Minimagz_VOL 8

NO. 8 • MEI 2016 | VIII | BENEFIT 1

Hasan, penderita gizi buruk. 

Hasan, setelah ditangani Bengkel 

Gizi Terpadu satu tahun kemudian. 

BULAN TERBAIK MEMPERBAIKI 

GIZI ANAK NEGERI 

Mari berbagi sejuta kebaikan ke jutaan anak Indonesia yang menderita 

gizi buruk dan gizi kurang di bulan penuh keberkahan melalui Bengkel 

Gizi Terpadu dari Aksi CepatTanggap (ACT). Hingga saat ini, ada 200 anak 

penderita gizi buruk dan gizi kurang yang ditangani hingga kesehatannya 

kembali normal. Jadikan Ramadhan momentum selamatkan masa depan 

generasi penerus bangsa. 

BNI SYARIAH # 66 00000 153 

CIMB Niaga Syariah # 520 010049 300 9 

Rekening atas nama Aksi Cepat Tanggap 

2 

NO. 8 • MEI 2016 | VIII | BENEFIT

Wakaf Ambulans untuk Suriah 

Ramadhan istimewa, terbuka kesempatan kita menjadi solusi kehidupan saudara-saudara 

yang membutuhkan bantuan medis di Suriah melalui Wakaf Ambulans. Insya Allah, inilah 

aset wakaf yang akan dikelola oleh tim ACT serta mitra terpercaya di Suriah. 

NO. 8 • MEI 2016 | VIII | BENEFIT 3 

SMS: 0853 3000 6000 Careline: 021 741 4482 globalwakaf.com

CONTENT 

12 Stop Suriah Memerah Darah 16 

Wakaf Air, Menebus Kalalaian 

Manusia pada Alam 

EDITORIAL 

6. MENANGKAN RAMADHAN 

BERBAGI SEJUTA KEBAIKAN 

Bulan Ramadhan sangat istimewa 

bagi umat Islam. Pun bagi ACT. 

Di bulan penuh rahmat ini, ACT 

menoreh sejarah siginifikan di 

ranah kemanusiaan, baik tingkat 

nasional maupun internasional 

(global), yang cukup berkesan. 

IDEAS 

8. KURIKULUM ILAHIAH 

Istighfar, juga bersyukur. Itu 

ekspresi awal menerima doa dan 

ucapan selamat dari para kolega, 

memasuki 11 tahun ACT, 21 

April 2016. ACT tidak merayakan 

hari lahirnya, tetapi berefleksi ke 

dalam, bersama karyawan ACT. 

INSPIRED 

10. FILANTROPI PLATINUM 

DAN PEREMPUAN 

Perempuan di sebagian 

besar dunia Islam mengalami 

domestikasi dan periferisasi 

dalam manajemen dan 

kepemilikan harta. Pun, isu 

perempuan dan manajemen 

filantropi apalagi atas harta wakaf, 

belum banyak dibedah. Turunan 

dari mindset ini, lembaga umat 

belum total memberi ruang 

kesetaraan bagi perempuan 

kecuali di lembaga khusus 

perempuan. 

ON GOING 

32. Santap Mengepul Untuk 

Pengungsi Sinabung dan 

Korban Banjir Musi Banyuasin 

Bagi para pengungsi, posko 

pengungsian bukan tempat yang 

nyaman. Segala kebutuhan diri 

terbatas, begitu pun keperluan 

makan. Pengungsi Sinabung dan 

korban banjir di Musi Banyuasin 

mengalami hal ini. Dapur Sosial 

ACT hadir ringan beban mereka. 

PROFILE 

41. Pelaporan yang Baik, 

Marketing Terbaik 

Raut senyum dan aura semangat 

khas anak muda nampak 

menggurat jelas di wajahnya. 

Sosoknya menjadi gambaran 

generasi muda bangsa ini yang 

selalu berpikiran positif, optimis 

dan senang berbagi 

BRANCH 

52. Memantik Kepedulian 

Pelajar-Mahasiswa Yogyakarta 

21 April yang lalu, ACT genap 

berusia 11 tahun. Berpijak 

konsisten di tiga ranah: 

kemanusiaan, kedermawanan 

dan kerelawanan, ACT hadir 

di wilayah-wilayah bencana. 

Selain itu ACT juga tak henti 

mengedukasi dan menggerakkan 

masyarakat untuk peduli terhadap 

sesama dalam kedermawanan 

dan kerelawanan. 

24 

28 

30 

35 

Kombinasi Kekuatan 

Qurban, Wakaf dan 

Sedekah 

Ikhtiar Kesadaran dan 

Kesigapan Bencana itu 

Terwujud di Samarinda 

Pondok Bersalin ACT 

Lebih Murah & 

Menyejahterakan 

Peternak Lokal 

4 



EDTORIAL 

Menangkan Ramadhan, 

Berbagi Sejuta 

Kebaikan 

Sahabat Peduli, 

Kami mengucapkan terima kasih atas 

kebersamaan para Sahabat Peduli yang setia 

membersamai Aksi Cepat Tanggap (ACT) 

dalam menapaki kerja-kerja kemanusiaannya. 

Hingga sekarang, bulan suci Ramadhan pun 

akan kembali tiba, menyapa orang-orang 

beriman. 

Bulan Ramadhan sangat istimewa bagi 

umat Islam. Pun bagi ACT. Di bulan penuh 

rahmat ini, ACT menoreh sejarah siginifikan 

di ranah kemanusiaan, baik tingkat nasional 

maupun internasional (global), yang cukup 

berkesan. 

Ambil contoh, tahun 2014 ACT 

mengemban amanat kemanusiaan untuk 

membantu warga Gaza Palestina di Timur 

Tengah. Warga Gaza saat itu mengalami 

puncak penderitaannya akibat serangan 

militer Zionis Israel yang sangat brutal, 

hingga sebabkan penderitaan warga sipil 

yang tak berdosa. Tahun 2015, tepatnya 

Mei, Indonesia mendapatkan tamu istimewa, 

ribuan pengungsi Rohingya asal Myanmar 

yang terdampar di Aceh. Bulan Ramadhan 

tahun tersebut juga istimewa karena ACT 

sibuk melayani mereka memenuhi semua 

kebutuhan mereka selama bulan suci 

berlangsung, bahkan hingga kini. 

Sudahkah ada rencana matang 

terpampang untuk Ramadhan tahun ini 

sebagai ikhtiar kita menyambut bulan yang 

lebih baik dari 1000 bulan? 

Memasuki Ramadhan tahun ini masih 

ada puluhan juta muslim yang menderita 

di berbagai penjuru dunia. Atas dasar itu, 

ACT menginisiasi program Paket Pangan 

Ramadhan untuk membahagiakan satu 

juta keluarga yang menderita, teraniaya 

dan memiliki keterbatasan akses pangan di 

berbagai wilayah indonesia dan dunia. 

Menunaikan niat kebaikan dalam bentuk 

zakat, infak, wakaf, qurban dan sebagainya 

ada baiknya kita akselerasi. Aneka program 

lainnya dengan berbagai kemudahaan dalam 

transaksi kami kreasikan untuk memfasilitasi 

niat baik sahabat peduli khususnya dibulan 

Ramadhan seperti : Qurban Progresif, Wakaf 

Tunai, Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam 

(SKDI) dll. Karena jelas, kebaikan yang 

dilakukan di Bulan Ramadhan, pahalanya 

dilipatgandakan oleh Allah Swt. 

Kami mengajak seluruh Sahabat Peduli 

untuk bersama menyegerakan berbuat 

kebaikan. Terlebih ini di bulan Sya’ban 

yang dianjurkan memperbanyak kebaikan, 

dan amalan kebaikan itu makin meningkat 

lagi saat menjalani ibadah shaum di Bulan 

Ramadhan. 

Mari Menangkan Ramadhan, Berbagi 

Sejuta Kebaikan! 

Wassalamualaikum Wr. Wb. 

Rini Maryani 

Editor in Chief 

6 


Bulan Ramadhan 

sangat istimewa bagi 

umat Islam. Pun 

bagi ACT. Di bulan 

penuh rahmat ini, 

ACT menoreh sejarah 

siginifikan di ranah 

kemanusiaan, baik 

tingkat nasional 

maupun internasional 

(global), yang cukup 

berkesan. 

NO 8 / MEI / VIII / 2016 

Publisher 

ACT Foundation 

Head Office: 

Menara 165 Office Tower, 11 th floor 

Jl. TB. Simatupang Kav. 1 Cilandak Timur 

Jakarta Selatan 12560, Indonesia 

Telp. +6221 2940 6565, Fax. +6221 2940 6564 

Supporting Office: 

Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok B-9 

Jl. Ir. H. Juanda No.50 Ciputat, Tangerang Selatan 15419, 

Indonesia. 

Telp : +6221 741 4482, Fax : +6221 742 0664 

Penerima Paket Ramadhan 

Foto : Dok. ACT 

Branch Office Bandung 

Jl. Gamelan No.1 Martanegara, 

Kel. Turangga, Kec. Lengkong 

Kota Bandung 

SMS Center : 0822 1400 1200 

Telp : 022 7328 0430 

Branch Office Yogyakarta 

Perum Tiara Mas Nitikan kav A1, 

Jl. Nitikan Baru, Sorosutan, 

Umbulharjo Yogyakarta 55162 

Telp : 0274-388572 

Branch Office Medan 

Jl. Al Falah Raya No.3, 

Kel. Glugur Darat 1 

Kec. Medan Timur, Medan 

Telp : 061-42066885 

SMS : 081377228820 

Branch Office Semarang 

Jl. Supriyadi 78C Kalicari 

Pedurungan Semarang 

Jawa Tengah 

Telp : 0246-730328 


IDEAS 

Istighfar, juga bersyukur. Itu ekspresi awal menerima doa dan 

ucapan selamat dari para kolega, memasuki 11 tahun ACT, 21 

April 2016. ACT tidak merayakan hari lahirnya, tetapi berefleksi 

ke dalam, bersama karyawan ACT. 

• Ahyudin | President ACT 

Kurikulum Ilahiah 

Kami awali milad (hari jadi) ACT dengan 

rasa malu kepada Allah yang telah 

memberi kita waktu, nikmat yang amat 

berharga untuk dijalani. Ya, kami malu karena 

di usia yang melampaui satu dasawarsa, 

anugerah Allah tak pernah sebanding dengan 

karya nyata yang sudah kami perbuat. 

Ternyata rasa malu, selalu merasa kecil di 

hadapan-Nya, memantik energi sampai lahir 

kata simpul: orang besar adalah orang yang 

selalu merasa kecil di hadapan Allah”. Dari 

malu lahir istighfar, permohonan ampunan 

dari Sang Maha Pencipta. Istighfari dulu 

perbuatan kita, baru mulailah bersyukur. ACT 

pantang berlepas dan merasa bebas dari 

pengawasan Allah. Apa yang terjadi, semua, 

ada campur tangan Allah. 

Insan ACT sebatas “bekerja”, ikhtiar 

membangun maslahah, kebermanfaatan, 

untuk umat manusia. Dari sini mulai lahir 

kenikmatan dan nikmat terbaiknya: kesadaran 

bahwa Allah pengendali kita. Apapun yang 

datangnya dari Allah, pasti hebat karena Allah 

Maha Hebat. Termasuk bencana. 

Jangan apriori terhadap bencana. 

Bencana itu kurikulum Allah, ilahiyah, 

sunnatullah. Karena ia datang dari Allah yang 

Maha Pengasih, Maha Penyayang, selalu ada 

kebaikan dan anugerah didalamnya. Nabi 

bersabda,”Jika engkau tahu apa yang ku 

tahu, engkau akan sedikit tertawa dan banyak 

menangis.” Di sini tangis lebih indah dari 

tertawa, asal tangis itu karena Allah. 

Tsunami Aceh, contoh monumental. 

Kejadian itu sukses membuat tak kurang dari 

sepertiga penduduk bumi menangis, ribuan 

organisasi nonpemerintah pun lahir di manamana. 

Di dalam negeri, konflik pemerintah 

dengan gerakan separatis Aceh pun berakhir. 

Setahap demi setahap Aceh menata diri. 

Pemerintah menata diri, menakar kapasitas 

bangsa besar ini menghadapi bencana. Civil 

society negeri ini bahkan dunia, menata diri. 

Ya, civil society bangkit. Kebangkitannya 

bisa menjadi penggerak perubahan sosial 

sesungguhnya, saat disokong gelombang 

filantropi (kedermawanan). Civil society 

hero sejati, bukanlah mereka yang memberi 

kelebihan materinya, tetapi doa tulus 

yang dipanjatkan para penerima manfaat. 

8 


IDEAS 

Merekalah, penggerak perubahan. ACT 

sebagai organisasi, hanya wasilah, 

jembatan saja. Pegiat kemanusiaan di 

ACT harus ikhlas, filantropisnya juga kudu 

ikhlas yang tanpanya mustahil hadir doa 

ikhlas beneficiaries. 

Siapa mudah mendoakan orang 

lain, ia penyandang ciri kemuliaan hidup. 

Kemuliaannya ditopang kebaikan yang 

tak akan bisa diraih tanpa mengawali 

dengan memberi dan banyak berbuat 

baik. Lahan kebaikan terbentang 

saat bencana datang. Bangsa besar, diuji 

banyak masalah besar. Bencana, salah satu 

ujiannya. Tak cukup sekadar “siaga hadapi 

bencana”, kebesaran perlu ketawakalan. 

Konstruksi taqwa: berakhlak yang baik kepada 

Allah, Rasul dan alam. Bencana sebagai 

“kurikulum langit” mendorong kita jadi pribadi 

galau: apakah kita dipercaya Allah sebagai 

hamba-Nya yang terbaik? Kegalauan itulah 

pendorong diri ini tak pernah cukup untuk 

berbuat baik.• 


INSPIRED 

Perempuan di sebagian besar dunia Islam mengalami domestikasi 

dan periferisasi dalam manajemen dan kepemilikan harta. Pun, 

isu perempuan dan manajemen filantropi apalagi atas harta wakaf, 

belum banyak dibedah. Turunan dari mindset ini, lembaga umat 

belum total memberi ruang kesetaraan bagi perempuan kecuali di 

lembaga khusus perempuan. 

• Iqbal Setyarso | Direktur Komunikasi ACT 

Filantropi Platinum 

dan Perempuan 

Islam memberi perempuan hak yang sama 

dengan lelaki (Qs.2:228), memerintahkan 

lelaki memperlakukan perempuan secara 

ma’ruf (Qs.4:19) dan memenuhi kewajibankewajibannya 

terhadap perempuan dengan 

baik (Qs.2:237) sehingga terwujud tujuan 

utama menuju ketenangan serta saling 

mencintai dan menghargai (Qs.30:21). 

Rasulullah dalam khutbah haji wada’ 

menyuruh kaum lelaki untuk takut kepada 

Allah dalam memperlakukan perempuan 

karena kaum lelaki telah menerima kaum 

hawa sebagai “amanah dari Allah”. 

Nash atau wahyu dan Rasul saja memberi 

ruang sedemikian leluasa bagi muslimah. 

Tak elok, membiarkan muslimah kalah eksis 

dalam peran manajemen atas harta. Ruth 

Roded, staf pengajar di Hebrew University di 

Jerusalem saja, tak menutupi kekagumannya 

menemukan fakta lebih dari 41% wakaf di 

Aleppo, Suriah, didirikan kaum perempuan. 

Riset Roded juga mendapati bukti betapa 

muslimah pada abad IX silam sudah berperan 

dalam mengelola harta kekayaannya, bahkan 

hingga membentuk awqaf (lembaga dana 

wakaf) diantaranya untuk mendukung program 

pendidikan (Roded, 1994). 

Peneliti Barat lainnya, Bernard Lewis, 

menulis, pada masa hayat (Nabi) Muhammad, 

perempuan telah berperan penting 

berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, 

sosial, pendidikan, ekonomi bahkan politik. 

Mereka memiliki hak atas harta-hartanya, tidak 

seperti di Barat sampai masa modern (Lewis, 

1995). 

Harta, kepemilikan dan hak manajerialnya, 

juga melekat dalam diri muslimah. 

Ummat merugi jika peran ini dijauhkan 

dari perempuan. Memulihkan peran ini 

meringankan tugas membangun ummat. 

Pembangunan ummat bukan tugas kaum 

lelaki saja. Saatnya memuliakan muslimah 

di satu sisi, sekaligus mengangkat kembali 

potensi yang pernah punya ruang penting 

10 


dalam sejarah kejayaan Islam. Dunia Islam 

dalam kemunduran, tatkala rasionalisme 

Islam mundur, politik Islam tak stabil, 

prinsip-prinsip pengembangan spiritual 

di pusat-pusat Islam juga mundur. Saat itu 

peran muslimah juga mengalami kemunduran 

setelah sebelumnya peran-peran besar pernah 

dimainkan muslimah hampir di segala aspek. 

Pernah sekian tahun lalu, sejumlah pegiat 

perzakatan Indonesia dari Badan Pekerja World 

Zakat Forum, melakukan lobi ke sejumlah pihak 

yang kantornya di negara yang berbeda-beda. 

Mereka ada delapan orang, satu diantaranya 

muslimah. Saat hendak menemui pejabat 

instansi perzakatan Kerajaan Saudi Arabia, 

Tim hanya bertujuh berangkat ke instansi yang 

berkantor di Riyadh, tak menyertakan satusatunya 

muslimah karena alasan kepatutan. 

Seperti kurang pantas melibatkan muslimah 

dalam pertemuan resmi membahas perzakatan 

di Riyadh (Saudi Arabia). 

Fakta lainnya, terlalu sedikit untuk 

menyebut ‘langka’ muslimah di lembaga 

kemanusiaan. Rini Suprihartanti (Direktur DD 

Corpora), Heny Widyastuti (Direktur Program 

RZ), Nana Mintarti dan Emmy Hamidiyah 

(Komisioner Baznas), Hariyana Hermain, Rini 

Maryani, Sukorini (ketiganya dari ACT dengan 

jabatan Vice President, Direktur CRM dan 

General Manager for Social Development), 

adalah sedikit diantaranya. Beberapa lembaga 

malah tak punya sosok muslimah di level direksi. 

DD, RZ, Baznas juga ACT, lembaga yang sadar 

muslimah pun punya potensi sebagaimana 

lelaki dalam manajemen filantropi. 

Menyadari ini, sama pentingnya dengan 

membangunkan muslimah negeri ini, pun 

muslimah sedunia: mereka punya ruang dan 

tugas menyokong kebangunan peradaban 

humanis. Kembalinya mereka di sektor-sektor 

penentu perubahan sosial, bukan semata buah 

perjuangan emansipasi, tapi justru memulihkan 

peran strategis sebagaimana saat Islam 

disebarluaskan sebagai ajaran pembawa rahmat 

bagi seluruh alam. 

Bukan kebetulan, hari lahir ACT 21 April 

2005 (sama dengan Hari Kartini), tapi lebih 

menarik lagi, tanggal itu bertepatan 12 Rabiul 

Awal 1426 (hari lahir Nabi Muhammad). Sebuah 

momen yang sarat motivasi.• 


• Apiko JM I Foto : Abu Omar AlHalabi / Mitra Lokal ACT 

Dunia kembali diuji dengan tragedi 

kemanusiaan di Suriah. Salah satu 

kota penting di Suriah, Aleppo, 

dibombardir tentara rezim Suriah 

serta sekutunya Rusia, yang tak 

kenal ampun. Yang membuat 

miris, serangan itu membabi 

buta, menyasar masyarakat sipil. 

Akibatnya, rakyat tak berdosa pun 

jadi korban. 

Sejak pekan ketiga April sampai dengan 

pekan kedua Mei, Kota Aleppo berada 

dalam kelam. Ratusan ribu warga 

sipil terjebak di berbagai sudut kota yang 

porak-poranda. Tindakan kejam rezim Suriah 

di bawah kendali Presiden Bashar Al-Assad 

benar-benar sudah melampaui batas. Krisis 

kemanusiaan global pun kembali mengalami 

puncaknya di Suriah pasca Perang Dunia II. 

