6juni
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
7 FIGUR SUKSES<br />
SELASA, 6 JUNI 2017<br />
16<br />
RONALDO: STATISTIK TAK<br />
BISA BOHONG<br />
SPANYOL-M24<br />
Cristiano Ronaldo menilai sudah tak ada orang yang<br />
bisa memberikan kritikan lagi padanya jika melihat<br />
pada statistiknya sebagai pemain.<br />
Pemain 32 tahun tersebut kembali menjadi<br />
penentu kemenangan Real Madrid dalam laga<br />
final Liga Champions. Gelar juara Liga Champions<br />
tahun ini merupakan yang ke-12 bagi<br />
Real Madrid. Kemenangan ini sekaligus<br />
membuat Los Blancos menjadi klub<br />
pertama yang mampu mempertahankan<br />
gelar Liga Champions setelah musim lalu<br />
juga keluar sebagai juara.<br />
Adapun bagi Ronaldo, gelar UCL ini<br />
merupakan yang keempat atau ketiga<br />
bersama Real Madrid. Ronaldo tercatat<br />
sebagai top skor sepanjang masa di Liga<br />
Champions dengan total 105 gol yang telah<br />
dikumpulkan. Mantan pemain Manchester United itu juga<br />
menjadi top skor Liga Champions musim ini. Ini merupakan<br />
yang kelima kalinya secara beruntun dalam kompetisi tersebut.<br />
Meski demikian, Ronaldo tak terhindar dari kritik musim ini.<br />
Usai ditetapkan sebagai Man of The Match di final Champions,<br />
Ronaldo tak ingin membalas komentar orang yang<br />
mengkritiknya. Ia ingin mereka melihat statistik yang telah<br />
dicapai.<br />
“Saya rasa orang-orang sudah tidak punya kata-kata lagi<br />
untuk mengkritik saya karena angka tak mungkin berbohong.<br />
Saya tak perlu bicara soal diri saya karena angka tak bisa<br />
berbohong," ujarnya. (net)<br />
SPANYOL-M24<br />
Zinedine Zidane sukses mengantarkan Real Madrid mengangkat trofi Liga<br />
Champions Eropa untuk kedua kalinya dalam dua tahun, usai menundukkan<br />
Juventus 4-1, di Stadion Millenium Cardiff, Minggu (4/6) dinihari.<br />
M<br />
EMPERTAHANKAN trofi<br />
tersebut membuat Zidane menjadi<br />
pelatih pertama yang sukses<br />
melakukannya sejak Arrigo Sacchi<br />
pada tahun 1990. Itu tentu saja<br />
merupakan prestasi yang sangat luar biasa bagi pria asal<br />
Prancis tersebut.<br />
Selain itu, Zidane juga tercatat dalam sejarah sebagai<br />
sosok yang mampu merengkuh Liga Champions sebagai<br />
pemain dan pelatih. Namun, untuk prestasi ini ada 6<br />
orang lain, selain Zidane yang telah melakukannya.<br />
1. MIGUEL MUNOZ<br />
Pemain: Real Madrid (1956, 1957, 1958)<br />
Miguel Munoz adalah pemimpin di lapangan tengah<br />
Real Madrid. Ia berhasil memimpin tim meraih juara<br />
dalam dua edisi pertama Piala Eropa.<br />
Pada tahun 1958, ia mampu meraih trofi ketiga<br />
meskipun tidak bermain di final. Meskipun begitu, Los<br />
Blancos tetap mengandalkan sang pemain pada laga<br />
perempat final dan semifinal.<br />
Pelatih: Real Madrid (1960, 1966)<br />
Munoz pensiun setelah juara tahun 1958 dan langsung<br />
beralih menjadi pelatih. Dia menjadi bos Madrid pada<br />
tahun 1959 dan meraih kemenangan dalam final<br />
legendaris 7-3 di Glasgow.<br />
Munoz menambah kesuksesannya dengan<br />
memenangka La Liga lima kali berturut-turut sebelum<br />
kembali mengantarkan Madrid meraih juara Eropa<br />
dengan tim baru yang penuh pemain muda Spanyol dan<br />
rekan setimnya Paco Gento, pada 1966.<br />
2. GIOVANI TRAPPATONI<br />
Pemain: AC Milan (1963, 1969)<br />
Trapattoni adalah gelandang bertahan yang dikenal<br />
dengan kemampuan man-to-man marking-nya. Ia<br />
menunjukkan hal itu pada babak kedua di final 1963,<br />
dengan mematikan pergerakan Eusebio.<br />
Ia berhasil menjadi juara Eropa lagi enam tahun<br />
kemudian pada tahun 1969 melawan tim Ajax yang<br />
diperkuat Johan Cruyff. Trapattoni memimpin Milan untuk<br />
meraih kemenangan 4-1.<br />
Pelatih: Juventus (1985)<br />
