kelas11_alat ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2_sri

More documents

Recommendations

Info

Gambar 7-60. Probe pasip tipikal beserta asesorisnya Karena ini mengecilkan sinyal, probe attenuator 10X membuatnya sulit melihat sinyal kurang dari 10mV puncak ke puncak. Penggunaan probe atenuator 10X sebagaiana tujuan penggunaan probe pda umumnya, namun dengan probe 1X dapat diakses dengan kecepatan rendah, sinyal amplitudo rendah. Beberapa probe memiliki saklar atenuasi antara 1X dan 10X jika probe mempunyai pilihan seperti ini yakinkan pengaturan penggunaan pengukuran benar. 7.7.6.2. Probe aktif dan Probe Differensial Penambahan kecepatan sinyal dan tegangan lebih rendah membuat hasil pengukuran yang akurat sulit dicapai. Ketepatan sinyal dan pembebanan piranti merupakan isu kritis. Solusi pengukuran lengkap pada kecepatan tinggi, solusi pengamatan ketepatan tinggi untuk menyesuaikan performansi osiloskop (gambar 7-62). Gambar 7-61. probe performansi tinggi
Probe aktif dan diferensial menggunakan rangkaian terpadu khusus untuk mengadakan sinyal selama akses dan transmisi ke osiloskop, memastikan integritas sinyal. Untuk pengukuran sinyal dengan waktu naik tinggi, probe aktif kecepatan tinggi atau probe diferensial yang akan memberikan hasil yang lebih akurat. Gambar 7-62. Probe sinyal terintegrarasi Gambar 7-63. Probe reliable khusus pin IC 7.8. Pengoperasian Osiloskop 7.8.1. Pengesetan Pada bagian ini menguraikan bagaiaman melakukan pengesetan dan mulai menggunakan osiloskop khusus, bagaimana melakukan ground osiloskop mengatur pengendalian dalam posisi standard an menggnati probe. Penabumian merupakan langkah penting bila pengaturan untuk membuat pengukuran atau rangkaian bekerja. Sifat penbumian dari osiloskop melindungi pemakai dari tegangan kejut dan penabumian sendiri melindungi rangkaian dari kerusakan. 7.8.2. Menggroundkan osiloskop Menggroundkan osiloskop artinya menghubungkan secara listrik terhadap titik acuan netral, seperti ground bumi. Ground osiloskop dilakukan dengan mengisi tiga kabel power ke dalam saluran ground ke ground bumi. Menghubung osiloskop dengan ground diperlukan untuk keamanan jika menyentuh tegangan tinggi kasus osiloskop tidak diground banyak kasus meliputi tombol yang muncul diisolasi ini dapat memberi resiko kejut. Bagaimanapun dengan menghubungkan osiloskop ke ground secara tepat, arus berjalan melalui alur ground ke ground bumi lebih baik dari pada tubuh ke groun bumi. Ground juga diperlukan untuk pengukuran yang teliti dengan osiloskop. Osiloskop membutuhkan berbagi ground yang sama dengan banyak rangkaian yang diuji.
Page 2 and 3:
Sri Waluyanti, dkk. ALAT UKUR DAN T
Page 4 and 5:
KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panj
Page 6 and 7:
DAFTAR ISI BAB Halaman KATA PENGANT
Page 8 and 9:
3.2.1 Spesifikasi LCR meter 140 3.2
Page 10 and 11:
6.1.3. Spesifikasi 249 6.1.4. Prose
Page 12 and 13:
7.4.2. Metoda Pengambilan Sampel 31
Page 14 and 15:
8.4.3. Kesalahan “Level trigger
Page 16 and 17:
10.3.6. Penjalinan Gambar (Interlac
Page 18 and 19:
11.3.12.Mesin Tester 501 11.3.13.Sp
Page 20 and 21:
3.2.1.1. Penemuan Sinar X 571 13.2.
Page 22 and 23:
BAB 4 PENGUKURAN DAYA Tujuan Pembah
Page 24 and 25:
Konsumsi daya beban V I L V I I
