13.12.2019 Views

Buku Siswa PPKn Kelas 12 Edisi Revisi 2018

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Di unduh dari : Bukupaket.com


EDISI REVISI 2018

SMA/MA/

SMK/MAK

KELAS

XII

Di unduh dari : Bukupaket.com


Hak Cipta © 2018 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di

bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap

awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa

diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan

zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.-- . Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018

xii, 140 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII

ISBN 978-602-427-090-2 (jilid lengkap)

ISBN 978-602-427-093-3 (jilid 3)

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan -- Studi dan Pengajaran

I. Judul

II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

600

Penulis

: Yusnawan Lubis dan Mohamad Sodeli

Penelaah

: Dadang Sundawa, Nasiwan

Pe-review

: Ujang Suherman

Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Cetakan ke-1, 2015 (ISBN 978-602-427-093-3)

Cetakan Ke-2, 2018 (Edisi Revisi)

Disusun dengan huruf Times New Roman, 12 pt.

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kata Pengantar

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah mata pelajaran

yang dirancang untuk membekali siswa dengan keimanan dan akhlak mulia

sebagaimana diarahkan oleh falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Melalui pembelajaran PPKn, siswa dipersiapkan untuk dapat berperan

sebagai warga negara yang efekf dan bertanggung jawab. Oleh karena itu,

dalam mapel ini membahas secara utuh materi Pancasila, Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Materi-materi tersebut, diharapkan

dapat diterjemahkan oleh siswa di dalam tata cara kehidupan berbangsa,

bernegara, dan bermasyarakat dengan dak mengesampingkan nilai-nilai

universal kemanusiaan dalam implementasinya.

Sebagai bagian dari Kurikulum 2013, kompetensi yang dibentuk melalui

pembelajaran PPKn untuk Pendidikan Menengah Kelas XII haruslah mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kega kompetensi

tersebut, diajarkan untuk membuat siswa terampil dalam menerapkan hasil

pembelajaran PPKn dalam kehidupan nyata. Hal tersebut diharapkan dapat

membentuk siswa menjadi seorang warga negara yang taat dan meyakini

falsafah hidup bangsa Indonesia dalam kesehariannya. Dengan demikian,

kompetensi lulusan pendidikan menengah mampu menjadi cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

Untuk mencapai kompetensi seper di atas, pembelajaran PPKn dirancang

berbasis akvitas. Berbagai akvitas yang dibuat, akan disesuaikan dengan

tema kewarganegaraan. Hal itu diharapkan dapat mendorong siswa menjadi

warga negara yang bertanggung jawab melalui kepeduliannya terhadap

permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa, negara, dan masyarakat

sekitar sampai peradaban dunia. Kepedulian tersebut, ditunjukkan dalam

bentuk parsipasi akf dalam pengembangan komunitas yang terkait

dengan dirinya. Kompetensi yang dihasilkan bukan lagi terbatas pada kajian

pengetahuan ataupun keterampilan penyajian dalam bentuk karya tulis akan

tetapi, lebih ditekankan kepada keterampilan berbentuk ndakan nyata

sebagai perwujudan dari sikap peduli, bertanggung jawab, dan cinta tanah

air yang telah terasah dalam diri siswa.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk

mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang

digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk

mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Di unduh dari : Bukupaket.com

iii


Adapun peran guru adalah meningkatkan dan menyesuaikan daya serap

siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Oleh sebab itu, guru

dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain

yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial serta alam

sekitarnya.

Sebagai edisi pertama, b uku ini sangat terbuka terhadap masukan dan

akan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami

mengundang para pembaca untuk memberikan krik, saran, dan masukan

guna perbaikan dan penyempurnaan edisi berikutnya. Atas kontribusi

tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan

yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan

generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Tim Penulis

Membaca tanpa merenungkan adalah

bagaikan makan tanpa dicerna.

iv

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................

Daftar Isi ..............................................................................................

Daftar Gambar ....................................................................................

Keunggulan Buku ...............................................................................

iii

v

viii

x

BAB 1 Kasus-Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran

Kewajiban Warga Negara ................................................................... 1

A. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara ........................ 3

B. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam

Pancasila ............................................................................ 5

C. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban

Warga Negara ..................................................................... 17

D. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran

Kewajiban Warga Negara ................................................... 24

Refleksi .................................................................................................. 27

Rangkuman .......................................................................................... 28

Penilaian Diri ........................................................................................ 29

Proyek Kewarganegaraan ................................................................... 31

Uji Kompetensi Bab 1 .......................................................................... 32

Bab 2 Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia .............. 33

A. Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum ................... 34

B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin

Keadilan dan Kedamaian .................................................... 41

C. Dinamika Pelanggaran Hukum ........................................... 50

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Di unduh dari : Bukupaket.com

v


Refleksi .................................................................................................. 60

Rangkuman .......................................................................................... 62

Penilaian Diri ........................................................................................ 63

Proyek Kewarganegaraan ................................................................... 66

Uji Kompetensi Bab 2 .......................................................................... 68

Bab 3 Pengaruh Kemajuan Iptek terhadap Negara Kesatuan

Republik Indonesia ................................................................... 69

A. Mengidentifikasi Pengaruh Kemajuan Iptek terhadap

NKRI ................................................................................... 71

B. Membangun Sikap Selektif dalam Menghadapi Berbagai

Pengaruh Kemajuan Iptek ................................................... 80

Refleksi .................................................................................................. 87

Rangkuman .......................................................................................... 87

Penilaian Diri ........................................................................................ 88

Proyek Kewarganegaraan ................................................................... 91

Uji Kompetensi Bab 3 .......................................................................... 92

Bab 4 Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Konteks

Negara Kesatuan Republik Indonesia .................................... 93

A. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia ................... 94

B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa

ke Masa ............................................................................... 100

Refleksi .................................................................................................. 116

Rangkuman .......................................................................................... 116

Penilaian Diri ........................................................................................ 117

Proyek Kewarganegaraan ................................................................... 120

Uji Kompetensi Bab 4 .......................................................................... 120

vi

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Indeks .................................................................................................... 121

Glosarium ............................................................................................. 123

Daftar Pustaka ..................................................................................... 126

Sumber Gambar ................................................................................... 131

Profil Penulis ......................................................................................... 134

Profil Penelaah ..................................................................................... 137

Profil Editor .......................................................................................... 139

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Di unduh dari : Bukupaket.com

vii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 1.4

Gambar 1.5

Musyawarah mufakat menjadi salah satu kewajiban

warga negara dalam mengambil keputusan .................. 7

Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak ................................................ 10

Setiap warga negara berhak berkumpul, mengemukakan

pendapat dan pikirannya ................................................ 10

Siskamling merupakan perwujudan kewajiban warga

negara dalam bidang pertahanan dan keamanan ........... 11

Setiap warga negara berhak untuk mengembangkan

budaya daerahnya .......................................................... 12

Gambar 1.6 Anak jalanan merupakan golongan warga negara yang

kurang beruntung karena tidak bisa menikmati haknya

secara utuh ..................................................................... 19

Gambar 2.1 Simbol peradilan ........................................................... 33

Gambar 2.2 Contoh tindakan terhadap pelaku pelanggaran aturan .. 34

Gambar 2.3 Anggota kepolisian sedang melakukan pemeriksaan

tempat kejadian perkara ................................................ 42

Gambar 2.4 Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia ............. 44

Gambar 2.5

Gedung pengadilan sebagai salah satu tempat bagi

setiap warga negara untuk mencari keadilan ................. 46

Gambar 2.6 Para penasihat hukum atau advokat juga merupakan

salah satu penegak hukum ............................................. 46

Gambar 2.7 Gedung KPK ................................................................. 49

Gambar 2.8

Gambar 2.9

Gambar 3.1

Para pelajar yang bolos sekolah ditertibkan oleh

aparat penegak hukum ................................................... 51

Kegiatan ronda malam merupakan bukti kepatuhan

terhadap aturan yang berlaku ........................................ 59

Masyarakat dapat mengetahui potensi calon

pemimpinnya melalui proses debat yang disiarkan

langsung oleh televisi .................................................... 72

viii

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Gambar 3.2

Kehidupan glamor melalui diskotek merupakan

salah satu dampak negatif dari kemajuan iptek ............. 76

Gambar 3.3 Pengaruh negatif dari kemajuan iptek diminimalisasi

salah satunya melalui proses pendidikan di sekolah

yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila ........................ 81

Gambar 4.1 Slogan “NKRI Harga Mati ............................................ 93

Gambar 4.2 Sidang PPKI menetapkan UUD 1945 yang secara

langsung menetapkan bentuk negara Indonesia

sebagai negara kesatuan ................................................ 97

Gambar 4.3 Sutan Syahrir, perdana menteri pertama di Indonesia ... 102

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Suasana Konferensi Meja Bundar di Den Haag

Belanda .......................................................................... 105

Partai-partai peserta Pemilu 1955 yang merupakan

pemilu pertama di Republik Indonesia ......................... 108

Dekret Presiden 5 Juli 1959; awal berlakunya kembali

UUD 1945 dan berlakunya sistem demokrasi

terpimpin ....................................................................... 111

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Di unduh dari : Bukupaket.com

ix


Keunggulan Buku

Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) ini merupakan

buku pegangan dalam proses pembelajaran. Buku ini banyak sekali

manfaatnya bagi siswa dan guru. Bagi siswa, buku ini akan mengantarkan

mereka memperoleh wawasan yang diperlukan untuk menjadi warga negara

yang baik. Sedangkan bagi guru, buku ini dapat dijadikan sebagai panduan

dalam melaksanaan proses pembelajaran baik di dalam maupun di lingkungan

sekolah.

Penyusunan buku ini diharapkan menjadi merupakan jawaban atas tuntutan

terhadap adanya buku pelajaran yang berkualitas. Maksudnya adalah buku

pelajaran yang tidak hanya memaparkan materi, akan tetapi membelajarkan

siswa tentang materi. Buku ini mengembangkan kompetensi kewarganegaraan

melalui pendekatan scientifi c. Pendekatan tersebut, akan mendorong Anda

untuk selalu mengamati, menanya, mengumpulkan data, menalar, dan

mengomunikasikan.

Buku ini disusun berdasarkan kurikulum 2013. Materi yang disajikan

dalam buku ini dikemas secara sistematis dan menarik serta ditujukan untuk

meningkatkan kreativitas Anda. Bahasa yang dipergunakan merupakan bahasa

yang mudah dipahami oleh Anda. Dengan kata lain, bahasa yang dipergunakan

bukanlah bahasa yang kaku, tetapi bahasa yang fleksibel serta bersahabat

dengan Anda. Selain itu kami melengkapi penyajian dengan beragam rubrik

yang menarik. Rubrik-rubrik yang disajikan di dalam buku ini, telah kami

rancang agar mampu mendorong Anda untuk aktif dalam setiap rangkaian

proses pembelajaran. Adapun sistematika yang terdapat dalam buku ini di

antaranya sebagai berikut.

1. Pengantar. Bagian ini terdapat pada awal setiap bab, fungsinya untuk

memberikan gambaran awal mengenai materi pembelajaran yang akan

Anda pelajari. Oleh karena itu, Anda akan disuguhi gambar atau lagu yang

tentunya akan semakin mendorong Anda untuk lebih tahu lagi materi yang

dipelajari pada bab tersebut.

2. Materi Pembelajaran. Bagian ini berisi paparan materi pembelajaran

yang harus Anda pelajari. Materi pembelajaran disajikan dengan menarik

dan didukung oleh gambar-gambar yang relevan serta contoh-contoh yang

bersumber dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.

Materi pembelajaran, dilengkapi dengan rubrik Info Kewarganegaraan

x

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


yang berisi tentang informasi-informasi tambahan yang tentunya akan

memperluas cakrawala berpikir Anda. Selain itu, juga terdapat rubrik

Penanaman Kesadaran Berkonstitusi. Rubrik ini yang berisi nilai-nilai

sifatnya penting dan mendasar yang akan mengarahkan Anda dalam

pergaulan di berbagai lingkungan kehidupan.

3. Tugas Mandiri dan Kelompok. Bagian ini mengajak Anda berlatih baik

secara mandiri atau berkelompok untuk menyelesaikan berbagai tugas,

baik dengan cara membaca berbagai literatur/buku, menganalisis suatu

kasus, melakukan pengamatan terhadap berbagai peristiwa yang sedang

terjadi di lingkungan sekitar ataupun melakukan wawancara dengan para

tokoh masyarakat atau aparatur negara.

4. Refleksi. Melalui bagian ini, Anda diajak untuk mengevaluasi diri serta

merenungkan apa saja saja yang telah Anda berikan atau lakukan untuk

kemajuan bangsa dan negara.

5. Rangkuman. Untuk mempermudah Anda dalam memahami materi

pembelajaran, buku ini juga dilengkapi dengan rubrik rangkuman. Rubrik

ini berisi intisari materi pembelajaran dalam satu bab.

6. Penilaian Diri. Bagian ini untuk mengukur kesesuaian sikap dan perilaku

Anda sebagai warga negara, serta penilaian atas pemahaman materi

pembelajaran. Oleh karena itu, Anda diajak untuk menilai diri sendiri dengan

memberikan argumen atas nilai yang Anda tetapkan serta mengklarifikasi

nilai-nilai yang berkembang di masyarakat melalui wacana yang dibaca.

7. Proyek Kewarganegaraan. Rubrik ini bertujuan melatih kecakapan Anda

dalam mengolah potensi berpikir kritis. Oleh karena itu, Anda akan diajak

mengerjakan seperangkat tugas yang dapat meningkatkan keterampilan

Anda sebagai warga negara. Tugas-tugas tersebut, dikemas dalam bentuk

penelitian sederhana, analisis kasus, debat, menulis artikel, dan bermain

peran atau simulasi.

8. Uji Kompetensi. Bagian ini berfungsi untuk mengukur sejauh mana

kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari materi

pembelajaran pada satu bab. Anda akan diajak untuk menjawab berbagai

soal yang terdapat dalam bagian ini.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Di unduh dari : Bukupaket.com

xi


9. Indeks. Bagian ini berisi daftar kata dan nama-nama tokoh penting yang

terdapat di dalam buku ini. Daftar ini, disusun secara alfabetis yang

memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau nama tokoh itu

ditemukan.

10. Glosarium. Bagian ini melengkapi buku supaya Anda tidak bingung ketika

menemukan berbagai kata asing atau kata yang sulit dipahami, sehingga

mempermudah Anda untuk memahami materi secara keseluruhan.

Dengan membaca buku ini, semoga cakrawala berpikir Anda sebagai

warga negara akan semakin luas. Selain itu, kompetensi yang dimiliki juga

akan semakin bertambah banyak dan baik kualitasnya.

xii

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Bab

Kasus-Kasus

Pelanggaran Hak

dan Pengingkaran

Kewajiban Warga Negara

Selamat ya, Anda sekarang sudah duduk di kelas XII. Ini berarti Anda

tinggal satu tahun lagi belajar di jenjang SMA/SMK/MA/MAK. Dengan kata

lain, sebentar lagi Anda akan menyelesaikan proses pendidikan di jenjang

pendidikan menengah. Hal tersebut bisa terwujud tentu saja bergantung pada

usaha Anda dalam mengatasi berbagai tantangan dan rintangan yang akan

Anda hadapi di kelas XII. Oleh karena itu, Anda harus meningkatkan kuantitas

dan kualitas belajar, serta jangan lupa senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dengan sungguh-sungguh setiap akan memulai dan mengakhiri

aktivitas sehari-hari termasuk kegiatan pembelajaran.

Pada bab ini, Anda akan diajak untuk menganalisis kasus pelanggaran hak

dan pengingkaran kewajiban warga negara. Di akhir pembelajaran pada bab

ini, diharapkan Anda menjadi warga negara yang selalu menyeimbangkan hak

dan kewajiban. Dengan kata lain, Anda menjadi warga negara yang selalu

mendahulukan kewajiban daripada hak. Anda baru menuntut hak, setelah

kewajiban dilakukan.

Sebagai tahap awal pembelajaran pada bab ini, cermatilah berita di bawah

ini.

Mendagri: Partisipasi Pilpres 70 Persen Sudah Luar Biasa

Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Indonesia Bersatu

II, Gamawan Fauzi mengapresiasi tingginya partisipasi

pemilih pada Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli lalu. Dia menilai,

partisipasi pemilih Pilpres mencapai 70 persen adalah luar

biasa. “Ini (partisipasi pemilih) 70 persen itu luar biasa. Sudah

bagus,” kata Gamawan di Gedung Kemendagri, Jakarta Pusat,

Rabu (23/7/2014).

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1

Di unduh dari : Bukupaket.com


Ia mengatakan, wajar jika persentase angka partisipasi

pemilu legislatif (Pileg) lebih tinggi dibandingkan Pilpres.

Sebab, kata Gamawan, pada Pileg, kandidat dipilih lebih

banyak. “Kalau Pileg kerabat ikut memilih. Kandidatnya lebih

banyak, 12.000 orang. Kalau Pilpres ini hanya empat orang

kandidat,” ujar mantan Gubernur Sumatera Barat itu.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Pemilihan Umum

(KPU) mengakui persentase tingkat partisipasi pemilih pada

Pilpres 2014 menurun dibandingkan Pileg April 2014 dan

Pilpres 2009. Partisipasi pemilih Pilpres 2014 hanya 70 persen.

“Partisipasi (Pilpres 2014) sekitar 70 persen. Memang kalau

dilihat tren nasional mengalami penurunan,” kata Sigit.

Partisipasi pemilih pada Pileg 2014 mencapai 75,14

persen. Sedangkan pada Pilpres 2009 partisipasi pemilih

adalah 72 persen. Namun, dia mengatakan, angka 70 persen

bukan angka yang buruk. Pada Pileg tercatat ada 124.972.491

suara sah. Adapun daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu

Legislatif 2014 mencatatkan 185.826.024. Komisi Pemilihan

Umum (KPU) menyatakan, partisipasi pemilih pada Pemilu

Legislatif 2014 mencapai 75,11 persen. Dengan angka

partisipasi itu, 24,89 persen pemilih tidak menggunakan hak

pilihnya. Adapun total pemilih yang tercatat dalam DPT pilpres

sebanyak 190.307.134 orang. Jumlah ini meningkat 2.454.142

orang dari DPT Pileg. Penurunan tingkat partisipasi di Pilpres

terjadi secara persentase, meski terjadi peningkatan dari sisi

jumlah suara.

Sumber: http://www.kemendagri.go.id/news/2014/07/24/

Nah, setelah Anda mencermati berita tersebut, jawablah pertanyaan di

bawah ini.

1. Mengapa partisipasi pemilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014

mengalami penurunan dibandingkan dengan angka partisipasi pada saat

Pemilu Legislatif (Pileg) 2014?

2. Berdasarkan berita tersebut, jumlah pemilih yang tidak memberikan hak

pilihnya (golongan putih/Golput) pada Pilpres 2014 sebesar 30 %. Angka

tersebut meningkat dibandingkan dengan Pilpres 2014 (27,7%) dan Pilpres

2004 (24%). Berkaitan dengan hal tersebut, coba Anda identifikasi faktorfaktor

yang menyebabkan meningkatnya angka Golput tersebut!

2

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Apakah Golput dapat dikatakan sebagai bentuk pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara?

4. Menurut Anda, apa dampak terburuk ketika tingkat partisipasi rakyat pada

pemilihan umum terus mengalami penurunan?

5. Coba Anda rumuskan solusi untuk mencegah terus menurunnya tingkat

partisipasi rakyat pada kegiatan pemilihan umum!

A. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak merupakan semua hal yang Anda peroleh atau dapatkan. Hal tersebut

dapat berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu.

Setiap hak yang diperoleh merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban.

Dengan kata lain, hak baru bisa diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan.

Misalnya, seorang pegawai berhak mendapatkan upah, apabila sudah

melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Pada pembelajaran di kelas XI, Anda sudah diperkenalkan dengan konsep

hak asasi manusia. Menurut Anda, sama atau tidak makna HAM dengan

konsep hak warga negara? Untuk mengetahui jawabanya, coba Anda cermati

uraian materi berikut ini.

Hak asasi manusia adalah

hak yang melekat pada diri setiap

pribadi manusia. Karena itu, hak

asasi manusia itu berbeda dari

pengertian hak warga negara.

Hak warga negara merupakan

seperangkat hak yang melekat

dalam diri manusia dalam

kedudukannya sebagai anggota dari

sebuah negara. Hak asasi sifatnya

universal, tidak terpengaruh status

kewarganegaraan seseorang. Akan

tetapi, hak warga negara dibatasi

oleh status kewarganegaraannya.

Dengan kata lain, tidak semua

hak warga negara adalah hak

Info Kewarganegaraan

Hak warga negara Indonesia

meliputi hak konstitusional dan

hak hukum. Hak konstitutional

adalah hak-hak yang dijamin di

dalam dan oleh UUD NRI Tahun

1945 (UUD NRI Tahun 1945),

sedangkan hak-hak hukum timbul

berdasarkan jaminan undangundang

dan peraturan perundangundangan

di bawahnya.

asasi manusia. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia

juga merupakan hak warga negara. Misalnya hak setiap warga negara untuk

menduduki jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia adalah hanya hak

warga negara Indonesia saja ketentuan ini, tidak berlaku bagi orang yang

bukan warga negara Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3

Di unduh dari : Bukupaket.com


Bagaimana dengan konsep kewajiban warga negara? Kewajiban secara

sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan

dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban warga negara

dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh

seorang warga negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundangundangan

yang berlaku. Apa yang membedakannya dengan kewajiban asasi?

Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang. Dengan kata

lain, kewajiban asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki

oleh orang tersebut. Sementara itu, kewajiban warga negara dibatasi oleh

status kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi, konsep kewajiban warga

negara memiliki cakupan yang lebih luas, karena meliputi pula kewajiban

asasi. Misalnya, di Indonesia menghormati hak hidup merupakan kewajiban

setiap orang terlepas apakah ia warga negara Indonesia atau bukan. Adapun

kewajiban bela negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia,

sementara warga negara asing tidak dikenakan kewajiban tersebut.

Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan.

Keduanya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat.

Seseorang mendapatkan hak karena kewajibannya dipenuhi. Misalnya,

seorang pekerja mendapatkan upah, setelah melaksanakan pekerjaan yang

menjadi kewajibannya. Selain itu, hak yang didapatkan seseorang sebagai

akibat dari kewajiban yang dipenuhi oleh orang lain. Misalnya, seorang

pelajar mendapatkan ilmu pengetahuan pada mata pelajaran tertentu, sebagai

salah satu akibat dari dipenuhinya kewajiban oleh guru, yaitu melaksanakan

kegiatan pembelajaran di kelas.

Hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan karena

bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul hak dan begitupun sebaliknya.

Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak

seimbang. Misalnya, setiap warga negara berhak atas perkerjaan dan

penghidupan yang layak. Meski menjadi hak, tetapi pada kenyataannya,

banyak warga negara belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani

kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara hak dan

kewajiban. Apabila keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan

sosial yang berkepanjangan.

4

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas Mandiri 1.1

1. Bacalah buku atau sumber lain yang ada kaitannya dengan materi

pembelajaran pada bab ini. Kemudian coba identifikasi tiga pengertian

hak dan kewajiban warga negara menurut para pakar/ahli. Tuliskan hasil

identifikasi Anda dalam tabel di bawah ini.

No. Nama Ahli

1. .........................

2. .........................

3. .........................

Pengertian Hak dan Kewajiban Warga

Negara

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

............................................................................

............................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

2. Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar yang Anda temukan, coba

Anda analisis persamaan dan perbedaannya.

3. Coba Anda rumuskan makna hak dan kewajiban warga negara berdasarkan

pendapat sendiri.

B. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam

Pancasila

Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Pancasila sangat menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.

Bagaimana Pancasila mengatur hak dan kewajiban setiap warga negara?

Pancasila menjamin hak asasi manusia melalui nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu

nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Ketiga nilai tersebut secara

langsung ataupun tidak langsung mengatur hak dan kewajiban warga negara

sebagaimana dipaparkan berikut ini.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5

Di unduh dari : Bukupaket.com


1. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila

Pancasila

Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila, yaitu: nilai

ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai

keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya

terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Selain itu,

nilai ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.

Hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dengan Pancasila dapat

dijabarkan secara singkat sebagai berikut.

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak warga negara untuk bebas

memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya serta melaksanakan ibadah

sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing. Sila pertama ini juga

menggariskan beberapa kewajiban warga negara untuk:

1) membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain

sesuai dengan situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing;

2) mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya

kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang; serta

3) tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan hak setiap warga

negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki hak-hak

yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum. Adapun

kewajiban warga negara yang tersirat dalam sila kedua ini di antaranya

kewajiban untuk:

1) memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai

makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;

2) mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap manusia

tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, dan

sebagainya;

3) mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang

rasa, dan tidak semena-mena kepada orang lain; serta

4) melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan.

c. Sila Persatuan Indonesia menjamin hak-hak setiap warga negara dalam

keberagaman yang terjadi kepada masyarakat Indonesia seperti hak

mengembangkan budaya daerah untuk memperkaya budaya nasional. Sila

ketiga mengamanatkan kewajiban setiap warga negara untuk:

6

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


1) menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

pribadi atau golongan;

2) sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;

3) mencintai tanah air dan bangsa Indonesia;

4) mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika;

serta

5) memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan /Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,

bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Sila keempat menjamin

partisipasi politik warga negara yang diwujudkan dalam bentuk kebebasan

berpendapat dan berorganisasi serta hak berpartisipasi dalam pemilihan

umum. Sila keempat mengamanatkan setiap warga negara untuk:

1) mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan

keputusan;

2) tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; dan

3) memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah

terpilih untuk melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugas

sebaik-baiknya.

Sumber: www.dpr.go.id

Gambar 1.1 Musyawarah mufakat menjadi salah satu kewajiban warga negara dalam

mengambil keputusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 7

Di unduh dari : Bukupaket.com


e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak

milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta

memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada masyarakat. Sila kelima

mengamanatkan setiap warga negara untuk:

1) mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan

masyarakat di lingkungan sekitar;

2) tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum; dan

3) suka bekerja keras.

Tugas Mandiri 1.2

Identifikasi jenis hak dan kewajiban warga negara yang terkait dengan

setiap sila Pancasila. Tuliskan hasil identifikasimu dalam tabel di bawah ini

dan presentasikan di depan kelas!

No. Sila Pancasila Hak Warga Negara

1.

Ketuhanan Yang Maha

Esa

Kewajiban Warga

Negara

2.

Kemanusiaan yang Adil

dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4.

5.

Kerakyatan yang

Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/

Perwakilan

Keadilan Sosial

bagi Seluruh Rakyat

Indonesia

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila-Sila

Pancasila

Nilai instrumental pada dasarnya merupakan penjabaran dari nilai-nilai

dasar yang terkandung dalam Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada

umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari undangundang

dasar sampai dengan peraturan daerah. Pada bagian ini, Anda akan

diajak untuk menganalisis keberadaan hak dan kewajiban warga negara dalam

UUD NRI Tahun 1945.

8

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Apabila Anda telaah UUD NRI Tahun 1945, baik naskah sebelum ataupun

setelah perubahan, Anda akan mudah menemukan ketentuan mengenai warga

negara dengan segala hal yang melekat pada dirinya. Ketentuan tersebut

dapat Anda identifikasi mulai dari Pasal 26 sampai Pasal 34. Dalam ketentuan

tersebut, diatur mengenai jenis hak dan kewajiban warga negara Indonesia.

Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam

UUD NRI Tahun 1945.

a. Hak atas Kewarganegaraan

Siapakah yang menjadi warga negara dan penduduk Indonesia? Pasal 26

ayat (1) dan (2) dengan tegas menjawab pertanyaan tersebut. Berdasarkan

ketentuan pasal tersebut, yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa

Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undangundang

sebagai warga negara. Adapun yang menjadi penduduk Indonesia ialah

warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

Pasal 26 merupakan jaminan atas hak setiap orang untuk mendapatkan status

kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-mena.

b. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan

Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara

mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan.

Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “Segala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung

hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Hal ini

menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan tidak

adanya diskriminasi di antara warga negara mengenai kedua hal ini. Pasal 27

ayat (1) merupakan jaminan hak warga negara atas kedudukan sama dalam

hukum dan pemerintahan, serta merupakan kewajiban warga negara untuk

menjunjung hukum dan pemerintahan.

c. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak Bagi Kemanusiaan

Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak

atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Berbagai

peraturan perundang-undangan yang mengatur hal ini, seperti yang terdapat

dalam undang-undang agraria, perkoperasian, penanaman modal, sistem

pendidikan nasional, tenaga kerja, perbankan, dan sebagainya yang bertujuan

menciptakan lapangan kerja agar warga negara memperoleh penghidupan

layak.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 9

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber: http://www.tempo.co/read/news

Gambar 1.2 Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

d. Hak dan kewajiban bela negara

Pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib

ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Ketentuan tersebut menegaskan

hak dan kewajiban warga negara menjadi sebuah kesatuan. Dengan kata lain,

upaya pembelaan negara merupakan hak sekaligus menjadi kewajiban dari

setiap warga negara Indonesia.

e. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul

Pasal 28 menetapkan hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul,

serta mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan sebagainya.

Dalam ketentuan ini, terdapat tiga hak warga negara, yaitu hak kebebasan

berserikat, hak kebebasan berkumpul, serta hak kebebasan untuk berpendapat.

Dalam melaksanakan ketiga hak tersebut, setiap warga negara berkewajiban

mematuhi berbagai ketentuan yang mengaturnya.

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com

Gambar 1.3 Setiap warga negara berhak berkumpul, mengemukakan pendapat dan pikirannya

10

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


f. Kemerdekan Memeluk Agama

Pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan

Yang Maha Esa”. Ketentuan ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa

Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian Pasal 29 ayat (2)

menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya

dan kepercayaannya itu”. Hal ini merupakan hak warga negara atas kebebasan

beragama. Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia, kebebasan beragama

ini tidak diartikan bebas tidak beragama, tetapi bebas untuk memeluk satu

agama sesuai dengan keyakinan masing-masing, serta bukan berarti pula

bebas untuk mencampuradukkan ajaran agama.

Penanaman Kesadaran Berkonstitusi

Keseimbangan antara hak dan kewajiban dapat diwujudkan dengan

cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara

kita harus tahu hak dan kewajiban kita. Laksanakan apa yang menjadi

kewajiban kita serta perjuangkan apa yang menjadi hak kita. Seorang

pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti

yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika

hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, kehidupan masyarakat akan

aman sejahtera.

g. Pertahanan dan Keamanan Negara

Pertahanan dan keamanan negara dalam UUD NRI Tahun 1945 dinyatakan

dalam bentuk hak dan kewajiban yang dirumuskan dalam Pasal 30 ayat (1)

dan (2). Ketentuan tersebut menyatakan hak dan kewajiban warga negara

untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Sumber: http://visitpAndaan.wordpress.com

Gambar 1.4 Siskamling merupakan perwujudan kewajiban warga negara dalam bidang pertahanan dan

keamanan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 11

Di unduh dari : Bukupaket.com


h. Hak Mendapat Pendidikan

Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia tecermin dalam

alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu pemerintah negara

Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal

31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menetapkan bahwa “Setiap warga negara

berhak mendapat pendidikan”. Ketentuan ini merupakan penegasan hak

warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Selanjutnya, Pasal 31 ayat (2)

ditegaskan bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar

dan pemerintah wajib membiayainya”. Pasal ini merupakan penegasan atas

kewajiban warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar. Untuk maksud

tersebut, Pasal 31 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 mewajibkan pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa.

i. Kebudayaan Nasional Indonesia

Pasal 32 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menetapkan bahwa “Negara

memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia

dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan

nilai-nilai budayanya”. Hal ini merupakan penegasan atas jaminan hak

warga negara untuk mengembangkan nilai-nilai budayanya. Kemudian, dalam

Pasal 32 ayat (2), disebutkan “Negara menghormati dan memelihara bahasa

daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Ketentuan ini merupakan

jaminan atas hak warga negara untuk mengembangkan dan menggunakan

bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan.

Sumber: hp://jenisbudayaindonesia.blogspot.

com

Gambar 1.5 Setiap warga negara berhak untuk

mengembangkan budaya daerahnya

12

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


j. Perekonomian Nasional

Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 mengatur tentang perekonomian nasional.

Pasal 33 terdiri atas lima ayat, yaitu sebagai berikut.

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang-undang.

Ketentuan Pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha

perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.

k. Kesejahteraan Sosial

Masalah kesejahteraan sosial dalam UUD RI Tahun 1945 diatur dalam

Pasal 34. Pasal ini terdiri atas empat ayat, yaitu sebagai berikut.

(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruah rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan

martabat kemanusiaan.

(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang-undang.

Pasal 34 UUD NRI Tahun 1945 memancarkan semangat untuk mewujudkan

keadilan sosial. Ketentuan dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak

warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak

mendapatkan jaminan sosial, hak mendapatkan jaminan kesehatan, dan hak

mendapatkan fasilitas umum yang layak.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 13

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas Mandiri 1.3

Nah, setelah membaca uraian materi di atas, identifikasi perwujudan hak dan

kewajiban warga negara yang diatur dalam UUD NRI Tahun 1945. Tuliskan

hasil identifikasimu dalam tabel di bawah ini. Infomasikan temuanmu kepada

teman-teman yang lain.

Perwujudan Hak Warga Negara

No. Jenis Hak Warga Negara Contoh Perwujudannya

1.

2.

3.

4.

5.

dst.

Perwujudan Kewajiban Warga Negara

No. Jenis Kewajiban Warga Negara Contoh Perwujudannya

1.

2.

3.

4.

5.

dst.

14

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila

Pancasila

Nilai praksis pada hakikatnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai

instrumental. Dengan kata lain, nilai praksis merupakan realisasi dari

ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan perundang-undangan

yang terwujud dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila

senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan

sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan

Pancasila sebagai ideologi yang terbuka.

Hak dan kewajiban warga negara dalam nilai praksis Pancasila dapat

terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental dari Pancasila itu sendiri

dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara.

Oleh sebab itu, setiap warga negara harus menunjukkan sikap positif dalam

kehidupan sehari-hari. Adapun sikap positif tersebut di antaranya dapat Anda

lihat dalam tabel di bawah ini.

No. Sila Pancasila Sikap Positif yang Ditunjukkan

1. Ketuhanan Yang Maha

Esa

2. Kemanusian yang Adil

dan Beradab

a. Hormat-menghormati dan bekerja

sama antarumat beragama

sehingga terbina kerukunan

hidup.

b. Saling menghormati kebebasan

beribadah sesuai dengan agama

dan kepercayaannya.

c. Tidak memaksakan suatu agama

dan kepercayaan kepada orang

lain.

a. Mengakui persamaan derajat,

hak dan kewajiban antara sesama

manusia.

b. Saling mencintai sesama manusia.

c. Tenggang rasa kepada orang lain.

d. Tidak semena-mena kepada orang

lain.

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan.

f. Berani membela kebenaran dan

keadilan.

g. Hormat-menghormati dan bekerja

sama dengan bangsa lain.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 15

Di unduh dari : Bukupaket.com


No. Sila Pancasila Sikap Positif yang Ditunjukkan

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang

Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/

Perwakilan

5. Keadilan Sosial

bagi Seluruh Rakyat

Indonesia

a. Menempatkan persatuan, kesatuan,

kepentingan, dan keselamatan

bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau golongan.

b. Rela berkorban untuk kepentingan

bangsa dan negara .

c. Cinta tanah air dan bangsa.

d. Bangga sebagai Bangsa Indonesia

dan ber-Tanah Air Indonesia.

e. Memajukan pergaulan demi

persatuan dan kesatuan bangsa

yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

a. Mengutamakan kepentingan

negara dan masyarakat.

b. Tidak memaksakan kehendak

kepada orang lain.

c. Mengutamakan musyawarah

dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

d. Menerima dan melaksanakan

setiap keputusan musyawarah.

e. Mempertanggungjawabkan setiap

keputusan musyawarah secara

moral kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

a. Menjaga keseimbangan antara hak

dan kewajiban.

b. Menghormati hak-hak orang lain.

c. Suka memberi pertolongan kepada

orang lain.

d. Menjauhi sikap pemerasan kepada

orang lain.

e. Menjauhi sifat boros dan gaya

hidup mewah.

f. Rela bekerja keras.

g. Menghargai hasil karya orang lain.

16

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


C. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran

Kewajiban Warga Negara

1. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban

Warga Negara

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat

menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh

undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya

pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh

pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Misalnya, kemiskinan yang

masih menimpa sebagian masyarakat Indonesia. Hal itu dapat disebabkan

program pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Atau, bisa

juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang tidak mempunyai

keterampilan sehingga kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya

disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.

Sikap ini akan menyebabkan seseorang selalu menuntut haknya, sementara

kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti

ini akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun

caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.

b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara.

Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya.

Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus

dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul perilaku atau

tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

c. Sikap tidak toleran.

Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak

menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada

akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan pelanggaran kepada

orang lain.

d. Penyalahgunaan kekuasaan.

Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan

di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga

bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat. Salah

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 17

Di unduh dari : Bukupaket.com


satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha

yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga

negara. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong

timbulnya pelanggaran hak dan kewajiban warga negara.

e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum.

Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, tentu saja

akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya. Penyelesaian kasus

pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasuskasus

lain. Para pelaku cenderung mengulangi perbuatannya, dikarenakan

mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal

tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang juga

merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak warga negara dan menjadi

contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran

yang dilakukan oleh masyarakat.

f. Penyalahgunaan teknologi.

Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi

bisa juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya

kejahatan. Anda tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan

yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial. Kasus tersebut

menjadi bukti apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk

hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya

pelangaran hak warga negara. Selain itu juga, kemajuan teknologi

dalam bidang produksi ternyata dapat menimbulkan dampak negatif,

misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang bisa mengakibatkan

terganggunya kesehatan manusia.

2. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara

Anda tentunya pernah melihat para anak jalanan sedang mengamen di

perempatan jalan raya. Mungkin juga Anda pernah didatangi pengemis yang

meminta sumbangan. Nah, anak jalanan dan pengemis merupakan salah satu

golongan warga negara yang kurang beruntung, karena tidak bisa mendapatkan

haknya secara utuh. Kondisi yang mereka alami salah satunya disebabkan oleh

terjadinya pelanggaran terhadap hak mereka sebagai warga negara, misalnya

pelanggaran terhadap hak mereka untuk mendapatkan pendidikan sehingga

mereka menjadi putus sekolah dan akibatnya mereka menjadi anak jalanan.

18

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber: http://gmsrw12.blogspot.com

Gambar 1.6 Anak jalanan merupakan golongan warga negara yang kurang beruntung karena

tidak bisa menikmati haknya secara utuh.

Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang

saat ini terjadi misalnya sebagai berikut.

a. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya

masih terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat

penegak hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan

atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti

bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan

“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan

tidak ada kecualinya” belum sepenuhnya dilaksanakan.

b. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita

masih cukup tinggi, padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945

mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

c. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti

pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan

sebagainya. Padahal, Pasal 28A–28J UUD NRI Tahun 1945 menjamin

keberadaan Hak Asasi Manusia.

d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya

penyerangan tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD NRI

Tahun 1945 menegaskan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 19

Di unduh dari : Bukupaket.com


e. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana

secara sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang

menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.

f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku

plagiat dalam membuat sebuah karya dan sebagainya.

Contoh-contoh yang diuraikan di atas membuktikan bahwa tidak

terpenuhinya hak warga negara dikarenakan adanya kelalaian atau

pengingkaran dalam pemenuhan kewajiban sebagaimana yang dipersyaratkan

dalam UUD NRI Tahun 1945 dan ketentuan perundang-undangan lainnya.

Hal-hal tersebut apabila tidak segera diatasi, dapat mengganggu kelancaran

proses pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Tugas Kelompok 1.1

Bacalah berita di bawah ini bersama teman sebangkumu.

Tingginya Angka Putus Sekolah Jadi Kendala Wajib

Belajar 12 Tahun

Indonesia memiliki program Wajib Belajar (Wajar)

12 Tahun. Program ini mewajibkan anak bangsa bisa

melanjutkan sekolah hingga SMA atau SMK. Pemerintah

melalui Kemendikbud juga telah meluncurkan program ini

pada tahun pelajaran 2015/2016.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen

Dikdasmen Kemendikbud), Hamid Muhammad menyatakan

untuk mencapai program Wajar 12 Tahun memang tidak

mudah. Menurut dia, salah satu kendala yang dihadapi

adalah tingginya angka putus sekolah di tingkat sekolah

menengah.

Hamid mengungkapkan, sebanyak delapan persen anak

Indonesia yang berhasil menyelesaikan sekolah menengah

pertama (SMP). Namun, sejumlah siswa itu malah tidak

mampu melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya.

20

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Menurut Hamid, penyebab munculnya angka itu memiliki

banyak faktor. Pertama, kata dia, terkait dengan masalah

kesejahteraan keluarga.

Selain itu, Hamid menjelaskan, rendahnya harapan siswa

dan orang tua juga menjadi salah satu faktor kuat penyebab

putusnya sekolah. Mereka, lanjut dia, memiliki harapan

kecil terhadap efektivitas sekolah dalam meningkatkan

kesempatan bekerja.

Kebanyakan anak dan orang tua di Indonesia, Hamid

mengungkapkan, mereka lebih berpikir bahwa pendidikan

tidak memiliki relevansi dan manfaat yang kuat baginya.

Oleh karena itu, para orangtua pun tidak menyekolahkan

anak mereka. Mereka lebih memilih anaknya untuk bekerja

daripada melanjutkan sekolah.

“Kondisi seperti ini jelas tidak mudah,” ujar Hamid

kepada wartawan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat

(25/9/2015).

Sumber: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/09/26/

Setelah membaca kasus di atas diskusikanlah dengan teman sebangkumu

pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Mengapa faktor ekonomi dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya

angka putus sekolah?

2. Apabila dikaitkan dengan Pancasila, kasus tersebut merupakan

ketidaksesuaian dari sila keberapa? Berikan alasannya!

3. Adakah faktor lain selain faktor ekonomi yang menjadi penyebab

meningkatnya angka putus sekolah? Apabila ada, apa saja faktor tersebut?

