You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Tim Saber Pungli Dairi Dikukuhkan<br />
SIDIKALANG-M24<br />
Tim Satuan Tugas Sapu Bersih<br />
Pungutan Liar (Saber Pungli)<br />
Kab.Dairi resmi dikukuhkan Bupati<br />
Dairi, KRA Johnny Sitohang bersama<br />
unsur pimpinan daerah0, Rabu (22/2)<br />
di GOR Jln. RS Sakit Sidikalang.<br />
Ditunjuk sebagai ketua Saber<br />
Pungli, yakni Wakapolres Dairi,<br />
Kompol Marojahan Siahaan dengan<br />
wakilnya, Sekda Dairi Sebastianus<br />
Tinambunan dan Kasi Intel Kejari<br />
Sidikalang, Ferdiansyah.<br />
Sedangkan bertindak sebagai tim<br />
Pokja Saber Pungli unit Yustisi, antara<br />
lain Kasipidsus Kejari Dairi, Kabagkum<br />
Setda Dairi dan diisi Kanit Tipiter<br />
Polres Dairi beserta unsur Bagkum<br />
Setda Dairi,Subdenpom 1/2-4,<br />
Inspektorat dan unsur Satpol PP Dairi<br />
sebagai personel.<br />
Usai pengukuhan, Bupati Johnny<br />
Sitohang mengatakan, Satgas Pungli<br />
Kab. Dairi, memiliki wewenang<br />
membangun sistem pencegahan dan<br />
pemberantasan pungli, pengumpulan<br />
KAMIS, <strong>23</strong> FEBRUARI <strong>2017</strong><br />
data informasi menggunakan<br />
teknologi informasi, mengkoordinasikan,<br />
merencanakan dan<br />
melaksanakan operasi pemberantasan<br />
pungli.<br />
"Saber Pungli juga punya<br />
kewenangan melakukan<br />
Operasi Tangkap Tangan dan<br />
pemberian rekomendasi bagi<br />
kepala daerah dalam pemberian<br />
sanksi kepada pelaku<br />
pungli sesuai ketentuan<br />
perundang-undangan. Saber<br />
Pungli juga terbuka terhadap<br />
laporan masyarakat," kata<br />
Johnny.<br />
(fajar)<br />
3<br />
EVA Anindita kembali didaulat menjadi<br />
seorang wanita 'kejam' dalam sinetron<br />
Berkah Cinta yang tayang di SCTV.<br />
Berperan sebagai Karin, Eva 'terbiasa'<br />
untuk menyiksa mental Irish Bella, lawan<br />
mainnya di sinetron tersebut.<br />
Dikatakan Eva, untuk perannya<br />
tersebut, ia terbiasa untuk terlebih<br />
dahulu mengkomunikasikan<br />
apa yang akan ia lakukan<br />
dengan lawan mainnya,<br />
termasuk Irish Bella. Hal<br />
tersebut agar nantinya tidak terjadi hal yang<br />
dapat mengganggu kenyamanan syuting<br />
seperti perselisihan di lokasi.<br />
Untuk terlibat dalam sinetron Berkah Cinta,<br />
Omar Daniel yang berperan sebagai Fano<br />
harus memanjangkan bewoknya. Sedangkan<br />
bagi Eva Anindita, peran antagonis sudah<br />
seperti makanan hariannya. "Dia (Irish Bella)<br />
kan pengalamannya udah banyak, jadi udah<br />
jago lah, tek-toknya udah enak. Sebenarnya<br />
nggak usah diomongin dia udah tahu yang<br />
harus kita lakuin," pungkas Eva. (btg)<br />
Tiga strategi meningkatkan<br />
kepercayaan<br />
publik pada polisi,<br />
lakukan pendekatan<br />
pada masyarakat, benahi kultur<br />
internal dan belajar mengelola<br />
media dengan menjadikan<br />
wartawan sebagai mitra<br />
IRJEN POL RYCKO AMELZA DAHNIEL<br />
KAPOLDA SUMATERA UTARA<br />
MEDAN-M24<br />
Wiwik Purwanti, istri Aipda Abdul Kholik, personel Dit.Pam.Obvit Poldasu<br />
yang didakwa kepemilikan 1000 butir 'pil setan' (ekstasi), membuat<br />
pengakuan mengejutkan. Harta bendanya berupa gelang, kalung dan<br />
perhiasan emas senilai Rp200 juta dijarah petugas BNN saat menggeledah<br />
rumah mereka di kawasan Medan Johor. Namun barang-barang tersebut tak<br />
dihadirkan di persidangan.<br />
P<br />
ENGAKUAN Wiwik<br />
dibeberkannya<br />
saat hadir<br />
sebagai saksi<br />
meringankan<br />
buat suaminya,<br />
Aipda Kholik pada sidang perkara<br />
narkoba yang digelar Pengadilan<br />
Negeri (PN) Medan, Rabu (22/2)<br />
