Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
Rampok Kreta, SK Purba Diburu Polisi<br />
TIGA JUHAR-M24<br />
Polsek Tiga Juhar memburu SK Purba<br />
(32), pelaku perampokan kreta jenis<br />
Honda Blade Repsol BK 4717 MG milik<br />
Kaleng Barus (60), Warga Dusun II, Desa<br />
Liang Pematang, Kec STM Hulu pada,<br />
Kamis (30/3) lalu.<br />
Informasi diperoleh M24 menyebutkan,<br />
pelaku yang kesehariannya berprofesi<br />
sebagai petani nekat merampok korban<br />
saat melintas di Desa Liang Pematang, Kec<br />
STM Hulu.<br />
Warga Desa Baha-Bah Buntu, Kec STM<br />
Hulu ini juga menganiaya korban dengan<br />
memukulkan sebatang kayu ke punggung<br />
korban. Pelaku semakin beringas, ketika<br />
korban mempertanyakan peristiwa yang<br />
dialaminya.<br />
Pelaku yang sudah menunggu korban<br />
melintas, malah mengejarnya dengan<br />
parang sambil melempar batu ke arah<br />
kaleng Barus. "Korban yang lari<br />
kerumahnya untuk mencari perlindungan,<br />
menceritakan peristiwa yang dialaminya<br />
kepada anaknya, Lesta Barus.<br />
Lalu keduanya kembali ke lokasi tempat<br />
Kaleng dianiaya, untuk mengambil<br />
kretanya. Dilokasi, kreta dan pelaku sudah<br />
tidak ada. Korban pun melaporkan<br />
peristiwa tersebut ke Polsek Tiga, dengan<br />
menyerahkan STNK sebagai bukti<br />
kepemilikannya.<br />
"Akibat kejadian ini, korban menderita<br />
kerugian sebesar Rp6 juta," kata Kapolsek<br />
Tiga Juhar AKP Dimun Hutauruk, kemarin.<br />
Namun dalam peristiwa ini, pihak<br />
keluarga SK Purba sudah ke Polsek Tiga<br />
Juhar untuk mengembalikan kreta milik<br />
korban. "Walaupun kreta sudah<br />
dikembalikan, pelaku masih kita buru untuk<br />
mempertanggungjawabkan<br />
perbuatannya," jelasnya lagi. (yan febri)<br />
MEDAN-M24<br />
Kejaksaan Tinggi Sumatera<br />
Utara (Kejatisu) kembali<br />
menetapkan dua tersangka baru,<br />
terkait dugaan korupsi proyek<br />
pengadaan komputer di sejumlah<br />
sekolah di Kab Dairi TA 2012<br />
mencapai Rp2 miliar. Sebelumnya,<br />
Penyidik Pidana Khusus (Pidsus)<br />
sudah menetapkan 4 tersangka<br />
dalam kasus ini.<br />
"Ada tersangka baru dalam<br />
kasus ini. Kita akan periksa<br />
seluruh tersangka pada, Selasa<br />
(4/3), mendatang," Kata Kasi<br />
Penkum Kejatisu, Sumanggar<br />
Siagian, Minggu (2/4).<br />
Kedua tersangka yakni Wilfred<br />
Sianturi selaku Pejabat Pembuat<br />
Komitmen (PPK) dan Cut Dian<br />
Meutia Direktur CV Hati Mulia<br />
selaku rekanan. Sedangkan<br />
keempat tersangka yang sudah<br />
ditahan adalah Pasder Berutu,<br />
mantan Kepala Dinas Pendidikan<br />
(Kadisdik) Dairi selaku Kuasa<br />
Pengguna Anggaran (KPA);<br />
Melanton Purba, Direktur CV<br />
Langit Biru; Holman Siringoringo,<br />
Direktur CV Ruthani Mandiri dan<br />
Arifin Lumban Gaol, Wakil Direktur<br />
CV Keke Lestari.<br />
"Para tersangka nantinya akan<br />
memberikan keterangan silang,<br />
antara satu tersangka dengan<br />
tersangka lain dalam pemeriksaan<br />
tersebut," ungkapnya.<br />
Disinggung soal penahanan<br />
kedua tersangka, usai menjalani<br />
pemeriksaan oleh penyidik Pidana<br />
Khusus (Pidsus) seperti 4<br />
tersangka yang dititipkan di<br />
Rutan Tanjung Gusta, Medan.<br />
Sumanggar tidak mau<br />
berkomentar, dikarenakan itu<br />
wewenang dari penyidik.<br />
"Kalau itu (penahanan) kembali<br />
kepada penyidik. Kita lihat nanti aja<br />
