20.02.2017 Views

Bisnis Jakarta 20 Februari 2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Cerem nial<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Senin <strong>20</strong> <strong>Februari</strong> <strong>20</strong>17<br />

7<br />

PINA<br />

Berhasil Dorong Pembiayaan Sembilan Tol<br />

JAKARTA - Menteri PPN/<br />

Kepala Bappenas Bambang<br />

Brodjonegoro mengatakan saat<br />

ini program PINA telah berhasil<br />

mendorong pembiayaan tahap<br />

awal sembilan ruas jalan tol senilai<br />

Rp70 triliun rupiah, di mana<br />

lima di antaranya adalah Tol<br />

Trans Jawa. Hal ini diungkapkan<br />

Bambang Brodjonegoro<br />

saat acara Financial Closing<br />

Pembiayaan Investasi Non-<br />

Anggaran Pemerintah (PINA)<br />

dan Launching PPP Book <strong>20</strong>17<br />

di Istana Negara, <strong>Jakarta</strong>, akhir<br />

pekan kemarin.<br />

“Pada pilot program PINA ini,<br />

PT Sarana Multi Infrastruktur<br />

(Persero) dan PT Taspen (Persero)<br />

memberikan pembiayaan<br />

ekuitas tahap awal kepada PT<br />

Waskita Toll Road sebesar Rp3,5<br />

triliun sehingga total ekuitas<br />

menjadi Rp9,5 triliun dari kebutuhan<br />

Rp16 triliun,” tutur Bambang<br />

Brodjo.<br />

Menurut dia, program PINA<br />

akan mendorong agar kekurangan<br />

ekuitas tersebut, dapat<br />

dipenuhi di tahun ini atau awal<br />

tahun depan dengan mangajak<br />

berbagai institusi pengelola<br />

dana yang ada. “Dengan<br />

demikian, target agar Tol Trans<br />

Jawa terhubung per akhir <strong>20</strong>18<br />

dapat terwujud. Untuk mengakselerasi<br />

pembangunan nasional<br />

dan juga memberi daya ungkit<br />

perekonomian,” ujarnya.<br />

Ketua Bappenas ini juga<br />

mengatakan, pilot project ini<br />

bukanlah satu-satunya yang<br />

difasilitasi melalui PINA karena<br />

selanjutnya telah ada beberapa<br />

calon investee yang sedang<br />

dalam proses fasilitasi oleh Bappenas.<br />

Bambang Brodjo mengatakan<br />

pentingnya peran pemerintah<br />

dalam mendorong partisipasi<br />

swasta, terutama dana-dana<br />

kelolaan jangka panjang seperti<br />

asuransi, dan dana pensiun untuk<br />

mencapai target-target<br />

pembangunan infrastruktur nasional.<br />

“Pemanfaatan dana-dana<br />

tersebut untuk proyek-proyek<br />

infrastruktur bukan hanya menguntungkan,<br />

tetapi juga dapat<br />

menjadi salah satu alternatif investasi<br />

jangka panjang,” imbuh<br />

mantan Menteri Keuangan ini.<br />

Diawali pada 16 <strong>Februari</strong><br />

<strong>20</strong>15 dalam rapat terbatas di<br />

Istana Bogor, Presiden menyadari<br />

bahwa beberapa lembaga<br />

yang memiliki dana besar memungkinkan<br />

untuk berinvestasi<br />

di bidang infrastruktur. Kemudian<br />

dalam rapat terbatas<br />

tanggal 12 Agustus <strong>20</strong>16 Presiden<br />

juga telah mengamanatkan<br />

kepada Menteri PPN/Kepala<br />

Bappenas untuk mendorong<br />

pembiayaan infrastruktur dengan<br />

investasi Non-Anggaran<br />

Pemerintah.<br />

Dorongan yang sama juga<br />

disampaikan oleh Bapak Presiden<br />

pada pidato pembukaan<br />

Indonesia Infrastructure Week<br />

pada 9 November <strong>20</strong>16, dengan<br />

menyebutkan bahwa Bappenas<br />

diamanatkan untuk mendorong<br />

peran swasta serta dana-dana<br />

pensiun, sehingga pembiayaan<br />

infrastruktur tidak lagi tergantung<br />

APBN.<br />

Semangat Presiden tersebut<br />

telah kami implementasikan<br />

dengan mengembangkan fasilitasi<br />

terhadap Pembiayaan Investasi<br />

Non-Anggaran Pemerintah<br />

(PINA). Menteri PPN ini<br />

mengatakan bahwa program<br />

PINA didesain untuk mengisi<br />

kekurangan pendanaan proyekproyek<br />

infrastruktur prioritas<br />

yang membutuhkan modal besar,<br />

namun tetap dinilai baik secara<br />

komersial.<br />

Untuk dapat menjalankan<br />

proyek-proyek ini, BUMN dan<br />

swasta pengembang infrastruk-<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />

