12.07.2015 Views

tzlmt

tzlmt

tzlmt

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANUCAPAN TERIMA KASIHPublikasi ini adalah hasil kolektifpuluhan praktisi REDD+ dariseluruh dunia, termasuk para ahlidan mitra eksternal WWF.Publikasi ini dihasilkan oleh Forestand Climate Programme(Program Hutan dan Iklim) globalWWF, yang bekerja secarainternasional untuk mendukungkebijakan dan keuangan REDD+global serta membangun kapasitasREDD+ lokal di kawasan-kawasanhutan tropis kunci seperti RepublikDemokratik Kongo, Indonesia,Peru, Kamerun, Guyana danKolombia. Pedoman dan praktikpraktikterbaik yang disajikandalam publikasi ini didasarkanpada pengalaman-pengalaman dilapangan WWF dan para mitranya.WWF mengucapkan terima kasih kepada semuayang disebutkan di bawah ini atas keahlian,bimbingan dan dukungan mereka dalamproduksi publikasi ini:Diedit oleh: Pablo Gutman, Charlie Parker danKristina Van DexterEditor Produksi: Jennifer Ferguson-MitchellPara penulis bab utama: Mengakses Keuangan(Kirsten Schuyt, Pablo Gutman dan Lloyd Gamble),Pembagian Manfaat (Kristina Van Dexter danAnthony Anderson), Strategi Intervensi untukMengatasi Penyebab Deforestasi dan DegradasiHutan (Charlie Parker), Pengaturan Kelembagaan(Pablo Gutman), Kerangka Hukum dan Peraturan(John Costenbader), Pemantauan, Pengukuran,Pelaporan dan Verifikasi (Naikoa Aguilar -Amuchastegui), Registri REDD+ (Pablo Gutman),Tingkat Referensi (John O. Niles), MenetapkanTujuan, Sasaran dan Prinsip-Prinsip REDD+ (PabloGutman), Kerangka Pengaman Sosial danLingkungan (Jenny Springer, Andrea Kraljevic danGünter Mitlacher), Pelibatan dan PartisipasiPemangku Kepentingan (Kristina Van Dexter danVanessa Retana).Para kontributor lain dan pendukung:Kate Anderson, Ines Bellino, Alexander Belokurov,Megan Block, Flory Botamba, Breen Byrnes, BruceCabarle, Paul Chatterton, Alonso Córdova, LinaDabbagh, Minnie Degawan, Libby Garbis, YuyunKurniawan, Arif Data Kusuma, Ugan Manandhar,Javier Humberto Sabogal Mogollón, André CostaNahur, Carla Ngoyi, María José Pacha, BrunoPerodeau, Elaine Pura, Jolly Sassa-Kiuka, GeraldSteindlegger dan Zulfira Warta.Pengkaji Sejawat: Soledad Aguilar, NaikoaAguilar-Amuchastegui, Kate Anderson, MaríaEugenia Arroyo, Mikako Awano, Megan Block,Doug Boucher, Josefina Braña Varela, ArifBudiman, Breen Byrnes, Andrea Camacho, KerryCesareo, Paul Chatterton, Gustavo Sila-Chavez,Minnie Degawan, Pipa Elias, Lloyd Gamble, BleseKalame Fobissie, Aarti Gupta, Pablo Gutman,Martin Herold, Tim Killeen, Gabriel Kissinger,Hermine Kleymann, Arif Data Kusuma, UganManandhar, Kathryn Michie, André Costa Nahur,John O. Niles, Bob O’Sullivan, Till Pistorius, AmySmith, Jenny Springer, Charlotte Streck dan IngridVisseren-Hamakers.WWF juga mengucapkan terima kasih atasdukungan dari Pemerintah Norwegia dalam produksipublikasi ini melalui hibah yang diberikan olehBadan Kerjasama Pembangunan Norwegia (Norad).Dokumen ini merupakan dokumen teknis, yang tujuantunggalnya adalah untuk berkontribusi pada diskusidan pembangunan kapasitas yang berlanjut di antarapara praktisi REDD+. Oleh karena itu, dokumen initidak dimaksudkan untuk mewakili posisi resmi WWFatau para donor.Silakan menggunakan referensi berikut untuk kutipan:WWF, 2013 : WWF Guide to Building REDD+ Strategies: Aperangkat for REDD+ practitioners around the globe. WWFForest and Climate Programme, (Pedoman WWF untukPengembangan Strategi REDD+: Sebuah toolkit bagi parapraktisi REDD+ di seluruh dunia. Program Hutan dan IklimWWF), Washington, DC, Amerika SerikatProgram Hutan Dan Iklim WWFUCAPAN TERIMA KASIH // iii


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANAKRONIM3E: Effectiveness, efficiency and equity (Efektivitas,efisiensi dan ekuitas)ACR: American Carbon Registry (Registri Karbon Amerika)ADB: Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia)AfDB: African Development Bank (Bank Pembangunan Afrika)AFOLU: Agriculture, forestry and other land use(Pertanian, kehutanan dan pemanfaatan lahan lainnya)BAU: Business-as-usual (Perilaku seperti biasa)BUR: Biennial update reports (Laporan Pembaruan DuaTahunan)CAN: Climate Action Network (Jaringan Aksi Iklim)CBD: United Nation’s Convention on Biological Diversity(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenaiKeanekaragaman Hayati)CCBA: Climate, Community and Biodiversity Alliance(Aliansi Iklim, Masyarakat dan Keanekaragaman Hayati)CCBS: Climate, Community and Biodiversity Standards(Standar Iklim, Masyarakat dan Keanekaragaman Hayati)CDC: Committees for development and conservation(Komite untuk pembangunan dan konservasi)DD: Deforestation and forest degradation (Deforestasi dandegradasi hutan)DIH: Dutch Sustainable Trade Initiative (InisiatifPerdagangan Berkelanjutan Belanda)DRC: Democratic Republic of Congo (RepublikDemokratik Kongo)ENAREDD+: Estrategia Nacional para REDD+, Mexico(REDD+ National Strategy) [Strategi Nasional REDD+Meksiko]ERPA: Emissions Reduction Payment Agreement(Kesepakatan Pembayaran Pengurangan Emisi)ER-PIN: Emissions Reduction—Programme Idea Note(Pengurangan Emisi - Catatan Gagasan Program)ESMF: Environmental and Social Management Framework(Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial)FAO: Food and Agriculture Organization (OrganisasiPangan dan Pertanian)FCPF: Forest Carbon Partnership Facility (FasilitasKemitraan Karbon Hutan)FCTF: Forest Carbon Trust Fund (Dana Perwalian KarbonHutan)FIELD: Foundation for International Environmental Lawand Development (Yayasan Hukum Lingkungan danPembangunan Internasional)FIP: Forest Investment Program (Program InvestasiHutan)FLEGT: Forest Law Enforcement, Governance and Trade(Penegakan Hukum, Tata Kelola dan PerdaganganKehutanan)FPIC: Free, prior and informed consent (Persetujuan atasdasar informasi awal tanpa paksaan)FSC: Forest Stewardship Council (Dewan PemeliharaanHutan)GCF: Green Climate Fund (Dana Iklim Hijau)GEF: Global Environment Facility (Fasilitas LingkunganGlobal)GFC: Guyana Forestry Commission (Komisi KehutananGuyana)GHG: Greenhouse gas (Gas rumah kaca/GRK)GIS: Geographic Information Systems (Sistem InformasiGeografis)GIZ: Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit(Masyarakat Kerjasama Internasional, organisasi dariJerman)GOFC: Global Observation of Forest and Land CoverDynamics (Pengamatan Global Dinamika Tutupan Hutandan Lahan)GPG: Good Practice Guidelines (Pedoman Praktik yangBaik)GRIF: Guyana REDD+ Investment Fund (Dana InvestasiREDD+Guyana)HCVF: High conservation value forest (hutan bernilaikonservasi tinggi)HFLD: High forest, low deforestation (Hutan lebat,deforestasi rendah)ICA: International Consultation and Analysis (Konsultasidan Analisis Internasional)IDB: Inter-American Development Bank (BankPembangunan Inter-Amerika)ILO: International Labour Organization (Organisasi BuruhInternasional)IMAFLORA: Brazil’s Institute for Agriculture and ForestCertification and Management (Institut Pertanian danSertifikasi dan Manajemen Hutan Brasil)IPCC: Intergovernmental Panel on Climate Change (PanelAntarpemerintah tentang Perubahan Iklim)IPLCs: Indigenous peoples and local communities(Masyarakat adat dan komunitas lokal)IUCN: International Union for the Conservation of Nature(Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam)KfW: Kreditanstalt für Wiederaufbau, German governmentowneddevelopment bank (bank pembangunan milikpemerintah Jerman)LDCs: Least developed countries (negara-negara palingtertinggal)LEDS: Low Emission Development Strategies (StrategiPembangunan Rendah Emisi)LiDAR: Light Detection and Ranging (LiDAR: alat perabajarak jauh optik)LUCC: Land-Use and Land-Cover Change (PerubahanPenggunaan Lahan dan Tutupan Lahan)LULUCF: Land use, land-use change and forestry(Penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan dankehutanan)MDG: Millennium Development Goals (TujuanPembangunan Milenium)MEA: Multilateral environmental agreement (kesepakatanlingkungan hidup multilateral)MFI: Multilateral financial institutions (Lembaga KeuanganMultilateral)MIGA: Multilateral Investment Guarantee Agency (BadanPenjamin Investasi Multilateral)MMRV: Monitoring, measuring, reporting and verification(Pemantauan, pengukuran, pelaporan dan verifikasi)MRV: Monitoring, reporting and verification (Pemantauan,pelaporan dan verifikasi)NAFIMS: Nepal’s National Forest ManagementInformation System (Sistem Informasi Pengelolaan HutanNasional Nepal)NAMA: Nationally Appropriate Mitigation Action (AksiMitigasi yang Tepat secara Nasional)NFI: National Forest Inventory (Inventori Hutan Nasional)NGO: Non-governmental organization (Organisasi non-pemerintah)NGP: New Generation Plantations (Perkebunan GenerasiBaru)NICFI: Norway’s International Climate and Forest Initiative(Inisiatif Iklim dan Hutan Internasional Norwegia)Norad: Norwegian Agency for Development Cooperation(Badan Kerjasama Pembangunan Norwegia)ODI: Overseas Development Institute (InstitutPembangunan Luar Negeri)OP: Operational policies (Kebijakan Operasional)OPIC: Overseas Private Investment Corporation(Gabungan Investasi Swasta Luar Negeri)PES: Payments for Environmental Services, Payments forEcosystem Services (Pembayaran Jasa Lingkungan,Pembayaran Jasa Ekosistem)PRI: Political risk insurance (Asuransi Resiko Politik)RECOFTC: Center for People and Forests (PusatMasyarakat dan Hutan)REDD+: Reducing emissions from deforestation and forestdegradation and enhancing forest carbon stocks(Mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutandan meningkatkan cadangan karbon hutan)REL: Reference emission level (Tingkat emisi Referensi)RL: Reference level (Tingkat Referensi)Program Hutan Dan Iklim WWFAKRONIM // iv


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANRSPO: Roundtable on Sustainable Palm Oil (RoundtableMinyak Sawit Berkelanjutan)SBSTA: Subsidiary Body for Scientific and TechnicalAdvice (Badan Pendukung untuk Pertimbangan Ilmiah danTeknologi)SEPC: Social and Environmental Principles and Criteria(Prinsip dan Kriteria Sosial dan Lingkungan)SES: Social and Environmental Standards (Standar Sosialdan Lingkungan)SESA: Strategic Environmental and Social Assessment(Kajian Lingkungan Hidup dan Sosial Strategis)SIS: Safeguard Information System (Sistem InformasiKerangka Pengaman)SISA: System of Incentives for Environmental Services(Sistem Insentif Jasa Lingkungan)UNDRIP: United Nations Declaration on the Rights ofIndigenous People (Deklarasi PBB tentang Hak-HakMasyarakat Adat)UNEP WCMC: United Nations Environment ProgrammeWorld Conservation Monitoring Centre (ProgramLingkungan Hidup PBB Pusat Monitoring KonservasiDunia)UNFCCC: United Nations Framework Convention onClimate Change (Konvensi Kerangka Kerja PBB tentangPerubahan Iklim)UNFF: United Nations Forest Framework (Kerangka KerjaKehutanan Perserikatan Bangsa-Bangsa)UN-REDD: United Nations Collaborative Programme onReducing Emissions from Deforestation and ForestDegradation in Developing Countries (Program KolaboratifPBB dalam Pengurangan Emisi dari Deforestasi danDegradasi Hutan di Negara Berkembang)USAID: United States Agency for InternationalDevelopment (Lembaga Amerika Serikat untukPembangunan Internasional)USGS: United States Geological Survey (Survei GeologiAmerika Serikat)VAT: Value added tax (Pajak Pertambahan Nilai/PPN)VCS: Voluntary Carbon Standard (Standar KarbonSukarela)VER: Verified Emission Reduction, Voluntary EmissionsReduction (Pengurangan Emisi Terverifikasi, PenguranganEmisi Sukarela)WB: World Bank (Bank Dunia)WRI: World Resources Institute (Institut Sumber DayaDunia)WWF: Worldwide Fund for Nature (formerly known asWorld Wildlife Fund) (sebelumnya dikenal sebagai WorldWildlife Fund)ZNDD: Zero net deforestation and forest degradation (ZeroNet Deforestasi dan degradasi hutan)ZNEDD: Zero net emissions from deforestation and forestdegradation (Zero Net Emisi dari deforestasi dandegradasi hutan)Program Hutan Dan Iklim WWFAKRONIM // v


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+PengantarCARA PENGGUNAANPEDOMAN INIProgram Hutan Dan Iklim WWF CARA PENGGUNAAN PEDOMAN INI // 1


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK MENGEMBANGKANSTRATEGI REDD+PengantarMENGAPADAN KAPANSTRATEGI REDD+DIPERLUKAN ?Program Hutan Dan Iklim WWF MENGAPA DAN KAPAN STRATEGI REDD+ DIPERLUKAN ? // 4


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANAPA ITU REDD+ ?Hutan tropis meliputi sekitar 15 persendari permukaan tanah di dunia (FAO,2006) dan menyimpan sekitar 25 persendari karbon di biosfer daratan, sehinggamemainkan peran sangat penting dalamregulasi iklim global (Bonan, 2008). Hutantropis juga merupakan tempat berdiamhampir 90 persen keanekaragaman hayatidarat dunia dan secara langsung mendukungpenghidupan 90 persen dari 1,2 miliar orangyang hidup dalam kemiskinan yang parah(Bank Dunia, 2004).Meskipun ada banyak manfaat yang diberikanhutan kepada manusia dan alam, hutan tropisterdegradasi dengan kecepatan yangmengkhawatirkan. Setiap tahun, sekitar 13 jutahektar dikonversi untuk penggunaan lahan yanglain (FAO, 2006) untuk memenuhi permintaandunia untuk makanan, bahan bakar dan seratyang makin meningkat. Deforestasi dandegradasi hutan sekarang merupakan penyebabpeningkatan hingga seratus kali lipat punahnyaspesies dunia (CBD, 2008) dan sampai 20% daritotal emisi gas rumah kaca - melebihi industritransportasi dunia.Oleh karenanya, melestarikan hutanmemegang peranan penting dalam upaya kitauntuk memerangi perubahan iklim,menghentikan hilangnya keanekaragamanhayati dan mendukung sertamempertahankan penghidupan komunitaskomunitaslokal dan masyarakat adat. Jikakita ingin tetap berada dalam target 2°Cuntuk pemanasan global, memenuhi TargetKeanekaragaman Hayati Aichi 2020 1 danmencapai Tujuan Pembangunan Milenium, 2sangat penting bahwa kita memperlambat,menghentikan dan membalikkan hilangnyahutan tropis. Hal ini, dalam istilah KonvensiKerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim(UNFCCC), adalah apa yang dikenal sebagaimencapai REDD+: pengurangan emisi darideforestasi dan degradasi hutan.KEADAAN REDD+ SEKARANGMasalah pengurangan emisi dari deforestasidan degradasi hutan di hutan tropis pertamamenjadi terkenal di Bali tahun 2007 dalamKonferensi ke-13 Para Pihak (COP) UNFCCC.Pada saat itu, emisi yang berkaitan denganhutan tidak dimasukkan ke dalam ProtokolKyoto dan upaya-upaya konservasi hutangagal karena kurangnya kemauan politik danpendanaan internasional. Dalam putusanyang inovatif yang dipelopori oleh PapuaNugini dan Kosta Rika, REDD (yang padasaat itu merupakan kependekan dariReducing Emissions from Deforestation inDeveloping Countries atau PenguranganEmisi dari Deforestasi di NegaraBerkembang) secara resmi dimasukkandalam negosiasi perubahan iklim 3 . REDDkemudian menjadi cara berpikir yang barumengenai konservasi hutan yangmenghubungkan upaya-upaya melestarikanhutan tropis dengan upaya global memerangiperubahan iklim. Diharapkan bahwa ini akanmeningkatkan perhatian politik yang belumpernah terjadi sebelumnya pada hilangnyahutan tropis dan jumlah pendanaan yangmeningkat bagi upaya konservasi hutan.Akan tetapi, baru dalam diskusi-diskusidalam COP 15 (Copenhagen, 2009), istilahREDD Plus (atau REDD+) pertama kalimuncul 4 . Pergeseran halus namun penting inimengakui berkembangnya kesadaran dan© J. Ferguson-Mitchell / WWFtekanan dari negara-negara berkembangbahwa hilangnya hutan tidak bisa ditanganisecara memadai kecuali kalau dimasukkan kedalam serangkaian kegiatan yang lebih luasdaripada sekedar deforestasi. Perubahan inibaru secara resmi dikodifikasikan dalam COP16 (Cancun, 2010) ketika disepakati bahwasetiap negara berkembang yang inginmelakukan REDD+ boleh melaksanakan yangmana saja dari kelima kegiatan berikut:n Mengurangi emisi dari deforestasin Mengurangi emisi dari degradasi hutann Konservasi simpanan karbon hutann Pengelolaan hutan yang berkelanjutann Peningkatan simpanan karbon hutanDalam COP 16 dan COP 17 (Durban, 2011)dicapai kemajuan besar dalam beberapaaspek metodologis kunci REDD+ termasukkeputusan mengenai tingkat referensi dankerangka pengaman serta mengenai negaranegaratropis yang mengembangkan strateginasional REDD+ 5 . Di Cancun, denganmengakui bahwa negara-negara REDD+berada dalam berbagai tahap perkembanganyang berbeda, juga disepakati bahwa REDD+harus dilaksanakan secara bertahap (lihatKotak 1 di bawah).Meskipun tidak ada keputusan yang dibuatmengenai REDD+ dalam COP 18 (Doha,2012), ada kemajuan yang dicapai melaluikegiatan intervensi sebelum COP 19Program Hutan Dan Iklim WWFMENGAPA DAN KAPAN STRATEGI REDD+ DIPERLUKAN ? // 5


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN(Warsawa, 2013). Kemajuan-kemajuan inimemberikan cetak biru untuk pedoman dimasa depan yang diperlukan untukmemastikan bahwa program-programREDD+ nasional akhirnya dapat menjadikerangka kerja internasional yang koherendan kredibel. Selain itu, REDD+ terusdikembangkan melalui berbagai inisiatifpendanaan bilateral dan multilateral (lihatbab Mengakses Keuangan).Jadi, sejak tahun 2007, REDD+ telah munculsebagai proposal internasional yang pentingyang dikembangkan dengan negosiasi-negosiasiUNFCCC. Tujuan di balik REDD+ sederhana:Negara-negara tropis yang bersedia danmampu mengurangi emisi dari deforestasi dandegradasi hutan harus mendapatkankompensasi karena telah melaksanakannya(Scholz dan Schmidt, 2008).Tujuan dari REDD+ sederhana akan tetapipelaksanaannya tidak. Seiring denganberalihnya REDD+ secara perlahan dari teorike praktek, para pembuat kebijakan, praktisidan para pemangku kepentingan lokal,nasional, dan internasional lainnya akan perlumengatasi banyak tantangan dan rintanganyang sulit untuk mencapai zero net emisi darideforestasi dan degradasi hutan (ZNEDD).WWF telah bekerja di seluruh dunia selamalebih dari 50 tahun menangani deforestasi dandegradasi hutan. Baru-baru ini, kami telahmengambil kesempatan REDD+ untukmelestarikan hutan, dan untuk itu kami telahmelakukan penelitian ilmiah, menyusunproposal untuk proses UNFCCC, menganjurkanperubahan kebijakan pada tingkat nasional daninternasional, memberikan peningkatankapasitas dan keahlian teknis kepada parapemangku kepentingan REDD+ nasional danlokal, serta bekerja di lapangan dengan paramitra lokal untuk menghasilkan REDD+.Publikasi untuk Praktisi REDD+, WWF untukPengembangan Strategi REDD+: Sebuahperangkat untuk praktisi REDD+ di seluruhdunia ini, adalah satu lagi dari kegiatan kamiyang terkait REDD+ (lihat bab Sumber DayaREDD+ WWF).APA ITU STRATEGI REDD+?Dengan menggunakan definisi klasik daristrategi bisnis yang diajukan oleh Chandler(1962), sebuah strategi REDD+ nasional atausub-nasional terdiri dari tujuan dan sasarandasar yang ingin kita capai dengan REDD+,program-program tindakan utama yangdipilih untuk mencapai tujuan-tujuan dansasaran ini, dan pola utama alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk mencapainya.Satu karakteristik penting dari strategi apapunadalah bahwa strategi itu terdiri dari beberapabagian yang saling berkaitan. Semuanya harussaling mendukung agar dapat mencapai tujuandan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam halini, seperti yang terlihat dalam gambar dibawah, tata kelola REDD+, mekanismepelacakan REDD+, dan program-programyang efektif untuk mengatasi penyebab emisidari deforestasi dan degradasi hutansemuanya akan diperlukan untuk mencapaitujuan dan sasaran REDD+.Perhatikan juga bahwa strategi REDD+merupakan sebuah cetak biru untukmengarahkan tindakan – sebuah dokumenstrategi REDD+ - maupun pelaksanaantindakan tersebut seiring waktu. Pedoman initerutama berfokus pada hal yang pertama,untuk membantu praktisi negara REDD+TATA KELOLAREDD+MELACAKREDD+mengembangkan cetak biru strategi REDD+;tetapi perlu digarisbawahi bahwa tidak adastrategi yang lebih baik daripadapelaksanaannya di lapangan.MENGAPA SUATU NEGARA MEMERLUKANSTRATEGI REDD+?Karena REDD+ adalah sebuah tugas yangbesar dan kompleks, negara hutan tropisyang ingin mencapai pengurangan yangsignifikan emisi CO2 yang terkait denganhutan jelas membutuhkan strategi REDD+yang komprehensif, dan barangkali hal yangsama juga diperlukan untuk lanskapsub-nasional yang besar.Kebutuhan ini telah diidentifikasi dalamdiskusi-diskusi UNFCCC dalam pasal 71 danMENANGANIPENYEBAB DARIEMISI DARIDEFORESTASIDAN DEGRADASIHUTAN72 Kesepakatan Cancun (COP 16), yangmeminta agar pihak negara berkembang yangbertujuan untuk melakukan kegiatan REDD+mengembangkan “strategi nasional ataurencana aksi... yang menangani, antara lain,penyebab-penyebab deforestasi dan degradasihutan, masalah kepemilikan lahan, masalahtata kelola hutan, pertimbangan gender, dankerangka pengaman...” (UNFCCC 2011).Sedangkan mengenai kapan strategi REDD+harus disusun, Kesepakatan Cancunmenempatkannya dengan jelas pada awalperencanaan, di antara kegiatan-kegiatanFase Satu seperti yang disebutkan dalamKotak 1 di bawah.Program Hutan Dan Iklim WWFMENGAPA DAN KAPAN STRATEGI REDD+ DIPERLUKAN ? // 6


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSPENDEKATAN TIGA FASE TERHADAP REDD+ TERMASUKPENGEMBANGAN STRATEGI YANG KOMPREHENSIF PADAAWAL KETERLIBATAN DALAM REDD+Dalam UNFCCC COP 16 di Cancun, para pihak dalam konvensi sepakat bahwa:“Kegiatan REDD+ harus dilaksanakan secara bertahap,dimulai dengan pengembangan strategi nasional ataurencana aksi, kebijakan dan langkah-langkah, sertapembangunan kapasitas, diikuti dengan pelaksanaankebijakan dan langkah-langkah nasional serta strategiatau rencana aksi nasional yang dapat melibatkanpengembangan kapasitas, pengembangan dantransfer teknologi serta kegiatan demonstrasi berbasishasil lebih lanjut, dan berkembang menjadi tindakantindakanberbasis hasil yang harus sepenuhnya diukur,dilaporkan dan diverifikasi.”Pendekatan tiga fase terhadap REDD+ yang diambiloleh Kesepakatan UNFCCC Cancun telah lebihberkembang dalam kutipan yang diambil dariAngelsen dkk ini, (2009) di mana mengembangkanstrategi REDD+ juga merupakan komponen kuncidari Fase Satu:FASE SATU pada dasarnya adalah pengembanganstrategi REDD+ nasional, termasuk dialog nasional,penguatan kelembagaan dan kegiatan-kegiatandemonstrasi. Kegiatan-kegiatan ini harus terusdidukung oleh sumbangan sukarela yang telahtersedia, seperti yang diberikan melalui FasilitasKemitraan Karbon Hutan Bank Dunia (FCPF),UN-REDD, dan skema bilateral lainnya. Persyaratanuntuk mendapatkan akses pendanaan harusberdasarkan pada komitmen nasional untukpengembangan strategi REDD+ yang telahdiperlihatkan.FASE DUA merupakan pelaksanaan kebijakan dantindakan (PAM) dan harus didukung oleh dana tetapdari fasilitas global yang didukung oleh instrumenkeuangan yang mengikat secara internasional dengankomitmen yang dapat dilaksanakan, sepertipendapatan lelang unit jumlah tertentu (unit AssignedAmount atau AAU). Persyaratan untuk memperolehakses ke dana tersebut harus didasarkan padakomitmen nasional terhadap implementasi strategiREDD+, dengan kelanjutan akses yang berdasarkankinerja, termasuk indikator proksi pengurangan emisidan/atau peningkatan penyerapan (misalnya,pengurangan luas hutan yang mengalami deforestasi).Kalau instrumen keuangan untuk tahap dua telahditetapkan, sebagian besar kegiatan Tahap Satu dapatdimasukkan ke dalam instrumen Tahap Dua.FASE TIGA memberikan pembayaran untuk kinerjaberdasarkan emisi dan penyerapan hutan yangdikuantifikasi berdasarkan tingkat referensi yang telahdisepakati. Fase ini dapat dibiayai secara besar-besarandengan penjualan unit REDD+ dalam pasar kepatuhanglobal atau melalui mekanisme non-pasar, dengankelayakan bergantung pada pemantauan, pelaporan danverifikasi (MRV) tingkat kepatuhan serta penghitunganemisi dan penyerapan. Unit REDD+ Tahap Tiga tidakboleh diberikan untuk pengurangan emisi ataupeningkatan penyerapan yang dicapai selama TahapDua, namun Tahap Tiga memungkinkan pemerolehankredit untuk hasil kelanjutan kebijakan dan tindakan yangdimulai pada Tahap Dua.SEBUAH SYARAT UNTUK AKSESPEMBIAYAAN REDD+ YANG TENGAH BERJALANSebagaimana yang telah dinyatakansebelumnya, mengembangkan strategiREDD+ yang komprehensif merupakankepentingan dari setiap negara yang inginsecara signifikan mengurangi emisi CO2terkait hutan. UNFCCC juga menghendakibahwa negara-negara tropis yang berminatmenyerahkan strategi REDD+ nasionalmereka kepada badan internasional ini.Selain itu, pengembangan strategi REDD+nasional merupakan salah satu kegiatanREDD+ awal yang diminta atau didukung olehhampir semua jendela pendanaan multilateraldan bilateral yang ada. Sebagai contoh:n Dana Kesiapan dari Forest Carbon ProjectFacility (FCPF) difokuskan padamendukung “negara-negara peserta saatmereka mempersiapkan diri untuk REDD+dengan mengembangkan kebijakan dansistem yang diperlukan, termasukmengadopsi strategi nasional REDD+;menyusun tingkat emisi referensi (REL),merancang sistem pengukuran, pelaporandan verifikasi (MRV); dan menyiapkanpengaturan pengelolaan nasional REDD+,termasuk kerangka pengaman lingkungandan sosial yang tepat.” Untuk transisi dariDana Kesiapan (Fase Satu dari REDD+) kemenerima dana dari Dana Karbon FCPF,yang merupakan dana yang sebenarnyautuk membiayai pengurangan emisi(Tahap Tiga REDD+), diperlukan KajianPaket Kesiapan, yang meliputi “semuakegiatan utama persiapan kesiapan dariorganisasi, konsultasi, dan persiapanstrategi REDD+.” 6n Dua kegiatan utama program UN-REDD iniadalah untuk membantu negara-negaraberkembang dalam penyusunan danpelaksanaan strategi dan mekanismeREDD+ nasional, dan untuk mendukungpengembangan metode dan pendekatanberdasarkan ilmu yang tepat untukinstrumen REDD+ yang terkait denganUNFCCC. 7n Para penyandang dana bilateral REDD+juga meminta agar para mitra negara tropismengembangkan strategi REDD+ nasionalyang kredibel. Ketika menggambarkanInisiatif Hutan dan Iklim InternasionalNorwegia (NICFI), sebuah kajian baru-baruini menyatakan, “kegiatan hanya dilakukanmelalui saluran bilateral di negara-negara dimana inisiatif multilateral dan/ataukerjasama multi-donor sudah ada. Hal inimemastikan bahwa negara-negara penerimamemiliki kapasitas yang diperlukan untukpenyerapan proyek. Namun, berlakupengecualian untuk:› Negara-negara yang telah mencapaikemajuan begitu besar di tingkatnasional sehingga dukungan berbasiskinerja untuk pelaksanaan strategi yangtelah ditetapkan dapat segera diberikan.› Negara-negara yang telah memilikipengalaman kerjasama pengelolaansumber daya alam dalam jangka waktulama dan dalam banyak bidang denganNorwegia dan yang telah mulaimelaksanakan program-program REDD+yang memperoleh dukunganinternasional.Program Hutan Dan Iklim WWFMENGAPA DAN KAPAN STRATEGI REDD+ DIPERLUKAN ? // 7


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANDAFTAR PUSTAKACATATAN AKHIRANGELSEN, A., BROWN, S., LOISEL,C., PESKETT, L., STRECK, C. &ZARIN, D. 2009. Reducing Emissionsfrom Deforestation and ForestDegradation (REDD): An OptionsAssessment Report [PenguranganEmisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD):Sebuah Laporan Penilaian Opsi]. Meridian Institute,Washington, DC.BONAN, G. B. 2008. Forests and Climate Change:Forcings, Feedbacks, and the Climate Benefits of Forests(Hutan dan Perubahan Iklim: Forcing, Feedback, danManfaat Iklim Hutan). Science, 320, 1444-1449.CHANDLER, A.D. 1962. Strategy and Structure (Strategidan Struktur). MIT Press. Cambridge, Mass.CBD 2008. Background document for the review ofimplementation of the expanded programme of work onforest biological diversity. Subsidiary Body on Scientific,Technical and Technological Advice (Dokumen LatarBelakang untuk tinjauan pelaksanaan program yang telahdiperluas mengenai pekerjaan dalam keanekaragamanhayati hutan. Badan Pendukung Pertimbangan Ilmiah,Teknis dan Teknologis). Roma, Italia.FAO 2006. Global Forest Resources Assessment(Penilaian Sumberdaya Hutan Global). Roma, Italia.FCPF. 2013. Readiness Package Assessment Framework(Kerangka Penilaian Paket Kesiapan). FCPF, Washington,D.C.IPCC 2007. IPCC Fourth Assessment Report: ClimateChange 2007 (Laporan Penilaian IPCC ke-4: PerubahanIklim). IPCC.SCHOLZ, I. & SCHMIDT, L. 2008. Reducing Emissionsfrom Deforestation and Forest Degradation in DevelopingCountries: Meeting the Main Challenges Ahead(Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutandi Negara Berkembang: Mengatasi Tantangan Utama diHadapan Kita). Bonn, Jerman: Deutsches Institut fürEntwicklungspolitik.UNFCCC.2011. The Cancun Agreements: Outcome of thework of the Ad Hoc Working Group on Long-termCooperative Action under the Convention (KesepakatanCancun: Hasil kerja dari Kelompok Kerja Ad Hoc mengenaiAksi Kerja Sama Jangka Panjang di bawah Konvensi).United Nations FCCC /CP /2010 /7 /Add.1 Bonn, Jerman.VAN DER WERF, G.R., MORTON, D. C., DEFRIES, R. S.,OLIVIER, J. G. J., KASIBHATLA, P. S., JACKSON, R. B.,Collatz, G.J. and J.T. Randerson. 2009. CO2 Emissionsfrom Forest Loss (Emisi CO2 dari Hilangnya Hutan).Nature Geoscience, 2, 737-738.WORLD BANK 2004. Sustaining Forests: A DevelopmentStrategy (Melestarikan Hutan: Sebuah StrategiPembangunan). World Bank, Washington, DC.1. www.cbd.int/sp/targets2. www.un.org/millenniumgoals3. Keputusan 2/CP.13 diberi judulReducing emissions fromdeforestation in developingcountries: approaches to stimulateaction (Mengurangi emisi darideforestasi di negara berkembang:pendekatan untuk mendorong aksi).4. Istilah REDD+, dibandingkan REDD, pertama kalimuncul dalam UNFCCC dalam pidato Ketua KelompokKerja Ad Hoc UNFCCC mengenai Kerja sama JangkaPanjang berjudul “Pemenuhan Rencana Aksi Bali dankomponen hasil yang disepakati” FCCC/AWGLCA/2009/4 sebagai singkatan untuk ayat 1 biii) dari Rencana Aksi Bali.5. Keputusan 12/CP.17.6. Lihat www.forestcarbonpartnership.org danFCPF. 20137. Dari www.climatefundsupdate.orgProgram Hutan Dan Iklim WWFMENGAPA DAN KAPAN STRATEGI REDD+ DIPERLUKAN ? // 8


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+TATA KELOLA REDD+MENETAPKANTUJUAN, SASARANDAN PRINSIP-PRINSIP REDD+© Michel Roggo / WWF-CanonUNDUH BAB INIProgram Hutan Dan Iklim WWF MENETAPKAN TUJUAN, SASARAN DAN PRINSIP-PRINSIP REDD+ // 10


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPENDAHULUANTujuan, sasaran dan prinsip merupakankomponen kunci dalam desain danimplementasi strategi REDD+ nasionaldan sub-nasional. Pada bagian ini kita akanmengacu pada tujuan (atau sasaran) sebagaihasil akhir (atau dampak) yang ingin kita capaiketika melaksanakan REDD+ (misalnya untukmengurangi emisi gas rumah kaca atau untukmencapai pembangunan berkelanjutan). Targetadalah tonggak yang bersifat kuantitatif, ataukadang-kadang kualitatif, yang membantu kitamenilai kemajuan ke arah tujuan tersebut(misalnya untuk mengurangi separuh lajudeforestasi pada tahun 2015 atau untukmengurangi emisi dari deforestasi sebesar 70persen pada tahun 2020). Akhirnya, prinsipadalah seperangkat nilai-nilai atau cita-cita yangmengarahkan pelaksanaan tindakan untukmencapai tujuan (misalnya REDD+ harusmengakui dan menghormati hak-hakmasyarakat adat dan komunitas lokal).Mendefinisikan tujuan, menetapkan target danmenyepakati prinsip umum yang akanmengarahkan pelaksanaan REDD+ telahmenjadi inti dari diskusi perubahan ikliminternasional. Proses ini harus memainkanperan yang sama penting dalam pengembanganstrategi REDD+ nasional dan/atau sub-nasional.Ada berbagai argumen kapan tujuan, sasarandan prinsip harus didefinisikan; menetapkantujuan nasional, sasaran dan prinsip-prinsipREDD+ awal akan membantu menciptakandasar untuk pembuatan kebijakan danperundangan, mengatasi kekhawatiran parapemangku kepentingan dan meningkatkandukungan untuk pelaksanaan REDD+. Namun,proses ini akan mendapatkan manfaat darikonsultasi yang memadai dan mungkin perlu© Alexander Belakurov / WWFVIDEO WEBINAR: REDD+ DI BONN:HASIL DAN HARAPAN UNTUKUNFCCC COP 19SESI BELAJAR 12pembaruan berkala seiring denganbertambahnya pengalaman.Manfaat mendefinisikan tujuan, sasaran danprinsip-prinsip antara lain:n Visi yang menarik dan menyeluruh untukpelaksanaan REDD+;n Target yang ambisius untuk memotivasi parapemangku kepentingan agar bertindak;n Kerangka kerja untuk aksi yang terkoordinir,memfasilitasi integrasi REDD+ denganstrategi sektoral dan lintas-sektoral sertaproses perencanaan lainnya seperti strategiperubahan iklim, strategi keaneka-ragamanhayati, kebijakan kehutanan, strategipembangunan berkelanjutan, strategipengelolaan sumber daya alam, kebijakanpembangunan nasional dan pengentasankemiskinan, dll;n Tolok ukur untuk menilai danmengkomunikasikan status dan trentutupan hutan kepada para pembuatkebijakan dan masyarakat;n Harmonisasi target sub-nasional ke dalamtujuan nasional;n Indikasi jelas strategi jangka panjang,kemauan politik dan hasil yang diinginkan,yang merupakan kriteria penting untukmenarik dukungan serta investasi nasionaldan internasional dalam REDD+;n Identifikasi sinergi yang penting untukmelengkapi target nasional yang berkaitandengan proses internasional non-iklimseperti Konvensi PBB tentangKeanekaragaman Hayati (CBD), ForumPBB tentang Hutan (UNFF) dan TujuanPembangunan Milenium PBB (MDG).KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALTujuan, sasaran dan prinsipprinsipuntuk REDD+ dankonservasi hutan secara umummelekat dalam KonvensiKerangka Kerja PBB tentangPerubahan Iklim (UNFCCC). Dokumenkonvensi itu sendiri menyatakan bahwa tujuanakhir dari konvensi adalah “stabilisasikonsentrasi gas rumah kaca di atmosfer padatingkat yang akan mencegah gangguanantropogenik yang berbahaya dengan sistemiklim.” 1 Pedoman yang lebih spesifik mengenaitujuan, sasaran dan prinsip-prinsip di bawahUNFCCC dapat dilihat di bawah ini.COP 16, CancunDalam Konferensi Para Pihak (COP) UNFCCC16 di Cancun, dalam diskusi tentang REDD+,para pihak sepakat untuk “secara kolektifbertujuan untuk memperlambat, menghentikandan membalikkan hilangnya tutupan hutan dankarbon”. Walaupun bersifat kualitatif dan tidakterikat waktu, sasaran ini masih merupakanpernyataan yang kuat dari para pihak. Didalamnya, mereka mengajak para pihak hutantropis untuk mengurangi emisi dari deforestasidan degradasi hutan di bawah tingkat biasa(untuk memperlambat), mencapai deforestasizero net (untuk menghentikan), dan akhirnyamemperluas hutan (untuk membalikkantutupan hutan dan hilangnya karbon).Resolusi COP UNFCCC 16, yang dikenalsebagai Kesepakatan Cancun, juga membahasprinsip-prinsip dalam rubrik pedoman dankerangka pengaman. Prinsip-prinsip inimeliputi “dianjurkan di tingkat nasional”,“konsisten dengan kebutuhan dan tujuanpembangunan nasional yang berkelanjutanProgram Hutan Dan Iklim WWFMENETAPKAN TUJUAN, SASARAN DAN PRINSIP-PRINSIP REDD+ // 12


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUS© Anthony B. Rath / WWF-CanonPENGALAMAN MEKSIKO DALAM MENENTUKAN TUJUAN, sasaran DAN PRINSIP REDD+Tujuan Meksiko untuk REDD+ melampaui pengurangan emisi gas rumah kaca (GHG) dari hutan dan mengarah padapencapaian pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Visi Meksiko bagi REDD+ menyebutkan:Pembangunan pedesaan yang berkelanjutan merupakancara terbaik untuk menerapkan REDD+ di Meksiko,mengingat hanya pendekatan komprehensif yang akanberhasil dalam menghilangkan tekanan-tekanan yangberkontribusi terhadap deforestasi dan degradasi hutan,mempromosikan pengelolaan hutan dan konservasi,serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat yangmendiami hutan-hutan di negara tersebut.Strategi REDD+ Meksiko meliputi target-target ambisiusyang terikat waktu. Pada tahun 2020 Meksiko akan telah:n Mencapai kemajuan signifikan menuju emisi karbonzero net dari hutan alam melalui pembangunan danpengelolaan hutan berkelanjutan dalam masyarakatpedesaan;n Mengurangi secara signifikan degradasi hutan daritingkat referensi;n Meningkatkan luas wilayah pengelolaan hutan lestari,regenerasi hutan alam dan buatan, serta konservasihutan, sehingga terjadi peningkatan cadangan karbon;n Melestarikan keanekaragaman hayati dan menjagaatau meningkatkan jasa ekosistem;n Memperkuat modal sosial dan pembangunanekonomi masyarakat pedesaan.Visi Meksiko untuk REDD+, dan ekspresinya dalamENAREDD+ (strategi implementasi REDD+),didasarkan pada kerangka prinsip-prinsip yang akanmengarahkan jalur kerjanya dan membantu menjagakerangka pengaman yang dianjurkan inisiatif ini.Prinsip-prinsip ini bersifat lintas sektoral, berfokus padakelengkapan, koordinasi dan saling melengkapi dengansektor-sektor lain dan di antara cabang-cabangpemerintahan, dan meliputi:n Inklusi dan kesetaraan (teritorial, budaya, sosial,dan gender);n Pluralitas dan partisipasi akar rumput;n Transparansi dan legalitas;n Pembagian manfaat yang adil;n Kepastian dan penghormatan atas hak-hak parapemegang hak dan pemilik atas lahan sertapemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan;n Pelaksanaan Prinsip Persetujuan atas DasarInformasi Awal Tanpa Paksaan dari masyarakatn Promosi daya saing ekonomi pedesaan yang terkaitdengan hutan, termasuk usaha-usaha hutan komunal.Walaupun tujuan, sa-sar-an dan prinsip-prinsip sangatpenting, yang lebih penting lagi adalah bagaimana prosesyang dijalankan Meksiko dalam menentukannya. Prosesini dilakukan selama tiga tahun dan melalui puluhankonsultasi dengan semua pemangku kepentingan utamaserta beberapa putaran penulisan dan kajian. Versi terbarudari Visi Meksiko untuk REDD+ dimulai denganpenjelasan tentang proses ini, menggarisbawahi perannyasebagai dasar untuk membangun Strategi NasionalREDD+: “Karena keterlibatan berbagai pemangkukepenting-an di seluruh pelosok negeri tidak tergantikandalam proses desain, dokumen ini merupakan dokumenyang dinamis yang akan tetap berada dalam tahapkonsultasi, dengan kedalaman dan luas yangdiperlukannya.”(CONAFOR, 2012)FOKUSSASARAN REDD+ DIBRASIL DAN INDONESIADi Brasil dan Indonesia, sasaranREDD+ telah dikembangkanmelalui proses pelibatanpemangku kepentingan yangekstensif dan dipromosikan olehkepemimpinan pemerintah yangkuat.Brazil, di bawah mantan Presiden Lula, menyatakanbahwa sasaran REDD+ mereka adalah untukmencapai pengurangan deforestasi di Amazonsebesar 80 persen pada tahun 2020 dibandingkandengan rata-rata untuk 1996-2005 dan 40 persenpengurangan deforestasi di wilayah Cerradodibandingkan dengan rata-rata untuk 1999-2008.Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyonomenyatakan niatnya untuk mencapai penguranganemisi GRK setidaknya 26 persen di bawah skenarioperilaku biasa pada tahun 2020 dan 41 persenpengurangan emisi dengan dukungan internasionalyang memadai. Jika sasaran mitigasi keseluruhanini diterapkan pada emisi hutan yang telahdiproyeksikan (tidak termasuk hutan gambut), ituakan berarti penurunan dari 78 persen sampai 87persen dari emisi terkait dengan hutan tahun 2005.Sasaran-sasaran tersebut membantu memberikanpedoman kepada pemerintah dalam pembuatanstrategi REDD+ mereka.Angka dari Brasil (2012) dan Indonesia (2012) FIP/Rencana Investasi Kehutanan.Program Hutan Dan Iklim WWFMENETAPKAN TUJUAN, SASARAN DAN PRINSIP-PRINSIP REDD+ // 14


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSUDUT PANDANG WWFMengenai tujuanWWF mendukung tujuankonvensi UNFCCC danKesepakatan Cancun, yaitubahwa REDD+ terbuktimemberikan kontribusi terhadappengurangan emisi gas rumah kaca dengantujuan-tujuan nasional yang mengarah padatercapainya tujuan global.Mengenai Sasaran: emisi zero net darideforestasi dan degradasi hutan (ZNEDD)WWF menganjurkan emisi zero net darideforestasi dan degradasi hutan (ZENDD)pada tahun 2020 untuk mencerminkan skaladan urgensi perlunya penanganan ancamanterhadap hutan dunia dan iklim. Sebuah targetglobal yang jelas, ambisius dan dapat diukuruntuk mengurangi emisi dari deforestasi dandegradasi hutan merupakan langkah yangsangat penting untuk membatasi pemanasansampai jauh di bawah 2°C.Untuk memahami bagaimana ZNEDD (dandeforestasi dan degradasi zero net yang terkait)dapat diterapkan dalam praktek, WWFmengembangkan Model Hutan yang Hidup(Living Forests Model) dengan InstitutInternasional untuk Analisis Sistem Terapan(IIASA). Model ini menyajikan berbagai skenariopenggunaan lahan global. Model ini menghitungefek agen-agen seperti pertumbuhan pendudukdan permintaan konsumen, danmemperlihatkan dampak potensial di bidangbidangutama seperti produksi pangan,perubahan iklim, keanekaragaman hayati, hargakomoditas dan pembangunan ekonomi.Berdasarkan analisis ini, WWF menyimpulkanbahwa ZNEDD/ZNDD dapat dicapai, efisien danmemerlukan tindakan segera:n Ada kemungkinan untuk mencapaiZNEDD/ZNDD tahun 2020, melalui tatakelola yang lebih baik, pergeseran ke arahpengelolaan hutan yang lebih mantap danpenggunaan lahan non-hutan yang dapatdigarap secara lebih produktif. Kalau gagalmelakukan perubahan itu, kitamemboroskan hutan yang berharga danlayanan ekosistem yang disediakannya.n Dengan tumbuhnya populasi danpendapatan, mempertahankan ZNEDD/ZNDD setelah 2030 akan membutuhkanpraktek-praktek kehutanan dan pertanianyang menghasilkan lebih banyak denganlebih sedikit tanah dan air serta polakonsumsi baru yang memenuhi kebutuhanmasyarakat miskin dan pada saat yangsama menghilangkan limbah dan konsumsiberlebihan. Dengan perubahan seperti itu,ZNEDD/ZNDD dapat dipertahankan tanpamenciptakan kekurangan dalam halmakanan, kayu, biomaterial atau bioenergi.n Menunda ZNEDD/ZNDD sampai tahun2030, atau mengambil tindakan setengahsetengah,akan menyebabkan kerugianbesar dan tidak dapat diubah dalamkeanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.Untuk mencegah perubahan iklim yang takterkendali, kita perlu mengatasi emisi darideforestasi dan degradasi hutan sekarang;semakin lama kita menundanya, semakinbesar kesulitan yang akan kita hadapi.Analisis ini juga mengidentifikasi lima isuutama yang sangat penting untuk mencapaiZNEDD/ZNDD dan menghindarkankonsekuensi negatif:n Keanekaragaman Hayati: ZNEDD/ZNDDtidak boleh dicapai dengan mengorbankankonservasi keanekaragaman hayati (misalnyaperluasan pertanian di padang rumput yangkeanekaragaman hayatinya tinggi untukmengambil tekanan dari hutan). Strategiharus segera memprioritaskan hutan dengankeanekaragaman hayati tertinggi sehinggahutan tersebut tidak hilang selama waktuyang dibutuhkan untuk mencapai ZNEDD/ZNDD.n Tata kelola: ZNEDD/ZNDD hanyamungkin terjadi di bawah tata kelola yangbaik: hutan dengan kepemilikan tanah yangterjamin, hukum dan kebijakan yang efektif,dan masyarakat lokal yang diberdayakan,berkomitmen, dan hak-haknya dihormati.n Permintaan pasar: Banyak pemanfaatanhutan yang merusak didorong olehpermintaan pasar, namun pasar juga dapatmendorong manajemen yang lebih baik.Insentif untuk standar sosial dan lingkunganyang tinggi di bidang kehutanan danpertanian serta larangan perdagangankayu dari sumber ilegal dapat membantumencapai hal ini.n Gaya hidup dan konsumsi: Produksitanaman dan produksi ternak memainkanperan utama dalam hilangnya hutan.Diperlukan strategi untuk mengurangilimbah makanan, asupan daging serta susudan turunannya, penggunaan energi,konsumsi yang berlebihan di antaraorang-orang kaya dan untuk memastikanorang miskin memiliki makanan, energidan bahan-bahan yang mereka butuhkanuntuk hidup sehat dan produktif.n Penghidupan lokal: Rencana global harusmengenali kebutuhan masyarakat setempat.ZNEDD/ZNDD perlu disesuaikan secaranasional, regional dan lokal untukmemastikan bahwa REDD+ tidakmengganggu kesejahteraan rakyat melainkanmeningkatkan dan mendukungnya.Mengenai prinsipWWF, bersama-sama dengan organisasikonservasi lainnya, telah mendukung LimaPrinsip Pedoman REDD+:n Iklim: REDD+ terbukti memberikankontribusi terhadap pengurangan emisi gasrumah kaca dengan tujuan nasional yangmengarah pada tercapainya tujuan global.Prinsip ini memperkuat tujuan REDD+WWF secara keseluruhan, yaitu bahwaREDD+ terbukti memberikan kontribusiterhadap pengurangan emisi gas rumah kacadengan tujuan nasional yang mengarah padatercapainya tujuan global.n Keanekaragaman Hayati: REDD+mempertahankan dan/atau meningkatkankeanekaragaman hayati dan jasa ekosistemhutan. Prinsip REDD+ WWF mengenaikeanekaragaman hayati mendasari babtentang Kerangka Pengaman Sosial danLingkungan.n Penghidupan: REDD+ memberikankontribusi pada pembangunanberkelanjutan dan berkeadilan denganmemperkuat penghidupan masyarakatyang bergantung pada hutan. Penghidupanadalah prinsip utama yang dibahas dalambab tentang Pembagian Manfaat.Program Hutan Dan Iklim WWFMENETAPKAN TUJUAN, SASARAN DAN PRINSIP-PRINSIP REDD+ // 15


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANn Hak: REDD+ mengakui dan menghormatihak-hak masyarakat adat dan komunitaslokal sebagaimana dibahas lebih lanjutdalam bab tentang Kerangka PengamanSosial dan Lingkungan.n Pendanaan yang adil dan efektif::REDD+ memobilisasi sumber daya yanglangsung, memadai dan tetap untuktindakan di kawasan hutan prioritas secaraadil, transparan, partisipatif danterkoordinasi.Prinsip ini diuraikan dalam bab MengaksesKeuangan. Ada konvergensi kuat antaraprinsip-prinsip WWF, pedoman UNFCCCdan prinsip-prinsip yang didukung olehbeberapa negara REDD+.SUMBER LEBIH LANJUTn WWF 2011 Living ForestReport (Laporan mengenaiHutan yang Hidup), dapatdilihat di www.panda.org/livingforests/downloadn REDD+ Five Guiding Principles (LimaPrinsip Pelaksanaan REDD+), dapat dilihatdi bit.ly/REDDfiven UNFCCC, COP 10 Cancun Agreement(Kesepakatan Cancun COP 10), terutamaBagian C dan Lampiran I dan II, dapatdilihat di www.unfccc.intDAFTAR PUSTAKABrazil. 2012. FIP—Forest InvestmentPlan (Rencana Investasi Hutan), dapatdilihat diwww.climateinvestmentfunds.orgCBD. 2010. The Aichi Biodiversitytargets of the UN Biodiversityconvention (CBD) [sasaran Keanekaragaman Hayati AichiKonvensi Keanekaragaman Hayati PBB (CBD)], dapatdilihat di www.cbd.intCONAFOR. 2012. Elementos para el diseño de laestrategia nacional REDD+ Conafor SEMARNAT (Elemendesain strategi nasional REDD + Conafor SEMARNAT),Meksiko DF, dapat dilihat di www.conafor.gob.mx/portalFCPF 2010, 2012 Charter Establishing The Forest CarbonPartnership Facility (Piagam Pembentukan The ForestCarbon Partnership Facility atau Fasilitas KemitraanKarbon Hutan). FCPF Washington, dapat dilihat diwww.forestcarbonpartnership.org/charter-and-rules-procedureCATATAN AKHIR1. Pasal 2 Konvensi.2. Sebuah daftar lengkap KerangkaPengaman dan prinsip-prinsip dapatditemukan dalam Annex I to Decision1/CP.16 (UNFCCC, 2010) atauLampiran I Keputusan 1/CP.16(UNFCCC, 2010).3. Lihat UN-REDD, 2008.4. Lihat FCPF, 2012.5. Lihat Brazil and Indonesia 2012 FIP/ Forest Investmentplans (FIP/Rencana Investasi Kehutanan Brasil danIndonesia 2012), dapat dilihat di www.climateinvestmentfunds.org.Indonesia. 2012. FIP—Forest Investment plans (RencanaInvestasi Kehutanan), dapat dilihat di www.climateinvestmentfunds.orgUNFCCC. 2011. The Cancun Agreements: Outcome of thework of the Ad Hoc Working Group on Long-termCooperative Action under the Convention (KesepakatanCancun: Hasil kerja Kelompok Kerja Ad Hoc mengenaiAksi Kooperatif Jangka Panjang di bawah Konvensi).United Nations FCCC /CP /2010 /7 /Add.1 Bonn, Jerman.UN Forum on Forest. 2010 Objectives on forest (ForumPBB untuk Hutan. Tujuan untuk Hutan 2010) dapat dilihatdi www.un.org/esa/forestsUN-REDD. 2008. Framework Document. UN CollaborativeProgramme on Reducing Emissions from Deforestationand Forest Degradation in Developing Countries(Dokumen Kerangka Kerja. Program Kolaboratif PBBuntuk Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan DegradasiHutan di Negara Berkembang). FAO, UNDP, UNEP,Jenewa, Swiss. dapat dilihat di www.un-redd.orgProgram Hutan Dan Iklim WWFMENETAPKAN TUJUAN, SASARAN DAN PRINSIP-PRINSIP REDD+ // 16


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+TATA KELOLA REDD+PENGATURANKELEMBAGAAN© Eduardo Ruiz / WWF-CanonUNDUH BAB INIProgram Hutan Dan Iklim WWF PENGATURAN KELEMBAGAAN // 17


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPESAN KUNCIn Untuk melakukan pengurangan emisi dari deforestasi dandegradasi hutan (REDD+), sebagian besar negara akanmemerlukan pengaturan kelembagaan baru dan/atau reformasilembaga-lembaga yang ada di semua skala implementasiREDD+, dari sub-nasional sampai nasional.n Semua negara harus menentukan tanggung jawab dankapasitas untuk melakukan semua fungsi utama dari sistemREDD+, yaitu fungsi manajemen, keuangan, teknis, pelaksanaan,registri dan sertifikasi, serta kerangka pengaman danakuntabilitas.n Lembaga-lembaga ini harus memiliki pembagian tanggungjawab dan wewenang yang jelas di antara tingkat nasional(federal) dan sub-nasional (negara bagian) dan mampumengkoordinasikan tanggung jawab ini baik secara vertikalmaupun horisontal.Program Hutan Dan Iklim WWF PENGATURAN KELEMBAGAAN // 18


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANMeskipun kerangka kerja umum ini memberikanbeberapa pedoman bagi negara-negara untukmengembangkan lembaga REDD+ mereka,bagaimana cara untuk menerapkan pengaturankelembagaan ini tidak diberikan dengan jelas.Dengan tidak adanya arahan tertentu UNFCCC,dana multilateral - termasuk Forest CarbonPartnership Facility (FCPF), Forest InvestmentProgram (FIP) dan UN-REDD - secara signifikanmempengaruhi desain lembaga REDD+ tingkatnasional melalui pengembangan strategi REDD+nasional.Pengaturan kelembagaan untuk REDD+di tingkat internasionalNegara-negara berkembang perlu membangunlembaga REDD+ nasional mereka, akan tetapimasyarakat internasional juga dapat dikatakansangat tertinggal dalam membangun lembagalembagaREDD+ internasional. Setelah kemajuanyang besar di UNFCCC - COP 16 di Cancun(2010), diskusi internasional REDD+ telah macet,sebagian karena taktik beberapa pihak UNFCCCyang mencoba mengesampingkan isu-isu yangmudah untuk memaksa pelaksanaan diskusiyang lebih sulit, sebuah posisi yang secara ringkasdapat dikatakan “tidak ada kesepakatan sebelumsemuanya disepakati”. Oleh karena itu, sampaipertengahan 2012 belum ada kejelasan mengenaisistem kelembagaan REDD+ internasional akanterlihat seperti apa, dan pilihannya antara lain: 2n Lembaga dan pengaturan khususREDD+ atau lembaga REDD+ sebagaikomponen tindakan mitigasi yang tepatsecara nasional (NAMAs). Kesepakataninternasional dapat mengarah padaterciptanya pengaturan kelembagaankhusus untuk REDD+ atau, alternatifnya,membuat REDD+ menjadi bagian daripengaturan kelembagaan NAMAs yanglebih luas. Sejauh ini kesepakatan danpengaturan REDD+ telah berjalanProgram Hutan Dan Iklim WWFsendiri-sendiri, namun diskusi ini masihsangat terbuka dan apapun dapat terjadi.n Sebuah sistem REDD+ internasional yanglebih tersentralisasi atau yang lebihterdesentralisasi. Sistem REDD+internasional dapat lebih tersentralisasi, baikdalam hal siapa yang menetapkan aturan mainatau siapa yang mengelola keuangan REDD+internasional. Sebuah contoh dari sistemtersentralisasi adalah UNFCCC menetapkanseperangkat aturan yang berlaku di seluruhdunia tentang apa itu REDD+ dan bagaimanaMRV dilaksanakan; mengelola dana REDD+internasional yang besar, seperti GreenClimate Fund; dan mengawasi pasar karbonREDD+ di seluruh dunia. Atau kita dapatbertindak sebaliknya dengan sistemdesentralisasi di mana terdapat banyakrangkaian peraturan, banyak dana dan banyakpasar yang beroperasi dalam pengaturankelembagaan yang berbeda, dengan atau tanpamekanisme global - registri atau clearinghouse- untuk mengkoordinir semua itu. Sejauh inisituasinya agak kurang jelas — UNFCCCmemiliki banyak kewenangan dalam aspekteknis, tetapi pendanaan internasional danpasar karbon yang terbatas yang ada telahberkembang secara agak terdesentralisasi.n Dana atau pasar untuk membiayai REDD+.Pengaturan kelembagaan internasional akanbervariasi secara signifikan jika sumber utamapendanaan untuk REDD+ berasal darisumber-sumber publik internasional, baiktradisional maupun inovatif, atau jika berasaldari pasar karbon dan investor swasta. Yangpertama memerlukan pengaturankelembagaan untuk mengelola danmengalokasikan aliran dana yangsebenarnya, sedangkan yang kedua mungkinmemerlukan lembaga untuk mendaftar,melakukan sertifikasi, melacak dan mengaudittransaksi pasar.Di luar UNFCCC juga ada banyak hal yangterjadi melalui (a) dana multilateral REDD+,khususnya FCPF dan Program InvestasiHutan (FIP) yang dikelola oleh Bank Duniadan UN-REDD yang dikelola oleh konsorsiumbadan-badan PBB; (b) dana bilateral,terutama dari Norwegia (the NorwegianInternational Forest and Climate Initiativeatau Inisiatif Hutan dan Iklim InternasionalNorwegia), serta Jerman, Jepang, danInggris; (c) sebuah kelompok pasar sukarelakecil; dan (d) beberapa inisiatif sub-nasionaldan internasional yang menghubungkannegara-negara bagian (atau provinsi) dariberbagai negara. Meskipun sebagian dariinisiatif ini, terutama dana multilateral,mengaku mematuhi kesepakatan UNFCCCdan bahkan bersedia berhenti beroperasikalau kesepakatan iklim yang lengkap telahada, kenyataannya adalah bahwa melaluikondisi dan pedomannya mereka memainkanperan yang kuat dalam membentukbagaimana negara-negara penerimamembangun lembaga REDD+ mereka. 3PILIHAN NASIONAL DAN SUB-NASIONALPendekatan horisontal dalammembangun lembaga REDD+Langkah pertama dalammengembangkan lembagaREDD+ dimulai denganmenyepakati fungsi apa yang harus dilakukanlembaga-lembaga ini. Tabel 1 di bawah inimenjelaskan tujuh fungsi utama kelembagaanREDD+ suatu negara: manajemen, keuangan,teknis, pelaksanaan, registri dan sertifikasi,kerangka pengaman dan akuntabilitas, danpeningkatan kapasitas.Tabel 1 memperlihatkan berbagai fungsi yangperlu dilakukan dalam suatu negara tetapi tidakmemberikan informasi kepada kita berapabanyak lembaga yang diperlukan untukmelakukan tugas-tugas tersebut ataubagaimana lembaga ini harus dikoordinasikan.Pada salah satu ujung spektrum, sebuah negarabisa menciptakan satu lembaga REDD+ yangmengurusi kesemua fungsi tersebut. Di ujunglain spektrum ini, masing-masing kementerianpemerintah dapat melakukan masing-masingfungsi ini dengan sedikit koordinasi horisontal.Di antara kedua ujung yang berlawanan ini,sebuah badan koordinasi (misalnya gugus tugaskepresidenan tingkat tinggi) dapat dibuat untukmempertemukan keahlian beberapa lembaga.Pengaturan kelembagaan untuk fungsi-fungsiyang disorot di atas dapat dipandang dalamdua cara. Mengingat bahwa pelaksanaanREDD+ akan melibatkan banyak lembaga dankementerian pemerintah yang ada, koordinasihorisontal yang kuat akan dibutuhkan diantara seluruh fungsi-fungsi ini, termasukdeskripsi peran yang jelas di antara berbagailembaga ini. Kita juga dapat membagifungsi-fungsi REDD+ secara vertikal;bagaimana lembaga-lembaga ini akandiselaraskan dari tingkat lokal sampai tingkatnasional (dan internasional)? Seperti apapembagian tanggung jawab dan wewenang diantara tingkat-tingkat ini, dan sejauh manakita harus menyerahkan fungsi-fungsi ini?Sebuah pendekatan vertikal dalammembangun lembaga REDD+Negara-negara juga akan perlu memutuskanbagaimana membagi tanggung jawab vertikaldi antara otoritas tingkat nasional, provinsi,kabupaten, dan proyek. Ada tiga cara utamadi mana sebuah negara dapat mengaturlembaga-lembaganya secara vertikal:PENGATURAN KELEMBAGAAN // 20


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 1: FUNGSI YANG HARUS DIJALANKAN PENGATURAN KELEMBAGAAN REDD+ SUATU NEGARA UNTUK MENGHASILKAN REDD+Pengelolaan: Menyediakankeseluruhan pengelolaandan pengawasan prosesKeuangan: Mengelolakeuangan REDD+Teknis: Memberikanbimbingan dan dukunganteknis untuk REDD+Implementasi: Melakukankegiatan REDD+ ataumengawasi dan melatihpihak lain mengenaikegiatan REDD+Registri dan sertifikasi:Mencatat, mendaftar danmengesahkan tindakandan/atau hasil REDD+Kerangka pengaman danakuntabilitas: Memastikantransparansi, tata keloladan kerangka pengamanPeningkatan kapasitas:Memastikan bahwa semuapihak memiliki pengetahuanyang diperlukanSumber: Diadaptasi dari Streck dkk. (2009).Program Hutan Dan Iklim WWF» Membuat rincian strategi dan kebijakan REDD+ yang mungkin, atau mungkin tidak,memerlukan persetujuan pemerintah yang lebih tinggi (misalnya kabinet, parlemen);» Mengawasi pelaksanaan dan melakukan kajian strategi dan kebijakan REDD+;» Melakukan kajian dan memberikan persetujuan pada rencana dan program REDD+dari tingkat pemerintahan yang lebih rendah;» Mengelola hubungan internasional REDD+.» Mengumpulkan dan mengelola dana untuk REDD+ dari sumber-sumber internasionaldan nasional;» Mengalokasikan dan menyalurkan sumber daya sesuai dengan strategi dan kebijakannasional REDD+ (mungkin berkoordinasi dengan fungsi pelaksanaan REDD+, lihatfungsi implementasi di bawah);» Memastikan kepatuhan pada prosedur nasional dan internasional keuangan, fidusiadan pelaporan yang telah disepakati;» Mengelola hubungan negara dengan pasar karbon REDD+.» Membuat standar nasional untuk REDD+ (misalnya MRV dan untuk kerangkapengaman sosial dan lingkungan)» Melakukan penilaian hutan dan kegiatan MRV secara berkala, ataumendelegasikannya kepada entitas lain dan meninjau serta menyetujui hasilnya;» Mengelola hubungan dengan badan-badan teknis REDD+ internasional;» Memberikan bantuan teknis kepada para pihak REDD+ (misalnya menyediakanstandar teknis dan pedoman tentang bagaimana melaksanakan dan mengukurREDD+).» Menerapkan kesiapan dan kegiatan demonstrasi REDD+;» Mempersiapkan dan/atau melakukan kajian program dan proyek REDD+ sesuaidengan strategi dan kebijakan REDD+nasional;» Menerapkan strategi, kebijakan, program dan proyek REDD+atau mendelegasikanpelaksanaan kepada pihak lain;» Jika diperlukan, meninjau atau berpartisipasi dalam meninjau dan memberikanpersetujuan pada proyek-proyek REDD+ dari pemerintah di tingkat yang lebihrendah atau rincian untuk pendanaan (lihat fungsi keuangan di atas).» Membuat daftar kegiatan dan capaian REDD+;» Melakukan sertifikasi MRV hasil REDD+;» Bila diperlukan, menggunakan registri REDD+ untuk memfasilitasi pembayaran dandistribusi Pengurangan Emisi Bersertifikasi di antara para peserta proyek REDD+;» Mengelola hubungan dengan registri dan lembaga sertifikasi internasional.» Menetapkan dan mengawasi pengoperasian mekanisme partisipatif dankonsultasi serta kerangka pengaman sosial dan lingkungan;» Menetapkan dan mengawasi operasi prosedur pengaduan;» Mengelola hubungan dengan badan-badan internasional kerangka pengaman danakuntabilitas;» Menetapkan sistem informasi untuk melacak kerangka pengaman» Membentuk mekanisme penyelesaian masalah.» Menyediakan atau memfasilitasi pelatihan dan peningkatan kapasitas staf semualembaga REDD+ sehingga mereka dapat menjalankan fungsi mereka dengan benar;» Menyediakan atau memfasilitasi pelatihan dan peningkatan kapasitas dari semuapemangku kepentingan utama REDD+ sehingga mereka dapat berpartisipasi aktifdalam dan memperoleh manfaat dari sistem REDD+.n Dalam model terpusat sepenuhnya, semuafungsi REDD+ akan dikelola oleh lembagatingkat nasional. Masing-masing kegiatanREDD+ akan dikoordinasikan secaraterpusat oleh pemerintah, yang juga akanbertanggung jawab untuk MRV, kerangkapengaman , akuntansi REDD+ nasional, dll.Guyana adalah contoh yang baik dari modelREDD+ terpusat sepenuhnya di manaREDD+ dikelola dari tingkat nasionaltertinggi, Kepresidenan (lihat Tabel 2).n Dalam model yang sepenuhnyaterdesentralisasi, kegiatan akan dikelolapada tingkat proyek, dengan proyek-proyekmandiri memproduksi dan menjualpengurangan emisi. Mungkin ada standardari pihak ketiga (misalnya Verified CarbonStandard (VCS); Aliansi Iklim, Masyarakatdan Keanekaragaman Hayati (CCBA)) yangmenyediakan kendali mutu untukpengurangan emisi (lihat bab tentangMMRV) dan kerangka pengaman (lihat babtentang kerangka pengaman sosial danlingkungan), atau pemerintah dapatmemiliki kekuasaan membuat peraturan.Pendekatan ini hanya berlaku sebagailangkah sementara di bawah UNFCCC,meskipun secara teoritis negara dapatberjalan terus di luar UNFCCC dan hanyamengembangkan proyek-proyek sukarela.n Dalam pendekatan desentralisasi parsialatau sebagian terpusat (kadang-kadangdisebut pendekatan bertingkat atauyurisdiksi), aktor tingkat lokal dapatmengimplementasikan fungsi REDD+ dengansedikit kemandirian dari otoritas tingkat yanglebih tinggi (seperti pemerintah nasional ataunegara bagian). Beberapa aturan akandikenakan pada semua pihak yang bertingkatini, tetapi ini dapat dibangun dari bawah keatas atau dari atas ke bawah. Pendekatanbertingkat dapat diterapkan pada setiapkombinasi skala; misalnya, tingkat pertamamungkin negara, tingkat kedua provinsi,tingkat ketiga kabupaten dan proyek-proyeklokal di tingkat yang lebih rendah.Semua fungsi REDD+ yang diuraikan dalamTabel 1 dapat didistribusikan di antara lembagalembagaREDD+ tingkat nasional dansub-nasional dalam penataan kelembagaansebagian tersentralisasi (atau sebagianterdesentralisasi). Walaupun semua fungsisama pentingnya, pembahasan mengenaipembagian kerja di antara tingkat nasional dansub-nasional sangat penting untuk fungsi MRVdan keuangan karena fungsi-fungsi ini akanmemainkan peran yang lebih besar dalamdistribusi manfaat di antara para pesertaREDD+. Sebuah contoh kemungkinan dapatdilihat dalam Tabel 2 di bawah ini.Sebuah pengaturan kelembagaan yangsangat penting: siapa yang harusmengelola keuangan REDD+?Salah satu isu paling kontroversial yangberkaitan dengan institusi (atau lembaga) manayang harus mengelola fungsi keuangan REDD+,yang kita jelaskan pada Tabel 1 sebagai meliputi:n Mengumpulkan dana untuk REDD+ darisumber-sumber internasional dan nasional;n Mengalokasikan dan/atau menyalurkansumber daya sesuai dengan strategi dankebijakan REDD+ nasional;n Memastikan kepatuhan pada prosedurkeuangan, fidusia dan pelaporan nasionaldan internasional;n Mengelola hubungan dengan kesempatanpendanaan internasional;n Mengelola hubungan dengan pasar karbonREDD+ dan bentuk-bentuk lain dari danayang terdesentralisasi.PENGATURAN KELEMBAGAAN // 21


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 2: PENDEKATAN SEBAGIAN TERDESENTRALISASI DENGAN LEMBAGA DAN FUNGSI PADATINGKAT NASIONAL DAN SUB-NASIONALFUNGSI PENGELOLAANFUNGSI SERTIFIKASI DAN REGISTRILEMBAGA TINGKAT NASIONALLEMBAGA TINGKAT SUB-NASIONALLEMBAGA TINGKAT NASIONALLEMBAGA TINGKAT SUB-NASIONAL» Menguraikan strategi dan kebijakan nasional REDD+;» Mengkaji dan menyetujui rencana, program,dan proyek sub-nasional REDD+;» Mengawasi pelaksanaan dan melakukan kajianstrategi REDD+;» Mengatur hubungan internasional REDD+.» Menguraikan rencana, program, dan proyek REDD+sub-nasional;» Mengawasi pelaksanaan dan MRV rencana, program,dan proyek REDD+ sub-nasional;» Mengelola hubungan dengan lembaga-lembaga REDD+nasional dan lembaga nasional lain yang relevan;» Koordinasi/integrasi strategi di tingkat desa dan kabupaten.» Menetapkan dan mengawasi standar dan prosedur MRVdan sertifikasi REDD+nasional;» Memasukkan dalam registri dan memberikan sertifikasihasil MRV REDD+;» Bila diperlukan, menggunakan registri untuk memfasilitasipembayaran dan distribusi Pengurangan EmisiBersertifikasi di antara para peserta proyek REDD+;» Mengelola hubungan dengan badan-badan internasional.» Memastikan bahwa program dan proyek sub-nasionalmematuhi standar dan prosedur sertifikasi dan MRVREDD+ nasional;» Menyerahkan hasil kepada otoritas nasional (ataukadang-kadang internasional) untuk mendapatkanpersetujuan, registri dan sertifikasi.LEMBAGA TINGKAT NASIONAL» Mengatur hubungan dengan kesempatan pendanaaninternasional;» Mengalokasikan dan menyalurkan sumber dayasesuai dengan strategi dan kebijakan serta metrikMRV nasional REDD+;» Memastikan kepatuhan pada prosedur keuangan,fidusia, dan pelaporan yang telah disepakati secaranasional dan internasional.LEMBAGA TINGKAT NASIONAL» Membuat standar nasional untuk metrik, MRV, dankerangka pengaman sosial dan lingkungan REDD+;» Melakukan penilaian hutan dan kegiatan MRV secaraberkala, atau mendelegasikannya kepada entitas laindan melakukan kajian serta memberikan persetujuanatas hasilnya;» Mengelola hubungan dengan lembaga-lembaga teknisREDD+ internasional;» Memberikan bantuan teknis kepada program-programsub-nasional.FUNGSI KEUANGANFUNGSI TEKNISFUNGSI PELAKSANAAN REDD+LEMBAGA TINGKAT SUB-NASIONAL» Mengelola hubungan dengan kesempatan pendanaannasional (dan jika diberi kewenangan, dengan kesempatanpendanaan internasional);» Mengucurkan sumber daya untuk rencana, program danproyek REDD+ yang telah mendapat persetujuan sesuaidengan metrik MRV nasional;» Memastikan kepatuhan dengan prosedur keuangan,fidusia, dan pelaporan yang telah disepakati secaranasional dan internasional.LEMBAGA TINGKAT SUB-NASIONAL» Memberlakukan standar nasional untuk metrik, MRV, dankerangka pengaman sosial dan lingkungan REDD+;» Melakukan penilaian hutan dan kegiatan MRV secaraberkala dan menyerahkan hasilnya kepada lembagalembaganasional yang berwenang;» Memberikan bantuan teknis untuk program dan proyek.LEMBAGA TINGKAT NASIONAL» Menetapkan dan mengawasi pengoperasian mekanismepartisipatif dan konsultasi serta kerangka pengamansosial dan lingkungan (mungkin pendekatan dari bawah);» Menetapkan dan mengawasi operasional prosedurpengaduan;» Mengelola hubungan dengan badan-badan internasional.» Mengamankan sistem informasiLEMBAGA TINGKAT NASIONAL» Memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitaskepada staf REDD+ nasional dan, dimana perlu,kepada staf REDD+ sub-nasional;» Memberikan atau memfasilitasi pelatihan danpeningkatan kapasitas para pemangku kepentinganREDD+ utama sehingga mereka dapat berpartisipasiaktif dan memperoleh manfaat dari sistem REDD+.Sumber: Berdasarkan Tabel 1, diadaptasi dari Streck dkk. (2009)FUNGSI KERANGKA PENGAMAN DAN AKUNTABILITASFUNGSI PENINGKATAN KAPASITASLEMBAGA TINGKAT SUB-NASIONAL» Memastikan bahwa program dan proyek sub-nasionalsesuai dengan prosedur partisipatif dan konsultasi nasionaldan kerangka pengaman sosial dan lingkungan nasional;» Mungkin menetapkan dan mengawasi operasionalprosedur pengaduan atau mungkin merujuk pihak ybske tingkat nasional.» Mengamankan sistem informasiLEMBAGA TINGKAT SUB-NASIONAL» Memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitaskepada staf REDD+ lokal, kadang-kadang bekerja samadengan lembaga-lembaga tingkat nasional;» Memberikan peningkatan kapasitas dan fasilitasiuntuk memastikan bahwa penduduk setempat dapatmemanfaatkan kesempatan ini.LEMBAGA TINGKAT NASIONAL» Mengimplementasikan kegiatan memampukan dankesiapan nasional;» Menyiapkan atau mengkaji program dan proyek REDD+sesuai dengan strategi dan kebijakan nasional REDD+;» Melaksanakan strategi, kebijakan, program dan proyekREDD+ atau mendelegasikan pelaksanaannya kepadapihak sub-nasional.LEMBAGA TINGKAT SUB-NASIONAL» Menyiapkan dan mengimplementasikan proyek-proyekREDD+ sesuai dengan strategi dan kebijakan, standarMRV, dan kerangka pengaman sosial dan lingkungannasional REDD+;» Menyerahkan hasil kepada lembaga pengawas dansertifikasi REDD+ nasional.Program Hutan Dan Iklim WWFdilanjutkan di sebelah »PENGATURAN KELEMBAGAAN // 22


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSTUDI KASUS SINGKATMEMPERKUAT TATA KELOLA REDD+ DI MADRE DE DIOS, PERUUntuk informasi lebih lanjut tentang studi kasus ini, kunjungi: bit.ly/10MktIl© Diego Perez / WWFKonteks(GOREMAD) menciptakan Roundtable Jasa Lingkungandan REDD+ (MSAR) untuk mengembangkan strategiREDD+ regional dan mempromosikan kebijakan daninformasi serta pelatihan untuk memperkuat kapasitasregional. Namun, karena kurangnya kapasitas teknisdan sumber daya, MSAR tidak dapat dilaksanakan.Perubahan yang diharapkanPada tahun 2010 WWF memulai program REDD+ diMadre de Dios dengan tujuan meningkatkankemampuan kelembagaan dan teknis kawasan ini untukdapat terlibat dalam perumusan kebijakan danpelaksanaan program REDD+ sub-nasional.PencapaianMSAR diaktifkan kembali. WWF dan mitra strategis lainnyamenyediakan sumber daya manusia dan keuangan untukmendukung pelaksanaan MSAR. WWF untuk beberapawaktu bertindak sebagai sekretariat teknis MSAR danmemainkan peran kunci dengan memberikan saran teknis,mendorong partisipasi masyarakat sipil dan menjamintransparansi dalam prosesnya.Sebagai hasilnya, MSAR mulai memposisikan dirisebagai pelaku penting REDD+ di tingkat lokal, nasionaldan internasional. Setelah dua tahun bekerja dan dengandukungan keuangan dari beberapa lembaga internasionaldan LSM seperti WWF, MSAR tumbuh dalam kekuatandan sekarang beroperasi secara teratur di bawahkepemimpinan GOREMAD. Prestasi khususnya adalah:n Membangun koordinasi REDD+ di Madre de Diosdengan mempertemukan berbagai proyek danlembaga yang telah bekerja secara sendiri-sendiri didaerah tersebut;n Mengembangkan kapasitas teknis, dan membangunkonsensus tentang konsep, dan kriteria teknis untukmelaksanakan jasa lingkungan dan proyek-proyekREDD+ yang berkoordinasi dengan proses nasional;n Mempromosikan proses teknis dan partisipatif di manamasyarakat sipil dapat berpartisipasi aktif dalamsub-komite melalui pemungutan suara dan validasihasil. Hal ini telah menyebabkan rasa pemberdayaanoleh mereka yang berpartisipasi dalam proses tersebut.TantanganDiskontinuitas manajemen regional dan ketidakstabilanpolitik regional menghalangi kemajuan dan berdampaknegatif pada atau menunda kegiatan yang direncanakan.Pelajaran yang diperolehn Untuk menjamin kelangsungan proses ketika ada rotasibesar pejabat pemerintah daerah, merupakan hal yangpenting untuk menciptakan profesional dan teknisiterlatih yang jumlahnya memadai di tingkat sub-nasionalyang tinggal dan bekerja di lokasi tersebut.n Proses partisipatif membutuhkan waktu. Meskipunkekuatan inisiatif ini berasal dari kolaborasi antaramasyarakat sipil dan pemerintah daerah dalammemvalidasi dan mengenali produk yang dihasilkan,hal ini membutuhkan waktu dan harusdipertimbangkan dalam perencanaan.Pendekatan Peru untuk REDD+ dipimpin di tingkatnasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup dandiimplementasikan di tingkat yurisdiksi sub-nasional olehpemerintah-pemerintah regional. Wilayah Madre de Diospenting untuk pelaksanaan REDD+ karena memilikisalah satu hutan hujan dataran rendah di Amazon Peruyang paling utuh yang saat ini terancam olehpertambangan emas, pertanian yang tidak berkelanjutandan tebang pilih ilegal. Kesenjangan sosial dankemiskinan merupakan hal yang umum karena sebagianbesar dari populasi memiliki akses terbatas padalayanan sosial dan ekonomi dasar. Kurangnya tatakelola lingkungan yang efektif terlihat dalam wujudkapasitas kelembagaan yang lemah, ketidakstabilanpolitik yang tinggi dan sangat sedikit kapasitas teknisuntuk memahami dunia REDD+ yang kompleks. Padatahun 2009, Pemerintah Daerah Madre de DiosWWF memupuk kapasitas teknis lokal denganberkoordinasi dengan Regional University of Madre deDios untuk mengembangkan Program diplomaPengelolaan Lingkungan dan REDD+, yang melatih parapejabat pemerintah daerah dan pemangku kepentinganlainnya dalam masalah-masalah teknis dan kebijakanREDD+ yang relevan.Di tingkat nasional, Madre de Dios sedangdipertimbangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidupsebagai model untuk daerah lain dan sebagai daerahprioritas dalam strategi REDD+ Nasional. Selain Peru,GOREMAD menyajikan pengalamannya dalam SatuanTugas Iklim dan Hutan Gubernur (GCF) 2012, sebuahkolaborasi sub-nasional antara 19 negara bagian danprovinsi dari negara-negara hutan tropis kunci yangberusaha untuk memajukan program yurisdiksi REDD+dan akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunanorganisasi tersebut tahun 2013.Program Hutan Dan Iklim WWFPENGATURAN KELEMBAGAAN // 23


