You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
TOWER DI BELAWAN DIRIBUTI<br />
BELAWAN-M24<br />
Tower telekomunikasi di Jln Selangat,<br />
Ling XII, Belawan Bahagia, Medan<br />
Belawan, diributi puluhan omak-omak.<br />
Mereka meminta pembangunan tower<br />
tersebut dihentikan.<br />
Warga sebelumnya telah berunjuk<br />
rasa ke lokasi, Senin (13/3). Saat itu,<br />
pihak pengelola tower memberikan dana<br />
partisipasi untuk mendapatkan izin.<br />
Nani (45) warga Jln Selar, Ling XII,<br />
Belawan Bahagia, yang rumahnya<br />
berada di belakang pembangunan tower<br />
merasa keberatan dengan berdirinya<br />
tower tersebut. Katanya, ia sempat<br />
mempertanyakan kepada Lurah mengapa<br />
izin pembangunan tower bisa dikeluarkan.<br />
"Sementara kami ada 8 KK (Kepala<br />
Keluarga, red) yang keberatan, kok tidak<br />
dianggap," bilangnya.<br />
Senada dengan itu, Nuraida<br />
mengatakan, paling tidak Lurah jangan<br />
sembarangan mengeluarkan izin<br />
pembangunan tower tersebut dan harus<br />
mempertimbangkan keberatan warga.<br />
Sementara itu HIT Tower, Pauji, Senin<br />
(3/4) menjelaskan, sudah memberikan<br />
uang partisipasi di sekitar radius tower<br />
tersebut Rp1 juta per KK.<br />
Namun belakangan, katanya, dua<br />
warga yang tidak perlu disebutkan<br />
namanya, meminta uang ganti rugi<br />
sebesar Rp5 juta per KK. "Kita turuti. Tapi<br />
setelah dikasih ditolak mereka. Mereka<br />
meminta uang sebesar Rp300 juta. Jika<br />
tidak, izin tdak diberikan oleh kedua<br />
warga tersebut," katanya. Sayangnya,<br />
upaya konfirmasi wartawan<br />
kepada Lurah Bagagia Belawan,<br />
Aji Torop ketika melalui Whatsapp<br />
gagal. (mag2)<br />
MEDAN-M24<br />
Kapolda Sumut Irjen Rycko<br />
Amelza Dahniel memimpin upacara<br />
serah terima jabatan (Sertijab) dua<br />
jabatan utama dan enam Kapolres<br />
di Aula Tribrata Mapolda Sumut,<br />
Selasa (4/4). Sertijab ini sesuai<br />
Surat Telegram Kapolri No.ST/671/<br />
III/<strong>2017</strong> Tanggal 11 Maret <strong>2017</strong>.<br />
Dua pejabat utama yang<br />
disertijabkan yakni Kabiddokkes<br />
Polda Sumut Kombes Pol Setyo<br />
Purwanto dimutasikan sebagai<br />
Pamen Polda Jatim (dalam rangka<br />
pensiun). Penggantinya Kombes Pol<br />
Sahat Harianja dari Ahli Utama<br />
Rumkit Bhayangkara TK I<br />
Pusdokkes Polri. Kemudian<br />
jabatan Karumkit<br />
Bhayangkara Polda Sumut<br />
dari Kombes Pol Farid<br />
Amansyah berpindah ke AKBP<br />
Nyoman Edi Purnama<br />
Wirawan. Kombes Pol Farid<br />
Amansyah akan menjadi<br />
Karumkit Bhayangkara TK<br />
II Bandung Biddokkes Polda Jabar.<br />
AKBP Nyoman Edi Purnama Wirawan<br />
sebelumnya menjabat sebagai<br />
Kabiddokkes Polda DIY.<br />
Sementara enam jabatan<br />
Kapolres yang disertijabkan antara<br />
lain Kapolres Simalungun AKBP Yogi<br />
Girianto Putro dimutasikan sebagai<br />
Irbidbin Itwasda Polda Sumut.<br />
Penggantinya AKBP Marudut Liberti<br />
Panjaitan dari Kasubdit II<br />
Ditresnarkoba Polda Kaltim.<br />
Kapolres Toba Samosir (Tobasa)<br />