Aksi Cepat Tanggap (ACT) sejak pertama 

kali konflik berdarah yang mengorbankan 

rakyat tak bersalah meletus lima tahun lalu, 

sudah turun ke bumi Syam tersebut. Bantuan 

kemanusiaan masyarakat Indonesia yang 

diamanatkan ke ACT, terus secara teratur 

disalurkan. Pekan-pekan ini, ACT kembali 

menggeber kepedulian bangsa Indonesia 

12 


HIGHLIGHTS 

(dan dunia) untuk fokus membantu rakyat 

Suriah. ACT membentuk Tim Kemanusiaan 

untuk Suriah. 

Kamis, 5 Mei 2016, tengah malam waktu 

Indonesia, Tim Kemanusiaan ACT untuk 

Suriah bertolak menuju Suriah dengan 

sebelumnya transit terlebih dahulu di Istanbul, 

Turki. Tim terdiri dari tiga orang, yakni 

Syuhelmaidi Syukur (Senior Vice President 

ACT) sebagai Team Leader, didampingi 

Yusnirsyah Sirin (Humanity Network 

Departement) dan Andika Rachman (Global 

Philanthropy Network). 

Dalam momen pelepasan Tim, Presiden 

ACT Ahyudin menyampaikan amanatnya 

bahwa Tim berangkat ke Suriah dengan dua 

misi. 

Pertama, amanah donasi masyarakat 

melalui ACT harus 

betul-betul sampai dan 

tepat sasaran di Aleppo 

dan kota-kota sekitarnya. 

Kedua, Tim juga diminta 

untuk bekerjasama 

bahu membahu dengan 

lembaga kemanusiaan 

lain untuk mengirimkan 

bantuan medis dan 

pangan sebagai prioritas, 

terutama kebutuhan 

dokter bedah yang 

sangat mendesak. 

NO. 8 • MEI 2016 | VIII | BENEFIT 

13

Lebih jauh, Presiden ACT mengingatkan 

bahwa konflik tak berkesudahan di Suriah, yang 

kembali memuncak pasca serangan brutal 

tentara rezim Suriah dan sekutunya Rusia, akan 

menjadi bukti seberapa besar kepedulian dunia 

terhadap manusia dan kemanusiaan. 

“ Kalau bencana ini didiamkan, berarti sama 

saja kita melegitimasi tragedi kemanusiaan 

ini. Aksi Cepat Tanggap terpanggil untuk 

mengambil langkah-langkah cerdas dan efektif 

dalam mengemban misi kemanusiaan Bangsa 

Indonesia untuk Suriah, khususnya di Kota 

Aleppo yang saat ini sudah pasti penduduk 

sipilnya sangat membutuhkan uluran tangan 

kita. Semoga misi kemanusiaan yang ketujuh 

Tim Kemanusiaan ACT untuk Suriah semakin 

memperteguh tekad kita sebagai bangsa yang 

memiliki kepedulian yang kuat atas isu-isu 

tragedi kemanusiaan dunia,” tegasnya. 

Selain mengirimkan Tim ke Suriah, ACT juga 

menggalang dukungan dari berbagai pihak. 

Bachtiar Nasir, ulama pengasuh AQL Islamic 

Center secara khusus memberikan dukungan 

dan apresiasinya atas respon cepat ACT atas 

tragedi yang terjadi di Suriah. Bachtiar Nasir 

ikut dalam momen Doa dan Pelepasan Tim 

14 


Kemanusiaan ACT untuk Suriah yang ketujuh 

di Markas Pusat ACT Menara 165, Cilandak, 

Jakarta. 

“ Saya sangat bangga dengan apa yang 

sudah dikerjakan ACT terhadap dua hal. 

Pertama, sisi kinerja internasionalnya yang 

semakin peka terhadap dunia kemanusiaan, 

terutama dunia Islam. Kedua, sebagai 

lembaga kemanusiaan yang menghimpun 

dana umat, alhamdulillah ACT semakin hari 

semakin dipercaya. Termasuk kepercayaan 

masyarakat saat ini dalam membantu warga 

Suriah melalui ACT,” ungkapnya. 

Dukungan lain juga datang dari berbagai 

lembaga maupun perorangan. Masyarakat 

Relawan Indonesia (MRI) di Bandung, Jakarta, 

Semarang, Medan, Yogyakarta, mengadakan 

aksi-aksi kepedulian untuk warga Suriah.• 


HIGHLIGHTS 

Mungkin agak mengherankan. Di negeri 

yang konon tanahnya subur, dengan hutan 

yang menjadi paru-paru dunia, sebagian 

warga penghuninya, alami krisis air bersih. 

Indonesia menjadi perhatian dunia, karena 

berada dalam bayang-bayang ancaman 

bencana ekologis. 

Salah satu penyebab utama krisis air 

adalah pembangunan ekonomi kerap 

mengabaikan kelestarian lingkungan. 

Perubahan iklim juga terbukti menimbulkan 

dampak nyata pada kehidupan dan yang 

merasakan akibat paling berat ialah kelompok 

masyarakat miskin. Selain itu, pembangunan 

ekonomi Indonesia yang juga selalu 

bertumpu pada sumber daya alam (SDA) 

memberi konsekuensi krisis lingkungan hidup 

dan kemiskinan struktural. 

Industri ekstraktif yang dikembangkan 

demi pertumbahan ekonomi telah menuai 

banjir, kekeringan, tanah longsor, asap, 

rembesan air laut, pencemaran air dan udara, 

serta kehilangan keanekaragaman hayati. 

Bencana-bencana ekologis itu sudah masuk 

tahap mengkhawatirkan kelangsungan hidup 

rakyat dan bahkan telah memakan korban 

ribuan orang setiap tahun. 

Salah satu bencana yang nyata akibat 

16 


HIGHLIGHTS 

tata kelola alam yang serampangan 

ini, adalah mencuatnya krisis air 

bersih. Ketidakseimbangan ekologis 

juga berakibat pada kekacauan 

distribusi air bersih. Sejumlah 

tempat mungkin berlimpah air, 

namun di wilayah lain menghadapi 

kenyataan sungai-sungai yang 

mereka miliki tercemar limbah, 

mata air tanah yang berbau dan 

berwarna, serta mengandung racun 

atau sumber penyakit lainnya. 

Wakaf Air 

Aksi Cepat Tanggap (ACT) 

sebagai lembaga kemanusiaan, 

yang salah satu fokusnya adalah 

penanganan bencana yang 

tidak hanya bersifat emergensi 

namun juga menginisiasi program-program 

pencegahan bencana. Bukan hanya bencana 

alam namun juga bencana sosial, seperti 

kemiskinan yang terjadi karena terbatasnya 

akses pada infrastruktur vital semisal minimnya 

ketersediaan serta kelangkaan air, juga 

ketiadaan fasilitas sanitasi air bersih memadai 

yang mungkin berpotensi menjadi sebab 

munculnya masalah-masalah kesehatan 

masyarakat. Ini mungkin menjadi bencana 

yang sesungguhnya, karena bersifat jangka 

panjang. Maka Global Wakaf (GW) dari 

ACT hadir untuk memperjuangkan ikhtiar 

menjawab pencegahan bencana bukan 

hanya alam, namun juga bencana sosial 

(kemanusiaan). Gagasan tentang Wakaf 

Air terbukti di lapangan, Tim Implementator 

dari Global Wakaf (air) menemukan tak 

sedikit warga di pelosok negeri yang tak 

mendapatkan kebutuhan air dalam kategori 

sehat dan mudah. Tak sehat karena mereka 

mengambil air dari sumber-sumber yang 

rawan terkontaminasi sumber penyakit, seperti 

sungai, air tadah hujan, dan sebagainya. 

Kemudahan mendapatkan air, karena mereka 

harus membangun infrastruktur seperti sumur, 

bak penampung air, atau sumber air bersih 

yang jauh, dan sebagainya. Mereka yang 

berada dalam kesulitan tersebut, tergolong 

masyarakat berekonomi lemah. Kondisi inilah 

yang membuat mereka pasrah menerima 

kenyataan. 

Program Wakaf Air kemudian juga 

melahirkan gagasan-gagasan lain yang 

tak sekedar mengupayakan pemenuhan 

kebutuhan air bersih dengan membangun 

sumur dangkal dan sumur dalam (Wakaf 

Sumur), namun juga Wakaf Pengairan dalam 

wujud pengadaan embung mini (situ kecil), 

bendungan, sarana irigasi, dan sebagainya. 

Semuanya dikemas dalam instrumen wakaf, 

dimana para donaturnya (wakif) bisa berharap 

mendapatkan pahala berwakaf (yang mengalir 

selama obyek wakaf masih berfungsi dan 

bermanfaat bagi masyarakat). 

Saat ini yang masih terus digalakkan 


HIGHLIGHTS 

adalah pengadaan Wakaf Sumur, sebagai 

turunan dari Wakaf Air. Program Wakaf 

Sumur ini telah berada di 34 lokasi, yang 

tersebar di 13 propinsi dan 15 kabupaten/ 

kota di Indonesia. 9 propinsi itu adalah Nusa 

Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat 

(NTB), Gorontalo, Jawa Tengah, Daerah 

Istimewa Yogyakarta (DIY), Banten, Jawa 

Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara. Sebaran 

Wakaf Sumur ini dipastikan akan terus 

bertambah ke wilayah-wilayah lain di seluruh 

Tanah Air seiring animo masyarakat muslimin 

Indonesia yang ingin menyalurkan dananya 

untuk pembangunan sumur berstatus, atau 

pembangunan wakaf air dalam wujud di luar 

wakaf sumur, seperti pembangunan embung, 

irigasi, dan sebagainya. 

Sejak tahun 2015, tak kurang dari 

28 sumur yang telah dibangun dari 

masyarakat melalui wakaf tunai. Kriteria 

pembangunan sumur di lakukan di daerahdaerah 

kabupaten/kota yang berdasarkan 

penelitian maupun pengalaman tahuntahun 

sebelumnya rentan terkena bencana 

kekeringan akibat musim kemarau yang 

panjang atau memang wilayah tersebut 

sumber-sumber air bersihnya masih terbatas. 

25 buah sumur telah dibangun di sejumlah 

tempat. Rincian lokasi sumur-sumur tersebut 

18 


HIGHLIGHTS 

telah dimuat di Benefit Nomor 6, Januari 2016. 

Sedangkan tiga yang belum tercatat, 

satu unit ada di Kabupaten Lebak, Propinsi 

Banten, yakni di lokasi Pesantren Al-Hikmah, 

Kampung Turus, Desa Sukadaya, Kecamatan 

Cikulur, Lebak, Banten; satu unit ada di 

Kampung Sukamanah, Desa Mekarsari, 

Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten 

Lebak, Banten; satu unit di RT 02/RW 05 

Desa Pasir Kupa, Kecamatan Kalang Anyar, 

Kabupaten Lebak, Banten. 

Pembangunan sumur dari wakaf 

masyarakat yang terbaru adalah di Kampung 

Pabuaran Poncol, Desa Ciaruteun Hilir, 

Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. 

Seperti yang sudah dikemukakan di depan, 

siapa yang bisa sangka, Bogor yang subur, 

pun butuh bantuan infrastruktur penyuplai 

air. Jadi persoalannya, sebagian, bukan 

karena langkanya sumber air, namun karena 

ketidakmampuan masyarakat membiayai 

pembangunan sumur untuk dimanfaatkan 

airnya secara bersama-sama. 

Global Wakaf ACT melakukan proses 

pengerjaan pipanisasi yang melingkari 

kampung sepanjang 400 mater. Selain 

pemasangan pipa, dibangun pula bak 

penampung air dan sarana sanitasi (MCK). 

Pembangunan dilakukan awal April yang lalu. 

Problem warga Kampung Pabuaran Poncol 

ini tergolong berbeda dengan warga lain di 

Indonesia. Sumber air tanah warga disini tak 

bisa dikonsumsi. Pasalnya, airnya berwarna 

hitam. Alhasil, Tim Global Wakaf memanfaatkan 

mata air yang mengalir ke kampung tersebut. 

Tim Global Wakaf hanya perlu 400 meter pipa 

yang mengelilingi kampung untuk menyalurkan 

air bersih dari mata air tersebut. 

Fasilitas air bersih ini dimanfaatkan sekitar 

26 kepala keluarga atau 150 jiwa warga 

Kampung Pabuaran Poncol yang mayoritas 

warganya berprofesi buruh tani dengan 

penghasilan Rp.25.000/hari tersebut. 

Pembangunan sarana pengadaan air 

bersih, akan terus dilakukan oleh Global 

Wakaf – ACT, selama 

problem mendasar 

yang menyebabkan 

krisis air di negeri yang 

konon subur makmur 

tak jua diurai dan 

dicari penyelesaiannya 

secara tuntas. 

Kebijakan jangka 

panjang dan visioner 

dari pemerintah 

Indonesia sangat 

dibutuhkan. 

Global Wakaf akan 

bersinergi dengan 

siapapun sepanjang 

untuk kepentingan 

umat manusia. 

Bagaimanapun, harus diakui, kerusakan alam 

yang menyebabkan kita alami krisis air, adalah 

akibat ulah tangan-tangan kita sendiri, yang 

kerap kali mengekploitasi alam ini dengan 

semena-mena, tanpa berpikir bahwa alam 

ini juga tak mampu memperbaharui dirinya 

sendiri tanpa bantuan manusia, dimana 

alam ini diciptakan untuk sebesar-besarnya 

kemakmuran manusia, umumnya, dan di 

Indonesia sebesar-besar kemakmuran rakyat 

Indonesia, khususnya.• 


Konsisten 

untuk Menang 

Ramadhan menjelang, 

kemuliaan segera 

terbentang. Ridha Allah 

menjadi tujuan, Ramadhan 

pintunya. Di pintu Ramadhan, 

kami berkemas pun mengajak 

kita semua berkemas. Di saat 

semua menawarkan berbagai tema 

baru, ACT konsisten menyuguhkan 

tema yang sama. Bukan kebetulan, 

kalau tema itu pun menjadi cita-cita kami. 

Ungkapan tema itu berlaku buat kami dan 

Anda: Menangkan Ramadhan. ACT mengajak 

seluruh pegiat kemanusiaan dan Anda semua, 

konsisten untuk menang. 

Untuk menang, ada banyak jalan. Jalan 

ACT, jalan bersahaja sekaligus kami usung 

menjadi subtema, Berbagi Sejuta Kebaikan. 

Lagi-lagi, kami suguhkan sebuah konsistensi: 

kosisten untuk mudah difahami. Kalimat ini 

juga terdengar akrab, dekat. Semua yang 

dekat, akrab, ringan, menjadikan upaya 

mewujudkannya juga ringan, mudah, biasa, 

bahkan sudah menjadi kebutuhan kita tanpa 

harus didorong-dorong. Cukup, beritahu 

jalannya, kebaikan akan mencuat dari dalam 

batin dan mewujud. 

Seperti itulah harapan kita semua: berbagi 

sejuta kebaikan bukan beban malah menjadi 

ekspresi spiritual yang amat menyenangkan. 

Ramadhan memendarkan energi berbuat baik 

yang tidak biasa, membuat setiap insan serasa 

mendapat kekuatan berganda untuk berbuat 

baik. ACT mengajak kaum muslimin 

menjadikan Ramadhan bulan berbagi, 

bulan menyerap energi rahmat karena 

berlipatgandanya balasan dari Sang 

Maha Memberi. 

Dalam kesahajaan pesan, 

dalam konsistensi untuk menang, 

bersama ACT, kita berbagi. 

Reguk esensi Ramadhan yang sarat 

motivasi, menebar maslahat demikian 

holistik: ibadah jasadi, ibadah ruhiyah, 

pun berbagi kenikmatan. Di Ramadhan ini, 

kami perkenalkan beragam paket kebaikan 

yang bisa dengan mudah kita tunaikan: dari 

paket pangan sampai paket kurban progresif 

bahkan wakaf tunai. 

Berbagi kebaikan bersama ACT, di 

manapun di muka bumi ini, adalah berbagi 

kebermanfaatan, lebih dari sekadar bulan 

berzakat dan berinfak. Aras domestik krisis di 

seantero negeri yang menyandang problem 

kemiskinan dan dimangsa bencana alam; pun 

aras global dengan kawasan pengungsi akibat 

konflik, peperangan atau pengabaian hak-hak 

atas kehidupan. 

Benefit edisi ini, membentang krisis 

kemanusiaan yang ternyata eskalatif! 

Ramadhan seharusnya menghebatkan amal. 

Kita sendiri merasa tergetar dengan paparan 

luas krisis, tapi bersama Sang Maha Kuasa, 

sehebat apapun cobaan, kebersamaan dan 

kesungguhan berbagi sejuta kebaikan, pilu 

‘kan sirna, datang gelegar rasa syukur datang. 

InsyaAllah.• 

20 


Berbagi Paket Pangan Ramadhan 

Bahagiakan sejuta keluarga miskin 

di Indonesia dan penjuru dunia 

Dengan membeli Paket Pangan Ramadhan, Anda bisa membahagiakan 

sejuta keluarga miskin di 30 provinsi di Indonesia, hingga ke mereka yang 

teraniaya di Suriah, Palestina, Lebanon, Jordania, Turki, Afrika dan 

Myanmar (Rohingya). Insya Allah, menjadi amal shalih yang menambah 

keberkahan bulan suci dan menjadi bukti indahnya silaturrahim. 

Info lengkap pembelian paket, hubungi: 

Careline 

SMS center 

021-741 4482 0853 3000 6000 

BCA # 676 025 5252 

BNI Syariah # 6600 000 108 

Rekening Atas Nama Aksi Cepat Tanggap 

hanya dengan 

Rp 150 ribu 

/paket 


COLUMN 

Penyatu Dua 

Kontinum 

Selebrasi tahunan hari jadi sebuah institusi, 

‘penting gak penting’. Kalau dilakukan, pastikan itu 

bernilai ibadah, jangan jadi ajang yang sia-sia. 

Ada dua 

hal 

yang 

biasa dilakoni 

tahunan: 

haul dan 

milad. Haul, 

mengingat 

kematian, 

membahas 

kebaikan-kebaikan yang sudah mati, 

orientasinya dipicu masa lalu yang baik. Milad, 

hari lahir, bicara masa depan dan proyeksi 

kebaikan yang akan dibangun dan ditingkatkan. 

21 April, kita peringati sebagai milad ACT. 

Peringatan tahunan, perlu menjadi ajang 

bersyukur dan bersabar. Keduanya, tidak 

mudah. Itu juga merupakan dua kontinum. 

Pertama, kontinum sabar, tempatnya pada ujian 

ketidak-enakan. Banyak orang gagal sabar saat 

diuji dengan ketidaknyamanan, bahkan dipicu 

untuk emosi, marah-marah atas datangnya 

ujian yang membuat hidupnya tidak nyaman, 

entah sakit atau kehilangan. Ia dalam kondisi 

gagal mengendalikan dirinya untuk tetap dalam 

kesabaran. 

Kedua, kontinum syukur, tempatnya pada 

ujian kenikmatan. Tak sedikit orang yang gagal 

syukur ketika datang ujian kenikmatan; lupa 

berbagi, lupa mensyukuri nikmat yang diterima 

dalam wujud yang beragam dan tak sedikit 

jumlahnya. Alih-alih bersyukur, datang godaan 

ketamakan untuk terus-menerus berburu 

kenikmatan dalam kelalaian untuk bersyukur. 

Sungguh tak mudah menjalani kesabaran, 

juga menjaga diri bisa senantiasa bersyukur. 

Tak heran kalau Imam Syafi’i menafsir ayat 

watawa shoubil haq, watawa shobis-shabr 

sebagai jihad. Bahwa dalam jihad terkandung 

haq dan kesabaran. Jihad di sini, sebuah 

ekspresi terdalam, kesungguhan, tekad untuk 

selalu dalam kebaikan dan kebenaran, seberat 

apapun tantangannya. 

