Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2 SAMBUNGAN<br />
MINGGU 23 APRIL 2017<br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Pasaribu Disiksa 15 Orang & Dibuang ke Sungai<br />
Kapolrestabes Medan saat paparan<br />
MEDAN-M24<br />
Masih ingat mayat pria bugil tanpa identitas yang ditemukan<br />
warga di tumpukan sampah pinggiran Sungai Deli, Jln Guru Pattimpus,<br />
Ling IV, Kel Silalas, Kec Medan Barat, Kamis dinihari (20/4) lalu?<br />
Ia adalah Yosua Immanuel Pasaribu, warga Jln Raya Menteng<br />
Medan yang dianiaya di Jln Multatuli Lorong V, Kel Hamdan, Kec<br />
Medan Maimun, Selasa (18/4) sekitar pukul 03:00 WIB.<br />
Hal itu terungkap setelah Satuan Reskrim Polrestabes Medan<br />
bersama petugas Reskrim Polsekta Medan Kota dan Polsekta Med-<br />
Sempat Ikut Makek<br />
KECURIGAAN bila Yosua Immanuel Pasaribu sebagai<br />
informan polisi bukan tanpa alasan. Menurut beberapa<br />
tersangka, sebelum penggerebekan, korban Yosua ikut<br />
menggunakan sabu di rumah Wiwik yang diduga sebagai bandar<br />
di Multatuli.<br />
“Si korban ini sempat nyabu di rumah Kak Sri yang ditangkap<br />
saat digrebek kemarin. Herannya dia gak ketangkap. Pas jumpa<br />
Bang Sopar, langsung diteriaki kibus, makanya dipukuli,” ujar<br />
Boby Haryanto, salah seorang tersangka kepada M24, Sabtu<br />
(22/4). Hal itu dibenarkan tersangka lainnya, Wiwik. Bahkan ibu<br />
rumah tangga (IRT) ini ikut menampar korban. “Saya awalnya<br />
lihat-lihat aja, Pak. Tiba-tiba warga udah mukuli korban. Saya<br />
cuma menampar korban sekali aja Pak. Saya pun terkejut kalau<br />
polisi menangkap saya dari rumah. Saya minta tolong kalilah pak<br />
dibantu,” rengeknya. (ardi)<br />
Kunjungi Bripka Rianto Aruan<br />
KAPOLRESTABES Medan Kombes Pol Sandi Nugroho<br />
didampingi Kapolsekta Medan Kota Kompol Martuasah Hermindo<br />
Tobing dan Kapolsekta Medan Barat Kompol Victor ZIlliwu<br />
menjenguk Bripka Rianto Aruan ke RSU Permata Bunda Jln SM<br />
Raja Medan.<br />
Pantauan M24, Bripka Rianto Aruan masih menjalani<br />
perawatan itensif di ruangan Intan A lantai 2. Kepada<br />
anggotanya itu, Kombes Pol Sandi Nugroho memberi apresiasi<br />
dan semangat.<br />
“Semoga cepat sembuh ya dan bisa menjalani tugas kembali.<br />
Tetap semangat dan saya sangat berterima kasih atas dedikasi<br />
sebagai anggota Polri,” ujar Kapolrestabes kepada Bripka Rianto.<br />
Karena besarnya resiko yang dihadapi, Kombes Pol Sandi<br />
Nugroho pun mengimbau seluruh personel agar lebih waspada<br />
terhadap perlawanan yang mungkin dilakukan tersangka. (ardi)<br />
Begal ‘Berbadan Tegap’<br />
Diberitakan sebelumnya, jasad pelaku Bima (37) warga Young<br />
Panah Hijau Gg Darul Ikhsan, Kel Labuhan Deli, Kec Medan<br />
Marelan, sudah dijemput keluarganya Jumat (21/4) lalu.<br />
Sementara rekan Bima yang juga tewas, hingga kini masih belum<br />
diketahui identitasnya (Mr X).<br />
Begitupun dari informasi diperoleh, sang Mr X disebut-sebut<br />
merupakan warga Sei Mati, Kec Medan Labuhan.<br />
Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, AKP Ponijo, yang<br />
dikonfirmasi M24, Sabtu (22/4), membenarkan jika pihaknya<br />
belum mengatahui identitas seorang pelaku begal yang<br />
menewaskan David Juliono(22) mahasiswa STIK Mikroskil<br />
semester akhir.<br />
“Sampai saat ini keluarga pelaku belum ada melapor<br />
Ke Polsekta Medan Labuhan. Pihak keluarga Bima tidak<br />
mengetahui siapa pria tersebut,” kata Ponijo.<br />
Adapun ciri-ciri Mr X tersebut berbadan tegap, kulit legam dan<br />
memiliki tato di bagian dada. “Kita berharap keluarga pelaku (Mr<br />
X) segera melapor ke Polsek Labuhan untuk mengambil<br />
jenazahnya di RS Bhayangkara Medan,” pungks Ponijo. (sigit)<br />
Berdamai dengan Masalah<br />
lanjut profesor.<br />
“Tidak,” jawab siswa serentak, “itu karena otot-otot Anda<br />
menerima tegangan yang terlalu lama”.<br />
Profesor kembali bertanya, “Lalu apa yang harus saya<br />
lakukan?”<br />
Seisi kelas terdiam. Tiba-tiba salah seorang siswa menjawab,<br />
“Letakkan gelas tersebut”.<br />
“Excactly, tepat sekali!” jawab sang profesor. “Problem dan<br />
masalah dalam hidup dapat diibaratkan mengangkat gelas ini.<br />
Camkan kata-kata ini, mengangkatnya lebih lama akan<br />
