01.02.2017 Views

01-Februari-2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2 SAMBUNGAN<br />

METRO 24 l RABU 1 FEBRUARI 2<strong>01</strong>7<br />

..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />

Calon Dokter Tewas, Lengan Robek, Kepala Pecah<br />

MEDAN-M24<br />

Tragis nasib Sondang Natalia boru Rajagukguk. Dokter muda<br />

(koas) yang magang di RSU Pirngadi Medan itu tewas mengenaskan<br />

akibat ditabrak pengendara mobil diduga jenis minibus<br />

di Jln Perintis Kemerdekaan, Kec Medan Timur, persis di depan<br />

toko Nike Factory Store, atau di samping kampus HKBP Nomensen.<br />

Informasi diperoleh, insiden kecelakaan dialami mahasiswi<br />

kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI) itu bermula,<br />

saat Selasa sekira pukul 06.45 WIB ia hendak menuju tempat<br />

magangnya di RSU Dr Pirngadi Medan. Sondang menunggangi<br />

kreta (sepedamotor) Yamaha Xeon GT putih BK 6118<br />

AFJ.<br />

Demi Bela Ortu<br />

Penganiayaan bermula saat korban yang diketahui bernama<br />

Sarah Syahrani (14) warga Jln Malaka, Gg Saudara, Kel<br />

Pandau Hilir, Kec Medan Perjuangan, mendengar umpatan<br />

tetangga depan rumahnya berinisial WK (22).<br />

Bukan hanya umpatan atas dirinya yang diterima, namun<br />

ibunya juga jadi sasaran. Mendengar tetangganya itu mengatai<br />

orang tuanya lonte, korban pun membalas. WK yang<br />

merasa usianya lebih tua mendatanginya. WK memukul dada<br />

korban sekuat tenaga. Korban roboh dan pingsan.<br />

Para tetangga lainnya yang mengetahui insiden itu melerai.<br />

Korban dan keluarganya dan dibantu tetangga membawa<br />

korban ke RS Pirngadi Medan. Ibu korban dan keluarganya<br />

mendatangi Polsekta Medan Timur untuk melaporkan WK.<br />

Kanit Reskrim Polsek Medan Timur Iptu Ainul Yaqin, membenarkan<br />

kejadian tersebut. Ia juga mengaku jika keluarga korban<br />

sudah membuat laporannya.<br />

“Korban sempat pingsan karena dipukul dadanya pakai tangan<br />

oleh pelaku. Semalam bisa pulang, tidak jadi rawat inap,”<br />

jelas Ainul Yaqin. (mag4)<br />

Kena Bogem Gegara Protes<br />

LABUHAN-M24<br />

Cahleng (40) membogem Abdul Rahman (32). Tidak terima<br />

dengan pemukulan ini, Abdul mengadukan tetangganya itu ke<br />

pihak kepolisian, Selasa (31/1) malam.<br />

Diceritakan oleh Abdul, pemukulan terjadi di rumahnya Ling<br />

I, Kota Bangun, Kec Medan Deli. Tanpa sebab, Cahleng melayangkan<br />

bogaman hingga menyebabkan mata kanannya<br />

lebam. “Datang-datang dia main pukul aja tanpa ngomong<br />

satu kata pun sama aku,” bilangnya di Polsek Medan Labuhan.<br />

Usut punya usut, emosi Cahleng berawal ketika cucunya<br />

mendorong anak Abdul sampai masuk parit. Abdul lalu memarahi<br />

istri Cahleng yang bernama Neneng (37). Rupanya, Neneng<br />

mengadukan itu kepada Cahleng. Mendapat kabar istrinya<br />

dimarahi, Cahleng emosi. Ia mendatangin kediaman Abdul dan<br />

melakukan pemukulan itu. Terpisah, Kanit Reskrim AKP Ponijo<br />

ketika dikonfirmasi membenarkan laporan Abdul. “Akan diproses<br />

laporannya,” sebutnya. (mag2)<br />

Maling Larikan Rp19 Juta<br />

NAMORAMBE-M24<br />

Nina Salon di Dusun 4, Desa Delitua, Kec Namorambe, disatroni<br />

maling, Minggu (29/1) sekira 17.30 WIB. Dari tempat ini,<br />

maling menggondol uang tunai Rp19 juta.<br />

Pemilik salon, Tuti Ekanina beru Tarigan (26) warga Dusun 2,<br />

Desa Pangkasilau, STM Hilir, kemudian melaporkan kejadian ini<br />

ke Polsek Namorambe. Diceritakannya, Selasa (31/1), dirinya<br />

ketika itu sedang mengerjakan rambut pelanggannya. Ia tidak<br />

menyangka maling masuk dari pintu belakang.<br />

“Pas maling masuk, aku mendengar suara pintu terbuka.<br />

Tetapi karena asyik, aku kira pintu itu karena angin kencang,”<br />

beber perempuan berkulit putih ini. Setelah selesai dengan<br />

pelanggannya, ia hendak ke kamar untuk menukar dan<br />

mengembalikan duit pelanngannya. Tapi, begitu masuk kamar,<br />

ia melihat kondisi kamar sudah acak-acakan. Tas warna merah<br />

yang berisikan 2 dompet, emas berbentuk gelang 5 Gram,<br />

cincin 2 Gram, anting 2 Gram, uang tunai Rp19 juta, dan surat<br />

penting lainnya, sudah hilang. “Aku teriak ada maling,” beber<br />

korban sambil menangis. Ely Katarina br Limbong (33) warga<br />

sekitar menuturkan, memang di sekitar lingkungan mereka rawan<br />

maling. Kanit Reskrim Polsek Namorambe Iptu Hendrik Ginting<br />

mengaku sudah mengcek tempat kejadian perkara (TKP).<br />

“Laporan korban sudah kita terima. Kita sudah bentuk tim<br />

untuk mengungkap kasusnya,” tandasnya. (mehuli)<br />

