem Manajemen Energi <strong>dan</strong>Peningkatan Kapasitas SDM;– Pengenalan ISO 50001 secara nasional;– Pelatihan Manajemen Energi (tenaga ahlilokal; manager pabrik; <strong>dan</strong> operator);– Pengembangan jaringan antar <strong>sektor</strong><strong>industri</strong>.Komponen 2: Peningkatan Kapasitas SDM tentangSistem Optimalisasi– Pelatihan Manajemen Energi (tenaga ahlilokal; manager pabrik; operator; <strong>dan</strong>vendor);Komponen 3: Pengembangan Kapasitas Finansial– Harmonisasi Kriteria Eavluasi ProyekEfisiensi Energi;– Pelatihan pengembangan finansial;– Kapasitas institusi pemerintah, bank lokal,<strong>dan</strong> institusi finansial lainnya dalam promosi<strong>dan</strong> investasi dalam proyek efisiensi <strong>energi</strong> <strong>di</strong><strong>sektor</strong> <strong>industri</strong>;– Pelatihan pelaku <strong>industri</strong> dalam penyiapanproposal proyek efisiensi <strong>energi</strong> yangbankable;Komponen 4: Implementasi Proyek Manajemen Energi<strong>dan</strong> Optimalisasi Sistem– Perbaikan Operasional Proyek;– Implementasi ISO 50001 <strong>di</strong> <strong>industri</strong>;– Pengembangan jejaring.


PROGRAM ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI (2006 – 2011)No Proyek Tahun Tujuan Hasil7 ICCTF 2010 – 2011Terse<strong>di</strong>anya Grand StrategyKonservasi Energi <strong>dan</strong>Pengurangan Emisi CO2 <strong>di</strong> SektorIndustri yang <strong>di</strong>sepakati olehsemua pemangku kepentinganyang akan <strong>di</strong>gunakan sebagaibahan atau acuan <strong>konservasi</strong> <strong>energi</strong><strong>dan</strong> pengurangan emisi CO2 <strong>di</strong><strong>sektor</strong> <strong>industri</strong>.Target:– Penerapan Konservasi Energi pada Industri:Baja, Pulp & Kertas;– 35 Manager Energi <strong>di</strong> Industri Baja;– 15 Manager Energi <strong>di</strong> Industri Pulp &Kerats;– 50 Pedoman Teknis Konservasi Energi <strong>dan</strong>Pengurangan emisi CO2 <strong>di</strong> Sektor Industri;– Pre-FS <strong>dan</strong> FS;– Penerapan No-Cost & Low-Cost PilotProject <strong>di</strong> <strong>industri</strong> baja <strong>dan</strong> <strong>industri</strong> pulp &kertas;– 1 Paket Draft Regulasi


Peluang <strong>dan</strong> Tantangan Konservasi Energi <strong>di</strong> Sektor IndustriPeluang Jumlah <strong>industri</strong> yang harus melakukanefisiensi <strong>energi</strong> cukup besar denganpotensi penghematan cukup tinggi Umumnya perusahaan memerlukanbantuan untuk pelaksanaan <strong>konservasi</strong><strong>energi</strong> A<strong>dan</strong>ya kebijakan untuk menghentikansubsi<strong>di</strong> <strong>energi</strong> ( harga <strong>energi</strong> naik) Idustri sudah mengetahui pemerintahmenggalakkan pengembangan <strong>industri</strong>hijau (green industry) Terse<strong>di</strong>anya pelaku bisnis <strong>energi</strong> efisiensi<strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya au<strong>di</strong>t <strong>energi</strong> gratis daripemerintah Meningkatnya pengetahuan <strong>dan</strong>perhatian perbankan terhadappelaksanaan bisnis efieiensi <strong>energi</strong> Mekanisme Akses perbankan untukTantangan Belum optimalnya pelaksanaanpengelolaan <strong>energi</strong> Belum cukupnya jumlah SDM <strong>industri</strong>yang kompeten melakukan manajemen<strong>energi</strong> yang sistematis Kurangnya kemauan; pengetahuan <strong>dan</strong>kemampuan <strong>industri</strong> merubah business asusual Kurangnya pengetahuan <strong>dan</strong> kemampuanpenye<strong>di</strong>a jasa dalam menjalankan bisnisefisiensi <strong>energi</strong> dari aspekteknis maupunkeuangan Belum a<strong>dan</strong>ya mekanisme insentif yangmemberi manfaat langsung ke pelakuefisiensi <strong>energi</strong> Belum terintegrasinya <strong>di</strong>pahaminyahubungan antara usaha efisiensi <strong>energi</strong>dengan penurunan emisi dalam aspekkemudahan akses perbankan


HAMBATAN PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGIDI SEKTOR INDUSTRI( BERDASARKAN PENGAMATAN DI LAPANGAN)‣ Industri masih belum terbudaya memberi laporan ke pemerintah <strong>dan</strong>umumnya masih menganggap semua data bersifat rahasia;Industri besar terutama yang orientasi ekspor mempunya tenaga ahli yangkompeten sehingga sering tidak yakin dengan kemampuan au<strong>di</strong>tor lokal.‣ Integritas au<strong>di</strong>tor lokal seringkali tidak <strong>di</strong>buktikan dengan kemampuanmengolola confidentiality data‣ Ketidakmampuan SDM <strong>industri</strong> membedakan data yang bersifatrahasia/tidak rahasia, sehingga <strong>di</strong>anggap semua rahasia.‣ Kurangnya koor<strong>di</strong>nasi antar pemerintah terkait dalam penerapannya<strong>di</strong>lapangan sehingga <strong>industri</strong> merasa menghabiskan waktu terlalu banyakuntuk program yang sama‣ Belum a<strong>dan</strong>ya mekanisme insentif yang efektif‣ Bank belum aware terhadap bisnis efisiensi <strong>energi</strong>‣ Kemampuan managemen <strong>energi</strong> <strong>di</strong> <strong>industri</strong> sangat rendah, jumlah manager<strong>energi</strong> baru sekitar 25%‐30% dari yang <strong>di</strong>perlukan;


Lanjutan....‣ Kurangnya apresiasi <strong>industri</strong> terhadap pelaksana manajemen<strong>energi</strong>‣ PDCA belum berjalan maksimal‣ Harga <strong>energi</strong> masih murah‣ Orientasi utama <strong>industri</strong> masih produktivitas <strong>dan</strong> kualitas‣ Harga teknologi masih mahal, belum ada bantuan daripemerintah yang signifikan‣ Penerapan sistem monitoring belum optimal


Sekian <strong>dan</strong> terima kasih

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!