15.11.2016 Views

Bisnis Jakarta 7 November 2016

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Manca negara<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Senin 7 <strong>November</strong> <strong>2016</strong><br />

8<br />

SEOUL - Puluhan ribu warga<br />

Korea Selatan turun ke jalan<br />

di Seoul, Sabtu, dalam unjuk<br />

rasa terbesar di ibu kota negara<br />

itu dalam beberapa tahun ini,<br />

untuk meminta Presiden Park<br />

Geun-hey mundur dari jabatannya<br />

terkait skandal menjajakan<br />

pengaruhnya.<br />

Sekitar 43.000 orang berarak-arakan<br />

dengan membawa lilin<br />

menyala pada sabtu malam,<br />

“Jadi kedua partai besar AS<br />

(Demokrat dan Republik) telah<br />

menominasikan kandidat presiden<br />

yang tidak disukai, dan<br />

faktanya adalah dua kandidat<br />

presiden (Trump dan Hillary)<br />

itu merupakan kandidat yang<br />

paling tidak populer sepanjang<br />

Ribuan Warga Korsel Demo<br />

Desak Presiden Turun<br />

kata polisi.<br />

Penyelenggaranya mengatakan<br />

bahwa kerumunan<br />

100.000 orang sudah berkumpul,<br />

sehingga menjadi unjuk<br />

rasa terbesar sejak gerakan<br />

menentang impor daging dari<br />

Amerika Serikat pada 2008.<br />

Park Geun-hye diguncang<br />

skandal melibatkan teman lamanya,<br />

yang dituduh menggunakan<br />

kedekatannya dengan<br />

presiden untuk menjajakan<br />

urusan negara.<br />

Park berjanji bekerjasama<br />

dengan jaksa dalam pemeriksaan.<br />

Warga Korea Selatan dibuat<br />

geram oleh terungkapnya kasus<br />

ini dan mengatakan bahwa<br />

Park adalah presiden Korea<br />

Selatan terakhir yang terbelit<br />

dalam skandal yang melibatkan<br />

keluarga atau teman dan dianggap<br />

mengkhianati kepercayaan<br />

masyarakat serta menyalahgunakan<br />

pemerintahannya.<br />

Peringkat persetujuan<br />

rakyat terhadapnya melorot<br />

hanya tinggal lima persen<br />

menurut jajak pendapat Gallup<br />

yang dikeluarkan pada Jumat,<br />

dan merupakan angka paling<br />

rendah bagi seorang presiden<br />

Korea Selatan sejak jajak<br />

pendapat seperti itu dilakukan<br />

Trump-Hillary<br />

Capres Paling Tidak Populer<br />

DONALD Trump dan Hillary Clinton<br />

merupakan dua calon presiden Amerika<br />

Serikat yang paling tidak populer sepanjang<br />

sejarah, kata David Boaz, seorang<br />

pengamat politik dari Cato Institute -<br />

sebuah organisasi think tank peneliti<br />

kebijakan publik AS.<br />

sejarah jajak pendapat,” kata<br />

Boaz saat ditemui di Washington<br />

DC, kemarin.<br />

Menurut dia, capres AS dari<br />

Partai Demokrat Hillary Clinton<br />

dan capres Partai Republik<br />

Donald Trump masing-masing<br />

memiliki sekelompok warga AS<br />

yang tidak menyukai dan tidak<br />

mau mendukung mereka.<br />

“Mereka kandidat presiden<br />

yang sangat tidak populer. Jadi,<br />

ada sejumlah warga AS yang<br />

tidak suka bahkan menentang<br />

Hillary dan ada juga yang menentang<br />

Trump,” ujar dia.<br />

Boaz menjelaskan hal yang<br />

tidak disukai warga AS terkait<br />

kemungkinan Trump menjadi<br />

presiden adalah sikap dari pebisnis<br />

New York itu yang dianggap<br />

otoriter, tidak menghormati<br />

konstitusi, dan tampaknya<br />

tidak mengindahkan<br />

batasan kuasa seorang presiden.<br />

Selain itu, kata dia, Trump<br />

banyak mengeluarkan pernyataan-pernyataan<br />

kontroversial<br />

soal kelompok masyarakat<br />

minoritas di AS dan menyebutkan<br />

kebijakan-kebijakan yang<br />

tidak konsisten. “Trump bukan<br />

kandidat yang benar-benar difavoritkan.<br />

Tingkat ketidaksukaan<br />

kepada Trump sangat tinggi.<br />

Meskipun demikian, beberapa<br />

orang yang tidak menyukai<br />

dia masih tetap memilih dia.<br />

Sekarang pertanyaannya, mengapa<br />

mereka melakukan itu?,”<br />

ujar dia.<br />

Hal itu, menurut Boaz, terjadi<br />

karena dua alasan. Pertama,<br />

banyak warga AS yang memilih<br />

Trump bukan karena ingin<br />

pada 1988.<br />

Polisi mengatakan telah<br />

memberangkatkan 17.600 petugas<br />

dan 220 unit termasuk bus<br />

dan kendaraan untuk menghadang<br />

pengunjuk rasa pada<br />

Sabtu itu.<br />

Polisi memasang kawat penghalang<br />

di jalanan yang mengarah<br />

pada Wisma Biru, rumah<br />

kepresidenan pada saat demo<br />

digelar. (ant)<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />

SATGAS KJK & INR DITERIMA GUBERNUR NSW - Atase Pertahanan RI di Canberra Australia Widad Prasojo Aji (kanan) mendampingi Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL)<br />