sore.<br />
Petugas Badan Narkotika Nasional<br />
(BNN) Sumut dituding Wiwik<br />
menggelapkan barang-barang dan<br />
perhiasan emasnya dengan total<br />
rupiah Rp200 juta lebih."Saat<br />
rumah kami digeledah petugas BNN<br />
Sumut, perhiasan seperti kalung,<br />
gelang dan perhiasan emas milik<br />
kami dibawa dan disita. Tak cuma<br />
itu, TV, bantal dan selimut mereka<br />
bawa juga pak hakim. Namun saat<br />
saya tanyakan pada jaksa dimana<br />
barang-barang tersebut, jaksa<br />
mengaku tak tahu menahu," beber<br />
Road<br />
to Polsek<br />
MEDAN-M24<br />
Erik Sembiring (31) warga Jln.<br />
Ujung Serdang, Tanjung Morawa<br />
lapor ke Polsek Patumbak, Rabu<br />
(22/2) sore. Kepada petugas,<br />
Sembiring mengaku gudang penyimpanan<br />
jagung miliknya dibobol<br />
maling. TV LED 32 inchi digondol<br />
dari dalam gudang.<br />
Peristiwa yang terjadi di gudang<br />
penyimpanan jagung miliknya di<br />
Jln. Pertahanan, Patumbak, Minggu<br />
(22/2) malam diketahuinya<br />
setelah mendapat laporan dari<br />
penjaga gudang<br />
GUDANG JAGUNG DIBOBOL, TV LED DIGONDOL<br />
TUNTUTAN 10 BULAN TAK DITERGE, JAKSA BANDING<br />
Bidadari Inn Digrebek Polisi, Pemilik<br />
Dibebaskan Hakim<br />
LUBUK PAKAM–M24<br />
Jaksa Valentine SH terlihat gundah. Raut wajahnya<br />
memerah dan mengaku kesal, tuntutan 10 bulan yang<br />
dilayangkannya menjerat terdakwa Yusuf Brahmana<br />
tak diterge. Hakim membebaskan terdakwa dari jerat<br />
pidana selaku pemilik Hotel Bidadari Inn yang digrebek<br />
polisi atas sangkaan prostitusi dan tak memiliki izin.<br />
Terdakwa Yusuf Brahmana<br />
(50), pemilik penginapan Bidadari<br />
Inn di kawasan Jalinsum, Desa<br />
Sukamandi Hulu, Kec.Pagar<br />
Merbau dibebaskan majelis hakim<br />
Pengadilan Negeri (PN) Lubuk<br />
Pakam, Senin (20/2) kemarin.<br />
Sebelumnya, JPU menuntut<br />
Yusuf dengan pidana penjara<br />
Terdakwa melepas rindu dengan anak dan istrinya di persidangan<br />
yang disapa Ginting.<br />
Saat melihat langsung kondisi<br />
TKP, tampak pintu masuk gudangnya<br />
sudah rusak dicongkel<br />
paksa. Seorang tetangga yang<br />
tinggal bersebelahan dengan<br />
gudang, Jefri Simbolon, mengaku<br />
sempat melihat dua pria hilir mudik<br />
dengan membawa becak barang<br />
di sekitar gudang.<br />
"Kata Jefri, dia sempat bertanya<br />
ngapai di depan gudang. Namun,<br />
kata mereka nunggu si Ginting,<br />
anggota saya," beber Erik.<br />
Kapolsek Patumbak, Kompol<br />
Afdhal Junaidi yang dikonfirmasi<br />
awak media membenarkan laporan<br />
korban. "Laporan korban sedang<br />
kita proses dan mintai<br />
keterangan," pungkasnya.<br />
(ahmad)<br />
M24-ANSAH<br />
selama 10 bulan.<br />
Tiga hakim majelis yang<br />
diketuai Yanti Suryani Siregar<br />
berpendapat, terdakwa selaku<br />
pemilik Hotel Bidadari Inn sudah<br />
mempercayakan usahanya untuk<br />
dikelola para manajernya.<br />
Kata hakim, kebebasan setiap<br />
tamu, meskipun bukan suamiisteri<br />
diperbolehkan menginap<br />
karena tak pernah dimintai<br />
Wiwik Purwanti.<br />
Pengakuan Wiwik tersebut<br />
sontak membuat ketua majelis<br />
hakim, Gonsen Butar Butar bertanya-tanya.<br />
"Jadi kemana perhiasan<br />
kamu itu?. Bu Jaksa tolong<br />
dijelaskan, disini banyak wartawan,<br />
bisa bahaya kita nanti. Semua<br />
harus transparan," ujar ketua<br />
majelis kepada Jaksa Penuntut<br />
Umum (JPU), Dwi Meily Nova.<br />
Ditodong hakim seputar harta<br />
benda istri terdakwa, jaksa Dwi<br />
pun tampak bingung mem beri<br />
jawaban. Dwi menyebut, penyidik<br />
BNN Sumut saat pelimpahan terdakwa<br />