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© Diego Perez / WWFMasalah siapa yang mengelola dana REDD+hanya relevan dengan pendekataninstitusional terpusat atau sebagianterdesentralisasi. Dalam sistem yangsepenuhnya terdesentralisasi tidak ada danacadangan dan hanya ada transaksi pasarsatu-satu. 4 Namun karena semua negaraREDD+ sedang mengembangkan pendekatanterpusat atau sebagian terdesentralisasi, dankarena mereka semua masih menjajakiREDD+ fase satu dan dua, di mana pendanaanmasih (atau seharusnya)front-loaded, masalahsiapa yang harus mengelola dana REDD+masih sedang dipertimbangkan. Opsi yangdiusulkan untuk pengelolaan dana REDD+negara antara lain manajemen dengan:Organisasi internasional yang berkantordi luar negeri. Ini adalah kasus GuyanaREDD+ Investment Fund (GRIF), yangmemiliki Bank Dunia sebagaiperwaliannya dan Bank Dunia,Inter-American Development Bank atauBank Pembangunan Inter-Amerika danUN Development Group Agencies atauLembaga Kelompok Pembangunan PBBsebagai entitas pelaksana (disebut mitra)(lihat www.guyanareddfund.org).Organisasi internasional yang berlokasidi dalam negeri. Ini adalah model yangdipilih oleh Republik Demokratik Kongo(DRC), karena negara ini telah memintaUNDP untuk mengatur dan mengelolaDana Nasional REDD+ mereka.Organisasi nasional yang secara totalatau sebagian terlepas dari pemerintah.Sepengetahuan kami, tidak ada pengalamanyang tengah berlangsung untuk jenis iniuntuk REDD+, tetapi banyak ConservationTrust Funds (CTF) atau Dana PerwalianKonservasi yang ada bisa memberikanmodel yang dapat dijalankan. CTF adalahbadan hukum yang dibuat ad hoc untukmengoperasikan dana dengan tujuan khusus.Pengurus mereka mungkin melibatkanperwakilan masyarakatmungkin juga tidak. 5Entitas publik yang terdesentralisasi.Dana REDD+ dapat dikelola oleh bankpembangunan masyarakat yang memilikitingkat kemandirian dari pemerintah yangsignifikan dalam hal manajemen danoperasi keuangan. Dana Amazon Brasilseperti itu, dikelola oleh BrazilianNational Development Bank atau BankPembangunan Nasional Brasil, sebuahlembaga dari pemerintah Brasil, tetapidana tersebut memiliki kemandirianfungsional dari bank.Sebuah lembaga resmi pemerintahyang anggarannya merupakan bagiandari anggaran pemerintah (nasional,negara bagian atau distrik). FONAFIFO,lembaga yang mengelola Programpembayaran hutan jasa lingkungan (PES)Kosta Rika yang terkenal itu, adalah kasusseperti itu. FONAFIFO tergantung padaKementerian Lingkungan Hidup KostaRika, yang menunjuk pengurusFONAFIFO (dua wakil dari sektor swastadan tiga dari sektor publik), dengan danaFONAFIFO sebagian besar berasal darialokasi APBN dan hibah internasional.Demikian pula pengelolaan programkarbon PES oleh Komisi Hutan NasionalMeksiko yang juga mencakup pengelolaanfungsi keuangannya.Masalah di mana dapat memperoleh danbagaimana membagikan dana REDD+ terkaiterat dengan (a) seberapa jauh negara REDD+tergantung pada pendanaan internasionaldibandingkan dengan anggaran nasional dan(b) persepsi negara tersebut sebagaiadministrator dana yang baik atau buruk.Semakin suatu negara tergantung pada danaeksternal dan semakin tersebar luas persepsibahwa pemerintah tersebut merupakanmanajer dana publik yang buruk, akansemakin kuat tekanan internasional dannasional untuk menyerahkan pengelolaandana REDD+ kepada lembaga independen.Masyarakat, lembaga swasta dan LSMuntuk REDD+Pengaturan kelembagaan masyarakat lokal,sektor swasta dan lembaga swadayamasyarakat (LSM) adalah sama pentingnyadengan lembaga-lembaga sektor publik untukkeberhasilan pelaksanaan REDD+. Gambar 1Program Hutan Dan Iklim WWFPENGATURAN KELEMBAGAAN // 24


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSGUYANA DAN BRASIL: DUA NEGARA BERBEDA,DUA PENGATURAN KELEMBAGAAN REDD+ BERBEDAGuyana adalah sebuah negara hutan tropis yang kecil,jarang penduduknya, dengan tingkat deforestasihistoris sangat rendah. Sebuah negara penggerakawal REDD+, pengaturan kelembagaan REDD+Guyana dikembangkan langsung oleh KantorKepresidenan dan tetap sangat terpusat.Karena ketergantungan yang kuat pada pendanaanbilateral internasional, Guyana memilih pengaturankelembagaan keuangan yang sebagian besar dikelolaoleh lembaga-lembaga pembangunan multilateral.Komite Pengarah Guyana REDD+ Investment Fund(GRIF) dipimpin oleh Pemerintah Guyana dan terdiridari wakil-wakil dari donor, masyarakat sipil danpemangku kepentingan lainnya. The GRIF menerimapembayaran REDD+ dan memberikan persetujuanpada proyek-proyek investasi yang berkontribusiterhadap Rencana Pembangunan Rendah KarbonGuyana. Bank Dunia, sebagai perwalian dari GRIF,mengelola dana tersebut, dan ketika proyek telahmendapat persetujuan, uang ditransfer ke lembagalembagamitra, termasuk Bank PembangunanInter-Amerika dan badan-badan PBB terpilih yangakan melaksanakan proyek tersebut. (Lihat www.guyanareddfund.org untuk informasi lebih lanjut).Brasil merupakan negara hutan tropis yang besar,padat penduduk, dengan tingkat deforestasi yang tinggi.Brasil juga merupakan negara federal dengankewenangan besar berada di tangan negara-negarabagian. Pendekatan untuk REDD+ oleh karenanyamenjadi lebih terdesentralisasi, dengan lembagaREDD+ yang penting dikembangkan baik di tingkatfederal maupun tingkat negara bagian. Masih dalamtahap pembicaraan di Brasil mengenai bagaimana akanmenyelaraskan pendekatan-pendekatan pada berbagaitingkat ini.Program Hutan Dan Iklim WWFBrasil adalah ekonomi terbesar keenam di dunia, danmeskipun telah menerima pendanaan internasionalyang signifikan untuk REDD+, juga telah memberikankontribusi sumber daya domestik yang signifikan untukkebijakan dan tindakan REDD+. Akibatnya,pengaturan kelembagaan untuk pendanaan REDD+semua dikelola secara domestik. Yang terbesar, DanaAmazon Brasil, dikelola oleh Bank PembangunanBrasil (BNDS), bank umum dengan portofoliopemberian pinjaman lebih besar daripada Bank Dunia.BNDS mendistribusikan hibah dan pinjaman lunakkepada pemrakarsa proyek swasta dan publik sesuaidengan Pedoman Amazon Fund dan Kriteria AlokasiSumber Daya untuk mendukung empat tema utama:hutan rakyat dan hutan lindung, produksi yangberkelanjutan, pengembangan ilmu pengetahuan dankelembagaan serta mekanisme kontrol.(Lihat www.amazonfund.gov.br untuk informasi lebih lanjut).di bawah memperlihatkan berbagai perandan interaksi yang dapat dimainkanmasyarakat adat, komunitas lokal, duniausaha dan LSM dalam REDD+. Selain dalambab ini, informasi mengenai pengaturankelembagaan bagi para pelaku REDD+non-pemerintah dibahas dalam bab-babtentang kerangka pengaman sosial danlingkungan dan pembagian manfaat.Masyarakat adat dan komunitas lokal seringmemerlukan platform mereka sendiri untukmemfasilitasi inklusi dan representasi dalampengambilan keputusan REDD+, termasukmelindungi hak-hak dan kepemilikan merekadan memastikan pembagian keuntunganyang adil dan merata.Bisnis dapat memainkan berbagai peran dalamproses REDD+ dan dapat berpartisipasi dalamberbagai lembaga. Usaha kecil mungkinmemerlukan pelatihan dan dukungan untukdapat terlibat dengan REDD+, dan baik usahakecil maupun besar dapat membuat lembagaREDD+ swasta untuk memfasilitasiketerlibatan dalam REDD+. Banyak bisnis aktifdi banyak roundtable yang telah dibentuk diseputar konservasi dan sertifikasi hutan dansecara independen telah membentuk asosiasiasosiasidagang seperti Asosiasi Pasar &Investasi Iklim (CMIA).LSM sudah merupakan salah satu pemangkukepentingan utama REDD+ dengan kehadiranyang kokoh, komitmen dan keahlian dalambanyak komponen kunci dari strategi REDD+nasional dan lokal yang telah berhasil. BanyakLSM, termasuk organisasi konservasi globalWWF, telah berhasil membuat beberapapengaturan kelembagaan untuk REDD+.Organisasi masyarakat sipil telah membentukroundtable baik di tingkat nasional maupunGAMBAR 1: SELAIN SEKTOR PUBLIK: MASYARAKAT,LEMBAGA USAHA DAN LSM UNTUK REDDFUNGSI KUNCI LEMBAGA PUBLIK1. Pengelolaan2. Finansial3. Teknis4. Pelaksanaan5. Registri dan sertifikasi6. Kerangka Pengaman dan akuntabilitas7. Peningkatan kapasitasFUNGSI KUNCI DARI LEMBAGA MASYARAKATADAT DAN KOMUNITAS LOKAL1. Pertahanan kepentingan lokal: misalnyahak atas hutan, Kerangka Pengaman sosial,pembagian manfaat2. Membangun kapasitas untuk berpartisipasidalam REDD+: misalnya mencari pelatihan,dukungan teknisFUNGSI KUNCI LEMBAGA USAHA1. Memfasilitasi investasi bisnis dalam REDD+:misalnya menghimpun permintaan danpenawaran, pendanaan2. Memfasilitasi dialog dengan para pemangkukepentingan yang lain: misalnya roundtable,asosiasi perdaganganFUNGSI KUNCI LSM1. Memfasilitasi dialog antar para pemangkukepentingan: misalnya roundtable, komite,kelompok pengarah2. Peningkatan kapasitas dan pelatihan pemangkukepentingan negara dan lokal3. Memberikan dukungan teknis kepadapemangku kepentingan utama: misalnyakepada pemerintah nasional dan lokalmengenai MRVPENGATURAN KELEMBAGAAN // 25


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANlokal mengenai isu-isu seperti kerangkapengaman sosial dan lingkungan, MRV danpembagian keuntungan, serta roundtablekomoditas yang sekarang memiliki pengaruhmakin besar pada REDD+ (Lihat babMengatasi Penyebab Deforestasi danDegradasi Hutan).SUDUT PANDANG WWFNegara-negara mempunyaibanyak perbedaan dalam halkerangka hukum, tradisikelembagaan dan kemampuanlembaga-lembaga publikmereka. Hal ini mempengaruhi pilihan merekaatas pengaturan kelembagaan. Untuk alasan ini,WWF tidak memiliki posisi yang mendukungjenis pengaturan kelembagaan tertentu,menyatakan misalnya badan pemerintah manayang harus memimpin proses REDD+, atauseperti apa seharusnya pembagian tugas yangtepat di antara otoritas nasional dan sub-nasional.Namun, posisi REDD+ WWF secara umummemang memiliki implikasi yang kuat dalampembahasan pengaturan kelembagaan REDD+suatu negara.Sebuah tinjauan dari Lima Prinsip PedomanREDD+, yang ditaati WWF, dan posisi WWFmengenai REDD+ dalam UNFCCC COP 16(Cancun), COP 17 (Durban) dan COP 18 (Doha),memberikan daftar pedoman berikut untukpengaturan nasional dan institusional: 6WWF LEBIH MENYUKAI pendekatantingkat nasional untuk REDD+.Pendekatan ini konsisten dengan posisiresmi UNFCCC, dan lebih dipilih daripadapendekatan tingkat sub-nasional karenalebih cocok untuk mencegah kebocoran danmenjamin kepermanenan.Di antara pendekatan-pendekatan tingkatnasional, WWF lebih memilih pendekatanterpusat dan yurisdiksi sebagianterdesentralisasi, dibandingkanpendekatan tingkat proyek yangsepenuhnya terdesentralisasi. Alasanuntuk pilihan ini adalah bahwa pendekatanREDD+ tingkat proyek yang sepenuhnyaterdesentralisasi tidak cocok untukmencegah kebocoran dan menjaminkepermanenan. Selain itu, pendekatanREDD+ tingkat proyek tidak akan mampumengatasi penyebab deforestasi yang tidakterkait lahan (misalnya penegakan hukum,pasar, infrastruktur).Mematuhi kesepakatan UNFCCC.Pengaturan kelembagaan REDD+ nasionalharus memfasilitasi pemenuhanpermintaan UNFCCC, sesuai denganbagian Konteks Kebijakan Internasional.Pengaturan kelembagaan REDD+mungkin memerlukan dukungan yangkuat atau bahkan partisipasi langsunglembaga tingkat tinggi. MelaksanakanREDD+ akan memerlukan komitmendan pengaturan kelembagaan REDD+tingkat tinggi, dan, setidaknya padaawalnya, mungkin perlu melibatkanpartisipasi pemerintah di tingkat tinggi(misalnya Lembaga Kepresidenan dan/atau Menteri Keuangan).Menghasilkan pembagian kerja yangbenar di antara lembaga nasional dansub-nasional. Hal ini sangat pentinguntuk memastikan koherensi dankerjasama antara pendekatan-pendekatanREDD+ nasional dan sub-nasional.Kejelasan keuangan adalah hal yangsangat penting. Menentukan siapa yangakan mengelola dana dan bagaimana danaakan mengalir melalui sistem REDD+merupakan hal yang penting.Memahami fungsi apa saja yang perludilakukan untuk melaksanakan REDD+.Ini adalah pedoman yang baik untukmenentukan pengaturan kelembagaan.Peduli akan 3E. Setiap pengaturankelembagaan REDD+ perlu memenuhi 3E:efficacy, efficiency dan equity atau efikasi,efisiensi, dan keadilan.Pengembangan kelembagaan memilikiberbagai prioritas dan persyaratankapasitas. Jadi, mungkin merupakan halyang benar untuk melakukan prosespengembangan bertahap, di mana berbagaibagian pengaturan kelembagaan REDD+berkembang dengan kecepatan berbeda,asalkan ada peta jalan untuk memastikanbahwa semua bagian akan saling sesuai.Platform kelembagaan yang kuat bagipara pemangku kepentingan REDD+non-pemerintah juga diperlukan. WWFsecara khusus tertarik dan aktif dalampenciptaan ruang kelembagaan untukmemfasilitasi keterlibatan masyarakatadat, komunitas lokal, organisasimasyarakat sipil dan LSM dalam REDD+tingkat lokal dan nasional.SUMBER LEBIH LANJUTAngelsen, A. (ed.). 2009.Realizing REDD+ NationalStrategy and Policy Options(Mewujudkan Pilihan StrategiNasional dan KebijakanREDD+), CIFOR, Bogor, Indonesia.Costenbader, J. 2009. Legal Frameworks forREDD (Kerangka Hukum untuk REDD).IUCN, Gland, Swiss.Haskett, J. dan Gutman, P. 2010. Taking Stockof the Global Environment Facility Experiencewith Payments for Environmental ServicesProjects. In: Tacconi, L. (ed.), Payments forEnvironmental Services, Forest Conservationand Climate Change. Livelihoods in the REDD?(Menimbang Pengalaman Global EnvironmentFacility dengan Proyek Pembayaran untuk JasaLingkungan. Dalam: Tacconi, L. (ed.),Pembayaran Jasa Lingkungan, KonservasiHutan dan Perubahan Iklim. Mata pencahariandalam REDD? Edward Elgar, Inggris.Streck, C. dkk. 2009. REDD+ InstitutionalOptions Assessments (Penilaian PilihanKelembagaan). Meridian Institute,Washington, DC.Visseren-Hamakers, IJ, Gupta, A., Herold, M.,Peña - Claros, M., Vijge, M. 2012. Will REDD+Work? The Need for Interdisciplinary Scienceto Address Key Challenges. Current Opinionin Environmental Sustainability (ApakahREDD+ akan Berhasil? Kebutuhan akan IlmuInterdisipliner untuk Mengatasi TantanganKunci. Opini Saat Ini mengenai KelestarianLingkungan) 4, 590-596.Lihat bab Sumber Daya REDD+ WWF.Program Hutan Dan Iklim WWFPENGATURAN KELEMBAGAAN // 26


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANCATATAN AKHIR1. Istilah “lembaga” di sini digunakansecara sempit untuk mendefinisikanaktor-aktor dan lembaga yangmelakukan fungsi REDD+ dan tidaktermasuk aturan dan hukum.Masalah hukum dibahas dalambab-bab lain dari publikasi ini.2. Lihat Streck dkk. (2009).3. Informasi tentang dana multinasional REDD+, kebijakandan rekomendasi mereka ke negara-negara REDD+dapat ditemukan di situs-situs web berikut: www.un-redd.org, www.forestcarbonpartnership.org danwww.climateinvestmentfunds.org. Sebuah sumberinformasi yang baik mengenai pasar karbon hutanadalah Forest Trends: www.forest-trends.org.4. Hal yang sama dapat dikatakan mengenai sistem yangberdasarkan pasar karbon berbasis hasil. Tidak adadana atau fund manager dalam sistem yang sepertiCDM, hanya transaksi satu lawan satu.5. Lihat www.conservationfinance.org, website dariConservation Finance Alliance (Aliansi KeuanganKonservasi), untuk melihat review yang baik mengenaidana konservasi.6. Lihat WWF bab Sumber REDD+ untuk melihat daftarposisi dan publikasi REDD+WWF.Program Hutan Dan Iklim WWFPENGATURAN KELEMBAGAAN // 27


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+TATA KELOLA REDD+KERANGKA HUKUMDAN PERATURAN© Jennifer Ferguson-Mitchell/WWFUNDUH BAB INIProgram Hutan Dan Iklim WWF KERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 28


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPESAN KUNCIn Desain dan implementasi REDD+ membawa tantangan hukumbaru bagi pemerintah negara-negara hutan tropis yang sedangberkembang yang mungkin memerlukan reformasi signifikanterhadap kerangka hukum nasional dan sub-nasional.n Selama proses desain kerangka kerja hukum akan penting untukmembangun partisipasi masyarakat dan proses konsultasidalam tahap awal pengembangan strategi REDD+ untukmemastikan bahwa sistem REDD+ dirancang dengan cara yangmengakui kebutuhan dan keprihatinan masyarakat setempat.n Mengingat urgensi dalam melaksanakan REDD+, akan sangatpenting untuk segera memulai pengerjaan desain,implementasi dan penegakan legislatif. Untuk sementara,tindakan sementara dapat memungkinkan kegiatan REDD+ ditingkat nasional dan sub-nasional untuk dimulai sementarasolusi jangka panjang masih dicari.Program Hutan Dan Iklim WWF KERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 29


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© WWF-Canon / Mike GoldwaterPENDAHULUANDesain dan implementasi strategi REDD+nasional dan sub-nasional akanmenimbulkan tantangan hukum baru yangsignifikan untuk negara-negara hutantropis. Di banyak negara ini akan berartiperombakan perundang-undangan nasional dansub-nasional yang ada, termasuk pengembangansistem hukum baru, adaptasi hukum yang adadengan perubahan keadaan dan penghapusankebijakan dan insentif yang tidak sesuai.Walaupun ada beberapa preseden, misalnyadengan program pembayaran jasa ekosistem(PES) dan pasar lain untuk jasa lingkungan, halini jarang dilaksanakan pada skala dankecepatan yang diharapkan untuk REDD+. Olehkarena itu proses ini akan membutuhkanpertimbangan yang cermat, termasuk konsultasidan keterlibatan berbagai pemangkukepentingan nasional dan internasional untukmemastikan desain kebijakan dan undangundangini efektif, efisien dan adil.Desain dan implementasi kerangka hukum untukREDD+ akan memerlukan berbagai keputusansubyektif, dan sering kontroversial, tentanghak-hak, manfaat dan kekuasaan pengambilankeputusan serta serangkaian pertanyaan legalmengenai bagaimana keputusan-keputusantersebut harus dilaksanakan. Sebuah jaringanhukum yang koheren akan diperlukan, lebihdaripada hanya undang-undang mengenailingkungan dan hutan, termasuk undang-undangpertanian, infrastruktur dan pembangunan, yangidealnya akan mampu beradaptasi denganperubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan,ekonomi dan kebijakan.Mengingat seringnya tingkat tata kelola hutanyang buruk di negara berkembang, reformasihukum juga memerlukan ditingkatkannyaimplementasi dan penegakan hukum kehutanan.Selain itu, sejumlah besar dana yang diharapkanakan diberikan melalui REDD+ akanmemerlukan kerangka fidusia yang disusundengan baik untuk memastikan tercapainyatujuan-tujuan global secara terus-menerus.Akhirnya, akan ada kompromi implisit dalamkompleksitas dan urgensi dalam melaksanakanREDD+. Walaupun penting untuk mulai segeramengerjakan desain, implementasi danpenegakan kerangka hukum REDD+ untukmemastikan bahwa upaya-upaya penguranganemisi segera dimulai, hal tersebut mungkinmemerlukan upaya jangka panjang dan khususuntuk dapat selesai sepenuhnya. Untuksementara, langkah-langkah adaptif sementaraakan memungkinkan kegiatan REDD+ ditingkat nasional dan sub-nasional untukdimulai sementara solusi jangka panjangsedang dikembangkan.KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALBerbagai hukum internasionalrelevan dengan pelaksanaankerangka hukum REDD+ ditingkat nasional dansub-nasional. WalaupunKonvensi Kerangka Kerja PBB tentangPerubahan Iklim (UNFCCC) telah merupakanbadan penetapan standar utama untuk REDD+,konvensi-konvensi internasional lainnyamemiliki peran kunci dalam menetapkankonteks di mana tujuan lain dari REDD+,misalnya hak untuk berpartisipasi,diimplementasikan.COP 16: Cancun 2010Dalam Konferensi ke-16 Para Pihak UNFCCC(COP 16) di Cancun tahun 2010, UNFCCCmemberikan referensi khusus, dalamkeputusannya, bahwa REDD+ harus “konsistendengan tujuan program-program kehutanannasional serta konvensi dan kesepakataninternasional yang relevan”. 1 Keputusankeputusanini, yang secara kolektif dikenalsebagai The Cancun Agreements (KesepakatanCancun), juga memberikan penekanan kuatpada pelibatan pemangku kepentingan,mengakui “kebutuhan untuk melibatkan parapemangku kepentingan di tingkat global,regional, nasional dan lokal, baik itu pemerintah,swasta maupun masyarakat sipil, termasukpemuda dan penyandang cacat, dan bahwakesetaraan gender dan partisipasi efektif dariperempuan dan masyarakat adat sangat pentinguntuk tindakan yang efektif dalam semua aspekperubahan iklim”. 2 Posisi ini lebih diperkuatdengan keputusan tentang REDD+, yangmenyatakan bahwa “Para Pihak negaraberkembang, ketika mengembangkan danmenerapkan strategi nasional atau rencana aksi[harus memastikan] partisipasi penuh danefektif dari pemangku kepentingan yang relevan,antara lain masyarakat adat dan komunitaslokal”. 3 Para Pihak di Cancun juga menyepakatikerangka-kerangka pengaman tertentu yangberkaitan dengan “pengetahuan dan hak-hakmasyarakat adat dan anggota komunitas lokal” 4sebagaimana dimaksud dalam bab KerangkaPengaman Sosial dan Lingkungan.Inisiatif Multilateral REDD+Forest Carbon Partnership Facility (FCPF),yang sekretariatnya adalah Bank Dunia, danProgram UN-REDD telah mengembangkanberbagai panduan tentang pelibatan efektifpemangku kepentingan dalam REDD+. Takdapat dipungkiri yang paling penting daripanduan-panduan ini adalah Pedomanbersama UN-REDD dan FCPF mengenaiPelibatan Pemangku Kepentingan (UN-REDDdan FCPF, 2012) yang dirancang untukmendukung pelibatan pemangku kepentinganyang efektif dari masyarakat adat danmasyarakat yang bergantung pada hutan dalamREDD+. Panduan lainnya adalah Prinsip danKriteria Sosial dan Lingkungan HidupUN-REDD (REDD-PBB, 2012) dan PedomanFPIC UN-REDD (UN-REDD, 2012).Keputusan yang berkaitan dengan hakpartisipasiSelain hukum internasional yang murniterkait dengan iklim, ada serangkaianundang-undang internasional yangmenyediakan kerangka kerja mengenaipartisipasi dalam REDD+. Perundangan inidibahas dalam bagian Partisipasi di bawah.Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 30


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPILIHAN NASIONAL DAN SUB-NASIONALTiga isu utama yang pentingdalam pengembanganperundang-undangannasional dan sub-nasionalyang mendukung REDD+:n Desain, implementasi dan penegakanUU: masalah ini merupakan mayoritasurusan hukum di negara-negara REDD+,dan harus bekerja sama agar REDD+ dapatdiperluas secara koheren dari visikebijakan terpadu ke tindakan di lapanganyang efektif, efisien dan adil;n Hak: mencakup kepemilikan sumber dayalahan, kayu dan hutan, serta hak atas karbon;Desain, implementasi danpenegakan legislatifTitik awal untuk reformasi hukum bagisebagian besar negara yang terlibat dalamREDD+ adalah desain, implementasi danpenegakan perundangan REDD+. Isu-isu inisering ada banyak dan tersebar luas di seluruhsektor, kementerian dan yurisdiksi, namunpada umumnya perlu diselesaikan agar REDD+dapat memenuhi tujuan jangka panjangnya. Dibanyak negara, UU yang tepat mungkin di ataskertas sudah ada, tetapi UU tersebutbertentangan dengan undang-undang lain atautidak dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yangpendanaannya buruk yang bertanggung jawabatas administrasi hukum.membuat undang-undang pembangunanberkelanjutan yang baru di atas undang-undangyang tidak kompatibel, sehingga menghasilkan“proliferasi peraturan” yang kontra-produktif.Ketika merancang kebijakan dan hukumREDD+, para pembuat kebijakan akandihadapkan dengan berbagai undang-undangfederal dan negara bagian yang ada yangseringkali terfragmentasi dan membuat merekamerasa tidak berdaya. Perundangan tersebuttermasuk undang-undang pokok serta peraturansekunder yang mengikat di tingkat nasional dansub-nasional. Juga sering di samping kebijakanatau strategi REDD+ dan perubahan iklimnasional yang tidak mengikat.lembaga mengenai arah program REDD+ diIndonesia (Costenbader dan Veney, 2011).Konflik seperti ini akan penting untukdiselesaikan dalam proses REDD+ seawalawalnya,dengan menyerasikan danmengarusutamakan perundangan yangterkait REDD dengan sektor-sektor lain.Idealnya, hal ini akan memberikan prioritaspada hukum lingkungan yang memihakREDD+ dibanding undang-undang yangmempromosikan penggunaan lahan yangbertentangan, apakah itu terkait sektorkehutanan (misalnya penebangan komersial)atau yang lain (misalnya pertambangan,minyak bumi atau pembangunan ekonomi).n Partisipasi: termasuk mekanisme untukmemastikan bahwa para pemangkukepentingan dan, khususnya, para penghunihutan yang rentan memiliki akses terhadapinformasi, partisipasi dalam pengambilankeputusan, akses terhadap keadilan dankebebasan berekspresi.Bagian berikut menguraikan bagaimanaketiga bidang di atas mempengaruhi prosespengambilan keputusan bagi negara-negarayang menerapkan strategi REDD+ nasionaldan sub-nasional. Urusan reformasi hukumjuga akan memiliki implikasi yang luas dibanyak wilayah lain dari pelaksanaanREDD+; masalah-masalah ini akan dibahaslebih lanjut dalam bab-bab lain dalampublikasi ini, termasuk Assessing Finance,Benefit-Sharing Mechanisms, Social andEnvironmental Safeguards, InstitutionalArrangements, Reference Levels, danMonitoring, Measurement Reporting andVerification.Agar efektif, undang-undang mengenaiREDD+ perlu (a) mengarusutamakan danmenyelaraskan berbagai tujuan peraturanREDD+ dengan peraturan lainnya yang relevandalam visi kebijakan keseluruhan yang jelas,menghindari “proliferasi peraturan”, dan (b)dilaksanakan melalui keputusan sekunder yangditegakkan secara memadai.Desain legislatifKerangka hukum untuk konservasi hutan danpengelolaan sumber daya alam seringbertentangan dengan perencanaanpembangunan ekonomi nasional, yangdidasarkan pada model-model produktivitasekonomi yang lama. Oleh karena itu, kecualikalau direformasi, kebijakan dan insentif yangada dirancang untuk memaksimalkan konversihutan menjadi lahan pertanian atau pemanfaatanlainnya yang lebih “produktif secara ekonomi”yang dapat membuat aliran keuangan yang lebihbaru yang dirancang untuk mendorong kegiatanberkelanjutan seperti REDD+ nampak sangatkecil. 5 Bukannya mengatasi konflik ini, banyaknegara menganggap lebih mudah untukSelama perancangan kerangka hukum REDD+,kebijakan-kebijakan yang tidak koheren dansaling bertentangan dapat ditangani dengan:(a) menyesuaikan undang-undang dankebijakan perencanaan hutan, penggunaanlahan, serta undang-undang dan kebijakanterkait lainnya yang ada untuk memaksimalkaninsentif untuk mitigasi perubahan iklim, atau(b) mengembangkan undang-undang nasionaldan sub-nasional lintas sektor REDD+ yangbaru dan menghindari proliferasi peraturandengan bekerja keras dan hati-hati.Jika suatu negara gagal mengkoordinasikansistem hukumnya secara memadai, hal ini dapatmenyebabkan kebingungan sebanyak atau justrulebih banyak daripada yang akan diakibatkanoleh kerangka hukum yang lemah atau kurangsempurna dikembangkan. Di Indonesia,misalnya, banyak kebijakan yang tumpangtindih dan kadang-kadang saling bertentanganmengenai hutan, kepemilikan lahan, danperencanaan tata ruang. Dalam hubungannyadengan kurangnya hirarki peraturan, haltersebut mengakibatkan persaingan antarHarmonisasi seperti itu, betapapunsederhananya dalam teori, mungkin dalamprakteknya tidak akan begitu mudah untukdicapai. Kepentingan-kepentingan keuanganserta kepentingan politik yang salingbertentangan seringkali masih mendukungpengelolaan hutan dan lahan yang tidakberkelanjutan. Di Uganda, misalnya, meskipunada reformasi hukum secara luas sejak tahun1995 yang bertujuan untuk memastikanpengelolaan hutan yang berkelanjutan,pemerintah telah melepaskan banyak cadanganhutan dalam dekade terakhir dalam rangkamendorong pengembangan industri danpertanian. Akibatnya, lembaga dan institusiyang pada awalnya didirikan untuk mengelolahutan secara lestari sekarang berada dalamsituasi yang melumpuhkan karena dituntutuntuk menegakkan kebijakan pemerintah baikmendukung maupun menentang konservasihutan (Advokat Koalisi Pembangunan danLingkungan Hidup, 2005; Kakuru, 2011).Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 31


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANoleh hukum adat dan lembaga masyarakat adatserta telah diakui oleh berbagai perjanjian hakasasi manusia dan sistem hukum internasional.Namun, hukum adat di masyarakat adat danmasyarakat lokal (IPLC) seringkali sangatkompleks dan pada umumnya kurangpengakuan atau dokumentasi resmi daripemerintah nasional dan sub-nasional; sebuahbagian utama konflik kepemilikan lahan munculdari perbedaan antara hak atas tanah resmi danadat. Untuk informasi lebih rinci tentangbentuk-bentuk penguasaan dan hak-hak atastanah, silakan lihat bab Kerangka PengamanSosial dan Lingkungan.Lebih dari 80 persen hutan tropis secara hukumdipegang oleh negara (bagian), meskipun tingkatkepemilikan pemerintah bervariasi antaranegara yang satu dengan yang lain. 7 Sebuahsurvei tahun 2009 menemukan bahwa IPLChanya memiliki 18 persen lahan hutan tropismeskipun telah memiliki akses yang signifikandan sudah berlangsung lama dan hakpenggunaan untuk sebagian besar daerah hutantropis. Kontradiksi semacam itu menciptakankonflik ketika, misalnya, pemerintah nasionalmengalokasikan lahan untuk peluang investasibagi lahan hutan yang tidak “dilindungi” yangmungkin sebenarnya telah dialokasikan untukIPLC (Rights and Resources Initiative, 2009).Perbedaan antara kepemilikan tanah resmi danadat ini telah menyebabkan adanya saran untukmemberlakukan rezim “kepemilikan sumberdaya” yang lebih pragmatis di manasekumpulan hak atas berbagai sumber dayadalam sebidang tanah tertentu dapatdialokasikan kepada beberapa kelompokpengguna sekaligus (Lyster 2011). 8Selain konflik antara hak kepemilikan tanahsecara adat dan secara hukum, tantanganumum lainnya yang terkait kepemilikanadalah (Christy, Di Leva dkk, 2007; Sunderlin,Hatcher dkk, 2008.):n Penguasaan terpisah atas tanah danpohon-pohon di atasnya (dan mungkinsumber daya non – kayu yang lain);n Alokasi ke beberapa orang atau entitas;n Klaim kepemilikan yang bertentangan;n Catatan yang saling bertentangan, tidaklengkap atau kuno;n Konflik atau kebingungan tentang kategorikategorikepemilikan;n Penegakan dan pelaksanaan reformasiyang kurang memadai;n Kurangnya kemajuan dalam hak-hak yangmelengkapi reformasi penguasaan hutan;n Pemerintah lebih memilih konsesi industridan konservasi dibandingkan manusia;n Persaingan di dalam dan di antaramasyarakat kehutanan;n Lemahnya kinerja pemerintah dalammemajukan reformasi.Hak karbonSelain penguasaan lahan, negara-negaraREDD+ juga perlu mendefinisikan hak yangberkaitan dengan penyimpanan danpenyerapan karbon hutan. Hak karbon adalahjenis properti baru dan menantang denganberbagai potensi definisi hukum (Takacs,2009). Dalam bab ini, istilah hak karbondigunakan untuk merujuk pada kepemilikanhak untuk manfaat dan kewajiban yang timbuldari kegiatan yang diperlukan sebelum kreditkarbon dapat diperoleh. Umumnya, hakkarbon dapat didefinisikan dengan tigametode (Vhugen, Aguilar dkk. 2012.):n Undang-undang baru yang eksplisitn Interpretasi peraturan yang sudah adan Kesepakatan kontraktualKlarifikasi mengenai hak atas karbon akansangat relevan untuk negara atau negarabagian yang tertarik untuk menarik investasisektor swasta, karena hak karbon yang amanakan membantu menjamin investasi dansecara teoritis memungkinkan kepemilikankarbon untuk dipisahkan dari pohon-pohondan tanah. Hak karbon juga akan menjadipenting untuk mendistribusikan manfaatyang mungkin timbul dari kegiatan REDD+kepada para pelaku yang lain, termasuk IPLC.Klarifikasi hak atas karbon berkaitan eratdengan kepemilikan lahan dan akanmemerlukan perencanaan dan pertimbanganyang matang atas hasil yang potensial.Undang-undang hak karbon saat ini hanyaterdapat di dua negara maju di seluruh dunia(Australia dan Selandia Baru), segelintirnegara-negara berkembang (misalnya Vanuatu)dan beberapa negara bagian (misalnya Alberta,Kanada dan Amazonas, Brazil). Beberapanegara (bagian) lain memiliki undang-undangyang memungkinkan hak karbon untukdijelaskan sesuai dengan teori-teori hukumyang sudah ada sebelumnya seperti hak pakaihasil, atau hak untuk menggunakan danmenikmati keuntungan dan kegunaan darisesuatu yang merupakan milik pihak yang lainasalkan properti tidak rusak atau diubahdengan cara apapun (misalnya Madagaskar),atau peraturan real estat yang lain yang lebihrumit (misalnya Kosta Rika). Tidak ada negaramaju yang pada saat ini telah membentuksistem hak karbon nasional yang ditautkan kebaseline nasional dan mencakup menghindarideforestasi dan degradasi hutan, seperti yangdiharapkan melalui REDD+ (Takacs, 2009;Vhugen, Aguilar et al, 2012.).Seperti yang dibahas dalam bagian mengenaidesain legislatif, klarifikasi hak atas karbondapat dilaksanakan melalui undang-undangbaru ataupun interpretasi dan penyesuaianperundangan yang telah ada. Selain itu, hakkarbon dapat dijelaskan melalui perjanjiankontraktual. Ketiga pendekatan ini dibahassecara lebih rinci di sini:Undang-undang baru yang langsungmenangani masalah hak karbon memilikikeuntungan yang memungkinkan perjanjiankarbon (misalnya kontrak) untuk terdaftar dandapat diberlakukan oleh pemerintah, sehinggasangat meningkatkan jaminan untuk para pihak(Takacs, 2009). Australia dan Selandia Barumerintis undang-undang hak karbon dalamhubungannya dengan sistem perdagangan emisisesuai dengan komitmen Protokol Kyoto merekadi tingkat sub-nasional dan nasional danmemberikan pelajaran penting bagi REDD+(meskipun dengan modifikasi yang tepat yangtergantung pada sistem hukum yurisdiksi,kapasitas dan kemampuan penegakan) (Cox danPeskett, 2010).Pemerintah menghadapi keputusan pentingketika mengakui hak karbon, terutama yangberkaitan dengan hubungannya denganpenguasaan lahan dan insentif yang dapatdiciptakan alokasi ini. Ada beberapa pilihanuntuk alokasi hak karbon: negara dapatmengklaim semua hak karbon ataumendelegasikan semua atau sebagian hakkarbon kepada mereka yang memiliki ataumengelola hutan. Kalau memegang semua hakkarbon, negara masih dapat mengalokasikanpendapatan dari kredit karbon kepada pemiliktanah dan penghuni hutan.Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 33


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPenafsiran peraturan yang ada dapatmemberikan indikasi mengenai bagaimana hakkarbon akan diatur dan siapa yang berwenanguntuk mengembangkan hak-hak tersebutapabila tidak ada peraturan yang secaraeksplisit membahas hak karbon. Di Guyanamisalnya, karena memiliki semua hutan negara,yang merupakan hampir seluruh kawasanhutan di negeri ini, pemerintah diasumsikansebagai pemilik hampir semua karbon hutandomestik. Akan tetapi, sejauh mana pemilikkonsesi hutan dikenakan biaya royalti ataskarbon hutan untuk hutan yang mana akantergantung pada apakah Komisi KehutananGuyana (GFC) mengatur karbon sebagai “hasilhutan” atau mentransfer hak karbon kepadaorang atau badan lain (Janki, 2009).Akan tetapi, menafsirkan hukum yang adamemiliki risiko karena banyak negara REDD+masih memiliki rezim penguasaan ataukepemilikan yang kurang jelas untuk lahanhutan. Selain itu, karena negara nantinya dapatmemutuskan untuk membuat tafsiran baru hakkarbon atau dapat mengeluarkan undangundangbaru yang langsung menanganimasalah hak karbon, pendekatan semacam itubisa menimbulkan risiko terlalu tinggi bagiinvestor. Kalau pemerintah menentukan hakkarbon secara ambigu dengan hukum, makaakan perlu ada jaminan yang jelas bahwa sistemhukumnya akan menghormati danmemberlakukan kontrak mengenai karbonhutan tersebut dan lebih disukai kalaupemerintah juga akan memberikan kompensasikepada pemilik properti apabila pemerintahkemudian memberlakukan undang-undangyang mengesampingkan hak-hak tersebut padamasa mendatang. Atau, Asuransi resiko politik(PRI) yang ditawarkan oleh organisasiorganisasiseperti Badan Penjamin InvestasiMultilateral (MIGA) untuk Bank Dunia atauProgram Hutan Dan Iklim WWFSTUDI KASUS SINGKATMEMPEROLEH HAK PENGUASAAN LAHAN UNTUK REDD+ BERBASIS MASYARAKATKonteksDi Republik Demokratik Kongo (DRC), penggunaanlahan dan akses ke sumber daya menjadi rumit karenaadanya sistem ganda hukum undang-undang danhukum adat mengenai kepemilikan lahan. Berdasarkanperaturan perundang-undangan saat ini, sebagian besartanah merupakan milik negara, dan rakyat pedesaanhanya bisa mendapatkan hak penggunaan melaluiatribusi “konsesi”. Di sisi lain, dan terutama di daerahpedesaan dan pinggiran kota, pendekatan adatterhadap penguasaan lahan dan pemanfaatan sumberdaya alam tetap merupakan sistem de facto, dengankepala desa tradisional melakukan pengelolaan aksesterhadap tanah dan sumber daya alam. Walaupunbeberapa teks hukum mengakui hak-hak masyarakat,teks-teks tersebut sering saling bertentangan.WWF secara aktif bekerja di wilayah Lac Tumba diRepublik Demokrasi Kongo untuk menangani masalahkepemilikan lahan. Melalui penggunaan lahan berbasismasyarakat dan rencana pengelolaan sertapembentukan komite lokal untuk pembangunan dankonservasi (CDC), dianjurkan dilaksanakannya prosespengambilan keputusan yang partisipatif untukmembantu menetapkan kepemilikan lahan.Perubahan yang diharapkann Meningkatkan kemampuan masyarakat untukberpartisipasi dalam proses pengambilan keputusantentang penggunaan lahan dengan pengembangankapasitas pada isu-isu politik, hukum dan kontraktualyang dapat mempengaruhi penggunaan lahan danhak-hak lokal.n Mendukung pengembangan rencana penggunaandan pengelolaan lahan berbasis masyarakat sebagaidasar untuk mendefinisikan kepemilikan lahan,mendorong pengelolaan wilayah yang berkelanjutandan mekanisme berbagi manfaat.PencapaianSetidaknya sekarang ada 350 CDC di tingkat desa, dankomite-komite ini telah diorganisir berdasarkan strukturtradisional dari kelompok-kelompok etnis yangberpartisipasi. CDC adalah ruang di mana pengambilankeputusan mengenai lahan dan pengelolaan sumberdaya alam secara tradisional terjadi dan merekadianggap sebagai platform untuk dialog dan aksi untukpengembangan desa. CDC juga berfungsi sebagaisaluran komunikasi penghubung di antara masyarakatdan lembaga-lembaga lain di tingkat lokal, negarabagian dan propinsi.Pemetaan dilakukan di 135 terroirs (wilayah lahan,termasuk karakteristik geografis, geologi dan ekologiyang relevan). Informasi geografis dan data terkaitlainnya yang dikumpulkan melalui kegiatan pemetaantelah dibagikan kepada lembaga-lembaga termasukInstitut Géographique du Congo (Institut GeografiKongo) dan Institut National de la Statistique (InstitutStatistik Nasional) di tingkat nasional dan propinsi.Peta-peta yang dicetak telah didistribusikan kepadamasyarakat dan pemerintah.Pemberdayaan masyarakat tumbuh melalui penguatanpengetahuan adat dan penggunaan lahan masyarakat.Kegiatan pemetaan mendorong pengetahuan danpraktek-praktek tradisional dan mempromosikanmanajemen hutan rakyat yang lebih efektif. Proses inijuga memberdayakan masyarakat dengan memastikanbahwa kekuasaan adat dan penggunaan lahan olehmasyarakat, termasuk oleh perempuan, diperkuat dandiintegrasikan ke dalam perencanaan penggunaan lahan.TantanganBiaya untuk kegiatan pemetaan tinggi dan operasinyasulit secara logistik. Biaya yang berkaitan dengankegiatan pemetaan komunitas berkisar antara US$2.000 dan US$ 3.000 per terroir, tergantung padalogistik dan keterjangkauan setiap daerah. TimPemetaan juga menemukan bahwa merekamembutuhkan waktu antara tiga dan tujuh hari perterroir untuk dapat mempelajari dan melakukan survei dimasing-masing daerah secara tuntas.Pelajaran yang diperolehDukungan dan pelaksanaan dari masyarakatmembutuhkan waktu. Selama dilakukan pemetaan,sebagian anggota masyarakat enggan untukberpartisipasi pada awalnya. Namun, perubahan sikapterjadi ketika para anggota masyarakat mulaimempercayai proses tersebut dan melihat potensimanfaatnya. Pemerintah daerah harus dilibatkan dalamsetiap tahap proses ini. WWF secara sistematismenyertakan perwakilan dari Administration du Territoire(pemerintah lokal) dalam kegiatan pemetaan. Paraanggota perwakilan lokal ini juga berpartisipasi dalamlokakarya pembentukan dan validasi akhir untuk prosesini dan membantu membangun kepercayaan antarakantor WWF dan masyarakat.Memahami kekuasaan dan administrasi adat sangatpenting untuk legitimasi dan kelangsungan proyekREDD+. Di negara seperti Kongo di mana hukum adatmemainkan peran yang menentukan dalam pengelolaanpemanfaatan lahan, penting untuk bekerja denganpemimpin lokal dari awal dan mendapatkan persetujuanmereka untuk melibatkan masyarakat lokal dalamisu-isu yang terkait REDD+.* Studi kasus singkat ini diproduksi pada tahun 2012.KERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 34


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANOverseas Private Investment Corporation(OPIC) di AS dapat memitigasi risiko yangditimbulkan oleh perubahan dalam undangundangnegara tuan rumah (Cranford danParker, 2012).Perjanjian kontraktual atas karbon hutanmerupakan sarana ketiga untuk mendefinisikanhak karbon yang mungkin cocok dengan salahsatu pilihan di atas. Tergantung pada sifat dariperjanjian, kontrak dapat dibuat dalam bentukperjanjian properti (meliputi tanah) atau hartapribadi (selain tanah dan dengan demikiantidak ada akses pada hak-hak yang terdaftarpada negara dan berlaku) (Takacs, 2009).Meskipun ada perhatian yang tiba-tiba dalambeberapa tahun terakhir yang terfokus padahak karbon, mungkin tidak dianjurkan bahwasetiap negara hutan yang sedang berkembangyang tengah mempertimbangkan programREDD+ untuk menentukan hak karbon,terutama di mana ada tantangan yangsignifikan untuk menyelesaikan masalahkepemilikan lahan. Selain itu, hak karbon yangjelas akan lebih penting bagi negara-negarayang mencari investasi dari pembiayaankarbon swasta daripada untuk programREDD+ yang didanai publik. Meskipundemikian, kejelasan hak karbon akan menjadipenting dalam jangka panjang untukmengatasi penyebab deforestasi dan untukmendistribusikan manfaat yang timbul dariprogram REDD+ secara adil dan efisien.PartisipasiIsu terakhir yang perlu diatasi negara dalamdesain kerangka kerja hukum nasional dansub-nasional mereka yang mendukungREDD+ adalah peran partisipasi masyarakatdalam pengambilan keputusan. Partisipasimerupakan hal yang sangat penting untukProgram Hutan Dan Iklim WWFpengambilan keputusan, alokasi sumber daya,berbagi informasi dan distribusi manfaatyang mantap (Cohen dan Uphoff, 1980).Proses partisipatif juga penting dalammempromosikan penerimaan sosial darikerangka hukum. Pada gilirannya, proses inidapat sangat mengurangi beban penegakanhukum di masa depan dan menjadi dasaryang lebih baik untuk pengambilankeputusan dan desain mekanisme REDD+.Mengembangkan prosedur partisipatif akanmerupakan hal yang mendasar untukkeberhasilan regulasi dalam jangka panjang,karena bahkan sistem REDD+ yangdirancang dan diimplementasikan dengansempurna pun perlu disesuaikan dengankeadaan yang berubah dan akan memerlukanmasukan yang terus-menerus dari parapemangku kepentingan kunci untukmendasari perubahan semacam itu.Walaupun partisipasi dalam program REDD+sering dibingkai dalam konteks masyarakat dankelompok marjinal (misalnya masyarakat adatdan perempuan), bagian ini berfokus padapemangku kepentingan yang lebih beranekaragam seperti yang didefinisikan olehkelompok-kelompok berikut (Daviet, 2011):n Pemerintah atau sektor publik: institusidan wilayah tingkat pusat/federal, negarabagian/daerah, atau propinsi/kabupatendan kota;n Masyarakat sipil domestik: LSM lokal,nasional dan internasional, denominasiagama, perguruan tinggi, lembagapenelitian, organisasi petani, organisasimasyarakat adat, serikat pekerja/buruh,organisasi masyarakat, dan organisasi yangmewakili perempuan, pemuda dankelompok rentan lainnya;n Sektor swasta: perusahaan, asosiasi,organisasi, koperasi, dan pemilik individuseperti perbankan, transportasi, industri,pemasaran, layanan profesional dan media;n Pemegang Hak: pemilik properti,masyarakat adat dan kelompok kesukuan,komunitas atau individu yang secaratradisional atau resmi diakui memeganghak pakai hasil (dan/atau yang lain) atastanah atau sumber daya yang akanterpengaruh oleh keputusan yang dibuat;TABEL 1: DAFTAR PERJANJIAN LINGKUNGAN INTERNASIONAL KUNCI YANG MENEGASKAN HAK BERPARTISIPASIHak Akses InformasiHak untuk Berpartisipasidalam PengambilanKeputusanHak Akses terhadapPeradilanRight of Freedomof Expression» Int’l Covenant on Civil and Political Rights(Kovenan Internasional tentang Hak Sipil danPolitik) — Pasal 19» Aarhus Conv. (Europe, Caucasus, Central Asia)atau [Konvensi Aarhus (Eropa, Kaukasus, AsiaTengah)] —Pasal 5, 6, Pasal 4 (1) (tugas pasif)» Universal Declaration of Human Rights (DeklarasiUniversal Hak Asasi Manusia) — Pasal 19» UNFCCC —Pasal 4 (tugas pasif), 6 (tugas aktif),lihat juga 12 (komunikasi nasional)» Int’l Covenant on Civil and Political Rights(Kovenan Internasional tentang Hak Sipil danPolitik) — Pasal 25» Universal Declaration of Human Rights (DeklarasiUniversal Hak Asasi Manusia) — Pasal 21» Aarhus Conv. (Konvensi Aarhus)—Pasal 3, 6» UN Declaration on the Rights of Indigenous People(Deklarasi PBB tentang Hak-Hak MasyarakatAdat) - Pasal 5, 18, 27» Int’l Conv. on the Elimination of Racial Discrimination(Konvensi Internasional tentang PenghapusanDiskriminasi Rasial) — Pasal 5(c)» Int’l Covenant on Civil and Political Rights(Kovenan Internasional tentang Hak Sipil danPolitik) - Pasal 2 (3) (a - c), 9, 14, 15» Aarhus Conv (Konvensi Aarhus) — Pasal 9» Universal Declaration of Human Rights (DeklarasiUniversal Hak Asasi Manusia) — Pasal 8» UN Declaration on the Rights of Indigenous People(Deklarasi PBB tentang Hak-Hak MasyarakatAdat) — Pasal 20 (2), 28, 40» Universal Declaration of Human Rights (DeklarasiUniversal Hak Asasi Manusia) — Pasal 19» Rio Declaration—Principle 10 Hak KebebasanBerekspresi (Deklarasi Rio – Prinsip 10 HakKebebasan Berekspresi)n Masyarakat yang terkena dampak:individu dan masyarakat yang bukanpemilik hak tetapi yang mungkin terkenadampak langsung oleh keputusanpenggunaan lahan REDD+ karenakedekatan mereka dengan kegiatan yangdilakukan. Ketersingkiran fisik danekonomi adalah dampak yang palingmenonjol di antara kemungkinan dampakpada masyarakat;» Kyoto Protocol (Protokol Kyoto) —Pasal 7(komunikasi nasional)» Espoo Conv. on Environmental ImpactAssessment in a Transboundary Context(Konvensi Espoo tentang Analisis DampakLingkungan dalam Konteks Lintas Batas) —Pasal2» Conv. on the Protection and Promotion of theDiversity of Cultural Expressions (Konvensi tentangPerlindungan dan Promosi KeanekaragamanEkspresi Budaya) —2 (1)» Rio Declaration (Deklarasi Rio)— Prinsip 10» Conv. on the Elimination of Discriminationagainst Women (Konvensi tentang PenghapusanDiskriminasi terhadap Perempuan) — Pasal 7 (b),14 (2)» UNFCCC —Pasal 4 (1) (i), 6 (a) (iii)» Int’l Labour Organization (Organisasi BuruhInternasional) 169 — Pasal 6 (a) (b), 7, 15» Espoo Conv. Konvensi Espoo—Pasal 2 (2), 2 (6)» Rio Declaration—Principles 10, 22 (DeklarasiRio— Prinsip 10, 22)» Int’l Convention on the Elimination of RacialDiscrimination (Konvensi Internasional tentangPenghapusan Diskriminasi Rasial) — Pasal. 5(a), 6» Int’l Covenant on Civil and Political Rights(Kovenan Internasional tentang Hak Sipil danPolitik) — Pasal 19» Conv. on the Protection and Promotion of theDiversity of Cultural Expressions (Konvensi tentangPerlindungan dan Promosi KeanekaragamanEkspresi Budaya) — Pasal 2 (1), 7» Int’l Conv. on the Elimination of RacialDiscrimination (Konvensi Internasional tentangPenghapusan Diskriminasi Rasial) — Pasal 5 (viii)KERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 35


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANn Komunitas eksternal: lembaga keuanganinternasional, lembaga kerjasamainternasional atau regional, donor bilateral,lembaga karitatif internasional, LSM danrelawan organisasi internasional.Hak partisipatif dapat dikelompokkan menjadiempat kategori utama: hak untuk mengaksesinformasi, hak untuk berpartisipasi dalampengambilan keputusan, hak akses terhadapperadilan dan hak kebebasan berekspresi.Keempat hak ini semuanya telah dikembangkandalam berbagai undang-undang lingkunganhidup internasional yang telah diterima olehhampir semua negara tuan rumah REDD+.Tabel 1 memberikan daftar perjanjianinternasional utama yang memerlukanpartisipasi publik dalam urusan lingkunganseperti REDD+.Lihat bab tentang Pelibatan PemangkuKepentingan untuk informasi lebih lanjut.Hak akses informasi meliputi tanggung jawabnegara untuk menanggapi permintaan publikatas informasi maupun menyebarluaskaninformasi yang akurat mengenai lingkungan. 9Dalam konteks REDD+, anggota publik harusdiizinkan untuk secara langsung memberikanumpan balik yang diminta dalam prosespengambilan keputusan, dan juga secara tidaklangsung sesuai dengan hak kebebasanberekspresi (misalnya pemangku kepentinganatau pihak yang peduli menjalankan fungsipengawas). Selain itu, semua elemen daristrategi REDD+ nasional atau sub-nasionalharus dibuat agar mudah diakses oleh publik,dan informasi ini harus dibuat dalam bahasabahasayang relevan dengan kebutuhan IPLC dikawasan hutan terpencil (Lyster, 2011).Indonesia mengakui hak ini pada tahun 2010dengan pengesahan UU kebebasan informasiProgram Hutan Dan Iklim WWFdengan masukan yang sangat banyak darikelompok-kelompok advokasi informasi.Meskipun beberapa kategori umum informasitidak tercakup dalam teks dan mekanisme baruini belum diterapkan, undang-undang baru inimerupakan langkah pertama yang pentinguntuk Indonesia (Simpson, 2010;. Anon, 2011).Hak untuk berpartisipasi dalam pengambilankeputusan dapat diimplementasikan padabeberapa tingkat sebagai berikut (dari yangterkuat ke terlemah):n Kontrol: mereka yang memiliki hak atasmanfaat penyerapan karbon dan merekadengan hak karbon asli yang perlu diberikompensasi apabila mengalami relokasi;n Persetujuan: mereka yang persetujuannyadiperlukan (yaitu hak veto) sebelumperubahan dapat dilakukan pada lahanhutan (misalnya orang-orang dengan hakakses atau hak guna seperti melalui haksewa atau gadai);n Konsultasi: mereka yang tidak mempunyaikepemilikan, kontrol, akses atau hak gunaatas tanah (dan dengan demikian tanpahak veto) tetapi tinggal di sekitar atau dihilir dari kegiatan sehingga perlu dimintaipendapat mengenai pandangan merekatentang kegiatan yang diusulkan.Banyak masyarakat yang tinggal di hutan yangmata pencahariannya bergantung pada aksesdan pemanfaatan hutan tidak memiliki hakresmi atas hutan atau manfaat karbon. Untukkelompok ini, penting bahwa kegiatan REDD+memperoleh persetujuan mereka yang diberikansecara bebas, diberikan sebelum kegiatantersebut dilakukan dan dibuat berdasarkaninformasi yang memadai (Padiatapa =Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal TanpaPaksaan) atas keputusan atau saat melakukanaktivitas yang secara signifikan mempengaruhipenggunaan tanah mereka sesuai denganprinsip FPIC. 10 Awalnya dimasukkan ke dalamKonvensi 169 Organisasi Buruh Internasional(ILO) (ILO, 1989) dan Deklarasi PBB tentangHak-Hak Masyarakat Adat (UNDRIP), 11 FPICtelah dikodifikasikan dalam hukum nasionalbeberapa negara dalam beberapa tahun terakhir.Di Kolombia, masyarakat Afro-Kolombia danmasyarakat adat memiliki hak eksklusif untukmenggunakan sumber daya hutan dalamwilayah mereka, dan FPIC harus dilakukandengan masyarakat sebelum negara atau pelakudari luar dapat menggunakan sumber dayatersebut (Colombia, 2006).Akan tetapi, perlu juga diperhatikan bahwasampai saat ini, FPIC belum disepakati sebagaiprinsip inti dari REDD+ oleh mereka yangmerupakan bagian UNFCCC, dan parameteryang tepat mengenai kapan dan bagaimana halitu harus dipersyaratkan kemungkinan akanmembutuhkan penajaman lebih lanjut untukmembuatnya dapat dilaksanakan. Proses FPICdibahas secara lebih rinci dalam bab KerangkaPengaman Sosial dan Lingkungan.Hak akses terhadap peradilan sangat pentinguntuk menegakkan hak-hak para pemangkukepentingan dan mencakup hak untukmembawa kasus resmi ke pengadilan dan bilaperlu untuk menggunakan metode alternatifpencegahan atau penyelesaian sengketa. 12 Hakakses terhadap peradilan akan menjadi pentinguntuk mereka yang terkena dampak kegiatanREDD+ yang ingin membawa kasus resmi atauberusaha untuk menggunakan mekanismepenyelesaian sengketa alternatif. Sebuahkerangka umum untuk membangun mekanismepengaduan yang efektif disajikan dalam babKerangka Pengaman Sosial dan Lingkungan.© Alain Compost / WWF-CanonYang terakhir, hak kebebasan berekspresi,walaupun bisa dibilang yang paling tidaklangsung di antara hak-hak yang dijelaskandi sini, memungkinkan baik para pemangkukepentingan maupun pihak luar yang tidaksecara langsung terlibat sebagai pemangkukepentingan memiliki sarana untukmengekspresikan pandangan mereka danmenginformasikan debat publik seputarpengambilan keputusan yang terkaitdengan REDD.SUDUT PANDANG WWFMengenai penetapan hak dankepemilikan, WWF mematuhiLima Prinsip Pedoman REDD+,yang menyatakan bahwa“REDD+ harus mengakui danmenghormati hak-hak masyarakat adat dankomunitas lokal” (Prinsip 4) dan bahwa“REDD+ harus memberikan manfaat bagimasyarakat adat dan lokal, seperti remunerasiuntuk penjagaan hutan mereka danmemberdayakan mereka untuk menegaskanhak-hak mereka atas sumberdaya hutan”(Prinsip 3). Dalam laporan WWF PenguasaanKERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 36


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANKomunitas dan REDD+ baru-baru ini, 13 . WWFmenyatakan bahwa kepemilikan tanahmasyarakat dan hak-hak masyarakat harusmenjadi pusat dalam desain dan implementasiREDD+ (Hak dan Penguasaan Masyarakat,WWF, 2012), berupa:n Kerangka pengaman jaminan kepemilikanterhadap risiko pemindahan secara paksa.n Status kepemilikan dapat mempengaruhihak masyarakat untuk berpartisipasi dalamkegiatan REDD+.n Jaminan kepemilikan mendukungpengelolaan hutan yang lebih efektif (dankarena itu REDD+ yang lebih efektif juga).n Kepemilikan mendukung penerapanpengetahuan dan praktek tradisional yangberkontribusi terhadap REDD+.n Kepemilikan akan sangat mempengaruhidistribusi manfaat potensial REDD+.n Hak karbon juga akan dibentuk olehkepemilikan hutan yang mendasarinya.n Pengakuan formal atas hak itu sendirisering dipandang oleh masyarakat sebagaimanfaat penting.Mengenai desain dan implementasi kerangkahukum REDD+, WWF percaya bahwakerangka kerja REDD+ harus ditetapkanmelalui proses partisipatif yang transparandan terdokumentasi yang mencerminkanpersetujuan atas dasar informasi awal tanpapaksaan dari masyarakat yang bergantungpada hutan yang terkena dampak. 14WWF memiliki banyak posisi tentang substansireformasi hukum. Posisi-posisi tersebut dapatditemukan dalam bab-bab berikut dari publikasiini: Mengakses Keuangan, MekanismePembagian Manfaat dan Kerangka PengamanSosial dan Lingkungan.SUMBER LEBIH LANJUTBacaan Lebih Lanjut YangDirekomendasikanSpringer, J. dan Larson, P.B.2012. Community Tenure andREDD+ (PenguasaanMasyarakat atas Lahan dan REDD+). WWF,Washington, DC.Background Analysis of REDD: RegulatoryFrameworks. Report prepared for theTerrestrial Carbon Group and UN-REDDProgramme (Analisis Latar Belakang REDD:Kerangka Peraturan. Laporan yangdipersiapkan untuk Terrestrial Carbon Groupdan Program UN-REDD). Sydney, Australia.Legal Frameworks for REDD: Design andImplementation at the National Level.(Kerangka Hukum untuk REDD: Desain danImplementasi di Tingkat Nasional). IUCN,Gland, Swiss. xiii + 194 hlm.Rights and REDD+: Legal and RegulatoryConsiderations. In: Angelsen, A., (ed.) 2009.Realizing REDD+. (Hak dan REDD+:Pertimbangan Hukum dan Peraturan. Dalam:Angelsen, A., (ed.) 2009. MewujudkanREDD+). bit.ly/10ILBt9DAFTAR PUSTAKAAdvocates Coalition for Developmentand Environment. 2005. Government’sPlan to Degazette Pian Upe GameReserve and its Implications. (KoalisiAdvokasi Pembangunan danLingkungan Hidup. 2005. RencanaPemerintah untuk Membebaskan Status Cagar Alam PianUpe dan Implikasinya). Koalisi Advokasi Pembangunandan Lingkungan Hidup, Kampala, Uganda.Anon. 2011. Implementation of FOI Law Found Lacking inIndonesia. (Implementasi UU KIP Ditemukan Kurang diIndonesia). Dapat dilihat di: www.freedominfo.org/2011/02/implementation-of-foi-law-found-lacking-in-indonesia.Christy L.C., DiLeva, C.E., et al. 2007. Forest Law andSustainable Development. Addressing ContemporaryChallenges Through Legal Reform. (UU Kehutanan danPembangunan Berkelanjutan. Mengatasi TantanganKontemporer Melalui Reformasi Hukum). Bank Dunia,Washington, DC, Amerika Serikat, hal 29-31.Climate Focus. 2012. Vietnam: Rapid Assessment of thePolitical, Legal, and Institutional Setting, Submitted toUSAID under the Lowering Emissions in Asia’s ForestsProject: 31. (Vietnam: Kajian Cepat Setting Politik, Hukum,dan Kelembagaan, Disampaikan kepada USAID dalamProyek Menurunkan Emisi dalam Hutan Asia: 31). ClimateFocus, Amsterdam, Belanda.Cohen, J.M. dan Uphoff, N. 1980. Participation’s Place inRural Development: Seeking Clarity through Specificity.World Development (Posisi Partisipasi dalamPembangunan Pedesaan: Mencari Kejelasan melaluiKespesifikan.), Pembangunan Dunia, hal 213-235.Colchester, M., Boscolo, M., dkk. 2006. Justice in the Forest.Rural Livelihoods and Forest Law Enforcement. ForestPerspectives 3. (Keadilan di Hutan. Penghidupan Pedesaandan Penegakan Hukum Kehutanan. Perspektif Hutan 3).Pusat Penelitian Kehutanan Internasional, Bogor, Indonesia.Kolombia. 2006. UU Kehutanan. Pasal 19.Costenbader, J. dan Veney, M. 2011. ComparativeAnalysis of REDD+ Legal Frameworks in Brazil,Democratic Republic of Congo, Mexico, and Indonesia.GLOBE International Working Paper. (AnalisisPerbandingan Kerangka Hukum REDD+ di Brasil,Republik Demokratik Kongo, Meksiko, dan Indonesia.Kertas Kerja Internasional GLOBE.) GLOBE, Washington,DC, Amerika Serikat.Cox, G. dan Peskett, L. 2010. Commodifying Carbon toReduce Deforestation: Lessons from New Zealand.REDD-Net Background Note. (Membuat Karbon MenjadiKomoditas untuk Mengurangi Deforestasi: Pelajaran dariSelandia Baru. Catatan Latar Belakang REDD-Net.)Overseas Development Institute, London, Inggris.Cranford, M. dan Parker, C. 2012. Advanced REDD+Finance. REDD+ Partnership. (Keuangan REDD+ TingkatLanjut. Kemitraan REDD+.) Santa Marta, Kolombia.Daviet, F. 2011. Draft Framework for Sharing Approachesfor Better Multi-Stakeholder Participation Practices. (DraftKerangka Kerja untuk Pendekatan Berbagi untuk PraktekPartisipasi Multi Pemangku Kepentingan yang Lebih Baik.)Bank Dunia FCPF & UN -REDD. Washington, DC,Amerika Serikat.de Sherbinin, A. 2002. A CIESIN Thematic Guide toLand-Use and Land-Cover Change (LUCC). [PanduanTematik CIESIN untuk Perubahan Penggunaan Lahan danTutupan Lahan (LUCC)]. Columbia University, NY, USA.Pemerintah Indonesia. 2010. Draft StrategiREDD+Nasional.ILO. 1989. Convention concerning Indigenous and TribalPeoples in Independent Countries. 169. (Konvensimengenai Bangsa Pribumi dan Masyarakat Adat diNegara-negara Merdeka. 169), ILO, Jenewa, Swiss.Janki, M. 2009. Case Study: Guyana. Legal Frameworksfor REDD: Design and Implementation at the NationalLevel (Studi Kasus: Guyana. Kerangka Hukum untukREDD: Desain dan Implementasi di Tingkat Nasional),Costenbader, J. IUCN, Gland, Swiss, hal 151-168.Kakuru, K. 2011. Natural Resource Laws undermined inUganda (Undang-Undang Sumber Daya Alam Dirongrongdi Uganda), Arbor Vitae, Program Konservasi Hutan IUCN.44: 9. IUCN, Gland, Swiss.Lyster, R. 2011. REDD+, Transparency, Participation andResource Rights: The Role of Law. Sydney Law SchoolResearch Paper REDD+, (Transparansi, Partisipasi danHak Sumber Daya: Peran Hukum. Paper PenelitianREDD+ Sydney Law School. 10 (56): 7-8. Sydney LawSchool, Sydney, Australia.Rights and Resources Initiative. 2009. Who Owns theForests of Africa? An introduction to the forest tenuretransition in Africa, (Siapa Pemilik Hutan-Hutan Afrika?Sebuah pendahuluan untuk transisi penguasaan hutan diAfrika), 2002-2008. Rights and Resources Initiative,Washington, DC, Amerika Serikat.Simpson, B. 2010. Freedom of Information: Overview—Indonesia’s Freedom of Information Law (KebebasanInformasi: Sekilas UU Kebebasan Informasi Indonesia). Bisadiperoleh di: www.freedominfo.org/regions/east-asia/indonesia.Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 37


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSunderlin, W., Hatcher, J., et al. 2008. From Exclusion ToOwnership? Challenges and Opportunities in AdvancingForest Tenure Reform (Dari Ketersisihan Ke Kepemilikan?Tantangan dan Peluang dalam Memajukan ReformasiPenguasaan Hutan). Rights and Resources Initiative,Washington, DC, Amerika Serikat.Takacs, D. 2009. Forest Carbon—Law and Property Rights(Karbon Hutan - Hukum dan Hak Kepemilikan Tanah),Conservation International, Arlington, VA, USA.UN - REDD 2012. Free Prior Informed ConsentGuildelines (Pedoman Persetujuan Atas Dasar InformasiAwal Tanpa Paksaan ). REDD-PBB, Jenewa, Swiss.UN - REDD 2012. UN-REDD Social and EnvironmentalPrinciples and Criteria (Prinsip dan Kriteria Sosial danLingkungan UN-REDD). UN-REDD, Jenewa, Swiss.UN-REDD dan FCPF. 2012. Guidelines on StakeholderEngagement in REDD+ Readiness With a Focus on theParticipation of Indigenous Peoples and Other Forest-Dependent Communities. (Pedoman Pelibatan PemangkuKepentingan dalam Kesiapan REDD+ Dengan Fokus padaPartisipasi Masyarakat Adat dan Masyarakat Lain YangBergantung kepada Hutan). UN-REDD, Jenewa,Switzerland.Vhugen, D., Aguilar, S., dkk. 2012. REDD+ and CarbonRights: Lessons from the Field (REDD+ Dan Hak Karbon:Pelajaran dari Lapangan). USAID, Washington, DC,Amerika Serikat. http://bit.ly/175GJ18CATATAN AKHIR1. Keputusan 1/CP.16 Lampiran I2. Keputusan 1/CP.16 ayat 73. Keputusan 1/CP.16 ayat 724. Keputusan 1/CP.16 Lampiran 15. Perlu juga dicatat bahwa hukumkehutanan jarang mengacu padakonservasi tanah sebagai kegiatanyang “produktif secara ekonomi”.6. Tidak jarang kita menemukan negara di mana berbagaientitas swasta, komunal atau negara memiliki hak untukhidup di hutan, untuk menjual tanah dan menebangkayu, sementara yang lain memiliki hak untuk memanensumber daya hutan non-kayu.7. Dengan memperhatikan klaim kepemilikan pemerintahadalah 33 persen di Amerika Latin, 66 persen di Asiadan 98 persen di Afrika8. Dalam hukum perdata, konsep hak pakai hasil akanberlaku kira-kira terhadap kepemilikan sumber daya,memberikan hak atas buah dari sesuatu yang dimilikiorang lain tanpa hak atas hutan atau lahan yang ada dibawahnya. Menurut hukum adat, teori hukum profits aprendre memberikan skema yang serupa, di manaberbagai wilayah atau sumber daya dalam sebidangtanah tertentu dapat dialokasikan kepada pemilik yangberbeda.9. Lihat Deklarasi Rio, Pasal 10. Lihat juga KonvensiAarhus, Pasal 4 dan 5 untuk sumber yang komprehensiftentang hak hukum atas informasi dan inisiatif yangtengah berlangsung.10. FPIC menyiratkan persetujuan yang harus bebas daripaksaan, diperoleh sebelum dimulainya kegiatanproyek dan memiliki informasi melalui akses ke semuainformasi yang diperlukan untuk membuat keputusan,termasuk pengetahuan tentang hak-hak hukum danimplikasi proyek.11. UNDRIP Pasal 19 “Negara harus berkonsultasi danbekerja sama dengan itikad baik dengan masyarakatadat melalui institusi perwakilan mereka sendiri untukmendapatkan Persetujuan Atas Dasar Informasi AwalTanpa Paksaan dari mereka sebelum mengadopsi danmenerapkan langkah-langkah legislatif atauadministratif yang mungkin mempengaruhi mereka.”12. Pasal 8 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusiamenyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas bantuanyang efektif dari pengadilan nasional yangberkompeten untuk tindakan pelanggaran hak-hakdasar yang diberikan kepadanya oleh konstitusi atauhukum.”13. awsassets.panda.org/downloads/report___tenur_final.pdf14. awsassets.panda.org/downloads/wwf_redd2_paper_web.pdfProgram Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA HUKUM DAN PERATURAN // 38


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+Tata Kelola REDD+KERANGKAPENGAMAN SOSIALDAN LINGKUNGAN© Jennifer Ferguson-Mitchell / WWFUNDUH BAB INIProgram Hutan Dan Iklim WWF KERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 39


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Kebijakan dan prosedur kerangka pengaman untuk lingkungan dan sosial dirancanguntuk menghindari, memitigasi atau meminimalkan dampak buruk proyek dan strategiterhadap lingkungan dan masyarakat, dan untuk menerapkan kebijakan dan proseduryang menghasilkan akibat yang positif bagi masyarakat dan lingkungan. Kerangkapengaman adalah landasan untuk dukungan teknis dan keuangan untuk REDD+.n Kerangka pengaman REDD+ memberikan fondasi untuk memberikan manfaatnon-karbon yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Manfaat tersebuttermasuk memperkuat tata kelola hutan dan pengelolaan sumber daya alam,mendorong partisipasi sosial yang inklusif dalam pembuatan kebijakan,meningkatkan transparansi informasi, dan mempromosikan pengakuan hak-hakmasyarakat adat dan komunitas lokal (IPLC) untuk wilayah, tanah, sumber daya alam,serta mata pencaharian dan budaya tradisional mereka. Berbagai manfaat ini dapatberkontribusi pada peningkatan kinerja sosial, lingkungan dan ekonomi sertamembuahkan hasil yang bertahan lebih lama.n Diskusi tentang kerangka pengaman REDD+ untuk bidang sosial dan lingkungan harusdilakukan dalam proses multipihak di tingkat nasional atau sub-nasional secaratransparan, partisipatif, inklusif dengan menghormati pertimbangan gender.n Oleh karena risiko yang terkait dengan kegiatan REDD+ berhubungan secara langsungdengan kondisi lokal masing-masing negara dan wilayah, pelibatan efektif kelompokkelompokyang dapat dipengaruhi secara langsung oleh kegiatan-kegiatan REDD+ —terutama masyarakat adat, masyarakat lokal dan petani kecil — sangat penting untukmendefinisikan kerangka pengaman mana yang akan sesuai.Program Hutan Dan Iklim WWF KERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 40


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPENDAHULUANTidak ada definisi untuk istilah ‘kerangkapengaman’ yang diterima secarauniversal. Pada awalnya, istilah inidigunakan untuk menyebut langkahlangkahyang dituntut organisasinon-pemerintah (LSM) dan pemangkukepentingan lainnya dari lembaga keuanganmultilateral (MFI) untuk melindungimasyarakat dan lingkungan lokal dari efeksamping negatif proyek-proyekpembangunan. Bertahun-tahun kemudian,istilah ini dipergunakan dalam beberapaperjanjian lingkungan multilateral (MEA).Secara umum, kerangka pengaman memberikanserangkaian prinsip dan kriteria untukmemastikan bahwa suatu program, proyek ataukegiatan tidak merugikan masyarakat danlingkungan setempat, menerapkan aturankhusus untuk pelibatan pihak-pihak yangterkena dampak, dan melakukan proseskonsultasi dan partisipasi yang transparandalam perencanaan proyek dan prosespelaksanaannya. Ketika kebijakan kerangkapengaman diperkenalkan di MFI dan MEA,kebijakan tersebut juga membantu mendorongdilakukannya perbaikan pada tingkat nasionaldalam kasus-kasus di mana kerangka pengamannasional belum ada atau kurang.Kalau dirancang dengan baik, inisiatif-inisiatifREDD+ dapat memperkuat hak-hakmasyarakat terhadap tanah dan sumber daya,memberdayakan kelembagaan masyarakat danmeningkatkan pendapatan lokal melaluipembagian manfaat — dan juga menyediakaninsentif untuk melindungi keanekaragamanhayati dan layanan ekosistem. Namun, REDD+juga telah memicu kekhawatiran tentangkemungkinan ada dampak negatif terhadap hakProgram Hutan Dan Iklim WWFdan mata pencaharian masyarakat adat dankomunitas, seperti pembatasan hak atas tanahdan sumber daya, peningkatan sentralisasipengelolaan hutan dan pembagian manfaatyang tidak adil. Juga ada kekhawatiran bahwakalau tidak ada kerangka pengaman dalamlingkungan hidup, implementasi REDD+ dapatlebih memihak kepada perkebunan daripadahutan alam, dan mendukung tanamanmonokultur daripada ekosistem yang memilikikeanekaragaman hayati.Kerangka pengaman dimaksudkan untukmemberikan pelindungan terhadap kerusakanatau kerugian sosial dan lingkungan. Kerangkapengaman tersebut membantu mencegah akibatyang negatif terhadap lingkungan dan sosial yangdisebabkan suatu proyek atau kebijakan tertentusementara juga meningkatkan jumlah manfaatdalam mempertahankan keanekaragaman hayatidan layanan ekosistem, memperkuat hakmasyarakat atas tanah dan sumber daya,pemberdayaan kelembagaan masyarakat, danmemungkinkan pembangunan berkelanjutanmelalui mekanisme pembagian manfaat.Kerangka pengaman mencakup berbagai isu disamping dampak sosial dan lingkungan,termasuk isu-isu tata kelola yang baik (misalnyaakuntabilitas, efektivitas, efisiensi, keadilan/kesetaraan, partisipasi dan transparansi),menghormati hak (misalnya hak kepemilikan ,hak prosedural dan hak asasi manusia lainnya,seperti hak perempuan dan hak masyarakat adat),serta keberlanjutan dan integritas dalam masalahemisi. Dalam semua tahap perancangan danpelaksanaan proyek REDD+, kerangkapengaman memungkinkan evaluasi, penilaiandan pengurangan yang lebih baik terhadap risiko— dan menyediakan suatu mekanisme untukkonsultasi dan penyebaran informasi.© Jennifer Ferguson-Mitchell/WWFKONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALUNFCCC adalah badan utamayang menetapkan standaruntuk kerangka pengamanyang akan harus diikutinegara-negara dalampelaksanaan REDD+ mereka. Selain UNFCCCada banyak sekali inisiatif, alat danmekanisme yang dapat digunakan untukmemandu pelaksanaan REDD+, termasukPenilaian Strategis Lingkungan Hidup danSosial (SESA) dan Kerangka KerjaPengelolaan Lingkungan Hidup dan Sosial(ESMF) Bank Dunia, inisiatif CCBA danStandar Sosial dan Lingkungan CAREREDD+ (REDD+ SES), serta Prinsip danKriteria Sosial dan Lingkungan ProgramUN-REDD (SEPC). Bagian ini akan berisirangkuman keputusan-keputusan danstandar-standar utama yang muncul di bawahUNFCCC dan memberikan uraian singkattentang badan-badan lainnya serta peranmereka dalam kerangka pengaman REDD+.COP 16: Cancun 2010Pada Konferensi Para Pihak UNFCCC (COP)16 di Cancun, Pihak negara-negaraberkembang yang ingin terlibat dalamkegiatan REDD+ diminta untukmengembangkan “sistem untuk menyediakaninformasi tentang bagaimana [kerangkapengaman] sedang ditangani dan dihormatidalam seluruh pelaksanaan [REDD+], dengantetap menghormati kedaulatan”. 1 BadanPendukung untuk Pertimbangan Ilmiah danTeknologi (SBSTA) PBB selanjutnya dimintauntuk mengembangkan pedoman tentangsistem-sistem informasi kerangka pengaman.Pada COP 16, para pihak juga mengadopsirangkaian kerangka pengaman sosial danlingkungan untuk REDD+ sebagai berikut: 2a. Bahwa tindakan melengkapi ataukonsisten dengan tujuan-tujuan programhutan nasional dan konvensi sertaperjanjian internasional yang relevan;KERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 41