Pesta Sabu, 3 Oknum<br />

KISARAN-M24<br />

Tiga oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kab<br />

Asahan bersama seorang warga sipil digrebek petugas saat<br />

menggelar pesta sabu di sebuah lokasi di Jln Sei Asahan Kisaran,<br />

Selasa (31/1) sekitar pukul 09.00 WIB.<br />

Ketiga oknum Satpol PP adalah Ahyar (35), Faisal Sinaga<br />

(38) dan Bambang Suherman (42) serta warga sipil, Fauji (20).<br />

Keempatnya merupakan warga Kec Kisaran Kota yang diringkus<br />

petugas tim Satuan Intel Kodim 0208/AS bersama BNNK<br />

Asahan.<br />

Penangkapan dipimpin Pasi Intel Kapten Nurliyanto. Selain<br />

mengamankan keempat tersangka, juga disita barang bukti<br />

berupa bong (alat hisap sabu), HP dan uang dari lokasi. Selanjutnya<br />

keempat tersangka diboyong ke markas Kodim 0208/<br />

AS guna pemeriksaan.<br />

Dandim 0208/AS, Letkol Arm Suhono, memaparkan, keempat<br />

tersangka diamankan berkat laporan masyarakat yang<br />

resah. Laporan berharga tersebut direspon petugas Intel<br />

Kodim. Saat digrebek beberapa pelaku melarikan diri. “Anggota<br />

langsung melakukan pengepungan hingga berhasil mengamankan<br />

keempat tersangka, meski beberapa orang ada yang<br />

lolos. Setelah kita lakukan tes urine, hasilnya keempat tersangka<br />

positif menggunakan narkoba. Selanjutnya akan kita<br />

serahkan ke BNNK Asahan,” kata Suhono di aula Makodim<br />

0208/AS. Lanjut Suhono, keempat tersangka mengaku memperoleh<br />

sabu dari seorang bandar berinisial KK dan MSL, warga<br />

sekitar lokasi. “Saat kita ringkus, bandarnya berhasil melarikan<br />

diri. Kita akan terus mengembangkan kasus ini dan terus<br />

memburu kedua bandar yang telah kita ketahui identitasnya<br />

itu. Saat kita amankan memang tidak ada batang bukti narkotika,<br />

cuma plastik klip kosong,” imbuhnya.<br />

Kepala BNNK Asahan, Drs Tuankus Harianja MM, menimpali,<br />

keempat tersangka akan diproses sesuai hukum. “Kita lihat<br />

nanti, apakah mereka hanya sebagai pengguna atau pengedar<br />

tergantung pemeriksaan lanjutan. Soal sanksi yang akan<br />

diberikan, ya itu urusan pimpinan mereka. Kalau memang pengedar,<br />

ya tentu ada sanksi pidana,” tegas Tuankus.<br />

Sementara Kasat Pol PP Asahan, Isya Harahap menegaskan,<br />

ketiga anggotanya yang tertangkap itu nantinya akan<br />

dilaporkan kepada Bupati Asahan.<br />

“Kasus ini nanti akan saya laporkan kepada Bupati untuk<br />

ditindaklanjuti. Mengingat aturan main PNS bila melanggar atau<br />

didapati terindikasi sebagai pengguna/pengedar sabu-sabu<br />

akan dilakukan penindakan tegas. Kalau tadi mereka tenaga<br />

honor, meskipun hanya pemakai akan langsung kita pecat.<br />

Tapi karena PNS, kita sampaikan dulu kepada Bupati, karena<br />

hingga saat ini belum ada satupun pasal yang secara<br />

tegas mengatakan kalau PNS<br />

makai narkoba harus dipecat. Kita<br />

harap ini nanti menjadi perhatian<br />

pihak Kemendagri ke depannya”<br />

ujar Isya Harahap. (indra)<br />

DITUDUH GAY<br />

WAK Lokot seorang anak laki-laki yang pulang ke rumah<br />

dengan wajah cemberut dan berkata dengan Mak Bedah<br />

ibunya...<br />

“Ma..Mama..… ada yang ngatain aku gay saat di sekolah<br />

tadi…!”<br />

Mak Bedah emosi, “Apa...!!! Kenapa gak kamu tonjok aja<br />

dia, Kot....!!?”<br />

Lalu Lokot berkata, “Aduh Maaa… jangan dia ganteng<br />

baanngeeeetttttttt…..!!!! @=)) X_X<br />

Saat melintasi Jln Perintis Kemerdekaan<br />

menuju Jln Prof HM Yamin, kreta yang<br />

dikendarai Sondang ditabrak dari sisi kanan<br />

oleh pengemudi minibus warna hitam.<br />

Akibatnya Sondang terpental ke badan<br />

jalan. Ia mengalami luka di bagian lutut,<br />

lengan robek dan bagian belakang kepalanya<br />

pecah. Warga dan pengendara<br />

yang melintas di lokasi mencoba menolong<br />

korban yang terkapar tak sadarkan diri.<br />

Sementara, pengemudi mobil kabur ke<br />

arah Jln Prof HM Yamin.<br />

Petugas Sat Lantas Polrestabes Medan<br />

yang mendapat informasi lakalantas<br />

segera datang ke lokasi bersama petugas<br />

PMI Sumut. Melihat korban masih<br />

bernafas, petugas PMI segera mengevakuasi<br />

menuju RSU Dr Pirngadi Medan<br />

KECELAKAAN maut di Jln Perintis Kemerdekaan,<br />

persis di depan toko Nike Factory<br />

Store, atau disamping HKBP Nomensen<br />

Medan yang menewaskan Sondang<br />

Natalia Boru Rajagukguk, Selasa (31/1),<br />

menyisakan cerita sedih di kalangan rekan<br />

sejawatnya.<br />

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Methodis Indonesia (UMI) Medan<br />