membuatmu merasa pegal. Mengangkat lebih lama lagi dapat<br />
membahayakanmu, bahkan dapat membunuhmu.”<br />
“Sangat penting berpikir tentang tantangan-tantangan dalam<br />
hidup, tapi akan LEBIH PENTING meletakkannya sejenak setiap<br />
mengakhiri hari saat kalian semua beranjak tidur dan tidak<br />
membawanya bersama tidurmu. Dengan begitu kalian tidak<br />
akan merasa tertekan, kalian bangun di pagi hari dengan rasa<br />
segar, kuat dan tegar menghadapi setiap tantangan dan<br />
masalah yang datang.” (****)<br />
Oleh-oleh dari Jepang<br />
Ashanty mengungkapkan rasa kangennya dengan<br />
menjenguk Julia Perez ke RSCM, Jakarta Pusat, Sabtu (22/4/<br />
2017).<br />
Ibu dua orang anak itu justru teringat kala Jupe menitip untuk<br />
dibelikan sebuah biskuit dari Jepang.<br />
“Aku bilang, kan aku mau ke Jepang, mau titip apa, waktu itu<br />
dia pernah titip, Kalau ke Jepang mau titip crackers apa gitu dulu<br />
pernah ngomong, namanya nggak familiar. Jadi aku bilang nanti<br />
apa pun crackers-nya aku bawain deh,” ucap Ashanty.<br />
Mendengar celotehan para sahabat, Ashanty mengatakan<br />
Jupe terlihat linglung dan bingung. Ashanty memang berniat<br />
akan ke Jepang selama 10 hari.<br />
“Pokoknya aku hibur aja, besok<br />
aku mau berangkat nih 10 hari.<br />
Kamu aku bawain oleh-oleh ya,”<br />
janji Ashanty. (dth)<br />
PERNYATAAN KEPALA DAERAH<br />
WAK Lokot seorang kepala daerah yang dikenal oleh<br />
teman-temannya memiliki temperamen tinggi dan tidak suka<br />
basa basi. Ia seakan paling benar dan paling baik dari semua<br />
masyarakatnya. Namun karena banyak tekanan baik dari<br />
masyarakat maupun dewan, sangat banyak juga yang<br />
kecewa dan yang gak menyukainya. Baik dari kalangan<br />
pendukungnya, lawan politiknya maupun komunitas<br />
perempuan yang sangat membencinya. Karena dianggap<br />
sering melecehkan dan tidak menjunjung perempuan. Saat<br />
masyarakat mulai berani dan demo menolaknya pun selalu<br />
terjadi, baik di gedung gubernuran, di gedung dewan<br />
maupun di kejaksaan tinggi. Sampai suatu hari Wak Lokot<br />
sang gubernur pun dipanggil dewan untuk memberi<br />
penjelasan atas semua tuntutan rakyat dan rapat dengan<br />
dewan mengenai kinerjanya selama memimpin derah. Saat<br />
sesi rapat paripurna dengan dewan dimulai, Wak Lokot<br />
malah ngomong deluan dan berteriak. “Setengah dari<br />
anggota dewan ini terdiri dari para pengecut dan politisi<br />
korup!” Suasana jadi memanas dan sidang diskors, semua<br />
anggota dewan menuntut agar kepala daerah yang marah<br />
ini menarik pernyataannya, atau meralatnya di saat sesi<br />
sidang berikutnya.<br />
Setelah jeda panjang, dengan lobi yang memanas,<br />
kepala daerah ini akhirnya setuju. “OK,” katanya, “Saya<br />
meralat apa yang saya katakan tadi. Jadi, setengah dari<br />
anggota dewan di sini bukan pengecut dan bukan politisi<br />
korup…!” katanya santai tanpa beban.<br />
an Barat meringkus 15 tersangka pelaku penganiayaan<br />
hingga menewaskan korban.<br />
Mereka adalah Sopar (44), Ricky Manulang<br />
(17), Wahyu Syaidina (26), Muhammad<br />
Syaipul (35), Andi Setiawan (32), Endra<br />
Gunawan (44), Darmawan Syahputra (18),<br />
Rinaldi (19), Bobi Haryanto (29), Syahwaludin<br />
(23), Erwin David (37), Andika (25), Sujatko<br />
(30), Ahmadi Priyatama (33) dan seorang<br />
ibu rumah tangga Wiwik (50).<br />
"Jadi para pelaku ini berhasil diamankan<br />
dari kediaman masing-masing, setelah petugas<br />
Polsekta Medan Kota dan Medan Barat<br />
melakukan penyelidikan dan pengembangan<br />
dari jenazah korban yang sebelumnya ditemukan<br />
di kawasan Sungai Deli," terang Kapolresta<br />
Medan Kombes Pol Sandi Nugoro<br />
didampingi Kasat Reskrim AKBP Febriansyah,<br />
Kapolsekta Medan Kota Kompol Martuasah<br />
Hermindo Tobing dan Kapolsekta Medan<br />
Barat Kompol Victor Zilliwu dalam paparan<br />
yang digelar di Mapolrestabes Medan, Sabtu<br />
(22/4).<br />
Sandi menyebut, dari para tersangka<br />
petugas mengamankan, dua buah parang,<br />
3 Kali Disetubuhi Duda, ART Hamil 5 Bulan<br />
empat buah batu, satu buah kunci T dan<br />
satu buah celana dalam korban.<br />
"Para tersangka dikenakan Pasal 338<br />
