Sriwijaya Magazine Juli 2018

TRAVELLER STORY
93
Suku Bajo juga sangat ahli dalam melaut. Laut
merupakan kehidupan utama Suku Bajo. Karena
itu kehidupan Suku Bajo dengan laut tidak bisa
dipisahkan. Bahkan, Suku Bajo membangun
rumah-rumah mereka di atas laut. Pulau Papan
bagian tengah hanya dipakai untuk mendirikan
bangunan ibadah saja. Rumah-rumah Suku Bajo
mayoritas menggunakan papan dan batang pohon
jenis bakau yang tahan air sebagai penyangganya.
Disusun sedemikian rupa dan diberi atap daun yang
disusun rapi.
Di Pulau Papan terdapat sebuah jembatan kayu yang
sangat terkenal. Dengan panjang sekitar 1 kilometer,
jembatan kayu tersebut menghubungkan Pulau Papan
dengan Pulau Malenge yang menjadi pusat kelurahan
dari wilayah setempat. Jembatan itu juga digunakan
untuk anak-anak Pulau Papan bersekolah ke sekolah
yang terdapat di Pulau Malenge.
I
Sebelum dibangun jembatan tersebut, untuk
bersekolah anak-anak Pulau Papan harus
menggunakan perahu guna menuju ke Pulau
Malenge. Setelah dibangun jembatan kayu
tersebut, akses anak-anak untuk bersekolah
lebih mudah. Mereka tinggal berjalan kaki untuk
menuju Pulau Malenge.
Saat perjalanan pulang, kami putuskan untuk
berhenti di sebuah pantai pasir putih yang sangat
cantik. Di pantai cantik berpasir putih lembut yang
bernama Karina ini, kami menikmati matahari
terbenam. Ombak yang tenang mengayun-ayun saat
kita mengambang di atasnya. Angin pun bertiup
sepoi-sepoi mengalir diantara pepohonan kelapa di
sepanjang garis pantai. Pantai Karina terletak sekitar
10 menit perjalanan dari Danau Mariona. Dengan
garis pantai yang tidak begitu panjang, kita tidak
membutuhkan waktu lama untuk menjelajahinya
sebelum pulang ke resort.
K
I Diving di Taipi Wall.
J Crocodile Fish.
K Snorkeling di
California Reef.
| EDISI 89 | JULI 2018