11.07.2015 Views

Download (3026Kb)

Download (3026Kb)

Download (3026Kb)

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

IUiuxfs\tHLrulU{L[|lU PENIMilAilBAN BUDIDAYA PERAIRANVolume 1, Nomor 1, Desember 2003Fakultas PerikananUniversitas PGRI Palembang


KOMT]MTAS MAKROZOOBENTHOS PADA LOKASI BT]DIDAYA IKAN DALAMKERAMBA DI SUNGAI KOMERINGCommunity of macrozobenthos lived underfloatingfish-net cages in KomeringriverHoyauna.), Hilda.), dan Husnah*.)ABSTRAKPenelitian mengenai komunitas makozoobenthos pada lokasi perairan dengan budidaya ikan dalam keramba disungai Komering telah dilakukan pada bulan Oktober 2001 dan Januari 2002. Tujuan dari penelitiaa ini adalah untukmengetahui komunitas makrozoobenthos pada lokasi perairan budidaya ikan dalam keramba dan membandingkannya padaperairan yang tidak terdapat budidaya ikan dalam keramba. Metode yang digunakan adalah metode "purpossive sampling",Pengambilan contoh makozoobenthos dilakukan pada dua stasiun, yaitu stasiun I (stasiun dengan keramba) dan stasiun II(stasiun tanpa keramba) dengan masing-masing enam titik pengambilan sampel, Hasil penelitian menunjukkanditemukannya l6 jenis makrozoobenthos. Berdasarkan perubahan kelimpahan total dan indeks keanekaragaman, maka dapatdapat dikatakan bahwa kegiatan budidaya ikan mempengaruhi komunitas makrozoobenthos dimana total kelimpahanminjadi meningkat pada stisiun I (3064 ind/m2) dibandingkan pada stasiun II (200 ind/m2).,sedangkan kelimpahan padabulan Januari 2002 relatifsama (1370 ind/m' dan l4l5 ind/m'). Indeks keanekaragaman pada stasiun I lebih rendah akibatkegiatan keramba ikan (1,61-1,73) dibandingkan stasiun II (1,80-1,96), Indeks kesamaan komunitas pada kedua stasiun dibulan Oktober 2001 (13,44y') lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2002 (44,95yA. Kandungan bahan organik padastasiun I (C = 0,39oz0, N = 10,867o, dan PzOs = 159,50 mg P2Os/ 100 gr tanah) lebih tinggi dibandingkan pada stasiun IIdengan ditemukan spesies indikator dari ordo Tubificidae (Tubiftx sp dan Branchium sp'1, Diptera (Sub FamiliChironominae dan Chironomus) dan Mesogastropoda (Melanoides tuberculata). Hasil menyatakan bahwa keberadaanbudidaya ikan dalam keramba mempengaruhi komposisi, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks dominansi dan indekskesamaan makrozoobenthosKATA KUNCI: makozoobenthos, komunitas, keramb4 Komering.ABSTRACTStudy on macrozoobenthos community lived under Jish cage culture had been catied out at Komering river inOcaber 2001 and January 2002. the objective ofthis study was to know rfiacrozoobenthos community lived underfish cagecdture area and compared it with non /ish cage culture area. Two sampling stations was chosen, cage calture station(station I) and non cage culture station (Station II) with six sampling point in each station. The result ofthis study revealedthat macrozoobenthos found in station I and II was I 8 and 2 I species, respectiyely. The abundance of macrozoobenthos inOctober 200t in station I was 3064 ind/m2 and in station II was 200 ind/m2, while the abundance on both stations in-btuary 2002 was relatively similar whichwas 1370 ind/m2 in station I and l4l5 ind/m2 in station II. Diversity index wasbver in station I (1,61-1,7 j) than that in station II (1,80-1,96). Similarity index in both stations were lower in October 2001(ti,559/,) than January 2002 (44,95'/0). The organic matter content of sediment in station I (C=0,i9%, N=10,86%,PPs:159,50 mg Pfly'100 g soil) was higher than in station II whicjh relate to the presence of species of Tubificidae(Bmnchiura sp, Nais sp, and Tubifex sp), Diptera (Subfamili Chironominae and Chironomus sp) and Mesogastropoda(Melanoides tuberculata). The study indicated that the presence of cage culture affected macrozoobenthos composition,fudance, diversity and homogenity indexes.KEYWORDS: macrozoobenthos, community, fish cage, Komering river'Tf,NDAHULUANLuas perairan umum di SumateraSchfan diperkirakan 2,5 juta hektarrcliputi sungai,danau/waduk, rawa danpaairan tergenang lainnya (Anonymous,1986). Fungsi dan kegunaan sungai sebagaiekosistem perairan sangat besar bagikesejahteraan manusia. Sungai Komeringyang terletak di Kabupaten Ogan KomeringIlir (OKI) adalah anak sungai Musi yangmemiliki panjang aliran sekitar 252,63 kmaJurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sriwijaya, InderalayaqilBatai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana, Palembang; Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembangl5


