02.03.2018 Views

2 Maret 2018

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2 JUMAT, 2 MARET <strong>2018</strong><br />

SAMBUNGAN<br />

..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />

Tenanglah Nurjamal Pembunuhmu Tertangkap<br />

TEBINGTINGGI-M24<br />

Ngatiman (60) dan Sutinem (52) akhirnya menemukan<br />

keadilan atas kematian putra bungsu mereka, Nurjamal<br />

(17) akibat diamuk massa, lebaran pertama 2017. Warga<br />

Jln Koperasi, Kel Karya Jaya, Kec Rambutan, Kota<br />

Tebingtinggi ini pun berdoa untuk ketenangan arwah sang<br />

anak.<br />

"Tenanglah engkau di alam sana, Nak. Pembunuhmu<br />

sudah tertangkap," ucap keduanya sembari meneteskan<br />

air mata, Kamis (1/3).<br />

Kematian Nurjamal sendiri terasa begitu menyayat bagi<br />

Ngatiman. Pasalnya, peristiwa itu terjadi tepat lebaran 1<br />

Syawal 1438 Hijriah silam. Hari yang seharusnya paling<br />

membahagiakan bagi keluarga muslim di seluruh belahan<br />

bumi ini.<br />

Minggu, 25 Juni 2017 pagi menjelang siang, kenang<br />

buruh panggul ini, Nurjamal berpamitan kepada ibunya<br />

untuk bermain–main menemui temannya di hari raya.<br />

Nurjamal bahkan masih minta uang Rp15 ribu kepada<br />

sang ibu yang sehari–hari berjulan tape keliling. Ternyata,<br />

itu adalah hari terakhir Sutinem bertemu dengan putranya.<br />

Pasalnya, saat pulang, anak kesayangannya itu tak<br />

lagi bernyawa. Informasi yang sampai kepada keluarga,<br />

ketika itu Nurjamal tertangkap tengah mendorong Honda<br />

Mega pro milik Muhammad Sabirin, warga Sungai Pinang<br />

yang sedang bertamu di rumah keponakannya, Wagiyem,<br />

Tahanan Lapas Sibolga<br />

TAPTENG-M24<br />

Setiba di Lapas Kelas IIA Sibolga seusai menjalani<br />

sidang, Mansur Gea kabur dari mobil tahanan<br />

Kejaksaan Sibolga. Ia kemudian melarikan diri<br />

bersama seorang pengendara kreta yang telah<br />

menunggunya.<br />

Peristiwa itu terjadi, Rabu (28/2). Kaburnya warga<br />

Ling 1, Kel Hajoran, Kec Pandan, Kab Tapanuli<br />

Tengah, bermula setelah ia selesai mengikuti persidangan<br />

di Pengadilan Negeri Sibolga. Mansur<br />

memanfaatkan keadaan ketika mobil tahanan berhenti<br />

tepat di depan lapas. Ketika itulah ia langsung kabur.<br />

Kalapas Sibolga Mulyadi saat dikonfirmasi melalui<br />

seluler mengakui kalau Mansur kabur. Pihaknya<br />

sempat melakukan pengejaran, tetapi tahanan itu<br />

tidak sempat ditangkap karena sudah ada pengendara<br />

kreta yang menunggu. “Dia kabur dari mobil<br />

tahanan saat turun dari mobil. Dia ketika itu sudah<br />

tidak memakai borgol. Tahanan tersebut kabur<br />

bersama orang yang naik sepeda motor tersebut,”<br />

bilangnya. Mulyadi menyampaikan kalau kaburnya<br />

tahanan itu adalah tanggung jawab Kejaksaan<br />

Sibolga. “Itu masih tanggung pihak kejaksaan, karena<br />

mereka yang antar jemput itu sampai ke dalam, dan<br />

itu ada berita acaranya,” pungkasnya<br />

Selain itu Kapolsek Pandan Kompol Parohon<br />

Tambunan menuturkan, Mansur sebelumnya ditangkap<br />

karena memiliki ganja di Hajoran. Pada saat itu<br />

diamankan 20 amp ganja siap edar. “Terdakwa baru<br />

menjalani statusnya sebagai tahanan selama 2 bulan<br />

1 hari,” jelasnya. (rommy)<br />

Kedok Tongat<br />

SIMALUNGUN-M24<br />

Personel Satnarkoba Polres Simalungun membekuk<br />

bandar narkoba di Siantar. Penangkapan ini berkat<br />

pengembangan dari ditangkapnya Apin (48) dan Chen<br />

Han (46). Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty<br />

Panjaitan melalui Kasat Narkoba AKP Manaek S<br />

Ritonga, Kamis (1/3) sekira pukul 16.30 WIB menyebut<br />

bandar tersebut adalah Gelora Tarigan alias<br />

Tongat warga di Jln Maluku, Kel Banten, Kec Siantar<br />

Barat, Pematangsiantar. Ketika penggrebekan<br />

berlangsung, Tongat sedang berada di dalam rumah.<br />

Dari dalam rumah ditemukan barang bukti berupa 2<br />

plastik klip berisi sabu, 1 plastik klip sisa sabu, 2 kaca<br />

pirex, 3 mancis, 3 alat isap sabu, 1 gulung aluminium<br />

foil, 1 HP merek Samsung dan uang Rp565 ribu.<br />

Manaek melanjutkan, tertangkapnya Tongat berkat<br />

pengembangan terhadap Apin (48) warga Jln DR<br />

Wahidin Pematangsiantar dan Chen Han (46) warga<br />

Jln Diponegoro, Pematangsiantar, yang diringkus,<br />

Rabu (28/2) sekira pukul 13.00 WIB. Kedua warga<br />

keturunan Tionghoa ini dibekuk di Perumahan Griya,<br />

Jln Asahan Kec Siantar, Kab Simalungun, dengan<br />

barang bukti 1 plastik klip sabu. "Keduanya mengaku<br />

mendapatkan barang haram dari bandar bernama<br />

Gelora Tarigan alias Tongat. Kita lakukan pengembangan<br />