4. Pada saat ini, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk

menanggulangi permasalahan ini, di antaranya dengan memberikan

Bantuan Operasional Sekolah, beasiswa, sekolah gratis, dan sebagainya.

Menurut Anda, apakah upaya pemerintah tersebut sudah berhasil?

Kemukakan indikator keberhasilannya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 21

Di unduh dari : Bukupaket.com


5. Selain pemerintah, siapa lagi yang bertanggung jawab untuk mengatasi

masalah ini? Apa saja peran yang bisa ditampilkannya?

6. Apa solusi yang Anda ajukan untuk mengatasi masalah ini? Bagaimana

strateginya supaya solusi itu berhasil?

7. Kemukakan bentuk pelanggaran hak warga negara yang pernah terjadi di

daerahmu. Bagaimana solusi untuk menyelesaikannya?

3. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Anda tentunya sering membaca slogan “orang bijak taat pajak”. Slogan

singkat mempunyai makna yang sangat dalam, yaitu ajakan kepada setiap

warga negara untuk memenuhi kewajibannya, salah satunya adalah membayar

pajak. Kewajiban warga negara bukan hanya membayar pajak, tetapi masih

banyak lagi bentuk lainnya seperti taat aturan, menjunjung tinggi pemerintahan,

dan bela negara. Kewajiban-kewajiban tersebut apabila dilaksanakan akan

mendukung suksesnya program pembangunan di negara ini serta mendorong

terciptanya keadilan, ketertiban, perdamaian, dan sebagainya.

Pada kenyataannya, saat ini, banyak terjadi pengingkaran terhadap

kewajiban-kewajiban warga negara. Dengan kata lain, warga negara banyak

yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang telah ditetapkan

oleh undang-undang. Pengingkaran tersebut biasanya disebabkan oleh

tingginya sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara sehingga yang

ada di pikirannya hanya sebatas bagaimana cara mendapat haknya, sementara

yang menjadi kewajibannya dilupakan. Selain itu, rendahnya kesadaran

hukum warga negara juga mendorong terjadinya pengingkaran kewajiban

oleh warga negara.

Pengingkaran kewajiban warga negara banyak sekali bentuknya, mulai

dari sederhana sampai yang berat, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Membuang sampah sembarangan

b. Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, mengemudi

tetapi tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi, tidak mematuhi ramburambu

lalu lintas, berkendara tetapi tidak membawa Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK), dan sebagainya.

c. Merusak fasilitas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum,

merusak jaringan telepon.

d. Tidak membayar pajak kepada negara, seperti pajak bumi dan bangunan,

pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir dan sebaganya.

e. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,

misalnya mangkir dari kegiatan siskamling.

22

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pengingkaran kewajiban tersebut apabila tidak segera diatasi akan berakibat

pada proses pembangunan yang tidak lancar. Selain itu pengingkaran terhadap

kewajiban akan berakibat secara langsung terhadap pemenuhan hak warga

negara.

Tugas Kelompok 1.2

Bacalah kasus di bawah ini bersama teman sebangkumu.

Kesadaran Bayar Pajak Warga Masih Rendah

Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pajak Fuad

Rahmany mengatakan bahwa kesadaran warga Indonesia

untuk membayar pajak hingga saat ini masih rendah. Hal itu

terlihat dari masih minimnya jumlah wajib pajak, baik pribadi

maupun perusahaan, yang membayar pajak. “Seharusnya

ada enam juta perusahaan yang bayar pajak. Sekarang baru

520 ribu yang bayar. Sementara wajib pajak pribadi baru 30

persen yang bayar pajak,” kata Fuad saat membuka acara

seminar yang diadakan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia di

Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 23 September 2013.

Padahal, menurut Fuad, pajak merupakan instrumen yang

penting dalam kehidupan bernegara. Seluruh kebutuhan

pembangunan negara, baik pembangunan infrastruktur,

belanja subsidi, dan kebutuhan belanja pegawai, dibayar

dengan uang pajak. “Tapi sebagian besar masyarakat masih

belum paham mengenai keberadaan pajak,” katanya.

Fuad berharap seluruh elemen masyarakat mau

berpartisipasi secara aktif untuk membangun negara dengan

membayar pajak. “Bangsa yang besar dan maju itu sukses

dalam perpajakan. Mereka (warganya) mau urunan,” kata

Fuad.

Jika kesadaran warga dalam membayar pajak sudah

terbangun, Fuad optimistis tax ratio akan terus tumbuh

dan pembangunan infrastruktur dapat dilakukan dengan

maksimal. “Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa

maju dengan pesat. Tax ratio Cina mencapai 17,5 persen.

Sedangkan Indonesia baru 12 persen. Kalau semua bayar

pajak, tax ratio Indonesia bisa mencapai 18 persen,” katanya.

Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/09/23/092515799

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 23

Di unduh dari : Bukupaket.com


Setelah membaca kasus di atas diskusikanlah dengan teman sebangkumu

pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Apa saja yang menyebabkan rendahnya kesadaran membayar pajak?

2. Jelaskan akibat yang akan diterima negara ketika pendapatan dari pajak

terus mengalami penurunan.

3. Apabila dikaitkan dengan Pancasila, kasus tersebut merupakan

ketidaksesuaian dari sila keberapa? Berikan alasannya.

4. Apa saja solusi yang sudah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

kesadaran warga negara dalam membayar pajak? Bagaimana tingkat

keberhasilan dari solusi tersebut?

5. Kemukakan solusi yang Anda tawarkan untuk meningkatkan kesadaran

warga negara dalam membayar pajak dan kesadaran melaksanakan

kewajiban lainnya sebagai warga negara.

6. Kemukakan kasus lain yang berkaitan dengan pengingkaran kewajiban

warga negara yang pernah terjadi di daerahmu, serta bagaimana proses

penyelesaiannya.

D. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran

Kewajiban Warga Negara

1. Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan

Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pernyataan itu tentunya sudah

sering Anda dengar. Pernyataan tersebut sangat relevan dalam proses penegakan

hak dan kewajiban warga negara. Tindakan terbaik dalam penegakan hak

dan kewajiban warga adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor

penyebab dari pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran

kewajiban warga negara dapat diminimalisasi atau bahkan dihilangkan.

Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

berbagai kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum

dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan

partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para

pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan

pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan

24

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


kepada setiap orang dari

perbuatan melawan hukum, dan

menghindari tindakan kekerasan

yang melawan hukum dalam

rangka menegakkan hukum.

b. Mengoptimalkan peran lembagalembaga

selain lembaga tinggi

negara yang berwenang dalam

penegakan hak dan kewajiban

warga negara seperti Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK),

Lembaga Ombudsman Republik

Indonesia, Komisi Nasional

Hak Asasi Manusia (Komnas

HAM), Komisi Perlindungan

Anak Indonesia (KPAI), dan

Komisi Nasional Anti Kekerasan

terhadap Perempuan (Komnas

Perempuan).

c. Meningkatkan kualitas pelayanan

publik untuk mencegah terjadinya

berbagai bentuk pelanggaran hak

dan pengingkaran kewajiban

warga negara oleh pemerintah.

Info Kewarganegaraan

Dalam hubungannya dengan

penegakan hak dan kewajiban warga

negara, Pancasila mengajarkan:

1. Sesungguhnya Tuhan YME adalah

pencipta alam semesta.

2. Manusia adalah makhluk Tuhan

YME yang mendapat anugerah-Nya

berupa kehidupan, kebebasan dan

harta milik.

3. Sebagai makhluk yang mempunyai

martabat luhur, manusia

mengemban kewajiban hidupnya,

yaitu:

a. berterima kasih, berbakti dan

bertakwa kepada-Nya;

b. mencintai sesama manusia;

c. memelihara dan menghargai

hak hidup, hak kemerdekaan

dan hak memiliki sesuatu; serta

d. menyadari pelaksanaan hukum

yang berlaku.

d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik

terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.

e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada

masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi)

maupun non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).

f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.

g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan

dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati

keyakinan dan pendapat masing-masing.

Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai

kasus yang sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembagalembaga

negara yang mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum,

seperti berikut.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 25

Di unduh dari : Bukupaket.com


a. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan

dengan pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa

aman, seperti penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan,

perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme.

Selain itu kepolisian juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan

pelanggaran peraturan lalu lintas.

b. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus

yang berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar

dan sebagainya.

c. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasuskasus

korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.

d. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas

kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

Tugas Mandiri 1.4

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani berbagai

kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara. Akan tetapi,

sampai sekarang kasus-kasus tersebut masih terjadi, seperti masih tingginya

angka putus sekolah dan pengangguran, kurangnya kesadaran masyarakat

untuk membayar pajak. Nah sekaitan dengan hal tersebut, jawablah pertanyaan

berikut:

1. Mengapa kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga

negara masih terjadi?

2. Siapa yang harus bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya kasuskasus

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara?

3. Apa saja solusi yang Anda ajukan untuk mencegah terjadinya kasus-kasus

pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara?

2. Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Terjadinya

Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran

kewajiban warga negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil

tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga negaranya yang mencerminkan

penegakan hak dan kewajiban warga negara. Sebagai warga negara dari

bangsa dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita

mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu menghormati keberadaan

orang lain. Sikap tersebut dapat Anda tampilkan dalam perilaku di lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

26

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas Kelompok 1.3

Lakukanlah identifikasi contoh perilaku yang dapat Anda tampilkan,

sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pencegahan terjadinya pelanggaran

hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

Lingkungan

keluarga

Lingkungan

sekolah

Lingkungan

masyarakat

Lingkungan

bangsa dan negara

Refleksi

Setelah Anda menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran

kewajiban warga negara, tentunya Anda semakin yakin bahwa hak dan

kewajiban dalam pelaksanaannya harus seimbang. Nah, coba sekarang

renungkanlah hal-hal berikut serta cobalah berikan jawabannya. Setelah

mampu Anda jawab, kemudian amalkanlah dalam kehidupanmu sehari-hari.

1. Bila Anda berbuat sewenang-wenang, siapakah yang dirugikan? Jika

demikian, bagaimana keharusannya?

2. Pelanggaran hak cipta dalam bentuk penjualan VCD/DVD bajakan sangat

merugikan pemegang hak ciptanya. Atas kejadian tersebut, bagaimana

sikap Anda ketika menemukan barang-barang bajakan diperjualbelikan?

3. Coba kemukakan hak dan kewajiban yang ada di pundakmu sehubungan

dengan kedudukanmu sebagai seorang anak, pelajar, kakak atau adik,

warga kota atau desa dimana Anda bertempat tinggal?

4. Apa yang akan Anda lakukan apabila melanggar hak orang lain dan

mengabaikan kewajiban?

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 27

Di unduh dari : Bukupaket.com


Rangkuman

1. Kata Kunci

Kata kunci yang harus Anda pahami dalam mempelajari materi pada

bab ini adalah warga negara, hak warga negara dan kewajiban

warga negara.

2. Intisari Materi

a. Hak merupakan sesuatu yang harus diterima oleh setiap orang.

Dalam diri setiap orang melekat hak asasi manusia dan hak

warga negara. Hak asasi bersifat universal tanpa melihat status

kewarganegaraan, sedangkan hak warga negara dibatasi oleh

status kewarganegaraan seseorang.

b. Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Dengan demikian kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai

tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga

negara sebagaimana di atur dalam ketentuan perundang-undangan

yang berlaku.

c. Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling

berkaitan. Keduanya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan

sebab akibat. Seseorang mendapatkan haknya, dikarenakan

dipenuhinya kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak

dapat menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya

yang ditetapkan oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga

negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran

terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun

oleh warga negara sendiri.

e. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara

biasanya disebakan oleh tingginya sikap egoisme yang dimiliki

oleh setiap warga negara, sehingga yang ada di pikirannya hanya

sebatas bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang

menjadi kewajibannya dilupakan. Selain itu, rendahnya kesadaran

hukum warga negara juga mendorong terjadinya pelanggaran dan

pengingkaran kewajiban oleh warga negara.

f. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga

negara adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab

dari pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara dapat diminimalisir atau

bahkan dihilangkan.

28

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Penilaian Diri

1. Penilaian Sikap

Nah, coba sekarang Anda renungi diri masing-masing, apakah perilaku

Anda telah mencerminkan sebagai warga negara yang selalu menyeimbangkan

hak dan kewajiban? Bacalah daftar perilaku di bawah ini, kemudian isi kolom

kegiatan dengan rutinitas yang biasa dilakukan apakah selalu, sering, kadangkadang,

dan tidak pernah dengan tanda silang (x). Ingat Anda harus mengisinya

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No. Contoh Perilaku Selalu Sering Kadangkadang

1.

Membayar iuran kas

kelas tepat waktu

Tidak

Pernah

Alasan

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Melaksanakan piket

kebersihan

Mencantumkan

sumber informasi

pada saat mengutip

pendapat orang lain

Mengikuti kegiatan

pemilihan umum

Tidak nyontek ketika

ulangan

Memakai helm pada

saat mengendari motor

Berjalan di trotoar

pada saat berjalan kaki

di samping jalan raya

Beribadah tepat pada

waktunya

Tidak masuk sekolah

tanpa keterangan yang

jelas

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29

Di unduh dari : Bukupaket.com


No. Contoh Perilaku Selalu Sering Kadangkadang

10.

Berbicara pada saat

menjadi peserta

upacara bendera

Tidak

Pernah

Alasan

2. Pemahaman Materi

Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan

mudah Anda pahami, ada juga yang sulit Anda pahami. Oleh karena itu,

lakukanlah penilaian diri atas pemahaman Anda terhadap materi pada bab

ini dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom paham sekali, paham

sebagian, dan belum paham.

No.

1.

2.

Sub-Materi Pokok

Makna hak dan kewajiban warga

negara

Substansi hak dan kewajiban warga

negara dalam Pancasila

a. Hak dan kewajiban warga negara

dalam nilai ideal sila-sila Pancasila

b. Hak dan kewajiban warga negara

dalam nilai instrumental sila-sila

Pancasila

c. Hak dan kewajiban warga negara

dalam nilai praksis sila-sila

Pancasila

Paham

Sekali

Paham

Sebagian

Belum

Paham

3.

Kasus pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara

a. penyebab terjadinya pelanggaran

hak dan pengingkaran kewajiban

warga negara

b. Kasus pelanggaran hak warga

negara

c. Kasus pengingkaran kewajiban

warga negara

30

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


No.

Sub-Materi Pokok

Paham

Sekali

Paham

Sebagian

Belum

Paham

4.

Penanganan pelanggaran hak dan

pengingkaran kewajiban warga negara

a. Upaya pemerintah dalam

penanganan kasus pelanggaran

hak dan pengingkaran kewajiban

warga negara

b. Membangun partisipasi

masyarakat dalam pencegahan

terjadinya pelanggaran hak dan

kewajiban warga negara

Apabila pemahaman Anda berada pada kategori paham sekali mintalah

materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan Anda, sedangkan

apabila pemahaman Anda berada pada kategori paham sebagian dan belum

paham coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap,

supaya Anda cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya kurang

atau belum memahaminya.

Proyek Kewarganegaraan

Mari Meneliti Kepustakaan

1. Kelas dibagi ke dalam 4 kelompok besar.

2. Siswa mencari informasi yang dibutuhkan secara bekerja sama dalam

kelompoknya masing-masing.

3. Setiap kelompok memilih literatur (buku, jurnal, majalah, koran, buletin,

dan internet) yang memuat topik:

a. Permasalahan peredaran VCD/DVD bajakan yang melanggar hak cipta.

b. Angka pengangguran yang masih tinggi di Indonesia.

c. Rendahnya kesadaran warga negara dalam membayar pajak.

d. Hukuman yang masih rendah bagi para koruptor.

e. Angka putus sekolah yang masih tinggi.

f. Pelanggaran rambu-rambu lalu lintas yang masih sering terjadi.

4. Setiap kelompok mengkaji dan mencatat informasi yang didapat melalui

berbagai literatur (buku, jurnal, majalah, koran, buletin dan internet) yang

dipilih berkaitan dengan materi yang dibelajarkan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 31

Di unduh dari : Bukupaket.com


5. Setiap kelompok harus membuat laporan hasil inkuiri kepustakaannya.

6. Setiap kelompok mempresentasikan laporan hasil inkuiri kepustakaan

secara panel dalam diskusi kelas.

7. Setiap kelompok menanggapi setiap pemaparan laporan yang dilontarkan

oleh kelompok lain.

8. Setiap kelompok menyimpulkan laporan hasil inkuiri kepustakaannya

setelah mendapatkan masukan dari kelompok lain.

Uji Kompetensi Bab 1

Jawablah soal-soal di bawah ini secara jelas dan akurat.

1. Jelaskan konsep hak asasi, hak warga negara, kewajiban asasi, dan

kewajiban warga negara. Uraikan perbedaan dan persamaan konsepkonsep

tersebut!

2. Kemukakan hak dan kewajiban warga negara yang terdapat dalam UUD

NRI Tahun 1945!

3. Jelaskan faktor-faktor penyebab terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran

kewajiban warga negara baik yang bersifat internal maupun eksternal!

4. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan

persoalan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga

negara?

5. Bagaimanakah cara Anda untuk menghindari melakukan pelanggaran

terhadap hak orang lain dan pengingkaran terhadap kewajiban dalam

kehidupan sehari-hari?

32

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Bab

Perlindungan dan

Penegakan Hukum di

Indonesia

Mulai hari ini, sampai beberapa pertemuan ke depan, Anda akan diajak untuk

mempelajari materi pembelajaran pada bab dua. Hal ini menandakan bahwa

Anda sudah berhasil menguasai materi pada bab sebelumnya. Keberhasilan

itu ditandai dengan diperolehnya nilai di atas kriteria yang ditetapkan. Oleh

karena itu, sudah sepatutnya Anda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas keberhasilan ini.

Nah, sebagai langkah awal proses pembelajaran pada bab ini, Anda amati

Gambar 2.1.

Sumber: www.pasti.co.id

Gambar 2.1 Simbol peradilan

Saat Anda memperhatikan gambar di atas, hal apakah yang ada di pikiran

Anda? Keadilankah? Hukumkah? Atau pengadilan? Ya, ketiga hal tersebut

berkaitan erat dengan gambar tersebut. Gambar tersebut merupakan cermin

proses perlindungan dan penegakan hukum. Kedua hal tersebut sangat penting

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 33

Di unduh dari : Bukupaket.com


untuk dilaksanakan di negara kita. Hal tersebut dikarenakan negara kita adalah

negara hukum. Selain itu, perlindungan dan penegakan hukum merupakan

faktor utama untuk mewujudkan keadilan dan perdamaian.

Konsekuensi dari ditetapkannya Indonesia sebagai negara hukum adalah

bahwa dalam segala kehidupan kenegaraan selalu berdasarkan kepada

hukum. Untuk menjaga dan mengawasi hukum berjalan dengan efektif maka

dibentuklah lembaga peradilan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mencari

keadilan dan mendapatkan perlakuan yang semestinya di depan hukum. Nah,

berkaitan dengan hal tersebut, tugas warga negara adalah menampilkan sikap

positif terhadap proses perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia.

Pada bab ini, Anda akan diajak untuk mengupas materi yang berkaitan

dengan praktik perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia. Setelah

mempelajari materi pada bab ini, diharapkan Anda mampu mengevaluasi

praktik perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia dan menampilkan

sikap/perilaku patuh terhadap hukum yang berlaku.

A. Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum

1. Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum

Bayangkan apa yang akan terjadi apabila di keluarga tidak ada aturan, di

sekolah tidak ada tata tertib, di lingkungan masyarakat tidak ada norma-norma

sosial, di negara tidak ada undang-undang. Atau, apa yang akan terjadi apabila

setiap pelanggaran dibiarkan begitu saja, pelakunya tidak diberikan teguran

atau sanksi lainnya? Amatilah Gambar 2.2.

Sumber: www.merdeka.com

Gambar 2.2 Contoh tindakan terhadap pelaku pelanggaran aturan

34

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Gambar 2.2 merupakan dampak dari tidak dipatuhinya hukum. Ketika

hukum tidak dipatuhi atau dilaksanakan, akan terjadi adalah kekacauan di

semua bidang kehidupan. Setiap orang akan berbuat seenaknya atau

menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, sehingga keamanan,

ketenteraman, dan ketertiban sulit terwujud. Nah, supaya hal-hal yang

dikemukakan tadi tidak terjadi, harus diupayakan dilakukannya proses

perlindungan dan penegakan hukum.

Apa sebenarnya perlindungan

hukum itu? Menurut Andi Hamzah,

perlindungan hukum dimaknai sebagai

daya upaya yang dilakukan secara

sadar oleh setiap orang maupun

lembaga pemerintah dan swasta yang

bertujuan mengusahakan pengamanan,

penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan

hidup sesuai dengan hak-hak

asasi yang ada. Makna tersebut tidak

terlepas dari fungsi hukum itu sendiri,

yaitu untuk melindungi kepentingan

manusia. Dengan kata lain hukum

memberikan perlindungan kepada

manusia dalam memenuhi berbagai

macam kepentingannya, dengan

syarat manusia juga harus melindungi

kepentingan orang lain.

Info Kewarganegaraan

Suatu ketentuan hukum

mempunyai tugas sebagai

berikut:

1) Menjamin kepastian hukum

bagi setiap orang di dalam

masyarakat.