tingkat III angkatan LXIII, Sermadatar (P/W) Tia Kusuma Rahayu (kiri) dan Sermadatar (Mar) Faishal (kedua kiri) berbincang dengan Gubernur NSW HE General The Honourable<br />

David Hurley AC DSC (kedua kanan) ketika kunjungan di Kediaman Gubernur NSW, Macquaries, Sydney, Australia, kemarin.<br />

mendukung dia, tetapi hanya<br />

karena ingin memberikan<br />

suaranya kepada Partai Republik<br />

yang mereka dukung. “Alasan<br />

lainnya adalah karena Hillary<br />

Clinton juga adalah kandidat<br />

presiden yang benar-benar<br />

tidak populer. Banyak orang<br />

melihat dia sebagai sosok yang<br />

korup dan pemerintah besar<br />

yang sangat liberal,” katanya.<br />

Boas mengatakan, jadi ada<br />

yang tidak suka dengan karakter<br />

Trump, namun juga tidak<br />

sepenuhnya mendukung Hillary<br />

karena banyak yang memandang<br />

dia sebagai sosok<br />

yang kurang jujur dan kurang<br />

bisa dipercaya. (ant)<br />

Imigran Diminta<br />

Kembali ke Afrika<br />

BERLIN - Kementerian Dalam Negeri Jerman ingin menghentikan<br />

para migran untuk mencapai Eropa melalui Laut<br />

Tengah dengan cara menjemput mereka di laut dan mengirimnya<br />

kembali ke Afrika, surat kabar Welt am Sonntag melaporkan,<br />

kemarin.<br />

Langkah itu merupakan perubahan besar bagi negara<br />

yang selama ini dikenal paling murah hati dalam kebijakan<br />

tentang pendatang, dan kementerian mengatakan bahwa<br />

Uni Eropa mesti mengadopsi sistem seperti yang diterapkan<br />

oleh Australia yang mencegat pendatang di laut lalu<br />

mengirimnya ke perkemahan untuk proses pengiriman mereka<br />

ke negara tujuan ketiga.<br />

“Penolakkan untuk menerima mereka yang berhasil mencapai<br />

pesisir Eropa dapat membuat para pendatang itu menghindari<br />

pemberangkatan mereka yang membahayakan nyawa<br />

dan perjalanan yang mahal,” tulis surat kabar itu mengutip<br />

seorang juru bicara kementerian yang tidak bersedia<br />

disebutkan namanya. “Tujuan akhir dari kebijakan itu harus<br />

bisa menghapus bagian akar organisasi penyelundup manusia<br />

dan untuk menyelamatkan para migran dari perjalanan<br />

yang membahayakan nyawa.”<br />

Usul dari kementerian untuk menjemput migran di Laut<br />

Tengah — kebanyakan mereka melarikan diri dari Libia. (ant)<br />

Demo di Bissau<br />

Dibubarkan Polisi<br />

BISSAU - Kepolisian ibukota Guinea-Bissau menggunakan<br />

gas air mata untuk membubarkan ratusan pengunjuk<br />

rasa yang menuntut penyelenggaran pemilihan<br />

umum baru, Sabtu.<br />

Permintaan itu sejalan dengan tuntutan negara kawasan<br />

agar pemerintah melaksanakan perjanjian untuk mengakhiri<br />

krisis politik yang telah berlangsung setahun.<br />

Presiden Jose Mario Vaz memberhentikan Perdana Menteri<br />

Domingos Simoes Pereira Agustus tahun lalu. Pemecatan<br />

itu menyebabkan partai penguasa PAIGC terpecah,<br />

dan membuat pemerintahan negara di Afrika Barat itu berjalan<br />

buntu.<br />

Pengunjuk rasa yang membawa papan bertuliskan “Jose<br />

Mario Vaz Keluar!” berpawai menuju istana kepresidenan<br />

di ibukota Bissau. Mereka menuntut agar parlemen periode<br />

tahun ini dibubarkan dan pemilihan umum baru segera diselenggarakan.<br />

Namun aksi mereka pun terhenti setelah polisi membubarkan<br />

massa.<br />

Bekas negara jajahan Portugis itu dianggap sebagai negara<br />

yang kurang stabil. Pasalnya sembilan kudeta dan percobaan<br />

atasnya kerap terjadi sejak 1980.<br />

Instabilitas itu menjadi celah bagi penyelundup kokain<br />

yang menjadikan Guinea-Bissau sebagai lokasi transit pengiriman<br />

narkotika dari Amerika Selatan ke Eropa. (ant)<br />

Bandara Atatur<br />

Diteror Pengunjung<br />

ISTANBUL - Otoritas keamanan Bandara Ataturk, Istanbul<br />

menutup akses kendaraan untuk masuk dan keluar setelah<br />

