17.06.2016 Views

Kabar Itah 2013-37 (I)

Kabar Itah 2013-37 (I)

Kabar Itah 2013-37 (I)

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

K a b a r I t a h<br />

Edisi <strong>37</strong> : Juli - September <strong>2013</strong><br />

Editorial<br />

Menjelang akhir tahun, kami mulai mengambil<br />

pelajaran dari kegiatan yang kami lakukan.<br />

Segera, tim lapangan kami akan melakukan<br />

review di 29 desa dampingan, mengajak semua<br />

masyarakat yang terlibat melihat bagaimana<br />

program berjalan dan apa yang dapat dilakukan<br />

untuk meningkatkan pekerjaan kami.<br />

Proses ini selalu menjadi kegiatan yang<br />

menstimulasi dan memperkaya kami karena<br />

semua orang bisa berkomentar terus terang<br />

tentang apa yang berjalan dengan baik dan<br />

tidak.<br />

Tahun 2014, kami menghadapi pendanaan<br />

yang belum pasti, karena sejumlah program<br />

akan direview dan mungkin diperbaharui.<br />

Sampai Januari nanti, kami belum tahu apa<br />

yang akan terjadi dengan pendana utama,<br />

PT Kalimantan Surya Kecana, mengingat sektor<br />

mineral yang sedang menurun dan situasi<br />

politik di Indonesia saat ini, yang tentunya akan<br />

sangat dipengaruhi oleh pemilihan presiden<br />

yang baru.<br />

Terlepas dari hal tersebut, kami berhasil<br />

memperluas jangkauan ke arena yang baru,<br />

terutama dalam sektor lingkungan. Kegiatan<br />

kami di pertambangan skala kecil saat ini<br />

sedang berkembang dan kami mulai bekerja<br />

di daerah lain di Indonesia. Sekarang kami<br />

berada di tahap akhir studi nasional tentang<br />

hubungan antara perusahaan tambang besar<br />

dan penambang skala kecil, yang sepertinya<br />

akan memberi kesempatan baru bagi kami.<br />

Kami juga ikut serta membentuk jaringan untuk<br />

menjajaki peluang energi ‘hijau’ di Kalimantan;<br />

dan sebuah studi terkait dengan pergerakan<br />

ekonomi hijau di Kalimantan.<br />

Bulan depan, kami akan mendapatkan<br />

gambaran lebih baik tentang apa yang harus<br />

dilakukan dan hadapi di tahun 2014. Selalu ada<br />

sisi petualangan dalam proses ini, dan kami<br />

akan memberitahu anda tentang apa yang<br />

kami temui di edisi berikutnya.<br />

Kami berharap anda semua memperoleh<br />

kebaikan tahun ini, dan menyongsong tahun<br />

baru yang baik.<br />

Bardolf Paul<br />

Executive Director<br />

Menggerakkan Masyarakat menuju Masa<br />

Depan yang Lebih Baik<br />

Di Tumbang Mahuroi, Kelompok Peminat Program pelatihan budidaya Ikan telah mulai melakukan pemijahan<br />