Trapattoni menjadi bos Juventus pada tahun 1976 dan<br />
memenangkan semuanya: enam gelar Serie A, dua<br />
Coppa Italia, Piala UEFA 1977, Piala Winners 1984, Piala<br />
Super Eropa 1984 dan Piala Interkontinental 1985.<br />
Tentu saja kesempatan memenangkan Piala<br />
Interkontinental terjadi karena Trapattoni berhasil<br />
mengantarkan Juventus meraih Piala Eropa pada tahun<br />
1985. Sebuah pertandingan yang akan selalu dikenang<br />
karena terjadi tragedi Heysel yang merupakan salah satu<br />
sejarah kelam dalam sepakbola Eropa.<br />
3. JOHAN CRUYFF<br />
Pemain: Ajax (1971, 1972, 1973)<br />
Salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepakbola,<br />
Cruyff adalah pemain yang sangat penting di tim Ajax<br />
yang menganut "Total Football" pada awal tahun 1970an.<br />
Cruyff memimpin Ajax untuk menjadi tim Belanda<br />
pertama sejak Real Madrid yang memenangkan tiga<br />
turnamen berturut-turut. Sang pemain punya visi, teknik<br />
dan skill yang tak tertandingi.<br />
Pelatih: Barcelona (1992)<br />
Cruyff mengubah seluruh filosofi Barcelona saat ia<br />
menjadi pelatih dan menerapkan sistem permainan yang<br />
mirip dengan Ajax tapi masih tetap berbeda.<br />
Di bawah Cruyff, Barcelona memenangkan La Liga<br />
empat kali berturut-turut dan membawa pulang Piala<br />
Eropa pertama dalam sejarah klub (yang terakhir<br />
sebelum era Liga Champions) dengan kemenangan 1-0<br />
atas Sampdoria.<br />
4. CARLO ANCELOTTI<br />
Pemain: AC Milan (1989, 1990)<br />
Carlo Ancelotti merupakan anggota skuat AC Milan<br />
yang bermaterikan dewa sepakbola seperti Ruud Gullit,<br />
Frank Rijkaard and Marco Van Basten.<br />
Ancelotti berhasil mencicipi Piala Eropa<br />
pertama pada tahun 1989 saat<br />
mengalahkan Steaua Bucaresti. Berkat<br />
kerja kerasnya Milan mampu<br />
mempertahankan Piala Eropa di<br />
tahun berikutnya.<br />
Pelatih: AC Milan (2003,<br />
2007), Real Madrid (2014)<br />
Ancelotti mengambil alih<br />
Milan dengan mantan rekan<br />
satu timnya masih bermain<br />
untuk Rossoneri. Ia<br />
mengantarkan Milan meraih<br />
dua Liga Champions tapi gagal<br />
meraih yang ketiga di tahun<br />
2005.<br />
Pada tahun 2013, Ancelotti<br />
ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid<br />
dan mendapat gelar ke-10 mereka atau<br />
yang dikenal dengan La Decima. Ancelotti<br />
melakukan hal itu pada musim<br />
pertamanya setelah mengalahkan<br />
Atletico Madrid dengan skor 4-1.<br />
5. FRANK RIJKAARD<br />
Pemain: AC Milan (1989,<br />
1990), Ajax (1995)<br />
Arrigo Sacchi mengubah<br />
Frank Rijkaard dari bek tengah<br />
menjadi gelandang bertahan,<br />
menempatkannya di depan<br />
empat bek dan bermain sebagai<br />
playmaker utama saat meraih<br />
Piala Eropa berturut-turut.<br />
Setelah meraih sukses dengan<br />
Milan, Rijkaard kembali ke Ajax. Bersama<br />
pelatih Louis van Gaal, Rijkaard berhasil<br />
mengantarkan tim muda Ajax memenangkan Piala<br />
Eropa 1995 melawan mantan klubnya Milan.<br />
Pelatih: Barcelona (2006)<br />
Barcelona berada di periode sulit tanpa gelar selama<br />
enam tahun saat Rijkaard mengambil alih. Pelatih asal<br />
Belanda itu mampu mengubah nasib Barcelona dengan<br />
memenangkan dua La Liga dan Liga Champions dengan<br />
pertandingan final yang spektakuler melawan Arsenal.<br />
6. JOSEP GUARDIOLA<br />
Pemain: Barcelona (1992)<br />
Josep Guardiola adalah pemain penting di "Tim<br />
Impian" Johan Cruyff yang memenangkan Piala Eropa<br />
1992 di Wembley. Ia adalah playmaker yang elegan.<br />
Guardiola memenangkan banyak gelar bersama<br />
Barcelona dan pada awal tahun 2000 ia berkeliling dunia<br />
untuk menimba ilmu dari pelatih hebat.<br />
Pelatih: Barcelona (2009, 2011)<br />
Pengembaraan Guardiola membuahkan hasil setalah ia<br />
mendapatkan pekerjaan di Barcelona pada tahun 2008<br />