2) Menjamin ketertiban,

ketenteraman, kedamaian,

keadilan, kemakmuran,

kebahagiaan dan kebenaran.

3) Menjaga jangan sampai

terjadi perbuatan main hakim

sendiri dalam pergaulan

masyarakat.

Simanjuntak mengartikan perlindungan hukum sebagai segala upaya

pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum serta memberi

perlindungan kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warga

negara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan dapat dikenakan

sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Dengan demikian, suatu perlindungan

dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung unsurunsur

sebagai berikut.

a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.

b. Jaminan kepastian hukum.

c. Berkaitan dengan hak-hak warga negara.

d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Pada hakikatnya, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari

hukum. Oleh karena itu, terdapat banyak macam perlindungan hukum. Dari

sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, terdapat beberapa

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 35

Di unduh dari : Bukupaket.com


di antaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga Anda, seperti

perlindungan hukum terhadap konsumen. Perlindungan hukum terhadap

konsumen diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen. UU ini mengatur segala hal yang menjadi hak dan

kewajiban antara produsen dan konsumen.

Perlindungan hukum di Indonesia diberikan juga kepada hak atas kekayaan

intelektual (HaKI). Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual

meliputi, hak cipta dan hak atas kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak

atas kekayaan intelektual tersebut telah dituangkan dalam sejumlah peraturan

perundang-undangan, seperti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, Undang-Undang Nomor 29

Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, dan lain sebagainya.

Perlindungan hukum diberikan juga kepada tersangka sebagai pihak yang

diduga telah melakukan pelanggaran hukum. Perlindungan hukum terhadap

tersangka diberikan berkaitan dengan hak-hak tersangka yang harus dipenuhi

agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi

kepentingan manusia, apabila ditegakkan. Dengan kata lain, perlindungan

hukum dapat terwujud apabila proses penegakan hukum dilaksanakan.

Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan

hukum sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau

lembaga penegak hukum. Dengan kata lain, penegakan hukum merupakan upaya

untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam berbagai macam bidang

kehidupan.

Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum.

Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya

dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum. Misalnya,

perlindungan hukum konsumen akan terwujud apabila undang-undang

perlindungan konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh seseorang juga

akan terlindungi apabila ketentuan mengenai hak cipta juga dilaksanakan. Begitu

pula dengan kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat akan tertib, aman

dan tenteram apabila norma-norma berlaku di lingkungan tersebut dilaksanakan.

36

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas Mandiri 2.1

Perlindungan dan penegakan hukum tidak akan terwujud apabila tidak mempunyai

landasan atau dasar hukum yang kukuh. Nah, sekarang Anda temukan dari

berbagai macam sumber, baik itu berupa buku ataupun internet, mengenai dasar

hukum perlindungan dan penegakan hukum. Tuliskan hasil temuan Anda dalam

tabel di bawah ini.

No.

Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum

2. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum

Apa yang Anda rasakan apabila ketika ulangan ada yang menyontek, tetapi

tidak ditegur oleh guru? Atau, apa yang Anda rasakan apabila orang tua tidak

menegur anaknya yang melakukan kesalahan apalagi kesalahan yang fatal?

Apabila hal yang dipertanyakan tadi terjadi, tentu saja sebagai warga negara

yang baik, Anda akan merasakan ketidaknyamanan, ketidakadilan bahkan

ketertiban pun tidak akan dapatkan. Nah, itu semua dapat dihindari apabila

perlindungan dan penegakan hukum dilaksanakan.

Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan

dan penegakan hukum. Negara wajib melindungi warga negaranya dari

berbagai macam ketidakadilan, ketidaknyamanan dan penyimpangan hukum

lainnya. Selain itu, negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh

warga negaranya untuk melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang

berlaku.

Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat

mewujudkan hal-hal berikut ini.

a. Tegaknya supremasi hukum

Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak

dalam mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan.

Dengan kata lain, semua tindakan warga negara maupun pemerintahan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 37

Di unduh dari : Bukupaket.com


selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku. Tegaknya supremasi hukum

tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak ditegakkan

baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum.

b. Tegaknya keadilan

Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga

negara. Setiap warga negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan

kewajibannya merupakan wujud dari keadilan tersebut. Hal itu dapat

terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.

c. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat

Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap

orang. Perdamaian akan terwujud apabila setiap orang merasa dilindungi

dalam segala bidang kehidupan. Hal itu akan terwujud apabila aturanaturan

yang berlaku dilaksanakan.

Menurut Soerjono Soekanto, keberhasilan proses perlindungan dan

penegakan hukum tidaklah semata-mata menyangkut ditegakkannya hukum

yang berlaku, akan tetapi sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain

sebagai berikut.

a. Hukumnya. Dalam hal ini yang

dimaksud adalah undang-undang

yang dibuat tidak boleh bertentangan

dengan ideologi negara.

Selain itu, penyusunan undangundang

dibuat haruslah menurut

ketentuan yang mengatur kewenangan

pembuatan undangundang

sebagaimana diatur

dalam konstitusi negara. Selanjutnya,

undang-undang haruslah

dibuat sesuai dengan kebutuhan

dan kondisi masyarakat di mana

undang-undang tersebut diberlakukan.

Penanaman Kesadaran

Berkonstitusi

Perlindungan dan penegakan

hukum tidak akan terwujud

apabila anggota masyarakat tidak

mempunyai kesadaran hukum.

Anda tentu saja harus mempunyai

kesadaran hukum yang tinggi yang

tercermin dari pengetahuan dan

pemahaman yang luasa terhadap

ketentuan yang berlaku, serta selalu

bersikap dan berperilaku sesuai

dengan hukum yang berlaku.

b. Penegak hukum, yakni pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam

bidang penegakan hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya

dengan baik sesuai dengan peranannya masing-masing yang telah diatur

dalam peraturan perundang-undangan. Menjalankan tugas tersebut

dilakukan dengan mengutamakan keadilan dan profesionalisme, sehingga

menjadi panutan masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak termasuk

semua anggota masyarakat.

38

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


c. Masyarakat, yakni masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut

berlaku atau diterapkan. Maksudnya, warga masyarakat harus mengetahui

dan memahami hukum yang berlaku, serta menaati hukum yang berlaku

dengan penuh kesadaran akan pentingnya dan perlunya hukum bagi

kehidupan masyarakat.

d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana atau

fasilitas`tersebut, mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil,

organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan

sebagainya. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai, merupakan

suatu keharusan bagi keberhasilan penegakan hukum.

e. Kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan

pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini, kebudayaan

mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai

mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap

baik sehingga dianut, dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari.

Nah, hal-hal di ataslah yang makin memperkuat keyakinan bahwa proses

perlindungan dan penegakan hukum merupakan sesuatu yang penting dan

mutlak untuk dilaksanakan oleh sebuah negara.

Tugas Mandiri 2.2

Bacalah berita di bawah ini.

Hukuman Mati Bandar Narkoba Harus Konsisten

Direktur Eksekutif Institute for Strategic and Development

Studies (ISDS), M. Aminuddin, meminta hukuman mati bagi para

bandar besar narkoba yang telah terkena vonis hukuman mati

harus dilaksanakan secara konsisten. “Tindakan para bandar besar

narkoba telah menyebabkan kematian bagi banyak orang, yang

sebagian besar adalah anak muda yang mestinya adalah generasi

penerus. Hukuman mati memang layak dijatuhkan kepada

mereka,” tutur Aminuddin, Minggu (29/11) malam.

Aminuddin mendukung pernyataan Direktur Advokasi Badan

Narkotika Nasional (BNN) Yunis Farida Oktoris, yang antara lain

mengemukakan agar hukuman mati bagi para pengedar narkoba

dilaksanakan secara konsisten. Itu karena Indonesia sudah berada

dalam kondisi darurat narkoba.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 39

Di unduh dari : Bukupaket.com


Ia memprediksi, angka kematian akibat narkoba dari tahun

ke tahun cenderung meningkat, seiring bertambahnya angka

penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang lainnya. Oleh karena

itu, Indonesia tidak perlu takut terhadap tekanan asing yang tidak

menyetujui hukuman mati bagi bandar besar narkoba. Ini terutama

karena Indonesia sudah berada pada kondisi darurat narkoba serta

agar hukuman mati menimbulkan efek jera.

“Aparat penegak hukum harus bertindak tegas. Jangan mau

diiming-imingi sejumlah uang oleh para bandar besar narkoba

yang uangnya memang tidak berseri,” ucap pengamat dan peneliti

masalah-masalah sosial dan politik ini.

Lebih jauh Aminuddin mengimbau, pers Indonesia mesti terus

memberitakan pentingnya pemberantasan narkoba. Hal tersebut

semata-mata untuk penyelamatan generasi muda serta bagi

Indonesia yang lebih baik ke depan.

Dalam hubungan itu, jurnal data BNN 2014 menyebutkan, total

kematian akibat narkoba diprediksi meningkat karena persentase

jumlah penyalah guna narkoba bertambah, dari 1,9 persen

(2008) menjadi 2,2 persen (2011). Jumlah ini diperkirakan terus

meningkat pada 2015 menjadi 2,8 persen.

Di sisi lain, saat ini ada sekitar 60 terpidana kasus narkoba

yang telah diputuskan untuk dihukum mati dan menanti waktu

eksekusi. Jumlah tersebut tidak termasuk delapan orang yang

telah dieksekusi mati dalam tahap kedua pada 29 April 2015.

Sementara itu, tahap pertama eksekusi mati kasus narkoba

dilakukan pada 18 Januari 2015 terhadap lima terpidana, yakni

Ang Kiem Soei asal Belanda, Namaona Denis warga Malawi,

Marco Archer Cardoso Moreira dari Brasil, Daniel Enemuo warga

Nigeria, dan Rani Andriani, perempuan asal Cianjur.

BNN juga mencatat, sekitar 50 orang meninggal dunia setiap

hari akibat penyalahgunaan narkoba. Tahun ini saja, pemerintah

berupaya merehabilitasi sekitar 100.000 pengguna narkoba yang

berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.

Sumber: http://www.sinarharapan.co/news/read/151130054/

40

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Setelah Anda membaca berita tersebut, lakukanlah analisis terhadap

pelaksanakan hukuman mati terhadap pelaku kasus narkoba dengan meninjau

hal-hal sebagai berikut.

1. Dampak dari eksekusi mati terhadap peredaran narkoba.

2. Efek jera yang ditimbulkan dari pelaksanaan eksekusi mati yang ditandai

dengan menurunnya jumlah pengedar dan pengguna narkoba.

3. Relevansi (kesesuaian) pelaksanaan hukuman mati dengan penegakan hak

asasi manusia.

4. Alternatif hukuman bagi pelaku penyalahgunaan narkoba selain hukuman

mati.

Rumuskanlah analisis Anda tersebut dalam bentuk artikel sepanjang empat

sampai enam paragraf. Kemudian, presentasikan di depan kelas.

B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin

Keadilan dan Kedamaian

1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Anda tentunya sering sekali bertemu dengan anggota kepolisian. Peran

yang mereka tampilkan bermacam-macam, seperti mengatur lalu lintas,

memberantas gerakan-gerakan terorisme, mencegah penyalahgunaan narkoba,

dan sebagainya.

Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan

lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya

keamanan dalam negeri. Selain itu, dalam bidang penegakan hukum

khususnya yang berkaitan dengan penanganan tindak pidana sebagaimana

yang di atur dalam KUHAP, Polri sebagai penyidik utama yang menangani

setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam

negeri, Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Republik Indonesia, telah menetapkan kewenangan sebagai berikut.

a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian

perkara untuk kepentingan penyidikan.

c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka

penyidikan.

d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta

memeriksa tanda pengenal diri.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 41

Di unduh dari : Bukupaket.com


sumber:www.antarafoto.com

Gambar 2.3 Anggota kepolisian sedang melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara

e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi.

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara.

h. Mengadakan penghentian penyidikan.

i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang

berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak

atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka

melakukan tindak pidana.

k. Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai

negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil

untuk diserahkan kepada penuntut umum.

l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu

tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat

sebagai berikut:

1) tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;

2) selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan

tersebut dilakukan;

3) harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;

4) pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan

5) menghormati hak asasi manusia.

42

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan

kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan merupakan

tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang

berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang- undang

dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang

pengadilan. Pelaku pelanggaran pidana yang akan dituntut adalah yang benar

bersalah dan telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang disangkakan

dengan didukung oleh barang bukti yang cukup dan didukung oleh minimal

2 (dua) orang saksi.

Keberadaan Kejaksaan Republik

Indonesia diatur dalam Undang-Undang RI

Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia. Berdasarkan undangundang

tersebut, kejaksaan sebagai salah

satu lembaga penegak hukum dituntut

untuk lebih berperan dalam menegakkan

supremasi hukum, perlindungan kepentingan

umum, penegakan hak asasi manusia,

serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KKN). Kejaksaan RI sebagai

lembaga negara yang melaksanakan

kekuasaan negara di bidang penuntutan

harus melaksanakan fungsi, tugas, dan

wewenangnya secara merdeka, terlepas

dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan

pengaruh kekuasaan lainnya. Adapun yang

menjadi tugas dan wewenang Kejaksaan

dikelompokkan menjadi tiga bidang, berikut.

Info Kewarganegaraan

Untuk mengefektifkan

perannya, lembaga kejaksaan

di Indonesia memiliki tiga

tingkatan, yaitu:

1. Kejaksaan Agung di tingkat

pusat yang dipimpin oleh

seorang Jaksa Agung.

2. Kejaksaan Tinggi di tingkat

provinsi yang dipimpin oleh

seorang Kepala Kejaksaan

Tinggi (Kajati).

3. Kejaksaan Negeri yang

berada di tingkat kabupaten/

kota yang dipimpin oleh

seorang Kepala Kejaksaan

Negeri (Kajari).

a. Di Bidang Pidana

1) Melakukan penuntutan.

2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana

bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat.

4) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan

undang-undang.

5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan

pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang

dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 43

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber:www.kompas.com

Gambar 2.4 Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia

b. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

Kejaksaan, dengan kuasa khusus, dapat bertindak, baik di dalam maupun di

luar pengadilan, untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

c. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum

1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.

2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.

3) Pengawasan peredaran barang cetakan.

4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat

dan negara.

5) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.

6) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

Di Indonesia, perwujudan kekuasaan kehakiman diatur sepenuhnya dalam

Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,

yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun

2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Berdasarkan undang-undang tersebut,

kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung. Badan

peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan

yang berada di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan

Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara, serta oleh sebuah Mahkamah

44

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Konstitusi. Lembaga-lembaga tersebut berperan sebagai penegak keadilan,

dan dibersihkan dari setiap intervensi baik dari lembaga legislatif, eksekutif

maupun lembaga lainnya. Kekuasaan kehakiman yang diselenggarakan oleh

lembaga-lembaga tersebut dilaksanakan oleh hakim.

Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh

undang-undang untuk mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan

hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum

berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang pengadilan

berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Dalam upaya menegakkan

hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan yang merdeka

untuk menyelenggarakan peradilan. Dengan kata lain, hakim tidak boleh

dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara.

Apabila hakim mendapatkan pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan

perkara, cenderung keputusan hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan

meresahkan masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim akan pudar.

Menurut ketentuan Undang-Undang RI

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman, hakim berdasarkan jenis

lembaga peradilannya dapat diklasifikasikan

menjadi tiga kelompok berikut:

a. Hakim pada Mahkamah Agung yang

disebut dengan Hakim Agung.

b. Hakim pada badan peradilan yang berada

di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam

lingkungan peradilan umum, lingkungan

peradilan agama, lingkungan peradilan

militer, lingkungan peradilan tata usaha

negara, dan hakim pada pengadilan

khusus yang berada dalam lingkungan

peradilan tersebut.

c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi

yang disebut dengan Hakim Konstitusi.

Penanaman Kesadaran

Berkonstitusi

Sebagai warga negara

yang baik, Anda harus

mengetahui dan memahami

tugas dan kewenangan dari

setiap lembaga penegak

hukum. Selain itu, Anda juga

harus bisa mengkritisi setiap

peran dari lembaga penegak

hukum. Hal itu merupakan

salah satu bentuk dukungan

terhadap kinerja dari lembaga

penegak hukum.

Setiap hakim melaksanakan proses peradilan yang dilaksanakan di

sebuah tempat yang dinamakan pengadilan. Dengan demikian, terdapat

perbedaan antara konsep peradilan pengadilan. Peradilan menunjuk pada

proses mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan.

Pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau tempat untuk

melaksanakan proses peradilan guna menegakkan hukum.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 45

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber: www.primaironline.com

Gambar 2.5 Gedung pengadilan sebagai salah satu tempat bagi setiap warga negara untuk

mencari keadilan.

Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara

menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan tidak

boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang

diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang. Pengadilan wajib

memeriksa dan mengadili setiap perkara peradilan yang masuk.

4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum

Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam

maupun di luar pengadilan. Jasa hukum yang diberikan berupa memberikan

konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, membela,

mendampingi, dan melakukan tindakan hukum. Melalui jasa hukum yang

diberikan, advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan

berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk

usaha memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental

mereka di depan hukum.

sumber: www.hukumonline.com

Gambar 2.6 Para penasihat hukum atau advokat juga merupakan salah satu penegak hukum

46

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Keberadaan advokat sebagai salah satu penegak hukum diatur dalam

Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Melalui UU

ini, setiap orang yang memenuhi persyaratan dapat menjadi seorang advokat.

Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam Pasal 3

Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yaitu:

a. warga NRI;

b. bertempat tinggal di Indonesia;

c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;

d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;

e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;

f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;

g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada kantor

advokat;

h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang

diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; serta

i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai

integritas yang tinggi.

Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan

gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak

segera disidangkan atau diputuskan perkaranya, dan sebagainya. Di samping

itu, pengacara bertugas membantu hakim dalam mencari kebenaran dan tidak

boleh memutarbalikkan peristiwa demi kepentingan kliennya agar kliennya

menang dan bebas. Oleh karena itu, sesuai Undang-Undang RI Nomor 18

Tahun 2003, seorang advokat mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi

undang-undang. Adapun yang menjadi hak advokat adalah sebagai berikut.

a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela

perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan

dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundangundangan.

b. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela

perkara yang menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada

kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.

c. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam

menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan

pembelaan klien dalam sidang pengadilan.

d. Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya,

baik dari instansi pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan

kepentingan tersebut yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan

kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 47

Di unduh dari : Bukupaket.com


e. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk

perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau

pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi

elektronik advokat.

f. Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara

klien oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.

Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat di antaranya adalah

sebagai berikut.

a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan

perlakuan terhadap klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik,

keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budaya.

b. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh

dari kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh

undang-undang.

c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan

kepentingan tugas dan martabat profesinya.

d. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian

sedemikian rupa sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi

kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.

e. Advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas profesi

advokat selama memangku jabatan.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah sebuah komisi yang

dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tujuan dibentuknya

KPK adalah untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, KPK mempunyai tugas sebagai berikut.

a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi.

b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi.

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak

pidana korupsi.

d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.

48

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Sumber:.www.indonesiamedia.com

Gambar 2.7 Gedung KPK

Selain memiliki tugas tersebut, komisi ini memiliki beberapa wewenang

sebagai berikut.

1) Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana

korupsi.

2) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak

pidana korupsi.

3) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana

korupsi kepada instansi terkait.

4) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan tindakan korupsi.

5) Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya itu, KPK perpedoman pada

asas sebagai berikut.

1) Kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam

setiap kebijakan menjalankan tugas dan wewenang KPK.

2) Keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif

tentang kinerja KPK dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 49

Di unduh dari : Bukupaket.com


3) Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan

hasil akhir kegiatan KPK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4) Kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan

umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.

5) Proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara

tugas, wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban KPK.

Tugas Kelompok 2.1

Buatlah kliping mengenai pemberitaan yang berkaitan dengan peran

lembaga-lembaga penegak hukum. Kliping yang dibuat minimal memuat

lima buah artikel atau berita yang berkaitan dengan hal tersebut. Kemudian,

analisis dua buah artikel atau berita yang Anda anggap menarik.

C. Dinamika Pelanggaran Hukum

1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum

Anda tentunya pernah mendengar peristiwa pembunuhan dan juga

perampokan yang terjadi di suatu daerah. Anda juga tentunya pernah melihat

di televisi seorang pejabat negara ditangkap karena melakukan korupsi.

Nah, pembunuhan, perampokan, dan korupsi merupakan sebagian contoh

dari pelanggaran hukum. Apa sebenarnya pelanggaran hukum itu? Mengapa

terjadi pelanggaran hukum?

Pelanggaran hukum disebut juga

perbuatan melawan hukum, yaitu

tindakan seseorang yang tidak sesuai atau

bertentangan dengan aturan-aturan yang

berlaku. Dengan kata lain, pelanggaran

hukum merupakan pengingkaran terhadap

kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan

oleh peraturan atau hukum yang berlaku,

misalnya kasus pembunuhan merupakan

pengingkaran terhadap kewajiban untuk

menghormati hak hidup orang lain.

Info Kewarganegaraan

Pelanggaran terhadap satu

ketentuan hukum pada

hakikatnya merupakan

pelanggaran terhadap:

1. aturan agama;

2. dasar negara;

3. konstitusi negara; dan

4. norma-norma sosial

lainnya.