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANb. Struktur tata kelola hutan nasional yangtransparan dan efektif, denganmempertimbangkan perundangan dankedaulatan nasional;c. Menghormati pengetahuan dan hak-hakmasyarakat adat dan para anggotakomunitas lokal dengan memperhatikankewajiban internasional yang relevan,keadaan dan hukum nasional, danmengingat bahwa Majelis Umum PBBtelah mengadopsi Deklarasi PBB tentangHak-Hak Masyarakat Adat;d. Partisipasi secara penuh dan efektif daripemangku kepentingan yang relevan,khususnya masyarakat adat dankomunitas lokal;e. Bahwa tindakan konsisten dengankonservasi hutan alam dan keanekaragamanhayati, memastikan bahwa kegiatan REDD+tidak digunakan untuk konversi hutan alamtetapi digunakan untuk memberikan insentifbagi perlindungan dan konservasi hutanalam dan jasa ekosistem hutan serta untukmeningkatkan manfaat sosial danlingkungan yang lain;f. Tindakan untuk mengatasi risikopembalikan;g. Tindakan untuk mengurangi perpindahanemisi.Kerangka pengaman (a) Kesepakatan Cancunjuga menyatakan secara khusus bahwatindakan-tindakan REDD+ “melengkapi ataukonsisten dengan... konvensi dan kesepakataninternasional yang relevan.” Agar dapatmematuhi kerangka pengaman ini, parapelaku harus terlebih dahulu memahamikonvensi dan kesepakatan internasional manayang relevan dan apa yang dipersyaratkankonvensi-konvensi tersebut. Selain itu, enamProgram Hutan Dan Iklim WWFpengaman yang lain berhubungan dengan hakdan kewajiban yang disebutkan dalaminstrumen internasional. Kerangka pengaman(c), misalnya, menekankan “menghormati...hak-hak masyarakat adat dan... komunitaslokal”, yang dijelaskan dalam instrumen hakasasi manusia seperti Deklarasi PBB tentangMasyarakat Adat (UNDRIP) dan DeklarasiPBB tentang Hak Asasi Manusia.COP 17: Durban 2011Pada COP 17 di Durban, para pihak mengambilkeputusan tentang sistem informasi kerangkapengaman. 3 Panduan tersebut menyatakanbahwa sistem informasi kerangka pengamanharus berdasarkan negara dan dilaksanakan ditingkat nasional, harus transparan dan dapatdiakses oleh semua pemangku kepentingan,dan dibangun di atas sistem yang sudah ada.Selain itu, disepakati bahwa pihak negaraberkembang yang melakukan kegiatan mitigasi(sebagaimana dimaksud dalam keputusan 1/CP.16, ayat 7) harus menyediakan ringkasaninformasi tentang bagaimana semua kerangkapengaman sedang ditangani dan dijunjungtinggi dalam seluruh pelaksanaan kegiatan.Sementara masyarakat sipil meminta parapihak untuk mengembangkan panduan yanglebih spesifik -- termasuk pedoman mengenaijenis-jenis informasi yang harus dicakup SIS(Daviet, 2012) - tidak ada diskusi lebih lanjutmengenai kerangka pengaman yangberlangsung di pertemuan Doha 2012.UNDRIPDeklarasi PBB tentang Hak-Hak MasyarakatAdat (UNDRIP) yang merupakan sebuahpencapaian yang sangat bermakna danmencakup sebuah pendekatan yangkomprehensif terhadap kewajiban negara untukberkonsultasi dengan masyarakat adat tentangkeputusan yang mempengaruhi mereka.Konsultasi memang ditemukan dalam seluruhdeklarasi mengenai kepentingan dan hak-hakmasyarakat adat yang spesifik. 4 Pendekatan inijuga ditegaskan sebagai prinsip menyeluruhdalam Pasal 19, yang menyatakan: “Negaraharus berkonsultasi dan bekerja sama denganitikad baik dengan masyarakat adat melaluiinstitusi perwakilan mereka sendiri untukmendapatkan persetujuan mereka atas dasarinformasi awal tanpa paksaan sebelummengadopsi dan menerapkan tindakanlegislatif atau administratif yang mungkinmempengaruhi mereka. Persetujuan atas dasarinformasi awal tanpa paksaan (FPIC) jugadidasarkan pada hak untuk menentukan nasibsendiri. 5 FPIC mengacu pada prinsip bahwamasyarakat adat memiliki hak untukmemberikan atau tidak memberikanpersetujuan terhadap tindakan yang akanmempengaruhi mereka, terutama tindakanyang mempengaruhi tanah, wilayah dansumber daya alam mereka. Walaupun FPICtetap merupakan hak yang diakui hanya olehhukum internasional untuk masyarakat adat,semakin diakui bahwa prinsip-prinsip dasaryang mendasari FPIC juga relevan denganmasyarakat non-adat (WWF 2011b).TABEL 1: SASARAN KONVENSI KERAGAMAN HAYATI AICHI 2011-2020 YANG RELEVAN BAGI PELAKSANAAN KERANGKAPENGAMAN LINGKUNGAN REDD+Target 5Target 7Target 11Target 14Target 15Menghentikandeforestasi, fragmentasidan degradasi hutanMencapai pengelolaanpemanfaatan hutanyang berkelanjutanMelindungi hutandengan nilaitinggi dalam halkeanekaragaman hayatidan jasa ekosistemMemulihkan danmelindungi jasaekosistem hutanMemulihkan hutan danberkontribusi terhadapcadangan karbonPada tahun 2020, tingkat hilangnya semua habitat alam, termasuk hutan,setidaknya berkurang setengahnya dan di mana memungkinkan dikurangisampai hampir mendekati nol, dan degradasi serta fragmentasi berkurangsecara signifikanPada tahun 2020, wilayah-wilayah di bawah kehutanan dikelola secaraberkelanjutan, menjamin konservasi keanekaragaman hayatiPada tahun 2020, setidaknya 17 persen wilayah darat dilestarikan,khususnya daerah-daerah yang penting bagi keanekaragaman hayati danjasa ekosistem.Pada tahun 2020, ekosistem yang menyediakan jasa penting, termasukjasa yang terkait dengan air, dan yang berkontribusi terhadap kesehatan,mata pencaharian dan kesejahteraan, dipulihkan dan dilindungi, denganmempertimbangkan kebutuhan perempuan, masyarakat adat dankomunitas lokal dan orang-orang yang miskin dan rentanPada tahun 2020, ketahanan ekosistem dan kontribusi keanekaragamanhayati terhadap cadangan karbon telah ditingkatkan melalui konservasidan restorasi, termasuk restorasi setidaknya 15 persen dari ekosistemyang rusak, sehingga berkontribusi pada mitigasi dan adaptasiperubahan iklim dan untuk memerangi penggurunanKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 42


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANVIDEO WEBINAR: RELEVANSIKONSULTASI DAN FPIC TERHADAP REDD+SESI BELAJAR 4CBDKonvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) telahsecara berkala memberikan bimbingan kepadaUNFCCC tentang cara untuk memaksimalkankonservasi keanekaragaman hayati danpenyediaan jasa ekosistem dalam pelaksanaanREDD+. 6 Pada tahun 2010, para pihakmenyepakati Rencana Strategis baru untukKeanekaragaman Hayati 2011-2020 yangmencakup beberapa target yang berkaitan eratdengan kegiatan REDD+ agar dapat membantutercapainya tujuan strategis CBD untukmenghentikan hilangnya keanekaragamanhayati pada tahun 2020. 7 (lihat Tabel 1).Selain itu, sebuah mandat diberikan pada CBDCOP 11 di Hyderabad untuk terusmengembangkan rekomendasi untuk indikatorindikatoruntuk kerangka pengaman sebelumCBD COP13 dan memberikan laporankemajuan mengenai peningkatan kerjasamaantara Sekretariat UNFCCC dan inisiatiflainnya dalam rangka mendukung pihak yangsedang membangun kapasitas dan kompilasiinformasi tentang kerangka pengamankeanekaragaman hayati.Lembaga keuangan multilateraldan standar sukarelaTiga inisiatif kerangka pengaman yang palingsering dibahas dalam wacana internasionaltentang kegiatan REDD+: World Bank’s ForestCarbon Partnership Facility (FCPF) (FasilitasKemitraan Karbon Hutan Bank Dunia),UN-REDD Programme’s Social andEnvironmental Principles and Criteria (SEPC)atau Prinsip dan Kriteria Sosial dan Lingkungan,Program UN-REDD, 8 dan REDD+ Social andEnvironmental Standards (REDD+ SES)(Standar Sosial dan Lingkungan REDD+). Bagianini selebihnya akan membahas setiap kerangkapengaman tersebut secara lebih rinci. Untukinformasi lebih lanjut tentang lembaga keuanganmultilateral lihat bab tentang Mengakses Dana.Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF)FCPF menerapkan kerangka pengaman sosialdan lingkungan Bank Dunia pada programprogramREDD+ 9 (meskipun pada masamendatang kerangka pengaman tersebutdapat diubah atau ditambah dengan prosedurFCPF lainnya). Tujuan kerangka pengamanBank Dunia adalah “untuk mencegah danmengurangi kerusakan yang tidak semestinyabagi manusia dan lingkungan mereka dalamproses pembangunan.” 10Sebuah “Common Approach” (PendekatanBersama) untuk Social and EnvironmentalSafeguards for Multiple Delivery Partners(Kerangka Pengaman Sosial dan Lingkunganuntuk Para Mitra Pelaksana) dimandatkanoleh Participants Committee for the FCPFREDD+ Readiness Programs (Komite PesertaFCPF untuk program-program KesiapanREDD+). Pendekatan Bersama ini dirancanguntuk memberikan platform bersama kepadaBank Dunia dan Mitra Pelaksana FCPF lainuntuk pengelolaan risiko dan jaminan kualitasdalam proses persiapan kesiapan REDD+,dengan menggunakan kebijakan kerangkapengaman dari Bank Dunia sebagai standarminimum yang dapat diterima. PendekatanBersama ini didasarkan pada World Bank’sOperational Policies (OP) atau KebijakanOperasional Bank Dunia.Kerangka pengaman Bank Dunia inidikembangkan untuk pinjaman berbasis proyekdan mungkin tidak cocok untuk proses REDD+nasional atau sub-nasional (Moss danNussbaum, 2011). Kesenjangan yang mungkinada antara Kebijakan Operasional Bank Duniadan Kesepakatan Cancun meliputi: FPIC,konversi hutan alam, hak-hak masyarakat lokaldan menghormati pengetahuan tradisional. Jikakebijakan dan prosedur kerangka pengamansosial dan lingkungan Mitra Pelaksana berbedadari kebijakan dan prosedur Bank Dunia danberlaku untuk kegiatan yang dilakukan di bawahDana Kesiapan FCPF, Mitra Pelaksana harusmenunjukkan “kesetaraan yang substansial”dengan “elemen-elemen material” darikebijakan kerangka pengaman sosial danlingkungan (FCPF, 2011) Bank Dunia yang ada.FCPF mengadopsi penggunaan PenilaianStrategis Lingkungan Hidup dan Sosial (SESA)serta penyusunan Kerangka PengelolaanLingkungan Hidup dan Sosial (ESMF) untukmemastikan kepatuhan dengan kebijakankerangka pengaman Bank Dunia pada tahappaling awal dalam proses pengambilankeputusan. SESA juga menciptakan sebuahplatform untuk partisipasi pemangkukepentingan utama, termasuk masyarakat adatdan komunitas lokal (IPLC) yang bergantungpada sumber daya hutan. ESMF adalah hasilkunci dari SESA dan dimaksudkan untukmembentuk dasar dari keseluruhan pendekatankerangka pengaman untuk pelaksanaan strategiREDD+ suatu negara.Selain mematuhi kebijakan operasi yangdisebutkan di atas, penerapan PendekatanBersama memerlukan kepatuhan terhadapempat rangkaian pedoman:n Pedoman dan Kerangka Acuan Generik untukPenilaian Strategis Lingkungan Hidup danSosial (SESAs) dan Kerangka PengelolaanLingkungan Hidup dan Sosial (ESMF);n Pedoman FCPF/ UN-REDD tentangPelibatan Pemangku Kepentingan dalamKesiapan REDD+;n Pedoman FCPF tentang PengungkapanInformasi;n Pedoman FCPF untuk PembentukanMekanisme Penanganan Pengaduan danGanti Rugi di Tingkat Nasional.OPSI NASIONAL DAN SUB-NASIONALSebuah sistem kerangkapengaman REDD+ di tingkatnegara atau sub-nasionaldapat dianggap sebagai terdiridari tiga elemen utama(REDD+ SES, 2012):n Kebijakan, hukum dan peraturan yangmenyatakan tujuan dan instrumen untukmelindungi masyarakat dan lingkungandari kemungkinan dampak negatif REDD+dan meningkatkan kesempatan merekauntuk mendapatkan manfaat dari REDD+;n Mekanisme penanganan pengaduan danganti rugi yang memungkinkan pemangkukepentingan yang terkena dampak REDD+untuk menerima umpan balik dan responyang tepat terkait dengan pelaksanaankerangka pengaman;n Sistem-sistem informasi kerangkapengaman (SIS) yang mengumpulkan danmemberikan informasi tentang bagaimanakerangka pengaman sedang ditangani dandijunjung.Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 43


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSPROGRAM REDD-PBBFOKUSSTANDAR SOSIAL DAN LINGKUNGAN REDD+Interpretasi UN-REDD tentang kerangka pengamanlingkungan hidup 11 adalah “adopsi dan integrasiprinsip-prinsip dan pertimbangan lingkungan dan sosialyang bersifat pencegahan dalam proses pengambilankeputusan. Tujuan kerangka pengaman seperti ituadalah mencegah dan mengurangi kerugian yang tidaksemestinya pada lingkungan dan masyarakat padatahap perencanaan seawal mungkin dalam proses.Kerangka pengaman dapat kelihatan sebagaikombinasi dari standar minimum dan pedoman praktikterbaik” (Moss dan Nussbaum, 2011). ProgramUN-REDD telah membentuk Social and EnvironmentalPrinciples and Criteria (SEPC) (Prinsip dan KriteriaSosial dan Lingkungan) sebagai kerangka panduanuntuk (1) menangani masalah-masalah sosial danlingkungan dalam program nasional UN-REDDdankegiatan lain yang didanai Program UN-REDD, dan (2)mendukung negara dalam mengembangkanpendekatan nasional untuk kerangka pengamanREDD+ sejalan dengan UNFCCC.SEPC tersebut mencakup semua kerangka pengamanCancun dan memberikan rincian lebih lanjut yangsignifikan mengenai kondisi-kondisi yang diperlukanuntuk memenuhinya di samping elemen-elemen yangtidak disebut secara jelas dalam kerangka pengamanCancun, termasuk: transparansi dan akuntabilitassistem manajemen pendanaan dan tanggung jawabhukum; kesetaraan gender; persetujuan atas dasarinformasi awal tanpa paksaan dari masyarakat adat;tidak ada penggusuran secara paksa; pembagianmanfaat yang adil; dan menghindari ataumeminimalkan degradasi hutan alam. Ketentuanketentuantambahan dalam SEPC tersebutdimaksudkan untuk membantu negara memenuhikomitmen mereka terhadap konvensi, kesepakatandan deklarasi PBB yang relevan, di luar UNFCCC.Pedoman bersama tersebut memberikan latarbelakang dan konteks pada pelibatan masyarakat adatdan komunitas lainnya yang bergantung pada hutandalam REDD+ dan dikembangkan untuk memandunegara dalam pekerjaan mereka dalam pelibatanpemangku kepentingan dalam kegiatan REDD+ yangdidukung oleh salah satu inisiatif atau keduanya.UN-REDD+ telah melaksanakan proses konsultasiyang lebih jauh untuk menciptakan Pedoman ProgramUN-REDD tentang Persetujuan Atas Dasar InformasiAwal Tanpa Paksaan [UN-REDD ProgrammeGuidelines on Free, Prior and Informed Consent(FPIC)], untuk mendukung hak atas FPIC dinegara-negara mitra. Tujuan utama dari pedomantersebut adalah memberikan kerangka kerja normatif,kebijakan dan operasional bagi negara-negara mitraProgram UN-REDD untuk mencari FPIC, ketika dankalau sesuai, sebagaimana yang ditentukan olehnegara mitra Program dalam konsultasi denganpemegang hak-hak yang relevan.UN-REDD juga mengakui bahwa mekanisme yang netraldan adil untuk pengaduan, penyelesaian konflik dan gantirugi harus ditetapkan dan dapat diakses selama desaindan implementasi kebijakan dan kegiatan REDD+.Bersama dengan FCPF, UN-REDD memiliki kebijakanmekanisme penanganan pengaduan yang paling majudan dapat diakses publik.© Julie Pudlowski / WWFStandar Sosial dan Lingkungan REDD+ (REDD+SES) dikembangkan melalui proses multi-pihak,difasilitasi oleh Climate, Community and BiodiversityAlliance (CCBA) (Aliansi Iklim, Komunitas danKeanekaragaman Hayati) dan CARE International. 12Standar ini bertujuan membangun dukungan bagiprogram REDD+ yang dipimpin pemerintah yangdiimplementasikan di tingkat nasional atausub-nasional (Moss dan Nussbaum, 2011).Versi REDD+ SES yang ada saat ini terdiri dari prinsip,kriteria dan indikator (REDD+ SES, 2012).n Prinsip memberikan tujuan utama yang memandukinerja sosial dan lingkungan yang tinggi dariprogram REDD+.n Kriteria menentukan kondisi yang harus dipenuhiberkaitan dengan proses, dampak dan kebijakanagar dapat melaksanakan prinsip-prinsip.n Indikator mendefinisikan informasi kuantitatif ataukualitatif yang diperlukan untuk menunjukkankemajuan dalam memenuhi suatu kriteria.Masing-masing indikator kerangka kerja bertujuanuntuk menilai salah satu aspek yang penting untukdiperhatikan agar dapat mencapai kriteria tersebut.Indikator dipisahkan menjadi tiga kategori utama:› Indikator kebijakan menilai kebijakan, strategi,kerangka hukum dan lembaga yang terkait denganprogram REDD+ yang harus ada.› Indikator proses menilai apakah dan bagaimanasuatu proses tertentu yang terkait dengan programREDD+ telah direncanakan, ditetapkan dandilaksanakan.› Indikator hasil menilai dampak dari program REDD+.Program UN-REDD dan FCPF telah bekerjasamauntuk menciptakan Pedoman Bersama tentangPelibatan Pemangku Kepentingan dalam KesiapanREDD+ dengan Fokus pada Masyarakat Adat danKomunitas Lain yang Bergantung pada Hutan.Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 44


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANKomponen-komponen inti tersebut didukungoleh lembaga-lembaga, proses-proses, danprosedur-prosedur yang mutlak diperlukanuntuk membuatnya operasional.Penentuan tujuanDalam rangka membangun sistem-sistemkerangka pengaman, negara-negara akan perlumelewati suatu proses penetapan tujuan danpenilaian kerangka pengaman yang sudah adauntuk REDD+ (REDD+ SES, 2012). Hal iniharus dilakukan dengan kepemimpinanpemerintah dan melalui proses multi-pihak yangmendefinisikan prioritas kerangka pengamandengan mengidentifikasi pemangku kepentinganyang relevan, termasuk risiko, biaya, beban, danmanfaat yang terkait yang ditimbulkan olehkelompok-kelompok ini, dan menjelaskanmengapa kerangka pengaman diperlukan,misalnya, dalam menanggapi komitmeninternasional seperti kerangka pengamanUNFCCC dan yang disyaratkan oleh para donorserta prioritas pembangunan dan kekhawatiranpara pemangku kepentingan di dalam negeri.Alat-alat yang berguna dalam mendefinisikantujuan pendekatan suatu negara terhadapkerangka pengaman adalah Social andEnvironmental Principles and Criteria (SEPC)(Prinsip dan Kriteria Sosial dan Lingkungan)dan UN-REDD/FCPF Stakeholder EngagementVIDEO WEBINAR: MEMASTIKANKERANGKA PENGAMAN SOSIALDALAM REDD+SESI BELAJAR 8Guidelines (Pedoman Pelibatan PemangkuKepentingan REDD-PBB/FCPF) dan UN-REDDFPIC Guidelines (Pedoman FPIC REDD-PBB).SEPC memberikan kriteria yang lebih rinci yangdapat digunakan untuk membongkar kerangkapengaman Cancun. UN-REDD dan FCPFmemberikan panduan tentang cara untukmemastikan partisipasi masyarakat adat dankomunitas lainnya yang bergantung pada hutandalam kegiatan-kegiatan REDD+, termasukbagaimana menerapkan prinsip FPIC.Setelah tujuan yang spesifik kerangka pengamanuntuk suatu negara didefinisikan, langkahlangkahselanjutnya untuk pengembangansistem kerangka pengaman tersebut adalahmelakukan kajian dan analisiskesenjangan tentang kebijakan, hukum,peraturan, lembaga-lembaga dan prosedur yangada yang mengarah pada pengembangan yangbaru sesuai kebutuhan dan proses yang serupauntuk pembentukan mekanisme menanganipengaduan dan SIS. Elemen-elemen dari sistemkerangka pengaman dikembangkan denganmembangun dan memperkuat elemen-elementerkait yang telah ditetapkan di dalam negeri danmengembangkan elemen-elemen baru yangdiperlukan. Semua elemen ini memerlukanproses yang transparan dan partisipatif.Partisipasi dalam pengembangankerangka pengamanPengembangan kerangka pengaman sosial danlingkungan REDD+ harus didasarkan padaproses multi-pihak (para pemangkukepentingan) yang dilakukan di tingkatnasional atau sub-nasional secara transparan,partisipatif dan inklusif dengan menjunjungpertimbangan gender.Di Brazil, proses ini dipimpin oleh masyarakatsipil dan diawasi oleh sebuah komite multi-pihakyang terdiri dari perwakilan sektor swasta,lembaga-lembaga lingkungan, masyarakat adat,masyarakat lokal dan petani kecil, produsenpertanian besar serta lembaga-lembagapenelitian dengan proyek-proyek di wilayahAmazon. Khususnya, sebuah keputusan telahditetapkan untuk tidak menyertakan wakilpemerintah dalam komite ini; namun, badanbadanpemerintah yang terlibat dalam hal-hal inidiberi informasi tentang kemajuan prosespengembangan kerangka pengaman tersebut(Bonfante, Voivodic dan Filho - Piracicaba, 2010).Kerangka pengaman sosial dan lingkungan untukREDD+ di Brasil dianggap sebagai persyaratanminimum untuk setiap inisiatif REDD+ diwilayah Amazon di Brasil yang dikembangkan,dibiayai dan dilaksanakan oleh kombinasimanapun yang terdiri dari pemerintah, swasta(termasuk mekanisme berbasis pasar karbon)dan organisasi-organisasi masyarakat sipil.Kerangka-kerangka pengaman ini dapatditerapkan pada program nasional dansub-nasional, serta proyek-proyek, yang dipimpinpemerintah (Gomes et al., 2010). PengalamanBrasil memberikan sebuah metodologi praktikterbaik untuk untuk pengembangan kriteriasosial dan lingkungan secara partisipatif. Prosesini telah didokumentasikan dalam DevelopingSocial and Environmental Safeguards forREDD+: A guide for a bottom-up approach(Mengembangkan Kerangka Pengaman Sosialdan Lingkungan untuk REDD+: Panduan untukpendekatan dari bawah) (Bonfante, Voivodic danFilho - Piracicaba, 2010).Di Indonesia, proses pengembangan danimplementasi kerangka pengaman dipimpinpemerintah. Rancangan kerangka pengamansosial dan lingkungan dan sistem kerangkapengaman dikembangkan oleh SatgasNasional REDD+ dan dilengkapi denganmasukan dari para akademisi, LSM danbadan-badan pemerintah. Satuan tugas inikemudian mengidentifikasi beberapapercontohan untuk menguji sistem.Peningkatan kapasitasuntuk partisipasi efektifSeperti yang dapat dilihat dalam pengalaman diBrasil, pelibatan masyarakat adat, komunitaslokal, petani kecil, dan gerakan sosial sangatpenting untuk menjamin efektivitas kerangkapengaman dengan memasukkan kepentinganutama dari orang-orang yang tinggal di hutandan bergantung padanya.Peningkatan kapasitas masyarakat adat dankomunitas lokal serta organisasi merekadiakui secara luas sebagai dasar kunci untukmengamankan peluang yang dapat dihasilkanoleh REDD+ dan menangani risiko-risikonya,memberikan kontribusi untuk inisiatif REDD+yang lebih adil dan berkelanjutan.Peningkatan kapasitas membantumendukung sejumlah prioritas masyarakatadat dan komunitas lokal yang berkaitandengan REDD+. Prioritas tersebut termasuk:n Memahami perubahan iklim, dampaknya,REDD+ itu apa, dan potensi manfaat sertarisiko inisiatif REDD+;n Berpartisipasi secara penuh dan efektifdalam pengembangan program/strategiREDD+ di berbagai tingkat (desa,sub-nasional, nasional, internasional);n Memutuskan apakah akan berpartisipasidalam kegiatan REDD+ atau tidak, sesuaidengan hak persetujuan atas dasarinformasi awal tanpa paksaan;Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 45


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANn Mengelola kegiatan yang akanmenghasilkan pengurangan emisi darideforestasi dan degradasi;n Hasil monitoring kegiatan REDD+,sebagai bagian dari monitoring, pelaporandan verifikasi (MRV) dampak iklim, sosialdan keanekaragaman hayati REDD+.Pengakuan akan pentingnya meningkatkankapasitas masyarakat untuk REDD+ yangberhasil telah mendorong pengembanganberbagai bahan pelatihan untuk masyarakat adatdan komunitas lokal. Bahan-bahan yangberorientasi masyarakat ini bertujuan untukmenyajikan isu-isu kompleks yang menyangkutperubahan iklim global dan perkembangankebijakan serta pendanaan iklim internasionaldengan cara yang akan (a) mudah diakses olehmasyarakat pedesaan; (b) menginformasikankepada masyarakat adat khususnya tentangpeluang dan perlindungan yang diberikan kepadamasyarakat adat dalam keterlibatan merekadengan inisiatif REDD+; (c) memberikaninformasi tentang peluang maupun risiko yangterkait dengan REDD+; dan (d) mempromosikanpraktik-praktik terbaik untuk elemen pembagianinformasi dari proses persetujuan atas dasarinformasi awal tanpa paksaan. Untuk informasilebih lanjut, lihat panduan sumber daya WWFCapacity Building Materials on REDD+ forIndigenous Peoples and Local Communities(Bahan Peningkatan Kapasitas tentang REDD+bagi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal).FPIC semakin diakui sebagai praktik terbaikdalam konservasi dan pembangunan untukmenghindari konflik dan mendasarkan kegiatankegiatanpada kesepakatan yang adil denganmasyarakat adat maupun komunitas non-adat.Oleh karena itu, beberapa “soft-law instruments”(kesepakatan dan peraturan yang dinegosiasikanProgram Hutan Dan Iklim WWF© Julie Pudlowski / WWFyang tidak memiliki kekuatan mengikat secarahukum) menganjurkan bahwa masyarakat hutandimintai pendapatnya kalau suatu program atauproyek REDD+ akan dilaksanakan di atas lahanyang dihuni, digunakan atau diakses merekauntuk kegiatan subsisten atau mata pencaharian.Instrumen-instrumen tersebut meliputi: WorldBank Operational Guidelines on InvoluntaryResettlement (Pedoman Operasional Bank Duniatentang Penggusuran Penduduk), rancanganPrinsip dan Kriteria Sosial dan LingkunganREDD-PBB, rancangan Pedoman UN-REDDuntuk Mencari Persetujuan Atas Dasar InformasiAwal Tanpa Paksaan (FPIC) dari MasyarakatAdat dan Komunitas Lain yang BergantungKepada Hutan, dan Climate, Community andBiodiversity Alliance (CCBA) (Aliansi Iklim,Komunitas dan Keanekaragaman Hayati)Metodologi praktis untuk FPIC masih sedangdikembangkan dan perlu menjadi lebih spesifikterhadap budaya dan konteks lokal. Namun,sejumlah publikasi terbaru telah menguraikanprosedur-prosedur FPIC secara umum,termasuk sebagai sumber daya untukmemastikan bahwa hak untuk FPIC dihormatidan didukung, termasuk panduan dariRECOFTC/GIZ, Oxfam dan the Forest PeoplesProgramme serta Pedoman Sumber Daya WWFtentang “Persetujuan Atas Dasar InformasiAwal Tanpa Paksaan dan REDD+: Pedomandan Sumber Daya”, yang merangkumserangkaian prosedur umum untuk digunakanoleh program-program WWF yangmelaksanakan REDD+ (WWF, 2011b). Untukpanduan lebih lanjut, “Pedoman PersetujuanAtas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan(FPIC)” dari Program UN-REDD merangkumsebuah kebijakan normatif dan kerangkaoperasional untuk mencari dan mendapatkanFPIC dalam konteks REDD+.Kebijakan, perundangan dan peraturanKetika mengembangkan kerangka pengamannasional dan sub-nasional, setiap negara harusmempertimbangkan kerangka hukum dankelembagaan nasional mereka dalammendefinisikan tujuan kerangka pengaman yangsejalan dengan prioritas pembangunan nasionalserta komitmen mereka terhadap perjanjianinternasional dan persyaratan berbagai mitrapelaksana dan sumber pendanaan REDD+.Pertimbangan tersebut melibatkanmenerjemahkan keputusan dan panduan yangkurang spesifik dari UNFCCC mengenaikerangka pengaman supaya sesuai dengankonteks lokal. Beberapa negara (termasuk Brasil,Ekuador, Indonesia, Republik Demokratik Kongodan Meksiko) sedang mengalami kemajuandalam mengembangkan kerangka kebijakanuntuk pengaman-pengaman tersebut. Proses inimelibatkan perwakilan dari pemerintah danmasyarakat sipil untuk menentukan tujuankerangka pengaman mana yang akan menjadipenting bagi REDD+ dalam konteks nasionalmereka dan bagaimana menerapkannya.Ada beberapa pendekatan untukmengembangkan kebijakan, hukum danperaturan untuk kerangka pengaman (Swan danMcNally, 2011). Sebuah titik awal nasionaldimulai dengan penilaian kebijakan kerangkapengaman dan langkah-langkah REDD+ yangsudah ada dan relevan, seperti strategi nasionaluntuk sektor kehutanan dan pertanian, undangundangmengenai kepemilikan tanah, strategiuntuk daerah-daerah yang dilindungi dankebijakan masyarakat adat, yang telah diadopsioleh negara dan membandingkannya denganpersyaratan untuk kerangka pengamaninternasional untuk memahami kesenjangan dankelemahan. Sebagai alternatifnya, negaramungkin ingin memulai dengan mengadopsiatau mengadaptasi kerangka pengamanmultilateral atau internasional yang bersifatsukarela dan yang sudah ada (misalnya CCB).Kerangka kerja ini akan diperluas sesuai denganprioritas nasional dan kebijakan serta prosedurdalam negeri yang ada. Pemilihan kerangka dasarinternasional akan memerlukan analisiskomparatif dengan berbagai pilihan denganmenggunakan kriteria yang ditetapkan olehpemangku kepentingan nasional berdasarkannilai-nilai dan perspektif mereka yang berbedabeda.Selain itu, pilihan mungkin akantergantung pada partisipasi negara dalam inisiatifinternasional (misalnya FCPF atau UN-REDD).Pilihan-pilihan ini tidak saling bertentangandan dapat dikombinasikan. Pendekatanhybrid akan mulai dengan mengidentifikasielemen-elemen kunci dari kerangkapengaman internasional yang sudah ada danKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 46


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSTUDI KASUS SINGKATSEBUAH INISIATIF MULTIPIHAK UNTUK MENGEMBANGKAN KERANGKA PENGAMAN REDD+ DI BRASILUntuk melihat lebih banyak studi kasus ‘Praktik yang Memberikan Inspirasi’, kunjungi bit.ly/REDDlearn© Nigel Dickinson / WWF-CanonKonteksMenyusul munculnya REDD+ sebagai salah satualternatif pembiayaan yang menjanjikan pada konferensiUNFCCC 2007 di Bali, pengembangan berbagai proyekREDD+ dan kebijakan pada tingkat negara bagiandimulai secara mandiri di kawasan Amazon di Brasil,tanpa kerangka kebijakan sebagai pedoman di tingkatnasional (suatu situasi yang masih berlanjut sampai2013). Kelompok-kelompok sosial berbasis regionalmulai menegaskan pendapatnya dalam diskusi REDD+di berbagai tingkatan. Perhatian utama mereka adalahrisiko sosial dan lingkungan yang potensial yang terkaitdengan REDD+.Pada akhir 2009, perwakilan dari 15 organisasi— termasuk organisasi akar rumput, LSM sosial danlingkungan, lembaga penelitian dan sektor swasta— memutuskan untuk mengembangkan pedoman untukkerangka pengaman sosial dan lingkungan untuk REDD+.Pedoman ini akan:n Melibatkan berbagai pemangku kepentingan;n Memengaruhi peraturan negara bagian dan federalyang sedang didiskusikan;n Mengembangkan kriteria sosial dan lingkunganminimum (kerangka pengaman) yang akan dapatmenjadi referensi untuk proyek-proyek dan programREDD+ di Brasil;n Tidak akan menjadi standar sertifikasi baru.Perubahan yang diharapkann Memperkuat tata kelola hutan dan pengelolaansumber daya alam oleh masyarakat adat dankomunitas lokal;n Mendorong partisipasi masyarakat dalam prosespembuatan kebijakan;n Mengkoordinasikan tindakan di antara semuapemangku kepentingan yang terlibat;n Meningkatkan transparansi informasi;n Menimbulkan rasa hormat dan kesadaran sertapengakuan terhadap hak-hak masyarakat adat dankomunitas lokal atas wilayah, tanah, sumber daya alam,mata pencaharian dan budaya tradisional mereka.PencapaianPara partisipan memulai pekerjaan ini dengan memilihsebuah komite pengawasan yang lebih kecil yangmewakili berbagai sektor serta seorang fasilitator darisatu organisasi (IMAFLORA, Institut Pertanian danSertifikasi serta Pengelolaan Hutan). Berdasarkantinjauan kepustakaan yang berkaitan, fasilitatormengembangkan draft pertama yang dikaji oleh komitepengawas dan kemudian dibahas dalam sebuah proseskonsultasi publik. Proses ini berlangsung selama 150hari, di mana draft dipasang di Internet untuk komentarpublik. Selain itu, komite pengawas menyelenggarakanempat pertemuan dengan lebih dari 150 peserta yangmewakili kelompok-kelompok sosial di Amazon dan satupertemuan dengan perwakilan dari lebih dari 40perusahaan di São Paulo. Setiap pertemuan di Amazonberlangsung selama tiga hari termasuk dua hari untukpeningkatan kapasitas dan hari terakhir difokuskan padamembahas kerangka pengaman. Untuk menjamintransparansi dan kemungkinan melacaknya, semuakomentar tentang pedoman yang diucapkan selamapertemuan tersebut didaftar, diidentifikasi menurutsumber dan diposting di Internet.n Komite pengawasan mengulas kembali danmemberikan jawaban atas semua komentar (yangjuga diposting bersama dengan komentar-komentardi internet) dan, berdasarkan masukan yang diberikan,menyiapkan draft terakhir pedoman yang terdiri daritujuh prinsip umum dan 29 kriteria yang berkaitan.n Pedoman ini telah disampaikan kepada pemerintahfederal dan negara bagian dengan tujuan agarkerangka pengaman dimasukkan dalam peraturanbaru. Pedoman ini juga telah disampaikan kepadadesainer dan partisipan dalam proyek-proyek REDD+,untuk memperoleh komitmen masyarakat untukmematuhi kerangka pengaman.TantanganMasih ada tantangan untuk memberdayakan masyarakatadat dan masyarakat lokal agar mereka berada dalamposisi di mana mereka dapat membuat keputusanpenting mengenai setiap proyek karbon dalam wilayahhutan mereka untuk mencegah kepentingan perusahaanatau negara bagian mengeksploitasi mereka, membelikredit melalui kontrak pembelian yang tidak adil dantidak menghormati hak-hak mereka.Pelajaran yang diperolehKalau pendekatan dari bawah untuk konsultasi publikdiadopsi untuk pengembangan kerangka pengamanuntuk REDD+ dalam situasi (atau realitas) yangberbeda-beda dan pada tingkat yang berbeda-beda didunia, kebijakan REDD+ akan dikembangkan dengantata kelola dan keadilan sosial dan lingkungan yanglebih baik.* Untuk memudahkan aplikasi dan adaptasi terhadap konteks lain,rincian tentang proses konsultasi ini telah diterbitkan dalamBahasa Inggris, Spanyol, Portugis dan Perancis dan tersedia di:www.observatoriodoredd.org.brProgram Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 47


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© Julie Pudlowski / WWFProgram Hutan Dan Iklim WWFyang relevan untuk negara ybs dalam halkonten (apa risiko lingkungan dan sosialutama yang ditimbulkan oleh REDD+) dankomitmen (seberapa tinggi tingkat kinerjalingkungan dan sosial yang dituju).Sebuah tahap penting dalam semua pilihan iniadalah analisis risiko utama yang dilakukan didalam negeri dan manfaat yang diharapkankhusus untuk konteks negara tersebut. Sebuahpenilaian risiko-manfaat akan memberikaninformasi untuk pengembangan elemen kunciyang diidentifikasi menjadi serangkaianpengaman nasional yang akan mencakupsemua risiko utama dan manfaat yangdiharapkan seperti yang diidentifikasi oleh parapemangku kepentingan dalam negeri danmemastikan kepatuhan minimum terhadapkerangka pengaman.Beberapa alat tersedia untuk membantu negaramenilai dan merencanakan untuk menghindariatau mengurangi risiko. Misalnya, kerangkamanajemen lingkungan dan sosial (ESMF) dapatmembantu dalam proses menciptakan rencanapengelolaan risiko nasional. Negara-negara yangmenerima dana dari FCPF dituntut menciptakanESMF sebagai bagian dari proses SESA mereka.Pada tingkat lokal, kebanyakan lembagapendanaan membutuhkan suatu rencana sosialdan lingkungan yang berkaitan dengan investasidalam kegiatan-kegiatan pada tingkat proyek.Rencana tersebut biasanya termasuk rencanapengelolaan lingkungan, rencana masyarakatadat, dan/atau rencana pemindahanpemukiman. Selain itu, aturan dalam negeriyang sudah ada, seperti hukum EIA dan strategipengentasan kemiskinan, mungkin bergunauntuk mendukung proses perencanaankerangka pengaman REDD+. Setelah rencanauntuk menghindari kerugian dan menghasilkanmanfaat diidentifikasi dan dimasukkan dalamdokumen strategi, rencana kerja, dan prosesnasional lain yang relevan, semua rencana iniharus dilaksanakan. Implementasi tersebutdapat memerlukan berbagai jenis kegiatan,termasuk penyebaran informasi,penyelenggaraan konsultasi, pengesahanperaturan baru, pembentukan lembagalembagabaru, dan memastikan bahwakepentingan masyarakat lokal dihormati.Analisis kebijakan, hukum dan prosedur jugaharus mencakup penilaian masalah penguasaanatau kepemilikan tanah, termasuk tantangandan peluang untuk mengatasi masalah inidalam konteks REDD+ dan pertimbangantentang bagaimana isu-isu kepemilikanditangani dalam kerangka kerja REDD+ yangbaru muncul. Kepemilikan ini dapatdidefinisikan sebagai “serangkaian hak-hak”yang dapat mencakup berbagai kombinasi hakakses, hak penarikan/pengambilan, hakpengelolaan, hak eksklusi dan hak alienasi(Schlager dan Ostrom, 1992). Baik sistemkepemilikan adat maupun hukum sering terdiridari kombinasi yang kompleks hak-hak ini,yang juga dapat bervariasi di dalam wilayahgeografis tertentu atau sumber daya alamtertentu. Dalam konteks REDD+, karbon telahmenjadi sumber daya lain di mana hak-hakperlu diperjelas. Kepemilikan adat mengacupada sistem yang berasal dari huniantradisional atau dari leluhur dan penggunaantanah serta sumber daya, sedangkankepemilikan hukum mengacu pada hak-hakresmi yang secara formal ada di dalam undangundangnegara. Secara historis, banyak sistemadat dan sistem hukum yang tumpang tindih.Mengakui dan menghormati hak-hak adat atastanah, wilayah dan sumber daya,mempromosikan pengelolaan hutan yang efektifdan menjaga terhadap potensi risikopengambilalihan. Selanjutnya, hak atas tanahdan sumber daya juga akan menentukan siapayang berhak untuk mendapatkan manfaat dariREDD+. Jaminan kepemilikan hutan masyarakatmerupakan hal mendasar untuk memastikanmanfaat REDD+ dapat sampai pada masyarakat.Kepemilikan masyarakat secara umum mengacupada keragaman sistem penguasaan yangditemukan dalam sebuah komunitas tertentu(termasuk komunal dan milik pribadi),sedangkan jaminan kepemilikan mengacu padakepastian bahwa hak atas tanah diakui,dihormati dan dilindungi (Springer dan Larsen,2012). Laporan WWF “Community Tenure andREDD+” (Kepemilikan oleh Masyarakat danREDD+) membahas elemen-elemen kunci darisistem kepemilikan yang adil dan efektif yangdapat memberikan fondasi untuk REDD+ yangberbasis masyarakat dan bagaimana kepemilikanmasyarakat dapat dipromosikan dan didukungdalam konteks proses-proses REDD+ (Springerdan Larsen, 2012).Mekanisme penanganan pengaduandan ganti rugiMekanisme untuk pengaduan, konflik danganti rugi dirancang untuk menerima,mengkaji dan menyelesaikan keluhan daripemangku kepentingan yang terkena dampaklangsung, dalam hal ini terkait denganpelaksanaan REDD+ dengan maksud untukmengambil tindakan korektif. Biasanya,mekanisme tersebut berfokus padapendekatan fleksibel untuk menyelesaikansengketa melalui pilihan-pilihan sepertipencarian fakta, dialog, fasilitasi atau mediasi.Mekanisme penanganan pengaduan yangdirancang dengan baik harus menyediakan:n Peningkatan respon terhadappermasalahan;n Identifikasi awal terhadap permasalahan;KERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 48


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANn Peningkatan kepercayaan, akuntabilitasdan kredibilitas di antara para pemangkukepentingan;n Akses yang mudah dan dapat diandalkan;n Komunikasi yang jelas tentang proses danpelayanan standar kepada pengguna;n Penyelesaian pengaduan yang cepat;n Hasil dikomunikasikan kepada pengadusecara cepat;n Ketersediaan pilihan yang berkaitandengan mediasi dan konsiliasi;n Kemungkinan mengakses mekanismeperadilan kalau pengguna tidak puas denganhasil mediasi yang ditawarkan oleh mekanismepenanganan pengaduan dan ganti rugi.Ada lima elemen dasar untuk merancangmekanisme pengaduan yang efektif (BankDunia, 2011):n Komitmen organisasi: Institusi pelaksanamengakui dan menghargai proses pengaduansebagai sarana memperkuat administrasipublik, meningkatkan hubungan denganmasyarakat, dan meningkatkan akuntabilitasdan transparansi.n Prinsip-prinsip: Sebuah mekanismemenangani pengaduan dan ganti rugi yangefektif biasanya mewujudkan enam prinsiputama: keadilan, objektivitas danindependensi, kesederhanaan danaksesibilitas, cepat tanggap dan efisiensi,kecepatan dan proporsionalitas, sertapartisipatif dan inklusi sosial.n Manusia: Proyek ini memberikanpelatihan kepada staf yang mengerjakanpenanganan ganti rugi agar supaya merekadapat menjalankan peran mereka secaraefektif.Program Hutan Dan Iklim WWFn Proses: mekanisme penanganan ganti rugimemiliki peran penting dalam kegiatankegiatanproyek.n •Analisis: Manajemen proyek secarateratur menganalisis laporan dan datamonitoring dan evaluasi lainnya terhadapmekanisme penanganan pengaduan.Mekanisme tersebut dapat dibangun padaberbagai tingkat.Sistem informasi kerangka pengamanNegara-negara yang melaksanakan kegiatanREDD+ perlu mengembangkan SIS pada tingkatnegara yang memungkinkan mereka untukmenanggapi persyaratan UNFCCC untukmemastikan risiko sosial dan lingkungandiminimalkan dan manfaat ditingkatkan. Sepertirangkuman di atas, negara-negara REDD+mungkin juga perlu untuk menanggapipersyaratan organisasi-organisasi yangmemberikan dukungan untuk kegiatan-kegiatanREDD+. SIS menyediakan pendekatansistematis untuk mengumpulkan danmelaporkan informasi tentang bagaimanakerangka pengaman REDD+ dikelola dandihormati dalam seluruh pelaksanaan REDD+.Walaupun desain spesifik SIS akan bervariasiantar negara, semua SIS mungkin akanmencakup komponen-komponen berikut(Peskett dan Todd, 2012):n Kriteria dan indikator untuk menentukanapakah suatu kebijakan, perundangan atauperaturan sedang dilaksanakan secaraefektif. Indikator tersebut memberikanparameter untuk menentukan informasiapa yang perlu dikumpulkan;n Metodologi untuk pengumpulan informasiuntuk setiap indikator, dilakukan olehsiapa, bagaimana dan seberapa seringpengumpulan informasi harus dilakukan(misalnya ukuran sampel, frekuensi, dll);n Kerangka untuk penyediaan informasi danbagaimana informasi dibagi dan disebarkankepada publik dan konsekuensi-konsekuensiseperti apa yang timbul.Suatu SIS REDD+ dapat dibangun berdasarkansistem yang sudah ada di negara tersebut,seperti yang digunakan untuk memantau danmelaporkan konservasi keanekaragaman hayatidi bawah CBD; atau negara-negara dapatmengembangkan sistem-sistem lain yang sesuai.Pengumpulan data di tingkat nasional dapatberfokus pada data yang diperlukan negaratersebut untuk mengingatkan pihak yangberwenang ketika kerangka pengaman tidakditerapkan, untuk mengumpulkan data yangdapat digunakan untuk tindakan untukmemastikan ketaatan, atau untuk melakukanpenyesuaian pada desain kebijakan agar supayalebih efektif dalam mencapai kebijakan danprosedur program sosial dan tata kelola.National Forest Management InformationSystem (Sistem Informasi Pengelolaan HutanNasional) di Nepal (NAFIMS) sedang dirancanguntuk memantau dan melaporkan aspek-aspeknon-karbon yang diprioritaskan untukpemantauan selama pelaksanaan REDD+.Aspek-aspek tersebut merupakan variabelvariabelkuantitatif dan/atau kualitatif kunciyang terkait dengan peningkatan matapencaharian, konservasi keanekaragamanhayati, penyediaan jasa ekosistem, faktor-faktortata kelola kunci yang berkaitan denganimplementasi REDD+, dan dampak daristrategi REDD+ terhadap sektor kehutanan.Sistem ini juga akan melaporkan tentangbagaimana kerangka pengaman ditangani dandihormati dalam rangka pelaksanaan kegiatankegiatanREDD+, dengan memperhatikansecara tuntas ketentuan-ketentuan pemantauanyang spesifik yang dimasukkan dalam ESMF(Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan danSosial) negara tersebut (KementerianKehutanan dan Konservasi Tanah, 2012).SUDUT PANDANG WWFKerangka pengaman sosialdan lingkungan dicerminkansecara jelas dalam LimaPrinsip Panduan REDD+ yangpertama-tama dikembangkanoleh WWF, CARE dan Greenpeace. Kerangkapengaman tersebut termasuk:n Iklim: REDD+ terbukti memberikankontribusi terhadap pengurangan emisi gasrumah kaca dengan tujuan nasional yangmenuju obyektif global.n Keanekaragaman Hayati: REDD+mempertahankan dan/atau meningkatkankeanekaragaman hayati dan jasa ekosistemdari hutan.n Mata Pencaharian: REDD+ memberikankontribusi untuk pembangunanberkelanjutan dan berkeadilan denganmemperkuat mata pencaharian masyarakatyang bergantung pada hutan.n Hak-Hak: REDD+ mengakui danmenghormati hak-hak masyarakat adatdan komunitas lokal.n Pendanaan Yang Adil dan Efektif:REDD+ memobilisasi sumber daya yanglangsung, memadai dan ketersediaannyadapat diprediksi untuk tindakan di kawasanhutan yang diprioritaskan secara adil,transparan, partisipatif dan terkoordinasi.WWF telah menjabarkan lebih lanjut tentangprinsip-prinsip panduan REDD+ yangKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 49


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANdifokuskan pada hak-hak dan matapencaharian untuk mengidentifikasi isu-isukunci untuk inisiatif REDD+ yang adil danefektif sebagai berikut:n Partisipasi penuh dan efektif: Partisipasipenuh dan efektif dari masyarakat adat dankomunitas lokal dalam mengembangkan,melaksanakan, memantau danmengevaluasi program-program REDD+ diberbagai tingkat (lokal, sub-nasional,nasional, internasional) — termasukmenghormati pertimbangan gender— membutuhkan baik peningkatankapasitas, untuk memastikan bahwamasyarakat mendapat informasi tentangmanfaat dan risiko yang potensial, maupunproses yang memungkinkan keterlibatanpemegang hak dan pemangku kepentinganyang relevan.n Persetujuan atas dasar informasi awaltanpa paksaan (FPIC): PernyataanPrinsip-Prinsip tentang Masyarakat Adatdan Konservasi WWF mengakui hak-hakmasyarakat adat untuk memberikanpersetujuan atas dasar informasi awal tanpapaksaan (free, prior and informed consentatau FPIC) dari pemerintah pada proyekproyekyang mempengaruhi tanah dansumber daya adat mereka dan menyatakanbahwa WWF tidak akan mempromosikanatau mendukung intervensi yangmempengaruhi tanah dan sumber daya adatyang belum menerima FPIC.n Penguasaan hutan komunitas yangterjamin: Mengakui dan menghormatihak-hak adat atas tanah, wilayah dansumber daya dapat mendukung pengelolaanhutan yang lebih efektif dan melindungimasyarakat dari potensi risiko penggusuran.Hak-hak yang jelas atas tanah dan sumberdaya juga akan mempengaruhi secarasignifikan siapa saja yang akhirnya akanmenerima manfaat dari REDD+ pada masamendatang. Oleh karena itu, mengusahakanjaminan kepemilikan hutan masyarakat— dengan memperhatikan perbedaan gender— merupakan hal mendasar untukmemastikan bahwa manfaat REDD+diperoleh masyarakat.n Pembagian manfaat REDD+ yang adil:inisiatif-inisiatif REDD+ dapat memberikansumber-sumber pendapatan tambahankepada masyarakat, yang dapat membantumembuat konservasi dan pemanfaatanhutan yang berkelanjutan lebih berhargabagi masyarakat dibandingkan penggunaanlahan lainnya. Perwujudan manfaat tersebutakan tergantung kepada strategi pendanaanyang memprioritaskan insentif-insentifuntuk pria dan wanita dalam komunitashutan, yang banyak dari mereka sudah lamamerupakan penjaga sumber daya alam,serta mekanisme tata kelola keuangan yangbaik (termasuk dalam masyarakat) untukmemastikan bahwa pembagian manfaatyang ada adil dan transparan.WWF juga telah sangat menganjurkankerangka pengaman dalam bidang lingkunganhidup. Dalam mengembangkan prinsippedoman REDD+ mengenai keanekaragamanhayati, WWF menganjurkan:n Zero Net Deforestasi dan Degradasi Hutan(ZNDD) pada 2020. 13 WWF menegaskanbahwa: (a) kebanyakan hutan alam harusdipertahankan —tingkat menghilangnyahutan alam atau semi-alam harus dikurangiagar supaya mendekati nol; dan (b) kerugianatau degradasi hutan alam yang masih asliakan perlu diimbangi dengan jumlah hutanyang setara yang direstorasi secara ramahsosial dan lingkungan. Dalam laporan ini,perkebunan tidak disamakan dengan hutanalam karena banyak nilai yang telahberkurang ketika perkebunan menggantikanhutan alam.n Sasaran-sasaran CBD yang terkait dengankeanekaragaman hayati hutan: WWFberpendapat bahwa sasaran-sasarantersebut harus didukung oleh strategi danrencana REDD+ pada tingkat nasional dansub-nasional. (lihat Table 1).WWF juga telah mengembangkan kerangkapengaman bersamaan dengan persiapanuntuk akreditasi dan kebijakan GlobalEnvironmental Facility (GEF) mengenaipenggusuran paksa penduduk, gender, dllSUMBER LEBIH LANJUTPublikasiPersetujuan Atas DasarInformasi Awal TanpaPaksaan dalam REDD+- Patrick Anderson, Februari2011 - RECOFTC dan GIZ | Pedoman MencariPersetujuan Atas Dasar Informasi Awal dariMasyarakat Adat dan Masyarakat lainnyayang Bergantung pada Hutan ProgramUN- REDD+ 2012.Colchester, M. 2010. Persetujuan Atas DasarInformasi Awal Tanpa Paksaan -Mengefektifkan FPIC untuk Hutan danMasyarakat. The Forest Dialogue, New Haven,CT, Amerika Serikat. bit.ly/1c9K5HtDialog Penjajakan tentang Persetujuan AtasDasar Informasi Awal Tanpa Paksaan,tersedia di: environment.yale.edu/tfd/dialogue/free-prior-and-informed-consent/scoping-dialogue-on-free-prior-andinformed-consentDialog Lapangan mengenai FPIC di Indonesia,tersedia di: environment.yale.edu/tfd/dialogue/free-prior-and-informed-consent/free-prior-and-informed-consent-indonesiafield-dialogueHill, C., Lillywhite, S., dan M. Simon. 2010.Panduan untuk Persetujuan Atas DasarInformasi Awal Tanpa Paksaan. Oxfam,Victoria, Australia. bit.ly/1bAMAzEAnon. 2008. Persetujuan Atas Dasar InformasiAwal Tanpa Paksaan dan Roundtablemengenai Minyak Sawit yang BertanggungJawab. Forest Peoples Programme, Moreton-in - Marsh, Inggris. bit.ly/1a3thNlColchester, M., Ferrari, M.F. 2007. MembuatPersetujuan Atas Dasar Informasi Awal TanpaPaksaan - Berhasil: Tantangan dan Prospekuntuk Masyarakat Adat. Forest PeoplesProgramme, Moreton -in - Marsh, Inggris.bit.ly/173MF9OEpple, C., Dunning, E., Dickson, B., C. Harvey.2011. Membuat Kerangka PengamanKeanekaragaman Hayati untuk REDD+ Efektifdalam Praktik. Mengembangkan PedomanOperasional dan Mengidentifikasi PersyaratanKapasitas (Ringkasan Laporan). UNEP- WCMC, Cambridge, Inggris. bit.ly/173Nu2vProgram Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 50


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANGEO BON. 2011. Kelayakan Sistem ObservasiKeanekaragaman Hayati untuk mendukungSasaran CBD 2020. Sebuah laporan yangdipersiapkan oleh Kelompok mengenaiJaringan Pengamatan Keanekaragaman HayatiBumi. Pretoria, Afrika Selatan. bit.ly/1ho9tqGGreenpeace. 2012. Mendahulukan Hutan &Masyarakat: Kebutuhan akan KerangkaPengaman Universal REDD+. GreenpeaceInternational, Amsterdam, Belanda.bit.ly/1aPksI8Pistorius, T., Schmitt, CB, Benick, D., dan S.Entenmann. 2010. Menghijaukan REDD+:Tantangan dan peluang untuk konservasikeanekaragaman hayati. Universitas Freiburg,Freiburg, Jerman. bit.ly/19o7b6aSCBD. 2011. REDD+ dan KeanekaragamanHayati. Montreal, Seri Teknis Nomor 59, 68halaman. Tersedia di: www.cbd.int/tsDaviet, F. dan Larsen, G. 2012. MelindungiHutan dan Masyarakat: Sebuah Kerangkauntuk Merancang Sistem KerangkaPengaman Nasional. WRI, Washington, DC,Amerika Serikat. bit.ly/18TNKWBWalter M. dan Kahlert, G. 2010. StandarKarbon Hutan - Panduan Penilaian WWF.WWF - Jerman, Berlin, Jerman.bit.ly/GBt9MCDAFTAR PUSTAKABONFANTE, T.M., VOIVODIC, M. danFILHO—PIRACICABA, L.M. 2010.Developing Social and EnvironmentalSafeguards for REDD+: A guide forbottom-up approach (MengembangkanKerangka Pengaman Sosial danLingkungan untuk REDD+: Sebuah panduan untukpendekatan dari bawah). Imaflora.DAVIET, F. 2012. Making the Most of a Second Chance:What Next for REDD+ Safeguards? (MemanfaatkanKesempatan Kedua: Bagaimana Selanjutnya denganKerangka Pengaman REDD+?)[Online]. Dapat dilihat di:insights.wri.org/news/2012/02/making-most-secondchance-what-next-redd-safeguardsGOMES, R., BONE, S., CUNHA, M., NAHUR, A. C.,MOREIRA, P. F., MENESES-FILHO, L. C. L., VOIVODIC,M., BONFANTE, T. and MOUTINHO, P. 2010. Exploringthe Bottom-up Generation of REDD+ Policy by ForestdependentPeoples. Exploring the Right to Diversity inConservation Law, Policy, and Practice (EksplorasiKebijakan REDD+ Generasi dari Bawah oleh Masyarakatyang Bergantung pada Hutan. Eksplorasi HakKeanekaragaman dalam UU Konservasi, Kebijakan, danPraktik). Dapat dilihat di: www.ipam.org.br/publicationsKEMENTERIAN HUTAN DAN KONSERVASI TANAH.2012. Kerangka Struktur Strategi Nasional REDD -plusdari Nepal. Babarmahal, Kathmandu.MOSS, N. dan NUSSBAUM, R. 2011. Sebuah TinjauanTiga Inisiatif Kerangka Pengaman REDD+. FasilitasKemitraan Karbon Hutan dan Program UN-REDD, Jenewa,Switzlerland.PESKETT, L. and TODD, K. 2012. Putting REDD+Safeguards and Safeguard Information Systems IntoPractice (Menerapkan Kerangka Pengaman dan SistemInformasi Kerangka Pengaman REDD+ ke Dalam Praktik).Dalam: UN-REDD (ed.) UN-REDD Programme Policy Brief(Ringkasan Kebijakan Program REDD-PBB). UNDP. NewYork, NY, Amerika Serikat.REDD+ SES. 2012. REDD+ Social and EnvironmentalStandards (version 2) [Standar Sosial dan LingkunganREDD+ (versi 2)]. REDD+ SES, Washington, DC, AmerikaSerikat. bit.ly/1dYknn7ROE, S., STRECK, C., PRITCHARD, L. dan J.COSTENBADER. 2013. Safeguards in REDD+ and ForestCarbon Standards: A Review of Social, Environmental andProcedural Concepts and Applications (KerangkaPengaman dalam REDD+ dan Standar Karbon Hutan:Sebuah Tinjauan Konsep dan Aplikasi Sosial, Lingkungandan Prosedural). Climate Focus, Washington, DC, AmerikaSerikat. bit.ly/1hoe2BvSCHLAGER, E. dan OSTROM, E. 1992. Property-RightsRegimes and Natural Resources: A Conceptual Analysis(Rezim Hak-Properti dan Sumber Daya Alam: Sebuah AnalisisKonseptual). Land Economics, 68(3). University of Wisconsin,Madison, Wisconsin, Amerika Serikat. bit.ly/1a3CJAuSpringer, J. dan Retana, V. 2013 dalam persiapan. Free,Prior, Informed Consent and REDD+ (updated version)[Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaandan REDD+ (versi update)]. WWF, Washington, DC,Amerika Serikat. Akan tersedia di: bit.ly/WWF-REDDpubsSpringer, J. dan Larsen, P.B. 2012. Community Tenure andREDD+ ( Penguasaan Masyarakat dan REDD+). WWF,Washington, DC. Dapat dilihat di: bit.ly/WWF-REDDpubsSWAN, S. dan MCNALLY, R. 2011. High-BiodiversityREDD+: Operationalising Safeguards and DeliveringEnvironmental Co-benefits (REDD+ KeanekaragamanHayati Tinggi: Operasionalisasi Kerangka Pengaman danMemberikan Manfaat Bersama Lingkungan). SNV, DenHaag, Belanda.UN-REDD PROGRAMME. 2013. Guidelines on Free, Priorand Informed Consent (FPIC) [Pedoman Persetujuan AtasDasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (FPIC)]. UN-REDD,Jenewa, Swiss.WORLD BANK 2011. Feedback Matters: DesigningEffective Grievance Redress Mechanisms for Bank-Financed Projects (Umpan Balik Bermakna: MerancangMekanisme Penanganan Keluhan yang Efektif untuk Proyekyang dibiayai Bank). Bank Dunia, Washington, DC, USA.Springer, J. 2011. Capacity Building Materials on REDD+for Indigenous Peoples and Local Communities (MateriPeningkatan Kapasitas mengenai REDD+ bagiMasyarakat Adat dan Komunitas Lokal). WWF,Washington, DC, USA. bit.ly/17yw8iwCATATAN AKHIR1. Lihat UNFCCC Bagian III CKeputusan 1/CP.162. Lampiran I Keputusan 1/CP.16.3. Keputusan 12/CP.17.4. Lihat UNDRIP Pasal 10, 11, 15, 17,19, 28, 29, 30, 32, 36 dan 385. Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat Adatmenegaskan dalam Pasal 3 bahwa “Masyarakat adatmemiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.Berdasarkan hak tersebut mereka bebas menentukanstatus politik mereka dan bebas mengejarpembangunan ekonomi, sosial dan budaya”.6. Lihat CBD Keputusan IX/16, Keputusan X/33,Keputusan X/2 dan Keputusan XI/19.7. Keputusan X/2.8. Perlu dicatat bahwa sementara kerangka pengamanFCPF adalah wajib, SEPC bersifat sukarela.9. web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/PROJECTS/EXTPOLICIES/EXTSAFEPOL/0,,menuPK:584441~pagePK:64168427~piPK:64168435~theSitePK:584435,00.html.10. go.worldbank.org/WTA1ODE7T011. www.un-redd.org/multiple_benefits_sepc/tabid/54130/default.aspx12. www.redd-standards.org13. Zero Net Deforestation and Forest Degradation(ZNDD) (pencapaian bebas deforestasi dan degredasi:WWF mendefinisikan ZNDD sebagai tidak ada hutanyang hilang melalui deforestasi (sesudah menghitungpenurunan dan penambahan) dan tidak adapenurunan (secara keseluruhan) dalam kualitas hutankarena degradasi. ZNDD menyediakan beberapafleksibilitas: maksudnya tidak sama dengan tidak adapembabatan hutan di mana saja, dalam keadaanapapun. Misalnya, ZNDD mengakui hak rakyat untukmembuka hutan untuk pertanian, atau manfaat untuksesekali “menukar” hutan yang telah terdegradasiuntuk membebaskan lahan lainnya untuk memulihkankoridor biologis yang penting, asalkan nilai-nilaikeanekaragaman hayati dan kuantitas bersih dankualitas hutan dipertahankan.Program Hutan Dan Iklim WWFKERANGKA PENGAMAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN // 51


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+TATA KELOLA REDD+PELIBATAN DANPARTISIPASIPEMANGKUKEPENTINGANUnduh Bab ini© Julie Pudlowski / WWFProgram Hutan Dan Iklim WWF PELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 52


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Partisipasi pemangku kepentingan yang efektif dalam desaindan implementasi strategi REDD+ merupakan usaha untukmemastikan bahwa strategi ini menghormati dan menanganihak-hak dan prioritas semua pemangku kepentingan danmemberikan manfaat lingkungan, keuangan, dan sosial yangsignifikan.n Partisipasi pemangku kepentingan memerlukan peningkatankapasitas dari semua aktor dalam isu-isu kunci seperti prosesyang dapat digunakan pemerintah untuk melibatkan masyarakatadat dan masyarakat lokal yang bergantung pada hutan (IPLC),pengetahuan teknis mengenai REDD+, hak dan penghidupanIPLC, dan bagaimana hal-hal tersebut harus menjadi bagian daripengambilan keputusan REDD+.n Pelibatan dan partisipasi pemangku kepentingan REDD+memberikan suatu pendekatan untuk mengembangkan REDD+dari bawah ke atas, sehingga membuat pengetahuan lokal, adat,tradisional dan spesifik-gender mengenai sumber daya alamdan penggunaannya dapat dimasukkan ke dalam kegiatan danproses REDD+.n Walaupun proses pelibatan pemangku kepentingan partisipatifmungkin membutuhkan waktu dan negosiasi kepentingan,investasi dalam proses ini akan memberikan keuntunganbesar dan mendukung pelaksanaan strategi REDD+ yangkokoh dan berhasil.Program Hutan Dan Iklim WWF PELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 53


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPENDAHULUANStrategi-strategi REDD+ yang berhasildilaksanakan dirancang untukmemasukkan berbagai tujuan konservasi,pembangunan, ekonomi dan tata kelolauntuk menangani kepentingan-kepentinganyang sering saling bertentangan dalam halsumber daya hutan dan lahan. 1 Melibatkanberagam pemangku kepentingan melaluiprogram REDD+, pemerintah dan negarabagian dapat menangani kontrol dan pengaruhyang kadang-kadang berbeda-beda tingkatnyaatas sumber daya hutan, proses kelembagaandan hasil program, serta pengetahuan daninformasi. Secara spesifik, partisipasiberdasarkan pemahaman dan konsultasilangsung dengan pemangku kepentingan yanggaya hidup dan mata pencahariannya 2 terkaitdengan hutan juga akan meningkatkankeberhasilan menyelesaikan masalah tatakelola hutan utama, seperti kepemilikan lahan,desentralisasi, peraturan hutan masyarakat,serta hak kepemilikan karbon dan hutan- sehingga manfaat sosial dan finansial darisumber daya hutan dapat dimaksimalkan.Dalam panduan ini kita mendefinisikan“pemangku kepentingan” sebagai kelompokkelompokatau individu yang memiliki saham,kepentingan dan/atau hak dalam sumber dayaatau proses yang berkaitan dengan programprogramdan kegiatan REDD+. Pemangkukepentingan meliputi para pemegang hak,instansi pemerintah, masyarakat sipil, entitassektor swasta, akademisi, dan masyarakat adatserta masyarakat lokal (IPLC) yang bergantungpada hutan di berbagai tingkatan. Pelibatan danpartisipasi penuh berbagai aktor yang relevanadalah elemen-elemen inti strategi REDD+. 3Proses yang dilalui para pelaku ini dalamketerlibatan mereka di berbagai tingkatan, sertametodologi untuk memastikan partisipasipemangku kepentingan yang efektif, disajikandalam bab ini. Untuk informasi lebih lanjutterkait masalah ini, lihat bab KerangkaPengaman Sosial dan Lingkungan.Proses pelibatan pemangku kepentingan REDD+juga merupakan sarana untuk menjaminpartisipasi yang efektif dan perlindunganhak-hak, mata pencaharian dan gaya hidupkelompok-kelompok yang bergantung padahutan. Kelompok-kelompok ini sering termasukpemegang hak-hak hukum dan/atau adat,seperti IPLC, masyarakat miskin dan perempuandi pedesaan. 4 Para pemangku kepentinganbelum tentu terlibat dalam proses pengambilankeputusan publik mengenai pengelolaan danpenggunaan sumber daya alam, namun merekasemua berkontribusi terhadap perlindunganhutan dan bergantung pada hutan untukpenghidupan sosial dan ekonomi mereka sertakesejahteraan budaya dan spiritual mereka.Pada saat yang sama, mengingat pengetahuantradisional dan hubungan mereka dengan hutan,serta kehadiran mereka di lahan tersebut, IPLC,masyarakat miskin dan perempuan pedesaanmemiliki peran unik dalam mengembangkanstrategi REDD+. Sebagai bagian dari ini, berbagiinformasi mengenai pengetahuan tradisionalmereka yang unik dan spesifik gender mengenaisumber daya alam dan penggunaannya dapatmemperkuat strategi REDD+.Berbagai jenis pemangku kepentingan akan terlibatdengan cara-cara yang berbeda dalam berbagaitahap proyek melalui tindakan seperti: berbagiinformasi, konsultasi, kolaborasi, pembuatankeputusan bersama dan pemberdayaan (lihatTabel 1). Jenis keterlibatan tertentu mungkinlebih tepat tergantung pada tujuan dan hasilyang diinginkan dari proses partisipasi danketerlibatan para pemangku kepentingan.Mekanisme dan prosedur untuk memfasilitasiketerlibatan juga akan bervariasi, tergantung padapemangku kepentingan yang terlibat, untukmemastikan bahwa para pemangku kepentinganini dapat mengakses informasi dan berpartisipasisecara penuh dan efektif proses pengambilankeputusan dalam REDD+. Membangun kapasitaspara pemangku kepentingan untuk memahamimasalah-masalah teknis yang berkaitan denganREDD+ dan bagaimana hal ini mempengaruhihak dan mata pencaharian mereka adalah bagianpenting dari pelibatan pemangku kepentinganyang efektif. Selain itu, menangani hambatanpartisipasi pemangku kepentingan dalam forumpengambilan keputusan (misalnya sumber dayakeuangan, bahasa, waktu, transportasi dan normagender, seperti tanggung jawab perempuan atasrumah tangga dan pengasuhan anak) sangatpenting untuk memastikan partisipasi pemangkukepentingan secara penuh dan efektif. Hal yangsama pentingnya adalah bahwa prosesketerlibatan pemangku kepentingan juga meliputikapasitas semua peserta untuk memahami,menghargai dan menggabungkan pengetahuantradisional, adat dan spesifik gender tentangsumber daya alam dan pengelolaannya ke dalamkegiatan dan proses REDD+.Di negara-negara peserta, program-programseperti Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan(FCPF) dan Program UN-REDD menyediakansumber daya keuangan dan bimbingan teknisuntuk proses partisipasi dan pelibatan yangefektif. Platform pelibatan pemangkukepentingan yang muncul untuk mendukungdesain dan pelaksanaan strategi nasional dansub-nasional REDD+ dan masalah-masalahteknis, seperti pengembangan tingkat referensidan sistem kerangka pengaman sosial danlingkungan. Platform pemangku kepentingan diProgram Hutan Dan Iklim WWFPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 54


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANtingkat regional, nasional dan lokal memberikanmekanisme yang berkelanjutan untuk berbagiinformasi formal dan informal serta umpan balikdi antara semua pemangku kepentingan.Proses-proses ini sering dipimpin olehpemerintah maupun organisasi non-pemerintah(LSM). Masyarakat sipil memainkan peranpenting mengadakan rapat pemangkukepentingan, meningkatkan kapasitas teknis danmeningkatkan kesadaran di berbagai tingkatan,termasuk mengkoordinasikan roundtable,acara-acara, lokakarya dan pelatihan teknis. Ditingkat regional dan nasional, misalnya,kelompok-kelompok masyarakat adat yangterorganisir, seperti COICA di Amazon danAMAN di Indonesia, memfasilitasi mobilisasidan partisipasi konstituen di tingkat lokal danpenyebaran informasi.Dalam bab ini, kami mengidentifikasikarakteristik umum dari proses pelibatanpemangku kepentingan dan menggarisbawahitantangan dan praktik terbaik yang relevandalam berbagai konteks tata kelola untukmenyajikan kerangka kerja untuk memfasilitasipartisipasi pemangku kepentingan.KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALUNFCCCSelama Konferensi Para Pihakke-13 Konvensi Kerangka KerjaPBB tentang Perubahan Iklim(UNFCCC - COP 13) pada tahun2007, para pihak mengakui bahwa IPLC perludimasukkan dalam pengambilan keputusanyang berkaitan dengan pelaksanaan REDD+.Para pihak kemudian mengundang organisasiorganisasidan para pemangku kepentinganuntuk memberikan masukan mengenaipeningkatan kapasitas, mengidentifikasipendorong deforestasi dan membuatpercontohan tindakan untuk mengurangi emisi,dan kemudian berbagi hasil dari upaya tersebut.Dalam COP 14 tahun 2008, para pihak sepakatbahwa Badan Pendukung untuk PertimbanganIlmiah dan Teknologi UNFCCC harusmempertimbangkan situasi dan kesepakatannasional dan internasional dan pada saat yangsama mempromosikan partisipasi penuh IPLC.Selanjutnya, dalam COP 16 di tahun 2010, diCancun, diputuskan bahwa beberapa kerangkapengaman, yang sekarang dikenal sebagaiKerangka Pengaman Cancun, “harusdipromosikan dan didukung”, termasuk (i)“menghormati pengetahuan dan hak-hakmasyarakat adat dan anggota masyarakat lokal,dengan memperhatikan kewajiban internasionalyang terkait, situasi dan hukum nasional, danmengingat bahwa Majelis Umum PBB telahmengadopsi Deklarasi PBB tentang Hak-hakMasyarakat Adat”, dan (ii) “partisipasi penuhdan efektif pemangku kepentingan yang relevan,khususnya, masyarakat adat dan masyarakatsetempat”.Deklarasi PBB tentang Hak-Hak MasyarakatAdat (UNDRIP) menegaskan prinsippersetujuan atas dasar informasi awal tanpapaksaan, yang menyatakan bahwa masyarakatadat memiliki hak untuk memberikan atautidak memberikan persetujuan terhadaptindakan yang akan mempengaruhi mereka,terutama tindakan yang mempengaruhi tanah,wilayah dan sumber daya alam. 5 UNDRIP jugamenyatakan bahwa masyarakat adat memilikihak untuk menjaga lembaga-lembaga merekasendiri dan pada saat yang sama tetapmempertahankan hak mereka untukberpartisipasi penuh, jika mereka memilihdemikian, dalam kehidupan politik, ekonomi,sosial dan budaya negara. 6 Hak partisipasi initelah terkandung dalam hak menyeluruhmasyarakat adat untuk penentuan nasib sendiridan prinsip-prinsip demokrasi yang terkait- bahwa masyarakat adat memiliki hak untukmenentukan dan mengembangkan prioritasdan strategi mereka sendiri untukmelaksanakan hak mereka untukpembangunan. UNDRIP juga menegaskanbahwa program-program sosial yangmempengaruhi masyarakat adat, termasukinisiatif REDD+, harus melibatkan masyarakatadat dan, sejauh mungkin, masyarakat adatharus boleh mengelola program tersebutmelalui lembaga-lembaga mereka sendiri. 7Selain itu, Deklarasi Rio tentang Lingkungandan Pembangunan mendefinisikan elemenelemenutama partisipasi publik sebagaimeliputi (i) akses terhadap informasi, (ii)partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan(iii) akses terhadap keadilan. 8 Deklarasi tersebutlebih lanjut menyatakan, “Negara harusmengakui dan sepatutnya mendukung identitas,budaya dan kepentingan [IPLC] danmemungkinkan partisipasi efektif mereka dalampencapaian pembangunan berkelanjutan.” 9Instrumen internasional lainnyaBanyak negara juga telah meratifikasiinstrumen internasional hak asasi manusialainnya yang relevan yang mendukungketerlibatan pemangku kepentingan, sepertiKonvensi Internasional tentang PenghapusanSegala Bentuk Diskriminasi Rasial, KonvensiNo 169 International Labour Organization(ILO), Organisasi Buruh Internasional,mengenai Suku-Suku Pribumi dan MasyarakatAdat di Negara-negara Merdeka, PiagamAfrika tentang Hak Asasi Manusia dan Bangsa,dan Konvensi tentang Penghapusan SegalaBentuk Diskriminasi terhadap Perempuan(CEDAW), yang meliputi penghapusandiskriminasi terhadap perempuan ketikamereka berpartisipasi dalam proses politiksuatu negara dan, khususnya, menghilangkandiskriminasi terhadap perempuan pedesaanuntuk memastikan bahwa merekaberpartisipasi dan memperoleh manfaat daripembangunan pedesaan.Ada juga bahasa perjanjian yang mengikatmengenai hak untuk berpartisipasi dalampengambilan keputusan dan akses terhadapinformasi dalam instrumen-instrumeninternasional berikut: Deklarasi UniversalHak Asasi Manusia (1948); KovenanInternasional tentang Hak-hak Ekonomi,Sosial dan Budaya (1966), KovenanInternasional tentang Hak Sipil dan Politik(1966), Konvensi untuk PerlindunganWarisan Budaya Tak Berwujud (2003),Konvensi tentang Perlindungan dan PromosiKeanekaragaman Ekspresi Budaya (2005),dan konvensi Hak anak (1989). Langkahlangkahyang tepat harus diambil untukmemastikan bahwa program REDD+ menaatiinstrumen hukum yang relevan di tingkatinternasional maupun nasional.Pelibatan dan partisipasi pemangkukepentingan juga penting dalam halmultilateral. Multilateral utama yang terlibatdalam REDD+ secara konsisten mendukungrelevansi pelibatan dan partisipasi pemangkukepentingan. Misalnya, Pedoman Programbersama FCPF dan UN-REDD mengenaiKeterlibatan Pemangku kepentingan dalamKesiapan REDD+ dengan Fokus padaPartisipasi Masyarakat Adat dan MasyarakatLainnya yang Bergantung pada Hutan 10dirancang untuk mendukung pelibatanpemangku kepentingan yang efektif daripihak-pihak yang mungkin lebih rentandalam konteks negosiasi REDD+.Program Hutan Dan Iklim WWFPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 55


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSMEMPEROLEH STATUSKEPEMILIKAN LAHAN UNTUKREDD+ BERBASISMASYARAKATDi Republik Demokratik Kongo, WWF melibatkanpara pemangku kepentingan untuk memperolehstatus kepemilikan lahan bagi masyarakat di daerahproyek REDD+ Mai - Ndombe. Melalui proses ini, timmemperoleh pelajaran yang berharga. Sebuah StudiKasus Singkat kegiatan ini dapat ditemukan dalambab Kerangka Hukum dan Peraturan.Secara keseluruhan, hak partisipatif dapatdikelompokkan menjadi empat kategori utama:hak untuk mengakses informasi, hak untukberpartisipasi dalam pengambilan keputusan,hak akses terhadap keadilan dan hak kebebasanberekspresi. Keempat hak tersebut telahdikembangkan di berbagai hukum lingkunganhidup internasional di mana kebanyakannegara tuan rumah REDD+ sudah menjadianggota. Untuk daftar lengkap dari perjanjianinternasional yang memerlukan partisipasipublik dalam masalah lingkungan, sepertiREDD+, lihat Tabel 1 dalam bab KerangkaKerja Hukum dan Peraturan.PILIHAN NASIONAL DAN SUB-NASIONALBagian ini memperlihatkanlangkah-langkah dasarpartisipasi dan pelibatanpemangku kepentingan yangefektif.Menentukan hasil yang diharapkan daripartisipasi dan pelibatanSebuah proses pelibatan pemangkukepentingan harus direncanakan denganhati-hati, dengan mandat yang jelas dan tujuanserta hasil yang dinyatakan dengan jelas. Prosesini harus diletakkan dalam konteks keseluruhandari strategi REDD+, dan menjelaskanbagaimana hal itu sesuai dalam lingkup yanglebih luas dari kegiatan yang direncanakan danbagaimana hasilnya akan digunakan terhadapkegiatan REDD+ yang diharapkan.Masalah-masalah utama yang memerlukanpelibatan pemangku kepentingan harussecara umum memiliki kaitan denganpengembangan dan pelaksanaan strategi danprogram REDD+. Masalah-masalah tersebutmungkin termasuk tetapi tidak terbatas pada:n Status hutan-hutan nasional saat ini;n Kerangka kelembagaan, kebijakan dan regulasi;n Penyebab dan pendorong utamadeforestasi dan degradasi hutan;n Kebijakan masa lalu dan saat ini untukmenghentikan deforestasi dan degradasihutan, baik yang berhasil dan yang tidakberhasil;n Hak dan kebutuhan IPLC yang bergantungpada hutan;n Jenis dan pola penggunaan lahan olehIPLC;n Hak atas tanah (misalnya hak guna dan hakmilik, tradisional, adat) dan sistempenguasaan tanah;n Hak atas karbon;n Usulan strategi REDD+ nasional danproses penyusunan strategi REDD+, sertaproses REDD+ dan sarana partisipasisub-nasional;n Desain sistem pembagian manfaat REDD+untuk distribusi pendapatan REDD+ yangadil dan efektif;n Dampak ekonomi, sosial dan lingkunganserta risiko REDD+ serta mitigasi danpencegahan risiko;n Desain sistem pemantauan untuk melacakhutan dan emisi hutan serta manfaatbersama lingkungan dan sosial;n Masalah-masalah dalam tata kelola danmekanisme kehutanan untuk memastikankepatuhan penuh pada kerangka pengamansosial dan lingkungan, termasuk selamapenyusunan strategi REDD+;n Perhitungan biaya peluang penggunaan lahan;n Identifikasi kelompok yang mungkinmemperoleh keuntungan atau kerugian darikegiatan REDD+;n Peran sektor swasta;n Pembentukan mekanisme pengaduan.Mengidentifikasi pemangku kepentinganPara perencana pelibatan perlu mengidentifikasibaik mereka yang memiliki kepentingan atashutan maupun mereka yang akan terkenapengaruh kegiatan REDD+ di berbagaitingkatan — bersama-sama, kedua kelompok inimembentuk pemangku kepentingan. Pemangkukepentingan ini meliputi pemegang hak(misalnya pemilik tanah; pemegang konsesi;pemerintah nasional; masyarakat adat;masyarakat atau individu yang memegang hakguna hasil tradisional atau diakui secara resmidan/atau hak-hak lainnya atas tanah atausumber daya) dan kelompok-kelompok yangterkena dampak (misalnya individu danmasyarakat yang tidak memegang hakkepemilikan tetapi dapat secara langsungterpengaruh oleh keputusan penggunaan lahan,karena kedekatan mereka dengan kegiatan yangdilakukan). Selain itu, para pemangkukepentingan juga mencakup kelompok yangterlibat dalam pemberian hak atas tanah dansumber daya, departemen pemerintah yangmengawasi pengelolaan sumber daya alamtertentu, dan pemerintah yang mengawasiadministrasi yurisdiksi di mana sumber-sumberdaya tersebut berada, serta masyarakat sipil,sektor swasta dan akademisi. Penting untukmemastikan bahwa proses pemilihan pemangkukepentingan, baik oleh pengurus, seleksimandiri atau kombinasi dari ini, transparansehingga semua pihak yang berkepentingandapat berpartisipasi dan bahwa semuapemangku kepentingan memperolehkesempatan yang sama untuk terlibat danberkontribusi terhadap hasil.Berbagai pemangku kepentingan yang terlibatdalam REDD+ bisa meliputi tetapi tidakterbatas pada:n Masyarakat adat yang hidupnyabergantung hutan;n Masyarakat lokal, denganmempertimbangkan tingkat ketergantunganpada sumber daya alam, tingkat pendapatan,akses ke modal keuangan dan kelembagaan,dan akses ke dan penggunaan tanah;n Masyarakat sipil (misalnya LSM yang bekerjadi tingkat nasional maupun lokal, asosiasimasyarakat, kelompok masyarakat adat);n Kaum perempuan 11 ;n Instansi Pemerintah yang terkait denganhutan, lingkungan, pertanian, energi,transportasi, keuangan, perencanaan dllpada tingkat nasional, negara bagian,tingkat regional atau lokal;n Para donor dan lembaga multilateral;Program Hutan Dan Iklim WWFPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 56


