27.02.2019 Views

FIX YA ALLAH

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

i


ii<br />

BAB I<br />

Pengetahuan Dasar<br />

Geografi<br />

Tujuan Pembelajaran:<br />

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu<br />

menjelaskan:<br />

Ruang<br />

Lingkup<br />

Geografi<br />

Objek<br />

Studi<br />

Geografi<br />

Aspek<br />

Geografi<br />

Konsep<br />

Essensial<br />

Geografi<br />

Prinsip<br />

Geografi<br />

Pendekatan<br />

Geografi


iii


iv<br />

KATA PENGANTAR<br />

Puji syukur yang sebesar-besarnya editor<br />

panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat<br />

dan karunia-Nya serta hidayah-Nya atas<br />

selesainya buku ini dan akhirnya dapat<br />

dikumpulkan sebagai bentuk pemenuhan tugas<br />

matakuliah Produksi Media Pembelajaran.<br />

Tujuan dari editor atau penyuntingan<br />

buku ini adalah untuk mengedit isi dari buku ini<br />

agar susunan buku lebih sistematis, isi materi<br />

yang sesuai dengan kurikulum, konsep yang<br />

sesuai dengan materi, penggunaan bahasa yang<br />

baku dan mudah dipahami oleh pembaca, dan<br />

media yang sesuai dengan materi sehingga dapat<br />

bermanfaat dan memudahkan pembaca.<br />

Penyuntingan buku ini juga bertujuan untuk<br />

mengkritisi materi-materi yang tertuang di<br />

dalamnya sehingga dalam membuat pembaca<br />

lebih kritis dan ilmiah dalam memecahkan<br />

masalah yang mungkin timbul sebagai akibat dari<br />

adanya interaksi antar manusia dengan<br />

lingkungan sekitar.