dan mulai mengeluarkan semua kemampuan terbaik<br />
timnya. Guardiola mampu mengubah Barcelona menjadi<br />
tim terbaik di dunia dengan memenangkan dua gelar<br />
Liga Champions dan mewarnai sepakbola dengan gaya<br />
tiki-taka.<br />
7. ZINEDINE ZIDANE<br />
Pemain: Real Madrid (2002)<br />
Zinedine Zidane bergabung dengan Real Madrid pada<br />
tahun 2001 dengan memecahkan rekor transfer dunia.<br />
Kedatangan Zidane mengisyaratkan era baru "Galacticos"<br />
Frank<br />
Rijkaard<br />
Johan<br />
Cruyff<br />
Josep<br />
Guardiola<br />
Giovani<br />
Trappatoni<br />
benar-benar sedang berlangsung.<br />
Zidane adalah faktor utama Madrid bisa<br />
memenangkan gelar Liga Champions pada 2002.<br />
Tendangan volinya di final akan tercatat sebagai<br />
salah satu gol terbaik di kompetisi.<br />
Pelatih: Real Madrid (2016, 2017)<br />
Zidane menjadi bos Madrid pada pertengahan musim<br />
2015/16 dan hanya dalam waktu yang singkat ia berhasil<br />
mengembalikan kepercayaan diri para pemainnya dan<br />
meraih gelar Liga Champions.<br />
Zidane masih terus menunjukkan magisnya pada<br />
musim berikutnya setelah memenangkan gelar La Liga<br />
dan menutupnya dengan perayaan juara Liga Champions<br />
di Cardiff. (net)<br />
Carlo<br />
Ancelotti<br />
Miguel<br />
Munoz<br />
BUFFON INDIKASIKAN<br />
BAKAL PENSIUN<br />
ITALIA-M24<br />
Gianluigi Buffon memberikan<br />
indikasi kapan ia bakal memutuskan<br />
untuk pensiun dari dunia sepakbola<br />
profesional.<br />
Kiper Juventus itu kembali gagal<br />
merasakan nikmati menjadi juara Liga<br />
Champions, usai timnya kalah 1-4<br />
dari Real Madrid di final pekan lalu.<br />
Meski begitu, pemain veteran Italia<br />
boleh bangga karena Bianconeri<br />
sukses memenangkan gelar juara<br />
domestik ganda di musim 16/17.<br />
Buffon juga memainkan peran<br />
penting dalam sukses tim menjuarai<br />
Serie A enam kali beruntun dan tiga<br />
Coppa Italia dalam tiga tahun<br />
terakhir.<br />
Sang kiper mengaku akan siap<br />
bermain lagi di musim 17/18, namun<br />
mengindikasikan akan menutup<br />
perjalanan karirnya pasca putaran<br />
final Piala Dunia 2018.<br />
"Saya akan coba bermain di Piala<br />
Dunia berikutnya dan mungkin<br />
setelah itu adalah waktu untuk<br />
menutup pintu," tutur Buffon<br />
menurut Sky.<br />
"Saya hampir pasti akan<br />
melakukannya di akhir Piala Dunia<br />
2018." Selain Piala Dunia 2018, Kiper<br />
berusia 39 tahun ini juga belum<br />
menyerah dalam mewujudkan<br />
ambisinya untuk menjuarai Liga<br />
Champions. Paling tidak, Buffon<br />
ingin menjalani final kompetisi<br />
tersebut sekali lagi.<br />
Buffon mengalami kekalahan tiga<br />
kali bersama Juventus di final Liga<br />
Champions yaitu pada tahun 2003,<br />
2015 dan 2017 ini. Kekalahan ini<br />
membuat pemain peraih berbagai<br />
gelar di sejumlah kompetisi tersebut,<br />
gagal merasakan gelar juara Liga<br />
Champions untuk pertama kalinya<br />
dalam kariernya.<br />
Buffon mengakui tak mudah<br />
mengulangi musim seperti sekarang<br />
ini di mana Juve baru saja menjuarai<br />
Serie A dan meraih trofi Coppa Italia.<br />
Namun, Buffon masih punya satu<br />
peluang lagi sebelum kontraknya<br />
berakhir pada akhir musim depan.<br />
"Saya masih punya peluang satu<br />
kali lagi untuk menjuarai Liga<br />
Champions," ujar Buffon.<br />
"Sulit untuk melakukan lebih baik<br />
dari tahun ini, karena kami telah<br />
melakukan hal yang luar biasa<br />
musim ini,"sambung mantan penjaga<br />
gawang Parma tersebut.<br />
Tahun lalu, Buffon mengambil<br />
kontrak baru di Juve selama dua<br />
tahun. Kontrak ini mungkin akan<br />
menjadi yang terakhir bagi pemain<br />
yang menjuarai Piala Dunia 2006<br />
bersama Italia tersebut sebelum<br />
pensiun. (net)