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANn Lembaga penegak hukum Lingkungan;n Sektor swasta (misalnya penebang hutan,peternak, produsen energi, industri, petani,agribisnis);n Akademisi.Perhatian khusus perlu diberikan kepadadimasukkannya masyarakat adat danmasyarakat lainnya yang bergantung padahutan, masyarakat miskin pedesaan,perempuan dan kelompok terpinggirkanlainnya untuk memastikan bahwa prioritasmereka terwakili secara memadai dan tepat.Juga penting untuk memastikan perwakilanyang efektif dari kelompok-kelompokpemangku kepentingan ini bahwa wakil-wakilmereka secara memadai mewakili prioritasdan kebutuhan kelompok dan risiko apapunyang mereka hadapi. Masyarakat tidaksehomogen kelihatannya. Sejumlah besaranggota masyarakat, etnis minoritas danperempuan dapat dikecualikan dalamkerangka partisipatif kolektif. “Pengecualianpartisipatif” ini (pengecualian dalamlembaga-lembaga yang tampaknyapartisipatif) 12 kadang-kadang sudahmengakar dalam kebiasaan prosespengambilan keputusan.Pemetaan pemangku kepentingan diperlukanuntuk menentukan kategori yang lebih luas darimereka yang perlu terlibat di berbagaitingkatan dan hubungan mereka dengan prosespengambilan keputusan. Proses pemetaan jugaharus menangkap platform dan jaringan yangada di mana para pemangku kepentingan dapatdilibatkan dan mengidentifikasi hambatanuntuk partisipasi mereka (misalnya, sumberdaya keuangan, logistik tentang waktu dantransportasi, bahasa). Di tingkat lokal, prosesProgram Hutan Dan Iklim WWFini harus mengidentifikasi forum adat atautradisional formal atau informal yang ada,dengan mempertimbangkan gender danpertimbangan-pertimbangan perbedaan sosialyang lain. 13Partisipasi inklusif genderMetode-metode untuk partisipasi inklusif genderyang penuh dan efektif dari semua pemangkukepentingan harus mempertimbangkanpengaturan kelembagaan yang ada untukpartisipasi (misalnya proses dan strukturpengambilan keputusan informal dan formal,saluran untuk arus informasi) dan harusmenangani hambatan-hambatan terhadappengaksesan informasi dan partisipasi, termasukpengembangan kapasitas yang ditargetkan kearah memastikan partisipasi di berbagaitingkatan. Hal ini akan membutuhkanpemahaman tentang jaringan sosial dan lembagaserta proses pengambilan keputusan formal daninformal, dan juga keragaman sosio-ekonomikelompok-kelompok pemangku kepentingan.Walaupun perempuan mungkin berpartisipasidalam proyek-proyek yang berkaitan dengan hutanatau bahkan mendapatkan manfaat dari proyekproyeksemacam itu, mereka sering hanya secaraminimal terlibat dalam perencanaan dan prosespengambilan keputusan yang menentukan aksesmereka terhadap hak dan sumber daya hutan sertahak mereka atas aset, termasuk tanah dan propertilainnya. Bahkan di mana perempuan memiliki hakyang sama di atas kertas, mereka seringkali tidakmenyadari hak-hak mereka, atau hak-hak ini tidakdihormati oleh struktur kekuasaan formal dan/atauinformal. Tanpa partisipasi perempuan dalam prosespengambilan keputusan, kebutuhan perempuantidak mungkin diakui, begitupun alternatifnyamungkin tidak mendapat dukungan yang dapatmembantu mereka memenuhi kebutuhan merekaapabila akses mereka terhadap hasil hutan terbatas.TABEL 1: PENENTU PARTISIPASI PEREMPUANPENENTU DEFINISI CONTOHAturan masukNorma-norma sosialPersepsi sosialKelebihan pribadiKelebihan dan atributrumah tanggaDiadaptasi dari Agarwal, 2001, dan CIFOR, 2012Mengacu pada kriteriakeanggotaan kelompokkelompokhutan masyarakat,kelompok pengguna air atauasosiasi produsen; kriteria inimungkin diatur oleh asosiasiasosiasiitu sendiri atau olehkebijakan pemerintah.Merujuk pada norma-normayang memandu laki-lakidan perempuan memilikiakses ke ruang publik yangmana, bagaimana merekaharus berperilaku dalamruang-ruang tersebut, danbagaimana pria dan wanitamenghabiskan waktumereka (pembagian kerjaberdasarkan gender)Mengacu pada keyakinantentang kemampuan danketerampilan laki-laki danperempuanMengacu pada akseslaki-laki dan perempuanterhadap sumber daya,baik fisik maupun sosial,yang mempengaruhi statusmereka di masyarakatMengacu pada sumberdaya rumah tangga yangmempengaruhi statusanggota rumah tanggatersebut dalam masyarakatDalam asosiasi produsen, keanggotaan sering didasarkanpada akses terhadap tanah, yang cenderung untukmengecualikan perempuan yang tidak memiliki lahan.Kelompok-kelompok hutan masyarakat yang menerimasatu orang per rumah tangga akan mengecualikanperempuan dari keluarga yang dikepalai pria - meskipunpria dan wanita dalam rumah tangga yang sama mungkinmemiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbedaWanita mungkin tidak dapat menghadiri pertemuan ketikapertemuan-pertemuan ini dijadwalkan pada saat merekamenyiapkan makanan atau melakukan pekerjaan rumahtangga lainnya; pekerjaan rumah tangga juga membatasikemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam pertemuanpertemuanyang lamanya sampai beberapa jamTidak jarang terdengar bahwa perempuan adalah bendaharakarena mereka pandai dengan uang; perempuan jugamungkin dianggap sebagai kurang pengetahuan ataupercaya diri untuk memimpin organisasi; persepsi-persepsitersebut dapat mengurangi ruang di mana perempuan (ataulaki-laki) dapat berpartisipasi dalam kelompokTidak semua wanita tidak memiliki kekuatan atau rentan;janda sering memiliki kelebihan pribadi yang lebih besar;mereka seringkali mampu berbicara lebih bebas ataumemiliki mobilitas yang lebih tinggi daripada perempuanyang menikahIstri kepala desa akan mendapat kekuasaan danpengaruh dari pentingnya kelas rumah tangganya; posisikasta rumah tangga dapat mempengaruhi kemampuanindividu untuk berpartisipasi tetapi dalam beberapa carayang mengejutkan; perempuan berkasta tinggi mungkinlebih tunduk pada norma-norma sosial yang membatasikemampuan mereka untuk berpartisipasi daripadaperempuan dari rumah tangga yang berkasta rendahPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 57


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANKetika perempuan tidak hadir dan diberdayakanuntuk berpartisipasi penuh dan efektif, pengetahuanpenting mengenai jasa ekosistem hutan danpengelolaan sumber daya alam mungkin terabaikan.Juga, “perempuan” bukan merupakan kelompokyang homogen melainkan sering mencakup berbagaikasta, etnis, tingkat kekayaan, usia, agama, dan latarbelakang pendidikan yang mempengaruhikemampuan untuk berpartisipasi danketergantungan mereka terhadap sumber daya alam.Latar belakang ini harus diperhitungkan ketikamemilih wakil perempuan. Bagaimanapun,kehadiran perempuan saja tidak cukup untukmemastikan partisipasi mereka. Merupakan halpenting untuk mempertimbangkan juga aturanmasuk, norma, preferensi sosial, anggapan-anggapanyang telah mengakar, kelebihan pribadi dankelebihan rumah tangga karena faktor-faktor inimempengaruhi tingkat dan jenis partisipasiperempuan dalam pengelolaan hutan. Lihat Tabel 1.Peningkatan kapasitas untuk menjaminpartisipasi yang penuh dan efektifPemangku kepentingan harus memilikikapasitas yang memadai untuk terlibat secarapenuh dan efektif dalam semua jenisketerlibatan pemangku kepentingan.Kapasitas pemangku kepentingan untuk terlibatdalam diskusi REDD+ harus dinilai denganmenggunakan kuesioner, survei, diskusikelompok fokus dan/atau lokakarya. Jenispengembangan kapasitas ini tergantung padatingkat informasi dan pengetahuan yangdimiliki dan tujuan partisipasi. Selain itu,peningkatan kapasitas harus disesuaikandengan kelompok pemangku kepentingantertentu, berdasarkan hubungan merekadengan proses pengambilan keputusan, danharus diakui dalam hal keterlibatan dandipertimbangkan dalam timeline dan anggaran.Pengembangan kapasitas dapat mencakup arusinformasi untuk menciptakan kesadarantentang tujuan dan proses REDD+,menerjemahkan masalah teknis yang kompleksdan membentuk basis pengetahuan di antarapemangku kepentingan yang relevan. Bentuklain dari peningkatan kapasitas adalah lebihspesifik dengan kelompok pemangkukepentingan tertentu sebagai sasaran (misalnyapemerintah, perempuan) atau pelatihan teknisyang diarahkan untuk mengembangkankapasitas pada isu-isu tertentu. Misalnya, diMadre de Dios, Peru, WWF telah berkolaborasidengan masyarakat sipil, perwakilanpemerintah daerah dan nasional, masyarakatlokal, dan akademisi untuk mengembangkankapasitas teknis pada pengukuran, pelaporandan verifikasi kegiatan REDD+.Pelatihan dan lokakarya-lokakarya ini telahmemberikan sumbangan pada pengembanganpengetahuan dasar di antara pemangkukepentingan yang relevan di daerah tersebut.Pengembangan kaasitas tidak boleh dibatasihanya untuk kelompok yang sedang memberikankonsultasi atau yang sedang dicari persetujuannya.Para pendukung dan instansi pemerintah jugaperlu memiliki kapasitas untuk berurusan denganmasyarakat - dari mempelajari protokol dasardari masing-masing masyarakat sampaimendapatkan ketrampilan berbahasa agar dapatmenyampaikan informasi secara efektif.Seringkali, masyarakat telah bersedia untukmengikuti prosesnya tetapi kemudian menjadifrustrasi karena kurangnya kapasitas parapendukung untuk memahami atau menyesuaikandengan realitas bekerja dengan masyarakat.STUDI KASUS SINGKATMENGEMBANGKAN PARTISIPASI DAN DIALOG LINTASBUDAYA DI KOLOMBIAKonteksMasyarakat adat di Kolombia, banyak dari merekatinggal di daerah terpencil dan sulit dijangkau, mungkintidak memiliki banyak peluang untuk berpartisipasidalam proses pengambilan keputusan kebijakan danpelaksanaan REDD+. Untuk mengatasi tantangan ini,WWF, Organisasi Masyarakat Adat Amazon Kolombia,Patrimonio Natural, Kementerian Lingkungan Hidup danPembangunan Berkelanjutan Kolombia, sertaKoordinator Organisasi Adat Lembah Sungai Amazon(COICA) bermitra untuk memulai proses peningkatankapasitas yang akan memberdayakan masyarakat adatuntuk memahami dan memberikan pemahaman yangberharga mengenai isu-isu kunci, seperti perubahaniklim, ekosistem, adaptasi, mitigasi dan REDD+.Upaya ini, bersama dengan kesediaan pemerintahuntuk memasukkan isu-isu ini dalam pengembanganStrategi REDD+ Nasional Kolombia, menciptakansebuah proses partisipatif yang memungkinkanmasyarakat adat untuk menjadi bagian dari dialog.Perubahan yang diharapkann Peningkatan kapasitas pengambilan keputusanmasyarakat adat dalam proses pembuatankebijakan REDD+;n Peningkatan partisipasi masyarakat adat dalamproses pengembangan strategi REDD+ nasional;n Peningkatan komunikasi dan pertukaranpengetahuan di antara masyarakat adat,pemerintah dan masyarakat sipil.Pencapaiann Melalui pembentukan Roundtable Masyarakat AdatAmazon untuk Lingkungan dan Perubahan Iklim diKolombia, yang mempertemukan kelompokkelompokmasyarakat adat Lembah Amazondengan para pejabat pemerintah, sekarang adaproses pengembangan strategi REDD+ nasionalyang partisipatif dan konsultatif.n Kapasitas lokal telah sangat meningkat denganadanya 10 lokakarya yang melatih 700 orang dari40 kelompok masyarakat adat di Amazon Kolombiatentang isu-isu perubahan iklim, jasa ekosistem,adaptasi, mitigasi dan REDD+. Pelajaran yangdidapat dikumpulkan dan dibagi dalam lokakaryaantara lain yang berkaitan dengan metodologi danpengetahuan serta perspektif masyarakat adat.n Pendekatan partisipatif dalam membangun kebijakandan strategi nasional di Kolombia telah memperolehpengakuan internasional, termasuk pengakuan olehForest Carbon Partnership Facility (FCPF).Tantangann Kurangnya sumber daya keuangan dan manusiayang memadai. Proyek ini bisa memperolehmanfaat dari lebih banyak donor dan mitra.n Aksesibilitas geografis. Sulit untuk mengaksessudut-sudut paling terpencil di Amazon, di manawilayah beberapa masyarakat adat berada.Pelajaran yang diperolehn Keberhasilan suatu proses pengembangankebijakan partisipatif tergantung padamempromosikan dialog dan berbagi pengetahuan diantara beragam pemangku kepentingan.n Dalam proses pengembangan kebijakan partisipatif,para pemangku kepentingan perlu mendefinisikanpandangan mereka dengan jelas tetapi juga fleksibeluntuk beradaptasi dengan kebutuhan kelompok.Program Hutan Dan Iklim WWFPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 58


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANMendefinisikan istilah-istilah dan metodepelibatan pemangku kepentinganSemua bentuk pelibatan dan partisipasipemangku kepentingan harus berpedomanpada harapan yang jelas mengenai proses danunsur-unsur pelibatan. Pemangku kepentinganharus diberitahu mengenai tujuan prosestersebut dan bagaimana hal itu akan dilakukan,termasuk hak dan tanggung jawab parapemangku kepentingan yang berbeda. Jugapenting untuk menentukan kapan prosespelibatan mulai dan berakhir - lingkupnya– agar hasilnya tepat waktu dan tidakmenciptakan harapan palsu yang terkaitdengan REDD+ sebelum diformalkan sebagaimekanisme resmi. Selain itu, penting untukdicatat bahwa pemangku kepentingan dapatberubah dari waktu ke waktu dan bahwapartisipasi dan pelibatan pemangkukepentingan merupakan tanggung jawab yangterus-menerus. Juga, penting untukmenentukan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pelibatanpemangku kepentingan, di tingkat mana danbagaimana informasi yang dihasilkan olehproses pelibatan pemangku kepentingan akandigunakan untuk menjadi dasar rancanganstrategi REDD+.kepentingan dalam bahasa dan bentuk yangdapat diakses. Tergantung pada audiens sasarandan tujuan konsultasi, berbagai bentuk mediakomunikasi, seperti bahan cetak, mediaelektronik, radio komunitas, dan sandiwara dandrama lokal, dapat digunakan untukmenyebarluaskan informasi dan menerjemahkanmasalah-masalah teknis dan kompleks yangberkaitan dengan REDD+. Membangunkesadaran masyarakat melalui kampanye berbagiinformasi, pendidikan dan komunikasi pentinguntuk mengkomunikasikan tujuan REDD+ danrisiko dan peluang yang terkait.Metode pelibatan yang diperlukan untukmemenuhi tujuan partisipasi harusdidefinisikan. Hal ini berupa menentukanpendekatan mana yang sesuai untukkelompok pemangku kepentingan yangsedang dipertimbangkan atau mereka yangingin berpartisipasi (misalnya kesadaranmasyarakat, memberikan masukan teknis keanalisis penyebab deforestasi, berpartisipasidalam pengambilan keputusan, monitoringdan pengawasan), termasuk konteks di manapelibatan tengah dilakukan (misalnyapertimbangan hukum, sosial, budaya, politikdan ekonomi).TABEL 2: JENIS PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGANJENIS PARTISIPASIBerbagi informasiKonsultasiKolaborasiPengambilan keputusanbersamaPemberdayaanSumber: Foti dkk, 2008.URAIANSebagian besar berupa aliran informasi satu arah (misalnya dari pemerintah kepadamasyarakat, masyarakat kepada pemerintah). Tujuannya adalah untuk menjaga agarpara pelaku mendapatkan informasi, memberikan transparansi, dan membangunlegitimasi. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan penjangkauan yangsederhana (misalnya website, lembar fakta, siaran pers, presentasi).Aliran informasi dua arah dan pertukaran pandangan. Melibatkan berbagi informasi,mengumpulkan umpan balik dan reaksi, dan, dalam proses konsultasi yang lebihformal, menanggapi pemangku kepentingan tentang bagaimana rekomendasi merekaitu ditangani (atau jika tidak ditangani, mengapa tidak). Pertukaran informasi dapatterjadi melalui pertemuan dengan individu, pertemuan-pertemuan publik, lokakarya,meminta umpan balik mengenai dokumen-dokumen, dllKegiatan bersama di mana inisiator mengundang kelompok lain untuk terlibat tetapimemiliki kewenangan dan kontrol untuk pengambilan keputusan. Kolaborasi berartilebih dari sekedar mengumpulkan umpan balik tetapi juga melibatkan pemangkukepentingan dalam pemecahan masalah, desain kebijakan, dan pemantauan sertaevaluasi. Pendekatan yang dapat digunakan mungkin termasuk komite penasihat, misibersama dan pelaksanaan kegiatan bersama.Kolaborasi di mana ada kontrol bersama atas keputusan yang dibuat. Pengambilankeputusan bersama berguna ketika pengetahuan, kemampuan dan pengalamanpemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan kebijakan.Transfer kontrol atas pengambilan keputusan, sumber daya dan kegiatan dari inisiatorkepada pemangku kepentingan lainnya. Pemangku kepentingan, yang bertindaksecara mandiri dan untuk kepentingan mereka sendiri, dapat melaksanakan mandatkebijakan tanpa keterlibatan atau pengawasan pemerintah yang signifikan (misalnyazona pengelolaan sumber daya alam lokal).Partisipasi harus didasarkan pada transparansidan akses yang tepat waktu terhadap informasi disemua tingkatan dan dalam cara yang sesuaidengan budaya dan peka gender. Para pemangkukepentingan harus memiliki akses sebelumnya keinformasi sehingga mereka dapat memahamikegiatan partisipasi yang diusulkan dan diberikanwaktu yang memadai untuk dapat sepenuhnyamemahami dan memasukkan masalah danrekomendasi. Metode komunikasi danpenjangkauan harus memastikan bahwainformasi yang memadai, sesuai dan tepat waktutelah diberikan kepada semua pemangkuUnsur lintas sektor pelibatan pemangkukepentingan dan peran pemangkukepentingan REDD+ meliputi: 14n Berbagi Informasi dan peningkatankapasitas: berbagi informasi dan konsultasi;n Analisis masalah: konsultasi, kolaborasiatau pengambilan keputusan bersama;n Negosiasi, pembangunan konsensus danpersetujuan: pengambilan keputusanbersama atau pemberdayaan;n Pengawasan dan pemantauan: pengambilankeputusan bersama atau pemberdayaan.Tabel 2 memberikan gambaran dariberbagai jenis partisipasi pemangkukepentingan. Ini dapat diterapkan secaraindividu atau dalam kombinasi untukmencapai hasil yang diinginkan.Partisipasi dapat bersifat formal atau informaldan dapat membangun di atas struktur danmekanisme partisipatif yang ada atau membuatyang baru bila diperlukan. Struktur ini harusdisesuaikan dengan tempat dan tujuan dantetap fleksibel. Partisipasi efektif harusmenyediakan anggaran dan sumber dayamanusia yang memadai, termasuk fasilitasi ahli.Berbagai metode pelibatan pemangkukepentingan dapat digunakan, seperti lokakarya,survei dan kelompok fokus, denganmenghormati proses, organisasi dan lembagayang ada. Tabel 3 menyajikan pilihan untukmetode melibatkan para pemangkukepentingan yang diselenggarakan oleh tujuanketerlibatan, dan pilihan-pilihan untuk seleksipemangku kepentingan.Pemangku kepentingan harus mencapaipemahaman bersama tentang bagaimanaProgram Hutan Dan Iklim WWFPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 59


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 3: METODE PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN YANG DIORGANISASIR BERDASARKAN TUJUAN PELIBATANTUJUAN PELIBATAN PEMANGKUKEPENTINGAN REDD+Berbagi Informasi danPeningkatan KapasitasMenyediakan dan bertukardata, pendapat dan pilihan(pertukaran searah dan duaarah)Analisis MasalahMemberikan saranatau komentar yangtidak mengikat, namunberpengaruh, menetapkanbaselineNegosiasi, PembuatanKonsensus dan PersetujuanMencapai kesepakatan yangdapat diterapkanPengawasan danPemantauanPemangku kepentingan atauwarga masyarakat berbagitanggung jawab untukpelaksanaanMETODE PEMILIHANDipilih Sendiri atau DipilihPengurusDipilih Pengurus (ataumasyarakat sipil yangmemegang proses yangparalel)Dipilih PengurusDipilih sendiri atau dipilihpengurusSumber: Pasar dan Masyarakat Karbon Hutan, 2013CONTOH» Dengar Pendapat (pertemuan masyarakat)» Komentar publik» Open house» Mendengarkan» Sesi» Kelompok terarah» Survei» Dialog online/blog» Mendongeng» Penasehat» Komite» juri/panel warga masyarakat» Sidang» Jajak Pendapat Permufakatan» Forum Komunitas» Dialog Kebijakan» Satuan Tugas» Forum isu nasional» Perencanaan dengan dialog» Perencanaan skenario» Pencarian di Masa Depan» Penyelidikan Apresiatif» Tempat terbuka» Perubahan menyeluruh» Dialog berkelanjutan» Lingkaran Perdamaian» Pencarian kesamaan» Kesepakatan Konsensus» metodologi Delphi» Kesepakatan penyelesaian masalah» Negosiasi» komite/tim Tetap» Pertemuan Masyarakat» Kemitraan» Lingkaran Studimereka akan berpartisipasi dan tingkatkomitmen yang diperlukan, termasuk jadwaldan tenggat waktu, dengan mempertimbangkankebutuhan kapasitas dan langkah-langkah yangakan diambil untuk membangun kapasitas.Temuan dari setiap kegiatan harus dianalisis,dilaporkan, dan didiskusikan dengankelompok-kelompok pemangku kepentinganyang representatif dan dimasukkan kembali kedalam proses pengambilan keputusan.Masalah waktu adalah pertimbangan utama.Konsultasi harus dilakukan ketikamayoritas anggota masyarakat tersedia- yang berarti mempertimbangkan kalenderpertanian (ekonomi) dan budaya, namunwaktu antara konsultasi dan keputusantidak boleh begitu lama sehingga anggotamasyarakat mungkin sudah lupa poin-poinyang paling penting atau begitu singkatsehingga tidak ada waktu bagi anggotauntuk melakukan refleksi sepenuhnya.Ketika menyelenggarakan beberapakegiatan sekaligus, harus diupayakan untukmemastikan bahwa kalender masyarakattidak terganggu terlalu sering.SUDUT PANDANG WWFPrinsip-Prinsip tentangMasyarakat Adat danKonservasi WWF mengakuikebutuhan untuk melakukanupaya khusus untukmenghormati dan melindungi hak-hakmasyarakat adat dalam kaitannya denganinisiatif konservasi. Secara khusus, WWFsepenuhnya mendukung ketentuan mengenaimasyarakat adat yang terdapat dalam Agenda21, Konvensi Keanekaragaman Hayati,Konvensi ILO 169, Konvensi MengenaiMasyarakat Adat di Negara-negara Merdeka,dan Deklarasi PBB tentang Hak-HakMasyarakat Adat. Kebijakan WWF ini meliputikomitmen positif untuk mengembangkankemitraan yang langgeng dengan masyarakatadat dan tradisional untuk konservasi danpengelolaan berkelanjutan tanah, perairan danwilayah mereka, selama komitmen inikonsisten dengan tujuan konservasi WWF.Melalui Kebijakan WWF tentang Gender,WWF juga mengakui bahwa masyarakat adattidak homogen dan bahwa peran dan hak-hakperempuan dan anak perempuan berbedadari laki-laki dan anak laki-laki.Selain itu, Kebijakan WWF tentang Kemiskinandan Konservasi menekankan pentingnyapartisipasi dari orang-orang yang memilikiinformasi dan berpotensi terkena dampakdalam pengambilan keputusan tentang inisiatifkonservasi. Kesepakatan sukarela diusulkansebagai sarana untuk mengatasi danmenyelesaikan konflik antara konservasi danpenghidupan masyarakat setempat.Mengenai REDD+, CARE International,Greenpeace dan WWF telah mendukungLima Prinsip Pedoman REDD+ (the REDD+Five Guiding Principles) - seperangkatprinsip-prinsip yang menetapkan patokanglobal untuk keberhasilan dalam menanganimasalah deforestasi dan degradasi hutan.Melalui kepatuhan terhadap prinsip-prinsipini, WWF juga percaya bahwa pembangunanberkelanjutan dan berkeadilan harusdidasarkan pada penguatan matapencaharian masyarakat yang bergantungpada hutan dan REDD+ harus mengakui danmenghormati hak-hak masyarakat adat dankomunitas lokal, termasuk hak untukberpartisipasi.Program Hutan Dan Iklim WWFPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 60


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSUMBER LEBIH LANJUTAgarwal, B. (2001).“Pengecualian Partisipatif,Hutan Kemasyarakatan, danGender: Sebuah Analisis untukAsia Selatan dan KerangkaKonseptual”. Pembangunan Dunia. Vol. 29:10.2001 hlm 1623-1648.Springer, J. dan Alcorn, J. (2007). “PenguatanKemitraan WWF dengan Masyarakat Adat danMasyarakat Lokal”. bit.ly/1brzb09.Manfre, C dan Rubin, D. (2012).Mengintegrasikan Gender ke dalamPenelitian Kehutanan: Sebuah Panduanuntuk ilmuwan dan Administrator ProgramCIFOR. CIFOR. Bogor, Indonesia.WWF. (2000). Kolaborasi Pemangkukepentingan: Membangun Jembatan untukKonservasi. Satuan Strategi KonservasiEkoregion WWF. WWF -AS. Washington, DC,Amerika Serikat. bit.ly/173t5eN.Gomes, R., Bone, S., Cunha, M., Nahur, A.,Moreira, P., Meneses - Filho, L., Voivodic, M.,Bonfante, T. dan Moutinho. MenjelajahiGenerasi Bottom- up Kebijakan REDD+ olehMasyarakat tergantung. Oktober 2010.“Prinsip dan Kriteria Sosial dan LingkunganREDD+: Untuk pengembangan danpelaksanaan program dan proyek di AmazonBrasil”. Kolaborasi multi -pemangkukepentingan. Juli 2010. bit.ly/16hYjSW. bit.ly/16hYjSW.CCBA (2010). “Iklim, Masyarakat danKeanekaragaman Hayati: Standar Sosial danLingkungan REDD+. Versi 1”. Iklim,Masyarakat dan Keanekaragaman Hayati(CCBA). Juni 2010. Tersedia di:www.climate-standards.org.ClientEarth (2010). “Pedoman untukmendukung modalitas untuk PartisipasiPemangku kepentingan”. 23 Juli 2010. bit.ly/1brBvEp.FCPF (2009a). Mekanisme Kesiapan FasilitasKemitraan Karbon Hutan: Konsultasi danPartisipasi Nasional untuk REDD. CatatanFMT 2009-2. Bank Dunia. 6 Mei 2009.bit.ly/154O8jM.FCPF (2009b). “Pengurangan Emisi dariDeforestasi dan Degradasi Hutan: ForestCarbon Partnership Facility. Konsultasi danPartisipasi dalam Penyusunan &Implementasi Rencana-R”. (PowerPoint).Peserta Rapat Komite (FCPF PC2). BankDunia. Gamboa, Panama. 11-13 Maret 2009.Satuan Tugas Iklim dan Hutan Gubernur.(2010). “Draft Dokumen Panduan: KebijakanKeterlibatan Pemangku kepentingan untukSatuan Tugas Iklim dan Hutan Gubernur”.Satuan Tugas Iklim dan Hutan Gubernur (GCF)Kelompok Ad- Hoc Keterlibatan PemangkuKepentingan. 18 Agustus 2010. bit.ly/15JbKgb.Kemitraan REDD+. (2010). “KemitraanREDD+ Sementara: Modalitas PartisipasiPemangku kepentingan”. Tianjin. 9 Oktober2010. bit.ly/GzKvto.Program UN-REDD. (2009a). “PedomanOperasional: Pelibatan Masyarakat Adat danKomunitas yang Bergantung pada HutanLainnya”. Dokumen kerja. 20 April 2009.bit.ly/173u4vN.Costenbader, J. (ed.) (2009). “KerangkaHukum untuk REDD: Desain danImplementasi di Tingkat Nasional”. KertasKebijakan Lingkungan Hidup dan HukumIUCN No.77. IUCN. 2009. bit.ly/18tXczd.FCPF (2010). “Menuai Pengetahuan tentangREDD+: Pelajaran Awal dari Inisiatif FCPFdan Selebihnya”. Kertas Kerja FMT No.1. 20Oktober 2010. bit.ly/19m6slQ.Erikson, J. (2009). “Peran IUCN sebagaifasilitator dalam konsultasi multi-pihakKamerun untuk Voluntary PartnershipAgreement”. Program Konservasi HutanIUCN. April 2009. bit.ly/GzUsr5.Herbertson, K., Ballesteros, A., Goodland, R.dan Munilla, I. (2009). “Sebuah Inovasi:Melibatkan Masyarakat dalam ProyekEkstraktif dan Prasarana”. World ResourcesInstitute. 2009. bit.ly/19Zz3Qe.Richards, M. dan Panfil, S. (2010). “Manualuntuk Penilaian Dampak Sosial ProyekKarbon Berbasis Lahan. Versi 1.0”. ForestTrends, Aliansi Iklim, Masyarakat &Keanekaragaman Hayati. 1 Juni 2010.bit.ly/19Zz7PI.Program UN-REDD (2009b). “MelibatkanMasyarakat Sipil dalam Praktik terbaik REDDdi Republik Demokratik Kongo”. ProgramUN-REDD. November 2009. bit.ly/15JcfHi.The Nature Conservancy (TNC) (2010).“Program Karbon Hutan Berau: RencanaBisnis untuk Komponen PelibatanMasyarakat Program Model REDDKabupaten Berau. Laporan Akhir”.Program Karbon Hutan Berau - KomponenKeterlibatan Masyarakat. The NatureConservancy. Maret 2010.UNEP (2013). Ulasan Praktik Saat Ini dalamPelibatan Pemangku Kepentingan dalamOrganisasi Multilateral.Program Karbon Hutan, Pasar danKomunitas. (2013). “Kesiapan untuk Terlibat:Pengalaman Pelibatan PemangkuKepentingan untuk REDD+”. Makalah yangdisiapkan oleh Nancy Diamond dan FCMCuntuk USAID. Burlington, VT: Tetra Tech.Program Karbon Hutan, Pasar danKomunitas. (2013). “Metode untuk Menilaidan Mengevaluasi Dampak Sosial REDD+ diTingkat Program”. Makalah yang disiapkanoleh Kathleen Lawlor dan FCMC untukUSAID. Burlington, VT: Tetra Tech.Program Hutan Dan Iklim WWFStakeholder Engagement and participation // 61


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANDAFTAR KEPUSTAKAANCATATAN AKHIRKonferensi PBB tentang Lingkungandan Pembangunan. Rio de Janeiro,Brasil. 03-14 Juni 1992. Deklarasi Riotentang Lingkungan dan Pembangunan,Princ. 10, UN Doc. A/CONF. 151/26 (vol.I) (12 Agustus 1992)1. “Sumber Daya” dipahami sebagaimeliputi jasa ekosistem yangdiberikan oleh sumber daya tersebut.2. “Mata Pencaharian” dapatdidefinisikan oleh enam modal/aset:sosial politik, budaya, manusia,keuangan, alam dan fisik.3. Lihat UNFCCC Keputusan 1/CP.16, paragraf 7, 8, dan72, serta Lampiran 1, paragraf 2.a, 2.b, 2.c. dan 2.d.4. “Hak adat” untuk tanah dan sumber daya mengacupada pola penggunaan lahan dan sumber dayamasyarakat yang telah berlangsung lama sesuaidengan hukum adat, nilai-nilai, adat dan tradisimasyarakat adat dan komunitas lokal, termasukpenggunaan musiman atau siklus dan bukannyasertifikat kepemilikan yang sah atas tanah dan sumberdaya yang dikeluarkan oleh negara (REDD+ SES).5. Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat, yangdiadopsi dalam sesi ke-61 Majelis Umum PBB padatanggal 13 September 2007, dan dapat diakses di www.un.org/esa/socdev/unpfii/en/declaration.html.6. Pasal 5 UNDRIP.7. Pasal 23 UNDRIP.8. Prinsip 10 Deklarasi Rio tentang Lingkungan danPembangunan.9. Prinsip 22 Deklarasi Rio tentang Lingkungan danPembangunan.10. Ada di bit.ly/17jAl9D.11. Istilah “perempuan” meliputi perbedaan kasta, etnis,kekayaan, usia, agama dan tingkat pendidikan.Perbedaan-perbedaan ini harus diperhitungkan selamaproses partisipasi REDD+, karena pengaruhnyaterhadap kapasitas perempuan untuk berpartisipasidan ruang lingkup keputusan yang diambil bervariasidan dapat bergantung pada faktor-faktor sepertiapakah kaum perempuan merupakan pemilik lahanatau pemegang hak, apakah mereka memiliki aksespada modal keuangan dan kelembagaan, danketergantungan mereka pada sumberdaya alami.12. Agarwal, B., “Penyisihan Partisipatif, KehutananMasyarakat, dan Gender: Sebuah Analisis untuk AsiaSelatan dan sebuah Kerangka Konseptual”. WorldDevelopment. Vol. 29:10. 2001 hlm 1623-1648.13. “Dibedakan secara Sosial” mencakup dibedakanberdasarkan jenis kelamin, marjinalisasi dankerentanan.14. Karbon Hutan, Program Pasar dan Komunitas. (2013).“Kesiapan untuk Terlibat: Pengalaman PelibatanPemangku Kepentingan untuk REDD+”. Makalah yangditulis oleh Nancy Diamond dan FCMC untuk USAID,Burlington, VT: Tetra Tech.Program Hutan Dan Iklim WWFPELIBATAN DAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN // 62


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANMELACAK REDD+PEMANTAUAN,PENGUKURAN,PELAPORAN DANVERIFIKASI64TINGKATREFERENSI76Registri REDD+86Program Hutan Dan Iklim WWFCONTENTS // 63


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+MELACAK REDD+PEMANTAUAN,PENGUKURAN,PELAPORAN DANVERIFIKASIUNDUH BAB INI© Julie Pudlowski / WWFProgram Hutan Dan Iklim WWF PEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 64


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Sistem pemantauan, pengukuran, pelaporan dan verifikasi(MMRV) hutan merupakan tulang punggung dari sebuah sistemberbasis kinerja untuk REDD+. Untuk alasan ini, sistem tersebutsangat penting bagi strategi REDD+ nasional atau sub-nasional,dan harus merekam informasi dengan cara yang konsisten,lengkap, transparan dan dapat dibandingkan dengan perkiraanakurasi yang telah diketahui.n Sistem MMRV harus mematuhi Pedoman terbaru Praktik yangBaik untuk Penggunaan Tanah, Perubahan Pemanfaatan Lahandan Kehutanan dari Panel Antarpemerintah tentang PerubahanIklim (IPCC); dan Pedoman Nasional Inventori Gas Rumah KacaIPCC. Sistem MMRV harus bertujuan untuk mengembangkandata penggunaan lahan yang secara geografis eksplisit(Pendekatan IPCC 3) menggunakan perkiraan emisi yangmenggunakan setidaknya standar pelaporan IPCC Tier 2.n Sistem pemantauan hutan akan membutuhkan kombinasipenginderaan jarak jauh maupun data lapangan. Karenapengukuran lapangan mahal dan memakan waktu, pilihan lokasilahan yang strategis melalui stratifikasi dan pengambilansampel akan menjadi penting.Program Hutan Dan Iklim WWF PEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 65


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPENDAHULUANSistem pemantauan, pengukuran, pelaporandan verifikasi (MMRV) dapat dibagi menjadiempat komponen utama: pemantauanhutan (M1), pengukuran (M2), sistempelaporan (R) dan verifikasi (V). Konsep-konsepini sering dipertukarkan, dan seringmembingungkan, dan perbedaannya jarangdiuraikan. Di sini kita akan menunjukkanbagaimana sistem-sistem ini berbeda danbagaimana bersama-sama semuanya merupakantulang punggung pelaksanaan REDD+ denganmenyediakan sistem pelacakan sumber daya daninventori penggunaan lahan serta perubahanpenggunaan lahan dan emisi yang terkait. Dalambab ini kita akan mengacu pada tiga sistem yangberbeda yang diuraikan di bawah ini:VIDEO WEBINAR: MRV-APA YANGPERLU ANDA KETAHUI UNTUKMEMBUAT KEPUTUSAN YANG TEPAT?SESI BELAJAR 3VIDEO WEBINAR: MENILAI AKURASI DANMEMBUAT ESTIMASI KAWASAN PETAYANG MENUNJUKKAN PERUBAHAN YANGDIHASILKAN PENGINDERAAN JARAK JAUHSESI BELAJAR 11Sistem pemantauan hutan (M1) adalah sistemfisik dan teknologi yang digunakan untukmenghasilkan data tutupan hutan danmendeteksi serta mengukur perubahan yangterlihat pada tutupan hutan (termasukbiomassa di atas dan di bawah tanah, jenishutan, kerapatan kanopi, dll). Informasi yangkami kumpulkan dalam sistem pemantauanhutan adalah sumber data primer dan karenaitu penting untuk akurasi dan presisikeseluruhan sistem MMRV kami. Dengandemikian, sistem pemantauan hutan haruscukup komprehensif untuk memungkinkanpelacakan dari semua hutan di dalam suatunegara serta cukup sensitif untuk dapatmendeteksi keberadaan/tidak adanya hutansesuai dengan definisi hutan negara tersebut.Sebaliknya, sistem Pengukuran (M2),Pelaporan dan Verifikasi (M2RV) adalahseperangkat gabungan metodologi dan standaryang digunakan untuk menerjemahkan dataprimer menjadi perkiraan emisi yang dapatdiukur dan dilaporkan yang dapat diverifikasioleh entitas atau otoritas eksternal. Untuksebagian besar tujuan dokumen ini, lembagaeksternal yang menerima laporan kami adalahKonvensi Kerangka Kerja PBB tentangPerubahan Iklim (UNFCCC), namun, kami jugamungkin akan mengembangkan sistem M2RVdi bawah entitas pihak ketiga lainnya sepertiVerified Carbon Standard (VCS), Climate,Community and Biodiversity Alliance (CCBA)atau American Carbon Registry (ACR).Pemantauan, pengukuran, pelaporan danverifikasi (MMRV) adalah kombinasi dari duasistem di atas, dengan tujuan untuk melacakperubahan di kawasan hutan dengan carayang transparan, konsisten, akurat danmengurangi ketidakpastian. Hal ini sangatpenting jika kami ingin menetapkan apakahintervensi kami memiliki efek positif ataunegatif pada ekosistem hutan.Sistem MMRV sering dibahas dalam konteksperubahan iklim, dan oleh karena itumengukur emisi gas rumah kaca akanmenjadi penting. Sistem ini juga dapatmembantu melacak berbagai indikator lain(misalnya keanekaragaman hayati, hidrologi,nilai-nilai budaya). Di dalam bab ini kitaterutama akan membahas sistem MMRVemisi GRK, mengakui bahwamengembangkan sistem MMRV di berbagaiindikator akan meningkatkan baik efisiensimaupun efektivitas sistem pelacakan kami.KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALAda beberapa badan penetapanstandar internasional untukMMRV. Yang paling penting diantaranya adalah UNFCCCkarena lembaga ini menetapkankerangka hukum, peraturan dan kelembagaaninternasional untuk negara-negara yangmemiliki hutan untuk memantau, mengukurdan melaporkan hutan mereka. Sistem lainadalah VCS dan CCBA, yang kurang lebihmempengaruhi sistem MMRV negara-negaraberkembang. Bagian berikut akan akan memuatkeputusan-keputusan penting yang telah dibuatdi bawah UNFCCC dan kalau relevan dalamarena lain yang menjadi pedoman konteksnasional dan sub-nasional untuk MMRV.COP 13: Bali 2007UNFCCC telah memberikan pedoman MMRVsejak Konferensi ke 13 Para Pihak (COP 13)UNFCC di Bali pada tahun 2007. KeputusanBali meminta agar para pihak meningkatkankemampuan pengumpulan data, estimasiemisi dari deforestasi dan degradasi hutanserta monitoring dan pelaporan. 1 Jugadisepakati bahwa para pihak ini harusmenggunakan inventori GRK nasional merekasebagai dasar untuk melaporkan emisi darideforestasi, dengan mengingat juga bahwapara pihak negara berkembang harusmenggunakan Pedoman Praktik yang Baik(GPG) IPCC untuk Penggunaan Tanah,Perubahan Pemanfaatan Lahan danKehutanan (LULUCF) 2 dan Pedomaninventori GRK Nasional IPCC (lihat Fokus).COP 15: Kopenhagen 2009Pada tahun 2009, dalam COP 15 diKopenhagen, negara-negara berkembangdiminta untuk membuat sistem pemantauanhutan nasional yang kokoh dan transparan 3yang menggunakan kombinasi penginderaanjarak jauh dan pendekatan inventori karbonhutan berbasis lapangan untuk memperkirakanemisi, penyerapan, simpanan karbon hutan danperubahan kawasan hutan; dan untukmenyediakan perkiraan yang transparan,konsisten, akurat, dan mengurangiketidakpastian. 4COP 16: Cancun, 2010Pada tahun 2010, dalam COP 16 di Cancun,diberikan petunjuk lebih lanjut mengenaicara-cara untuk mengintegrasikan sistempemantauan sub-nasional ke dalam sistempemantauan nasional, termasuk ketentuanuntuk melaporkan bagaimana perpindahanemisi sedang ditangani. 5 Secara penting Cancunmenciptakan peta jalan bagi para pihak untukmembahas sistem pemantauan hutan dan sistemMRV (MMRV) dengan sebuah kesepakatandijadwalkan untuk COP 17 di Durban.Program Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 66


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANCOP 17: Durban 2011Pada tahun 2011, dalam COP 17 di Durban,para pihak gagal mencapai kesepakatanmengenai modalitas untuk pemantauanhutan dan MRV. Para pihak melanjutkanmembahas masalah ini di Bonn pada bulanMei 2012, dan posisi mereka dirangkumdalam rancangan teks 6 yang memberikanpedoman baik mengenai sistem pemantauanhutan maupun sistem MRV.Draft teks tersebut menyatakan bahwa sistempemantauan hutan nasional harus memberikandata yang transparan, konsisten dari waktu kewaktu dan lengkap. 7 Data juga harus disusunberdasarkan sistem yang ada, memberikaninformasi mengenai semua kawasan hutan dinegeri ybs, memungkinkan penilaianperubahan yang terjadi di hutan alam, fleksibeldan memungkinkan peningkatan, sertamengidentifikasi sumber-sumber potensiketidakpastian sejauh mungkin. Rancanganteks ini juga menyatakan bahwa sistempemantauan hutan dapat memberikaninformasi tentang kerangka pengaman.Rancangan teks juga setuju bahwa sistem MRVharus memberikan data dan informasi tentangemisi antropogenik yang berkaitan denganhutan berdasarkan sumber dan penyerapanoleh penyerap, simpanan karbon hutan, danperubahan simpanan karbon hutan dankawasan hutan yang transparan, lengkap dankonsisten dengan tingkat referensi hutan yangtelah ditetapkan dan, dari waktu ke waktu,akurat dan dapat diperbandingkan. Selain itujuga dinyatakan bahwa sistem MRV dapatditingkatkan dari waktu ke waktu. Rancanganteks ini juga mengirimkan sinyal penting bahwasemua data untuk pelaporan REDD+ harusdiberikan melalui laporan pembaruan duatahunan (BUR). 8 Laporan-laporan ini harusProgram Hutan Dan Iklim WWFberisi informasi tentang emisi dan penyerapanGRK, tindakan mitigasi yang secara nasionaltepat (NAMA), serta setiap kesenjanganpembiayaan, teknologi dan pembangunankapasitas. Informasi ini akan diserahkandengan menggunakan pedoman UNFCCCuntuk persiapan komunikasi nasional(Keputusan 17/CP.8) serta mematuhi IPCCGPG untuk LULUCF. Di Durban jugadisepakati bahwa negara-negara berkembangharus memverifikasi emisi merekamenggunakan proses yang disebut Konsultasidan Analisis Internasional (ICA). Proses ICAterdiri dari dua langkah:n Sebuah analisis teknis BUR oleh tim ahliteknis dengan konsultasi dengan pihakUNFCCC menghasilkan sebuah laporanringkasan. Informasi yangdipertimbangkan harus mencakup laporaninventori GRK nasional bersama denganNAMA, termasuk dampak dan kemajuandalam pelaksanaannya.n Sebuah pertemuan berbagi pandanganyang fasilitatif, yang akan menggunakanBUR dan laporan ringkasan tersebut diatas sebagai masukan.OPSI NASIONAL DAN SUB-NASIONALSistem MMRV dapatdiimplementasikan dalamberbagai cara. Seperti yangtelah disebutkan sebelumnya,sistem ini harus transparan,konsisten, akurat, dapat diperbandingkandan mengurangi ketidakpastian. Walaupundapat melacak berbagai variabel, sistemMMRV minimal harus dapat memberikaninformasi tentang berapa banyak CO2 yangdiemisikan atau diserap sebagai akibat dariFOKUSPEDOMAN IPCC UNTUK INVENTORI GRK NASIONAL(2006) DAN PEDOMAN PRAKTIK YANG BAIK IPCCUNTUK LULUCF (2003)Teks berikut ini diadaptasi dari laporan-laporan iniPedoman IPCC untuk Inventori GRK Nasional (2006)(selanjutnya disebut 'Pedoman') dan Pedoman Praktikyang Baik untuk LULUCF (selanjutnya disebut 'GPG')membantu negara-negara dalam menyusun inventorilengkap nasional gas rumah kaca. Pedoman ini telahdisusun sedemikian rupa sehingga setiap negara pastimampu menghasilkan estimasi yang dapat diandalkanmengenai emisi dari sumber dan penyerapan olehrosot di semua sektor. Kalau digabungkan, sumbersumberdaya ini menjadi tulang punggung untukmelaporkan metodologi bawah UNFCCC.Baik Pedoman maupun GPG mendukung pendekatanpelaporan yang berjenjang dan dirancang khususuntuk mengukur emisi dalam sektor Pertanian,Kehutanan dan Penggunaan Lahan (AFOLU), yangmemungkinkan berbagai tingkat kapasitas teknis diberbagai negara. Secara umum, pindah ke tingkatyang lebih tinggi meningkatkan akurasi pelaporan danmengurangi ketidakpastian, tetapi kompleksitas dansumber daya yang diperlukan untuk melakukaninventori juga meningkat untuk tingkatan yang lebihtinggi. Jika diperlukan, kombinasi dari tingkatan dapatdigunakan (misalnya Tingkat 2 dapat digunakan untukbiomassa dan Tingkat 1 untuk karbon tanah).Metode-metode Tingkat 1 dirancang untuk menjadimetode yang paling sederhana untuk digunakan. Dibawah akunting Tingkat 1, digunakan persamaanstandar dan nilai-nilai (misalnya faktor perubahanemisi dan stok) yang tetap. Data aktivitas yang spesifikuntuk suatu negara diperlukan, tetapi untuk Tingkat 1sering ada sumber perkiraan data aktivitas yangtersedia secara global (misalnya laju deforestasi). Dataini biasanya secara spasial kasar.Tingkat 2 dapat menggunakan pendekatanmetodologis yang sama dengan Tingkat 1 tetapimenerapkan faktor perubahan emisi dan simpananyang didasarkan pada data spesifik suatu negara atauwilayah tertentu. Resolusi temporal dan spasial yanglebih tinggi dan data aktivitas yang lebih terpilahbiasanya digunakan dalam Tingkat 2.Tingkat 3 menggunakan metode tingkat tinggi dandata aktivitas dengan resolusi lebih tinggi yangdipisahkan di tingkat subnasional. Metode-metodetingkat tinggi ini memberikan perkiraan dengankepastian lebih besar dibandingkan tingkat-tingkatyang lebih rendah. Sistem tersebut dapat mencakuppengambilan sampel di lapangan yang komprehensifyang diulang pada interval waktu yang teratur dan/atausistem berbasis GIS. Model harus menjalanipemeriksaan kualitas, audit dan validasi, dandidokumentasikan secara lengkap.PEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 67


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANpraktik manajemen saat ini. Dalam rangkamembangun informasi ini, sistem MMRVharus terlebih dahulu menjawab duapertanyaan mendasar:n Jenis hutan apa yang dimiliki negara ini saatini?n Apa penyebab langsung deforestasi yangutama?n Berapa tingkat ketidakpastian denganpengukuran kami?n Bagaimana indikator yang lain (misalnyakeanekaragaman hayati) berubah dari dulusampai sekarang?Bagian berikut akan menunjukkan bagaimanapertanyaan-pertanyaan ini dibahas dalamkeempat komponen MMRV:n M1: pemantauan Hutann M2: Pengukuran (Measurement)n R: Pelaporan (Reporting)n V: VerifikasiSistem pemantauan hutan (M1)Ada dua cara utama di mana data perludikumpulkan untuk sistem pemantauan hutan:n Secara tidak langsung denganmenggunakan teknologi penginderaanjarak jauh (misalnya satelit atau detektordi udara) dan data pendukung lainnya(misalnya peta, catatan sejarah)n Langsung dengan menggunakan kru dilapangan untuk mengumpulkan datalapangan.Sebagaimana yang telah dibahas dalampendahuluan, sebagian besar, jika tidak semua,sistem pemantauan hutan akan menggunakankombinasi kedua pendekatan ini (lihat Fokus,kanan). Dalam kedua kasus ini, data harus cukupFOKUScourtesy of NASA / USGSPENDEKATAN GABUNGAN UNTUK SISTEM PEMANTAUANAda dua tujuan utama dalam mengembangkan sistempemantauan hutan. Yang pertama adalah agar dapatmengukur dan melaporkan informasi secara konsistendan dapat dibandingkan dengan konvensiinternasional (lihat konteks kebijakan internasional diatas). Yang kedua adalah sebagai sistem peringatandini, untuk memberitahu otoritas regional dan/ataunasional mengenai kemungkinan terjadinya perubahandalam waktu dekat dalam tutupan hutan. Keduakebutuhan ini dapat menyebabkan dua pendekatanyang berbeda namun berpotensi saling melengkapidalam mengembangkan sistem pemantauan hutan.Perbedaannya terletak pada frekuensi evaluasi danbagaimana data dapat diartikan berkaitan dengancover dan dinamika hutan.Berdasarkan pendekatan snapshot, dua penilaiantutupan hutan dilakukan pada waktu yang berbeda(biasanya di antara periode pelaporan). Perbandinganhasil yang diperoleh digunakan untuk menetapkanperubahan dalam hutan selama periode ini. Denganpendekatan ini, pengujian dengan kenyataan dilapangan (ground-truthing) — oleh tim di lapangan—digunakan baik untuk kalibrasi metode ataupunpeningkatan algoritma.Dengan menggunakan pendekatan fenologi, datapenginderaan jarak jauh dikumpulkan terus- menerussehingga memungkinkan untuk mendeteksi langsungsetiap penyimpangan dari tren normal. Jenisperubahan yang ditemukan dapat dikaitkan dengandeforestasi parsial (atau degradasi) serta dengan jenistertentu dari perubahan tutupan lahan yang terjadi.Kombinasi pendekatan ini dapat dikembangkan, dimana citra satelit dengan resolusi lebih kasar(misalnya MODIS) digunakan untuk mengidentifikasidaerah-daerah di mana perubahan tutupan hutanmungkin terjadi, dan set data dengan resolusi lebihtinggi (misalnya Landsat, RapidEye atau GeoEye)dapat digunakan untuk mengkarakterisasi danmemverifikasi perubahan ini. (Data lapangan jugadapat digunakan apabila diperlukan.) Data yangdihasilkan melalui satelit resolusi tinggi ini kemudiandapat juga dimasukkan dalam laporan periodik.Menggabungkan beberapa pendekatanmemungkinkan optimasi sumber daya logistik(termasuk akuisisi citra dan waktu pengolahan) sertamenyediakan berbagai fungsionalitas dalam sistempemantauan hutan.komprehensif (untuk memungkinkanpemantauan semua hutan di dalam negara ybs)serta cukup sensitif (untuk mendeteksi perubahandalam hal tutupan hutan sesuai dengan definisihutan yang dipakai negara tersebut).Teknologi penginderaan jarak jauhSelama dekade terakhir, berbagai teknologisatelit gratis dan berbayar telah tersediauntuk pemantauan hutan. Pilihan datapenginderaan jarak jauh mana yang akandigunakan hanya disebabkan oleh beberapafaktor kunci.Periode Akuisisi: Jangka waktu di mana datatersedia sangat penting. Data satelit idealnyadiperoleh selama suatu periode terus menerus,baik ke masa lalu, untuk mengembangkantingkat referensi (berdasarkan deforestasihistoris dan emisi terkait) (lihat bab TingkatReferensi), dan ke masa depan untukmelakukan pemantauan hutan yangberlangsung.Frekuensi Akuisisi: Data satelit biasanyatidak kontinyu; oleh karena itu, jangka waktudi antara penangkapan gambar merupakanfaktor kunci dalam pilihan teknologipenginderaan jarak jauh ini.Resolusi spasial: Resolusi spasial sistempenginderaan jarak jauh berkisar darisub-meter (misalnya Quickbird, Pleiades)sampai dengan sub-kilometer (misalnyaMODIS). Biasanya resolusi yang lebih tinggidikaitkan dengan kualitas yang lebih baik daridata karena kita dapat “melihat hutan”.Namun, hal ini sering berarti harus ditukardengan biaya, waktu pengolahan, ruangpenyimpanan yang diperlukan, dan dalambeberapa kasus frekuensi akuisisi danresolusi spektral (lihat di bawah).Program Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 68


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTabel 1 berisi daftar teknologi penginderaanjarak jauh dominan yang saat ini tersedia dankarakteristiknya yang relevan.Penggunaan teknologi penginderaan jarakjauh dalam beberapa tahun terakhir telahmenunjukkan bahwa tidak ada set datatunggal yang akan dapat sempurna dalamsemua keadaan. Karena keragaman jenishutan dan kondisi regional serta kurangnyacakupan yang konsisten, kebutuhanpemformatan dan pengolahan (Sy dkk., 2012),sistem MMRV akan perlu menggunakankombinasi teknologi penginderaan jarak jauhyang membuat sinergi di antara set data yangtersedia dan karakteristiknya.Data lapanganLahan di lapangan adalah landasan keduadari sistem pemantauan hutan. Data tutupanhutan yang dihasilkan melalui sumberpenginderaan jarak jauh membutuhkanvalidasi lapangan untuk meningkatkan danmengkalibrasi kualitas sistem pemantauan,sebuah proses yang sering disebut sebagai ujilapangan. Mendapatkan data kegiatan dan/atau perubahan tutupan hutan dan pengujiandata dengan kenyataan di lapangan melaluikerja lapangan adalah proses berulang-ulangyang memungkinkan peningkatan sistempemantauan secara konstan sertapeningkatan keakuratan pada data aktivitas.Karena ketidakpastian dalam pengukuranlapangan kita akan menyebar ke seluruh sistemMMRV, keakuratan pengukuran lapangan kitamerupakan salah satu komponen kunci darisistem pemantauan hutan secara keseluruhan.Akan tetapi, karena pengukuran lapanganmahal dan memakan waktu, pemilihan lokasilapangan melalui stratifikasi dan pengambilansampel sangat penting.StratifikasiSebelum pengukuran lapangan dapat diambil,perlu dilakukan stratifikasi hutan ke dalamjenis-jenis yang cukup homogen sehinggaplot sampel yang dikumpulkan dari daerahdaerahtersebut mewakili seluruh strata.Strata ini dapat diambil baik dari datapenginderaan jarak jauh atau dari datatambahan lainnya. Kualitas stratifikasi akanmenjadi penentu utama dalam seberapaakurat perkiraan karbon yang dihasilkanuntuk setiap jenis hutan. Stratifikasi dualangkahbiasanya dianjurkan:1. Sebuah stratifikasi awal dilakukan dengansampel lahan di lapangan untukmengevaluasi bagaimana perilaku perkiraansecara statistik.2. Berdasarkan perkiraan awal, dihasilkanukuran sampel yang ideal (misalnya jumlahplot yang diperlukan) dan/atau strata.Merupakan praktik umum untukmendasarkan stratifikasi seperti ini padakombinasi berbagai faktor, termasuk jenishutan, jenis tanah, topografi, ekoregion dll.Dalam rangka mengoptimalkan sumber dayalogistik, disarankan untuk memasukkanfaktor tambahan ke dalam pendekatanstratifikasi ini seperti kemungkinandeforestasi suatu daerah tertentu. Karenadaerah ini adalah yang paling mungkin untukmenghasilkan emisi, dikehendaki akurasilebih tinggi dari daerah-daerah tersebut.Ketika mengembangkan strategi stratifikasiakan penting juga untuk menciptakanpendekatan yang dapat dengan mudahditerjemahkan ke dalam sistem-sistem yanglain (yakni antara inventori hutan nasionaldan persyaratan pelaporan UNFCCC).SamplingSetelah proses stratifikasi selesai, kita perlumulai melakukan pengukuran lapangan darisampel dalam strata kita. Jumlah sampelakan tergantung pada tingkat ketidakpastianyang diperlukan untuk sistem MRV, yangpada gilirannya tergantung pada seberapaheterogen masing-masing strata. Tersediaberbagai alat yang dapat digunakan untukproses ini (misalnya Kalkulator SamplingWinrock www.winrock.org/ecosystems/tools.asp). Jika jumlah sampel yang sangatbesar diperlukan untuk strata tertentu(karena varian yang besar kawasan hutan),penilaian ulang stratifikasi harus dilakukankarena ada kemungkinan bahwa strata baruakan perlu ditentukan.Kantong (karbon)Pengukuran lapangan biasanya mengikutipendekatan standar. Karena pengukuranlapangan merupakan sumber utama datauntuk memperkirakan karbon hutan, datakunci tertentu perlu dikumpulkan. IPCC telahmengidentifikasi lima kantong karbon yangpara pihak UNFCCC dianjurkan untukmenjadikannya sebagai dasar laporan:n Biomassa di atas tanah (AGB)n Biomassa di bawah tanah (BGB)n Pohon atau bagian pohon yang mati(dead wood)n Bagian pohon mati yang lebih kecil ataumaterial organik yang membusuk (litteratau DOM)n Material organik tanah (SOM)Selama pengukuran lapangan, para praktisi harusmengumpulkan data idealnya di semua kantongini. Kadang-kadang hal ini tidak mungkindilakukan, dan kalau demikian, hanya kantongyang paling relevan yang akan dinilai. Biasanya,kantong yang paling signifikan dalam hal flukskarbon (perubahan karbon) adalah AGB (yaitubiomassa pohon). 10 Pengukuran langsung AGBberarti menebang pohon dan mengeringkannyauntuk mengukur biomassanya dan dengandemikian kandungan karbonnya. Namun, iniadalah proses yang mahal dan sering tidakmungkin dilakukan dan tidak diinginkan karenalarangan-larangn di daerah sampel kita. Olehkarena itu, kita sering mengandalkan perkiraanAGB yang diperoleh melalui persamaan alometrikyang didasarkan pada variabel-variabel yang telahterbukti berkorelasi dengan volume pohon dandengan demikian biomassa.Pemantauan hutan berbasis masyarakatMasyarakat dapat memainkan peran integraldalam sistem pemantauan hutan (termasukpengukuran, pelaporan dan verifikasi). Studitelah jelas menetapkan bahwa data yangdikumpulkan oleh masyarakat di lapangansebanding dengan data yang dikumpulkan olehpara ilmuwan terlatih (lihat, misalnya, Pratihastdkk., 2013, Danielsen dkk., 2011). Contoh alatyang dapat membantu memasukkanmasyarakat dalam kegiatan pemantauan hutantermasuk proyek Geo-Wiki dengan cabangbiomassa (biomass.geo-wiki.org/login.php?ReturnUrl=/index.php; Fritz et al., 2009)dan Perangkat Data Terbuka atau Open Data KitGoogle (lihat, misalnya, Moabi drc.moabi.org).VIDEO WEBINAR: DATA SATELITUNTUK MRV REDD+SESI BELAJAR 7Program Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 69


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSTUDI KASUS SINGKATPEMBANGUNAN PARTISIPATIF PETA KARBON HUTAN BASELINE DI AMAZON PERUUntuk informasi lebih lanjut, baca Praktik Yang Menginspirasi yang utuh di bit.ly/10MktIlKonteksPemerintah Daerah Madre de Dios (GOREMAD) perlumelaksanakan rencana penggunaan lahan untuk sumberdaya alam yang memenuhi baik mandat nasional dariKementerian Lingkungan Hidup maupun mengikutipendekatan REDD+ bertingkat yang diadopsi oleh Peru.Untuk melakukan hal ini, GOREMAD berusaha untukmengumpulkan data tentang area deforestasi. Meskipunada informasi dari berbagai studi yang terpisah-pisah,tidak ada di antaranya yang secara resmi telahmemperoleh validasi. Ada juga semakin banyakpermintaan untuk informasi resmi mengenai deforestasi,karena banyak inisiatif REDD+ yang dimulai di kawasantersebut. Pada tahun 2009, GOREMAD menciptakanRoundtable Jasa Lingkungan dan REDD+ (MSAR), yangkaryanya berfokus pada perencanaan penggunaan lahan,pembangunan berkelanjutan, dan alat-alat sertamekanisme untuk mitigasi perubahan iklim.Perubahan yang diharapkanPekerjaan Inisiatif Iklim dan Hutan WWF di Madre deDios difokuskan pada pengembangan sistempemantauan partisipatif daerah yang secara finansialterjangkau, secara teknis dapat dilakukan dan efektifyang dirancang dan diuji dalam koordinasi denganpemerintah pusat dan daerah.PencapaianMembangun kapasitas MMRV lokal. Pada tahun 2011,WWF dan Universidad Nacional de Amazonica Madre deDios (UNAMAD) mengembangkan Diploma pertamaPengelolaan Lingkungan dan REDD+ dengan spesialisasidalam MMRV. Setelah lima bulan pelatihan yang keras,35 peserta dari GOREMAD, LSM dan universitas-- bersama dengan para profesional swasta -- lulus denganpemahaman baru tentang topik kompleks MMRV.Definisi proses dan metodologi untukmenyelesaikan baseline deforestasi. Para ahli danpejabat bekerja untuk menentukan metodologi untukmemperkirakan baseline deforestasi sesuai denganpedoman dan standar internasional. Proses inimelibatkan perbandingan metode dan alat yangdiusulkan oleh sejumlah besar organisasi nasional daninternasional. Universitas Nasional Agraria Limamengembangkan metodologi yang dipilih dan jugamemberikan dukungan teknis untuk menyelesaikan petamenggunakan data hingga tahun 2010. MSAR mengakuiproses ini dan menyerahkannya ke GOREMADsehingga akan ditetapkan sebagai standar teknis.Analisis dan rekomendasi untuk pengembanganbiomassa dan peta karbon. Subkomite Biomassa danBaseline Karbon untuk Madre de Dios, yang dipimpinoleh WWF, menyusun informasi dari 600 kuadran hutanyang diinstal oleh berbagai organisasi publik dan swasta.The University of Leeds (Inggris) menganalisis data yangberasal dari kuadran-kuadran tersebut, mengidentifikasikesenjangan dan menyarankan sebuah protokol untukmengukur karbon hutan di Madre de Dios.Tantangann Diskontinuitas Manajemen dan ketidakstabilan politikmenyebabkan seringnya terjadi pergantian dalamotoritas GOREMAD, mencegah kelancaran danberdampak pada program yang direncanakan.n Proses partisipatif seringkali memakan waktu lebihlama daripada yang diantisipasi. Meskipun kekuatandari inisiatif ini datang dari kenyataan bahwakelompok-kelompok lokal dan pemerintah daerahbekerja sama, hal ini memakan waktu yang signifikan.Pelajaran yang diperolehn Alat MMRV perlu fleksibel, mudah digunakan,mudah tersedia dan sesuai konteks. Alat teknis harusdikembangkan dengan mempertimbangkan situasi lokal,teknisi lokal dan kapasitas lokal. Menggunakan alat-alatyang tidak memenuhi kebutuhan spesifik masyarakatmenghambat pekerjaan.n Perlu untuk menentukan kriteria yang disepakatiuntuk memilih metodologi yang tepat untuk suatudaerah. Di Madre de Dios ada enam studi tentangdeforestasi yang mendorong perbandingan dandiskusi tentang pendekatan yang paling memadaiuntuk proyek-proyek REDD+.Program Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 70


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSTUDI KASUS SINGKATSISTEM MONITORING HUTAN BRASILBrazil telah mengembangkan sistem MMRV sendiriberdasarkan pengalaman dan keahlian INPE. Sistemini terdiri dari lima sub-sistem:1. DETER (www.obt.inpe.br/deter) menggunakan dataresolusi temporal dan spektral yang tinggi dariMODIS untuk menentukan tren fenologis “normal”untuk tutupan hutan. Setiap penyimpangan dari trenini memungkinkan identifikasi daerah-daerahprioritas untuk penilaian lebih lanjut. Brasilmenggunakan DETER sebagai langkah pertamadalam pelacakan deforestasi dan degradasi.2. PRODES (www.obt.inpe.br/prodes) telah digunakansebagai pendekatan resmi untuk pelacakandeforestasi sejak tahun 1988. Pendekatan inididasarkan pada data resolusi spasial tinggi (datatipe Landsat; resolusi spasial 30m, diperoleh setiapdua minggu, 5-7 band).3. DEGRAD (www.obt.inpe.br/degrad) digunakanuntuk pelacakan degradasi dan menggabungkanhasil sistem DETER dan PRODES untuk menilaitren degradasi. Kombinasi dari resolusi radiometrikdan temporal tinggi dari produk DETER denganresolusi spasial tinggi keluaran PRODESmemungkinkan untuk penilaian langkah pertamatren degradasi hutan.4. Terra Class (www.inpe.br/cra/projetos_pesquisas/terraclass.php) untuk karakterisasi penggunaanlahan (juga dikenal sebagai data kegiatan) padadasarnya adalah proyek pemetaan tutupan lahanyang dimiliki Brasil untuk Amazon.5. INPE EM (INPE-em.ccst.inpe.br) adalah sistemyang menerjemahkan semua set data ini ke dalamperkiraan emisi.Kebakaran hutan juga dipantau sebagai wakil daritahap awal deforestasi melalui produk anomali termaldari sensor MODIS.Pengukuran (M2)Tujuan dari sistem pengukuran (M2) adalahuntuk mengkonversi informasi dari sistempemantauan hutan kita ke dalam penguranganemisi dan penyerapan yang dihasilkannya.IPCC GPG untuk LULUCF mendefinisikansistem pengukuran sebagai koleksi dataterus-menerus mengenai emisi gas rumahkaca yang terkait dengan hutan antropogenikberdasarkan sumber dan penyerapan olehrosot (penyerap), simpanan karbon hutan danperubahan kawasan hutan (Institut PenelitianKehutanan dan Hasil Hutan, 2013).Mendapatkan estimasi karbon dalam plotLangkah pertama dalam mengkonversi datapemantauan hutan menjadi ukuran yang dapatdilaporkan disajikan dalam tCO2e adalahdengan menggunakan persamaan alometrikuntuk memperkirakan kandungan karbon padamasing-masing pohon. Persamaan alometrikdapat berupa satu set persamaan yang telahditetapkan berdasarkan jenis spesies umumdan komposisi hutan, atau dapat secara khususdisesuaikan dengan suatu kawasan hutantertentu yang dikembangkan menggunakan,misalnya, ukuran lokal dan bahkanpengambilan sampel kawasan hutan yangmerusak. Akan tetapi, pendekatan yangterakhir ini mahal dan juga merusaklingkungan karena membutuhkanpenghancuran sejumlah pohon yang mewakilijenis hutan tertentu. 11 Bagaimanapun, kesulitanyang ada dalam menjalankan sampling yangmerusak dan mengembangkan persamaanalometrik baru yang spesifik berarti bahwapersamaan standar sering digunakan untukmemperkirakan simpanan karbon hutan.IPCC telah membentuk sistem tiga tingkat untukestimasi biomassa: tingkat 1 menggunakanpersamaan dan data generik, tingkat 2menggunakan persamaan generik namunmenggunakan data yang diperoleh di tingkatnasional melalui inventori hutan nasional, dantingkat 3 menggunakan persamaan alometrikyang dihasilkan secara nasional dan datalapangan nasional. Diasumsikan bahwa ketikatingkatnya lebih tinggi, akurasi perkiraan kitajuga akan lebih tinggi.Dari plot ke peta karbonTahap kedua dalam pengukuran untukREDD+ adalah untuk meningkatkan perkiraankarbon hutan plot kita ke tingkat yurisdiksiatau nasional menggunakan penginderaanjauh dan data tambahan. Pendekatan yangpaling umum dan sederhana adalah untukmenghitung rata-rata data plot di masingmasinghutan strata 12 untuk memperkirakankandungan karbon hutan, termasuk perkiraankesalahan. Ini melipatduakan pentingnyastrata hutan dipetakan secara akurat karenastrata yang didefinisikan secara buruk akanmenyebabkan terjadinya varian besar dalamestimasi karbon hutan dan karena itumenyebabkan interval kepercayaan yang besar.Ketika data plot tidak cukup, hubungan antaradata plot dan variabel lainnya yangdikumpulkan secara independen (misalnyatinggi pohon, kerapatan kanopi, elevasi) dapatdigunakan. Variabel-variabel ini sering berasaldari data penginderaan jarak jauh atau datatambahan lainnya (misalnya peta topografi danelevasi). Contoh sinergi antara data plot dan setdata lainnya saat ini sedang dieksplorasitermasuk penggunaan data penginderaan jarakjauh dengan resolusi spasial tinggi yang dapatdigunakan untuk memperkirakan tinggi tajuk(misalnya LIDAR) atau ukuran mahkota kanopi(misalnya Ikonos, Quickbird, GeoEye). 13Walaupun demikian, set data ini juga secarateknologi dapat sulit dan mahal untukProgram Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 71


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 1: DAFTAR DATA SATELIT, SUMBER, DAN APLIKASI YANG TERSEDIANAMA SUMBER TANGGAL TERSEDIA RESOLUSI FREKUENSI BAND SPEKTRAL KEGUNAAN SUMBERRESOLUSI RENDAHMODIS NASA 1999–250m-1km,~kotak sampai10 derajatDua kali perhari36 band, untuk darat, air,atmosferDeteksi kebakaran, pemantauan real-time,snapshot harian, fenologi, studi regional, trenjangka panjang, indeks vegetasi» Info mengenai Data MODIS: modis.gsfc.nasa.gov/data» Cari dan unduh produk data mentah dan turunan dari Reverb(pendaftaran diperlukan): reverb.echo.nasa.gov» Atau GLCF untuk produk turunan: glcf.umiacs.umd.edu/data/modisSeaWifS NASA 1999– 9km Harian 8 band Kualitas air, klorofil, sedimenUnduh data dari web Oceancolor (diperlukan pendaftaran):oceancolor.gsfc.nasa.gov/SPOT-VGT VITO 2002–2012 1km HarianMerah, biru, InframerahDekat (IMD), Inframerahgelombang pendek(SWIR),indeks vegetasi kompositPemetaan permukaan, vegetasi dasar dankanopi» Baca dokumentasi untuk bagaimana mengkonversi DN» Informasi latar belakang: www.vgt.vito.be/index.html» Produk Gratis: free.vgt.vito.beMERIS/ENVISATRESOLUSI SEDANGESA 2002–2012300m, lebarsetrip 1150km 3 hari 15 band Pemetaan darat dan air Akses Data melalui aplikasi ESA, klien dengan beberapa web:https://earth.esa.int/web/guest/data-access/catalogue-accessALOS PALSAR JAXA 2007–201025m, 50mresolusiMosaiktahunanHH, HV polarisasiPemetaan hutan, biomassa, deteksi perubahan,daerah berawan» Mosaik yang telah diolah untuk Afrika dan Asia Tenggara tersedia diGTIFF dari WWF Jerman.» Mosaik HDF 50m dapat diunduh dari situs K & C:www.eorc.jaxa.jp/ALOS/en/kc_mosaic/kc_map_50.htm» Permintaan tambahan untuk data 25m dapat dilakukan melalui K&CALOS AVNIR ALOS AVNIR 2007–201010m, 70kmswath2 hariBiru, hijau, merah, Inframerah dekatPemetaan tutupan lahan dan tanggapbencana cepat» Pencarian dan pemesanan arsip melalui Pegasus:en.alos-pasco.com/sample/pegasus.htmlASTER NASA 1999–15m/30m/90m,kotak 60km x60kmMingguan15 band: 4 nampak dan Inframerah dekat, 6 Infra merahgelombang pendek, 5 bandtermal (90m), 1 stereoPemetaan tutupan lahan, deteksi perubahan,monitoring waktu-nyata» Data dapat diakses dan diunduh dari Earth Explorer:earthexplorer.usgs.gov atau Glovis: glovis.usgs.gov» Daftar produk yang berasal dari ASTER: https://lpdaac.usgs.gov/products/aster_products_tableAWIFSOrganisasiPenelitian RuangAngkasa India2003–56m, 370 x370km5 hari4 band spektral: hijau,merah, Infra Merah Dekat,Mid Infra MerahPemetaan tutupan lahan, deteksi perubahan,hasil panen, analisis skala besarData dapat dicari melalui Pusat Penginderaan Jauh NasionalIndia: 218.248.0.130/internet/servlet/LoginServlet atau melaluireseller; data dapat tersedia secara bebas untuk Amazon(Resource-Sat www.dgi.inpe.br/CDSR)Corona USGS 1960–197210m, 22km x22kmKadangkadangkamera pankromatikPemetaan historisDapat dicari dengan cara memilih Declassified Data dalam EarthExplorer: earthexplorer.usgs.govICESat/GLAS NASA 2003–201060mgranules/footprints891 hariLIDAR: Altimetri, backscatterKetinggian kanopi hutan, ketinggian, ketebalanes lautCakupan tidak terus menerus; data harus disaring untuk kualitas:nsidc.org/data/icesatKOMPSATInstitut PenelitianRuang AngkasaKorea2006–1mpankromatik,4mmultispektral,setrip 15km14 hariBiru, hijau, merah,Infra merah dekatPengamatan bencana, vegetasi danpemantauan pesisir» www.kari.re.kr/data/eng/contents/Space_001.asp?catcode=1010111000&depthno=0» Sumbangan Citra untuk proyek-proyek perubahan iklim:www.planet-action.orgLandsat USGS 1982–201230m, 185km x185km14 hariMerah, hijau, biru, InfraMerah Dekat, Infra Merahsedang, Infra Merah termal(60m); Landsat 7 termasukpankromatik (15m) BandPemetaan tutupan lahan, studi vegetasi, deteksiperubahan, studi jangka panjang, pemetaankelautan» Data yang dikumpulkan Landsat 7 ETM+ setelah Mei 2003memiliki masalah striping. Landsat 5 TM masih mengumpulkandata, meskipun tidak di semua tempat.» Data dapat diakses dan diunduh dari Earth Explorer:earthexplorer.usgs.gov atau Glovis: glovis.usgs.govProgram Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 72


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANdidapatkan apabila berpikir akan luasnyawilayah negara-negara besar dan mengingatbahwa sinergi masih sedang dikarakterisasi.Kesalahan dalam perkiraan penyebaran karbondari plot ke output akhir ini menjadi perhatiankhusus karena kurang dipahami bagaimanaterjadinya hal ini.Ekstrapolasi data plot dengan menggunakanvariabel bebas ini telah memungkinkanpembuatan peta perkiraan karbon global sertapeta kesalahan perkiraan karbon (untuk contoh,lihat Saatchi dkk., 2011, Harris dkk., 2012).Pelaporan (R)Persyaratan pelaporan untuk REDD+ akanberbeda tergantung pada apakah REDD+dilaksanakan di tingkat nasional di bawahUNFCCC atau di tingkat proyek. Pada bagianini, hanya persyaratan pelaporan pelaksanaandi tingkat nasional yang dibahas. Pelaporandidefinisikan di bawah IPCC GPG untukLULUCF sebagai “proses penyediaan perkiraanke UNFCCC”. UNFCCC telah memberikanpanduan yang jelas tentang sistem pelaporanuntuk negara-negara berkembang. Di bawahBURS mereka (lihat Fokus pada sistemPelaporan untuk REDD+ di DRC), negaranegaraberkembang diwajibkan untukmenyerahkan laporan rinci setiap dua tahunyang menunjukkan perubahan pada simpanankarbon hutan. Laporan-laporan ini harusdisusun sesuai dengan pedoman LULUCFterbaru dan dinyatakan dalam ton ekuivalenkarbon dioksida (tCO2e). IPCC GPGselanjutnya menyarankan agar sistempelaporan harus komprehensif dan bahwasemua informasi yang terkait dengan pelaporanemisi harus siap diakses dan tersedia untukpenilaian. Sistem pelaporan juga harus lengkapdan transparan, dengan penjelasanpenginderaan jauh dan data lapangan sertaProgram Hutan Dan Iklim WWFmetode yang digunakan agar orang atau pihaklain dapat sepenuhnya mereproduksi hasil darisistem pengukuran dan pelaporan.Mengingat bahwa ini akan menjadi suatusistem yang sangat data-intens, banyaknegara akan perlu memperluas kapasitasteknis mereka untuk melaporkan pengukurankarbon hutan (mengingat bahwa merekaakan dapat melangkah maju denganpendekatan bertahap melalui berbagaitingkat). Negara-negara juga perlumengembangkan fasilitas online untukmengelola data ini. Sudah ada beberapacontoh dari sistem tersebut yang sedangdikembangkan oleh berbagai organisasi (lihatFokus mengenai sistem Pelaporan untukREDD+ di DRC). Sistem ini tentu akan perlumemasukkan informasi mengenai perubahansimpanan karbon tetapi, tergantung padatingkat kemajuan dalam sistem pelaporan,mereka juga mungkin perlu menyertakandata geospasial tentang perubahan tutupanlahan. Tetapi, persyaratan survei di lapanganuntuk alat jenis ini, sangat tinggi dan hanyamungkin dilaksanakan di daerah yang relatifkecil, homogen, atau sangat dikenal.Pelaporan kesalahanPelaporan kesalahan akan menjadi komponenpenting dari sistem pengukuran dan pelaporankita. Karena kesalahan menyebar luas keseluruh sistem, pendekatan parsimoni (yaitujumlah langkah yang paling sedikit) dapatdigunakan untuk menghindari peningkatansumber kesalahan selama pembuatan perkiraankarbon. Semakin sedikit variabel dan set dataantara yang digunakan untuk memperolehperkiraan, makin sedikit kesalahan pengukurandan korelasi yang akan terjadi dalam perkiraankeseluruhan; pendekatan parsimoni juga akanmembantu untuk membuat proses lebihFOKUSSISTEM PELAPORAN REDD+ DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGORepublik Demokratik Kongo (DRC) sedangmengembangkan sistem pelaporan berjenjang tigauntuk REDD+.Komponen pertama adalah Sistem Monitoring HutanNasional (Systeme National de suivi du CouverForestier) (www.rdc-snsf.org), yang saat ini sedangdikembangkan dengan dukungan dari UN-REDD danInstituto Nacional de Pesquisas Espaciais (INPE) dariBrasil. Sistem ini akan berusaha untukmengintegrasikan data tutupan hutan yangdikumpulkan pada skala yang berbeda-beda, daritingkat masyarakat hingga ke tingkat daerah dannasional. Sistem pelaporan ini akan mengumpulkan,mengintegrasikan dan menganalisis spektrum yangluas data yang didasarkan pada penggunaan daninterpretasi data penginderaan jarak jauh dan faktoremisi yang dikeluarkan dari data persediaan dilapangan dan sumber-sumber lain.IndependentPlatform PemetaanMandiri (MOABI)KELEMBAGAANRegistri REDD+ NasionalREDD+Alat Tata Kelola(Efektivitas,transparansi)Alat kedua yang dikelola secara kelembagaan adalahRegistri REDD+ Nasional, yang bertujuan untukmengumpulkan dan berbagi data tentang kegiatanpelaksanaan REDD. Untuk informasi lebih lanjut, lihatbab Registri REDD+.Komponen ketiga adalah Platform PemetaanIndependen kolaboratif yang disebut Moabi (rdc.moabi.org). Sistem ini memungkinkan masyarakat untukmelacak dan melaporkan kejadian-kejadian yangberkaitan dengan pembangunan seperti proyek skalabesar, serta peristiwa deforestasi, dan juga untukmelaporkan data validasi untuk informasi yangdihasilkan pemerintah. Alat ini dapat digunakan untukvalidasi/verifikasi data yang dilaporkan, umpan balikdari masyarakat, serta penilaian dan update mengenaipenyebab deforestasi.KELEMBAGAANSistem MonitoringHutan NasionalPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 73