hingga akhirnya meringkus Tongat," sebutnya.<br />

(adi)<br />

Dituduh Curi Batre<br />

KABANJAHE-M24<br />

Parningotan Siboro (23) dibantai dengan sadis oleh<br />

Dionysius Suprianto Nababan (20). Permasalahannya<br />

karena batre mobil yang hilang.<br />

Peristiwa itu terungkap saat rekontruksi yang<br />

digelar di Mapolres Karo, Kamis (1/3). Ada 12 adegan<br />

dalam rekontruksi pembunuhan 17 Desember 2017<br />

tersebut. Dimana sekitar pukul 12:00 WIB, Dionysius<br />

Suprianto Nababan, warga Jln Meriam Ginting, Gg<br />

Tarigan, Kabanjahe membawa Tua Parningotan<br />

Siboro, warga Kel Lau Cimba, Kabanjahe ke Jln<br />

Pahlawan Ujung. Setiba di pertapakan milik Rasmi<br />

beru Sitepu, Dionysius memarkirkan kreta dan<br />

mengajak Parningotan ke arah kuburan. Setelah<br />

berjalan lima meter, Dionysius berhenti dan bertanya<br />

kepada Parningotan. “Ada kau ambil batre motor<br />

bapakku?”. Parningotan lalu menampik. Dionysius<br />

emosi dan mengambil pisau dari saku celana sebelah<br />

kanan. “Tidak ada kau bilang?” tanya Dinoysius<br />

sembari menikam leher kiri bawah telinga korban.<br />

Akibat tusukan itu, korban terjatuh ke tanah.<br />

Sebelum kabur, tersangka kembali menikamkan pisau<br />

ke punggung kiri dan pinggang kiri korban yang terus<br />

berlari ke bawah perladangan. Saksi Teramin Purba<br />

bersama Edi Mulyono dan Nursiti Hidayah membawa<br />

korban ke RSU Kabanjahe. Namun korban lebih dahulu<br />

menghembuskan nyawanya.<br />

“Tersangka dijerat Pasal 340<br />

subs 338 lebih subs Pasal 351<br />

Ayat(3) dari KUHPidana,”<br />

kata Ras Kita Tarigan.<br />

(herlin)<br />

LEBIH BAIKLAH<br />

MAK Bedah pulang dari kantornya jam 08.00 malam.<br />

Dengan tergesa dia langsung menuju kamar. Kemudian<br />

mematikan lampu. Seketika itupun, dia menanggalkan<br />

seluruh pakaiannya hingga tanpa sehelai benangpun yang<br />

menutupi tubuhnya.<br />

"Bang…, maafin kemarin ya. Aku kemarin letih dan terlalu<br />

emosi, malam ini aku milikmu sepenuhnya. Bedah siap<br />

sekarang. Gaya apapun yang Abang mau lakukan aku<br />

tidak akan menolak"<br />

“KLIK…!!!” Tiba tiba, lampu kamar dinyalakan seseorang<br />

dari kamar.<br />

Dan begitu kagetnya Mak Bedah saat itu. Karena ia<br />

berada di kamar mertuanya ia salah masuk kamar.<br />

“Cepat lakukan sekarang sebelum ibu mertua dan suami<br />

mu datang. Aku juga sudah sangat lama menginginkannya..!”<br />

kata Wak Lokot penuh harap.<br />

“APA…..!? Jangan… aku ini menantumu pak.!” kata Mak<br />

Bedah ketakutan sambil menutupi tubuhnya.<br />

“Ya sudah kalo kamu tidak mau, bapak akan teriak dan<br />

bilang ke ibu mertua dan suami mu kalo kamu sudah<br />

mengoda saya.!” kata Lokot mengakali.<br />

“Ehhh…Akhh Ialah pak, tapi sebentar aja ya dan cuma<br />

ngelus dan pegang- pegang ya dan gak boleh ibu dan<br />

suami ku tau ya..! kata Mak Bedah terpaksa.<br />

“Elus elus boleh tapi kalo mau emut-emut juga lebih<br />

baiklah.!” kata Lokot kegirangan.<br />

!!!@@@ &&&&!!!????<br />

di Dusun III Kampung Banten, Desa<br />

Paya Lombang, Kec Tebingtinggi, Kab<br />

Serdang Bedagai (Sergai).<br />

Melihat ada orang yang mendorong<br />

sepeda motor milik tamunya, Wagiyem<br />

pun meneriaki maling. Sontak warga<br />

mengamuk dan menghakimi pelajar<br />

SMA Negeri 3 Tebingtinggi itu. Keluarga<br />

yang tidak terima atas kematian<br />

Nurjamal mencoba mencari keadilan.<br />

Dengan bantuan saran dari kerabat,<br />

mereka pun membuat laporan pengaduan<br />

ke Polsek Rambutan pada 1<br />

Juli 2017. Jenazah Nurjamal sendiri<br />

dimakamkan di Tempat Pemakaman<br />

Umum (TPU) Islam Gg Ikhlas, tak jauh<br />

dari kediaman mereka.<br />

Peristiwa ini pun sempat menjadi<br />

viral setelah diunggah ke akun facebook<br />

Yuni Rusmini. Ditambah curahan<br />

hati salah satu abang korban, Suparli<br />

di media sosial. Meski harus menunggu<br />

delapan bulan, keadilan akhirnya<br />

muncul.<br />

Personel Reskrim Polres Tebingting-<br />

PERCUT-M24<br />

Wulandari (31) masih belum bisa<br />

menerima perbuatan bejat Irfan alias<br />

Koplak (33). Ia bahkan bertekad menjebloskan<br />

sopir cabul tersebut ke penjara.<br />

Ditemui M24 di kediamannya, Pasar<br />

7 Bengkel No.100, Desa Tembung, Kec<br />

Percut Sei Tuan, Kamis (1/3), ibu dua<br />

anak ini mengaku lelah setelah peristiwa<br />

yang dialaminya. “Sampai badan<br />

saya kurus. Jutaan uang habis untuk<br />

mencari anak saya ini,” ucap janda dua<br />

anak ini didampingi kakaknya, Sri, korban.<br />

Menurut Wulandari, Rabu (28/2)<br />

gi yang dipimpin AKP TP Butarbutar<br />

meringkus tiga pelaku penganiayaan<br />

