08.03.2019 Views

1510 - KETIKA BULAN RAJAB MENYAPA

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tertentu dan mereka pun tidak menyebutkannya.<br />

Oleh karena itu, tidak diketahui tanggal pasti dari<br />

malam Isra’ tersebut.” (Zaadul Ma’ad, 1/54).<br />

Begitu pula Syaikhul Islam mengatakan,<br />

Ibnul Haaj rahimahullah mengatakan, ”Di<br />

antara ajaran yang tidak ada tuntunannya yang<br />

diada-adakan di Bulan Rajab adalah perayaan<br />

malam Isra’ Mi’raj pada tanggal 27 Rajab.” (Al<br />

Bida’ Al Hawliyah, 275).<br />

Catatan penting:<br />

Banyak tersebar di tengah-tengah kaum muslimin<br />

sebuah riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu<br />

‘anhu. Beliau mengatakan, ”Ketika tiba Bulan Rajab,<br />

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam biasa<br />

mengucapkan,<br />

”Allahumma baarik lanaa fii Rojab wa Sya’ban<br />

wa ballighnaa Romadhon (Ya Allah, berkahilah<br />

kami di Bulan Rajab dan Sya’ban dan perjumpakanlah<br />

kami dengan Bulan Ramadhan).”<br />

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam<br />

musnadnya, Ibnu Suniy dalam ’Amalul Yaum<br />

wal Lailah. Namun perlu diketahui bahwa hadits<br />

ini adalah hadits yang lemah (hadits dha’if) karena<br />

di dalamnya ada perawi yang bernama Zaidah<br />

bin Abi Ar Ruqad. Zaidah adalah munkarul hadits<br />

(banyak keliru dalam meriwayatkan hadits) sehingga<br />

hadits ini termasuk hadits dha’if. Hadits ini<br />

dikatakan dha’if (lemah) oleh Ibnu Rajab dalam<br />

Lathoiful Ma’arif (218), Syaikh Al Albani dalam tahqiq<br />

Misykatul Mashobih (1369), dan Syaikh Syu’aib<br />

Al Arnauth dalam takhrij Musnad Imam Ahmad.<br />

SUSUNAN REDAKSI<br />

Penanggung jawab Ndaru Tri Utomo, S.Si. | Penasihat Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A.| Editor Ahli Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., B.A., Ustadz<br />

Abu Salman, B.I.S., Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A. | Dewan Redaksi Ari Wahyudi, S.Si., dr.Raehanul B., Sp.PK., Ginanjar Indrajati B., Zulfahmi<br />

Djalaluddin, S.Si. | Pemimpin redaksi Wildan S., S.Farm., Apt. | Redaktur pelaksana Giffari Y.K. | Sekretaris Feikal A, S.T. | Bendahara Bima K.A.|<br />

Sirkulasi dalam kota David E. | Editor Ihsan N.H. | Layouter Ramane musa | Publikasi Hamamul F., S.T. | CP Dzaki P.R.<br />

ALAMAT REDAKSI<br />

Kantor Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari, Jalan Selokan Mataram No. 412 Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I. Yogyakarta, Indonesia<br />

WEBSITE | buletin.muslim.or.id @buletintauhid INFORMASI | 0852 9080 8972<br />

Demikian pembahasan kami mengenai<br />

amalan-amalan di Bulan Rajab dan beberapa<br />

amalan yang keliru yang dilakukan di bulan tersebut.<br />

Semoga Allah senantiasa memberi taufik<br />

dan hidayah kepada kaum muslimin. Semoga<br />

Allah menunjuki kita ke jalan kebenaran.<br />

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush<br />

sholihaat. Allahumma sholli ‘ala Nabiyyina Muhammad<br />

wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.<br />

Ditulis oleh Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal,<br />

S.T., M.Sc., disarikan ulang dari artikel Buletin At-<br />

Tauhid tahun 1430 H.<br />

HADIRILAH TABLIGH AKBAR - LANJUTAN KAJIAN KITAB<br />

LAU KAANA KHAIRAN LASABAQUUNA ILAIHI<br />

لو كان خيرا لسبقون إليه<br />

SEANDAINYA ITU BAIK<br />

PASTILAH MEREKA TELAH<br />

MENGERJAKANNYA<br />

InsyaAllah Bersama<br />

AL-USTADZ ABDUL HAKIM<br />

BIN AMIR ABDAT<br />

Sesi 1<br />

Sesi 2<br />

disiarkan langsung oleh<br />

Hafidzahullahu Ta'ala<br />

Sabtu, 9 Maret 2019<br />

(2 Rajab 1440 H) di Masjid<br />

Agung Sleman<br />

Ahad 10 Maret 2019 (3 Rajab<br />

1440 H) di Masjid Agung Manunggal<br />

Bantul<br />

DITERBITKAN OLEH<br />

TAHUN KE-15<br />

edisi<br />

10<br />

“Ketika Bulan Rajab Menyapa”<br />

4 <strong>BULAN</strong> HARAM<br />

• Dzulqo’dah<br />

• Dzulhijjah<br />

• Muharram<br />

• Rajab<br />

1. Diharamkan berbagai pembunuhan.<br />

2. Larangan berbuat haram lebih ditekankan,<br />

sangat baik untuk melakukan ketaatan.<br />

Ibnu ’Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, ”Allah mengkhususkan<br />

empat bulan tersebut sebagai bulan haram,<br />

dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada<br />

bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan<br />

sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih<br />

banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207).<br />

BEBERAPA POIN TERKAIT AMALAN KHUSUS DI <strong>BULAN</strong> <strong>RAJAB</strong><br />