DIBIAYAI PINA - Sejumlah pekerja menggarap pembangunan Jembatan Tuntang di ruas Tol Bawen-Salatiga di Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kemarin. Program PINA<br />

telah berhasil mendorong pembiayaan tahap awal sembilan ruas jalan tol senilai Rp70 triliun rupiah, di mana lima di antaranya adalah Tol Trans Jawa.<br />

tur harus memiliki kecukupan<br />

modal minimum. Selama ini permodalan<br />

BUMN ditopang dan<br />

sangat tergantung kepada anggaran<br />

pemerintah melalui Penanaman<br />

Modal Negara (PMN).<br />

Ruang fiskal APBN saat ini<br />

semakin terbatas sehingga<br />

dibutuhkan sumber-sumber<br />

non-anggaran pemerintah dengan<br />

memanfaatkan dana kelolaan<br />

jangka panjang yang setengah<br />

menganggur seperti<br />

pada dana-dana pensiun dan<br />

asuransi baik dari dalam maupun<br />

luar negeri.<br />

Dari total 12 proyek tersebut,<br />

empat proyek sedang dalam tahap<br />

konstruksi dengan nilai investasi<br />

mencapai Rp29,95 triliun,<br />

tiga proyek pada tahap perjanjian<br />

kerjasama badan usaha<br />

dengan nilai investasi Rp27,35<br />

triliun dan lima proyek yang sedang<br />

dalam proses pengadaan<br />

dengan nilai investasi Rp44,38<br />

triliun.<br />

Pada <strong>20</strong>17 ini, dalam rangka<br />

mendorong percepatan proyek<br />

KPBU, Bappenas telah menetapkan<br />

daftar rencana proyek infrastruktur<br />

atau PPP Book. Daftar<br />

tersebut memuat satu proyek<br />

kerjasama pemerintah dan<br />

badan usaha kategori siap ditawarkan<br />

dengan nilai investasi<br />

Rp1,09 trilliun dan 21 proyek<br />

kategori dalam proses penyiapan<br />

dengan total nilai investasi<br />

Rp112,23 trilliun. (ant)<br />

PT Pos Indonesia<br />

Berupaya Kembangkan <strong>Bisnis</strong> Logistik<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />

MASUK PSN - Foto udara pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap 1 di daerah Batubara, Sumatera<br />

Utara, telah mencapai 70%, kemarin. Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara akan masuk ke dalam<br />