Buku ini diedit sesuai dengan porsinya<br />

tanpa mengurangi materi yang telah muat<br />

sebelumnya oleh penulis, bahkan editor telah<br />

menambahkan dan memperbaiki isi materi buku<br />

ini dari beberapa literasi yang terpercaya. Media<br />

yang digunakan oleh editor tentunya lebih<br />

menarik dari sebelumnya. Media yang digunakan<br />

adalah gambar, peta, dan sebagainya.<br />

v<br />

Untuk mempelajari buku ini, pertamatama<br />

pembaca harus mempelajari konsep yang<br />

tertuang dan dikaitkan dengan media yang sudah<br />

tersedia. Setelah mempelajari dan memahaminya,<br />

hendaknya pembaca mampu menerapkan dalam<br />

kehidupan sehari-hari. Akhirnya, editor berharap<br />

buku yang telah disunting membawa manfaat dan<br />

menjadikan buku ini lebih baik dari sebelumnya<br />

bagi pembaca dan pengguna lainnya.<br />

Malang, 23 Februari 2019<br />

Editor


DAFTAR ISI<br />

1<br />

KATA<br />

PENGANTAR………………..………………iv<br />

DAFTAR<br />

ISI………………………………………………1<br />

A. RUANG LINGKUP PENGETAHUAN<br />

GEOGRAFI……………………………….2<br />

B. OBJEK STUDI DAN ASPEK<br />

GEOGRAF…….…………………………..4<br />

C. KONSEP ESSENSIAL GEOGRAFI DAN<br />

CONTOH TERAPANN<strong>YA</strong>……………….7<br />

D. PRINSIP GEOGRAFI DAN CONTOH<br />

TERAPANN<strong>YA</strong>………………………….17<br />

E. PENDEKATAN GEOGRAFI DAN<br />

TERAPANN<strong>YA</strong>………………………….23<br />

DAFTAR PUSTAKA…………………….….28


2<br />

A. RUANG LINGKUP PENGETAHUAN<br />

GEOGRAFI<br />

Geografi berasal dari kata Geographyca<br />

(bahasa Yunani). Geo artinya bumi dan Graphein<br />

artinya tulisan, uraian atau deskripsi (pemerian).<br />

Berdasarkan asal kata tersebut, geografi<br />

merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan,<br />

menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang<br />

berhubungan dengan bumi.<br />

Menurut Bintarto (1977), geografi adalah ilmu<br />

pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan<br />

sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam,<br />

dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas<br />

mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi<br />

dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.<br />

Sedangkan definisi geografi menurut Hartshorne<br />

(1960), geografi adalah suatu ilmu yang mampu<br />

menjelaskan tentang sifat-sifat variabel<br />

permukaan bumi secara teliti, beraturan, dan<br />

rasional.


Berdasarkan definisi para ahli dapat<br />

disimpulkan bahwa adanya persamaan pandangan<br />

permukaan bumi sebagai lingkungan yang<br />

mempengaruhi kehidupan manusia, dimana<br />

manusia mempunyai pilihan untuk membangun<br />

atau merusaknya. Persamaan pandangan yang lain<br />

adalah adanya suatu perhatian dari definisi<br />

geografi yang menelaah tentang persebaran<br />

manusia dalam ruang dan keterkaitan manusia<br />

dengan lingkungannya.<br />

3<br />

Ruang lingkup geografi meliputi semua gejala<br />

geosfer, baik gejala alam maupun sosial, serta<br />

interaksi antara manusia dengan lingkungan.<br />

Ruang lingkup geografi mencerminkan<br />

karakteristik geografi sebagai suatu bidang ilmu<br />

pengetahuan yang berbeda dengan ilmu lain.<br />

Ruang lingkup geografi memuat pokok-pokok<br />

geografi yang meliputi:<br />

a. Ukuran, bentuk, dan pergerakan permukaan<br />

bumi.<br />

b. Persebaran serta posisi masa daratan dan<br />

wujud perairan.