ikan di kolam mereka<br />

Seiring berlanjutnya kegiatan pelatihan<br />

di desa, kelompok peminat program<br />

mulai berani mengambil inisiatif. Rasa<br />

tanggung jawab juga mulai tumbuh,<br />

yang menunjukkan mereka lebih<br />

memahami bahwa pelaku utama<br />

pembangunan adalah mereka sendiri.<br />

Di triwulan ini, lebih dari 23.000 bibit<br />

ikan didistribusikan ke 157 anggota<br />

setelah pelatihan budidaya ikan yang<br />

lalu. Bersama tenaga ahli lokal, Lihan,<br />

peserta mengenali berbagai jenis kolam<br />

ikan yang bisa dibangun di rumah<br />

mereka masing-masing. Banyak peserta<br />

menyatakan tertarik beralih ke budidaya<br />

ikan sebagai mata pencaharian<br />

alternative. Mereka sepakat untuk belajar<br />

menerapkan pelatihan di kolam kelompok<br />

terlebih dahulu, meskipun ada<br />

juga beberapa anggota kelompok yang<br />

sudah berani mulai secara mandiri.<br />

Beberapa tahun lalu, bekerja dalam<br />

kelompok semacam ini mungkin asing<br />

bagi warga desa. Sekarang, mereka<br />

mulai melihat nilai nilai dan berbagi<br />

di dalam kelompok. Mereka juga<br />

mulai membangun kolam sendiri<br />

dan meminta YTS menghubungkan<br />

mereka dengan penyedia bibit ikan<br />

dan pakannya. Masyarakat mulai<br />

menampakkan bagaimana mereka<br />

menerapkan pengetahuan dari<br />

pelatihan. Dampaknya, kegiatan<br />

budidaya ikan semakin merebak di tiga<br />

kecamatan dampingan saat ini.<br />

Secara keseluruhan, inilah gambaran<br />

dari pendekatan partisipatif kami.<br />

Melalui pelatihan dan fasilitasi, kami<br />

hanya bisa mempengaruhi perubahan,<br />

bukan merubah masyarakat. Membantu<br />

menunjukkan kepada masyarakat<br />

sumberdaya yang mereka miliki, dan<br />

bagaimana meningkatkan keterampilan<br />

untuk menggunakannya akan membantu<br />

masyarakat memahami bahwa<br />

pembangunan adalah sesuatu yang<br />

aktif. Pembangunan berarti bertindak,<br />

bukan menunggu sesuatu terjadi atau<br />

diberikan. Jika memang pengetahuan<br />

adalah kekuatan, maka kekuatan itu<br />

harus bisa menggerakkan masyarakat<br />

menuju hidup yang lebih baik.