Proyek Strategis Nasional (PSN).<br />

JAKARTA - Pelabuhan Hub<br />

Internasional Kuala Tanjung,<br />

Sumatera Utara masuk ke dalam<br />

Proyek Strategis Nasional, kata<br />

Menteri Perhubungan Budi<br />

Karya Sumadi. Budi, dalam keterangan<br />

tertulis di <strong>Jakarta</strong>, Jumat,<br />

mendukung sepenuhnya<br />

langkah Presiden Joko Widodo<br />

yang mengawal langsung<br />

pelaksanaan proyek dan program<br />

prioritas nasional di<br />

Propinsi Sumatera Utara. “Kemenhub<br />

akan bekerja keras<br />

mempersiapkan infrastruktur<br />

transportasi untuk mewujudkan<br />

Sumut menjadi hub internasional,”<br />

katanya.<br />

Budi mengatakan berdasarkan<br />

hasil rapat terbatas, Presiden<br />

mengevaluasi progres pelaksanaan<br />

program prioritas di<br />

Sumut. Dengan posisi strategis<br />

Sumut yaitu berada di jalur<br />

pelayaran internasional Selat<br />

Malaka, Presiden meminta jajaran<br />

menteri terkait turut membantu<br />

pelaksanaan Sumut sebagai<br />

hub internasional.<br />

Presiden menambahkan posisi<br />

geografis Sumut mempunyai<br />

keunggulan strategis yaitu<br />

di jalur pelayaran internasional<br />

Selat Malaka dan dekat dengan<br />

Singapura, Malaysia serta Thailand.<br />

Potensi geografis tersebut<br />

dinilai dapat dikembangkan<br />

sebagai hub internasional sehingga<br />

bisa menggerakkan<br />

perekonomian di wilayahwilayah<br />

lain di Pulau Sumatera.<br />

“Langkah Presiden ini tentu visioner.<br />

Penetapan (program prioritas)<br />

ini juga sesuai dengan<br />

masterplan Kementerian Perhubungan,”<br />

kata Budi.<br />

Budi menambahkan pelabuhan<br />

hub internasional di Indonesia<br />

itu masing-masing Pelabuhan<br />

Kuala Tanjung (Sumut)<br />

di Kawasan Barat dan Pelabuhan<br />

Bitung (Sulut) di Kawasan<br />

Timur. Selain itu Kemenhub<br />

juga menetapkan pelabuhan<br />

Tanjung Priok sebagai hub internasional.<br />

Dia mengatakan dukungan<br />

penyiapan infrastruktur transportasi<br />

telah disiapkan Kemenhub,<br />

antara lain pembangunan<br />

Pelabuhan Kuala Tanjung dan<br />

pembangunan akses kereta api<br />

dari Kawasan Ekonomi Khusus<br />

(KEK) di Sei Mangke sampai ke<br />

pelabuhan ke Pelabuhan Kuala<br />

Tanjung.<br />

Sesuai rencana pembangunan,<br />

pelabuhan Kuala Tanjung<br />

sudah masuk ke dalam<br />

proyek strategis nasional. Ia<br />

menambahkan pengembangan<br />

pelabuhan Kuala Tanjung meliputi<br />

rencana pengembangan<br />

terminal multipurpose dan terminal<br />

peti kemas (hub internasional).<br />

“Rencana pengembangan<br />

pelabuhan Kuala Tanjung<br />

dilakukan dalam lima tahapan,<br />

dengan target kapasitas ultimate<br />

dermaga sepanjang 1500<br />

M dengan kapasitas hingga 13<br />

juta TEUs,” katanya. (ant)<br />

Mebel Ukiran Indonesia<br />

Rambah Oman<br />

JAKARTA - Produk mebel Indonesia dengan ornamen<br />

ukiran khas Jepara, berhasil memikat perhatian publik pada<br />

Pameran Desain dan Interior berlangsung di Oman Convention<br />

& Exhibition Center, Muscat, Oman. Mebel asal<br />

Indonesia hadir di pameran Oman “Interior, Design and<br />

Furnishing Expo/4th IDF Oman” ke-4 diikuti pula oleh lebih<br />

dari 150 perusahaan lokal dan internasional, kata Pensosbud<br />

KBRI Muscat Virgino Rikaryanto kepada Antara,<br />

kemarin. Sebanyak 150 perusahaan atau peserta datang<br />

dari Italia, Portugal, Turki, Pakistan, Lebanon, Arab Saudi,<br />

Uni Emirat Arab dan Austria, kata Virgino.<br />

Pameran dibuka Kepala Badan Tender Oman, Dr<br />

Rasheed al Safi Khamis al Huraibi. Saat meninjau stand<br />

yang mengusung produk mebel Indonesia, Dr Rasheed<br />

menyatakan kekagumannya terhadap ukiran-ukiran indah<br />

nan rumit yang menghiasi meja, kursi dan lemari. “Mata<br />

Dr Rasheed juga tak bisa lepas dari ukiran ayat kursi yang<br />

terpahat pada sebuah bingkai,” katanya.<br />

IDF merupakan pameran desain dan mebel terbesar di<br />

Oman yang memasuki pagelaran ke-4 pada tahun ini. Setiap<br />

tahunnya, terjadi peningkatan peserta sebesar 15-<strong>20</strong><br />

persen. Ajang ini bisa menjadi kesempatan yang baik bagi<br />

perusahaan Indonesia mendapatkan mitra dari perusahaan<br />

setempat. Selama dua hari pertama pameran yang berlangsung<br />

dari tanggal 13- 15 <strong>Februari</strong> <strong>20</strong>17 sudah terdapat<br />