AKBP Jidin Siagian dimutasikan<br />
sebagai Kabag Bekkum Rolog Polda<br />
Sumut. Penggantinya AKBP Elvianus<br />
Laoli dari Kasubbagdalops Bagops<br />
Korbrimob Polri.<br />
Kapolres Asahan AKBP Tatan<br />
Dirsan Atmaja dimutasikan sebagai<br />
Wakapolrestabes Medan.<br />
Penggantinya AKBP Kobul Syahrin<br />
Ritonga dari Kapolres Dairi.<br />
Jabatan Kapolres Dairi yang<br />
ditinggalkan oleh AKBP Kobul<br />
Syahrin Ritonga, diduduki oleh AKBP<br />
Dedi Tabrani dari Pamen Baharkam<br />
Polri.<br />
Selanjutnya, Kapolres Langkat<br />
AKBP Mulya Hakim Solichin<br />
dimutasikan sebagai Kasubbag<br />
Opsnal Dittipideksus Bareskrim.<br />
Penggantinya AKBP Dede Rojudin<br />
dari Kabag Ops Polrestabes<br />
Bandung.<br />
Terakhir, Kapolres<br />
Padangsidimpuan AKBP Muhammad<br />
Helmi dimutasikan sebagai<br />
Kasubbaglatdik Bagdiklat Setukpa<br />
Polri Lemdikpol. Penggantinya AKBP<br />
Andy Nurwandy dari Kapolres<br />
Ngada Polda NTT.<br />
Kepada para pejabat baru, Irjen<br />
Rycko mewanti-wanti agar segera<br />
beradaptasi, menyesuaikan diri dan<br />
mempertahankan prestasi serta<br />
inovasi yang telah dibuat pejabat<br />
sebelumnya.<br />
Sementara bagi para pejabat<br />
lama, jenderal bintang dua ini<br />
mengucapkan terima kasih atas<br />
dedikasi dan prestasi yang telah<br />
diberikan kepada institusi Polri.<br />
(ahmad)<br />
ADELE membeli rumah baru yang<br />
berlokasi di East Grinstead, sebuah<br />
kawasan yang sangat jauh dari<br />
gemerlapnya dunia hiburan. Total luas<br />
properti yang dibelinya adalah 19 hektar.<br />
Dilansir dari Mirror, rumah tersebut dibeli<br />
dengan harga 66 miliar. Memiliki lapangan<br />
tenis dan pohon di luarnya. Di bagian<br />
dalam, rumah ini dilengkapi perapian yang<br />
lumayan besar dan 8 kamar tidur. Membuat<br />
kediaman ini cocok baginya jika ingin<br />
memulai kehidupan yang baru. (net)<br />
KAPOLDA SUMUT<br />
IRJEN POL RYCKO AMELZA DAHNIEL<br />
Road<br />
to Polsek<br />
Korban yang melapor didampingi<br />
karyawannya<br />
“Setiap terima<br />
jabatan, maka di dalamnya<br />
dituntut komitmen,<br />
dedikasi dan tanggung<br />
jawab pejabat untuk<br />
melaksanakan tugas,<br />
peran dan fungsi yang<br />
diamanahkan. Ini berguna<br />
meningkatkan kinerja<br />
Polri dalam memelihara<br />
Kamtibmas, menegakkan<br />
hukum, melindungi,<br />
mengayomi dan melayani<br />
masyarakat<br />
”<br />
HP DAGANGAN DIGONDOL MALING<br />
Lie Kui Heng<br />
Rugi Rp130 Juta<br />
LABUHAN-M24<br />
Lie Kui Heng (47) hanya bisa lemas sesaat<br />
membuka konter HP miliknya di Jln Platina<br />
Raya, Ling 32, Kel Titi Papan. Pasalnya,<br />
semua barang dagangannya hilang. Ia pun<br />
mengaku rugi hingga Rp130 juta.<br />
Lie kemudian melaporkan pencurian<br />
tersebut ke Polsek Labuhan, Selasa (4/4).<br />
Diceritakan Lie, pencurian itu diketahuinya,<br />
Minggu (2/4) pagi.<br />
Saat membuka pintu toko bersama<br />
karyawannya, iai heran lantaran pintu toko<br />
terkunci dari dalam. Ia berusaha membuka<br />
dengan cara mendorong pintu. Karena tidak<br />