Membuka Peluang Usaha Baru Berpotensi Besar<br />

Dukungan teknis di bidang produksi<br />

pakan ikan sudah dimulai di tujuh<br />

kelurahan, sebagai bagian dari<br />

program usaha skala kecil yang<br />

diberikan kepada Kelompok Peminat<br />

Program di Bukit Batu tahun ini .<br />

Lebih dari seratus orang warga<br />

menghadiri pelatihan awal di bulan<br />

September, untuk belajar aspek teoritis<br />

dari pembuatan pakan ikan komersil<br />

dari bahan dasar lokal.<br />

Kelompok peminat program juga<br />

belajar bekerja bersama mendirikan<br />

koperasi usaha tani di tiap kelurahan<br />

yang akan berfokus secara khusus<br />

dalam bidang usaha ini.<br />

Kelompok-kelompok ini dibentuk<br />

pada paruh pertama tahun ini, yang<br />

kemudian dibantu menjalin hubungan<br />

dengan koperasi di Kabupaten Kapuas.<br />

Bersama koperasi ini, tiap kelompok<br />

diajak melihat proses pembuatan<br />

pakan secara langsung dan belajar<br />

lebih banyak tentang aspek usaha<br />

pakan jika ingin masuk ke tahap<br />

produksi.<br />

Ketua koperasi, Pak Singkir,<br />

menawarkan untuk mendampingi<br />

kelompok yang baru terbentuk ini<br />

untuk memulai kegiatan mereka.<br />

Kami sangat beruntung bisa bekerja<br />

sama dengan beliau sebagai tenaga<br />

pelatih, karena beliau bersedia berbagi<br />

keterampilan yang beliau pelajari dari<br />

pengalaman membentuk koperasi secara langsung.<br />

Pelatihan selanjutnya adalah praktek menggunakan mesin<br />

pembuat pakan, dengan bahan atau resep pakan yang sudah<br />

diuji. Didapat bahwa ada banyak resep pakan yang bisa dicoba,<br />

untuk diberikan kepada berbagai jenis ikan yang berbeda.<br />

Untuk beberapa jenis ikan, pakan atau pellet yang dibuat harus<br />

bisa mengapung, sementara untuk lainnya harus tenggelam.<br />

Namun yang terpenting adalah bagaimana menyeimbangkan<br />

gizi pakan dan menggunakan bahan dasar lokal yang berbiaya<br />

murah sebagai sumber protein, karbohidrat dan lemak.<br />

Pelatihan yang diberikan disertai dengan resep pakan<br />

sederhana yang dibuat dari bahan dasar yang mudah didapat,<br />

seperti tepung ikan, limbah tahu, bungkil kelapa, sekam dan<br />

tepung tapioka. Berdasarkan pengalaman beliau, Singkir<br />

menjelaskan bahwa suhu pengeringan sangat penting untuk<br />

menjaga kandungan protein dalam pakan.<br />

Saat kunjungan belajar ke desa Basarang, anggota Kelompok Peminat Program dari Bukit Batu mempelajari<br />