beberapa pengusaha Oman yang menyatakan minat menjalin<br />

kerja sama, baik dalam jangka menengah maupun jangka<br />

panjang.<br />

Mebel Indonesia memiliki potensi cukup baik untuk bersaing<br />

di Oman, khususnya untuk pangsa pasar kelas atas<br />

yang menghendaki produk-produk bermutu dan memiliki<br />

keunikan yang tidak dapat dihasilkan dari negara lain. (ant)<br />

Taspen Ikut Biayai<br />

Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol<br />

Arcandra Paparkan Cara<br />

Pertahankan Minyak 800.000 Bph<br />

JAKARTA - PT Taspen (Persero)<br />

telah menyatakan kesiapannya<br />

mendukung pemerintah<br />

terkait percepatan pembangunan<br />

infrastruktur jalan tol<br />

melalui sinergi dengan PT Sarana<br />

Multi Infrastruktur (Persero)<br />

dan PT Waskita Toll Road<br />

(WTR). Melalui siaran pers<br />

yang diterima di <strong>Jakarta</strong>, kemarin,<br />

Taspen menunjukkan komitmennya<br />

tersebut dengan memberikan<br />

pembiayaan dalam<br />

pembangunan jalan tol melalui<br />

investasi ekuitas pada WTR,<br />

anak perusahaan dari PT Waskita<br />

Karya (Persero) Tbk.<br />

Direktur Investasi Taspen<br />

Iman Firmansyah mengatakan<br />

keterlibatan ini merupakan<br />

yang pertama dilakukan oleh<br />

Taspen dalam investasi langsung<br />

di infrastruktur. Dia mengatakan<br />

pihaknya telah<br />

melakukan peralihan dari instrumen<br />

jangka pendek dan<br />

menengah ke instrumen investasi<br />

jangka panjang, yang<br />

dapat dipenuhi dengan investasi<br />

di infrastruktur.<br />

“Untuk memenuhi target<br />

hasil investasi dan laba yang<br />

ditargetkan oleh pemegang<br />

saham dalam jangka pendek<br />

dan tujuan investasi kami<br />

dalam rangka pemenuhan kewajiban<br />

manfaat dalam jangka<br />

panjang maka instrumen investasi<br />

dalam pembiayaan infrastruktur<br />

menjadi pilihan utama<br />

kami saat ini,” ucap Iman.<br />

Jumlah nilai yang diinvestasikan<br />

oleh Taspen di<br />

dalam WTR hanya mencakup<br />

2 persen dari satu program.<br />

Taspen sendiri masih akan<br />

mengalokasikan investasi<br />

mencapai 10 persen dari total<br />

nilai program tersebut. “10<br />

persen itu tidak semua di infrastruktur,<br />

ada tiga segmen di<br />

portofolio kredit kami, yaitu<br />

infrastruktur, jasa keuangan,<br />

properti. WTR memang masih<br />

butuh modal banyak, tetapi<br />

apakah mereka masih rela untuk<br />

menjual sahamnya kepada<br />

investror lain? Kalau mau ya<br />

bisa saja,” ucap dia.<br />

Sebelumnya, dengan ditandatanganinya<br />

“financial<br />

closed” Pembiayaan Investasi<br />

Non-Anggaran Pemerintah<br />

(PINA) proyek jalan tol PT<br />

Waskita Toll Road oleh Taspen,<br />

SMI, Waskita Karya dan WTR<br />

pada Jumat (17/2), maka Taspen<br />

dan SMI resmi menjadi pemegang<br />

saham di WTR.<br />

Taspen telah mengucurkan<br />

dana sebesar Rp2 triliun dan<br />

SMI Rp1,5 triliun ke WTR,<br />

yang artinya Taspen mempunyai<br />

kepemilikan saham sebesar<br />

16,61 persen dan SMI 12,46<br />

persen, sisanya 70,93 persen<br />

dimiliki oleh Waskita Karya.<br />

WTR merupakan perusahaan<br />

jalan tol di Indonesia<br />

yang menyelenggarakan lebih<br />

dari 1.000 kilometer konsesi<br />

jalan tol, memiliki 15 ruas jalan<br />

tol yang menghubungkan<br />

jalan tol trans Jawa dan juga<br />

beberapa jalan tol lainnya<br />

di Sumatera.<br />

Taspen melalui sinergi<br />

BUMN tersebut turut serta<br />

dalam menyukseskan program<br />

PINA, yang dimandatkan<br />

oleh Presiden Joko<br />