bisa juga dibuka, ia mencari linggis untuk<br />
membuka pintu.<br />
Karena pintu tak kunjung terbuka, ia pergi<br />
ke belakang konternya. Ternyata pintu<br />
belakang toko sudah terbuka lebar.<br />
Perempuan ini kemudian masuk ke toko.<br />
Saat itulah, HP yang terpajang disteeling<br />
toko raib tak tersisa.<br />
Adapun HP yang hilang itu, kata Lie,<br />
antara lain 8 merek Lenovo, 15 merek Oppo,<br />
22 merek Samsung, 6 merek Xiomi, 4 merek<br />
Smartfren, 12 merek Asus, 25 merek Advan,<br />
25 merek Evercross, 3 Tab Samsung 3 dan 3<br />
Samsung jenis lipat. Total kerugian<br />
ditaksirnya Rp130 juta. "Pening saya<br />
dibuatnya," bebernya sedih.<br />
Terpisah, Kanit Reskrim AKP Ponijo ketika<br />
dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut.<br />
"Akan segera diproses," tegas<br />
Ponijo. (mag2)<br />
MEDAN-M24<br />
Setelah empat bulan, penyidik<br />
Tindak Pidana Korupsi<br />
(Tipikor) Polda Sumut<br />
'menyerah' untuk menangani<br />
dugaan korupsi yang<br />
dilakukan lima Pegawai Negri<br />
Sipil (PNS) di Dinas<br />
Pendidikan (Disdik) Karo yang<br />
terjaring Operasi Tangkap<br />
Tangan (OTT). Kasus itu akan<br />
diserahkan kepada tim<br />
pemeriksa (audit) internal<br />
Pemkab Karo.<br />
Setelah empat bulan<br />
peroses<br />
penyelidikan,<br />
penyidik Tipikor<br />
akhirnya<br />
melimpahkan kasus<br />
itu ke Pengawan<br />
Daerah (Pengda)<br />
Kabupaten Karo. Kita (Polda)<br />
mempercayakan kepada tim pemeriksa<br />
(audit) internal melakukan pemeriksaan,"<br />
kata Kasubbid Penerangan Masyarakat<br />
(Penmas) Polda Sumut, AKBP MP<br />
Nainggolan, Senin (3/4).<br />
Menurut Nainggolan, penyidik Tipikor<br />
melakukan itu lantaran tidak adanya<br />
ditemukan dua alat bukti dan keterangan<br />
saksi sebagai permulaan yang cukup<br />
untuk menetapkan kelima PNS Disdik Karo<br />
itu sebagai tersangka.<br />
"Jadi, tugas tim penyidik internal Disdik<br />
Karo itu menelusuri sumber uang yang<br />
disita dari kelima PNS tersebut. Apakah<br />
uang itu bagian dari korupsi atau tidak.<br />
Itu perlu dipertanggungjawabkan,"<br />
ujarnya.<br />
Kasubdit III/Tipikor Polda Sumut, AKBP<br />
Dedi Kurnia ketika dikonfirmasi mengaku,<br />
tidak tahu sejauh apa perkembangan<br />
penyidikan yang dilakukan, lantaran<br />
dirinya sedang sekolah. "Saya sedang<br />
sekolah ini. Saya sudah tdak tahu<br />
bagaimana kelanjutan dari penyidikan<br />
itu," kilahnya.<br />
Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum<br />
dan Pembaharuan (Pushpa) Muslim Muis<br />
mengatakan, sejak awal dirinya sudah<br />
menilai ada yang aneh dan janggal dalam<br />
kasus tersebut. Pasalnya, OTT dilakukan<br />
pas menjelang tahun baru. Kemudian,<br />
kelima PNS itu diamankan dari kafe,<br />
bukan dari kantor para PNS tersebut.<br />
Ditambah lagi, kelima PNS itu tidak<br />
melakukan perlawanan hukum kepada<br />
penyidik dengan melakukan prapradilan<br />
untuk menguji alat bukti dan proses<br />
penangkapan yang dilakukan penyidik<br />
tersebut.<br />
"Harusnya diprapradilankan dong,<br />
