E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 10 SEPTEMBER 2019
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
POLITIK<br />
4 SELASA, <strong>10</strong> <strong>SEPTEMBER</strong> <strong>2019</strong> 5<br />
<strong>RADAR</strong> SUMEDANG<br />
POLITIK<br />
SELASA, <strong>10</strong> <strong>SEPTEMBER</strong> <strong>2019</strong> / <strong>10</strong> MUHARAM 1441 H<br />
POLEMIK<br />
REAKSI;<br />
JAKARTA - Salah satu mahasiswa<br />
Papua yang selama ini<br />
berada di asrama di Surabaya,<br />
Jawa Timur bernama Hendrik<br />
ikut mengadu ke Komnas HAM,<br />
Jakarta Pusat, Senin (9/9).<br />
Dalam keterangannya kepada<br />
komisioner Komnas HAM, Hendrik<br />
mengaku asramanya sering<br />
diteror oleh orang tak dikenal.<br />
Terbaru, pagi tadi sebelum berangkat<br />
ke Komnas HAM, dia<br />
mendapat kabar bahwa asrama<br />
kembali diteror dengan menggunakan<br />
ular.<br />
“Ada dua karung ular dilempar<br />
oleh empat orang dengan dua<br />
sepeda motor. Itu kami enggak<br />
tahu dari mana,” ujar Hendrik di<br />
Kantor Komnas HAM, Jakarta<br />
Pusat.<br />
Menurut Hendrik, aksi teror ini<br />
bukan hanya sekali terjadi, tetapi<br />
sudah berulang kali.<br />
Untuk itu, dia berharap agar<br />
Komnas HAM bisa dengan segera<br />
bertindak dan memberikan<br />
jaminan bahwa warga Papua yang<br />
ada tidak akan menerima teror<br />
lagi di kemudian hari.<br />
Hendrik pun mengatakan, ular<br />
yang dilemparkan ke asrama<br />
hingga kini masih ada yang mereka<br />
amankan sebagai bukti<br />
dari teror.<br />
“Itu ular geraknya cepat sekali,<br />
di karung satunya ada piton sepanjang<br />
satu meter, besarnya<br />
seperti betis orang dewasa,” tambah<br />
Hendrik.<br />
Terpisah, Menteri Koordinator<br />
Bidang Politik Hukum dan Keamanan<br />
(Menko Polhukam) Wiranto<br />
mencermati adanya eksodus<br />
mahasiswa asal Papua dan<br />
Papua Barat dari berbagai kota<br />
ke kampung halaman mereka.<br />
Mantan Panglima TNI itu mengaharapkan<br />
para mahasiswa asal<br />
Bumi Cenderawasih itu kembali<br />
ke kota tempat mereka menimba<br />
ilmu.<br />
“Jumlahnya yang dilaporkan<br />
sekitar 835 (mahasiswa), cukup<br />
banyak,” kata Wiranto saat ditemui<br />
awak media di kantor Kemenko<br />
Polhukam, Jakarta Pusat,<br />
Senin (9/9).<br />
Wiranto menuturkan, eksodus<br />
mahasiswa itu terjadi setelah<br />
muncul persoalan di soal Papua.<br />
Menurutnya, para orang tua<br />
dari mahasiswa itu terprovokasi<br />
oleh informasi sesat bahwa akan<br />
terjadi aksi serangan terhadap<br />
mahasiswa Papua dan Papua<br />
Barat yang menempuh pendidikan<br />
di provinsi lain.<br />
“Mereka kemudian dibiayai<br />
orang tua masing-masing kembali<br />
ke Papua,” ungkap dia.<br />
Wiranto menambahkan, pemerintah<br />
melalui Panglima TNI<br />
Marsekal Hadi Tjahjanto telah<br />
memberi penjelasan kepada orang<br />
tua mahasiswa di Papua dan Papua<br />
Barat. Marsekal Hadi, kata<br />
Wiranto, membujuk para orang<br />
tua mahasiswa Papua dan Papua<br />
barah bahwa tidak akan ada tindak<br />
kekerasan terhadap putra dan<br />
putri mereka yang menempuh<br />
pendidikan di daerah lain.<br />
“Panglima bertemu dengan<br />
orang tua mereka ternyata setelah<br />
kembali Jayapura, enggak ada<br />
masalah. Mereka menyesal dan<br />
ingin kembali ke daerah mereka<br />
tempat belajar semula,” lanjut<br />
Wiranto.<br />
Karena itu pemerintah menyediakan<br />
dua pesawat jenis Hercules<br />
untuk menerbangkan mahasiswa<br />
Papua dan Papua Barat<br />
ke tempat mereka belajar di<br />
kota-kota lain. Sebab, para orang<br />
tua mahasiswa asal Papua maupun<br />
Papua Barat menginginkan<br />
putra dan putri mereka melanjutkan<br />
perkuliahan yang sempat<br />
terbengkalai gara-gara eksodus<br />
ke kampung halaman.<br />
“Panglima menjanjikan dua<br />
Hercules, mengangkut adik-adik<br />
kembali ke studi, ini belajar untuk<br />
mencerdaskan. Eksodus sudah<br />
berhenti dan dirancang<br />
nanti adik-adik yang belajar di<br />
kota seluruh Indonesia akan<br />
kami anjurkan dari pejabat kepolisian<br />
punya anak asuh, mengawasi<br />
merawat hubungan telepon<br />
dengan mereka sehingga adikadik<br />
itu merasa nyaman,” ucap<br />
Wiranto.(mg<strong>10</strong>/jpnn)<br />
Mahasiswa Papua: Asrama Kami<br />
Dilempar Ular Dua Karung !<br />
ELFANY KURNIAWAN/JPNN<br />
MENGADU: Sejumlah aktivis HAM bersama mahasiswa Papua di Komnas HAM.<br />
JAKARTA - Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi (KPK) tidak memerlukan<br />
Dewan Pengawas sebagaimana tertuang<br />
dalam draft revisi UU KPK.<br />
Sebab, lembaga antirasuah sudah<br />
diawasi oleh banyak pihak mulai<br />
dari DPR, BPK hingga MA.<br />
Demikian disampaikan Jurubicara<br />
KPK Febri Diansyah dalam<br />
keterangannya kepada wartawan,<br />
di Jakarta, Senin (9/9).<br />
“Terkait dengan pengawasan,<br />
mungkin tidak belebihan jika dikatakan,<br />
KPK cukup banyak mendapat<br />
sorotan pengawasan dari berbagai<br />
pihak, seperti melalui rapat<br />
kerja di DPR, audit kinerja dan<br />
keuangan dari BPK, pengawawasan<br />