lah, ditahan atau tidak," tukasnya.<br />
Penetapan keenam tersangka<br />
oleh penyidik, setelah dilakukan<br />
gelar perkara internal terkait<br />
penggunaan anggaran yang<br />
bersumber dari Dana Alokasi<br />
Khusus (DAK) senilai Rp2 miliar. Dari<br />
hasil pemeriksaan tim ahli dari<br />
Politeknik Negeri Medan ditemukan<br />
4 item kegiatan, tidak sesuai<br />
dengan sfesifikasi yang ada di<br />
kontrak. Hasil dari audit kerugian<br />
negara oleh akuntan publik<br />
diketahui negara dirugikan<br />
mencapai Rp800 juta. (ansah)<br />
METRO24<br />
Mantan CEO Paramount Pictures,<br />
Sherry Lansing baru-baru ini<br />
membeberkan fakta yang mengejutkan<br />
dari salah satu film Paramount yang hits<br />
di tahun 2001, LARA CROFT: TOMB<br />
RAIDER. Film yang meroketkan nama<br />
Angelina Jolie ini ternyata membuat Jolie<br />
harus menjalani tes narkoba berulangulang.<br />
Diceritakan dalam biografinya, Jolie<br />
harus melakukan tes narkoba sebelum<br />
bisa bermain dalam LARA CROFT: TOMB<br />
RAIDER. Hal tersebut dikarenakan<br />
background dan gosip yang beredar di<br />
seputaran Jolie yang menganggapnya<br />
adalah seorang pecandu narkoba kala<br />
itu.<br />
Sherry sendiri yang langsung<br />
meminta Jolie untuk melakukan tes. Tak<br />
gentar, Jolie yang merasa bukan<br />
seorang pecandu narkoba langsung<br />
menerima tes tersebut, bahkan jika<br />
perlu, dirinya rela jika harus dites setiap<br />
hari.<br />
"Aku benar-benar ingin<br />
melakukannya. Aku rela dites narkoba<br />
setiap hari. Aku ingin membuktikan<br />
bahwa aku mampu, aku bisa dan akan<br />
bekerja dengan sangat-sangat keras,"<br />
ungakpnya kala itu. (kpl)<br />
KOMBES POL HERU PRAKOSO<br />
DIREKTUR LALULINTAS POLDASU<br />
Road<br />
to Polsek<br />
Pelaku penggelapan kreta<br />
“Iklan lalulintas<br />
yang disponsori produkproduk<br />
tertentu, harus<br />
kordinasi dengan<br />
Ditlantas agar mendapat<br />
izin. Himbauan melalui<br />
iklan resmi dari pihak<br />
kepolisian<br />
mencantumkan logo<br />
polisi, kalau tidak ada<br />
berarti ilegal dan bisa<br />
saja untuk menghindari<br />
pajak<br />
”<br />
Sopir Angkot<br />
Gelapkan Kreta Teman<br />
Sendiri<br />
SUNGGAL-M24<br />
Edy susanto als Anto Bogel (27), Warga<br />
Jln Perjuangan, Desa Tj Selamat, Kec<br />
Sunggal, Deli Serdang dijebloskan ke<br />
penjara oleh temannya sendiri, Tri Idaman<br />
Putra Mendrofa (26), Warga Jln Bejo Muna,<br />
Kel Timbang Langkat, Binjai timur, Minggu (2/<br />
4) siang.<br />
Lajang yang berprofesi sebagai sopir<br />
angkot ini, sebelumnya sudah dilaporkan ke<br />
Polsek Sunggal karena menggelapkan kreta<br />
jenis Honda Sonic warna merah putih BK<br />
3217 PAY milik korban pada, Sabtu (7/1)<br />
lalu. Alasan pelaku meminjam kreta korban<br />
karena ada urusan penting.<br />
Keduanya yang bertemu di Jln TB<br />
Simatupang, persisnya di depan RS Sundari<br />
sudah saling kenal, korban pun mengizinkan<br />
pelaku membawa kretanya. Ditunggutunggu,<br />
pelaku tak kunjung datang<br />
mengembalikan kreta korban.<br />
Upaya mencari keberedaan pelaku ke<br />
rumah dan tempat biasa nongkrong tak<br />
membuahkan hasil. Selanjutnya, korban<br />
melaporkan pelaku yang sudah menipunya.<br />
Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Nur<br />
Istiono mengatakan, pelaku sudah<br />
diamankan dan diserahkan ke komando atas<br />
