Edisi Februari 2017

More documents

Recommendations

Info

CREATIVE PAGE Kenari dan E lang Di sebuah pohon di tengah hutan bertenggerlah dua ekor burung dari dua keluarga berbeda. Yang satunya seekor elang, sementara yang satunya lagi adalah seekor kenari. Sungguh keanehan memang melihat keduanya bertengger di satu pohon. Si Elang mulai membuka obrolan dengan menyombongkan diri sebagai burung terhebat sejagad raya. Namun Kenari coba memberikan nasehat pada Elang agar tidak terlalu sombong, sebab sehebat-hebatnya dia dalam keluarga burung, masih ada lagi binatang dari keluarga lain yang lebih hebat, dan sehebat-hebatnya binatang tersebut, masih ada lagi makhluk-makhluk yang lebih hebat darinya. “Di atas langit masih ada langit,” kata Kenari. “Apa! Maksudmu, kau mau bilang bukan aku yang terhebat?” hardik Elang. “Tentu kaulah yang terhebat.” ujar Kenari sedikit takut, “tapi hanya di dalam keluarga unggas. Jadi alangkah baiknya jika kau tak terlalu sombong. Apalagi tak selamanya sesuatu itu dinilai dari seberapa kuat tenagamu atau seberapa gagah tubuhmu,” ujar Kenari lagi menambahkan. Akhirnya Elang pun menantang kenari kecil untuk membuktikan kehebatan dan kekuatan si Elang. Terpancing dengan kesombongan Elang dan ingin menyadarkannya, akhirnya Kenari pun menerima tantangan Elang. “Baiklah, Kau lihat anak Tupai yang sedang bersembunyi di balik semak itu? Siapa diantara kita yang berhasil membawa anak Tupai itu ke atas pohon ini, maka dialah pemenangnya. Dan jika kau menang, maka aku akan mengakui kehebatanmu yang tiada taranya.” Ujar Kenari. Dari atas Elang menukik dengan tajam mencoba menerkam anak tupai, namun anak Tupai yang cukup cekatan ini mampu menghindari terkaman Elang. Ia berhasil sembunyi lebih jauh ke dalam semaksemak. Dengan suara lantangnya yang menyeramkan, Elang berkoak-koak mencoba menakuti anak Tupai agar dia keluar dari tempat persembunyiannya. Dia gagal, si anak Tupai tertegun takut di persembunyiannya dan tak berani bergerak sedikit pun. Elang mencoba menyibak semak-semak agar bisa masuk dan menerkam anak tupai, namun semak-semaknya terlalu lebat, semakin Elang mencoba masuk semakin tubuhnya justru terluka akibat goresan dahan. Setelah hampir dua jam tanpa hasil dan hanya kelelahan yang didapat, akhirnya Elang pun kembali ke pohon tempat Kenari menunggu. “Tupai itu terlalu penakut! Memanfaatkan alam untuk melindunginya,” ujar Elang kesal dan Kenari hanya tersenyum-senyum mendengarnya. “Kau lihat, Elang, bahkan anak tupai kecil pun mampu mengecohmu. Tak selamanya semua dinilai dari kekuatan” ejek si Kenari. “Tutup mulutmu, Kenari! Coba kau sendiri melakukannya, jika aku saja tak sanggup apalagi dirimu!” hardik Elang. “Baiklah, Aku akan pergi mencobanya sekarang,” ujar Kenari sembari terbang pelan meninggalkan Elang, Kenari hinggap di atas dahan pohon yang tak jauh dari semak-semak tempat anak tupai terlihat terakhir bersembunyi. Kenari mulai berkicau dengan suara yang begitu indah dan memancing si anak tupai keluar. Si anak tupai yang tadinya ketakutan, kini telah terbuai dengan kicauan merdu Kenari. Kenari terus menyanyikan lantunan nadanya sembari berpindah dari satu pohon ke pohon lain untuk terus memancing anak tupai yang masih saja penasaran mencoba mencari asal suara indah yang didengarnya. Sampai akhirnya tiba juga Kenari di pohon tempat Elang menunggunya dengan gelisah. Rupanya Elang dari jauh juga memperhatikan bahwa usaha Kenari ternyata membuahkan hasil. Dengan kicauan lembut nan merdu, anak tupai justru datang dengan sendirinya. Dengan tanggapnya anak tupai memanjat pohon tempat Kenari dan Elang bertengger, dan dengan kemunculan anak tupai di atas pohon otomatis Kenari lah yang memenangkan tantangan ini. Si anak tupai yang tak tahu apa-apa, kebingungan mendapati Kenari tersenyum puas sementara di sisinya Elang memasang tampang kesal dan marah! “Kuat adalah otak bukan fisik. Otak mampu mengendalikan dan menguatkan fisik lemah sekalipun. Namun fisik sekuat apapun, belum tentu mampu menguatkan otak.” Editor : Rendy Septian 44 Warta Area Edisi Februari 2017.indd 44 2/4/2017 09:20:05