50

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum.

Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:

a. pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;

b. hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum terjadi di negara

ini. Hampir setiap hari, kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya

tindakan melawan hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh

aparat penegak hukum sendiri. Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan

dengan aturan yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,

bangsa dan negara.

a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:

1) mengabaikan perintah orang tua;

2) mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;

3) ibadah tidak tepat waktu;

4) menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;

5) nonton tv sampai larut malam; dan

6) bangun kesiangan.

b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya

1) menyontek ketika ulangan;

2) datang ke sekolah terlambat;

3) bolos mengikuti pelajaran;

4) tidak memperhatikan penjelasan guru; dan

5) berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.

sumber: www.kulonprogonews.wordpress.com

Gambar 2.8 Para pelajar yang bolos sekolah ditertibkan oleh aparat penegak hukum

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 51

Di unduh dari : Bukupaket.com


c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:

1) mangkir dari tugas ronda malam;

2) tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;

3) main hakim sendiri;

4) mengonsumsi obat-obat terlarang;

5) melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;

6) melakukan perjudian; dan

7) membuang sampah sembarangan.

d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:

1) tidak memiliki KTP;

2) tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;

3) melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan,

penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain

dan sebagainya;

4) melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;

5) tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan

6) merusak fasilitas negara dengan sengaja.

Tugas Mandiri 2.3

Analisislah dua contoh kasus pelanggaran hukum di bawah ini. Untuk

memudahkan Anda dalam menganalisis, diskusikanlah bersama teman

sebangku, tetapi laporannya dibuat secara individual.

Kasus 1

Konsultan Bangkrut Cetak Uang Palsu

Seorang konsultan diamankan petugas Polsek Parung karena

diduga membuat uang palsu. HT (48) dan istrinya TW (39)

diamankan, Rabu (19/10/2013) petang saat akan membeli rokok

menggunakan uang pecahan Rp5.000 palsu di sebuah warung

rokok di daerah Parung, Kabupaten Bogor.

52

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kepada Polisi, pria mengaku hanya iseng mencetak uang

palsu (upal) menggunakan mesin printer. Dari tangan HT, Polisi

menyita upal sebesar Rp2,6 juta terdiri atas pecahan Rp20 ribu

64 lembar, Rp10 ribu 10 lembar dan Rp5 ribu sebanyak 257

lembar. “Saya cuma mencetak uang palsu pecahan Rp5 ribu, 20

ribu dan Rp10 ribu,” kata HT kepada wartawan.

Kapolsek Parung, Komisaris Maksum Rosidi menjelaskan,

HT dan istrinya diamankan setelah pihaknya mendapatkan

laporan dari seorang pedagang rokok yang mendapatkan uang

palsu dari pelaku. “Kemudian, kita langsung bergerak dan

mengamankan keduanya,” ujar Maksum kepada wartawan di

Mapolsek Parung, Kamis (20/10/2013) siang.

Maksum menjelaskan, pihaknya kemudian mengembangkan

kasus itu dengan mengeledah rumah pelaku dan ditemukan Rp

2,6 juta upal berbagai pecahan. HT, bapak dua anak menjelaskan,

dirinya sedang dalam kondisi bangkrut pasca tidak lagi menjadi

dosen serta serta sepinya order proyek sebagai konsultan.

“Karena saya sedang jatuh, iseng-iseng saya cetak uang asli

menggunakan printer dan hasilnya cukup mirip dengan aslinya,”

katanya.

Untuk mencetak uang palsu itu, dia hanya menggunakan

kertas jenis HVS ukuran kuarto atau folio. HT mengaku sengaja

hanya mencetak uang pecahan Rp5 ribu, Rp10 ribu dan Rp20

ribu karena hasil cetakannya mirip dengan aslinya. “Satu kertas

bisa mencetak enam lembar uang. Tinggal dipotong-potong

pakai cutter,” katanya. Menurutnya, aksinya ini baru dilakukan

satu bulan terakhir. “Saya tidak punya niat untuk kaya dari cetak

uang palsu. Saya hanya butuh uang untuk bisa makan dan beli

rokok,” ucapnya.

Kapolsek Parung, Kompol Maksum Rosidi mengungkapkan,

pelaku ditangkap berdasarkan laporan seorang pedagang rokok

di pinggir jalan Parung. “Saat beli rokok, dia meminta istrinya

yang beli. Sementara dia berada di atas motor sewaan. Polisi

yang tengah mengawasi lokasi, langsung menangkap keduanya

saat Uha berteriak karena masih mengingat wajah pelaku pria,”

kata Kapolsek. (wid)

Sumber: http://waspada.net/reports/view/659

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 53

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kasus 2

Berniat Jual Ganja, ABK Diringkus Polisi di

Penjaringan

Seorang anak buah kapal (ABK) yang berinisial R berniat

menjual daun ganja kering di atas kapal ikan, sebelum berangkat

naik kapal untuk menangkap ikan tuna diringkus anggota

Kepolisian Polsek Penjaringan. R diringkus di depan rumahnya

di Jl Muara Angke, RT 01/11, Pluit, Penjaringan Jakarta Utara,

Kamis (24/10/2013). Satuan Polsek Penjaringan, Jakarta Utara

mengamankan 500gram daun ganja dari R (30) di dalam rumahnya.

“Kita masih kembangkan kasus ini,” kata Kepala Kepolisian

Sektor Metro Penjaringan, Ajun Komisaris Besar Suyudi Ario

Seto saat dikonfirmasi, Kamis (24/10/2013). Penangkapan

ini dilakukan berdasarkan informasi dari masyarakat. Kepada

petugas R mengatakan ganja 500gram itu dibelinya dari seseorang

di kawasan Muara Baru, Penjaringan. “Tersangka mendapatkan

ganja tersebut dari seorang bandar di Muara Baru,” jelasnya.

R membeli ganja dengan nilai Rp2,5 juta dari bandar.

Rencananya ganja akan dijual di atas kapal ikan. Adapun R

mengonsumsi ganja itu karena harus berada di laut mencari

ikan selama dua bulan ini. Penangkapan R berawal dari laporan

masyarakat. Kepolisian kemudian melakukan penyidikan dan

menangkap tersangka di rumahnya ketika hendak melaut. Polisi

menemukan enam paket daun ganja kering dibungkus kertas

koran di dalam rumahnya.

Tersangka kemudian diamankan ke Polsek Penjaringan. Sudah

sekitar dua tahun lebih tersangka mengedarkan daun ganja dan

karena tersangka pulang dua bulan sekali berlayar mencari ikan di

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) jadi susah ditangkap.

Atas kasus yang menimpanya ini, tersangka dijerat pasal 111

dan Pasal 112 UU Narkotika No 35 Tahun 2009 atas kepemilikan

dan penyalahgunaan narkotika dengan ancaman hukuman penjara

minimal 5 (lima) tahun dan paling lama 20 tahun atau pasal 114

tentang Pengedaran Narkoba dengan ancaman hukuman mati.

Sumber: http://news.detik.com/read/2013/10/24

54

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Dari dua kasus di atas, lakukan analisis yang berkaitan dengan hal-hal

sebagai berikut.

a. Faktor penyebab terjadinya dua kasus tersebut.

b. Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan.

c. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar.

d. Sanksi yang kemungkinan akan diterima pelaku.

e. Solusi untuk mencegah terulangnya kasus tersebut.

2. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum

Pernahkah Anda melihat seorang wasit sepak bola ragu untuk memberikan

kartu peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Apakah kartu

merah yang akan diberikan atau kartu kuning? Keragu-raguan wasit itu

merupakan satu bukti penegakan sanksi tidak tegas.

Peristiwa serupa sering kali kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, mengapa sopir angkutan kota tidak sungkan-sungkan berhenti

menunggu penumpang pada tempat yang jelas-jelas dilarang berhenti?

Penyebabnya karena petugas tidak tegas menindaknya. Karena peristiwa

seperti itu dibiarkan, tidak ditindak oleh petugas, lama-kelamaan dianggap

hal yang biasa. Dengan kata lain, jika suatu perbuatan dilakukan berulangulang,

tidak ada sanksi, walaupun melanggar aturan, akhirnya perbuatan itu

dianggap sebagai norma. Seperti kebiasaan sopir angkutan kota tadi, karena

perbuatannya itu tidak ada yang menindak, akhirnya menjadi hal yang biasa

saja.

Hal yang sama bisa juga menimpa Anda. Misalnya, jika para siswa yang

melanggar tata tertib sekolah dibiarkan begitu saja, tanpa ada sanksi tegas, esok

lusa, pelanggaran akan menjadi hal yang biasa. Perilaku yang bertentangan

dengan hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pribadi maupun

kehidupan bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan tentu saja

akan selalu meliputi kehidupan kita jika hukum sering dilanggar atau ditaati.

Untuk mencegah terjadinya tindakan pelanggaran terhadap norma atau hukum,

dibuatlah sanksi dalam setiap norma atau hukum tersebut.

Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya. Sifat dan jenis

sanksi dari setiap norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari

segi tujuannya sama, yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.

Berikut ini sanksi dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 55

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tabel 2.1

Sanksi dan Norma dalam Masyarakat

No. Norma Pengertian Contoh-Contoh Sanksi

1. Agama Petunjuk hidup

yang bersumber

dari Tuhan yang

disampaikan melalui

utusan-utusan-Nya

(Rasul/Nabi) yang

berisi perintah,

larangan atau

anjuran-anjuran

2. Kesusilaan Pedoman pergaulan

hidup yang

bersumber dari hati

nurani manusia

tentang baikburuknya

suatu

perbuatan

3. Kesopanan Pedoman hidup yang

timbul dari hasil

pergaulan manusia di

dalam masyarakat

4. Hukum Pedoman hidup yang

dibuat oleh badan

yang berwenang

yang bertujuan

untuk mengatur

manusia dalam

kehidupan berbangsa

dan bernegara

(berisi perintah dan

larangan)

a. beribadah

b. tidak berjudi

c. suka beramal

a. berlaku jujur

b. menghargai

orang lain

a. menghormati

orang yang

lebih tua

b. tidak berkata

kasar

c. menerima

dengan

tangan kanan

a. harus tertib

b. harus sesuai

prosedur

c. dilarang

mencuri

Tidak langsung,

karena akan

diperoleh setelah

meninggal dunia

(pahala atau

dosa)

Tidak tegas,

karena hanya

diri sendiri

yang merasakan

(merasa

bersalah,

menyesal, malu,

dan sebagainya)

Tidak tegas,

tetapi dapat

diberikan oleh

masyarakat

dalam bentuk

celaan,

cemoohan atau

pengucilan

dalam pergaulan

Tegas dan nyata

serta mengikat

dan memaksa

bagi setiap

orang tanpa

kecuali

56

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Dalam Tabel 2.1, disebutkan bahwa sanksi norma hukum adalah tegas dan

nyata. Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.

1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur

dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai

sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan

bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:

(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:

a) hukuman mati; dan

b) hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan

hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan

sekurang-kurangnya 1 tahun).

(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:

a) pencabutan hak-hak tertentu;

b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan

c) pengumuman keputusan hakim.

2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar

hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338

KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang

lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama

lima belas tahun”.

Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan,

Sanksi sosial diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan,

dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari lingkungan

masyarakat setempat.

Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah

orang dari perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni

sanksi psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika

seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam

batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia akan dibayang-bayangi oleh

kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi

inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang

melakukan pelanggaran terhadap aturan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 57

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas Kelompok 2.2

Lakukan wawancara dengan Kapolsek atau anggota polisi lainnya di

wilayah tempat Anda tinggal. Tanyakan hal-hal sebagai berikut.

a. Jumlah kasus yang ditangani oleh Polsek setempat.

b. Jenis kasus yang ditangani.

c. Penanganan kasus tersebut.

d. Jenis sanksi yang akan diterima oleh pihak-pihak yang terlibat.

Laporkan hasil wawancara tersebut secara tertulis dan presentasikan di depan

kelas.

3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum

Setelah Anda menganalisis berbagai macam kasus pelanggaran hukum dan

memahami sanksi atas pelanggaran hukum yang dilakukan, tentu saja sekarang

keyakinan Anda akan pentingnya perlindungan dan penegakan hukum makin

tinggi. Nah, keyakinan tersebut harus dibuktikan, salah satunya dengan

berpartisipasi dalam proses perlindungan dan penegakan hukum. Wujud dari

partisipasi tersebut adalah dengan menampilkan perilaku yang mencerminkan

ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum.

Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan

konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang

sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang

diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung menunjukkan

tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung

arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:

a. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;

b. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan

c. menegakkan kepastian hukum.

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang

berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:

a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;

b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;

c. tidak menyinggung perasaan orang lain;

d. menciptakan keselarasan;

e. mencerminkan sikap sadar hukum;

f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

58

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita

tampilkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat, bangsa dan negara sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda

dalam proses penegakan dan perlindungan hukum. Berikut ini contoh perilaku

yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku

a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga

1) Mematuhi perintah orang tua.

2) Ibadah tepat waktu.

3) Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak,

adik dan sebagainya.

4) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.

b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah

1) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.

2) Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.

3) Tidak menyontek ketika ulangan.

4) Memperhatikan penjelasan guru.

5) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.

c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat

1) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;

2) Bertugas ronda.

Sumber: hasprabu.blogspot.com

Gambar 2.9 Kegiatan ronda malam merupakan bukti kepatuhan terhadap aturan yang berlaku

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 59

Di unduh dari : Bukupaket.com


3) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.

4) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.

5) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat

seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;

6) Membayar iuran warga.

d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.

1) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.

2) Memiliki KTP.

3) Memiliki SIM.

4) Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.

5) Membayar pajak.

6) Membayar retribusi parkir.

Refleksi

Setelah Anda mempelajari materi perlindungan dan penegakan hukum,

tentunya Anda makin memahami bahwa sebagai warga negara, Anda harus

mematuhi setiap hukum yang berlaku. Renungkan sikap dan perilaku Anda

dalam kehidupan sehari-hari apakah pernah atau tidak pernah melakukan

pelanggaran hukum, serta berikan alasannya.

No. Sikap dan Perilaku Pernah

1. Melanggar peraturan sekolah.

2. Datang terlambat ke sekolah.

Tidak

Pernah

Alasan

3.

4.

5.

Menjiplak karya orang lain dan

mengakui sebagai karya sendiri.

Memberi uang kepada temanmu

agar mau mengerjakan PR.

Tidak berperan serta dalam

penyelesaian tugas kelompok.

60

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


No. Sikap dan Perilaku Pernah

6.

7.

8.

Membela adikmu ketika berkelahi

dengan temannya, walaupun tahu

adikmu bersalah.

Tidak membayarkan uang SPP

yang telah diberikan orang tuamu.

Mengambil sisa uang belanja

tanpa memberitahu ibumu.

9.

Memalsukan tanda tangan orang

tuamu.

10. Menyontek ketika ulangan.

Tidak

Pernah

Alasan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 61

Di unduh dari : Bukupaket.com


Rangkuman

1. Kata kunci

Kata kunci yang harus Anda pahami dalam mempelajari materi pada bab

ini adalah hukum, perlindungan hukum, penegakan hukum, aparat

penegak hukum, dan sanksi hukum.

2. Intisari Materi

a. Perlindungan hukum merupakan upaya pemberian perlindungan

kepada subjek hukum oleh aparat penegak hukum melalui

penetapan suatu peraturan tertulis ataupun tidak tertulis, sehingga

subjek hukum tersebut dapat merasakan keadilan, ketenteraman,

kepastian, dan sebagainya.

b. Perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila tidak disertai

dengan penegakan hukum. Penegakan hukum merupakan upaya

untuk melaksanan ketentuan hukum yang berlaku oleh aparat

penegak hukum bersama masyarakat untuk mewujudkan supremasi

hukum, menegakkan keadilan dan mewujudkan perdamaian dalam

kehidupan masyarakat.

c. Lembaga yang berperan dalam proses perlindungan dan penegakan

hukum di Indonesia di antaranya adalah Kepolisian, Kejaksaan,

Lembaga Peradilan (pemegang kekuasaan kehakiman) dan Advokat

atau Penasihat Hukum serta Komisi Pemberantasan Korupsi.

d. Pelanggaran hukum yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh

ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Ketidakpatuhan

tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kepentingan setiap

orang tidak terlindungi.

e. Wujud dari partisipasi masyarakat dalam proses perlindungan

dan penegakan hukum di Indonesia salah satunya adalah dengan

menampilkan perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap

hukum yang berlaku di berbagai lingkungan kehidupan.

62

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Penilaian Diri

1. Sikap Perilaku

Penilaian ini untuk mengukur sejauh mana Anda telah berperilaku sesuai

dengan hukum yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Bacalah daftar

perilaku di bawah ini, kemudian isi kolom kegiatan dengan rutinitas yang biasa

dilakukan selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah dengan memberi

tanda silang (x). Ingat, Anda harus mengisinya sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.

No. Sikap Perilaku Selalu Sering Kadang-

Kadang

1. Dalam kehidupan di

lingkungan keluarga

a. Mematuhi perintah

orang tua.

b. Ibadah tepat waktu.

c. Menghormati anggota

keluarga yang lain

seperti ayah, ibu,

kakak, adik dan

sebagainya.

d. Melaksanakan aturan

yang dibuat dan

disepakati keluarga.

2. Dalam kehidupan di

lingkungan sekolah

a. Menghormati kepala

sekolah, guru, dan

karyawan lainnya.

b. Memakai pakaian

seragam yang telah

ditentukan.

c. Tidak menyontek

ketika ulangan.

d. Memperhatikan

penjelasan guru.

e. Mengikuti pelajaran

sesuai dengan jadwal

yang berlaku.

f. Tidak kesiangan.

Tidak

Pernah

Alasan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 63

Di unduh dari : Bukupaket.com


No. Sikap Perilaku Selalu Sering Kadang-

Kadang

3. Dalam kehidupan di

lingkungan masyarakat

a. Melaksanakan setiap

norma yang berlaku di

masyarakat.

b. Ikut serta dalam

kegiatan kerja bakti.

c. Menghormati

keberadaan tetangga di

sekitar rumah.

d. Tidak melakukan

perbuatan yang

menyebabkan

kekacauan di

masyarakat seperti

tawuran, judi,

mabuk-mabukan dan

sebagainya.

4. Dalam kehidupan di

lingkungan bangsa dan

negara

a. Bersikap tertib ketika

berlalu lintas di jalan

raya.

b. Membayar pajak.

c. Menjaga dan

memelihara fasilitas

negara.

d. Membayar retribusi

parkir.

e. Membuang sampah

pada tempatnya.

Tidak

Pernah

Alasan

Apabila jawaban Anda “kadang-kadang” atau “tidak pernah” pada kolom

perilaku-perilaku tersebut di atas, Anda sebaiknya mulai mengubah sikap dan

perilaku Anda agar menjadi lebih baik.

64

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Pemahaman Materi

Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan

mudah Anda pahami, ada juga yang sulit Anda pahami. Oleh karena itu,

lakukanlah penilaian diri atas pemahaman Anda terhadap materi pada bab

ini dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom paham sekali, paham

sebagian, dan belum paham.

No.

Sub-materi Pokok

Paham

Sekali

Paham

Sebagian

Belum

Paham

1. Hakikat perlindungan dan penegakan

hukum

a. Konsep perlindungan dan

penegakan hukum

b. Pentingnya perlindungan dan

penegakan hukum

2. Peran lembaga penegak hukum dalam

menjamin keadilan dan kedamaian

a. Peran Kepolisian NRI

b. Peran Kejaksaan Republik

Indonesia

c. Peran hakim sebagai pelaksana

kekuasaan kehakiman

d. Peran advokat dalam penegakan

hukum

e. Peran Komisi Pemberantasan

Korupsi

3. Dinamika pelanggaran hukum

a. Berbagai kasus pelanggaran

hukum

b. Macam-macam sanksi atas

pelanggaran hukum

c. Partisipasi masyarakat dalam

perlindungan dan penegakan

hukum

Apabila pemahaman Anda berada pada kategori paham sekali mintalah

materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan Anda, sedangkan

apabila pemahaman Anda berada pada kategori paham sebagian dan belum

paham coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap,

supaya Anda cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya kurang

atau belum memahaminya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 65

Di unduh dari : Bukupaket.com


Proyek Kewarganegaraan

Mari Menyelesaikan Masalah

1. Pilihlah oleh kelasmu salah satu masalah di bawah ini.

a. Maraknya tawuran pelajar.

b. Geng motor yang meresahkan masyarakat.

c. Makin meningkatnya kasus tindak pidana korupsi oleh para pejabat.

2. Bentuklah kelasmu dalam 4 kelompok untuk membahas satu masalah

yang dianggap paling penting oleh kelasmu!

3. Setiap kelompok mengkaji permasalahan tersebut dan membuat laporan

(portofolio) dengan pembagian tugas sebagi berikut.

a. Kelompok I: Menjelaskan masalah secara tertulis dilengkapi

gambar, foto, karikatur, judul surat kabar dan ilustrasi lain disertai

sumber-sumber informasinya tentang hal-hal berikut.

1) Bagaimana jalannya masalah?

2) Seberapa luas masalah tersebar pada bangsa dan negara?