4<br />

c. Batuan, struktur dan berbagai relief<br />

permukaan bumi<br />

d. Perairan yang ada di berbagai samudera,<br />

lautan, serta pergerakannya<br />

e. Pola persebaran dunia tumbuhan dan hewan<br />

f. Atmosfer dengan gejala di dalamnya serta<br />

pola iklim<br />

g. Ras-ras umat manusia dan persebaran<br />

penduduk<br />

h. Bentuk kegiatan manusia dalam<br />

perekonomian<br />

i. Ciri dan jenis pemukiman<br />

j. Ciri sosial dan budaya serta politik<br />

B. OBJEK STUDI DAN ASPEK GEOGRAFI<br />

Objek studi geografi dapat dikelompokkan<br />

menjadi dua, yaitu objek material dan objek<br />

formal.<br />

1. Objek Material<br />

Objek material geografi adalah sasaran atau isi<br />

kajian geografi. Objek material yang umum<br />

dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), terdiri<br />

atas litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan<br />

antroposfer. Geografi mempelajari semua


lapisan tersebut dengan menggunakan<br />

pendekatan kelingkungan dan kewilayahan<br />

dalam konteks keruangan.<br />

2. Objek Formal<br />

Objek formal adalah sudut pandang dan cara<br />

berpikir terhadap satu gejala di permukaan<br />

bumi, baik sifat fisik maupun sosial yang<br />

dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial),<br />

yang meliputi:<br />

a. Pola persebaran gejala tertentu di<br />

permukaan bumi.<br />

b. Keterkaitan atau hubungan sesama antar<br />

gejala tersebut.<br />

c. Perkembangan atau perubahan yang<br />

terjadi pada gejala tersebut.<br />

5<br />

Dari pandangan objek formal, memunculkan<br />

beberapa pertanyaan yang dikenal dengan<br />

5W+1H dengan tujuan untuk mengetahui gejalagejala<br />

yang terdapat di permukaan bumi. Unsur<br />

5W+1H merupakan unsur untuk mengetahui apa,<br />

di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.<br />

Tema yang mendasari objek formal adalah region,<br />

yaitu kesatuan daerah yang menunjukkan


6<br />

karakteristik tertentu atau ciri khas yang dapat<br />

dibedakan dengan daerah lainnya.<br />

Kajian geografi mempunyai ruang lingkup<br />

yang luas sehingga disiplin ilmu lainnya banyak<br />

yang berkaitan dengan geografi. Keterkaitan<br />

geografi dengan ilmu lainnya dapat dibedakan<br />

menurut aspek fisik dan sosial. Aspek fisik dalam<br />

geografi membahas unsur-unsur geosfer yang<br />

meliputi air, tanah, iklim dengan segala proses<br />

ilmiahnya. Aspek fisik dapat dibedakan sebagai<br />

berikut.<br />

a) Aspek Fisika dengan ilmu Geofisika<br />

b) Aspek Hidrografi dengan ilmu Hidrologi<br />

c) Aspek Geologi dengan ilmu Geomorfologi<br />

d) Aspek Biologi dengan ilmu Biogeografi<br />

e) Aspek Matematika dengan ilmu Geografi<br />

Matematika<br />

Sedangkan, aspek sosial mengkaji manusia<br />

dengan berbagai gejalanya sebagai objek studi<br />

pokok, seperti aspek kependudukan, aspek<br />

ekonomi, aspek sosial, aspek budaya, dan aspek<br />

politik. Selain itu, adanya aspek regional<br />

merupakan perpaduan dari aspek fisik dan sosial.