horizontal sejak tahap penyidikan<br />
melalui praperadilan, hingga<br />
pengawasan berlapis untuk<br />
menguji bukti-bukti yang dimiliki<br />
oleh KPK di proses peradilan,<br />
yaitu Pengadilan Tipikor, Pengadilan<br />
Tinggi hingga Mahkamah<br />
Agung,” beber Febri.<br />
Selain pengawasan eksternal,<br />
Febri juga menegaskan bahwa KPK<br />
diawasi dari internal lembaga antirasuah<br />
itu sendiri. Dijelaskan,<br />
ada Komite Etik, hingga Dewan<br />
Pertimbangan Pengawas (DPP)<br />
dengan pengawasan ekstra.<br />
“Pengawasan internal KPK pun<br />
bekerja semaksimal mungkin. Ada<br />
mekanisme Komite Etik jika pimpinan<br />
KPK yang diduga melanggar<br />
etik. Pada Komite Etik ini bahkan<br />
unsur eksternal KPK lebih dominan<br />
dalam Majelis Etik-nya tersebut,”<br />
tutur Febri.<br />
“Sedangkan terhadap pegawai<br />
juga ada mekanisme Dewan Pertimbangan<br />
Pegawai (DPP) jika<br />
diduga ada pelanggaran berat,<br />
serta ada pengawasan secara berlapis<br />
yang berpuncak pada pimpinan<br />
KPK,” sambungnya.<br />
Di sisi lain, KPK juga menyampaikan<br />
terimakasih atas dukungan<br />
yang kuat, menyebar dan solid<br />
dari berbagai pihak. KPK mengajak<br />
masyarakat untuk terus mengawal<br />
proses revisi UU KPK.<br />
“Agar tidak ada pihak-pihak tertentu<br />
yang menelikung dan membajak<br />
proses revisi UU KPK hingga<br />
berdampak serius melumpuhkan<br />
KPK,” tegas Febri.<br />
Lebih lanjut, dia mengajak semua<br />
pihak berada di sebuah payung<br />
besar untuk melawan upaya-upaya<br />
melumpuhkan KPK.<br />
“Selain proses revisi UU KPK,<br />
juga ada proses seleksi pimpinan<br />
KPK yang perlu dikawal. Agar orang<br />
yang terpilih nanti adalah seorang<br />
berintegritas yang memiliki legitimasi<br />
moral dan etik untuk memimpin<br />
upaya pemberantasan<br />
korupsi di Indonesia,” demikian<br />
Febri. (rmol)<br />
Sudah Ada DPR, Tidak Perlu<br />
Dewan Pengawas KPK<br />
NET<br />
ILUSTRASI: Aksi unjuk rasa menentang revisi UU KPK baru-baru ini<br />
Nusron Wahid<br />
Dibidik Kasus<br />
Korupsi<br />
JAKARTA - Puluhan mahasiswa dari<br />
Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (GER-<br />
MAK) Jakarta menggelar aksi unjuk rasa, di<br />
depan gedung KPK, Jakarta, Senin (9/9).<br />
Mereka mendesak lembaga antirasuah itu<br />
segera mendalami kasus dugaan suap kerja<br />
sama pelayaran antara PT Pupuk Indonesia<br />
Logistik dengan PT Humpuss Transportasi<br />
Kimia.<br />
Dalam kasus ini KPK sebelumnya telah<br />
menetapkan Bowo Sidik Pangarso sebagai<br />
tersangka. Ia terjerat operasi tangkap tangan<br />
beberapa waktu lalu.<br />
“Bowo Sidik pernah mengatakan politikus<br />
Partai Golkar Nusron Wahid sebagai orang<br />
yang memerintahkannya menyiapkan 400<br />
ribu amplop berisi uang ‘serangan fajar’ pada<br />
Pemilu <strong>2019</strong>,” ujar koordinator aksi Rifal<br />
Maulana di sela-sela aksi Germak.<br />
Sayangnya, kata Rifal kemudian, sampai saat<br />
ini lembaga antirasuah terkesan tidak menindaklanjuti<br />
keterangan Bowo Sidik tersebut.<br />
“Sampai saat ini KPK belum pernah memeriksa<br />
Nusron Wahid dan mendalami lebih jauh<br />
keterlibatannya dalam kasus ini,” ucapnya.<br />
Pandangan senada dikemukakan peserta<br />
aksi Agus Salim. Ia menilai KPK perlu segera<br />
memeriksa Nusron, karena uang yang disita<br />
dari Bowo dalam 400 ribu amplop jumlahnya<br />
sangat besar, mencapai Rp 8,45 miliar. Karena<br />
itu, besar kemungkinan uang tidak hanya<br />
berasal dari kantong Bowo Sidik.<br />
Agus juga mengutip pernyataan Wakil Ketua<br />
KPK Basaria Panjaitan yang menduga banyak<br />
kasus korupsi dalam penempatan TKI di luar<br />
negeri. Mulai dari saat pengurusan dokumen<br />
di daerah, penempatan hingga pulang<br />
kembali ke daerah.<br />
Pernyataan Basaria dinilai perlu didalami<br />
secara menyeluruh, termasuk memeriksa<br />
lembaga-lembaga terkait seperti BNP2TKI<br />
yang kini dipimpin Nusron.<br />
“KPK harus menelusuri dugaan korupsi di<br />
lembaga yang mengatur TKI termasuk<br />
BNP2TKI yang dipimpin oleh Nusron Wahid,<br />
sebagaimana yang pernah disampaikan Wakil<br />
Ketua KPK Basaria Panjaitan,” pungkas<br />
Agus. (gir/jpnn)<br />
JAKARTA - Wakil Ketua<br />
KPK Saut Situmorang membantah<br />
pernah melakukan<br />
lobi dan menjanjikan sesuatu<br />
kepada Wakil Ketua<br />
Komisi III DPR Desmond<br />
J Mahesa saat ikut fit and<br />
proper tes capim KPK tahun<br />
2015 lalu.<br />
Bahkan Saut berani sumpah<br />
mati untuk membuktikan<br />
bantahannya itu.<br />
“Saya sama Om Desmon<br />
tidak transaksional atau<br />
janji-janji. Bahkan, setelah<br />
di KPK saya mati detik<br />
ini juga,” tegas Saut<br />
saat dikonfirmasi, Senin<br />
(9/9).<br />
Namun demikian, Saut<br />
mengakui bahwa dirinya<br />
pernah mengajak bertemu<br />
dengan Desmond. Tapi<br />
tidak ada unsur-unsur yang<br />
menjurus pidana dalam<br />
pertemuan tersebut.<br />
“Nggak apa-apa agar<br />
jadi pembelajaran, “The<br />
Art of Negotiation”. Itu<br />
perlu dipelajari, yang nggak<br />
boleh itu kalau pidana.<br />