hingga menewaskan Nurjamal. Ketiganya<br />

adalah Ari Murti alias Ari (23),<br />

Imam Susanto (29), keduanya warga<br />

sekitar lokasi penganiayaan dan Muhammad<br />

Eko Syahputra alias Eko (30),<br />

warga Dusun II, Desa Pertapaan Pondok<br />

Sibarau, Afdeling IV Kebun Rambutan,<br />

Kab Sergai.<br />

“Ketiganya ditangkap dan ditahan<br />

setelah pihak kepolisian berdasarkan<br />

keterangan para saksi. Bahwa ketiganya<br />

diduga turut melakukan pemukulan<br />

hingga menyebabkan korban tewas,”<br />

terang Kasat Reskrim Polres<br />

Tebingtinggi, AKP TP Butarbutar melalui<br />

Kasubbag Humas, AKP MT Sagala<br />

didampingi KBO Sat Reskrim, Iptu Bringin<br />

Jaya yang ditemui di Media Centre<br />

Mapolres Tebingtingi.<br />

Dijelaskan MT Sagala, petugas pertama<br />

kali menangkap Imam Santoso<br />

dan Eko Syaputro dari kediamannya<br />

masing-masing. Dari keterangan kedu-<br />

Korban: “Awak Mau Ikut Bapak Aja”<br />

malam, pihak keluarga pelaku datang<br />

ke rumahnya untuk mengajak berdamai.<br />

Namun, sakit hati yang dialaminya<br />

sudah membekas terlalu dalam. Ia<br />

pun ingin pelaku dipenjara untuk waktu<br />

yang lama. “Enggak ada damai-damai.<br />

Terap kita lanjutkan si anj*** itu,<br />

biar mati di penjara,” ketusnya.<br />

Wulandari juga berharap anaknya,<br />

sebut saja Bunga (13) dapat melanjutkan<br />

pendidikan. Meskipun harus berpisah<br />

dengannya. “Biarlah dia (Bunga),<br />

ikut dengan ayahnya ke Pekanbaru.<br />

Rencananya malam ini sampai di sini.<br />

Saya bilang ke ayahnya kalo bisa<br />

sekolahkan lagi dia,” tutur Wulandari<br />

Dua Kali Gempa “Allahu Akbar...!”<br />

SIDIMPUAN-M24<br />

Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel)<br />

dua kali diguncang gempa, Kamis (1/<br />

3) pagi. Gempa pertama berkekuatan<br />

5,7 skala richter, sedangkan yang<br />

kedua 5,6 skala richter. Cukup menimbulkan<br />

kepanikan, namun belum diperoleh<br />

laporan adanya kerusakan akibat<br />

gempa tektonik tersebut.<br />

Analisis Badan Meteorologi Klimatologi<br />

Geofisika (BMKG), gempa pertama<br />

terjadi pukul 08.35 WIB. Gempa<br />

itu berpusat di koordinat 0,91 Lintang<br />

Utara (LU) dan 98,63 Bujur Timur (BT),<br />

dengan kedalaman 87 Km. Koordinat<br />

pusat gempa tersebut berada sekitar<br />

37 Km arah Barat Daya Kota Singkuang,<br />

Kab Mandailing Natal (Madina)<br />

atau 76 Km Barat Daya Kota Padangsidimpuan.<br />

Sementara itu gempa kedua<br />

terjadi pukul 10.17 WIB. Kali ini<br />

pusat gempa berada di 0.97 LU dan<br />

98.65 BT, dengan kedalaman 104 Km.<br />

Koordinat pusat gempa kedua ini berada<br />

82 Km dari Kota Padangsidimpuan.<br />

Setelah kedua gempa berkekuatan<br />

cukup besar itu, Kepala Bidang<br />

Data dan Informasi BMKG) Medan,<br />

Syahnan menyebut terjadi pula dua kali<br />

gempa susulan. Namun, gempa-gempa<br />

susulan ini tak sekuat gempa sebelumnya,<br />

lantaran hanya berkisar 3,5<br />

skala richter. Bahkan, warga di luar<br />

Madina, semisal di Kota Padangsidimpuan<br />

tidak begitu merasakannya.<br />

“Gempa susulan masih mungkin terjadi<br />

lagi. Namun, masyarakat jangan<br />

khawatir dan panik. Gempa ini tidak<br />

berpotensi tsunami,” jelas Syahnan.<br />

Mengenai kekuatan gempa yang terjadi<br />

pagi hari, menurut Syahnan getarannya<br />

terasa hingga Nias, Lubuk<br />

Basuang, Pariaman dan Pasaman. “Informasi<br />

lanjutan akan kami sampaikan.<br />

Tim masih melakukan analisis terkait<br />

gempa ini,” kata dia. Terpisah, Kepala<br />

Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG,<br />

Moch. Riyadi menjelaskan guncangan<br />

dirasakan di daerah Aek Godang,<br />

Padangsidimpuan, Panyabungan, Sibuhuan,<br />

Gunung tua, Sipirok dan Sibolga<br />

dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III-<br />

IV MMI). Dampak itu tergambar pada<br />

peta tingkat guncangan (shakemap)<br />

BMKG. “Sementara di Nias, Lubuk Basung,<br />

Pariaman dan Pasaman I SIG-<br />

anya, didapat jika tersangka Ari Murti<br />

alias Ari sudah kabur ke Provinsi<br />

Riau.<br />

“Kemudian kita mendapat informasi<br />

keberadaan tersangka Ari Murti. Tepatnya<br />

Minggu (25/2), tersangka kita<br />

ringkus di Desa Teluk Bano, Kecamatan<br />

Bangko Pusako, Kabupaten Rokan<br />

Hilir, Provinsi Riau,” jelas nya.<br />

Selain ketiga pelaku, lanjut MT Sagala,<br />

pihaknya tidak menutup kemungkinan<br />

jika tersangka bertambah. Hal<br />

itu mengingat ada warga lainnya yang<br />

turut melakukan penganiayaan.<br />

“Hingga saat ini ketiga pelaku masih<br />

menjalani pemeriksaan intensif guna<br />

