Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2 JUMAT, <strong>23</strong> FEBRUARI <strong>2018</strong><br />
SAMBUNGAN<br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Kisah Cinta Terputus, Siswa Pelayaran Tewas Tergantung<br />
PANTAI CERMIN-M24<br />
Isak tangis mewarnai pemakaman jenazah Hendrik Sirait<br />
(20) di Pemakaman Kristen Dusun III, Desa Nagakisar,<br />
Kec Pantai Cermin, Kab Serdang Bedagai (Sergai), dekat<br />
kediaman korban, Kamis (22/2). Tak satupun keluarga<br />
yang menduga keputusan nekat siswa Balai Pendidikan<br />
dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati, Aceh<br />
Besar ini.<br />
Informasi dihimpun M24 di lokasi, kematian korban pertama<br />
sekali diketahui sang ibu, Ramina boru Naibaho (55),<br />
Rabu (21/2) sekitar pukul 11:00 WIB. Ketika itu, Ramina<br />
terbangun dari tidur melihat kedai kelontong di depan<br />
rumah sudah tertutup. Padahal hari masih pagi menjelang<br />
siang. Ia pun mencari bungsu dari tiga bersaudara<br />
ini ke dapur rumahnya.<br />
Namun, setiba di dapur rumah, ia bagai disambar petir.<br />
Bagaimana tidak, Hendrik sudah tergantung pada seutas<br />
tali rafia warna biru yang terikat di broti atau galangan<br />
atap dapur rumahnya.<br />
Sebagai seorang ibu, Ramina langsung menangkap<br />
badan buah cintanya dengan K Sirait (56) tersebut. Selanjutnya<br />
ia mengambil pisau dan memotong tali yang<br />
terikat dilehernya. Setelah menurunkan tubuh korban,<br />
Ramina berteriak minta tolong.<br />
Warga yang mendengar teriakan langsung mendatangi<br />
rumah korban. Berbagai upaya dicoba, namun gagal<br />
menyelamatkan nyawa korban. Peristiwa itu pun dilaporkan<br />
ke Polsek Pantai Cermin. Sementara itu, keputusan<br />
nekat korban menimbulkan tanda tanya di tengah-tengah<br />
keluarga dan tetangga.<br />
Pasalnya, selama ini korban yang penyuka musik Hip<br />
Hop ini diketahui tak pernah bermasalah. Baik dengan<br />
keluarga maupun pihak lain. "Sehari-hari korban dikenal<br />
Tulang Lala Tusuk ‘Anu’<br />
SUNGGAL-M24<br />
Senget mungkin Jatio Situkkir alias Tulang Lala (37)<br />
ini. Macam gak ada lagi cewek yang bisa diajaknya<br />
main. Bukan tak ada duitnya, kerjanya dia jadi kuli<br />
bangunan. Pasti adalah uangnya untuk membayar.<br />
Ini tidak, elok pulak anak tetangganya, EPB yang<br />
masih 4 tahun dicabulinya. Untuk si anak tadi bijak,<br />
bilang sama ibunya perihal perbuatan warga Jln<br />
Bunga Sedap Malam XV, Kel Sempakata, Medan<br />
Selayang itu.<br />
“Sakit kali iniku mak dimasukkan Tulang Lala duri”<br />
keluh si bocah sama ibunya, Elfira Manik (27). Bocah<br />
itu cerita ke ibunya waktu mandi.<br />
Mendengar ucapan putrinya itu, Elfira bagai<br />
tersambar petir di siang hari. Dia mencoba memeriksa<br />
kemaluan anaknya. Dan benar saja, kemaluan<br />
putrinya itu memerah. Tidak terima dengan perbuatan<br />
pelaku kepada anaknya, Elfira menemui pelaku di<br />
rumahnya. Tulang mengelak ketika dicerca pertanyaan<br />
seputar perbuatannya kepada bocah itu. Dia<br />
tetap keukuh tak mengakui perbuatannya.<br />
Elfira tidak percaya begitu saja dengan pengakuan<br />
pelaku. Dia memilih membawa putrinya ke klinik dekat<br />
rumahnya. Dari hasil pemeriksaan medis, kemaluan<br />
putrinya mengalami luka lecet.<br />
Selanjutnya, Elfira membawa putrinya ke RS<br />
Bhayangkara Medan untuk melakukan visum setelah<br />
melaporkan perbuatan pelaku ke Polsek Sunggal.<br />
Kapolsek Sunggal, Kompol Wira Prayatna saat<br />
dikonfirmasi mengatakan bahwa pelaku diamankan<br />
atas laporan korban dan sesuai dengan bukti visum<br />
dari RS Bhayangkara Medan.<br />
“Pelaku kita amankan dari rumahnya, dan saat ini<br />
pelaku masih dalam pemeriksaan,” ungkapnya.<br />
Dilanjutkan Wira, pelaku baru sekali melakukan<br />
perbuatan tidak terpuji itu kepada korban.<br />
“Pelaku baru pertama kali melakukannya kepada<br />
korban, dan itu dilakukan di ladang Jagung tidak jauh<br />
dari tempat tinggal mereka, saat korban sedang<br />
bermain-main di sekitar rumahnya,” jelasnya.<br />
Wira menegaskan, akibat perbuatannya, pelaku<br />
dikenakan Pasal 82 ayat (1) Yo 76E UU No. 35 Tahun<br />
2014 Tentang Perubahan atas UU RI No. <strong>23</strong> Tahun<br />
2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman<br />
hukuman diatas lima tahun penjara. (tiopan)<br />
19 Kg Sabu,27 Ribu Ekstasi<br />
MEDAN-M24<br />
Polda Sumut menyikat sindikat Narkoba Internasionl<br />