MAKNA <strong>BULAN</strong> HARAM<br />

1. Tidak ada salat maupun puasa yang dikhususkan pada Bulan Rajab, termasuk Salat Raghaib.<br />

Hadits yang menerangkan tata cara Salat Raghaib dan keutamaannya adalah hadits<br />

palsu. Hadits yang menerangkan puasa khusus di Bulan Rajab seluruhnya lemah, bahkan<br />

palsu.<br />

2. Para ulama berselisih pendapat tentang kapan terjadinya Isra’ Mi’raj. Para shahabat dan<br />

orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik pun tidak pernah mengkhususkan malam<br />

Isra’ untuk perayaan-perayaan tertentu. Tidak dikenal dari seorang dari ulama kaum muslimin<br />

yang menjadikan malam Isra’ memiliki keutamaan dari malam lainnya.<br />

3. Hadits tentang doa ”Allahumma baarik lanaa fii Rojab wa Sya’ban wa ballighnaa Romadhon”<br />

adalah hadits yang lemah.<br />

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah Ta’ala karena pada saat ini kita telah<br />

memasuki salah satu bulan haram yaitu Bulan Rajab. Apa saja yang ada di balik<br />

Bulan Rajab dan apa saja amalan di dalamnya? In syaa Allah dalam artikel yang<br />

singkat ini, kita akan membahasnya. Semoga Allah memberi taufik dan kemudahan<br />

untuk menyajikan pembahasan ini di tengah-tengah pembaca sekalian.


2 Buletin at-Tauhid edisi 10 “Ketika Bulan Rajab Menyapa” 3<br />

Bulan Rajab Termasuk Bulan Haram<br />

Bulan Rajab terletak antara Bulan Jumadil Akhir<br />

dan Bulan Sya’ban. Bulan Rajab termasuk bulan<br />

haram, sebagaimana Bulan Muharram, Nabi shallallahu<br />

’alaihi wa sallam bersabda,<br />

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya<br />

sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu<br />

tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya<br />

ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya<br />

berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan<br />

Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor<br />

yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”<br />

(H.R. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).<br />

Jadi, empat bulan suci yang dimaksud adalah<br />

(1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram;<br />

dan (4) Rajab.<br />

Di Balik Bulan Haram<br />

Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan<br />

haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan,<br />

”Dinamakan bulan haram karena dua<br />

makna.<br />

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan<br />

berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah<br />

pun meyakini demikian.<br />

Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk<br />

melakukan perbuatan haram lebih ditekankan<br />

daripada bulan yang lainnya karena mulia-nya<br />

bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah<br />

baik untuk melakukan amalan ketaatan.”<br />

(Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat<br />

36).<br />

Karena pada saat itu adalah waktu sang-at<br />

baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai<br />

para salaf sangat suka untuk melakukan<br />

puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri<br />

rahimahullah mengatakan, ”Pada bulan-bulan<br />

haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”<br />

(Latho-if Al Ma’arif, 214).<br />

Ibnu ’Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,<br />

”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut<br />

sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan<br />

suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut<br />

dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh<br />

yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih<br />

banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207).<br />

Mengkhususkan Salat Tertentu dan Salat<br />

Raghaib di Bulan Rajab<br />

Tidak ada satu salat pun yang dikhususkan pada<br />

Bulan Rajab, juga tidak ada anjuran untuk melaksanakan<br />

Salat Raghaib pada bulan tersebut. Hadits<br />

yang menerangkan tata cara Salat Raghaib<br />

dan keutamaannya adalah ha-dits maudhu’<br />

(palsu). Ibnul Jauzi rahimahullah meriwayatkan<br />

hadits ini dalam Al Maudhu’aat (kitab hadits-hadits<br />

palsu).<br />

Ath Thurthusi rahimahullah mengatakan, ”Tidak<br />

ada satu riwayat yang menjelaskan bahwa<br />

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan<br />

salat ini. Salat ini juga tidak pernah dilakukan oleh<br />

para sahabat radhiyallahu ’anhum, para tabi’in,<br />

dan salafush sholeh –semoga rahmat Allah pada<br />

mereka-.” (Al Hawadits wal Bida’, hal. 122. Dinukil<br />

dari Al Bida’ Al Hawliyah, 242).<br />

Mengkhususkan Berpuasa di Bulan Rajab<br />

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,<br />

<br />

<br />

DONASI BULETIN AT-TAUHID<br />

BNI Syariah 024 1913 801<br />

Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari.<br />

Wajib Konfirmasi<br />

Nama # Alamat # email # BesarDonasi #<br />

TanggalTransfer # Buletin<br />

(SMS/WA) ke: 0822-2597-9555<br />

… Mohon Simpan Buletin Ini Dengan Hati Hati & Tidak Dibaca Saat Khatib Sedang Khutbah …<br />