itu tewas tabrak lari. Gadis cantik asal<br />

Kawasan II, Desa Torgamba, Kec Torgamba,<br />

Kab Labusel itu mengalami luka<br />

cukup parah di bagian kepala akibat benturan<br />

ke aspal.<br />

guna mendapat pertolongan. Sementara<br />

petugas Satlantas sibuk mengatur arus<br />

lalu-lintas yang sempat macet. Petugas<br />

juga mengamankan kreta, tas dan HP<br />

milik korban.<br />

Di rumah sakit milik Pemko Medan, Sondang<br />

yang kritis mendapat perawatan<br />

intensif di ruangan ICU. Kendati sudah<br />

dilakukan upaya pertolongan, namun<br />

nyawa Sondan tak dapat diselamatkan.<br />

Selanjutnya, jenazah korban diserahkan<br />

kepada pihak keluarga.<br />

Kepada M24, sekuriti Universitas HKBP<br />

Nomensen, Eka Apriadi (32) mengaku<br />

sempat melihat mobil yang menabrak<br />

korban. “Mobilnya warna hitam kayak<br />

Avanza gitu. Kasihan kali cewek itu, tapi<br />

tadi langsung dibawa ke rumah sakit Pirn-<br />

“Banyak Pasien Senang Dirawat Sondang”<br />

Di mata teman-tamannya sesama koas<br />

(dokter muda) RSU Dr Pringadi Medan,<br />

sosok Sondang dikenal cukup baik dan<br />

ramah. “Kami tak menyangka kepergiannya<br />

begitu cepat. Kami sangat sedih atas<br />

kematiannya,” tutur Ris, rekan korban<br />

sembari meneteskan air mata.<br />

Ris dan teman-teman sesama koas<br />

mengaku sangat kaget mendengar Sondang<br />

tewas ditabrak mobil. Apalagi si<br />

penabrak kabur. “Dia (Sondang, red) itu<br />

dokter koas yang tekun bekerja dan sangat<br />

baik. Pasien-pasien banyak senang<br />

ketika dirawatnya. Sondang cukup rajin.<br />

gadi. Kalau yang nabrak langsung lari ke<br />

arah Jalan Serdang,” kata Eka.<br />

Kanit Lakalantas Polrestabes Medan,<br />

Iptu Chairil Chan, membenarkan insiden<br />

kecelakaan maut tersebut. “Benar tadi<br />

pagi kejadiannya, korban sempat kita<br />

bawa ke RSU Dr Pirngadi. Tapi saat dirawat<br />

di ruang ICU, korban meninggal dunia,”<br />

terang Chairil.<br />

Disinggung mengenai pelaku yang menabrak<br />

korban, Chairil mengatakan masih<br />

melakukan penyelidikan. “Kita sudah<br />

lakukan olah TKP dan memeriksa seorang<br />

saksi di lokasi. Kita juga masih mencari<br />

CCTV di sekitar lokasi guna mengetahui<br />

pelakunya. Diduga pelaku naik<br />

mobil, tapi kita belum tahu mobil apa,”<br />

tandasnya. (mag4/wandi)<br />

Makanya kita semua sangat kehilangan<br />

dirinya. Sama sekali gak ada tanda-tanda<br />

atas kepergiannya,” imbuh Ris<br />

didampingi dokter koas lainnya.<br />

Sementara menurut Herna, selama<br />

Sondang kuliah di UMI, mereka tidak tahu<br />

persis dimana ia ngekos. Begitupun dari<br />

kabar terakhir, Sondang ngekos di Komplek<br />

Griya Tata, Kel Tanjungsari, Medan<br />

Selayang.<br />

“Kami jarang bertandang ke rumah<br />

kos teman. Karena masing-masing dokter<br />

koas sibuk dan fokus mengurus<br />

pasien,” timpal Herna. (wandi)<br />

Pekerja Refleksi Rezeki Tewas<br />

Kinerja Polisi Dianggap Belum Maksimal<br />

PERCUT-M24<br />

Hampir sepekan kasus tewasnya<br />

Yani Suryani alias Ica alias Suryani<br />

alias Kliyem (30), berlalu. Tapi, hingga<br />

kini, belum ada titik terang siapa<br />

pelaku pembunuhan pekerja di pijat<br />

Refleksi Rezeki, Jln Beringin Pasar V,<br />

Tembung.<br />

Keluarga korban kemudian<br />

mendatangi Polsek Percut Sei Tuan,<br />

Selasa (31/1). Mereka bertujuan<br />

menanyakan perkembangan<br />

penanganan kasus tersebut. Untuk<br />

diketahui, penyidik Polsek Percut Sei<br />

Tuan sudah memeriksa 6 saksi terkait<br />

kasus ini. “Kita berharap agar polisi<br />

serius mengusut pelakunya,” imbuh<br />

Suripsantoso, abang korban.<br />

Pria berusia 34 tahun, warga Jln<br />

Ekasuka, Kel Gedung Johor, Medan<br />

Johor, itu menilai kinerja petugas<br />

Polsek Percut Sei Tuan, belum<br />

Upacara Militer Iringi Pemakaman Aiptu Nando...<br />

KISARAN-M24<br />

Aiptu Sawal Fernando Sirait atau akrab<br />