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANtransparan dan mudah disesuaikan (karenasistem yang sederhana lebih mudah untukdinilai dan diverifikasi).Verifikasi (V)Komponen terakhir dari sistem MMRV adalahverifikasi. Verifikasi merupakan suatu langkahmutlak dalam memastikan bahwa data (yangsering dilaporkan sendiri) konsisten dengan danmemenuhi persyaratan yang ditetapkan olehstandar internasional (atau pihak ketiga yanglain). Dalam IPCC GPG untuk LULUCF,verifikasi disebut sebagai “kumpulan kegiatandan prosedur yang dapat diikuti selamaperencanaan dan pengembangan, atau setelahselesainya inventori yang dapat membantu untukmembangun kehandalan untuk penerapaninventori tersebut seperti yang dimaksudkan”.Ada beberapa pilihan untuk bagaimanaperubahan dalam hutan dapat diverifikasi, danlagi bagian ini akan berfokus pada proses tingkatnasional (dengan verifikasi tingkat sub-nasionalsebagai langkah sementara) di bawah mekanismeREDD+ di masa mendatang.Di bawah UNFCCC disepakati bahwa negaranegaraberkembang harus memverifikasipengurangan emisi mereka menggunakanproses yang disebut Konsultasi dan AnalisisInternasional (ICA). Proses ICA akan terdiridari dua langkah:n Sebuah analisis teknis atas laporanpembaruan dua tahunan (BUR) olehsebuah tim ahli teknis yang berkonsultasidengan pihak UNFCCC, yangmenghasilkan laporan ringkas. Informasiyang dipertimbangkan harus mencakuplaporan inventori GRK nasional bersamadengan NAMA, termasuk dampak dankemajuan yang dicapai dalampelaksanaannya.© Julie Pudlowski / WWFn Sebuah acara berbagi pandangan yangfasilitatif, yang masukannya adalah BUR danlaporan ringkas yang telah disebut di atas.Tingkat ketelitian untuk sistem verifikasi akansangat tergantung pada penggunaan akhir daripengurangan emisi. Jika pengurangan emisiyang diukur dan dilaporkan dimaksudkanuntuk digunakan untuk tujuan kepatuhan atausebagai kompensasi, maka standar yang ketatperlu diterapkan pada verifikasi sesuai denganlaporan inventori GRK nasional di bawahUNFCCC atau CDM.Di bawah UNFCCC, verifikasi dilakukan melaluikontrol mutu dan mekanisme jaminan mutu,baik oleh mereka yang terlibat langsung dalamperhitungan atau oleh pihak ketiga (Forestryand Forest Products Research Institute, 2013).Di sisi lain, dalam pasar karbon, verifikasidilakukan ex-post oleh pihak ketiga yangindependen untuk mengkonfirmasi bahwapemantauan dan pelaporan telah dilakukansesuai dengan metodologi yang ditentukan.Meskipun ada panduan, banyak negara baruberada dalam tahap awal pengembangansistem verifikasi mereka. Di Doha juga adapenolakan yang signifikan oleh negara-negarapemilik hutan terhadap verifikasi independen.Contoh-contoh awal sistem verifikasiindependen juga muncul (misalnya Moabi diDRC) yang menggunakan kombinasipengumpulan data crowdsourcing dan pihakketiga untuk memverifikasi perubahankawasan hutan.SUDUT PANDANG WWFWWF telah mengembangkanbeberapa posisi mengenaiMMRV untuk REDD+.Sebelum pertemuan Doha dibulan November 2012, WWFmengeluarkan makalah posisi MMRV yangmenghendaki sistem MMRV REDD+ yangkokoh dan akurat dan yang konsisten,sebanding dan dihasilkan secara transparan.Makalah posisi ini tersedia di: bit.ly/143srBA.Sebelum itu, WWF mengembangkanrekomendasi untuk pertemuan SBSTAUNFCCC pada bulan Juni 2012 yangmenghendaki sistem MMRV yang efisien,inklusif dan akurat. Dalam rekomendasitersebut, WWF juga menyatakan bahwadegradasi hutan dan keanekaragaman hayatiawalnya harus dilacak menggunakanindikator proxy. Rekomendasi ini tersedia di:bit.ly/15GMC8y.Program Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 74


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSUMBER LEBIH LANJUTBuku Sumber GOFC-GOLDREDD+, tersedia di: www.gofcgold.wur.nl/reddProyek Kebakaran GOFC-GOLD, tersedia di: gofc-fire.umd.eduPedoman IPCC mengenai Praktik yang BaikPenggunaan Lahan, perubahan penggunaanlahan dan Kehutanan, tersedia di: www.ipcc-nggip.iges.or.jp/public/gpglulucf/gpglulucf.htmlPedoman IPCC mengenai Inventori GasRumah Kaca Nasional, tersedia di:www.ipcc-nggip.iges.or.jp/public/2006glKomunitas Praktik MRV - KomunitasREDD+, tersedia di:www.reddcommunity.org/mrv-communityDAFTAR PUSTAKAAIKAWA, S. dkk. 2013. Buku MasakREDD -plus. Cara Mengukur danMemantau Karbon Hutan. FFPRI,Institut Penelitian Kehutanan dan HasilHutan. Pusat Penelitian danPengembangan. Tsukuba, Jepang.DANIELSEN, F. dkk. 2011. Inti REDD+: Peran UntukMasyarakat Lokal Dalam Pemantauan Hutan?Conservation Letters, 4 (2), 158-167.FRITZ, S. dkk. 2009. Geo-Wiki.org: Penggunaan CrowdSourcing Untuk Meningkatkan Tutupan Lahan global.Remote Sensing, 1 (3), 345-354.HARRIS, N. L. dkk. 2012. Peta Baseline Emisi KarbonDari Deforestasi Di Kawasan Tropis. Science, 336,1573-1576.PRATIHAST, A. K. dkk. 2013. MenghubungkanPemantauan Berbasis Masyarakat Dan REDD+ Nasional:Kajian Potensi, Pengelolaan Karbon. Carbon Management,4, 91-104.SAATCHI, S. S. dkk. 2011. Peta Tolok Ukur SimpananKarbon Hutan di Wilayah Tropis Di Tiga Benua. RingkasanRapat National Academy of Sciences, 108, 9899-9904.SY, V. D. dkk. 2012. Sinergi Beberapa Sumber DataPenginderaan Jauh untuk Monitoring REDD+. Opini SaatIni mengenai Keberlanjutan Lingkungan, 4, 696-706.CATATAN AKHIR1. Keputusan 2/CP.13.2. ibid. Memperhatikan bahwakeputusan tersebut hanyamembutuhkan pelaporan mengenaideforestasi.3. Termasuk, jika sesuai, sistemsub-nasional sebagai bagian darisistem pemantauan nasional danmengakui lagi IPCC GPG untukLULUCF.4. Keputusan 4/CP.15.5. Keputusan 1/CP.16.6. FCCC/SBSTA/2012/L.9/Rev.1.7. “Lengkap” berarti penyediaan data dan informasi yangmemungkinkan analisis teknis hasil.8. Dijelaskan dalam Lampiran III Keputusan 2/CP.17.9. Dijelaskan dalam Lampiran IV Keputusan 2/CP.17.10. Hal ini tidak selalu terjadi. Misalnya, di rawa-rawagambut BGB adalah sumber dominan fluks karbon.11. Data jenis ini dapat dikumpulkan dari konsesipengelolaan hutan; namun pendekatan ini membatasiruang lingkup hanya pada spesies komersial.12. Diidentifikasi dalam proses stratifikasi.13. Sinergi antara data plot dan data tambahan saat inisedang dieksplorasi. Kemungkinan penggunaansinergi seperti itu telah ditetapkan (Asner dkk., 2009,2010, 2011, Skole dkk., 2009).Program Hutan Dan Iklim WWFPEMANTAUAN, PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI // 75


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+MELACAK REDD+TINGKATREFERENSI© Jennifer Ferguson-Mitchell/WWFUNDUH BAB INIProgram Hutan Dan Iklim WWF TINGKAT REFERENSI // 76


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Tingkat referensi (RL) REDD+ yang kokoh dan transparanmerupakan tolok ukur untuk menilai kinerja sebuah negaradalam melaksanakan REDD+, dan oleh karenanya merupakanbagian penting dalam strategi REDD+ nasional atausub-nasional. Tingkat referensi juga memastikan integritas iklimdalam sistem REDD+ internasional. Pada saat yang sama,tingkat referensi REDD+ dapat menjadi tolok ukur untuk jumlahusaha yang diperlukan untuk mengurangi emisi, sehinggamenandakan tingkat sumber daya yang akan diperlukan suatunegara untuk mengimplementasikan REDD+.n Tingkat Referensi secara metodologis terkait dengan sistempemantauan, pengukuran, pelaporan dan verifikasi (MMRV)hutan karena berusaha untuk menjawab apakah REDD+berkinerja secara kuantitatif. Ketika negara memperkuatprogram MMRV mereka dan bergerak melalui tingkatantingkatanPanel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim(IPCC), Tingkat Referensi akan menjadi tonggak penunjukpenting bagi apa yang akan perlu untuk dipantau, diukur,dilaporkan dan diverifikasi oleh negara tersebut.n Untuk membangun sebuah Tingkat Referensi (RL), kelimaelemen kunci ini harus dipertimbangkan:› Batas: geografis dan temporal;› Klasifikasi: bagaimana jenis lahan dan hutan diklasifikasikan;› Data Kegiatan: tingkat kehilangan per jenis penggunaan lahan;› Faktor emisi: kehilangan net CO2 per hektar jenis hutan,termasuk persamaan alometriknya;› Perhatian terhadap ketidakpastian dan transparansi.Program Hutan Dan Iklim WWF TINGKAT REFERENSI // 77


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPENDAHULUANTingkat referensi menyediakan tiga fungsiutama untuk pelaksanaan REDD+.Pertama, mereka merupakan tolok ukurkinerja untuk mengukur REDD+ di masamendatang. Oleh karena itu tingkat referensisangat penting untuk memastikan integritaskeseluruhan sistem iklim kita. 1 Salah satu pilardasar REDD+ adalah untuk menghubungkanpengurangan terukur emisi dari deforestasi dandegradasi hutan dengan pembayaran. Tingkatreferensi yang jelas, transparan dan kokohadalah landasan dari proses ini.Kedua, RL merupakan tolok ukur penting bagitingkat upaya tambahan yang perlu dilakukannegara untuk mengurangi emisi dari sektorkehutanan. Dalam hal ini mereka memberikantanda ke negara-negara berkembang tentangprogram dan kebijakan apa dan akan membantumemberikan patokan tingkat keuangan yangmungkin diperlukan suatu negara agar berhasilmengimplementasikan REDD+.Akhirnya, RL penting bagi sistempemantauan, pengukuran, pelaporan danverifikasi (MMRV) hutan (misalnya dalammencari sumber data, pengembanganpengukuran lapangan dan pilihan persamaanalometrik) (lihat bab MMRV). Misalnya, jikaRL di sebuah negara menggunakan kelashutan tertentu, platform MMRV harusmencoba untuk menggunakan kelas hutanyang setara untuk memungkinkan konsistensidalam pengukuran pengurangan emisi.Dengan alasan-alasan di atas, RL telahmenjadi komponen utama dari diskusiREDD+, baik di bawah Konvensi KerangkaKerja PBB tentang Perubahan Iklim(UNFCCC) maupun dalam pasar karbonProgram Hutan Dan Iklim WWFsukarela, skema sertifikasi sukarela danlembaga-lembaga pendanaan multilateral.RL juga meliputi beberapa disiplin ilmu: Disatu ujung spektrum, mereka memilikikomponen yang sangat teknis dengankebutuhan kapasitas yang tinggi dalampenginderaan jarak jauh, SIG, statistik danakuntansi karbon. Di ujung yang lain, diskusiRL bisa sangat dipolitisasi karena berpotensidapat menentukan skala keuangan yang dapatdiakses sebuah negara (atau wilayah). RL jugadapat tumpang tindih dengan ekonometrik,sosial ekonomi dan pembangunan ekonomiketika menentukan penggunaan pemodelanyang benar dan tepat untuk menentukan RL.Penting untuk dicatat bahwa istilah tingkatreferensi ini sering digunakan bergantiandengan istilah kunci lainnya, termasuk baseline,tingkat emisi referensi dan baseline kompensasi.Untuk tujuan laporan ini, kita akanmenggunakan definisi UNFCCC untuk istilahtingkat referensi dari Konferensi UNFCCC ParaPihak ke-17 (COP 17) sebagai jumlah emisiberbasis hutan - disajikan dalam ton setara CO2per tahun - yang merupakan tolok ukur untukmenilai kinerja suatu negara dalammelaksanakan REDD+ 2 (lihat Gambar 1).KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALRL sedang dinegosiasikan dalambeberapa forum internasionalkunci. UNFCCC telah membahasdan menegosiasikan RL selamasekitar lima tahun dalamdiskusi-diskusi di bawah Badan Pendukunguntuk Pertimbangan Ilmiah dan Teknologi(SBSTA). Selama periode ini para pihak UNFCCCdan pengamat telah mengembangkan dan© Michel Roggo / WWF-CanonGAMBAR 1: GAMBARAN GRAFIS TINGKAT REFERENSI (RL) DAN TOLOK UKUR YANG TERKAITDEFORESTASI/EMI S IPERMULAANPROGRAM REDD + 2020A Tingkat Referensi Negara B Tolok Ukur untuk memicu dukungan internasionalC Tolok Ukur C untuk memicu kredit emisi untuk dijual di pasar offset (perimbangan)D Prestasi REDD+ NegaraABCDTINGKAT REFERENSI // 78


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANmenyampaikan berbagai pandangan,berpartisipasi dalam berbagai lokakarya danmenghasilkan berhalaman-halaman keputusandan teks (Foundation for InternationalEnvironmental Law and Development (FIELD),2013), yang rangkumannya akan disajikan bawahini. Pasar karbon sukarela juga menyediakanbadan pemberi sinyal untuk pengembangan RLREDD+. Misalnya, Verified Carbon Standard(VCS) telah mengembangkan metodologiYurisdiksi dan REDD+ Bertingkat serta beberapametodologi spesifik REDD+ lainnya di bawahkelompok kerja Pertanian, Kehutanan danPenggunaan Lahan lainnya (AFOLU). 3 Skemasertifikasi sukarela lainnya (misalnya AmericanCarbon Registry, CarbonFix, Gold Standard)telah memberikan panduan tentang RL REDD+(lihat sumber lebih lanjut untuk rinciannya), danbeberapa lembaga keuangan multilateral kinimulai mengembangkan pedoman RL REDD+.Yang paling menonjol, Forest Carbon PartnershipFacility (FCPF) kini tengah mengembangkanpedoman di bawah Dana Karbon dan diharapkankerangka kerja ini telah selesai pada pertengahan2013. Akhirnya, beberapa negara telahmendefinisikan RL mereka sebagai bagian dariperjanjian bilateral pendanaan REDD+(misalnya, Guyana sebagai bagian dari perjanjianREDD+ Guyana Norwegia). 4Bagian berikut ini berisi rangkumankeputusan-keputusan besar yang telahdicapai di bawah UNFCCC mengenai RL.COP 13: Bali 2007Pada tahun 2007, pada COP 13 di Bali, parapihak menyepakati kerangka kerja untukmengembangkan unsur-unsur metodologisREDD+ dalam Lampiran Keputusan mengenaiREDD+. 5 Dalam Lampiran ini dinyatakanbahwa “pendekatan sub-nasional, biladiterapkan, harus merupakan satu langkah majumenuju pengembangan pendekatan-pendekatan,tingkat referensi, dan perkiraan nasional”.COP 15: Copenhagen 2009Keputusan substantif yang pertama mengenaiRL muncul pada tahun 2009 dalam COP 15 diKopenhagen, di mana disepakati bahwa “pihaknegara berkembang dalam menetapkan [RL]harus melakukannya secara transparan, denganmempertimbangkan data historis danmenyesuaikan dengan kondisi nasional, sesuaidengan keputusan-keputusan yang relevan dariKonferensi para Pihak”. 6 Keputusan inimengirim sinyal penting kepada para pihakbahwa RL dapat disesuaikan dan mungkintidak hanya rata-rata historis murni atau trendemisi selama periode waktu tertentu.COP 16: Cancun 2010Pada tahun 2010, pada COP 16 di Cancun,negara-negara berkembang yang berpartisipasiyang ingin terlibat dalam REDD+ diundanguntuk mengembangkan “[RL] nasional atau,jika sesuai, sebagai langkah sementara, [RL]sub-nasional”. 7 Lebih lanjut ditetapkan bahwaRL nasional bisa merupakan kombinasi RL-RLsub-nasional. Undangan ini merupakan yangpertama di bawah UNFCCC dan memberikansinyal ke negara-negara berkembang bahwamereka harus memulai pengembangan RLREDD+mereka.COP 17: Durban 2011Pada tahun 2011, dalam COP 17 di Durban,para pihak mencapai keputusan pentingmengenai RL. 8 Keputusan ini memberikanpedoman kunci berikut untuk negara-negarayang menyerahkan RL REDD+:n RL adalah tolok ukur untuk menilai kinerjanegara dalam melaksanakan REDD+.n Negara-negara yang diundang harusmenyerahkan usulan RL mereka disertaiinformasi dan latar belakangnya ketikamereka telah siap dan secara sukarela.n RL adalah proses berulang (pengajuannyatidak hanya satu kali), dan RL sub-nasionaldapat digunakan sebagai langkahsementara menuju RL nasional.n RL harus dinyatakan dalam tCO2e/tahun.Keputusan tersebut juga berisi rincianpedoman dalam Lampiran untuk bagaimanasetiap negara dapat mengembangkan RL:n Informasi harus transparan, lengkap dan akurat;n Informasi harus berisi rangkaian data,metode, model, asumsi, deskripsiperubahan dari informasi lain yang telahdiserahkan, kantong, gas dan kegiatan;n Informasi harus berisi definisi hutan yangkonsisten dengan inventori nasionalUNFCCC atau dokumen yang telahdiserahkan kepada organisasi-organisasiinternasional lainnya, dan jika ada yang tidakkonsisten memberikan penjelasan mengapa.Pada COP 17, para pihak juga menyusunproses untuk penilaian RL. Keputusan untukproses penilaian ini masih berlangsung.OPSI NASIONAL DAN SUB-NASIONALPara praktisi yangmengembangkan RL nasionaldan sub-nasional harusmembahas kelima elemenkunci berikut ini:n Batas: Di mana batas-batas geografis dandan bagaimana kerangka waktu RL?Apakah akan bersifat nasional atausub-nasional? RL akan dibangun dalamperiode berapa lama?n Klasifikasi: Bagaimana jenis lahan danhutan diklasifikasikan? Apa faktor emisiyang terkait dengan kelas-kelas ini?n Data Kegiatan: Kegiatan apa yang akandimasukkan dalam RL (misalnyadeforestasi, degradasi, peningkatan)?n Faktor-faktor Emisi: kantong dan gasmana yang akan dimasukkan dalam RL?Bagaimana data aktivitas akan dikonversimenjadi data emisi?n Ketidakpastian dan transparansi:Bagaimana ketidakpastian dihitung?Bagaimana hal ini akan dikomunikasikan?Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, parapengembang RL nasional atau sub-nasionaljuga dapat mempertimbangkan:n Koneksi ke sistem pemantauan hutannasional: Bagaimana kaitan hal ini dengansistem pemantauan hutan nasional?n Penyesuaian: Bagaimana keadaannasional akan diperhitungkan?Sebelum masuk ke dalam persoalanpersoalanini, ada baiknya membuat sketsaelemen dasar kalkulasi RL.Pertama, pada tingkat yang palingsederhana, 9 RL historis dapat dinyatakansebagai rata-rata emisi CO2 yang diakibatkanoleh degradasi dan deforestasi hutan selamabeberapa tahun, seperti yang terlihat padapersamaan di bawah ini:Tingkat Referensi =∑ Em def + ∑ Em deg - ∑ Em remyProgram Hutan Dan Iklim WWFTINGKAT REFERENSI // 79


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANDi mana ∑ EM def adalah jumlah emisi darideforestasi selama “y” tahun, ∑ EM deg adalahjumlah dari emisi dari degradasi selama “y”tahun, ∑ EM rem adalah jumlah penyerapanemisi selama “y” tahun dan total jumlah tahun.Emisi dapat dihitung hanya sebagai produkdari data aktivitas (yaitu perubahan tutupanlahan atau hutan) dan faktor emisi untukkegiatan itu (yaitu berapa banyak emisi CO2ketika satu hektar hutan hilang), dinyatakansebagai persamaan berikut:∑ Em = ∑ data kegiatan • faktor emisiData aktivitas disajikan dalam hektar yangberubah per tahun (ha/th), dan faktor emisidinyatakan dalam ton karbon dioksida perhektar (tCO2/ha). Dengan mengalikan faktoremisi dan data aktivitas, kita bisamemperkirakan emisi dalam tCO2/tahun.Masalah kunci yang perlu dipahami adalahbahwa baik data kegiatan maupun faktor emisiharus menggunakan klasifikasi tutupan lahanyang sama. Jika data aktivitas menggunakansatu jenis klasifikasi dan faktor emisimenggunakan jenis klasifikasi yang berbeda,mengalikan keduanya tidak akan memberikanhasil yang logis.Dengan mengingat persamaan sederhana ini,mari kita sekarang melihat masing-masinglangkah dalam membangun sebuah RL.Batas-batasSkalaKeputusan Durban (dibuat pada COP 17 diDurban) secara jelas memperbolehkan suatunegara untuk mengirimkan RL interimsub-nasional dan juga memperbolehkan suatunegara memperbarui RL mereka kalau ada dataatau teknologi yang lebih baik. PertanyaanProgram Hutan Dan Iklim WWFpertama yang harus dijawab suatu negara adalahapakah negara tersebut akan memilih untukmenyerahkan RL sub-nasional (sebagai langkahsementara menuju RL nasional) atau nasional.Keputusan ini dapat didasarkan pada berbagaifaktor, termasuk posisi politik negara tersebutpada RL sub-nasional serta kapasitas dan datayang dimilikinya untuk menerapkan RL ditingkat nasional. Pemerintah Nepal, misalnya,mengembangkan baik RL nasional maupunsub-nasional. Karena memiliki data yang jauhlebih banyak mengenai hutan dataran rendahyang berbatasan dengan India (yang disebutTerai) daripada mengenai hutan pegununganyang tinggi, Nepal mengembangkan RLsub-nasional sementara untuk wilayah dataranrendah terlebih dulu dan akan menggunakan RLsementara ini sebagai dasar informasi untuk RLnasional (lihat Focus).Sebuah pertimbangan lebih lanjut dalampemilihan skala ini adalah keselarasan denganbatas-batas yurisdiksi dalam suatu negara. Dinegara-negara seperti Brazil, misalnya, di mananegara-negara bagian dapat meliputi daerahseukuran sebuah negara, penyelarasan RLsub-nasional dengan batas-batas negara bagianmungkin pilihan yang logis. Di negara-negaradengan otoritas yurisdiksi yang lebih kecil(misalnya Nepal, yang memiliki 76 distrik),pilihan lain mungkin lebih tepat yang didasarkanpada batas-batas fisiologis (misalnya ketinggian)atau ekologis (misalnya berdasarkan habitatspesies langka).Pertimbangan terakhir untuk pilihan skala RLsub-nasional adalah apakah batas-batas yangdiusulkan mewakili pola deforestasi dikawasan tersebut (misalnya memilih daerahyang hanya memiliki sedikit atau tidak adasejarah deforestasi tidak akan menjadi sampelyang representatif dari kecenderungan© Kevin Schafer / WWF-Canondeforestasi yang lebih besar). Meningkatkanskala RL akan menghilangkan sebagian daririsiko dan kesalahan ini yang dapatdisebabkan oleh RL sub-nasional.Kerangka waktuKeputusan UNFCCC telah dengan jelasmenyatakan bahwa RL harus didasarkan padadata historis (yaitu data dari suatu periode dimasa lalu). 10 Akan tetapi, ketika memilih datahistoris, sangat sedikit petunjuk yang diberikanmengenai berapa lamanya waktu yang tepat danperiode tersebut harus seberapa dekat dengansaat ini. Pada umumnya, banyak negaramengeksplorasi data lima atau 10 tahun terakhir,tetapi sistem ini dapat diinterpretasitasikan apasaja. Negara-negara yang telah mengurangi lajudeforestasi (misalnya Brasil) akan mendapatmanfaat dari RL yang telah berjalan lebih lama(yaitu yang menggabungkan tingginya tingkatdeforestasi ybs), sedangkan negara-negara yangmemiliki laju kehilangan hutan yang lebih tinggibaru-baru ini (misalnya Bolivia) dapat memilihuntuk menggunakan periode waktu yang lebihpendek dan lebih baru untuk RL yang merekausulkan. 11Sementara emisi dari bahan bakar fosil dalamsuatu negara cenderung bervariasi hanya sedikitdari rata-rata statistik, emisi dari deforestasimenunjukkan fluktuasi dari tahun ke tahunyang lebih besar. Hal ini juga sering merupakanakibat dari pola iklim regional dan peristiwastokastik lainnya (misalnya lonjakanpembukaan lahan yang dipicu oleh kenaikanharga pangan). Oleh karena itu akan menjadipenting, dalam menentukan RL, untuk memilihperiode yang cukup lama untuk mengurangigangguan acak dari variasi tahunan.Faktor kunci yang lain bagi pemerintah dalammemilih periode waktu adalah ketersediaandata. Karena data aktivitas historis terutamaakan diambil dari data satelit, periode akansangat tergantung pada ketersediaan citrasatelit selama periode sejarah (lihat Fokusuntuk contoh di Nepal). Meskipun ada banyakdata dan perangkat lunak gratis yang tersedia,ada juga kapasitas, waktu dan kendala lainnyayang akan mempengaruhi berapa tahun datayang dimasukkan dalam perhitungan RL.Klasifikasi hutanSeperti yang disebutkan di atas, setelahmemutuskan kegiatan mana yang dimasukkanke dalam RL, negara tersebut harus memilihklasifikasi lahan dan hutan yang tepat.Walaupun tampaknya sederhana, tugas ini bisasulit baik secara teknis maupun politis karenabanyak negara memiliki versi klasifikasi dan petatutupan lahan yang berbeda dan seringbertentangan yang digunakan secara bersamaan.Tantangan dalam menentukan metrik yangdipakai bersama untuk mengalokasikan tutupanlahan ke dalam kelas-kelas merupakan salahTINGKAT REFERENSI // 80


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANsatu tantangan awal yang paling sulit yang akandihadapi suatu negara. Pedoman Inventori GRKNasional IPCC memberikan beberapa petunjuktentang bagaimana melakukan pendekatanterhadap tugas ini (lihat Fokus, kanan), tetapipada akhirnya negara perlu menyeimbangkankepentingan-kepentingan yang salingbertentangan, berbagai resolusi dan interpretasiyang berbeda dari apa jenis lahan yang dimilikisuatu negara. Kombinasi stratifikasi danpengambilan sampel akan diperlukan untukdapat menentukan definisi yang terbaik tentangkelas hutan dalam suatu negara tertentu (lihatbab MMRV).Keputusan Durban memungkinkan suatu negarauntuk menggunakan definisi atau klasifikasihutan yang berbeda daripada yang digunakandalam komunikasi internasional yangsebelumnya. Pengajuan RL merupakankesempatan penting bagi semua negara untukmengusulkan data terbaik untuk inventori hutanmereka. Jika suatu negara memilih untukmenggunakan definisi yang berbeda dari yangdigunakan dalam komunikasi nasional yangsebelumnya, negara tersebut harus menjelaskanmengapa definisi yang digunakan berbeda.Data kegiatanData kegiatan biasanya berasal dari produkpenginderaan jarak jauh (dengan satelit ataupesawat) yang memperkirakan berapa hektarjenis hutan tertentu hilang, rusak atauditingkatkan. Negara-negara akan memilikiberbagai platform penginderaan jarak jauhyang sudah mereka gunakan dalam berbagaitingkat, dan instansi pemerintah seringmemperoleh dukungan akademisi dan LSM(lihat bab MMRV).Keputusan UNFCCC 12/CP.17 meminta agarpara pihak menyerahkan informasi mengenaiProgram Hutan Dan Iklim WWF“Kantong dan kegiatan... yang telahdimasukkan dalam [RL] dan alasan untuktidak memasukkan suatu kantong dan/ataukegiatan dari pengembangan [RL], denganmemperhatikan bahwa kantong dan/ataukegiatan yang signifikan tidak boleh tidakdimasukkan”. Pilihan kegiatan dapatmencakup deforestasi, degradasi danpeningkatan, 12 dan setiap negara akan perlumenjelaskan mana yang mereka masukkan diantara kegiatan-kegiatan ini dan mengapa.Titik penilaian pertama untuk sebuah negaraketika memilih cakupannya adalah, apakahmereka akan melakukan akuntansi berbasislahan atau akuntansi berbasis kegiatan. Seturutdengan alasan akuntansi berbasis penggunaanlahan Kyoto, kita dapat menerapkan aturanaturanumum berikut (IPCC, 2000).Akunting berbasis lahanBerdasarkan pendekatan akuntansi berbasislahan, akuntansi dimulai dengan totalperubahan simpanan karbon pada satuan lahantempat berlangsungnya kegiatan REDD+.Dalam menerapkan aturan ini pertama harusdiidentifikasi unit-unit tanah di mana kegiatanyang terkait berlangsung. Selanjutnya, totalperubahan cadangan karbon pada unit-unitlahan ini ditentukan. Penyesuaian kemudiandapat dibuat untuk mencerminkan keputusanyang dapat diadopsi pihak ybs tentang baseline,kebocoran dan masalah waktu. Emisi ataukehilangan agregat adalah jumlah dariperubahan cadangan (net penyesuaian) padasemua satuan lahan yang berlaku.Akuntansi berbasis aktivitasPendekatan berbasis kegiatan dimulai denganperubahan simpanan karbon yangdisebabkan oleh tindakan yang ditentukan.Pertama, dampak setiap aktivitas yangFOKUSPENDEKATAN IPCC UNTUK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHANDiadaptasi dari IPCC, 2006Pedoman Persediaan GRK Nasional IPCCmenjelaskan tiga pendekatan untuk mewakili kawasanpenggunaan lahan dengan enam kategori: (i) LahanHutan (ii) lahan pertanian (iii) padang rumput (iv)Lahan Basah (v) Permukiman (vi) Tanah yang lain.Kategori-kategori tersebut disajikan di bawah iniberdasarkan urutan kompleksitas informasi dimulaidari yang paling sederhana.Pendekatan 1: Total kawasan penggunaan lahan,tidak ada data tentang konversi di antarapenggunaan lahanPendekatan 1 adalah yang paling sederhana danmenggunakan total wilayah penggunaan lahan dalamunit spasial yang tertentu, yang sering ditentukanberdasarkan batas-batas politik seperti negara,propinsi atau kota. Dalam Pendekatan 1 hanyaperubahan net dalam daerah penggunaan lahan yangdapat dilacak secara berkala. Akibatnya, lokasi yangtepat atau pola perubahan penggunaan lahan danperubahan apa tepatnya dalam kategori penggunaanlahan tidak bisa dipastikan.Pendekatan 2: Total kawasan penggunaan lahan,termasuk perubahan di antara kategoriPendekatan 2 memberikan penilaian baik ataskehilangan maupun perolehan net dalam kategoripenggunaan lahan yang spesifik serta apa yang diwakilioleh konversi ini (yaitu perubahan baik dari maupun kesuatu kategori). Merekam konversi penggunaan lahandengan cara ini biasanya akan membutuhkan estimasiawal dan akhir kategori penggunaan lahan untuk semuajenis konversi (misalnya Lahan Hutan dikonversi menjadilahan pertanian), serta perkiraan total luas lahan yangtidak berubah kategorinya (misalnya Lahan Hutan yangtetap merupakan Lahan Hutan). Hasil akhir daripendekatan ini dapat disajikan sebagai matriks konversipenggunaan lahan yang secara non - spasial eksplisit.Pendekatan 3: Data konversi penggunaan lahanspasial - eksplisitPendekatan 3 menggunakan pengamatan spasialeksplisit kategori penggunaan lahan dan konversipenggunaan lahan, sering dengan melacak pola padalokasi-lokasi tertentu dan/atau menggunakan produkpeta grid seperti yang diperoleh dari citrapenginderaan jarak jauh. Data ini dapat diperolehdengan sampling, teknik memetakan lahan secaralengkap (wall-to-wall mapping), atau kombinasi darikedua metode ini. Keuntungan utama data spasialeksplisit adalah bahwa alat analisis seperti GIS dapatdigunakan untuk menghubungkan beberapa set dataspasial eksplisit (seperti yang digunakan untukstratifikasi) dan menjelaskan secara rinci kondisi padabagian tertentu dari tanah sebelum dan setelahkonversi penggunaan tanah. Kapasitas analitis inidapat meningkatkan perkiraan emisi denganpenyelarasan kategori penggunaan lahan (dankonversi) yang lebih baik dengan strata yangdipetakan untuk klasifikasi cadangan karbon dan faktoremisi berdasarkan jenis tanah dan vegetasi.TINGKAT REFERENSI // 81


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANberlaku pada simpanan karbon ditentukanper satuan kawasan, yang kemudiandikalikan dengan daerah di mana setiapaktivitas terjadi. Persamaan ini juga dapatmencakup penyesuaian untuk mencerminkankeputusan kebijakan oleh para pihak. Emisiatau kehilangan agregat dihitung denganmenjumlahkan seluruh kegiatan yang berlaku.Untuk menghindari daerah tertentu dihitunglebih dari sekali jika di sana terjadi beberapakegiatan, masing-masing unit lahan tidakdapat berisi lebih dari satu kegiatan. Dalamhal ini, dampak gabungan dari beberapapraktek yang diterapkan di daerah yang samaakan dianggap sebagai satu aktivitas tunggal.Di bawah pendekatan berbasis lahan maupunberdasarkan aktivitas, para pihak harusberusaha mengidentifikasi dan memasukkankegiatan utama yang menyebabkan penurunanatau penyerapan emisi dan memasukkannyake dalam perhitungan RL.Faktor emisiFaktor Emisi menjelaskan berapa banyakkarbon berada dalam suatu unit tertentu darijenis hutan tertentu. Faktor-faktor inidihasilkan oleh kombinasi dari nilai default(nilai default IPCC Tingkat 1 untuk kelas luastanah di seluruh dunia) atau perkiraan yanglebih tepat yang bisa dihasilkan denganmenggunakan data lahan, pengukuranlapangan dan persamaan alometrik yangmengkonversi pengukuran lahan untukbiomassa atau perkiraan karbon.IPCC mengakui enam kantong karbon dantiga gas (IPCC, 2006). Keenam kantongkarbon tersebut adalah:n Biomassa di atas tanahn Biomassa di bawah -tanahProgram Hutan Dan Iklim WWFn Pohon atau bagian pohon yang mati (deadwood)n Material organik yang membusuk (litter)n Material organik tanahn Produk kayu yang dipanenTiga gas rumah kaca yang terkait denganperubahan penggunaan lahan adalah:n Karbon dioksida (CO2)n Metana (CH4)n Nitrous oksida (N2O)Ada dua pendekatan yang berbeda secarafundamental dan sama-sama valid untukmemperkirakan perubahan cadangan dikantong ini: (1) pendekatan berbasis prosesyang disebut “Metode Gain-Loss”, yangmemperkirakan selisih net penambahan danhilangnya simpanan karbon, dan (2) “MetodeStock -Difference”, yang memperkirakanperbedaan simpanan karbon pada dua titikwaktu (lihat Fokus).Pelaporan kesalahan dan transparansiMengingat ketidakpastian sekitar emisiberbasis hutan, RL harus dilaporkan secaratransparan dan dengan indikasi ketidakpastianstatistik. Keputusan UNFCCC telah berulangkali meminta agar negara-negara berkembangmenggunakan GPG IPCC (GPG) sebagai dasaruntuk mengembangkan RL. Walaupun tidakdirancang khusus untuk REDD+, GPG IPCCmemberikan peta bagi negara-negara untukberkembang dari perkiraan sederhana daripersediaan GRK menuju deskripsi nasionalemisi GRK dari berbagai sektor yang lebihbernuansa dan secara statistik lebih kokoh.Akhirnya, negara harus, jika mungkin,menggunakan statistik dan propagasikesalahan untuk mengkomunikasikan tidakFOKUSPENGEMBANGAN TINGKAT REFERENSI DI NEPALPemerintah Nepal, bekerjasama dengan WWF, sedang mengembangkanRL sub-nasional untuk Terai Arc Landscape (TAL). RL ini akan memilikiasumsi utama sebagai berikut:CakupanRL untuk TAL meliputi deforestasi, degradasi danpeningkatan menggunakan Pendekatan 3 IPCC (yaituperubahan spasial eksplisit dalam luas lahan). Datatelah diperoleh dari kombinasi data Landsat denganplot-plot lahan di lapangan.Klasifikasi hutanTAL telah diklasifikasikan menjadi tiga kelas hutan(shorea robusta - umumnya dikenal sebagai sal,campuran kayu keras dan tepian sungai). PerhitunganRL akan menggunakan kombinasi jenis-jenis hutan inidengan stratifikasi lebih lanjut berdasarkan kerapatankanopi untuk menunjukkan perubahan di bidang stratayang memiliki perbedaan bermakna dalam karbon.SkalaRL akan merupakan sub-nasional untuk TAL,berdasarkan batas-batas yurisdiksi 12 distrik.Alasannya adalah terutama untuk memungkinkanpelaksanaan REDD+ di tingkat yurisdiksi, karenadistrik-distrik ini berada dalam posisi terbaik untukmenerapkan kebijakan untuk mengendalikandeforestasi dan degradasi dan juga untuk memastikanbahwa kerangka pengaman diikuti serta setiapdistribusi manfaat memiliki pengawasan yang tepat.Selain itu, pelaksanaan REDD+ di tingkat yurisdiksiakan meminimalkan risiko kebocoran karena migrasipedesaan kurang umum terjadi antar distrik.Kerangka waktuRL akan dihitung untuk periode 1999-2011 denganopsi untuk memperpanjang sampai tahun 1994. Untukmenjaga konsistensi dengan komunikasi nasionalsebelumnya, periode 1994-2011 akan lebih baik;namun, citra Landsat antara tahun 1994 dan 1999tidak akan memiliki kualitas dan tingkat konsistensiyang sama dengan periode dari tahun 1999 sampaisekarang.Kantong dan gasRL akan mencakup semua kantong yang besar,termasuk biomassa di atas dan di bawah tanah. Akantetapi, karena ketidakpastian dalam pengukuran danfluktuasi yang relatif kecil dalam emisi karbon, karbontanah tidak akan disertakan dalam RL. Mengingatkurangnya sumber dominan lainnya, hanya emisi CO2yang akan dipertimbangkan dalam RL.TINGKAT REFERENSI // 82


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANhanya rata-rata perkiraan emisi tetapi jugainterval kepercayaan dan deskripsiketidakpastian dalam RL.Keputusan Durban juga mengundang semuanegara untuk menciptakan RL dengan cara yangmembuat data, metode, model dan perhitungantransparan dan dapat direproduksi oleh negaralain. Walaupun menghendaki transparansi,keputusan Durban tidak memberikan panduanyang jelas tentang bagaimana data, metode, peta,dan data yang jumlahnya dapat mencapaibanyak gigabyte ini dapat dibagi secara publikagar dapat digunakan orang lain danmemvalidasi RL yang diusulkan. Setiap negaramemiliki banyak pilihan, seperti membuat datapendukung tersedia dalam website pemerintah,portal publik, publikasi ilmiah dan bahan-bahanpelengkap.Sebuah pendekatan yang lebih langsungadalah apabila suatu negara harusmenyerahkan semua file yang relevan kepadaUNFCCC dan meminta agar sekretariatmembuat semua file tersedia bagi masyarakatinternasional.PenyesuaianMenyadari bahwa RL historis mungkin bukanmerupakan tolok ukur yang tepat atau adil bagibeberapa negara (seperti negara-negara denganlaju historis deforestasi rendah), keputusanUNFCCC memungkinkan suatu negaramelakukan penyesuaian data historis mereka.Penyesuaian ini belum pernah didefinisikantapi bisa mencerminkan proyeksi ancaman dimasa depan atau pertumbuhan sektor tertentudari ekonomi yang menyebabkan deforestasi dimasa depan (misalnya kelapa sawit). Untukpenyesuaian terhadap data historis, negara ybsperlu menyatakan dan mempertahankanasumsi mereka.Program Hutan Dan Iklim WWFBerbagai proposal telah diajukan untukmenguraikan bagaimana RL dapat disesuaikanuntuk mengakomodasi negara-negara dengantutupan hutan tinggi dan deforestasi rendah(HELD) (Fonseca dkk., 2007). Di antaranyatermasuk penyesuaian terhadap rata-rataglobal, pembayaran untuk simpanan karbon,dan proyeksi yang didasarkan pada model yangmenggambarkan atau memprediksi ancaman dimasa depan (Busch dkk., 2009, Griscom dkk.,2009). Penggunaan pemodelan akanmemperkenalkan kebutuhan untuk dokumenRL yang lebih kompleks untuk diserahkan keUNFCCC dan hampir pasti akan membutuhkankapasitas teknis tambahan (lihat Gambar 2).Sebagai negara yang memiliki sejarahdeforestasi rendah, Guyana memberikancontoh bagaimana hal ini dapat terlaksanadalam praktek (Gutman dan Aguilar -Amuchastegui, 2012). 13 Menurut ketentuanperjanjian bilateral dengan Norwegia, Guyanaakan menerima pembayaran REDD+berdasarkan kriteria dengan dua sisi:n Salah satu bagian dari pembayaran adalahuntuk pengurangan tingkat deforestasitahunan Guyana di bawah RL historis yang0,03 persen per tahun.n Bagian lain dari pembayaran tersebut akanmembayar Guyana untukmempertahankan laju deforestasinya dibawah RL historis global negara-negaratropis, yang dilaporkan oleh FAO sebesar0,52 persen per tahun selama 2000-2010.Pembayaran akan berkurang drastis jika lajudeforestasi tahunan Guyana meningkat di atas0,056 persen (laju deforestasi 2010) danberhenti sama sekali jika laju deforestasimencapai 0,09 persen.Perlu dicatat bahwa inisiatif tingkat proyek telahcondong ke arah proyeksi RL (untuk mencobamenghubungkan pengurangan tambahandengan adanya proyek), sedangkan proses yangterkait UNFCCC lebih condong ke arah RLhistoris (termasuk penyesuaian) karena ini lebihsebanding dengan Lampiran I komitmen Xpersen pengurangan di bawah tahun dasar.Hubungan dengan sistem pemantauanhutan lainnyaAda beberapa cara di mana pengembangan RLdapat berkaitan dengan sistem pemantauanhutan. Pertama, negara-negara dapatmenghubungkan data RL mereka denganinventori hutan nasional (NFI). Pilihan apakahmau melakukannya atau tidak akan lebihmerupakan masalah tingkat kepastian dalamdata yang ada dan sejauh mana itu mencakupwilayah geografis yang tepat di dalam negeritersebut. Akan tetapi, banyak negara REDD+sudah memiliki NFI sebagai cara utamamenghasilkan data faktor emisi mereka, danmenghubungkan data ini dengan data RL yangbaru akan menjadi pertimbangan penting baginegara-negara dengan NFI yang telah maju.Kedua, RL tidak selalu tentang karbon. Memang,salah satu perdebatan yang paling aktif dalamUNFCCC adalah apakah REDD+ adalah hanyatentang karbon atau apakah merupakan sebuahsistem untuk mendorong hasil positif bagimasyarakat sipil, komunitas, keanekaragamanhayati, jasa ekosistem dan manfaat yang terkaitGAMBAR 2: CONTOH KEMUNGKINAN RL DI NEGARA-NEGARA DENGAN TINGKAT DEFORESTASI RENDAH ATAU TINGGIdeforestasi/emisideforestasi/emisiAWAl program REDD+AWAl program REDD+BACABCNEGARA-NEGARA DENGAN DEFORESTASIRENDAH (LDC)NEGARA-NEGARA DENGAN DEFORESTASITINGGI (HDC)A RL historis B RL historis dengan penyesuaian ke atas atau ke bawah C RL berdasarkan pemodelanTINGKAT REFERENSI // 83


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSMEMBUAT PERKIRAAN PERUBAHAN DALAM KANTONG KARBONDENGAN METODE GAIN-LOSS ATAU STOCK-DIFFERENCEAda dua pendekatan yang berbeda secarafundamental dan sama-sama valid untukmemperkirakan perubahan simpanan di kantongkarbon: (1) pendekatan berbasis proses yang disebut“Metode Gain-Loss”, yang memperkirakan selisih netpenambahan dan kehilangan simpanan karbon dan (2)pendekatan berbasis simpanan yang disebut “MetodeStock -Difference”, yang memperkirakan perbedaansimpanan karbon pada dua titik waktu.Metode Gain-LossPerubahan simpanan karbon tahunan di kantongmanapun dapat diperkirakan dengan menggunakanMetode Gain-Loss, yang menggunakan persamaansederhana berikut:Dimana ΔC = perubahan simpanan karbon tahunandalam kantong, ΔCG = perolehan karbon tahunan,ΔCL = kehilangan karbon tahunan, dinyatakandalam ton C yr-1.Perolehan dapat dikaitkan dengan pertumbuhan(peningkatan biomassa) dan dengan transfer karbondari kantong lain (misalnya transfer karbon dari kantongkarbon biomassa hidup ke kantong bahan organik matiyang disebabkan oleh panen atau gangguan alam).Kehilangan dapat dikaitkan dengan transfer karbon darisatu kantong ke yang lain (misalnya biomassa yanghilang selama operasi pemanenan merupakankehilangan dari kantong biomassa di atas tanah), atauemisi akibat pembusukan, panen, pembakaran, dll.Metode yang digunakan disebut Metode Gain-Loss,karena mencakup semua proses yang mengakibatkanperubahan di suatu kantong.Program Hutan Dan Iklim WWFMetode Stock-DifferenceMetode Stock-Difference dapat digunakan di manasimpanan karbon di kantong yang relevan diukur padadua titik waktu untuk menilai perubahan simpanankarbon, dengan menggunakan persamaan berikut:Di mana Ct1 = csimpanan karbon di kantong padawaktu t1 dan Ct2 = simpanan karbon di kantongsaat t2, dinyatakan dalam ton C.Jika perubahan cadangan C diperkirakan denganbasis per hektar, maka nilai ini dikalikan dengan totalluas dalam setiap strata untuk mendapatkan estimasiperubahan simpanan total untuk kantong tersebut.Dalam beberapa kasus, data aktivitas mungkin dalambentuk total negara ybs (misalnya kayu yang dipanen)di mana perkiraan perubahan simpanan untuk kantongtersebut diperkirakan langsung dari data aktivitassetelah menerapkan faktor-faktor yang tepat untukmengkonversinya ke dalam satuan massa C. Bilamenggunakan Metode Stock-Difference untuk kategoripenggunaan lahan yang spesifik, penting untukmemastikan bahwa wilayah lahan dalam kategoritersebut pada waktu t1 dan t2 identik, untukmenghindari merumitkan estimasi perubahansimpanan dengan perubahan wilayah.Gain-Loss atau Stock-DifferenceMetode Gain-Loss cocok untuk pendekatanpendekatanpemodelan menggunakan koefisien yangberasal dari data penelitian empiris. Ini akan lebihmenghaluskan variabilitas antar - tahun dibandingkanMetode Stock-Difference, yang mengandalkanperbedaan estimasi simpanan pada dua titik waktu.Kedua metode ini valid selama mampu mewakiligangguan aktual serta tren yang terus-menerusbervariasi dan dapat diverifikasi denganmembandingkannya dengan pengukuran aktual.lainnya. Negara tidak dibatasi dalam hal apayang mungkin mereka masukkan dalam RLmereka dan mereka mungkin juga inginmengkomunikasikan data kuantitatif lain padatutupan hutan historis mereka. Akhirnya, sepertiyang disebutkan dalam pendahuluan, RL akanmenjadi referensi penting untuk sistem MMRV,dan data di antara kedua sistem ini harussebanding dan konsisten. Desain RL karena ituharus mempertimbangkan persyaratan biayadan pengolahan data sistem MMRV di masamendatang.SUDUT PANDANG WWFWWF telah menyusunbeberapa makalah yangpenting mengenai posisinyatentang RL.Pada tahun 2012, sebelum COP 18, WWFmengeluarkan makalah tentang prosespenilaian untuk RL REDD+. 14 Makalah inimeminta beberapa hasil kunci:n Penilaian RL yang dilakukan oleh LULUCFindependen dan para ahli lainnya yangmemenuhi syarat diperlukan untukmemastikan tim yang kuat dan seimbang.n Para ahli harus diizinkan untuk mengajukanpermintaan ke suatu negara untuk klarifikasiatau alasan untuk nilai yang digunakan.n Penilaian RL harus selesai dalam waktuenam bulan dari pengajuan RL yangdiusulkan ke sekretariat.n Komentar publik harus diminta melaluiPlatform Web UNFCCC REDD. 15n Pedoman yang jelas harus dikembangkanuntuk tim kajian teknis, yang mencakupkebutuhan untuk menilai model, asumsiasumsidan justifikasi penyesuaian yangmendasarinya.Pada tahun 2009, sebelum Kopenhagen, posisiWWF mengenai Hutan dan Mitigasi PerubahanIklim 16 menyatakan bahwa RL suatu negaramencakup identifikasi dan pengukuranpengurangan emisi dibandingkan denganskenario business-as-usual (BAU). WWFmenganjurkan bahwa partisipasi luas harusdigalakkan, baik melalui RL yang fleksibelberdasarkan keadaan nasional ataupun melaluimekanisme lain. Selain itu WWF memberikanpedoman mengenai kegiatan yang diusulkandan persyaratan untuk tiga fase pengembanganREDD nasional:n Tahap 1: bagian awal RL nasional denganidentifikasi kesenjangan dalam data,pemantauan kapasitas dan kemampuananalisis yang harus ditutup sebelum tiba padaRL akhir;n Tahap 2: RL nasional Final ditetapkansedemikian rupa sehingga diperlukanpeningkatan yang signifikan dari BAUsebelum dapat memperoleh penguranganemisi yang terverifikasi;n Tahap 3: 2 kemampuan MRV yangberfungsi penuh dioperasionalkan. Hasilpenilaian harus diverifikasi secaraindependen dan sepenuhnya transparan.Baru-baru ini, WWF mengusulkan modalitasuntuk RL dalam dokumen yang dikirimkanke Dana Karbon FCPF. 17 Dokumen inimenyarankan beberapa elemen kunci:n Walaupun RL dapat bersifat historis atauproyeksi (yaitu tentang keadaan nasional),untuk menjaga integritas lingkunganhanya pengurangan emisi di bawah RLhistoris dapat digunakan sebagai offset.n RL harus didasarkan pada interval historis(yang disebut “periode acuan”) selama 10 tahunyang berakhir tahun 2010 atau sesudahnya.TINGKAT REFERENSI // 84


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANn Skala daerah program harus mencakup“sebagian besar wilayah” dengan dampakbesar relatif terhadap prioritas dalamstrategi REDD+ nasional.n RL harus mencakup pelaporan akurasi danerror yang mengikuti panduan danpedoman IPCC terbaru.n Panel Penasehat Teknis (TAP) harusdibentuk untuk mengevaluasi RLberdasarkan panduan yang disusun DanaKarbon FCPF menggunakan UNFCCC danpanduan IPCC sebagai kriteria minimal.SUMBER LEBIH LANJUTKey internal WWF resourcesGutman and Aguilar: TingkatReferensi dan Pembayaranuntuk REDD+: Pelajaran dariKesepakatan Guyana-NorwayBaru-Baru ini. WWF, Washington, DC, USA.Tersedia di:bit.ly/15EZT1nMakalah Posisi Durban mengenai RL.Tersedia di: bit.ly/14NhEfGSumber eksternal kuncin IPCC Panduan Praktik Terbaik untukLULUCF, tersedia di: www.ipcc-nggip.iges.or.jp/public/gpglulucf/gpglulucf.htmln Pedoman IPCC 2006 untuk Inventori GasRumah Kaca Nasional, tersedia di:www.ipcc-nggip.iges.or.jp/public/2006gln Laporan Kelompok Kerja Ahli UNFCCCmengenai Tingkat Referensi, tersedia di:unfccc.int/resource/docs/2011/sbsta/eng/inf18.pdfn Persatuan Ilmuwan Peduli (UCS) Poin-Poin Referensi, tersedia di:www.ucsusa.org/assets/documents/global_warming/Points-of-Reference.pdfn Tropical Forest Group (TFG) Submisikepada SBSTA, tersedia di: unfccc.int/resource/docs/2011/smsn/ngo/333.pdfn Meridian Institute: Modalitas untukReferensi Tingkat REDD+: Masalah Teknisdan Prosedural, tersedia di:www.redd-oar.org/links/RL_report.pdfn Meridian Institute: Pedoman untukTingkat Referensi REDD+: Prinsip danRekomendasi, tersedia di:www.redd-oar.org/links/REED+RL.pdfDAFTAR PUSTAKABUSCH, J., STRASSBURG, B.,CATTANEO, A., LUBOWSKI, R.,BRUNER, A., RICE, R., CREED, A.,ASHTON, R. dan F. BOLTZ. 2009.Membandingkan dampak iklim danbiaya tingkat referensi untukmengurangi emisi dari deforestasi. Environmental ResearchLetters, 4.FONSECA, GABD, RODRIGUEZ, CM, MIDGLEY, G.,BUSCH, J., HANNAH, L. dan RA MITTERMEIER. 2007.Tidak ada hutan yang Ditinggalkan. PLoS Biology, 5, 216.LANDASAN HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONALDAN PEMBANGUNAN (FIELD). 2013. Panduan untukpara negosiator REDD -plus. FIELD, London, Inggris.GRISCOM, B., SHOCH, D., STANLEY, B., CORTEZ, R.dan N. VIRGILIO. 2009. Sensitivitas jumlah distribusikredit karbon hutan tropis tergantung pada aturan baseline.Ilmu dan Kebijakan Lingkungan Hidup, 12, 897-911.GUTMAN, P. DAN AGUILAR - AMUCHASTEGUI, N. 2012.Tingkat Referensi dan Pembayaran untuk REDD+:Pelajaran dari Perjanjian Guyana Norwegia Baru-Baru ini.WWF, Washington, DC, Amerika Serikat. bit.ly/15EZT1nIPCC. 2000. Laporan Khusus IPCC: Penggunaan lahan,Perubahan penggunaan lahan, dan Kehutanan. IPCC,Jenewa, Swiss.IPCC. 2006. Pedoman IPCC 2006 untuk Inventori GasRumah Kaca Nasional, Disiapkan oleh National GreenhouseGas Inventories Program. IPCC, Jenewa, Swiss.CATATAN AKHIR1. Menetapkan tingkat referensi yangdiperbesar akan memungkinkansebuah negara untuk mengklaimpengurangan emisi yang bukanmerupakan tambahan untuk upayasebelumnya (dikenal sebagai “hot air”).2. Berdasarkan diskusi UNFCCC, istilah “tingkat referensihutan” (FRL) dan “tingkat emisi referensi hutan” (FREL)keduanya masih digunakan secara bersamaan.Perbedaan antara istilah-istilah ini ada dua. Pertama,FRELs biasanya digunakan untuk menyiratkan bahwaemisi harus diukur, sedangkan FRL mungkin tidakbergantung pada penilaian emisi (yaitu bisa menggunakanmetrik yang lebih sederhana seperti perubahan kawasanhutan). Kedua, FRELs kadang-kadang digunakan untukmembedakan antara kegiatan yang hanya menyebabkanemisi (misalnya deforestasi dan degradasi) dibandingkankegiatan yang melestarikan, mengelola secaraberkelanjutan atau meningkatkan cadangan karbon hutan(yang merupakan + dalam REDD+).3. Informasi lebih lanjut tentang JNR dan AFOLU dapatditemukan di v-c-s.org/sites/v-c-s.org/files/FactSheet%20JNRI%202012%20-%20MidRes.pdf danv-c-s.org/node/286.4. Tingkat referensi yang akhirnya diserahkan oleh Guyanakepada UNFCCC mungkin tidak sama dengan yangdigunakan di bawah pengaturan bilateralnya denganNorwegia.5. Lampiran ini terdapat pada akhir Keputusan 2/CP.13.6. Keputusan 4/CP.15.7. Bagian III C Keputusan 1/CP.16.8. Keputusan 12/CP.17.9. Ini adalah presentasi yang sangat sederhana, dansebagian besar istilah dan persamaan dapat dijabarkanlebih lanjut. Namun, dengan menggunakan persamaansederhana ini pembaca mungkin dapat memahamipembahasan selanjutnya mengenai isu-isu kunci yangharus dihadapi RL. Juga harus dicatat bahwa sebagiannegara mungkin memilih untuk hanya melaporkan RLuntuk deforestasi dan tidak memperkirakan emisi daridegradasi. Mereka juga dapat memilih, dalam RLlainnya, untuk memasukkan penyerapan danpenyimpanan karbon melalui aforestasi, reforestasi ataupeningkatan cadangan karbon.10. Masalah penyesuaian atas data historis akan dibahaskemudian.11. Teka-teki ini menimbulkan pertanyaan pentingmengenai integritas keseluruhan RL REDD+.Mengingat bahwa UNFCCC tidak membuat aturanyang ketat mengenai periode mana yang dapatdipertimbangkan, ada kemungkinan bahwa dengansetiap negara memilih periode waktu yang palingmenguntungkan (waktu yang menangkap tingkatdeforestasi tertinggi), agregat RL REDD+ globalbeberapa tahun ke depan bisa menghasilkan perkiraanemisi dari deforestasi dan degradasi yang terlalu besar.12. REDD+ meliputi lima kegiatan, tetapi SFM dankonservasi pada dasarnya merupakan antitesis daridegradasi dan deforestasi.13. Ini disusun menggunakan usulan yang dikenal sebagaipendekatan insentif gabungan yang dikembangkanoleh Strasburg dkk., 2009.14. awsassets.panda.org/downloads/rl_external_brief_11_12_1.pdf.15. unfccc.int/methods_science/redd/redd_web_platform/items/4531.php.16. awsassets.panda.org/downloads/wwf_redd2_paper_web.pdf.17. www.forestcarbonpartnership.org/sites/forestcarbonpartnership.org/files/Documents/PDF/Jan2013/WWFsubmission_CFissuepaper2.pdf.Program Hutan Dan Iklim WWFTINGKAT REFERENSI // 85


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+Melacak REDD+RegistriREDD+UNDUH BAB INI© Julie Pudlowski / WWFProgram Hutan Dan Iklim WWF Registri REDD+ // 86


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Registri REDD+ nasional atau sub-nasional adalah komponenpenting pelacakan pengurangan emisi dan keuangan untukREDD+. Di luar pelaporan negara dua tahunan ke KonvensiKerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), adabanyak contoh di mana mendaftar kegiatan REDD+ nasionaldan sub-nasional akan diperlukan untuk menerapkan strategiREDD+, termasuk: pelacakan program dan proyek REDD+,pencatatan pencapaian pengurangan emisi karbon, pelacakandan perekaman sesuai dengan kerangka pengaman sosial danlingkungan, memfasilitasi pembayaran internasional dannasional berbasis hasil, memfasilitasi operasi pasar karbon,dan banyak lagi.n Seperti di dalam bidang lain agenda iklim, belum jelas fungsiregistri REDD+ mana yang akan dijalankan oleh UNFCCC ditingkat internasional dan fungsi registri REDD+ mana yangakan menjadi tanggung jawab registri nasional atausub-nasional. Namun, saat ini banyak penyandang danaREDD+ mempersyaratkan, dan banyak negara REDD+ merasamemerlukan, pelaksanaan registri nasional REDD+ untukmelacak beberapa tindakan REDD+ di lapangan yang telahdiluncurkan dalam beberapa tahun terakhir.n Untuk negara-negara REDD+ yang mencari panduan danpraktik terbaik, UNFCCC adalah titik awal yang baik (misalnyaLog Transaksi Internasional dan registri iklim sukarela yangbaru-baru ini memperoleh persetujuan). Di luar UNFCCC, adacukup banyak registri yang terkait iklim internasional, baiknegeri maupun swasta, termasuk beberapa registri REDD+(misalnya database REDD+) yang dapat memberikan pelajaranberharga untuk penyusunan registri REDD+ nasional atausub-nasional.n Mengembangkan dan melaksanakan registri REDD+ nasionalatau sub-nasional akan memerlukan membuat banyak pilihan,antara lain:› Tujuan dan ruang lingkup: apakah menginginkan registriyang merupakan tindakan mitigasi yang secara nasionaltepat (NAMAs) yang juga mencakup tindakan-tindakanREDD+, atau menginginkan registri eksklusif REDD+.Apakah menginginkan skala nasional atau sub-nasional;› Fungsi: apa yang mau dimasukkan daftar;› Manajemen data: apa yang harus dilakukan sendiri dan apayang dapat dikerjakan pihak lain (dikontrakkan), dan rincianinformasi yang hendak dikumpulkan;› Tata kelola: bagaimana registri ini harus dikelola dan dimana registri ini berada secara kelembagaan;› Teknologi: teknologi mana yang akan digunakan untukmemperoleh dan menyimpan data.Semua keputusan tersebut akan mempengaruhi efisiensi,transparansi dan akurasi registri serta biayanya. Sekali lagi,contoh-contoh registri yang pernah ada dapat menjadi dasarinformasi untuk menentukan pilihan negara.Program Hutan Dan Iklim WWF Registri REDD+ // 87


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPENDAHULUANRegistri, pada dasarnya, adalah sebuahplatform - di masa lalu buku besar dansaat ini platform elektronik - yangmengumpulkan dan membuat informasitentang isu-isu atau program tertentu tersedia.Dua contoh registri yang paling kuno danmasih bertahan adalah catatan sipil yangmerekam kelahiran, perkawinan, perceraian,kematian dan perubahan penting lainnya, danregistri tanah yang merekam kepemilikan danpengalihan tanah dan aset utama lainnya.Tergantung pada tujuannya, registri dapatberfungsi pada skala lokal, nasional dan/atauinternasional. Dan tergantung pada statushukumnya, informasi yang dikumpulkanmungkin hanya berupa informasi, ataumungkin mengandung status hukum.Telah beberapa waktu UNFCCC dan masyarakatperubahan iklim yang lebih luas dan REDD+ telahmembahas dan mencoba untuk mengadakanregistri iklim untuk membantu dengan satu fungsiatau lebih yang diuraikan dalam Tabel 1.Luas dan kedalaman dari beberapa registriterkait iklim yang ada dan banyak registriyang tengah dipertimbangkan sangatbervariasi, dari registri yang dikelola olehsekretariat internasional sampai yang tingkatnasional dan sub-nasional – dari yang global(misalnya registri NAMAs) sampai yangsektoral (misalnya registry REDD+) dan dariyang multifungsi (misalnya registri NAMAsyang disahkan di Cancun) sampai registrikhusus seperti registri perdagangan emisi.Mengenai pengembangan strategi REDD+nasional atau sub-nasional, registri adalahkomponen yang logis dan diperlukan dalamProgram Hutan Dan Iklim WWFpelacakan REDD+. Bab tentang MMRVmembahas pelaporan dalam hal pelaporannegara dua tahunan ke UNFCCC. Tetapi adabanyak contoh lain di mana secara sistematismencatat kegiatan-kegiatan REDD+ akandiperlukan untuk: melacak program danproyek REDD+, merekam ER dan melacakperdagangannya, melacak dan merekamkepatuhan pada kerangka pengaman sosialdan lingkungan, dan banyak lagi.Seperti di dalam bidang lain agenda iklim, belumjelas fungsi registri REDD+ apa yang akandilakukan oleh UNFCCC di tingkat internasionaldan fungsi registri REDD+ apa yang akanmenjadi tanggung jawab registri nasional atausub-nasional. Namun, saat ini banyakpenyandang dana REDD+ memerlukan, danbanyak negara REDD+ merasa hal ini diperlukan,pelaksanaan registri nasional REDD+ untukmelacak beberapa tindakan REDD+ di lapanganyang telah muncul dalam beberapa tahunterakhir. Dalam bab ini kita akan meninjaupengalaman internasional dan nasional denganregistri iklim yang berfokus pada apa yangberlaku untuk registri tingkat negara REDD+.KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALSebuah registri UNFCCCuntuk NAMAsDalam Konferensi ke-16 ParaPihak (COP) UNFCCC (Cancun,2010), negara-negara sepakatuntuk membentuk registri “untuk merekamaksi mitigasi yang secara nasional tepat(NAMAs) yang mencari dukungan internasionaldan untuk memfasilitasi pemadanan keuangan,teknologi dan dukungan peningkatan kapasitasuntuk tindakan ini” sebagaimana yangdiuraikan dalam Fokus, kanan.TABEL 1: KEMUNGKINAN FUNGSI REGISTRI IKLIMSEBUAH REGISTRI IKLIM BISA MENJALANKAN SATU, BEBERAPA ATAU SEMUA FUNGSI BERIKUT:Mencatat informasiSebuah registri iklim dapat merekam strategi, kebijakan, proyek-proyek spesifikmengenai tindakanperubahan iklim atau pengurangan emisi suatu negara. Hal ini dapat berupa tindakanperubahan iklimunilateral (dibiayai sendiri), tindakan mencari dukungan internasional dan/atau tindakanyang bertujuan untuk menjual pengurangan emisi di pasar karbon.Mencatat informasi tentang Sebuah registri iklim dapat melacak komitmen pendanaan perubahan iklim dari pemberipendanaan perubahan iklim dana publik, bilateral dan multilateral, serta pendanaan iklim yang ditawarkan olehdunia usaha dan LSM.Memfasilitasi pemadanan Jika registri melacak kebutuhan pendanaan dan peluang pendanaan, registri itu dapatdanamemainkan peran dalam pencocokan kebutuhan tersebut dengan sumber-sumberpendanaan. Hal ini dapat dilakukan secara minimal hanya dengan membuat informasimengenai permintaan dan pasokan dana iklim yang dikumpulkan tersedia bagi siapasaja. Tapi hal itu dapat memerlukan tindakan yang lebih proaktif, termasuk penargetaninformasi, fasilitasi kontak awal dan menyampaikan roundtable pendanaan.Mencatat kemajuan dalam Karena tindakan perubahan iklim mungkin perlu waktu bertahun-tahun untukaksi perubahan iklim membuahkan hasil, mungkin ada kebutuhan untuk mencatat langkah-langkah ataukemajuan antara. Sebuah registri secara berkala (tahunan atau pada interval yanglebih panjang) bisa melacak kemajuan dan prestasi dari tindakan perubahan iklimdan pendanaan perubahan iklim, dengan menggunakan serangkaian standar danmetodologi yang memfasilitasi perbandingan dari kemajuan tindakan maupun danayang disediakan.Mencatat pengurangan Dengan fungsi ini registri iklim akan mengakui dan mengesahkan pengurangan emisiemisi gas rumah kaca GRK dari kegiatan mitigasi (misalnya mengeluarkan dan/atau mendaftar pengurangan(GHG) dan hasil lainnya emisi (ERs) untuk negara-negara, program atau proyek) dan bisa melakukan hal yangsama tentang hasil lingkungan dan sosial lainnya (misalnya kerangka pengaman,pembagian manfaat). Ini adalah fungsi penting untuk memfasilitasi pembayaranberbasis hasil (baik domestik atau internasional), pembayaran untuk jasa ekosistematau skema pembagian manfaat.Mencatat perdagangan Fungsi ini berkaitan erat dengan pencatatan pengurangan emisi GRK tetapi juga akanemisimencakup pelacakan transfer dan penghentian ER dan juga pelacakan dan pencatatanoperasi-operasi lainnya yang mungkin diperlukan untuk memastikan integritas pasar(misalnya pelacakan rekening penyangga).Registri REDD+ // 88


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANKesepakatan Cancun memilih registri iklim yangterbatas pada tiga fungsi pertama yangtercantum pada Tabel 1: mencatat inisiatifmitigasi, mencatat peluang pendanaan danmemfasilitasi pemadanan dana. Kesepakatan inijuga memilih registri global di bawah UNFCCC,yang meliputi semua kegiatan mitigasi tetapitidak mencakup kegiatan adaptasi.COP 17 (Durban, 2011) lebih lanjut memajukankeputusan mengenai registri iklim UNFCCC,dengan menunjukkan, misalnya, bahwa (a)registri harus dikembangkan sebagai platformberbasis web yang dinamis yang dikelola olehtim yang khusus di Sekretariat UNFCCC, (b)partisipasi dalam registri akan bersifat sukarela,dan hanya informasi yang disampaikan secarategas untuk dimasukkan dalam registri yangdapat dicatat, dan (c) registri harus terstruktursecara fleksibel yang jelas mencerminkanberbagai keragaman NAMAs dan berbagai jenisdukungan. Kesepakatan COP 17 mengenairegistri iklim (Pasal 45 sampai 55 dari DurbanRoad map) juga:n Memberikan jenis informasi yang akan dimintadari negara berkembang dan negara majuuntuk diserahkan ke registri iklim UNFCCC;n Meminta Sekretariat UNFCCC untukmempercepat pengumpulan informasiuntuk mulai membangun registri;n Meminta Sekretariat UNFCCC untukmeminta pandangan Para Pihak mengenaifungsi dan operasi registri di masa depan. 2Resolusi COP 16 dan COP 17 mengenai registriUNFCCC berbicara tentang “tindakan mitigasinasional yang tepat” tanpa membatasinya padajenis tertentu kegiatan mitigasi, sehingga dapatdikatakan bahwa REDD+ akan disertakan.Namun, masih banyak yang harus diputuskanmengenai karakteristik tertentu dari registriProgram Hutan Dan Iklim WWFUNFCCC, termasuk struktur, fungsi dan tatakelola. Juga perlu dicatat bahwa, per keputusanpada COP 16 dan COP 17, registri UNFCCC tidakakan mengambil fungsi mendaftar penguranganemisi, pelacakan pembayaran untuk hasil ataumemfasilitasi beroperasinya pasar karbon. 3Pengalaman internasionaldengan registri iklimRegistri Sukarela berbagi informasiRegistri Iklim Amerika Utara adalah registriberbagi informasi dan pengetahuan dengananggota di 13 propinsi Kanada, 40 negara bagianAS, enam negara bagian Meksiko dan empat USNative Sovereign Nations. Tujuannya adalahuntuk memberikan informasi untuk mengurangiemisi gas rumah kaca dengan menetapkanstandar yang konsisten dan transparan diseluruh Amerika Utara untuk dipergunakan olehbisnis dan pemerintah untuk menghitung,memverifikasi dan melaporkan secara terbukajejak karbon mereka dalam satu registri terpadu(lihat www.theclimateregistry.org).The Carbon Cities Climate Registry atauregistri Iklim Kota Karbon adalah sebuahinisiatif internasional yang mendorongpemerintah daerah untuk melaporkan secarateratur kepada masyarakat komitmenpengurangan gas rumah kaca mereka,inventarisasi emisi gas rumah kaca dantindakan mitigasi/adaptasi iklim (lihat www.citiesclimateregistry.org).Database REDD+ Sukarela, yang disiapkanoleh Kemitraan REDD+ (sebuah foruminternasional negara-negara REDD+ dandonor), adalah registri berbagi informasiinternasional yang sepenuhnya didedikasikanuntuk REDD+ yang menggambarkankegiatannya sebagai berikut:FOKUSKESEPAKATAN CANCUN (COP 16, CANCUN, MEKSIKO,2010) MEMILIH REGISTRI MITIGASI IKLIM MULTIFUNGSIGLOBAL, DI BAWAH KEWENANGAN UNFCCC.Menurut Pasal 53 sampai 59 dan Pasal 66 dariKesepakatan Cancun 1 , Konferensi Para Pihak:53. Juga memutuskan untuk membuat registri untukmerekam aksi mitigasi yang secara nasional tepatyang mencari dukungan internasional dan untukmemfasilitasi pencarian dukungan keuangan,teknologi dan peningkatan kapasitas yang sesuaidengan tindakan-tindakan tersebut;54. Mengundang Para Pihak negara berkembanguntuk menyerahkan kepada Sekretariat informasimengenai tindakan mitigasi yang secara nasionaltepat yang sedang mereka carikan dukungan,bersama dengan perkiraan biaya danpengurangan emisi, serta kerangka waktu yangdiantisipasi untuk implementasinya;55. Juga mengundang Para Pihak negara maju untukmenyerahkan kepada Sekretariat informasimengenai dukungan yang ada dan disediakanuntuk aksi mitigasi yang secara nasional tepat;56. Meminta Sekretariat untuk mencatat dan secarateratur memperbarui dalam registri informasi yangdiberikan oleh Para Pihak mengenai:(a) aksi mitigasi yang secara nasional tepat yangtengah mencari dukungan internasional;(b) Dukungan yang tersedia dari Para Pihaknegara maju atas tindakan tersebut;(c) Dukungan yang diberikan untuk aksi mitigasiyang secara nasional tepat;57. Setuju untuk mengembangkan modalitas untukfasilitasi dukungan melalui registri yang dimaksuddalam ayat 53 di atas, termasuk hubunganfungsional yang ada dengan mekanisme keuangan;58. Memutuskan untuk mengakui aksi mitigasinegara-negara berkembang yang secara nasionaltepat dalam bagian tersendiri dalam registri;59. Meminta Sekretariat untuk merekam, dan secarateratur memperbarui, dalam bagian tersendiridalam registri, informasi yang disampaikan olehPara Pihak sebagai berikut:(a) Tindakan mitigasi yang terkandung dalamdokumen FCCC/AWGLCA/2011/INF.1;(b) aksi mitigasi tambahan yang diajukan dalamhubungan dengan ayat 50 di atas;(c) Setelah dukungan disediakan, tindakan mitigasiyang memperoleh dukungan internasional dandukungan yang terkait;66. Menyetujui program kerja untuk pengembanganmodalitas dan pedoman untuk: fasilitasi dukunganpada aksi mitigasi yang secara nasional tepatmelalui registri; pengukuran, pelaporan danverifikasi aksi yang memperoleh dukunganinternasional dan dukungan yang terkait; laporandua tahunan sebagai bagian dari komunikasinasional dari Para Pihak yang tidak termasuk dalamLampiran I Konvensi; verifikasi domestik aksimitigasi yang dilakukan dengan sumber dayadomestik; dan konsultasi serta analisis internasional.Registri REDD+ // 89


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANDatabase REDD+ Sukarela (VRD) memberikaninformasi tentang pembiayaan, tindakan danhasil REDD+ yang telah dilaporkan kepadaKemitraan REDD+. Tujuannya adalah untukmeningkatkan efektivitas, efisiensi, transparansidan koordinasi inisiatif REDD+; dan untukmendukung upaya mengidentifikasi danmenganalisis kesenjangan dan tumpang tindihdalam pendanaan REDD+ (lihat www.reddplusdatabase.org).Memadankan RegistriCDM Bazaar atau Pasar CDM, yangdioperasikan oleh UNEP, memfasilitasitransaksi pengurangan emisi bersertifikat(CER) Clean Development Mechanism (CDM)atau Mekanisme Pembangunan Bersih melaluipertukaran informasi tentang peluang-peluangproyek CDM. CDM Bazaar memiliki tiga sudutpasar utama yang menyoroti penjual, pembelidan penyedia layanan.Dalam bagian Penjual, Anda dapat melihatentri penjual dan menemukan proyek-proyekdalam berbagai tahap, dari ide-ide proyeksampai CER yang telah diterbitkan untukdijual. Pada bagian Pembeli, Anda dapatmelihat entri dan profil pembelian pembeli dipasar karbon. Bagian Penyedia Jasamenunjukkan profil perusahaan yangmenawarkan teknologi dan layanan pasarkarbon (lihat www.cdmbazaar.net).Registri perdagangan emisiTujuan dari registri perdagangan emisi, baikpublik, swasta ataupun berbasis LSM, adalahuntuk melacak pengurangan emisi dan untukmemfasilitasi sertifikasi dan perdaganganpengurangan emisi (dua fungsi terakhir yangtercantum dalam Tabel 1).Untuk melakukan hal itu, registri penguranganemisi gas rumah kaca sering menetapkanpersyaratan dan standar mengenai pengukuran,akuntansi dan pelaporan emisi gas rumah kaca,termasuk metodologi baseline, yang semuanyajuga dapat dimasukkan dalam catatan registri.Dalam hal ini, registri perdagangan emisi jugadapat melacak aspek-aspek lain dari desain danoperasi program dan proyek REDD+, di luarpengurangan emisi.Sebuah registri perdagangan emisi memerlukanmetode operasi yang transparan dan dapatdiandalkan untuk menjamin kredibilitas sistemperdagangan yang didukungnya. Metode inimeliputi, antara lain, (a) standar yang jelasuntuk kualitas pengurangan emisi yangditerimanya, (b) sistem untuk memberikannomor seri pada setiap ton pengurangan emisiyang terdaftar agar dapat melacak asal-usul danjalurnya melalui sistem registri, dan (c) aksespengguna terhadap informasi mengenai prosesregistri dan data yang terdaftar.Registri perdagangan Emisi publikRegistri perdagangan emisi yang terbesar adalahInternational Transaction Log atau LogTransaksi Internasional (ITL) yang dioperasikanoleh Sekretariat UNFCCC untuk Protokol Kyoto,yang terhubung ke jaringan registri nasionaldari negara-negara penandatangan ProtokolKyoto. Registri Negara yang terhubung denganITL dikelola oleh masing-masing pemerintahdan dirancang untuk melaksanakan penerbitan,transfer, akuisisi, pembatalan, penggantian,penghentian dan akumulasi unit Kyoto. 4Terhubung dengan ITL, registri MekanismePembangunan Bersih (CDM) melacakpengeluaran dan memfasilitasi transfer CER yangdikeluarkan untuk proyek CDM di negara-negaraberkembang (lihat unfccc.int/kyoto_protocol/registry_systems/items/2723.php).System Perdagangan Emisi Uni Eropa (EU ETS)juga memiliki pengaturan registri yang canggihuntuk mendukung operasi dari sistem cap-andtradedi seluruh Uni Eropa dan untuk melacakribuan titik emisi yang tersebar di 31 negara.Sampai dengan tahun 2012, setiap negaraanggota Uni Eropa mengoperasikan registri ETSmereka sendiri tetapi, pada pertengahan 2012,registri-registri nasional ini telah digantikan olehregistri EU regional tunggal yang berisi akun,emisi terverifikasi dan surrendered allowanceuntuk setiap sumber emisi yang teregulasi dike-31 negara tersebut (lihat Ecofys, 2013).Registri perdagangan emisiGRK berbasis bisnisVerified Carbon Standard (VCS) atau StandarKarbon Terverifikasi diciptakan pada tahun2005 oleh sekelompok institusi yang terkaitdengan bisnis yang memiliki perhatian terhadaplingkungan, termasuk Kelompok Iklim, AsosiasiInternasional Perdagangan Emisi (IETA),Forum Ekonomi Dunia dan Dewan Bisnis Duniauntuk Pembangunan Berkelanjutan (WBCSD).Pada tahun 2009, VCS didirikan sebagailembaga nirlaba AS yang berfokus padapenyediaan standar teknis ke pasar karbonsukarela internasional (lihat www.v-c-s.org).Metodologi dan standar yang dikembangkanoleh VCS berada dalam ranah publik.Namun, VCS menarik biaya dari penggunayang ingin terakreditasi dan penguranganemisi mereka diverifikasi, disertifikasi danterdaftar dalam Sistem Registri VCS, denganuraian sebagai berikut:Sistem Registri VCS adalah platform yangaman di mana kredit [karbon] dapat diberinomor seri yang unik yang memungkinkansetiap proyek dan setiap kredit dapat dicaridan dilacak secara online. Untukmempertahankan jaminan kualitas, registriVCS harus mematuhi kebijakan yang ketatmengenai konflik kepentingan danmemelihara sumber daya keuangan yangmemadai untuk memastikan dukunganpasar yang berlangsung terus dan menjaminakses tanpa gangguan ke akun-akun.Operasi Sistem Registri VCS dioperasikanoleh dua perusahaan jasa bisnis yangdikontrak: Apex dan Markit. 5Registri pengurangan emisi GRK berbasis LSMOrganisasi-organisasi non-pemerintah (LSM),termasuk WWF, telah berpartisipasi dalampenciptaan beberapa standar lingkungan danplatform verifikasi dan registri yang berkaitan.Contoh yang terbaik adalah Standar Emas(www.cdmgoldstandard.org) yang diciptakanpada tahun 2003 oleh WWF dan sekarangdidukung oleh lebih dari 80 LSM di seluruhdunia. Registri Standar Emas (www.cdmgoldstandard.org/our-activities/project-registry), yang dioperasikan olehMarkit, menggambarkan dirinya sebagai:... aplikasi perangkat lunak berbasis web yangmenciptakan, melacak dan memungkinkanperdagangan kredit Pengurangan EmisiSukarela Standar Emas (VER) di seluruhdunia. Semua kredit VER Standar Emasdikeluarkan dan dicatat dalam Registridengan nomor seri yang unik.Dengan menggunakan infrastrukturRegistri Lingkungan Markit yang telahteruji dan terpercaya, registri inimengelola siklus penuh kredit karbon VERdari penciptaan sampai penghentian.Sesuai dengan standar premium the GoldProgram Hutan Dan Iklim WWFRegistri REDD+ // 90


