31.10.2018 Views

PenaAmira - Februari 2018

Majalah Pena Amira Februari 2018

Majalah Pena Amira Februari 2018

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

LAPORAN UTAMA<br />

LAPORAN UTAMA<br />

“Saya berusaha semaksimal mungkin<br />

memberikan pelayanan yang terbaik<br />

bagi masyarakat saya. Jika masih kurang<br />

silahkan sampaikan kritik yang tentunya<br />

bersifat membangun.”<br />

Dua kali dipercaya menjadi Bupati<br />

Inhu (Indragiri Hulu), yaitu untuk periode<br />

2010-2015 dan 2015-2020, H. Yopi Arianto<br />

SE hanya memiliki satu “ketakutan”, yaitu<br />

kepada rakyat. Ini dasar pertimbangan dari<br />

sikapnya itu: “Karena yang memberikan<br />

saya mandat menjadi Bupati Inhu selama<br />

dua periode berturut-turut adalah rakyat,<br />

gaji dan fasilitas saya diberikan oleh rakyat,”<br />

katanya.<br />

Makanya, dalam menjalankan kapasitas<br />

sebagai kepala daerah dan kepala<br />

pemerintahan di lingkup Pemkab (Pemerintah<br />

Kabupaten) Inhu, mantan anggota<br />

DPRD Provinsi Riau dari Fraksi Partai<br />

Golkar (Golongan Karya) ini memilih<br />

sikap berupa ingin berbuat dulu untuk<br />

rakyat, semampu dan sekuat yang ia bisa,<br />

dan sesuai dengan batas wewenang dan<br />

kompetensi yang ia miliki. Yopi cenderung<br />

mengelakkan publisitas berlebihan, cemas<br />

apa yang digembar-gemborkan tidak bersua<br />

pada tataran realitas.<br />

Yopi menghindari publikasi yang berlebihan,<br />

tentu bukan tanpa sebab. “Biarlah<br />

rakyat yang langsung menilai apa yang<br />

saya lakukan dalam aktivitas pembangunan,”<br />

katanya lagi. “Untuk apa gunanya<br />

berkoar-koar. Biarlah<br />

orang lain<br />

yang<br />

Bupati Inhu H. Yopi Arianto, SE<br />

“Saya Hanya Takut kepada Rakyat”<br />

menilai dan merasakan apa yang sudah<br />

saya perbuat,’’ kata Yopi di Rengat, Minggu<br />

(29/10).<br />

‘”Artinya, kalau yang kita bangun itu<br />

kita publish habis tapi ternyata tidak dirasakan<br />

oleh rakyatnya untuk apa? Yang ingin<br />

saya katakan adalah apa yang saya kerjakan<br />

selama ini harus benar-benar dapat dirasakan<br />

dan dinikmati oleh masyarakat secara<br />

luas. Soal puas atau tidak, itu lumrah.<br />

Yang pasti saya sudah turun ke lapangan<br />

lalu berdialog dengan rakyat,” katanya.<br />

Ia lalu menambahkan, “Apa yang menjadi<br />

keinginan mereka, itulah yang saya<br />

perjuangkan. Dirumuskan dalam program-program<br />

oleh Pemkab Inhu, kemudian<br />

dilaksanakan sesuai aturan yang ada.<br />

Jadi menurut saya tidak terlalu urgent atau<br />

prioritas yang namanya publikasi meski itu<br />

penting untuk bahan atau media memberikan<br />

kritikan yang konstruktif bagi kami<br />

di Pemerintahan Kabupaten Inhu,” papar<br />

Yopi Arianto.<br />

Menurut Yopi, yang terpenting bagi<br />

dia adalah bagaimana meyakinkan atau<br />

menumbuhkan trust masyarakatnya, agar<br />

tidak terjadi miss komunikasi, baik antara<br />

stakeholder maupun stakeholder dengan<br />

masyarakat. “Inilah yang selalu saya jaga<br />

sampai hari Ini. Sebab apa pun yang kita<br />

lakukan atau kita bangun, kalau tidak<br />

sesuai dengan keinginan masyarakat, percuma<br />

saja itu. Insya Allah akan saya mendapat<br />

kepercayaan masyarakat mulai tumbuh,<br />

bahkan mindset-ya mulai bergeser dari<br />

konvensional ke semi profesional menuju<br />

profesional,” ungkap putera mantan tokoh<br />

Inhu Almarhum H.<br />

Soegianto itu.<br />

Bertolak dari kesadaran bahwa ia sejatinya<br />

didukung dan dibesarkan oleh<br />

rakyat, maka Bupati Yopi tidak ingin rakyatnya<br />

di Inhu susah, antara lain bersebab<br />

karena kurangnya pelayanan pemerintah.<br />

“Saya berusaha semaksimal mungkin<br />

memberikan pelayanan yang terbaik bagi<br />

masyarakat saya. Jika masih kurang silahkan<br />

sampaikan kritik yang tentunya bersifat<br />

membangun,” ujarnya.<br />

Dikatakan Yopi, ia merasakan kemenangan<br />