Widodo untuk menggalang<br />

sumber alternatif untuk<br />

pembiayaan proyek infrastruktur<br />

strategis nasional<br />

yang mempunyai nilai komersial<br />

dan berdampak<br />

meningkatkan perekonomian<br />

negara.<br />

Sebagai pelopor dari keterlibatan<br />

lembaga pengelola<br />

dana-dana jangka panjang<br />

di proyek-proyek infrastruktur<br />

strategis dan prioritas<br />

lainnya, pelaksanaan investasi<br />

Taspen di WTR ini<br />

menyita hampir satu tahun<br />

untuk proses uji kelayakan,<br />

negosiasi perjanjanjian<br />

definitif, dan pemenuhan seluruh<br />

syarat pendahuluan<br />

oleh WTR. (ant)<br />

JAKARTA - Wakil Menteri<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral<br />

(ESDM) Arcandra Tahar<br />

memaparkan cara untuk mempertahankan<br />

laju produksi<br />

minyak 800.000 barel per hari<br />

(bph) melalui program jangka<br />

pendek lima tahun yang mulai<br />

berjalan tahun ini. “Usaha terbesar<br />

kita adalah menahan<br />

agar laju produksi tidak turun.<br />

Kita mau ‘lifting’ tetap di atas<br />

800 ribuan (barel per hari).<br />

Oleh karena itu, perlu kerja<br />

sama baik dari ESDM, SKK<br />

Migas dan K3S,” kata Wamen<br />

Arcandra di Kantor Kementerian<br />

ESDM <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

Produksi dari blok minyak<br />

dan gas (migas) yang sudah<br />

beroperasi terus menurun, sedangkan<br />

pemerintah tidak bisa<br />

mengandalkan blok migas<br />

baru yang membutuhkan 15-<br />

16 tahun untuk menemukan<br />

cadangan (first oil). Ada pun<br />

sebagai catatan, penurunan<br />

produksi pada <strong>20</strong>15 sebesar<br />

29,7 persen dan pada <strong>20</strong>16<br />

mencapai <strong>20</strong>,1 persen.<br />

Karena itu, Kementerian<br />

ESDM berkoordinasi dengan<br />

Satuan Kerja Khusus Pelaksana<br />

Kegiatan Usaha Hulu Minyak<br />

dan Gas Bumi (SKK Migas)<br />

dan Kontraktor Kontrak<br />

Kerja Sama (KKKS) untuk<br />

menjaga agar produksi minyak<br />

tidak kurang dari 800.000<br />

barel per hari melalui program<br />

jangka pendek (short term)<br />

lima tahun. Ia memaparkan<br />

program tersebut dimulai dengan<br />

mengidentifikasi teknologi<br />

yang tersedia dan sesuai di<br />

lapangan guna meningkatkan<br />

produksi (lifting) minyak.<br />

“Teknologi yang dilihat adalah<br />

jenisnya, success story<br />

nya, karakteristiknya apakah<br />

cocok di lapangan yang ada<br />

di Indonesia, termasuk komersialnya,”<br />

ungkap Arcandra.<br />

Menurut dia, faktor komersial<br />

teknologi juga harus<br />

diperhatikan agar biaya<br />

produksi tidak lebih mahal<br />

dari pendapatan sehingga<br />

bisa lebih efisien. Proses selanjutnya<br />

setelah menemukan<br />

teknologi, ESDM akan<br />

menggelar lokakarya workshop<br />

untuk dipresentasikan<br />

bersama K3S. Selanjutnya,<br />

K3S dapat menjalankan program<br />

pengoptimalan lapangan<br />

minyak existing dengan<br />

teknologi yang sudah diidentifikasi<br />

selama lima tahun<br />

ke depan. “Program dan eksekusi<br />

oleh K3S, yaitu apa<br />

programnya, implementasinya<br />

bagaimana dan timelinenya<br />

dalam waktu lima tahun,”<br />

kata dia.<br />

Ada pun program jangka<br />

pendek ini mulai berlangsung<br />

<strong>20</strong>17 hingga <strong>20</strong>21 dan berlaku<br />

untuk lapangan migas existing<br />

yang menggunakan kontrak<br />

bagi hasil dengan skema<br />

ganti rugi biaya operasi cost<br />

recovery maupun bagi hasil<br />

gross split. (ant)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!