08.03.2019 Views

1510 - KETIKA BULAN RAJAB MENYAPA

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2 Buletin at-Tauhid edisi 10 “Ketika Bulan Rajab Menyapa” 3<br />

Bulan Rajab Termasuk Bulan Haram<br />

Bulan Rajab terletak antara Bulan Jumadil Akhir<br />

dan Bulan Sya’ban. Bulan Rajab termasuk bulan<br />

haram, sebagaimana Bulan Muharram, Nabi shallallahu<br />

’alaihi wa sallam bersabda,<br />

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya<br />

sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu<br />

tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya<br />

ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya<br />

berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan<br />

Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor<br />

yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”<br />

(H.R. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).<br />

Jadi, empat bulan suci yang dimaksud adalah<br />

(1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram;<br />

dan (4) Rajab.<br />

Di Balik Bulan Haram<br />

Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan<br />

haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan,<br />

”Dinamakan bulan haram karena dua<br />

makna.<br />

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan<br />

berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah<br />

pun meyakini demikian.<br />

Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk<br />

melakukan perbuatan haram lebih ditekankan<br />

daripada bulan yang lainnya karena mulia-nya<br />

bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah<br />

baik untuk melakukan amalan ketaatan.”<br />

(Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat<br />

36).<br />

Karena pada saat itu adalah waktu sang-at<br />

baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai<br />

para salaf sangat suka untuk melakukan<br />

puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri<br />

rahimahullah mengatakan, ”Pada bulan-bulan<br />

haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”<br />

(Latho-if Al Ma’arif, 214).<br />

Ibnu ’Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,<br />

”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut<br />

sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan<br />

suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut<br />

dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh<br />

yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih<br />

banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207).<br />

Mengkhususkan Salat Tertentu dan Salat<br />

Raghaib di Bulan Rajab<br />

Tidak ada satu salat pun yang dikhususkan pada<br />

Bulan Rajab, juga tidak ada anjuran untuk melaksanakan<br />

Salat Raghaib pada bulan tersebut. Hadits<br />

yang menerangkan tata cara Salat Raghaib<br />

dan keutamaannya adalah ha-dits maudhu’<br />

(palsu). Ibnul Jauzi rahimahullah meriwayatkan<br />

hadits ini dalam Al Maudhu’aat (kitab hadits-hadits<br />

palsu).<br />

Ath Thurthusi rahimahullah mengatakan, ”Tidak<br />

ada satu riwayat yang menjelaskan bahwa<br />

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan<br />

salat ini. Salat ini juga tidak pernah dilakukan oleh<br />

para sahabat radhiyallahu ’anhum, para tabi’in,<br />

dan salafush sholeh –semoga rahmat Allah pada<br />

mereka-.” (Al Hawadits wal Bida’, hal. 122. Dinukil<br />

dari Al Bida’ Al Hawliyah, 242).<br />

Mengkhususkan Berpuasa di Bulan Rajab<br />

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,<br />

<br />

<br />

DONASI BULETIN AT-TAUHID<br />

BNI Syariah 024 1913 801<br />

Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari.<br />

Wajib Konfirmasi<br />

Nama # Alamat # email # BesarDonasi #<br />

TanggalTransfer # Buletin<br />

(SMS/WA) ke: 0822-2597-9555<br />

… Mohon Simpan Buletin Ini Dengan Hati Hati & Tidak Dibaca Saat Khatib Sedang Khutbah …<br />