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANStandard Foundation (Yayasan StandarEmas), registri ini menjamin transparansi,kualitas, kehandalan dan keamanan darikomoditas karbon untuk pasar.Registri ini juga berfungsi sebagai databaseproyek Mekanisme Pembangunan BersihStandar Emas dan Implementasi Bersama,pelacakan sertifikasi Pengurangan EmisiBersertifikasi(CER) dan Unit PenguranganEmisi (ERU).Fungsi utama dari registri:n Untuk menjaga dan mengelola akunproyek untuk sertifikasi VER StandarEmas dan memberikan daftar up-todatedari proyek-proyek GS-CER yangterdaftar pada UNFCCC CDM.n Para Pengembang Proyek diharuskanmenggunakan registri ini untukmengunggah dokumentasi proyek danmeninjau/melaksanakan revisi yangdibutuhkan selama desain proyek dantahap validasi... [Para Auditor] dituntutmenggunakan sistem ini untukmengunggah laporan validasi dan verifikasi.n Para pengguna yang terdaftar dapatmemperoleh informasi rinci tentangkredit karbon Standar Emas yangditawarkan di pasar offset sukarela dansyarat-syarat penjualannya.n Bagian akses terbuka Registridigunakan oleh para Pendukung LSMselama periode review pemangkukepentingan menyusul penyerahanlaporan validasi dan verifikasi.n Para pengguna yang tidak terdaftardapat melacak kemajuan suatu aplikasidan membaca dokumentasi proyek yangtelah dirilis ke publik. 6OPSI NASIONAL DAN SUB-NASIONALSemua negara yang berencanauntuk melakukan kegiatanREDD+ yang signifikanakhirnya akan membutuhkanregistri REDD+, dan, karenatidak adanya registri REDD+internasional,beberapa negara telah mengembangkan registrimereka sendiri. Berikut adalah daftar singkatdari beberapa pilihan untuk dipertimbangkanketika membangun sebuah registri REDD+nasional atau sub-nasional:n Registri REDD+ atau perubahan iklim:Setiap negara REDD+ mungkin perluuntuk memutuskan apakah masuk akaluntuk membangun registri REDD+ yangberdiri sendiri atau menggabungkannyamenjadi registri NAMAs atau perubahaniklim yang lebih luas yang memiliki satubagian untuk REDD+. Para penggerakawal REDD+ tampaknya telah memilihregistri REDD+, sambil tetap membukakemungkinan untuk mengintegrasikannyake dalam NAMAs atau registri perubahaniklim yang lebih luas di masa mendatang.n Lingkup geografis: Beberapa negaramemilih registri REDD+ tunggal untukseluruh negeri (lihat Fokus) sementara yanglain (misalnya Indonesia, Brazil) jugamemasukkan beberapa registri sub-nasional.Pilihan dapat dibuat berdasarkan ukuran luasnegara dan tingkat otoritas serta inisiatif yangdimiliki yurisdiksi sub-nasional (misalnyanegara bagian, propinsi) mengenai isu-isuyang terkait dengan hutan dan REDD+.n Outsourcing registri: Sejauh ini, negaranegarayang berhutan membangun sistemkelembagaan REDD+ sebagian besar dalamlembaga-lembaga publik, tetapi merekaoutsourcing beberapa fungsi kepada parapenyedia akademik, nirlaba atau bisnis. Halyang sama mungkin terjadi dengan semuaatau sebagian fungsi registri REDD+.Misalnya, pada pertengahan 2012 negarabagian Acre, Brasil, menandatanganiperjanjian dengan Markit (sebuahperusahaan informasi keuangan swastainternasional) agar Markit dapatmenyediakan layanan registri untuk programREDD+ Acre, termasuk: “infrastruktur dandukungan teknis untuk bersama-samamengembangkan, fasilitas registri online yangaman yang disesuaikan dengan kebutuhan,untuk penerbitan kredit yang efisien dantransparan dan untuk pelacakan kepemilikandan penghentian kredit. Selain itu, RegistriLingkungan Markit akan membangunkonektivitas untuk menghubungkan berbagaimitra Acre dan memfasilitasi transaksi diBrazil dan internasional.” (Dari 6/20/2012siaran pers Markit, tersedia di web).Menurut beberapa ahli, keputusan Acreuntuk mulai dengan registri REDD+ tingkatnegara bagian dan outsource ke perusahaanjasa keuangan internasional mencerminkanminatnya dalam peraturan GRK Californiayang baru muncul, yang akan mencakuppasar yang besar untuk offset karbon hutaninternasional tetapi kemungkinanmemerlukan registri REDD+ yang kredibel.7n Lokasi Kelembagaan: Jika registri tidakdioutsourcing, lembaga yang jelas akanmenjadi pengurusnya adalah lembagaREDD+ nasional yang utama atau lembagaMRV. Lembaga ini juga bisa ditemukandalam lembaga statistik sumber daya alamnasional atau lembaga sensus, yang akanmembawa lebih dekat ke manapengalaman teknis mungkin tersedia.Beberapa ahli menyarankan bahwa registriiklim yang lebih luas dapat ditempatkan dibawah kementerian keuangan atauekonomi atau pembangunan, yang akanmembuatnya lebih dekat dengan tempat dimana keputusan ekonomi nasional dibuat.n Tata kelola: Di manapun lokasikelembagaan registri itu, efektivitasnyaakan tergantung pada kapasitasnya untukmemperoleh informasi dan kolaborasi dariberbagai pemangku kepentingan publikdan swasta dan untuk terlihat oleh merekasebagai transparan, akuntabel dan dapatdipercaya. Menempatkan pengurusmulti-institusi dan/atau membangunjaringan titik acuan atau korespondendalam entitas publik dan swasta kuncidapat membantu mencapai hal tersebut.n Teknologi: Ada pilihan untuk menggunakanperangkat lunak open-source atauproprietary. Yang pertama bisa diperolehgratis, namun masih membutuhkan investasidalam beradaptasi dengan kebutuhan lokaldan dalam pelatihan staf lokal. Harga sistemproprietary bisa tinggi, tetapi mungkintermasuk instalasi, adaptasi, dan pelatihanserta biaya pemeliharaan. Kebanyakan ahlimendukung penggunaan teknologi opensource dan pembiayaan kesiapan untukmembayar biaya adaptasi dan pelatihanoperator lokal.n Fungsi: Manakah dari enam fungsi yangtercantum dalam Tabel 1 yang harusdilaksanakan registri dan kapan? Adaalasan yang kuat untuk memulai denganpendekatan yang sederhana dan diperluassecara bertahap. Misalnya, registri REDD+pada awalnya dapat berfokus padapelacakan kegiatan dan pendanaanREDD+, dan perlahan-lahan ditambahkanfungsi yang lebih sulit yaitu pelacakanpengurangan emisi dan perdagangan emisi.Program Hutan Dan Iklim WWFRegistri REDD+ // 91


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSPENGALAMAN AWAL DENGAN REGISTRI REDD+ NASIONALDI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO (DRC)Sejak pertengahan 2012 pemerintah DRC telahbekerja untuk menciptakan registri REDD+ nasionaldan sistem pemantauan hutan nasional (NFMS) - yangpertama di Afrika - untuk melacak efektivitasproyek-proyek REDD+ di negara itu serta dampaksosial dan lingkungan proyek-proyek tersebut. Menurutrilis berita 2012 dari Kementerian Lingkungan HidupDRC, Konservasi Alam dan Pariwisata:Banyak proyek REDD+ yang menginginkan nilaipengurangan emisi melalui pasar sukarela ataupasar kepatuhan yang tengah muncul saat inisedang dalam tahap pengembangan di DRC.Proyek-proyek ini sedang dilaksanakan olehkonsorsium yang biasanya melibatkan berbagaipemangku kepentingan mulai dari organisasimasyarakat sipil, kelompok gereja, LSM internasional,sektor swasta dan layanan khusus administrasipublik. Untuk memastikan bahwa i) kriteria kelayakandan ii) standar dan kerangka pengaman sosial danlingkungan terpenuhi, pemerintah saat ini sedangmengembangkan prosedur persetujuan untukproyek-proyek REDD+ ini. Ijin proyek yang sesuaidengan peraturan ini akan membantu untukmempromosikan transparansi, sinergi danpembelajaran dalam pelaksanaan REDD+. Untuktujuan ini sebuah Keputusan Menteri yang disertaisejumlah dokumen pelengkap termasuk manualprosedur rinci telah ditandatangani dan mulai berlakupada tanggal 15 Februari 2012, [yang mencakupterciptanya] Registri REDD+ Nasional yang akantersedia untuk umum secara online... Registri ini jugaakan memungkinkan pemantauan berbagai “inisiatif”yang dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat sipil,donor atau swasta yang relevan untuk REDD+ tetapitidak bertujuan untuk menghasilkan aset karbon(seperti investasi di bidang pertanian, kehutanan,sektor energi, dll). Registri ini akan menjadi alat yangdinamis di mana pemerintah akan menindaklanjutipenerimaan investasi harian dalam proyek-proyekdan inisiatif REDD+ serta dampak lingkungan dansosialnya. Registri ini juga akan memastikantransparansi dan berbagi data yang dihasilkan olehproyek dan pemantauan serta verifikasinya olehsemua pemangku kepentingan. Dengan demikian, iniakan membantu memastikan bahwa masyarakatlokal di wilayah proyek sepenuhnya mengambilbagian dalam proyek-proyek dan inisiatif tersebutdan menuai keuntungan dalam berbagai cara.Mengenai operasi teknis Registri DRC, menurutAshley dkk. (2013):Registri REDD DRC dikelola oleh sebuah KomisiTeknis di bawah Komisi Nasional REDD, diKementerian Lingkungan Hidup. Komisi Teknis inimemiliki kesepakatan dengan ProCredit Bank DRC(bagian dari International ProCredit Group) untukmelakukan penyelidikan pada semua calonpengembang proyek REDD+. Selain itu Komisi inimensyaratkan bahwa setiap proyek harus memenuhistandar nasional maupun internasional, termasukVCS validasi dan verifikasi untuk proyek-proyek, danCCBA untuk manfaat bersama sosial dankeanekaragaman hayati.Pemantauan hutan untuk mendukung RegistriREDD+ DRC dilakukan oleh Sistem PemantauanHutan Nasional DRC, yang pada awal 2013 masihterus dikembangkan oleh FAO/UN-REDD dan paramitranya. Sistem ini menggunakan platformTerraAmazon open-source Brasil (yang namanyadiganti menjadi TerraCongo di DRC)untukmemberikan fungsionalitas GIS, pengolahangambar, manajemen database dan data akses.TerraAmazon adalah penginderaan jauh dan sisteminformasi berbasis GIS yang menggunakanTerraLIB GIS Brasil (www.terralib.org) serta softwareSPRING (www.spring.org.br). Kedua sistem Brasilini dapat diunduh dan digunakan secara gratis.n Informasi yang harus diminta dari ParaPihak REDD+: Jenis dan format informasiyang akan dikumpulkan oleh registri akantergantung pada fungsi yang dilakukan danplatform teknis yang digunakan. Dalambagian referensi di akhir bab ini ada tautanke beberapa registri yang akanmenunjukkan informasi yang merekakumpulkan dan formulir yang merekagunakan untuk mengumpulkannya.Satu pertimbangan penting ketika merancangpermintaan informasi adalah untukmeminimalkan biaya. Contohnya termasukmemaksimalkan sinergi, menghindari duplikasidan tidak meminta informasi yang tidak relevanatau berlebihan (misalnya menyadaripersyaratan laporan lembaga lain yang bisamelengkapi informasi yang dikumpulkan olehregistri REDD+). Ada masalah yang lain yaitu“kualitas informasi” dan, dengan demikian,perlu ditentukan apakah registri menuntutstandar kualitas tertentu atau melakukanpengecekan untuk memastikan keakuratan dariinformasi yang diterima.n Melengkapi staf registri: Mungkin yangdiperlukan hanyalah sebuah tim keciluntuk mengoperasikan registri, asalkanmencakup (a) kemampuan teknologiinformasi yang kuat, karena semuainformasi akan ditangkap dan dipasangsecara elektronik, (b) satu atau dua orangdi dalam tim yang akrab dengan sektorkehutanan dan REDD+, dan (c) seorangpemimpin tim dengan akses kemanajemen tingkat tinggi lembaga REDD+,karena registri mensyaratkan bahwainformasi tiba di meja pengambilankeputusan secara tepat waktu dan dalamformat yang berguna.n Bagaimana menjamin efisiensi,transparansi dan akurasi: registri hanyabermanfaat jika orang menggunakannya danmempercayainya. Hal ini akan ditentukanoleh (a) efisiensi registri: biaya yang harusdikeluarkan pengguna dibandingkaninformasi dan layanan yang diberikannya, (b)transparansi registri: apa dan berapa banyakinformasi yang dapat diakses oleh berbagaipengguna (c) akurasi registri: bagaimanaregistri menjamin kualitas informasinya; dan(d) mekanisme akuntabilitas sudah ada, jikaseseorang ingin mempertanyakan beberapainformasi registri. Pilihan-pilihan yang adauntuk mengatasi permasalahan ini mungkinperlu dipertimbangkan ketika merancangregistri. Misalnya, transparansi danakuntabilitas dapat menjadi faktor dalampilihan tata kelola.n Membayar untuk registri: Mengamankanpendanaan jangka panjang untuk memelihararegistri sangat penting untuk operasinya.Dana awal untuk membangun registri dapatberasal dari dana kesiapan internasional,sementara biaya menengah dan jangkapanjang dapat ditutup oleh biaya pengguna.Sebagai contoh, Ponzi, 2012, membahasoperasi dan biaya Nasional PerdaganganEmisi Registry Irlandia.Program Hutan Dan Iklim WWFRegistri REDD+ // 92


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPANDANGAN WWFSampai pertengahan 2013 WWFbelum menghasilkan posisikebijakan spesifik mengenairegistri REDD+ (lihat link keposisi dan ringkasan kebijakanREDD+ WWF dalam bab Sumber Daya REDD+WWF). Namun, pada tingkat teknis, parapraktisi REDD+ WWF mengakui bahwa suaturegistri REDD+ merupakan bagian penting darisetiap strategi REDD+ nasional.Mengenai pilihan untuk membuat registriREDD+ WWF menyarankan:n Mulailah, secara langkah dan biaya, denganregistri REDD+ nasional yang akhirnyadapat digabungkan menjadi satu ataubekerja sama dengan registri iklim secaranasional di masa mendatang dan denganplatform registri UNFCCC internasionalyang sudah ada atau yang akan diadakan;n Mengembangkan registri tingkat nasional,untuk memastikan bahwa standar dankualitas konsisten di seluruh negeri; namun,seperti dalam kasus MMRV dan RL mungkinada alasan praktis untuk mengembangkanregistri secara sub-nasional di kawasankawasandi dalam negara tersebut yang telahlebih maju dalam program REDD+ mereka,tetapi hanya sebagai transisi ke sistemregistri di seluruh negeri;n Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkupregistri REDD+ nasional untuk memulaisecara sederhana di sekitar kegiataninformasi, meningkatkan sesuai keperluansampai akhirnya mencakup kegiatan yanglebih sulit dan mahal yaitu mendaftarpengurangan emisi dan mendukungperdagangan emisi;n Mengambil pengalaman internasional danpraktik-praktik terbaik untuk memastikankredibilitas dan komparabilitas.SUMBER LEBIH LANJUTPublikasiAshley, R. dkk. 2013.“Persiapan PengembanganRegistri REDD+ Ghana”. AFC,NCRC, FT.O'Sullivan, R. dkk. 2011. “Registri REDD+Nasional. Gambaran Umum Permasalahandan Pilihan Desain”. KfW, Frankfurt, Jerman.Buluh, D. dkk. 2010. “Pendekatan Registriuntuk REDD+”. Kelompok Kerja Teknis,Washington, DC.Situs WebRegistri Iklim Kota Karbon:www.citiesclimateregistry.orgBazaar CDM: www.cdmbazaar.netRegistri Standar Emas: www.cdmgoldstandard.org/our-activities/project-registryRegistri Iklim Amerika Utara:www.theclimateregistry.orgKemitraan REDD+ Database REDD+:www.reddplusdatabase.orgRegistri UNFCCC CDM: unfccc.int/kyoto_protocol/registry_systems/items/2723.phpRegistri VCS: www.v-c-s.org/how-it-works/vcs-registry-systemDAFTAR PUSTAKADRC, Kementerian Lingkungan Hidup.2012. “Sistem Monitoring HutanNasional dan Registri Nasional REDD+: Sebuah kontribusi terhadappengelolaan dan monitoring investasiFIP di Republik Demokratik Kongo”.Kinshasa, tersedia di www.climateinvestmentfunds.org.Ecofys. 2013. “Inisiatif Pemetaan Harga Karbon.Pengembangan dan Prospek 2013”. Bank Dunia,Washington, DC, Amerika Serikat.Satgas REDD+ Indonesia. 2012. “Strategi dan RencanaPelaksanaan Pengukuran, Pemantauan, Pelaporan, danVerifikasi (MRV) REDD+ di Indonesia”. Jakarta, tersedia diwww.satgasreddplus.org.Machfudh. 2011. “Peta Jalan Desain Pendanaan REDD+Indonesia Dan Sistem Distribusi Manfaat/Insentif yangSesuai”. UN - REDD, Jakarta, Indonesia.Perez - Cirera, V. dan Dabbagh Lina (ed.) 2012.“Kemajuan dalam NAMAs dan Registri Iklim Nasional:Kesempatan untuk Memperbesar Skala Energi Terbarukandan Efisiensi Energi di Meksiko”. Kelompok Kerja Teknis,Washington, DC, Amerika Serikat.Ponzi, J. 2012. “Registri Perdagangan Emisi NasionalIrlandia: pengalaman dan pelajaran yang diperoleh”. EPAIrlandia, presentasi pada Lokakarya Teknis PMR mengenaiBaseline dan Registri, Cologne, Jerman, 27 Mei 2012,tersedia di www.thepmr.org/system/files/documents/12_Ponzi_Ireland_Registry.pdf.A. Ronquillo Ballesteros dan Y. Zhao. 2011. “KondisiRegistri Iklim. Sebuah Pemetaan Diskusi UNFCCCmengenai Iklim/Registri NAMAs malam menjelang COP17. Technical Working Group, Washington, DC, AmerikaSerikat.Rosker, F. dkk. 2011. Laporan Status Tahunan mengenaiAksi Mitigasi yang Tepat secara Nasional (NAMAs) Ecofys,ECN, CCAP, tersedia di www.ecofys.com/en/publication/annual-status-report-on-namas-2012.UNFCCC. 2011. “Laporan dari Konferensi Para Pihakpada sesi ketujuh belas, yang diselenggarakan di Durbandari tanggal 28 November sampai 11 Desember 2011Addendum Bagian Kedua: Tindakan yang diambil olehKonferensi Para Pihak pada sesi ketujuh belas. FCCC/CP/2011/9/Add.1. UNFCCC, Jenewa, Swiss.UNFCCC. 2010. “Kesepakatan Cancun, Laporan dariKonferensi Para Pihak pada sesi keenam belas, yangdiselenggarakan di Cancun dari 29 November sampai 10Desember 2010”. FCCC/CP/2010/7/Add.1, tersedia diwww.unfccc.int/resource/docs/2010/cop16/eng/07a02.pdf.END NOTES1. Untuk registri NAMAs UNFCCC, lihatKesepakatan Cancun, Pasal 53sampai 67, dalam UNFCCC. 2011.“Laporan Konferensi Para Pihak padasesi keenam belas, yangdiselenggarakan di Cancun dari 29November sampai 10 Desember2010,” FCCC/CP/2010/7/Add.1.Tersedia online di www.unfccc.int/resource/docs/2010/cop16/eng/07a02.pdf.2. Lihat Pasal 45 sampai 55 dalam Laporan KonferensiPara Pihak pada sesi ketujuh belas, yangdiselenggarakan di Durban dari tanggal 28 Novembersampai 11Desember, 2011 Addendum Bagian Kedua:Tindakan yang diambil oleh Konferensi Para Pihak padasesi ketujuh belas. FCCC/CP/2011/9/Add.1. Tidak adakemajuan lebih lanjut yang dicapai mengenai hal inipada COP 18 (Doha 2012).3. Untuk pembahasan UNFCCC yang masih tengahberlangsung mengenai ruang lingkup dan modalitasregistri internasional, lihat A. Ronquillo Ballesteros danY. Zhao. 2011. “Kondisi Registri Iklim. SebuahPemetaan Diskusi UNFCCC mengenai Iklim/RegistriNAMAs malam menjelang COP 17. Technical WorkingGroup, Washington, DC.4. Sebuah “Unit Kyoto” adalah satu unit jatah emisi dibawah Protokol Kyoto yang dinyatakan dalam metrikton CO2e.5. Semua kutipan adalah dari situs www.v-c-s.org;untuk deskripsi registri VCS, www.v-c-s.org/how-itworks/vcs-registry-system;untuk operator registri VCS,www.v-c-s.org/registry-system-contacts.6. Semua kutipan adalah dari website GSwww.cdmgoldstandard.org danwww.cdmgoldstandard.org/about-us/who-we-are.7. stateredd.org/recommendationsProgram Hutan Dan Iklim WWFRegistri REDD+ // 93


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANMENCAPAI REDD+MENANGANIPENYEBABDEFORESTASI DANDEGRADASI HUTAN95MENGAKSESKEUANGAN107PEMBAGIANMANFAAT116Program Hutan Dan Iklim WWFCONTENTS // 94


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPANDUAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+Mencapai REDD+STRATEGIINTERVENSIUNTUKMENANGANIPENYEBABDEFORESTASI DANDEGRADASI HUTAN© Nigel Dickinson / WWF-CanonUNDUH BAB INIProgram Hutan Dan Iklim WWF STRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 95


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Mengatasi penyebab deforestasi dan degradasi hutan akanmerupakan faktor yang kritis dalam strategi REDD+ suatunegara. Semua elemen dasar REDD+ lainnya mungkin sudahada, akan tetapi, jika kita tidak berhasil dalam menanganipenyebab , tidak ada REDD+ yang akan tercapai.n Strategi intervensi nasional dan sub-nasional untukmengurangi deforestasi dan degradasi hutan (DD) harusdimulai sekarang, berdasarkan pengetahuan saat ini,sementara, pada saat yang sama, kita harus melakukan upayabersama untuk meningkatkan pemahaman kita tentangpenyebabnya. Pengetahuan tentang penyebab ini harusmencakup pemahaman bagaimana cara kerjanya, sertamemahami biaya dan efektivitas berbagai strategi intervensiuntuk mengatasinya.n Strategi intervensi harus dikembangkan dan diterapkan secarapartisipatif dengan melibatkan semua sektor yang terkait danmengenali konteks lokal dan regional.n Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakansolusi dan dalam mengidentifikasi dan melaksanakan strategiintervensi yang efektif, termasuk harmonisasi kebijakanpertanian, energi dan hutan dan mengatasi konflik lintassektoral antara kebijakan publik dan di antara prioritas dankegiatan sektoral.n Berbagai praktik terbaik strategi intervensi sudah tersedia.Banyak dari strategi intervensi ini telah digunakan secara luasdalam kegiatan konservasi hutan di masa lalu, sedangkanbeberapa lebih inovatif dalam pendekatannya. Mencocokkanpraktik-praktik ini dengan konteks lokal adalah pekerjaan utamadalam pengembangan strategi intervensi REDD+ yang efektif.Program Hutan Dan Iklim WWF STRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 96


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPENDAHULUANMungkin cara paling sederhana untukmelihat penyebab deforestasi dandegradasi hutan (DD) adalah melaluidua kategori umum (diadaptasi dariGeist dan Lambin, 2002). Penyebab langsungadalah kegiatan atau tindakan di hutan yangsecara langsung berdampak pada tutupanhutan. Penyebab tidak langsung adalahproses sosial ekonomi yang mengubahbagaimana orang berperilaku pada tingkatmakro, dan akan mempengaruhi penyebablangsung (lihat Tabel 1).Beberapa kegiatan dapat menjadi penyebablangsung maupun tidak langsung. Misalnya,telah lama diketahui bahwa membuka jalanbaru ke daerah-daerah hutan yang terpencilmempercepat deforestasi. Yang terjadi di siniadalah dampak penyebab langsung yangsederhana, karena pembangunan jalan,ditambah dampak penyebab tidak langsungyang jauh lebih besar karena jalan barumemberikan akses penebangan hutan danpertanian ke daerah-daerah yang sebelumnyaterisolasi.TABEL 1: PENYEBAB LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DEFORESTASI (DISADUR DARI GEIST DAN LAMBIN, 2002)PENYEBAB LANGSUNG: PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHANPertanianEkstraksi kayuInfrastrukturPENYEBAB TIDAK LANGSUNG:PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHANDemografisEkonomiTeknologiKebijakan/kelembagaanCONTOHLain-lainCONTOHBudidaya permanen, Perladangan berpindah, pemeliharaan ternakKayu, Pulp, Kayu bakar, arangTransportasi (misalnya jalan, rel), Permukiman, Pertambangan, PLTACONTOHPertumbuhan penduduk, Migrasi, sikap BudayaPertumbuhan pasar, struktur ekonomi (misalnya subsidi pertanian)Perubahan agro-teknisKebijakan Formal, iklim Kebijakan, Hak kepemilikan, penguasaan tanahLAINNYAPenyebab Biofisik, Penyebab Sosial (misalnya perang), Faktor-faktor lingkunganTABEL 2: PENYEBAB LANGSUNG UTAMA DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN:PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN KEGIATAN PENGGUNAAN LAHAN (disadur dari HOUGHTON, 2010)PENYEBAB LANGSUNG: PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHANLahan pertanianDAMPAK TERHADAP HUTAN DAN EMISIKonversi hutan menjadi lahan pertanian telah menjadi penyebab emisi karbonterbesar dari perubahan penggunaan lahan. Dengan meningkatnya permintaanuntuk komoditas pertanian (terutama kedelai dan minyak sawit) luas lahan yangdigunakan untuk tanaman budidaya dapat terus meningkat di masa depan.Dari penyebab sampai deforestasi,degradasi hutan dan emisi GRKBeberapa studi telah bertujuan untukmengkuantifikasi dampak dari berbagai penyebabdeforestasi baik pada hutan maupun gas rumahkaca (GRK) (Geist dan Lambin, 2002, Union ofConcerned Scientists, 2011, DeFries dkk., 2010).Studi-studi tersebut berfokus pada penyebablangsung, karena penyebab langsung, terutamapenggunaan lahan dan perubahan penggunaanlahan, dapat diukur baik secara spasial maupuntemporal. Dengan menggunakan pendekatan ini,penyebab dominan DD pada skala global danregional dimasukkan dalam Tabel 2.Dengan menggunakan keempat kategori ini,Gambar 1 menunjukkan emisi karbon darideforestasi tropis di Asia, Afrika danAmerika Latin.GAMBAR 1: EMISI KARBON DARI DEFORESTASI DANDEGRADASI HUTAN TROPIS DI ASIA, AFRIKA DAN AMERIKALATIN rata-rata selama PERIODE 1990-2005 UNIT DalamMtCO2 PER TAHUN (Union of Concerned Scientists, 2011).ASIAAmerikalATINVideo Webinar: Kerangka Kerjauntuk Mendefinisikan danMemantau Degradasi HutanSesi Belajar 14Padang penggembalaanPerladangan berpindahKonversi hutan menjadi padang rumput untuk ternak juga merupakan sumberutama emisi karbon, meskipun dalam beberapa kasus padang rumputberkembang menjadi savana dengan emisi yang lebih rendah. Setelahpadang rumput matang, emisi per hektar dari peternakan lebih rendah dariemisi per hektar dari lahan pertanian karena padang rumput umumnya tidakdibudidayakan, dan dengan demikian hanya sedikit karbon tanah yang hilangke atmosfer.Perladangan berpindah adalah bentuk rotasi tanam, di mana tanamandibudidayakan secara bergantian dengan periode pemulihan hutan (bera). Ratarata,cadangan karbon per hektar lebih kecil di bawah perladangan berpindahdaripada di hutan tetapi lebih besar daripada di lahan pertanian permanen.Dengan demikian, emisi karbon per hektar ladang berpindah lebih kecil daripadadalam konversi hutan menjadi lahan pertanian atau padang rumput.Afrikan Lahan pertanian n Pemanenan Kayu Industrin Panen Kayu bakarn Padang rumput penggembalaann Perladangan berpindahPemanenan kayu industriEmisi karbon tahunan bersih dari pemanenan kayu mencakup emisi darikayu komersial maupun panen kayu bakar dan penyerapan karbon dihutan yang baru pulih dari panen.Program Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 97


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANEmisi dari DD bervariasi menurut wilayah.Deforestasi di Amerika Latin disebabkanterutama oleh perluasan padang rumputberskala besar (komersial), dengan peternakansecara historis merupakan penyebab tunggalterbesar konversi hutan, yang jumlahnyamencapai sekitar 500 MtCO2/tahun (Houghton,2010). Penyebab deforestasi kedua yangsignifikan di Amerika Latin adalah ekspansipertanian skala besar, dengan produksi tanamankomersial didominasi oleh kedelai untuk minyakdan pakan ternak. Di masa depan, permintaanuntuk bahan bakar bio (yang berasal dari kedelaidan tanaman lainnya) juga dapat menjadi faktorDD yang berkembang di Amerika Latin.Dari ketiga wilayah di atas, Asia memiliki totaltutupan hutan yang paling sedikit tetapimemiliki tingkat deforestasi tertinggi (Hansendkk., 2008). Sebagian besar hutan yang hilangdi Asia disebabkan oleh lahan pertanian atauperkebunan skala besar (terutama kelapa sawit)dan perkebunan kayu. Budi daya kelapa sawit,khususnya, sangat penting di Indonesia danMalaysia; secara bersama-sama kedua negaraini menyumbang hampir 85 persen dariproduksi global 2010 (Union of ConcernedScientists atau Persatuan Ilmuwan Peduli, 2011).Di Indonesia, budi daya sawit dan penebangankayu sampai batas tertentu dilakukan olehperusahaan yang sama, yang bagi mereka kayumemberikan sumber keuntungan awal daritanah yang di atasnya perkebunan kelapa sawitakan memerlukan waktu bertahun-tahun untuktumbuh. Dengan demikian, penyebab-penyebabini dianggap berkaitan erat di wilayah ini(Gaudioso dan Magrini, 2011, Fisher dkk., 2011).Berbeda dengan daerah-daerah yang sedangberkembang lainnya, penyebab utamadeforestasi di Afrika adalah perladanganberpindah (menjadi penyebab sekitar 60 persendari deforestasi di benua ini), dan perkiraanmenunjukkan lahan perkebunan skala besarmerupakan penyebab untuk 10 persen yang lain(Rademaekers et al., 2010). Penyebab utamakedua dari deforestasi di Afrika adalah ekstraksikayu untuk kayu gelondongan, kayu bakar danproduksi arang. Produksi kayu tengahberkembang, dengan beberapa perkiraanmenempatkan konsesi penebangan padahampir 30 persen dari luas daratan Afrikatengah (Rademaekers et al., 2010), termasuk 45persen wilayah Gabon. Di Republik DemokratikKongo, UN-REDD (2012) menemukan bahwapenyebab langsung deforestasi yang palingpenting meliputi pertanian tebang-bakar,penebangan untuk pembuatan barangkerajinan, pengumpulan kayu bakar,pembuatan arang dan kegiatan pertambangan.Ke depan, penyebab deforestasi di daerahtropis Afrika tampaknya siap untuk berubah,dan sebuah studi baru-baru ini mengenai trendeforestasi di Lembah Kongo (Megevand dkk.,2013) menunjukkan bahwa penyebab barudeforestasi di Lembah Kongo akan mencakupperbaikan infrastruktur transportasi,peningkatan teknologi pertanian,meningkatnya permintaan internasional untukdaging dan bahan bakar hayati atau biofuel,dan penurunan konsumsi bahan bakar kayu.Juga penting untuk dicatat bahwa ada perbedaanyang signifikan antara apa yang menyebabkandeforestasi dan apa yang menyebabkandegradasi. Seperti yang telah disebutkan,pertanian (baik komersial maupun subsisten),peternakan, pertambangan, infrastruktur danekspansi perkotaan semua merupakan penyebablangsung utama deforestasi.Penyebab degradasi hutan, di sisi yang lain,adalah penebangan kayu untuk penggunaan© Julie Pudlowski / WWFkomersial dan subsisten, kebakaran yangtidak terkendali, penggembalaan ternak,pengumpulan kayu bakar dan produksi arang.Misalnya, ekstraksi kayu dan penebanganmerupakan penyebab lebih dari 70 persendari total degradasi Amerika Latin dan Asia,sedangkan pengumpulan kayu bakar danproduksi arang merupakan penyebab utamadegradasi di Afrika (Hosonuma dkk., 2012).Studi-studi seperti yang dikutip di atasberfungsi sebagai perkiraan umum penyebabDD regional di daerah tropis, tetapi data yanglebih eksplisit secara spasial dengan klasifikasicitra dan analisis GIS akan diperlukan untukmengembangkan penilaian penuh mengenaipenyebab ini dan untuk mendukung rancanganstrategi intervensi untuk mengatasinya ditingkat nasional maupun sub-nasional. Banyaknegara telah mulai mengidentifikasi danmengevaluasi penyebab nasional deforestasisebagai bagian dari rencana kesiapan REDD+nasional mereka. Upaya ini perlu ditingkatkandan diperkuat dalam beberapa tahunmendatang untuk memberikan dasar yangkoheren, lintas sektoral dan kokoh secarailmiah untuk intervensi kebijakan dalammengatasi penyebab dari DD - tidak hanyapenyebab nasional dan langsung tetapi jugapenyebab internasional dan tidak langsung(Kissinger dkk., 2012).Program Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 98


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© Mauri Rautkari / WWF-CanonKONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALPada tahun 2010, dalamKonferensi ke-16 Para PihakKonvensi Kerangka Kerja PBBtentang Perubahan Iklim (COP16) di Cancun, diputuskanbahwa para pihak harus menemukan “cara yangefektif untuk mengurangi tekanan manusiapada hutan yang mengakibatkan emisi gasrumah kaca, termasuk tindakan untukmengatasi penyebab deforestasi”. 1 Negaranegaraberkembang juga diminta untuk“menangani, antara lain, penyebab deforestasidan degradasi hutan” ketika mengembangkandan menerapkan strategi atau rencana aksinasional mereka.²Menyadari bahwa informasi yang tersediatentang cara mengatasi penyebab-penyebabini sangat sedikit, suatu program kerjaditetapkan dalam COP 16 untuk:Mengidentifikasi penggunaan, perubahanpenggunaan lahan dan kegiatan kehutanandi negara-negara berkembang, khususnyayang terkait dengan deforestasi dandegradasi hutan; mengidentifikasi isu-isumetodologi yang terkait untukmemperkirakan emisi dan penyerapanyang dihasilkan kegiatan-kegiatan tersebut;dan menilai potensi kontribusi kegiatan initerhadap mitigasi perubahan iklim.Meskipun awalnya direncanakan bahwaprogram kerja ini akan selesai pada COP 18 diDoha, bulan Desember 2012, agenda ini telahdiperpanjang sampai 2013.Para pihak dan pengamat diminta mengajukanlagi pandangan mereka tentang masalah ini, danbeberapa pihak bertemu lagi di Bonn pada bulanJuni 2012. Tapi di luar mendistribusikanbeberapa pekerjaan analisis penting yangditugaskan (misalnya Kissinger dkk., 2012),hampir tidak ada panduan lebih lanjut yangmuncul dalam proses ini. Masih ada ketegangandalam negosiasi mengenai kebutuhan untukmengatasi penyebab dari DD dan kekhawatirandi antara beberapa negara bahwa melakukan haltersebut dapat berdampak negatif terhadapprospek ekonomi mereka.³PILIHAN NASIONAL DAN SUB-NASIONALLangkah pertama dalammenangani penyebab dari DDadalah untuk memahami dimana penyebab ini terjadidalam konteks nasional dansub-nasional dan bagaimana relevansinya dalamagenda pembangunan negara yang lebih luas.Banyak negara pemilik hutan kini melakukanstrategi untuk mengevaluasi penyebab dari DDdan untuk mengembangkan strategi intervensiuntuk mengatasinya. Akan tetapi, melakukantindakan untuk mengatasi penyebab DD dapatsegera dilaksanakan. Sudah ada banyakpengalaman dan kepustakaan mengenai strategiintervensi, dan para praktisi REDD+ dapatmulai menerapkan informasi ini sambilmemperbaiki pemahaman mereka tentangpenyebab dalam konteks regional mereka.Sehubungan dengan banyaknya ketidakpastiandan kompleksitas dari strategi REDD+,kerangka tata kelola yang adaptif akan menjadipenting dalam membuka kemungkinan untukperbaikan strategi intervensi secara terusmenerusserta merangkul proses partisipatifyang melibatkan semua sektor dan pemangkukepentingan yang relevan (Graham, 2011a).Pilihan dan kriteria untukmengatasi penyebab DDPilihan untuk mengatasi penyebab DD dapatdiklasifikasikan dalam berbagai cara dandiprioritaskan mengikuti berbagai kriteria.Berikut adalah lima cara yang salingmelengkapi untuk mengklasifikasikan danmenganalisis strategi intervensi:n Berdasarkan penyebab deforestasi yangmereka sasar, yaitu, strategi intervensiyang bertujuan untuk mengatasipenyebab langsung DD, dan di sisi lain,strategi intervensi yang bertujuan untukmengatasi penyebab tidak langsung;n Berdasarkan skala geografis, karenastrategi intervensi mungkin diperlukanpada skala yang berbeda-beda - dari lokalsampai nasional dan internasional;n Berdasarkan alat yang digunakan untukmencapai REDD+, yang bisa berupainsentif, disinsentif ataupun perubahandalam kondisi yang memungkinkan;n Berdasarkan apakah strategi tersebutberada di sisi penawaran atau sisipermintaan;n Berdasarkan pemangku kepentinganyang perlu memimpin strategiintervensi, apakah itu sektor publik,sektor swasta atau kombinasi keduanya.Ketika memprioritaskan strategi intervensiyang berbeda-beda, suatu negara harusingat bahwa:n Aturan yang paling penting adalahefektivitas dan efisiensi. Salah satukriteria untuk efektivitas mungkin adalahkapasitas pemerintah untuk benar-benarmenerapkan strategi intervensi; yang lainmungkin adalah tingkat kompleksitaspolitik dan sosial dan seberapa jauhstrategi intervensi tersebut dapat diterima.Salah satu kriteria untuk efisiensi bisa jadiadalah rasio efektivitas biaya, yaitu,berapa banyak biayanya dibandingkandengan berapa banyak yang dapat dicapai.n Ketika negara tengah menyempurnakandata-datanya tentang penyebab DD danmenganalisis langkah-langkah responyang mungkin dilakukan, kriteriaprioritas yang paling sederhana mungkinProgram Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 99


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANadalah untuk memfokuskan upaya awal padastrategi intervensi yang dapat mengatasi satuatau dua penyebab utama di kawasanprioritas karena ini mungkin cukup untukmenghasilkan dampak yang besar.Strategi intervensi sesuai denganpenyebab langsung atau tidak langsungdari DDTabel 3 memberikan beberapa contoh pilihanuntuk mengatasi penyebab langsung dantidak langsung dari DD.Dari Tabel 1, penyebab langsung DDberlangsung di lapangan (misalnya penebangan[baik legal maupun ilegal], pengumpulan kayubakar, pembuatan arang, perluasan pertanian,pertambangan, infrastruktur dan lebih banyaklagi). Karena penyebab ini, menurut definisi,terjadi di hutan, strategi intervensi untukmengatasi penyebab-penyebab tersebut seringyang merupakan hal pertama yang diajukanketika membahas tentang suatu strategiintervensi REDD+.TABEL 3: CONTOH STRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DARI DDPENYEBAB DDLangsung, seperti» Pertanian» Peternakan» Penebangan hutan» Infrastruktur» PertambanganTidak langsung, seperti» Permintaan Nasional untuk produkprodukpedesaan» Permintaan internasional untukproduk-produk pedesaan» Pertumbuhan perkotaandan transportasiProgram Hutan Dan Iklim WWFPenyebab tidak langsung DD, di sisi lain,mencakup proses sosial ekonomi yang lebihluas, banyak di antaranya terjadi di luar wilayahREDD+ (misalnya migrasi dari daerah lainmenuju kawasan hutan, permintaan nasionaldan internasional yang tidak berkelanjutanuntuk produk pedesaan, dan banyak lagi).Mengatasi penyebab-penyebab DD ini mungkinsama pentingnya dengan mengatasi penyebablangsung dan mungkin memerlukanpelaksanaan kebijakan dan langkah-langkahjauh di luar sektor kehutanan atau bahkan diluar negara yang bersangkutan.Segi positifnya, ada intervensi strategi- seperti misalnya meningkatkan pasar untukproduk pedesaan berkelanjutan yangbersertifikat - yang memiliki potensi untukmengatasi baik penyebab langsung maupuntidak langsung di kawasan hutan dan ditempat-tempat yang jauh dari situ.CONTOH PILIHAN STRATEGI INTERVENSI» Intensifikasi produksi yang mengurangi kebutuhan untuk konversi hutan» Meningkatkan produksi yang berkelanjutan melalui sertifikasi (misalnyaFSC, RSPO, Bonsucro)» Penegakan hukum» Membuat hutan terlarang (misalnya kawasan lindung baru, moratoriumdeforestasi)» Perencanaan Penggunaan lahan untuk meminimalkan dampakpembangunan infrastruktur» Peningkatan teknologi end-user (seperti biogas, tungku/komporyang lebih baik) yang mengurangi permintaan untuk produk-produkpedesaan yang tidak berkelanjutan» Larangan impor produk hutan yang tidak berkelanjutan (misalnyamoratorium kedelai Amazon, Lacey Act AS dan FLEGT Uni Eropa)» Meningkatkan pasar untuk produk-produk pedesaan yang diproduksisecara berkelanjutan (sertifikasi)TABEL 4: CONTOH PILIHAN UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN LOKAL, NASIONAL/SUB-NASIONAL, DAN INTERNASIONALSKALA PENYEBAB DDLokal, misalnya» Pertanian» Peternakan» Penebangan hutan» Infrastruktur» PertambanganNasional/sub-nasional, seperti» Permintaan Nasional untukproduk-produk pedesaan» Pertumbuhan perkotaandan transportasiInternasional, seperti» Permintaan internasional untukproduk-produk pedesaanStrategi intervensi lokal, nasional/sub-nasional maupun internasionalCara lain untuk melihat strategi intervensiadalah mempertimbangkan skala implementasi.Karena penyebab DD dapat berlangsung dalamberbagai skala - dari lokal sampai internasional- strategi intervensi harus melakukan hal yangsama. Mulai dari skala terkecil, strategi tingkatlokal akan merupakan tindakan pada tingkatproyek dengan mengubah perilaku penggunalahan. Biasanya strategi ini akan menyasarpenyebab langsung DD (misalnya melalui matapencaharian alternatif atau penegakan hukum).Strategi intervensi nasional dan sub-nasionalmerupakan kebijakan dan tindakan yangmempromosikan pengelolaan sumber dayaalam yang berkelanjutan.Ini bisa berupa kombinasi strategi intervensilangsung dan tidak langsung. Misalnya,kebijakan dapat dibuat untuk mengarahkanperkebunan ke lahan terdegradasi atau untukCONTOH PILIHAN STRATEGI INTERVENSI» “PES” Langsung (misalnya pembayaran untuk perlindungan DAS)» Peningkatan teknologi produsen pedesaan» Mengesahkan kawasan lindung baru» Perubahan permintaan (misalnya penyediaan listrik untuk mengurangipermintaan kayu bakar dan arang)» Meningkatkan peluang ekonomi di daerah pedesaan tradisional untukmencegah migrasi ke daerah hutan lokasi» Meningkatkan penegakan hukum terhadap perdagangan ilegal produkprodukpedesaan yang tidak berkelanjutan» Pembatasan Impor (misalnya Lacey Act Amerika Serikat, FLEGT Uni Eropa)» Meningkatkan permintaan yang berkelanjutan (misalnya standarinternasional tentang bahan baku untuk biofuel Uni Eropa, sertifikasisukarela)mendukung pengembangan sektor kayubakar berkelanjutan, atau pemerintah dapatmengembangkan program listrik masukdesa yang mengurangi konsumsi kayu bakar.Yang terakhir, strategi intervensi tingkatinternasional berlaku di luar perbatasannegara-negara hutan tropis dan biasanyaakan menangani penyebab tidak langsungdeforestasi (misalnya pembatasan imporkomoditas deforestasi atau komitmensukarela untuk mendapatkan produk yangberkelanjutan). Tabel 4 memberikanbeberapa contoh strategi intervensi ditingkat lokal, nasional dan internasional.Insentif, disinsentif atau kondisi yangmemungkinkan (tabel 5)Cara ketiga untuk menganalisis danmemprioritaskan strategi intervensi adalahdengan mempertimbangkan apakahstrategi-strategi tersebut menyediakaninsentif untuk memotivasi para penggunaSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 100


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 5: CONTOH INSENTIF DAN DISINSENTIF YANG ADA DI DALAM STRATEGI INTERVENSIJENIS INSENTIFInsentifDisinsentifKondisi yang memungkinkanCONTOH» Keuangan (misalnya subsidi untuk pertanian atau kehutananberkelanjutan, skema PES)» Non-keuangan (misalnya akses pada penguasaan lahan sebagaiimbalan atas pengelolaan hutan lestari)» Keuangan (misalnya denda, pajak dan kuota produksi)» Non-keuangan (misalnya menegakkan hukum yang telah ada atauyang baru yang menekan praktik deforestasi)» Memperbesar dan secara efektif mengelola kawasan lindung» Minimalkan pembangunan infrastruktur yang mendorong deforestasiTABEL 6: CONTOH STRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEDIAAN ATAU PERMINTAAN PENYEBAB DDKRITERIABagian PenyediaanSisi permintaanCONTOH STRATEGI INTERVENSI» Skema sertifikasi komoditi» Dukungan untuk pengelolaan hutan lestari» Beralih Bahan Bakar (mis. kompor biogas)» Pembatasan impor dan perdagangan (misalnya FLEGT, Lacey ActAmerika Serikat)» Meningkatkan permintaan untuk produk-produk pedesaan yangdiproduksi secara berkelanjutan (misalnya dengan menghijaukanpengadaan barang sektor publik)TABEL 7: CONTOH STRATEGI INTERVENSI YANG SEBAGIAN BESAR BERBASIS MASYARAKAT DAN SEBAGIAN BESAR BERBASIS SWASTASEBAGIAN BESARBerbasis sektor publikBerbasis sektor swasta dan LSMMungkin berdasarkan kemitraan sektorpublik, sektor swasta dan LSMCONTOH STRATEGI INTERVENSI» Mengintegrasikan REDD+ ke dalam strategi pembangunan nasional» Perencanaan tingkat Lanskap» Meningkatkan koordinasi antar institusi» Mengatasi korupsi dan penegakan hukum yang terbatas» Manajemen berkelanjutan dan sertifikasi hasil hutan» Pasar karbon sukarela» skema investasi swasta yang bertanggung jawab» Investasi yang bertanggung jawab dengan menggunakan pinjaman danhibah preferensial untuk mendukung REDD+ dan kegiatan pedesaanlainnya yang berkelanjutan dalam hal lingkungan hidup (misalnyapinjaman sektor swasta dengan angsuran FIP)» Program bilateral dan multilateral dengan partisipasi bisnis dan LSM(misalnya OPIC, Global Alliance for Clean Cookstoves atau AliansiGlobal untuk Tungku Bersih)lahan atau disinsentif untuk mereka yangmenyebabkan DD. Insentif dan disinsentifdapat diberikan melalui berbagai cara: secarafinansial (misalnya melalui pembayaran ataudenda) dan non - finansial (misalnya melaluidukungan teknis untuk menggerakkanprodusen ke arah praktik produksi yang lebihberkelanjutan). Kondisi yang memungkinkanmenciptakan suatu lingkungan di manadeforestasi kurang mungkin terjadi (misalnyaperencanaan penggunaan lahan, perubahandesain infrastruktur dan kawasan lindung baru).Strategi intervensi sisi penawaranatau sisi permintaan (tabel 6)Cara keempat untuk melihat strategi intervensiadalah untuk mempertimbangkan apakahstrategi bertujuan untuk mempengaruhipasokan atau permintaan komoditas berisikohutan. Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar1, permintaan lahan untuk lahan pertanian,padang rumput, ladang berpindah dan panenkayu merupakan penyebab dilepaskannya ~ 1,5GtCO2 per tahun.Strategi intervensi sisi penawaran akanbertujuan untuk meningkatkan keberlanjutanproduksi pedesaan dan pengelolaan sumberdaya alam. Intervensi ini dapat berkisar dariskema sertifikasi untuk komoditas berkelanjutan(misalnya FSC atau Roundtable on SustainablePalm Oil) sampai memindahkan pertaniankeluar dari kawasan hutan ke lahan terdegradasiatau non-hutan.Intervensi sisi permintaan, di sisi lain, akanberupa mengurangi permintaan untuk barangdan jasa pedesaan yang dihasilkan secara tidakberkelanjutan dengan mempromosikan beralihbahan bakar dari kayu bakar dan arang kekompor biogas dan listrik, dengan memperluaspasar untuk produk berkelanjutan yangbersertifikat, dengan membatasi perdaganganproduk non-berkelanjutan, atau denganmempromosikan perubahan gaya hidup untukmengurangi jejak ekologi konsumen kaya.Sementara intervensi dari sisi penawaranakhirnya akan dilaksanakan di lapangan padaskala lokal atau sub-nasional, intervensi sisipermintaan dapat diimplementasikan di tingkatlokal, nasional maupun internasional.Sektor publik atau swasta (Tabel 7)Cara kelima dan terakhir dalammempertimbangkan strategi intervensi adalahuntuk memahami apakah strategi intervensitersebut memerlukan sektor publik untukmemimpinnya atau apakah bisa dipimpin olehsektor swasta, sektor non-pemerintah ataukombinasi ketiganya. Sektor publik akanmemiliki peran signifikan dalam menetapkankebijakan, hukum dan institusi untuk mencapaiREDD+. Strategi intervensi yang dipimpin sektorpublik meliputi strategi tingkat nasional sepertireformasi hak penguasaan atau kepemilikan,insentif positif (lihat bab tentang pembagiankeuntungan), dan rehabilitasi lahan terdegradasi(Kissinger dkk., 2012), sampai intervensiinternasional (misalnya pembatasan impor,seperti diuraikan di atas). Selain itu, intervensisektor publik dapat mengatasi penyebabdeforestasi baik langsung maupun tidak langsung.Sekarang ada beberapa contoh intervensisektor swasta murni yang bertujuan untukmengatasi DD. Ini termasuk pengadaanberkelanjutan komoditas bersertifikat(misalnya RSPO, RTRS), investasi yangbertanggung jawab terhadap lingkungan (yaituinvestasi dampak), dan pasar karbon hutan.Yang terakhir, banyak strategi intervensi akanmenggunakan kombinasi kemitraan publikswasta.Ini dapat berupa usaha terkoordinirProgram Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 101


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 8: IKHTISAR SKEMA STANDAR PARTAI KETIGA YANG KREDIBEL YANG DIDUKUNG OLEH WWF (DIADAPTASI DARI WWF, 2012)KOMODITASKayuPulp danKertasKedelaiMinyak SawitKapasSISTEM PENETAPANINISIATIF /STANDAR MULTI-PEMANGKU KEPENTINGAN(DewanPemeliharaanHutan)(DewanPemeliharaanHutan)RoundtabletentangKedelai yangBertanggung Jawab(RTRS)Roundtabletentang Minyak SawitBerkelanjutan(RSPO)Inisiatif Kapas yanglebih baik (BCI)SITUS WEBPELUNCURANORGANISASIfsc.org 1994 1994fsc.org 1994 1994responsiblesoy.org 2004 2010rspo.org 2003 2008bettercotton.org 2005 2007Gula Bonsucro bonsucro.com 2004 2010Biofuel (BahanBakar Hayati)TernakRoundtabletentang Biofuel(Bahan Bakar Hayati)Berkelanjutan (RSB)Roundtable globaltentang daging sapiBerkelanjutan (GRSB)rsb.org 2007 2011sustainablelivestock.org 2012 —PELUNCURANSTANDARLogodalam seluruh sektor atau terfokus padakomoditas utama, seperti misalnya upayaInisiatif Perdagangan Berkelanjutan Belandauntuk mempromosikan pendekatanberkelanjutan untuk produksi komoditaspertanian atau aliansi pemerintah AS denganConsumer Goods Forum atau Forum BarangKonsumen (Kissinger dkk., 2012).Contoh strategi intervensiSebagaimana diuraikan dalam bagiansebelumnya, ada banyak strategi intervensiuntuk mengatasi penyebab DD, dan agarberhasil, strategi REDD nasional dansub-nasional akan perlu mempertimbangkanberbagai strategi intervensi yang disajikan dalambagian sebelumnya dan memilih kombinasi yangterlihat paling menjanjikan untuk mengatasi DDdalam konteks nasional maupun sub-nasionalyang spesifik. Untuk membantu proses seleksitersebut, bagian ini membahas secara lebih rincibeberapa strategi intervensi utama.SertifikasiSalah satu pilihan utama untuk menanganihilangnya hutan adalah melalui sertifikasikomoditas yang menyebabkan hilangnyahutan dengan menggunakan pengukuran ataumetrik kelestarian lingkungan. Menurut FAO(2012), pada tahun 2011, sekitar 13 persenhutan produktif di dunia telah disertifikasisebagai diproduksi secara berkelanjutan, danangka itu 17 persen untuk kopi (Agnew dkk.,2006). Contoh dominan skema sertifikasiramah lingkungan tercantum dalam Tabel 8.Meskipun ada kelangkaan studi yang rincimengenai berapa banyak REDD+ yang dapatdicapai melalui sertifikasi komoditas diberbagai lanskap dan negara (Agnew dkk.,2006), skema sertifikasi dapat menjadibagian dari strategi REDD+ kelembagaan danpolitik setiap negara tropis, dan dengandemikian kita perlu bekerja untuk mengisikesenjangan dalam pemahaman kita tentangdampak jangka panjang dari skema ini.Peningkatan teknologiPeningkatan teknologi sebagai bagian daristrategi pembangunan rendah emisi suatunegara dapat menjadi strategi intervensi kunciuntuk mengatasi DD. Kegiatan tertentu sepertimemasak dan pemanasan memiliki jejakhutan yang besar di negara-negaraberkembang, dan penyebaran teknologialternatif akan menjadi penting untukmengurangi emisi dari kegiatan-kegiatantersebut. Misalnya, penyebaran tungku hematbahan bakar dan teknologi memasak alternatifseperti biogas telah terbukti secara signifikanmengurangi DD di negara-negara berkembang.Demikian juga, proses yang lebih efisien danpembuatan produk kayu, seperti kemajuandalam rekayasa untuk pembuatan kertas yangmemungkinkan penggunaan kembali yanghampir tak terbatas serat daur ulang pendek,atau produk kayu rekayasa yang dapatdiproduksi dari jenis pohon yang cepat tumbuh,kurang dimanfaatkan dan lebih murah, bisa jugamembantu mengurangi jumlah kayu yangdiambil dari hutan. Penyebaran teknologi inimerupakan strategi intervensi yang menjanjikanuntuk mengatasi penyebab deforestasi.Penegakan hukumPada tingkat nasional dan sub-nasional, REDD+perlu melibatkan serangkaian kebijakan yangumum, termasuk peraturan langsung dalambentuk penegakan hukum kehutanan,manajemen yang tepat atas kawasan lindung,dan perencanaan penggunaan lahan sertakebijakan konsesi sumber daya yang lebih baik(Angelsen dkk., 2009).Program Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 102


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© Michel Roggo / WWF-CanonFOKUSPENCAPAIAN PENEGAKAN HUKUM TERKINI DALAMMENGURANGI DEFORESTASI DI AMAZON YANG LEGAL(dari Assunção dkk., 2012)Setelah secara bertahap meningkat menjadi lebih dari2,7 juta ha/tahun pada tahun 2004, laju deforestasi diAmazon Legal Brasil menurun hampir terus-menerusselama bertahun-tahun berikutnya sampai sebesarsekitar 0,7 juta ha/tahun pada tahun 2009.Strategi intervensi apa saja yang telah mencapai hasilyang luar biasa ini? Telah diajukan dua penjelasanalternatif untuk perubahan ini. Di satu sisi, kondisipasar yang tidak menguntungkan dan turunnya hargakomoditas pedesaan mungkin telah memperkecildeforestasi untuk perluasan lahan pertanian. Di sisilain, kebijakan konservasi yang bertujuan untukmengendalikan dan mencegah deforestasi di AmazonBrasil mengalami revisi signifikan selama tahun2000an, yang ditandai oleh dua titik balik yang relevan.Pertama, peluncuran Plan for the Prevention andControl of Deforestation in the Legal Amazon(PPCDAm) atau Rencana Pencegahan danPengendalian Deforestasi di Amazon Legal dalamtindakan terpadu seluruh instansi pemerintah padatahun 2004 dan prosedur inovatif yang diperkenalkanProgram Hutan Dan Iklim WWFuntuk pemantauan, pengendalian lingkungan, danmanajemen teritorial. Kedua, berkat sistempemantauan hutan Brasil yang canggih, langkahlangkahkebijakan yang baru diterapkan mulai tahun2008 yang menyasar kota-kota dengan tingkatdeforestasi yang sangat tinggi. Bersama denganpeningkatan penegakan hukum, langkah-langkah baruini membuat kredit perbankan kepada para produsenpedesaan mempersyaratkan bukti kepatuhanpeminjam terhadap peraturan lingkungan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakankonservasi yang terkait dengan kedua titik balik iniefektif untuk membatasi laju deforestasi di Brasil. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kebijakan konservasiini menghindarkan 6,2 juta ha hutan atau sekitarsetengah dari total angka deforestasi yang akan terjadidari tahun 2005-2009 seandainya kebijakan tersebutbelum diadopsi.Dewasa ini, di banyak negara berkembang,tidak memadainya penegakan peraturan hutanyang ada merupakan penyebab utama dari DD.Sebagai contoh, diperkirakan bahwa diIndonesia dan Brazil pembalakan liarmenyebabkan sekitar 75 persen deforestasihingga awal tahun 2000 ketika penegakanhukum yang ketat secara signifikan mengurangiangka-angka tersebut (Lawson dan MacFaul,2010). Lihat Fokus (kiri) untuk cerita singkattentang keberhasilan penegakan hukum diAmazon Brasil baru-baru ini.Memerangi perdagangan hasil hutan ilegal jugamerupakan strategi intervensi utama, baik padaskala nasional maupun internasional. Sekitar15-30 persen dari volume kayu yangdiperdagangkan secara global diperoleh secarailegal, dengan beberapa perkiraan setinggi20-50 persen kalau pencucian kayu ilegaldisertakan (UNEP - Interpol, 2012).Terakhir tetapi tidak kalah pentingnya,kawasan lindung yang dikelola dengan baikdapat menjadi pencegah yang penting untukdeforestasi dan degradasi hutan. Lebih dari 12persen permukaan daratan di planet inisekarang dalam status kawasan lindung(World Database of Protected Areas atauDatabase Dunia Kawasan Lindung, 2010), danmeskipun studi lebih lanjut masih diperlukan,penelitian telah menemukan bahwa kawasanlindung memang mengurangi deforestasi(Clark dkk., 2008, Nelson dan Chomitz, 2009).Mengurangi permintaan yang tidakberkelanjutanJika memungkinkan, mengurangi permintaanuntuk komoditas berisiko hutan akan menjadistrategi intervensi kunci dalam menangani DD.Pengurangan sisi permintaan dapat berasal baikdari sektor swasta, melalui moratorium ataupengadaan berkelanjutan, ataupun sektor publik,melalui undang-undang seperti peraturan impordi negara pengimpor. Inisiatif ini, walaupunmengurangi penyebab tidak langsung deforestasi,perlu dipadankan dengan kegiatan di lapangan(misalnya sertifikasi pasokan) untukmemastikan bahwa permintaan dapat dipenuhi.MoratoriumContoh-contoh yang terdokumentasi palingbaik tentang penangguhan komoditas berisikohutan adalah moratorium kedelai 2006 danmoratorium ternak 2009, keduanyaditerapkan dalam bioma Amazon legal(Walker, 2007). Dengan memveto praktikyang tidak berkelanjutan, moratoriummenciptakan permintaan untuk komoditasdeforestasi nol.Berdasarkan moratorium kedelai, yang dimulaidengan kampanye Greenpeace yangmenghubungkan deforestasi denganpermintaan kedelai di Eropa (GreenpeaceInternational, 2006), Asosiasi Industri MinyakNabati Brasil - yang anggotanya termasukmayoritas pedagang kedelai Brasil - sepakatuntuk tidak membeli kedelai dari daerahdaerahdi Amazon Brazil yang baru dibuka.Demikian pula, moratorium sapi adalahkesepakatan oleh empat perusahaan pengepakdaging raksasa - JBS, Bertin, Marfrig danMinerva - menyusul laporan Greenpeace yanglain tentang dampak peternakan di Amazon– untuk hanya membeli daging sapi daripeternakan yang bisa menunjukkan deforestasinol setelah 5 Oktober 2009 (Walker, 2007).Pengadaan berkelanjutanBanyak perusahaan sekarang melakukan upayasukarela untuk memastikan bahwa rantaipasokan mereka hanya berisi produk yangdihasilkan secara bertanggung jawab. SemuaSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 103


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANperusahaan yang berpartisipasi dalam JaringanHutan & Perdagangan Global (gftn.panda.org)mengumumkan kebijakan pengadaan kayu danserat yang bertanggung jawab dan membuatkomitmen untuk menghilangkan sumber kayuyang tidak diketahui atau tidak diinginkan darirantai pasokan mereka sambil semakinmeningkatkan jumlah bahan bersertifikatForest Stewardship Council (FSC) atau daurulang dalam rantai pasokan mereka. Pelibatanpemasok, keterlacakan dan transparansi telahmenjadi penting bagi perusahaan-perusahaanyang mengelola rantai pasokan dan risikomerek. Perusahaan-perusahaan seperti IKEA,Kimberly-Clark dan Hewlett-Packard telahmengumumkan target FSC mereka danmengkomunikasikan kemajuan merekaterhadap tujuan-tujuan tersebut.Koalisi perusahaan juga mendorongperubahan positif dalam praktik pengadaan.Forum Barang Konsumen dan 400perusahaan yang diwakilinya telah membuatkomitmen untuk menghilangkan deforestasidari rantai pasokan mereka pada tahun 2020.Peraturan publik internasionalTindakan sisi permintaan juga dapatdiimplementasikan secara internasional melaluipembatasan impor. Ada beberapa contohperaturan yang merupakan hasil doronganpemerintah untuk komoditas berkelanjutan,dan ini terutama berpusat pada kayu. Peraturanperaturanini termasuk undang-undangpengadaan publik Uni Eropa hijau, Lacey ActAS, yang membuatnya menjadi tindak pidanauntuk mengimpor, menangani atau menjualproduk kayu yang ilegal; Peraturan PerkayuanUE, yang mewajibkan mereka yangmemasukkan produk kayu di Uni Eropa untukmelakukan penyelidikan untuk memastikanbahwa sumber kayu tersebut legal; danundang-undang EU FLEGT baru-baru ini yanghanya mengijinkan pengadaan publik kayu darisumber yang berkelanjutan (Parker dkk, 2012.).Meningkatkan pasokan yangberkelanjutanPermintaan global untuk komoditas berisikohutan diproyeksikan meningkat secara signifikanselama beberapa dekade mendatang. Salah satucara untuk mengatasi penyebab tidak langsungdeforestasi dan degradasi hutan ini adalahdengan meningkatkan pasokan berkelanjutankomoditas ini. Akan diperlukan berbagai strategiintervensi, termasuk mengalihkan produksi kelahan yang telah terdegradasi dan intensifikasi dikawasan-kawasan saat ini, termasukmemperluas produksi di hutan alam yangdikelola dengan baik. Sertifikasi, serta penegakanhukum, juga akan membantu untukmeningkatkan pasokan berkelanjutan danmengurangi perambahan ilegal ke wilayah hutan.Mengalihkan produksi ke lahanterdegradasiBeberapa inisiatif bertujuan untuk mengalihkanproduksi komoditas berisiko hutan ke lahankritis. Proyek POTICO oleh WRI berusaha untukmengalihkan hingga 0,5 juta hektar perkebunankelapa sawit ke lahan terdegradasi, yang dapatmenghindari emisi sekitar 450 MtCO2.Demikian pula, menciptakan perkebunan hutandi lahan kritis akan membantu menggantikanpasokan kayu, kertas, dan pulp yang kalau tidakdipindahkan akan menyebabkan deforestasihutan alam. Karya WWF dalam PerkebunanGenerasi Baru (lihat Fokus, kanan) adalahcontoh dari pekerjaan ini dalam tindakan.Intensifikasi produksiMeningkatkan produktivitas pertanian ditanah pertanian yang ada (intensifikasi) dapatmembantu memenuhi permintaan globalFOKUSVERACEL CELLULOSE: RESTORASI HUTAN, PENYIMPANANKARBON DAN PEMEROLEHAN PENDAPATAN: KORIDOREKOLOGI MONTE PASCOAL-PAU BRAZILModel Laporan WWF Hutan yang Hidupmemperkirakan bahwa 4-6 Juta hektar perkebunanbaru akan dibutuhkan setiap tahun antara sekarangdan 2050 untuk memenuhi permintaan akan kayu,serat, dan biomassa untuk energi. Namun, kamimenyadari bahwa di beberapa daerah, tanpaperubahan signifikan dalam kebijakan dan praktik,memperluas perkebunan yang dikelola secara intensifakan menyebabkan kontroversi - misalnya, denganmengancam hak-hak atau mata pencaharianmasyarakat yang bergantung pada hutan atauekosistem dan keanekaragaman hayati yang berharga.Pada tahun 2007, WWF memulai proyek PerkebunanGenerasi Baru, dalam kemitraan dengan perusahaanperusahaankehutanan swasta dan instansipemerintah. Perkebunan Generasi Baru adalahperkebunan hutan yang:n Menjaga integritas ekosistem;n Melindungi dan meningkatkan nilai-nilai konservasi tinggi;n Dikembangkan melalui proses keterlibatanpemangku kepentingan yang efektif;n Berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi danlapangan kerja.Tujuan dari proyek Perkebunan Generasi Baru adalahuntuk mengidentifikasi, mempromosikan danmengkomunikasikan praktik-praktik yang lebih baikuntuk desain dan manajemen perkebunan.Proyek Koridor Ekologis Monte Pascoal–Pau Brasilbertujuan untuk mengembalikan hutan hujan Atlantik dikawasan-kawasan yang cocok milik para pemilik tanahsetempat, terutama peternak sapi. Tujuan proyek iniadalah untuk menghubungkan fragmen-fragmen HutanHujan Atlantik yang terisolasi dan membentuk koridorhutan asli antara dua taman nasional, Monte Pascoaldan Pau Brasil.Proyek ini mendukung pengembangan sosial diwilayah ini dengan memberikan pekerjaan danpeluang penghasilan yang kongkrit bagi masyarakatsetempat. Sebuah koperasi lokal, Cooplantar(Koperasi Pekerja Reforestasi Bahia Selatan Jauh),melaksanakan penanaman dan pekerjaan restorasi.Ada beberapa proyek koridor ekologi yang sedangberlangsung di Brasil. Keberhasilan proyek-proyek inisangat tergantung pada bagaimana pembiayaannya.Semua proyek koridor ekologi dilaksanakan dalamupaya pemerintah yang lebih umum dalammenemukan sumber daya untuk menghubungkanfragmen-fragmen hutan hujan di pesisir Brasil.Informasi lebih lanjut tentang Perkebunan GenerasiBaru di bit.ly/15FV1KxInformasi lebih lanjut tentang proyek Pascoal - PauMonte di bit.ly/166jPv5Program Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 104


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANuntuk komoditas berisiko hutan tanpamenyebabkan deforestasi di lahan tambahan(ekstensifikasi). Namun, penelitian telahmenunjukkan bahwa intensifikasi produksiuntuk mengurangi deforestasi, yang dikenalsebagai hipotesis Borlaug, perlu dibarengidengan kebijakan konservasi penggunaanlahan untuk mengurangi konversi baru hutantropis, yang sekarang didorong olehpeningkatan profitabilitas pertanian intensif,yang disebut paradoks Jevons (Gutierrez- Velez dkk., 2012, Barreto dkk., 2012).Memperluas produksi di hutan alam yangdikelola dengan baik juga dapat membantuuntuk secara berkelanjutan memenuhipeningkatan permintaan global untuk produkprodukhutan. Hutan yang dikelola dengan baikdapat memainkan peran yang semakin pentingdalam menghalangi penebangan yang merusakdan ilegal serta deforestasi langsung. Penelitianmenunjukkan bahwa hutan yang dikelolamungkin efektif, atau lebih efektif, dalammengurangi deforestasi dibandingkan dengankawasan lindung. Hutan yang dikelolamemberikan manfaat karbon bersamaandengan aliran manfaat sosial, ekonomi danlingkungan dan pada saat yang sama lebih tahanterhadap kebakaran serta lebih tahan terhadapperubahan iklim dibandingkan dengan hutantebangan konvensional. Model-model dalamLaporan WWF Hutan yang Hidupmenunjukkan bahwa 200-300 juta hektar hutanyang lain akan perlu dikelola secara bertanggungjawab untuk pemanenan komersial sebelumtahun 2050 agar dapat memenuhi peningkatanpermintaan akan makanan, bahan bakar danserat (WWF, 2012b).SUDUT PANDANG WWFPada bulan Februari 2012,WWF mendukung dokumenyang diajukan CANInternasional ke UNFCCCmengenai penyebabdeforestasi. 4 Dokumen inimerekomendasikan langkah-langkah berikut.:Untuk negara-negara REDD+:n Menangani penyebab hilangnya kawasanhutan dan karbon dalam strategipembangunan rendah emisi multi-sektoraldan dalam rencana pembangunan rendahkarbon nasional.n Mendorong pihak UNFCCC untukmereformasi kerangka hukum danpemerintahan yang tidak efektif,memantau penyebab dan memperjelas hakdan tanggung jawab penggunaan lahan.n Meminta agar NAMA mengintegrasikantujuan mitigasi perubahan iklim dengankebijakan tata guna lahan di berbagaisektor, termasuk pertanian, pertambangan,infrastruktur publik, pembangunanperkotaan, dan kehutanan.n Mendorong para pihak UNFCCC untukmengidentifikasi dan memanfaatkankeberadaan lahan terlantar danterdegradasi untuk produksi.Untuk semua negara:n Memperhatikan pentingnya danmengundang para pihak UNFCCC untukmengevaluasi instrumen kebijakan untukmengurangi jejak pasar dan perdagangannasional dan internasional melaluipenegakan hukum dan tata kelola, dengan© Julie Pudlowski / WWFmengembangkan dan menerapkanpengadaan yang berkelanjutan danbertanggung jawab, dan denganmempromosikan sertifikasi yang layakdipercaya.n Mengundang para pihak UNFCCC untukmengadopsi kebijakan yang mendorongsektor swasta untuk mengambil tindakanyang mengurangi kontribusinya, baiklangsung maupun tidak langsung, di dalamataupun di luar negeri, terhadapdeforestasi dan degradasi hutan.n Mengundang para pihak UNFCCC untukmengatasi pencegahan kebocoran melaluikoordinasi internasional dan partisipasiaktif negara-negara maju serta negaranegaraberkembang yang besar yangmemainkan peran kunci dalam permintaanuntuk komoditas seperti kelapa sawit,daging sapi dan kedelai.n Mendorong semua pihak UNFCCC untukmenerapkan kebijakan danmengembangkan insentif untukmengurangi konsumsi yang boros.n Mendorong semua pihak UNFCCC untukmenghapus insentif yang mendorongdeforestasi dan degradasi serta memastikankeuangan yang bertanggung jawab, termasukpertimbangan pajak, subsidi dan investasi.Pada bulan November 2010, sebelum COP 16,WWF juga menghasilkan makalah posisimengenai penyebab internasional deforestasi.Makalah posisi ini mengemukakan tiga poinkunci:n Diperlukan kebijakan yang seragam diseluruh pasar untuk mempromosikan,melacak dan memberi label produk-produkyang legal dan berkelanjutan.Program Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 105


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANn Kebijakan internasional perlumempertimbangkan penyebab langsungdan tidak langsung dari deforestasi,termasuk perubahan penggunaan lahan,dan perlindungan keberlanjutan yangkokoh perlu diterapkan untuk menghindarikebijakan yang kontraproduktif.n Negara-negara harus mengambil langkahlangkahuntuk menetapkan harga padaemisi karbon untuk internalisasi biayakerusakan dan memberikan insentifpraktik pengelolaan hutan yang lebih baik.Akhirnya, sekitar isu sertifikasi, WWFberpartisipasi aktif dalam banyak roundtabledan skema sertifikasi yang mengatur produksiyang berkelanjutan komoditas berisiko hutan(misalnya FSC, RSPO, RTRS dan Bonsucro).Lihat Lampiran 1 untuk daftar ahli kunci dankontak dengan roundtable ini dan bagiansumber lebih lanjut di bawah untuk link keinisiatif WWF yang bekerja dalam bidangbidangini.SUMBER LEBIH LANJUTn Jaringan Hutan danPerdagangan Global WWF:bit.ly/13thhnan Inisatif Transformasi Pasar:bit.ly/15FWDEan Perkebunan Generasi Baru: bit.ly/15FV1Kxn Kompor biogas (standar emas):bit.ly/10u0ATzn Aliansi Global untuk Tungku Bersih:www.cleancookstoves.orgn Pembalakan liar dan FLEGT: loggingoff.infoDAFTAR PUSTAKAAGNEW, D., GRIEVE, C., ORR, P., dkk.2006. Manfaat lingkungan yangdihasilkan dari sertifikasi terhadapprinsip MSC dan kriteria untukperikanan yang berkelanjutan.Kelompok Penilaian Sumber DayaKelautan Inggris dan Marine Stewardship Council, London,Inggris.ANGELSEN, A., BROCKHAUS, M., KANNINEN, M., dkk.2009. Mewujudkan REDD+: Strategi nasional danberbagai pilihan kebijakan. CIFOR, Bogor, Indonesia.ASSUNCAO, J., GANDOUR, C. C dan R. ROCHA. 2012.Perlambatan Deforestasi di Amazon Legal: Harga atauKebijakan? Inisiatif Kebijakan Iklim, Rio de Janiero, Brasil.BARRETTO, A., BERNDES, G., SPAROVEK, G. dkk.2013. Intensifikasi pertanian di Brazil dan dampaknyapada pola penggunaan lahan: Analisis periode 1975-2006.Global Change Biology, dalam proses penerbitan.BORNER, J., WUNDER, S., WERTZ - KANOUNNIKOFF,S., dkk. 2011. REDD. Hukuman dan Ganjaran di AmazonBrazil: Menilai implikasi biaya dan mata pencaharian.Dalam: PROGRAM PENELITIAN CGIAR TENTANGPERUBAHAN IKLIM, A. A. F. S. C. (ed.) Kertas KerjaCCAFS no. 8. Copenhagen, Denmark.CLARCK, S. dkk.2008. Kawasan lindung: alat yang efektifuntuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasihutan di negara-negara berkembang ? UNEP ECMC,London, Inggris.DEFRIES, R. S., RUDEL, T., URIARTE, M., dkk. 2010.Deforestasi yang disebabkan oleh pertumbuhan pendudukperkotaan dan perdagangan pertanian di abad keduapuluh satu. Nature Geoscience, 3, 178-181.FAO. 2013. Tinjauan Pasar Tahunan Hasil Hutan2011-2012. FAO, Roma, Italia.FISHER, B. dkk. 2011. Tingginya biaya konservasi hutanhujan dataran rendah di Asia Tenggara. Ecological Societyof America. Garis Depan dalam Ekologi dan Lingkungan2011; 9 (6): 329-334.GAUDIOSO, D. dan MAGRINI, A. 2011. Deforestasi hutantropis: tren saat ini dan kebijakan berkelanjutan yangpotensial. ENEA, Roma, Italia.Geist, H. J. dan LAMBIN, E. F. 2002. Penyebab proksimatDeforestasi Hutan tropis dan akar masalahnya. Bioscience,52, 143-150.GRAHAM, K. 2011a. Mewujudkan REDD+ lintas sektoral:mengapa, bagaimana, dan apa dampak potensialsosial-ekonominya? Dalam: INSTITUTE, O. D. (ed.)Ringkasan Kebijakan REDD-Net. REDD-Net, London, Inggris.GRAHAM, K. 2011b. REDD+ dan energi: pendekatanlintas sektoral untuk REDD+ dan implikasi bagimasyarakat miskin. Dalam: INSTITUTE, O. D. (ed.)Ringkasan Kebijakan REDD-Net. REDD-Net, London,Inggris.GREENPEACE INTERNASIONAL. 2006. MenghabiskanAmazon. Greenpeace, London, Inggris.GUTIERREZ - VELEZ, VH, DEFRIES, RS, PINEDO- VASQUEZ, M., dkk. 2011. Ekspansi kelapa sawit denganhasil yang tinggi menghemat lahan dengan mengorbankanhutan di Amazon Peru. Environmental Research Letters 6 (4).HANSEN, M., STEHMAN, SV, POTAPOV, PV, dkk.2008.Pembukaan Hutan tropis yang lembab dari 2000 sampai2005 diukur dengan menggunakan data penginderaanjauh multitemporal dan multiresolusi. PNAS, 105,9439-9444.HOUGHTON, R. A. 2010. Seberapa baik kita mengetahuifluks CO2 dari perubahan penggunaan lahan? Tellus, 62B,337-351.HOSONUMA dkk. 2012. Sebuah Penilaian PenyebabDeforestasi dan Degradasi Hutan di Negara Berkembang,Environmental Research Letters 7 044.009.KISSINGER, G., HEROLD, M. & DE Sy, V. 2012.Penyebab Deforestasi dan Degradasi Hutan: SebuahLaporan Sintesis bagi Pembuat Kebijakan REDD+.Lexeme Consulting, Vancouver, Kanada.MEGEVAND, C., et al 2013. Tren Deforestasi di LembahKongo. Mendamaikan Pertumbuhan Ekonomi danperlindungan hutan. Bank Dunia, Washington, DC.NELSON, A. dan CHOMITZ, M. 2009. Efektivitas KawasanLindung dalam Mengurangi Deforestasi Hutan Tropis.Sebuah Analisis Global Dampak Status Perlindungan. IEG- Dunia Bank, Washington, DC, Amerika Serikat.PACHECO, P., PUTZEL, L. dan K. OBIDZINSKI. 2012.REDD+ dan ekonomi global: Kekuatan yang salingbersaing dan pilihan kebijakan. CIFOR, Bogor, Indonesia.SCHONEVELD, G.: ANGELSEN, A. (ed.) 2012.Menganalisis REDD+: Tantangan dan pilihan. CIFOR,Bogor, Indonesia.PARKER, C., CRANFORD, M., OAKES, N., dkk. 2012.Buku Kecil Keuangan Keanekaragaman Hayati. Edisi ke-3.Global Canopy Programme, Oxford, Inggris.RADEMAEKERS, K., EICHLER, L., BERG, J., dkk. 2010.Studi mengenai evolusi beberapa penyebab deforestasidan dampak potensialnya pada biaya skema menghindarideforestasi. Ecorys, Rotterdam, Belanda.RUDORFF, BFT, ADAMI, M., AGUILAR, DA, dkk. 2011.Moratorium kedelai di bioma Amazon dipantau dengancitra penginderaan jauh. Remote Sensing, 3, 185-202.UNEP-INTERPOL. 2012. Karbon hijau, perdaganganhitam. Sebuah tanggapan cepat penilaian pembalakan liar,penggelapan pajak dan pencucian uang di hutan-hutantropis dunia. UNEP, Nairobi, Kenya.UNION OF CONCERNED SCIENTISTS. 2011. AkarMasalah: Apa yang Menyebabkan Deforestasi tropisDewasa ini. Union Of Concerned Scientists, Cambridge,MA, Amerika Serikat.UN-REDD 2012. Synthèse des études sur les causes dela déforestation et de la dégradation des forêts enRépublique Démocratique du Congo. UN-REDD, Kinshasa,DRC.WALKER, N. 2007. Agribisnis di Amazon Brasil danPembentukan Moratorium Deforestasi untuk Kedelai (tidakdipublikasikan).WWF. 2012. Produksi yang lebih baik untuk Planet yangHidup. WWF - Internasional, Gland, Swiss.WWF 2012b. Laporan Hutan yang Hidup. WWF- Internasional, Gland, Swiss. bit.ly/18Z0xVICATATAN AKHIR1. Keputusan 1/CP.16 para. 682. Keputusan 1/CP.16 para. 723. Untuk contoh, lihat bit.ly/10u49ZG4. bit.ly/166sIEQProgram Hutan Dan Iklim WWFSTRATEGI INTERVENSI UNTUK MENANGANI PENYEBAB DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN // 106


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+Mencapai REDD+MENGAKSESKEUANGAN© simon rawles / wwf-canonUNDUH BAB INIProgram Hutan Dan Iklim WWF MENGAKSES KEUANGAN // 107