jaringan Malaysia- Pekan Baru -Jambi - Aceh - Medan.<br />
Sebanyak 19 kilo sabu dan 27 ribu butir pill ekstasi<br />
berhasil disita dari 17 tersangka. Kapolda Sumut,<br />
Irjen Pol Paulus Water Pauw kepada wartawan, Kamis<br />
(22/2) menjelaskan keberhasilan ini adalah hasil kerja<br />
keras Direktorat (Dit) Reserse Narkoba Polda Sumut<br />
selama dua bulan hingga menjelang akhir <strong>Februari</strong><br />
<strong>2018</strong>. "Ke-17 tersangka ini terdiri dari 16 pria dan<br />
seorang wanita. Mereka semua ini pengedar<br />
narkotika jaringan internasional,"jelas Paulus.<br />
Disebutkannya, narkotika jenis sabu dan ekstasi<br />
yang diedarkan tersangka masuk melalui jalur laut<br />
Malaysia-Pekanbaru-Medan-Aceh dan jaringan Jambi.<br />
Narkotika tersebut awalnya masuk melalui Laut Cina,<br />
Malaysia hingga ke Indonesia. Untuk meminimalisir<br />
masuk narkotika tersebut ke Sumut, menurut<br />
Kapolda, pihaknya telah memperketat sistem<br />
pengamanan di wilayah pesisir pantai. Sebab,<br />
ditengarai para pelaku memanfaatkan jalur tikus<br />
(kecil) untuk menyelundupkan atau meloloskan<br />
narkotka tersebut. "Kita sudah membuat barrier di<br />
wilayah pesisir pantai Sumut, khususnya Pantai Timur<br />
yang cukup luas," kata jenderal bintang tersebut.<br />
Dijelaskannya, dari ke-17 tersangka yang ditangkap<br />
terpisah sejak 25 Januari hingga 14 <strong>Februari</strong>,<br />
tersebut disita barang bukti narkotika jenis sabu-sabu<br />
seberat <strong>23</strong> Kg lebih dan 27 ribu lebih butir ekstasi.<br />
Namun, dari pengungkapan 9 kasus tersebut, tidak<br />
satu rupiahpun barang bukti uang yang diperlihatkan<br />
atau disita petugas. (ahmad)<br />
Penuh Emosi<br />
PEREBUTAN hak asuh anak antara Tessa Kaunang<br />
dan Sandy Tumiwa masih terus bergulir. Di sidang<br />
perdana kali ini, majelis hakim memutuskan agar<br />
kedua belah pihak menjalankan proses mediasi<br />
terlebih dahulu. Akhirnya, proses mediasi dilakukan<br />
dengan mediator yang ditunjuk langsung oleh majelis<br />
hakim. Namun, selama proses mediasi berlangsung<br />
terdengar jeritan dari pihak Tessa seperti sedang<br />
berdebat. "Ya bukan jerit-jerit kenapa sih, itu cuma<br />
emosi aja. Ada perdebatan aja, karena kalau tadi itu<br />
pihak mediator memberikan kesempatan bicara,<br />
pertama yang diberikan kesempatan<br />
itu Sandy," ujar<br />
Tessa seperti dilansir<br />
detikHOT, Kamis (22/2/<br />
<strong>2018</strong>). (dth)<br />
DILARANG<br />
WAK Lokot terpaksa menjadi tukang becak akibat<br />
setelah setahun merantau di kota Medan namun belum<br />
mendapatkan pekerjaan. Padahal dia siswa yang pintar<br />
dan selalu dapat rengking di sekolah.<br />
Siang itu ia dipergoki oleh Mak Bedah seorang polisi saat<br />
memasuki kawasan Sudirman karena melanggar rambu<br />
'becak dilarang masuk'.<br />
Wak Lokot itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar<br />
becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu<br />
tidak boleh dimasuki oleh becak.<br />
"Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar<br />
becak tak boleh masuk jalan ini," bentak Sersan Bedah.<br />
"Oh saya melihat Bu, tapi itu kan gambarnya becak<br />
kosong, tidak ada pengemudinya. Dan becak saya bukan<br />
masuk jalan ini namun melewatinya Bu," jawab Wak Lokot.<br />
"Bodoh, apa kamu tidak bisa baca ya…? Di bawah<br />
periang dan tidak sombong. Makanya<br />
kami terkejut mendapat kabar ini,"<br />
ucap teman korban, Sukarno Hutabarat<br />
(20) kepada M24.<br />
Sukarno mengaku terakhir bertemu<br />
korban, tiga hari lalu. Kala itu korban<br />
bercerita hendak berangkat praktik<br />
kerja lapangan (PKL) di Aceh. "Waktu<br />
itu, korban melintas di depan rumah.<br />
Dia bilang mau PKL di Aceh, cuma itu<br />
yang aku tahu," kenangnya.<br />
Tak lama, sejumlah petugas dari<br />
Polsek Pantai Cermin tiba. Saat itu,<br />
jenazah korban telah dimandikan dan<br />
diformalin serta dibaringkan di ruang<br />
tamu rumah. Selain mengamankan tali<br />
yang digunakan korban menggantung<br />
Belasan Kontraktor Diperiksa<br />
dirinya, petugas juga mengumpulkan<br />
keterangan sejumlah saksi dan keluarga.<br />
“Pada bagian mayat tidak ada ditemukan<br />
tanda tanda kekerasan. Dari<br />
sejumlah keterangan yang kita dapat,”<br />
ungkap Kapolsek Pantai Cermin, AKP<br />
Syarifuddin.<br />
Sumber di kepolisian juga menduga<br />
kuat jika kematian korban berhubungan<br />
dengan kisah cinta yang kandas.<br />
Hal itu diperkuat dari beberapa postingan<br />