tidak ada menyerahkan<br />
barang bukti seperti yang diklaim<br />
Wiwik.<br />
"Penyidik hanya menyerahkan<br />
berkas dan kertas-kertas ini saja.<br />
Saya tidak tahu perhiasan yang<br />
dimaksud saksi Yang Mulia," tangkis<br />
Dwi.<br />
Karena tak ada yang bisa<br />
memberi jawaban pasti, majelis<br />
hakim menyarankan istri terdakwa<br />
menanyakannya langsung ke<br />
kantor BNN Sumut. "Berarti soal<br />
ini bukan salah jaksa atau salah<br />
kami. Coba tanyakan saja langsung<br />
ke mereka (BNN Sumut)," jawab<br />
identitas merupakan kebijakan<br />
manajer penginapan dan bukan<br />
hakim Gonsen.<br />
Sementara itu, di tengah jalannya<br />
sidang, terdakwa Aipda Abdul<br />
Kholik tampak menyesali perbuatannya.<br />
Berulang kali dari<br />
bibirnya, ungkapan kata maaf ia<br />
lontarkan pada istri dan anaknya<br />
yang masih bayi. "Maafkan papa<br />
ya nak," ucap Aipda Kholik pelan<br />
sembari memeluk anaknya.<br />
Usai mendengarkan keterangan<br />
saksi, majelis hakim menunda<br />
persidangan dan melanjutnya<br />
pekan depan. Nama Aipda Abdul<br />
Kholik sempat membuat heboh<br />
jajaran Polda Sumut, khususnya<br />
Direktorat Pam.Obvit tempatnya<br />
berdinas. Berawal dari tertangkapnya<br />
Aiptu Mansyur, seorang<br />
personel Polres Padang Sidimpuan<br />
oleh aparat BNN, Rabu, 2 Maret<br />
2016 silam di Jln. Garuda IV,<br />
Perumnas Mandala, Kec. Percut<br />
Sei Tuan dengan barang bukti<br />
1000 butir ektasi.<br />
BNN Sumut yang melakukan<br />
pengembangan berhasil membongkar<br />
jaringan Aiptu Mansyur<br />
dan menciduk Aipda Kholik yang<br />
berperan sebagai pemasok pil<br />
setan tersebut kepada Aiptu<br />
Mansyur. (ansah)<br />
Korupsi Patung<br />
Anugerah Tunggu Audit<br />
MEDAN-M24<br />
Penyelidikan kasus dugaan<br />
korupsi Patung Anugerah di<br />
Kab. Tapanuli Tengah (Tapteng)<br />
yang diklaim merugikan negara<br />
miliaran rupiah hingga kini masih<br />
jalan di tempat. Penyidik Subdit<br />
III/Tipikor Direktorat (Dit)<br />
Reskrimsus Polda Sumut masih<br />
mendalami sejumlah alat bukti.<br />
Kasubdit Penmas Polda Sumut,<br />
AKBP MP Nainggolan<br />
mengatakan, penyelidikan kasus<br />
dugaan korupsi Patung<br />
Anugerah tersebut terganjal<br />
hasil audit kerugian negara<br />
yang belum final.<br />
Pemkab Tapteng meminta<br />
audit dilakukan Badan Pemeriksa<br />
Keuangan dan Pembangunan<br />
(BPKP) Sumut serta tenaga<br />
ahli dari Universitas Sumatera<br />
Utara (USU). "Kita masih menunggu<br />
hasil audit dari BPKP<br />
dan kampus USU," ujar Nainggolan<br />
kepada wartawan, Rabu<br />
(22/2).<br />
Patung Anugerah tersebut<br />
dibangun di kawasan bukit GM<br />
dan Labuan Angin, Kab.Tapteng<br />
dengan biaya sebesar Rp9 miliar<br />
yang bersumber dari Anggaran<br />
Pendapatan dan Belanja Daerah<br />
(APBD) tahun 2008. Kasus<br />
tersebut sempat menyeret<br />
nama mantan Bupati Tapteng,<br />
Tuani Lumban Tobing.<br />
Penyidik sendiri sudah memeriksa<br />
puluhan saksi, baik dari<br />
Pemkab Tapteng termasuk tim<br />
pengadaan tanah maupun pejabat<br />
Dinas Kehutanan termasuk<br />
memeriksa mantan Bupati<br />
Tapteng, Tuani Lumban Tobing.<br />
Selain terkait dugaan korupsi<br />
pembangunan patung Anugerah,<br />
penyidik juga membidik<br />
status lahan. (ahmad)<br />
pemilik.<br />
Namun majelis hakim<br />
sependapat, tuntutan hukum<br />
atas perbuatan yang dilakukan<br />
terdakwa dalam surat dakwaan<br />
jaksa penuntut terbukti sah dan<br />
meyakinkan menurut hukum.<br />
Pun begitu, terdakwa tidak<br />
dapat dijatuhi hukuman pidana,<br />