bantuan korban. "Pelaku sudah mengakui<br />
perbuatannya, dan masih dalam<br />
pemeriksaan," jelasnya.<br />
Kepada petugas, Tri sudah menjual kreta<br />
tersebut kepada penadah berinisial S yang<br />
masih dalam penyelidikan dengan harga Rp5<br />
juta.<br />
"Atas perbuatannya, pelaku dijerat<br />
dengan pasal 372 KUHPidana degan<br />
ancaman penjara selama 4 tahun," ujarnya.<br />
(tiopan)<br />
ILUSTRASI<br />
MEDAN-M24<br />
Kampanyekan keselamatan<br />
berlalulintas kepada pengguna<br />
jalan melalui papan reklame,<br />
menjadi celah bagi pemilik<br />
usaha advertising agar<br />
terhindar dari proses<br />
pengurusan izin dan pajak.<br />
Himbauan dalam bentuk iklan<br />
layanan masyarakat itu, malah<br />
menggandeng salah satu<br />
produk minuman keras<br />
(Miras) sebagai sponsor.<br />
P<br />
emandangan tak lazim<br />
dengan mencantumkan<br />
produk miras Tjap<br />
Kambing atau lebih<br />
dikenal dengan Kamput<br />
itu jelas terlihat di Jln<br />
SM Raja, persisnya di<br />
Simpang Marindal, Medan. Seharusnya<br />
ada mencantumkan logo dari pihak<br />
kepolisian untuk menayangkannya iklan<br />
layanan lalulintas tersebut.<br />
Mengetahui hal tersebut, pihak<br />
Direktorat Lalulintas Poldasu mengaku<br />
kecolongan, pihaknya akan melakukan<br />
cek and ricek ke lokasi yang dimaksud.<br />
Iklan layanan lalulintas disponsori miras Tjap Kambing berdiri tegak di Jln SM Raja,<br />
persisnya disimpang Marindal, Medan.<br />
Apabila terbukti sesuai dengan informasi<br />
tersebut, akan langsung mencopotnya.<br />
"Dimana ada iklan seperti itu? Nanti<br />
akan saya suruh anggota untuk<br />
DUGAAN KORUPSI DI BPAD SUMUT TA 2014<br />
Hari Ini, Kejatisu Periksa Empat Rekanan<br />
ILUSTRASI<br />
MEDAN-M24<br />
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara<br />
(Kejatisu) jadwalkan kembali<br />
pemeriksaan terhadap 4 orang<br />
rekanan, terkait kasus dugaan korupsi<br />
di Badan Perpustakaan Arsip dan<br />
Dokumentasi (BPAD) Sumut TA 2014<br />
DPR RI Dampingi Polres Dalami 4<br />
Kasus Dugaan Korupsi<br />
PAKPAK BHARAT-M24<br />
Kepolisian Resor<br />
(Polres) Pakpak<br />
Bharat dalami empat<br />
kasus dugaan korupsi<br />
di lingkungan kerja<br />
Pemkab Pakpak<br />
Bharat, yang menjadi<br />
prioritas aparatur<br />
penegak hukum<br />
disana. Hal itu<br />
terungkap dari hasil<br />
paparan di aula<br />
Polres, kemarin.<br />
pada hari ini, Senin (3/4)..<br />
"Penyidik akan meminta keterangan<br />
ke empatnya, yang berstatus sebagai<br />
saksi dalam kasus ini," kata Kasi<br />
Penkum Kejatisu, Sumanggar Siagian,<br />
kemarin (1/4).<br />
Dalam hal ini, lanjut Sumanggar,<br />
keempat saksi itu akan diminta<br />
keterangan dari hasil pekerjaannya.<br />
Pemeriksaan ini akan mengoptimalkan<br />
penyelidikannya yang sudah<br />
ditingkatkan ke penyidikan, guna<br />
menetapkan para tersangkanya.<br />
"Tinggal menunggu gelar perkara,<br />
dan semua mengarah kesitu<br />
(penetapan tersangka, red). Kita terus<br />
Keempat kasus yang terindikasi korupsi<br />
tersebut adalah penggunaan dana<br />
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga<br />
(PKK) TA 2014 senilai Rp600 juta, kegiatan<br />
di Dinas Pendidikan TA 2014, pengadaan<br />
CAT system di BKD TA 2015 dan<br />
penggunaan dana di Badan Pemberdayaan<br />
Masyarakat TA 2014 yang seluruhnya<br />
masih dalam tahap penyelidikan.<br />