Karena kenikmatan melalaikan, bersyukur 

pun tak mudah. Sampai-sampai nabi Sulayman 

as. memanjatkan doa mohon bimbingan-Nya 

untuk selalu bisa bersyukur: Rabbi auzi’nii 

an asykura ni’matakallatii an’amta ‘alayya 

wa ‘alaa walidayya wa an a’mala saalihan 

tardaahu wa adkhilnii birahmatika fi ‘ibaadikas 

saalihiin, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku 

ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu 

yang telah Engkau anugerahkan kepadaku 

dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku 

mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; 

dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke 

dalam golongan hamba-hamba-MU yang saleh, 

demikian diabadikan dalam al-Quran surat 

An-Naml 19. 

ACT, jalan jihad karena mempertemukan 

dua kontinum berat ini: yang diuji kesabarannya 

saat ditimba musibah, ketidaknyamanan 

hidup; dan yang diuji dengan nikmat Allah. 

Beneficiaries, ada di barisan mereka yang diuji 

dengan kesulitan hidup; filantropis dan relawan 

kemanusiaan, insan di barisan mereka yang 

diuji dengan kenikmatan.• 

22 


SAAT ANAK-ANAK KITA BEROBAT DENGAN MUDAH, 

RATUSAN RIBU ANAK KORBAN PERANG TERLUKA PARAH. 

Perang dan konflik kemanusiaan telah merenggut banyak jiwa dan 

membuat ratusan ribu anak-anak muslim di penjuru dunia terluka 

parah. Mereka menanti layanan medis dan obat-obatan untuk 

menyembuhkan luka dan trauma agar ibadah Ramadhan terasa lebih 

ringan. Mari hapus derita saudara muslim kita di penjuru dunia. 

BSM # 701 3886 444 | Muamalat # 304 0031 869 

CIMB Niaga # 411 01 0028 9000 | Permata Syariah # 701 621 239 

Salurkan kepedulian Anda melalui rekening Aksi Cepat Tanggap 

CARELINE 021-741 4482 

SMS Center 0853 3000 6000 

Jaringan Kemudahan Berdonasi 


HIGHLIGHTS 

Lumbung 

Ternak 

Masyarakat 

Jelaslah sekarang. Instrumen 

kedermawanan berbasis syariah 

yang diciptakan Allah subhanahu 

wata’ala, tidak berdiri sendiri 

satu sama lain. Zakat, infak, 

sedekah, dan wakaf ternyata bisa 

dikombinasi satu sama lain. Pada 

saat itu terjadi, kekuatan ekonomi 

yang muncul menjelma maslahat 

dasyat bagi umat. 

Begitu juga dengan ibadah kurban. Ibadah 

tahunan ini, bisa berjalan sepanjang 

tahun tanpa harus menunggu bulan 

Dzulhijah datang. Produk-produk bisa dikreasikan 

orang-orang beriman jauh sebelum upacara 

penyembelihan hewan kurban itu sendiri 

dilakukan pada Hari Raya Idul Adha. Global 

Wakaf (GW), lembaga yang diinisiasi Aksi Cepat 

Tanggap (ACT), menggulirkan program berbasis 

wakaf yang tidak hanya berdimensi karitas, 

namun juga ekonomi produktif. Kecerdasan 

manusia beriman yang terus terasah via 

ibadah, melahirkan gagasan Lumbung Ternak 

Masyarakat (LTM). LTM ini dilandasi latar 

belakang kebutuhan hewan ternak yang semakin 

24 


HIGHLIGHTS 

besar, sementara suplai hewan ternak 

terkendala tiga hal. 

Pertama, kualitas ternak. Kebutuhan 

ternak yang besar, kerap tak mampu dipenuhi 

pasar tanpa mengorbankan kualitas. Padahal, 

menjaga kualitas ternak kurban yang 

disyaratkan syariah, bersifat mutlak. Hewan 

ternak yang abai terhadap persyaratan yang 

dituntut, bisa menciderai nilai ibadah kurban 

kita. 

Kedua, harga ternak. Kebutuhan hewan 

ternak yang meningkat dari tahun ke tahun, 

juga membuat harga hewan ternak melangit. 

Hal ini bisa mencegah orang yang ingin 

berkurban, mengurungkan niatnya berkurban 

bersebab harganya yang tak terjangkau. 

Ketiga, distribusi ternak. Sebaran ternak 

yang tak merata, juga berakibat pada harga, 

serta kualitas ternak. Selain biaya pengiriman 

hewan ternak yang menambah tingginya cost, 

juga mengancam kesehatan hewan ternak itu 

sendiri. Sejumlah kasus pengiriman hewan 

ternak dengan kendaraan berhari-hari, bisa 

menyebabkan hewan stress, pingsan bahkan 

mati. Ini menjauhkan perilaku manusia dari 

tuntutan akhlak muslimin yang kendati kepada 

hewan, harus tetap memperlakukannya 

dengan baik, selaku sesama makhluk ciptaan 

Allah subhanahu wata’ala. 

Maka lahirnya LTM bisa menjadi jawaban 

atas problem-problem tersebut. Saat ini Aksi 

Cepat Tanggap (ACT) telah membangun 

LTM di Blora, Jawa Tengah, Gorontalo, 

dan Tasikmalaya, Jawa Barat serta Nusa 

Tenggara Barat (NTB). Kendati masih 

jauh dari target untuk pengadaan hewan 

ternak secara mandiri, tanpa mengandalkan 

penjualan hewan ternak di pasar bebas, LTM 

menaruh optimisme yang besar (namun tetap 

realistis) bahwa eksistensinya akan membuat 

kualitas hewan terjaga, harga terjangkau, dan 

distribusi lebih merata. 

Soal kualitas hewan kurban yang 

disiapkan LTM, tak diragukan lagi. Global 

Qurban bermitra dengan masyarakat 

setempat yang menjadikan peternakan 

sebagai matapencaharian utama, menjadikan 

mereka perfect di bidang peternakan. 

Salah satu pengelola LTM andal yang 

dimiliki Global Qurban adalah Aryanto, 

seorang peternak hewan kambing yang 

paham betul bagaimana merawat kambing 

dengan sebaik-baiknya. Aryanto adalah 

pengelola peternakan kambing LTM di 

Blora, Jawa Tengah. LTM yang dikelola 

Aryanto, dengan memberdayakan para 

peternak setempat, 

mampu menyediakan 

setidaknya 2.500 

ekor kambing. Untuk 

tahun ini, LTM di Blora 

memberdayakan 

setidak 25 KK 

(Peternak), dengan 

rata-rata peternak 

memegang 100 ekor 

kambing. Mereka 

tersebar di dua 

kecamatan yakni 

Kecamatan Cepu 

ada Desa Gadon, 

Jipang, Cabean, 

Kapuan, Loram, Getas, 


HIGHLIGHTS 

sementara Kecamatan Sambong ada di Desa 

Gadu, Pojok Watu, Sambong Rejo, Gagakan, 

dan Sambong. 

“ Para peternak sudah cukup profesional 

dalam penanganan ternak kambing. Blora 

selama ini sudah menjadi andalan sebagai 

penyuplai ternak kambing para pedagang 

ternak dari berbagai wilayah di Pulau Jawa,” 

terang Aryanto kepada Benefit, pekan lalu. 

LTM Tasikmalaya, Jawa Barat juga siap 

menjadi penyuplai hewan kurban tahun ini. 

Minimal yang akan disuplai dari LTM sendiri 

adalah 500 ekor. LTM Tasik juga sudah 

merintis breeding dengan menyediakan 315 

ekor ternak indukan, dengan pejantan ada 

24 ekor. 

“Alhamdulilah, sudah ada 43 ekor anak 

kambing yang dilahirkan. Terus terang LTM 

Tasik baru memulai tahap breeding empat 

bulan yang lalu, dan saat ini sudah ada 20 

ekor yang siap digemukkan,” terang Manajer 

LTM Tasikmalaya, Rosmana kepada Benefit, 

pekan lalu. “ Seiring tambahnya pengalaman, 

insya Allah, dari tahun ke tahun, kuantitas 

hewan ternak LTM yang dibentuk Global 

Qurban, akan semakin memenuhi permintaan 

hewan kurban setiap tahunnya,” tambahnya. 

Program Qurban 

Sementera itu Manajer LTM Blora Aryanto 

menjelaskan, selain penggemukan (fattening), 

LTM Blora juga merintis proses pembibitan 

(breeding). Pembibitan mulai dirintis seiring 

program Wakaf Qurban dan Qurban Progresif 

yang dicanangkan Global Qurban. 

Wakaf Qurban merupakan gagasan 

yang dilatarbelakangi keinginan agar semua 

orang bisa berkurban. Kendati kemampuan 

ekonomi setiap orang berbeda, harusnya tak 

menghalangi setiap muslim untuk berqurban 

yang hukumnya sunnah muakkadah tersebut. 

Sebuah hukum yang menurut penjelasan 

para ulama itu sebagai suatu amalan yang 

mendekati wajib. 

Wakaf Qurban merupakan gabungan 

antara ‘wakaf’ dengan ‘kurban’. Yang 

menjadi obyek dari wakaf ini adalah hewan 

kurban. Seorang wakif bisa mewakafkan 

hewan kurban untuk dikelola Global 

Qurban sehingga menghasilkan surplus 

berupa keturunan dari hewan kurban yang 

diwakafkan. Sesuai tuntunan Rasulullah 

Muhammad shalallahu alaihi wassalam, 

bahwa obyek wakaf terdiri pokok dan buah 

(hasil), maka kewajiban Global Qurban 

sebagai nadzir adalah menjamin ternak 

26 


HIGHLIGHTS 

hewan sebagai wakaf tetap ada. Ini berarti 

jika hewan ternak yang menjadi pokok wakaf 

sudah tidak lagi produktif atau mati, maka 

kewajiban Global Qurban menggantinya. 

Selain menjaga pokok tersebut, Global 

Qurban melalui LTM yang dibentuknya, 

berkewajiban mengelola surplus ternak 

yang dihasilkan untuk disedekahkan kepada 

sesama muslim yang kurang mampu secara 

ekonomi, agar dikurbankan atas namanya. 

“Jadi seseorang bisa mendapat pahala 

wakaf dari ternak yang diwakafkannya 

sekaligus pahala dari sedekah kurban dari 

hewan yang dihasilkan oleh wakaf ternaknya,” 

jelas Direktur Global Qurban Rini Maryani, 

pekan lalu kepada Benefit. 

Sementara itu, program Qurban Progresif 

diluncurkan untuk mengajak masyarakat 

berkurban seawal mungkin. Dengan 

membayar harga ternak kurban di awal 

waktu, berarti membayar harga ternak kurban 

dengan harga paling murah. Qurban Progresif 

menetapkan selisih 50 ribu rupiah lebih murah 

setiap bulannya. Harga ternak kambing 

Global Qurban di bulan Mei 2016 adalah 

Rp 1.600.000, maka jika Anda baru bisa 

membayar kurban di bulan Juni, harganya 

sudah naik menjadi Rp 1.650.000. Harga 

tertinggi kambing kurban tahun 1437 Hijriah 

ini adalah Rp 1.750.000. 

Untuk ternak sapi, harga per Mei 2016 

adalah Rp 11.200.000, dan naik 350 ribu 

rupiah di bulan Juni, menjadi Rp 11.550.000, 

dan seterusnya. Harga tertinggi di bulan 

Agustus, yakni Rp 12.250.000. 

Yang boleh jadi pertimbangan bagi 

pekurban selain harga yang dijamin kompetitif 

tersebut, harga yang dibayarkan sudah 

termasuk biaya sosialisasi, pengadaan 

hewan, pemotongan, distribusi, monitoring, 

dokumentasi, dan pelaporan. 

Soal berat hewan yang dijanjikan Global 

Qurban, seperti tahun lalu, berat minimal 

kambing yang disediakan Global Qurban 

adalah 25 kilogram, sementara untuk sapi 

minimal 220 kilogram. Jika ada pekurban 

yang ingin berkurban dengan hewan unta 

maka, berat minimal yang Global Qurban 

tetapkan adalah minimal 300 kilogram. 

Hal lain yang perlu diketahui para pekurban 

di Global Qurban adalah kewenangan Global 

Qurban untuk mengkonversi kurban kambing 

menjadi 1/7 sapi. 

“ Ini artinya di suatu wilayah yang 

ditentukan untuk sebaran hewan kurban 

ternyata hanya tersedia ternak sapi, Global 

Qurban berwenang menjadikan hewan ternak 

kambing para pekurban dikonversi menjadi 1/7 

sapi, yang berarti tujuh ekor kambing kurban 

dari para pekurban bisa diganti satu ekor sapi,” 

urai Rini Maryani. 

Kewenangan lain yang diberikan kepada 

Global Qurban adalah soal distribusi. Seperti 

tahun-tahun sebelumnya, Global Qurban 

mendistribusikan hewan kurban selain di 

seluruh penjuru Tanah Air, dengan prioritas 

yang paling membutuhkan, juga dalam waktu 

yang sama, mendistribusikan ke manca 

negara. Tahun –tahun yang lalu, Global 

Qurban berhasil menyembelih hewan kurban 

di sejumlah negara seperti Timor Leste, 

Madagaskar, Kamboja, Pilipina, Myanmar, 

China, Bangladesh, Nepal, Mongolia, Kashmir, 

Pakistan, Afganistan, Tajikistan, Kyrgistan, 

Somalia, Uganda, Palestina, Suriah, Kazakhtan, 

dan Lebanon. Jumlah penerima manfaat 

(benefisiaris) daging kurban ada tiga juta 

orang, di 23 negara. Sementara di Indonesia, 

tebaran hewan kurban ada di 26 provinsi dan 

96 kabupaten/kota di Indonesia. 

Yang tak kalah penting dilakukan Global 

Qurban adalah soal pelaporan. Laporan Global 

Qurban telah distandarisasi, yakni berisi data 

lengkap yang mencantumkan nama pekurban, 

lokasi pemotongan hewan, foto dokumentasi 

hewan kurban sebelum dan sesudah dipotong, 

proses distribusi, dilengkapi profil wilayah, serta 

testimoni atau ucapan dari penerima manfaat 

kurban. 

“Laporan kurban dikirimkan ke pekurban 

via pos atau email maksimal satu bulan sejak 

Hari Tasyrik terakhir,” tandas Rini Maryani.• 


ON GOING 

Ikhtiar Kesadaran dan 

Kesigapan Bencana itu 

Terwujud di Samarinda 

• Wahyu Novyan | Editor : Shulhan Syamsur Rijal 

Bencana alam memang tak bisa dielak, 

namun usaha untuk meredam risikonya 

sampai ke titik terendah adalah hal 

mutlak yang tetap harus diusahakan. 

Ikhtiar mengatur kesiapsiagaan 

bencana ini pun terjalin di Samarinda. 

Inisiasi dari Sampoerna untuk 

Indonesia dan Aksi Cepat Tanggap 

Kota Samarinda, Ibukota Kalimantan 

Timur, Kota megah di pesisir timur 

Kalimantan dikenal sebagai salah 

satu pintu gerbang bermacam aktivitas 

perdagangan ke kawasan pedalaman hutan di 

Kalimantan. Magnet Samarinda sebagai pusat 

perdagangan dan aktivitas pemerintahan 

di Kalimantan pun membuat Kota ini dijejali 

ratusan ribu penduduk. Tak ayal sejak sensus 

penduduk tahun 2013 lalu, Samarinda 

ditetapkan sebagai Kota berpenduduk 

terbanyak di seluruh Kalimantan dengan 

jumlah penduduk mencapai 805.688 jiwa. 

Imbas dari kepadatan penduduk yang 

menjejal di setiap sudut kota pun mengundang 

risiko bencana untuk Samarinda dan 

sekitarnya. Apalagi melihat fakta bahwa 

Sungai Mahakam, sungai terbesar di Provinsi 

Kalimantan Timur, membelah Kota Samarinda. 

Salah satu yang paling berisiko menerjang 

Samarinda adalah bencana banjir. 

Walau setiap tahunnya risiko bencana 

banjir jelas nampak di sudut Kota Samarinda, 

terlebih di kawasan tepian Mahakam, 

kesigapan bencana di Kota ini belum meresap 

menjadi budaya yang paten. Misalnya dalam 

keadaan darurat bencana, yang muncul 

malah kegagapan dalam menilai risiko dan 

merespons dampak. Masalah inilah yang 

sebetulnya merata terjadi hampir di seluruh 

Kota di Indonesia. 

Kelompok Siaga Bencana 

Mengantisipasi hal tersebut, “Sampoerna 

untuk Indonesia” kembali menjalin sinergi 

28 


HIGHLIGHTS 

dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) membentuk 

Kelompok Siaga Bencana (KSB) di Kota 

Samarinda, Jum’at hingga Minggu, 11-13 Maret 

2016. Melibatkan warga dari 5 Kelurahan di 

Kecamatan Sungai Pinang, dan 2 Kelurahan 

di Kecamatan Samarinda Utara, meliputi 

Kelurahan Bandara, Mugirejo, Sungai Pinang 

Dalam,Temindung Permai dan Kelurahan 

Gunung Lingai di Sungai Pinang. Kemudian 

Kelurahan Lempake, dan Sungai Siring di 

Samarinda Utara. Setiap KSB, akan terdiri dari 

20 orang anggota. 

Workshop Rencana Kontijensi 

Usai bergelut dengan pembelajaran 

kemampuan rescue untuk siap hadapi bencana, 

ikhtiar untuk membangun disaster mitigation 

and preparedness di Samarinda ini tak berakhir 

begitu saja. Sepekan setelah pembentukan 

KSB, DMII-ACT kembali melanjutkan gelaran 

berupa Workshop Penyusunan Rencana 

Kontinjensi (Renkon) Banjir di Kota Samarinda. 

Rangkaian terakhir dari Program Pelatihan 

Kesiapsiagaan Bencana untuk Komunitas, 

dipusatkan di Aula Kecamatan Sungai Pinang, 

Sabtu dan Minggu, 19-20 Maret 2016. 

Camat Samarinda Utara, Syamsu Alam 

menyandarkan harapan besarnya pada 

pembentukan KSB di Kecamatan yang 

sedang Ia pimpin. “Momennya juga tepat 

saat Samarinda masih di musim hujan, kami 

harap terbentuknya KSB ini akan mengubah 

pola pikir penanggulangan bencana banjir di 

Kecamatan kami, agar bisa meredam risiko 

banjir lebih efektif lagi. Makin siap menekan 

dampak banjir yang pasti muncul setiap 

tahunnya,” ujar Syamsu Alam. 

Bambang, perwakilan Manajemen PT 

HM Sampoerna Samarinda menyampaikan 

apresiasinya atas rangkaian acara di 

Samarinda ini. “Kami berterima kasih atas 

dukungan pemerintah Kota Samarinda, 

khususnya Camat Samarinda Utara dan 

Camat Sungai Pinang. Tentunya juga terima 

kasih untuk ACT atas upaya maksimalnya 

untuk rangkaian kesiapsiagaan bencana ini. 

Semoga ilmunya tetap bermanfaat untuk 

meredam risiko bencana sekecil mungkin,” 

tukasnya.• 


ON GOING 

Pondok Bersalin Desa (Polindes) di kawasan pelosok 

punya peranan sangat penting. Sebab kesehatan ibu dan 

anak berpangku pada kehadiran fasilitas dan pelayanan 

kesehatan yang memadai, layak dan terjamin. Namun 

apa daya, tenaga medis terbatas dan biaya kesehatan 

yang membubung masih jadi masalah pelik. 

Pondok Bersalin ACT 

Solusi ACT Redam Kesenjangan 

Ibu dan Anak di Desa 

• Nurjannatun Na’im | Editor : Shulhan Syamsur Rijal 

Berpuluh tahun sejak negeri ini 

merdeka, nyatanya kesenjangan 

betul-betul masih terasa. Selain 

urusan pembangunan infrastruktur yang 

jadi barang mahal bagi kawasan di 

pinggiran, masalah pelik yang masih tetap 

menunggu solusi efektif ada di urusan 

kesehatan. Tengok saja kenyataan ini: bagi 

mereka yang jauh dari hingar-bingar kota, 

pelayanan kesehatan adalah barang mahal 

yang hampir mustahil ditebus. 