KUHPIdana Subs 170 ayat (2) ke 3 huruf E<br />
Jo 351 ayat 3 KUHPidana dengan ancaman<br />
hukuman diatas 10 tahun," tandasnya.<br />
Saat ditangkap di depan Lee Garden<br />
Jln Nibung, Kec Medan Petisah, dinihari,<br />
Sopar yang menjadi otak pelaku disebut<br />
melakukan perlawanan dengan menikam<br />
lengan personel Reskrim Bripka Rinto Aruan.<br />
Sontak, petugas melepas tembakan<br />
yang menewaskan warga Jln Multatuli, Kec<br />
Medan Maimun ini. (Baca: Kunjungi Bripka<br />
Rianto Aruan, Kapolrestabes: Cepat Sembuh<br />
Ya)<br />
"Ketika itu petugas ingin melakukan<br />
pengembangan mengambil senjata tajam<br />
yang digunakan pelaku untuk menganiaya<br />
korban ke kediamannya. Jadi petugas terpaksa<br />
memberi tindakan tegas (tembak<br />
mati)," tukas Kapolsekta Medan Kota, Kompol<br />
Martuasah Hermindo Tobing.<br />
Dari keterangan tersangka, penganiayaan<br />
berawal dari penggrebekan di kawasan<br />
tersebut. Ketika itu petugas<br />
menangkap beberapa tersangka dan Sri<br />
yang diduga sebagai bandar sabu. Curiga,<br />
Sopar meneriaki korban sebagai kibus polisi.<br />
(Baca: Sempat Ikut Makek Tapi Gak Ditangkap)<br />
Teriakan<br />
Sopar sontak memprovokasi para tersangka<br />
dan langsung memukuli korban hingga<br />
babak belur. Tak cukup, para pelaku juga<br />
menanggalkan seluruh pakaian korban sampai<br />
telanjang. Dalam keadaan masih<br />
bernafas, korban lalu dibuang ke aliran Sungai<br />
Deli hingga ditemukan tewas.<br />
"Dia udah babak belur, tapi sudah gak<br />
bisa lagi bangkit. Terakhir habis ditelanjangi,<br />
langsung dilempar ke sungai sama wargawarga<br />
di situ," terang Wiwik, salah satu<br />
tersangka.<br />
Dari keterangan itu, lanjut Kapolsekta<br />
Medan Barat Kompol Victor Zilliwu, pihaknya<br />
dan petugas Reskrim Polsekta Medan<br />
Kota tengah memburu 3 pelaku lainnya<br />
(DPO) yang saat ini masih berkeliaran. (ardi)<br />
SIANTAR-M24<br />
Tiga kali disetubuhi oleh seorang duda,<br />
membuat asisten rumah tangga (ART) ini<br />
hamil 5 bulan. Korban mengaku tak melawan<br />
ketika melakukan persetubuhan karena<br />
diancam akan dibunuh.<br />
Adalah R br Situmorang (22) yang menjadi<br />
korban pencabulan tersebut. Ditemani oleh<br />
ibunya, Boru Sidabutar, ia mengadukan kasus<br />
tersebut ke Polsek Siantar Barat, Sabtu<br />
(22/4).<br />
Perempuan yang tinggal di Jln Enggang,<br />
Kel Sipinggol-pinggol, Kec Siantar Barat, mau<br />
melaporkan Sawal Nasution (30), duda yang<br />
kesehariannya menjual kerang.<br />
Pencabulan terjadi saat korban bekerja<br />
sebagai ART untuk menjaga Oppung Nikson<br />
Silalahi yang tinggal di Jln Merpati, Kel Sipinggol-pinggol,<br />
Kec Siantar Barat.<br />
Sambil menangis, korban cerita dari situlah<br />
ia sering bertemu dengan pria yang tinggal<br />
di Kel Simarito, Kec Siantar Barat. Sebab,<br />
Sawal sering mencari barang bekas di belakang<br />
rumah Oppung Nikson. Sawal ketika<br />
itu memiliki kebiasaan suka mengganggunya<br />
ketika menjaga Oppung Nikson.<br />
Petaka terjadi ketika korban sendirian di<br />
belakang rumah. Lantaran Oppung Nikson<br />
pergi cek kesehatan ke rumah sakit. Tibatiba<br />
Sawal datang dan memaksanya berhubungan<br />
intim. “Aku nggak mau. Tapi Sawal<br />
mengancam akan membunuhku jika menolak,”<br />
ucapnya sambil menangis.<br />
Sawal berhasil memperawani korban. Dari<br />
situ, Sawal jadi ketagihan. Ketika Oppung<br />
Nikson kembali cek kesehatan di rumah sakit,<br />
Sawal kembali menggagahi korban di belakang<br />
rumah.<br />
Persetubuhan yang ketiga terjadi di dalam<br />
rumah. Sawal saat itu menarik paksa korban.<br />
“Aku takut memberitahukan karena<br />
Sawal terus mengancam membunuhku kalau<br />
cerita sama orang lain,” sebutnya.<br />
Kehamilan korban baru diketahui oleh<br />
ibunya Boru Tamba. Sebab, setelah tak lagi<br />
bekerja di rumah Oppung Nikson, korban<br />
bekerja di rumah Boru Tamba. Kala itu, korban<br />
baru 3 minggu kerja di rumah boru Tamba<br />
menjaga anak-anaknya.<br />
Boru Tamba curiga karena postur tubuh<br />
korban yang tidak biasa. Korban dibawa ke<br />
bidan. Dari pemeriksaan, diketahui kalau<br />
korban tengah hamil 5 bulan.<br />
“Setahuku, dia nggak ada pacaran sama<br />