terakhir korban di akun facebook<br />
miliknya, Hendrikzal Sirait (Mister X).<br />
Seperti postingan 11 <strong>Februari</strong> pukul<br />
11:44 WIB, korban membagikan kenangan<br />
1 tahun lalu. Isinya humor berupa<br />
Order Taksi Online Fiktif, 8 Sopir Tuyul Dibekuk<br />
online yang melakukan pemesanan<br />
(order) fiktif, perusahaan taksi<br />
mengalami kerugian hingga Rp120<br />
juta.<br />
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol<br />
Dadang Hartanto didampingi Kasat<br />
Reskrim AKBP Putu Yudha Prawira,<br />
Kanit Pidum, AKP Rafles dan Panit Pidum<br />
Iptu H Manullang saat merilis kasus<br />
ini, Kamis (22/2) di Mapolrestabes<br />
Medan mengatakan, pengungkapan<br />
sindikat order fiktif ini dilakukan sekitar<br />
seminggu.<br />
“Sekitar tanggal 10 <strong>Februari</strong> <strong>2018</strong><br />
kita mendapat laporan dari pihak Grab<br />
ada beberapa driver yang kinerjanya<br />
tidak sesuai logika. Dari analisis data<br />
yang kita lakukan di tanggal 19 <strong>Februari</strong><br />
<strong>2018</strong> kita berhasil melacak keberadaan<br />
para driver yang kita<br />
curigai,” jelas Kapolrestabes.<br />
Tak mau kecolongan, petugas langsung<br />
melakukan penyelidikan dan langsung<br />
menuju ke lokasi yang sering dijadikan<br />
tempat berkumpulnya para<br />
sopir taksi online di warung yang berada<br />
di Jalan Melati Raya, Kecamatan<br />
Medan Selayang. Sampai di lokasi, terlihat<br />
beberapa unit mobil sedang terparkir.<br />
Petugas lalu melakukan interogasi<br />
dan berhasil mengamankan 6 orang<br />
diduga driver yang melakukan order<br />
fiktif masing-masing, DS (29) warga<br />
Jln Jamin Ginting, Gang Bendungan,<br />
Kec Medan Selayang, AM (40) warga<br />
Jln Raharja, Kel Tanjung Sari, Kec Medan<br />
Selayang, AP (28) warga Jln Bunga<br />
Rinte, Kel Simpang Selayang, Kec Medan<br />
Tuntungan, AG (38) warga Jln Setia<br />
Budi, Kec Medan Sunggal, YG (29) warga<br />
Jln Kayu Manis, Kel Mangga, Kec<br />
Medan Tuntungan dan DH (38) warga<br />
Jln Pembangunan Baru, Kel Sitirejo II,<br />
Kec Medan Amplas.<br />
Dalam pengembangan, petugas berhasil<br />
mengamankan dua pelaku lainnya,<br />
SS (30) warga Jln Karet Raya, Kel<br />
Mangga, Kec Medan Tuntungan dan KS<br />
Cemburu Gebetan Jalan dengan Pria Lain<br />
BELAWAN-M24<br />
Tak kuasa menahan cemburu lantaran<br />
gebetannya jalan dengan pria lain,<br />
seorang penjahat kambuhan naik pitam.<br />
Tak banyak kata yang keluar,<br />
cuma ayunan parang sudah mendarat<br />
di leher pria yang jadi saingannya<br />
itu. Sugianto als Gito (42) warga Jln<br />
KL Yosudarso Pabrik Es Gang Nioro<br />
depan BULOG, Kec. Medan Labuhan<br />
mendidih darahnya manakala mengetahui<br />
Nur Aida, cewek idamannya, dibonceng<br />
Irfan.<br />
Informasi yang diterima di kepolisian,<br />
peristiwa berawal saat korban<br />
Irfan hendak pulang ke rumah di Kel<br />
Bagan Deli, Kec Medan Belawan dengan<br />
mengendarai sepeda motor.<br />
Di simpang Aloha, Labuhan, dia bertemu<br />
dengan Nur Aida. Perempuan itu<br />
lalu menumpang untuk pulang ke Bagan<br />
Deli. Celakanya, saat melintas di simpang<br />
Kampung Nelayan, laju sepeda<br />
motor Irfan terhenti. Dia dihadang Gito,<br />
karena kepanasan nengok Nur Aida<br />
dibonceng Irfan. “Dia (pelaku,red) turun<br />
dari sepeda motor sambil meneteng<br />
sebilah parang dan berkata kepada<br />
korban “ KU MATIKAN KALIAN BERD-<br />
UA” dan langsung membacokan parang<br />
ke tengkuk leher bagian belakang korban,<br />
sehingga luka dan berdarah,” kata<br />
Yayang, saksi mata, menerangkan.<br />
Usai membacok Irfan, Gito langsung<br />
tancap gas pergi meninggalkan korban<br />
bersimbah darah. Oleh warga sekitar,<br />
Irfan lalu dilarikan ke rumah sakit terdekat<br />
untuk mendapatkan pertolongan.<br />
Begitu punya tenaga, Irfan lantas<br />
membuat laporan ke Polres Pelabuhan<br />
Belawan.<br />
Cerita yang didapat M24, ternyata<br />
pelaku dengan Nur Aida sempat dekat<br />
beberapa bulan lalu, namun tidak sem-<br />
(36) warga Jln Punang Raya I, Kel<br />
Mangga, Kec Medan Tuntungan.<br />
“Dari hasil interogasi kami, pelaku<br />
utama yang membobol sistem keamanan<br />
aplikasi adalah, SS. Dalam<br />
pengakuannya SS yang hanya tamatan<br />
sekolah dasar (SD) ini mampu<br />
membobol sistem keamanan aplikasi<br />
belajar dari internet,”sebutnya.<br />
Petugas juga menyita barang bukti<br />
di antaranya, 4 unit mobil mini bus,<br />