bukan dibiarkan. Sehingga kuat dugaan<br />
saya kalau mereka (Penyidik dan lima<br />
PNS) sudah sama-sama mengerti (86).<br />
Alhasil kasusnya tidak jadi disidik dengan<br />
alasan tidak cukup bukti," ujarnya.<br />
Terlepas dari itu, tambah Muslim,<br />
ketidakmampuan penyidik Tipikor Polda<br />
Sumut membuktikan dugaan korupsi lima<br />
PNS tersebut mengindikasukan kualitas<br />
atau pemahaman hukum penyidik masih<br />
perlu diasah dan harus banyak belajar.<br />
Tambah Muslim, Direktur Direktorat<br />
Reserse dan Kriminal Khusus<br />
(Ditreskrimsus) Polda Sumut, Komisaris<br />
Besar (Kombes) Pol Toga H Panjaitan<br />
sudah layak diganti atau dicopot.<br />
"Direkturnya harus kuliah lagi tuh,<br />
Kondisi Bayi Kembar Siam di RSUP<br />
Adam Malik Membaik<br />
JALANI SIDANG KETERANGAN SAKSI<br />
3 Terdakwa OTT TKBM Ketawa-ketawa di Hadapan Hakim<br />
Ketiga terdakwa operasi tangkap tangan<br />
”<br />
Tim dokter saat memaparkan kondisi bayi<br />
MEDAN M24<br />
Kondisi dua bayi kembar siam yang<br />
menjalani perawatan intensif di RSUP<br />
H Adam Malik Medan, mulai membaik.<br />
Kondisi klinis bayi tersebut stabil.<br />
Ketua tim dokter yang menangani<br />
kedua bayi kembar siam Prof Dr<br />
Guslihan Dasa Tjipta SpA (K), dalam<br />
temu pers di RSUP HAM, Selasa (4/4)<br />
menjelaskan bayi kembar siam dempet<br />
perut dan dada, F dan S saat ini<br />
berusia 11 hari. Panjang bayi F yakni<br />
45 Cm, lingkar kepala 31 Cm dan bayi<br />
S panjang 44 Cm, lingkar kepala 30<br />
MEDAN-M24<br />
Menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Medan,<br />
Selasa (4/4), terdakwa Operasi Tangkap Tangan (OTT)<br />
Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Upaya Karya<br />
Pelabuhan Belawan, malah ketawa-ketawa di hadapan<br />
hakim. Persidangan ini dikawal oleh personil Polres<br />
Pelabuhan Belawan.<br />
Sidang yang dilaksanakan di<br />
Ruang Kartika beragendakan<br />
mendengarkan keterangan saksi itu<br />
tampak berjalan alot. Beberapa kali<br />
terlihat Ketua Majelis Hakim<br />
Jeperson Sinaga memarahi<br />
terdakwa Mafrizal selaku Ketua<br />
TKBM, Sabam Parulian Manalu<br />
selaku Sekretaris TKBM, dan Frans<br />
Sitanggang selaku Bendahara<br />
TKBM.<br />
"Saudara terdakwa jangan<br />
ketawa-ketawa. Terangkan yang<br />
mana keterangan saksi yang<br />
Cm. Berat lahir keduanya 4.200 Gram.<br />
Saat ini beratnya 4.450 Gram atau<br />
naik 250 Gram.<br />
Guslihan yang didampingi Humas<br />
RSUP HAM Masahadat menambahkan,<br />
kondisi bayi saat ini, menangisnya<br />
kuat, gerakan aktif dan menghisap<br />
kuat. Toleransi minum keduanya baik,<br />
diit susu (awalnya susu formula, saat<br />
ini sudah diberikan ASI) sebanyak 25<br />
sampai 30 cc setiap dua jam dan<br />
diberikan melalui mulut.<br />
Begitu juga dengan kondisi lainnya<br />
secara klinis, lanjutnya, seperti sistem<br />
pernafasan, jantung dan saluran<br />
cerna serta temperaturnya dalam<br />
kondisi stabil. Tali pusat sudah puput,<br />
buang air kecil dan besar normal serta<br />