Sawal. Belum ada kami jumpai Sawal begitu<br />
tahu dia telah dicabuli,” jelasnya.<br />
Kapolsek Siantar Barat Iptu Jasama Sidabutar<br />
menjelaskan, korban diarahkan untuk<br />
membuat pengaduan ke Polres Siantar.<br />
Pasalnya, Unit PPA tidak ada di Polsek Siantar<br />
Barat. “Tadi korban telah membawa bukti<br />
hasil pemeriksaan dari bidan,” tegasnya.<br />
(adi)<br />
Benjy Berencana Bangun Jaringan Narkoba di Medan<br />
MEDAN-M24<br />
Sebelum tertangkap di Sumatera Utara,<br />
Indonesia, rupanya Khairell Benjamin bin<br />
Ibrahim alias Benjy, pernah lolos dari hukuman<br />
gantung. Selain itu, aktor film di Malaysia<br />
ini juga berencana membangun jaringan<br />
narkoba di Medan.<br />
Hal ini disampaikan Kasubdit I Direktorat<br />
Narkoba Polda Sumut AKBP Hilman Wijaya<br />
kepada wartawan, Sabtu (22/4). Menurutnya,<br />
dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka<br />
mengakui sebelum ditangkap<br />
di Bandara Kuala Namu Internasional Airport<br />
(KNIA), Deliserdang, Benjy yang terkenal<br />
di Malaysia itu pernah lolos dari hukuman<br />
gantung gara-gara kasus yang sama.<br />
“Itu pengakuan tersangka. Dan yang lebih<br />
mengejutkan, tersangka juga mengaku akan<br />
membangun jaringannya di Medan. Siapa<br />
saja<br />
orang-orangnya dan sudah sejauh mana<br />
keterlibatannya, sedang dalam penyelidikan,”<br />
katanya.<br />
Hilman menyebutkan, pengungkapan<br />
jaringan tersangka itu butuh waktu dan informasi<br />
yang mendalam. Sebab, kata dia,<br />
dari beberapa pengungkapan jaringan narkoba<br />
yang bersumber dari Malaysia, selalu<br />
menggunakan jaringan terputus.<br />
“Keterangan dan pengakuan tersangka<br />
ini perlu dianalisis secara mendalam. Sehingga,<br />
kita mendapat petunjuk untuk pengungkapan<br />
selanjutnya. Sekarang anggota<br />
saya masih di lapangan untuk menelusurinya,”<br />
sebutnya.<br />
Lanjut Hilman, pihaknya mempersilakan<br />
siapapun untuk memberikan bantuan hukum<br />
kepada tersangka, termasuk dari Konsulat<br />
Jenderal (Konjen) Malaysia di Medan.<br />
“Kita persilahkan, siapapun yang ditunjuk<br />
tersangka, maupun pemerintah Malaysia<br />
untuk memberikan bantuan hukum kepada<br />
tersangka. Tetapi, sampai sekarang<br />
belum ada seorang pun yang datang menghadap<br />
kepada penyidik,” pungkasnya.<br />
Sebelumnya, Benjy diamankan oleh petugas<br />
dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan<br />
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B<br />
Kualanamu, Kamis (20/4). Ia kedapatan<br />
membawa narkoba jenis sabu seberat 14<br />
Gram. Benjy tiba menggunakan pesawat<br />
Malindo Air (OD 322) dari Kualalumpur, Malaysia,<br />
Selasa (18/4) sekitar pukul 21.30<br />
WIB. Yang mengejutkan, di Malaysia, Benjy<br />
sudah dinyatakan meninggal. Pasalnya,<br />
di negara asalnya, ia sudah 4 kali terjerat<br />
kasus narkoba. (ahmad)<br />
Semalaman Tak Pulang, Pengangon Lembu Tewas<br />
SIMALUNGUN-M24<br />
Semalaman tak pulang ke rumah, Tuani<br />
Halonguan Siagian (73) justru ditemukan<br />
tewas, Sabtu (22/4) sekitar pukul 11.30 WIB.<br />
Pengangon lembu ini ditemukan tewas dalam<br />
posisi telentang di area kebun karet.<br />
Tuani yang tinggal di Jln KH Dewantara,<br />
Parluasan Barat, Kel Serbelawan, Kec Dolok<br />
Batu Nanggar, Kab Simalungun, didapati tewas<br />
di Jln Merdeka KM 4 Nagori Dolok Merangir<br />
II Blok J-31 Afd E2 PT Bridgestone SRE,<br />
Kec Dolok Batu Nanggar Kab Simalungun.<br />
Data dihimpun, Sabtu (22/4) pukul 08.00<br />
WIB, Lindung Siagian (53) yang merupakan<br />
anak dari Tuani, datang ke Polsek Serbelawan<br />
untuk membuat laporan kalau Tuani hilang.<br />
Sebab, orang tuanya itu tak pulang ke<br />
rumahnya sejak, Jumat (21/4) sekira pkl<br />
Elakkan Truk Tangki, Innova Seruduk Warung<br />
BRANDAN-M24<br />
Bermaksud mengelakkan truk tangki yang<br />
melaju dari arah berlawanan, pengemudi<br />
mobil Toyota Innova BK 1318 ZL banting<br />
setir. Nahas, tindakan itu justru berisiko. Innova<br />
malah menyeruduk sebuah warung di<br />
pinggir jalan. Mirisnya dua pelajar yang kala<br />
itu hendak menyeberang jalan juga turut<br />
dihantam Innova.<br />
Akibat kejadian itu, warung hancur dan<br />