bagaimana cara menggunakan mesin pembuat pakan<br />

Di akhir pelatihan, YTS memberikan satu mesin pembuat<br />

pakan kepada tiap kelompok. Unit mesin sederhana ini dibeli<br />

dari penjual lokal, yang selanjutnya akan disesuaikan dan<br />

diperbaharui oleh Koperasi di Kapuas.<br />

Unit pembuat pakan ini diharapkan akan membantu kelompok<br />

peminat program untuk membuka peluang usaha skala kecil<br />

dengan teknologi tepat guna, mengingat peralatan tersebut<br />

tidak terlalu rumit untuk dijalankan.<br />

Tidak ada pelatihan lebih lanjut di bulan November, dan di<br />

waktu tersebut kelompok diharapkan sudah siap menerima<br />

peralatan dan menjalankan produksi.<br />

Dengan demikian, anggota kelompok diharapkan mampu<br />

mengurangi biaya input untuk pakan ikan dan menyediakan<br />

persediaan pakan agar usaha budidaya ikan mereka<br />

menguntungkan.<br />

2<br />

<strong>Kabar</strong> <strong>Itah</strong> - Edisi <strong>37</strong>


Membentuk Jaringan Bisnis Sektor Energi Terbarukan di Kalimantan Tengah<br />

Selama triwulan ketiga pelaksanaan proyek Apex Consulting<br />

Group – New Ventures Indonesia untuk sektor energi<br />

terbarukan, kami sudah menyelenggarakan dua acara Jaringan<br />

Kerja, dihadiri 60 orang dari pemerintah, perusahaan swasta<br />

dan UKM di Kalimantan Tengah. Acara ‘The New Ventures Green<br />

Network’ terbentuk untuk membangun ketertarikan masyarakat,<br />

pengusaha dan pemerintah dalam rangka meningkatkan<br />

investasi dan mengembangkan proyek sektor energi terbarukan<br />

di seluruh nusantara.<br />

Sejak acara pertama, peserta mulai berbagi informasi tentang<br />

kegiatan mereka di sektor ini. Misalnya, WWF Indonesia yang<br />

berhasil memasang sistem mikro hidro di Desa Harowu Kabupaten<br />

Gunung Mas. Dalam waktu dekat, mereka akan memulai<br />

proyek biogas di wilayah Kapuas dari kotoran sapi sebagai pembangkit<br />

listrik. Salah satu anggota lain jaringan ini adalah investor<br />

energi terbarukan yang sedang mendanai proyek bioethanol<br />

oleh Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.<br />

‘The Green Network’ adalah inisiativ baru bagi Kalimantan<br />

Tengah, dan diharapkan ke depan, agenda ini dilanjutkan oleh<br />

stakeholder lokal. Dengan dukungan dana dari EEP Indonesia,<br />

Apex-NVI hanya dapat mendukung program ini sampai akhir<br />

tahun. Pada kedua acara networking ini, kami mengundang<br />

dua pembicara tamu dari Energi Research Center (EnReach)<br />

dari Riau yang berbagi tentang usaha dan kegiatan mereka<br />

meningkatkan kesadaran masyarakat lokal di tempat mereka<br />

untuk mulai mengembangkan energi terbarukan. Bank<br />

Pembangunan Kalteng berikutnya menawarkan layanan<br />

finansial untuk anggota jaringan yang sebagian besar adalah<br />

pengusaha yang tertarik berinverstasi dalam proyek energi<br />

terbarukan di Kalimantan Tengah.<br />

Target awal proyek ini adalah menjalin kerjasama yang erat<br />

dengan Perusahaan Kelapa Sawit untuk mengubah limbah<br />

perusahaan menjadi pembangkit listrik bagi masyarakat sekitar<br />

dan perusahaan itu sendiri. Perwakilan dari pengusaha kelapa<br />

sawit dan GAPKI hadir pada acara jaringan yang kedua. Respon<br />

yang mereka berikan terhadap isu dan jaringan kerja ini sangat<br />

positif, karena mereka juga mencari solusi untuk menyelesaikan<br />

permasalah limbah yang mereka hadapi.<br />

Mendampingi pengembangan proyek energi terbarukan di<br />

Kalimantan Tengah bukanlah hal yang mustahil jika ada ruang<br />

yang menghubungkan para pembangku kepentingan untuk<br />

berdiskusi dan berbagi informasi tentang sektor ini. Tomas<br />

Sembiring dari ESDM propinsi mengatakan “Dengan dukungan<br />

dari semua pihak, rasio kelistrikan di Kalimantan Tengah bisa<br />

ditingkatkan dan listrik masuk desa akan dapat dicapai dengan<br />

hasil yang optimal”.<br />

Pada triwulan berikutnya, akan ada dua acara Green Network<br />

lagi - Pelatihan Pengembangan Rencana Bisnis dan Penutupan<br />

Proyek dengan acara Investor Forum di bulan Desember.<br />

Usman Lau (Kedua dari kiri), dari CV Artha Biofuel Cemerlang, menceritakan pengalamannya memproduksi bioethanol dari singkong<br />

<strong>Kabar</strong> <strong>Itah</strong> - Edisi <strong>37</strong> 3


Susila Dharma International Network Gathers in Cipanas<br />

Susila Dharma adalah asosiasi internasional yang bekerja<br />

dalam bentuk kemitraan di bidang kesejahteraan masyarakat<br />

di berbagai negara di dunia, memberikan dukungan finansial<br />

secara langsung serta membantu menjalin hubungan<br />

dengan donor dan sponsor.<br />

Tahun ini, Susila Dharma mengadakan pertemuan umum dan<br />

konferensi tahunan di Pulau Jawa, yang menjadi kesempatan<br />

bagi staf YTS untuk bertemu dengan berbagai anggota<br />

Asosiasi Susila Dharma Internasional dari berbagai negara,<br />

terutama dari wilayah Asia Pasifik.<br />

Staf YTS memberikan kontribusi dengan berbagi pengalaman<br />

multi budaya melalui perspektif pembangunan lokal dan<br />

Peserta Pertemuan Tahunan SDIA berfoto bersama setelah mengunjungi proyek YUM di Cipanas<br />