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Keuangan REDD+ internasional dan nasional akan perluditingkatkan secara signifikan jika kita ingin mengatasipenyebab hilangnya hutan dan mencapai emisi zero net darideforestasi dan degradasi hutan (ZNEDD).n Modalitas sumber dan penyaluran pembiayaan REDD+ dapatbervariasi ketika REDD + bergerak dari perencanaan danimplementasi awal (tahap 1 dan 2) ke hasil berbasis kinerja (fase3). Saat ini, sebagian besar pembiayaan REDD+ untuk fase 1 dan2 berasal dari investasi domestik, bilateral dan multilateral;sedangkan pembiayaan untuk fase 3 memerlukan peningkatanbesarnya sumber saat ini dan menambahkan berbagai sumberbaru baik dari negara maupun swasta.n Peran sumber-sumber swasta dalam pembiayaan REDD+mungkin akan meningkat di masa depan jika batas emisi yangkuat menciptakan pasar yang besar untuk offset karbon. Sejauhini, kebijakan mitigasi iklim yang ada saat ini memberikaninsentif terbatas untuk investasi sektor swasta dalam REDD+.Program Hutan Dan Iklim WWF MENGAKSES KEUANGAN // 108


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© WWF-US / Deborah GainerPENDAHULUANBab ini membahas bagaimana negara-negarahutan tropis dapat terlibat di tingkatmultilateral dan bilateral untuk mengaksessumber-sumber pendanaan internasionaluntuk REDD+ serta bagaimana mereka dapatmemobilisasi sumber-sumber nasional dansub-nasional untuk pendanaan REDD+.Mencapai emisi zero net dari deforestasi dandegradasi hutan (ZNEDD) pada tahun 2020hanya akan mungkin dengan peningkatan skalainvestasi yang signifikan dan segera untukmelawan penyebab hilangnya hutan (WWF,2011). Meskipun saat ini tidak mungkin untuksecara akurat memprediksi biaya mencapaiZNEDD di negara tertentu, berbagai perkiraanpendanaan global yang diperlukan telah dicoba.Misalnya, Eliasch Review (2008) memperkirakanbahwa mengurangi deforestasi dunia sebesar 50persen pada tahun 2020 akan memerlukanhingga USD 33 miliar per tahun pada tahun2020, sedangkan menurut penelitian lain,penghapusan deforestasi pada tahun 2100 bisamenghabiskan biaya sebanyak USD 185 miliarper tahun pada 2100 (Parker, Brown dkk., 2009).Pada tahun 2010 WWF mendukung perkiraanLSM minimal USD 42 miliar per tahun padasampai 2020 (Streck dan Parker, 2012).Mengingat bahwa jumlah total dana REDD+publik yang dijanjikan saat ini adalah sekitar AS$ 14,5 miliar, jelas bahwa kesenjanganpendanaan sangat besar. Sebuah keterlambatanbahkan satu dekade saja dalam mencapaiZNEDD akan mengorbankan 69 juta hektarhutan yang lain di seluruh dunia, memancarkansetidaknya 24 GtCO2 tambahan ke atmosfer(WWF, 2011). Kemendesakan pendanaanREDD+ merupakan sesuatu yang jelas.Pembiayaan untuk REDD+ dapat berasal dariberbagai sumber, termasuk publik dan swasta,nasional dan internasional. Mekanisme untukmemberikan dana tersebut juga dapatbervariasi, termasuk hibah, pinjaman,mekanisme berbasis pasar dan mekanismeinovatif seperti pembayaran untuk jasaekosistem. Mekanisme sumber dan penyaluranpembiayaan REDD+ juga dapat bervariasikarena REDD + bergerak melalui tiga fasenya—kesiapan, pelaksanaan dan pengurangan emisiterverifikasi. Tahap 1 dan 2 sebagian besardapat didanai oleh sumber bilateral danmultilateral, sedangkan fase ke-3 mungkinmemerlukan jenis pendanaan tambahan,termasuk sumber-sumber publik dan swastayang inovatif.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,bab ini berisi diskusi tentang mengaksespendanaan internasional dan nasional untukREDD+. Untuk diskusi tentang dana REDD+harus dikeluarkan untuk apa, lihat babmengatasi penyebab deforestasi. Untukdiskusi tentang bagaimana mendistribusikandana, lihat bab tentang Pembagian Manfaat.Untuk diskusi tentang biaya nasional REDD+,lihat bab mengenai ekonomi REDD+.KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALKeuangan internasional untukREDD+ sedang ditangani diberbagai tingkat, yang palingsignifikan pada tingkatKonvensi Kerangka Kerja PBBtentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Sejaktahun 2007, pada Konferensi ke-13 Para Pihak(COP 13) UNFCCC di Bali, pembiayaan REDD+telah dibahas. Sebagai bagian dari pembahasanini, mekanisme pembiayaan UNFCCC— saat iniGlobal Environment Facility (GEF) danMekanisme Pembangunan Bersih (CDM)— sejauh ini telah merupakan sumber kecilpendanaan REDD+, tapi situasi ini bisaberubah ketika Green Climate Fund (GCF)UNFCCC menjadi operasional.ISementara itu, beberapa dana multilateraltelah menjadi sumber utama pembiayaaninternasional untuk REDD+, terutama ForestCarbon Partnership Facility (FCPF), ProgramInvestasi Hutan (FIP), dan ProgramUN-REDD, bermodalkan hibah dari negaranegaramaju, serta program bilateralbeberapa negara maju seperti Inisiatif IklimInternasional dan Hutan Norwegia.Berikut ini adalah garis besar kebijakaninternasional yang telah dikembangkan sampaisaat ini di bawah UNFCCC untuk memberikanpedoman pemberian dana REDD+. Caramengakses dana multilateral dan bilateral akandibahas pada bagian selanjutnya mengenaipilihan nasional dan sub-nasional.COP 13: Bali 2007Pada tahun 2007, dalam COP 13 di Bali, pihakUNFCCC, khususnya para pihak Annex II, 1diundang untuk “memobilisasi sumber dayauntuk mendukung upaya yang berkaitandengan [ REDD+ ].”²COP 15: Copenhagen 2009Pada tahun 2009, dalam COP 15 diKopenhagen, pihak negara maju sepakatuntuk menjanjikan USD 30 miliar dalambentuk pendanaan fast-start untuk periode2010-2012. 3 Para Pihak juga berkomitmenuntuk menggalang dana sebesar USD 100miliar per tahun sebelum tahun 2020, yangsebagian besar mungkin diberikan untukREDD+. Para Pihak juga mendirikan GCF,yang dibentuk antara lain untuk memberikan“dukungan kepada negara-negara berkembanguntuk membatasi atau mengurangi emisi gasrumah kaca”. Tetapi, apakah dana ini akanmemiliki jendela untuk membiayai REDD+masih dalam proses negosiasi.Meskipun negara-negara maju telahmenjanjikan pendanaan mitigasi yangsignifikan selama 2010-2012, pengamat telahProgram Hutan Dan Iklim WWFMENGAKSES KEUANGAN // 109


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANmenunjukkan bahwa tidak ada transparansimengenai penambahan dan alokasi danatersebut maupun kejelasan mengenai apayang akan terjadi dengan pendanaan iklimsetelah 2012 (lihat Brown dkk., 2011).COP 16: Cancun 2010Pertanyaan bagaimana REDD+ akan dibiayaiselalu merupakan pokok pembicaraan yangmemecah belah para pihak, dan pada tahun2010 dalam COP 16 di Cancun, mereka gagalmencapai kesepakatan. Pada akhirnyadiputuskan bahwa, untuk mendanai aksimitigasi yang lebih luas, bukan hanya REDD+,“dana yang disediakan untuk pihak negaraberkembang dapat berasal dari berbagai sumber,publik dan swasta, bilateral dan multilateral,termasuk sumber-sumber alternatif.”COP 17: Durban, 2011Pada tahun 2011, dalam COP 17 di Durban, parapihak juga membahas pertanyaan mengenaisumber pembiayaan untuk REDD+, tetapisekali lagi mereka tidak dapat mencapaikesepakatan. COP 17 menyatakan kembalibahwa keuangan REDD+ yang berbasis hasilbisa berasal dari berbagai sumber, 4 dan merekasepakat untuk mengadakan lokakarya lanjutandi Bangkok. 5 Dalam negosiasi keuangan yanglebih luas, GCF diluncurkan.COP 18: Doha 2012Pada tahun 2012, dalam COP18 di Doha,diminta dilaksanakannya serangkaian studibaru yang terkait dengan pembiayaan REDD+dan pertemuan-pertemuan yang lebih teknisdijadwalkan, tetapi tidak ada kemajuansubstansial dalam masalah itu yang dicapai. 6Saat ini, pertengahan 2013, UNFCCC masihmelakukan negosiasi opsi pendanaan jangkapanjang untuk masa depan mekanisme REDD+global (fase 3) serta bagaimana kegiatan REDD+yang akan dibiayai sampai dengan tahun 2020ketika diharapkan bahwa kesepakatan baruyang mengikat secara global akan terbentuk.Sekali lagi, saat ini, pada pertengahan 2013,kebanyakan dana REDD+ internasional dipakaiuntuk kegiatan fase 1 dan 2 untuk mendukungnegara-negara untuk melakukan persiapanmelaksanakan REDD+. Hanya sebagian daridana fast-start miliaran dolar yang dijanjikanpada COP 15 telah tersedia, dan hanya sebagianyang jauh lebih kecil yang telah dicairkan. Selainitu, bagaimana periode antara tahun 2012 dan2020 akan dibiayai masih belum disepakati.Diharapkan bahwa apabila mekanisme REDD+global telah tersedia, dana akan menjadi targettindakan berbasis hasil (fase 3). Definisipembayaran berbasis hasil masihdinegosiasikan dalam UNFCCC dan dapatdidefinisikan sebagai pembayaran ex-postuntuk ton pengurangan emisi atau pendanaanberkelanjutan untuk memperbaiki desain danimplementasi kebijakan mengatasi penyebabdeforestasi dan degradasi hutan (Karsenty,2012). Bagaimanapun juga, pembayaran akantergantung pada negara REDD+ memberikanpengurangan emisi yang dapat dikuantifikasi ditingkat nasional maupun sub-nasional.OPSI NASIONAL DAN SUB-NASIONALNegara-negara berkembangmemiliki agenda ganda tentangmengakses pendanaan REDD+:(a) untuk berpartisipasi dalamdiskusi internasional mengenaikebutuhan dan sumber pendanaan REDD+ dan(b) secara efektif dan efisien mengaksessumber-sumber pembiayaan REDD+ di dalamnegeri, bilateral dan multilateral yang ada.Bagian ini berfokus pada yang terakhir.Pendanaan domestikWalaupun pembiayaan internasional sangatpenting bagi negara-negara berkembang untukmencapai ZNEDD, untuk mengeksplorasisumber dana dalam negeri untuk REDD+ tidakkalah pentingnya. Meskipun data mengenaipendanaan dalam negeri untuk REDD+ kurang,hal ini merupakan sumber penting keuangandan sering melampaui kontribusi internasionaluntuk REDD+ (Streck dan Parker, 2012).Ada banyak contoh ekonomi —ekonomimenengah dan bahkan beberapa berpenghasilanrendah— yang baru muncul yang mendanaikegiatan-kegiatan REDD+ domestik. Tergantungpada kondisi ekonomi yang spesifik untuknegara tersebut, ada berbagai pilihan untukpembiayaan dalam negeri REDD+ (Parker,Brown dkk, 2009.), termasuk yang berikut:n Anggaran Publik: Sudah ada banyak negarayang membiayai sendiri REDD+ secarabesar-besaran dari anggaran publik mereka.Dalam beberapa kasus pendanaan tersebutsecara langsung ditargetkan untuk kegiatanREDD+, sedangkan dalam contoh yang lainpendanaan tersebut diarahkan pada kegiatanpertanian dan kehutanan yang dapatmeningkatkan konservasi hutan. Dari tahun1999 sampai 2008 program Grain for Greendi Cina memberikan pembayaran kepadapara petani Cina di daerah rawan erosi USD44 miliar untuk mengubah 8,2 juta hektarlahan pertanian menjadi lahan hutan. Semuadana untuk program tersebut berasal darialokasi anggaran dalam negeri (Liu dan Wu,2010). Brasil memiliki beberapa programkonservasi hutan dengan pembiayaan dalamnegeri. Yang paling terkenal adalah PajakPertambahan Nilai Ekologis. Pajak ini adalahpajak federal yang dilaksanakan olehKementerian Keuangan Brasil. Dalam skemapajak ini, ukuran dan pengelolaan kawasanlindung dimasukkan ke dalam perhitunganalokasi PPN nasional untuk negara bagian.Skema ini memberikan insentif kepadanegara bagian untuk mendaftar danmengelola kawasan lindung dengan benar.(May, Gebara dkk., 2012).n Pembayaran jasa ekosistem (PES): Banyaknegara REDD+ telah menerapkan programPES yang membayar konservasi hutan untukmemberikan layanan ekosistem (misalnyakonservasi air, perlindungan erosi,keanekaragaman hayati, penyerapan karbon).Pembayaran dapat diperoleh dari penggunalangsung (misalnya industri, rumah tangga,wisatawan) atau melalui perpajakanpemerintah (misalnya tarif air, pajak bahanbakar). Kosta Rika telah memiliki programPES yang sukses sejak tahun 1997 untukkonservasi hutan yang menyalurkan USD15-20 juta setahun dan telah mencapaihampir 15 persen dari hutan alam negara itu.Selama 20 tahun ini, tutupan hutan negaraitu tumbuh dari 42 persen menjadi 52 persen.PES hutan Kosta Rika telah menerima hibahkecil dari GEF, bank pembangunan milikpemerintah Jerman KfW dan pinjaman dariBank Dunia, namun sebagian besar danabersumber dari dalam negeri dan berasaldari sebagian dari pajak bensin di negaratersebut (Barton, Chacon dkk., 2012).n Tindakan mitigasi yang tepat secara nasionaltanpa dukungan (NAMAs): Banyak negaraberkembang telah berjanji untukmelaksanakan target mitigasi sukarela dengandukungan dana dalam negeri yang juga dapatmenjadi sumber pembiayaan REDD+. SebagaiProgram Hutan Dan Iklim WWFAccessing Finance // 110


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© Jennifer Ferguson-Mitchell / WWFTABEL 1: BEBERAPA DANA BILATERAL (PER AWAL 2013)NAMA NEGARA- NAMA DANAAustralia Inisiatif KarbonHutan InternasionalJerman Inisiatif IklimInternasionalDANA YANG DIJANJIKAN(JUTAAN DOLAR AS)KEGIATAN YANG DIDUKUNG216 REDD+ Indonesia1.100Jepang Dana Fast-Start 15.000Norwegia Inisiatif Iklimdan Hutan InternasionalUK Inisiatif IklimInternasional1.600 REDD+1.100Adaptasi dan mitigasi,termasuk fokus yang kuatpada REDD+Adaptasi dan mitigasi,termasuk REDD+Adaptasi dan mitigasi,termasuk fokus yang kuatpada REDD+Sumber: The Climate Funds Update (Update Dana Iklim) www.climatefundsupdate.orgSeekor bonobo yang diselamatkan di Lola ya Bonobo Sanctuary di Republik Demokratik Kongo.Informasi lebih lanjut di: www.friendsofbonobos.org.Program Hutan Dan Iklim WWFBEBERAPA NEGARA HUTANTROPIS PENERIMABrasil, Ethiopia, India,Indonesia, Kenya, Mali,Meksiko, Peru, Thailand,Vietnam, Zambia, yang lainBrasil, Kamboja, Kolombia,India, Indonesia, Kenya,Meksiko, Peru, Thailand,Vietnam, Zambia, yang lainBrasil, Lembah Kongo,Guyana, Indonesia,Tanzania, VietnamBrasil, Ethiopia, Indonesia,Kenya, Ugandacontoh, Indonesia telah berkomitmen untukmencapai pengurangan sebesar ekuivalen 672juta ton CO2 pada tahun 2020 melalui aksidengan biaya dalam negeri, dan Brasil telahberkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar36 persen pada tahun 2020, yang setengahnyaakan berasal dari REDD+ di Amazon (lihatbab tentang Tujuan dan Sasaran).Dana bilateralSetelah sumber-sumber dalam negeri, danabilateral, per pertengahan 2013, adalah sumberterbesar kedua pendanaan untuk proyek-proyekREDD+, dan merupakan dua-pertiga dari semuakegiatan REDD+ yang memperoleh dukunganinternasional, sedangkan sumber danamultilateral mendanai sepertiga lainnya (Streckdan Parker, 2012). Di antara donor terbesarREDD+ sampai saat ini kami memasukkanNorwegia, Australia, Inggris, Amerika Serikat,Jerman dan Jepang, 7 seperti yang terlihat dalamTabel 1.Keuangan multilateralSaat ini terdapat lebih dari 15 dana perubahaniklim multilateral dan semakin banyak danaregional. Di antara dana iklim multilateral yangsemata-mata didedikasikan untuk pendanaanREDD+, yang terbesar berdasarkan kapitalisasidana adalah Dana Kesiapan dan Karbon dariForest Carbon Partnership Facility (FCPF),Program Investasi Hutan (FIP) dan UN-REDD+.Dana lainnya termasuk Global EnvironmentFacility (GEF) Pengelolaan Hutan Lestari danProgram Investasi REDD+. Dua dana regionalbesar yang berfokus pada REDD+ adalah CongoBasin Forest Fund dan Dana Amazon. 8 Ikhtisardari beberapa dana tersebut diberikan dalamTabel 2. Lihat Studi Kasus Singkat Catatan IdeMengembangkan Program Pengurangan Emisidi Republik Demokratik Kongo.FCPF adalah dana multilateral yangdioperasikan oleh Bank Dunia yang membantusekitar 36 negara berkembang dalammempersiapkan diri untuk REDD+ danmemberikan pembayaran kepada negara-negarauntuk Pengurangan Emisi Terverifikasi (VER).FIP adalah salah satu dari Dana Investasi Iklim(CIF), yang juga dioperasikan oleh Bank Dunia,yang mendanai pekerjaan REDD+ di negaranegaraberkembang dalam hal reformasikesiapan dan investasi publik dan swasta.Program UN-REDD+ mendukung upayakesiapan REDD+ nasional di 16 negara 9 dan jugamendanai pengembangan aksi global melaluipendekatan bersama, analisis, metodologi, alat,data dan praktik terbaik untuk REDD+.GEF adalah mekanisme pembiayaan yangditunjuk untuk beberapa kesepakatanlingkungan multilateral (MEA), termasukUNFCCC, Konvensi Keanekaragaman HayatiBiologis (CBD), Konvensi Stockholm tentangBahan Pencemar Organik yang Persisten (POPS),dan Konvensi PBB untuk MemerangiDesertifikasi (UNCCD). GEF juga merupakandana lingkungan global terbesar, yangmendistribusikan sekitar US$ 1 miliar per tahundalam bentuk hibah lingkungan. Sejauh ini GEFmemiliki sebuah program REDD+ kecil,program Pengelolaan Hutan Lestari (SFM)/REDD+, yang telah mengeluarkan dana, sejak2007, sekitar US$ 15 juta per tahun untukproyek-proyek dengan fokus pada REDD+ danUS$ 80 juta per tahun untuk proyek-proyekyang berfokus pada SFM. 10Dalam arena REDD+ internasional FCPF danFIP sangat signifikan tidak hanya karenaukurannya tetapi juga karena mereka adalahtrendsetter penting dalam hal kebijakan danpraktek REDD+, termasuk modalitas dankriteria internasional dalam mengucurkan dana.MENGAKSES KEUANGAN // 111


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSTUDI KASUS SINGKATMENGEMBANGKAN CATATAN IDE PROGRAM PENGURANGAN EMISI DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGOApaPengembangan Catatan Ide Program Pengurangan Emisi(ER-PIN) oleh Pemerintah Republik Demokratik Kongo(DRC) dan para mitranya didasarkan pada berbagaikegiatan termasuk kegiatan di tingkat masyarakat diwilayah Mai-Ndombe DRC, untuk submisi kepada DanaKarbon dari Forest Carbon Partnership Facility (FCPF)untuk pendanaan hingga US$ 60 juta untuk meluncurkanproyek karbon hutan terbesar di Afrika.KonteksDRC adalah salah satu dari enam negara yangmembentuk Lembah Kongo, salah satu daerah yangpaling penting untuk keanekaragaman hayati di planet ini,dan hutan hujan tropis terbesar kedua di dunia. Daripenduduk DRC yang 71 juta jiwa, 94 persen, atau hampir67 juta bergantung pada hutan sebagai sumber energi. Diantara mereka, hampir 40 juta orang secara langsungtergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka,termasuk pertanian, kayu dan kayu bakar. Karenatekanan besar ini, laju deforestasi di DRC adalah salahsatu yang tertinggi di dunia.Masa depan Propinsi Mai-Ndombe DRC akan mencakup12 juta hektar, termasuk sembilan juta hektar hutan tropis.Di Mai-Ndombe, pertanian tebang-bakar dan eksploitasikayu untuk bahan bakar (termasuk arang) serta kayuskala rumah tangga bersama dengan permintaan untukbahan bakar dan kayu di ibukota Kinshasa adalahpenyebab utama deforestasi dan degradasi hutan. DRCtelah bekerja sejak Januari 2009 pada proses KesiapanREDD+ bawah pimpinan Kementerian Lingkungan Hidup,Konservasi Alam, dan Pariwisata (MECNT), dan dalamkemitraan dengan UN-REDD dan FCPF. Sebuah KomiteNasional REDD, Komite REDD Antar-Kementerian, danbadan koordinasi REDD+ nasional CN-REDD dibentukuntuk memastikan koordinasi dan partisipasi lintassektoral dan multi-pemangku kepentingan.WWF mulai bekerja pada REDD+ di DRC pada tahun2010, melalui pembentukan Proyek Kesiapan REDD+Mai-Ndombe dalam kemitraan dengan pemerintah pusatdan daerah dan pemangku kepentingan lainnya.Perubahan yang diharapkann Menghasilkan sebuah ER-PIN kolaboratif denganberbagai kelompok pemangku kepentingan yangakan menyediakan peta jalan untuk programpengurangan emisi yurisdiksional berskala besaryang mencakup 12 juta hektar, mencapai 300.000keluarga dan secara berkelanjutan mengurangideforestasi dan degradasi menjadi setengahnya;n Membentuk dan memperkuat kemitraan publik/swasta;n Mengembangkan mekanisme kerangka pengamansosial dan lingkungan;n Menyesuaikan inisiatif REDD+ DRC dengan LimaPrinsip Pedoman REDD +;n Menghasilkan pendanaan multilateral untukmendukung REDD+ DRC.Pencapaiann Informasi kunci telah dikumpulkan untuk Maï-Ndombemengenai isu-isu seperti penyebab deforestasi,tingkat referensi, kegiatan penting untuk pelaksanaanREDD+, biaya implementasi, dlln Proses yang memberikan kesempatan bagikekhawatiran kunci para pemangku kepentinganuntuk dikemukakan dan ditangani.n Pengembangan ER-PIN oleh DRC agar submisidapat diajukan tepat waktu kepada FCPF untukpendanaan potensial kurang lebih US$ 60 juta.n Proses bersifat partisipatif dan memasukkan masukandari perwakilan pemerintah, sektor swasta, organisasiinternasional, organisasi non-pemerintah lokal dan IPLC.n Jika diterima, ER-PIN ini akan menjadi usaha REDD+yurisdiksional yang pertama di benua Afrika danprogram REDD+ berskala besar jenis ini yang pertamayang menggabungkan investasi pemerintah,proyek-proyek perusahaan dan aksi masyarakat. Inijuga akan menciptakan standar untuk REDD+ tidakhanya di Afrika, tapi secara global.Tantangann REDD+ adalah topik yang relatif baru di DRC, danmelibatkan pemangku kepentingan dalam berbagaitingkat proses pengambilan keputusan merupakanhal yang penting, yang telah menyebabkanpengambilan keputusan lebih lama dari yang mungkintelah direncanakan.n Proses partisipatif melibatkan berbagai pemangkukepentingan, termasuk sektor swasta, denganpandangan dan prioritas yang terkadang berbeda.Seringkali sulit untuk membangun konsensus karenaperbedaan-perbedaan ini. Dalam kasus ini, terbuktisulit untuk menemukan metodologi yang menjaminkelangsungan hidup keseluruhan program REDD+sementara juga harus menyelaraskannya denganmetodologi sebelumnya yang telah disetujui untukproyek REDD+ di daerah tersebut yang telah divalidasiStandar Karbon Terverifikasi (VCS).n Harapan Komunitas akan manfaat ekonomi tinggi danperlu terus-menerus ditangani.n Perubahan staf MECNT memperlambat proses.n DRC memiliki banyak kebutuhan yang salingbertentangan, yang membuat mempersiapkanREDD+ sulit.n Sebagian struktur pemerintah memiliki kapasitasrendah untuk memimpin dan melaksanakan proses.n Peran dan tanggung jawab yang terkait denganproses pengambilan keputusan tidak sejelas yangdibutuhkan sejak awal proses.n Memastikan bahwa para pelaku lokal dan pemerintahberpartisipasi sepenuhnya dalam proses, dibandingkandengan membuat konsultan dan tim dari luar negerimengerjakan sebagian besar tugas, cukup sulit.Pelajaran yang diperolehn Kegiatan harus diakui secara resmi oleh pemerintahuntuk memfasilitasi peningkatan skalanya.n Tentukan kepemimpinan, peran dan tanggung jawabmasing-masing kelompok dengan jelas pada awalproses ER-PIN.n Sebuah proses yang inklusif dan transparan pentinguntuk membangun kepercayaan dan konsensuspemangku kepentingan.n Fasilitasi pihak ketiga dapat membuat proses lebihefisien dan efektif.n Membangun aliansi dengan pelaku sektor swasta.n Memberdayakan pemangku kepentingan yangdisasar untuk berpartisipasi penuh dalam prosesER-PIN.n Bersiaplah dengan kapasitas yang fleksibel dilapangan.n Carilah bimbingan teknis sejak awal dari Sekretariat FCPF.Program Hutan Dan Iklim WWFMENGAKSES KEUANGAN // 112


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANUntuk mendapatkan akses yang lebih baikpada pendanaan internasional, negara-negaraREDD+ dan para praktisi REDD+ harusmembiasakan diri dengan pengoperasiandana multilateral dan bilateral dan memilikipemahaman mengenai hal-hal berikut:n Mandat, pemrograman dan kronologimultilateral ini: Seperti terlihat pada Tabel 2,masing-masing dana multilateral memilikimandat dan kronologi pemrograman yangberbeda untuk menyalurkan pembiayaan.Pengenalan keseluruhan tujuan, proses danlangkah-langkah yang ada untuk terlibatdengan berbagai dana tersebut akanmerupakan langkah pertama yang utamauntuk dapat mengakses dana tersebut. DanaKesiapan FCPF, misalnya, menyediakansekitar US$ 4 juta untuk kegiatan tahap 1,dan bantuan ini dapat ditambah hingga US$5 juta lagi setelah dilakukan tinjauankemajuan mid-semester.DANA KARBON FCPF, di pihak lain, akanmengelola USD 30-50 juta pembayaran untukpengurangan emisi untuk masing-masing dari5-8 negara untuk menjadi percontohan fase 3.FIP memberikan hibah dan pinjaman yang lebihbesar, tetapi saat ini hanya mempertimbangkanenam negara percontohan, dan ini ditargetkanuntuk inisiatif kebijakan transformasional dankegiatan demonstrasi (yaitu kegiatan fase 2).n Status di dalam negeri dana multilateraldan bilateral: Juga penting untukmengetahui di mana posisi negara Andadalam hubungannya dengan danamultilateral dan bilateral. Apakah sebuahnegara percontohan FIP ? Apakah negaramengajukan laporan kemajuan tengahsemester di bawah FCPF?TABEL 2: SEBUAH TINJAUAN BEBERAPA DANA MULTILATERAL REDD+ (PER AWAL 2013)DANA KESIAPAN FCPF UN-REDD FIP DANA KARBON FCPF GEFDana yang Dijanjikan US$259 juta US$151 juta US$644 juta US$398 jutaDana Dicairkan < US$20 juta US$91 juta < US$10 juta —Fokus pada REDD+ 1 1–2 2 2–3 1–2–3MandatTata Kelola/SekretariatStatus danaKronologi pemrogramanMitra pelaksanaanBeberapa NegaraPenerima DanaSitus webKesiapan REDD+ Nasional(strategi nasional, rencanaRL dan MRV, pelibatanpemangku kepentingan)Panitia Peserta/TimPengelolaan Fasilitas24/36 RPP diajukan, 9hibah ditandatangani;beberapa tertunda 2013» catatan ide usulanKesiapan (R-PIN)» Usulan persiapanKesiapan (RPP)» Laporan kemajuantengah semester» Paket Kesiapan (Rpackage)WB, IDB (pending), UNDP(pending)Kolombia, DRC, Indonesia,Meksiko, PNG, Peru, Nepalwww.forestcarbonpartnership.org/fcpKesiapan REDD+ Nasional(strategi nasional, rencanaRL dan MRV, pelibatanpemangku kepentingan)dan peningkatan fokuspada kegiatan demonstrasiuntuk pendanaan berbasiskinerjaBadan Kebijakan /Sekretariat16 negara Mitra dengandana yang telah disetujuiuntuk program nasionalUN-REDDDokumen ProgramBersamaFAO, UNDP, UNEPDRC, Bolivia, PNG,Vietnamwww.un-redd.orgPerubahan transformasionaldalam sektor-sektor yangterkait dengan hutan,termasuk fokus padapelibatan sektor swasta danpemanfaatan tambahan dana(termasuk cadangan sektorswasta dan mekanisme hibahkhusus bagi masyarakat adatdan komunitas lokal)Sub-Komite/SatuanAdministratif7-8 negara telah menyetujuirencana investasi» hibah persiapan rencanaInvestasi» misi Penjajakan» dukungan/persetujuanRencana Investasi» Persetujuan ProyekAFDB, ADB, EBRD, IDB,IFC, WBPeru, DRC, Meksiko, Brasil,Indonesia, Ghanawww.climateinvestmentfunds.org/cif/node/5Mengadakan percontohanpeningkatan jumlahpembayaran-untuk-kinerja,termasuk pembayaranuntuk pengurangan emisiyang dihasilkan darikebijakan, peraturan,pengelolaan hutan danperencanaan penggunaanlahanPeserta CF/TimPengelolaan FasilitasMenerima submisi ER-PIN;pemberian awal diharapkan2014» catatan ide Programpengurangan Emisi(ER-PIN)» persetujuan paketKesiapan» negosiasi Programpengurangan Emisi» kesepakatan pembayaranpengurangan Emisi(ERPA)WBDRC, Nepalwww.forestcarbonpartnership.org/fcp~ USD 1,4 miliar Total per tahun~ USD 15-20 juta setahun untukREDD+~ USD 1 miliar Total per tahun~ USD15 juta per tahununtuk pengelolaan hutanberkelanjutan dan REDD+Mengenai pengelolaanhutan berkelanjutan: Untukmempertahankan danmeningkatkan nilai ekonomi,sosial dan lingkungan darisemua jenis hutan, untukkepentingan generasisekarang dan mendatangPengurus GEF / SekretariatGEF / mitra PelaksanaLebih dari 300 proyekpengelolaan hutan berkelanjutandidanai sejak 1991» sistem alokasi hibah GEF(yang disebut STAR)mendefinisikan tingkatkeseluruhan dana untukmasing-masing negara,termasuk pendanaanuntuk mitigasi dan adaptasiperubahan iklim.»Negara dan mitra pelaksanamengusulkan program danproyek-proyek yang spesifikWB, IDB, ASB, AfDB, FAO,UNDP, UNEP, WWFParaguay, Peru, Indonesia,Brasil, Thailand, India,Lembah Kongo, lainnyawww.thegef.orgProgram Hutan Dan Iklim WWFAccessing Finance // 113


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSPEMBIAYAAN HUTAN KONSERVASI DI JANTUNG BORNEOThe Heart of Borneo merupakan inisiatif multilateralyang dipimpin oleh pemerintah Brunei, Indonesia, danMalaysia. Pada tahun 2007 ketiga pemerintahmenandatangani deklarasi HoB, berkomitmen untukkonservasi dan pembangunan berkelanjutan di seluruh22 juta hektar hutan hujan tropis lintas batas. WWFdan beberapa mitra mendukung pelaksanaan rencanaaksi regional serta program nasional pekerjaan dimasing-masing dari ketiga negara ini. Pekerjaan inimencakup lima prioritas: Kawasan yang Dilindungi,Konservasi Lintas Batas, Pengelolaan HutanBerkelanjutan, Ekowisata dan PembangunanKapasitas.Sejak 2010, WWF dan para mitra telah bekerja samadengan ketiga pemerintah tersebut untuk merancangstrategi yang akan memungkinkan mereka untuksecara berkelanjutan mengelola modal alam yang luasdari Heart of Borneo sebagai bagian dari rencanapembangunan ekonomi jangka panjang. Dalam rangkamembangun ekonomi hijau di Heart of Borneo, harusdilakukan investasi untuk menciptakan kondisi yangkondusif bagi keberhasilan jangka panjang. SelamaKTT Rio+20, WWF dan Presiden IndonesiaYudhoyono meluncurkan laporan berjudul Heart ofBorneo: Berinvestasi di Alam untuk Ekonomi Hijau.Laporan yang pertama dari jenisnya ini menjelaskanjalur untuk mencapai ekonomi hijau di masa depandalam Heart of Borneo, menampilkan nilai-nilai sangatpenting ekosistem dan keanekaragaman hayati Heartof Borneo serta menggarisbawahi biaya lingkungandan sosial yang merupakan akibat kegagalan ekonomisaat ini untuk memperhitungkan nilai modal alam.Laporan ini menghadirkan solusi kebijakan dan pilihaninvestasi, serta menganalisis peluang di lapanganuntuk industri perhutanan, pertanian danpertambangan untuk berkontribusi pada ekonomi hijaudi masa depan.Program Hutan Dan Iklim WWFThe Heart of Borneo adalah salah satu dari empatprogram fokus yang didukung oleh kemitraan WWFdengan Bank Pembangunan Asia (ADB). WWF danADB telah bekerja erat dengan mitra lainnya, termasukbadan-badan PBB dan lembaga bilateral, untukmembantu Pemerintah Indonesia menggunakanpembiayaan fast-start REDD+ untuk berinvestasidalam peningkatan kapasitas, penguatankelembagaan, analisis dan reformasi kebijakan, sertaperencanaan pembangunan hijau dan rendah-karbon.Harapannya adalah bahwa pembiayaan REDD+ dapatmendukung rencana pertumbuhan ekonomi hijau danberkelanjutan yang berusaha untuk melestarikanmodal alam dan ekosistem serta mengurangikemiskinan. Sebuah contoh nyata dari pendekatan iniadalah Program Investasi Hutan (FIP) di Indonesia.Sebagai bagian dari program-program senilai USD 70juta yang dirancang oleh Pemerintah Indonesia danpara mitra multilateral (Bank Dunia, IFC dan ADB),alokasi sementara sebesar USD 23 juta akanditujukan untuk menangani REDD+ dan penghijauan dikawasan Heart of Borneo. Program ini bersama-samadirancang oleh Pemerintah Indonesia, ADB dan WWFdan selaras dengan rencana aksi nasional untuk Heartof Borneo di Indonesia. Program ini secara khususakan mendukung perencanaan tata ruang,pemanfaatan lahan hutan dan program pengentasankemiskinan pada masyarakat yang bergantung padahutan di dua kabupaten di Propinsi Kalimantan Barat,serta kegiatan kesiapan REDD+ yang lebih luas yangberkontribusi terhadap rencana tingkat propinsi dannasional di negara ini. Program FIP diharapkan dapatmemberikan kontribusi nyata pada prioritas yangdiuraikan dalam laporan Heart of Borneo: Berinvestasidi Alam untuk Ekonomi Hijau.Pengetahuan ini penting tidak hanya untukperunding pemerintah. Langkah-langkahperencanaan yang dilakukan suatu negara untukmengakses pendanaan REDD+ multilateral danbilateral menyediakan beberapa peluang yangterbaik untuk organisasi non-pemerintah (LSM)dan organisasi masyarakat sipil (OMS) untukterlibat dalam proses REDD+ negara. Hal inidisebabkan fakta bahwa dana multilateral danbilateral menuntut pemerintah yang mencaripendanaan REDD+ internasional melibatkanpara pemangku kepentingan dalam negeridalam pengembangan dan penelaahan proposalpendanaan REDD+. Selain itu, pemerintahterkadang tidak memiliki kapasitas administrasidan/atau teknis yang memadai untukmenyusun banyak unsur yang dibutuhkan olehdana bilateral dan multilateral dan menyambutbaik dukungan teknis dari LSM dan CSO.Pendanaan sektor swastaWalaupun peran sektor swasta dalampendanaan REDD+ saat ini terbatas, sumbersumberswasta dana REDD+ bisa —dan sebagianorang mengatakan harus—memainkan peranpenting di masa depan. Ada berbagaimekanisme yang membuat sektor swasta bisamenjadi sumber signifikan dari pendanaanREDD+ (Parker dan Cranford, 2012).n Investasi sektor swasta dalam pasarkarbon internasional: Jika negara-negarapenghasil emisi gas rumah kaca yang besarberkomitmen kuat untuk pengurangan emisinasional dan juga setuju bahwa sebagian daripengurangan tersebut bisa dalam bentukmembeli offset karbon di pasar karboninternasional, maka negara-negaraberkembang tropis dapat membawapengurangan emisi terverifikasi REDD+mereka ke pasar karbon internasionaltersebut dan investor swasta dapatmembelinya, baik untuk tujuan kepatuhanatau untuk memperdagangkannya lebihlanjut. Hal seperti ini belum pernah terjadisampai pertengahan 2013 ini, dan karena itu,di luar Uni Eropa, pasar offset karbon tetapkecil dan partisipasi karbon hutan didalamnya sangat minim.n Investasi sektor swasta di pasar karbonnasional di negara berkembang: Sebagiandari negara berkembang yang lebih maju—termasuk Brasil , Peru, Chili dan Cina— juga mulai mengembangkan sistemcap-and -trade nasional (sering sektoral)yang dapat menciptakan pasar karbonnasional, yang akan dapat menjadi sumberpembiayaan swasta nasional untuk REDD+.n Investasi sektor swasta di pasar karbonsukarela dan offset keanekaragamanhayati yang terkait: pasar jasa ekosistemSukarela, di mana pembeli swasta membelikarbon, keanekaragaman hayati atau jasalingkungan lainnya secara sukarela, tetapterbatas namun dapat tumbuh di masadepan, baik melalui peningkatan tanggungjawab perusahaan atau melalui permintaankonsumen (memberikan suara atau votingdengan keranjang belanja Anda). Skemaini memiliki potensi untuk menjadi sumberpendanaan untuk REDD+ dan programkonservasi lainnya dan telah dieksplorasidan diterapkan di beberapa negara, tapisejauh ini ukurannya sangat terbatas. 11n Komoditas hijau: Sumber lain pembiayaansektor swasta untuk REDD+ bisa datangmelalui sertifikasi rantai pasokan komoditasutama yang saat ini merupakan penyebabdeforestasi dan degradasi di banyak hutantropis. Beberapa contoh termasukpertemuan-pertemuan forum mengenaikedelai dan minyak sawit yang bertanggungjawab (RSPO dan RTRS) dan ForestMENGAKSES KEUANGAN // 114


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANStewardship Council (FSC) atau DewanPemelihara Hutan. WWF telah berada didepan dari banyak skema sertifikasi inimelalui Program Transformasi Pasarnya 12Penting untuk dicatat bahwa, sejauh ini,skema sertifikasi telah dirancang untukmenjamin mutu lingkungan dari hasil tetapibelum ditujukan untuk sertifikasi kuantitasnya.Dengan munculnya REDD+ ada upaya yangberkembang ke arah yang kedua dengan mosi16 Forest Stewardship Council (FSC), terkaitdengan REDD+, dan dialog antara FSC danStandar Emas (lihat motions.fsc.org/ motions).SUDUT PANDANG WWFSampai pertengahan 2013,WWF telah mengembangkantiga makalah posisi pentingmengenai dana REDD+.Makalah kunci pertama adalahMakalah Posisi Juli 2009 tentang Hutan danMitigasi Perubahan Iklim. Makalah ini menyorotikebutuhan untuk beberapa sumber keuangandalam pendekatan tiga tahap —dengancampuran pendanaan publik dan swastadominan dalam fase 1 dan 2, dan pendanaanmelalui permintaan karbon offset dari pasarkepatuhan diperbolehkan dengan persyaratanyang ketat hanya kalau suatu negara telahmencapai fase 3.Makalah kedua adalah Makalah Posisi Februari2011 mengenai Pengkreditan di Pasar Sukareladalam Tindakan Dini dan Program REDD+WWF. Makalah ini menggarisbawahi sejauhmana kantor WWF bisa bermitra denganorganisasi sektor swasta yang inginmenyeimbangkan emisi mereka melalui proyekWWF. Makalah ini menjelaskan, antara lain,bahwa hal ini dapat diterima hanya untukperusahaan yang telah melakukan upaya yangsignifikan untuk mengurangi emisi merekasendiri dan selama kredit yang berasal dariproyek-proyek ini telah ditarik.Makalah posisi pembiayaan REDD+ terbaruadalah Makalah Posisi November 2011 tentangPembiayaan REDD+. Makalah ini membahasbeberapa isu pendanaan REDD+ yang masihsedang dibahas dalam perundingan UNFCCC,termasuk skala, sumber, instrumen penyampaiandan arsitektur keuangan internasional REDD+.SUMBER LEBIH LANJUTMakalah posisi WWF REDD+Makalah-Makalah Posisi WWFtentang REDD+ dapat diaksesdi wwf.panda.org/what_we_do/footprint/forest_climate2/solutions, atau dengan melakukan pencariandari www.panda.org dengan judul makalah.Sumber kunci eksternalUpdate Dana Iklim (www.climatefundsupdate.org) adalah sumber yang bagus untuk melacakbaik sumber maupun distribusi keuangan yangterkait dengan iklim, termasuk REDD+.REDD+ Desk (www.theredddesk.org)memberikan gambaran yang sangat baikmengenai status pembiayaan REDD+ diberbagai negara.Dana website MultilateralFasilitas Kemitraan Karbon Hutan(www.forestcarbonpartnership.org/fcp).Secara khusus, lihat link spesifik untuknegara-negara REDD+ dan keputusankeputusanterbaru di bawah pertemuan FCPF.Program Investasi Hutan (www.climateinvestmentfunds.org/cif/node/5).Tautan negara percontohan menampilkankemajuan program di setiap negara bersamadengan dokumen-dokumen penting, focal pointMDB, dllUNREDD (REDD PBB) (www.un-redd.org)GEF (www.thegef.org/gef/SFM)Situs Web Dana BilateralInisiatif Karbon Hutan InternasionalAustralia www.climatechange.gov.au/government/initiatives/international-forestcarbon-initiative.aspxInisiatif Iklim Internasional Jermanwww.bmu-klimaschutzinitiative.dePendanaan Fast-Start Jepang www.faststartfinance.org/contributing_country/japanInisiatif Iklim Internasional dan HutanNorwegia www.regjeringen.no/en/dep/md/Selected-topics/climate/the-government-ofnorways-international-.html?id=548491Dana Iklim Internasional Inggriswww.decc.gov.uk/en/content/cms/tackling/international/icf/icf.aspxDAFTAR PUSTAKABARTON, D. N., A. CHACON, dkk.2012. Dari Rio ke Rio +: Pelajaran dari20 tahun pengalaman dalam JasaLingkungan di Kosta Rika. IIED,London, Inggris.BROWN, J., dkk. 2011. Keuangan Fast-start untukmengatasi perubahan iklim: apa yang kita ketahui di titiktengah. ODI, London, Inggris.ELIASCH, J. 2008. Perubahan Iklim: Pembiayaan HutanGlobal. The Eliasch Review. London, Inggris.KARSENTY, A. 2012. Pilihan pembiayaan untukmendukung kegiatan REDD+. CIRAD, EC, Brussels, Belgia.LIU, C. DAN WU, B. 2010. Program Grain for Green di Cina:Pembuatan Kebijakan dan Implementasi. The University ofNottingham China Policy Institute, Nottingham, Inggris.MAY, P.H., GEBARA, M.F., dkk. 2012. Pajak PertambahanNilai “Ekologis” (ICMS-Ecológico) di Brasil dan efektivitasnyadalam konservasi keanekaragaman hayati Negara: analisiskomparatif. Konferensi Biennial ke-12 MasyarakatInternasional untuk Ekonomi Ekologis, Rio de Janeiro, Brasil.PARKER, C., BROWN, J., dkk. 2009. Buku Kecil KeuanganIklim. Global Canopy Programme, Oxford, Inggris.CATATAN AKHIR1. Lampiran II Para Pihak adalahmereka yang memiliki kewajibankeuangan di bawah konvensi.2. Keputusan 2/CP.13 ayat 53. Keputusan 2/CP.15 ayat 84. Keputusan 2/CP.17 ayat 65.5. Keputusan 2/CP.17 ayat 72.6. Lihat PBB (2013) Bagian C pasal 25 sampai 40.7. Lihat www.climatefundsupdate.org.8. Amazon Fund dapat dianggap sebagai dana regional,karena mendanai beberapa negara Amazon dan bukanhanya Brasil, atau sebagai dana nasional karenamerupakan lembaga Brasil dan sebagian besar danatersebut masuk ke Amazon bagian Brasil.9. Lihat www.un-redd.org/AboutUN-REDDProgramme/tabid/102613/Default.aspx10. Situs GEF, 2013.11. Sebagai contoh, pemerintah Jepang telah menyusunskema offset karbon sukarela nasional yang disebutJ-VER yang menyetujui rosot hutan. Volumeperdagangan dan harga di pasar ini mendukungargumen kami bahwa pasar karbon sukarela terusmenyediakan sumber pendapatan terbatas bagi REDD+.12. Lihat wwf.panda.org/what_we_do/how_we_work/businesses/transforming_marketsProgram Hutan Dan Iklim WWFMENGAKSES KEUANGAN // 115


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+MENCAPAI REDD+PEMBAGIANMANFAATUNDUH BAB INI© Julie Pudlowski / WWFProgram Hutan Dan Iklim WWF PEMBAGIAN MANFAAT // 116


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPesan Kuncin Sistem-sistem pembagian manfaat menentukan alokasi sumberdaya yang sering langka kepada berbagai pelaku. Dalammendistribusikan manfaat tersebut, menentukan keseimbanganefisiensi, efektivitas dan ekuitas akan menjadi elemen pentingdalam pengambilan keputusan REDD+.n Sistem pembagian manfaat harus memberikan insentif yangefektif untuk tindakan dan membangun dukungan danlegitimasi terhadap mekanisme REDD+. Insentif-insentif dapatmemiliki berbagai bentuk yang menyasar berbagai daerahatau sektor geografis. Insentif tersebut dapat didesain untukmenyasar negara, wilayah, komunitas, rumah tangga atauperusahaan. Selanjutnya, insentif dapat bersifat finansialmaupun non-finansial dan dapat disampaikan sebagaiinvestasi programatik di muka atau sebagai pembayaran ataskinerja setelah kegiatan selesai.n Partisipasi dan konsultasi pemangku kepentingan yang luas akanmenjadi penting dalam menentukan kebutuhan masing-masingpelaku untuk sistem-sistem pembagian manfaat. Negara danwilayah yurisdiksi akan perlu menentukan prioritas yang akanmemandu bentuk manfaat yang akan diwujudkan, bagaimanamanfaat tersebut akan diakses, dan kapan manfaat tersebut akantersedia agar dapat dipastikan bahwa insentif tersebut bermaknadan dapat diakses para penerima manfaat.Program Hutan Dan Iklim WWF PEMBAGIAN MANFAAT // 117


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHAN© Edward ParkerPENDAHULUANDalam bab ini kita merujuk pada pembagianmanfaat sebagai pengaturan keuangan dankelembagaan yang mengatur distribusidana atau pendapatan REDD+ kepadapemangku kepentingan utama agar supayamendorong kontribusi mereka terhadaphasil-hasil REDD+. Pembagian manfaat REDD+melibatkan mengarahkan insentif kepadapelaku tertentu untuk memotivasi mereka agarmelakukan kegiatan yang paling berkontribusiterhadap tujuan program REDD+.Ada berbagai jenis manfaat yang dapatdigunakan dalam REDD+ yang akan memilikiarti penting dan kegunaan yang berbeda untukkelompok pemangku kepentingan yangberbeda. Insentif dapat dibuat di berbagaitingkatan (misalnya sektor publik, sektorswasta, rumah tangga), dan di berbagai daerahatau sektor geografis. Beberapa insentif untukmencapai REDD+ dapat berupa pembayarantunai (misalnya kepada pemerintah, rumahtangga atau komunitas) sementara yang lainakan berupa non-moneter, seperti dukunganuntuk mata pencaharian yang berkelanjutanatau infrastruktur berskala kecil, termasukpeningkatan pengelolaan sumber daya(misalnya investasi pada teknologi baru dan/atau perpanjangan dalam pertanian yangramah hutan atau kehutanan), pengolahan,atau pemasaran (misalnya investasi padabidang teknologi, kebijakan pelengkap untukmenjamin harga dan/atau subsidi untukproduk yang berkelanjutan).Walaupun sistem-sistem pembagian manfaatakan bervariasi tergantung pada kebutuhan dankonteks nasional dan znasional, ada beberapaprinsip dan praktek yang menyeluruh yangdapat menjadi dasar rancangan pengaturanpembagian manfaat REDD+. Secara khusus,sistem pembagian manfaat sangat pentingdalam perancangan pengaturan pembagianmanfaat REDD+. Ketiga kriteria tersebutadalah:n Kegiatan REDD+ harus menghasilkanpengurangan emisi yang dapatdikuantifikasi. Efektivitas mekanismepembagian manfaat dapat ditentukan olehsejauh mana mekanisme tersebutmenciptakan insentif yang signifikan untukberkontribusi terhadap tujuan inin Oleh karena terbatasnya dana yangtersedia untuk REDD+, menyasar kegiatanyang menghasilkan pengurangan emisiyang paling besar per unit biaya, atau bangfor the buck harus menjadi pertimbanganpenting. Efisiensi mekanisme pembagianmanfaat REDD+ dapat diukur denganjumlah pengurangan emisi (dan manfaatlainnya) yang dicapai per unit biaya.n REDD+ dapat menghasilkan baik biayamaupun manfaat untuk berbagai pemangkukepentingan, geografi dan kegiatan. Desaindan pelaksanaan REDD+ harusmempertimbangkan pemerataan distribusibiaya dan manfaat tersebut agar supayapemangku kepentingan atau wilayah tertentutidak menanggung jumlah yang tidakproporsional dari biaya maupun menerimajumlah yang tidak proporsional darimanfaatnya.REDD+ juga memiliki potensi untukmemberikan manfaat karbon dan non-karbon(yaitu sosial dan lingkungan) (lihat babtentang Kerangka Pengaman Sosial danLingkungan). Mekanisme-mekanismepembagian manfaat dapat memilih untukmengalokasikan sebagian pendapatan REDD+untuk manfaat non-karbon (yang melebihi apayang diperlukan untuk kepatuhan yangmemadai terhadap kerangka pengaman).Dalam literatur, pemerataan manfaat REDD+(serta biaya) sering dianggap sebagai tujuanutama dari mekanisme pembagian manfaat(Angelsen dkk., 2009). Lagi pula, diskusimengenai mekanisme pembagian manfaat seringjuga menyasar komunitas yang miskin dan/atauterpinggirkan (Peskett dkk., 2008, Peskett, 2011).Dalam bab ini, kita berfokus secara lebih luaspada desain mekanisme pembagian manfaatREDD+ pada tingkat nasional dan sub-nasionaluntuk memotivasi para penerima manfaat yangdisasar untuk berkontribusi terhadap hasil-hasilREDD+. Kita juga akan mempertimbangkanberbagai pendekatan untuk mengidentifikasipenerima manfaat, membedakan kelompokkelompokpenerima manfaat dan menentukanprioritas untuk pembagian manfaat dalamkonteks 3E tersebut.KONTEKS KEBIJAKAN INTERNASIONALPembagian manfaat seringdibahas dalam konteks keuanganREDD+ dalam negosiasikebijakan internasional. Diantara badan-badan ini yangpaling signifikan dan berkembang adalahKonvensi Kerangka Kerja PBB tentang PerubahanIklim (UNFCCC), yang telah membahas keuanganREDD+ sejak tahun 2007 pada Konferensi ke-13Para Pihak UNFCCC (COP 13) di Bali. Padatingkat internasional, beberapa lembagamultilateral dan sukarela lainnya, terutama ForestCarbon Partnership Facility (FCPF), UN-REDDdan Kerangka Pengaman Sosial dan LingkunganREDD+ (SES), telah menentukan modalitasuntuk mendistribusikan manfaat REDD+. Berikutadalah uraian perundangan kebijakaninternasional yang telah dikembangkan sampaisaat ini di bawah UNFCCC serta lembagalembagasukarela dan multilateral ini.Program Hutan Dan Iklim WWFPEMBAGIAN MANFAAT // 118


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANCOP 16: Cancun 2010Pada tahun 2010, dalam COP 16 di Cancun,diputuskan dua hal utama yang menjadi cirikhas pembagian manfaat REDD+. Kedua haltersebut berkaitan dengan skala, yaitu bahwaREDD+ akan diimplementasikan di tingkatnasional (sub-nasional), dan dengan syarat,bahwa pembayaran harus dikaitkan denganhasil yang dapat diukur (fase 3), yaitu (a)mengurangi emisi dari deforestasi, (b)mengurangi emisi dari degradasi hutan, (c)melestarikan simpanan karbon hutan, (d)mengelola hutan secara berkelanjutan dan (e)meningkatkan simpanan karbon hutan. 1Dana kesiapan REDD+ (fase 1 dan 2) membayaruntuk memungkinkan kebijakan dan kegiatanpendukung yang diperlukan untukmembuahkan hasil tersebut, termasukpembangunan kapasitas untuk para peserta,pelibatan pemangku kepentingan, penegakanhukum, biaya menciptakan institusi dan aturanbaru, mengembangkan sistem MRV, dll 2 . Jugasecara umum disepakati bahwa investasi dalamREDD+ juga harus diarahkan pada berbagaimanfaat lingkungan dan sosial, termasukperbaikan dalam sistem penguasaan lahan,mempromosikan mata pencaharian masyarakatadat dan masyarakat lokal (IPLC), danmeningkatkan konservasi keanekaragamanhayati. 3COP 17: Durban, 2011Pada tahun 2011 dalam COP 17 di Durban, parapihak mulai mempertimbangkan apakahpembiayaan REDD+ berbasis hasil harus lebihdaripada sekedar karbon dan menyertakanmanfaat non-karbon. Diskusi ini masihberlangsung dengan berbagai pandangan diantara para pihak, dari mereka yang melihathasil didefinisikan secara sempit sebagaipemberian pengurangan emisi sampai merekayang lebih suka definisi yang lebih holistik yaituhasil yang mencakup berbagai manfaat REDD+.Program UN-REDDProgram UN-REDD adalah inisiatif multilateralbesar yang mendukung investasi dalampengembangan strategi REDD+ danpembangunan kapasitas. Program UN-REDD initelah mengembangkan Prinsip & Kriteria Sosialdan Lingkungan serta Alat Manfaat dan Risiko(Bert) untuk membantu negara-negara menilaiapakah mereka telah menangani kerangkapengaman sosial dan lingkungan, termasukkriteria spesifik yang berhubungan denganpembagian manfaat. Akan tetapi, karenatampaknya tidak ada persyaratan atau insentifuntuk menggunakan alat ini, masih belum jelasbagaimana semua itu akan diterapkan olehnegara-negara percontohan Program UN-REDD(UN-REDD, 2012).Forest Carbon Partnership Facility(Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan)Dana Karbon Forest Carbon Partnership Facility(FCPF) telah mengundang negara-negaraREDD+ dan para pemangku kepentingan untukmemberikan masukan untuk desain panduanmetodologis untuk sistem distribusi manfaatbagi peserta Dana Karbon. Menurut draftLembar Ketentuan Kesepakatan PembelianPengurangan Emisi (ERPA) FCPF, penjual(negara REDD+) harus mengembangkanRencana Manfaat yang menjelaskan bagaimananegara tersebut akan membagikan “sejumlahyang signifikan dari manfaat yang berupa uangatau yang lain” dari Program PenguranganEmisi (ER) dengan para pemangku kepentinganyang terkait. Selain itu, rekomendasi dariKelompok Kerja Pendekatan Metodologis danPenetapan Harga juga memberikan panduanawal tentang pembagian manfaat, termasukbahwa “Program ER menggunakan mekanismepembagian manfaat yang jelas, efektif dantransparan dengan dukungan masyarakat luasdan dukungan dari pemangku kepentinganterkait lainnya” dan bahwa “desain mekanismepembagian manfaat harus menghormatihak-hak adat atas tanah dan wilayah danmencerminkan dukungan masyarakat luas,sehingga insentif REDD+ digunakan secaraefektif dan adil” (FCPF 2012, Rekomendasi dariKelompok Kerja Pendekatan Metodologis danPenetapan Harga untuk Dana Karbon FCPF).Standar sukarelaBeberapa standar sukarela, yaitu Standar Sosialdan Lingkungan REDD+ (REDD+ SES); Iklim,Masyarakat dan Keanekaragaman Hayati (CCB);dan Rencana Vivo telah mengembangkanpedoman untuk pembagian manfaat REDD+(lihat bab Kerangka Pengaman Sosial danLingkungan). REDD+ SES telahmengembangkan prinsip-prinsip dan kriteriauntuk pembagian manfaat yang adil sertapenguasaan lahan dan mata pencaharian.Sertifikasi CCB mensyaratkan bahwa “manfaatdari program REDD+ dibagi secara merata diantara semua pemangku kepentingan danpemegang hak” (lihat www.redd-standards.org)OPSI NASIONAL DAN SUB-NASIONALMengingat keberagamankonteks nasional dan lokal,tidak realistis untukmengharapkan bahwa dapatdikembangkan suatu modeltunggal mekanisme pembagian manfaat.Sejumlah studi telah meneliti fitur desainpengaturan pembagian manfaat REDD+,dengan mengikuti prinsip-prinsip 3E sebagaipanduan (IUCN, 2009, Myers Madeira dkk.,2012, Davis dkk., 2012, PROFOR 2011,Costenbader, 2011). Sebuah studi terbaru olehThe Nature Conservancy (Myers Madeira dkk.,2012) mengidentifikasi beberapa parameterdesain kunci untuk pembagian manfaat yangmungkin relevan untuk banyak negara REDD+:n Menentukan sasaran manfaat program danalasan untuk pembagian manfaat sertaklarifikasi mengenai penerima manfaatdan persyaratan agar mereka dapatmenerima manfaat;n Membuat manfaat yang sesuai untukmenciptakan insentif (atau kompensasi) yangmemadai untuk dapat memotivasi perilakuyang diinginkan dari masing-masing pelaku,termasuk keputusan tentang bentuk, skaladan waktu pemberian manfaat yang tepat;n Waktu dan frekuensi manfaat, termasukapakah manfaat yang disampaikanberdasarkan hasil baik yang aktual ataupunyang diperkirakan, yang akan tergantungpada masing-masing biaya dan risiko yangdihadapi oleh para pemangku kepentingan;n Memberikan manfaat, termasuk tata keloladan struktur keuangan yang diperlukanserta jenis aturan dan lembaga yang akanmendasarinya.Bab ini selebihnya akan mengeksplorasiunsur-unsur ini secara lebih mendalam danmengajukan pilihan desain untuk masingmasingunsur. Topik pembagian manfaatberhubungan erat dengan topik-topik yanglain seperti kerangka pengaman, kepemilikanlahan, manfaat non-karbon dan mekanismepengaduan, termasuk bagaimanamemastikan transparansi danpengungkapannya. Topik-topik ini dibahasdalam bab terpisah dalam penerbitan ini.Program Hutan Dan Iklim WWFPEMBAGIAN MANFAAT // 119


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANMenentukan sasaran manfaatAgar REDD+ dapat secara memadai mengatasipenyebab deforestasi dan degradasi hutan danuntuk meningkatkan simpanan karbon (yaituefektivitas), program-program REDD+ akanperlu mengidentifikasi dan menyasarpemangku kepentingan yang paling relevanpada setiap tingkat. Ini termasuk populasipemangku kepentingan yang mungkin sangatbesar dan sangat beragam mulai dari IPLCsampai produsen pertanian skala besar.Menetapkan sasaran manfaat REDD+ harusmemperhitungkan berbagai faktor seperti variasigeografis deforestasi, penyebab lokal deforestasi,kepemilikan, perbedaan dalam biayaperlindungan hutan dan potensi manfaat yangdapat dicapai dalam implementasi REDD+ diberbagai wilayah negara (misalnyapenanggulangan kemiskinan dan konservasikeanekaragaman hayati). Oleh karena itupenetapan sasaran ini akan membutuhkankapasitas kelembagaan yang kuat untukmengumpulkan dan mengelola data mengenaikarakteristik kunci yang terkait dengan calonpenerima manfaat dan kegiatan yang harusdisasar.Setiap negara harus menentukan prioritasuntuk pembagian manfaat dalam REDD+,karena sumber daya ada kemungkinan tidakakan memadai untuk menutup sepenuhnyabiaya yang terkait dengan perubahan perilakupenggunaan lahan. Mendefinisikan prioritasdiwujudkan dalam keputusan politik yang akanbervariasi dari satu negara dengan negara yanglain. Mungkin akan lebih efektif dan efisienuntuk memberikan manfaat di daerah yanglebih mudah diakses di mana ada tekanandeforestasi dan degradasi hutan yang terbesar.Namun, pendekatan yang didasarkan hanyaVIDEO WEBINAR: PERENCANAANPENGELOLAAN MASYARAKAT DANREDD+SESI BELAJAR 2pada efektivitas dan efisiensi mengabaikanpertimbangan keadilan. Di banyak negara,kelompok-kelompok penduduk di daerah yangrelatif terisolasi telah memainkan peran historisyang penting dalam melestarikan kawasankawasanhutan yang luas.Secara praktis ini berarti akan diperlukan untukmengikuti pendekatan bertahap di manawilayah geografis tertentu berfungsi sebagaipercontohan untuk memberikan manfaatsampai manfaat tersebut dapat diberikan secaralebih luas. Mengingat pendekatan partisipatifdirekomendasikan untuk menentukankebijakan dan program REDD+, akan sangatpenting untuk menentukan kriteria yangtransparan untuk memprioritaskan wilayahgeografis dan/atau kelompok tertentu, danpemerintah perlu menetapkan perusahaan dansasaran yang ketat untuk memperluas manfaatuntuk memastikan bahwa akhirnya manfaat inidapat diterima oleh sebagian besar dari merekayang berpotensi menjadi penerima manfaat.Menciptakan manfaat yang sesuaiAda berbagai cara di mana manfaat dalamREDD+ dapat disesuaikan untuk mendorongpara pemangku kepentingan yang berbedauntuk mengubah praktik penggunaan lahandalam jangka panjang. Ini dapat secara luasdiklasifikasikan sebagai manfaat moneter dannon-moneter.Manfaat moneterPembayaran dalam bentuk uang tunai relatifsederhana untuk dilaksanakan dan karena itudapat meningkatkan efisiensi program REDD+.Namun, insentif moneter langsung telah terbuktimembawa risiko yang merugikan, sepertipenyunatan, korupsi dan menyingkirkanmotivasi intrinsik untuk melakukan hal yangtepat bagi masyarakat (Blom dkk., 2010,Cranford dan Mourato, 2011, Myers Madeiradkk., 2012). Ada juga risiko pembayaran tunaiskala kecil yang dihabiskan untuk barang-barangyang tidak berkontribusi terhadap peningkatankesejahteraan atau mata pencaharian. Akantetapi, dalam kondisi tertentu pembayaran tunaibisa efektif (WWF, akan terbit), seperti ketika:n Ketergantungan pada sumber daya rendah;n Ada akses ke pasar berbasis uang tunai;n Ada kapasitas/keterampilan yang memadaidalam berhitung, tabungan, investasi dankewirausahaan;n Kepemilikan atas tanah/pohon/karbon jelas;n Pendanaan jangka panjang terjamin.Manfaat non-moneterProgram REDD+ dapat menggunakan manfaatnon-moneter untuk memotivasi ataumengaktifkan perubahan perilaku danmemberikan manfaat nyata bagi para pemangkukepentingan di lapangan. Manfaat tersebutantara lain peluang mata pencaharian danpendapatan, peningkatan infrastruktur sertakondisi kesehatan dan pendidikan, kepemilikanlahan dan ketahanan pangan, berkurangnyakerentanan terhadap perubahan iklim, sertapemberdayaan individu dan masyarakat untukberpartisipasi dalam keputusan-keputusan yangmempengaruhi penggunaan dan pembangunanlahan lokal. Manfaat non -moneter dapat bersifattransformasional terhadap ekonomi lokaldengan menyediakan alternatif untuk perilakupenggunaan lahan yang sudah menjadikebiasaan, dan dengan demikian memberikankontribusi untuk pembangunan jangka panjang.Manfaat non-moneter juga dapat menjadi pentingdalam membangun lingkungan kelembagaanyang diperlukan untuk pembayaran uanglangsung (Cranford dan Mourato, 2011). Namundemikian kita harus hati-hati ketika merancangmanfaat non-moneter untuk memastikan bahwamanfaat tersebut konsisten dengan tujuankonservasi yang sedang diupayakan melaluiprogram REDD+; kegiatan mata pencahariantertentu bisa memberikan tekanan deforestasitambahan justru pada hutan yang kita sedangusahakan untuk melindunginya melalui REDD+.Manfaat non-moneter mungkin paling tepatdi mana (WWF, dalam proses penerbitan):n Ada permintaan yang kuat dan jangka panjanguntuk produk/jasa yang berkelanjutan;n Kapasitas untuk menabung dan investasiuang tunai kurang;n Ada hubungan kuat antara aktivitas matapencaharian dan konservasi;n Pasar untuk produk/jasa dapat diakses;n Penggunaan lahan baru yang berkelanjutandapat bersaing secara ekonomi denganpenggunaan yang adaVIDEO WEBINAR: PEMBAYARAN JASAEKOSISTEM DAN REDD+SESI BELAJAR 9Program Hutan Dan Iklim WWFPEMBAGIAN MANFAAT // 120


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFOKUSPENARGETAN PEMBAYARAN DALAM DESAIN PROGRAM REDD+Socio Bosque, Ekuador(sociobosque.ambiente.gob.ec)Socio Bosque Ekuador adalah program yang dipimpinpemerintah yang diluncurkan pada tahun 2008 dengantujuan ganda menangani deforestasi dan menanganikemiskinan. Program ini menggunakan dua skemapembayaran yang diarahkan kepada keluarga ataumasyarakat. Penargetan spasial peserta dilakukanmelalui pemeringkatan tiga kriteria: (1) ancamandeforestasi, (2) pentingnya pelayanan ekosistem(misalnya penyimpanan karbon, regulasi siklus air,habitat keanekaragaman hayati) dan (3) tingkatkemiskinan. Kedua skema pembayaran ini didasarkanpada kesepakatan konservasi sukarela yangberlangsung 20 tahun (dan setelah itu dapatdiperbarui), yang dimonitor kepatuhannya.Pembayaran dilakukan per hektar setiap tahun kepadakeluarga atau masyarakat yang menjunjung tinggiketentuan perjanjian ini, termasuk tidak mengkonversilahan, atau membakar atau menebang pohon.Pembayaran disesuaikan semakin kecil sesuai denganukuran lahan untuk membuat skema yang lebih adiluntuk pemilik lahan skala kecil yang lebih miskin: lahan50 hektar menerima pembayaran sebesar USD 30 perhektar, 50 hektar selanjutnya menerima USD 20 perhektar, dengan pembayaran terus menurun ketikaukuran properti meningkat. Untuk memastikan efektivitaslingkungan, peserta juga diwajibkan untuk menyerahkanrencana investasi yang dimonitor bersama kesepakatankonservasi. Dua tahun setelah diluncurkan pada akhirtahun 2008, program ini telah mencapai 60.000 penerimamanfaat (de Koning dkk., 2011).Program Hutan Dan Iklim WWFFund for Nature Conservation, Meksiko (fmcn.org)Dana Meksiko untuk Konservasi Alam (FMCN) terdiridari beberapa sub-dana yang berfokus pada prioritastematik dan geografis yang berbeda. FMCNberkonsultasi dengan 400 perwakilan dari 249organisasi konservasi dan pembangunan kunci ditahun pertama operasinya untuk mengembangkanprioritas. FMCN menetapkan prioritas konservasikeanekaragaman hayati spesifik yang berhubungandengan prioritas lingkungan nasional (dan sesuaidengan program nasional) dan meminta proposaluntuk proyek-proyek yang menargetkan orang-prioritastertentu. Prioritas strategis ini direvisi setiap tahun olehFMCN sebelum meminta proposal lagi (diadaptasi dariDavis dan Goers Williams, 2012).Pembayaran untuk Jasa Lingkungan, Kosta RikaProgram Pembayaran Jasa Lingkungan Kosta Rika(PES) menggunakan proses penentuan prioritasgeografis sederhana untuk menentukan sasaranmanfaat. PES dirancang untuk mengakui danmemberikan penghargaan kepada pemilik danpengguna hutan di Kosta Rika untuk menyediakanjasa lingkungan, termasuk mitigasi gas rumah kacadan konservasi keanekaragaman hayati. Lembagapelaksana, Fondo Nacional de FinanciamientoForestal (FONAFIFO), memprioritaskan kabupaten dimana ada indeks pembangunan sosial yang lebihrendah dari 35 persen dan di mana hotspot konservasikeanekaragaman hayati telah diidentifikasi. Merekayang mengajukan proposal dalam wilayah inikemudian diprioritaskan dalam pendaftaran (MyersMadeira dkk., 2012).Bentuk pembagian manfaat moneter dannon-moneter dapat saling melengkapi, danskema pembagian manfaat REDD+kemungkinan akan menggabungkan keduabentuk tersebut. Misalnya, Bolsa Floresta adalahsalah satu program terbesar Pembayaran JasaLingkungan (PES), mencapai lebih dari tujuhribu keluarga di 15 unit konservasi negara bagianyang mencakup lebih dari 10 juta hektar dinegara bagian Amazonas di Brasil. Diluncurkanpada tahun 2007, program ini dirancang untukmeningkatkan kualitas hidup penduduktradisional, mempromosikan pemeliharaan jasalingkungan dan mengurangi deforestasi.Partisipasi dalam program ini bersifat sukarelamelalui kontrak berkomitmen untuk zerodeforestasi di daerah hutan dewasa. Program inimemiliki empat komponen:n Salah satu komponen adalah transfer uangbulanan sebesar USD 24 kepadaperempuan-perempuan kepala keluarga. 4n Dua komponen lainnya memberikaninvestasi sosial dan ekonomi tidak langsung(dengan total nilai sekitar USD 173.000 perunit konservasi per tahun) yang dianggapprioritas oleh masyarakat lokal.n Komponen terakhir berinvestasi dalammemperkuat organisasi lokal sehingga merekaakhirnya dapat mengelola pembiayaan untukkomponen-komponen yang disebutsebelumnya (dengan total nilai sekitar USD16.000 per unit konservasi per tahun). 5Menciptakan manfaat yang sesuai dengankebutuhan secara fundamental terkait dengankonteks di mana manfaat tersebutdidistribusikan. Sangat penting bahwa praktisimeluangkan waktu yang memadai untukmemahami masalah-masalah yang kontekstual(misalnya sosial, budaya, kelembagaan, ekologi)dengan menggunakan konsultasi yangpartisipatif dan menyeluruh. Sebuah titik awalyang baik bagi para praktisi adalahmengidentifikasi hambatan yang ada ataupotensi hambatan untuk sumber daya danpenggunaan lahan yang berkelanjutan, yangakan memiliki implikasi penting bagikelangsungan hidup jangka panjang darimekanisme pembagian manfaat. Hambatan inidapat mencakup kurangnya kapasitaskelembagaan, nilai-nilai budaya yangbertentangan, terlalu tergantung padapenggunaan sumber daya yang tidakberkelanjutan, tata kelola yang buruk dan hakpenggunaan lahan yang tidak jelas (lihat babMengatasi Penyebab Deforestasi danDegradasi Hutan).Insentif untuk REDD+ juga harus dibuatberdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh parapemangku kepentingan yang berbeda sertabagaimana para pemangku kepentinganmemandang risiko. Idealnya, imbalan minimalharus sepadan dengan biaya yang berbeda-bedayang dikeluarkan para pemangku kepentinganselama pelaksanaan REDD+, tetapi mengingatskala pembayaran REDD+ yang dapatdiharapkan, hal ini mungkin sulit dilaksanakandalam kenyataan. Misalnya, dalam programPES Kosta Rika, FONAFIFO menggunakankontrak-kontrak standar yang berbeda untukmenggabungkan biaya-biaya yang berbeda yangberkaitan dengan kegiatan terkait REDD+ yangberbeda pula. Di Brasil, biaya kesempatantercermin dalam kriteria yang berbeda yangdigunakan oleh berbagai negara bagian untukmendistribusikan pendapatan pajak tambahanbagi pemerintah kota. Kriteria ini seringmencakup juga biaya kegiatan konservasi yangberbeda untuk kota dalam hal pendapatan yanghilang dari pembangunan (Pagiola, 2008).PEMBAGIAN MANFAAT // 121


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSTUDI KASUSSISTEM INSENTIF JASA LINGKUNGAN NEGARA BAGIAN ACREKonteksDisetujui pada tahun 2010, UU Sistem Insentif untukJasa Lingkungan (SISA) negara bagian Acre di Brasildipandang sebagai salah satu UU REDD+ pertama yangkomprehensif yang mencakup keseluruhan negarabagian. Rentang skema insentif UU itu masih dalampengembangan, tetapi tujuannya adalah untukmendistribusikan manfaat di antara semua segmenutama penduduk pedesaan, termasuk produsen skalakecil, ekstraktivis (pemanen hasil hutan non-kayu),ribeirinhos (masyarakat tepi sungai tradisional),masyarakat adat dan produsen skala besar. Ini termasukkombinasi investasi di muka dalam pertanianberkelanjutan serta berbagai manfaat keuangan dannon-keuangan yang tergantung pada kinerjaberdasarkan rencana pengelolaan.PencapaianMelalui skema sertifikasi sukarela lahan sembilan tahun,produsen skala kecil setuju untuk menjaga hutanperkebunan mereka sebagai imbalan atas dukunganteknis dan keuangan.Untuk masuk ke dalam skema ini, seorang pemilik lahanharus mengadopsi rencana pengelolaan yang menjadidasar untuk perencanaan penggunaan lahan. Rencanatersebut kemudian dimonitor pemenuhannya melaluikombinasi pemantauan satelit dan di lapangan.Dukungan ini meliputi:n Bantuan teknis untuk meningkatkan kesuburan tanahserta pelatihan, alat dan saran untuk dapatmemanfaatkan lahan yang sudah gundul secaraefisien;Tantangann Beberapa proses pelibatan pemangku kepentinganmemerlukan banyak waktu dan dapat berlangsunglebih lama daripada yang diantisipasi.n Memantau efektivitas skema ini sulit karenamembutuhkan pemantauan baik pada lansekapmaupun skala lahan.Pelajaran yang diperolehPelibatan banyak pemangku kepentingan mengarahpada perspektif yang lebih beragam. Sementara masihsedang dipertimbangkan, usulan tersebut diumumkanmelalui portal pemerintah negara bagian dan dikirimkepada ratusan orang untuk dikaji, termasuk paraprodusen adat dan pedesaan, perwakilan lebih dari 72organisasi domestik dan internasional, dan 174 individu,termasuk 30 pemimpin adat, 50 petani dan 85 organisasiteknis (EDF, tidak ada tanggal). Karena beragampemangku kepentingan merupakan bagian dari prosesperencanaan, UU ini akhirnya mencerminkan perspektifyang lebih beragam dan dapat memenuhi kebutuhanmasing-masing pemain secara lebih luwes.Perubahan yang diharapkanHukum SISA Acre bertujuan untuk bersama-samamencapai pengentasan kemiskinan dan konservasilingkungan melalui penciptaan landasan hukum untukmenilai berbagai jasa lingkungan dan memberikaninsentif positif untuk mengelolanya secara berkelanjutan.n Benih dan bibit untuk menanam pohon buah-buahan,tanaman subsisten, jenis kayu berharga dan tanaman“kotoran hijau” yang menyuburkan tanah saat tumbuhdan dipotong sebagai mulsa;n Hewan ternak kecil seperti ayam dan domba untukmenyediakan makanan;n Transportasi untuk membantu petani membawasurplus hasil pertanian mereka ke pasar;n Sebuah hadiah uang tunai tahunan senilai 500-600reales Brasil (sekitar USD 250-300) sebagaipengakuan atas peran mereka dalam menanggulangideforestasiMasih terlalu dini untuk mengatakan seberapa efektifmodel ini, tetapi pemantauan satelit awal menunjukkanbahwa keluarga sebagian besar telah menjalankankomitmen mereka untuk tidak melakukan deforestasiatau menggunakan api, dan skema ini telah diakuisebagai faktor yang membantu mengurangi kejadiankebakaran hutan selama musim kemarau 2010.© Juvenal Pereira / WWF-BrazilProgram Hutan Dan Iklim WWFPEMBAGIAN MANFAAT // 122


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 1: PROYEK REDD+ Oddar Meanchey (disadur dari MYERS MADEIRA dkk, 2012.)RELEVANSI PEMANGKU KEPENTINGAN MANFAAT/INSENTIF PROYEKIndividuKelompok masyarakat (misalnyakelompok pengguna hutanmasyarakat)Instansi pemerintah sub-nasional(misalnya Badan sPengelola Hutan[ FA ])Instansi pemerintah nasionalUntuk memastikan efektivitas, REDD+ jugaharus menyelaraskan insentif dengan berbagaiskala. Dalam konteks program REDD+nasional, proyek sub-nasional tertentu jugamungkin dapat secara efektif menargetkanmanfaat ke beberapa tingkat denganmemanfaatkan pengetahuan dan hubunganlokal yang kuat. Sebuah contoh dari hal inidapat dilihat dalam percontohan REDD+Oddar Meanchey di Kamboja yang telahmenciptakan insentif yang sesuai dengankepentingan dan peran pemangku kepentingandi berbagai tingkat, dari pengguna hutan lokalsampai instansi pemerintah nasional (MyersMadeira et al., 2012). Contoh paket insentifyang dibuat secara khusus sesuai kebutuhandengan sasaran para pemangku kepentinganyang berbeda-beda disajikan pada Tabel 1.Program Hutan Dan Iklim WWFSetiap anggota masyarakat memilikiklaim lahan dan mungkin ikutmenyebabkan deforestasi, yangmembuat mereka menjadi pemangkukepentingan yang penting dalamREDD+.Kelompok pengguna hutanmasyarakat tidak hanya memilikihak atas tanah yang sah tetapijuga memainkan peran kunci dalampengelolaannya.FA adalah penegak utama UUkehutanan sekaligus mitra kuncidalam menerapkan aspek-aspekprogram REDD+.Proyek, serta keseluruhan evolusidari strategi REDD+ nasional,tergantung pada dukungan danpartisipasi dari Pemerintah KerajaanKamboja.Proyek ini memberikan insentifkepada individu dengan menyediakanlapangan kerja, pelatihan pembukuandan manajemen proyek, dan peluangpeluanglain untuk menghasilkankekayaan.Manfaat meliputi jaminan kepemilikantanah, peningkatan akses pasar danpartisipasi dalam sebuah federasikelompok pengguna.Manfaat mencakup bagian darikeuntungan yang akhinya akandiperoleh dari pengurangan emisi yangterjual di pasar sukarela yang akanmendukung kegiatan reforestasi danaforestasi Badan Pengelola Hutan.Insentif utama adalah pembagiankeuntungan yang pada akhirnyadidapat, mirip dengan bagian FA,yang akan membantu mendanaiprogram hutan masyarakat tingkatnasional dan sebuah programREDD+ nasional yang lebih luas.Waktu dan frekuensiWaktu dan frekuensi distribusi manfaattergantung pada berbagai biaya dan risikoyang dihadapi pemangku kepentingan sertapada kebutuhan untuk memberikan insentifuntuk bertindak. Manfaat dapat diberikan baiksebelumnya atau setelah kinerja ditunjukkan,misalnya, berkurangnya deforestasi ataumeningkatnya perlindungan hutan.Pembayaran di mukaPembayaran di muka, atau pembayaranberdasarkan hasil yang diantisipasi, dapatmembantu memfasilitasi dukungan awal daripemangku kepentingan dan membangunkondisi yang memungkinkan yang diperlukanuntuk perubahan perilaku. Memberikanmanfaat di awal program REDD+ juga dapatmembantu mengatasi beberapa risiko dan biayayang dihadapi oleh para pemangku kepentinganyang lebih miskin dan lebih terpinggirkandengan menyediakan uang tunai di mukadalam menghadapi ketidakpastian hasil dimasa depan dan keamanan dari kemungkinanadanya klaim tanah atau sengketa tanah yangmembahayakan kemampuan para pemangkukepentingan untuk berhasil mengubah perilakumereka. Karena manfaat di muka disampaikansebelum kinerja terjamin, keseluruhan insentifyang terkait dengan kinerja mungkin menjadikurang efektif. Hal ini menyebabkan risiko bagipendukung keuangan (misalnya donor,pemerintah pusat, investor swasta).Pembayaran untuk kinerja yang telah terbuktiWalaupun pembayaran di depan seringdiperlukan untuk menutupi biaya start-up danmengurangi risiko, terutama untuk kelompokpemangku kepentingan yang rentan,menghubungkan pembayaran dengan kinerjatelah terbukti penting untuk menjaminperubahan perilaku dalam program konservasi(Kelley, et al., 2012). Mekanisme pembayaranuntuk-kinerjadapat diimplementasikan padatingkat yang berbeda, mulai dari program yangdifokuskan pada pengguna lahan, sampaiprogram yang difokuskan pada pemerintahdaerah. Program pembayaran-untuk-kinerjayang difokuskan pada individu menawarkanpenargetan dan pemberian insentif yang sesuaikebutuhan yang lebih tepat (Madeira, dkk.,2012). Akan tetapi, menghubungkan manfaatdan kinerja pada tingkat ini juga membuat biayatransaksi lebih tinggi (terkait denganpemantauan, pendaftaran dan penyaluranmasing-masing dana untuk hibah dan kontrak),dan hal ini dapat membatasi ruang lingkupprogram ini. Program yang mengevaluasi kinerjapada tingkat yang lebih tinggi (misalnyapemerintah sub-nasional) biasanya memilikibiaya transaksi yang lebih rendah tetapimengharuskan lembaga yang memperolehdukungan, yang hanya memiliki kontrol yangtidak langsung atas perubahan perilaku yangdiinginkan, berinvestasi dalam serangkaiantindakan yang dirancang agar sesuai dengankebutuhan yang memotivasi para pemangkukepentingan yang perilakunya benar-benarmenghasilkan perubahan kinerja. Sebagaicontoh, program Pajak Ekologis di Brasilmenghubungkan manfaat dan kinerja di tingkatkota, dan memberikan imbalan kepada kotatersebut untuk kegiatan konservasi mereka.Berdasarkan penilaian ekologis yang didapatnya,pemerintah kota tersebut mendapatkankeuntungan finansial yang mengalir ke lembagalembagapublik. Agar dapat terus menerimapendapatan pajak yang meningkat melaluiprogram ini, pemerintah kota kemudian harusmenciptakan insentif bagi para pemilik lahanyang memiliki kontrol langsung terhadap hutan.Untuk memaksimalkan keuntungan dari keduapendekatan pembayaran, distribusi manfaatsering dilakukan dalam dua tahap, denganbeberapa manfaat yang disampaikan di mukadan beberapa diberikan berdasarkan kinerjayang ditunjukkan. PES Kosta Rika dan FMCNMeksiko merupakan contoh-contoh pendekatantingkat nasional dan tingkat proyek yang telahmengadopsi sistem distribusi manfaat duatahap. PES Kosta Rika memberikan di mukasatu bagian tertentu dari nilai kontrak yangtergantung pada praktik manajemen yangdilakukan (20 persen untuk konservasi hutandan 50 persen untuk reforestasi) (Pagiola,2008). Pembayaran tahunan yang dilakukansetelahnya dilakukan setelah kepatuhandiverifikasi oleh para ahli kehutanan berlisensi.FMCN Meksiko memberikan sebagian dana didepan kepada para penerima hibah untukmendukung kegiatan awal tetapi memberikandana berikutnya sebagian atas dasar seberapaPEMBAGIAN MANFAAT // 123