mengungkap dan mengetahui peran<br />

masing-masing. Kita juga masih<br />

melakukan pengejaran terhadap pelaku<br />

penganiayaan lainnya. Ketiganya<br />

akan dijerat dengan Pasal 80 Ayat<br />

3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang<br />

perubahan Undang Undang nomor<br />

23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan<br />

Anak,” pungkas MT Sagala. (agus)<br />

sembari menangis. Bunga pun mengamini<br />

harapan sang ibu. “Awak mau<br />

ikut bapak aja nanti,” ucap yang saat<br />

ini lebih banyak diam. Diberitakan<br />

sebelumnya, dengan iming-iming<br />

uang, makan dan janji dinikahi, Bunga<br />

dilarikan oleh Koplak ke kos-kosan<br />

di kawasan simpang Sekolah Bandung,<br />

Kel Bandar Setia, Kec Percut Sei<br />

Tuan sejak Minggu (14/1). Bunga<br />

akhirnya ditemukan, Rabu (28/2).<br />

Selama itu, Bunga diminta melayani<br />

nafsu birahi pelaku. Hal itu dilakukan<br />

pelaku untuk membalas sakit hati karena<br />

cintanya ditolak Wulandari yang tak<br />

lain ibu kandung Bunga. (irwan)<br />

BMKG (II MMI). Guncangan gempa<br />

bumi ini belum berpotensi menimbulkan<br />

kerusakan,” ungkapnya, sembari<br />

menyebut gempa bumi ini merupakan<br />

jenis menengah akibat aktivitas subduksi.<br />

Pengamatan M24 di Panyabungan,<br />

kekuatan gempa pertama membuat<br />

warga berhamburan dari kediaman<br />

masing-masing. “Allahu akbar,<br />

tolong kami ya Tuhan,” teriak Hasanah,<br />

warga Pidoli Dolok, Panyabungan.<br />

Wanita ini berlari sembari<br />

menggendong anaknya keluar dari<br />

rumah. Irma (22), seorang pekerja<br />

warung nasi di Jalan Lintas Timur Pidoli<br />

Dolok, Panyabungan, seusai gempa<br />

menceritakan dirinya mendengar<br />

suara atap seng dan benda-benda di<br />

dapur warung berjatuhan. Saat itu,<br />

Irma mengaku sedang membuatkan<br />

kopi dan sarapan untuk pelanggan.<br />

“Saya sempat bingung ada apa.<br />

Pandangan saya goyang. Lalu, pengunjung<br />

di warung bilang ada gempa,<br />

saya cepat-cepat lari keluar dari<br />

dapur. Rupanya, sudah banyak yang<br />

berada di luar rumah,” ujar Irma.<br />

(sabar/lian/budiman)<br />

Perut Ditendang, Disiram Air Panas Trus Dilempar Pot<br />

SIANTAR-M24<br />

Karena menegur supaya tidak tidur<br />

ketika jam kerja masih berlangsung,<br />

Ayla br Purba (24) disiksa teman kerjanya<br />

Debby (26). Ayla yang diketahui<br />

tengah mengandung ini dipukul,<br />

disiram air panas hingga dilempar pot<br />

bunga. Bukan cuma itu, perut Ayla juga<br />

ditendang oleh Debby.<br />

Insiden penganiayaan tersebut terjadi<br />

di salon tempat mereka bekerja,<br />

Rabu (28/2) di Jln Kartini, Kel Bantan,<br />

Kec Siantar Barat.<br />

Ayla yang beralamat di Kampung<br />

Bongbongan, Kel Tambun Nabolon,<br />

Kec Siantar Martoba, memilih melaporkan<br />

penganiayaan yang dialaminya ke<br />

Polres Siantar, Kamis (1/3) sekira pukul<br />

10.30 WIB.<br />

Keterangan diperoleh dari Risa, teman<br />

Ayla, awalnya mereka menegur<br />

Debby supaya tidak tidur-tiduran bila<br />

lagi jam kerja. Mereka khawatir bos<br />

akan memarahi semua bila ketahuan<br />

tidur-tiduran.<br />

Berkali-kali ditegur, Debby yang tinggal<br />

di Jln Nagur, Kel Martoba, Kec Siantar<br />

Utara, tetap tidak bergeming.<br />

Akhirnya, Debby bangun dari tidurnya.<br />

Ia lalu ribut dengan Ayla yang diketahuinya<br />

sedang hamil muda.<br />

Di tengah terjadi ribut mulut, Debby<br />

menyiram ibu hamil (Bumil) itu dengan<br />

air panas dan melempar perut Ayla<br />

pakai pot bunga sampai luka membiru.<br />

Ayla coba membalas. Debby bertambah<br />

emosi. Ia lalu menendang perut<br />

Ayla. “Semalam kejadiannya, dan dia<br />

nggak ada minta maaf makanya teman<br />

kami Ayla melapor,” ucap Risa.<br />

Tak lama Ayla membuat laporan di<br />

Polres Siantar, Debby juga datang ke<br />

markas polisi tersebut. Debby dengan<br />

menggendong anaknya dan ditemani<br />

neneknya, balik melapor dengan dalih<br />

dikeroyok Ayla dan teman-temannya<br />

saat ribut di tempat kerja.<br />

“Mereka juga sering tidur-tiduran<br />

saat jam kerja. Tapi saya tak pernah<br />

marah. Pada saat saya istirahat tidur<br />

Penasehat Hukum Ingatkan Polda Konsisten<br />

PN MEDAN-M24<br />

Sidang gugatan praperadilan (prapid)<br />

antara Sulaiman Ibrahim (pemohon)<br />

terhadap Polda Sumut (termohon)<br />

kembali digelar, Pengadilan Negeri (PN)<br />

Medan, Kamis (1/3) pagi.<br />

Dalam sidang yang berlangsung di<br />

Ruang Cakra 5, PN Medan itu, Hakim<br />

Tunggal, Aswardi Idris SH MH didampingi<br />

Panitera Pengganti (PP) Hj Fazida<br />