kedua pelajar mengalami luka serius.<br />
Info dihimpun, saat kehadian Innova<br />
melaju dari arah Medan menuju Pangkalanbrandan<br />
dengan kecepatan tinggi, Sabtu<br />
(22/4) sekitar pukul 13.00 WIB.<br />
Innova dikemudikan oleh Dedi (26), warga<br />
Pangkalanbrandan. Sementara kedua<br />
pelajar yang menjadi korban adalah Aulia<br />
(16) dan Dessica (16), keduanya warga Gg<br />
Datuk Kel Pelawi Utara, Brandan. Aulia dilarikan<br />
ke rumah sakit di Medan dalam keadaan<br />
koma. Sementara Dessuca dirawat di RS<br />
Pertamina Brandan. “Kedua korban baru<br />
mengikuti acara perpisahan di sekolahnya.<br />
Waktu mau menyeberang di depan warung<br />
milik Buk Dar Gg Datuk Pelawi Utara, tibatiba<br />
melaju Innova dari arah Medan dengan<br />
kecepatan tinggi. Gak tau tiba-tiba aja mobil<br />
itu banting setir langsung menyeruduk<br />
warung dan kedua pelajar. Seorang pelajar<br />
kritis, kalo mobilnya bagian depan ringsek.<br />
Sopirnya udah diamankan polisi,” kata salah<br />
seorang warga.<br />
Dedi, pengemudi Innova saat ditanyai di<br />
Bapak 4 Anak Tewas Ngambang<br />
BRANDAN-24<br />
Tak seorangpun manusia tahu kapan dan<br />
dimana ajal akan menjemputnya. Bila datang<br />
waktunya tak seorangpun bisa menghalangi.<br />
Ihtibar inipun berlaku pada diri Abdul Khadir<br />
alias Kadir (36), warga Gg Meriam Sei<br />
Bilah, Kec Sei Lepan, Langkat. Bapak 1 anak<br />
itu ditemukan tewas mengambang, di lokasi<br />
tambak udang vaname (air tawar) di Gg<br />
Meriam Sei Bilah, Sabtu (22/4) sekitar pukul<br />
07.00 WIB.<br />
Orang yang menemukan mayat Kadir tak<br />
lain Budiman, si pemilik tambak. “Jumat kemarin,<br />
dia (Kadir, red) masih sehat-sehat<br />
saja. Dia penjaga tambakku. Sudah lamalah<br />
dia bekerja denganku. Sabtu pagi kutelpon<br />
dia, karena kulihat gak ada di tambak ini. Aku<br />
mau nyuruh dia ngasih makan udang di tambak,”<br />
beber Budiman menceritakan ihwal<br />
peristiwa.<br />
Cewek Berlogat Jawa<br />
DELITUA-M24<br />
Wajahnya lesu. Tetapannya kosong<br />
saat datang ke Polsek Delitua, Sabtu (22/<br />
4). Lalu, perempuan berperawakan kurus<br />
ini mengaku telah menjadi korban perkosaan.<br />
Perempuan ini mengaku bernama Indah<br />
Sari alias Tuti. Ia berusia 24 tahun. Ketika<br />
ditanya maksud kedatangannya ke Polsek<br />
Delitua, cewek dengan tinggi sekitar 150<br />
Cm ini mengaku diperkosa. Bahkan perkosaan<br />
telah berulang kali ia alami.<br />
“Aku sudah beberapa kali diperkosa. Ada<br />
juga kakek-kakek dekat mesjid. Lajang juga<br />
pernah di bawah pohon besar. Tukang botot<br />
dekat rumahku juga pernah perkosa<br />
aku di lokasi botot. Kakek orang tua bapakku<br />
juga pernah memperkosa aku di kamarku,”<br />
ucap wanita yang memakai baju kaos<br />
oblong warna putih dan celana garis-garis<br />
ini.<br />
Ketika ditanyai lebih lanjut, wanita berambut<br />
sebahu ini mengaku tinggal di Jln<br />
Usai mematikan kincir air, alangkah kagetnya<br />
Budiman. Ia menemukan sesosok<br />
mayat laki-laki di tengah tambak. Sontak Budiman<br />
pun memberitahukan temuannya kepada<br />
warga sekitar dan diteruskan ke polisi.<br />
“Pas mayat diangkat ternyata dia Kadir.<br />
Betul-betul gak nyangka kalo dia bisa tewas<br />
seperti itu,” imbuh Budiman.<br />
Disebutkan, Kadir memiliki 4 orang anak<br />
yang tinggal bersamanya. “Istrinya pergi ke<br />
Malaysia sekitar 1,5 tahun lalu,” jelas Budiman.<br />
Kasubag Humas Polres Langkat, Iptu Dwi<br />
Syahputra yang dikonfirmasi wartawan,<br />
membenarkan kejadian. “Ya dari laporan<br />
yang kita terima, korban adalah penjaga<br />
tambak. Hasil visum di RSU Pangkalanbrandan,<br />
tidak ada tanda-tanda kekerasan pada<br />
tubuh korban. Dan pihak keluarga sudah<br />
ihklas. Jenazah sudah diserahkan kepada<br />
pihak keluarga,” ujar Dwi. (rudi)<br />
Garu Medan.<br />
“Nama bapakku Mat Cokro. Kerja di tempat<br />
sampah. Nama mamaku Ita. Tapi mamaku<br />
sedang sakit. Kakakku bernama Yasih,<br />
dan adikku Wulan. Tapi aku sering dipukuli<br />
bapak,” bebernya dengan logat Jawa yang<br />
kental.<br />
Informasi diperoleh kru koran ini, Tuti diantar<br />
oleh warga ke Polsek Delitua karena<br />
dari sejak pagi mondar-mandir di seputaran<br />