”Adapun mengkhususkan Bulan Rajab dan<br />

Sya’ban untuk berpuasa pada seluruh harinya<br />

atau beri’tikaf pada waktu tersebut, maka tidak<br />

ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ’alaihi wa<br />

sallam dan para sahabat mengenai hal ini. Juga<br />

hal ini tidaklah dianjurkan oleh para ulama kaum<br />

muslimin.<br />

Bahkan yang terdapat dalam hadits yang<br />

shahih (riwayat Bukhari dan Muslim) dijelaskan<br />

bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa<br />

banyak berpuasa di Bulan Sya’ban. Dan beliau<br />

dalam setahun tidaklah pernah banyak berpuasa<br />

dalam satu bulan yang lebih banyak dari Bulan<br />

Sya’ban, jika hal ini dibandingkan dengan Bulan<br />

Ramadhan.<br />

Adapun melakukan puasa khusus di Bulan<br />

Rajab, maka sebenarnya itu semua adalah berdasarkan<br />

hadits yang seluruhnya<br />

lemah (dho’if) bahkan maudhu’<br />

(palsu). Para ulama tidaklah<br />

pernah menjadikan hadits-hadits<br />

ini sebagai sandaran. Bahkan<br />

hadits-hadits yang menjelaskan<br />

keutamaannya adalah hadits<br />

yang maudhu’ (palsu) dan dusta.”<br />

(Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291).<br />

Ringkasnya, berpuasa penuh di Bulan Rajab<br />

itu terlarang jika memenuhi tiga poin berikut:<br />

1. Jika dikhususkan berpuasa penuh pada<br />

bulan tersebut, tidak seperti bulan lainnya<br />

sehingga orang-orang awam dapat menganggapnya<br />

sama seperti puasa Ramadhan.<br />

2. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut<br />

adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi<br />

shallallahu ’alaihi wa sallam sebagaimana sunnah<br />

rawatib (sunnah yang mengiringi amalan<br />

yang wajib).<br />

YUK NGAJI DI<br />

radiomuslim.com<br />

(1467 AM)<br />

3. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut<br />

memiliki keutamaan pahala yang lebih dari<br />

puasa di bulan-bulan lainnya. (Lihat Al Hawadits<br />

wal Bida’, hal. 130-131. Dinukil dari Al Bida’<br />

Al Hawliyah, 235-236).<br />

Perayaan Isra’ Mi’raj<br />

Dengarkan<br />

BEDAH BULETIN AT-TAUHID<br />

Jum’at 20.00 WIB bersama<br />

Ust. Abu Salman<br />

Sebelum kita menilai apakah merayakan Isra’<br />

Mi’raj ada tuntunan dalam agama ini ataukah<br />

tidak, perlu kita tinjau terlebih dahulu, apakah<br />

Isra’ Mi’raj betul terjadi pada Bulan Rajab?<br />

Perlu diketahui bahwa para ulama berselisih<br />

pendapat tentang kapan terjadinya Isra’ Mi’raj.<br />

Ada ulama yang mengatakan pada Bulan Rajab,<br />

ada pula yang mengatakan pada Bulan Ramadhan.<br />

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah<br />

mengatakan, ”Tidak ada dalil yang tegas yang<br />

menyatakan terjadinya Isra’ Mi’raj pada bulan tertentu<br />

atau sepuluh hari tertentu atau ditegaskan<br />

pada tanggal tertentu. Bahkan<br />

sebenarnya para ulama berselisih<br />

pendapat mengenai hal ini, tidak<br />

ada yang bisa menegaskan waktu<br />

pastinya.” (Zaadul Ma’ad, 1/54).<br />

Abu Syamah rahimahullah<br />

mengatakan, ”Sebagian orang<br />

menceritakan bahwa Isra’ Mi’raj<br />

terjadi di Bulan Rajab. Namun<br />

para pakar Jarh wa Ta’dil (pengkritik perawi<br />

hadits) menyatakan bahwa klaim tersebut adalah<br />

suatu kedustaan.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 274).<br />

Setelah kita mengetahui bahwa penetapan<br />

Isra’ Mi’raj sendiri masih diperselisihkan, lalu<br />

bagaimanakah hukum merayakannya?<br />

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah<br />

mengatakan, ”Tidak dikenal dari seorang dari<br />

ulama kaum muslimin yang menjadikan malam<br />

Isra’ memiliki keutamaan dari malam lainnya,<br />

lebih-lebih dari malam Lailatul Qadr. Begitu pula<br />

para sahabat dan orang-orang yang mengikuti<br />

mereka dengan baik tidak pernah mengkhususkan<br />

malam Isra’ untuk perayaan-perayaan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!