SH membuka persidangan dengan<br />

agenda jawaban termohon (duplik)<br />

atas replik pemohon. “Sidang dibuka<br />

dan dinyatakan terbuka untuk umum,”<br />

kata Aswardi.<br />

Kompol Budi yang mewakili Bidkum<br />

Polda Sumut selaku termohon langsung<br />

memberikan berkas dupliknya.<br />

Untuk mempersingkat waktu, hakim<br />

melanjutkan sidang dengan agenda<br />

pembuktian. Tampak, kuasa hukum<br />

dari pemohon menyerahkan berkas<br />

bukti kepada hakim.<br />

“Berkas bukti dari pemohon pun<br />

masih ada yang kurang ini. Sedangkan<br />

termohon belum menyerahkan<br />

berkas buktinya. Sidang kita tunda dan<br />

dilanjutkan pada besok siang (2/3) ya,”<br />

pungkas Aswardi.<br />

Ditemui selepas sidang, Kompol Budi<br />

enggan menanggapi pertanyaan awak<br />

media terkait materi persidangan. Pun<br />

keseriusan Polda Sumut menghadapi<br />

prapid yang diajukan tersangka kasus<br />

penipuan uang sebesar Rp2,99 miliar<br />

lebih kepada Drs H TM Razali tersebut.<br />

“Aduh, saya tidak bisa memberikan statment.<br />

Langsung ke Bu Kabid Humas<br />

saja,” ujarnya sembari berlalu.<br />

Terpisah, Dana Rinaldy SH selaku<br />

Penasehat Hukum (PH) dari Drs H TM<br />

Razali berharap Polda Sumut konsisten,<br />

komit dan profesional dalam penegakan<br />

hukum. Pasalnya, prapid tersebut<br />

muncul setelah Polda Sumut menetapkan<br />

terlapor, Sulaiman sebagai tersangka<br />

atas amanah dan perintah putusan<br />

pengadilan.<br />

“Polda Sumut harus memperjuangkan<br />

perkara ini. Setidaknya untuk<br />

memperbaiki krisis kepercayaan masyarakat<br />

terhadap penegakan hukum di<br />

Dituding Pasangan Selingkuh<br />

Diancam 20 Tahun Penjara<br />

SELEBGRAM cantik Angela Charlie<br />

alias Angela Lee Ditahan Polres Sleman,<br />

Daerah Istimewa Yogyakarta akibat<br />

pencucian uang jual beli tas sebesar<br />

Rp12,1 miliar. Ketika ditangkap, Angela<br />

Lee sempat merengek untuk minta<br />

dibebaskan.<br />

DELITUA-M24<br />

Dihadang pria berseragam dinas<br />

Polri, pengendara ojek online (ojol),<br />

Risnadar (40) dan penumpangnya<br />

harus kehilangan HP. Peristiwa itu pun<br />

langsung dilaporkan warga Jln Patumbak<br />

Gg Pelita, Kec Paptumbak ini ke<br />

Polsek Delitua, Kamis (1/3).<br />

Seperti dituturkan kepada M24, ketika<br />

itu, Risnandar menjemput penumpangnya,<br />

Monika (35), warga Jln<br />

Rakyat, Link VII, Kel Tegalrejo, Kec<br />

Medan Perjuangan di depan Hotel<br />

Hawaii Jln Jamin Ginting, Kel Mangga,<br />

Kec Medan Tuntungan untuk diantar<br />

ke kawasan Amplas. Begitu hendak<br />

memutar, Honda Beat warna hitam BK<br />

4418 AEJ milik Risnandar dihentikan<br />

seorang pria cepak, tinggi tegap mengenakan<br />

seragam dinas polisi berpangkat<br />

Brigadir dan mengaku bertugas<br />

di Polda.<br />

Kemudian pelaku meminta STNK dan<br />

SIM Risnandar yang kemudian dikembalikan.<br />

Kemudian pelaku menuding<br />

Risnandar dan penumpangnya sebagai<br />

pasangan selingkuh. Risnandar pun<br />

menjelaskan bila Monika adalah penumpangnya.<br />

Jawaban Risnandar membuat<br />

pelaku mengamuk.<br />

“Kalau kalian tidak mau bayar 3 juta,<br />

saya akan betul-betul membawa kalian<br />

ke Polda,” ucap korban meniru ancaman<br />

pelaku. Merasa tak bersalah Risnandar<br />

mempersilahkan pelaku membawa<br />

ke Polda. Sadar gertakannya<br />

mental, pelaku meminta HP Risnandar<br />

dan Monika untuk diperiksa.<br />

Pelaku bahkan menyambar HP yang<br />

baru dikeluarkan kedua korban sembari<br />

berjalan ke Honda Beat warna<br />

putih tanpa nomor polisi yang digunakannya.<br />

Melihat itu korban Risnandar<br />

turun dari kreta mendatangi pelaku.<br />

Namun pelaku langsung tancap<br />

gas ke arah Simpang Pos, meninggalkan<br />

kedua korban yang terbengong.<br />

Mereka sempat mencari pelaku ke Pol-<br />

"Waktu itu kan kita kuasa hukumnya.<br />

Ada 18 orang korban yang kita hadapi.<br />

Berat juga sebetulnya. Kami melakukan<br />

mediasi, tapi Angela Lee nya udah nggak<br />

ada (uang) sama sekali. Pada minta<br />

kita semua. Makanya proses hukum<br />

berlanjut," ungkap mantan pengacar-<br />

sebentar malah mereka memarahi<br />

saya,” jelas Debby.<br />

Masih menurut Debby, Ayla dan teman-temannya<br />

lebih dahulu menyiram<br />

tubuhnya dengan air ketika ia<br />

lagi tidur. Dari situlah berujung ribut<br />

mulut.<br />

Debby juga menyangkal menendang<br />

dan melempar perut Ayla pakai<br />

pot bunga. Namun, ia tak menampik<br />

memukul Ayla pakai helm. Lepas itu<br />

dirinya dikeroyok oleh Ayla dan temannya.<br />

“Cuma kupukul saja pakai<br />