lurnal llmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Peruiran [Desember 2003], Vol.I, No. 1:15-28dengan luas DAS sekitar 9.918 hektar dandebit air relatir tinggi sekitar 195,1 m3/dtk(Permana 2000). Sungai ini dimanfaatkanoleh penduduk sekitar untuk kegiatanbudidaya ikan dalam keramba. Budidayaikan dalam keramba dapat bersifat semiintensif sampai intensif dan mempunyaisejarah panjang di Asia Tenggara karenamenjanjikan tingkat keuntungan yang tinggidan mudah dalam pengelolaan.Di dalam pemeliharaan kegiatanbudidaya keramba, pemberian pakankomersil (pelet) atau buatan dapatmenyebabkan peningkatan kandunganbahan organik dan unsur hara (N dan P)pada perairan disekitar budidaya ikan dalamkeramba. Selain itu, kotoran ikan dan sisapakan ikan juga merupakan sumber bahanorganik dan unsur hara yang bila dalamjumlah yang cukup banyak dapatmenyebabkan terjadinya eutrofikasi padabadan perairan (Christensen, 1989). Bahanorganik ini sangat mempengaruhikehidupan biota air serta dapat pulameningkatkan kekeruhan air dan perubahansifat substrat dasar perairan (Mason, l98ldalam Sarah,2000).Salah satu organisme yang sangatterpengaruh oleh peningkatan kandunganbahan organik diantaranya adalah hewanbenthos yang termasuk kedalaminvertebrata makro atau makrozoobenthos.Makrozoobenthos dapat berperan sebagaiindikator biologis untuk menilai kualitasperairan karena sifat kelompok organismeini relatif menetap, memiliki responspesifik terhadap suatu bahan pencemarorganik dan mudah terpengaruh olehadanya bahan pencemar (Purnomo et al.1992). Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh kegiatanbudidaya ikan dalam keramba terhadapkomposisi dan struktur makrozoobenthos disungai Komering.BAHAN DA}[ METODEPenelitian ini dilakukan pada perairanlokasi budidaya ikan dalam keramba dantanpa keramba sebagai pembanding disungai Komering, Kabupaten OganKomering Ilir (OKI), Propinsi SumateraSelatan, pada bulan Oktober 2001 danJanuari 2002. Denah lokasi pengambilancontoh makozoobenthos dan contoh air disungai Komering dapat dilihat padadan 2. Identifikasimakrozoobenthos dan pemeriksaan kualitasair dilakukan di laboratorium Balai RisetPerikanan Perairan Umum (BRPPU)Mariana, Palembang. Analisa kualitassubstrat seperti C, N dan P dilakukan diLaboratorium Pusat Penelitian TanahBogorṀetode yang digunakan untukpengambilan contoh makrozoobenthos dancontoh air adalah metode purposivesampling, yaitu lokasi budidaya ikan dalamkeramba (stasiun I) dan tanpa budidayaikan dalam keramba (stasiun II) sebagaipembanding. Masing-masing stasiundiambil 6 titik sampling yang ditetapkandari desa Ulak Jermun (Kec. Sirah PulauPadang) sampai desa Air Hitam (Kec.Jejawi), Kabupaten Ogan Komering Ilir(OKD.Contoh substrat diambil denganmenggunakan Ekman dredge. Contohsedimen dimasukkan kedalam ember yangditambah air kemudian diayak denganmenggunakan ayakan bertingkat, laludifiksasi dengan menggunakan formalin4%. Identifikasi makrozoobenthosdilakukan melalui tahap pemisahan (sortir),kemudian dimasukkan ke dalam botolsampel yang telah diberi label. Larutanfiksatif yang digunakan adalah alkohol70%. Identifikasi dilakukan denganLampiran Imenggunakan buku panduan Jutting (1952),Pennak (1953), Quigley (1980), and Merrit& Cummins(1996). Parameter fisika dankimia air yang diukur seperti pada Tabel L16


KOMANITAS MAKROZOOBENTHOS [Hoyauno, Hitdq HusnahJl. Parameter diukurhueter Air Satuan Alat atau MetodeEcdalaman air cm pendullmEryahan cm piring secchixccepatan ffu5 m/dtk pelampung, stopwatchm mg/L APHA 1987fuoh air L Water samplerffi Unit APHA 1987,flhlinias mglLCaCQ APHA 1987ISS mgL APHA 1987mgrtatlltbn % Gravitasi HydrometerC % Wet combustion (Allism et al, 1965)fifl % Semi micro Kjedhal method (Bremmer, 1965)? mg/100 gr tanah Digestion with HCIO+ (Olsen and Dean, l96j)hpahan MakrozoobenthosE&rpahan (indi,id,/mz, - S10000kangan:It :Jumlah individuA :Luas bukaan substrat^ pada tiappengambilan sampel (cm')LIIr" hrmpur dikonversikan kedalam I m2Ecfrnpahan relatif (%o) :KelimpahanspA *,OOKelimpahan Totalrotm, 1996)hirensi Makrozoobenthost .t2c=x tglIN/C: trndeks Dominansi Simpsonni:Jumlah Individu setiap spesiesry:Jrmlah total Individu (Odum, 1996)DtGp"r kriteria:0dkati nol (0,5)'ada spesies yang mendominasiaKeanekaragaman JenisH= -X= -Xpi ln pi[*)'[*)H = Indeks Diversitas Shanon -Weinerni = Jumlah individu tiap spesiesN: Jumlah total individu (Odum, 1996)Indeks Kesamaan KomunitastS = -?W xl00o/oA+BIS = Index SimilarityW = Jumlah spesies sama yang terendahyangada dilokasi A dan BA = Jumlah spesies pada lokasi AB = Jumlah spesies pada lokasi BKriteria:>50yo = Komunitas relatif mendekati sama