laptop dan puluhan telepon genggam.<br />
Akibatnya para pelaku dipersangkakan<br />
melanggar Pasal 30 yo<br />
Pasal 46 dan atau Pasal 32 Ayat (2)<br />
dan atau Pasal 35 yo Pasal 51 Ayat<br />
(1) dari Undang -Undang (UU) RI<br />
Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan<br />
atas UU RI Nomor 11 Tahun<br />
2008 tentang Informasi dan Transaksi<br />
Elektronik (ITE) atau Pasal 378 KUH-<br />
Pidana Subs Pasal 56 Ayat (1) dan<br />
(2) dengan ancaman hukuman 9<br />
tahun penjara. (ardi)<br />
pat berpacaran. Waktu itu Nur ogah<br />
menjalin hubungan serius karena Gito<br />
kelakuannya kasar. Nur Aida akhirnya<br />
memutuskan hubungan mereka.<br />
Setelah itu, Gito selalu uring-uringan<br />
tak terima karena diputuskan.<br />
Sebelumnya pelaku tahun 1992<br />
pernah dipenjara selama 4 tahun<br />
kasus pembunuhan anggota TNI AL<br />
dan tahun 1999 dipenjara selama 1<br />
kasus penganiayaan.<br />
Setelah sepekan usai laporan, Gito<br />
akhirnya ditangkap Unit Reskrim Polres<br />
Pelabuhan Belawan di Jalan K.L<br />
Yosudarso Gang Nioro Bulog Kec.<br />
Medan Labuhan , Kamis (22/2) siang.<br />
“Pelaku kita amankan atas Laporan<br />
korban yang tertuang LP / 14 / I<br />
/ <strong>2018</strong> / SU / SPKT Pel.Belawan, tanggal<br />
11 januari <strong>2018</strong>,” ujar Kasat<br />
Reskrim Polres Pelabuhan Belawan,<br />
AKP Yayang Rizki Pratama. (sigit)<br />
Warga Pakam Heboh, 2 Bocah Linglung Ditemukan<br />
LUBUKPAKAM-M24<br />
Warga sekitar Simpang Empat Timbangan,<br />
Kel Cemara, Kec Lubuk Pakam<br />
heboh. Mereka menemukan 2<br />
bocah kakak beradik wara wiri tanpa<br />
arah jelas. Bocah malang tersebut<br />
bernama Putri Sipayung (5) dan Aryo<br />
Kevin Putra Sipayung (3) warga Desa<br />
Sibaganding, Kec Bangun Purba, Kab<br />
Deliserdang.<br />
Keduanya terlihat linglung menangis-nangis<br />
sambil membawa 1 buah tas<br />
sandang dan 1 plastik kresek warna<br />
hitam berisi pakaian, Kamis (22/2).<br />
Informasi diperoleh, awalnya 2<br />
bocah yang berdiri di pinggir jalan itu<br />
dikira warga sedang menunggu ibunya<br />
belanja jajanan di warung. Lama<br />
PANTAI CERMIN-M24<br />
Kecelakaan maut dengan korban<br />
jiwa terjadi di jalan umum Pantai Cermin,<br />
Perbaungan. Tepatnya di Jln T<br />
Rizal Nurdin, Dusun XII, Desa Cilawah,<br />
Kec Pantai Cermin, Sergai.<br />
Adalah Amriadi alias Amri (25), warga<br />
Dusun II, Desa Kota Pari, Kec Pantai<br />
Cermin, Sergai tewas dengan kondisi<br />
luka kepala, tangan kanan serta<br />
kedua kaki patah.<br />
Informasi dihimpun, Amri terlihat<br />
mengendarai Honda Beat BK 5810 XAO<br />
datang dari Pantai Cermin menuju Perbaungan<br />
dengan kecepatan tinggi,<br />
Rabu (21/2) sekitar pukul 21:30 WIB.<br />
Menjelang lokasi, ia mendahului Toyota<br />
Avanza tanpa nomor polisi. Ia tak<br />
MEDAN-M24<br />
Penanganan kasus dugaan korupsi<br />
proyek Tapian Siri-Siri Syariah dan<br />
Taman Raja Batu di Panyabungan,<br />
Mandailing Natal (Madina) memasuki<br />
babakan baru. Selama dua hari, Kejaksaan<br />
Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu)<br />
memeriksa belasan kontraktor<br />
yang terlibat dalam proyek prestisius<br />
tersebut.<br />
"Selasa (20/2) hingga Rabu (21/2),<br />
kita melakukan pemeriksaan secara<br />
maraton terhadap belasan kontraktor<br />
dari Madina," ujar Kasi Penkum Kejatisu,<br />
Sumanggar Siagian kepada M24<br />
di Medan, Kamis (22/2) siang.<br />
Pemeriksaan itu, sambungnya, untuk<br />
mengumpulkan bukti-bukti baru<br />
guna meningkatkan status perkara dari<br />
penyelidikan (lid) ke tahap penyidikan.<br />
"Mencari bukti baru yang cukup dulu,"<br />
imbuhnya.<br />
Sebelumnya, penyidik Pidsus Kejatisu<br />
sudah melakukan pemeriksaan<br />
terhadap sejumlah pejabat tinggi di<br />
Pemkab Madina, seperti Sekda M<br />
Syafei Lubis, Kadis Perkim Rahmad<br />
Baginda Lubis, Kadispora Rahmad Hidayat,<br />
Kepala Bapeda Abu Hanipah,<br />
serta mantan Kadis PU Syahruddin.<br />
Beberapa pemerhati tindak pidana korupsi<br />
di Madina juga sudah memberi<br />
dokumen maupun bukti ke penyidik<br />
Pidsus Kejatisu. Mereka antara lain<br />
Ahmad Yasin Nasution selaku Ketua Investigasi<br />
dari Lembaga Anti Korupsi RI,<br />
dan Sekretaris Indonesia Corruption<br />
Watch (ICW) Tabagsel, Asmaruddin<br />
Nasution.<br />
Setelah itu, giliran AS Imran Khaitami<br />
Daulay, mantan Ketua DPRD Madina<br />
yang saat ini berstatus anggota biasa<br />