helm karena aku disiram pakai air. Tak<br />

benar dia kusiram air panas dan menendangnya.<br />

Aku selama ini sudah<br />

sabar karena mereka selama ini kasar<br />

samaku. Tas milikku saja mereka tahan<br />

bang,” sambung Debby.<br />

Kapolres Siantar AKBP Doddy Hermawan<br />

melalui Kasubbag Humas Iptu<br />

Resbon Gultom mengaku laporan<br />

kedua belah pihak belum mereka terima.<br />

Pasalnya, keduanya coba dimediasi<br />

untuk berdamai. (adi)<br />

republik ini,” cetusnya.<br />

Dana juga berharap besar kepada<br />

hakim lebih bijaksana memimpin<br />

sidang.<br />

“Saya berharap beliau bijaksana<br />

dalam mengadili perkara ini dan tidak<br />

membuat putusan yang bertentangan<br />

dengan putusan prapid sebelumnya,”<br />

imbuhnya.<br />

Dituturkan sebelumnya, penyidik<br />

Ditreskrimum Polda Sumut sempat<br />

mengeluarkan Surat Penghentian<br />

Penyidikan Perkara (SP3) atas laporan<br />

kliennya dengan nomor LP/196/<br />

II/2015/SPKT I. Pihaknya lalu mengajukan<br />

prapid atas SP3 tersebut.<br />

“Prapid kita dikabulkan oleh Hakim PN<br />

Medan. Isi putusan prapid itu yakni<br />

terlapor Sulaiman ditetapkan jadi tersangka.<br />

Hingga akhirnya penyidik<br />

mengeluarkan Surat Pemberitahuan<br />

Perkembangan Hasil Penyidikan<br />

(SP2HP). Tak terima ditetapkan sebagai<br />

tersangka, giliran Sulaiman<br />

yang memprapidkan Polda Sumut,”<br />

tutupnya. (ansah)<br />

da Sumut. Di situ mereka sadar telah<br />

menjadi korban.<br />

“Sial kali saya, padahal baru saja<br />

dapat penumpang dengan ongkos<br />

Rp14 ribu ke Amplas. Begitu hendak<br />

mengantarnya HP saya dan penumpang<br />

dirampas pelaku,” ungkap Risnandar.<br />

Ternyata, peristiwa yang menimpa<br />

korban kerap terjadi di sekitar<br />

tempat kejadian perkara (TKP). “Kita<br />

tidak bisa membedakan polisi asli atau<br />

palsu. Sering penjahat berpakaian<br />

polisi lengkap mencari mangsa di daerah<br />

kita ini,” beber Allen Hanampun<br />

(40), warga sekitar TKP kepada M24.<br />

Kapolsek Delitua, Kompol ML Malau<br />

melalui Kanit Reskrim, Iptu Prastyo<br />

Triwibowo mengatakan, pihaknya<br />

sudah menindaklanjuti laporan korban.<br />

“Laporan korban menjadi atensi<br />

kita. Tim Reskrim sudah kita perintahkan<br />

untuk mengungkap kasus ini,”<br />

ucap Prastyo. (mehuli)<br />

anya, Henry Indraguna seperti dilansir<br />

detikHOT, Kamis (1/3/<strong>2018</strong>).Angela<br />

Lee dan suaminya David Hardian<br />

Sugito ditahan oleh Polres Sleman, DIY<br />

sejak 5 Februari <strong>2018</strong>. Mereka berdua<br />

dilaporkan oleh pria bernama Santoso<br />

pada September 2017. (dth)<br />

Mardi Ngamuk!!<br />

PAKAM-M24<br />

Mardi Pardose (29), warga Aceh<br />

Singkil, tiba-tiba mengamuk, Kamis<br />

(1/3). Sontak warga di Jalinsum<br />

Lubukpakam-Medan, persis<br />

depan Stadion Baharuddin Siregar<br />

resah.<br />

Petugas Trantib, Kec Lubukpakam<br />

yang mendapat laporan itu,<br />

datang ke lokasi. Mereka mencoba<br />

mengamankan Mardi. Tetapi<br />

Mardi melawan dan menodongkan<br />

pisau dapur yang digenggamnya<br />

ke arah petugas.<br />

Saat ditemui di lokasi, Kasi Trantib<br />

Kecamatan Lubukpakam, Rikardo<br />

Sembiring mengatakan, aksi<br />

Mardi sudah meresahkan masyarakat.<br />

Apalagi Mardi terlihat sering<br />

mengacungkan pisau sambil terikteriak<br />

di tempat umum. Bahkan<br />

saat akan diamankan, Mardi sempat<br />

melakukan perlawanan kepada<br />

petugas Trantib. “Tadi melawan<br />

pulak dia makanya langsung kami<br />

bawa ke Polsek Lubukpakam,” katanya.<br />

Salah seorang wanita yang<br />

berdagang pecal di lokasi mengaku<br />

bila pisau dapur yang dipegang<br />

Mardi tersebut adalah miliknya.<br />

“Sudah stres dia itu. Kami takut<br />

karena dia suka membentak-bentak<br />

dan mencuri barang dagangan<br />

kami,” bebernya. (yanfebri)<br />

Viral Helikopter Polri Berlanjut<br />

MEDAN-M24<br />

Polda Sumatera Utara telah<br />

membentuk tim untuk menyelidiki<br />

sepasang pengantin berfoto di<br />

dalam helikopter milik Polisi di<br />

Lapangan Haji Adam Malik Pematangsiantar<br />

yang sempat viral di<br />

media sosial. “Harus diselidiki betul<br />

apakah (foto) itu karena editan<br />

atau benar-benar terbang. Itu<br />

tidak boleh. Tim sudah dibentuk<br />

dan bekerja,” tegas Kabid Humas<br />

Poldasu, Kombes Pol Rina Sari Ginting,<br />

Kamis (1/3).<br />

Menurut Rina, Tim akan mencari<br />

tahu oknum yang memberikan<br />

izin helikopter terbang untuk<br />

membawa pengantin. Bila terbukti<br />

ada personel yang sengaja membawa<br />