polisi melepas tembakan karena seorang pengendara<br />

motor menolak diberhentikan, demikian disiarkan saluran<br />

televisi CNN Turki, kemarin.<br />

Satu dari dua pria yang mengendarai motor terluka dan<br />

langsung ditahan, sementara seorang lainnya sempat mencoba<br />

kabur tetapi akhirnya ditangkap petugas, tambahnya.<br />

Dalam insiden itu tak ada polisi dan warga yang dilaporkan<br />

terluka.<br />

Pelaku bom bunuh diri yang diduga anggota IS Juni lalu<br />

mengorbankan 41 jiwa dan melukai 240 lainnya setelah<br />

menembak dan meledakkan diri di bandara.<br />

Insiden terbaru ini tak mempengaruhi jadwal penerbangan<br />

di Ataturk, bandara tersibuk ketiga Eropa, siar saluran<br />

televisi itu. Meski demikian saat ini belum jelas alasan polisi<br />

ingin menghentikan dua pria tersebut.<br />

Sebuah bom mobil meledak di wilayah utama Kurdi, Kota<br />

Diyarbakir, Jumat, hingga menewaskan 11 orang dan melukai<br />

100 lainnya.<br />

Pemerintah menyalahkan Partai Buruh Kurdistan (PKK)<br />

sebagai dalang serangan, meskipun IS telah menyatakan<br />

bertanggung jawab atas insiden itu, sebagaimana dikutip<br />

Kantor Berita Amaq. (ant)<br />

Demo di Florence<br />

Bentrok dengan Polisi<br />

MILAN - Ratusan<br />

demonstran antipemerintah<br />

bentrok dengan polisi<br />

di Florence, Sabtu, beberapa<br />

pekan menjelang referendum<br />

perubahan Undang-Undang<br />

yang akan<br />

menentukan masa depan<br />

politik PM Matteo Renzi.<br />

Aksi protes terhadap<br />

pemerintahan Renzi dan<br />

rencana referendum kerap<br />

terjadi, tetapi sebelumnya<br />

tak pernah bentrok.<br />

Demonstran muda berpawai<br />

melintasi pusat Kota<br />

Florence mencoba mendatangi<br />

mantan walikota<br />

Tuscan itu di konvensi<br />

tahunan Partai Demokrat<br />

atau “Leopolda”.<br />

Siaran televisi menunjukkan<br />

petugas bersenjata<br />

lengkap menggunakan<br />

tongkatnya untuk mengendalikan<br />

ratusan pengunjuk rasa<br />

yang melemparkan bom asap,<br />

batu, petasan. Mereka berupaya<br />

memisahkan diri dari polisi<br />

dengan memindahkan pagar<br />

besi ke jalanan.<br />

Kaki seorang petugas dikabarkan<br />

terluka akibat bentrok,<br />

kata media Italia.<br />

Walikota Florence Dario<br />

Nardella mengecam insiden itu<br />

setelah menemui para demonstran<br />

yang ingin menuju lokasi<br />

Leopolda. “Unjuk rasa<br />

merupakan hal yang baik, tetapi<br />

tak dapat diterima dan<br />

kurang terpuji jika menggunakan<br />

kekerasan,” katanya<br />

depan anggota partai di atas<br />

podium.<br />

Referendum 4 Desember<br />

yang akan dilaksanakan empat<br />

minggu lagi akan meminta persetujuan<br />

rakyat mengenai rencana<br />

mengurangi peran senat<br />

dan kuasa pemerintah daerah.<br />

Renzi cukup aktif berkampanye<br />

mendukung rencana<br />

itu, mengingat hasil jajak<br />

pendapat memprediksi ia akan<br />

kalah. Dalam aksi unjuk rasa<br />

itu, demonstran memegang papan<br />

bertuliskan “Tolak Renzi”<br />

dan “Tolak Leopolda”.<br />

Demonstrasi itu merupakan<br />

kritik terhadap rencana<br />

perubahan Undang-Undang<br />

yang dianggap mampu mengancam<br />

demokrasi dan berujung<br />

pada konsentrasi kuasa<br />

berlebihan. (ant)<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />

FESTIVAL JEPANG - Sejumlah anak membawakan tarian asal Jepang saat kegiatan Festival Jepang di Taman Perdamaian Dunia,<br />

Kertalangu, Bali, kemarin. Festival Jepang yang diadakan tiap tahun oleh mahasiswa Sastra Jepang Unud tersebut menggelar berbagai<br />

kegiatan seperti kompetisi Cosplay, bazaar pernak-pernik, kesenian dan makanan khas Jepang sebagai media mengenalkan budaya Jepang.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!