Tak perlulah menunggu sakit untuk 

menemukan masalah pelik hak kesehatan 

yang tergadai bagi mereka yang ada di 

kawasan pelosok dan terpencil. Sebab 

pelayanan kesehatan tak selamanya hanya 

hak bagi yang sakit. Seorang ibu dan anak 

misalnya, keterbatasan dan kesenjangan 

fasilitas kesehatan di lokasi pelosok telah 

menimbun masalah kesehatan ibu dan anak, 

utamanya balita, selama sekian dekade. Maka 

tak heran jika di beberapa daerah di negeri ini, 

angka kematian ibu dan anak membubung 

tinggi. 

Pemerintah bukannya tinggal diam, 

selama beberapa tahun terakhir upaya gencar 

peningkatan unit-unit pelayanan kesehatan di 

desa seperti Puskesmas, Pustu (Puskesmas 

Pembantu), dan Polindes (Pondok Bersalin 

Desa) jadi program andalan. Namun tetap 

saja, keterbatasan sumber daya tenaga medis 

dan obat-obatan di daerah belum cukup 

menutup kebutuhan mereka yang berada di 

pelosok. Apalagi kebutuhan Pondok Bersalin 

Desa, atau Polindes untuk menjangkau ibu 

dan anak balita. Tak peduli sepelosok apa 

lokasinya. 

Polindes Redam Empat Masalah 

Menyadari urgennya kebutuhan Polindes di 

desa-desa terpencil, salah satu perusahaan 

asuransi jiwa PT. AIA Financial bekerjasama 

30 


ON GOING 

dengan ACT menginisiasi terbentuknya 

Polindes untuk masyarakat Desa Kepuh, di 

Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi 

Banten 

Nurjannatun Na’im dari Community 

Development Aksi Cepat Tanggap 

(Comdev-ACT) menjelaskan, Polindes 

inisiasi bersama ini untuk meredam empat 

masalah kesenjangan ibu dan anak. Meliputi 

kesenjangan geografis karena jarak Polindes 

yang berjauhan, kesenjangan informasi 

karena minimnya informasi kesediaan bidan, 

lalu kesenjangan ekonomi karena mahalnya 

tarif kesehatan, serta kesenjangan sosial 

budaya karena pandangan klasik masyarakat 

yang masih percaya dukun bayi ketimbang 

bidan. 

Polindes di Ciwandan ini diberi nama 

“Polin ACT” (Pondok Bersalin ACT). Kini 

operasional poliklinik khusus ini telah 

memasuki bulan ketiga. PolinACT berfungsi 

layaknya Polindes untuk masyarakat Desa 

Kepuh, melayani masyarakat sekitar mulai 

dari kesehatan ibu, anak dan masyarakat 

umum. 

Bermacam fasilitas kesehatan yang 

dijalankan di PolinACT digerakkan lewat 

usaha bersama masyarakat setempat, 

dengan melibatkan tenaga medis dari 

bidan dan dukun bayi. Tarif pemeriksaan 

ibu, anak dan melahirkan pun ditentukan 

dalam kesepakatan masyarakat setempat 

bersama Lembaga 

Pemberdayaan 

Masyarakat (LPM). 

Meski baru 

tiga bulan berjalan, 

masyarakat Desa 

Kepuh mengakui 

manfaat nyata dari 

keberadaan PolinACT 

ini. Salah satunya 

adalah Winarto (56) 

warga Kepuh yang 

mengeluh gejala asam 

uratnya membuat 

dirinya tak mampu 

berjalan selama lima 

bulan terakhir. Biaya 

berobat yang melangit 

di kota dan ketiadaan kartu BPJS membuat 

Winarto hanya bisa berdiam diri di rumah 

meratapi kakinya. 

Namun, setelah beberapa kali terapi, 

penyuluhan, dan aksi medis mengobati gejala 

asam uratnya, di hari ke-7 Winarto akhirnya 

kembali bisa berjalan. “Alhamdulillah karena 

izin Allah, Saya bisa berjalan lagi, Saya kira 

selamanya tidak bisa berjalan. Ini (PolinACT) 

sangat bermanfaat bagi warga Desa Kepuh. 

Saya berharap ini bisa berjalan terus,” harap 

Winarto. 

Selain, pelayanan kesehatan, PolinACT 

juga akan menggelar kegiatan Posyandu dan 

Posbindu (Pos Bimbingan Terpadu) untuk ibu 

dan anak di Desa Kepuh. “Pengembangan 

pelayanan kesehatan di Posyandu 

meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga 

berencana, imunisasi, perbaikan gizi, dan 

penanggulangan diare,”pungkas Nur.• 


ON GOING 

Santap Mengepul 

Untuk Pengungsi Sinabung dan 

Korban Banjir Musi Banyuasin 

• Muhajir AR, Shulhan Syamsur Rijal 

Bagi para pengungsi, posko pengungsian bukan tempat yang nyaman. Segala 

kebutuhan diri terbatas, begitu pun keperluan makan. Pengungsi Sinabung dan 

korban banjir di Musi Banyuasin mengalami hal ini. Dapur Sosial ACT hadir 

sedikit menyamankan mereka. 

Untuk mereka yang dirundung pilu 

pascabencana, tak ada pilihan lain 

kecuali menghabiskan hari di tendatenda 

pengungsian. Walau detik berdetak 

lambat dengan segala keterbatasan, 

kebutuhan yang tak bisa dilewatkan dalam 

kejadian bencana adalah ketersediaan 

makanan dan bahan pangan. Tapi, seperti 

sudah menjadi kebiasaan di negeri ini, 

logika publik tentang bantuan makanan 

pascabencana selalu diterjemahkan 

dalam bentuk berkardus-kardus mi instan, 

bertumpuk-tumpuk beras “raskin” dari 

pemerintah. 

Padahal jika menyelami lebih jauh dilema 

pengungsi korban bencana, mereka lebih 

membutuhkan bantuan berupa makanan yang 

sudah siap untuk disantap. Hidangan yang 

mengepul penuh gizi, serupa dengan apa 

yang biasa kita santap di atas meja makan. 

Siap saji tanpa perlu repot memasaknya, 

tanpa perlu repot menyiapkan bara api untuk 

mengolahnya. 

Seperti kisah yang tersaji dari rutinitas 

pengungsi korban erupsi Sinabung di 

pengungsian Posko Gereja Pantekosta 

(GPDI) dan Posko Gudang Jeruk Surbakti, 

Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang 

Empat. Suplai makanan bagi pengungsi di 

kedua posko tersebut makin menipis sejak 

awal Maret 2016. Suplai konsumsi yang makin 

menyusut jauh di bawah kebutuhan ribuan 

pengungsi dikhawatirkan membuat bencana 

kelaparan baru bagi pengungsi Sinabung. 

32 


ON GOING 


ON GOING 

Kondisi di dua posko pengungsi 

Sinabung ini bukannya nihil makanan sama 

sekali, ada bantuan makanan dari pemerintah 

setempat namun dalam bentuk bahan 

makanan mentah berupa raskin. “Padahal 

untuk memasak makanan, pengungsi hanya 

bisa mengolahnya menggunakan kayu bakar 

yang harus dicari dulu di dalam hutan atau 

kebun-kebun terdekat,” ungkap Koordinator 

Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Karo, 

Susanto Ginting. 

Mengingat kebutuhan mendesak akan 

bahan makanan siap saji, akhirnya Dapur 

Sosial (Dapsos), Aksi Cepat Tanggap (ACT) 

bergerak membagikan paket makanan 

siap santap untuk pengungsi korban erupsi 

Gunung Sinabung. Bersama aktivis MRI Karo, 

ACT menginisiasi beberapa titik dapur sosial 

sebagai solusi ketersediaan makanan siap saji 

bagi korban Sinabung. 

Selama dua hari berturut-turut, Sabtu- 

Minggu, 5-6 Maret 2016 silam Dapsos 

ACT mendistribusikan makanan siap 

santap, mengepul penuh gizi di dua posko 

pengungsian Sinabung Kecamatan Simpang 

Empat. Pasokan makanan siap saji berhasil 

terdistribusi untuk 160 kepala keluarga (KK) 

dengan jumlah 561 orang pengungsi di 

Posko Gereka Pantekosta (GPDI) dan 190 KK 

atau 671 pengungsi di posko Gudang Jeruk 

Surbakti. 

Logistik Mendesak Korban Banjir Musi 

Banyuasin 

Sementara erupsi Sinabung masih 

membawa duka bagi ribuan pengungsi 

di tenda-tenda pengungsian, banjir pun 

menyentak banyak lokasi di Indonesia. Salah 

satu bencana banjir yang hampir luput dari 

perhatian banyak media mainstream adalah 

kejadian banjir di Kabupaten Musi Banyuasin, 

Sumatera Selatan. Pascabanjir, suara ribuan 

korban banjir di kawasan ini seperti tak 

terdengar. Padahal, banyak dari mereka yang 

belum bisa mencukupi sendiri kebutuhan 

logistiknya. 

Menyadari hal ini, Posko Kemanusiaan 

ACT di Palembang bergerak cepat 

mendistribusikan kembali kebutuhan 

logistik bagi ribuan warga di Kecamatan 

Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera 

Selatan. 

Tim Posko Palembang yang dipimpin oleh 

Abdullah dan Ahmad membagikan bantuan 

di dua lokasi yang berbeda di Kecamatan 

Lais, Minggu, 20 Maret lalu. Target bantuan 

menyasar pada 250 KK di Desa Ngulak, 

Kecamatan Lais serta 450 KK di Desa Epil 

juga di Kecamatan Lais. 

Kebutuhan logistik di fase recovery 

ini berupa beras, susu bubuk, minyak 

goreng dan air mineral beroksigen. Walau 

terjangan banjir pertama kali menerjang 

Kecamatan Lais, Musi Banyuasin hampir dua 

bulan sebelumnya namun faktanya hari ini 

ribuan korban banjir di sana masih sangat 

membutuhkan pasokan logistik. Sebab 

banjir bandang luapan Sungai Musi sempat 

menenggelamkan sebagian besar kebun 

karet mereka. 

Mayoritas warga Kecamatan Lais 

berprofesi sebagai petani karet. Harga karet 

yang terus anjlok ditambah dengan kenyataan 

pahit harus mengalami gagal panen akibat 

terjangan banjir, makin membuat ribuan 

warga di Kecamatan Lais berada di ambang 

keputusasaan. 

Apalagi, curah hujan masih belum 

menentu. Laporan dari warga, terkadang saat 

hujan deras, sungai Musi yang berada persis 

di sebelah Kecamatan Lais pasti akan meluap 

dan kembali menenggelamkan sejumlah desa 

di Lais. Ketinggian muka air banjir di daerah 

ini mencapai 1 sampai 1,5 meter. 

Sementara menunggu erupsi Sinabung 

berhenti bergejolak, dan juga risiko banjir 

berganti jadi musim kemarau yang terik 

ACT merasa perlu bergerak cepat membaca 

kebutuhan pengungsi dengan cerdas. 

Mencukupi logistik pengungsi banjir di Musi 

Banyuasin dan pengungsi erupsi Gunung 

Sinabung adalah cara terbaik untuk melihat 

senyum mereka tetap membubung.• 

34 


Qurban Progresif: 

Lebih Murah & Menyejahterakan 

Peternak Lokal • Apiko JM 

Hukum ekonomi berlaku mutlak di 

segala macam urusan jual dan beli, 

termasuk saat bicara urusan muamalah 

hewan kurban. Bisa dipastikan, 

harga hewan ternak akan melonjak 

ketika permintaan semakin banyak. 

Jadi, mengapa tak menyiapkan dana 

dan hewan ternak jauh hari sebelum 

pelaksanaannya? 

Menjelang hari Idul Adha, sudah bukan 

rahasia lagi harga seekor kambing 

atau domba akan berlaku selayaknya 

hukum ekonomi. Semakin banyak permintaan 

maka harganya pun melambung drastis. 

Maka tak heran jika di hari-hari jelang Hari 

Raya Kurban ini, seekor kambing atau domba 

bisa mencapai harga di atas dua jutaan 

rupiah. 

Harga kambing dan domba kurban yang 

terus meningkat tiap tahunnya sayangnya tak 

selalu berbanding lurus dengan peningkatan 

rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. 

Faktanya, tahun 2014 silam Badan Pusat 

Statistik (BPS) sempat merilis data bahwa 

pendapatan rata-rata penduduk Indonesia 

berada di kisaran Rp 41,81 juta per tahun. 

Artinya jika dikonversi ke dalam pendapatan 

rata-rata harian masyarakat Indonesia tak 

lebih dari seratus ribuan rupiah per hari. 

Bahkan tak bisa dipungkiri, kita masih bisa 

menemui jumlah pendapatan harian di antara 

rentang Rp 20-30 ribu pun ada di masyarakat 

kita. 

Tentu, dengan kondisi yang demikian, 

sebagian besar masyarakat Indonesia yang 

berada di level menengah ke bawah, harga 

kambing kurban 2 juta rupiah terasa berat. 

Apalagi jika sejak awal tak memiliki niatan 

untuk membuka tabungan qurban. 

“Qurban Progresif” 

Kondisi inilah yang menjadi dasar 

pemikiran bagi Global Qurban, sebuah 

lini program di Aksi Cepat Tanggap (ACT) 


ON GOING 

dalam menginisiasi program bertajuk: 

“Qurban Progresif”. Prinsip mudahnya, 

program ini membantu masyarakat untuk 

menyiasati fluktuasi harga ternak kurban yang 

melambung tak karuan saat mendekati Hari 

Raya Idul Adha. Global Qurban menawarkan 

solusi berkurban di awal waktu, dengan 

keuntungan harga yang jelas lebih murah 

bahkan dengan spesifikasi yang bisa 

ditentukan sebelumnya oleh calon pekurban. 

Program ini sejatinya telah paten 

diluncurkan sejak tahun 2014 silam. Solusi ini 

pun berhasil menarik minat masyarakat sesuai 

dengan tujuan awalnya, yakni berkurban 

di awal waktu, dengan menerapkan prinsip 

tabungan kurban. 

Harga kurban yang jauh lebih murah 

jadi daya tarik tersendiri. Sebab hewan 

kurban untuk tahun 2016 sudah jauh hari 

disiapkan sejak tahun 2015. Misalnya saja 

untuk program Qurban Progresif tahun 2016 

ini, sejak Oktober 2015 lalu atau satu hari 

usai Idul Kurban 1436 H, harga banderol 

untuk ternak kambing per ekornya ‘hanya’ 

dipatok Rp 1.250.000, dan akan naik 50 ribu 

rupiah setiap bulannya hingga Hari Raya Idul 

Adha 1437 Hijriah yang jatuh pada Agustus 

2016. Menjelang hari H nanti, harga per ekor 

kambing akan meningkat hanya di angka Rp 

1.750.000. 

Sedangkan untuk harga ternak kurban 

sapi berlaku juga prinsip progresif. Pada 

Oktober 2015 kemarin, Sapi kurban untuk 

tahun 2016 dibanderol di harga Rp 8.750.000, 

dan harga tertinggi di bulan Agustus 2016 

nanti hanya Rp 12.250.000 saja. 

Satu hal menarik lainnya yang ditawarkan 

Qurban Progresif ini adalah ikhtiar maksimal 

untuk memberdayakan peternak lokal. Jadi, 

dana kurban yang dihimpun sejak dini akan 

dimanfaatkan untuk menggerakkan Program 

Lumbung Ternak Masyarakat (LTM) yang 

telah ACT kerjakan sejak dua tahun silam. 

Sebuah konsep pengadaan ternak kurban 

yang dilakukan langsung oleh masyarakat 

peternak, di daerah-daerah penghasil ternak 

terbaik di Indonesia. 

Sampai hari ini, LTM telah diinisiasi 

di Kabupaten Blora, Jatim, Kabupaten 

Tasikmalaya, Jabar, dan Daerah Istimewa 

Yogyakarta. Kemampuan Global Qurban 

untuk menyediakan ternak qurban di tahun 

2016 ditargetkan mencapai 20 ribu ekor 

kambing/domba terbaik dari lumbung ternak 

yang sudah disiapkan. 

Rini Maryani, selaku Person in Charge 

(PIC) Global Qurban mengatakan bahwa 

perintah Allah SWT untuk orang-orang 

beriman berkurban pada Hari Raya Idul Adha 

mengandung rahasia pendidikan muamalah 

(aturan Allah tentang hubungan antara 

manusia dengan manusia lain, -red) yang luar 

biasa. 

“Apakah bukan hal yang menakjubkan 

bahwa ternyata di balik perintah kurban, ada 

poin di mana manusia bisa mengekspresikan 

ketaatannya kepada Tuhan, namun juga di 

sisi lain terwujud dalam bentuk membantu 

orang lain menaikkan taraf hidupnya?” 

ungkap Rini retoris. 

Rini mengajukan gambaran sederhana, 

jika seorang pekurban seawal mungkin bisa 

menebus hewan kurbannya, maka ia memberi 

kesempatan Global Qurban untuk mengelola 

dana kurbannya, mengembangkan lumbung 

peternakan sendiri dengan kualitas ternak 

yang terjamin dan harga yang lebih murah. 

Rini memberi satu bukti, di Blora saat ini 

ada peternak yang mendapat amanah untuk 

mengelola hewan ternak Global Qurban, 

ia dan keluarganya bisa mendapatkan 

penghasilan tambahan Rp1,2 juta yang 

diambil dari selisih biaya pakan ternak. 

“Kenyataannya, jika semakin banyak 

calon pekurban bergabung dengan program 

Qurban Progresif dari Global Qurban, akan 

semakin banyak peternak yang terbantu 

secara ekonomi, menyejahterakan mereka, 

menerbitkan simpul senyum bahagia di 

keluarga mereka” pungkas Rini.• 

36 


ON GOING 

KAMBING 

(1/7 SAPI) 

Rp 1,55 jt 

SAPI 

Rp 10,85 jt 

“Harga lebih ringan 

untuk semua kalangan” 

- Dadi, Junior Engineer 

*Harga naik berkala 

setiap bulan 

Berqurban Lebih Awal, 

Harga Lebih Ringan. 

Segera tunaikan niat berqurban bersama Global Qurban. Melalui Tabungan 

Qurban dan Qurban Progresif, Global Qurban juga ikut memperdayakan 

perekonomian peternak lokal lewat Lumbung Ternak Masyarakat. Global 

Qurban pastikan amanah kepedulian tersampaikan ke 34 provinsi Indonesia 

hingga 23 negara di seluruh dunia. Ayo, jangan tunda berqurban! Makin cepat 

berqurban, harga makin ringan bersama Global Qurban. 

Mudah, murah, memberdayakan. 

1 ekor KAMBING 

atau 

1/7 ekor SAPI 

Mei 2016 

Juni 2016 

Juli 2016 

Agustus 2016 

Rp 1.600.000,- 

Rp 1.650.000,- 

Rp 1.700.000,- 

Rp 1.750.000,- 

1 ekor SAPI 

Mei 2016 

Juni 2016 

Juli 2016 

Agustus 2016 

Rp 11.200.000,- 

Rp 11.550.000,- 

Rp11.900.000,- 

Rp 12.250.000,- 

KAMBING 

GAZA > 45kg 

Rp 4.275.000,- 

/ekor 

SAPI 

GAZA > 400kg 

Rp 29.925.000,- 

/ekor 

BSM # 7013 894 455 

BCA 676 017 6760 

Rekening atas nama Aksi Cepat Tanggap 

MANDIRI # 101 000 4884 977 

BNI Syariah # 333 400 5000 



ON GOING 

Raih Kemenangan Ramadhan 

dengan Kolaborasi Kebaikan 

• Shulhan Syamsur Rijal 

Menyambut Ramadhan, 1437 

ACT menggerakkan kepedulian 

dengan langkah kolaborasi. 

Hal ini bukan saja sebagai 

strategi, tetapi menunaikan 

sunnah dalam berbuat baik: 

ada pelipatgandaan ganjaran 

dalam kerja-kerja sistematis 

dan berjamaah. Demikian 

rangkuman pesan yang 

dibeberkan dalam Konferensi 

Pers ACT dan mitranya, di 

Jakarta, Kamis, 19 Mei 2016. 