pembelajaran yang dari kegiatan kami di Kalimantan.<br />

Pertemuan ini juga menjadi kesempatan yang baik bagi<br />

YTS untuk membuka jaringan kerja dan pengembangan<br />

professional dalam ruang lingkup yang hangat dan ramah.<br />

Staf Utama Pelatihan kami, Dino Mikha, memberikan<br />

presentasi tentang lokakarya penguatan kapasitas yang<br />

dilakukan di YTS selama ini. Fokus presentasi adalah<br />

pada pentingnya penggunaan teknik visualisasi dalam<br />

perencanaan partisipatif, yang disambut dengan baik oleh<br />

peserta pertemuan.<br />

Dino juga menyatakan belajar dari presentasi lembaga lain,<br />

seperti yang dia sampaikan di akhir salah satu presentasi:<br />

“Saya rasa acara ini memberikan<br />

banyak pandangan baru terhadap<br />

kegiatan pemberdayaan masyarakat<br />

melalui apa yang disampaikan oleh<br />

lembaga lain. Diskusi tadi membantu<br />

saya memahami apa saja yang sudah<br />

dilakukan SDIA sejauh ini. Ini adalah<br />

pengalaman berharga bagi saya<br />

karena bisa berbagi dengan lembaga<br />

lain yang juga mengerjakan program<br />

sosial seperti kami. Salah satu contoh<br />

yang bagus dari India tadi adalah<br />

bagaimana mereka berhasil membuat<br />

bank bibit yang berkelanjutan untuk<br />

melestarikan varitas tanaman lokal.<br />

Menurut saya pendekatan ini bisa<br />

menjadi tambahan yang berharga<br />

untuk program pertanian yang<br />

sedang kami lakukan.”<br />

Kilas Berita<br />

Agenda<br />

GGGI Meeting<br />

Tanggal 19 September <strong>2013</strong> YTS diundang sebagai nara sumber pada<br />

kunjungan dewan pimpinan Global Green Growth Initiative (GGGI). GGGI<br />

adalah lembaga internasional dengan visi mendukung Ekonomi Hijau, melalui<br />

kajian-kajian dan masukan pada para pihak, terutama pada pemerintah<br />

nasional dan daerah dan baru mulai programnya di Kalimantan Tengah dan<br />

Kalimantan Timur. Sambil menyusuri Sungai Rungan peserta diberi informasi<br />

tentang Pertambangan emas rakyat dan program YTS untuk mengurangi<br />

penggunaan air raksa, Di Kanarakan diceritakan tentang kegiatan di<br />

masyarakat berkaitan dengan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan.<br />

Penutupan Proyek Tata Kelola Pemerintahan di Gunung Mas<br />

Memasuki akhir tahun kedua Proyek Tata Kelola Pemerintahan di Gunung<br />

Mas yang didanai oleh Ford Foundation, lokakarya penutupan akan diadakan<br />

pada awal bulan Desember nanti. YTS mengundang semua pihak yang tekait:<br />

pemerintah, masyarakat dan lembaga lainnya untuk menyampaikan hasil<br />

kegiatan selama dua tahun terakhir dalam kegiatan ini.<br />

Oktober<br />

Pelatihan Budidaya Ikan<br />

Pendidikan Dasar CU di Kahayan Hulu Utara<br />

NVI-APEX: Networking forum<br />

November<br />

Review Tahunan Desa di Empat Kecamatan<br />

NVI-APEX: Networking Forum<br />

Desember<br />

Proyek Tata Kelola pemerintahan:Penutupan Proyek<br />

Review Tahunan YTS<br />

NVI-APEX: Investor Forum<br />

<strong>Kabar</strong> <strong>Itah</strong><br />

<strong>Kabar</strong> <strong>Itah</strong> adalah media informasi yang diterbitkan setiap triwulan oleh Yayasan<br />

