30.10.2019 Views

131_pdfsam_Trio Detektif - Misteri Kejaran Teror

131_pdfsam_Trio

131_pdfsam_Trio

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menurut pendapat Anda apakah yang akan mereka<br />

lakukan?"<br />

Wajah Mr. Peck langsung pucat. Ia cepat-cepat duduk.<br />

"Anda hendak memasang jebakan rupanya, ya?"<br />

katanya. "Seperti dalam seri-seri detektif yang sering<br />

muncul di televisi. Anda akan membuntuti Bob secara<br />

diam-diam, lalu nanti jika Snabel dan orang yang Anda<br />

katakan bernama Bartlett itu beraksi, Anda langsung<br />

menyergap mereka."<br />

Baik Anderson maupun Friedlander tidak memberi<br />

komentar. Mereka hanya meminta Mr. Peck agar memberi<br />

tahu apabila hendak pergi lagi dari New York atau pindah<br />

hotel. Setelah itu kedua petugas FBI itu pergi.<br />

Begitu pintu kamar tertutup, Bob bersorak gembira. "Aku<br />

akan jadi agen untuk FBI!" katanya. "Selama ini kita yang<br />

diburu-buru, tapi sekarang kitalah yang memburu."<br />

"Kau dijadikan umpan!" kata Mr. Peck membetulkan.<br />

Tapi walau begitu ia pun ikut merasa bersemangat. Tidak<br />

pernah terbayang olehnya bahwa ia akhirnya akan bekerja<br />

sama dengan FBI- untuk menjebak tetangganya yang begitu<br />

menyebalkan!<br />

(Oo-dwkz-oO)<br />

Bab 16 KAKEK MASUK DALAM PEMBERITAAN<br />

"EMPAT hari!" keluh Bob. "Sudah empat hari, tapi<br />

mereka belum muncul-muncul juga!"<br />

"Mereka rupanya kehilangan jejak kita," kata Pete.<br />

Jupe diam saja. Ia duduk di sebuah bangku dari batu di<br />

depan Museum Sejarah Alam Amerika, sambil<br />

memperhatikan burung-burung merpati yang berkeliaran


mencari makan di trotoar. Ia juga memperhatikan Mr.<br />

Peck.<br />

Pria yang sudah berumur lanjut itu memandang lalulintas<br />

kendaraan yang lewat dengan wajah masam. Selama<br />

empat hari yang sudah berlalu tidak satu kali pun ia<br />

menyebut-nyebut hasil penemuannya, untuk urusan mana<br />

mereka semua berangkat ke New York. Tidak satu kali pun<br />

ia mengatakan akan menghubungi seseorang guna<br />

menyampaikan gagasannya itu. Seluruh perhatiannya<br />

tercurah pada rencana memancing Snabel dan kawannya<br />

agar muncul. Ia selalu bersikap waspada setiap kali pergi<br />

meninggalkan hotel bersama anak-anak. Ia tidak pernah<br />

mau jauh dari Bob. .<br />

Menurut dugaan mereka, Snabel dan Bartlett<br />

kemungkinannya menunggu mereka muncul di salah satu<br />

obyek wisata terkenal- seperti yang terjadi di La Crosse,<br />

Minnesota. Karenanya Mr. Peck dan anak-anak<br />

memutuskan untuk malah sengaja menampakkan diri di<br />

mana-mana, dan mendatangi semua tempat yang menarik<br />

untuk dilihat di New York City. Bob akan terus menenteng<br />

tas kameranya dan sering berlagak seperti mencari-cari<br />

sesuatu dan mengeluarkan rol-rol film, supaya orang yang<br />

ada di dekatnya pasti akan melihat bahwa dalam tas itu ada<br />

sejumlah film yang sudah diekspos dan tinggal dicuci saja.<br />

Rencana itu logis, dan mereka melaksanakannya dengan<br />

tekun. Pada hari pertama pelaksanaan rencana itu mereka,<br />

pesiar naik kapal mengelilingi Pulau Manhattan, dan<br />

siangnya mengunjungi gedung Perserikatan Bangsa-bangsa.<br />

Kakek rupanya sekali-sekali ingin royal. Ditraktirnya anakanak<br />

makan malam di sebuah restoran terbuka yang<br />

letaknya di atap sebuah hotel yang dekat dengan tempat<br />

penginapan mereka. Seorang pemain piano menghibur para<br />

pesantap dengan musik yang enak di telinga. Anak-anak


memandang ke arah lautan cahaya lampu yang gemerlapan<br />

di bawah. Terasa sekali kehidupan semarak kota dunia itu.<br />

Pagi sekali keesokan harinya mereka sudah berangkat<br />

lagi. Sekali ini ke Brooklyn dengan kereta bawah tanah,<br />

untuk mencoba naik roller coaster di taman hiburan Coney<br />

Island. Setelah mengadakan kunjungan singkat ke<br />

Akuarium yang tidak jauh letaknya dari situ, mereka<br />

melanjutkan acara pesiar ke Patung Kemerdekaan.<br />

Malamnya mereka makan di tingkat paling atas dari gedung<br />

World Trade Center. Restoran tempat mereka berada begitu<br />

tinggi letaknya, sehingga nampak pesawat-pesawat terbang<br />

melintas di bawah mereka. Pete sampai bingung, tidak tahu<br />

mana yang lebih mengasyikkan untuk dipandang. Mungkin<br />

saja mereka saat itu merupakan umpan, tapi tidak pernah ia<br />