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANTABEL 2: FUNGSI KUNCI MEKANISME PEMBAGIAN MANFAAT (DAVIS dan GOERS WILLIAMS, 2012)Pengawasan dan pengambilankeputusan strategisManajemen dan administrasiDukungan dan penyuluhanPemantauan dan pelaporanResolusi konflikbaik kinerja penerima tersebut sesuai indikatoryang telah ditetapkan (Porras, I dkk, 2012).Pelaksanaan pendanaan REDD+Pengaturan keuangan REDD+ akan dibentukoleh kerangka hukum dan kelembagaan negaratuan rumah yang ada (misalnya aturanpenguasaan hutan), ruang lingkup program(RED, REDD, REDD+), dan pembiayaan yangtersedia. Karena itu mekanisme pembagianmanfaat akan mencakup berbagai strukturpemerintahan dan instrumen yang dibutuhkanuntuk menerima maupun mendistribusikanpembiayaan REDD+. Pemetaan kelembagaanakan diperlukan untuk dapat mengembangkanpemahaman tentang sistem yang ada yangmengatur distribusi vertikal keuangan REDD+dan distribusi horizontal manfaat REDD+ sertauntuk mengidentifikasi kesenjangankelembagaan. Alat Penilaian KelembagaanUSAID untuk Pembagian Manfaat dalamREDD+ ini dirancang untuk memberikanProgram Hutan Dan Iklim WWF» Mengembangkan aturan dan pedoman untuk mengatur mekanisme» Supervisi mekanisme untuk memastikan 3E» Memberikan petunjuk tentang kebijakan dan keputusan strategis tingkat tinggi» Meninjau laporan mengenai kinerja mekanisme» Memberikan saran ketika perubahan substantif diperlukan» Mengelola Dana REDD+» Memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan pedoman» Menerima dan memverifikasi klaim dari calon penerima manfaat» Memberikan manfaat» Mempersiapkan laporan tentang operasi dan kinerja» Meningkatkan kesadaran tentang program» Membangun kapasitas penerima manfaat potensial» Memberikan dukungan teknis untuk memfasilitasi partisipasi penerima manfaat» Pemantauan mekanisme dalam hubungannya dengan kriteria kinerja utama» Mempersiapkan laporan rutin terhadap kinerja» Mengidentifikasi dan melaporkan kasus ketidakpatuhan atau korupsi» Menyelesaikan konflik di antara para penerima manfaat» Mengatasi keluhan yang disampaikan oleh penerima manfaat mengenai mekanismepanduan menjalankan berbagai potensipengaturan kelembagaan untuk pembagianmanfaat REDD+ dan untuk menilai kesenjangandengan menggunakan seperangkat prinsip dankriteria yang mencerminkan atribut yangdiinginkan untuk setiap mekanisme pembagianmanfaat REDD+ (Davis dan Goers Williams,2012). Fungsi kunci lembaga pembagianmanfaat ditunjukkan pada Tabel 2.Manfaat sistem pembagian harus dibangun darilembaga yang ada. Ada beberapa contoh darijenis pengaturan seperti ini dari PES, kehutananmasyarakat, program pengembangan komunitasdan kesepakatan sosial atau kontrak yang terkaitdengan konsesi. Sebagai contoh, di IndonesiaProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM) menyalurkan hibah antara USD120.000 dan USD 360.000 dari anggarannasional ke tingkat kecamatan setiap tahunnya(Davis, dkk., 2011). Desa-desa dalam kecamatanbersaing untuk memperoleh dana denganFOKUSFOREST CARBON TRUST FUND (DANA PERWALIANKARBON HUTAN), NEPALDiadaptasi dari Davis, dkk., 2011Forest Carbon Trust Fund (FCTF) adalah inisiatifempat tahun yang didanai oleh pemerintah Norwegiayang memberikan dukungan kepada sekelompok LSMnasional dan regional untuk menjadi percontohanmekanisme kelembagaan untuk pembagian manfaatdana REDD+ dari hutan rakyat dan inisiatifpengelolaan DAS. Proyek ini dibangun dalam modelhutan kemasyarakatan yang telah mapan di Nepal danmelibatkan 105 kelompok masyarakat pengguna hutan(CFUG) di daerah aliran sungai Chanarwati (distrikDolakha), Ludhikhola (distrik Gorkha) dan Kayerkhola(distrik Chitwan). UU Kehutanan tahun 1993mendesentralisasi hak dan pengelolaan hutan nasionalkepada kantor dinas kehutanan kabupaten yang telahdiberdayakan yang mengalihkan hak dan tanggungjawab tersebut kepada CFUG yang terdaftar. Di ketigadaerah aliran sungai tersebut, CFUG yang operasionalberkumpul bersama-sama untuk membentuk “JaringanDAS REDD+”.Pembayaran kepada CFUG ditimbang menurutbeberapa faktor: 40 persen pembayaran didasarkanpada pengurangan deforestasi yang terverifikasi(dibandingkan dengan baseline historis) sertapeningkatan simpanan karbon; 25 persen daripembayaran didasarkan pada keberadaan masyarakatadat dan rumah tangga kasta rendah (dalit) sebagaianggota terdaftar dari grup pengguna; 15 persen daripembayaran berdasarkan kehadiran anggotaperempuan dalam kelompok pengguna; dan 20 persendari pembayaran berdasarkan tingkat-tingkatkemiskinan yang tercatat dari masyarakat yangberpartisipasi. Pembayaran percontohan yangpertama dilakukan kepada ke-105 kelompok penggunapada tahun 2012, dengan total sekitar USD 96,000.CFUG dapat menggunakan seed grant (hibah awal) untukmendanai kegiatan pengelolaan hutan rakyat, kegiatanpeningkatan mata pencaharian atau kegiatan penguatankelompok seperti peningkatan kapasitas, peningkatankesadaran dan pemantauan karbon. Mereka juga dapatmemutuskan, melalui konsensus, untuk memberikansebagian dari uang hibah awal kepada rumah tanggamiskin di komunitas mereka. Meski masih dalam prosesmembangun sistem MRV yang fungsional, proyek inimengembangkan kapasitas lokal untuk melakukanpemantauan simpanan karbon, dengan perwakilan darisemua pemangku kepentingan utama. Komite ini akanbertanggung jawab untuk memantau dan melaporkandata karbon, distribusi pembayaran dan pemanfaatanpembayaran sehubungan dengan juklak FCTF. Sebuahlembaga verifikasi independen, yang terdiri dari tim ahliteknis multidisiplin, akan menganalisis dan memverifikasihasil ini. Proyek demonstrasi ini mungkin merupakansalah satu yang paling maju di dunia dalam halmenghasilkan pelajaran dan pengalaman yang berkaitandengan tata kelola dan pengelolaan mekanismepembagian manfaat REDD+. Secara khusus, proyek initelah mengusulkan pengaturan tata kelola yang konkretuntuk memastikan bahwa distribusi pembayaran dikelolasecara akuntabel, inklusif, dan transparan:n Desain multi-tier dan multi-pihak dari strukturkelembagaan FCTF mempromosikan checks andbalances dalam pengambilan keputusan.n Komite verifikasi dan audit pihak ketigamempromosikan akuntabilitas terhadap sasarankinerja dan standar proyek.n Pedoman operasional FCTF, termasuk peran dantanggung jawab masing-masing institusi secara rinci,jelas dan dikembangkan melalui proses partisipatif.PEMBAGIAN MANFAAT // 124


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANmelibatkan diri dalam proses perencanaan danpengambilan keputusan partisipatif untukmenunjukkan kebutuhan dan prioritaspembangunan lokal. Pemerintah desa mengeloladana yang diberikan dengan penekanan kuatpada transparansi dan partisipasi yang luas darimasyarakat, termasuk partisipasi perempuandan rumah tangga miskin. Sebagian besar darihibah tersebut diinvestasikan dalam infrastrukturdan penyediaan layanan lokal. Sejak 2008, versipercontohan PNPM telah dilaksanakan, denganfokus pada investasi dalam pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, konservasi dan energiterbarukan (Bank Dunia, 2011).Pemantauan apakah dana REDD+ efektifdalam memberikan hasil REDD+ atau tidakmerupakan komponen penting dari setiapsistem distribusi manfaat. Prinsip kuncipemantauan kinerja meliputi:n Hubungan Kinerjan Adisionalitasn Ekuitasn TransparansiMenangani masing-masing dari prinsip di atasmenyiratkan empat fungsi utama pemantauankeuangan REDD+: (a) pemantauan perubahanemisi, (b) pemantauan intervensi dan tindakanREDD+, (c) monitoring pencairan pendapatan,dan (d) pemantauan transaksi keuangan(UNREDD, 2010). Untuk informasi lebihlanjut tentang pemantauan kinerja REDD+lihat bab MMRV.SUDUT PANDANG WWFWWF bekerja sama denganpemerintah di negara-negaraberhutan seperti Nepal danRepublik Demokratik Kongodalam perancangan danpengaturan percontohan pembagian manfaat.Prinsip dan kebijakan REDD+ yang dimilikiWWF, dikombinasikan dengan pengalaman dilapangan, memberikan petunjuk pada desainmekanisme pembagian manfaat.n WWF lebih menyukai pendekatan terhadapREDD+ pada tingkat nasional, dengantingkat sub-nasional sebagai langkahsementara. Keberhasilan jangka panjangprogram REDD+ sebagian besar tergantungpada kepemilikan pemerintah atas programtersebut atau penerapan kewenanganpemerintah yang efektif atas kebijakan danaktivitas. Selain itu, kepemilikan tersebut ditingkat nasional akan membantumenentukan seberapa terintegrasi REDD+dengan strategi pembangunan dan inisiatiflingkungan suatu negara secara keseluruhan.n WWF berpendapat bahwa semua pemangkukepentingan dan pemegang hak yang terkaitharus dapat berpartisipasi secara penuh danefektif dalam desain dan implementasiprogram REDD+. Hal ini berarti bahwa parapemangku kepentingan dan pemegang hakmemiliki akses yang tepat terhadap informasiyang cocok dan akurat untuk memungkinkantata kelola program yang baik.n WWF berpendapat bahwa pembiayaanREDD+ harus mendukung transisi keekonomi pembangunan rendah karbon danoleh karena itu harus berkurang secaraberangsur-angsur. Pada dasarnya, REDD+adalah strategi jembatan yang menyediakaninvestasi untuk mewujudkan transisi jangkapanjang dalam bagaimana sumber dayahutan digunakan. Agar berhasil, programREDD+ harus menjadi bagian dariserangkaian tindakan keseluruhan,memperkuat dan diperkuat oleh strategilingkungan dan pembangunan menyeluruhsuatu negara.n WWF berpendapat bahwa REDD+ harusberkontribusi pada mata pencaharian yangberkelanjutan dan pengentasankemiskinan untuk masyarakat yangbergantung pada hutan.SUMBER LEBIH LANJUTWWF. (2013, akan terbit).“Pembagian ManfaatMasyarakat REDD+.”WWF. (2012). “Berbagimanfaat dari REDD+ di Nepal: Permasalahan,Pilihan dan Usulan Prinsip untuk MekanismePembagian Manfaat”UN-REDD. (2012). Alat Manfaat dan Risiko,di www.un-redd.org/multiple_benefits/sepc_bert/tabid/991/default.aspxDAFTAR PUSTAKAANGELSEN, A., BROCKHAUS, M.,KANNINEN, M., KUSEN, E.,SUNDERLIN, W. dan S. WERTZ-KANOUNNIKOFF. 2009. MewujudkanREDD+: Strategi nasional danberbagai pilihan kebijakan. CIFOR,Bogor, Indonesia.BLOM, B., SUNDERLAND, T. dan D. Murdiyarso. 2010.Membuat REDD Berhasil di tingkat Lokal: Pelajaran dariProyek Konservasi dan Pembangunan Terpadu. Sains danKebijakan Lingkungan Hidup, 13, 164-172.COSTENBADER, J. 2011. REDD+ Pembagian Manfaat:Kajian Perbandingan Tiga Pendekatan Kebijakan Nasional.UN-REDD, Jenewa, Swiss.CRANFORD, M. dan MOURATO, S. 2011. Konservasimasyarakat dan pendekatan dua tahap pada pembayaranuntuk jasa ekosistem. Ekonomi Ekologis, 71, 89-98.DAVIS, C dan GOERS WILLIAMS, L. 2012. Alat PenilaianKelembagaan untuk Berbagi Manfaat REDD+. Dalam:USAID (ed.) Hak atas Kekayaan dan Sumber Daya ProyekTata Kelola. USAID, Washington, DC, Amerika Serikat.DAVIS, C., NOGUERON, R., VEIT, P. dan AG JAVELLE.2012. Analisis Mekanisme Kelembagaan untuk BerbagiManfaat REDD+. Dalam: USAID (ed.) Hak atas Kekayaandan Proyek Tata Kelola Sumber Daya. USAID, Washington,DC, Amerika Serikat.DE KONING, F., AGUINAGA, M., BRAVO, M., dkk. 2011.Menjembatani Kesenjangan antara Konservasi Hutan danPengentasan Kemiskinan: Program Socio BosqueEkuador. Sains dan Kebijakan Lingkungan Hidup, 14, 533.DANA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN (EnvironmentalDefense Fund). Tidak ada Tanggal. Siap untuk REDD:Program Negara Bagian Acre untuk PembangunanBerkelanjutan dan Pengendalian Deforestasi.Environmental Defense Fund, Washington, DC, AmerikaSerikat.FASILITAS KEMITRAAN KARBON HUTAN (ForestCarbon Partnership Facility). 2012. Rekomendasi dariKelompok Kerja Pendekatan Metodologis dan PenetapanHarga untuk Dana Karbon FCPF. Forest CarbonPartnership Facility, Washington, DC, Amerika Serikat.IUCN. 2009. REDD-plus dan Berbagi Manfaat:Pengalaman dalam konservasi hutan dan di sektorpengelolaan sumber daya lainnya. IUCN, Jenewa, Swiss.MYERS MADEIRA, E., KELLEY, L., Blockhus, J., dkk.2012. Berbagi Manfaat REDD+: Pelajaran dari lapangan.The Nature Conservancy, Washington, DC, AmerikaSerikat.PAGIOLA, S. 2008. Pembayaran jasa lingkungan di KostaRika. Ekonomi Ekologis, 65, 712-724.PESKETT, L. 2011. Pembagian manfaat dalam REDD+:mengeksplorasi implikasi bagi masyarakat miskin danrentan. ODI, London, Inggris.Program Hutan Dan Iklim WWFPEMBAGIAN MANFAAT // 125


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPESKETT, L., HUBERMAN, D., BOWEN-JONES, E., dkk.2008. Membuat REDD Berhasil bagi Masyarakat Miskin.Sebuah Laporan Kemitraan Lingkungan Kemiskinan(PEP). ODI, London, Inggris.PORRAS, I., dkk. 2012. De Rio a Rio + Lecciones de 20años de experiencias en servicios ambientales en KostaRika. IIED, London, Inggris.PROFOR. 2011. Membuat Pengaturan PembagianManfaat Berhasil bagi Komunitas yang Bergantung padaHutan — Wawasan untuk Inisiatif REDD. PROFOR,Washington, DC, Amerika Serikat.Program UN-REDD. 2010. Desain Sistem DistribusiManfaat yang Sesuai dengan REDD untuk Vietnam.PROGRAM UN-REDD, Jenewa, Swiss.WORLD BANK. 2012. Program Nasional Ketiga Indonesiauntuk Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Pedesaan.Bank Dunia, Washington, DC, Amerika Serikat.CATATAN AKHIR1. Lihat Bagian C Keputusan 1/CP.16ayat 70, 71, 73, 76 dan 77.2. ibid paragraf 73 dan 76.3. ibid paragraf 72.4. Berdasarkan nilai tukar R $ 2.09/USD 16 Desember 2012.5. fas-amazonas.orgProgram Hutan Dan Iklim WWFPEMBAGIAN MANFAAT // 126


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSUMBER TAMBAHANSUMBERREDD+ WWF128DAFTARISTILAH REDD+132Program Hutan Dan Iklim WWFCONTENTS // 127


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+Sumber TambahanSUMBERREDD+ WWFPER OKTOBER 2013© Jennifer Ferguson-Mitchell / WWFProgram Hutan Dan Iklim WWF SUMBER REDD+ WWF // 128


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPOSISI DAN RINGKASAN KEBIJAKAN WWFPosisi ResmiPosisi WWF: kredit karbon hutan REDD+dari offset sukarela 2011bit.ly/12ffRiQPosisi WWF: posisi WWF mengenai hutandan mitigasi perubahan iklim, 2009bit.ly/117VRuXRingkasan KebijakanHarapan REDD+ WWF untuk UNFCCC,Pertemuan Bonn, 2013bit.ly/1d2TXCJHarapan WWF untuk UNFCCC,Pertemuan Bonn, 2013bit.ly/180IU63Harapan REDD+ WWF untukUNFCCC COP18, 2012bit.ly/10ExTVcRingkasan Eksternal MRV REDD+ WWFuntuk UNFCCC COP18 2012bit.ly/19jelw8Ringkasan Eksternal Tingkat ReferensiREDD+ WWF untuk COP18 UNFCCC 2012bit.ly/16mJJLARingkasan Eksternal Keuangan REDD+ WWFuntuk COP18 UNFCCC 2012bit.ly/18wuwonHarapan WWF untuk UNFCCC,Pertemuan Bangkok 2012bit.ly/12LF1jSHarapan WWF untuk UNFCCC,Pertemuan Bonn, 2012bit.ly/1532648Submisi UNFCCCSubmisi WWF untuk AWG LCA:Keuangan 2012bit.ly/12LF7YSSubmisi WWF ke SBSTA: Pandanganmengenai sistem pemantauan hutan nasionalyang kokoh dan transparan untuk REDD+,2012bit.ly/17mikcPClimate Action Network atau Jaringan AksiIklim (termasuk masukan WWF): SubmisiCAN-International tentang cara mengatasipenyebab deforestasi dan degradasi hutan, 2012bit.ly/18YG2J4Submisi WWF ke SBSTA: Panduan metodologisuntuk kegiatan yang berkaitan dengan REDD+(kerangka pengaman & RL/REL), 2011bit.ly/117WnJFInformasi lebih lanjut mengenai upaya-upayaUNFCCC yang berkaitan dengan REDD+ WWF:bit.ly/10EyCpfPUBLIKASI & DOKUMEN WWF YANG BERKAITANDENGAN REDD+MRVMenilai risiko terhadap tutupan hutan dansimpanan karbon: Sebuah tinjauan mengenaialat dan pendekatan untuk membandingkanperilaku seperti biasa (business-as-usual)dengan skenario REDD+, 2013bit.ly/138zC4EDari REDD+ berbasis proyek ke REDD+bertingkat: standar Pemantauan, pelaporan danverifikasi (MRV) untuk akunting karbon, 2012bit.ly/117WvbPTingkat Referensi dan Pembayaran untukREDD+: Pelajaran dari Kesepakatan Guyana-Norwegia baru-baru ini, 2012bit.ly/12fgQzzMengembangkan alat-alat untuk membuatREDD+ 2011 berhasilbit.ly/10xCGemMasyarakat Adat/Hak Asasi ManusiaPenguasaan Masyarakat dan REDD+ 2012bit.ly/13fywXlMateri Peningkatan Kapasitas tentangREDD+ bagi Masyarakat Adat danMasyarakat Lokal, 2011bit.ly/15fj1QnPersetujuan Atas Dasar Informasi AwalTanpa Paksaan & REDD+: Pedoman danSumber Daya 2011bit.ly/16LKhnMLembar fakta: Masyarakat Adat, MasyarakatLokal dan REDD+, 2011bit.ly/115AYh1Standar proyekStandar Karbon Hutan: SebuahPedoman Penilaian WWF 2010bit.ly/12LFL8GKeuanganMembedah Obligasi Hutan 2011bit.ly/16sZ0HCREDD+ Nasional/Regional WWFProfil Negara-Negara REDD+, 2013bit.ly/1dqN5LpBolivia—bit.ly/12mlAANKamerun—bit.ly/172hy2fRepublik Demokratik Kongo—bit.ly/180KrZIPeru—bit.ly/1cjRy4HVietnam—bit.ly/1d2VuJdREDD+ untuk Manusia dan Alam: Sebuahstudi kasus pendekatan terpadu untukkesiapan REDD+ di Mai - Ndombe, RDK,2012 (juga tersedia dalam bahasa Spanyol)bit.ly/1auB8mpPerkembangan REDD+ di Guyana 2012bit.ly/18wvgdpLembar Fakta: REDD+ di Xe Pian Laos 2012bit.ly/11uSZdzPengembangan Program REDD+ terintegrasidi wilayah Bolobo, DRC-Refleksi Strukturorganisasi dan keuangan 2012bit.ly/18wvlNZMempromosikan REDD + untukpembangunan yang berkelanjutan di Madre deDios 2012bit.ly/16mKDYhProfil: Mempertahankan hutan Jantung HijauAfrika untuk manusia dan planet ini, 2011bit.ly/130yMumProfil: Mempertahankan hutan JantungBorneo bagi manusia dan planet ini, 2011bit.ly/142AnO2Program Hutan Dan Iklim WWFSUMBER REDD+ WWF // 129


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANProfil: Mempertahankan hutan Amazonuntuk manusia dan planet ini, 2011bit.ly/12LG9EfPelajaran dari Kesiapsiagaan REDD+ diKolombia, Guyana, Indonesia dan Peru(menghubungkan program WWF FCI lamadan baru), 2010bit.ly/11mR1pAEfek Pengganda dan Distributif KebijakanREDD+ Skala besar di Meksiko 2010bit.ly/18qkAzrLain-lainBahan pendukung dari Membangun TingkatReferensi REDD+: lokakarya Internasional yangdiselenggarakan bersama oleh WWF dan ForestCarbon Partnership Facility Bank Dunia, 2013bit.ly/11bhMwXBahan pendukung dari program SertifikatAkunting Karbon Terestrial, dikembangkandalam kemitraan dengan Tropical ForestGroup (Kelompok Hutan Tropis), UC SanDiego - Sustainability Solutions Institute, danWWF, 2013bit.ly/18HZDNxLaporan Hutan yang Hidup, Bab 3 -Hutan & Iklim & ZNDD 2020, 2012bit.ly/eHux1WREDD+ Lima Prinsip Pedomanbit.ly/18wvEbyPublikasi lain yang terkait REDD+WWF ada di sini :bit.ly/16mKTGXALAT-ALAT BELAJAR REDD+Komunitas REDD+: sebuah tempat berbagipengetahuan dan komunitas gratis onlineterbuka untuk para praktisi REDD+ diseluruh duniareddcommunity.orgSesi Belajar REDD+: Sebuah arsip presentasiwebinar gratis yang diberikan setiap bulanoleh para ahli REDD+ mengenai isu-isu kuncibit.ly/13WO8AYPraktik-Praktik REDD+ yang menginspirasi:Praktik -praktik yang menginspirasi yangmenangkap pengetahuan dan pengalamanyang berharga dari upaya-upaya REDD+ yangdapat membantu meningkatkan, mereplikasidan memperbesar skala karya REDD+ diseluruh duniareddcommunity.org/inspiring-practicesPraktik -Praktik REDD+ yang menginspirasi:Mengembangkan Program Pengurangan Emisi,Catatan Ide di Republik Demokratik Kongobit.ly/1bvTIgfPraktik-Praktik REDD+ yang menginspirasi:Pengembangan Proposal REDD+ MasyarakatAdat Amazon (juga tersedia dalam bahasaPerancis/Spanyol)bit.ly/11mRfNjPraktik-Praktik REDD+ yang menginspirasi:Mendorong Partisipasi dan Dialog Lintas Budaya(juga tersedia dalam bahasa Perancis/Spanyol)bit.ly/117XjNWPraktik-Praktik REDD+ yang menginspirasi:Mendorong Partisipasi dan Dialog Lintas Budaya(juga tersedia dalam bahasa Perancis/Spanyol)bit.ly/13fzrqCDari Pohon Praktik ke Hutan pengetahuan:Sebuah panduan untuk mengidentifikasi,menangkap, berbagi dan mengkomunikasikanPraktik-Praktik REDD+ yang menginspirasibit.ly/18wvUaNVideo Belajar REDD+: Melibatkan parapemelihara hutan dalam dialog REDD+(juga tersedia dalam bahasa Spanyol)bit.ly/117XsB8Akses semua alat belajar REDD+ WWF dibit.ly/11062OfBERITA REDD+REDD+ Resource Digest: email mingguanberisi ringkasan berita REDD+ daninformasi dari seluruh dunia yang mewakiliberbagai perspektifconta.cc/Zc1ZSpCanopy: buletin triwulanan FCP yangmenyediakan berita dan informasi terbarutentang kegiatan-kegiatan yang berkaitandengan REDD+ WWFconta.cc/Zc1ZSpAkses arsip dari semua edisi publikasi ini di:conta.cc/Zc1ZSpBerlangganan publikasi elektronik ini di:bit.ly/11uUbh4VIDEOVideo: REDD+ di Republik DemokratikKongo - Aksi Lokal, Dampak Globalbit.ly/15fkOoyVideo: REDD+ untuk Manusia dan Alam—Mai - Ndombe, Republik Demokratik Kongobit.ly/13fzUJkVideo Belajar REDD+: Melibatkan parapemelihara hutan dalam dialog REDD+(juga tersedia dalam bahasa Spanyol)bit.ly/117XsB8Akses semua video terkait REDD+ WWF diwww.youtube.com/wwfforestclimateProgram Hutan Dan Iklim WWFBerita dan informasi REDD+ yang lain diForest and Climate News:bit.ly/15fkLZKSUMBER REDD+ WWF // 130


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANBERBAGI PENGETAHUAN DAN BELAJAR REDD+Dengan semakin berkembangnya REDD+, demikianjuga kapasitas para praktisi REDD+. Setiap hari, paraahli ini mengeksplorasi cara baru untuk menentukankesiapan dan pelaksanaan REDD+ melalui pekerjaandalam proyek dan program mereka. Mereka, padadasarnya, “belajar sambil bekerja.” Karena alasan ini,sangat penting bahwa pelajaran yang didapat tentangapa yang berhasil dan apa yang tidak bisa dilakukanditangkap, dibagi dan digunakan sebagai dasarinformasi upaya-upaya REDD+ yang lain, baik ditingkat proyek lokal atau tingkat kebijakan global.Belajar dan berbagi pengetahuan juga membantuuntuk meminimalkan hal-hal yang tidak perlu sekaligusmemaksimalkan efektivitas para praktisi REDD+.Video webinar ini memandu para pemirsa melaluisejumlah alat dan sumber daya yang tersediauntuk REDD+ yang para praktisi sedang mencaricara untuk mengidentifikasi, menangkap danmembagikan pelajaran yang diperoleh yangmempromosikan keberhasilan inisiatif REDD+.PELAJARAN YANG DIPEROLEH DANPRAKTIK-PRAKTIK TERBAIK REDD+ —ALAT DAN PEDOMAN UNTUK BERBAGIPENGETAHUAN YANG EFEKTIFSESI BELAJAR 10SUMBER TAMBAHANWebsite Hutan dan Iklim WWFwww.panda.org/forestclimatePrioritas Hutan dan Iklimbit.ly/142BCwwKegiatan dan Proyek Iklim Hutanbit.ly/1106qfFtwitter Hutan dan Iklim WWFwww.twitter.com/wwfforestcarbontwitter Komunitas REDD+www.twitter.com/REDDCommunityPARA AHLI REDD+Tim-tim dan para ahli REDD+ WWF bekerjadi seluruh dunia. Untuk mempelajari lebihlanjut tentang di mana kami bekerja atauuntuk dapat berhubungan dengan para ahliREDD+ WWF, silakan kunjungibit.ly/REDDexperts atau hubungi kami diforestclimate@wwfus.org.Komunitas REDD+ adalah sebuahkomunitas virtual yang terdiri dari ratusanpraktisi dan spesialis REDD+ dari berbagaiorganisasi di seluruh dunia. Pelajari lebihlanjut di reddcommunity.org atau hubungiindividu langsung direddcommunity.org/members.Program Hutan Dan Iklim WWFSUMBER REDD+ WWF // 131


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPEDOMAN WWF UNTUK PENGEMBANGANSTRATEGI REDD+Sumber TambahanDAFTARISTILAH REDD+© Jennifer Ferguson-Mitchell / WWFProgram Hutan Dan Iklim WWF DAFTAR ISTILAH REDD+ // 132


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANAdaptasiPenyesuaian dalam sistem alam atau manusiadalam menanggapi rangsangan iklim atauefeknya yang nyata atau yang diharapkan,yang meringankan kerusakan ataumemanfaatkan peluang yang menguntungkan.Dapat dibedakan berbagai jenis adaptasi,antara lain antisipatif, otonom dan adaptasiterencana.AforestasiKonversi yang langsung disebabkan manusiaatas lahan yang sudah tidak berhutan untukjangka waktu setidaknya 50 tahun menjadilahan berhutan melalui penanaman,pembibitan dan/atau promosi manusia atassumber benih yang alami. Lihat jugareforestasi dan deforestasi. Untuk pembahasantentang istilah hutan dan istilah-istilah yangterkait seperti penghijauan, reforestasi dandeforestasi.Sasaran Keanekaragaman Hayati AichiSuatu rangkaian sasaran yang terdiri dari 20sasaran yang spesifik dan terukur yang telahdisepakati dalam pertemuan kesepuluhKonferensi Para Pihak CBD, yangdiselenggarakan 18-29 Oktober 2010, diNagoya, Prefektur Aichi, Jepang, sebagaibagian dari rencana strategis menuju 2020.Persamaan alometrikPersamaan alometrik mengekspresikanhubungan kuantitatif antara dimensi sebatangpohon dan biomassanya. Persamaan inidigunakan untuk memperkirakan biomassapohon berdasarkan pengukuran yang mudahseperti tinggi pohon atau diameter setinggidada (dbh).AntropogenikBerasal dari atau diproduksi oleh manusia.Tanah yang dapat ditanamiLahan yang dapat dibudidayakan untukbercocok tanam.AtmosferSelimut gas yang mengelilingi Bumi.Atmosfer yang kering ini hampir seluruhnyaterdiri dari nitrogen dan oksigen, bersamadengan gas-gas lain dalam jumlah sangatsedikit termasuk karbon dioksida dan ozon.Baseline/referensiBaseline (atau referensi) adalah keadaan yangmenjadi dasar pengukuran perubahan. Keadaanini dapat berupa 'baseline saat ini', dalam hal inimewakili kondisi saat ini yang dapat diamati.Keadaan ini juga mungkin berupa 'baselinemasa depan', yang berupa serangkaian kondisimasa depan yang diproyeksikan tanpa faktorkepentingan. Interpretasi alternatif kondisireferensi ini dapat menimbulkan beberapabaseline.Alat Manfaat dan Risiko (BERT)Alat Manfaat dan Risiko dikembangkan untukmenerapkan Prinsip dan Kriteria Sosial danLingkungan (SEPC) dalam perumusan programdan inisiatif nasional REDD+ yang sedangberusaha mendapatkan dukungan REDD-PBB,untuk meminimalkan risiko dan meningkatkanbeberapa manfaat dari kegiatan kesiapan. Alatini menyediakan serangkaian pertanyaan dibawah masing-masing dari ke-7 Prinsip dan 24Kriteria SEPC, untuk membantu staf ProgramREDD-PBB, mitra nasional dan para pemangkukepentingan lainnya untuk mengidentifikasiisu-isu yang akan dibahas dalam program yangmemperoleh dukungan REDD-PBB ini.Pembagian manfaatDistribusi keuntungan bersih langsung dantidak langsung (manfaat moneter dannon-moneter) dari pelaksanaan REDD+.BioenergiEnergi yang berasal dari segala bentuk biomassa.Keanekaragaman hayatiTotal keragaman semua organisme danekosistem dalam berbagai skala spasial (darigen sampai keseluruhan bioma).BiomassaMassa total organisme hidup dalam suatudaerah atau volume tertentu; materi tanamanyang baru saja mati sering dimasukkansebagai biomassa mati. Kuantitas biomassadinyatakan sebagai berat kering atau sebagaikandungan energi, karbon atau nitrogen.Peningkatan kapasitasDalam konteks perubahan iklim, peningkatankapasitas adalah mengembangkan keterampilanteknis dan kemampuan kelembagaan di negaraberkembang dan ekonomi dalam transisi untukmemungkinkan partisipasi mereka dalam semuaaspek adaptasi, mitigasi, dan penelitian tentangperubahan iklim, serta dalam pelaksanaanMekanisme Kyoto, dllSistem cap-and-tradeSebuah sistem cap-and-trade, atau pembatasandan perdagangan, melibatkan perdagangan ijinemisi, di mana jumlah yang diijinkan sangatterbatas atau 'tertutup'. Perdagangan terjadiketika entitas memiliki kelebihan emisi, baikmelalui tindakan yang diambil atau perbaikanyang dilakukan, dan menjualnya kepada entitasyang membutuhkannya karena pertumbuhanemisi atau ketidakmampuan untuk membuatpengurangan yang hemat biaya.Karbon dioksidaGas alami yang diubah oleh fotosintesis menjadibahan organik. Sebuah produk sampingan daripembakaran bahan bakar fosil dan pembakaranbiomassa, gas ini juga dihasilkan oleh perubahanpenggunaan lahan dan proses industri lainnya.Gas ini adalah gas rumah kaca antropogenikyang utama yang mempengaruhi keseimbanganradiatif bumi. Gas ini adalah gas referensi yangmenjadi tolok ukur dalam mengukur gas rumahkaca lainnya, sehingga memiliki Global WarmingPotential (Potensi Pemanasan Global) 1.Pasar karbonSuatu pasar di mana pengurangan emisi karbondiperdagangkan, biasanya dalam bentuk kreditkarbon (pengurangan emisi terverifikasi ataubersertifikasi). Pasar karbon berbentuk (i) pasarsukarela (di mana target pengurangan emisitidak diatur), atau (ii) pasar kepatuhan (di manakredit karbon diperdagangkan untuk memenuhitarget pengurangan emisi yang diatur). Pasarkarbon yang terbesar saat ini adalah SistemPerdagangan Emisi Uni Eropa (ETS).Penyerapan KarbonProses peningkatan kandungan karbon darireservoir/kantong selain atmosfer.Simpanan karbonJumlah absolut dari karbon yang disimpan dalamsuatu kantong karbon pada waktu tertentu.Program Hutan Dan Iklim WWFDAFTAR ISTILAH REDD+ // 133


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANSertifikasiProses verifikasi bahwa proyek memenuhistandar offset sukarela (seperti misalnyaStandar Karbon Sukarela atau Standar Iklim,Masyarakat dan Keanekaragaman Hayati)melalui audit pihak ketiga. Sertifikasi jugadapat merujuk kepada verifikasi kredit CleanDevelopment Mechanism (CDM) atauMekanisme Pembangunan Bersih, yaitu,Pengurangan Emisi Bersertifikat (CER).Masyarakat SipilBeragam organisasi non-pemerintah dannirlaba yang memiliki keberadaan dalamkehidupan publik, mengekspresikankepentingan dan nilai-nilai dari anggotamereka atau orang lain, berdasarkanpertimbangan etika, budaya, politik, ilmupengetahuan, agama atau kemanusiaan. Olehkarena itu Organisasi Masyarakat Sipil (OMS)mengacu pada beraneka ragam organisasi:kelompok masyarakat, organisasi nonpemerintah(LSM), serikat buruh, kelompokmasyarakat adat, organisasi kemanusiaan,organisasi berbasis keagamaan, asosiasiprofesional, dan yayasan.CDM (Clean Development Mechanism)atau Mekanisme Pembangunan BersihCDM memungkinkan proyek-proyekpengurangan emisi gas rumah kacaberlangsung di negara-negara yang tidakmemiliki target emisi di bawah KonvensiKerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim(UNFCCC) Protokol Kyoto, namunmerupakan penandatangan.Program Hutan Dan Iklim WWFIklimIklim dalam arti sempit biasanyadidefinisikan sebagai 'cuaca rata-rata', ataulebih spesifik, sebagai deskripsi statistikdalam hal rata-rata dan variabilitas kuantitasyang relevan selama periode waktu tertentumulai dari beberapa bulan sampai ribuanatau jutaan tahun. Kuantitas ini paling seringberupa variabel permukaan seperti suhu,curah hujan, dan angin. Iklim dalam arti luasadalah suatu keadaan, termasuk deskripsistatistik, dari sistem iklim. Periode klasikadalah 30 tahun, seperti yang didefinisikanoleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).Jaringan Aksi Iklim (CAN)Sebuah jaringan di seluruh dunia yang terdirilebih dari 850 Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) di lebih dari 90 negara yang bekerjauntuk mempromosikan tindakan pemerintahdan individu untuk membatasi perubahaniklim yang disebabkan manusia ke tingkatyang secara ekologis berkelanjutan.Perubahan iklimPerubahan iklim mengacu pada perubahaniklim seiring waktu, baik karena variabilitasalami atau sebagai akibat dari aktivitas manusia.Penggunaan ini berbeda dari yang di KonvensiKerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim(UNFCCC), yang mendefinisikan 'perubahaniklim' sebagai: 'perubahan iklim yangdisebabkan secara langsung atau tidak langsungoleh aktivitas manusia yang mengubahkomposisi atmosfer global dan merupakantambahan terhadap variabilitas iklim alamiyang terjadi selama periode waktu tertentu'.Lihat juga variabilitas iklim.Skenario perubahan iklimSebuah representasi yang masuk akal dansering disederhanakan atas iklim di masadepan, berdasarkan pada satu set hubunganiklim yang secara internal konsisten dan asumsidari forcing radiatif, yang biasanya dibangununtuk penggunaan eksplisit sebagai masukanuntuk model dampak perubahan iklim. Sebuah'skenario perubahan iklim' adalah perbedaanantara skenario iklim dan iklim saat ini.Aliansi Iklim, Masyarakat, danKeanekaragaman Hayati (CCBA)Sebuah kemitraan global perusahaanperusahaanterkemuka danorganisasi-organisasi non-pemerintah yangdidirikan pada tahun 2003. CCBA bertujuanuntuk memanfaatkan kebijakan dan pasaruntuk mempromosikan pengembanganperlindungan hutan, restorasi dan proyekproyekagroforestri melalui proyek-proyekkarbon berkualitas tinggi yang multi- manfaatdan berbasis daratan.Konferensi Para Pihak (COP, CoP)Konferensi para pihak UNFCCC (KonvensiKerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim).Sebuah badan pengambilan keputusan yangterdiri dari pihak-pihak yang telah meratifikasiKonvensi Kerangka Kerja PBB tentangPerubahan Iklim. Badan pengurus UNFCCC,yang bertemu sekali dalam setahun..Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati.Diadopsi pada KTT Bumi di Rio dan mulaiberlaku pada tahun 1994. Konvensi inimenetapkan tiga tujuan utama: konservasikeanekaragaman hayati, pemanfaatan secaraberkelanjutan komponen-komponennya danpembagian yang adil dan merata keuntungan daripemanfaatan sumber daya genetik. Sekretariat diMontreal dan COP rutin diselenggarakan.DeforestasiProses alami atau antropogenik yangmengkonversi lahan hutan menjadi nonhutan.Lihat aforestasi dan reforestasi.DegradasiDegradasi mengacu pada perubahan dalamhutan yang secara negatif mempengaruhistruktur atau fungsi tegakan hutan atau lokasi,dan dengan demikian menurunkan kapasitashutan untuk memasok produk atau jasa. Dalamkonteks REDD+, degradasi akan sangatmungkin diukur dalam hal berkurangnyasimpanan karbon dalam hutan yang tetapsebagai hutan. Belum ada definisi formaldegradasi yang dapat diadopsi karena banyaksimpanan karbon hutan berfluktuasi karenapenyebab siklus alam atau praktik manajemen.DesertifikasiDegradasi lahan di daerah kering, semi-kering,dan kering sub-lembab sebagai akibat dariberbagai faktor, termasuk variasi iklim danaktivitas manusia. Selanjutnya, Konvensi PBBuntuk Memerangi Desertifikasi (UNCCD)mendefinisikan degradasi lahan sebagaipengurangan atau hilangnya dari daerah kering,semi-kering, dan kering sub-lembabproduktivitas biologi atau ekonomi dankompleksitas lahan pertanian tadah hujan,lahan pertanian beririgasi, atau padang rumput,padang penggembalaan, hutan dan lahanberpohon yang merupakan akibat daripenggunaan lahan atau dari suatu proses ataukombinasi beberapa proses, termasuk yangtimbul dari aktivitas dan pola huni manusia,seperti: (i) erosi tanah yang disebabkan olehangin dan/atau air, (ii) penurunan kualitaskandungan fisik, kimia, dan biologi atauekonomi tanah, dan (iii) hilangnya vegetasialami dalam jangka panjang.DAFTAR ISTILAH REDD+ // 134


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPajak Pertambahan Nilai EkologisPajak Pertambahan Nilai Ekologis adalah pajakfederal yang dilaksanakan oleh KementerianKeuangan Brasil. Menurut aturan pajak ini,ukuran dan pengelolaan kawasan lindungdimasukkan ke dalam perhitungan alokasi PPNnasional untuk negara bagian. Ini memberikaninsentif kepada negara bagian untuk mendaftardan mengelola kawasan lindung secara benar.EkoregionSebuah unit tanah atau air yang berukuranbesar yang mengandung kumpulan spesies,komunitas alami, dan kondisi lingkunganyang jelas secara geografis.EkosistemSistem interaktif yang terbentuk dari semuaorganisme hidup dan lingkungan abiotik mereka(fisik dan kimia) dalam suatu kawasan tertentu.Ekosistem mencakup hirarki skala spasial dandapat terdiri dari seluruh dunia, bioma di skalabenua atau sistem kecil dengan batas-batas yangjelas seperti misalnya sebuah kolam kecil.Jasa ekosistemProses atau fungsi ekologi yang memiliki nilaimoneter atau non-moneter untuk individuatau masyarakat pada umumnya. Ada (i) jasapendukung seperti produktivitas ataupemeliharaan keanekaragaman hayati, (ii)jasa penyediaan seperti makanan, serat, atauikan, (iii) jasa pengaturan seperti pengaturaniklim atau penyerapan karbon, dan (iv)layanan budaya seperti pariwisata atauapresiasi spiritual dan estetika.EmisiEmisi langsung dilepaskan dan diatribusikanpada titik-titik dalam rantai energi terbarukanyang spesifik, apakah itu sektor, teknologi ataukegiatan. Sebagai contoh, emisi metana daribahan-bahan organik terendam yang membusukdi waduk PLTA, atau pelepasan CO2 terlarutdalam air panas dari pembangkit panas bumi,atau CO2 dari pembakaran biomassa. Emisi tidaklangsung diakibatkan oleh kegiatan di luar apayang dianggap sebagai rantai energi terbarukantetapi yang dibutuhkan untuk mewujudkanpenggunaan energi terbarukan. Sebagai contoh,emisi dari peningkatan produksi pupuk yangdigunakan dalam budidaya tanaman biofuel(bahan bakar hayati) atau emisi dari produksitanaman yang ditanam di tempat lain ataudeforestasi sebagai akibat dari tanaman biofuel.Emisi yang terhindarkan adalah penguranganemisi yang timbul dari langkah-langkah mitigasiseperti penyebaran energi terbarukan.Program Pengurangan Emisi (ER)Sebuah program untuk mengurangi emisikarbon dari deforestasi dan degradasi hutan.Catatan ide Program PenguranganEmisi (ER - PIN)Sebuah Nota Ide Program Pengurangan Emisi(ER - PIN) merupakan proposal awal untukDana Karbon dari Forest Carbon PartnershipFacility. Donor Dana Karbon menggunakanER-PIN untuk mengevaluasi dan memilihinisiatif untuk ditindaklanjuti dengan negaranegaraPeserta FCPF dengan maksud untukmencapai Kesepakatan PembelianPengurangan Emisi (ERPA). Negara (ataupendukung Program yang ditunjuk)menyampaikan informasi sesuai dengantemplat dokumen yang telah disetujui yangmenguraikan ide-ide mereka untuk memajukanREDD+ menuju fase pembayaran “berbasishasil”. Mekanisme ini bertujuan untukmembuat percontohan “pembayaran berbasiskinerja untuk pengurangan emisi yangterverifikasi dari program REDD+ di negaranegarayang telah mencapai kemajuan besarmenuju Kesiapan REDD+. Tujuannya adalahuntuk memberikan insentif untuk mengurangiemisi sekaligus melindungi hutan, melestarikankeanekaragaman hayati, dan meningkatkanpenghidupan masyarakat adat dan masyarakatlokal yang bergantung pada hutan.”Skenario emisiSebuah representasi yang masuk akal dariperkembangan di masa depan emisi zat-zatyang berpotensi aktif secara radioaktif(misalnya, gas rumah kaca, aerosol), yangdidasarkan pada seperangkat asumsi yangkoheren dan secara internal konsisten tentangkekuatan-kekuatan pendorong (sepertiperkembangan demografi dan sosio-ekonomi,perubahan teknologi) dan hubungan-hubungankunci di antara asumsi-asumsi tersebut. Padatahun 1992, IPCC menyajikan serangkaianskenario emisi yang digunakan sebagai dasarbagi perlindungan iklim dalam LaporanPenilaian (Assesment Report) Kedua. Skenarioemisi ini disebut sebagai skenario IS92.Kerangka PengelolaanLingkungan dan SosialSebuah kerangka kerja untuk memastikanbahwa dampak lingkungan dan sosial yangberat dihindarkan atau dikurangi dandikompensasi secara tepat.EkstraktivisPemanen hasil hutan non-kayu.Program Hutan Dan Iklim WWFDAFTAR ISTILAH REDD+ // 135


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANFondo Nacional de FinanciamientoForestal (FONAFIFO)Dana Pembiayaan Kehutanan Nasional.FONAFIFO adalah organisasi koordinatorProgram ER dan strategi REDD+ di Kosta Rika.FONAFIFO adalah lembaga pemerintah yangdidirikan dengan Undang-Undang Kehutanan7575 untuk membiayai sektor kehutanan danmelaksanakan pembayaran dan penjualan jasalingkungan (PES dan CES). Undang-undang inimenetapkan tanggung jawab dan kekuasaanDana ini di bidang jasa lingkungan untukpelaksanaan proyek penghindaran deforestasidan inisiatif untuk mengurangi emisi, terutamadalam hal penggunaan lahan. FONAFIFObertugas menciptakan hubungan antara pasarjasa lingkungan, pemilik hutan, sektorkehutanan, pelaksana PES, lembaga pemerintah,lembaga keuangan, wilayah adat, lembagaswadaya masyarakat nasional dan internasionalserta donor nasional dan internasional.Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF)Sebuah fasilitas yang dilaksanakan oleh BankDunia untuk membantu negara-negaraberkembang mengurangi emisi darideforestasi dan degradasi hutan. Tujuannyameliputi peningkatan kapasitas untuk REDD+dan menguji skema pembayaran berbasiskinerja di negara-negara percontohan.Forest Carbon Trust Fund (FCTF) atauDana Perwalian Karbon HutanForest Carbon Trust Fund (FCTF) atau DanaPerwalian Karbon Hutan adalah inisiatif empattahun yang didanai oleh pemerintah Norwegiayang memberikan dukungan kepadasekelompok LSM nasional dan daerah untukmembuat percontohan suatu mekanismekelembagaan untuk pembagian manfaat danaREDD+ dari hutan rakyat dan inisiatifpengelolaan DAS.Forest Investment Program (FIP) atauProgram Investasi Hutan (FIP)Program Investasi Hutan (FIP) adalah salahsatu dari tiga program strategis Dana InvestasiIklim (CIF). FIP memberi negara-negaraberkembang pembiayaan yang semakin lamasemakin besar untuk merencanakan danmelaksanakan reformasi kesiapan sertainvestasi publik dan swasta, yang diidentifikasimelalui kesiapan REDD+ nasional atau strategiyang setara, dan pada saat yang samamempertimbangkan peluang untuk membantuberadaptasi terhadap dampak perubahan iklimterhadap ekosistem hutan dan memberikankontribusi pada banyak manfaat sepertikonservasi keanekaragaman hayati,perlindungan hak-hak kelompok masyarakatadat dan masyarakat lokal, pengentasankemiskinan dan peningkatan mata pencaharianpedesaan. Proyek-proyek yang didukung dibawah rencana investasi FIP suatu negara akanmenjadi contoh dan model yang dapatdiduplikasi dalam skala lebih besar untukintervensi REDD+ yang meningkatkanpengelolaan hutan dan mengurangi tekananpada ekosistem hutan.Penegakan Hukum, Tata Kelola danPerdagangan Kehutanan. (FLEGT)Program Penegakan Hukum, Tata Kelola danPerdagangan Kehutanan Uni Eropa dibentukpada tahun 2003 dan bertujuan untukmeningkatkan tata kelola dan mengurangipembalakan liar dengan memperkuatpengelolaan hutan lestari dan legal,memperbaiki tata kelola dan mempromosikanperdagangan kayu yang diproduksi secara legal.Proses FLEGT Uni Eropa dibangunberdasarkan inisiatif penegakan hukumkehutanan dan tata kelola daerah yangsebelumnya (FLEG), seperti kemajuan FLEG diAsia dan Pasifik, Konferensi Tingkat MenteriPenegakan Hukum dan Tata Kelola (AFLEG)Afrika serta Konferensi Tingkat Menteri Eropadan Asia Utara tentang Penegakan Hukum danTata Kelola Hutan.Komoditas dengan risiko hutanKomoditas yang memiliki potensi untukmenciptakan deforestasi atau degradasi hutan(mis, kayu, kedelai, daging sapi, minyak sawit).Forest Stewardship Council (FSC) atauDewan Pemeliharaan HutanFSC adalah sebuah organisasi independennirlaba yang bertujuan melindungi hutan untukgenerasi mendatang. Organisasi ini adalahsebuah organisasi yang terbuka dan dipimpinanggota yang menetapkan standar sukarelauntuk sertifikasi hutan dan perusahaan.Persetujuan atas dasar Informasi awaltanpa paksaan (FPIC)Deklarasi PBB tentang Hak-Hak MasyarakatAdat (2007) menjunjung tinggi hak-hakmasyarakat adat untuk memberikan atau tidakmemberikan FPIC mereka untuk: kegiatan yangmempengaruhi tanah yang secara tradisionaltelah mereka miliki, duduki, atau gunakan;setiap usulan relokasi dan; setiap tindakanhukum atau administratif yang mempengaruhimereka. FPIC menyiratkan bahwa persetujuantelah diperoleh tanpa paksaan sebelumotorisasi dan dimulainya proyek, dan bahwapihak-pihak yang terkena dampak sepenuhnyamemahami ruang lingkup, durasi dan potensidampak dari kegiatan tersebut.Metode Penambahan-PenguranganMetode Penambahan-Pengurangan adalahpendekatan berbasis proses dalammemperkirakan perubahan simpanan dikantong karbon, yang memperkirakan jumlahbersih penambahan dan pengurangan darisimpanan karbon.Fasilitas Lingkungan Global (GEF)Sebuah organisasi keuangan independenyang memberikan hibah kepada negaranegaraberkembang untuk proyek-proyekyang bermanfaat bagi lingkungan global danmempromosikan mata pencaharian yangberkelanjutan bagi masyarakat lokal. ParaPihak Konvensi ditugasi untukmengoperasikan mekanisme keuangan GEFsecara terus-menerus, yang akan dikaji setiapempat tahun. Mekanisme keuangan inidilaporkan kepada COP.Program Hutan Dan Iklim WWFDAFTAR ISTILAH REDD+ // 136


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPedoman Praktik yang BaikSerangkaian prosedur yang dimaksudkanuntuk memastikan bahwa inventarisasi gasrumah kaca akurat dalam arti secarasistematis tidak membuat taksiran yang terlalutinggi atau terlalu rendah sejauh yang dapatdinilai, dan bahwa ketidakpastian dikurangisebanyak mungkin. Praktik yang Baik meliputipilihan metode estimasi yang sesuai dengankeadaan nasional, jaminan kualitas dankendali mutu di tingkat nasional, kuantifikasiketidakpastian dan pengarsipan data sertapelaporan untuk mempromosikantransparansi.Dana Iklim Hijau (GCF)GCF dibentuk dalam kerangka UNFCCCsebagai mekanisme untuk mentransfer uangdari negara maju ke negara berkembang,untuk membantu negara-negara berkembangdalam praktik adaptasi dan mitigasi untukmelawan perubahan iklim. Dasar hukumnyadapat ditemukan dalam KesepakatanKopenhagen, yang diadopsi dalam Konferensike-15 Para Pihak (COP-15) di Kopenhagentahun 2009. Keputusan ini dikonfirmasi dandibuat resmi dalam ayat 102 dari KesepakatanCancun yang diadopsi dalam COP-16 diCancun tahun 2010. The Green Climate Fundatau Dana Iklim Hijau ini kemudiandiluncurkan tahun 2011 dalam KonferensiPerubahan Iklim PBB (COP 17) di Durban,Afrika Selatan dan instrumen pengaturnyadiadopsi. GFC ini akan diatur oleh sebuahDewan yang beranggotakan 24 orang dan padaawalnya dibantu oleh sebuah SekretariatSementara.Gas rumah kacaGas rumah kaca (GRK) adalah komponenatmosfer yang berupa gas, baik alami maupunantropogenik, yang menyerap danmemancarkan radiasi pada panjanggelombang tertentu dalam spektrum radiasiinfra merah yang dipancarkan olehpermukaan bumi, atmosfer, dan awan.Properti ini menyebabkan efek rumah kaca.Uap air (H 2 O), karbon dioksida (CO 2 ),nitrous oksida (N 2 O), metana (CH 4 ) danozon (O 3 ) merupakan gas rumah kaca utamadi atmosfer.Mekanisme pengaduan dan koreksiMekanisme pengaduan, konflik dan koreksidirancang untuk menerima, mengkaji danmenyelesaikan pengaduan dari parapemangku kepentingan yang terkena dampaklangsung, dalam hal ini terkait denganpelaksanaan REDD+, dengan maksud untukmelakukan tindakan korektif. Biasanya,mekanisme ini berfokus pada pendekatanyang fleksibel untuk menyelesaikan sengketamelalui pilihan-pilihan seperti pencarianfakta, dialog, fasilitasi atau mediasi.Validasi di lapangan (Ground-truthing)Proses validasi di lapangan untuk datatutupan hutan yang dihasilkan melaluisumber-sumber penginderaan jarak jauhuntuk meningkatkan dan mengkalibrasikualitas sistem pemantauan.Penilaian dampak (perubahan iklim)Praktik mengidentifikasi dan mengevaluasi,dalam hal moneter dan/atau non-moneter,dampak perubahan iklim terhadap sistemalam dan manusia.Masyarakat adatTidak ada definisi masyarakat adat yang telahditerima secara internasional. Karakteristikumum yang sering diterapkan dalam hukuminternasional, dan oleh badan-badan PBB untukmembedakan masyarakat adat meliputi: tempattinggal di dalam atau keterikatan pada habitattradisional, wilayah turun-temurun, dan sumberdaya alam mereka yang secara geografis jelas;pemeliharaan identitas budaya dan sosial, danlembaga-lembaga sosial, ekonomi, budaya danpolitik yang terpisah dari masyarakat danbudaya utama atau dominan; keturunan darikelompok masyarakat yang ada di daerahtertentu, paling sering sebelum negara-negaraatau wilayah modern diciptakan dan perbatasanseperti yang ada saat ini ditetapkan; sertaidentifikasi diri sebagai bagian dari kelompokbudaya adat yang berbeda, dan keinginan untukmelestarikan identitas budaya tersebut.Pengaturan kelembagaanPengaturan kelembagaan untuk REDD+mengacu pada (i) jaringan institusi ataulembaga yang akan bertanggung jawab untukmenghasilkan REDD+, (ii) fungsi mereka,yaitu “siapa melakukan apa”, dan (iii)interaksi antara lembaga.Kerangka akunting yurisdiksiSebuah kerangka akuntansi REDD+ yangtelah memperoleh validasi (terdiri darielemen-elemen kerangka akuntansiyurisdiksi) yang dikembangkan, didefinisikan,dan disetujui dalam tingkat yurisdiksi.Protokol KyotoProtokol Kyoto diadopsi pada Sidang KetigaKonferensi Para Pihak (COP) KonvensiKerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim(UNFCCC) pada tahun 1997 di Kyoto, Jepang.Protokol ini berisi komitmen yang mengikatsecara hukum, di samping komitmen yang telahada dalam UNFCCC. Negara-negara yangtermasuk dalam Lampiran B dari Protokol ini(sebagian besar negara anggota Organisasiuntuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan(OECD) dan negara-negara dengan ekonomidalam transisi) sepakat untuk mengurangiemisi gas rumah kaca antropogenik mereka(CO2, CH4, N2O, HFC, PFC, dan SF6) sebesarsetidaknya 5 % di bawah tingkat 1990 dalamperiode komitmen 2008 sampai 2012. ProtokolKyoto mulai berlaku pada 16 Februari 2005.LandsatProgram Landsat memberikan rekamanberbasis ruang angkasa terus-menerus yangterpanjang yang ada mengenai daratan di bumi.Sejak tahun 1972, satelit Landsat telahmengumpulkan pengukuran benua-benua dibumi dan daerah pesisir sekitarnya yangmemungkinkan orang mempelajari hutan,produksi pangan, penggunaan air dan tanah,ekosistem, geologi, dan banyak hal lagi.Rekaman data yang panjang ini memungkinkanpara ilmuwan mengevaluasi perubahandinamika yang disebabkan oleh proses alammaupun kegiatan manusia. Program Landsatdikelola bersama oleh US Geological Surveydan NASA.Program Hutan Dan Iklim WWFDAFTAR ISTILAH REDD+ // 137


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANKebocoranHilangnya secara tak terduga manfaat karbonyang diantisipasi karena perpindahankegiatan di wilayah proyek ke daerah-daerahdi luar proyek, yang menghasilkan emisikarbon. Kebocoran dapat meniadakansebagian atau semua manfaat karbon yangdihasilkan oleh suatu proyek. Meskipun tidaksering diakui, kebocoran juga bisa menjadipositif, jika praktik -praktik terbaik diadopsidi luar daerah proyek dan digunakan secaraluas, misalnya perpindahan penebangankarena kegiatan konservasi hutan.Model Hutan yang HidupModel Hutan yang Hidup menyajikan berbagaiskenario penggunaan lahan global. Model inimenghitung efek agen/faktor sepertipertumbuhan penduduk dan permintaankonsumen, serta menguraikan dampakpotensial dalam bidang-bidang kunci sepertiproduksi pangan, perubahan iklim,keanekaragaman hayati, harga komoditas danperkembangan ekonomi.Measuring atau PengukuranUnsur M dari Sistem MRV merupakankependekan dari monitoring (pemantauan) ataumeasuring (pengukuran) tergantung pada siapayang berbicara. Sebenarnya M berarti keduanya.Dana Meksiko untuk Konservasi Alam(FMCN)Dana Meksiko untuk Konservasi Alam (FMCN)terdiri dari beberapa sub-dana yang berfokuspada berbagai prioritas tematik dan geografis.FMCN berkonsultasi dengan 400 perwakilandari 249 organisasi konservasi danpembangunan kunci pada tahun pertamaoperasinya untuk menyusun prioritas. FMCNmenetapkan prioritas konservasikeanekaragaman hayati spesifik yangberhubungan dengan prioritas lingkungannasional (dan sesuai dengan program-programnasional) serta meminta proposal untukproyek-proyek yang menargetkan prioritasprioritasspesifik tersebut. Prioritas strategis inidirevisi setiap tahun oleh FMCN sebelummeminta proposal yang baru.Tujuan Pembangunan MileniumTujuan Pembangunan Milenium adalah delapantujuan terikat waktu yang disepakati secaraglobal dan diadopsi pada tahun 2000 sertaditetapkan untuk dicapai sebelum tahun 2015,yang memberikan tolok ukur untuk mengatasikemiskinan ekstrim dalam banyak dimensinya.Kedelapan tujuan tersebut meliputi tujuan dansasaran pada kemiskinan pendapatan, kelaparan,kematian ibu dan anak, penyakit, tempat tinggalyang tidak layak, ketidaksetaraan gender,degradasi lingkungan dan Kemitraan Globaluntuk Pembangunan. Tujuan-tujuan tersebuttelah diterima secara umum sebagai kerangkauntuk mengukur kemajuan pembangunan.Mitigasi atau peringananIntervensi antropogenik untuk mengurangiforcing antropogenik atas sistem iklim; mitigasiini juga mencakup strategi untuk mengurangisumber dan emisi gas rumah kaca sertameningkatkan penyerapan gas rumah kaca.MoabiMoabi adalah alat online yang kuat untukmelacak informasi secara spasial. Ini adalahsebuah sistem pemetaan kolaboratif yangmembangun sebuah komunitas penggunauntuk berbagi, mengedit, dan membahasisu-isu yang dapat mempengaruhikeberlanjutan ekosistem yang kritis. Sistem inimemungkinkan masyarakat untuk melacak danmelaporkan peristiwa yang terkait denganpembangunan seperti proyek skala besar, sertaperistiwa-peristiwa deforestasi, dan juga untukmelaporkan data validasi untuk informasi yangdihasilkan pemerintah. Alat ini dapatdigunakan untuk validasi/verifikasi data yangdilaporkan, umpan balik yang bersumber padamasyarakat, dan juga penilaian dan updatemengenai penyebab deforestasi.Sistem MRVSistem MRV atau sistem Pemantauan (atauPengukuran), Pelaporan dan Verifikasi (atauValidasi) merupakan sistem pelacakan daninventarisasi sumber daya yang berada di pusatimplementasi REDD+ baik di tingkat nasionalmaupun sub-nasional. Tujuan sistem ini adalahuntuk melacak secara akurat, konsisten,lengkap, transparan dan dapat dibandingkanjumlah karbon yang tersimpan dalamekosistem hutan seiring waktu danmemungkinkan perkiraan pengurangan emisiyang dihasilkan pelaksanaan tindakan mitigasiREDD+ ketika membandingkan perilakusimpanan dengan perkiraan yang diharapkanyang dihasilkan berdasarkan tren historis (jugadikenal sebagai tingkat referensi [REL/RL]).Pendanaan multilateralFunds that receive contributions from more thanone donor government and are in most casesadministered by international organizations.Inventori Hutan Nasional (NFI)Sebuah database informasi yang terkaitdengan sumber daya hutan suatu negara yangdapat memberikan informasi pemanfaatanhutan dan lahan serta perubahanpenggunaan lahan untuk pemantauan,pelaporan dan verifikasi (MRV) REDD+.Aksi Mitigasi Yang Secara Nasional Tepat(NAMAs)Tindakan sukarela atau wajib oleh negaraberkembang untuk mengurangi emisi karbonsejalan dengan konteks ekonomi, lingkungan,sosial dan politiknya.Program Nasional PemberdayaanMasyarakat (PNPM)Tujuan umum Program NasionalPemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalahuntuk mengurangi kemiskinan danmeningkatkan tata kelola tingkat lokal didaerah pedesaan Indonesia melalui penyediaansumber daya investasi untuk mendukungproposal-proposal produktif yang diajukan olehmasyarakat yang menggunakan prosesperencanaan partisipatif.REDD+ BertingkatSebuah pendekatan campuran yangmencakup unsur-unsur dari pendekatansub-nasional maupun nasional untuk REDD+.Pendekatan bertingkat memungkinkanmekanisme pendanaan internasional untukmenghitung dan mengkredit penguranganemisi dan peningkatan simpanan karbon ditingkat sub-nasional maupun nasional.Pendekatan ini dapat bersifat berurutan(pertama sub-nasional kemudian nasional)maupun simultan (akunting di kedua tingkat).Program Hutan Dan Iklim WWFDAFTAR ISTILAH REDD+ // 138


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANManfaat non-karbonManfaat yang dapat menyebabkanpeningkatan kinerja sosial, lingkungan danekonomi serta menciptakan hasil yang lebihtahan lama dibandingkan dengan programyang mengubah keputusan biaya-manfaatsementara tentang penggunaan lahan.Manfaat ini termasuk memperkuat tata kelolahutan dan pengelolaan sumber daya alam,mendorong partisipasi yang secara sosialinklusif dalam pembuatan kebijakan,meningkatkan transparansi informasi, danmempromosikan pengakuan atas hak-hakmasyarakat adat dan masyarakat lokal (IPLC)untuk wilayah, tanah, sumber daya alam danmata pencaharian tradisional serta budayamereka.Pendekatan parsimoniPendekatan parsimoni menggunakan jumlahlangkah yang paling sedikit untukmenghindari peningkatan sumber kesalahanketika melakukan estimasi karbon.Pembayaran untuk Jasa Ekosistem (PES)Pembayaran Sukarela oleh (minimal satu)pembeli dengan (minimal satu) penyedia untuk'membeli ' jasa lingkungan (atau penggunaantanah yang ada kemungkinan untukmemperoleh jasa tersebut), kalau, dan hanyakalau penyedia memiliki jasa lingkungantersebut. Dalam REDD+, PES mengacu padasebuah sistem berbasis hasil di manapembayaran dilakukan untuk penguranganemisi atau peningkatan simpanan karbon relatifterhadap tingkat referensi yang disepakati.Polutan organik yang persisten (POPs)Bahan kimia yang tetap utuh dalamlingkungan untuk waktu yang lama danmenjadi tersebar luas secara geografis. Diaturoleh Konvensi Stockholm.Program Hutan Dan Iklim WWFFenologiStudi tentang fenomena alam yang munculkembali secara periodik (misalnya, tahap-tahapperkembangan, migrasi) dan hubungannyadengan perubahan iklim dan musim.KesiapanTindakan negara REDD+, termasuk peningkatankapasitas, desain kebijakan, konsultasi danpengembangan konsensus, serta testing danevaluasi strategi nasional REDD+, sebelumimplementasi REDD+ yang komprehensif.Paket Kesiapan (R - package)Sebuah paket kegiatan yang didasarkan padaR-PP dan dirancang untuk mendukungkapasitas Negara Peserta REDD+ untukberpartisipasi dalam kemungkinan sistemmasa depan insentif positif untuk REDD+.Standar Sosial dan Lingkungan REDD+REDD+ SES atau Standar Sosial danLingkungan REDD+ adalah seperangkat standarinternasional yang dikembangkan melalui prosesmulti-pemangku kepentingan yang inklusifuntuk mendukung desain dan pelaksanaanprogram REDD+ yang dipimpin pemerintahyang menghormati hak-hak masyarakat adatdan masyarakat lokal dan menghasilkan manfaatsosial dan lingkungan yang signifikan. Standarini telah secara eksplisit dirancang untuk lebihdaripada hanya menetapkan kerangkapengaman minimum, dan untukmengidentifikasi serta menguraikan manfaat.ReforestasiPenanaman hutan di lahan yang sebelumnyatelah terdapat hutan tetapi kemudian telahdikonversi untuk pemanfaatan lainnya.Untuk diskusi tentang istilah hutan danistilah yang terkait seperti aforestasi,reforestasi dan deforestasi.Penginderaan Jarak JauhMetode pengukuran deforestasi dan/ataudegradasi hutan dengan alat perekam yangtidak bersentuhan fisik dengan hutan, sepertimisalnya satelit.PelaporanR atau komponen Reporting atau pelaporandari sistem MRV merupakan inti dari sistem ini.Pada dasarnya, R ini mendefinisikan UNTUKAPA dari APA (M). R memungkinkan kitauntuk menerjemahkan informasi yang telahdihasilkan komponen M menjadi informasinyata yang bermakna bagi pengambilankeputusan. Deliverables yang ditetapkan untukR (pertanyaan-pertanyaan spesifik yang harusdijawab saat pelaporan) dan standar yang harusdipatuhinya menentukan tujuan dan desainkomponen M. Pertanyaan-pertanyaan tersebuttidak hanya mencakup berapa banyak CO2yang telah dipancarkan, diserap atau tidakdipancarkan. Pertanyaan-pertanyaan tersebutmembuat kita dapat menemukan artisebenarnya dari kuantitas-kuantitas tersebutdari segi tujuan manajemen.Sistem Informasi Kerangka Pengaman (SIS)Keputusan 12/CP. 17 dari Hasil UNFCCCDurban menyatakan bahwa sebuah SIS harusmemberikan informasi tentang bagaimanasemua kerangka pengaman Cancun ditanganidan dihormati. SIS harus didorong di tingkatnegara, dilaksanakan pada tingkat nasional,dan dibangun berdasarkan sistem yang ada,yang sesuai. Juga disepakati bahwa pelaporaninformasi ringkas tentang bagaimanakerangka pengaman sedang ditangani dandihormati akan berlangsung secara berkaladalam komunikasi nasional kepada UNFCCC.Pihak UNFCCC selanjutnya sepakat bahwasementara SIS dikembangkan, kewajiban dankesepakatan internasional yang relevan harusdiakui dan pertimbangan gender dihormati.Kerangka PengamanKerangka pengaman pada umumnya dipahamisebagai kebijakan dan langkah-langkah yangbertujuan untuk menangani dampak langsungmaupun tidak langsung kepada masyarakat danekosistem, dengan mengidentifikasi,menganalisis dan akhirnya bertindak untukmengelola risiko dan peluang. Kerangkapengaman merupakan hal yang penting untukmemastikan bahwa kegiatan REDD+ tidakmenyebabkan dampak sosial atau lingkunganyang negatif.SkenarioPenjelasan yang masuk akal dan seringdisederhanakan tentang bagaimana masa depandapat berkembang, didasarkan padaseperangkat asumsi yang koheren dan secarainternal konsisten tentang kekuatan pendorongdan hubungan-hubungan kunci. Skenariomungkin diambil dari proyeksi, namunseringkali didasarkan pada informasi tambahandari sumber lain, kadang-kadangdikombinasikan dengan 'narasi alur cerita'. Lihatjuga skenario (perubahan) iklim, skenario emisidan SRES (Laporan Khusus tentang SkenarioEmisi).Naiknya permukaan lautKenaikan pada rata-rata permukaan laut.Kenaikan permukaan laut Eustatic adalahperubahan permukaan laut rata-rata globalyang disebabkan oleh peningkatan volumelautan dunia. Kenaikan permukaan laut relatifterjadi di mana ada peningkatan lokal dipermukaan laut secara relatif terhadappermukaan tanah, yang mungkin disebabkankarena kenaikan air laut dan/atau penurunanpermukaan tanah. Di daerah yang memilikikecenderungan naiknya permukaan tanahdengan cepat, permukaan laut relatif bisa turun.DAFTAR ISTILAH REDD+ // 139


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANPemangku KepentinganSeorang individu, kelompok atau organisasi yangmemiliki minat atau kepedulian dalam kegiatanproyek atau tindakan yang diusulkan yangmengarah pada pelaksanaan kegiatan seperti ini.Metode Perbedaan SimpananMetode Perbedaan Simpanan adalahpendekatan berbasis simpanan untukmemperkirakan perubahan simpanan dikantong karbon, yang memperkirakanperbedaan simpanan karbon pada dua titikwaktu yang berbeda.Pembangunan berkelanjutanPembangunan yang memenuhi kebutuhanmasa kini tanpa mengorbankan kemampuangenerasi mendatang untuk memenuhikebutuhan mereka sendiri.Pengelolaan Hutan Lestari (PHL)Sebuah konsep yang dinamis dan terusberkembang yang bertujuan untukmempertahankan dan meningkatkan nilaiekonomi, sosial dan lingkungan dari semua jenishutan, untuk kepentingan generasi sekarang danmendatang. Dalam perdebatan REDD+,beberapa organisasi melakukan pembedaanantara “pengelolaan hutan lestari” (SFM) dan“pengelolaan hutan berkelanjutan” (SMF): SFMmengacu pada penebangan skala industri,sementara SMF adalah istilah yang cakupannyalebih luas.Terrestrial (tentang darat)Berkaitan dengan daratan.Sistem Insentif Jasa Lingkungan(SISA/System of Incentives forEnvironmental Services)UU Sistem Insentif Jasa Lingkungan (SISA) dariNegara Bagian Acre di Brasil dipandang sebagaisalah satu perundangan REDD+ komprehensifyang pertama yang meliputi seluruh negarabagian. Rentang skema insentif dalamperundangan ini masih dalam pengembangan,tetapi hukum ini bertujuan untuk bersama-samamencapai pengentasan kemiskinan dankonservasi lingkungan melalui penciptaanlandasan hukum untuk menilai berbagai jasalingkungan dan memberikan insentif positifuntuk mengelolanya secara berkelanjutan.Garis pohonBatas atas pertumbuhan pohon di gunung atautempat tinggi. Garis pohon ini lebih tinggi ataulebih ke arah kutub dibandingkan garis hutan.Deklarasi PBB tentang Hak-HakMasyarakat Adat (UNDRIP)Sesuai dengan Pasal-pasal dalam UNDRIP,masyarakat adat harus berpartisipasi penuhdalam pendefinisian dan pelaksanaan kebijakanserta rencana yang terkait dengan mitigasiperubahan iklim.United Nations Development Group(UNDG) atau Kelompok Pembangunan PBBSebuah instrumen untuk reformasi PBB yangdibuat oleh Sekretaris Jenderal PBB pada tahun1997 untuk mempertemukan lembaga-lembagaoperasional dalam Sistem PBB yang bekerjadalam bidang pembangunan dan MDG.Konvensi Kerangka Kerja PBB tentangPerubahan Iklim (UNFCCC)Konvensi ini diadopsi pada tanggal 9 Mei1992, di New York, dan ditandatangani diKTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro oleh lebihdari 150 negara dan Masyarakat Eropa.Tujuan utamanya adalah 'stabilisasikonsentrasi gas rumah kaca di atmosfer padatingkat yang akan mencegah gangguanantropogenik yang berbahaya pada sistemiklim '. Konvensi ini berisi komitmen untuksemua Pihak.Lacey Act (AS)Sebuah undang-undang konservasi di AS yangmelarang perdagangan produk kayu ilegal.VerifikasiKomponen “verifikasi” dari sistempemantauan, pelaporan dan verifikasi (MRV).Komponen ini membantu untuk memvalidasiapa yang dipantau dan dilaporkan, danmembawa transparansi ke dalam proses.Komponen ini biasanya mewakili hubungandengan MRV partisipatif di mana masyarakatdan pemangku kepentingan dapatmemberikan masukan, menganalisis, danmelakukan verifikasi data ke dalam sistemMRV. Hal ini dapat dilakukan denganmekanisme yang intrinsik dengan sistem MRVatau, dengan menggunakan individu pihakketiga, fasilitator, sistem atau bahkan pemberisertifikasi seperti halnya dalam praktik-praktik kehutanan.Standar Karbon Terverifikasi (VCS)Sebuah mekanisme sertifikasi untuk kreditemisi yang tidak diatur dalam Protokol Kyoto,dan sebelumnya disebut Voluntary CarbonStandard (Standar Karbon Sukarela). VCSdikembangkan oleh The Climate Group(Kelompok Iklim), International EmissionsTrading Association (Asosiasi PerdaganganEmisi Internasional), World Economic Forum(Forum Ekonomi Dunia) dan World BusinessCouncil for Sustainable Development (DewanBisnis Dunia untuk PembangunanBerkelanjutan) untuk menyediakan standardan program global yang kuat untukpersetujuan offset sukarela yang kredibel.www.v-c-s.org.Pengurangan Emisi Terverifikasi (VERs)Sebuah unit pengurangan emisi gas rumahkaca yang telah diverifikasi oleh auditorindependen, tetapi belum menjalani prosedurverifikasi, sertifikasi dan penerbitan di bawahProtokol Kyoto, dan mungkin belummemenuhi persyaratan hukum di bawahProtokol tersebut. Unit-unit inidiperdagangkan di pasar karbon sukarela.Pengurangan Emisi SukarelaSebuah VER (Pengurangan Emisi Sukarela)adalah setara dengan 1 metrik ton karbondioksida. VER menunjukkan bahwapengurangan emisi telah diverifikasi denganstandar sukarela seperti VCS (VoluntaryCarbon Standards atau Standar KarbonSukarela). VER hanya dapat diperdagangkan dipasar sukarela.Program Hutan Dan Iklim WWFDAFTAR ISTILAH REDD+ // 140


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANZero Net Deforestasi danDegradasi Hutan (ZNDD)WWF mendefinisikan ZNDD sebagai: secarabersih tidak ada hutan yang hilang karenadeforestasi dan secara bersih tidak adapenurunan dalam kualitas hutan karenadegradasi; serta menekankan bahwa: (a)sebagian besar hutan alami harusdipertahankan—dengan tingkat hilangnyahutan alami atau semi-alami harus dikurangisampai mendekati nol; dan (b) kerugian kotoratau degradasi hutan alam yang masih asliakan perlu diimbangi dengan restorasi hutanyang setara yang ramah sosial danlingkungan.Informasi Sumber:Semua definisi dari Lampiran 1 Daftar Istilah daripublikasi di bawah ini kecuali dinyatakan lain: Parry,M.L., Canziani, O.F., Palutikof, J.P., van der Linden,P.J. & Hanson, C.E. (ed). 2007. Perubahan Iklim2007: Dampak, Adaptasi dan Kerentanan.Kontribusi Kelompok Kerja II terhadap PenilaianKeempat. Laporan dari Panel Antarpemerintahtentang Perubahan Iklim. Cambridge UniversityPress. Silahkan mengunjungi reddcommunity.org/glossary untuk daftar istilah dan definisi REDD+tambahan yang telah diperluasSilahkan mengunjungi reddcommunity.org/glossaryuntuk daftar istilah dan definisi REDD+ tambahanyang telah diperluas.Program Hutan Dan Iklim WWFREDD+ GLOSSARY // 141


DAFTAR ISITATA kelola REDD+Melacak REDD+Mencapai REDD+SUMBER TAMBAHANINTProgram Hutan Dan Iklim WWF bekerja untuk memastikan bahwakonservasi hutan tropis sebagai simpanan karbon terjamin denganpembangunan ekonomi hijau yang bermanfaat bagi masyarakat, iklim dankeanekaragaman hayati dengan cara-cara yang transformasional./ wwf / wwfforestcarbonRLforestclimate@wwf.panda.orgpanda.org/forestclimateWhy we are hereTo stop the degradation of the planet’s natural environment andto build a future in which humans live in harmony with nature.Foto dan gambar © WWF atau digunakan dengan izin.Teks tersedia dengan lisensi Creative Commons.ularMengapa kami berada di siniUntuk menghentikan degradasi lingkungan alamplanet ini dan membangun masa depan di manamanusia hidup selaras dengan alamwww.panda.org/forestclimate® WWF Terdaftar sebagai Pemilik Merek Dagang © 1986, WWF - World Wide Fund forNature (sebelumnya World Wildlife Fund), Gland, Swiss

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!