Kampanye selama nggak<br />
pakai transaksional itu baik,<br />
boleh, datanglah dengan<br />
konsep,” jelas Saut.<br />
Dia menjelaskan bahwa<br />
pertemuan digelar untuk<br />
memperkenalkan diri. Sebab,<br />
saat mencalonkan<br />
diri, Saut mengakui dirinya<br />
bukan sosok yang terkenal<br />
sehingga harus berkampanye.<br />
“Ini program ane Bro<br />
Desmond, pilihlah ane. Itu<br />
tidak dilarang UU KPK, itu<br />
namanya kampanye,” sambungnya.<br />
Lebih lanjut, Saut juga<br />
menegaskan bahwa dirinya<br />
saat menjadi komisioner<br />
KPK pun tidak pernah<br />
bertemu lagi dengan Desmond.<br />
Pertemuan hanya<br />
berlangsung dalam Rapat<br />
Dengar Pendapat (RDP)<br />
di Komisi III DPR.<br />
Desmond Mahesa menyebut<br />
bahwa Saut Situmorang<br />
pernah melakukan<br />
lobi-lobi pada dirinya saat<br />
maju sebagai Capim KPK<br />
periode 2015-<strong>2019</strong>. Saut,<br />
kata politisi Gerindra itu,<br />
bahkan mentraktirnya<br />
makan.<br />
“Saut lobi saya. Saya diajak<br />
makan, saya dibayarin.<br />
Tapi saya tidak mendeal<br />
apa-apa, dan dia juga<br />
enggak deal. Saya cuma<br />
bilang tegakkan hukum.<br />
Tanya Saut,” kata Desmond.<br />
(rmol)<br />
Saut Bantah Ada Transaksi<br />
saat Jamu Desmond<br />
Masinton:<br />
Pimpinan KPK<br />
Berlaku Anarki<br />
JAKARTA - Komisi III DPR RI berharap<br />
perilaku pimpinan Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi (KPK) periode <strong>2019</strong>-2023 tidak seperti<br />
pimpinan saat ini.<br />
Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu<br />
menyebut perilaku pimpinan saat ini sebagai<br />
perilaku anarki. Hal ini seiring aksi penolakan<br />
KPK terhadap revisi UU 30/2002 tentang KPK.<br />
“Ini cara berpikir teman-teman KPK ini<br />
sudah anarko. Bertindak inkonstitusional,<br />
menentang keputusan negara,” ujarnya di<br />
Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen,<br />
Senayan, Jakarta, Senin (9/9).<br />
Tidak hanya kali ini saja KPK bereaksi atas<br />
keputusan DPR. Penolakan KPK, kata Masinton,<br />
juga pernah terjadi saat pembentukan Pansus<br />
Angket KPK untuk mendalami kasus e-KTP.<br />
Padahal, baik revisi dan hak angket adalah<br />
kewenangan DPR yang diatur dalam UU.<br />
“Saya kasih contoh, KPK apapun keputusan<br />
negara selalu ditolak. DPR membuat pansus<br />
penyelidikan, ditolak. DPR berencana<br />
melakukan revisi, ditolak,” jelasnya.<br />
Bukan sekadar pada pimpinan KPK saja.<br />
Masinton berharap perilaku tersebut tidak<br />
ditiru lembaga lain karena akan berdampak<br />
tatanan sistem negara.<br />
“Bisa dibayangkan kalau semua institusi<br />
negara, pelaksana UU menantang keputusan<br />
negara, menantang keputusan politik negara<br />
baik DPR maupun presiden,” pungkasnya.<br />
Revisi UU 30/2002 tentang KPK mendapat<br />
dukungan dari kalangan mahasiswa. Salah<br />
satunya mereka yang tergabung dalam<br />
Masyarakat Penegak Demokrasi (MPD) yang<br />
menyampaikan dukungan lewat aksi di dekat<br />
Patung Kuda atau Arjuna Wiwaha, Jakarta<br />
Pusat, Senin (9/9).<br />
“Kami mungkin tidak bisa duduk di kursi<br />
pemerintahan, tapi kami bisa memperjuangkannya<br />
di sini,” tegasnya. Unjuk rasa ini bertajuk<br />
aksi budaya. Peserta aksi wanita mengenakan<br />
pakaian adat sebagai tanda bahwa mereka tidak<br />
mewakili kelompok tertentu dan menyuarakan<br />
suara rakyat Indonesia.<br />
“Kami mewakili keberagaman Indonesia,”<br />
ujar Kristiyani.<br />
Dalam aksi ini, mereka membawa spanduk<br />
bertuliskan “Masyarakat Penegak Demokrasi<br />
Demi Demokrasi Sehat, Dukung Revisi UU<br />
KPK, Mendorong DPR RI Segera Voting Capim<br />
KPK Baru”.<br />
Peserta aksi yang merupakan gabungan<br />
mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta<br />
itu juga membagi-bagikan bunga mawar<br />
merah kepada para pengguna jalan yang<br />
tengah melintas. Bunga ini menjadi simbol<br />
dukungan agar UU KPK di revisi demi<br />
penguatan sistem hukum di Indonesia. (rmol)<br />
POLITIK<br />
4 JUMAT, 2 AGUSTUS <strong>2019</strong> 5<br />
<strong>RADAR</strong> SUMEDANG<br />
POLITIK<br />
JUMAT, 2 AGUSTUS <strong>2019</strong> / 1 DZULHIJJAH 1440 H<br />
STRUKTUR<br />
KONSOLIDASI<br />
JAKARTA - Komando Operasi<br />
Khusus (Koopsus) TNI<br />
yang resmi didirikan oleh<br />
Panglima TNI Hadi Tjahjanto<br />
diharapkan tidak<br />
menjalankan fungsi sebagai<br />
penangkalan terorisme.<br />
Fungsi penangkalan terorisme<br />
telah menjadi tanggung<br />
jawab aparat hukum lainnya.<br />
Hal itu disampaikan Koalisi<br />
Masyarakat Sipil untuk<br />
Reformasi Sektor Keamanan<br />
yang terdiri dari Kontras,<br />
Imparsial, Elsam, Walhi,<br />
HRWG, Aji Indonesia, PBHI,<br />
Setara Institute, INFID, LBH<br />
Jakarta, Institut Demokrasi,<br />
ILR, Yayasan Perlindungan<br />
Insani Indonesia, LBH Pers<br />
dan ICW salam menyikapi<br />
dibentuknya<br />
Koopsus<br />
TNI.<br />
Anggota LBH Pers, Ahmad<br />
mengatakan Koopsus TNI<br />
diharapkan tidak lepas<br />
dari fungsi utamanya sebagai<br />
alat pertahanan negara.<br />
Tugas Koopsus TNI,<br />