disapa Nando (42), sudah tenang di alamnya.<br />

Ratusan pelayat turut mengantar<br />

jenazah Aiptu Nando ke tempat peristirahatan<br />

terakhirnya. Usai acara ibadah,<br />

jenazah bapak 2 anak yang memulai karir<br />

di bagian Intel Polres Asahan tahun 1996<br />

itu selanjutnya diserahkan pihak keluarga<br />

kepada Polres Asahan.<br />

Upacara militer mengiringi pemakaman<br />

jenazah Aiptu Nando, Selasa (31/1) sekira<br />

pukul 16.00 WIB, di Pekuburan Kristen<br />

Simpang Katarina. Ratusan pelayat hadir,<br />

termasuk rekan-rekan Aiptu Nando.<br />

Kapolres Asahan diwakili Kabag Ops<br />

Kompol P Habeahan SIK bertindak sebagai<br />

inspektur upacara. Sedangkan komandan<br />

upacara dipercayakan Ipda<br />

Syamsul Adhar SH.<br />

Sebelum acara pemakaman, dalam<br />

sambutannya, Kompol Warisman SH MH,<br />

menyatakan duka mendalam dari segenap<br />

personel Polres Asahan. “Kita kehilangan<br />

seorang anggota yang memiliki dedikasi<br />

tinggi dalam melaksanakan tugas. Kami<br />

segenap Polres Asahan merasa kehilangan<br />

seorang rekan sejawat, adik, sekaligus<br />

teman terbaik kami. Semoga almarhum<br />

mendapat tempat yang layak di sisiNya,<br />

dan keluarga tabah menghadapi,”<br />

kata perwira yang memangku jabatan<br />

sebagai Kabag Ren Polres Asahan di hadapan,<br />

keluarga dan para pelayat.<br />

Amatan M24, Kanit Jahtanras Ipda<br />

Khomaini STK, terlihat tak kuasa menahan<br />

kesedihan. Saat pemakaman berlangsung<br />

ia seolah menahan air matanya untuk<br />

tidak menetes, sesekali memejamkan<br />

matanya saat memberikan komando tembakan<br />

salvo.<br />

“Kelihatan dia (khomaini,red) sedih.<br />

Macam gak sanggup dia bilang aba aba,”<br />

celetuk seorang personel di sela-sela upacara<br />

pemakaman.<br />

Khomaini memang mengaku sangat<br />

sedih dan kehilangan salah seorang rekan<br />

yang tangguh bertugas dan berdedikasi<br />

tinggi. “Iya bang, mau nagis saya<br />

tadi. Tapi namanya tugas harus saya<br />

selesaikan dengan baik. Saya lakukan<br />

yang terbaik buat almarhum. Walau saya<br />

masih baru di sini, tapi banyak kenangan<br />

bersama almarhum. Di unit saya, almarhum<br />

menjabat katim,” ucap Khomaini<br />

sembari sesekali menarik nafas panjang<br />

kepada M24.<br />

Sementara istri korban, Boru Hutabarat<br />

didampingi kedua buah hatinya berdiri<br />

tegar meski wajahnya penuh kesedihan.<br />

“Selamat jalan pak, tempatmu sekarang<br />

di surga...” lirih bidan puskesmas iru di<br />

samping liang lahat sang suami tercinta.<br />

Aiptu Nando merupakan anak pertama<br />

dari lima bersaudara yang lahir di Bukit<br />

Tinggi, 17 oktober 1974. Almarhum<br />

PT SR Vs Poldasu ‘Memanas’<br />

MEDAN-M24<br />

Kisruh lahan parkir di Mapolda Sumut<br />

kian ‘memanas’. Polda Sumut menuding<br />

PT Sianjur Resort (SR) yang mengklaim<br />

lahan di belakang Mapolda Sumut milik<br />

mereka, tidak memiliki dasar hukum.<br />

Sebab, tanah seluas 7 hektare tersebut<br />

masih milik PTPN II.<br />

“Itu lahan milik PTPN II yang kita (Polda<br />

Sumut, red) pinjam pakai menunggu<br />

proses pelepasan asset dari Kementerian<br />

Badan Usaha Milik Negara (BUMN),”<br />

ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes<br />

Pol Rina Sari Ginting, Selasa (31/1).<br />

Rina menyebut, Polda Sumut memahami<br />

prosedur pelepasan asset dan sedang<br />

melakukan proses tersebut. Namun,<br />

karena kebutuhan mendesak, Polda<br />

Sumut terlebih dahulu mengajukan pinjam<br />

pakai lahan itu untuk digunakan sebagai<br />

perluasan Mako dan lahan parkir.<br />

“Polda Sumut kan Instansi pemerintah,<br />

dan lahan itu milik negara. Makanya kita<br />

mengajukan permohonan pinjam pakai<br />

dengan Nomor : B/344/I/2<strong>01</strong>5 tanggal<br />

15 Januari 2<strong>01</strong>5. Saat itu yang mengajukan<br />

permohonan Kapolda Sumut Irjen Pol<br />

Jasad Suryani alias Kliyem<br />

maksimal dalam mengungkap<br />