DPRD Madina, turut memberi kesaksian<br />
bersama anggota Badan Anggaran<br />
(Banggar) DPRD Madina, Syahriwan<br />
Nasution yang populer disapa<br />
Kocu.<br />
Sejak memasuki ranah hukum,<br />
proyek prestisius objek wisata di Daerah<br />
Aliran Sungai (DAS) Batang Gadis<br />
yang terintegrasi dengan Kompleks<br />
Perkantoran Pemkab Madina, kawasan<br />
perbukitan Paya Loting, Panyabungan<br />
itu pun menyita perhatian publik dan<br />
ramai diberitakan media massa. Bupati<br />
Madina, Dahlan Hasan Nasution kemudian<br />
'mengimbangi' itu dengan memasang<br />
dua baliho berisi enam butir<br />
maklumat, yang intinya menegaskan<br />
dirinya tidak pernah melakukan tindak<br />
pidana korupsi. Dan, ditegaskannya<br />
pula bahwa Tapian Siri-Siri Syariah maupun<br />
Taman Raja Batu dibangun dengan<br />
dana dari kantongnya sendiri, serta<br />
bantuan pihak ketiga.<br />
Baliho yang turut menyematkan tandatangan<br />
maupun stempel Bupati Madina<br />
itu bertanggal 14 <strong>Februari</strong> <strong>2018</strong>.<br />
Salah satunya dipajang di Jln Willem<br />
Iskandar, Kel Sipolupolu, Panyabungan.<br />
Satu lagi di Komplek Perkantoran<br />
Pemkab Madina, kawasan perbukitan<br />
Paya Loting.<br />
Kehadiran baliho tersebut sontak<br />
mendulang berbagai tanggapan. Ada<br />
yang menyebut itu bermakna tantangan<br />
terhadap aparat penegak hukum.<br />
Di sisi lain, AS Imran Khaitamy Daulay<br />
berpendapat penerbitan maklumat<br />
oleh seorang bupati tidak memiliki dasar<br />
kelamaan warga makin curiga karena<br />
kedua bocah yang membawa membawa<br />
1 buah tas sandang dan 1 plastik<br />
kresek warna hitam menangis-nangis<br />
memanggil ibunya.<br />
Mendengar suara tangisan kedua<br />
bocah itu, warga sekitar berdatangan<br />
mendekati sambil menanyakan nama<br />
dan alamat. Karena jawabannya kerap<br />
ngelantur, warga pun menyerahkan<br />
ke petugas pos Satlantas Polres<br />
Deliserdang yang berada di Simpang<br />
Empat Timbangan. Dari situ, kedua<br />
bocah langsung dibawa ke Polsek Lubukpakam.<br />
“Tadi kedua anak ini ditemukan<br />
warga di simpang itu nangisnangis.<br />
Lalu kubawa ke Polsek Lubuk<br />
Pakam untuk dicari orangtuanya”, kata<br />
melihat betor tanpa nomor polisi yang<br />
dikendarai Syahputra Gultom (15) membawa<br />
penumpangnya Apri Gultom (26)<br />
dan MA Gultom (15), ketiganya warga<br />
Kampung Kristen, Desa Pasar Melintah,<br />
Kec Lubukpakam, Kab Deliserdang.<br />
Brak! Kecelakaan tidak terhindarkan.<br />
Amri menabrak bagian depan betor<br />
hingga kedua kendaraan ringsek. Bahkan<br />
penumpang betor sampai terpental<br />
ke aspal jalan. Akibat mengalami<br />
luka parah, Amri tewas saat menuju<br />
RS Sawit Indah. Sedangkan tiga penumpang<br />
betor hanya rawat jalan di<br />
rumah sakit yang sama.<br />
”Gak terlalu melihat tiba-tiba muncul<br />
kreta sama-sama kencang kami,” ucap<br />
pelajar kelas 1 SMA Swasta di Lubuk-<br />
dialog diantara dua sejoli. Di akhir dialog,<br />
si cewek menyatakan semakin<br />
sayang dengan pacarnya.<br />
Sehari sebelumnya, 10 <strong>Februari</strong><br />
pukul 17:37 WIB, korban memosting<br />
perbedaan waktu laki-laki dan wanita<br />
saat marah. Dimana korban menyatakan<br />
postingan tersebut adalah fakta.<br />
Pada 8 <strong>Februari</strong> pukul 10:34 WIB,<br />
korban memosting profil aku facebook<br />
Suryani Miccelin Jr. "masih berteman<br />
rupanya aku sama facebook lamanya<br />
dia ???????? (emoticon)<br />
... Gak sengaja tadi buka kenangan<br />
masa lalu,,,, gak taunya ketemu<br />
facebook lamanya ???????? (emoticon).<br />
(darmawan)<br />
hukum. Karenanya, dia berkesimpulan<br />
itu sebagai sesuatu yang tak lazim<br />
dilakukan seorang kepala derah. "Intinya,<br />
sejauh yang saya pahami, tidak<br />
ada ketentuan yang mengatur tentang<br />
kewenangan bupati dalam mengeluarkan<br />
maklumat," ujarnya kepada<br />
M24, saat dihubungi via seluler,<br />
Kamis (22/02)<br />
Menurutnya, maklumat hanya bisa<br />
dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi<br />
sebuah negara, contohnya presiden.<br />
Itu pun, maklumat hanya dikeluarkan<br />
bila negara dalam keadaan darurat.<br />
"Makanya saya heran, bisa-bisanya<br />
Bupati Madina menerbitkan maklumat.<br />
Dan lagi, maklumat itu ditampilkan<br />
dengan baliho yang uraian<br />
bahasanya cenderung emosional dan<br />
sentimental,"tukasnya.<br />
Terpisah, Ahmad Yasin Nasution<br />
justru menilai maklumat itu merupakan<br />