kata Ahmad, seharusnya<br />
lebih menitikberatkan untuk<br />
menghadapi ancaman<br />
kedaulatan negara yang<br />
berasal dari eksternal.<br />
“Sementara pelibatan Koopsus<br />
TNI dalam menghadapi<br />
ancaman internal, seyogyanya<br />
hanya dapat dilakukan<br />
ketika aparat penegak hukum<br />
sudah tidak mampu lagi menghadapi<br />
ancaman tersebut<br />
dan atas dasar keputusan<br />
presiden,” ucap Ahmad kepada<br />
awak media di Kantor<br />
Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan,<br />
Kamis (1/8).<br />
Koalisi Masyarakat Sipil<br />
untuk Reformasi Sektor Keamanan,<br />
jelas Ahmad berharap<br />
Koopsus bentukan<br />
Panglima TNI lebih menjalankan<br />
fungsi pengintaian<br />
dan observasi.<br />
“Fungsi pengintaian tentunya<br />
dapat dilakukan oleh<br />
institusi lain yang bekerja<br />
di wilayah pengintaian seperti<br />
lembaga intelijen negara<br />
atau badan intelijen<br />
strategis yang dimiliki TNI,”<br />
jelasnya.<br />
Diketahui, Koopsus TNI<br />
telah diresmikan oleh Panglima<br />
TNI Hadi Tjahjanto (30/7)<br />
lalu. Terbentuknya Koopsus<br />
didasarkan pada Peraturan<br />
Panglima (Perpang) TNI Nomor<br />
19/<strong>2019</strong> tanggal 19 Juli<br />
<strong>2019</strong> tentang Organisasi dan<br />
Tugas Komando Operasi<br />
Khusus TNI dan berdasarkan<br />
Peraturan Presiden (Perpres)<br />
nomor 42 tahun <strong>2019</strong>.<br />
(rmol)<br />
JAKARTA - Ketegangn antara PDI<br />
Perjuangan dan Nasdem masih<br />
berlanjut. PDI Perjuangan menantang<br />
Nasdem untuk keluar dari<br />
anggota koalisi dan menjadi kelompok<br />
oposisi.<br />
“Tetapi menurut saya, potensi<br />
Nasdem menjadi oposisi itu masih<br />
kecil karena Nasdem sudah melakukan<br />
investasi politik yang sangat<br />
panjang dan lama,” kata pengamat<br />
politik, Arya Fernandes saat dihubungi<br />
kantor berita RMOL Kamis (1/8).<br />
Arya menilai wacana soal oposisi<br />
yang digulirkan Nasdem untuk<br />
memberikan gertakan kepada<br />
manuver-manver yang dilakukan<br />
PDI-Perjuangan. “Itu bagian dari<br />
cara bargaining politik Nasdem,”<br />
ucapnya.<br />
Tetapi apakah mungkin Nasdem<br />
mengambil sikap menjadi oposisi?<br />
Arya menjawab hal itu bisa saja.<br />
“Nasdem mengambil sikap politik<br />
diluar perkiraan banyak orang, itu<br />
tergantung skema koalisi bagaimana,”<br />
jelasnya.<br />
“Kalau ternyata koalisinya sangat<br />
gemuk dan hanya menyisakan<br />
PKS diluar, ditambah hubungan<br />
Nasdem dan PDI-P ikutan memburuk,<br />
menjadi oposisi bisa saja<br />
diambil Nasdem sebagai opsi,”<br />
tambahnya.<br />
Arya mempertegas, opsi itu bisa<br />
saja diambil Nasdem apabila hubungan<br />
buruk antara Nasdem<br />
dengan PDIP berimbas kepada<br />
hubungannya dengan Jokowi.<br />
“Kalau koalisinya terlalu gemuk<br />
dan hanya menyisakan PKS di<br />
oposisi bisa saja pilihan itu diambil<br />
oleh nasdem,” tandasnya.<br />
Sebelumnya PDIP mendorong<br />
rekonsiliasi dengan membuka<br />
pintu kepada Partai Gerindra bergabung<br />
dengan pemerintah. Sementara<br />
itu Nasdem secara terbuka<br />
dan tegas menolak peluang<br />
Gerindra masuk kabinet Jokowi-<br />
Maruf Amin.(rmol)<br />
Megawati akan<br />
Dibantu Seorang Ketua<br />
Harian DPP PDIP<br />
JAKARTA - PDI Perjuangan dikabarkan<br />
akan membentuk satu struktur<br />
baru yaitu ketua harian yang akan<br />
melaksanakan tugas harian dari Ketua<br />
Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.<br />
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto<br />
menyebut struktur baru itu akan<br />
ditetapkan ketua umum dalam forum<br />
Kongres V PDIP yang akan digelar di<br />
Bali pada tanggal 8-11 Agustus mendatang.<br />
Dalam forum Rakernas PDIP yang<br />
digelar sebelumnya, secara aklamasi<br />
Megawati Soekarnoputri kembali<br />
diminta menjadi ketua umum partai.<br />
“Terkait struktur (ketua harian) yang<br />
tentu saja nanti ketua umum terpilih<br />
(yang memutuskan), yang dalam hal<br />
ini adalah Ibu Megawati,” ujar Hasto di<br />
Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta,<br />
Kamis (1/8).<br />
Penambahan struktur ketua harian,<br />
kata Hasto akan meringankan beban<br />
ketua umum itu sendiri. Selama ini,<br />
jabatan ketua umum dalam beberapa<br />
tugas dibantu oleh sekretaris jenderal<br />
dan bendahara partai.<br />
“Di dalam menjalankan tugasnya,<br />
ketua umum dibantu oleh sekretaris<br />
jenderal dan tiga wakilnya, bendahara<br />
dan wakilnya,” jelasnya.<br />
Sambung Hasto, struktur partai akan<br />
terbagi ke dalam tiga bidang, yakni<br />
internal, pemerintahan, dan yang<br />
merepresentasikan kehadiran partai di<br />
tengah rakyat.<br />
“Ini adalah struktur dasar yang<br />
jumlah ketua DPP hanya 27 orang,<br />
paling kecil dibanding struktur partai<br />
yang lain. Dengan kecilnya itulah kami<br />
bergerak solid untuk Indonesia Raya,”<br />
tukasnya. (rmol)<br />
Prabowo dan Para<br />
Ketum KIK Bakal<br />
Bertemu<br />
JAKARTA - Ketua Umum Gerindra<br />
Prabowo Subianto bakal hadir dalam<br />
Kongres V PDI Perjuangan, Kamis (8/8)<br />