helikopter tanpa izin akan<br />

diberi sanksi. “Kita akan berikan<br />

sanksi etika atau dsiplin. Bila memang<br />

pilotnya kita akan laporkan<br />

ke atasannya. Karena dia (pilot)<br />

bukan organik Poldasu tentu Barharkam<br />

Polri yang mengambil tindakan<br />

itu. Kalau pilot selalu bergantian<br />

dari Polda lain termasuk<br />

helikopter tak selamanya di Poldasu,”<br />

tambahnya.<br />

Sebagai alat transportasi udara<br />

untuk kepentingan dinas, lanjut<br />

Rina, pemakaian helikopter harus<br />

seizin Kapolda. (ahmad)<br />

Heboh!! Disebut Masih Hidup<br />

SUNGGAL-M24<br />

Kehebohan terjadi di Tempat<br />

Pemakaman Umum (TPU) Ujung<br />

Tanjung, Sunggal, Kamis (1/3) dinihari.<br />

Pasalnya, sejumlah orang<br />

ingin membongkar salah satu<br />

makam.<br />

Dituturkan penggali kubur TPU<br />

Ujung Tanjung, Kajai, massa yang<br />

mengaku keluarga almarhum M<br />

Ridwan Siregar datang sekitar<br />

pukul 02:30 WIB. “Katanya, salah<br />

seorang keluarga kerasukan arwan<br />

almarhum. Dikatakan kalau<br />

almarhum masih hidup. Anaknya<br />

juga mimpi kalau ayahnya masih<br />

hidup,” ucap Kajai kepada M24.<br />

Untuk memastikan hal itu, lanjutnya,<br />

keluarga sepakat membongkar<br />

makam almarhum. Hanya<br />

saja, karena tak melihat petugas<br />

kepolisian di antara massa,<br />

Kajai pun melarang. “Memang pihak<br />

STM sudah tahu. Tapi polisi<br />

enggak ada yang ikut. Saya takut<br />

5 Kapal Patroli Turun<br />

TANJUNGBALAI - M24<br />

Sebanyak 70 ballpress (pakaian<br />

bekas) diamankan Dit Polair<br />

Polda Sumut dari sebuah kapal di<br />

perairan Selat Malaka.<br />

Kapolres Tanjungbalai, AKBP Tri<br />

Setyadi Artono SH SIK MH melalui<br />

Kasat Polair, AKP Ahmad Riskan<br />

Kausar SH yang ditemui M24, Kamis<br />

(1/3) mengatakan bila penangkapan<br />

tersebut berawal informasi<br />

adanya pengiriman barang<br />

illegal ke wilayah hukum Polres<br />

Tanjungbalai. Tiga kapal patroli,<br />

KP II 2004, KP II 2022, KP II 1001<br />

dari Satgas Dit Polair Polda Sumut<br />

kemudian bergabung dengan dua<br />

kapal patroli KP II 2027 & KP II<br />

1014 milik Polair Polres Tanjungbalai<br />

melakuka pengejaran, kemarin<br />

(28/2) malam.<br />

Pada kegiatan itu, pihaknya<br />

memeriksa seluruh kapal yang<br />

ditemui di perairan. Seperti KM<br />

Amelia III Gt 6 No.1576/PHB/S7<br />

dinahkodai Supriadi Sanjaya yang<br />

mengangkut padi, KM Berkat Gt<br />

ada fitnah, maka saya larang,” tegas<br />

pria 54 tahun itu.<br />

Dalam catatan Kajai, M Ridwan<br />

Siregar meninggal dunia, Sabtu (24/<br />

2) sekitar pukul 04:00 WIB. Setelah<br />

fardhu kifayahnya dilaksanakan,<br />

jenazah security salah satu<br />

perumahan di Jln Perwira itu dikebumikan.<br />

“Kabarnya sakit pas jaga<br />

malam, terus dibawa ke rumah sakit,”<br />

jelas Kajai.<br />

Peristiwa itu pun sempat menarik<br />

perhatian warga sekitar. Tak lama<br />

berselang, personel dari Polsek Sunggal<br />

tiba di lokasi. Pihak keluarga pun<br />

membuat surat pernyataan untuk<br />

membongkar makam almarhum.<br />

Kapolsek Sunggal, Kompol Wira<br />

Prayatna yang dikonfirmasi membenarkan<br />

adanya pembongkaran<br />

makam tersebut. “Benar, pihak keluarga<br />

sudah membuat surat pernyataan<br />

untuk melihat dan memastikan<br />

mimpi keluarga tersebut,” jelas<br />

Wira. (tiopan)<br />

15 No.2394/Ppb dinahkodai Budi<br />

Atmaja mengangkut padi, KM Zahra<br />

Gt 6 No.369/PHB/S7 dinahkodai<br />

Ruslansyah dan KM WL Gt 6<br />

No.1464/PHB/S7 dinahkodai Budianto<br />

mengangkut ikan. "Dari keempat<br />

kapal tidak ditemukan barang<br />

illegal asal Malaysia. Mereka<br />

pun kita persilahkan melanjutkan<br />

pelayaran," ucap Ahmad Riskan.<br />

Tak lama berselang, lanjutnya,<br />

tim melihat kapal berbendera Indonesia<br />

dengan muatan ditutupi<br />

terpal. Petugas langsung melakukan<br />

pengejaran dan menghentikan<br />

kapal kayu bermesin Mitsubishi 6<br />

Cylinder, tanpa nomor selar, diketahui<br />

bernama Jasa Utama tersebut.<br />

Saat dibuka, terdapat lebih<br />

kurang 70 karung pakaian bekas<br />

atau Ballpress tanpa dokumen<br />

lengkap. Tim lalu menggring kapal<br />

tersebut ke Makopolair Polres Tanjungbalai<br />

untuk dilakukan pemeriksaan<br />

ke Belawan. "Penyidikan lanjutan<br />

di Belawan, Bang," pungkas<br />

Ahmad Riskan. (ambon)<br />

Pick Up Angkut Kondensat<br />

Dilarang Jadi Pelakor<br />

GEBANG-M24<br />

Mobil jenis pick up merek Daihatsu<br />

Gran Max berplat BL 8346 ZJ<br />

masuk ke parit di jalan lintas Gebang-Pangkalanbrandan,<br />

Kec Gebang,<br />