hasil pemeriksaan darah rutin normal.<br />
"Pengobatan yang diberikan masih<br />
bersifat suportif. Kita masih menjaga<br />
agar suhu tubuhnya dalam infant<br />
warmer atau menjaga suhu tubuhnya<br />
tetap normal. Juga kita tetap menjaga<br />
keseimbangan cairan tubuhnya dan<br />
merawat sekitar tali pusat," jelasnya.<br />
menurut saudara tidak benar.<br />
Bukan malah ketawa-ketawa. Biar<br />
sidangnya cepat selesai," bentak<br />
majelis hakim.<br />
Mendengar itu, para terdakwa<br />
mengatakan keterangan saksi<br />
banyak yang tidak benar.<br />
Sementara itu, Jaksa Penuntut<br />
Umum (JPU) Ruji yang dikonfirmasi<br />
usai persidangan mengatakan<br />
akibat perbuatan ketiga terdakwa,<br />
korban Aulia Rahman selaku pemilik<br />
PBM PT Aulia Abadi dan PBM Usaha<br />
Bongkar Muat (UBM) mengalami<br />
Sedangkan untuk bayi dua kepala<br />
yang berumur 8 hari, sebut Guslihan,<br />
panjangnya 50 Cm dan berat saat lahir<br />
3.500 gram. Berat keduanya sekarang<br />
naik menjadi 3.710 Gram atau naik 210<br />
Gram. Kondisi gerakannya kurang<br />
aktif, merintih, kemampuan menghisap<br />
lemas dan adanya sesak nafas yang<br />
disebabkan kelainan jantung. "Denyut<br />
jantungnya stabil, tali pusat tampak<br />
kering dan luka bekas operasi di anus<br />
cukup baik. Buang air besar dan<br />
kecilnya normal," ujarnya.<br />
Untuk pengobatan, jelasnya lagi,<br />
masih bersifat suportif, menjaga suhu<br />
tubuhnya tetap normal dan masih<br />
diberikan terapi oksigen melalui hidung.<br />
Menjaga keseimbangan cairan tubuh,<br />
diet diberikan melalui infus dan melalui<br />
pipa lambung sebanyak 2 sampai 3 cc<br />
tiap 2 jam serta pemberian antibiotik.<br />
Sekretaris tim dokter yang<br />
menangani kedua bayi dr Rizky<br />
Adriansyah SpA (K) menambahkan,<br />
untuk dilakukan pemisahan berkisar<br />
usia 4 sampai 12 bulan. (ali)<br />
kerugian sebesar Rp15 miliar.<br />
Adapun rinciannya PBM PT Aulia<br />
Abadi mengalami kerugian sebesar<br />
Rp10 miliar dan PBM Usaha Bongkar<br />
Muat mengalami kerugian sebesar<br />
Rp5 miliar.<br />
Menurut JPU Ruji, ketiga<br />
terdakwa secara bersama-sama<br />
sejak Juni 2014 sampai Oktober<br />
2016 lalu, melakukan perbuatan<br />
kejahatan untuk menguntungkan<br />
diri sendiri atau orang lain dengan<br />
tipu muslihat ataupun rangkaian<br />
kebohongan.<br />
Saat melaksanakan aktifitas<br />
bongkar muat mobil, lantaran PBM<br />
PT Aulia Abadi diminta oleh para<br />
terdakwa untuk membayar panjar<br />
sebesar 75 persen dari total biaya<br />
bongkar muat. Pihak PBM Usaha<br />
Bongkar Muat juga diminta<br />
melakukan hal yang sama saat akan<br />
melakukan aktifitas di dermaga.<br />
(ansah)<br />
harus belajar dan banyak membaca<br />
tentang tata cara penyelidikan. Harus<br />
banyak berdiskusi tentang KUHAP. Saya<br />
bersedia mengajarinya jika dibutuhkan,"<br />
pungkasnya.<br />
Sebelumnya, kelima PNS Disdik<br />
Kabupaten Karo yang diamankan itu<br />
berinisial EP selaku Pelaksana Tugas (Plt)<br />
Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 4<br />