Aspek regional merupakan studi tentang variasi<br />

persebaran gejala dalam ruang pada waktu<br />

tertentu baik lokal, nasional, maupun kontinental.<br />

Melalui analisis aspek regional, karakteristik yang<br />

khas dari suatu wilayah dapat ditonjolkan, semua<br />

gejala geografi ditinjau dan dideskripsikan secara<br />

berkaitan dalam hubungan integrasi dan interelasi<br />

keruangan.<br />

7<br />

C. KONSEP ESSENSIAL GEOGRAFI DAN<br />

CONTOH TERAPANN<strong>YA</strong><br />

Konsep geografi merupakan suatu hal yang<br />

abstrak berkenaan dengan gejala nyata tentang<br />

geografi untuk mengungkapkan beberapa gejala,<br />

faktor atau masalah. Berdasarkan hasil Seminar<br />

dan Lokakarya Ahli Geografi tahun 1998 di<br />

Semarang, menunjukkan bahwa terdapat 10<br />

konsep geografi sebagai berikut.<br />

1. Konsep Lokasi<br />

Dibedakan menjadi 2 yaitu: lokasi absolut dan<br />

relatif. Lokasi absolut menunjukkan letak<br />

terhadap sistem grid atau koordinat secara<br />

astronomis, yakni berdasarkan garis lintang


8<br />

dan bujur. Sedangkan, lokasi relatif atau letak<br />

geografis adalah letak yang berkaitan dengan<br />

keadaan sekitarnya dan mengalami<br />

perubahan.<br />

Gambar Peta Indonesia (Indonesia Terletak di<br />

antara dua samudera)<br />

2. Konsep Jarak<br />

Merupakan pemisah antar wilayah atau tempat<br />

yang berkaitan erat dengan lokasi dan<br />

dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara<br />

yang mudah diukur pada peta. Jarak dapat<br />

dinyatakan sebagai jarak tempuh, baik<br />

berkaitan dengan waktu maupun biaya<br />

angkutan. Misalnya, harga tanah akan<br />

semakin mahal apabila mendekati pusat kota


dan pusat perdagangan dibandingkan dengan<br />

harga tanah di pedesaan.<br />

9<br />

Gambar Peta Jarak antara Kota Bandung dengan Kota<br />

Jakarta<br />

3. Konsep Keterjangkauan<br />

Berhubungan dengan jarak maupun kondisi<br />

medan yang berkaitan erat dengan sarana<br />

angkutan dan transportasi yang digunakan.<br />

Beberapa penyebab suatu daerah mempunyai<br />

aksesibilitas yang rendah, diantaranya kondisi<br />

topografi bergunung, berhutan lebat, rawarawa,<br />

gurun pasir, dan jalanan yang rusak<br />

parah. Misalnya, daerah A penghasil beras dan


10<br />

daerah B penghasil sandang. Kedua daerah<br />

tersebut tidak akan berinteraksi apabila tidak<br />

dapat dijangkau dengan transportasi.<br />

Gambar aksesibilitas yang kurang memadai<br />

4. Konsep Pola<br />

Merupakan konsep yang berkaitan dengan<br />

susunan, bentuk, dan persebaran fenomena<br />

dalam ruang permukaan bumi. Fenomena<br />

yang dipelajari dalam konsep pola adalah<br />

fenomena alam dan fenomena sosial, seperti<br />

persebaran penduduk, persebaran vegetasi,<br />

jenis tanah, pemukiman, seperti pola aliran<br />

sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur


geologi dan pola pemukiman terkait dengan<br />

sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.<br />

11<br />

Gambar pola pemukiman<br />

5. Konsep Morfologi<br />

Merupakan perwujudan bentuk daratan<br />

permukaan bumi sebagai hasil pengangkatan<br />

atau penurunan wilayah seperti erosi dan<br />

pengendapan atau sedimentasi, seperti bentuk<br />

lahan terkait erosi dan pengendapannya,<br />

penggunaan lahan, dan sebagainya. Morfologi<br />

dataran adalah perwujudan wilayah yang<br />

biasanya digunakan manusia sebagai tempat<br />

bermukim, usaha pertanian, dan


12<br />

perekonomian. Pada umumnya, penduduk<br />

terpusat pada daerah-daerah lembah sungai<br />

besar dan tanah datar yang subur. Misalnya,<br />

pengelompokan pemukiman cenderung di<br />

daerah datar.<br />

Gambar morfologi permukaan bumi<br />

6. Konsep Aglomerasi<br />

Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran<br />

penduduk yang bersifat mengelompok pada<br />

suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat<br />

menguntungkan, karena kesamaan gejala<br />

ataupun faktor umum yang menguntungkan.<br />

Contohnya yaitu masyarakat atau penduduk<br />

cenderung mengelompok pada tingkat sejenis,


sehingga timbul daerah elit, kumuh,<br />

perumnas, pedagang, dan sebagainya.<br />

13<br />

Gambar pasar yang menunjukkan pengelompokan<br />

7. Konsep Nilai Kegunaan<br />

Merupakan konsep yang condong pada<br />

manfaat suatu wilayah atau daerah bagi<br />

pengguna. Misalnya, daerah sejuk di<br />

pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti<br />

di Puncak antara Bogor dengan Cianjur<br />

banyak dijadikan tempat wisata.


14<br />

Gambar wisata alam<br />

8. Konsep Interaksi dan Interdependensi<br />

Interaksi adalah kegiatan saling<br />

mempengaruhi daya, objek, atau tempat yang<br />

satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat<br />

dapat mengembangkan potensi sumber daya<br />

alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu<br />

sama dengan tempat lain serta tidak dapat<br />

memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga<br />

memunculkan adanya hubungan timbal balik<br />

dalam bentuk arus barang dan jasa,<br />

komunikasi persebaran ide, dan lain-lain.<br />

Misalnya, gerakan penduduk, barang, jasa,<br />

dan sebagainya.