bentuk pengakuan bersalah dan<br />
kepanikan dari Sang Bupati.<br />
Mengapa itu bisa dianggap sebagai<br />
pengakuan? Ahmad Yasin membeber,<br />
Tapian Siri-Siri dan Taman Raja Batu<br />
jelas-jelas menelan anggaran Rp8<br />
miliar dari APBD Madina 2016 dan<br />
2017. Ketika itu diproses hukum lantaran<br />
proyeknya sudah lebih dulu dikerjakan<br />
sebelum anggarannya muncul,<br />
Bupati Madina justru mengatakan<br />
proyek pembangunan objek wisata<br />
itu didanai dari kantong pribadinya.<br />
"Bukankah itu bertolak belakang<br />
dengan fakta? Makanya, saya menganggap<br />
itu bentuk pengakuan bersalah,"<br />
pungkasnya. (syah/ansah)<br />
Brigadir Jimmy S.<br />
Kapolsek Lubuk Pakam AKP Nasri<br />
Ginting didampingi Kanit Reskrim Iptu<br />
ALP Tambunan langsung mengantarkan<br />
kedua bocah itu kepada Masna<br />
boru Purba (33) ibunya. Ternyata<br />
Masna diketahui tinggal dirumah majikannya<br />
di Jln KH Agus Salim Pasar<br />
VI Kel Lubuk Pakam III, Kec Lubukpakam.<br />
Sedangkan Malpinas Sipayung<br />
(33) suaminya, tinggal di Desa<br />
Sibaganding Kecamatan Bangun Purba,<br />
Kab Deliserdang.<br />
Masna boru Purba mengatakan,<br />
kedua anaknya mengaku hendak pergi<br />
ke rumah namborunya di Jln Galang<br />
Kel Cemara, Kec Lubuk Pakam.<br />
(yan)<br />
Pamit ke Perbaungan, Nelayan Tewas Hantam Betor<br />
pakam ini.<br />
Keluarga yang tiba di rumah sakit<br />
menjerit histeris melihat tubuh kaku<br />
Amri. Terakhir, korban pamit dari rumah<br />
hendak ke Perbaungan. “Kami<br />
juga tidak tahu Amri mau kemana.<br />
Keluarga kami ini masih lajang, kerjaannya<br />
melaut,” ucap Salbiah (40)<br />
keluarga korban.<br />
Kapos Lantas Sei Sejenggi, Aiptu<br />
D Gultom yang dikonfirmasi mengatakan<br />
telah menangani peristiwa laka<br />
lantas tersebut. “Korban tewas satu<br />
orang. Tiga penumpang betor hanya<br />
luka ringan. Kedua kendaraan sudah<br />
kita amankan dan peristiwa itu sudah<br />
kita tangani,” ucap Gultom. (darmawan)<br />
3 Bandar Sabu Digulung, 2 Dalam Pencarian Polisi<br />
SIMALUNGUN-M24<br />
Satuan narkoba Polres Simalungun<br />
mengamankan 3 tersangka dan dua<br />
bandar sabu melarikan diri hingga kini<br />
sudah masuk daftar pencarian orang<br />
(DPO) oleh jajaran Polres Simalungun.<br />
Adapun ketiga tersangka yakni<br />
Jhonny Frikki Pasaribu alias Kiki (27)<br />
warga Jln Pergaulan Kel Sukadame,<br />
Kec Siantar Utara, Kota Siantar yang<br />
ditangkap, Senin (19/2) lalu dengan<br />
barang sabu seberat 28,89 gram.<br />
Erik Setyawan alias Iwan (56) warga<br />
Huta VII Nagori Karang Rejo, Kec<br />
Gunung Maligas, Kab Simalungun ditangkap<br />
Senin (19/1) lalu dengan jumlah<br />
barang bukti 61,46 gram. Dan tersangka<br />
Tri Situmorang (31) warga Kec<br />
Tanah Jawa, Kab Simalungun ditangkap,<br />
Selasa (6/2) lalu dengan<br />
barang bukti sabu 13,52 gram.<br />
Kapolres Simalungun AKBP Marudut<br />
Liberty Panjaitan SIK melalui Kasat<br />
Narkoba AKP Manaek dalam keterangan<br />
pers menjelaskan bahwa pemusnahan<br />
barang bukti merupaka hasil<br />
tangkapan yang di lakukan oleh Satuan<br />
Narkoba Simalungun, Polsek Bangun,<br />
Polsek Tanah Jawa dan Polsek<br />
Perdagangan.<br />
Manaek pun menegaskan pihak<br />
tidak akan segan menindak para pelaku<br />
bandar pengedar narkoba. "Jauhi<br />
narkoba, jangan bersentuhan dengan<br />
narkoba," terangnya.<br />
Ditambahkannya bahwa untuk dua<br />
tersangka yang sudah menyandang<br />
status DPO masih buru sampai saat<br />
ini keberadaannya dan kedua tetap<br />
akan buru sampai kemanapun.<br />
Adapun jumlah keselurahan barang<br />
bukti yang di musnahkan yakni sabu<br />
total berat 128 gram dan ganja total<br />
berat 747,49 gram. (adi)<br />
Disenggol Trailer<br />
LABUHAN-M24<br />
Mutu Mayardi (36), warga Jln<br />
Slebes Gg V, Kel Belawan II, Kec<br />
Medan Belawan meregang nyawa<br />
setelah becak motor (betor) yang<br />
dikendarainya disenggol truk.<br />
Menurut saksi mata, awalnya<br />
Mutu terlihat bersama tetangganya,<br />
Topan (36) menaiki betor datang<br />
dari arah Belawan menuju<br />
Kota Medan, Rabu (21/2). Saat<br />
melintas di Jln KL Yos Sudarso<br />
KM10,5, Kel Kota Bangun, Kec<br />
Medan Deli, truk trailer (identitas<br />
belum diketahui) datang dari belakang<br />
coba mendahului keduanya.<br />
Naas, bagian truk menyenggol<br />
stang kanan betor hingga oleng<br />
Pelaku Mendapat Bisikan<br />
TEBINGTINGGI-M24<br />