kematian Kliyem.<br />

Dibertakan sebelumnya, Yani<br />

Suryani alias Ica alias Suryani alias<br />

Kliyem (30) ditemukan tewas di kamar<br />

nomor 3 di tempat ia bekerja, Senin<br />

(23/1). Ia ditemukan dengan kondisi<br />

tubuh ditimpa spring bed. Mulut janda<br />

dua anak ini juga berbuih dan<br />

Eko Hadi Sutedjo,” terang Rina.<br />

Atas permohonan itu, sambung Rina,<br />

Direksi PT PTPN II mengabulkannya<br />

dengan mengeluarkan Surat Pelepasan<br />

dari PTPN II ke Polda Sumut Nomor:<br />

20 /X/430/VI/2<strong>01</strong>6 tanggal 2 Juni<br />

2<strong>01</strong>6 ditandatangani Direktur Utama<br />

(Dirut) PTPN II Bhatara Moeda Nasution.<br />

“Karena sudah ada surat pelepasan<br />

(pinjam pakai) itu, maka Polda Sumut<br />

langsung menggunakannya sesuai<br />

dengan kebutuhan. Ini dilakukan untuk<br />

meningkatkan kinerja Polda Sumut dalam<br />

melayani masyarakat,” tandasnya.<br />

Karena itu, kata Rina, ada indikasi dan<br />

aroma tidak sedap ketika ada perusahaan<br />

yang mengklaim lahan parkir Polda<br />

Sumut itu milik PT SR.<br />

“Saya heran, kok bisa perusahaan itu<br />

mengklaim tanah negara menjadi milik<br />

perseorangan atas nama perusahaan.<br />

Terlebih mereka mengerahkan massa<br />

yang seolah-olah Polda Sumut telah<br />

menyerobot dan menggarap tanah milik<br />

PTPN II,” kesal Rina.<br />

Rina bahkan menuding, perusahaan<br />

tersebut patut dicurigai sebagai perusa-<br />

Ketika Hati Menginginkan Kebaikan<br />

“Total seluruhnya Rp145 ribu, bu...”<br />

kata si nona penjaga kasir tersenyum<br />

ramah. Ibu itu segera membuka dompetnya.<br />

Uangnya recehan semua. Ia menghitung<br />

dengan wajah tertunduk. Sementara<br />

kedua anaknya berdiri memperhatikan<br />

ibu mereka sambil sesekali memegang<br />

tangan sang ibu. Kedua bocah terlihat<br />

tidak sabar.<br />

Antrian di minimarket pun semakin panjang.<br />

Saya lihat wajah si ibu pucat pasi.<br />

Tampak jelas ia kebingungan lantarn uang<br />

di dompetnya kurang. Ia mulai berpikir<br />

untuk mengembalikan sebagian barang<br />

belanjaan yang diambil.<br />

Seketika, tiba-tiba saja... anak muda<br />

di depan saya membungkuk seperti memungut<br />

uang 50 ribuan dari lantai dan<br />

menyodorkannya kepada ibu itu.<br />

“Hati-hati bu kalau menghitung uang...<br />

Ini ada selembar uang ibu yang jatuh...”<br />

Si ibu bengong seolah tak percaya.<br />

Dengan tangan bergetar, ia mengambil<br />

dan menerima uang itu. Tatapan matanya<br />

penuh syukur memandang wajah pemuda<br />

sangar tadi.<br />

Setelah membayar tagihan kasir, dengan<br />

gembira kedua anaknya menenteng<br />

kantong plastik belanjaan sambil berlalu<br />

pergi. Anak muda itu membayar belanjaannya<br />

kemudian ia juga segera pergi...<br />

Lalu buru-buru saya kejar menyusul<br />

dia. Setelah bertemu, saya berkata, “Dek,<br />

saya tahu... tadi kamu dengan sengaja<br />

Suripsantoso, abang Suryani<br />

lehernya ada bekas jeratan kawat.<br />

Jasad korban dibawa ke RS<br />

Bhayangkara.<br />

Korban merupakan anak ketiga<br />

dari tujuh bersaudara. Sudah 2<br />

tahun berpisah dengan suaminya.<br />

Saat mayatnya ditemukan, sejumlah<br />

perihasan yang melekat ditubuh<br />

korban hilang. (wandi)<br />

merupakan angkatan 94. Selama bertugas,<br />

mulai tahun 1994 hingga saat ini,<br />

Nando hanya sekali tercatat bertugas di<br />

polsek, tepatnya di Polsek Pulo Raja.<br />

Selebihnya di Intelkam Polres aAsahan<br />

(tahun 1996). Sejak 1998 hingga ajal<br />

menjemput ia bertugas di bagian Reskrim<br />

Polres Asahan.<br />

Sementara itu, salah seorang keluarga<br />

yang enggan menyebut namanya<br />

mengungkapkan, beberapa hari sebelum<br />

kecelakan maut merenggut nyawa<br />

Nando, Minggu (29/1) lalu, istri korban<br />

mendapat firasat. Sang istri bermimpi,<br />

korban terlihat berkumpul dengan sejumlah<br />

orang berpakaain seperti hendak ke<br />

pesta. “Istrinya ada mimpi memang, kalo<br />