pekan depan. Sekretaris Jenderal PDI<br />
Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan,<br />
Prabowo sendiri sudah berjanji<br />
untuk hadir kepada Megawati Soekarnoputri.<br />
“Pak Prabowo pas ketemu Bu Mega<br />
sudah menyatakan bahwa beliau akan<br />
hadir. Para ketua umum Koalisi Indonesia<br />
Kerja (KIK) juga kami undang,” kata<br />
Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat,<br />
Kamis (1/8).<br />
Selain itu, kata Hasto, pihaknya juga<br />
mengundang sejumlah menteri Kabinet<br />
Kerja Jilid I. Termasuk Presiden Joko<br />
Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan<br />
Wakil Presiden terpilih <strong>2019</strong>-2024 KH<br />
Ma’ruf Amin. “Kemudian sebagian<br />
jajaran menteri Kabinet Gotong Royong.<br />
Kemudian tokoh nasional, tokoh agama,<br />
NU, Muhammadiyah, KWI dan sebagainya,”<br />
kata Hasto.<br />
Para budayawan dan akademisi juga<br />
diundang dalam kongres tersebut.<br />
Sementara itu, Wasekjen PDIP Eriko<br />
Sutarduga mengatakan, hingga Rabu<br />
(31/7) malam sudah 15.345 orang yang<br />
mengonfirmasi hadir dalam kongres.<br />
Sebanyak 2.047 orang merupakan<br />
undangan dari peserta peninjau yang<br />
merupakan struktur daerah PDIP,<br />
pengurus pusat dan sejumlah pimpinan<br />
organisasi sayap organisasi.<br />
“Ada juga undangan VVIP dan VIP yang<br />
juga ditetapkan DPP maupun Ibu Ketua<br />
Umum. Paling istimewa kami punya<br />
perwakilan luar negeri. Ada beberapa<br />
dari Amerika Serikat, Malaysia, Saudi<br />
Arabia, Brunei Darussalam, Jerman,<br />
Hong Kong, Belanda, Australia dan tadi<br />
Belgia,” kata dia.<br />
Undangan VIP dan VVIP, kata Eriko,<br />
mencapai 335 orang. “Kader kami, datang<br />
dengan biaya sendiri, karena ingin<br />
meramaikan suasana kongres ini. Sampai<br />
hari ini dalam pengalaman kami, bisa<br />
dua kali lipat yang datang, yaitu 30 ribuan<br />
yang hadir,” tutur Eriko. (tan/jpnn)<br />
Koalisi Masyarakat Sipil<br />
Bereaksi Soal Koopsus TNI<br />
PBB Punya Stok Tokoh<br />
untuk Duduk di Kabinet<br />
JAKARTA - Ketua Umum<br />
Partai Bulan Bintang (PBB)<br />
Prof Yusril Ihza Mahendra<br />
menyatakan pertemuannya<br />
dengan Presiden Joko Widodo<br />
alias Jokowi di Istana<br />
Merdeka, tidak membahas<br />
soal kabinet.<br />
Termasuk belum ada pembicaraan<br />
bahwa mantan<br />
Menteri Sekretaris Negara<br />
itu, maupun kader PBB<br />
lainnya akan diajak bergabung<br />
ke kabinet pemerintahan<br />
Jokowi - Ma’ruf<br />
Amin.<br />
“Sampai hari ini belum ada<br />
pembicaraan tentang masalah<br />
itu. Jadi kami pun tidak<br />
enak kalau harus menyodorkan<br />
sesuatu ya. Lebih<br />
baik bersifat pasif saja,” jawab<br />
Yusril, usai pertemuan<br />
dengan Jokowi di Istana<br />
Kepresidenan Jakarta, Kamis<br />
(1/8).<br />
Sebagai partai partai pendukung<br />
pasangan Jokowi<br />
- Ma’ruf Amin, PBB menyerahkan<br />
sepenuhnya kepada<br />
suami Iriana itu mengenai<br />
penyusunan kabinet<br />
pemerintahannya. Termasuk<br />
untuk memilih siapa pun<br />
dari partainya untuk membantu<br />
di pemerintahan.<br />
“Teserah kepada presiden.<br />
Jadi presiden akan memilih<br />
siapa, akan menunjuk siapa,<br />
ya sudah kita tahu di PBB<br />
ini ada banyak tokoh-tokoh<br />
yang sangat pantas untuk<br />
masuk pemerintahan, untuk<br />
kabinet maupun jabatanjabatan<br />
yang lain. Jadi tidak<br />
spesifik, kami serahkan kepada<br />
Bapak Presiden,” tandasnya.(fat/jpnn)<br />
Sampai hari ini<br />
belum ada pembicaraan<br />
tentang<br />
masalah itu. Jadi<br />
kami pun tidak<br />
enak kalau harus<br />
menyodorkan<br />
sesuatu ya. Lebih<br />
baik bersifat<br />
pasif saja,”<br />
Prof Yusril Ihza Mahendra<br />
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB)<br />
Nasdem Bisa Jadi Oposisi<br />
RMOL<br />
JUMPERS:Koalisi Masyarakat Sipil menggelar jumpa pers Kamis (1/8) menyikapi pembentukan Koops TNI<br />
NET<br />
ILUSTRASI: Ketua Umum DPP Partai Nasdem menginspeksi satgasnya.<br />
<br />
REDAKSI IKLAN PEMASARAN<br />
- -<br />
JLN. BOULEVARD RUKO VERBENA BLOK A NO 16 GRAND DEPOK CITY<br />
TLP 021 - 7702570, EXT 11 (RECEPTIONIST), EXT 12 (IKLAN), EXT 13 (PEMASARAN), EXT 17 (REDAKSI), FAX 021 29322941<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
komisioner KPU April lalu, ritme keseharian<br />
Hadar Nafis Gumay relatif lebih rileks dari<br />
sebelumnya. Karena itu pula, dia pun bisa<br />
lebih leluasa menikmati waktu pagi. Salah<br />
satunya adalah ngopi.<br />
Hadar mengatakan, ada banyak jenis<br />
kopi yang biasa dia nikmati setiap pagi.<br />
Rabu lalu (12/7), misalnya, dia menyantap<br />
kopi Toraja. ’’Saya pagi ini menikmati kopi<br />
arabika rumah asli Toraja,” ujarnya.<br />
Dua hari sebelumnya, Hadar menyantap<br />
yang baru kembali dari Sumbar,” imbuhnya.<br />
Pria kelahiran Jakarta itu menambahkan,<br />
hingga saat ini, sudah lebih dari 20 jenis<br />
kopi dia nikmati. Lantas, kopi mana yang<br />
paling disukai? ’’Kopi robusta Gayo Lues<br />
(Aceh) enak,” kata pria yang kini berkiprah<br />
sebagai aktivis Correct tersebut.<br />
Menurut dia, ngopi di pagi hari penting<br />