Kab Langkat, tepat di depan<br />

timbangan, Kamis (1/3).<br />

Belakangan diketahui kalau 14<br />

drum minyak yang diangkut mobil<br />

ini tidak memiliki izin dokumen.<br />

Hanya saja, sopir pick up tak bersedia<br />

mengomentari soal dokumen<br />

mengenai minyak mentah<br />

kondensat yang dibawanya. Ia<br />

terus menghindari wartawan ketika<br />

akan ditanyai perihal tersebut.<br />

Dari keterangan Barus (45)<br />

warga sekitar lokasi kecelakaan<br />

menjelaskan, mobil dari arah Peurlak,<br />

Aceh Timur, menuju Medan.<br />

Mobil itu coba mendahului bus.<br />

Belum lagi bisa memotong laju bus,<br />

disaat bersamaan dari arah berlawanan<br />

melaju mobil lainnya.<br />

Sopir pick up banting stir ke kanan<br />

jalan. Akibatnya, pick up terjungkal<br />

ke parit jalan.<br />

Kapos Lantas Kec Gebang Aiptu<br />

Z Dalimunthe dikonfirmasi menjelaskan<br />

tidak ada korban dari kejadian<br />

tersebut.<br />

Sementara Kanit Reskrim Polsek<br />

Gebang Ipda Tona menuturkan,<br />

telah mempersilahkan sopir melanjutkan<br />

perjalanan.<br />

“Awalnya kami bawa ke Polsek<br />

Gebang, terus dia bawa-bawa<br />

oknum aparat. Jadi ya kami lepas<br />

saja,” ujarnya.<br />

Bebasnya minyak kondensat<br />

tanpa izin melintas disorot pula oleh<br />

Ketua LSM KPK Langkat, Muslim<br />

Yusuf dan Ketua LSM Pijar Keadilan<br />

Langkat, M Perdede. Mereka<br />

menyebut sudah sekian lama truk<br />

maupun pick up membawa minyak<br />

mentah kondensat tidak memiliki<br />

surat dokumen resmi dari Aceh<br />

menuju Medan.<br />

“Setiap hari bebas melintas. Kami<br />

meminta Polres Langkat segera<br />

menindaklanjuti ini,” kata keduanya<br />

kepada wartawan. (rudi)<br />

PERCUT-M24<br />

Fenomena perebut laki orang<br />

(Pelakor) belakangan sedang<br />

mencuat. Karena itulah, DR (16)<br />

menasehati ibunya Puji Astuti (37)<br />

agar tak berpacaran dengan suami<br />

orang. Tapi Puji marah dan<br />

menampar pelajar ini.<br />

Info diperoleh di Polsek Percut<br />

Sei Tuan, peristiwa terjadi di rumah<br />

mereka Kampung Kolam Pasar<br />

15, Desa Bandar Khalifah, Kec<br />

Percut Sei Tuan, Rabu (28/2) sekitar<br />

pukul 20.00 WIB.<br />

Malam itu, siswi kelas 7 di SMAN<br />

2 Percut Sei Tuan mengingatkan<br />

lagi kepada ibunya agar tidak<br />

menjalin hubungan percintaan<br />

dengan Iyan yang telah memiliki<br />

istri. Ia tak mau ibunya dicap orang<br />

sebagai pelakor. Tetapi nasehat<br />

itu membuat Puji marah. Puji<br />

menampar anak sulungnya dari<br />

dua bersaudara itu.<br />

Merasa diperlakuan kasar, DR<br />

yang juga bekerja sebagai cleaning<br />

service di CV Pawani, Jln Jemadi,<br />

Medan, memberitahukan<br />

kepada ayah kandungnya Eki (37)<br />

yang kini tinggal di Jln Ahmad Tirto<br />

Pasar 10 Tembung, Kec Percut<br />

Sei Tuan.Mendengar pengaduan<br />

itu, Eki yang telah 2 tahun berpisah<br />

dari Puji, menjemput anaknya<br />

DR dan Nasri (13). Ia membawa<br />

keduanya anaknya itu ke rumahnya.<br />

“Setelah pisah, anak-anak tinggal<br />

samaku. Tapi 6 bulan terakhir<br />

mereka minta bersama ibunya.<br />

Bagiku anak-anak bebas memilih,<br />

tapi aku tidak suka anak-anak<br />

dikasari sampai dipukul,” kata Eki di<br />

Polsek Percut, Kamis (1/3).<br />

Menurut tukang bangunan ini,<br />

dirinya berpisah dengan Puji karena<br />

tidak pernah dihargai penghasilannya.<br />

“Mungkin dia merasa penghasilannya<br />

lebih besar dari aku. Dia<br />

juga ada kenal pria lain yang mungkin<br />

lebih besar penghasilannya<br />

dariku,” ungkap Eki.<br />

Sementara DR menuturkan dirinya<br />

dan adiknya sering dipukuli oleh<br />

ibunya. Karena itulah ia memilih<br />

melaporkan ibunya ke polisi.<br />

Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol<br />

Hartono kepada M24 mengatakan<br />

belum mengetahui laporan tersebut.<br />

“Mungkin masih di SPKT,” katanya.<br />

(irwan)<br />

Menteri Agama Imbau Jamaah<br />

“Walaupun kita baca doa dan<br />

berzikir, tapi kalau sambil teriakteriak,<br />

bisa mengganggu kekhusyuan<br />

jemaah lainnya. Bacaannya<br />

diisi dengan doa-doa dan<br />

zikir-zikir. Bentuknya seperti apa,<br />

tentu masing-masing kita bisa memilih<br />

mana doa-doa terbaik, mana<br />

zikir terbaik,” kata Menag dalam<br />

keterangannya, Kamis (1/3). Selain<br />

buku manasik, Kemenag sudah<br />

mengeluarkan aturan tentang<br />

bimbingan manasik bagi Penyelenggara<br />

Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan<br />

Penyelenggara Perjalanan Ibadah<br />

Umrah (PPIU). (trb)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!