si Nando pake jas macam mau ke pesta.<br />

Kalo sama orang kita, bermimpi seperti<br />

itu kan pantang. Udah dibilang istrinya<br />

sama dia, tapi dia bilang cuma mimpinya<br />

itu,” katanya.<br />

Hal senada disampaikan rekan korban.<br />

Malam kejadian itu, Nando menunjukan<br />

gaya tidak seperti biasa. “Malamnya kami<br />

masih patroli sama, mantau pengamanan<br />

Imlek. Pas di pekong Jln Imbon dekat<br />

rel, dia sempat ngomong tapi gak melihat<br />

aku. Dia bilang, ayo pulang. Nanti<br />

gak cukup pula amplop orang ini untuk<br />

kita. Disitu aku bingung, macam gak biasanya<br />

kawan ini, tak tahunya kejadian...,”<br />

ungkapnya pada M24. (indra)<br />

haan yang menyerobot tanah negara.<br />

Malah, perusahaan itu telah membangun<br />

perumahan di sana. “Perusahaan<br />

itu telah membangun perumahan di atas<br />

tanah negara, kami akan mengusutnya,”<br />

tegasnya. Rina mengungkapkan, saat<br />

ini sudah ada laporan pengaduan pada<br />

pemilik PT SR berinisial TG atas dugaan<br />

penyerobotan tanah dan sudah pernah<br />

dipanggil penyidik.<br />

“TG itu sudah pernah dipanggil atas<br />

laporan masyarakat. Dalam laporan itu<br />

TG diduga telah melakukan penyerobotan<br />

lahan, tetapi lokasinya dimana dan<br />

luas lahan yang diduga diserobot itu saya<br />

belum tau. Sebab, penyidiknya lagi<br />

melakukan gelar perkara,” jelasnya lagi.<br />

Sebelumnya diberitakan, ratusan<br />

massa tergabung dalam Forum Keadilan<br />

Sumatera Utara menggelar aksi unjuk<br />

rasa di depan Mapolda Sumut. Mereka<br />

meminta lahan parkir yang berada di belakang<br />

Polda Sumut dikembalikan kepada<br />

PT SR. Koordinator Aksi, Liston Hutajulu,<br />

mengatakan bahwa lahan parkir yang kini<br />

digunakan Polda Sumut tersebut merupakan<br />

lahan PT SR. (ahmad)<br />

menjatuhkan uang 50 ribuan, buat kamu<br />

kasih kan sama si ibu yang tadi itu? Saya<br />

lihat karena saya berada tepat di belakang<br />

kamu.”<br />

Anak muda itu dengan santun menjawab;<br />

“ALLAH lah yang mengilhami itu<br />

pada saya, bang. Saya gak ingin si ibu<br />

itu malu di hadapan kita dan anak-anaknya.<br />

Karena itu ALLAH menggerakkan hati<br />

saya untuk spontan mengerjakan apa<br />

yang abang lihat tadi...”<br />

Subhanallah... Ternyata bila hati<br />

menginginkan kebaikan, ALLAH akan<br />

membantu hambaNYA melakukan kebaikan<br />

itu. Sungguh... kebaikan itu hanya<br />

mudah dilakukan bagi orang yang memang<br />

menginginkannya. (*)<br />

Salah satu korban, truk terbalik.<br />

‘Matilah Kita, Tidak Bisa Direm’<br />

SIDIKALANG-M24<br />

Membaya kayu olahan sebanyak<br />

kurang lebih 15 ton, trk berplat B 9902<br />

SQ, mendadak putus rem di jalan<br />

nasional Sidikalang-Medan. Akibatnya,<br />

terbalik dan terguling beberapa<br />

kali.<br />

Kecelakaan ini terjadi di Kec Sitinjo,<br />

Kab Dairi, Sidikalang, Selasa (31/1)<br />

sekira pukul 09.00 WIB. Truk tersebut<br />

dikemudikan Panghiutan Aritonang<br />

(35) warga Kabanjahe, Karo dan<br />

kernetnya Horas Martua Simbolon<br />

(30) warga Kab Simalungun. Truk<br />

bermuatan kayu olahan berangkat<br />

dari Bakongan, Aceh Selatan menuju<br />

Medan. Sampai di lokasi yang kondisi<br />

jalannya menikung dan menurun, truk<br />

mengalami putus rem dan meluncur<br />

tak terkendali. “Dalam keadaan<br />

bingung, Panghiutan ngomong samaku,<br />

‘Matilah kita, mobil tidak bisa di<br />

rem’. Lalu aku nyuruh dia hantamkan<br />

aja truk ke kiri, karena kalau di kanan<br />

ada jurang,” ucap Horas saat dikonfirmasi<br />

wartawan.<br />

Tapi, belum lagi truk dihantamkan<br />

ke tebing di sebelah kiri, truk keburu<br />

oleh ke kanan. Lalu terbalik dan<br />

terguling. Muatan kayu tumpah ke<br />

jalan. Truk ringsek. “Dalam keadaan<br />

terbalik, aku berusaha keluar dengan<br />

memecah kaca pintu mobil kiri. Kalau<br />

Panghiutan tidak bisa dikeluarkan<br />