untuk memulai aktivitas. ’’Kalau buat saya<br />
penyemangat memulai aktivitas,’’ pungkasnya.<br />
(far/c17/ttg)<br />
JAKARTA – Kemenag bakal menyusul Kemenkum HAM<br />
serta Mahkamah Agung (MA) untuk merekrut CPNS baru.<br />
Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk formasi dosen.<br />
Menurut surat yang beredar, kuota CPNS baru yang<br />
disiapkan mencapai 1.000 kursi. Kuota tersebut nanti<br />
disebar ke 71 unit perguruan tinggi di bawah Kemenag.<br />
Ada 11 kampus yang mendapatkan alokasi CPNS baru<br />
sebanyak masing-masing 20 orang. Kampus lainnya<br />
mendapatkan kuota 15 orang dan paling sedikit <strong>10</strong> orang.<br />
”Tahap yang berlangsung saat ini adalah menentukan<br />
formasi,” kata Kepala Biro Informasi dan Humas Kemenag<br />
Mastuki. Pendaftaran baru dibuka jika sudah ada<br />
persetujuan dari Kementerian PAN-RB. Nanti Kemenag<br />
membentuk tim panitia seleksi sendiri. (wan/c<strong>10</strong>/agm)<br />
JAKARTA – Kementerian PUPR terus menggenjot<br />
program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS)<br />
untuk mengurangi rumah tidak layak huni (RTLH).<br />
Dalam RPJMN 2015–<strong>2019</strong>, Kementerian PUPR<br />
menargetkan bisa menurunkan RTLH dari 2,5 juta unit pada<br />
2015 menjadi 1,9 juta unit pada <strong>2019</strong>. Tahun lalu melalui<br />
program BSPS, Kementerian PUPR melakukan perbaikan<br />
kualitas hunian hingga 97.888 unit.<br />
’’Tahun ini kami menargetkan 1<strong>10</strong> ribu unit RTLH<br />
mendapat penanganan melalui program tersebut,’’ kata<br />
Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif<br />
Burhanuddin kemarin (13/7). (and/c5/oki)<br />
<br />
<br />
Rekrut 1.000 Dosen CPNS<br />
Pangkas Backlog dan RTLH<br />
Kerangka Paus,<br />
Gantikan Dinosaurus<br />
sebuah organisasi nirlaba yang aktif dalam<br />
kampanye breast cancer awareness. Aktris<br />
3 Srikandi itu juga akan menjadi ambasador<br />
untuk event Indonesia Goes Pink (IGP)<br />
pada Oktober. Event tersebut terselenggara<br />
atas kerja sama Lovepink, Bali Pink Ribbon,<br />
Reach to Recovery Surabaya, dan RS Onkologi<br />
Surabaya. Selasa lalu (11/7) Chelsea<br />
mengumumkan dirinya akan turut dalam<br />
event IGP.<br />
event maraton, pendiri komunitas Youth<br />
of Indonesia itu ingin me nun jukkan<br />
bahwa dirinya benar-benar total<br />
mengampanyekan breast cancer<br />
awareness. Totalitas Chelsea dalam<br />
mengampanyekan breast cancer<br />
awareness itu tak lepas dari dorongan<br />
sang bunda, Samantha Barbara,<br />
yang merupakan survivor kanker<br />
pa yudara. (len/c<strong>10</strong>/oki)<br />
Banyak Laporan<br />
Masuk, Sudah<br />
Target Oknum<br />
JAKARTA – Masa pendaftaran<br />
siswa baru belum lepas dari<br />
pungutan liar (pungli). Satgas<br />
Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber<br />
Pungli) Polri menerima ratusan<br />
laporan terkait pendaftaran siswa<br />
baru tersebut. Bila pungli tidak<br />
dihentikan, Satgas Saber Pungli<br />
Polri memastikan bakal menjerat<br />
oknum sekolah yang melakukan<br />
tindak pidana. Target sudah diketahui<br />
satgas yang dipimpin<br />
Komjen Dwi Priyatno tersebut.<br />
”Momen pendaftaran siswa baru<br />
di seluruh Indonesia ini yang<br />
banyak dimanfaatkan untuk<br />
melakukan pungli,” ucap Kepala<br />
Biro Penerangan Masyarakat (Karo<br />
penmas) Divhumas Polri Brigjen<br />
Rikwanto kemarin (13/7).<br />
Berdasar laporan yang diterima<br />
satgas saber pungli, setidaknya<br />
terdapat 58 jenis pungli di sekolah.<br />
”Banyak jenis punglinya,” tambah<br />
Rik wanto. Atas laporan yang begitu<br />
banyak, satgas memberikan peringatan<br />
kepada semua oknum<br />
di sektor pendidikan. Baik pihak<br />
sekolah maupun komite sekolah.<br />
”Tidak boleh pungli,” tegasnya.<br />
Anggota Satgas Saber Pungli<br />
sekaligus Kabagpenum Divhumas<br />
Polri Kombespol Martinus Sitom<br />
pul mengungkapkan, pihaknya<br />
telah bekerja sama dengan<br />
unit penindakan provinsi (UPP)<br />
di setiap pemda dalam mendeteksi<br />
pungli. Bila sampai ada oknum<br />
yang tertangkap, satgas tidak<br />
ha nya akan menjerat oknumnya.<br />
Lebih dari itu, kredibilitas sekolah<br />
tersebut akan tercoreng. ”Sekolahnya,<br />
bahkan sampai dinas<br />
pen didikannya, akan malu sendiri,”<br />
tuturnya.<br />
Martinus meminta pelajar dan<br />
orang tua melapor bila menemui<br />
pung li di sekolah. Ada banyak akses<br />
yang bisa ditempuh. ”Lapor dan<br />
kami pasti bertindak cepat. Saat<br />
ini sudah ada laporan yang sedang<br />
ditindaklanjuti,” ucapnya.<br />
Mendikbud Muhadjir Effendy<br />
mengatakan, masalah yang paling<br />
banyak muncul dalam PPDB<br />
tahun ini adalah orang tua yang<br />
protes karena anaknya tidak<br />
diterima di sekolah favorit. Dia<br />
menyatakan mendapat amanat<br />
dari Wakil Presiden Jusuf Kalla<br />
untuk menghapus budaya sekolah<br />
favorit. Muhadjir pun menyampaikan<br />
permohonan maaf kepada<br />
wali murid yang cenderung berburu<br />
sekolah favorit.<br />
”Jangan lagi ada sekolah kasta<br />