”Adapun mengkhususkan Bulan Rajab dan<br />

Sya’ban untuk berpuasa pada seluruh harinya<br />

atau beri’tikaf pada waktu tersebut, maka tidak<br />

ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ’alaihi wa<br />

sallam dan para sahabat mengenai hal ini. Juga<br />

hal ini tidaklah dianjurkan oleh para ulama kaum<br />

muslimin.<br />

Bahkan yang terdapat dalam hadits yang<br />

shahih (riwayat Bukhari dan Muslim) dijelaskan<br />

bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa<br />

banyak berpuasa di Bulan Sya’ban. Dan beliau<br />

dalam setahun tidaklah pernah banyak berpuasa<br />

dalam satu bulan yang lebih banyak dari Bulan<br />

Sya’ban, jika hal ini dibandingkan dengan Bulan<br />

Ramadhan.<br />

Adapun melakukan puasa khusus di Bulan<br />

Rajab, maka sebenarnya itu semua adalah berdasarkan<br />

hadits yang seluruhnya<br />

lemah (dho’if) bahkan maudhu’<br />

(palsu). Para ulama tidaklah<br />

pernah menjadikan hadits-hadits<br />

ini sebagai sandaran. Bahkan<br />

hadits-hadits yang menjelaskan<br />

keutamaannya adalah hadits<br />

yang maudhu’ (palsu) dan dusta.”<br />

(Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291).<br />

Ringkasnya, berpuasa penuh di Bulan Rajab<br />

itu terlarang jika memenuhi tiga poin berikut:<br />

1. Jika dikhususkan berpuasa penuh pada<br />

bulan tersebut, tidak seperti bulan lainnya<br />

sehingga orang-orang awam dapat menganggapnya<br />

sama seperti puasa Ramadhan.<br />

2. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut<br />

adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi<br />

shallallahu ’alaihi wa sallam sebagaimana sunnah<br />

rawatib (sunnah yang mengiringi amalan<br />

yang wajib).<br />

YUK NGAJI DI<br />

radiomuslim.com<br />

(1467 AM)<br />

3. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut<br />

memiliki keutamaan pahala yang lebih dari<br />

puasa di bulan-bulan lainnya. (Lihat Al Hawadits<br />

wal Bida’, hal. 130-131. Dinukil dari Al Bida’<br />

Al Hawliyah, 235-236).<br />

Perayaan Isra’ Mi’raj<br />

Dengarkan<br />

BEDAH BULETIN AT-TAUHID<br />

Jum’at 20.00 WIB bersama<br />

Ust. Abu Salman<br />

Sebelum kita menilai apakah merayakan Isra’<br />

Mi’raj ada tuntunan dalam agama ini ataukah<br />

tidak, perlu kita tinjau terlebih dahulu, apakah<br />

Isra’ Mi’raj betul terjadi pada Bulan Rajab?<br />

Perlu diketahui bahwa para ulama berselisih<br />

pendapat tentang kapan terjadinya Isra’ Mi’raj.<br />

Ada ulama yang mengatakan pada Bulan Rajab,<br />

ada pula yang mengatakan pada Bulan Ramadhan.<br />

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah<br />

mengatakan, ”Tidak ada dalil yang tegas yang<br />

menyatakan terjadinya Isra’ Mi’raj pada bulan tertentu<br />

atau sepuluh hari tertentu atau ditegaskan<br />

pada tanggal tertentu. Bahkan<br />

sebenarnya para ulama berselisih<br />

pendapat mengenai hal ini, tidak<br />

ada yang bisa menegaskan waktu<br />

pastinya.” (Zaadul Ma’ad, 1/54).<br />

Abu Syamah rahimahullah<br />

mengatakan, ”Sebagian orang<br />

menceritakan bahwa Isra’ Mi’raj<br />

terjadi di Bulan Rajab. Namun<br />

para pakar Jarh wa Ta’dil (pengkritik perawi<br />

hadits) menyatakan bahwa klaim tersebut adalah<br />

suatu kedustaan.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 274).<br />

Setelah kita mengetahui bahwa penetapan<br />

Isra’ Mi’raj sendiri masih diperselisihkan, lalu<br />

bagaimanakah hukum merayakannya?<br />

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah<br />

mengatakan, ”Tidak dikenal dari seorang dari<br />

ulama kaum muslimin yang menjadikan malam<br />

Isra’ memiliki keutamaan dari malam lainnya,<br />

lebih-lebih dari malam Lailatul Qadr. Begitu pula<br />

para sahabat dan orang-orang yang mengikuti<br />

mereka dengan baik tidak pernah mengkhususkan<br />

malam Isra’ untuk perayaan-perayaan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!