CHINESE CULTURE Masyarakat Masyarakat Tionghoa Tionghoa memiliki memiliki berbagai berbagai tradisi tradisi khas khas yang yang mengandung mengandung makna, makna, salah salah satunya satunya adalah tradisi adalah tuang tradisi teh atau tuang phang teh teh. atau Namun phang teh. sayang Namun tradisi sayang yang tradisi merupakan yang merupakan simbol simbol penghormatan penghormatan ini ini sudah sudah sangat sangat jarang jarang dilakukan. dilakukan. Kini, Kini, tradisi phang teh hanya dapat tradisi phang teh hanya dapat ditemui ditemui pada pesta pernikahan dan pada pesta pernikahan dan hanya hanya beberapa orang tua saja yang beberapa orang tua saja yang masih masih melakukan tradisi ini. Padahal melakukan tradisi ini. Padahal dahulu dahulu kala di Indonesia, jamuan kala di Indonesia, jamuan teh hampir teh hampir dilakukan oleh sebagian dilakukan oleh sebagian masyarakat masyarakat Tionghoa di semua acara. Jika ada tamu yang bertandang Tionghoa di semua acara. Jika ada tamu yang bertandang ke rumah, orang ke rumah, orang Tionghoa biasanya Tionghoa biasanya akan menyuguhi akan menyuguhi tamu tersebut tamu tersebut dengan teh (chinese dengan teh (chinese tea). Ini sebagai tea). Ini sebagai simbol penghormatan, simbol penghormatan, dan tamu dan tamu akan merasa dihargai. akan merasa dihargai. Di Tiongkok, budaya minum teh telah dikenal sejak 3000 tahun sebelum masehi. Konon ceritanya ada seorang kaisar Tiongkok yang minumannya tidak sengaja dijatuhi daun yang beraroma wangi. Kala itu belum ada yang tahu jika daun yang beraroma wangi itu adalah daun teh. Terlepas benar atau tidaknya cerita itu, teh merupakan anugerah yang luar biasa karena kenikmatan dan khasiatnya untuk kesehatan. Di Tiongkok atau di Jepang, Tradisi Menyuguhkan Meminum teh MASYARAKAT TIONGHOA tradisi jamuan teh ini masih sangat kental, tapi di Indonesia sudah bergeser. Sekarang zaman sudah serba praktis, air mineral atau minuman kemasanlah yang justru banyak disuguhkan. Teh merupakan salah satu minuman populer di antara berbagai jenis minuman lainnya. Dari sisi kesehatan, teh berperan sebagai social fuel yang dapat meningkatkan suasana hati (mood booster), menghilangkan stres dan beraroma terapi. Agar teh berkhasiat, daun teh yang digunakan adalah daun teh terbaik dan yang meraciknya memiliki keahlian khusus. Orang China membuat teh secara bersama-sama. Daun teh dimasukkan hingga menutupi lingkaran dasar poci. Air teh dituang ke dalam gelas lalu dipindahkan ke mangkuk. Setelah memindahkan air teh, tamu menghirup aroma teh dari gelas sebagai tanda penghormatan pada tuan rumah, kemudian barulah teh bisa diminum dari mangkuk. Proses ini dilakukan berulang-ulang dengan jenis teh yang berbeda-beda. Tradisi ini harus terus dipertahankan dan dilestarikan. Banyak hal yang bisa dibicarakan dari obrolan ringan hingga masalah besar sambil meminum teh. Tidak jarang ide-ide bagus muncul pada saat minum teh. Minum teh bersama juga bisa membuat anda merasa rileks dan dapat melepaskan kepenatan setelah seharian sibuk dengan aktivitas. Tradisi menyuguhkan teh juga dapat menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai. Editor: Rendy Septian & 45 Warta Area Warta Area 45 Edisi Februari 2017.indd 45 2/4/2017 09:20:07
Page 1 and 2: Edisi Februari 2017.indd 1 2/4/2017
Page 3 and 4: Pada era globalisasi seperti sekara
Page 11 and 12: TRENDING TOPIC MAMPUKAH MENANG 1 PU
Page 13 and 14: Basuki Tjahaja Purnama Pasangan pet
Page 23 and 24: SPORT TIPS KEY ELEMENTS By Darren M
Page 27 and 28: I Can Read Kelapa Gading Rukan Arth
Page 39 and 40: GALLERY www.tedinterior.com CONTRAC
Page 41 and 42: GALLERY Edisi Februari 2017.indd 41
Page 43: GALLERY Edisi Februari 2017.indd 43

Edisi Februari 2017

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?