karena terjepit setir,” terang Horas.<br />

Kapolres Dairi AKBP Kobul Syahrin<br />

Ritongga melalui Kasat Lantas AKP L<br />

Marpaung yang berada di tempat<br />

kejadian perkara (TKP), terlihat turut<br />

melakukan evakuasi. Setelah itu, supir<br />

dan kernet dilarikan ke rumah sakit.<br />

L Marpaung menambahkan, arus<br />

lalu lintas sempat dialihkan untuk dari<br />

Sidikalang menuju Medan memutar<br />

dari arah Pangiringan, Kec Parbuluan<br />

menuju Tanjung Beringin, Kec Sumbul<br />

dan sebaliknya dari Medan.<br />

“Tidak ada korban jiwa. Supir dan<br />

kernet hanya luka ringan. Truk dan<br />

muatan kayu sudah kami evakuasi dari<br />

badan jalan,” sebut Marpaung.<br />

(fajar)<br />

Berdarah-darah Keluar dari<br />

MEDAN BARU-M24<br />

Berawal dari request (Permintaan,<br />

red) lagu yang tidak diputar, Asamoni<br />

Gulo (36) malah jadi korban pengeroyokan.<br />

Ia keluar dari Diskotik Super di<br />

Jln Nibung Raya, dengan kondisi kepala<br />

bercucuran darah.<br />

Didampingi istrinya Panca Herawati<br />

(35), ia melaporkan pengeroyokan<br />

yang terjadi, Selasa (31/1) ke Polsek<br />

Medan Baru.<br />

Warga yang menetap di Desa Tanjung<br />

Anom, Deliserdang, ini menceritakan,<br />

pengeroyokan berawal saat<br />

istrinya mempertanyakan request<br />

lagu yang dipesannya kepada Disc<br />

Joki (DJ). Saat itulah, istrinya malah<br />

diejek oleh seseorang. “Kami kan request,<br />

udah lama kok gak diputarputar.<br />

Jadi aku mempertanyakan itu<br />

sama DJ-nya, eh malah diejeki sama<br />

satu dari pelaku itu. Karena diejek<br />

itu, aku kasih tau sama suamiku,” ungkap<br />

Panca Herawati.<br />

Tidak terima istrinya diejek, Asamoni<br />

mendatangi orang yang mengejek<br />

istrinya. Alhasil, terjadilah pertengkaran<br />

mulut. Tidak lama, ia dianiaya oleh<br />

puluhan orang tidak dikenal (OTK).<br />

“Mereka banyak kali bang. Aku<br />

dipukuli pake bangku. Kepalaku dipukul<br />

pakai botol minuman. Aku gak bisa<br />

melawan karena rame kali orang itu.<br />

Kami tidak kenal sama mereka satu<br />

orangpun,” ucap Asamoni.<br />

Untungnya, ia dan istrinya bisa<br />

keluar dari gedung tempat hiburan<br />

malam tersebut. “Kalau gak keluar,<br />

aku dah jadi bulan-bulanan mereka,”<br />

jelas Asamoni yang mengaku bekerja<br />

di salah satu Lembaga Bantuan Hukum<br />

(LBH) di Medan.<br />

Ia melanjutkan, datang ke tempat<br />

hiburan itu bersama teman-temannya<br />

untuk sekadar mencari hiburan.<br />

Petugas jaga Polsek Medan Baru,<br />

menyarankan Asamoni terlebih dulu<br />

mengobati luka yang dialaminya.<br />

“Nanti saja buat laporan, setelah<br />

berobat dan membuat visum. Karena<br />

korban masih dipengaruhi alkohol,”<br />

ucap salah seorang Petugas Sentra<br />

Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)<br />

Polsek Medan Baru. (tiopan)<br />

Duh... Boru Juntak 10 Hari Tak Pulang<br />

SIANTAR-M24<br />

Betapa galau hati Basaria boru<br />

Pangaribuan (46). Bukan lagi pusing<br />

tujuh keliling, tapi lebih dari itu. Begitulah<br />

gambaran kesedihan Basaria<br />

yang kehilangan anak gadisnya bernama<br />

Nova Yanti boru Simanjuntak<br />

(17).<br />

Ya, sejak 10 hari lalu atau Sabtu<br />

(21/1), Nova Yanti pergi dari rumah<br />

dan tidak ada kabar. Sejak tak pulang<br />

ke rumah, wanita yang berdomisili di<br />

Jalan Sudirman, Kel Teladan, Kec Siantar<br />

Barat itu sudah berupaya mencari<br />

Nova, baik dirumah kerabat maupun<br />

teman-temannya. Namun hingga<br />

Selasa (31/1) Nova belum juga<br />

diketahui dimana rimbanya. Khawatir<br />

dengan keselamatan Nova, Selasa<br />

sekira pukul 15.30 WIB, Basaria pun<br />

membuat laporan pengaduan terkait<br />

orang hilang ke Polres Siantar.<br />

Di sela laporan pengaduannya di<br />

ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian<br />

Terpadu (SPKT), Basaria mengatakan,<br />

anak gadisnya pamit dari rumah<br />

karena dijemput 2 temannya, Lamhot<br />