Tambuhak Sinta (YTS), affiliasi PT Kalimantan Surya Kencana (KSK), sebuah<br />

perusahaan eksplorasi mineral.<br />

Diterbitkan oleh:<br />

Yayasan Tambuhak Sinta<br />

Jl. Rajawali VII Srikandi III No. 100<br />

Bukit Tunggal-Palangka Raya 73112<br />

Kalimantan Tengah-Indonesia<br />

Telp. +62 (0536) 32<strong>37</strong>184<br />

Fax. +62 (0536) 3229187<br />

Email:tambuhaksinta@gmail.com<br />

Website: www.tambuhaksinta.com<br />

Rekening Bank:<br />

Yayasan Tambuhak Sinta<br />

BNI 1946<br />

Palangka Raya Branch<br />

Central Kalimantan<br />

INDONESIA<br />

Number 0114981608<br />

Swift: BNINIDJA<br />

4<br />

<strong>Kabar</strong> <strong>Itah</strong> - Edisi <strong>37</strong>


Yayasan Tambuhak Sinta<br />

Profil Proyek<br />

Penguatan Tata Kelola Pemerintahan<br />

“Salah satu fokus kegiatan<br />

YTS adalah untuk membantu<br />

meningkatkan kualitas<br />

mekanisme perencanaan<br />

pembangunan di Kabupaten<br />

Gunung Mas. YTS meyakini<br />

bahwa penguatan kapasitas<br />

orang kunci adalah hal yang<br />

penting dan mendasar dalam<br />

rangka mencapai tujuan ini.”<br />

Pada tahun 2011, YTS menandatangani MoU kemitraan<br />

dengan pemerintah Kabupaten Gunung Mas. Fokus dari<br />

kemitraan ini adalah meningkatkan proses perencanaan<br />

dan penganggaran dalam mekanisme perencanaan<br />

Musrenbang. Melalui kemitraan ini, diharapkan<br />

masyarakat akan memiliki kesempatan yang lebih baik<br />

dalam menyuarakan aspirasi mereka dan melihat proposal<br />

pembangunan mereka direalisasikan, yang sungguhsunggguh<br />

memenuhi prioritas dan kebutuhan mereka.<br />

Bersama dengan Bappeda, YTS telah mengadakan berbagai<br />

pelatihan dan lokakarya tentang perencanaan dan<br />

penganggaran untuk staf pemerintah di tingkat desa dan<br />

kabupaten. YTS juga membantu mendorong kader-kader<br />

desa untuk terlibat lebih aktif dalam proses Musrenbang.


Program Tata Kelola Pemerintahan pada awalnya berfokus pada<br />

enam desa percontohan, dua desa di tiap kecamatan. Tahun<br />

ini, kegiatan diperluas untuk mencakup keseluruhan 22 desa<br />

dampingan YTS.<br />

Pada tahun 2011, YTS mendampingi sejumlah perwakilan dari<br />

pemerintah Gunung Mas dalam kunjungan kerja ke kabupaten<br />

Kebumen dan Tuban di Jawa Tengah dan Timur untuk mempelajari<br />

tentang pengelolaan Alokasi Dana Desa. Kegiatan ini<br />

menghasilkan kebijakan baru dalam hal distribusi dana desa<br />

yang lebih merata dan pengelolaan yang lebih transparan.<br />

Proses Musrenbang di keenam desa percontohan telah<br />

menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hal<br />

keterlibatan masyarakat dan dalam hal pembagian peran<br />

dan tanggung jawab dalam melaksanakan Musrenbang<br />

desa, serta dalam hal kemampuan untuk menyusun<br />

prioritas pembangunan ke dalam rencana desa untuk<br />

dimasukkan ke Musrenbang di tingkat kecamatan.<br />

Kader-kader dari enam desa dampingan ini juga meningkatkan<br />

keterampilan mereka dalam berbicara di depan publik untuk<br />

menyampaikan aspirasi masyarakat ketika mereka harus<br />

mempertahankan proposal pembangunan desa mereka.<br />

“Perencanaan desa kami sekaran lebih baik dari sebelumnya. Dulu<br />

kami tidak tahu apa-apa tentang perencanaan, tapi sekarang kami<br />

paham bahwa menetapkan prioritas pembangunan di desa itu<br />

adalah keputusan kami karena kami yang paling tahu apa yang<br />

dibutuhkan oleh desa kami. Sejauh ini, kami merasa YTS sudah<br />

bekerja dengan baik untuk memberikan dukungan dalam rangka<br />

menguatkan kapasitas kami. Kami harap pendampingan ini terus<br />

berlanjut, terutama dalam membantu kami memahami mekanisme<br />

perencanaan pemerintah, karena itu sangat penting untuk kami.”<br />

Esra, Ketua Kelompok Kerja Desa, Tumbang Sian<br />

Diterbitkan oleh:<br />

Yayasan Tambuhak Sinta | Jl. Rajawali VII, Srikandi III, No. 100, Bukit Tunggal, Palangkaraya, Central Kalimantan, Indonesia | www.tambuhaksinta.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!