Page 26 and 27:
V 2 3 W W V 2 1 V 2 2 2 V V V2
Page 28 and 29:
dimana E dan I menyatakan nilai - n
Page 30 and 31:
setimbang. Jika kawat netral dari s
Page 32 and 33:
a f I2 V a f I F1 V I1=I F2 Gambar
Page 34 and 35:
dan kumparan tegangan (kumparan put
Page 36 and 37:
6 5 4 2 1 3 7 Gambar 4-12. Konstruk
Page 38 and 39:
Power Source Load ± A A Gambar 4-1
Page 40 and 41:
indikasi pada dua wattmeter. Ketika
Page 42 and 43:
medan yang dihasilkan oleh kumparan
Page 44 and 45:
X L X L ω L tan ( R R ) R R V
Page 46 and 47:
pemakai setempat (domestik). Alat i
Page 48 and 49:
proporsional dengan tegangan dan ku
Page 50 and 51:
menggunakan transformer arus jarak
Page 52 and 53:
4.8.5. Pembacaan pemakaian energi r
Page 54 and 55:
skala Kumparan 1 Kumparan 2 Kumpara
Page 56 and 57:
stator motor induksi tiga fasa sewa
Page 58 and 59:
Q S P Gambar 4 - 30. Segitiga Daya
Page 60 and 61:
L 41,659 L = -------- = ----------
Page 62 and 63:
Ke sumber R S T Ke beban ± 25A 5A
Page 64 and 65:
pada voltmeter ) jauh lebih besar d
Page 66 and 67:
nilainya ke dalam susunan sistem ti
Page 68 and 69:
4.10.4. Prosedur Pengoperasian Alat
Page 70 and 71:
dihubungkan dengan posisi R pada te
Page 72 and 73:
BAB 5 PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN K
Page 74 and 75:
6 1 2 7 3 4 8 5 Gambar 5-2 Konstruk
Page 76 and 77:
2. Meter siap digunakan, dengan men
Page 78 and 79:
Gambar 5-10 Pengukuran tahanan isol
Page 80 and 81:
subjek yang berbeda: pentanahan bum
Page 82 and 83:
Tahanan kontak tanah di sekitar ele
Page 84 and 85:
4. Desain sistem pentanahan Sistem
Page 86 and 87:
Standards (Biro Standar AS) tahun 1
Page 88 and 89:
IR), alat uji tersebut secara otoma
Page 90 and 91:
Hubungkan penguji tahanan tanah sep
Page 92 and 93:
5.2.7.1. Ukuran impedansi tanah Ket
Page 94 and 95:
khususnya MGN. Penting untuk dicata
Page 96 and 97:
kita mengukur tahanan, ini adalah t
Page 98 and 99:
Gambar 5 - 32 Susunan khas sistem p
Page 100 and 101:
dari amplifier. Modulator adalah su
Page 102 and 103:
. Field meter digunakan di luar rua
Page 104 and 105:
5.3.1.1.2. Letak Pin : Gambar 5 - 4
Page 106 and 107:
Display digunakan menampilkan nilai
Page 108 and 109:
dengan penampilan rerata atau nilai
Page 110 and 111:
Tabel 5 - 5 Spesifikasi smart field
Page 112 and 113:
mengatur dua sumber arus Upper dan
Page 114 and 115:
Tabel 6.1 Spesifikasi generator fun
Page 116 and 117:
Oleh karena itu dapat digunakan kap
Page 118 and 119:
6.1.5.3. Setting Peralatan Tes Pros
Page 120 and 121:
Frekuensi Hz Gambar 6-8 Pengaruh va
Page 122 and 123:
dihasilkan seperti pada kurva gamba
Page 124 and 125:
entuk gelombang yang diinginkan. Fi
Page 126 and 127:
Gambar 6-13 Phase accumulator circu
Page 128 and 129:
keseluruhan dari frekuensi dasar. D
Page 130 and 131:
Gambar 6-17. Rangkaian pembangkit b
Page 132 and 133:
6.2.2.4. Kesalahan Kuantisasi Resol
Page 134 and 135:
Sebagai kenyamanan, impedansi beban
Page 136 and 137:
Vrms = 0.77 Vp Vp-p T = 1/f Gambar
Page 138 and 139:
gelombang termodulasi dikendalikan
Page 140 and 141:
6.2.4.5. Sapuan Frekuensi Sapuan fr
Page 142 and 143:
Keluaran sinkronisasi Keluaran utam
Page 144 and 145:
penundaan mungkin diperlukan jika p
Page 146 and 147:
puncak. AFG memberikan sapuan gelom
Page 148 and 149:
6. Pengaturan tuning penguat IF dap
Page 150 and 151:
6.4.1.3 Pengukuran Noise Figure Noi
Page 152 and 153: BAB 7 OSILOSKOP Tujuan Setelah meng
Page 154 and 155: menghitung frekuensi sinyal osilasi
Page 156 and 157: 7.1.2.1. Gelombang Sinus Gelombang
Page 158 and 159: erhubungan dengan keberadaan pewakt
Page 160 and 161: 7.1.3.4. Fasa Fasa terbaik dijelask
Page 162 and 163: Bagian gelombang gigi gergaji yang
Page 164 and 165: Tabung sinar katoda merupakan kompo
Page 166 and 167: ? Y KLD Sensitivitas = ---------- =
Page 168 and 169: etrace (flyback) digambarkan pada l
Page 170 and 171: V/div posisi vertikal Attenuator De
Page 172 and 173: Karena tiap penguat vertikal mempun
Page 174 and 175: senapan banjir merobohkan satu elek
Page 176 and 177: mengambang, mempunyai dua aspek per
Page 178 and 179: 7.4. Osiloskop Digital 7.4.1. Prins
Page 180 and 181: entuk gelombang yang dikonstruksi d
Page 182 and 183: Masukan vertikal, sebagai pengganti
Page 184 and 185: Lebar band : batas atas mendekati 2
Page 186 and 187: tempat dihubungkannya sinyal yang a
Page 188 and 189: Gambar 7-34. Berkas elektron senter
Page 190 and 191: 4. Tombol power (tombol merah) di t
Page 192 and 193: 7.6.4.2. Pengukuran Frekuensi Langs
Page 194 and 195: Sinyal Y Fx : Fy = 1 : 2 Fx = (Fy/2
Page 196 and 197: 7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada
Page 198 and 199: pengambilan bentuk gelombang. Raste
Page 200 and 201: 1. Menambah memori kanal untuk meng
Page 204 and 205: Banyak osiloskop tidak membutuhkan
Page 206 and 207: gelombang kotak berbentuk siku. Teg
Page 208 and 209: Sebagaimana pengukuran tegangan, pe
Page 210 and 211: BAB 8 FREKUENSI METER Tujuan Setela
Page 212 and 213: 8.1.2. Alat pengukur frekuensi dari
Page 214 and 215: A mempunyai tahanan seri R A dan pa
Page 216 and 217: Pada blok diagram gambar 8-8. freku
Page 218 and 219: Secara singkat gerbang AND mempunya
Page 220 and 221: Ada dua sinyal yang harus diikuti :
Page 222 and 223: eference dan mixer stage dengan fil
Page 224 and 225: Gambar 8 - 18. Diagram blok dari co
Page 226 and 227: pulsa yang tidak memenuhi. Gerbang
Page 228 and 229: Waktu respon yang berbeda-beda diuk
Page 230 and 231: Misalkan frekuensi lebih mendekati
Page 232 and 233: Dekade counter akan menunjukkan 10
Page 234 and 235: ila instrumen digunakan kembali. Mu
Page 236 and 237: LAMPIRAN. A DAFTAR PUSTAKA Agilent.
Page 238 and 239: Sanwa Electric. Instructional Manua
Page 240 and 241: http://www.radiologyinfo.org/en/inf
Page 242 and 243: Tabel 11-2 Karakteristik Pengetesan
Page 244 and 245: Gambar 2-4 Ampermeter dengan ring y
Page 246 and 247: Gambar 2-95 Meter Digital 111 Gamba
Page 248 and 249: Gambar 4-29 Alat Ukur Faktor Daya T
Page 250 and 251: Gambar 6-11 Rangkaian Direct Digita
Page 252 and 253:
Gambar 7-63 Probe Reliabel Khusus P
Page 254 and 255:
Gambar 9-33 Spektogram frekuensi si
Page 256 and 257:
Gambar 11-4 Pengambilan Gambar Gand
Page 258 and 259:
Gambar 12-44 Layar Peta Mode Perjal
Page 260 and 261:
LEMBAR PENGESAHAN
Page 262 and 263:
densifying Perbandingan harga atas
Page 264 and 265:
pacemaker Pacemaker berupa alat kec
show all

kelas11_alat ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2_sri

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?