brah mana dan sekolah kasta sudra,”<br />
katanya di kantor PGRI ke marin.<br />
Dengan sistem yang ada selama<br />
ini, muncul sekolah yang kelimpahan<br />
pelamar tidak lolos di<br />
sekolah favorit. Sehingga ada<br />
sekolah negeri yang isinya anakanak<br />
miskin ekonomi dan miskin<br />
akademis alias tidak pintar.<br />
Saking tingginya gelombang<br />
protes, ada spanduk di Nunukan<br />
yang isinya meminta Muhadjir<br />
dicopot. Setelah Muhadjir me ngec<br />
ek ke sekolah setempat, ternyata<br />
yang membuat spanduk itu adalah<br />
oknum pejabat. Oknum tersebut<br />
kecewa karena anaknya tidak<br />
diterima di sekolah favorit. Muhadjir<br />
juga mencontohkan, di Jakarta<br />
ada anak yang tidak lolos ke sekolah<br />
yang selama ini diklaim<br />
fa vorit. (idr/wan/syn/c9/oki)<br />
Saber Pungli<br />
Warning Sektor<br />
Pendidikan<br />
JAKARTA – Ratusan tenaga<br />
kerja Indonesia (TKI) ilegal yang<br />
ditangkap dalam razia di Malaysia<br />
telah dideportasi Se lasa lalu<br />
(11/7). Mereka di de portasi ke<br />
tanah air setelah masuk penjara<br />
dan rambutnya digunduli.<br />
Sebanyak 228 TKI ke marin (13/7)<br />
masih ditem pat kan di ru mah<br />
penampungan di Tan jungpinang,<br />
Kepulauan Riau.<br />
Deportasi tersebut merupakan<br />
gelombang kedua bulan ini.<br />
Sebelumnya, pada 6 Juli lalu,<br />
ada pemulangan 322 TKI yang<br />
dikurung di Penjara Pekan<br />
Nenas, Johor. Terdiri atas 271<br />
laki-laki, 47 perempuan, dan<br />
4 anak lelaki. Sedangkan deportasi<br />
pada Selasa lalu berasal<br />
dari Penjara Tanah Merah,<br />
Ke lantan, sebanyak 67 orang.<br />
La lu dari Penjara Ajil Te rengganu<br />
67 orang dan Penjara<br />
KLIA-Sepang 94 orang. Total<br />
su dah ada 550 orang yang dipulangkan<br />
selama Juli.<br />
Kepala Bagian Humas dan<br />
Umum Ditjen Imigrasi Agung<br />
Sam purno mengungkapkan,<br />
orang-orang yang dideportasi<br />
masih ditempatkan terlebih<br />
dahulu di rumah penampungan<br />
untuk pendataan. Ada petugas<br />
dari Kementerian Sosial, Polri,<br />
Ditjen Imigrasi, dan Badan<br />
Nasional Penempatan dan<br />
Perlindungan TKI (BNP2TKI)<br />
yang berada di rumah penampungan.<br />
Setelah didata, mereka<br />
dipulangkan ke daerah masingmasing.<br />
”Paling banyak dari<br />
Jawa Barat dan Jawa Timur,”<br />
ujar nya kemarin.<br />
Agung menambahkan, belum<br />
ada laporan tentang kekerasan<br />
fisik parah yang dialami para<br />
TKI ilegal tersebut. Biasanya<br />
pa ra TKI itu dimasukkan ke<br />
penjara paling lama sebulan.<br />
”Ada yang stres, tapi tidak sampai<br />
ada yang luka parah sampai<br />
harus opname,” imbuh dia.<br />
Ge lombang deportasi itu, jelas<br />
Agung, hanya melewati jalur<br />
Tanjungpinang dari Johor Bahru<br />
melalui jalur kapal.<br />
Itu belum termasuk jalur darat<br />
yang berbatasan dengan wila yah<br />
Kalimantan. Misalnya jalur Nunu<br />
kan, Entikong, dan Nanga<br />
Ba dau. Selain itu, ada deportasi<br />
lewat Kuala Lumpur Inter na tional<br />
Airport (KLIA) dengan biaya sendiri<br />
TKI. ”Kalau lewat Johor Bahru ini<br />
memang gratis,” ucap dia.<br />
Menteri Ketenagakerjaan<br />
Hanif Dhakiri menyatakan,<br />
TKI ilegal yang telah dideportasi<br />
tersebut bisa saja kembali ke<br />
Malaysia. Tapi, akan sulit pekerja<br />
yang masuk daftar hitam<br />
atau blacklist. ”Skemanya,<br />
yang dideportasi di-blacklist.<br />
Kalau itu agak susah untuk<br />
kembali,” ujarnya.<br />
Di dalam negeri juga ada<br />
pen cegahan berupa perbaikan<br />
tata kelola TKI, khususnya<br />
dalam penempatan dan perlin<br />
dungan. Kerja sama dilakukan<br />
dengan instansi terkait<br />
seperti Polri, TNI-AD, dan<br />
pemerintah daerah. ”Penegakan<br />
hukumnya terus kita tingkatkan,”<br />
ucap dia. (jun/c9/oki)<br />
KERANGKA ikan paus biru<br />
raksasa digantung di Hintze<br />
Hall, Natural History Museum<br />
(NHM), London, Inggris, kema<br />
rin (13/7). Tulang belulang<br />
ma malia laut itu menggantikan<br />
Dippy, replika kerangka dinosau<br />
rus yang sudah menjadi<br />
ikon museum selama hampir<br />
empat dekade. Paus biru betina<br />
itu ditemukan terdampar di<br />
pantai Irlandia pada 1891. Kala<br />
itu NHM membeli kerangka<br />
ter sebut seharga GBP` 250 atau<br />
sekitar Rp 4,3 juta. Lantas, kerangka<br />
sepanjang 25 meter<br />
dengan berat hampir 3 ton itu<br />
disimpan di gudang pada 1892.<br />
Baru pada 1938, untuk kali<br />
per tama kerangka itu dipamerkan<br />
di galeri mamalia. (*)<br />
Wanggi Hoed, Terus Menyuarakan Isu-Isu Sosial dan Kemanusiaan lewat Pantomim<br />
Pernah Jadi Bahan Penelitian Mahasiswa dari Amerika Serikat dan Jerman<br />
Meski pernah punya<br />
pengalaman buruk<br />
saat mengadakan<br />
pertunjukan, Wanggi<br />
Hoed bertekad akan<br />
tetap bersuara lewat<br />
pantomim. Semangatnya<br />
berlipat setelah<br />
mendapat pesan dari<br />
putri seniman idolanya.<br />
ANDRA NUR OKTAVIANI, Bandung<br />
DUA hari menjelang Idul Fitri.<br />
Saat banyak warga Bandung sibuk<br />
mempersiapkan kepulangan ke<br />
kampung halaman, Wanggi Hoed<br />