"Ini perlu dimanfaatkan pihak-pihak<br />
terkait untuk melakukan klarifikasi. Kalau<br />
tidak cukup bukti, harus dihentikan.<br />
Kondisinya akan berbeda bila ditingkatkan<br />
ke tahap penyidikan. Pasti sudah ada bukti<br />
perbuatan melawan hukum yang cukup,"<br />
kata Anggota Komisi III DPR RI, DR<br />
Junimart Girsang.<br />
Dia berjanji akan mengawal terus<br />
perkembangan kasus ini. Seluruh hasil yang<br />
optimal bekerja sampai nantinya ke<br />
proses penuntutan, karena saksi dari<br />
penyelenggara juga akan diperiksa,"<br />
cetusnya.<br />
Sekedar diketahui, dugaan korupsi di<br />
BPAD Sumut pada pengembangan<br />
perpustakaan SD/MI di Sumut sebesar<br />
Rp3.596.250.000, dan pengembangan<br />
perpustakaan pondok pesantren di<br />
Sumut senilai Rp614.375.000 yang<br />
bersumber dari APBD SU TA 2014.<br />
Kemduian dugaan korupsi<br />
pengadaan buku keliling kabupaten/<br />
kota di Sumut sebesar Rp816.000.000<br />
bersumber dari APBD SU TA 2014<br />
sebanyak 16.000 eksemplar. (ansah)<br />
Terdakwa Judi Tembak Ikan Kesal Sama Jaksa<br />
MEDAN-M24<br />
Terdakwa perkara judi tembak ikan<br />
kesal dengan jaksa penuntut umum<br />
(JPU). Pasalnya, jadwal sidang yang<br />
seharusnya dilaksanakan pada, Rabu<br />
(29/3) lalu, batal digelar di Pengadilan<br />
Negeri (PN) Medan. Terhitung sudah<br />
tiga kali dibatalkan tanpa alasan yang<br />
jelas.<br />
"Kami tidak tahu apa maksud<br />
jaksanya berbuat seperti ini. Apa kami<br />
harus bersilaturahmi dulu, baru<br />
disidangkan. Pembatalan sidangnya<br />
sudah untuk ketiga kalinya," kata pihak<br />
keluarga dari terdakwa Daniel<br />
Syahputra alias Komeng, yang sudah<br />
jauh-jauh datang dari Lubukpakam<br />
untuk mengikuti persidangan, kemarin.<br />
Dia berharap, jaksa Amru, Emmy<br />
Manurung dan Rufina sebagai JPU<br />
kedelapan terdakwa profesional<br />
menyidangkan perkara yang<br />
ditanganinya. "Sudah menjadi tradisi<br />
ya, bang. Kalau keluarga dari orang<br />
susah, seperti kami ini, sidangnya di<br />
nomor sekian kan dulu," ujarnya yang<br />
berencana melaporkan masalah ini ke<br />
Kejatisu.<br />
Terpisah, jaksa Amru Rafriandi selaku<br />
Kasi Kamtibum Kejatisu membantah<br />
tudingan tersebut. "Jaksa tidak ada<br />
mempersulit para terdakwa maupun<br />
keluarga. Ke delapan terdakwa sudah<br />
disidangkan dengan agenda pembacaan<br />
surat dakwaan. Alasan ditundanya<br />
sidang lanjutan selama dua pekan<br />
berturut-turut, karena ketua majelis<br />
hakim, Parlindungan Sinaga sedang<br />
sakit," jelasnya.<br />
Hal senada juga disampaikan Kasi<br />
Penkum Kejatisu, Sumanggar Siagian<br />
menyikapi alasan penundaan sidang.<br />
Dia pun sudah memanggil para jaksa<br />
untuk klarifikasi, dan memang benar<br />
hakimnya sedang sakit. (ansah)<br />
diperolehnya akan disampaikan ke Kapolri,<br />
Jenderal Tito Karnavian, untuk mendapat<br />
dukungan. "Tidak boleh diintervensi, dan<br />
tak seorang pun kebal hukum.<br />
Pemeriksaan kepada pejabat oleh penyidik<br />
tidak harus membuat semangat kendur.<br />
Jangan mundur," pintanya.<br />
Kapolres Pakpak Bharat, AKBP Jansen<br />
Sitohang mengatakan, pihaknya sudah<br />
mulai mengusut kasus tersebut di awal<br />
tahun <strong>2017</strong> menindaklanjuti laporan dari<br />
masyarakat.<br />
"Soal penyimpangan dana PKK, dari hasil<br />
audit Inspektorat tidak sesuai dengan fakta<br />