Gambar aktivitas manusia terhadap alam.<br />

9. Konsep Differensiasi Area<br />

Merupakan perpaduan berbagai unsur, baik<br />

unsur lingkungan alam maupun kehidupan.<br />

Perpaduan tersebut menghasilkan ciri khas<br />

bagi suatu wilayah. Misalnya, wilayah<br />

pedesaan dengan corak khas area persawahan<br />

sedangkan wilayah perkotaan terdiri atas area<br />

pusat perdagangan, industri, dan sebagainya.<br />

15


16<br />

Gambar perbedaan tinggi wilayah dan iklim<br />

10. Konsep Keterkaitan Keruangan<br />

Merupakan derajat keterkaitan persebaran<br />

suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu<br />

tempat atau ruang. Fenomena yang dimaksud<br />

adalah fenomena alam dan fenomena<br />

kehidupan sosial. Contohnya adalah<br />

keterkaitan antara tingkat erosi dengan<br />

kesuburan tanah. Semakin besar tingkat erosi<br />

maka kesuburan tanah semakin berkurang.


17<br />

Gambar aktivitas manusia terhadap lingkungan<br />

yang memberikan dampak negatif<br />

D. PRINSIP GEOGRAFI DAN CONTOH<br />

TERAPANN<strong>YA</strong><br />

Dalam studi geografi, empat prinsip utama,<br />

yaitu prinsip persebaran, interelasi, deskripsi, dan<br />

korologi. Keempat prinsip tersebut merupakan<br />

dasar dalam uraian, pengkajian, dan<br />

pengungkapan gejala variabel, faktor, dan<br />

masalah geografi (Sumaatmadja, 1988:42).<br />

Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut.<br />

1. Prinsip Persebaran<br />

Artinya bahwa gejala, kenampakan, dan<br />

masalah yang terdapat di ruang permukaan


18<br />

bumi persebarannya sangat bervariasi, seperti<br />

bergerombol atau mengelompok di wilayah<br />

tertentu, tersebar merata. Gejala geografi yang<br />

menyangkut kondisi fisik maupun sosial<br />

tersebar luas di permukaan bumi, tetapi<br />

persebarannya tidak merata antara wilayah<br />

satu dengan wilayah lainnya. Dengan<br />

demikian, prinsip persebaran menggambarkan<br />

dan memerhatikan persebaran gejala-gejala<br />

geografi di permukaan bumi yang<br />

diungkapkan dengan masalah-masalah yang<br />

berkaitan dengan gejala dan fakta. Misalnya,<br />

persebaran daerah rawan longsor di Jawa<br />

Barat dan persebaran kandungan minyak bumi<br />

dan gas di wilayah Indonesia tidak merata,<br />

lebih banyak terkonsentrasi di wilayah<br />

Indonesia bagian barat, sedangkan di wilayah


Indonesia bagian timur lebih banyak<br />

mengandung mineral.<br />

19<br />

Gambar Peta Persebaran Barang Tambang<br />

2. Prinsip Interelasi<br />

Merupakan prinsip yang menyatakan bahwa<br />

terdapat hubungan antara gejala geografi yang<br />

satu dengan yang lainnya di permukaan bumi.<br />

Oleh karena itu, persebaran gejala geografi<br />

dalam satu ruang atau wilayah tertentu dapat<br />

diungkapkan hubungan antara gejala geografi<br />

satu dengan lainnya. Misalnya, hubungan<br />

antara gejala fisik dengan gejala fisik, gejala<br />

sosial dengan fisik, dan gejala sosial dengan<br />

gejala sosial. Dari interelasi tersebut dapat<br />

diungkapkan karakteristik geografi dari suatu


20<br />

wilayah. Contohnya, usaha pembukaan lahan<br />

di hutan untuk keperluan area pertambangan<br />

akan menyebabkan terjadinya penebangan<br />

hutan dan berubahnya ekosistem satwa dan<br />

tumbuhan di area hutan tersebut.<br />

Gambar Tanah Longsor akibat penebangan pohon<br />

secara liar<br />

3. Prinsip Deskripsi<br />

Merupakan prinsip yang menjelaskan tentang<br />

karakteristik secara spesifik pada gejala<br />

geografi atau cara pemaparan hasil pengkajian<br />

studi geografi terhadap gejala, fenomena atau<br />

masalah yang ada. Gejala geografi berdimensi<br />

titik, garis, bidang, dan ruang. Prinsip<br />

deskripsi dilakukan dengan menggunakan<br />

uraian, peta, grafik, tabel, dan diagram.