memilih menyusuri jalanan di<br />
ibu kota Jawa Barat tersebut.<br />
Dari simpang lima Asia Afrika<br />
hingga ke Alun-Alun Bandung.<br />
Dengan wajah seputih kapur<br />
dan kumis yang dibiarkan mbaplang.<br />
Tanpa suara.<br />
”Saya ingin menyuarakan keresahan<br />
saya melihat hiruk<br />
pi kuk para pemudik. Saya ingin<br />
meng ingatkan masyarakat pada<br />
esensi mudik yang sebenarnya,”<br />
kata seniman pantomim asal<br />
Cirebon itu ketika ditemui di<br />
se la aksinya tersebut.<br />
Begitulah cara seniman 29 tahun<br />
itu menyuarakan kegelisahan<br />
atau ekspresinya terhadap isuisu<br />
sosial dan kemanusiaan.<br />
Le wat seni yang digelutinya sejak<br />
bangku SMP: pantomim.<br />
Pada Maret 2013, misalnya,<br />
Wang gi dan beberapa komunitas<br />
mahasiswa dan pelajar menggelar<br />
kegiatan kemanusiaan yang<br />
bertajuk ”1.000 Biskuit dan Susu<br />
untuk Gizi di Indonesia”.<br />
Selain itu, Wanggi aktif dalam<br />
penegakan keadilan terhadap<br />
be berapa kasus penculikan di era<br />
Orde Baru. Dia bersama temante<br />
mannya menggelar aksi Kamisan<br />
di depan Gedung Sate Bandung.<br />
Aksi Wanggi tidak selalu berjalan<br />
mu lus. Aksinya dalam perayaan<br />
Hari Tubuh Internasional di kawasan<br />
Jalan Asia Afrika, Bandung,<br />
tahun lalu dihentikan polisi. Tidak<br />
berhenti sampai di situ, Wanggi<br />
pun diamankan, lalu di interogasi<br />
petugas kepolisian.<br />
Pria yang terlahir dengan nama<br />
Wanggi Hoediyatno itu mempe<br />
lajari pantomim secara otodidak.<br />
Dia jatuh cinta dengan<br />
se ni tersebut karena bahasa tubuh<br />
adalah bahasa yang universal.<br />
Semua manusia akan memahami<br />
tanda-tanda gerak tubuh yang<br />
sifatnya konvensional. Sehingga,<br />
meski isu yang dibawakan lokal<br />
sekalipun, masyarakat dunia<br />
akan mengerti.<br />
Pilihan itu pula yang mem bawa<br />
nya hijrah ke Bandung untuk<br />
menuntut ilmu di Jurusan Teater<br />
Sekolah Tinggi Seni Indonesia<br />
(STSI) yang sejak 2006 berganti<br />
nama menjadi Institut Seni dan<br />
Budaya Indonesia. Di tahun<br />
keduanya kuliah, Wanggi bersama<br />
empat kawannya membuat sebuah<br />
komunitas pantomim yang diberi<br />
nama Mixi Imajimime Theatre.<br />
Nama Mixi itu juga yang kemudian<br />
dijadikan nama karakter pantomim<br />
yang dia bawakan.<br />
Wanggi berkesempatan pula<br />
ter libat dalam pertunjukan sirkus<br />
kontemporer yang dilakukan kelompok<br />
sirkus asal Prancis Chabatz<br />
D’Entrar pada 2013. Menurut<br />
Wanggi, kesempatan tersebut<br />
datang saat dirinya sedang melakukan<br />
residensi di Institut Français<br />
d’Indonésie (IFI).<br />
Meskipun punya pengalaman<br />
buruk saat melakukan per tunjukan,<br />
Wanggi mengaku tidak<br />
akan menyerah. Dia akan terus<br />
me nyuarakan suara-suara yang<br />
tidak terdengar melalui aksi-aksi<br />
pantomimnya.<br />
Semangat Wanggi untuk terus<br />
berpantomim makin terlecut<br />
saat dirinya menerima sebuah<br />
pesan dari Gendis A. Utoyo. Dia<br />
adalah anak maestro pantomim<br />
Sena A. Utoyo yang menjadi role<br />
model Wanggi. Melalui pesan<br />
Facebook itu, Gendis mengu tarakan<br />
kerinduannya pada sang<br />
ayah. Itu terjadi setelah dia<br />
melihat foto-foto penampilan<br />
pantomim Wanggi.<br />
Salah satu pertunjukan Wanggi<br />
juga pernah ditayangkan di TV<br />
kabel Belgia. Beberapa mahasiswa<br />
dari luar negeri pun menjadikan<br />
Wanggi dan aksinya sebagai<br />
ba han penelitian untuk tesis<br />
mereka. ”Ada dari Jerman dan<br />
Amerika Serikat. Yang dari<br />
Amerika Serikat itu bertujuh<br />
datang untuk meneliti sa ya,”<br />
cerita Wanggi. (*/c9/ttg)<br />
Malaysia Deportasi 550 TKI Ilegal<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
30<strong>10</strong>11<br />
pojoksatuid<br />
pojoksatu<br />
klik<br />
tiket<br />
pojoksatuid<br />
pojoksatu<br />
klik<br />
tiket<br />
tiket<br />
murah<br />
klik<br />
klik<br />
murah<br />
murah<br />
jabar.pojoksatu.id<br />
jodoh.pojoksatu.id<br />
KPK Panggil Saksi Kunci BLBI<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Partner Lawak<br />
<br />
Anak Jadi Uji Produk<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
JAKARTA<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
(tyo/c9/owi)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
JAKARTA <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
(and/c<strong>10</strong>/oki)<br />
Jalur Mudik,<br />
Tol Capai Weleri<br />
<br />
JAKARTA <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
(tau/c<strong>10</strong>/oki)<br />
May Day, Buruh Tuntut Hosjatum<br />
<br />
<br />
<br />
JAKARTA<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
(jun/c<strong>10</strong>/oki)<br />
Penerbangan<br />
Internasional<br />
di Terminal 3<br />
<br />
<br />
Peserta Ujian Membeludak<br />
JAKARTA<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
(wan/c11/ang)<br />
ARTIS<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
(nor/c9/oki)<br />
SELAIN <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
(len/c6/oki)<br />
30<strong>10</strong>11