moral yang tidak terhingga<br />

manakala bisa berbuat yang terbaik untuk<br />

kepentingan masyarakat. Sebaliknya,<br />

ia merasa ada yang mengganjal di hati,<br />

yang kemudian menjadi beban pemikiran,<br />

manakala banyak keinginan masyarakat<br />

yang tidak mampu ia penuhi menurut<br />

yang semestinya. “Rasa sayang saya ke<br />

masarakat ada di sini,” kata Yopi, sambil<br />

menunjuk bagian hati di tubuhnya.<br />

Makanya, Yopi membuka pintu selebarlebarnya<br />

bagi masyarakat menyampaikan<br />

kritik, yang konstruktif tentunya. Antara<br />

lain dengan gencar mengajak masyarakat<br />

untuk melaporkan kinerja pemerintah<br />

yang amburadul maupun pembangunan<br />

yang dinilai asal jadi. Yopi menghimbau<br />

ini melalui spanduk dan baliho yang bisa<br />

ditemukan di beberapa sudut kabupaten<br />

Inhu. “Iya, untuk mempermudah bagi<br />

masyarakat melaporkan pembangunan<br />

dan pelayanan publik yang tidak beres bisa<br />

langsung SMS ke nomor hendpone saya,”<br />

sebut Yopi, Kamis (19/1/2017).<br />

Bagi Yopi, karena yang mengelola<br />

pemerintahan adalah juga manusia<br />

biasa yang dilekati banyak kelemahan<br />

dan kekurangan, wajar saja ia<br />

bersama jajarannya belum melak-<br />

sanakan tugas dan fungsi sebagaimana<br />

mestinya. “Dalam konteks<br />

ini kritik dan saran masyarakat<br />

sangat diperlukan,” katanya. Tapi<br />

diingatkan Yopi, kritik yang dibutuhkan<br />

hendaknya bersifat konstruktif.<br />

Pantauan di lapangan, dalam spanduk<br />

maupun baliho yang terpajang besar<br />

itu selain himbauan juga dimuat nomor<br />

handphone bupati yang bisa dihubungi<br />

untuk laporan masyarakat. “Karena banyak<br />

masyarakat yang belum tahu nomor<br />

handphone maka kita pasang spanduk di<br />

setiap kecamatan untuk sementara ini, dan<br />

rencananya pemasangan spanduk itu di setiap<br />

Desa dan Kelurahan,” sebutnya.<br />

Penyebaran spanduk himbauan bupati<br />

ini dinilai untuk memudahkan masyarakat<br />

menyampaikan aspirasi dan pembangunan<br />

serta kinerja pemerintah agar nantinya<br />

bisa memuaskan. “Masyarakat jangan<br />

takut-takut untuk menyampaikan atau<br />

melaporkan bila ada temukan atau melihat<br />

pembangunan dan pelayanan publik yang<br />

tidak beres, cepat laporkan ke saya. Semua<br />

ini demi untuk kemajuan kabupaten Inhu<br />

yang kita cintai,” terang Yopi.<br />

Selain itu, bila ada temukan pegawai<br />

atau PNS yang jarang atau tidak masuk<br />

kantor ataupun ada yang mempersulit<br />

atau malas-malasan dalam pelayanan<br />

terhadap masyarakat, maka Yopi memainta<br />

masyarakat segera laporkan<br />

kepadanya dengan nama lengkap dan<br />

tugas kerjanya. “Akan langsung kita tindak,”<br />

pungkas Yopi yang juga menjabat<br />

sebagai Ketua DPD II Partai Golkar<br />

(Golongan Karya) Inhu.<br />

Membanggakan RSUD<br />

Padahal, jalan dua periode menjabat<br />

sebagai Bupati Inhu, bukan<br />

tidak ada --bahkan mungkin terbilang<br />

banyak-- yang bisa dibanggakan<br />

dari Inhu sejak dipimpin Bupati<br />

Yopi. Lihatlah PAD (pendapatan asli<br />

daerah), sebagai salah satu instrumen<br />

penghasilan bagi suatu daerah,<br />

berhasil digenjot Yopi di Inhu berkali<br />

lipat. Kalau pada awal jadi Bupati di<br />

sana PAD Inhu hanya tercatat pada<br />

angka Rp9 miliar, belakangan melesat<br />

jauh menjadi Rp200 miliar/tahun.<br />

Yopi juga berupaya mati-matian<br />

melepaskan Inhu dari ketergantungan<br />

pada migas (minyak dan gas bumi), antara<br />

lain dengan cara meningkatkan kreativitas<br />

dalam mengelola sumber-sumber lain<br />

yang dinilai potensial dan prospektif. “Kita<br />

tidak bisa hanya tergantung pada migas.<br />

Makanya banyak program kita arahkan ke<br />

ekonomi kerakyatan yang berbasis UMKM<br />

(usaha menengah, kecil dan mikro),<br />

kemudian<br />

agrow-<br />

isata serta sektor<br />

riil lainnya yang langsung dapat<br />