Bentuk-bentuk deskripsi harus dapat<br />

memberikan penjelasan kepada pembaca agar<br />

dapat memahami tentang makna yang dibahas.<br />

Prinsip deskripsi digunakan untuk<br />

menjelaskan karakteristik gejala geografi yang<br />

dipelajari, hubungan antar gejala, dan<br />

distribusi keruangan. Tahap kegiatan yang<br />

dilakukan antara lain pengumpulan data,<br />

klasifikasi data, pemetaan, deskripsi tiap<br />

satuan pemetaan, deskripsi tiap satuan<br />

pemetaan. Jadi, deskripsi dapat dibuat setelah<br />

melakukan pemetaan tentang kajian geografi<br />

yang dimaksud. Misalnya, melalui peta dapat<br />

dilihat persebaran daerah rawan longsor Jawa<br />

Barat.<br />

21<br />

Grafik bencana di Indonesia


22<br />

4. Prinsip Korologi<br />

Merupakan gabungan atau perpaduan dari<br />

ketiga prinsip di atas. Dalam prinsip ini, gejala<br />

dan permasalahan geografi dianalisis<br />

persebarannya, interaksi dan interelasinya dari<br />

berbagai aspek yang mempengaruhinya.<br />

Misalnya, dapat diketahui bahwa sering<br />

terjadinya longsor di Zona Selatan Jawa Barat<br />

karena morfologinya yang berbukit-bukit.<br />

Selain itu, mungkin juga dipengaruhi oleh<br />

aktivitas manusia yang membuka hutan untuk<br />

lahan pertanian atau memotong lereng untuk<br />

jalan.<br />

Gambar aktivitas manusia terhadap lingkungan<br />

dengan teknologi.