melihat pemandangan yang begitu mengasyikkan di Rocky<br />

Beach.<br />

Hari ketiga, Mr. Peck dan anak-anak meneruskan<br />

pelaksanaan rencana mereka, tanpa merasa kecewa karena<br />

dua hari berturut-turut upaya memancing musuh agar<br />

muncul ternyata tidak membawa hasil. Mereka berjalanjalan<br />

di kawasan Greenwich Village yang bersejarah, lalu<br />

makan siang di Chinatown, daerah pemukiman warga<br />

keturunan Cina. Sehabis makan mereka nonton<br />

pertunjukan "The Rockettes" di Radio. City Music Hall.<br />

Setelah itu makan malam di Restoran Lindy's yang sangat<br />

terkenal, lalu nonton pertunjukan lagi. Mereka begitu capek<br />

ketika akhirnya kembali di hotel,. sehingga semuanya<br />

langsung tidur.<br />

Hari keempat, pagi hari diisi dengan acara mengunjungi<br />

Museum Seni Rupa Metroplitan setelah itu berjalan-jalan di<br />

Central Park. Di situ mereka duduk-duduk di sebuah<br />

bangku untuk menikmati kehangatan sinar matahari, sambil


makan roti sandwich berisi daging anak domba yang dibeli<br />

dari pedagang yang menjajakannya dengan kereta dorong.<br />

Setelah itu mereka mendatangi Museum Sejarah Alam<br />

yang letaknya di seberang taman.<br />

Selama melancong kian kemari itu beberapa kali mereka<br />

melihat seorang pria muda bersweater coklat dan bercelana<br />

panjang kelabu ada di dekat mereka. Jika orang itu tidak<br />

kelihatan, yang nampak adalah seseorang lagi yang<br />

berbadan tegap, berwajah kemerah-merahan dan<br />

mengenakan jas model sport berwarna biru tua.<br />

"Orang-orang FBI," kata Bob dengan gaya pasti. "Aku<br />

merasa lebih aman dengan adanya mereka di dekat kita."<br />

"Jangan suka mengkhayal," kata Mr. Peck. Tapi ia<br />

langsung menyambung, "Mudah-mudahan saja orang-orang<br />

FBI itu tidak lengah."<br />

Paginya, ketika bangun tidur, Mr. Peck kelihatan capek<br />

sekali, sehingga Pete mengatakan, "Kenapa Kakek tidak<br />

tinggal saja di sini hari ini, lalu kita pesankan sarapan agar<br />

diantar kemari? Kita lupakan saja Snabel. Kelihatannya ia<br />

benar-benar udah kehilangan jejak."<br />

"Mungkin saja ia menunggu kita di salah satu tempat,"<br />

balas kakeknya, "dan aku tidak mau kemungkinan itu lewat<br />

karena kita tidak muncul."<br />

Jupe tersenyum lebar, mengagumi kegigihan pria yang<br />

sudah berumur lanjut itu.<br />

"Hari ini akan terjadi sesuatu,” kata Mr. Peck. "Aku bisa<br />

merasakannya."<br />

Dan sebab itulah mereka kini ada di depan museum, dan<br />

saat itu sudah menjelang sore. Tapi sejauh itu belum juga<br />

terjadi apa-apa. Pria yang bersweater coklat tidak kelihatan.


Tapi pria yang lebih tegap, yang memakai jas biru tua, ia<br />

berdiri di trotoar sambil menikmati es krim yang dibelinya<br />

dari penjual di tepi jalan. Ia kelihatannya sudah bosan.<br />

"Kita rupanya kurang mencolok mata,” kata Pete. "Kota<br />

ini kan besar sekali, dan Snabel tidak tahu di mana harus<br />

mencari kita. Kita perlu melakukan sesuatu yang pasti<br />

sangat mencolok seperti mendaki sisi luar gedung Empire<br />

State atau berenang menyeberangi Sungai Hudson. Dengan<br />

itu perhatian pasti akan terarah pada kita. Jika kita muncul<br />

di televisi, Snabel pasti akan melihat kita."<br />

"Bisa habis aku nanti, diamuk ibumu," kata Mr. Peck.<br />

"Memang," balas Pete dengan santai, "tapi segala sesuatu<br />

kan ada risikonya."<br />

Senyuman gembira mekar dengan perlahan wajah Jupe.<br />

"Televisi," katanya dengan suara lirih.<br />

"Ha?" kata Bob.<br />

"Wah, wah," keluh Pete. "Kau pasti mendapat gagasan<br />

hebat lagi. Tapi jangan yang membuat capek, ya, Jupe? Aku<br />

tadi cuma bercanda ketika menyebut gagasan mendaki sisi<br />

luar Empire State Building."<br />

"Perbuatan kita tidak terlalu kentara hendak menarik<br />

perhatian," kata Jupiter. "Misalnya kalau saja kita bisa<br />

muncul dalam acara kuis di televisi. Atau berita tentang<br />

suatu peristiwa penting."<br />

“Bagaimana dengan upacara peresmian sebuah hotel?"<br />

kata Bob. "Aku membaca dalam surat kabar bahwa akan<br />

ada peresmian hotel baru di New York. Namanya The New<br />

Windsor. Peresmian itu menarik perhatian besar karena<br />

gedungnya dibangun di lokasi sebuah hotel tua yang<br />

terbakar habis beberapa tahun yang lalu. Ketika hotel tua

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!