Benget Sinaga dan Dinda. “Pamitnya<br />

mau pergi ke warnet sebentar.<br />

Tapi ditunggu sampai malam, dia gak<br />

juga pulang,” kenang Basaria.<br />

Basaria mengaku sudah bolak-balik<br />

menghubungi hape Nova, tapi<br />

sudah tidak aktif lagi.<br />

Basaria juga mengaku sudah mendatangi<br />

rumah Dinda di Nagori Tiga<br />

Bolon, Kec Sidamanik, Simalungun.<br />

Namun Nova tidak berada di sana.<br />

Basaria pun menyambango kediaman<br />

Lamhot Benget di Simpang Mandoge,<br />

Kab Asahan.<br />

“Kucari ke rumah di Benget, ternyata<br />

gak ada juga di sana. Sampai<br />

sekarang gak tahu bagaimana kabarnya.<br />

Makanya aku cemas kali,”<br />

jelas Basaria.<br />

Kapolres Siantar AKBP Dodi Darjanto<br />

SIK, melalui Kanit SPKT III Iptu<br />

Parsaoran Nainggolan, mengatakan,<br />

pihaknya masih berusaha mencari<br />

keberadaan Nova yang dikabarkan<br />

hilang. “Orangtuanya masih dimintai<br />

keterangan dan laporan sudah<br />

diterima,”tegasnya. (adi)<br />

Kreta Dilarikan Pria Ngaku Tentara<br />

PERCUT-M24<br />

Ditawari kerja oleh seseorang mengaku<br />

tentara berpangkat Sersan<br />

Mayor (Serma), Mudari (20) justru<br />

kena tipu. Ia kehilangan kreta Honda<br />

Scoopy BK 3213 AED.<br />

Info dihimpun, peristiwa yang dialami<br />

oleh warga Jln Peringgan, Dusun<br />

VII, Desa Tj Rejo, Percut Sei Tuan,<br />

terjadi, Minggu (29/1). Tentara gadungan<br />

itu mengaku bernama Cipto.<br />

Awalnya, ia datang ke ke bengkel las<br />

milik Surya Wibowo. Lokasi bengkel<br />

bersebelahan dengan rmah korban.<br />

Cipto saat itu mengelas kretanya yang<br />

rusak sekaligus menawarkan pekerjaan<br />

sebagai security.<br />

Teringat dengan Mudari yang menganggur,<br />

Surya memberitahukannya<br />

kepada Mudari. Ajakan itu disetujui<br />

Mudari. Ketika itu, Cipto sempat<br />

menunjukan Kartu Tanda anggota<br />

(KTA) ketentaraannya. “Katanya dia<br />

tugas di Kodam. Tapi Kodam mana,<br />

aku gak tahu,” bilang Mudari, Selasa<br />

(31/1).Ditambahkannya, di KTA itu,<br />

tertulis nama Cipto dengan pangkat<br />

Serma. Setelah itu Cipto membuat janji<br />

ketemu di Jln Perjuangan, Medan<br />

Tembung. Mudari setuju. Ia berangkat<br />

dengan meminjam kreta sepupunya.<br />

Sesampainya di titi parit busuk, Jln<br />

Perjuangan, Mudari disuruh pangkas<br />

oleh Cipto. Ia juga meminta uang Rp10<br />

ribu pada korban untuk beli makanan.<br />

Cipto kemudian meminjam kreta<br />

korban. “Setelah aku tunggu, dia tak<br />

kunjung datang. AKu hubungi ponselnya,<br />

katanya sebentar lagi sampai<br />

di tempat pangkas. Tapi dia tidak datang<br />

dan pas kutelpon lagi udah gak<br />

aktif lagi,” bilangnya.<br />

Selanjutnya korban didampingi<br />

sepupunya Nanda mendatangi Polsek<br />

Percut Sei Tuan. Namun petugas SPK,<br />

Aiptu E Manullang menuturkan, yang<br />

berubungan dengan TNI, harus melapor<br />

ke Pomdam I/BB.<br />

“Laporan bapak kita terima, kalau<br />

sudah jelas nama dan pangkat pelaku.<br />

Biar kasus itu ditangani mereka.<br />

Jadi bapak harus ke Pomdam di Jalan<br />

Sena,” sebut E Manulang. (wandi)<br />

Dicatut Layanani ‘Kencan Buta’<br />

PEDANGDUT Lilis Karlina sedang<br />

didera kabar tidak sedap. Nama wanita<br />

berumur 42 tahun ini dicatut seseorang<br />

di akun Facebook untuk ‘kencan<br />

buta’. Oknum tersebut malah<br />

menggoda sejumlah pria kalangan<br />

atas yang mengatasnamakan dirinya.<br />

“Di Facebook dia pake foto sama<br />

nama aku. Dia mintain di inbox minta<br />

nomor telepon pria itu. Yaudah pas<br />

dapat, dia langsung WA mereka. Dia<br />

telepon-in juga,” katanya saat dijumpai<br />

di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta<br />

Barat, Selasa (31/1).<br />

Menurut laporan yang didapat Lilis,<br />

oknum tersebut menggoda dengan<br />

cara mengajak pacaran, kencan,<br />

hingga menikah. (net)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!