Kabanjahe, EP guru sekolah SMPN 1<br />
Kabanjahe, EW Tata Usaha (TU) SMPN 1<br />
Kabanjahe, TS wali<br />
peserta didik di SMPN 1 Kabanjahe dan<br />
FJG staf Pendidikan Mengenah (Dikmen)<br />
Disdik Karo.<br />
Para PNS tersebut diamankan Polisi<br />
dari Kafe Simole, Kabanjahe, Tanah<br />
Karo, Rabu (28/12/2016) sekitar pukul<br />
14.00 WIB. Dari kelimanya penyidik<br />
menyita barang bukti berupa uang tunai<br />
senilai Rp170.110.000. Uang itu<br />
ditemukan dari PNS berinisial FJG senilai<br />
Rp127 juta dan dari EW senilai<br />
Rp43.110.000. Uang tersebut diketahui<br />
bersumber dari proyek pembangunan<br />
USB TA 2016. Selain uang tunai, dari<br />
para PNS itu juga disita 6 HP,<br />
dokumen dan dua blok kwitansi.<br />
(ahmad)<br />
Obat Penawar Derita<br />
Alkisah, ada seorang ibu muda yang sudah<br />
berhari-hari tidak makan, hingga tubuhnya<br />
semakin kurus saja. Seorang tabib tua<br />
memeriksa denyut nadinya, lalu berkata: "Anda<br />
memendam begitu banyak masalah dalam hati<br />
Anda, sehingga badan menjadi lemah. Karena<br />
sebenarnya Anda tidak memiliki penyakit yang<br />
parah".<br />
Setelah mendengar diagnosis sang tabib, ibu<br />
muda itu merasa sangat lega seperti terlepas<br />
dari beban berat. Kemudian, ibu muda itu pun<br />
menceritakan semua masalahnya pada sang<br />
tabib. Tabib tua pun bertanya, “Bagaimana<br />
perasaan suami Anda terhadap Anda?”<br />
Si ibu muda menjawab dengan tersenyum,<br />
“Sangat menyayangi saya". Tabib tua bertanya<br />
lagi, “Apakah punya anak?” Dengan penuh ceria<br />
si ibu muda menjawab, “Ada, seorang putri,<br />
sangat pengertian”.<br />
Selagi tadi bertanya, sang tabib pun<br />
menuliskan sesuatu. Setelahnya, ia<br />
memperlihatkan tulisannya di dua kertas pada si<br />
ibu muda itu. Lembar yang satu bertuliskan<br />
masalah si ibu muda, dan lembaran yang lain<br />
berisikan sukacita si ibu muda.<br />
Kemudian, sang tabib berkata pada si ibu<br />
muda, “Kedua kertas ini adalah resep obat untuk<br />
penyakit Anda. Anda mencatat semua masalah<br />
yang Anda hadapi, dan melupakan sukacita di<br />
sekitar Anda”.<br />
Sambil berkata begitu, sang tabib tua<br />
menyuruh muridnya membawakan sebaskom air<br />
dan tinta. Setelah itu, sang tabib meneteskan<br />
tinta hitam ke dalam air yang jernih. Terlihat<br />
warna hijau muda dari tetesan tinta yang mulai<br />
menyebar ke seluruh permukaan air.<br />
Dan dalam sekejap, tinta itu tak terlihat lagi.<br />
Sang tabib berkata lagi, “Ketika tinta hitam<br />
masuk ke dalam air, warnanya akan memudar.<br />
Bukankah kehidupan kita juga begitu?”<br />
Sering kali beban penderitaan yang begitu<br />
berat kita rasakan, lebih dikarenakan diri kita<br />
sendiri yang terlalu terpaku pada masalahmasalah<br />
yang ada dan melupakan sukacita yang<br />
ada di sekitar kita. Cobalah belajar untuk<br />
mencampurkan sedikit demi sedikit penderitaan<br />
pada air kehidupan yang jernih, luas, dan berisi<br />
sukacita kita. Dengan begitu, beban hidup kita<br />
akan terasa lebih ringan.