BACKGROUNDRendahnya kualitas asupan gizi,menyebabkan kualitas fisik orangIndonesia lebih rendah dari bangsa lain.Hal ini ditunjukkan dari laporan DanaPBB untuk Anak-anak (Unicef, 2000),yang menyebutkan bahwa anak-anakIndonesia usia dua tahun ternyatamemiliki berat badan lebih rendah 2 kgdan tinggi tubuh lebih rendah 5 cm, biladibandingkan anak-anak negaralain. Maka diprediksi balita ini kelaktidak akan menunjukkan performa fisikdan intelektual yang maksimal. Dampakdari gizi kurang yang terjadi pada balitayaitu terhambatnya perkembangan otak,pertumbuhan fisik, perkembanganmo<strong>to</strong>rik, perkembangan mental sertameningkatnya angka kesakitan dankematian balita. Karena gizi buruk padabalita mengakibatkan penurunankecerdasan. Jika masalah ini tidak segeraditanggulangi dihawatirkan bangsaIndonesia akan mengalami lossgeneration (Depkes RI, 2002).Langkah-langkah pemerintahmampu menunjukkan penurunan angkagizi buruk. Namun penelitian Minarni,Kusumaningrum, & Hariyadi (2006)menunjukkan bahwa di Inderalaya PMTseringkali salah sasaran dimana PMTyang diberikan ke keluarga seringkalijustru dimakan oleh keluarga dan bukanbalita yang bersangkutan dikarenakanbalita tidak menyukai jenis PMT tersebut.Selanjutnya diketahui bahwa tidak adahubungan antara PMT denganpertumbuhan dan perkembangan balitayang dilihat dengan parameter Denver IItest. Wawancara dengan keluarga diInderalaya juga menunjukkan bahwaanak lebih menyukai jajanan danmakanan kecil kecil seperti snack, mieinstan dibandingkan makanan pokokseperti nasi, lauk dan sayur. Selanjutnyaibu mengatakan bahwa ibu sering merasakesulitan membujuk anak makan nasi,sayur dan lauk pauk, sehinga beberapaibu sering menyediakan persediaanjajanan di rumah dalam jumlah banyak.Menurut ibu hal ini lebih baik daripadaanak jajan diluar meskipun ibu jugamenyadari bahwa makanan ini bukanmenu seimbang yang ideal. Beberapa ibumengatasi hal ini dengan memberikantambahan susu. Hal ini sesuai denganNurhalinah (2006) yang menunjukkanbahwa beberapa kader di kecamatanIndralaya yang menangani masalah gizibalita terdapat 40% ibu memilikipengetahuan tentang gizi balita namunbelum mempraktekannya dan 60% ibumengatakan belum mengetahui tentanggizi balita.Suatu me<strong>to</strong>de hipnosis yaituHypnoparenting menjadikan alternatifuntuk mengubah berbagai perilakunegatif anak yang menolak makan gunameningkatkan asupan nutrisi dan <strong>status</strong>gizi. Me<strong>to</strong>de ini sederhana, mudah,murah, tidak invasif, tidak merugikan,dan efektif/paling baik dilakukan olehorang tua dalam melakukan pengasuhananak dengan memberikan sugesti padaanak (Morgan & Age, 1973: 78–85)dibandingkan pada dewasa. Hypnosisefektif mengatasi berbagai masalah padaanak yaitu insomnia (Anbhar, &Slothower, 2006), penyakit jantung(Anbar, & Geisler, 2005), migrain(Zeltzer, dkk, 2002), dan nyeri (Smith,Barabasz, & Barabasz, 1996:187-195).Namun demikian, evidence based tentangpengaruh <strong>hypnoparenting</strong> khususnyaterhadap asupan makanan (konsumsipangan) balita belum diketahui.Hypnoparenting juga belum pernahdilakukan oleh keluarga-keluargakhususnya ibu di masyarakat sehinggamanfaat akan teknik ini belum diketahui.MATERIAL AND METHODEPenelitian tentang pengaruh<strong>hypnoparenting</strong> terhadap <strong>status</strong> gizi balitadi wilayah kerja Puskesmas Indralaya inimerupakan penelitian quasieksperimental dengan non randomised
pre test post test design. VariabelIndependen adalah Hypnoparenting, danVariabel Dependen adalah <strong>status</strong> gizidengan parameter BB/U, TB/U danBB/TB balitaSampel penelitian didapatkan daripopulasi balita (usia 1 - 5 tahun) diwilayah kerja Puskesmas Indralaya.Sampel didapatkan secara purposivesampling dari populasi dengan kriteriainklusinya yaitu 1) ibu bersedia menjadipartisipan, 2) balita tidak sakit, dan 3)balita tidak mengalami gangguanpemusatan perhatian. Sampel dibagiKerangka Konsep Penelitianmenjadi dua yaitu kelompok intervensidan kelompok kontrol. Pada kelompokintervensi akan diberikan intervensi<strong>hypnoparenting</strong> oleh ibu yang telah luluspelatihan <strong>hypnoparenting</strong> yang dilakukanpeneliti.Peneliti akan mengambil datasebelum dan setelah penerapan<strong>hypnoparenting</strong> selama 2 bulan denganminimal 7 kali maka peneliti akanmegobservasi tentang BB/U, TB/U danBB/TB balita pada kelompok kontrol danintervensi.Balita (1 – 5)tahunBalita (1 – 5)tahun- Pelatihan<strong>hypnoparenting</strong> pada ibu- Balita dilakukan<strong>hypnoparenting</strong> oleh ibu- Diobservasi olehpeneliti/mingguKontrol, tidak dilakukanpelatihan dan tindakanObservasi sebelum dan sesudah:Status gizi balitaa. BB/U dengan WHONCHSb. TB/U dengan WHONCHSc. BB/TB dengan WHONCHSPada kelompok intervensi makadata awal tentang perilaku makan padabalita dan <strong>status</strong> gizi balita yangdiperoleh pada saat pertemuan pertamadengan ibu-ibu yang mempunyai anakbalita dan mau berpartisipasi dalampenelitian. Setelah itu dilakukan pelatihantentang <strong>hypnoparenting</strong> pada ibu-ibu.Kemudian observasi dan moni<strong>to</strong>ringselanjutnya dilaksanakan setiap minggudan setiap responden mengisi log bookharian yang berisi (catatan penerapan<strong>hypnoparenting</strong>). Pada kelompok kontrolakan dilakukan observasi selama dua kaliyaitu untuk pre dan post dengan rentangwaktu selama 2 bulan..Analisis data dilakukan secaraunivariat dan biviariat dengan uji nonparametrik. Setelah itu di interpretasikanuntuk membuktikan dan menarikkesimpulan tentang pengaruh<strong>hypnoparenting</strong> terhadap <strong>status</strong> gizi balitadi wilayah kerja puskesmas Indralaya.RESULT AND DISCUSSIONA. CharacteristicResponden pada penelitian iniberjumlah 21 anak balita dengan 10anak dilakukan <strong>hypnoparenting</strong> dan 11balita tidak dilakukan <strong>hypnoparenting</strong>.Distribusi responden berdasarkanumur dan jenis kelamin adalah sebagaiberikutTabel. V.1Distribusi responden berdasarkan umur, berat badan dan tinggi badanNo Variabel Mean SD Min – Max 95% confideninterval