3) Mengapa masalah harus ditangani pemerintah dan haruskah

seseorang bertanggung jawab memecahkan masalah?

4) Adakah kebijakan tentang masalah tersebut?

5) Adakah perbedaan pendapat, siapa organisasi yang berpihak

pada masalah ini?

6) Pada tingkat atau lembaga pemerintah apa yang bertanggung

jawab tentang masalah ini?

b. Kelompok II: Merumuskan kebijakan alternatif untuk mengatasi

masalah. Menjelaskan secara tertulis dilengkapi gambar, foto,

karikatur dan ilustrasi lain disertai sumber-sumber informasinya

tentang hal-hal berikut.

1) Kebijakan alternatif yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber

informasi yang dikumpulkan.

66

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


2) Kajian terhadap setiap kebijakan alternatif tersebut dengan

menjawab pertanyaan kebijakan apakah yang diusulkan dan apakah

keuntungan dan kerugian kebijakan tersebut.

c. Kelompok III: Mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah

dilengkapi gambar, foto, karikatur, judul surat kabar, dan ilustrasi lain

disertai sumber-sumber informasinya tentang hal-hal tersebut.

1) Kebijakan yang diyakini akan dapat mengatasi masalah.

2) Keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut.

3) Kebijakan tersebut tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

4) Tingkat atau lembaga pemerintah mana yang harus bertanggung

jawab menjalankan kebijakan yang diusulkan.

d. Kelompok IV: Membuat rencana tindakan yang mencakup langkahlangkah

yang dapat diambil agar kebijakan yang diusulkan diterima dan

dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini berupa penjelasan tentang hal-hal

tersebut.

1) Bagaimana dapat menumbuhkan dukungan pada individu dan

kelompok dalam masyarakat terhadap rancangan tindakan yang

diusulkan.

2) Mendeskripsikan individu atau kelompok yang berpengaruh dalam

masyarakat yang mungkin hendak mendukung rancangan tindakan

kelas dan bagaimana kalau dapat memperoleh dukungan tersebut.

3) Menggambarkan pula kelompok di masyarakat yang mungkin

menentang rancangan tindakan dan bagaimana Anda dapat

meyakinkan mereka untuk mendukung rencana tindakan.

4) Setiap kelompok menyajikan/mempresentasikan hasilnya di hadapan

dewan juri atau guru yang mewakili sekolah.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 67

Di unduh dari : Bukupaket.com


Uji Kompetensi Bab 2

Jawablah soal-soal di bawah ini secara singkat, jelas, dan akurat.

1. Apa yang dimasud dengan perlindungan dan penegakan hukum?

2. Mengapa perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila penegakan

hukum tidak dilaksanakan?

3. Mengapa perlindungan dan penegakan hukum mutlak harus dilakukan

dalam sebuah negara demokrasi?

4. Bedakan peran polisi, jaksa, hakim dan advokat serta KPK dalam proses

penegakan hukum di Indonesia!

5. Mengapa terjadi pelanggaran hukum?

6. Deskripsikan contoh-contoh perilaku yang menunjukkan ketidakpatuhan

terhadap hukum di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan

sekolah!

68

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Bab

Pengaruh Kemajuan Iptek

terhadap Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Selamat ya, Anda sekarang sudah memasuki semester dua di kelas XII.

Semester ini sangat menentukan langkah Anda untuk bisa lulus dari SMA/

SMK/MA/MAK. Nah, di semester dua ini materi pembelajaran untuk mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) akan makin

memberikan tantangan kepada Anda untuk senantiasa belajar dengan penuh

kesungguhan.

Pada bab ini, Anda akan diajak untuk mengevaluasi potensi ancaman

terhadap negara terkait kemajuan Iptek dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Pada akhirnya Anda dapat menunjukkan partisipasi dalam mengatasi berbagai

macam ancaman yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebelum Anda mempelajari materi pembelajaran pada bab ini, coba Anda

baca wacana di bawah ini.

Internet Bikin Kemajuan Sekaligus Kehancuran

Negara, Mengapa?

Buah simalakama, mungkin itulah istilah yang tepat

untuk pertumbuhan Internet. Karena selain memicu

kemajuan bangsa, pertumbuhan dan ketergantungan

pada internet yang sedemikian besar juga bisa

berbahaya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 69

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pertumbuhan industri internet yang sangat pesat

di Indonesia ternyata dibarengi dengan peningkatan

serangan dunia maya. Rudi Lumanto, Ketua Indonesia

Security Incident Response Team on Internet

Infrastructure, mengatakan jumlah pengguna Internet

melonjak hingga 3.150% dalam 10 tahun terakhir,

yaitu dari 2 juta orang pada 2000 menjadi 63 juta pada

2012.

“Dari survey sejumlah lembaga internasional

seperti Bielsen, BCG, dan Yahoo, jumlah pengguna

internet di Indonesia akan melonjak hingga 146 juta

orang pada 2015,” katanya. Meledaknya jumlah

pengguna dan trafik internet di Indonesia bisa dilihat

dari data ID-SIRTII yang mengungkapkan bahwa

jumlah hit ke Google dalam satu tahun dari Indonesia

mencapai 2,75 miliar hits.

Menurut Rudi, masyarakat dulu menggunakan

internet hanya untuk komunikasi, sekarang sudah

merambah ke transaksi digital, sehingga rentan

serangan cyber crime.

ID-SIRTII mengungkapkan sepanjang 2012,

terdapat 39,9 juta serangan kepada situs-situs dan

infrastruktur TI di Indonesia, yang mana serangan per

harinya mencapai 110.000 serangan. Sebanyak 82%

serangan berbasis SQL, sisanya DNS, Web Base, dan

Windows Base.

“Yang menarik, sebanyak 65% atau 79.000

serangan berasal dari Indonesia sendiri, dan hanya

sedikit sekali yang dari luar negeri,” tutur Rudi.

Sayangnya, tambahnya, kesadaran melapor dari

korban serangan sangat rendah, masih di bawah 50

insiden saja dalam setahun. Menurut Rudi, penetrasi

internet yang makin tinggi memang dibarengi serangan

yang makin besar efeknya, seperti pernah terjadi di

Estonia, yang akhirnya melumpuhkan semua sektor di

negara tersebut.

Sumber: http://majalahict.com/berita-1275- html

70

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nah, setelah Anda membaca wacana tersebut, tuliskan semua hal yang

Anda pikirkan atau pertanyakan dalam tabel di bawah ini!

No.

Pendapat atau Pertanyaan yang Berkaitan dengan Wacana

1. ............................................................................................................

2. ............................................................................................................

3. ............................................................................................................

4. ............................................................................................................

5. ............................................................................................................

A. Mengidentifikasi Pengaruh Kemajuan Iptek

terhadap NKRI

Pada abad ke-20, rekayasa teknologi yang dikembangkan oleh manusia

terus mengalami kemajuan bahkan menuju kesempurnaan. Pada abad ini

ditemukan beberapa alat yang sangat menunjang pada perkembangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan, seperti munculnya televisi, komputer, telepon

dan sebagainya. Selain itu, perkembangan teknologi transportasi juga semakin

menunjukkan bahwa dunia ini tanpa batas. Alat-alat transportasi seperti mobil,

kapal laut dan pesawat udara seakan-akan membuat jarak antardaerah bahkan

antarnegara sekalipun semakin pendek dan bisa ditempuh hanya dengan

hitungan jam paling lama hitungan hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kemajuan iptek sedang dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia, termasuk

masyarakat Indonesia.

Kemajuan iptek tentunya memberikan pengaruh bagi kehidupan sebuah

bangsa, baik itu pengaruh positif maupun negatif. Berikut ini dipaparkan

pengaruh positif dan negatif dari kemajuan iptek dalam berbagai aspek

kehidupan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 71

Di unduh dari : Bukupaket.com


1. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek bagi Kehidupan Bermasyarakat,

Berbangsa dan Bernegara

a. Aspek Politik

Tidak dapat pungkiri bahwa kemajuan iptek telah berhasil menanamkan

nilai-nilai dalam kehidupan politik bangsa Indonesia yang selama ini dianggap

tabu. Kemajuan iptek, menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan

dan demokrasi berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan bangsa

Indonesia. Dengan adanya keterbukaan, dimungkinkan akan dapat mencegah

praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga dapat dicapai pemerintahan

yang bersih dan berwibawa. Dengan adanya pemerintahan yang demokratis,

sangat dimungkinkan akan meningkatnya kualitas dan kuantitas partisipasi

politik rakyat dalam penentuan kebijakan publik oleh pemerintah. Sementara

itu dengan adanya kebebasan dalam arti kebebasan yang bertanggung jawab,

maka setiap orang dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan kreativitas

dalam kehidupannya tentu saja dalam hal-hal positif. Dengan dilaksanakannya

nilai-nilai tersebut, akan menjadi alat kontrol yang efektif dan efisien terhadap

keberlangsungan suatu pemerintahan, sehingga pada akhirnya akan tercipta

pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan aspiratif.

Sumber: www.tribunnews.com

Gambar 3.1 Masyarakat dapat mengetahui potensi calon pemimpinnya melalui proses

debat yang disiarkan langsung oleh televisi

Pada saat ini, di Indonesia makin banyak lahir partai politik, lembaga

swadaya masyarakat dan organisasi lainnya. Hal tersebut berpengaruh pada

perwujudan supremasi hukum, jaminan hak asasi manusia, demokratisasi,

perlindungan lingkungan dan sebagainya.

72

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


b. Aspek Ekonomi

Pengaruh positif iptek bagi kehidupan ekonomi yang dapat kita ambil di

antaranya:

1) Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di

negara kita.

2) Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri

3) Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan

biaya tinggi.

4) Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.

5) Meningkatkan kemakmuran masyarakat.

6) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

c. Aspek Sosial Budaya

Kemajuan teknologi dan informasi yang ditandai dengan munculnya

internet dan makin canggihnya alat-alat komunikasi secara langsung telah

mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya,

sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu

yang sangat bermanfaat bagi kita. Selain itu juga, dengan adanya informasi

tersebut kita bisa mencontoh atau belajar banyak dari tata nilai sosial budaya,

cara hidup, pola berpikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi

dari bangsa lain yang telah maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita.

Misalnya kita bisa mencontoh etos kerja dan semangat kerja keras yang

ditampilkan oleh orang lain untuk kita terapkan dalam kehidupan kita.

d. Aspek Hukum, Pertahanan, dan Keamanan

Pengaruh positif iptek dalam bidang hukum, pertahanan, dan keamanan

yang dapat kita ambil di antaranya:

1) Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan

terhadap dilaksanakannya hak asasi manusia.

2) Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundangundangan

yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat

banyak.

3) Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum

(polisi, jaksa dan hakim) yang lebih profesional, transparan, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

4) Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi

sebatas penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 73

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tugas Mandiri 3.1

Bacalah berita di bawah ini.

24 Kepala Daerah Sepakat e-Budgeting

Para peserta forum Orientasi Kepemimpinan Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (OKPPD) menyepakati percepatan penggunaan

e-budgeting yang terbukti bisa mencegah penyelewengan dana dalam anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD).”E-budgeting akan meningkatkan

kualitas partisipasi politik. Intinya, e-budgeting buat semua warga negara jadi

penting dan dipentingkan,” kata Ketua Angkatan I OKPPD, Bima Arya, di

Jakarta, Jumat (27/3).

Selain menyepakati percepatan e-budgeting, forum juga merekomendasikan

perpanjangan usia pensiun bagi pegawai negeri sipil (PNS). Hal tersebut

penting untuk dijadikan dasar hukum dalam penyediaan posisi bagi pejabat

struktural yang tidak lolos seleksi terbuka. OKPPD angkatan pertama 2015

diikuti 17 bupati, 7 wali kota, 3 wakil bupati, 10 ketua DPRD kota/kabupaten,

dan 1 wakil ketua DPRD. Wali Kota Bogor, Bima Arya, terpilih sebagai Ketua

Angkatan I OKPPD dan Wali Kota Pangkal Pinang, Muhammad Irwansyah,

terpilih sebagai sekretaris.

Penyusunan APBD berbasis e-budgeting pertama kali diterapkan di Kota

Surabaya, Jatim, yang diikuti Pemprov DKI di 2015.

Sumber: www.tribunnews.com

Setelah Anda membaca berita tersebut, jawab pertanyaan-pertanyaan

berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan e-budgeting?

2. Apa keuntungan penerapan e-budgeting dalam penyelenggaraan

pemerintahan?

3. Menurut Anda, apakah pada saat ini sistem e-budgeting harus sudah

diterapkan oleh semua sektor pemerintahan? Berikan alasannya.

4. Bagaimana dampak penerapan e-budgeting dalam pemberantasan korupsi?

5. Apa saja syarat sebuah daerah untuk bisa menerapkan e-budgeting?

74

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Pengaruh Negatif Iptek bagi Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa,

dan Bernegara.

Selain mempunyai pengaruh yang positif, kemajuan iptek juga melahirkan

pengaruh yang negatif bagi kehidupan kita. Di antara pengaruh negatif

tersebut, seperti dalam aspek berikut ini.

a. Aspek Politik

Kemajuan iptek melalui globalisasi untuk sementara telah mampu

meyakinkan sebagian masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa

manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Hal ini akan memengaruhi

pikiran mereka untuk berpaling dari ideologi Pancasila dan mencari alternatif

ideologi lain seperti halnya liberalisme.

Nilai-nilai yang dibawa iptek seperti keterbukaan, kebebasan dan

demokratisasi tidak menutup kemungkinan akan disalahartikan oleh masyarakat

Indonesia. Akibatnya, hal tersebut terjadi, akan menimbulkan terganggunya

stabilitas politik nasional seiring dengan terjadinya tindakan-tindakan anarki

sebagai reaksi terhadap sikap pemerintah yang menurut mereka tidak terbuka,

tidak memberikan kebebasan dan tidak demokratis kepada rakyatnya. Hal ini

akan senantiasa terjadi jika antara rakyat dan pemerintah belum menemukan

kesamaan dalam memahami nilai-nilai yang dibawa iptek tersebut.

Pengaruh negatif lainnya dari kemajuan iptek yang mesti diwaspadai

adalah munculnya gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme. Para pelaku

gerakan tersebut pada umumnya merupakan orang-orang yang terampil

dalam memanfaatkan teknologi. Tidak jarang di antara mereka mempuyai

keterampilan dalam merakit senjata, merakit bom dan sebagainya. Hanya

sayangnya, keterampilan mereka tersebut digunakan untuk mengganggu

keamanan negara sehingga stabilitas negara menjadi terancam.

b. Aspek Ekonomi

Kemajuan iptek memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi

seperti berikut ini:

1) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan

adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas

negara. Hal ini mengakibatkan makin terdesaknya barang-barang lokal

terutama yang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang

dari luar negeri.

2) Cepat atau lambat, perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak

asing, seiring dengan makin mudahnya orang asing menanamkan

modalnya di Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau

menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian, bangsa kita

akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75

Di unduh dari : Bukupaket.com


3) Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya

persaingan bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya

pelaku ekonomi yang kalah dan yang menang. Yang menang akan dengan

leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton

yang senantiasa tertindas.

4) Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang

mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.

5) Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,

koperasi makin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan

pola padat karya makin ditinggalkan.

c. Aspek Sosial Budaya

Kemajuan iptek dapat melahirkan pengaruh negatif bagi perilaku masyarakat,

seperti berikut ini:

1) Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barangbarang

dari luar negeri.

2) Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai

suatu nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan

diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut,

meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya, dan sebagainya.

Sumber: hp://702ent.com

Gambar 3.2. Kehidupan glamor melalui diskotek merupakan salah satu dampak negatif

kemajuan iptek

76

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


3) Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri

sendiri serta memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna.

Sikap seperti ini dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain,

misalnya sikap selalu menghardik pengemis, pengamen, dan sebagainya.

4) Bisa mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin tajam antara

yang kaya dan miskin.

5) Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi

kepada budaya Barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru

model pakaian yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya

bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku misalnya

memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting, dan sebagainya.

6) Makin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian,

dan kesetiakawanan sosial.

7) Makin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Aspek Hukum, Pertahanan, dan Keamanan

Dampak negatif yang timbul dari kemajuan iptek dalam aspek ini antara lain

akan menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu

stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu, peran masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban dan

kedaulatan negara semakin berkurang.

Tugas Mandiri 3.2

Bacalah berita di bawah ini!

Menjadi Ancaman Besar, Ini Penyebab ISIS (Islamic

State of Iraq and Syria) Masuk Indonesia

Mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan ISIS

adalah ancaman besar bagi Indonesia. Saat ini anggota ISIS

di Indonesia sudah bergerilya. “Ancaman ISIS di Indonesia

potensinya cukup besar. Bila Indonesia tidak mengelola dengan

baik, ISIS menjadi ancaman besar Indonesia,” kata Moeldoko,

setelah memberikan kuliah umum inovasi dan semangat

kebangsaan di Balai Sidang Universitas Indonesia, Jumat, 11

Desember 2015.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 77

Di unduh dari : Bukupaket.com


Menurut Moeldoko, ISIS masuk ke Indonesia karena pintu

keluar masuk di Indonesia cukup longgar sehingga pergerakan

mereka tidak cukup terawasi. Indonesia, kata dia, menjadi pintu

masuk ISIS dari negara lain karena pengawasan keamanannya

rendah. Di sisi lain, negara-negara tetangga, seperti Singapura,

Malaysia, dan Australia memperketat pengawasan sehingga

mempersulit ISIS untuk masuk ke sana.

Akibatnya, ISIS makin menjadikan Indonesia negara tujuan

karena pengawasan di negeri ini masih longgar. “Mereka yang

tergabung karena tidak bisa masuk ke negaranya bisa lari ke

Indonesia yang masih longgar pengawasannya dan payung

hukumnya,” ucapnya.

Malaysia, misalnya, meningkatkan sistem keamanan yang

baik dan aparat keamanan sudah bisa dikerahkan dengan efektif

untuk menangkap lebih terduga teroris. Karenanya, ISIS susah

masuk ke sana.

Sedangkan Indonesia pengawasannya masih longgar sehingga

memancing para teroris masuk. Moeldoko lantas memberikan

contoh teroris Noordin Mohammad Top yang datang ke Indonesia

karena pengawasannya minim. Indonesia belum mempunyai

kewaspadaan tinggi. Bahkan, cenderung permisif. “Mungkin

karena instrumen pengawasannya kurang baik,” ucapnya.

Karena itu, pengawasan dan pengamanan di pintu keluar serta

masuk Indonesia mesti diperketat. “Bila tidak dikelola dengan

baik. Satu langkah lagi sudah menjadi ancaman aktual.”

Saat ini TNI sudah mulai memetakan orang-orang yang

tergabung dalam ISIS. Orang-orang masuk dan bergabung ISIS

dengan beragam alasan. Ada yang menjadi anggota karena

pengaruh ideologi ISIS, ada juga yang sekadar mencari kehidupan

yang baik, dan menyusul keluarga yang sudah menjadi anggota

ISIS. “Karena salah satu keluarganya menjadi ISIS, mereka jadi

menyebarkan ideologinya,” ujarnya.

Sumber: http://nasional.tempo.co/read/news/2015/12/11/063727060/

78

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Setelah membaca berita tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan

berikut ini.

1. Apa saja dampak negatif yang akan diterima bangsa Indonesia,

apabila gerakan ISIS berkembang di Indonesia?

2. Bagaimana penilaian Anda atas upaya pemerintah dalam

mencegah berkembangnya gerakan ISIS di Indonesia?

3. Tuliskan rekomendasi Anda kepada pemerintah dan masyarakat

Indonesia untuk mencegah gerakan ISIS di Indonesia!

Tugas kelompok 3.1

Nah, setelah Anda membaca uraian di atas, coba Anda bersama teman

sebangku melakukan penilaian atas strategi yang diterapkan menghadapi

ancaman terhadap negara sebagai dampak dari kemajuan iptek! Informasikan

hasil penilaian kelompok Anda kepada kelompok lainnya!

Jenis Ancaman Bentuk Strategi Indikator Keberhasilan

Ancaman terhadap

ideologi

Ancaman terhadap

politik

Ancaman terhadap

ekonomi

Ancaman terhadap

sosial budaya

Ancaman di bidang

teknologi informasi

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

.........................................

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 79

Di unduh dari : Bukupaket.com


B. Membangun Sikap Selektif dalam Menghadapi

Berbagai Pengaruh Kemajuan Iptek

1. Sikap Tanggung Jawab dalam Pengembangan Iptek

Bagaimanapun juga, manusia hidup di dunia ini tidak dapat melepaskan

diri dari kemajuan iptek. Dengan iptek, hidup manusia akan dipermudah. Agar

tidak menimbulkan permasalahan dan dampak negatif, manusia perlu memiliki

tanggung jawab etis di dalam mengembangkan dan menerapkan iptek. Bagi

bangsa Indonesia, di dalam mengembangkan dan menerapkan iptek perlu

mengingat landasan idealnya, yaitu Pancasila dan landasan konstitusionalnya,

yaitu UUD NRI Tahun 1945. Dalam kaitannya dengan Pancasila terutama sila

Ketuhanan Yang Maha Esa, sebenarnya telah memberikan peringatan kepada

kita bahwa semua ilmu yang ada di dunia berasal dari Tuhan. Alam semesta

ini adalah objek kajian ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, sejak dahulu Tuhan

telah menciptakan bahwa benda yang berat jenisnya kurang dari satu akan

terapung di air. Prinsip ini kemudian ditemukan oleh manusia.

Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan alam semesta untuk kemaslahatan

umat manusia. Menyadari kenyataan ini, setiap manusia Indonesia di dalam

mengembangkan dan menerapkan iptek sudah selayaknya mengingat

ajaran dan perintah Tuhan. Iptek harus dikembangkan dan diterapkan untuk

kemaslahatan manusia, bukan untuk menyiksa dan mencelakakan manusia.

Sementara itu, UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa

tujuan nasional, antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, bumi dan air, serta kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Untuk itu, upaya memanfaatkan,

mengembangkan dan menguasai iptek diarahkan agar senantiasa meningkatkan

kecerdasan manusia, meningkatkan pertambahan nilai barang dan jasa,

serta kesejahteraan masyarakat melalui pencepatan industrialisasi sebagai

bagian dari pembangunan yang berkelanjutan dengan mengindahkan kondisi

lingkungan dan kondisi sosial masyarakat.

Dari amanat UUD NRI Tahun 1945 jelas bahwa pengembangan dan

pemanfaatan iptek untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat

secara lahir maupun batin. Itu semua harus mempertimbangkan kondisi

lingkungan dan kondisi sosial masyarakat. Ini artinya pengembangan

dan pemanfaatan Iptek di Indonesia tidak bebas nilai, tetapi harus

mempertimbangkan lingkungan dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan

agama yang ada di Indonesia.

80

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber: www.beritajakarta.com

Gambar 3.3 Pengaruh negatif dari kemajuan iptek diminimalisasi salah satunya melalui proses

pendidikan di sekolah yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila

Usaha pengembangan dan pemanfaatan iptek, setiap manusia Indonesia

harus memiliki kearifan dan berpegang pada prinsip moral. Dengan demikian,

pemanfaatan iptek dalam kegiatan pembangunan tidak akan merusak

lingkungan hidup. Akan tetapi, kalau iptek dimanfaatkan tanpa kearifan dan

tidak dengan pertimbangan moral, kecenderungan untuk merusak lingkungan

lebih besar. Sebagai contoh dinamit dan bahan peledak dimanfaatkan untuk

mencari dan menangkap ikan. Hal itu tentunya yang akibatnya dapat merusak

habitat dan lingkungan.

Seseorang yang menggunakan bahan peledak, jelas semata-mata hanya

demi keuntungan pribadi, tidak didasari pertimbangan moral dan akibat

baik buruknya dari tindakan itu. Contoh lain misalnya nuklir. Energi ini

sebenarnya besar sekali manfaatnya dalam pembangunan, termasuk untuk

bidang kesehatan. Akan tetapi, kalau nuklir jatuh ke tangan orang yang tidak

bertanggung jawab, dibuatlah senjata pemusnah, yang sangat mengancam

hidup manusia dan lingkungannnya.

Manusia di dalam mengembangkan dan menerapkan iptek sudah selayaknya

disertai etika dan rasa tanggung jawab. Etika dalam hal ini, menyangkut

pengertian luas, baik etika keilmuan maupun etika sosial kemanusiaan atau

etika moral. Dari segi etika keilmuan, artinya di dalam mengembangkan iptek

berdasarkan metode keilmuan dengan langkah-langkah yang sistematis dan

bersifat objektif. Manusia mempelajari gejala alam apa adanya dengan tujuan

dapat mengungkap rahasia alam dan menciptakan peralatan untuk mengontrol

gejala tersebut sesuai dengan hukum alam.

Sebuah ilmu dapat saja bebas nilai, dalam arti tanpa pamrih dan tidak

memihak. Akan tetapi, dari segi aksiologis, penerapan dan pemanfaatan hasil

ipek harus mengingat pada etika sosial kemanusiaan atau etika moral. Di

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 81

Di unduh dari : Bukupaket.com


sini, iptek tidak bebas nilai. Di dalam memanfaatkan iptek, manusia perlu

mengingat nilai-nilai kemanusiaan, norma, bahkan mengingat nilai-nilai

keagamaan.

Pada segi agama, etika, dan tujuan pengembangan iptek secara sistematis

dapat dibagi menjadi dua. Pertama, untuk membantu manusia dalam

mendekatkan diri kepada Tuhan. Berbagai penelitian atau eksperimen yang

dilakukan manusia, pada hakikatnya adalah memahami dan ingin mencari

kebenaran ilmu dan hukum-hukum Tuhan di alam raya ini. Orang yang

makin paham tentang alam semesta ini tentu makin kagum dan yakin akan

kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan. Kedua, untuk membantu manusia

dalam menjalankan tugasnya untuk membangun alam semesta ciptaan Tuhan.

Dengan iptek, akan diciptakan berbagai perangkat yang dapat mempermudah

manusia dalam menjalankan aktivitas kehidupannya di muka bumi ini.

Sementara itu, yang berkaitan dengan rasa tanggung jawab, seseorang

harus sadar bahwa iptek yang dipergunakan itu dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Di samping itu, rasa tanggung jawab juga mengandung arti

bahwa dalam menerapkan iptek, tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi

semata-mata demi kemaslahatan orang banyak.

Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang selalu disertai dengan etika

dan rasa tanggung jawab akan mendatangkan hikmah. Selain itu, juga akan

terhindar dari kerusakan lingkungan hidup. Pengembangan dan pemanfaatan

iptek yang demikian harus disadari sebagai ibadah.

2. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek

Tidak ada satu pun negara bangsa di dunia ini yang bisa lepas dari pengaruh

kemajuan iptek. Meskipun negara tersebut dikenal sebagai negara adidaya

atau negara maju, tetap saja tidak bisa melepaskan diri dari kemajuan iptek.

Terlebih lagi Indonesia yang baru disebut sebagai negara berkembang, akan

sangat sulit bagi negara kita untuk mengelak dari pengaruh atau implikasi

kemajuan iptek. Akan tetapi, Indonesia sebagai bangsa yang besar harus

mempunyai sikap yang tegas terhadap kemajuan iptek ini. Ada tiga alternatif

sikap yang bisa diambil oleh bangsa kita dalam menghadapi kemajuan iptek.

Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan iptek dalam semua

aspek kehidupan. Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa

disaring terlebih dahulu. Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut,

yaitu kita mengambil hal-hal positif dari kemajuan iptek dan membuang halhal

negatifnya. Dari ketiga alternatif tersebut, sikap terbaik yang mesti kita

ambil adalah sikap selektif. Dengan sikap seperti itu, kita dapat mengambil

keuntungan dari kemajuan iptek dan terhindar dari dampak buruknya, karena

semua pengaruh kemajuan iptek yang kita terima telah melalui proses

penyaringan terlebih dahulu. Adapun alat penyaringnya adalah Pancasila.

82

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nilai-nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang

dapat diterima oleh semua kalangan sehingga dapat dijadikan benteng yang

kukuh dalam menghadang pengaruh negatif dari kemajuan iptek.

a. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek di Bidang

Politik

Ada empat hal yang selalu dikedepankan pada saat ini dalam bidang politik,

yaitu demokratisasi, kebebasan, keterbukaan dan hak asasi manusia. Keempat

hal tersebut oleh negara-negara adidaya (Amerika Serikat dan sekutunya)

dijadikan standar atau acuan bagi negara-negara lainnya yang tergolong

sebagai negara berkembang. Acuan tersebut dibuat berdasarkan kepentingan

negara adidaya tersebut, tidak berdasarkan kondisi negara yang bersangkutan.

Apabila suatu negara tidak mengedepankan empat hal tersebut, akan dianggap

sebagai musuh bersama. Selain itu, sering dianggap sebagai teroris dunia serta

akan diberikan sanksi berupa embargo dalam segala hal yang menyebabkan

timbulnya kesengsaraan seperti kelaparan, konflik, dan sebagainya. Sebagai

contoh, Indonesia pernah diembargo oleh Amerika Serikat, yaitu tidak

memberikan suku cadang pesawat F-16 dan bantuan militer lainnya, karena

pada waktu itu, Indonesia dituduh tidak demokratis dan melanggar hak asasi

manusia. Sanksi tersebut hanya diberlakukan kepada negara-negara yang

tidak menjadi sekutu Amerika Serikat, sementara sekutunya tetap dibiarkan

meskipun melakukan pelanggaran. Misalnya Israel yang banyak membunuh

rakyat Palestina dan menyerang Lebanon tetap direstui tindakannya tersebut

oleh Amerika Serikat.

Di sisi lain, isu demokratisasi yang sekarang menjadi acuan utama bagi

eksistensi suatu negara sebenarnya secara tidak langsung telah menutup mata

kita terhadap mana yang benar dan yang salah. Segala sesuatu peristiwa selalu

dikaitkan dengan demokratisasi. Akan tetapi, demokratisasi yang diusung

adalah demokrasi yang dikehendaki oleh negara-negara adidaya yang

digunakan untuk menekan bahkan menyerang negara-negara berkembang

yang bukan sekutunya. Akibatnya, selalu terjadi konflik kepentingan yang

pada akhirnya mengarah pada pertikaian antarnegara.

Permasalahan di atas dapat ditaati oleh, Indonesia apabila menerapkan

menganut paham demokrasi Pancasila. Melalui paham inilah akan tercipta

pemerintahan yang kuat, mandiri dan tahan uji serta mampu mengelola

konflik kepentingan yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan

apalagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pluralistik, dapat memperteguh

wawasan kebangsaannya melalui sebagian Bhinneka Tunggal Ika.

Bangsa Indonesia harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai

negara yang kuat dan mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan

kerjasama dengan negara-negara lain dalam hubungan yang seimbang, saling

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 83

Di unduh dari : Bukupaket.com


menguntungkan, saling menghormati, dan menghargai hak dan kewajiban

masing-masing. Untuk mencapai hal tersebut, bangsa Indonesia harus segera

mewujudkan hal-hal sebagai berikut.

1) Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.

2) Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.

3) Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan

fungsi dan peranannya secara baik dan benar.

4) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan

yang bersih dan berwibawa.

5) Menegakkan supremasi hukum.

6) Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.

b. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek di Bidang

Ekonomi

Sebenarnya sebelum menyentuh bidang politik, kemajuan iptek lebih dahulu

terjadi pada bidang ekonomi seiring dengan berkembangnya proses globalisasi

ekonomi. Sejak digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh Adam Smith sekitar

abad ke-15, telah melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang

melakukan aktivitas perdagangannya ke berbagai negara. Mulai abad ke-20,

paham liberal kembali banyak dianut oleh negara-negara di dunia terutama

negara maju. Hal ini membuat globalisasi ekonomi makin mempercepat

perluasan jangkauannya ke semua tingkatan negara mulai negara maju sampai

negara berkembang seperti Indonesia.

Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh

negara-negara maju. Sementara negara-negara berkembang kurang diberi

ruang dan kesempatan untuk memperkuat perekonomiannya. Negaranegara

berkembang semacam Indonesia lebih sering dijadikan objek yang

hanya bertugas melaksanakan keinginan-keinginan negara maju. Keberadaan

lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF (International Monetary Fund),

Bank Dunia (World Bank) dan WTO (World Trade Organization) belum

sepenuhnya memihak kepentingan negara-negara berkembang. Dengan kata

lain, negara-negara berkembang hanya mendapat sedikit manfaat. Hal tersebut

dikarenakan ketiga lembaga tersebut selama ini selalu berada di bawah

pengawasan pemerintahan negara-negara maju. Akibatnya, semua kebijakan

selalu memihak kepentingan-kepentingan negara maju.

84

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan

pengaruh negatif dari kemajuan iptek dan memperkuat kemandirian bangsa

kita dalam semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya segera

diwujudkan hal-hal di bawah ini:

1) Sistem ekonomi dikembangkan

untuk memperkuat produksi

domestik untuk pasar dalam

negeri sehingga memperkuat

perekonomian rakyat.

2) Pertanian dijadikan prioritas

utama karena mayoritas penduduk

Indonesia bermatapencaharian

sebagai petani.

3) Industri-industri haruslah

menggunakan bahan baku dari

dalam negeri, sehingga tidak

bergantung impor dari luar negeri.

4) Diadakan perekonomian yang

berorientasi pada kesejahteraan

rakyat. Artinya, segala sesuatu

yang menguasai hajat hidup orang

banyak, haruslah bersifat murah

dan terjangkau.

5) Tidak bergantung pada badanbadan

multilateral seperti pada

IMF, Bank Dunia, dan WTO.

6) Mempererat kerja sama dengan

sesama negara berkembang untuk

bersama-sama mengahadapi

kepentingan negara-negara maju.

Info Kewarganegaraan

Sikap selektif terhadap dampak

kemajuan iptek dapat dipertegas

salah satunya dengan meningkatkan

daya saing Indonesia di dunia

internasional. Kegiatan konkretnya

adalah:

1. Meningkatkan kualitas

sumber daya manusia

Indonesia, misalnya tingkat

pendidikannya, derajat

kesehatannya, dan tingkat

kesejahteraannya.

2. Meningkatkan komoditas

ekonomi yang mutunya,

jumlahnya, dan pasokannya,

serta harganya bersaing.

3. Perbaikan perangkat hukum

yang mengabdi pada

kepentingan nasional. Dalam

hal ini, hukum yang dibuat

harus melindungi kepentingan

bangsa dan negara bukan

melindungi kepentingan asing.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 85

Di unduh dari : Bukupaket.com


c. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek di Bidang

Sosial Budaya

Dalam bidang sosial budaya, kemajuan iptek telah membawa pengaruh

dalam perilaku yang ditampilkan oleh setiap masyarakat. Di antara pengaruh

tersebut adalah dalam hal gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup

bermasyarakat, dan semakin mudahnya mendapatkan informasi dan ilmu

pengetahuan. Tiga hal yang disebutkan pertama, cenderung memberikan

pengaruh yang negatif. Oleh karena itu, kita harus membentengi diri dengan

nilai-nilai yang selama ini sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yaitu

nilai-nilai Pancasila. Adapun pengaruh yang disebutkan terakhir cenderung

memberikan keuntungan bagi bangsa kita. Oleh karena itu, kita perlu

mengadopsi hal tersebut dengan tidak mengabaikan nilai-nilai jati diri bangsa

kita.

Kemajuan iptek salah satunya ditandai dengan adanya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Agar hal tersebut bersifat positif dan dapat diserap

ke dalam budaya kehidupan kita sehari-hari, maka kita perlu mengusahakan

perubahan nilai dan prilaku, antara lain:

1) Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.

2) Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.

3) Dapat memanfaatkan kegunaan iptek.

4) Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.

5) Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan

berkelanjutan.

6) Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.

Tugas Kelompok 3.2

Diskusikan secara berkelompok mengenai usaha-usaha yang telah

dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam menentukan posisi terhadap

implikasi kemajuan iptek dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan

budaya! Laporkan hasil diskusi tersebut secara tertulis!

86

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Refleksi

Setelah Anda mempelajari materi pada bab ini, tentunya Anda makin paham

bahwa kemajuan iptek itu berpengaruh langsung terhadap kehidupan seluruh

umat manusia. Oleh karena itu, setiap orang harus mempersiapkan diri guna

menghadapi berbagai pengaruh kemajuan iptek tersebut. Renungkan apa saja

yang telah Anda lakukan untuk menghadapi pengaruh kemajuan iptek dalam

berbagai lingkungan kehidupan Anda!

No.

1.

2.

3.

4.

5.

Bentuk Perilaku untuk Menghadapi Pengaruh Kemajuan Iptek

Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah Lingkungan Masyarakat

Rangkuman

1. Kata Kunci

Kata kunci yang harus Anda pahami dalam mempelajari materi

pada bab ini adalah pengaruh negatif, pengaruh positif, kemajuan

iptek, dan globalisasi.

2. Intisari Materi

a. Kemajuan iptek tentunya memberikan pengaruh bagi kehidupan

sebuah bangsa, baik itu pengaruh positif maupun negatif.

b. Kemajuan iptek telah menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan,

kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat terhadap pikiran

maupun kemauan bangsa Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 87

Di unduh dari : Bukupaket.com


c. Kecanggihan alat komunikasi yang ditandai dengan munculnya

internet secara langsung telah mempermudah kita untuk

memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya, sehingga kita

secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu

yang sangat bermanfaat bagi kita.

d. Di dalam usaha pengembangan dengan cara pemanfaatan iptek,

setiap manusia Indonesia harus memiliki kearifan dan berpegang

pada prinsip moral. Dengan demikian, pemanfaatan iptek dalam

kegiatan pembangunan tidak akan merusak lingkungan hidup.

Akan tetapi kalau iptek dimanfaatkan tanpa kearifan dan tidak

dengan pertimbangan moral, kecenderungan untuk merusak

lingkungan lebih besar.

e. Ada tiga alternatif sikap yang bisa diambil oleh bangsa kita dalam

mengahadapi kemajuan iptek ini. Pertama, menolak dengan tegas

semua pengaruh kemajuan iptek dalam semua aspek kehidupan.

Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring

terlebih dahulu. Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh

tersebut, yaitu kita mengambil hal-hal positif dari kemajuan iptek

dan membuang hal-hal negatifnya.

Penilaian Diri

1. Penilaian sikap

Nah, sekarang Anda renungi diri masing-masing, apakah perilaku Anda

telah mendukung upaya untuk meminimalisir dampak negatif kemajuan

iptek? Bacalah daftar perilaku di bawah ini, kemudian isi kolom kegiatan

dengan rutinitas yang biasa dilakukan (selalu, sering, kadang-kadang, tidak

pernah) dengan memberi tanda silang (x), serta berikan alasan dilakukannya

perilaku itu. Ingat Anda harus mengisinya sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.

88

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


No.

Pernyataan

Selalu

Pengalaman Pribadi

Sering

Kadangkadang

Tidak

Pernah

Alasan

1.

Memanfaatkan

internet untuk

kepentingan

pembelajaran.

2.

Menghormati

kepentingan

orang lain ketika

menggunakan media

sosial.

3.

Menggunakan

media sosial untuk

menambah jaringan

pertemanan.

4.

Menggunakan

produksi dalam

negeri.

5.

Menyanyikan lagu

nasional dengan

semangat.

6.

Menghormati teman

yang berbeda suku,

agama, ras, budaya,

dan gender.

7.

Melaksanakan

setiap kesepakatan

bersama, meskipun

berbeda dengan

keinginan/pendapat

sendiri.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 89

Di unduh dari : Bukupaket.com


No.

Pernyataan

Selalu

Pengalaman Pribadi

Sering

Kadangkadang

Tidak

Pernah

Alasan

8.

Menjadi penengah

ketika terjadi

perselisihan di kelas.

9.

Menghargai

pendapat orang lain

meskipun berbeda

dengan pendapat

sendiri.

10.

Menggunakan

bahasa Indonesia

yang baik dan

benar ketika

berkomunikasi

dengan teman yang

berbeda daerah dan

suku bangsanya.

2. Pemahaman Materi

Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan

mudah Anda pahami, ada juga yang sulit Anda pahami. Oleh karena itu,

lakukanlah penilaian diri atas pemahaman Anda terhadap materi pada bab

ini dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom paham sekali, paham

sebagian, dan belum paham.

No

Sub-Materi Pokok

Paham

Sekali

Paham

Sebagian

Belum

Paham

Mengidentifikasi Pengaruh Kemajuan

Iptek terhadap NKRI

a. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek bagi

Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa

dan Bernegara

b. Pengaruh Negatif Kemajuan Iptek bagi

Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa

dan Bernegara

90

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


No

Sub-Materi Pokok

Membangun Sikap Selektif dalam

Menghadapi Berbagai Pengaruh

Kemajuan Iptek

a. Sikap Tanggung Jawab dalam

Pengembangan Iptek

b. Sikap Selektif terhadap Pengaruh

Kemajuan Iptek

Paham

Sekali

Paham

Sebagian

Belum

Paham

Apabila pemahaman Anda berada pada kategori paham sekali, mintalah

materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan Anda. Apabila

pemahaman Anda berada pada kategori paham sebagian dan belum paham,

bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap, supaya

Anda cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya kurang atau

belum memahaminya.

Proyek Kewarganegaraan

Mari Berinquiri Kepustakaan

1. Kelas dibagi ke dalam 6 kelompok besar.

2. Siswa mencari informasi yang dibutuhkan secara bekerja sama dalam

kelompoknya masing-masing.

3. Setiap kelompok memilih buku-buku atau jurnal atau berita dari media

masa yang relevan dengan topik mencegah timbulnya gerakan-gerakan

radikalisme dan terorisme di Indonesia.

4. Setiap kelompok mengkaji dan mencatat informasi yang didapat melalui

buku atau jurnal atau berita dari media massa yang dipilih yang berkaitan

dengan materi yang dibelajarkan.

5. Setiap kelompok harus membuat laporan hasil inkuiri kepustakaannya.

6. Setiap kelompok mempresentasikan laporan hasil inkuiri kepustakaan

secara panel dalam diskusi kelas.

7. Setiap kelompok menanggapi setiap pemaparan laporan yang dilontarkan

oleh kelompok lain.

8. Setiap kelompok menyimpulkan laporan hasil inkuiri kepustakaannya

setelah mendapatkan masukan dari kelompok lain.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 91

Di unduh dari : Bukupaket.com


Uji Kompetensi Bab 3

Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat, jelas dan akurat!