Ukuran sukses dari ‘perbuatan baik’ itu, 

jika sejak awal diniatkan untuk dijalankan 

bersama-sama, menuju titik yang sama, 

demi seluas-luasnya maslahat. “Ini tekad organisasi 

ACT sejak didirikan. Dari segitiga kolaborasi ini: 

kebersamaan dalam proses, kesatuan tujuan, dan 

keluasan maslahat, insyaAllah berkahnya tidak hanya 

dinikmati kelak di akhirat, melainkan di dunia ini pun 

bisa kita rasakan,” ungkap Presiden ACT, Ahyudin. 

Shalat berjamaah saja pahalanya 27 ganda, apalagi 

dalam muamalah dan urusan sosial. “Pahalanya 

tak terbatas. Terserah Allah membalasnya,” kata 

Ahyudin. 

Ramadhan 1437, adalah Ramadhan dengan 

paparan kabar duka dunia Islam. Begitu banyak 

kenestapaan umat, di Tanah Air dengan beragam 

bencana dan kesulitan hidup, lonjakan harga, 

juga berjuta pengungsi akibat krisis kemanusiaan 

terutama akibat konflik. 

38 


ON GOING 

Bisa diprediksi, akan banyak orang 

berpuasa tanpa tahu kapan berbuka karena 

kelangkaan bahan makanan. Bahkan 

itu sudah terjadi sebelum bulan puasa 

datang. Ramadhan sebagai bulan penuh 

berkah, bagi sebagian penduduk dunia, 

menanti Ramadhan dalam kegetiran nasib, 

kebahagiaan yang sirna, dan kebimbangan 

masa depan. Seperti kegetiran menyambut 

Ramadhan yang nyata dialami oleh jutaan 

jiwa warga sipil Suriah, terjebak dalam derita 

konflik tiada akhir. Bahagia yang sirna juga 

dialami oleh jutaan jiwa masyarakat Gaza 

yang masih hidup di tengah keterbatasan, 

bertahan dari blokade tak kenal ampun militer 

Israel. Jangan lupakan juga kebimbangan 

masa depan yang mencekat pikiran mereka 

– jutaan jiwa etnis Rohingya di Tanah Arakan, 

Myanmar, sampai hari ini Rohingya masih 

tetap teraniaya dan terbuang di negerinya 

sendiri. 

Maknai kebaikan yang memenuhi harihari 

di bulan Ramadhan, tidak hanya diukur 

berdasarkan jumlah ibadah fardhu yang 

berhasil kita tunaikan. Kebaikan itu baru akan 

bermakna jika sebarannya luas. Membagi 

kebaikan pada siapa pun, di mana pun, 

seluas dan semampu kita menyebarkannya. 

Ibnu Khajar, Vice Presiden ACT, 

memaparkan, “Lebih dari satu dekade 

membersamai Ramadhan, Aksi Cepat 

Tanggap mencoba untuk terus berikhtiar tak 

luput menebar kebaikan di tiap sudut dunia. 

Sembari memaknai kebaikan Ramadhan, 

sudah lebih satu dekade pula Aksi Cepat 

Tanggap melakukan berbagai hal di ranah 

kemanusiaan Indonesia dan penjuru dunia. 

Upaya menebar kebaikan dimulai dari urusan 

paling dekat, memenuhi kebutuhan juga 

meringankan beban derita mereka saudara 

terdekat. Program wakaf sumur untuk 

menjamin pasokan air sebagai kebutuhan 

paling vital dalam hidup. Mencukupkan 

bantuan pangan untuk kawasan terpelosok, 

serta bantuan kesehatan bagi mereka yang 

paling membutuhkan.” 

ACT pun merancang ikhtiar menebar 

kebaikan ke ranah yang lebih luas, menyapa 

masyarakat terabai di pulau-pulau di tepian 

negeri, mengawal etnis Rohingya sampai 

penindasan atas mereka betul-betul berakhir; 

menerbitkan senyum anak-anak di Gaza, pun 

upaya paling baru: mendistribusi bantuan ke 

korban konflik Suriah di kota Aleppo yang 

luluh-lantak dihajar senjata penghancur, pun ke 

wilayah Suriah yang terabai lainnya. 

“Memasuki Ramadhan 1437 Hijiriah, 

kami merancang program memenangkan 

kembali Ramadhan. Dengan fakta puluhan juta 

muslim di seluruh penjuru dunia menghadapi 

Ramadhan dalam kepapaan, kami inisiasi 

program Paket Pangan Ramadhan, untuk 

menjamin kebahagiaan bagi sejuta lebih 

keluarga yang terjebak dalam keterbatasan 

akses pangan di wilayah Indonesia dan 

mancanegara,” ungkap Ibnu Khajar. Target 

Paket Pangan Ramadhan akan menyasar 

pada komunitas-komunitas muslim terpencil di 

pelosok Indonesia, tak luput juga bagi sesama 

muslim di Gaza, Somalia, Rohingya, dan 

ratusan ribu pengungsi Suriah di berbagai kamp 

pengungsian. 

Paket Pangan Ramadhan, cara ACT 

mengajak sebanyak mungkin jiwa bergerak 

menolong sesama. Urusan pangan, kebutuhan 

universal, tanpa sekat dan pautan jarak yang 

boleh menghambat penebaran kebaikan ini 

seluas mungkin. 

Untuk memapar dan meluaskan jangkauan 

edukasinya, ACT bermitra dengan bukalapak. 

com sebagai salah satu situs jual beli online 

terbesar dan terpercaya di Indonesia, dan 

kitabisa.com. 

Melalui keduanya, optimisme akan efisiensi 

dan efektivitas edukasi berjalan optimal. Paket 

Pangan Ramadhan bisa ditebus oleh pengguna 

bukalapak.com dan kitabisa.com. Kapan pun 

dan di mana pun, kebaikan Ramadhan untuk 

saling berbagi, bisa ditunaikan semudah 

menggeser jemari melalui pemanfaatan secara 

optimal perkembangan teknologi informasi yang 

sudah sedemikian memudahkan.• 


39

ON GOING 

• Apiko JM 

Hari Kamis, 12 Mei 2016 atau 4 Sya’ban 

1437 Hijriah menjadi hari bersejarah bagi 

Aksi Cepat Tanggap (ACT). Pada hari 

itu, terjadi penandatanganan Memorandum of 

Understanding (MoU) pembangunan Masjid 

Sevilla Spanyol antara ACT dengan Fundacion 

Mezquita De Sevilla (MDS). 

Dari pihak ACT diwakili Senior Vice 

President N. Imam Akbari. Sementara dari pihak 

MDS diwakili Vice President Ibrahim Hernandez. 

Penandatanganan MoU masjid senilai 16,95 

juta Euro atau sekitar 260 miliar Rupiah 

tersebut juga disaksikan Presiden Comunidad 

Islamica en Espana, Malik A. Ruiz dan Director 

of Mezquita De Granada Spanyol, Bashir 

Castiniera. Penandatanganan berlangsung di 

gedung Menara 165, Jakarta Selatan. 

Ibrahim Hernandez dalam kesempatan 

itu menyampaikan, berdasarkan sejarah, 

muslim awal masuk ke Spanyol melalui Kota 

Sevilla, yaitu pada Pemerintahan Raja Abdul 

Al-Azis pada tahun 712 Hijriah. Saat itu Kota 

Sevilla menjadi Ibu Kota Andalusia hingga 23 

November 1248. 

Kekuasaan Raja Abdul Al-Azis berakhir 

akibat pengepungan King Ferdinant III dari 

Castille, dan nama kota diganti Ishbilia, yang 

dikenal sekarang dengan sebutan Sevilla. Pada 

pertengahan Abad XII, Kota tersebut semakin 

megah dengan dibangunnya masjid dengan 

simbol minaret, yang saat ini simbol tersebut 

menjadi simbol Kota Sevilla. 

Ibrahim Hernandez mengatakan 

pembangunan Masjid Sevilla sebagai pusat 

syiar Islam di Eropa, di Spanyol, khususnya.“Hal 

ini dilakukan sebagai kampanye melawan 

Islamophobia di Spanyol dan Eropa pada 

umumnya, untuk melayani umat Islam dari semua 

negara yang ada di Sevilla dan Spanyol,” urai 

Ibrahim. 

Ibrahim menjelaskan, masjid nantinya 

menjadi pusat pelayanan umat Islam dalam 

menjalankan ibadah serta pusat pendidikan Islam 

di Kota Sevilla dan Spanyol. 

Sementara itu, Imam Akbari mengatakan 

fundraising untuk Masjid Sevilla akan dimulai 

pada bulan Ramadhan 1437 Hijriah. 

“ Dengan Program Ramadhan Roadshow 

yang akan didampingi ACT, pihak Masjid Sevilla 

akan mengirimkan salah satu utusan sheikh 

untuk memberikan khutbah, ceramah atau imam 

tarawih di masjid-masjid yang telah menjadi 

mitra Aksi Cepat Tanggap. Insha Allah,” pungkas 

Imam. • 

40 


PROFILE 

“Pelaporan yang Baik, 

Marketing Terbaik” 

• Apiko JM 

Raut senyum dan aura 

semangat khas anak muda 

nampak menggurat jelas 

di wajahnya. Sosoknya 

menjadi gambaran generasi 

muda bangsa ini yang selalu 

berpikiran positif, optimis dan 

senang berbagi 

“Nama saya tercantum di foto laporan kurban, 

bagi saya itu something, ada perasaan bahagia bahwa 

kurban saya sampai kepada yang berhak.” 

Pengakuan itu disampaikan Bimo Pradipto, 

seorang pekurban Global Qurban Aksi Cepat Tanggap 

(GQ-ACT) kepada Benefit, yang bertandang ke tempat 

kerjanya di Jakarta, Rabu, 6 April 2016. 

Bimo Pradipto adalah pemilik perusahaan yang 

bergerak di bidang pengadaan mesin genset PT 

Pradipto Multi Sentosa, yang beralamat di Jalan Raya 

Kembangan, Jakarta Barat. 

Apa yang disampaikan Bimo terkait foto-foto 

pelaporan yang mencantumkan nama pekurban 

di dekat hewan kurban sangat berkaitan dengan 

mekanisme pelaporan yang bagi sebagian pekurban 

sangat penting. Bimo mengapresiasi sistem pelaporan 

Global Qurban yang termasuk memuaskan. 

“Saya mendapat imel, notifikasi, majalah, serta 

bisa melihat di website setiap waktu. Saya apresiasi itu. 

Bagaimana pun, report yang bagus adalah marketing 

yang utama, insya Allah repeat order-lah,” tegas Bimo 

yang berencana akan berkurban lagi tahun ini via 

GQ-ACT. 

Pilihan Bimo bergabung sebagai pekurban 

di GQ-ACT awalnya dari browsing di internet 

dan menemukan situs www.act.id yang kerap 

memberitakan aktifitas Global Qurban dan 

penawaran kepada publik untuk berkurban. 

“Saya langsung memutuskan berkurban 

melalui Global Qurban. Tidak melakukan 

komparasi lagi dengan lembaga lain yang 

sejenis. Entah kenapa, saya langsung 

cocok begitu saja, begitu diceritakan 

kurban Global Qurban mendistribusikan 

hewan kurbannya ke berbagai negara 

seperti Palestina, Suriah, Somalia,” ujar 

pria kelahiran Jakarta, 17 Februari 1985 ini.• 


PROFILE 

“ Program Global Qurban 

Jadi Jalan Sedekahku” 

• Apiko JM 

Program Tabungan 

Qurban ternyata membuat 

pekurban mendapat jalan 

untuk bersedekah kurban. 

Setidaknya itu diakui Vera 

Rahmah, pekurban yang 

telah bergabung dengan 

Global Qurban sejak tahun 

2014. 

Tahun 2015 saya mendapatkan tawaran 

dari Global Qurban ACT (GQ-ACT) 

untuk ikut program Tabungan Qurban. 

Alhamdulillah, sistem Tabungan Qurban 

membuat saya yang tadinya hanya mampu 

berkurban satu ekor, insya Allah tahun ini 

(2016) saya bisa berkurban tiga ekor kambing, 

yang dua ekor saya sedekahkan untuk 

keluarga saya,” ungkap Vera Rahmah, saat 

menerima audiensi Tim GQ-ACT, Selasa, 5 

April 2016. 

Sesuai permintaan Vera Rahmah, GQ-ACT 

rencananya akan mengkonversikan kurban 

Vera dan keluarganya dalam bentuk sapi. 

“Saya pernah tanya, dan pihak Global 

Qurban mengatakan bisa, yaitu dengan cara 

mengggabungkan kurban saya dan keluarga 

saya (tiga ekor kambing-red) dengan para 

pekurban lain yang menginginkan hal yang 

sama. Alhamdulillah, Tim Global Qurban 

akan mengatur itu semua dan melaporkan 

perkembangannya,” ujar perempuan kelahiran 

Jakarta, 12 Oktober 1976. 

Ditanya soal distribusi hewan kurban 

GQ-ACT ke berbagai negara, perempuan 

yang bekerja di sebuah perusahaan yang 

bergerak di bidang General Trading ini 

mengamini. 

“Saya pikir itu pas sekali, karena dikirim 

ke negara-negara yang warganegaranya 

yang miskin, seperti di Somalia. Dibagi 

secara proporsional saja antara kebutuhan 

daging kurban nasional (Indonesia), 

dengan Negara-negara yang dinilai juga 

membutuhkan kurban kita,” saran istri 

dari Nugroho Trivianto ini.• 

42 


Sepekan bergaul dengan lakilaki 

satu ini, tak pernah habis 

keheranan melintas di benak. 

Enerjik, selalu tersenyum, 

easy going, dan seperti tak 

punya lelah. Banjir besar di 

Kota Pangkal Pinang, dalam 

pandangan lelaki ini layaknya 

sebuah arena permainan. Lahan 

dimana ia bisa meluapkan 

‘kegembiraan’ luar biasa. 

Sosoknya adalah leader yang 

cerdas. Bagi Eko, kejadian banjir 

dahsyat di Kota Pangkal Pinang 

menjadi momentum terbaik baginya 

untuk menimbang seberapa ‘kental’ 

kadar nilai kemanusiaan yang mengalir 

dalam darahnya. Selama banjir melanda 

Kota Pangkal Pinang, ia tak pernah lepas 

mengoordinasi para relawan yang berkumpul 

di posko darurat banjir Kota Pangkal Pinang, 

persis di tepian Jalan Muntok, Kecamatan 

Pintu Air. 

Posko itu ia bentuk sendiri dengan 

modal mandiri. Rumah dan warung makan 

Kampoeng Lempah, tempat usaha miliknya ia 

ubah menjadi posko pengungsian. Dikelola 

bersama dengan tim darurat bencana banjir 

Aksi Cepat Tanggap (ACT). 

Berkisahlah ia tentang awal mula 

berdirinya posko itu. Senin pagi (8/2) saat 

pertama kali banjir datang bergemuruh, 

dirinya sedang bersiap membuka Kampoeng 

Lempah. Warung makan ini menjadi sumber 

pencarian utama ekonomi keluarga kecilnya 

selama ini. Eko sudah bersiap menyiapkan 

bahan makan dan meraciknya menjadi 

berbagai macam masakan khas Bangka. 

Maklum, dialah chef di Kampoeng Lempah. Ya, 

lelaki penggemar musik cadas ini ternyata lihai 

memasak masakan khas Bangka yang kaya 

rempah. 

Namun gemuruh air banjir dan teriakan 

kepanikan masyarakat di Kecamatan Pintu Air 

membuat Eko urung memasak dan membuka 

warungnya. Tanpa pikir panjang, Eko 

langsung berlari menuju aliran Sungai Rangkui 

yang berada sekira 200 meter di belakang 

rumahnya. Penampakan aliran Sungai Rangkui 

tak seperti biasanya. Air berwarna coklat itu 

bertambah pekat dan mengalir sangat deras. 

Instingnya berkata, tak lama lagi Rangkui pasti 

meluap dan meluber menjadi banjir besar. 

“Saat itu juga saya langsung bicara dengan 

istri dan keluarga lain. Kami putuskan warung 

dan rumah, kami jadikan posko pengungsian. 


VOLUNTEER 

Soalnya saya lihat waktu itu sudah cukup 

banyak warga yang panik mencari tempat 

mengungsi. Pikiran pendek saya bilang, 

warga sini nggak terlatih menghadapi banjir 

jadi harus ada yang bantu,” tuturmya. 

Memang niat baik tak selalu mendapatkan 

hasil baik. Setidaknya ini yang Eko alami 

saat ia ‘mengumumkan’ warung dan 

rumahnya bisa menjadi tempat warga sekitar 

mengungsi. Niatannya malah berbuah 

cemoohan. Meski banjir saat itu sudah 

meluap hingga setinggi lutut orang dewasa. 

“Mereka pikir banjirnya hanya sampai situ 

(dengkul), nggak akan naik dan lebih parah,” 

kenangnya. 

Kali ini semangat Eko sempat benarbenar 

pudar. Ia kembali ke rumah dengan 

hati berkerut kecewa. Niat baiknya malah 

dianggap mainan. Namun kerasnya 

tekad Eko, apalagi kalau sudah urusan 

kemanusiaan, membangkitkan lagi 

semangatnya untuk terus mengingatkan 

warga akan bahaya banjir kali ini. 

Eko mencoba sekali lagi peruntungannya. 

Itikad ingin menolong tetangganya kali ini 

semakin kuat. Cara baru untuk membuat 

warga ngeh dengan kondisi banjir sudah 

melintas di kepalanya. Sebuah ide yang 

agak-agak berlatar ngibul sudah ia siapkan. 

Ia berlarian kesana-kemari sambil memasang 

wajah panik, seketika memekik “tanggul 

jebol...tanggul jebol!..awas banjir bandang!” 

“Mohon maaf sekali, saya terpaksa 

begitu. Nggak ada yang lain kecuali demi 

kebaikan mereka sendiri, demi nyawa mereka 

dan keluarganya,” ungkap 

Eko dengan mimik serius 

membongkar ‘strateginya’. 

Kenyataannya, pintu air masih 

utuh pun tanggul tak sampai 

jebol. 

Hasilnya? Ratusan warga 

Pintu Air berlarian panik 

mencari tempat mengungsi. 

Dalam kondisi chaos begitu, 

Eko ‘menuai’ hasilnya. Dengan 

mudah ia mengarahkan warga 

yang panik itu menuju posko 

pengungsian di rumahnya. 

Jelang sore hari di Senin 

kelabu itu, yang ditakutkan pun terjadi. 

Luapan Sungai Rangkui merendam hampir 

100% Kecamatan Pintu Air. Kedalaman air 

banjir pun menyentuh genteng rumah. Walau 

pintu air dan tanggul tak benar-benar jebol 

seperti yang dikatakan Eko pada warga, 

namun imbas dari luapan Sungai Rangkui 

betul-betul di luar dugaan semua orang. 

Insting Eko terbukti. 

Sejak hari Senin itu pula rumah Eko 

menjadi tempat pengungsian, dan juga dapur 

umum. Di posko ini pula, koordinasi relawan 

ACT terpusat dalam merespons bencana 

banjir Pangkal Pinang. 