Jurnal llmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan [Desember 2003], Vol,I, No. I:15'28HASIL DAN PEMBAHASANBudidaya ikan dalam keramba sepertiyaog ada di sungai Komering selain akanmeningkatkan pemanfaatan dan produksiperairan sungai juga dapat mempengaruhiperairan. Limbah yang dihasilkan dari sisapakan dan sisa kotoran ikan akanmeningkatnya pasokan bahan organik danunsur hara. Penguraian sisa pakan dankotoran ikan akan menurunkan kandunganoksigen yang akhirnya akan mempengaruhisumberdaya perikanan dan lingkunganperairan di sekitar keramba khususnyakomunitasmakozoobenthos(Soeriaatmadja & Whitten, 1999; Husnah,et al,200l).strukturKomposisi danmakrozoobenthos pada stasiun I (stasiundengan keramba) dan stasiun II (stasiuntanpa keramba) di sungai Komering akanditelaah berdasarkan kelimpahan, indeksdominasi, indeks keanekaragaman jenis danindeks kesamaan. Data tekstur substratdasar, kandungan bahan organik, dan faktorfisika kimia perairan digunakan sebagaidata pendukung.Komposisi makrozoobenthosHasil observasi laboratorium terhadapkomposisi makrozoobenthos pada bulanOktober 2001 dan bulan Januari 2002 disungai Komering didapatkan komunitasmakrozoobenthos yang terdiri dari 3 filum(Annelida, Molluska dan Arthropoda), 4kelas, 8 ordo, 18 famili dan23 genus. Padabulan Oktober 2001 di stasiun I ditemukan16 jenis dan stasiun II ditemukan 9 jenisdan pada bulan Januari 2001 di stasiun Iditemukan 12 jenis dan stasiun IIditemukan 17 jenis. Hasil identifikasi jenismakozoobenthos pada stasiun I dan stasiunII di sungai Komering dapat dilihat padaTabel2.Bulan Oktober 2001 masih dalammusim kemarau dengan konsentrasikandungan bahan organik dan unsur harapada stasiun I (stasiun dengan keramba rlebih tinggi dibandingkan stasiun II (stasiuntanpa keramba). Ditemukan jumlah jenismakrozoobenthos yang lebih banyak dar.tahan hidup pada kondisi tersebut. Bular.Januari 2002 bertepatan dengan musirnpenghujan sehingga ada pengaruh dar"pertambahan volume air dan kecepatan aru-.yang menyebabkan terjadinya peristiuipenghanyutan invertebrata. Diduga spesiesyang tidak ditemukan pada stasiun I darditemukan pada stasiun II di bulan Janua::2001, merupakan spesies yang dapat hiduppada perairan yang tidak mengandun=bahan organik dan unsur hara yang tinggi.- Dari keseluruhan spesies yangditemukan tersebut, terdapat 16 spesiesyang ditemukan pada stasiun I dan stasiurII. Pada stasiun I kelimpahan relatr:makrozoobenthos tertinggi dari kela'Oligochaeta (Branchiura sp) sebesa:47,49yo dan kelas Gastropoda (Melanoide:tuberculata) sebesar 23,22yo. Fenomen:yang sama juga ditemukan pada sae:observasi bulan Januari20A2, namun secarikuantitas terdapat pequrunan jumlalindividu spesies tersebut. Pada stasiun II d"bulan Oktober kelimpaha:makrozoobenthos tertinggi dari kela.Gastropoda (fulelanoides tuberculatasebesar 39,50%0 dan di bulan Januari darkelas Pelecypoda (Sphaerium sp) sebesa:31,52oh, diikuti Insekta (Sub FamilChironominae) sebesar 20,000h drOligochaeta (Tubifex sp) sebesar 16,47yo.18


KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS lHoyauna, Hilda, HusnahJTabel2.Kelimpahan absolut (K) dan kelimpahan relatif (KR) makrozoobenthos padalokasi budidaya ikan dalam keramba (stasiun f) dan tanpa budidaya lkandalam keramba ID di KomeriJenisMakrozoobenthosOligochaetaAeolosomo spBranchiura spLumbriculus spNais spPeloscolex spTubifex spInsektaSub Famili ChironominaeBezzia spCaenis spChironomus spCleptelmis spHydrochara spOrthocladius spPsychomyia spThaumolea spTinodes spTriaenodes splltormaldia spGastropodaBellamya sumatrensisMel anoi des tub ercul at qPelecypoda.4nadonta spM. margaritiferaSphaerium spKelimpahan totalStasiun IStasiun IIOktober 2001 Januari 2002 Oktober 2001 Januari 2002K(ind/m2) KR(%) K(ind/m2) KR(%) K KR(%) K(ind/m2) KR(%)41455171JIJ25133tt74482t42708t729l330640,1347,49 5465,58 5410,22 1040,824,34 34639,953,947,5925,263,82 63 4,60-80,580,13o,r10,290,26-40,69 41,37 g323,11 1290,550,950,42 25100,00 t3700,29-17- 13-40,29 86,06 339,42 79-4-171,82 25100,00 200- 4 0,29- 154 10,98- 13 0,92- 33 2,33- g 0,57- 233 16,47-_ 283-'O,r:- 3g 2,69- 4 0,29- 4 0,29- 4 0,29- 4 0,298,506,502,004,00 g3 5,9716,50 g39,50 922.00 48,5012,50 446100.00 t41s0,576,500,2831,52100,00Kelas Oligochaeta dari familiTubificidae seperti Branchiura sp, Tubifexsp dan l/ars sp ditemukan melimpah padastasiun I pada bulan Oktober 2001 danJanuari 2002. Hewan tersebut ditemukanmelimpah karena dapat hidup pada semuatipe perairan yang berlumpur dan sangatumum pada perairan sungai yangterpengaruh bahan organik dan rendahkandungan oksigen (Quigley, 1980; Kotpal,1980). Berdasarkan penelitian Dausen(1931) dalam Pennak (1978), terdapatTubifex sp yang tetap hidup setelah kondisianaerobik selama 48 hari. Gastropoda(Melanoides tuberculata) juga ditemukanmelimpah pada stasiun I pada dua kalipengambilan yaitu Oktober 2001 danJanuari 2002, umumnya menempati habitatperairan tawar berarus lambat, payau,bahkan tidak menghindari perairan panas(35'C) dan perairan yang terpolusi.Makanan spesies ini antara lain alga hijaudan sampah bahan organik. Ketika sangatl9


turnat llmu-ilmu Perikanan dan Budidava Perairan [Desember 2003], VoLI, No. I:1 5'28lapar bahkan dapat memakan Tubifex sphidup (Jutting, 1956).Ordo Chironomidae yang ditemukanmelimpah pada stasiun I di bulan Oktober2001 dan stasiun II di bulan Januari 2002,seringkali ada dengan nilai paling sedikit50% dari total keanekaragaman spesiesmakroinvertebrata pada suatu komunitasmakrozoobenthos (Merritt dan Cummins,1995). Spesies ini juga ditemukanmelimpah pada substrat berlumpur yangtinggi kandungan bahan organik (Quiqley,1980), dan akan mendominasi pada substratdasar sungai yang berpasir (Ward, 1992).Spesies dari kelas Pelecypoda(Sphaerium sp) melimpah hanya padastasiun II bulan Januari 2002. Hal inididuga kandungan bahan organik padastasiun II belum terlalu besar, karenamenurut Quigley (1980), hewan ini sangatumum ditemukan pada substrat yangbertipe lumpur pada perairan mengalir atausungai yang masih bersih.Spesies dari kelas Insekta(Triaenodes sp dan Tinodes sp) ditemukanlebih banyak pada stasiun II di bulanOktober 2001 diduga karena anggota ordoTrichoptera ini dapat hidup di perairan yangmasih berkualitas baik (Ardi 2002).Berdasarkan pernyataan Quigley (1980)anggota ordo Trichoptera menghuniperairan sungai yang beraliran lambat,membangun terowongan di dalam pasir,lumpur dan serasah-serasah. Kedua spesiesini termasuk dalam golongan tropikperumput ('grazer'), yaitu memakan alga,fungi, detritus dan invertebratayang sangatkecil. Sedangkan Thaumalea sp (ordoDiptera), juga ditemukan lebih banyak.Spesies ini termasuk 'grazer' yar,gmemakan alga dan bahan organik padasubstrat.Berdasarkan beberapa faktor fisikakimia air yang diukur di sungai Komeringterutama oksigen terlarut, kecepatan arusdan padatan terlarut menandakan kondisiperairan sungai Komering mulai menurun.Kondisi fisika kimia perairan pada stasiun I(stasiun dengan keramba) dan stasiun II(stasiun tanpa keramba) dapat dilihat padaTabel 3.Kualitas air pada stasiun I dan II dibulan Oktober 2001 mulai menurun. Hal inididuga berkaitan dengan bulan Oktoberyang bertepatan dengan musim kemarau,volume air sungai rendah dan kecepatanarus agak lambat, sehingga menyebabkankandungan bahan organik dan unsur haratinggi, sedangkan kandungan oksigenterlarut rendah. Fenomena yang sama jugaditemukan pada bulan Januari 2002 yangbertepatan dengan musim penghujan,sehingga pengaruh pertambahan volume airdan kecepatan arus air menyebabkankandungan bahan organik terdistribusimerata. Kadar oksigen terlarut berkisarantara, l,2l-4,00 m{l pada kedua stasiun.Krismono, dkk. (2000), menyatakan bahwaperairan tawar tersebut kurang baik untukbudidaya perikanan. Air dengan polusibahan organik yang tinggi memiliki sangatsedikit oksigen terlarut (Boyd, 1996). Kadaroksigen terlarut pada perairan^tawarberkisar antara 15 mg/l pada suhu 0'C dan8 mg/l pada suhu 250C. Kadar oksigenterlarut pada perairan alami biasanyakurang dari l0 mg/l (Effendi,2000).Nilai TSS pada bulan Oktober padakedua stasiun cukup tinggi, menurutAlabaster dan Lloyd (1982) dalam Effendi(2000) nilai TSS yang menempati kisaran8l-400 mg/l kurang baik bagi kepentinganperikanan. Pada bulan Januari kadar TSSyang


KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS [Hoyauna, HiMa, Husnah]Tabel3. Kondisi fisika kimia perairan pada Stasiun I (lokasi budidaya ikan dalamke.a*bu) dun Stu*iro II (1,Parameter Stasiun I Stasiun IIOktotrer 2001 Januari 2002 Oktober 2001 Januari 2002PHDo (mgll,)Suhu ( C)Kec.Arus (m/dtk)Kecerahan (cm)Kedalaman (m)Alkalinitas (mg/l CaCO3)TSS (mell)5.97r0.03t.2tt:0.t23050t0.220.48r0.1I75.83!3.741.88t0.946.00104.0010.6430.2010.l91.46t1.022.08!0.4210.02t0.34357.67!28.03Keterangan : Nilai rata-rata+ Standar Eror10.5810,3023.20!6.366.00101.5610.0930.67!0.210.6410.1686.67110.851.73!0.1310.42!1.24323.67!28.1816.00r03.6610.5630.50t0.220.83t0.391.35r0.1612.42t1,4222.00t6.98Kualitas substrat dasar pada stasiun I (stasiun dengan keramba) dan StasiunII (stasiun tanDa keramba) di sunsai Komerins. Sumatera SelatanParameter Stasiun I Stasiun IITabel 4.Tekstur (%)PasirDebuLumpwPasir berlumpur51,50+4,6130,83+4,1877 ,67+3,92Kandungan bahan organik dan unsur harac(%)10,8613, l4N (%)0,39+0,03Pasir berlumpur61,40+11,4027,20+7,9711,40+3,721,35+0,690,1910,05PzOs (mg/100 gr tanah) 159,s0r54,16 69,60114,86Keterangan : Nilai rata-rata + Standar ErrorTotal padatan tersuspensi yang tinggidapat menutupi makrozoobenthos sehinggamengurangi jumlah jenis dan kelimpahanindividu, mempengaruhi penetrasi cahayadi perairan hingga menghambat kehidupantumbuhan dan selanjutnya akanmempengaruhi rantai makanan (Pitwell,1976 dan Hawkes, 1976 dalamRetnaningdyah, 1997).Kegiatan budidaya ikan dalamkeramba dapat mempengaruhi kualitasperairan terutama disekitar keramba ikan,sehingga komposisi makrozoobenthos yangmenghuni dasar perairan akan berubah.Tabel 4 menunjukkan kandungan bahanorganik C dan N, PzOs lebih tinggi padastasiun I mengindikasikan perairanterpengaruh kegiatan budidaya ikan. Unsurhara P dan N masuk ke dalam perairanmelalui kotoran, limbah, sisa pertanian,kotoran hewan dan sisa organisme yangmati. Bahan-bahan organik menjadipersoalan pada kegiatan budidaya ikan diperairan, karena peningkatan kandunganbahan-bahan organik baik yang terlarutmaupun terakumulasi pada sedimen dasarperairan akan berdampak nyata padaekosistem, dan pada perairan mengalirdiduga mempengaruhi kualitas air dankomunitas hewan benthik (Midlen danRedding, 1998). Karbon sebagian besarakan terendap di dasar perairan danbanyaknya kandungan nitrogen dan fosformerupakan penyebab terjadinya eutrofikasi(Ackefors, 1986),Pengaruh utama bahan organik diperairan adalah mengurangi ketersediaanoksigen terlarut (deoxygenation) sebagaiakibat proses dekomposisi secara aerobik,sehingga selanjutnya jugu mengubah21


Jurnar llmt-irmu perikanan dan Budidaya perairan [Daember 2003r, voll, No. 1:15'28struktur makrozoobenthos (Retnaningdyah'1997; Ackefors,1986)'Selain kondisi kandungan bahanorganik pada substrat, komposisi danrit"ot tut makrozoobenthos juga ditentukanoleh kondisi tekstur substrat dasar perairan'Kelimpahan yang tinggi pada beberapakelompok seperti Gastropoda, PelecypodaJu, Oiigo"trieta pada stasiun I dan stasiunII didula didukung oleh tekstur substratOutut irngai yang sama, yaitu substratcampuran pasir berlumpur yang yTumnyaJin*i lebih banyak oleh ketiga kelompokh.*un tersebut. bdu. (1996) menyatakanbahwa pasir atau lumpur halus biasanyamerupakan tipe substrat dasar yang pallngtidak'sesuai dalam mendukung jumlah jenisdan individu hewan benthik'Sufun satu anggota famili dari kelasOlisochaeta adalah Tubificidae yangurnirnryu banYak menemPati habitatberlumpur yang rendah kandungan oksigeni*rp"i, r'sso), Gastropoda (Ml!o:o.iq:tiubricuitota) umumnya menempati habitatoerairan tawar berarus lambat, juga dapatiliarp pada perairan tercemar (Jutting'1956). Trihadiningrum dan TjondroregoroiiqgSl; Barnes (tqt| dalam Gustinaiibooi, menyatakan jika makrozoobenthosindikator seperti Oligochaeta ditemuKanoada perairan dalam jumlah lebih melimpah'oiuunii"g spesies lain, maka menandakankualitas air menurun.Dominasi makrozoobenthosKomunitas makrozoobenthos Padalokasi penelitian tidak menunjukan adanya'rp"ti"tVung mendominasi karena nilaiiiJ"tt iomlnansi Simpson kurang 9.1tiii,io. Walaupun demikiarl jikadibandingkan a*arakedua stasiun pada duakali peng=ambilan, maka pada stasiun I y?'g,.*irin-irOeks dominansi makrozoobenthosirlit tinggi dibandingkan stasiun.Il' Hal inimenandilLn kegiatan budidaya ikan dalamkeramba mulai mempengaruhi komunitasmakrozoobenthos disekitarnya' Didukungkelimpahan relatif kelas Oligochaeta yangf.Uif, iirggi pada stasiun I yang merupakaniot uti --U,raiauyu perikanan denganturJungun bahan organik yang ting,giIndeks dominansi menurun pada keduaJ*iun di bulan Janunari 2002' Didugaadanya pengaruh peningkatan kecepatanarus air dan pertambahan volutne. art.fringgu bahan organik dan unsur haraterdiiiibusi merata diseluruh badan sungar'atau tedadi peristiwa penghanyutaninvertebrata di dasar Perairan'lndeks dominansi makrozoobenthos di sungai Komering'E o,tGE o,g€ 0,2* 0,,Eo.OKTOBER 2OO1CamUar t. Grafik batang indekskeramba) dan stasiunSelatan.dominasi makrozoobenthos nada stasiun I (stasiun denganII (stasiun tanPa keramba) di sungai Komering, Sumatere)7irlt{r4{j'


