Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Namun karena pendekatan estimasi dan metoda pengukuran yang digunakan berbeda, maka<br />
akan muncul selisih statistik (statistical descrepancy).<br />
Dengan demikian <strong>PDRB</strong> <strong>Pengeluaran</strong> menjelaskan besarnya nilai barang dan jasa<br />
(output) yang dihasilkan dalam wilayah domestik, yang digunakan sebagai konsumsi “akhir”<br />
oleh masyarakat. Secara spesifik, yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan<br />
barang dan jasa yang tidak dimaksukan untuk diproses lebih lanjut (dikonsumsi habis).<br />
Penggunaan produk akhir tersebut diwujudkan dalam bentuk “permintaan akhir”. Permintaan<br />
akhir yang dimaksud terdiri dari komponen-komponen <strong>Pengeluaran</strong> Konsumsi Akhir<br />
Rumahtangga (PK-RT), <strong>Pengeluaran</strong> Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit Yang Melayani<br />
Rumahtangga (PK-LNPRT), <strong>Pengeluaran</strong> Konsumsi Akhir Pemerintah (PK-P), Pembentukan<br />
Modal Tetap <strong>Bruto</strong> (PMTB), Perubahan Inventori (PI), serta komponen Ekspor barang dan jasa.<br />
Dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan akhir masyarakat<br />
tersebut, tidak terlepas dari ketergantungan pada produk yang berasal dari dari luar wilayah<br />
atau luar negeri (impor). Berbagai barang dan jasa yang menjadi konsumsi akhir masyarakat<br />
di dalamnya akan terkandung produk impor. Sehingga dalam mengukur besarnya nilai<br />
tambah domestik (<strong>PDRB</strong>), komponen impor barang dan jasa harus dikeluarkan atau<br />
dikurangkan dari penghitungan konsumsi atau permintaan akhir. Tingginya permintaan tidak<br />
selalu diimbangi oleh penyediaan domestik, sehingga kondisi ini menjadi peluang bagi<br />
https://mojokertokota.bps.go.id<br />
masuknya produk impor. Data empiris menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, perdagangan<br />
produk impor terus berkembang baik secara kuantitas, nilai, maupun ragamnya.<br />
Secara konsep, <strong>PDRB</strong> Produksi (Y) sama besar dengan <strong>PDRB</strong> <strong>Pengeluaran</strong> (E), namun<br />
dalam kenyataannya tidaklah demikian. Selain berbeda dalam struktur atau komposisi,<br />
pendekatan pengukuran antar keduanya juga berbeda. Dalam penyajian data <strong>PDRB</strong>,<br />
perbedaan ini diletakkan pada sisi <strong>PDRB</strong> <strong>Pengeluaran</strong>. Unsur yang menyebabkan perbedaan<br />
tersebut antara lain adalah konsep dan basis pengukuran, metoda dan cakupan pengukuran,<br />
serta data dasar yang digunakan untuk estimasi. Melalui penjelasan ini para pengguna data<br />
<strong>PDRB</strong> tidak mempermasalahkan adanya perbedaan (statistical descrepancy) tersebut.<br />
<strong>PDRB</strong> <strong>Kota</strong> <strong>Mojokerto</strong> <strong>Menurut</strong> <strong>Pengeluaran</strong> Tahun <strong>2013</strong>-<strong>2017</strong> 3<br />
http://mojokertokota.bps.go.id