Pajak Delitua.<br />
“Mungkin warga khawatir wanita ini<br />
kembali menjadi korban pemerkosaan. Makanya<br />
diantar ke kantor polisi,” ujar Inong<br />
(56) salah satu warga.<br />
Menurut Inong, ia menduga kalau wanita<br />
tersebut mengalami depresi.<br />
“Saya juga sempat menanyakan, katanya<br />
dia berulang kali diperkosa dan merasa<br />
kesakitan,” bilangnya. Kapolsek Delitua<br />
Kompol Wira Prayatna mengakui kalau Tuti<br />
diantar oleh warga. “Diduga dia depresi,”<br />
bilangnya. (mehuli)<br />
18.00 WIB.<br />
Dari keterangan masyarakat, korban terakhir<br />
kali terlihat mengangon lembunya di<br />
sekitar Simpang Karya Perkebunan PT<br />
Bridgestone Nagori Dolok Merangir II.<br />
Dari laporan inilah, Kapolsek Serbelawan<br />
AKP Ilham Harahap, Camat Dolok Batu Nanggar<br />
Zainah dibantu anggota Koramil 05 Serbelawan<br />
beserta keluarga melakukan pencarian.<br />
Setelah dilakukan pencarian, Tuahni ditemukan<br />
dalam keadaan tidak bernyawa lagi.<br />
Adapun yang menemukan yakni Pangulu<br />
Nagori Dolok Merangir I, Khairuddin (53)<br />
warga Pondok Kerani Nagori Dolok Merangir<br />
I, Kec Dolok Batu Nanggar, Kab Simalungun,<br />
Gunawan(43) dan Suheri (41) masing-masing<br />
warga Kec Dolok Batu Nanggar, Simalungun.<br />
Berdasarkan keterangan dari Lindung,<br />
Tuani disebut mengalami sakit sesak nafas<br />
dan paru-paru. Begitupun, untuk mengetahui<br />
apakah ada luka di tubuh Tuani, petugas<br />
membawa jasad Tuani ke Puskesmas<br />
Serbelawan. Petugas juga mengamankan<br />
sepasang sandal swallow warna hijau, 1<br />
topi warna hitam dan 1 batang ranting kayu<br />
sepanjang 1 meter. Kapolsek Serbelawan<br />
AKP Ilham Harahap mengatakan dari hasil<br />
pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda<br />
penganiayaan di tubuh korban.<br />
“Keluarga korban keberatan untuk dilakukan<br />
autopsi. Mereka beralasan korban<br />
meninggal karena sakit. Jadi, kita sarankan<br />
buat surat penyataan tidak keberatan atas<br />
meninggal pihak keluarga mereka,” terang<br />
Ilham. (adi)<br />
Mapolsek Brandan, mengaku jika ia bermaksud<br />
menghindari truk tangki yang melaju<br />
dari awrah berlawanan. “Aku dari Medan<br />
mau ke Brandan. Truk tangki itu dari arah<br />
berlawanan. Karena kami mau tabrakan,<br />
akupun terpaksa banting setir. Gak taunya<br />
malah nabrak warung dan kedua pelajar<br />
itu,” celoteh Dedi.<br />
Kasatlantas Polres Langkat, AKP H Samosir,<br />
yang dikonfirmasi Sabtu sore membenarkan<br />
kejadian. “Kedua korban merupakan<br />
pelajaer yakni Aulia dan Dessic. Sopir<br />
berikut mobil Innova sudah diamankan di<br />
pos Satlantas Bukit Satu Pangkalanbrandan<br />
Guna penyelidikan lebih lanjut,” terang<br />
Samosir. (rudi)<br />
iklan<br />
Anak Durhaka<br />
Curi Mesin Jetor<br />
PERCUT-M24<br />
Dua abang beradik nyaris ‘wassalam’<br />
(mati) dihajar massa. Keduanya<br />
tertangkap mecuri 2 unit mesin jetor<br />
(pemotong padi) milik seorang petani di<br />
kawasan Jln Peringgan, Desa Kampung<br />
Kolam, Percut Seituan.<br />
Syahputra (24) dan adiknya, Syafrizal<br />
(20), keduanya warga Jln Aceh,<br />
Bandar Setia, Dusun X, Perumahan<br />
Pangkalan 36, Percut Seituan dalam<br />
kondisi babak belur diamankan, Jumat<br />
(21/4) pukul 17.00 WIB.<br />
“Kami berdua ditangkap karena mencuri<br />
2 mesin jetor,” aku Syahputra saat<br />
berada di ruangan penyidik Polsek Percut<br />
Seituan, Sabtu (22/4).<br />
Aksi pencuri dilakukan saat korban<br />
CARA HE-BAT MENGUSIR ASAM URAT<br />
PERCUT - M24<br />
Rahmat (35) memang anak durhaka.<br />
Hanya karena tak diberi uang, Karena<br />
tak diberi uang, bungsu dari lima<br />
bersaudara ini nekat membakar rumah<br />
orangtuanya di Jln Perhubungan, Desa<br />
Kampung Kolam, Percut Sei Tuan, Sabtu<br />
(22/4).<br />
Dengan berlinang airmata Siyem (50)<br />
menuturkan kenakalan anaknya itu.<br />
Menurut janda lima anak ini, pagi itu,<br />
sekitar pukul 08:00 WIB, Rahmat meminta<br />
uang Rp100 ribu kepadanya. Siyem<br />
yang bekerja sebagai asisten rumah<br />
tangga pun mengaku tak memiliki uang<br />
sebanyak itu.<br />
Ternyata hal itu membuat Rahmat<br />
yang kecanduan sabu ini kalap. Pria pengangguran<br />
