You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
LAPORAN UTAMA<br />
LAPORAN UTAMA<br />
“Saya berusaha semaksimal mungkin<br />
memberikan pelayanan yang terbaik<br />
bagi masyarakat saya. Jika masih kurang<br />
silahkan sampaikan kritik yang tentunya<br />
bersifat membangun.”<br />
Dua kali dipercaya menjadi Bupati<br />
Inhu (Indragiri Hulu), yaitu untuk periode<br />
2010-2015 dan 2015-2020, H. Yopi Arianto<br />
SE hanya memiliki satu “ketakutan”, yaitu<br />
kepada rakyat. Ini dasar pertimbangan dari<br />
sikapnya itu: “Karena yang memberikan<br />
saya mandat menjadi Bupati Inhu selama<br />
dua periode berturut-turut adalah rakyat,<br />
gaji dan fasilitas saya diberikan oleh rakyat,”<br />
katanya.<br />
Makanya, dalam menjalankan kapasitas<br />
sebagai kepala daerah dan kepala<br />
pemerintahan di lingkup Pemkab (Pemerintah<br />
Kabupaten) Inhu, mantan anggota<br />
DPRD Provinsi Riau dari Fraksi Partai<br />
Golkar (Golongan Karya) ini memilih<br />
sikap berupa ingin berbuat dulu untuk<br />
rakyat, semampu dan sekuat yang ia bisa,<br />
dan sesuai dengan batas wewenang dan<br />
kompetensi yang ia miliki. Yopi cenderung<br />
mengelakkan publisitas berlebihan, cemas<br />
apa yang digembar-gemborkan tidak bersua<br />
pada tataran realitas.<br />
Yopi menghindari publikasi yang berlebihan,<br />
tentu bukan tanpa sebab. “Biarlah<br />
rakyat yang langsung menilai apa yang<br />
saya lakukan dalam aktivitas pembangunan,”<br />
katanya lagi. “Untuk apa gunanya<br />
berkoar-koar. Biarlah<br />
orang lain<br />
yang<br />
Bupati Inhu H. Yopi Arianto, SE<br />
“Saya Hanya Takut kepada Rakyat”<br />
menilai dan merasakan apa yang sudah<br />
saya perbuat,’’ kata Yopi di Rengat, Minggu<br />
(29/10).<br />
‘”Artinya, kalau yang kita bangun itu<br />
kita publish habis tapi ternyata tidak dirasakan<br />
oleh rakyatnya untuk apa? Yang ingin<br />
saya katakan adalah apa yang saya kerjakan<br />
selama ini harus benar-benar dapat dirasakan<br />
dan dinikmati oleh masyarakat secara<br />
luas. Soal puas atau tidak, itu lumrah.<br />
Yang pasti saya sudah turun ke lapangan<br />
lalu berdialog dengan rakyat,” katanya.<br />
Ia lalu menambahkan, “Apa yang menjadi<br />
keinginan mereka, itulah yang saya<br />
perjuangkan. Dirumuskan dalam program-program<br />
oleh Pemkab Inhu, kemudian<br />
dilaksanakan sesuai aturan yang ada.<br />
Jadi menurut saya tidak terlalu urgent atau<br />
prioritas yang namanya publikasi meski itu<br />
penting untuk bahan atau media memberikan<br />
kritikan yang konstruktif bagi kami<br />
di Pemerintahan Kabupaten Inhu,” papar<br />
Yopi Arianto.<br />
Menurut Yopi, yang terpenting bagi<br />
dia adalah bagaimana meyakinkan atau<br />
menumbuhkan trust masyarakatnya, agar<br />
tidak terjadi miss komunikasi, baik antara<br />
stakeholder maupun stakeholder dengan<br />
masyarakat. “Inilah yang selalu saya jaga<br />
sampai hari Ini. Sebab apa pun yang kita<br />
lakukan atau kita bangun, kalau tidak<br />
sesuai dengan keinginan masyarakat, percuma<br />
saja itu. Insya Allah akan saya mendapat<br />
kepercayaan masyarakat mulai tumbuh,<br />
bahkan mindset-ya mulai bergeser dari<br />
konvensional ke semi profesional menuju<br />
profesional,” ungkap putera mantan tokoh<br />
Inhu Almarhum H.<br />
Soegianto itu.<br />
Bertolak dari kesadaran bahwa ia sejatinya<br />
didukung dan dibesarkan oleh<br />
rakyat, maka Bupati Yopi tidak ingin rakyatnya<br />
di Inhu susah, antara lain bersebab<br />
karena kurangnya pelayanan pemerintah.<br />
“Saya berusaha semaksimal mungkin<br />
memberikan pelayanan yang terbaik bagi<br />
masyarakat saya. Jika masih kurang silahkan<br />
sampaikan kritik yang tentunya bersifat<br />
membangun,” ujarnya.<br />
Dikatakan Yopi, ia merasakan kemenangan<br />
moral yang tidak terhingga<br />
manakala bisa berbuat yang terbaik untuk<br />