KOM UNITAS MAKROZ OOBENTHOS [Hoyaunq Hildo, Husnahllndeks keanekaragaman hayati makrozoobenthos di sungai KomeringE z.so* F ?:33E -P t,oo- P o.so6E 0,00 .OKTOBER 2OO1 .JANUARI2OO2Bulan pengambilan contoh makrozoobenthosGambar 2. Grafik ,batang keanekaragaman makrozoobenthos pada stasiun I (stasiun dengankeramba) dan stasiun II (stasiun tanpa keramba) di sungai Komering.Adanya pasokan bahan organik darikeramba ikan akan mempengaruhilingkungan melalui dua mekanisme, yaitufeses ikan dan sisa makanan ikan yang akanmengendap di dasar air dan mengakumulasimencapai ketebalan tertentu sehinggamengakibatkan benthos dan sedimen yangpaling tercemar berada di bawah keramba.Substrat yang kaya bahan organik danunsur hara ini biasanya dihuni kelompokkelas Oligochaeta, yaitu famili Tubificidaedan kelas Insekta, yaitu larva familiChironomidae (Midlen dan Redding, 1994).Keanekaragaman makrozoobenthosIndekskeanekaragamanmakrozoobenthos pada stasiun I pada bulanOktober 2001 lebih rendah dibanding padastasiun II. Fenomenayarrg sama juga terjadipada pengambilan contoh makrozoobenthospada bulan Januari 2002. Jika dihubungkandengan indeks dominansi makrozoobenthosmaka maka tingginya kelimpahan relatifkelas Oligochaeta dibanding dengankelimpahan relatif makrozoobenthos lainpada stasiun Imenyebabkankeanekaragaman pada stasiun I lebih rendahdibanding stasiun II.Keanekaragaman makozoobenthospada kedua stasiun disajikan dalam bentukgafik batang padaGambar 2.Pada stasiun II keanekaragamanmakrozoobenthos lebih tinggi terutamapada pengambilan bulan Januari 2002karena kelimpahan relatif spesies dari kelasOligochaeta, Gastropoda dan Pelecypodatidak terlalu tinggi atau berpengaruhterhadap kelimpahan relatif spesies lainyang ditemukan. Hal ini jrga dapatdisebabkan adanya pengaruh budidaya ikan.Pada stasiun I akan mengandung bahanorganik dan unsur hara yang lebih tinggidibandingkan stasiun II yang bukan lokasibudidaya ikan sehingga hanya spesiestertentu yang dapat bertahan hidup dalamkondisi kualitas air yang menurun, sepertikelompok kelas Oligochaeta, Insektaterutama famili Chironomidae danGastropoda. Barnes (1987) dalam Gustina(2000) menyatakan bahwa Oligochaetahidup di semua tipe habitat air tawar danjika melimpah dibanding spesies lainmenandakan kualitas air menurun.Nilai keanekaragaman pada keduastasiun tersebut termasuk sedang, karenamenurut Odum (1977) dalam Prahoro &Sisco (2000), nilai keanekaragaman jenisadalah jika 3,0 maka keanekaragamanjenis tinggi.Moss (88:281) menyatakan bahwapada kedalaman 2 m substrat perairandihuni oleh paling sedikit 40 sp termasukOligochaeta, larva Diptera, Gastropoda danPelecypoda,23