karena perbuatan tersebut<br />
bukan merupakan persoalan<br />
perdata, hukum adat atau<br />
hukum dagang. “Menyatakan<br />
terdakwa dibebaskan dari segala<br />
tuntutan hukum,” tutup majelis<br />
hakim.<br />
Putusan bebas Yusuf oleh<br />
majelis hakim, langsung dijawab<br />
jaksa Valentine dengan<br />
melakukan banding. “Kami<br />
banding atas putusan majelis,”<br />
kata Valentine. (yan febri)<br />
SESER KAMAR NAPI,<br />
LAPAS PAKAM<br />
GANDENG POLISI<br />
KEPOMPONG KUPU-KUPU<br />
SESEORANG<br />
menemukan<br />
kepompong seekor<br />
kupu-kupu. Suatu hari<br />
lubang kecil muncul.<br />
Dia duduk dan<br />
mengamati dalam<br />
beberapa jam saat<br />
kupu-kupu itu<br />
berjuang dengan<br />
memaksa dirinya<br />
melewati lubang kecil<br />
itu.<br />
Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan.<br />
Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan tak bisa<br />
lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk<br />
membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong<br />
sisa kekangan dari kepompong itu sehingga kupu-kupu<br />
tersebut keluar dengan mudahnya.<br />
Namun sayang, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil.<br />
Sayap-sayapnya juga mengkerut.Orang tersebut terus<br />
mengamatinya, karena dia berharap suatu saat, sayap-sayap<br />
itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang<br />
tubuhnya yang berkembang seiring waktu.<br />
Tapi semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupukupu<br />
itu menghabiskan sisa hidupnya terus merangkak di<br />
sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap<br />
mengkerut. Kupu-kupu itu tak pernah bisa terbang selama<br />
hidupnya.<br />
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang<br />
tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dengan<br />
segala perjuangan yang dibutuhkan melewati lubang kecil itu<br />
merupakan jalan Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupukupu<br />
masuk ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa<br />
sehingga dia akan siap terbang saat memperoleh kebebasan.<br />
“<br />
LUBUK PAKAM-M24<br />
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)<br />
Kelas II B Lubuk Pakam<br />
menjadwalkan menggelar razia<br />
gabungan dalam kamar sel para<br />
napi. Pihak Lapas pun menggandeng<br />
aparat kepolisian dari<br />
Polres Deli Serdang sebagai tim<br />
seser.<br />
Kapolres Deliserdang AKBP Robert<br />
Da Costa yang menerima<br />
kunjungan Kalapas Kelas , Enget<br />
P Prayer Manik beserta pejabat<br />
Eselon IV dan V Lapas Kelas II B<br />
Lubuk Pakam membeberkan rencana<br />
aksi itu, Rabu (22/2).<br />
Kapolres Robert<br />
Da Costa menyebut<br />
kedatangan Kalapas Kelas II B<br />
Lubuk Pakam merupakan sinergritas<br />
antar lembaga. "Mudahmudahan<br />
apa yang kita rencanakan<br />
bersama dapat terlaksana,"<br />
tegas Da Costa.<br />
Sementara Kalapas Enget Prayer<br />
Manik menyebut kunjungannya<br />
dalam rangka koordinasi pelaksanaan<br />
tugas-tugas ke depan<br />
termasuk rencana menggelar razia<br />
gabungan guna pemberantasan<br />
peredaran narkoba dalam Lapas.<br />
"Banyak kegiatan yang kita<br />
bicarakan dengan Kapolres, termasuk<br />
kerjasama pengamanan<br />
Lapas seperti pemasangan CCTV<br />
yang akan terkoneksi ke Polres Deli<br />
Serdang, latihan menembak bersama<br />
dan kegiatan lainnya,” terang<br />
Enget. (yan febri)<br />
Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa<br />
hambatan, itu mungkin akan melumpuhkan<br />
kita. Kita mungkin tidak sekuat yang<br />
semestinya kita mampu<br />
“