Sejak banjir pertama kali meninggi sampai 

sepekan pasca kejadian, bantuan natura 

mengalir deras tanpa jeda, seperti derasnya 

arus banjir di hari pertama. Eko mengaku 

warung Kampoeng Lempah alis posko terus 

terjaga sampai lewat jam 12 malam. “Bahkan 

ada beberapa kali di jam 3 pagi, walau 

saya sudah menggigil kedinginan di kamar 

ternyata masih ada juga yang mencari saya 

untuk dropping donasi bantuan,” kisahnya 

terkekeh.• 

44 


Edisi 4 Tahun XIII Syawwal - Dzulqa’dah 1436/Agustus 2015 

Islam Nusantara Desakralisasi Agama 

Angeline 

Syiar Islam dengan ODOJ 

Menggagas Bank Wakaf untuk UMKM 

Edisi 7 Tahun XIII Muharram - Safar 1437/November 2015 

Perang Lawan Mafia Ijazah 

Menikmati Studi di Madinah 

Pejuang Iman di Tolikara 

Edisi 5 Tahun XIII Dzulqa’dah - Dzulhijjah 1436/September 2015 

MOS Bukan Ajang Kekerasan 

Waspadai Kembalinya Komunisme di Indonesia 

Israel Kembali Serang Palestina 

Geliat Halal di Korea Selatan 

Eksistensi Muslim Papua 

Toleransi Menurut Al-Qur’an 

Menata hati 

Edisi 9 Tahun XIII Rabiul Awal - Rabiul Akhir 1437/Januari 2016 

Edisi 8 Tahun XIII Safar - Rabiul Awal 1437/Desember 2015 

Edisi 6 Tahun XIII Dzulhijjah - Muharram 1436/Oktober 2015 

Dampak Peng gu na an Ponsel Pintar 

PHK Massal Ancam Buruh 

Semangat Ekonomi Syariah di Filipina 

Memperjuangkan HAM 

yang Adil dan Beradab 

Anak Kampung Penjelajah Benua 

Implementasi Sunnah dalam Krisis Ekonomi 

Film Kontroversi Nabi Muhammad SAW 

Gaza Krisis Air Bersih 

PROFILE 

Perluas Jaringan 

Produk Anda melalui 

PROMOSI DI MAJALAH GONTOR 

Maleidoskop Muslim 

di Indonesia 

Edisi 02 Tahun XIV Sya'ban - Ramadhan 1437/Juni 2016 

Rp 15.000,- 

Nasionalisasi Freeport, Mengapa Tidak? 

Ilmuwan Indonesia Pemecah Teori Helmholtz 

Assad Diambang Kehancuran? 

Jusuf Kalla Sanjung Pondok Pesantren 

Suka Duka Muslim di Perancis 

Monster Miras Gilas Generasi Bangsa 

El Nino 

dan Ancaman 

Krisis Pangan 

Hujan Pembangkit 

Masa Lalu 

Rp 15.000,- 

Sekularisasi Islam 

di Azerbaijan 

Umat Kehilangan Ruh Silaturahim 

ADA ISRAEL DI TOLIKARA 

Rp 15.000,- 

FRC 2015 Kompetisi 

Bergengsi Generasi Islam 

Indonesia Jongos Liberalisasi 

Erdogan Bawa 

Kemajuan Turki 

7 Masjid Tua 

di Nusantara 

Melacak Jejak Islam 

di Peru 

Lombok Jadi Destinasi 

Halal Dunia 

Beasiswa bagi 

Penghafal Al-Qur’an 

Urgensi Kerjasama 

Umara dan Ulama 

Rp 15.000,- 

www.gontornews.com 

Rp 15.000,- 

Rp 15.000,- 

Rp 15.000,- 

Silaturahim: Gaya Hidup 

Seorang Muslim 

Jalan Bisnis Juragan Konveksi 

Tanah Abang 

INFO BERLANGGANAN 

cp: Ary Falwan (0813 1330 3150) 

Nandar (0812 8117 8195) 

MAJALAH GONTOR 

Taman Sejahtera No. 1A Rt 06/Rw 03 

Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan 12420 

Telp.: (021) 29124801 (Hunting) Fax.: (021) 29124802 

www.gontornews.com 

75.000 Pembaca 

tersebar di seluruh Indonesia 


ON GOING 

Pengasapan untuk mencegah sebaran DBD dalam musim pancaroba menjadi satu 

aktivitas penting. Namun pengasapan yang tak memperhitungkan secara cermat 

pelaksanaanya justru membuat nyamuk pembawa virus DBD menjadi kebal. 

Fogging ACT lebih istimewa. 

Setelah menggelar 

pengasapan (fogging) 

di beberapa wilayah di 

Jawa Barat, Jawa Tengah dan 

Jawa Timur yang terdampak 

Kejadian Luar Biasa Demam 

Berdarah Dengue (KLB-DBD, 

awal tahun 2016, sepanjang 

akhir pekan di pertengahan 

April Tim Disaster Emergency 

and Relief Management/ 

DERM Aksi Cepat Tanggap 

(ACT) kembali ‘beraksi’. Kali 

ini wilayah yang menjadi 

sasaran aksi adalah kembali 

menggelar hal yang sama di 

wilayah yang positif terdampak 

endemik virus-DBD, di Jakarta 

dan Tangerang Selatan. 

Diding Fahcrudin, Koordinator Tim Aksi 

Pengasapan ini mengungkapkan, tingginya 

tingkat penyebaran DBD menjadi pemicu bagi 

tim DERM-ACT untuk all out di setiap lokasi 

pengasapan. Tim memulai fogging pada 

Sabtu (16/4) di RW 10, Kelurahan Duri Kepa, 

Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 

“Di tempat ini 20 kasus DBD dalam dua bulan 

terakhir ini terjadi, bahkan satu diantaranya 

meninggal dunia. Keadaan seperti itulah 

yang menjadi alasan tim bergerak memutus 

siklus nyamuk aedes aegypti di lokasi 

tersebut,”terang Diding. 

Yayan (42) Ketua RW 10, Duri Kepa, mengaku 

sangat bersyukur atas partisipasi tim fogging 

DERM-ACT dalam penanganan kasus DBD 

di Duri Kepa. ”Warga kami sudah gencar 

melakukan pemberantasan sarang nyamuk 

setiap hari, tapi masih ada saja warga yang 

terserang DBD. Maka solusi terakhir yang 

kami ambil adalah mengajukan permintaan 

pengasapan, karena pengasapan dapat 

memutus siklus kembang biak nyamuk 

aedes aegypti,” tuturnya, di sela aktivitas 

pengasapan. 

46 


ON GOING 

Menurut Yayan, pengajuan permintaan 

pengasapan kepada ACT sangat tepat, 

karena ACT menggunakan standar tinggi. 

”Beberapa minggu yang lalu ada pengasapan 

juga dari kelurahan, 

tapi pelaksanaannya 

terlihat asal-asalan. 

Masih banyak nyamuk 

dan kecoa yang 

bertahan hidup,” 

keluhnya. 

Yayan bersyukur 

pengasapan ACT 

lebih berkualitas, 

karena cukup terasa 

efektifitasnya. Melihat 

hal tersebut kontan 

saja banyak warga 

antusias meminta 

rumahnya segera 

diasapi. Padahal 

sebelumnya warga 

enggan rumahnya jadi 

obyek pengasapan, 

karena mengira 

kualitas pengasapan 

kurang mumpuni. 

Di hari berikutnya, 

Minggu (17/4), giliran 

Kelurahan Sawah 

Lama, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang 

Selatan yang mendapat layanan pengasapan 

dari Tim DERM-ACT. Setidaknya ada sekitar 

450 rumah yang mendapatkan layanan ini. 

Kusmayadi, Komandan DERM, 

mengatakan banyak hal yang membuat 

pengasapan menjadi kurang efektif dalam 

memutus siklus kembang biak nyamuk aedes 

aegypti. “Fogging yang dilakukan selama ini 

apa sudah dicek caranya, benar atau tidaknya. 

Secara teknis harus cermat, baik alat hingga 

waktunya,” imbuhnya. 

Menurut Kusmayadi, ada 6 hal yang perlu 

diperhatikan dalam melakukan aksi fogging 

membasmi nyamuk agar efektif, yaitu: 

1. Kimiawi 

Penggunaan bahan kimia pengasapan harus 

yang mengandung zat aktif cypermetrin 

dan clorfenapyr agar pengasapan tidak 

menimbulkan efek imun (kebal) pada 

nyamuk dan ramah lingkungan. Penggunaan 

campuran pun sebaiknya tak menggunakan 

bio solar melainkan pertamina dex untuk 

memudahkan pembakaran dan tidak 

meninggalkan lengket di lantai. 

2. Dosis 

Dosis yang dimasukkan ke dalam mesin 

pengasapan harus tepat. Hasil pembakaran 

insektisida dan pertamina dex akan 

mengeluarkan asap yang seharusnya 

membuat nyamuk mati jika dosisnya tepat. 

Jika tidak, nyamuk hanya pingsan kemudian 

hidup kembali. 

3. Mesin 

Meski mesin pengasapan sangat sederhana, 

perlu juga memperhatikan kualitas alat yang 

akan digunakan. Petugas yang mengunakan 

mesin sebaiknya mengecek terlebih dahulu 

lubang alat pemercik atau nozzle. Jika mesin 

sudah terlalu lama dan nozzle tidak diganti, 

maka asap yang dikeluarkan takkan optimal. 

4. Radius 

Nyamuk akan terbang sejauh sekitar 100 

meter dari tempat menggigit korbannya. 

Untuk itu, penyemprotan pun seharusnya 

dilakukan minimal radius 100 meter atau 

sekitar 200 meter dari lokasi rumah pasien 

DBD. 

5. Waktu 

pengasapan harus dilakukan segera mungkin 

atau setidaknya satu sampai dua hari setelah 

ditemukan warga yang terkena DBD. Jika 

tidak sama saja telah memberi kesempatan 

nyamuk pembawa virus untuk menularkan ke 

lebih banyak orang lagi. 

6. Sosialisasi 

Sosialisasi penting dilakukan dengan jelas 

agar tidak ada rumah yang tidak bersedia 

dilakukan penyemprotan.• 


Kedai Yatim: 

“Belanja Anda, 

Sedekah Anda” 

• Muhajir AR 

Pertumbuhan ritel (pasar 

modern) berbasis franchise 

(waralaba) semakin menjamur 

di berbagai daerah di Nusantara, 

terutama waralaba jenis 

minimarket. Menurut Direktur 

Bina Usaha Kementerian 

Perdagangan RI, Fetnayeti, saat 

ini ada 12.000 bisnis waralaba 

dengan jumlah gerai mencapai 

23.000 di Indonesia. 

Aksi Cepat Tanggap (ACT) membaca 

fenomena tersebut untuk menciptakan 

waralaba yang tidak kapitalistik, namun 

pro ekonomi kerakyatan, bernuansa ibadah 

dan keamanusiaan. Maka bekerjasama 

dengan sekelompok pakar ritel yang memiliki 

komitmen pada keumatan, ACT menjalankan 

jenis swalayan istimewa dengan brand: Kedai 

Yatim. 

Sarat Unsur ‘Ibadah’ 

Kedai Yatim hadir untuk menjadi 

pendahulu pengembangan bisnis ritel modern 

dengan melibatkan unsur ibadah yaitu melalui 

48 


ON GOING 

sedekah. Dengan berbelanja di Kedai Yatim, 

pelanggan dan masyarakat selain memenuhi 

kebutuhan pokoknya sehari-hari, juga turut 

memiliki peran besar dalam membantu 

kehidupan ‘3 Kaum”, yakni anak-anak yatim 

piatu, kaum dhuafa atau fakir miskin dan 

kaum cacat (disabilitas). 

Menurut Budi Mulyadi (37), Head 

Office Kedai Yatim, peluang besar untuk 

menggalang donasi kemanusiaan di bisnis 

consumer good ini sangat besar sekali 

potensinya. Sebab konsumsi consumer good 

di Indonesia itu ada omset senilai lebih dari 

satu triliun setiap bulan. Tapi yang digarap 

ritel modern itu belum sampai 20 persennya. 

Sisanya masih bersifat tradisional, dan 

segmen tradisional ini lama kelamaan akan 

naik kelas menjadi modern. 

“Kami sangat berterimakasih dengan ACT 

atas kepercayaannya bekerjasama dengan 

Kedai Yatim, kesamaan visi yaitu mimpi ingin 

membantu delegasi tiga kaum atau kami sebut 

‘detik’ tersebut, membuat sinergi ini terjadi,” 

jelas Budi, pada kesempatan launching gerai 

Kedai Yatim ACT di Ciputat Timur Februari 

silam. 

Presiden ACT, Ahyudin menyatakan 

bahwa pahala yang tidak ada batasnya adalah 

sedekah. Sementara bangsa Indonesia 

bukanlah bangsa yang pelit, tapi bangsa 

yang peduli. Menurutnya jaman sekarang 

kebiasaan bersedekah, harus dilakukan di 

setiap momentum termasuk dalam aktivitas 

berbelanja. 

“Setiap tempat adalah tempat bersedekah, 

termasuk rutinitas kita dalam berbelanja, 

nah kita tentunya ingin belanja kita bernilai 

ibadah. Kedai Yatim ada untuk memfasilitasi 

masyarakat berbelanja dengan nilai plus, 

yaitu ibadah. Sesuai dengan tagline Kedai 

Yatim “Belanja Anda, Sedekah Anda’, ” jelas 

Ahyudin. Dengan adanya Kedai Yatim ini 

anak-anak dhuafa, anak-anak yatim dan 

anak-anak cacat mendapatkan solusi untuk 

memenuhi kebutuhan mereka secara reguler. 

Ibnu Khajar, Vice President-ACT, yang 

juga sebagai Koordinator Program Kemitraan 

Kedai Yatim mengungkapkan ACT melalui 

Kedai Yatim mencoba menyampaikan kepada 

masyarakat, bahwa membantu mereka tidak 

harus mengalokasikan atau memilih waktu 

khusus untuk bersedekah. Dengan berbelanja 

ke Kedai Yatim, pola bersedekah itu dengan 

sendirinya akan menjadi habituasi. 

Masyarakat, jelas Ibnu, bisa melihat 

konstribusinya di struk belanjanya setiap kali 

selesai berbelanja di Kedai Yatim. Masyarakat 

juga bisa mengatur jumlah sedekah yang ingin 

disedekahkannnya melalui kebutuhan belanja 

mereka. 

“ Jika setiap muslim belanjanya ke Kedai 

Yatim, maka kita tidak akan kebingungan 

berkontribusi untuk mereka. Dimana ada Kedai 

Yatim, solusi permasalahan 3 kategori tersebut 

InsyaAllah ada. Yuk, pindahkan belanja kita ke 

Kedai Yatim, maka disaat itulah kita sedang 

memberikan solusi kepada masyarakat 

sekitar,”ajaknya. 

Ibnu berharap Kedai Yatim ini bisa menjadi 

program produktif untuk program wakaf. 

Sehingga dana wakaf dan sedekah yang 

dikelola ACT ini bisa memberikan manfaat 

jangka panjang, tidak hanya sekedar karitas 

semata. “Kedai Yatim mempunyai banyak 

manfaat diantaranya: menjadi tempat belanja 

sekaligus sedekah, menyerap tenaga kerja 

lokal dan menyerap produk-produk binaan 

ACT,” tuturnya. 

Produk-produk binaan ACT yang selama 

ini merasakan kesulitan dalam pemasaran, 

maka dengan adanya Kedai Yatim bisa 

terbantu karena komposisi produk yang 

diserap Kedai Yatim sangat tinggi dan Kedai 

Yatim bisa menjadi etalase penjualan dari 

produk binaan-binaan ACT. 

Kedai Yatim saat ini sudah mempunyai 

7 gerai di daerah Tangerang. Dua sampai 

tiga tahun ke depan Kedai Yatim telah 

menempatkan target 500 gerai di beberapa 

titik di Jabodetabek setidaknya sudah berdiri. 

“Setelah target di Jabodetabek terpenuhi, 

target ke daerah lain mulai dicanangkan, 

seperti di Jawa Barat, Sumatera Barat dan 

daerah lainnya, InsyaAllah,” ujar Ibnu optimis.• 


BENEFICIARIES 

Ikhtiar, 

Demi Kesembuhan Abdul 

• Anang H, Muhajir AR 

Sejak diketahui Abdul lahir dengan 

tak punya anus, saat itulah Allah 

mempertemukan ia dan keluarganya 

dengan Tim Mobile Social Rescue 

(MSR-ACT). Tim MSR membiayai dan 

memdampingi Abdul di salah satu rumah sakit 

swasta di Cikarang. Saat itu kondisinya sudah 

mulai kritis karena kotoran yang ada di dalam 

tubuhnya yang seharusnya keluar terjebak 

di dalam tubuhnya bahkan mengancam jiwa 

karena bisa masuk ke rongga paru-paru dan 

jantung. 

Beruntunglah Allah memberikan 

kesempatan kepada Tim MSR bergerak 

cepat membantu mendampingi proses 

operasi ananda Abdul Jabbar. Walau harapharap 

cemas dengan bekal izin keluarga dan 

bantuan para donatur, akhirnya Abdul bisa 

dioperasi tahap pertama. 

Alhamdulillah proses operasi berjalan 

lancar tanpa ada kendala yang berarti dan 

yang terpenting bagi Tim MSR adalah nyawa 

Abdul bisa terselamatkan. 

Sejak lahir pada hampir 10 bulan silam, 

Abdul Jabbar Majid harus menerima 

takdir dari Allah mengalami atresia ani, 

atau terlahir tak memiliki anus. Buah 

hati Misda Lamsah (35) dan Bani (26) ini, 

sejak itu harus menggunakan kantung 

colostromy yang dipasang tim dokter yang 

merawatnya, untuk memenuhi kebutuhan 

membuang kotorannya. 

Operasi tahap pertama terhadap Abdul 

adalah proses pembuatan lubang untuk 

kantung colostromy tadi. Dari keterangan 

dokter, mereka melakukan tindakan ini karena 

saluran usus pembuangan Abdul belum 

sampai ke tempat sebenarnya, sehingga 

perlu dibuatkan saluran pembuangan di 

perut. Setelah ususnya sudah cukup sampai 

di tempat sesungguhnya, barulah tim dokter 

melakukan tindakan operasi pembuatan 

lubang anus di lokasi sebenarnya. 

Sejak awal, Tim sudah 

berkomitmen mendampingi Abdul hingga 

50 


BENEFICIARIES 

tahapan operasi selesai. Karena usai operasi 

pertama, masih ada operasi tahap kedua 

pembuatan lubang anus di lokasi seharusnya 

dan operasi tahap ketiga yaitu proses operasi 

penutupan lubang kantung colostromy. 

Hingga saat ini Abdul masih menunggu 

antrian untuk operasi tahap kedua di RS 

Cipto Mangunkusumo Jakarta. Seperti 

biasa, dua pekan sekali Tim melakukan 

kunjungan ke rumah Abdul untuk memastikan 

perkembangan Abdul sekaligus mengantar 

kantung colostomy yang baru untuk Abdul. 

MSR Hadir, Untuk Bantu Masyarakat Tak 

Mampu 

Tahun 2016 ini, Divisi MSR-ACT 

menargetkan sedikitnya 500 penerima 

manfaat bantuan kemanusiaan. Tahun 2015, 

divisi yang berada di bawah koordinasi 

Disaster Emergency and Relief Management 

(DERM) ini menggencarkan aksi mobilitasnya 

di lapangan. 

MSR adalah salah satu Program 

Penanganan dan Pendampingan kasus 

sosial yang dibentuk ACT sejak tahun 2010. 

MSR berperan membantu, memfasilitasi, 

mendampingi dan mengadvokasi 

permasalahan-permasalahan sosial 

masyarakat yang tidak mampu (miskin) 

yang terjadi di masyarakat, yang selaras 

dengan visinya yaitu: “Menjadi Solusi untuk 

Permasalahan Sosial Masyarakat Miskin.” 

Ruang lingkup Program MSR meliputi: 

Kesehatan, program yang berhubungan 

dengan kesehatan, seperti perawatan, dan 

penyembuhan pasien. 

Pendidikan, program 

yang berhubungan 

dengan pendidikan 

seperti, pengadaan 

perlengkapan sekolah, 

beasiswa, maupun 

kegiatan belajar 

mengajar. 

Lingkungan, 

yaitu: program 


dengan lingkungan 

seperti bedah rumah, 

aksi penyelamatan 

lingkungan, satwa dan 

sejenisnya. 

Pemberdayaan 

Ekonomi, yaitu: program 


dengan peningkatan ekonomi masyarakat. 

Fokus penanganan MSR lebih ditekankan 

untuk membantu masyarakat miskin, yang 

memang belum ada yang membantu, dengan 

memiliki identitas lengkap, yang diusahakan 

memiliki konstribusi terhadap masyarakat. 