Iurnal llmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan [Desember 20031, VoLl, No. 1: I 5-28Tabel5. Indeks kesamaan makrozoobenthos pada stasiun I (stasiun dengan keramba)dan stasiun II (st?siun tanpa keramba) di s-ungai S.gmering,Sumatera Sejgfan.Indeks Kesamaan (7r) Stasiun I Stasiun Ilokt.200t 1an.2002 okt.200l Jan.2002Sta. ISta. IIokt.20011an.2002okt.200lJan.200271,17 13,5517,5931,8044,9523,85Indelc kesamaan makrozoobenthosBerdasarkan indeks kesamaan (Tabel5), stasiun I memiliki komunitasmakrozoobenthos yang relatif sama, artinyajumlah individu tiap spesies relatif samanamun beberapa spesies mempunyaikelimpahan relatif yang tinggi sepertiBranchiura sp (Oligochaeta) danMelanoides tuberculata (Gastropoda). Halini bisa disebabkan substrat dasar perairanyang bertekstur pasir berlumpur yangbiasanya dihuni Oligochaeta danGastropoda. Pada stasiun II memilikikomunitas yang relatif berbeda, berartikeanekaragamanpada stasiun II lebih tinggidibanding keanekaragaman pada stasiun I,walaupun ditemukan spesies yang memilikikelimpahan relatif yang lebih tinggidaripada spesies lain yang ditemukannamun kelimpahan relatif tersebut tidakberpengaruh.Indeks kesamaan antara dua stasiunpada dua kali pengambilan berkisar antaral3,55Yo - 44,95Yo. Kesamaan terendahditemukan pada bulan Oktober 2001 dantertinggi pada bulan Januari 2002. Padabulan Januari 2002 nilai kesamaanmendekati kategori indeks kesamaan Braydan Curtis. Hal ini bisa disebabkanperubahan faktor fisika seperti kecepatanarus dan volume air bulan Jantari 2002bertepatan dengan musim penghujan yangmenyebabkan bertambahnya volume airsungai dan kecepatan arus sehinggategangan geser pada sungai bertambah dansubstrat pada dasar sungai terkikis,pengikisan ini sering menghanyutkanorganisme baik yang terdapat pada substratmaupun diatasnya yang dikenal denganperistiwa penghanyutan invertebrata(Anwar, 1984 dalam Sarah,2000).Kondisi dan tipe substrat dasarperairan juga berperan dalam menentukankomposisi makrozoobenthos yangmenghuninya. Keadaan substrat yangberbeda cenderung memiliki sifat populasisendiri dan menyebabkan perbedaan faunadan komunitas (Erizal, 1999 dalam Sarah,2000).KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanl. Kegiatan budidaya ikan dalam kerambamempengaruhi komposisi, kelimpahan,keanekaragaman dan kesamaankomunitas makozoobenthos.2. Komunitas makrozoobenthos di sungaiKomering pada lokasi budidaya ikanterdiri dari 18 jenis, 14 famili dan'1ordo. Pada lokasi tanpa budidaya ikanterdiri dari 2l jenis, 16 famili dan 7ordo,3. Pada lokasi budidaya ikan, kelimpahantotal individu makrozoobenthos lebihtinggi dan sebaliknya indeks keragamanlebih rendah dibandingkan pada lokasitanpa budidaya ikan pada bulanOktober 2001, sedangkan kelimpahanrelatif sama pada kedua lokasi padabulan Januari 2002 dengan indekskeanekaragam an yang lebih tinggi padalokasi tanpa budidaya ikan.24


KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS [Hoyauna, Hilda' Husnah]4. Faktor fisika air yaitu pertambahanvolume air dan kecePatan arusmempengaruhi indeks kesamaankomunitas makrozoobenthos, di manapada lokasi budidaya ikan dan. taltpabudidaya ikan masih bprbeda namunrelatif mendekati sama Pada bufanJanuari 2002 dan relatif berbeda padabulan Oktober 2001.SaranDisarankan untuk dilakukanpenelitian yang sama pada lokasi yangberbeda dan sebaiknya pengambilan datauntuk analisa substrat dasar harus lebihditekankan daripada faktor fisika kimia airyang lain.DAFTAR PUSTAKAAckefors, H. 1986. The ImPact On TheEnvironment By Cage Farming In OpenWater. J. Aqua. Trop. I :25-33. Oxford c'& IBH Publishing Co. Pvt. Ltd.Anonymous, 1986. Usqha Budidaya PerikananDi Perairan Umum. DePartemen 17Pertanian. Proyek Informasi Pertanian.Sumatera Selatan. Palembang : 22 hlm.APHA, AWWA dan WPCD. 1980. StandardMethod for the Examination of Waterand Wastewater, Fifth Edition.Washington :1 134 PP.Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobenthossebagai Indikator Kualitas PerairanPesisir, Tugas mata kuliah falsafah sains.Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor : 2lhlm.Christensen, M.S. 1989. Budidaya Intensif lkanAir Tqwar dalam Karamba di wilaYahTropik dan Subtrop,rt'. Budidaya Ailr,l.Soeyanto (ed). Yayasan Obor Indonesia.Jakarta: 29-45 hlm.Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas lrr' JurusanManajemen Sumber DaYa Perairan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB. Bogor: 259 hlm.frrstina, E. 2000. Makrozoobenthos sebagaiBioindikator Pemantauln DamPakIndustri Kitang Minyak di Perairan HuluSungai Kelekar. Skripsi (S1) FakultasMIPA. Universitas Sriwijaya. 52 hlm.Husnah, Gaffar, A.K. & Oktaviani, D' 2001.Budidaya Ikan dalam Sangkar:Prospek dan PermasalahannYa dir' Perairan Umum. Prosiding SeminarNasional Hasil Penelitian danPengkajian Teknologi PertunianSpesrfik Lokasi Sumatera Selatqn.Puslitbang Sosek Pertanian. BalitbangPertanian. Deppert. E r-l-E 1-8 hlm.Jutting, B. 1952. Systematic Studies On thet,' Non-marine Mollusca of the Indo-Australian Archipelago. ZoologicalMuseum, Amsterdam :259 - 477 PP.Kotpal, R.L. 1980. Annelida, A Text book for. University Student. Department of'-/' Zoology. Meerut College, Meerut. 236pp.Krismono. Kartamihardja, E.S. dan Zaenal, S.2000. Pengaruh BudidaYa Ikan diSaluran (Sariban) terhadap KomunitasMakozoobenthos, Jurnal PenelitianPerikanan Indonesia. Vol.6 No.2: 33-41.Merrit, R.W. & Cummins, K.W. 1995, AnIntroduction to the Aquatik Insect oft North Amerika. Kendall HuntPublishing CompanY. Iowa : 841 PP.'Midlen, A. and Redding; T.A. 1998.Environmental Management fo,/ Aquaculture. First Edition. KluwerAcademic Publisher' Netherlands.xiii+223 pp.Moss, B. 1988. Ecolog,t of Freshwater (Manand Medium). Second Edition'Blackwell Scientific Publications.London: 417 pP.Odum, E. P.cit. Samingan, T, & Srigondono,B. 1996. Dasar-Dasqr Ekologi. UGMPress. Yogyakarta: 697 hlm.Pennak, W.R. I978. Freslnvater Invertebratest/ of the United States. The Ronald PressCo., New York :750 PP.Permana, D. 2000. Struktur dan KomunitasMakrozoobenthos di Perairan SungaiKomering Sekitar Bendungan PerjayaProyek Irigasi Komering Kab. OKU'Skripsi (Sl) FMIPA. UniversitasSriwijaya, 70 hlm.Prahpro, P. dan Sisco, P. A.2000'/ Keanekaragaman Jenis Keong'/ (Gastropoda) di Pantai Ujung Kelor,25


furnat llmu-ilbnu Perikanan dan Budidaya Perairan [Desember 20'0i]' Vol'I' No' l:15-28BatunamPar, dan Gunung Linus TelukEkas, Lombok Timur (NTB)' JurnalP enelitian P erikanan Indones iq' J akarta'Vol.6 No.2: 85-89'Purnomo, K., Suharto, H.H. & Sarnita, A' 1992'Struktur Komunitas Makrozoobenthos Di-"' Swgai Mahakam Sekitar KotaSamarinda Di Kalimantan Timw. Bule(inPenelitian Perikanan Darat' Bogor'Vol.2 No.1: 12-18.Quigley, M. 1980' Invertebrates of Stream and-, - River, A key to ldentification' Nene''/ College. Northtampton' Edward Arnold'London: 84 PP.RetnaningdYah, C. 1997. KePekaaanMakroinvertebrata Benthos terhadapTingkat Pencemaran Deterjen di KaliMai Surabaya' Artikel Lingkungan danPembangunan. 17 (2):96-108 hlm'Sarah. 2000. Kelimpahan Hewan MakrobenthosSetelah Kegiatan Pengerukkan Olehv/ Pertamina di Perairan Sungai Musi'SkriPsi (Sl) FMIPA. UniversitasSriwijaYa. 59 hlm.Soeriaatmadja, R. E. & Whitten, T' 1999', , Ekolosi Jawa dan Bali' Seri Ekologi/Indonlsia. Jilid II. Suraya A Afif'Prenhallindo. Jakarta: 969 hlm.Smith, R. L. 1990. Ecologt and Field Biolog't'Fourth Edition. HarPer CollinsPublisher.USA.Trihadiningrum, Y. & liondronegoro,I'1998'Makoinvertebrata Sebagai BioindikatorPencemaran Badan Air Tawar DiIndonesia: Siapkah Kila?. Jurnal PusatStudi Lingkungan dan Pembangunan,(18) :45-60.Ward, J. Y.1992. Aquatic Insect Ecologt:Biolog,t and Habitat. John WilleY &-'Sons, Inc' New York: 438 PP'26


K O M U NI TAS MA K ROZ O O BE NTHOS [Hoyauna, Hilda, Hus nah ILampiran 1. Peta lokasi penelitianKeterangan : l. Lskasj di desa UIak Jereman?. Lckasi di desa $erdang Menang3. Lakasi di desa Air Itam27


turnal lbru-iltw,r Perikanan dan Budidaya Peruiran lDaember 2003], vol.I, No, I:15'28Lampiran 2. Denah lokasi penelitianolct'it0, IEIol:rldlolclf,lutltla Ti,cll.9tflogl""0, Iil$tJI9trldtcl0, IElrlf,{liN&tl,,,.{ffx,,.rlfiiffi*r,rrdtllfrrmrilfilH*rnrr,ilmr'rffiPnilo n uurE ttFr^I tu.d a - I$Poi$s€I99b0.Eg 5 a orH $ E iiil E t tlt ? i a28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!