kepentingan masyarakat. Sebaliknya,<br />
ia merasa ada yang mengganjal di hati,<br />
yang kemudian menjadi beban pemikiran,<br />
manakala banyak keinginan masyarakat<br />
yang tidak mampu ia penuhi menurut<br />
yang semestinya. “Rasa sayang saya ke<br />
masarakat ada di sini,” kata Yopi, sambil<br />
menunjuk bagian hati di tubuhnya.<br />
Makanya, Yopi membuka pintu selebarlebarnya<br />
bagi masyarakat menyampaikan<br />
kritik, yang konstruktif tentunya. Antara<br />
lain dengan gencar mengajak masyarakat<br />
untuk melaporkan kinerja pemerintah<br />
yang amburadul maupun pembangunan<br />
yang dinilai asal jadi. Yopi menghimbau<br />
ini melalui spanduk dan baliho yang bisa<br />
ditemukan di beberapa sudut kabupaten<br />
Inhu. “Iya, untuk mempermudah bagi<br />
masyarakat melaporkan pembangunan<br />
dan pelayanan publik yang tidak beres bisa<br />
langsung SMS ke nomor hendpone saya,”<br />
sebut Yopi, Kamis (19/1/2017).<br />
Bagi Yopi, karena yang mengelola<br />
pemerintahan adalah juga manusia<br />
biasa yang dilekati banyak kelemahan<br />
dan kekurangan, wajar saja ia<br />
bersama jajarannya belum melak-<br />
sanakan tugas dan fungsi sebagaimana<br />
mestinya. “Dalam konteks<br />
ini kritik dan saran masyarakat<br />
sangat diperlukan,” katanya. Tapi<br />
diingatkan Yopi, kritik yang dibutuhkan<br />
hendaknya bersifat konstruktif.<br />
Pantauan di lapangan, dalam spanduk<br />
maupun baliho yang terpajang besar<br />
itu selain himbauan juga dimuat nomor<br />
handphone bupati yang bisa dihubungi<br />
untuk laporan masyarakat. “Karena banyak<br />
masyarakat yang belum tahu nomor<br />
handphone maka kita pasang spanduk di<br />
setiap kecamatan untuk sementara ini, dan<br />
rencananya pemasangan spanduk itu di setiap<br />
Desa dan Kelurahan,” sebutnya.<br />
Penyebaran spanduk himbauan bupati<br />
ini dinilai untuk memudahkan masyarakat<br />
menyampaikan aspirasi dan pembangunan<br />
serta kinerja pemerintah agar nantinya<br />
bisa memuaskan. “Masyarakat jangan<br />
takut-takut untuk menyampaikan atau<br />
melaporkan bila ada temukan atau melihat<br />
pembangunan dan pelayanan publik yang<br />
tidak beres, cepat laporkan ke saya. Semua<br />
ini demi untuk kemajuan kabupaten Inhu<br />
yang kita cintai,” terang Yopi.<br />
Selain itu, bila ada temukan pegawai<br />
atau PNS yang jarang atau tidak masuk<br />
kantor ataupun ada yang mempersulit<br />
atau malas-malasan dalam pelayanan<br />
terhadap masyarakat, maka Yopi memainta<br />
masyarakat segera laporkan<br />
kepadanya dengan nama lengkap dan<br />
tugas kerjanya. “Akan langsung kita tindak,”<br />
pungkas Yopi yang juga menjabat<br />
sebagai Ketua DPD II Partai Golkar<br />
(Golongan Karya) Inhu.<br />
Membanggakan RSUD<br />
Padahal, jalan dua periode menjabat<br />
sebagai Bupati Inhu, bukan<br />
tidak ada --bahkan mungkin terbilang<br />
banyak-- yang bisa dibanggakan<br />
dari Inhu sejak dipimpin Bupati<br />
Yopi. Lihatlah PAD (pendapatan asli<br />
daerah), sebagai salah satu instrumen<br />
penghasilan bagi suatu daerah,<br />
berhasil digenjot Yopi di Inhu berkali<br />
lipat. Kalau pada awal jadi Bupati di<br />
sana PAD Inhu hanya tercatat pada<br />
angka Rp9 miliar, belakangan melesat<br />
jauh menjadi Rp200 miliar/tahun.<br />
Yopi juga berupaya mati-matian<br />
melepaskan Inhu dari ketergantungan<br />
pada migas (minyak dan gas bumi), antara<br />
lain dengan cara meningkatkan kreativitas<br />
dalam mengelola sumber-sumber lain<br />
yang dinilai potensial dan prospektif. “Kita<br />
tidak bisa hanya tergantung pada migas.<br />
Makanya banyak program kita arahkan ke<br />
ekonomi kerakyatan yang berbasis UMKM<br />
(usaha menengah, kecil dan mikro),<br />
kemudian<br />
agrow-<br />
isata serta sektor<br />
riil lainnya yang langsung dapat<br />