Semoga MSR banyak menebar manfaat 

untuk masyarakat tak mampu, seperti ananda 

Abdul Jabbar Majid ini, amien ya rabbal 

‘alamien.• 


21 April yang lalu, ACT 

genap berusia 11 tahun. 

Berpijak konsisten di tiga 

ranah: kemanusiaan, 

kedermawanan dan 

kerelawanan, ACT hadir 

di wilayah-wilayah 

bencana. Selain itu ACT 

juga tak henti mengedukasi 

dan menggerakkan 

masyarakat untuk peduli 

terhadap sesama dalam 

kedermawanan dan 

kerelawanan. 

Kini ACT pun tengah berkembang mengepakkan 

sayapnya, dengan membuka Cabang ACT di empat 

kota, yaitu: Bandung, Yogyakarta, Medan dan 

Semarang. Sinergi di ranah kemanusiaan pun terus dijalin 

Kantor Cabang ACT dengan pihak-pihak lain. Termasuk 

ACT Cabang Yogyakarta. 

ACT Yogyakarta banyak menyasar para pelajar 

dan mahasiswa untuk ikut kiprah dalam kerja-kerja 

kemanusiaan. Hasilnya, mengejutkan. Berbagai kalangan 

pelajar dan mahasiswa, silih berganti menyambangi kantor 

ACT Yogyakarta. Tujuannya, selain bersilaturahmi dan 

berta’aruf antarlembaga maupun individu, juga ada yang 

mengantarkan donasi hasil penggalangan mereka. 

Tercatat organisasi pelajar dan mahasiswa tersebut 

diantaranya: Student Care and Share (Stucash), Lembaga 

52 


YOGYAKARTA 

BRANCH 

Dakwah Kampus (LDK) se-Universitas Gajah 

Mada/UGM, Badan Eksekutif Mahasiswa/BEM 

Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta 

(UNY), BEM-Fakultas Hukum (FH-UGM), BEM 

Biologi UGM, dan BEM Fakultas Teknologi 

Pertanian/FTP-UGM. 

Menurut Ja’far ‘Ayyasy, Direktur Stucash, 

penggalangan dana yang dilakukan timnya ini 

tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan 

jiwa kedermawanan di kalangan pelajar. 

“Kami tidak terlalu peduli berapa hasil yang 

kami dapat, tetapi jiwa kedermawanan ini jauh 

lebih penting,” tegasnya. 

Sinergi kemanusiaan pun terus berlanjut 

salah satu komunitas pegiat musik dari 

Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan 

Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 

bernama “Violet Vocal” pun menggandeng 

ACT menggelar Charity Concert (Konser 

Amal), pada Rabu, 23 Maret 2016, di 

Auditorium UNY, Yogyakarta. 

Menurut Arif Budi Dwicahyadi (21), 

Ketua Pelaksana Charity Concert, event 

ini merupakan kegiatan tahunan yang 

digelar Komunitas Violet Vocal. Tahun 2016 

ini merupakan gelaran kedua. Mulanya 

konser ini, kata Arif, merupakan home 

concert antaranggota komunitas untuk 

mewadahi perkembangan kemampuan 

bermusik mereka. 

“Tapi kami berpikir kalau benefitnya 

hanya untuk internal, tentu tak ada nilainya. 

Akhirnya ada ide agar ini menjadi semacam 

konser amal,” jelas Arif. 

Agus Budi Hariyadi, dari Divisi Patnership 

ACT Cabang Yogyakarta mengungkapkan, 

bahwa hasil dari konser amal ini akan 

disalurkan untuk Program Tepian Negeri. 

Respon kepedulian terhadap 

kemanusiaan dari komunitas mahasiswa 

dan pelajar di Yogyakarta, tutur Budi, 

mengalami peningkatan signifikan di tahun 

2016 ini. Terbukti banyak sinergi yang 

dibangun ACT Cabang Yogyakarta dengan 

berbagai komunitas mahasiswa dan pelajar 

Yogyakarta.• 

Merchandise untuk 

Kemanusiaan 

Jiwa kedermawanan tidak hanya dilakukan 

oleh para pelajar dan mahasiswa 

Yogyakarta. Kalangan nonpelajar dan 

mahasiswa pun ingin unjuk kepedulian.Hal 

tersebut tampak dalam Islamic Book Fair (IBF) 

Yogyakarta yang berlangsung pada tanggal 31 

Maret sampai 6 April 2016 di GOR Universitas 

Negeri Yogyakarta (UNY). Dalam event 

tersebut ACT membuka stand dengan menjual 

ratusan merchandise, seperti pin, gantungan 

kunci, kaos dan yang lainnnya untuk 

kemanusiaan, yang hasinya luar biasa, semua 

marchandise yang di jual ACT habis terjual. 

“Alhamdulillah, donasi yang terkumpul 

di IBF kali ini meningkat cukup signifikan 

dibandingkan IBF sebelumnya. Merchandise 

berupa pin dan gantungan kunci ternyata 

sangat digemari oleh para pengunjung, bahkan 

banyak yang membayar lebih dari harga 

yang kami tentukan. Bagi yang mau membeli 

merchandise di luar IBF bisa melalui akun 

twitter @humanitymerch, IG @humanitymerch, 

dan humanitymerch.blogspot.com,” jelas Agus 

Budi Hariadi, dari Divisi Partnership Aksi Cepat 

Tanggap (ACT) Cabang Daerah Istimewa 

Yogyakarta (DIY). 

Selain berjualan merchandise 

kemanusiaan, di stand tersebut pengunjung 

dapat mengenal lebih jauh tentang ACT melalui 

selebaran, video yang diputar di monitor LCD, 

serta bertanya langsung kepada para relawan 

MRI yang bergantian menjaga stand setiap 

hari. 

“Stand ACT ramai sekali dikunjungi, 

banyak yang tertarik dan kagum melihat video 

kiprah ACT yang sampai ke berbagai penjuru 

dunia. Mereka banyak bertanya tentang 

cara bisa masuk ke daerah-daerah konflik 

dan banyak pula yang akhirnya mendaftar 

menjadi relawan,” papar Dan, salah satu aktivis 

Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) yang 

menjaga stand.• 


Banjir Bandung Selatan, 

Terburuk dalam Satu Dekade Ini 

• Muhajir AR 

Banjir kembali menyapa 

Kabupaten Bandung, Jawa 

Barat. Akibat intensitas hujan 

yang melewati batas, sejak 

Februari hingga Maret 2016, 

sungai-sungai di kawasan 

Bandung selatan meluap, seperti 

Sungai Citarum, Sungai Citarik, 

Sungai Cikapundung dan Sungai 

Cisangkuy. 

Di beberapa kecamatan di Kabupaten 

Bandung pun terendam banjir 

diantaranya: Kecamatan Majalaya, 

Banjaran, Cangkuang, Pameungpeuk, 

Dayeuh Kolot, Baleendah dan Bojongsoang. 

Tak kurang 35.000 rumah terendam banjir, 

5.900 kepala keluarga atau 24.000 jiwa pun 

menjadi korban. Bencana banjir di tahun 

2016, merupakan banjir terburuk selama 10 

tahun terakhir ini. 

Tim Tanggap Darurat Aksi Cepat Tanggap 

(ACT) Bandung bersama relawan MRI Jawa 

Barat terlibat dalam aksi kemanusiaan 

untuk korban banjir. Proses evakuasi, aksi 

bersih-bersih lingkungan warga terdampak 

banjir pascabanjir, distribusi logistik dan 

natura, pelayanan kesehatan, dan aksi 

kemanusiaannya lainnya. 

Wakil Bupati Kabupaten Bandung Haji 

Gun Gun Gunawan, bersama ACT ikut 

terlibat dalam proses distribusi bantuan. 

Bantuan dari ACT pun diserahterimakan 

secara simbolis oleh Gun Gun Gunawan di 

tiga kampung yakni di Kampung Cireungit, 

Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cangkuang, 

Kampung Sayang, Desa Rancatungku 

Kecamatan Pameungpeuk dan Kampung 

Cipasung, Desa Rancatungku, Kecamatan 

Pameungpeuk. 

“Teman-teman ACT dan MRI sangat luar 

biasa dari pagi hingga sore, dari sore hingga 

pagi hari berikutnya, nonstop membantu 

54 


BANDUNG 

BRANCH 

warga korban banjir. Atas nama Pemerintah 

Kabupaten Bandung kami mengucapkan 

terimakasih kepada relawan ACT dan MRI,” 

tuturnya. 

Selain itu, Tim ACT Bandung juga 

menggelar pelayanan kesehatan (pelkes) 

cuma-cuma bermitra dengan berbagai 

komunitas. Salah satunya adalah dengan 

kelompok akademisi (kampus), yaitu dengan 

Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia 

(FK-UI) Jakarta dan Fakultas Kedokteran- 

Universitas Padjajaran (FK-Unpad) Bandung, 

yang digelar pada Minggu, 20 Maret 2016, di 

dua desa di Kecamatan Baleendah. 

Dalam Pelkes ini Tim Pelkes menurunkan 

17 personel terdiri dari dokter, apoteker, 

dan perawat dari FKUI dan Tim Medis 

Assyifa FK UNPAD, serta lima relawan dari 

MRI Kabupaten Bandung. Sebanyak 121 

pasien dari warga Kampung Ciputat dan 72 

pasien dari warga Kampung Parunghalang, 

mendapat layanan dengan baik. • 

Talkshow Entrepreneur 

Humanis di JITT 

EXPO 2016 

ACT Cabang Bandung bekerjasama 

dengan Mutif Collection dan Mega 

Multi Promotama menggelar Talkshow 

bertema: “Membuka Peluang Usaha Melalui 

Investasi Sedekah”.Talkshow 

digelar pada Pameran Jawa Barat 

Investment Tourist and Trade 

(JITT) Expo 2016, pada Kamis – 

Minggu, 7-10 April 2016, di Graha 

Manggala Siliwangi, Jl. Aceh No.66, 

Kota Bandung. 

Talkshow ini menghadirkan 

Teuku Wisnu, mantan aktor yang 

juga sebagai Supervolunteer 

ACT dan Tri Astuti, Owner Mutif 

Collection. 

Ratusan pengunjung talkshow 

yang hadir sangat antusias 

mengikuti jalannya acara ini. 

Teuku Wisnu dalam talkshow ini memaparkan 

pengalaman dan kiat-kiatnya dalam berbisnis 

atau dunia entrepreneur yang baik menurut 

Islam. 

“Usaha itu tidak hanya menjalin hubungan 

dengan manusia sebagai rekan bisnis, 

namun juga perlu dijaga hubungan dengan 

Allah supaya usahanya berjalan lancar, baik 

dan berkah, salah satunya adalah dengan 

sedekah,” tegasnya. 

Teuku Wisnu juga memaparkan 

pengalamannya berhijrah, beralih profesi dari 

dunia entertainment (aktor) menuju dunia 

entrepreneur (usaha), yang menurutnya 

memang tidak mudah, perlu adaptasi dan 

penuh kesabaran. 

Dalam Pameran ini ACT Bandung bersama 

Mutif Collection membuka stand menjual 

produk pakaian muslim Mutif Collection yang 

sebagian hasil keuntungannya akan disalurkan 

untuk program kemanusiaan melalui ACT 

Bandung. Selain itu ACT juga menjual 

merchandise ACT berupa, kaos, pin, dan yang 

lainnya untuk kemanusiaan. 

“Alhamdulillah acara talkshow dan 

pameran berjalan lancar, banyak pengunjung 

yang membeli produk pakaian muslim dari 

Mutif Collection dan merchandise ACT sebagai 

bentuk kepedulian mereka terhadap dunia 

kemanusiaan,”pungkas Adi Nurdiansyah, 

Kepala Cabang ACT Bandung.• 


BRANCH 

SEMARANG 

Lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah 

adalah elemen-elemen kepedulian yang 

dapat dimaksimalkan keberadaannya. 

ACT Semarang membawa isu Suriah 

untuk membangkitkan kepedulian civitas 

sekolah di Semarang. 

Edukasi Solidaritas 

Kemanusiaan • 

Chafid Rahman, Muhajir AR 

Untuk Korban Konflik Suriah 

Tragedi kemanusiaan akibat konflik 

berdarah yang terjadi di Suriah hingga 

saat ini sudah menginjak lima tahun 

lebih. Perkembangannnya semakin hari 

semakin memprihatinkan. 

Badan pengungsi dunia (UNHCR) di 

bulan April 2016 lalu merilis tentang jumlah 

korban dan pengungsi akibat konflik di Suriah 

ini. Jumlah korban tewas mencapai 361.000 

orang, sedangkan warga Suriah yang 

mengungsi keluar dari negerinya dan mencari 

keselamatan hingga ke negeri tetangga 

dan Eropa mencapai 4.842.896 orang. 

Yang berada di Turki 2.749.140, Lebanon 

1.055.984, Yordania 642.868, Irak 246.123, 

Mesir 119.665, Afrika Utara 29.116, dan Eropa 

lebih dai satu juta orang. 

Tim Global ACT terus melakukan aksi 

kepedulian untuk pengungsi Suriah korban 

peperangan. Bantuan dari rakyat Indonesia pun 

terus disalurkan ke kamp-kamp pengungsian. 

Begitu juga kampanye kepada masyarakat 

Indonesia pun terus gencar dilakukan. 

Kampanye Sekolah dan Lembaga Pendidikan 

Seperti yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap 

(ACT) Cabang Semarang, yang hingga saat 

ini terus mengedukasi dan mengkampanye 

kepedulian untuk Suriah ke berbagai elemen 

masyarakat di Semarang salah satunya ke 

lembaga pendidikan atau sekolah. 

Suroto, Kepala Cabang ACT Semarang 

56 


SEMARANG 

BRANCH 

mengungkapkan, meskipun saat ini isu 

kemanusian di Suriah terhalang dengan isu 

politik dan terorisme ISIS, namun Timnya 

tak berhenti terus mengkampanyekan isu 

kemanusiaan bagi Suriah. 

“Kampanye kemanusiaan untuk korban 

konflik Suriah terus kami lakukan. Meskipun di 

berbagai media terutama media mainstream,” 

ujarnya. 

Meskipun seperti itu ACT Semarang akan 

terus mengedukasi masyarakat untuk selalu 

peduli terhadap korban kemanusiaan warga 

Suriah. Salah satu kampanye dan edukasi 

yang dilakukan ACT Semarang adalah di 

Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu 

Harapan Bunda Semarang. Di sekolah 

ini, pada Sabtu, 5 Maret 2016 silam, ACT 

Semarang mengedukasi para siswa dalam 

acara “Malam Bina Iman dan Taqwa/MABIT”, 

di Masjid SMP-IT Harapan Bunda. 

MABIT tersebut mengangkat tema 

Solidaritas Kemanusiaan terhadap Dunia 

Islam di Suriah, dengan menghadirkan 

pembicara dari ACT Cabang Semarang. 

Selain di SMPIT Harapan Bunda, ACT 

Semarang juga melakukan kampanye dan 

edukasi di SMPIT Bina Insani Semarang, TK 

Az-Zahra Semarang, dan di Masjid Bea Cukai 

Semarang.• 

Menggembirakan, 

Hasil Program Literasi Keuangan 

Pasar Johar Semarang • Muhajir AR 

Empat bulan lamanya program Literasi Keuangan bagi 

pedagang korban kebakaran Pasar Johar berjalan. Selama itu 

pula pedagang merasa terbantu. 

Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Aksi 

Cepat Tanggap (ACT) Semarang saat 

ini telah melakukan evaluasi terakhir 

Program Literasi Keuangan bagi korban 

bencana kebakaran Pasar Johar, Semarang, 

Jawa Tengah. Program ini merupakan 

kolaborasi Bank Ekonomi dengan ACT. 

Program yang mulai digelar sejak Kamis, 

26 Novemver 2015 ini, berjalan selama empat 

bulan dengan metode pendampingan bagi 

44 pedagang Pasar Johar Semarang yang 

kiosnya terbakar. 

Eka Setiawaty, Penanggungjawab Program 

dari ACT mengungkapkan, saat ini Program 

Literasi Keuangan sudah hampir selesai dan 

Tim Monev telah melakukan fungsinya yang 

terakhir. Hasil akhir evaluasi, kata Eka, cukup 

menggembirakan. 

Eka menambahkan meskipun seperti 

itu, masih ada beberapa catatan yang perlu 

diperbaiki, seperti fasilitas jongko (tempat 

dagang) dari pemerintah Kota Semarang yang 

masih kurang memadai. 

Program yang berjalan selama empat 

bulan ini sangat dirasakan manfaatnya 

bagi peserta. Novel (32) seorang pedagang 

arloji menyatakan bahwa program ini sangat 

membantu dirinya beserta korban kebakaran 

lainnya. 

“Kami berharap pogram ini terus 

berlanjut, supaya usaha kami bisa bergulir 

normal kembali. Secara jujur kami berharap 

dapat bantuan modal bergulir tanpa bunga. 

Kami menganggap program ini sangat 

men-support kami untuk lebih maju lagi dan 

bangkit dari keterpurukan,” tuturnya.• 


SNAPSHOTS 

1 

2 

5 

8 9 

58 


SNAPSHOTS 

3 

4 

6 7 

KETERANGAN FOTO : 

1.) Aksi Relawan ACT dan MRI Jakarta Raya bantu Korban Penggusuran Akuarium, 

Luar Batang, Penjaringan-Jakarta Utara. (Suplai makanan siap santap, makanan 

balita, pelkes, trauma healing, distribusia sembako) 

2.) Distribusi Bantuan untuk Korban banjir yang terisolir di Kampung Kedung Bokor, 

Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muara Gembong Bekasi. 

3.) Evakuasi korban banjir di Kampung Makassar, Jakarta Timur & Perumahan 

Pondok Gede Permai (PGP) Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. 

4.) Distribusi bantuan logistik dan air bersih untuk korban banjir bandang di 

Kecamatan Nanggalo dan Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang. 

5.) Fogging/pengasapan di daerah endemik DBD di Tangerang Selatan dan Jakarta. 

6.) Workshop Global Wakaf ACT 

7.) Program BeGiTu Kerjasama ACT - Bukalapak.com di Kabupaten Tangerang 

8.) MoU Tower Global Wakaf 

9.) MoU ACT Paski 


SNAPSHOTS 

10 

12 

11 13 

KETERANGAN FOTO : 

10.) Peluncuran Wakaf Al-Qur’an Kerjasama ACT – Carrefour 

11.) Kegiatan di Stand ACT (Islamic Book Fair Jakarta) 

12.) Maraknya Jiwa Kedermawanan Pelajar dan Mahasiswa Yogyakarta 

13.) Peresmian pembangunan Sarana Sanitasi dan Air Bersih di Kp. Kabasiran, 

Desa Karang Tengah, Pagedangan – Kabupaten Tangerang.(Sinergi ACT 

dengan Manajemen Masjid BAitul Ihsan BI) 

14.) Program Sinergi Insan Hak ve Hurriyatleri Yardim Vakvi (IHH), sebuah NGO 

yang berbasis di Istanbul, dan Al-Imdaad Foundation, lembaga nirlaba 

nonpemerintah yang berbasis di Afrika Selatan untuk Pengungsi Rohingya. 

15.) Pelkes banjir untuk korban banjir Bandung Selatan. 

16.) Pelkes untuk pengidap Hipertensi di Jakarta 

17.) Program Rumah Bersalin ACT di Cilegon-Banten 

18.) Pembangunan “Sekolah Ceria” Ipp ho Santosa di NTT 

60 


SNAPSHOTS 

14 16 

15 17 

18 


BRANCH 

MEDAN 

Untuk Korban Sinabung, 

Kepedulian Tanpa Henti 

• Taufiq, Muhajir AR, 

Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, 

Sumatera Utara belum ada tanda-tanda akan 

berakhir secara permanen. Baik media maupun 

relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di lapangan, 

melaporkan keaktifan gunung tersebut setiap waktu. 

ACT Cabang 

Medan, sesuai 

amanah, terus 

mendampingi para 

pengungsi korban 

erupsi Sinabung. 

Beberapa kegiatan 

yang dilakukan antara 

lain suplai makanan 

(melalui program Dapur 

Sosial ACT), layanan 

kesehatan, bantuan 

natura, pengadaan 

sumur bor dan sanitasi 

air bersih. 