dirasakan trickle down efect-nya,” ungkap<br />

Yopi Arianto.<br />

Bupati Yopi juga mengaku pantas<br />

membanggakan pembangunan sektor kesehatan<br />

di Inhu yang ia genjot terhitung sejak<br />

dipercaya menjadi bupati di sana, karena<br />

sudah banyak kemajuan di sektor yang<br />

satu ini. Bahkan jumlah puskesmas yang<br />

ada mencapai lima puluh lebih, dan rumah<br />

sakit umum daerah (RSUD) Indrasari<br />

merupakan impian dirinya sejak menjabat.<br />

Soal ini, Yopi teringat masa lalu, ketika<br />

di awal-awal menjabat sebagai Bupati<br />

Inhu. “Dulu saya malu karena rumah sakit<br />

yang ada belum qualified,” kenangnya. Tapi<br />

belakangan RSUD itu mengalami pembenahan<br />

besar-besaran, dan peralatannya<br />

--baik medis maupun non-medis-- dilengkapi<br />

sesuai standar medis. Tak berlebihan<br />

kalau kemudian Yopi mengatakan, “Rumah<br />

sakit daerah Indrasari ini kebanggan<br />

kita bersama dan mari kita manfaatkan<br />

bersama rakyat,” ujarnya.<br />

Tidak sekadar omongan, memang, Bupati<br />

Yopi kemudian membuktikan lewat<br />

perbuatan. Antara lain, proses persalinan<br />

istrinya belum lama ini dilakukan di<br />

RSUD milik Pemkab Inhu itu. “Belum<br />

lama ini istri saya saja melahirkan di<br />

sana,” kata Yopi, sambil menambahkan<br />

bahwa ia juga secara pribadi<br />

juga sering memanfaatkan jasa rumah<br />

sakit itu untuk mendapatkan<br />

pelayanan medis.<br />

Bupati Yopi juga menaruh<br />

perhatian<br />

yang besar pada<br />

sektor pendidikan,<br />

yang<br />

ditargetkan<br />

sebagai fondasi<br />

awal<br />

untuk<br />

membentuk<br />

SDM (sumber<br />

daya manusia) yang<br />

berkualitas. Dikatakan Bupati<br />

Yopi, banyak hal yang telah ia lakukan<br />

untuk membangun dunia pendidikan<br />

yang baik dan berintegritas. Bahkan sektor<br />

ini tergolong sektor prioritas bagi aparat<br />

pelaksana pemerintahan di Pemkab Inhu.<br />

Sebab, menurut Bupati Yopi, tanpa<br />

pendidikan yang bermutu mustahil sebuah<br />

negara juga daerah mampu mencetak<br />

SDM handal dalam mendukung pembangunan<br />

berbagai aspek. “Begitu juga di<br />

Inhu. Pendidikan menjadi prioritas utama<br />

kita. Segala yang berkaitan dengan infrastruktur,<br />

sarana dan prasarana, guru serta<br />

lainnya sudah kita lengkapi. Insya Allah<br />

ke depannya semakin baik lagi,” kata Yopi<br />

Arianto.<br />

Di internal Pemkab Inhu, Bupati Yopi<br />

juga jor-joran membenahi jajaran yang ia<br />

pimpin, dimaksudkan agar semakin mampu<br />

memberikan pelayanan terbaik terhadap<br />

banyak. Antara lain, disiplin menjadi<br />

hal yang utama. Sebab dari situlah awal penentu<br />

dalam membangun etos kerja PNS<br />

(pegawai negeri sipil) secara profesional.<br />

Itulah sebabnya, Yopi tak segan-segan marah<br />

manakala ada stafnya yang tidak disiplin<br />

atau nakal.<br />

“Dalam konteks membangun pemerintahan<br />

yang baik dan bersih, saya tidak<br />

main-main. Mana yang tidak bisa mengikuti<br />

aturan-aturan, langsung saya tegur<br />

keras bahkan banyak pejabat eselon yang<br />

saya ganti kalau tidak mampu menjalankan<br />

tugas sesuai tupoksi untuk kepentingan<br />

rakyat saya,” tegas Yopi, sambil meminta<br />

pemakluman bahwa sikap keras yang<br />

ia tunjukkan ke sejumlah jajarannya mengandung<br />

maksud agar yang bersangkutan<br />

melakukan perbaikan yang diperlukan.<br />

Sebegitu sukseskah Bupati Yopi dalam<br />

membangun Inhu? Seperti dijelaskan Yopi,<br />

soal ini biarlah masyarakat yang memberi<br />

penilaian. Bagi Bupati Yopi, selama<br />

dipercaya memberi amanah<br />

untuk memimpin kabpaten<br />

itu, ia akan selalu mengerahkan<br />

kemampuan yang<br />

maksimal untuk memberikan<br />

yang terbaik,<br />

baik untuk kepentingan<br />

daerah maupun<br />

masyarakat<br />

banyak yang<br />

dipimpinnya.<br />

(ee/dari berbagai<br />

sumber)<br />

6 7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!