dirasakan trickle down efect-nya,” ungkap<br />
Yopi Arianto.<br />
Bupati Yopi juga mengaku pantas<br />
membanggakan pembangunan sektor kesehatan<br />
di Inhu yang ia genjot terhitung sejak<br />
dipercaya menjadi bupati di sana, karena<br />
sudah banyak kemajuan di sektor yang<br />
satu ini. Bahkan jumlah puskesmas yang<br />
ada mencapai lima puluh lebih, dan rumah<br />
sakit umum daerah (RSUD) Indrasari<br />
merupakan impian dirinya sejak menjabat.<br />
Soal ini, Yopi teringat masa lalu, ketika<br />
di awal-awal menjabat sebagai Bupati<br />
Inhu. “Dulu saya malu karena rumah sakit<br />
yang ada belum qualified,” kenangnya. Tapi<br />
belakangan RSUD itu mengalami pembenahan<br />
besar-besaran, dan peralatannya<br />
--baik medis maupun non-medis-- dilengkapi<br />
sesuai standar medis. Tak berlebihan<br />
kalau kemudian Yopi mengatakan, “Rumah<br />
sakit daerah Indrasari ini kebanggan<br />
kita bersama dan mari kita manfaatkan<br />
bersama rakyat,” ujarnya.<br />
Tidak sekadar omongan, memang, Bupati<br />
Yopi kemudian membuktikan lewat<br />
perbuatan. Antara lain, proses persalinan<br />
istrinya belum lama ini dilakukan di<br />
RSUD milik Pemkab Inhu itu. “Belum<br />
lama ini istri saya saja melahirkan di<br />
sana,” kata Yopi, sambil menambahkan<br />
bahwa ia juga secara pribadi<br />
juga sering memanfaatkan jasa rumah<br />
sakit itu untuk mendapatkan<br />
pelayanan medis.<br />
Bupati Yopi juga menaruh<br />
perhatian<br />
yang besar pada<br />
sektor pendidikan,<br />
yang<br />
ditargetkan<br />
sebagai fondasi<br />
awal<br />
untuk<br />
membentuk<br />
SDM (sumber<br />
daya manusia) yang<br />
berkualitas. Dikatakan Bupati<br />
Yopi, banyak hal yang telah ia lakukan<br />
untuk membangun dunia pendidikan<br />
yang baik dan berintegritas. Bahkan sektor<br />
ini tergolong sektor prioritas bagi aparat<br />
pelaksana pemerintahan di Pemkab Inhu.<br />
Sebab, menurut Bupati Yopi, tanpa<br />
pendidikan yang bermutu mustahil sebuah<br />
negara juga daerah mampu mencetak<br />
SDM handal dalam mendukung pembangunan<br />
berbagai aspek. “Begitu juga di<br />
Inhu. Pendidikan menjadi prioritas utama<br />
kita. Segala yang berkaitan dengan infrastruktur,<br />
sarana dan prasarana, guru serta<br />
lainnya sudah kita lengkapi. Insya Allah<br />
ke depannya semakin baik lagi,” kata Yopi<br />
Arianto.<br />
Di internal Pemkab Inhu, Bupati Yopi<br />
juga jor-joran membenahi jajaran yang ia<br />
pimpin, dimaksudkan agar semakin mampu<br />
memberikan pelayanan terbaik terhadap<br />
banyak. Antara lain, disiplin menjadi<br />
hal yang utama. Sebab dari situlah awal penentu<br />
dalam membangun etos kerja PNS<br />
(pegawai negeri sipil) secara profesional.<br />
Itulah sebabnya, Yopi tak segan-segan marah<br />
manakala ada stafnya yang tidak disiplin<br />
atau nakal.<br />
“Dalam konteks membangun pemerintahan<br />
yang baik dan bersih, saya tidak<br />
main-main. Mana yang tidak bisa mengikuti<br />
aturan-aturan, langsung saya tegur<br />
keras bahkan banyak pejabat eselon yang<br />
saya ganti kalau tidak mampu menjalankan<br />
tugas sesuai tupoksi untuk kepentingan<br />
rakyat saya,” tegas Yopi, sambil meminta<br />
pemakluman bahwa sikap keras yang<br />
ia tunjukkan ke sejumlah jajarannya mengandung<br />
maksud agar yang bersangkutan<br />
melakukan perbaikan yang diperlukan.<br />
Sebegitu sukseskah Bupati Yopi dalam<br />
membangun Inhu? Seperti dijelaskan Yopi,<br />
soal ini biarlah masyarakat yang memberi<br />
penilaian. Bagi Bupati Yopi, selama<br />
dipercaya memberi amanah<br />
untuk memimpin kabpaten<br />
itu, ia akan selalu mengerahkan<br />
kemampuan yang<br />
maksimal untuk memberikan<br />
yang terbaik,<br />
baik untuk kepentingan<br />
daerah maupun<br />
masyarakat<br />
banyak yang<br />
dipimpinnya.<br />
(ee/dari berbagai<br />
sumber)<br />
6 7