ini lalu menghancurkan isi<br />
rumah dan membakar ruang tamu. Sang<br />
ibu sontak histeri sembari berteriak minta<br />
tolong. Warga yang mendengar teriakannya<br />
berhamburan dan memadamkan<br />
api yang berkobar.<br />
“Untunglah nak, rumah ibu tidak habis<br />
terbakar. Cuma alat perabotan sedikit<br />
yang terbakar. Api cepat dipadamkan<br />
warga. Tingkah anakku itu keterlaluan.<br />
Air susu dibalas air tuba,” bilang wanita<br />
ini menghapuskan air mata.<br />
Siyem mengaku, selama ini selalu<br />
menuruti permintaan putranya itu. Bahkan<br />
ia sampai harus berhutang. “Tiap<br />
menit, uang harus ada. Pagi Rp100 ribu<br />
dan malam Rp50 ribu. Terpaksa aku<br />
berutang. Sekarang utangku sudah<br />
banyak,” ucapnya.<br />
Mendengar penderitaan Siyem, warga<br />
sempat menyeret Rahmat ke kepala<br />
desa dan menyarankan agar membuat<br />
laporan ke polisi. Namun hati seorang<br />
ibu berkata lain. “Aku minta perlakuan<br />
Rahmat dimaafi. Jika itu terulang, aku<br />
terpaksa melaporkannya. Saudaranya<br />
sudah marah padanya,” ucapnya.<br />
(wandi)<br />
Darsan Supeno S.Pd, tak berdaya untuk melaksanakan<br />
segala aktifitasnya sebagai seorang guru karena<br />
asam urat kronis yang dia derita. Beruntung rekannya<br />
menawarkan He-Bat, Suplemen Herbal alami Berkhasiat.<br />
Dua minggu setelah minum He-Bat tiap pagi dan sore, warga<br />
Wukir Sari, Bantul-Jogjakarta ini merasakan gangguan asam<br />
uratnya berangsur-angsur menghilang.”SyukurAlhamdulillah<br />
derita asam urat kronis yang saya derita sejak tahun 2009<br />
sudah minggat berkat minum He-Bat, sehingga tugas<br />
sebagai guru bisa dijalankan lebih baik lagi”. Sampai kini Darsan masih rutin<br />
minum He-Bat untuk vitalitas tubuhnya.<br />
Asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan menumpuknya purin pada<br />
sendi yang membuat penderitanya merasa sakit dan sulit untuk bergerak,<br />
terutama saat berjalan. He-Bat mengandung Niacin yang berfungsi mengikis<br />
timbunan purin yang menumpuk pada persendian kaki dan tangan. He-Bat juga<br />
mengandung Linoleic Acid, Ascorbid Acid dan Thymohydroquinone yang<br />
mencegah radang (inflamasi) pada sendi dan tulang. Selain itu He-Bat<br />
menambah daya tahan tubuh dan meningkatkan vitalitas seksual secara<br />
alami.He-bat ramuan alami yang terbukti berkhasiat, rasanya nikmat cocok untuk<br />
mereka yang susah makan obat. Tersedia Di Apt. Bona Sp. Pos.apt. Fermata<br />
Farma Jln A.h Nasution. To. Agung Jln Katmso Kp. Baru. Apt. Saudara Jln. Sm.<br />
Raja. To. Budiman Jaya Jln. A.r Hakim. Apt. Dety Jln. Ktn Muslim. Apt. Raya 3 Jln<br />
Klambir 5. Apt. Aa Jln Yos Sudarso Brayan.apt. K 24 Jln Pancing. Apt. Yakin Jln<br />
Sutomo Ujung. Apt. Rizki Farma Jln Besar Tembung. Apt. Penag Island Jln Sta<br />
Budi.Apt. Raya 4 Jln Rph.Apt. Raya 6 Jln Platinak 24 Jl. Krakatau.Apt K24 Jl. Hm.<br />
Yamin.Apt Darma Husada Tj. Morawa<br />
He-Bat tersedia di Apotik dan Toko Obat Terkemuka di kota Anda.<br />
Untuk informasi lebih lanjut klik: www.herbalberkhasiat.com info &<br />
konsultasi gratis He-Bat: 0823 1677 7787 – 0878 6744 0119.<br />
Cara He-Bat Mengatasi Asam lambung Kronis,<br />
Ya Minum He-Bat yang Manis<br />
Diproduksi oleh: PD.PUSAKA NUSANTARA - JAWA BARAT INDONESIA<br />
Distributor: PT. JOYO WONGSO ABADI – INDONESIA<br />
DepKes. RI P-IRT No. 5133205010527-20<br />
sedang istirahat. Namun sial, saat membawa<br />
barang curian, kedua pelaku<br />
dipergoki warga yang langsung meneriaki<br />
maling. Tanpa dikomando, massa<br />
menggebuki kedua pekaku. Beruntung,<br />
polisi segera datang ke lokasi<br />
dan langsung mengamankan abang<br />
beradik itu.<br />
“Rencananya, mesin potong padi itu<br />
mau kami jual. Uangnya nanti untuk<br />
memperbaiki kreta kami,” kilah Syafrizal.<br />
Pejabat Sementara (Pjs) Kapolsek<br />
Percut Seituan, Kompol Harry Azhar<br />
melalui Kanit Reskrim, Iptu Philip Antoniu<br />
Purba membenarkan jika kedua tersangka<br />
telah diamankan. “Sedang dilakukan<br />
pemeriksaan. Kita menunggu laporan<br />
korban,” ujarnya. (wandi)<br />
Bonyok!! Ketangkap Nyuri<br />
LABUHAN-M24<br />
Tertangkap mencuri di rumah pensiunan<br />
TNI AD, membuat Mario Sirait (32)<br />