Dalam mengkaji fenomena geosfer, keempat<br />

prinsip tersebut saling berkaitan dan tidak dapat<br />

dipisahkan satu sama lain serta gejala geografi<br />

pada suatu wilayah baik sempit maupun luas<br />

harus ditunjukkan mengenai gejala geografi,<br />

interelasi antar gejala, deskripsi masing-masing<br />

gejala, dan hubungan keruangannya.<br />

23<br />

E. PENDEKATAN GEOGRAFI DAN<br />

TERAPANN<strong>YA</strong><br />

Bagan Kajian Lingkungan<br />

Dalam geografi terpadu, para ahli geografi tidak<br />

hanya memfokuskan kajiannya pada objek<br />

material, tetapi lebih menekankan pada sudut


24<br />

pandang keilmuannya. Permasalahan dalam<br />

geografi dapat ditemkan dengan menggunakan<br />

tiga bentuk pendekatan, yaitu pendekatan<br />

keruangan, pendekatan ekologi (lingkungan), dan<br />

pendekatan kompleks wilayah.<br />

1. Pendekatan Keruangan<br />

Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang<br />

merupakan tempat hidup tumbuhan, hewan, dan<br />

manusia. Pendekatan keruangan menganalisis<br />

gejala atau fenomena geografis berdasarkan<br />

penyebarannya dalam ruang. Analisis keruangan<br />

merupakan studi tentang keanekaragaman ruang<br />

permukaan bumi dengan membahas masingmasing<br />

aspek keruangannya.<br />

Aspek-aspek ruang permukaan bumi meliputi<br />

faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial<br />

budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspekaspek<br />

tersebut, faktor yang perlu diperhatikan<br />

adalah faktor letak, distribusi (penyebaran),<br />

interelasi serta interaksinya sehingga analisis<br />

keruangan dapat dijadikan dasar untuk<br />

perencanaan penggunaan lahan tertentu. Misal,<br />

contoh konkret penggunaan pendekatan


keruangan untuk mengkaji antara tingkat<br />

kemiringan lereng, jenis tanah, dan vegetasi<br />

penyebab terjadinya erosi.<br />

25<br />

2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)<br />

Analisis ekologi memandang rangkaian<br />

fenomena dalam satu kesatuan ruang. Fenomena<br />

geografi membentuk suatu rangkaian yang saling<br />

berkaitan di dalam sebuah sistem dengan manusia<br />

sebagai unsur utamanya. Analisis ekologi banyak<br />

digunakan dalam kehidupan manusia, antara lain<br />

untuk mengkaji siklus hidrologi, siklus erosi,<br />

pengelolaan DAS, serta pengelolaan lingkungan<br />

dan sumber daya. Kelemahan analisis ekologi<br />

terletak pada kekuatan perumusan yang lebih<br />

kecil dibanding dengan analisis keruangan.<br />

Sebagai akibatnya, kekuatan untuk membuahkan<br />

teori lebih kecil dan keunggulannya terletak pada<br />

fokus yang lebih besar terhadap masalah<br />

lingkungan.<br />

Pendekatan ekologi menekankan hubungan<br />

antar makhluk hidup dengan komponen<br />

lingkungan hidup lainnya. Dalam hal ini, interaksi


26<br />

antara manusia dengan lingkungannya bersifat<br />

sebab akibat. Misalnya, jika manusia merusak<br />

hutan maka manusia juga akan terkena<br />

dampaknya seperti longsor. Jadi, melalui<br />

pendekatan ini agar pola pikir manusia lebih<br />

menjaga lingkungan.<br />

Pendekatan ini didasari oleh salah satu prinsip<br />

dalam biologi, yaitu adanya interaksi antar<br />

makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam<br />

analisis lingkungan, geografi mencoba menelaah<br />

gejala yang saling mempengaruhi (interaksi) dan<br />

hubungan timbal balik (interelasi) antara<br />

komponen fisikal (alamiah) dengan non fisik<br />

(sosial)<br />

3. Pendekatan Kompleks Wilayah<br />

Pendekatan kompleks wilayah merupakan<br />

gabungan antara pendekatan keruangan dan<br />

pendekatan ekologi. Hal ini dikarenakan setiap<br />

daerah memiliki perbedaan, baik kondisi alam<br />

maupun manusia, sehingga setiap daerah akan<br />

melakukan interaksi dengan daerah lain untuk<br />

memenuhi kebutuhannya dan mengakibatkan<br />

adanya penawaran dan permintaan akan barang


dan jasa. Misalnya, daerah yang subur dan banyak<br />

memiliki sumber daya akan banyak dikunjungi<br />

penduduk daripada daerah yang kurang sumber<br />

daya.<br />

27<br />

Kelemahan analisis kompleks wilayah adalah<br />

kurang jelasnya struktur serta fokus yang<br />

berorientasi pada masalah. Keunggulannya<br />

terletak pada fungsinya sebagai sintesis yang<br />

memungkinkan pemahaman di dalam<br />

pengelolaan lingkungan dan sumber daya.<br />

Pendekatan kompleks wilayah sebagai salah satu<br />

analisis geografi antara lain dikemukakan oleh<br />

Hartshorme (1939), Luckermann (1964), Broek<br />

(1965), Michell (1979), dan Hagget (1983).


28<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Anjayani, Eni. 2009. Geografi untuk kelas X<br />

SMA/MA. Pusat Perbukuan<br />

Departemen Pendidikan Nasional<br />

Tahun 2009.<br />

Endarto, Danang. 2009. Geografi untuk SMA/MA<br />

kelas X. Pusat Perbukuan Departemen<br />

Pendidikan Nasional Tahun 2009.<br />

Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi<br />

SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2.<br />

Pusat Perbukuan Departemen<br />

Pendidikan Nasional Tahun 2009.


29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!