design_NewsLetter STBM copy
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2: Monitoring dan Evaluasi _<br />
Analisa berbasis EMONEV <strong>STBM</strong><br />
Tidak sinkronnya basis data, belum menyeluruhnya<br />
akses sanitasi, dan minimnya efektivitas kegiatan<br />
pemicuan ODF merupakan 3 isu penting yang<br />
muncul dari proses pemantauan dan evaluasi. Di<br />
lain pihak, proses ini juga dapat mengidentifikasi<br />
peluang untuk percepatan ODF di Indonesia;<br />
dimana hingga tataran tertentu, peluang ini dapat<br />
membantu mengatasi isu-isu urgen yang<br />
disampaikan sebelumnya. Dalam proses monitoring<br />
dan evaluasi, diperoleh temuan sebagai berikut:<br />
1. Aspek Basis Data: Ketidaksinkronan antar<br />
lembaga.<br />
Minimnya ketersediaan dan variabilitas data membuat<br />
pelaku tidak dapat menganalisa kasus secara optimal;<br />
tidak sinkronnya data antara satu lembaga dengan<br />
lembaga lain memberikan ketidakpastian bagi pelaku<br />
dalam memilih sumber data yang harus digunakan.<br />
2. Capaian Sanitasi: Tidak meratanya akses sanitasi.<br />
Dari total 74% rumah tangga yang memiliki akses<br />
sanitasi<br />
48%<br />
17%<br />
8%<br />
42 juta rumah tangga yang dikategorikan<br />
sebagai memiliki AKSES LAYAK<br />
(Rumah tangga tersebut memiliki akses ke jamban sehat individu)<br />
11 juta rumah teridentifikasi masih<br />
menggunakan jamban sehat semi permanen<br />
5 juta rumah teridentifikasi masih<br />
menggunakan jamban sehat semi permanen<br />
dan jamban sehat secara komunal atau<br />
menumpang secara berurutan.<br />
Ini menunjukkan masih diperlukannya perbaikan sarana<br />
prasarana sanitasi di daerah.<br />
3. Capaian <strong>STBM</strong>: Belum seluruh daerah<br />
melengkapi proses input data.<br />
Analisa terkait tingkat ketercapaian kegiatan <strong>STBM</strong><br />
hanya dapat dilakukan secara komprehensif apabila<br />
data yang terkumpul cukup untuk mewakili kondisi<br />
riil di lapangan. Kondisi saat ini, lebih dari 50% (19<br />
dari 34 provinsi) provinsi di Indonesia belum<br />
melengkapi proses data input untuk <strong>STBM</strong>. Dari<br />
total 80.805 desa yang terdaftar di basis data <strong>STBM</strong>,<br />
baru 77.460 desa (96%) yang telah melengkapi<br />
proses input data. Provinsi Papua dan Papua Barat<br />
merupakan 2 provinsi dengan tingkat proses input<br />
data terendah di Indonesia.<br />
4. Tingkat ODF: Efek dari kegiatan pemicuan<br />
masih sangat lemah.<br />
Pelaksanaan kegiatan pemicuan pada mulanya<br />
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat<br />
ketercapaian ODF; dimana kegiatan ini difokuskan<br />
pada peningkatan kesadaran masyarakat akan gaya<br />
hidup bersih dan sehat. Hasil analisa menunjukkan<br />
bahwa hingga tahun 2018, kegiatan pemicuan<br />
telah dilakukan di 56% desa di Indonesia. Akan<br />
tetapi efektivitas kegiatan pemicuan tersebut<br />
terhadap ketercapaian ODF di daerah masih sangat<br />
lemah, dimana baru 46% dari desa yang telah<br />
dipicu tersebut yang melakukan claim ODF.<br />
Dengan kata lain, kegiatan pemicuan hanya<br />
berdampak pada munculnya claim ODF dari 26%<br />
desa di Indonesia. Lebih lanjut, dari angka tersebut,<br />
hanya 78% yang telah terverifikasi sebagai desa<br />
ODF.<br />
Kondisi sosial dan geografis Indonesia<br />
sangatlah bervariasi antara satu daerah<br />
dengan daerah lainnya, sehingga ada<br />
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi<br />
tingkat penerimaan masyarakat terhadap<br />
kegiatan pemicuan serta tingkat<br />
ketercapaian ODF.