warga Lorong 8, Kel Sei Mati, Kec Medan<br />
Labuhan, bonyok dipukuli massa,<br />
Sabtu (22/2) pukul 12.00 WIB. Sedangkan<br />
temannya, Baster (40) warga Sei<br />
Mati, Kec Medan Labuhan, melarikan<br />
diri.<br />
Informasi diperoleh, keduanya mencari<br />
target dengan berboncengan kreta<br />
jenis bebek. Lalu keduanya mengintai<br />
toko milik pensiunan Kasran Harahap<br />
(59) di Pajak Uka, Kel Terjun, Kec<br />
Medan Marelan. Lalu Mario masuk ke<br />
toko milik Kasran yang pensiun dengan<br />
pangkat Mayor. Lalu ia mengintai laci<br />
toko yang menjual perkakas dapur itu.<br />
Ia menggambil uang Rp260 ribu. Namun,<br />
Mario justru dipergoki pemilik toko.<br />
Mario kabur menuju kreta, tempat<br />
temannya berjaga-jaga. Pemilik toko<br />
meneriakinya maling. Mario terjatuh dari<br />
kreta dan temannya kabur.<br />
Warga sekitar seketika mengepung<br />
Mario. Entah siapa memulai, tapi Mario<br />
lantas diamuk massa hingga bonyok.<br />
Lepas itu barulah ia diboyong ke Polsek<br />
Medan Labuhan.<br />
“Tadi saya lagi jaga toko, tiba-tiba saya<br />
lihat ada orang masuk membuka laci.<br />
Makanya saya teriak dan dia ditangkap<br />
masyarakat,” kata Kasran.<br />
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan<br />
Labuhan AKP Ponijo dikonfirmasi<br />
mengatakan, telah mengamankan pelaku<br />
dan kasus ini akan segera diproses.<br />
(sigit)<br />
Buruh Tani ‘Didodos’ Polisi<br />
TJG BERINGIN-M24<br />
Hanya 4 janjang buah sawit mengantarkan<br />
Martin Lumban Siantar alias Arwi<br />
(45) ke sel tahanan Polsek Tanjung Beringin.<br />
Buruh tani warga Dusun V, Desa<br />
Pematang Cermai, Kec Tanjung Beringin,<br />
Serdang Bedagai (Sergai) ini ketangkap<br />
usai ‘memanen’ buah sawit milik<br />
Suhardi (45) warga Jln Vihara, Tebingtinggi,<br />
Sabtu (22/4).<br />
Beberapa hari sebelumnya Arwi tertangkap<br />
basah oleh Aslan (56) warga<br />
Dusun II, Desa Pematang Cermai, yang<br />
merupakan penjaga kebun sawit. Aslan<br />
lantas melaporkannya kepada Suhardi.<br />
Lalu Suhardi pun membuat laporan<br />
resmi ke Polsek Tanjung Beringin.<br />
Tahu dirinya dilaporkan ke polisi, Arwi<br />
menghilang. Namun Sabtu saat berada<br />
di rumah, Arwi dijemput polisi. Bapaj<br />
2 anak itupun diboyong ke Mapolsek Tanjung<br />
Beringin untuk menjalani pemeriksaan.<br />
Menurut Aslan, pelaku Arwi sudah<br />
sering mencuri buah sawit di kebun milok<br />
Suhardi. “Dia pun sudah sering kutegor<br />
agar jangan mencuri lagi, tapi tak digubris.<br />
Karena kesal ya udah kulaporkan<br />
aja sama Pak Suhardi,” kata Aslan saat<br />
ditemui M24.<br />
Arwi sendiri tidak membantah tuduhan<br />
pencurian.”Terpaksa pak. Kalo lagi<br />
gak punya uang kuambil sawit milik pak<br />
Suhardi, karena lokasinya dekat sama<br />
rumahku. Uangnya untuk kebutuhan<br />
rumah dan beli rokok,” kilahnya.<br />
Terpisah, Kapolsek Tanjung Beringin,<br />
AKP M Pasaribu mengatakan tersangka<br />
dan barang bukti telah diamankan. “Tersangka<br />
masih dalam pemeriksaa,” kata<br />
Pasaribu. (darmawan)<br />
Sitepu Curi 18 Janjang Sawit<br />
Kab Langkat ini melakukan aksi pencurian<br />
di kebun sawit milik PT Kinar Lapiga,<br />
Jumat (21/4).<br />
Saat bersamaan, Sekula Ginting (42)<br />
warga Desa Pamah Tambunan, Kec<br />
Salapian dan Amiruddin (45) warga<br />
Dusun Lau Tepu B, Desa Pamah Tambunan,<br />
Kec Salapian, yang merupakan<br />
sekuriti di kebun PT Kinar Lapiga,<br />
sedang berpatroli.<br />
Lalu saat melewati areal Blok A TM<br />
2009, keduanya menemukan Wahyudi<br />
bersama temannya sedang mencuri<br />
janjang sawit. Begitu diteriaki, Wahyudi<br />
sempat melarikan diri.<br />
Kasus ini dilaporkan ke Polsek Salapian<br />
dengan nomor LP/16/IV/2017/SU/<br />
LKT/Sek Salapian yang dilaporkan oleh<br />
Suharto (54) Kepala Desa Perk Tambunan<br />
sekaligus Humas PT Kinar Lapiga.<br />
Atas laporan tersebut, Kanit Reskrim<br />
Polsek Salapian Iptu E Sitepu beserta<br />
anggota mengamankan Wahyudi dari<br />
rumahnya. Dari situ ditemukan pula 18<br />
janjang sawit seberat 300 Kg.<br />
Kasubag Humas Polres Langkat Iptu<br />
Dwi Syahpura saat dikonfirmasi lewat<br />
telpon membenarkan penangkapan<br />
Wahyudi. (rudi)