Muliadi Sitompul alias Mul (43)<br />
nekat berbuat cabul terhadap<br />
bocah wanita bawah lima tahun<br />
(balita), sebut saja Melati, yang<br />
juga keponakannya setelah mendapat<br />
bisikan setan.<br />
Hal itu disampaikan warga Jln Ir<br />
H Djuanda, Link I, Kel Karya Jaya,<br />
Kec Rambutan, Kota Tebingtinggi<br />
kepada penyidik Satreskrim Polres<br />
Tebingtinggi, Kamis (22/2). Menurut<br />
pelaku, setelah jalan-jalan,<br />
korban dibawa ke rumahnya, Selasa<br />
(20/2) sekitar pukul 19:00<br />
WIB.<br />
Saat melintasi komplek pemakaman<br />
di Kelurahan Karya Jaya,<br />
pelaku mendengar bisikan untuk<br />
mencabuli korban. Setiba di rumah,<br />
pelaku tiba-tiba bernafsu<br />
melihat korban yang masih berusia<br />
empat tahun tersebut. “Seperti<br />
ada bisikan setan yang<br />
menyuruh saya untuk melakukan<br />
Kominfo Karo Laporkan<br />
KABANJAHE-M24<br />
Kadis Kominfo Karo, Drs Jhonson<br />
Tarigan melaporkan aku facebook<br />
(FB) Mhd Ricky Arfandi ke<br />
Polres Karo terkait postingan<br />
peristiwa erupsi Sinabung, Selasa<br />
(20/2) kemarin.<br />
Dalam postingan bertuliskan<br />
“korban bencana Sinabung semalam<br />
mengerikan gusy” tersebut,<br />
turut dilampirkan foto korban<br />
yang terpapar awan panas.<br />
Dalam konfrensi pers, Kamis<br />
(22/2), Jhonson memastikan postingan<br />
tersebut tidak benar dan<br />
bohong alias hoax yang menimbulkan<br />
keresahan masyarakat<br />
luas. Bahwa foto yang diposting<br />
merupakan korban erupsi Sinabung<br />
empat tahun lalu.<br />
“Karena derasnya desakan<br />
dan menabrak tiang lampu jalan,<br />
tepatnya di depan Klinik Mutiara.<br />
Akibatnya, Mutu dan Topan terpental<br />
dan terhempas ke badan jalan<br />
dengan sejumlah luka. Beberapa<br />
pengendara langsung melarikan<br />
kedua korban ke RSU Mitra Medika.<br />
“Nyawa korban Mutu tak bisa<br />
lagi ditolong. Ia tewas karena mengalami<br />
luka memar pada bagian kepala<br />
belakang, lecet pada lutut kaki<br />
sebelah kiri,” ujar Kanit Lantas<br />
Polsek Medan Labuhan, AKP Aw<br />
Nasution, Kamis (22/2).<br />
Untuk penyelidikan, barang bukti<br />
kreta korban sudah diamankan di<br />
Unit Lantas Polsek Medan Labuhan.<br />
Sementara sopir truk melarikan diri,”<br />
ujarnya. (faqih)<br />
itu (cabul) sama korban,” jelas pelaku.<br />
Ketika itu, lanjut pelaku, korban<br />
tak lagi tampak seperti bocah berusia<br />
empat tahun. Ia pun mulai<br />
menggerayangi tubuh korban dengan<br />
tangan. Puas menyalurkan<br />
hasratnya, pelaku mengantarkan<br />
korban pulang hingga depan rumah.<br />
Tak lupa ia memberi uang Rp2<br />
ribu kepada korban. Dari pengakuan<br />
tersebut, pelaku langsung<br />
ditetapkan sebagai tersangka kasus<br />
pencabulan terhadap anak<br />
bawah umur. Saat itu juga pelaku<br />
dijebloskan ke dalam sel tahanan<br />
Mapolres Tebingtinggi. Seperti<br />
diberitakan sebelumnya, peristiwa<br />
ini terungkap setelah J boru Purba<br />
(42) melihat tingkah korban yang<br />
mencurigakan. Ia lalu membuka<br />
celana dalam bungsu dari empat<br />
bersaudara itu. Setelah disenter,<br />
ditemukan benang merah yang<br />
diyakini dari baju pelaku. (agus)<br />
masyarakat dan berbagai pihak<br />
supaya secepatnya diadukan kepada<br />
pihak kepolisian, karena berita<br />
bohong itu sangat merugikan<br />
dan menyesatkan masyarakat,”<br />
tegas Jhonson didampingi Kabag<br />
Humas dan Protokol Pemkab Karo,<br />
Drs Djoko Sujarwanto.<br />
Pada kesempatan itu, Jhonson<br />
juga mengimbau masyarakat untuk<br />
berhati-hati dalam menggunakan<br />
medsos. Khususnya tidak memosting<br />
berita-berita tidak benar.<br />
“Kita berharap aparat kepolisian<br />
segera mengungkap pelaku berita<br />
bohong di medsos. Dan bagi<br />
masyarakat yang mengetahui siapa<br />
pemilik akun facebook Mhd Ricky<br />
Arfandi segera melaporkannya kepada<br />
pihak berwajib,” pungkasnya.<br />
(herlin)<br />
Tabrak Bak Penampung Air<br />
SIDIKALANG-M24<br />
Maraden Gurning (35), warga<br />
Desa Huta Rakyat, Kec Sidikalang,<br />
Kab Dairi tewas dengan kondisi<br />
mengenaskan. Becak bermotor<br />
(Betor) yang dikemudikannhya<br />
menabrak bak penampung air<br />
doorsmeer milik Herman Girsang<br />
di Jln Persada, Kec Sidikalang,<br />
Rabu (21/2) sekitar pukul <strong>23</strong>:30<br />
WIB.<br />
Dari hasil olah TKP yang dilakukan<br />
Satlantas Polres Dairi dan keterangan<br />
warga sekitar, kecelakaan<br />
bermula betor Honda Verza<br />