Salah satu sinergi 

ACT Cabang Medan 

yang terkini untuk 

membantu pengungsi 

Sinabung adalah 

dengan anggota 

DPR-RI, berbentuk pengadaan sumur 

dan sanitasi air bersih di dua titik lokasi 

pengungsian. Fahri Hamzah, sebagai 

Wakil Ketua DPR RI, memberikan donasi 

dari anggota DPR-RI tersebut, diserahkan 

langsung melalui ACT Cabang Medan. 

“Donasi dari anggota DPR-RI ini, 

diserahkan langsung oleh Pak Fahri Hamzah 

melalui ACT Cabang Medan. Ada empat 

lembaga yang mendapatkan amanah untuk 

menyalurkan donasi anggota Dewan tersebut, 

ACT adalah salah satunya,”jelas Susanto 

Ginting, Ketua Masyarakat Relawan Indonesia 

(MRI), pendamping pengungsi korban 

Sinabung. 

Menurut Susanto Ginting (32), 

berdasarkan informasi yang diperolehnya dari 

Fahri Hamzah, biaya pembangunan sumur 

tersebut digalang dari komitmen Anggota 

DPR-RI, terhadap korban erupsi Gunung 

62 


MEDAN 

BRANCH 

Sinabung. dengan kebersediaanya mereka 

dipotong uang gajinya minimal satu juta 

rupiah per-anggota DPR-RI. 

“Alhamdulillah, di dua posko 

pengungsian, air bersih sudah tersedia. 

Namun sebanyak tujuh titik pengungsi yang 

masih belum dibangun. Kami berharap 

berbagai elemen mau peduli dengan 

pembangunan bor sumur ini. Tim Relawan 

ACT dan MRI Karo siap bersinergi,” tegasnya. 

Rasa bahagia para pengungsi di dua 

posko pun membuncah usai dibangun sumur 

dan sanitasinya. Kini mereka tak perlu lagi 

menunggu dan mengandalkan kiriman air 

bersih dari BPBD Karo yang jumlahnya 

terbatas dan datangnya tidak setiap hari, 

karena harus dibagi ke sembilan titik 

pengungsian. 

“Seh kel buena ataken kami bujur nakku, 

lau pe nggo tama kena e pe akap akap kami 

nggo terakap, enda ruh denga ka kena, 

kade kami pe lanai lit nakku, bujur melala 

nakku, seh pagi sura surandu kerina ya nakku 

(Terimakasih banyak anakku, kalian telah 

kirimkan air buat kami. Kini kalian datang lagi, 

karena kalian tahu kami sudah tidak punya 

apa-apa lagi, terimakasih banyak nak),” 

ucap Ternalem BR Ginting (65), salah satu 

pengungsi Posko GPDI Ndokum Siroga.• 

Kebakaran yang melahap 

delapan rumah 

warga di sekitar Jalan 

Ampera, Glugur, Medan 

Barat, Kota Medan, Sabtu 

(20/2) menyisakan duka bagi 

korban kebakaran. Korsleting 

listrik tegangan tinggi yang 

kemudian putus di atas salah 

satu rumah warga yang memicu kebakaran, 

merambat ke seluruh rumah yang terbuat dari 

papan tepas. Akibat kebakaran itu 11 kepala 

keluarga (KK) atau 34 jiwa harus kehilangan 

tempat bernaung, dan harus mengungsi 

ke lokasi pengungsian di Kantor Kelurahan 

Glugur. 

Untuk meringankan beban para 

korban kebakaran ACT Cabang Medan 

mendistribusikan bantuan berupa sembako 

seperti telur, beras, mi instan, minyak goreng, 

air mineral, ikan dalam kemasan dan pakaian 

layak pakai. 

“Semoga bantuan itu dapat meringankan 

beban warga korban kebakaran, tetap tawakal 

dan sabar terhadap atas kejadian kebakaran 

ini,” ujar Sobri, relawan ACT pendamping 

para pengungsi di Kelurahan Glugur, Senin, 

23 Feberuari 2016. 

Pekan berikutnya, ACT turun lagi 

mendistribusikan bantuan tahap kedua. 

Bantuan berikutnya berupa tilam Palembang, 

seragam sekolah, pakaian untuk balita serta 

pakaian layak pakai lainnya. “Semoga 

bantuan dan kepedulian ACT bersama 

donaturnya menjadi amal ibadah di akhirat 

kelak ya. Aamiin,” ujar Sekretaris Lurah 

Glugur, Nuriyanto, yang didampingi sejumlah 

pengungsi.• 

ACT Medan 

Usap Duka 

Korban 

Kebakaran 


TIPS & TRICK 

Pengetahuan dan wawasan 

terhadap potensi dan resiko 

terjadinya bencana kebakaran tentu 

akan menentukan kesiapsiagaan 

kita dalam menghadapi bencana 

satu ini. 

Pada edisi lalu kita sudah mendapatkan 

paparan mengenai fenomena dan 

peristiwa kebakaran. Bagaimana 

prosesnya dan apa yang menyebabkan 

kebakaran terjadi, serta fenomena bencana 

kebakaran yang terjadi di perkotan beserta 

resikonya. Edisi kali ini, kita akan membahas 

mengenai kesiapsiagaan kita menghadapi 

resiko kebakaran pada bangunan. 

Sebagaimana kita tahu, karakteristik 

kota-kota urban, terutama Ibukota Jakarta, 

biasanya tak ada sejengkal lahan pun yang 

tak berisi bangunan. Padat, dan penuh 

dengan pemukiman warga serta kompleks 

perkantoran. Dalam kondisi seperti itu, setiap 

elemen termasuk warga kota perlu memiliki 

wawasan dan pengetahuan tentang potensi 

juga resiko terjadinya bencana kebakaran. 

Kesiapsiagaan 

Kesiapsiagaan adalah serangkaian 

tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi 

bencana melalui pengorganisasian serta 

melalui langkah yang tepat dan berdayaguna. 

Dalam dunia kebencanaan, kesiapsiagaan 

itu misalnya dengan menyediakan sistem 

peringatan dini, penyiapan jalur evakuasi, 

latihan simulasi bencana dan sebagainya. 

Dalam konteks bencana di perkotaan 

atau di pemukiman maka kesiapsiagaan diri, 

keluarga dan atau komunitas akan sangat 

membantu dalam mengurangi dampak 

bencana. Baik kerugian harta maupun korban 

jiwa. 

Kita bisa memulai kesiapsiagaan dengan 

langkah-langkah sebagai berikut: 

1. Memahami potensi ancaman yang ada di 

daerah masing-masing. 

2. Memahami penyebab atau tanda-tanda 

akan terjadinya bencana. 

3. Memahami apa yang harus dipersiapkan 

dan yang harus dilakukan baik sebelum, 

saat dan sesudah bencana. 

Tingkat kerentanan kota-kota besar 

di Indonesia terhadap resiko bencana, 

dapat ditinjau dari kerentanan fisik, sosialkependudukan, 

dan ekonomi. Kerentanan 

fisik menggambarkan tingkat kerusakan fisik 

bila ada faktor berbahaya tertentu seperti 

persentase kawasan terbangun, kepadatan 

bangunan, persentase bangunan konstruksi 

darurat, jaringan listrik, rasio panjang jalan, 

64 


TIPS & TRICK 

jaringan telekomunikasi, jaringan PDAM, 

jaringan rel KA dan lain-lain. Sementara 

kerentanan sosial meliputi keselamatan 

jiwa/kesehatan penduduk bila ada bahaya 

dengan indikatornya; kepadatan penduduk, 

laju pertumbuhan penduduk, persentase 

penduduk usia tua-balita dan penduduk 

wanita, dan sebagainya. 

13 

Analisa Resiko Gedung atau Pemukiman 

Tingginya resiko kebakaran gedung dan 

pemukinan pada berbagai fungsi bangunan 

dapat dilihat dengan melihat analisis sebagai 

berikut: 

1. Adanya faktor-faktor penyebab kebakaran 

di setiap tempat dalam kehidupan seharihari, 

seperti: instalasi listrik dan peralatan 

rumah tangga yang menggunakan listrik, 

kompor (gas atau listrik), lampu tempel/ 

lilin, rokok, obat nyamuk bakar, kebiasaan 

membakar sampah atau kembang api/ 

petasan. Hal-hal ini bila ada pemicunya, 

seperti tindakan sembrono atau kelalaian 

tentu akan mempertinggi terjadinya 

potensi bencana kebakaran. 

2. Tidak adanya sarana pemadam 

kebakaran pada suatu lingkungan atau 

bangunan. Atau kurang terawatnya 

sarana peringatan dini (sistem alarm 

kebakaran) dan sarana pemadam 

kebakaran yang tidak berfungsi yang 

berada satu bangunan. Kondisi ini secara 

jelas melemahkan kemampuan suatu 

lingkungan atau bangunan gedung 

dalam mencegah dan menanggulangi 

kebakaran. 

3. Perilaku orang-orang pada suatu 

lingkungan atau penghuni bangunan 

yang cenderung ceroboh/lalai, rendahnya 

kesadaran menjaga lingkungan, 

kurangnya pengetahuan tentang bahaya 

api, pembiaran terhadap anak-anak yang 

bermain api dan keterpaksaaan karena 

keterbatasan ekonomi serta vandalisme. 

Ini semua ikut menyumbang kerawanan 

terhadap kebakaran. 

Untuk mengurangi resiko atau 

meningkatnya potensi bencana kebakaran, 

sesungguhnya kita bisa mengupayakannya 

dengan melakukan tindakan-tindakan seperti 

ini: 

• Melengkapi bangunan (rumah, 

perkantoran atau sekolah) dengan sarana 

proteksi kebakaran dan sarana jalan 

keluar/penyelamatan jiwa; 

• Rutin menyelenggarakan penyuluhan 

atau pelatihan pencegahan dan 

penanggulangan kebakaran; 

• Ada aktivitas-aktivitas berisi materi 

pembelajaran tentang pengurangan 

resiko, termasuk resiko kebakaran kepada 

anggota masyarakat (warga, komunitas, 

karyawan perkantoran atau siswa 

sekolah); 

• Memiliki dan menyediakan panduan/ 

prosedur tetap untuk menghadapi 

bencana.• 


ESSAY 

“Ayo Saipul Jamil, 

Mampir Dulu Sini!” 

• Purwadi Nugroho 

Ini sebenarnya kisah yang tercecer 

beberapa tahun lalu saat saya 

berkesempatan berkunjung ke 

Masjid Nabawi di Kota Madinah. 

Meski hanya terserak namun 

pengalaman batin itu masih terus 

membekas. Bagi yang pernah 

menyambangi Kompleks Masjid 

Nabawi tentu, selain karena 

keperluan ibadahnya, mata ini 

pastilah tak mampu mengindari 

pemandangan yang terhampar di 

sekitar kompleks masjid suci ini. 

Hamparan pertokoan yang tertata 

rapi berpadu dengan kawasan 

perhotelan memanjakan siapapun 

yang menunaikan safari ruhiah. Sebagai 

satu tempat yang menjadi magnet 

berkumpulnya jutaan muslim dunia, bagi 

kalangan enterpreneur muslim lokasi ini 

tentu dipandang sebagai satu lokasi favorit 

mengadu untung halal nan berkah. Ya di 

sini memang berkumpul berbagai pelaku 

perniagaan dari berbagai negeri muslim, selain 

tentunya dari Arab Saudi sendiri. Ada dari Asia, 

Timur Tengah dan Afrika. Ada yang mampu 

menyewa kios di pertokoan, ada yang hanya 

menjadi pelaku kelas UKM. Menghamparkan 

dagangannya di sekitar kompleks masjid. 

66 


ESSAY 

Dalam kondisi tertentu, biasanya usai 

jam-jam salat wajib, kawasan ‘kaki lima’ ini 

ramai bak pasar kaget. Biasanya jamaah 

“nyangkut” di lapak-lapak juga toko-toko yang 

tersebar di sekeliling Nabawi. Bagi yang baru 

pertama kali hadir di sini (termasuk saya) 

suasananya cukup menghibur. Melihat-lihat 

berkeliling demi memuaskan keingintahuan, 

apa kiranya yang mereka jajakan dengan 

sangat atraktif itu. “Silahkan bapak-ibu, 10 

real halal dipilih-dipilih,” teriak pedagang 

menawarkan dagangannya. Jika saja tak 

ingat sunnah Rasulullah, Tempat yang 

paling disukai oleh Allah adalah masjid dan 

tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah 

pasar, (HR. Muslim) mungkin kita bisa lebih banyak 

menghabiskan waktu di sini ketimbang di 

dalam masjid. 

Melihat suasananya, benak kemudian 

melayang membayangkan bagaimana 

kiranya kondisi pasar Madinah era 

Rasulullah. Teringat pasar Suqul Anshar di 

kota ini, pasar strategis yang menyatukan 

berbagai kabilah di dalamnya. Pasar yang 

kemudian menjadi saksi kematangan 

daya entrepreneurship muslim pada sesosok 

pemuda rupawan, satu dari 10 sahabat yang 

dijamin masuk surga; Abdurahman bin Auf. 

Sahabat yang telah beriman di awal fajar 

Islam dan yakin-seyakinnya sabda Rasulullah, 

“9 dari 10 pintu rezeki ada di dalam 

perniagaan”. 

Gaya berniaganya menjunjung tinggi 

kejujuran, penuh dengan semangat berbagi. 

Di satu kesempatan sepulang berniaga 

dari Syam, ia membagikan semua barangbarang 

yang diangkut oleh 700 untanya 

kepada warga Madinah. Barang-barang itu 

ia sebut sebagai keuntungannya berdagang 

saat di Syam. Begitulah sirah berbagi 

kisah bagaimana dakwah terhidupkan dan 

menghidupkan melalui perniagaan. 

Ingatan ini terus tergali dengan apa 

yang aku lihat setiap hari. Saat akan menuju 

Nabawi, aku selalu melewati zona niaga, 

pertokoan dan para pedagang kaki lima. 

Setiap sebelum adzan subuh berkumandang 

mereka muncul dari jalanan kecil dan selasar 

antara gedung-gedung yang memagari 

Nabawi. Muncul bergelombang dan tolongmenolong 

sesama pedagang. Dagangan 

dinaikkan ke gerobak, dan didorong bersama. 

Para pedagang kaki lima itu--sebagian adalah 

para adalah ummahat (ibu)—semangat sekali 

berniaga sejak pagi hingga malam hari, di 

lapaknya tanpa pelindung cuaca. Cukup 

bermodalkan tikar dan kursi kecil, mereka 

setia menanti rezeki yang seolah tak pernah 

tertukar itu. Di sini tak ada pula punglipunglian 

yang meresahkan. Semua tenang 

berdagang dalam pengawasan petugas askar. 

Yang khas dari mereka, saat iqomat waktu 

salat tiba, mereka serentak berdiri di sekitar 

area lapak mereka untk mengikuti salat. 

Berdiri khusuk di sela-sela dagangan. Semua 

tak takut rezekinya melayang, atau sekedar 

ada yang mencuri dagangan. Ketundukan 

pada-Nya lebih mereka cintai. Inilah prasyarat 

utama hamba, dan rezeki nanti mengiringi 

sendiri, pasti! Dimensi konsep, teknis, cara, 

adab dan niat dalam berdagang dalam risalah 

tercermin begitu jelas di sini. 

Saat mereka beraksi menjajakan 

dagangannya, agak geli hati ini setiap kali 

mendengar para pedagang itu memanggilmanggil 

dengan bahasa Indonesia. Warga 

Indonesia rupanya cukup punya tempat di 

hati para pedagang di sini. Jamaah umrah 

maupun haji dari Indonesa tergolong cukup 

besar. Itulah mengapa para pedagang cukup 

familiar dengan wajah dan tampilan melayu 

khas Indonesia. Belum lagi konon ada stigma 

jamaah kita terkenal “doyan belanja”. Jadi 

wajar saja, bahasa Indonesia menjadi bahasa 

wajib transaksi. Bahkan aksara Indonesia pun 

hadir di atas papan-papan petunjuk informasi 

sarana umum, jalan, dan sebagainya, di 

Madinah. 

Setiap hari memandangi keramaian, jatuh 

pula hari dimana saya memutuskan untuk 

terlibat. Dalam istilah para ustadz mutawif atau 

pendamping jamaah, hari pamungkas 


67

eribadah di kawasan Nabawi umumnya 

menjadi hari dimana para jamaah melakukan 

‘tawaf makruh”. Inilah berjalan kaki berkeliling 

keluar-masuk toko, bergerak dari satu 

lapak ke lapak pedagang lainnya, mencari 

buah tangan. Godaan berbelanja, meski 

dalam suasan ibadah, memang cukup kuat 

terpaannya. Kemudahan menuju pusat 

belanja, harga yang murah dan ragam barang 

melimpah jadi faktornya. 

Usai mendapatkan buah tangan 

secukupnya saja dan tak tersadar sudah lebih 

dari satu jam ber-tawaf makruh, bersama 

seorang kawan kami berjalan kaki kembali 

ke penginapan. Kami susuri lorong selasar 

hotel ke hotel. Di satu tempat, di deretan 

pertokoan, seseorang menarik tanganku dan 

memandu masuk ke sebuah toko. “Indonisi?,” 

si penarik tanganku. “Na’am”, jawabku. “Wah, 

masyaAllah, ayo-ayo sini Saipul Jamil mampir 

dulu sini! Ayo lihat-lihat barang. Barang bagus 

cocok, ayo,” rayunya. Sambil tersenyum maut 

bercampur malu, kuikuti tarikan tangannya. 

Hitung-hitung menghargai tawarannya, pikir 

saya. 

Sambil menunjukkan dan menawarkan 

dagangannya ia menampilkan 

sedikit gesture goyang dangdut dengan malumalu. 

Agaknya ini korelasi panggilan “Saipul 

Jamil”, Indonesia dan dangdut. Seolah dia 

yang Arab ingin menujukkan bahwa mereka 

familiar dengan saudara-saudaranya dari 

Indonesia lewat ikon sosok seorang penyanyi 

dangdut. Kami terus saling melempar senyum 

ditingkahi dialog berbahasa Indonesia satu 

sama lain. 

Walau akhirnya saya tak jadi membeli 

karena isi kantung dan dompet sudah 

menipis, tapi mantapnya, keramahannya tak 

hilang. Padahal sudah berdialog panjang 

lebar. Tak tampak sama sekali sesal dan 

marahnya. Subhanallah, etika dagang yang 

penuh kepatutan. “Tidak apa apa, terima 

kasih”, katanya masih terus mengembang 

senyum tulus. Sayangnya, aku tak ingat lagi 

namanya. Hanya letak tokonya yang masih 

kuingat. Andai saja semua pedagang muslim 

Indonesia mewarisi akhlak entrepreneur Islami 

seperti para pedagang Madinah, masya Allah! 

Tak pernah lupa menutup sesi berdagang 

begitu adzan salat memanggil, ramah, murah 

hati dan tulus.....sungguh damai, tentram dan 

indahnya hidup.• 

68 NO. 8 • MEI 2016 | VIII | BENEFIT


SYRIA 

SYRIA 

STOP SURIAH 

MEMERAH DARAH 

Serangan membabi-buta telah menghancurkan fasilitas kesehatan, rumah, tempat 

pengungsian, dan berbagai sudut Suriah tanpa sisa. Kini, puluhan ribu jiwa yang 

menjadi korban terpaksa melewati hari nyaris tanpa pemenuhan kebutuhan dasar. Aksi 

Cepat Tanggap (ACT) mengirimkan tim untuk mengantarkan bantuan pangan bagi 

saudara yang diliputi ketakutan dan merana dalam ketidakpastian. Saatnya bantuan 

kita kita menebar kasih sayang di Bumi Syam. Selamatkan Suriah, sekarang! 

#LetsHelpSyria 



70 

#LetsHelpSyria 


@ACTforHumanity 

@ACTforHumanity 

AksiCepatTanggap www.act.id 

AksiCepatTanggap www.act.id

Minimagz_VOL 8

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?