di lapangan. Penyidik sudah melayangkan<br />
tiga kali surat pemanggilan ke bendahara<br />
PKK bernisial RB, namun tak<br />
diindahkannya," ucapnya tanpa merinci<br />
penyelidikan kasus lainnya. (edy ilva)<br />
mengecek kesana untuk mencopotnya,"<br />
kata Direktur Lalulintas Poldasu, Kombes<br />
Pol Heru Prakoso, Minggu (2/4) sore.<br />
Mantan Kabid Humas Poldasu ini<br />
sempat terkejut, karena untuk<br />
pemasangan iklan yang disponsori oleh<br />
produk-produk tertentu harus mendapat<br />
izin terlebih dahulu. "Kalau iklan seperti<br />
itu harus koordinasi dengan Ditlantas<br />
dulu, lalu izinnya oleh Pemda/Pemko,"<br />
ujarnya lagi.<br />
Biasanya, lanjut Heru, iklan resmi dari<br />
pihak kepolisian harus mencantumkan<br />
logo polisi. "Itu ada logo polisinya tidak?<br />
Kalau tidak, berarti ilegal dan bisa saja<br />
untuk menghindari pajak," cetusnya.<br />
Soal penerbitan izin pendirian papan<br />
reklame yang terlihat seperti baru<br />
dibangun, Heru menyarankan awak<br />
media mempertanyakannya langsung ke<br />
Pemko Medan. "Coba tanyakan kepada<br />
Pemko, karena izinnya mereka yang<br />
mengeluarkan," pungkasnya.<br />
Salah seorang warga bermarga<br />
Hutabarat mengaku, sebelumnya tak ada<br />
melihat tiang pondasi papan reklame<br />
berdiri di lokasi yang dijadikan tempat<br />
mangkal bersama penarik becak<br />
bermotor (Parbetor) lainnya.<br />
"Aku pun tak tau kalau ada papan<br />
reklame dari polisi disponsori minuman<br />
Kamput ini. Selama ini tak kuperhatikan<br />
pula ada pondasinya," bebernya.<br />
Diakuinya, produk iklan layanan<br />
lalulintas tersebut sangat bertolak<br />
belakang dengan polisi, karena<br />
mencantumkan produk minuman untuk<br />
memabukkan mendukung program kerja<br />
kepolisian."Udah salah la itu. Kok gak<br />
Markisa aja yang menjadi iklannya. Ini<br />
malah minuman keras pula," katanya.<br />
Amatan awak media, ada tulisan ajakan<br />
"Gunakan Helm Untuk Keselamatan Dalam<br />
Kendaraan Motor" dibagian bawah isi iklan<br />
miras Tjap kambing yang berdiri tegak<br />
menjulang ke langit itu. (ardi)<br />
Tak Ada Jalan Pintas<br />
Keberhasilan tak diperoleh begitu saja. Ia<br />
adalah buah dari pohon kerja keras yang<br />
berjuang untuk tumbuh. Jangan terlalu berharap<br />
pada kemujuran.<br />
Apakah kita tahu apa itu kemujuran? Apakah<br />
kita dapat mendatangkan kemujuran sesuai<br />
keinginan kalian? Padahal kita tahu, kita tak<br />
selalu mampu menjelaskan dari mana<br />
datangnya.<br />
Sadarilah bahwa segala sesuatu berjalan<br />
secara alami dan semestinya. Layaknya proses<br />
mendaki tangga, kita melangkahkan kaki melalui<br />
anak tangga satu per satu.<br />
Tak perlu repot-repot membuang waktu untuk<br />
mencari jalan pintas, karena memang tak ada<br />
jalan pintas. Sesungguhnya kemudahan jalan<br />
pintas itu takkan pernah memberikan kepuasan<br />
sejati.Untuk apa berhasil jika kita tak merasa<br />
puas?<br />
Hargailah setiap langkah kecil yang membawa<br />
anda maju. Janganlah melangkah dengan<br />
ketergesaan, karena ketergesaan adalah beban<br />
yang memberati langkah saja.<br />
Amatilah jalan lurus. Tak peduli bergelombang<br />
maupun berbatu, selama kita yakin berada di<br />
jalan yang tepat, maka melangkahlah terus.<br />
Ketahuilah, jalan yang tepat itu adalah jalan<br />
yang menuntun kita menjadi diri kita sendiri.