BK 5058 CH yang dikemudikan<br />
korban melaju dengan kecepatan<br />
tinggi dari arah Simpang Buntu<br />
Raja Parongil menuju Jln Pakpak,<br />
Kota Sidikalang.<br />
Sesampainya di Jln Persada<br />
yang menikung ke kiri, korban<br />
diduga hendak mendahului kreta<br />
di depannya. Namun lepas kendali.<br />
Seketika betor meluncur ke<br />
Sorong Vario BK 6134<br />
MEDAN BARU-M24<br />
Rico Taruli Jaya Simanjuntak<br />
(25) harus dilarikan ke Rumah Sakit<br />
Bhayangkara Medan. Warga<br />
Jln SM Raja Gg Dame ini babak<br />
belur setelah tertangkap sedang<br />
menyorong kreta anak Jln Garu.<br />
Ceritanya, Cici Syahriani (21),<br />
warga Jln Murni, Tanjungrejo tengah<br />
membantu temannya M Chavez<br />
Nur Indiansah (22), warga Jln<br />
Garu 2B, Kec Medan Helvetia menjual<br />
paket internet di Jln dr Mansyur,<br />
persis di depan Rumah Sakit<br />
USU Medan, Rabu (21/2) malam.<br />
Di belakang mobil tempat berjualan,<br />
terpakir Honda Vario BK 6134<br />
YBB milik Chavez.<br />
Tak lama, Rico yang sedang<br />
mencari mangsa melintas mengendarai<br />
Honda Supra X BK 6499 GA<br />
bersama temannya. Melihat kreta<br />
milik Chavez, Rico langsung<br />
memantau situasi. Merasa aman,<br />
ia pun membobol kunci kontak kreta<br />
korban menggunakan kunci T.<br />
Temannya yang identitas belum<br />
diketahui stanby di atas kreta.<br />
Pasien Tak Sadarkan Diri<br />
kanan jalan menuju lokasi doorsmeer<br />
dan menabrak bak penampung<br />
air.<br />
Oleh warga, kejadian tersebut<br />
dilaporkan ke Sat Lantas Polres<br />
Dairi. Selanjutnya korban dibawa<br />
ke RSU Sidikalang untuk mendapat<br />
perawatan. Namun sesampainya di<br />
rumah sakit, korban menghembuskan<br />
napas terakhirnya.<br />
Kepada wartawan mengatakan,<br />
kecelakaan itu murni laka tunggal.<br />
Setelah dilakukan visum di kamar<br />
mayat RSU Sidikalang, mayat korban<br />
dibawa keluargannya ke rumah<br />
duka untuk disemayamkan.<br />
“Hasil visum dari pihak RSU Sidikalang,<br />
korban tewas akibat mengalami<br />
luka pada bagian kepala.<br />
Murni kecelakaan tunggal. Jenazah<br />
korban lalu dibawa keluarga ke rumah<br />
duka untuk disemayamkan,”<br />
jelas Kapolres Dairi, AKBP Januario<br />
Jose Morais SIK melalui Kasat Lantas,<br />
AKP M Hasan SH. (fajar)<br />
Naas, Cici Syahriani memergoki<br />
pelaku yang hendak membawa<br />
kabur kreta temannya. Cici langsung<br />
memberitahu korban yang<br />
langsung mengejar pelaku. Aksi<br />
kejar-kejaran menarik perhatian<br />
warga yang ikut mengepung dan<br />
menangkap pelaku. Tanpa abaaba,<br />
warga menjadikan pelaku samsak<br />
hidup. Melihat itu, teman pelaku<br />
langsung kabur.<br />
Personel dari Polsek Medan Baru<br />
yang menerima informasi tiba tak<br />
lama berselang dan menyelamatkan<br />
pelaku. Dengan berlumuran<br />
darah, pelaku diboyong ke Rumah<br />
Sakit Bhayangkara untuk mendapat<br />
perawatan. Sementara korban<br />
diarahkan membuat laporan resmi<br />
ke Polsek. “Kita amankan sepedamotor<br />
(kreta) Honda Supra X yang<br />
digunakan pelaku dan kereta milik<br />
korban. Juga sebuah tas sandang<br />
berisi satu kunci leter T, 2 obeng,<br />
sebuah tang dan satu unit HP milik<br />
pelaku,” ungkap Kapolsek Medan<br />
Baru, Kompol Victor Ziliwu, Kamis<br />
(22/2). (tiopan)<br />
penanganan yang lebih baik.<br />
Namun, mereka malah kecewa<br />
terhadap pelayanan tim medis<br />
karena mengeluarkan pasien secara<br />
sepihak tanpa ada kejelasan<br />
walau dalam keadaan tak sadarkan<br />
diri. “Saya menggunakan Askes<br />
kelas 4, karena PNS. Tapi malah<br />
disuruh bawa pulang dalam kondisi<br />
koma, sampai di rumah apa<br />
yang harus kami lakukan,” ujar<br />
Nilawati.<br />
Sementara itu, Anton, staf humas<br />
RSUZA Banda Aceh, saat<br />
dikonfirmasi mengaku, hingga<br />
malam ini pasien masih mendapat<br />
perawatan, tetapi terkait pemaksaan<br />
keluar pasien paksa oleh tim<br />
medis akan dikonfirmasi kembali<br />
esok hari setelah mendengar keterangan<br />
dari tim medis.<br />
“Karena malam ini jam kerjanya<br />
sudah habis, maka besok akan kami<br />
konfirmasi kepada media terkait<br />
pemaksaan keluar pasien, karena<br />
kami harus mendengar keterangan<br />
dari dokter yang menangani pasien<br />
seperti apa,” jelasnya.<br />
Dilansir Kompas.com, kabar<br />
pemaksaan pihak rumah sakit<br />
terhadap pasien yang harus keluar<br />
dalam kondisi koma tersebar<br />
dengan cepat ke media sosial.<br />
(net)