1. Jelaskan pengaruh negatif kemajuan iptek yang paling berbahaya bagi

bangsa Indonesia!

2. Bagaimana perwujudan nilai-nilai keterbukaan sebagai wujud dampak

kemajuan iptek dalam proses penyelenggaraan negara?

3. Pada saat ini, hampir semua orang sudah memanfaakan jaringan media

sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan sebagainya untuk berbagai

kepentingan. Akan ada pula orang yang memanfaatkan media sosial

untuk melakukan kejahatan. Tidak jarang saat ini, sering terdengar kasus

penipuan, penculikan dan sebagainya yang berawal dari interaksi di media

sosial. Berkaitan dengan uraian tersebut analisislah penyebab dan solusi

untuk mengatasi persoalan itu.

4. Bagaimana perwujudan sikap tanggung jawab dalam pengembangan

iptek?

5. Dalam hidupmu selama ini tentu telah menghadapi persoalan yang

memerlukan kewaspadaan agar dirimu dan orang lain selaras. Perhatikan

situasi yang berkaitan dengan kewaspadaan di lingkungan sekolah

dan masyarakat. Apa yang akan Anda lakukan apabila terjadi tawuran?

Kemukakan pula perasaan Anda sebagai seorang warga negara ketika

menghadapi tawuran yang terjadi di sekolah atau kampung Anda.

92

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Bab

Dinamika Persatuan dan

Kesatuan dalam Konteks

Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Akhirnya, Anda telah sampai pada materi pembelajaran bab terakhir di

kelas XII. Tentunya, pengalaman belajar Anda sudah makin lengkap setelah

mempelajari tiga bab sebelumnya. Semua itu harus Anda jadikan modal untuk

mempelajari materi pembelajaran pada bab terakhir ini. Perlu Anda ingat,

bab ini merupakan akhir dari semua rangkaian proses pembelajaran PPKn

yang Anda ikuti di jenjang SMA/SMK/MA/MAK. Artinya, tidak ada lagi

lanjutannya, karena Anda sebentar lagi akan dinyatakan lulus dari sekolah

masing-masing. Supaya Anda mendapat kemudahan dalam memahami materi

pembelajaran pada bab ini, alangkah baiknya Anda berdoa terlebih dahulu

kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta jangan lupa senantiasa bersyukur atas

setiap anugerah yang diterima.

Pada bab ini Anda akan diajak untuk menelusuri dinamika persatuan

dan kesatuan di Indonesia. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda

mampu mengevaluasi dinamika persatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan

mempertahankan NKRI.

Nah, sebelum Anda mempelajari materi pada bab ini, cermatilah terlebih

dahulu gambar di bawah ini.

Sumber: http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/

Gambar 4.1 Slogan “NKRI Harga Mati”

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 93

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nah, setelah Anda mencermati gambar tersebut, tuliskan semua hal yang

Anda pikirkan atau pertanyakan dalam tabel di bawah ini!

No.

1.

2.

3.

4.

5.

Pendapat atau Pertanyaan

............................................................................................................

.............................................................................................................

............................................................................................................

.............................................................................................................

............................................................................................................

.............................................................................................................

............................................................................................................

.............................................................................................................

............................................................................................................

.............................................................................................................

A. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Konsep Negara Kesatuan (Unitarisme)

Istilah negara kesatuan sudah

sangat sering Anda dengar sebab

nama negara kita adalah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Jadi, istilah negara kesatuan sudah

tertanam dalam pola pikir kita

selaku warga negara Indonesia.

Akan tetapi, tahukah Anda makna

dan karakteristik negara kesatuan?

Menurut C.F Strong dalam

bukunya A History of Modern

Political Constitution (1963:84),

negara kesatuan adalah bentuk

negara dimana wewenang legislatif

tertinggi dipusatkan dalam suatu

badan legislatif nasional. Kekuasaan

negara dipegang oleh pemerintah

Info Kewarganegaraan

Negara kesatuan sering juga disebut

sebagai negara unitaris, unity.

yaitu negara tunggal (satu negara)

yang monosentris (berpusat satu),

terdiri hanya satu negara, satu

pemerintahan, satu kepala negara,

satu badan legislatif yang berlaku

bagi seluruh wilayah negara

Hakikat negara kesatuan yang

sesungguhnya adalah kedaulatan

tidak terbagi-bagi baik ke luar

maupun ke dalam dan kekuasaan

pemeritah pusat tidak dibatasi.

pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada

daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tetap

berada di tangan pemerintah pusat.

94

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pendapat C.F Strong tersebut dapat dimaknai bahwa negara kesatuan adalah

negara bersusun tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya

ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan

sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah

pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam

negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan

menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan,

yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala

aspek pemerintahan.

Negara kesatuan mempunyai dua sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh

pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah

dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang

membuat peraturan-peraturan sendiri atau mengurus rumah tangganya sendiri.

Akan tetapi, dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi

kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra).

Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah.

Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Bagaimana dengan NKRI?

Pada saat ini, Indonesia merupakan negara kesatuan yang menganut

sistem desentralisasi melalui mekanisme otonomi daerah. Dengan sistem ini,

pemerintah pusat memberikan sebagian kewenangan pemerintahan kepada

daerah otonom (provinsi dan kabupaten kota). Akan tetapi, ada kewenangan

yang tidak diberikan kepada daerah otonom, yaitu kewenangan dalam bidang

politik luar negeri, agama, yustisi, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal

nasional.

Tugas Kelompok 4.1

Bacalah buku sumber yang lain kemudian kerjakan tugas-tugas di bawah ini.

1. Identifikasi tiga pendapat para pakar tentang makna negara kesatuan.

No. Nama Pakar Makna Negara Kesatuan

1. ................................ ......................................................................

2. ................................ ......................................................................

3. ................................ ......................................................................

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 95

Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Analisis persamaan dan perbedaan dari pendapat-pendapat tersebut!

3. Coba Anda rumuskan pengertian negara kesatuan menurut pendapat

sendiri!

4. Identifikasi negara-negara di dunia yang berbentuk kesatuan!

No. Nama Negara Nama Kepala Negara/Kepala Pemerintahan

1.

2.

3.

4.

5.

5. Identifikasi kelebihan konsep negara kesatuan.

No.

Kelebihan Konsep Negara Kesatuan

1.

2.

3.

4.

5.

2. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sebagai warga negara yang baik, tentunya Anda harus memahami

karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut

penting diketahui untuk makin mempertegas identitas negara Indonesia.

Oleh karena itu, pada bagian ini, Anda akan dibekali pengetahuan mengenai

karakteristik NKRI menurut UUD NRI Tahun 1945.

Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki

tekad yang sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional dalam

bentuk negara kesatuan. Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan

Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menyusun konstitusi

atau UUD yang tertinggi dalam negara.

96

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka

Gambar 4.2 Sidang PPKI menetapkan UUD 1945 yang secara langsung menetapkan bentuk

negara Indonesia sebagai negara kesatuan.

Soepomo dalam Sidang BPUPKI, menghendaki bentuk negara kesatuan

sejalan dengan paham negara integralistik yang melihat bangsa sebagai suatu

organisme. Hal ini antara lain seperti yang dikemukakan oleh Muhammad

Yamin, bahwa kita hanya membutuhkan negara yang bersifat unitarisme dan

wujud negara kita tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah

Nusantara agar menjadi negara yang besar dan kukuh dengan kekuasaan

negara yang bersifat sentralistik. Tekad tersebut sebagaimana tertuang

dalam alinea kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi “dan

perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat

yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke

depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,

berdaulat adil dan makmur”

Perubahan UUD NRI Tahun 1945 mengukuhkan keberadaan Indonesia

sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap pecahnya

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun

1945 telah memperkukuh prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

tidak sedikit pun mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi

negara federal.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 97

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pasal 1 ayat (1) UUD NRI

Tahun 1945 yang merupakan

naskah asli mengandung

prinsip bahwa ”Negara

Indonesia ialah negara

kesatuan, yang berbentuk

Republik.” Pasal yang

dirumuskan oleh Panitia

Persiapan Kemerdekaan

Indonesia tersebut merupakan

tekad bangsa Indonesia yang

menjadi sumpah anak bangsa

pada 1928 yang dikenal

dengan Sumpah Pemuda,

yaitu satu nusa, satu bangsa,

satu bahasa persatuan yaitu

bahasa Indonesia.

Wujud Negara Kesatuan

Republik Indonesia semakin

kukuh setelah dilakukan

perubahan dalam UUD NRI

Tahun 1945, yang dimulai

dari adanya ketetapan Majelis

Permusyarawatan Rakyat

yang salah satunya adalah

tidak mengubah Pembukaan

UUD NRI Tahun 1945 dan

tetap mempertahankan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

sebagai bentuk final negara

bagi bangsa Indonesia.

Kesepakatan untuk tetap

Penanaman Kesadaran

Berkonstitusi

NKRI adalah harga mati. Pernyataan

tersebut mengandung makna yang

sangat dalam. Dalam pernyataan

tersebut tergambar ketegasan sikap

dan cita-cita bahwa negara Indonesia

diperjuangkan kemerdekaannya untuk

mewujudkan konsep negara kesatuan

diimplementasikan di bumi Indonesia.

Untuk mewujudkan hal tersebut telah

banyak pengorbanan yang dilakukan

para pahlawan mulai pengorbanan waktu,

tenaga, pikiran, harta bahkan nyawa.

Hal tersebut dilakukan karena mereka

mempunyai semangat kebangsaan.

Semangat itulah yang harus kita jaga dan

selalu mewarnai setiap perilaku kita. Di

dalam semangat kebangsaan terkandung

nilai-nilai yang dapat memperkokoh

persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu:

1. Pro patria dan primus patrialis

yaitu mencintai tanah air dan

mendahulukan kepentingan tanah air.

2. Jiwa solidaritas dan setia kawan

3. Jiwa toleransi dan tenggang rasa

antaragama, antarsuku, antar

golongan dan antarbangsa.

4. Jiwa tanpa pamrih dan tanggung

jawab

5. Jiwa kesatria dan kebesaran jiwa yang

tidak mengandung unsur dendam.

mempertahankan bentuk

negara kesatuan didasari

pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak

awal berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi

ide persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar

belakang (dasar pemikiran). UUD NRI Tahun 1945 secara nyata mengandung

semangat agar Indonesia ini bersatu, baik yang tercantum dalam Pembukaan

maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang Negara

98

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal

18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD NRI

Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga dalam UUD NRI

Tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu

“…. dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.

Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang dari segi

kewilayahan. Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara

Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri

Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh

undang-undang”. Istilah Nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan

untuk menggambakan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau

Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia

serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut

juga mencakup 1) kesatuan politik; 2) kesatuan hukum; 3) kesatuan sosialbudaya;

4) kesatuan ekonomi serta 5) kesatuan pertahanan dan keamanan.

Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau,

tetapi semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Tugas Kelompok 5.2

1. Coba Anda identifikasi keunggulan Negara Kesatuan Republik Indonesia

dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tuliskan

hasil identifikasimu pada tabel di bawah ini.

No. Bidang Keunggulan NKRI

1. Ideologi ......................................................................

2. Politik ......................................................................

3. Ekonomi ......................................................................

4. Sosial Budaya ......................................................................

5. Pertahanan dan Keamanan ......................................................................

2. Dari keunggulan-keunggulan NKRI yang telah Anda identifikasi, keunggulan

di bidang apa yang membuat Indonesia lebih maju dibandingkan negara

lain? Berikan alasan Anda!

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 99

Di unduh dari : Bukupaket.com


B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari

Masa Ke Masa

Proses mempertahankan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

mengalami dinamika yang sangat menarik untuk dikaji. Persatuan dan

kesatuan bangsa yang menjadi modal utama untuk mempertahankan NKRI

ternyata tidak selamanya berdiri kukuh. Persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia dalam perwujudannya sangat dinamis. Adakalanya persatuan dan

kesatuan bangsa itu begitu kukuh, tetapi ada juga masa ketika persatuan dan

kesatuan bangsa mendapat ujian ketika dirongrong oleh gerakan-gerakan

pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI, serta segala bentuk

teror yang bisa berdampak munculnya perpecahan di kalangan masyarakat

Indonesia. Akan tetapi, kita patut bersyukur ancaman atau gangguan tersebut

tidak membuat NKRI menjadi lemah, tetapi semakin kukuh menunjukkan

eksistensinya kepada dunia.

Berikut ini akan dipaparkan dinamika persatuan dan kesatuan bangsa dari

masa ke masa. Pembahasan difokuskan kepada kondisi politik ketatanegaraan

serta contoh gerakan-gerakan yang merongrong persatuan dan kesatuan

bangsa.

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan

(18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949)

Pada periode ini, bentuk NRI adalah kesatuan, dengan bentuk pemerintahan

adalah republik yang mana presiden berkedudukan sebagai kepala

pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara. Sistem pemerintahan yang

dipakai adalah sistem pemerintahan presidensial.

Dalam periode ini, yang dipakai sebagai pegangan adalah Undang-Undang

Dasar 1945. Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum dapat dijalankan

secara murni dan konsekuen. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia baru saja

memproklamasikan kemerdekaannya. Pada waktu itu, semua kekuatan negara

difokuskan pada upaya mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih

dari rongrongan kekuatan asing yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Dengan demikian, walaupun Undang-Undang Dasar 1945 telah berlaku,

namun yang baru dapat dibentuk hanya presiden, wakil presiden, serta para

menteri dan gubernur yang merupakan perpanjangan tanggan pemerintah

pusat. Adapun departemen yang dibentuk untuk pertama kalinya di Indonesia

terdiri atas 12 departemen. Provinsi yang baru dibentuk terdiri atas delapan

wilayah yang terdiri atas Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera,

Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.

100

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kondisi di atas didasarkan pada Aturan Peralihan Undang-Undang

Dasar 1945 yang menyatakan bahwa untuk pertama kalinya presiden dan

wakil presiden dipilih oleh PPKI. Dengan demikian, tidaklah menyalahi

apabila MPR/DPR RI belum dimanfaatkan karena pemilihan umum belum

diselenggarakan. Lembaga-lembaga tinggi negara lain yang disebutkan dalam

Undang-Undang Dasar 1945 seperti MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA belum

dapat diwujudkan sehubungan dengan keadaan darurat dan harus dibentuk

berdasarkan undang-undang. Untuk mengatasi hal tersebut, Undang-Undang

Dasar 1945 melalui ketentuan dalam pasal IV Aturan Peralihan menyatakan

bahwa sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat

dan Dewan pertimbangan Agung dibentuk menurut undang-undang dasar ini,

segala kekuasaanya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite

Nasional.

Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 secara langsung memberikan

kekuasaan yang teramat luas kepada presiden. Dengan kata lain, kekuasaan

presiden meliputi kekuasaan pemerintahan negara (eksekutif), menjalan

kekuasaan MPR dan DPR (legislatif) serta menjalankan tugas DPA.

Kekuasaan yang teramat besar itu diberikan kepada presiden hanya untuk

sementara waktu, supaya penyelenggaraan negara dapat berjalan. Oleh karena

itu PPKI dalam Undang-Undang Dasar 1945 mencantumkan dua ayat Aturan

Tambahan yang menegaskan bahwa:

a. Dalam enam bulan sesudah berakhirnya peperangan Asia Timur Raya,

Presiden Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang

ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar ini.

b. Dalam enam bulan setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk,

majelis itu bersidang untuk menetapkan undang-undang dasar.

Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh Belanda

untuk menuduh Indonesia sebagai negara diktator karena kekuasaan negara

terpusat kepada presiden. Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia

internasional, maka pemerintah RI mengeluarkan tiga buah maklumat.

a. Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca eks) tanggal 16 Oktober 1945

yang menghentikan kekuasaan luar bisa dari Presiden sebelum masa

waktunya berakhir (seharusnya berlaku selam enam bulan). Kemudian,

maklumat tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula

dipegang oleh Presiden kepada Komite Nasional Indonesia Pusat. Pada

dasarnya, maklumat ini adalah penyimpangan terhadap ketentuan UUD

1945.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 101

Di unduh dari : Bukupaket.com


b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan

partai politik yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai

akibat dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah

multipartai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar Dunia Barat

menilai bahwa Indonesia adalah negara yang menganut asas demokrasi.

c. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah

sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer.

Maklumat tersebut kembali menyalahi ketentuan UUD RI 1945 yang

menetapkan sistem pemerintahan presidensial sebagai sistem pemerintah

Indonesia.

Ketiga maklumat di atas memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap

sistem ketatanegaraan Indonesia. Maklumat pemerintah tanggal 14 November

1945 telah membawa perubahan total dalam sistem pemerintahan negara kita.

Pada tanggal tersebut, Indonesia memulai kehidupan baru sebagai penganut

sistem pemerintahan parlementer. Dengan sistem ini, presiden tidak lagi

mempunyai rangkap jabatan, presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan

kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Kabinet dalam hal ini

para menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden, tetapi kepada DPR

yang kekuasaannya dipegang oleh BP KNIP.

Secara konseptual, perubahan ini diharapkan

akan mampu mengakomodasi semua kekuatan

yang ada dalam negara ini. Akan tetapi, pada

kenyataannya, sistem ini justru membawa

bangsa Indonesia ke dalam keadaan yang

tidak stabil. Kabinet-kabinet parlementer yang

dibentuk gampang sekali dijatuhkan dengan

mosi tidak percaya dari DPR.

Sistem pemerintahan parlementer tidak

berjalan lama. Sistem tersebut berlaku mulai

tanggal 14 November 1945 dan berakhir pada

tanggal 27 Desember 1949. Dalam rentang

waktu itu, terjadi beberapa kali pergantian

kabinet. Kabinet yang pertama dipimpin oleh

Sutan Syahrir yang dilanjutkan dengan kabinet

Syahrir II dan III. Sewaktu bubarnya kabinet

Sumber: Buku 30 Tahun

Indonesia Merdeka

Gambar 4.3 Sutan Syahrir, perdana

menteri pertama di Indonesia

Syahrir III, sebagai akibat meruncingnya pertikaian antara Indonesia-Belanda,

pemerintah membentuk Kabinet Presidensial kembali (27 Juni 1947–3 Juli

1947). Namun atas desakan dari beberapa partai politik, Presiden Soekarno

kembali membentuk Kabinet Parlementer, seperti berikut:

102

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


a. Kabinet Amir Syarifudin I: 3 Juli 1947-11 November 1947

b. Kabinet Amir Syarifudin II: 11 November 1947-29 Januari 1948

c. Kabinet Hatta I: 29 Januari 1948-4 Agustus 1949

d. Kabinet Darurat (Mr. Sjafruddin Prawiranegara): 19 Desember 1948-13

Juli 1949

e. Kabinet Hatta II: 4 Agustus 1949-20 Desember 1949

Kondisi pemerintahan tidak stabil karena kabinet yang dibentuk tidak

bertahan lama serta rongrongan kolonial Belanda yang ingin kembali

menjajah Indonesia. Pemberontakan tersebut menambah catatan kelam sejarah

bangsa ini dan rakyat makin menderita. Periode Negara Kesatuan Republik

Indonesia berakhir seiring dengan hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar

yang mengubah bentuk negara kita menjadi negara serikat pada tanggal 27

Desember 1949.

Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan separatis

dengan tujuan mendirikan negara baru yang memisahkan diri dari NKRI.

Adapun gerakan-gerakan tersebut di antaranya sebagai berikut.

a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun 1948

Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang

dipimpin oleh Muso. Tujuan dari pemberontakan PKI Madiun adalah ingin

mengganti dasar negara Pancasila dengan komunis serta ingin mendirikan

Soviet Republik Indonesia. Pemberontakan PKI Madiun melakukan

aksinya dengan menguasai seluruh karesidenan Pati. PKI juga melakukan

pembunuhan dan penculikan ini secara besar-besaran. Pada tanggal 30

September 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh

TNI yang dibantu oleh rakyat. Di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto

(Panglima Divisi H Jawa Tengah bagian timur) dan Kolonel Sungkono

(Panglima Divisi Jawa Timur) mengerahkan kekuatan TNI dan polisi

untuk melakukan pengejaran dan pembersihan di daerah-daerah sehingga

Muso dan Amir Syarifuddin berhasil ditembak mati.

b. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Daerah Jawa

Barat

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji

Maridjan (SM) Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita untuk mendirikan

Negara Islam Indonesia. Cita-citanya membentuk Negara Islam Indonesia

(NII) diwujudkan melalui Proklamasi yang dikumAndangkan pada

tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong, Jawa Barat. Untuk mengatasi

pemberontakan yang dilakukan oleh Kartosuwiryo, Pasukan TNI dan

rakyat menggunakan Operasi Pagar Betis di Gunung Geber. Akhirnya,

pada tanggal 4 Juni 1962 Kantosuwiryo berhasil ditangkap dan dijatuhi

hukuman mati.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 103

Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia

Serikat (27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950)

Federalisme pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember

1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. Pada masa ini, yang dijadikan

sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat tahun 1949.

Berdasarkan konstitusi tersebut, bentuk negara kita adalah serikat atau federasi

dengan 15 negara bagian.

Bentuk pemerintahan yang berlaku pada periode ini adalah republik. Ciri

republik diterapkan ketika berlangsungnya pemilihan Ir. Soekarno sebagai

Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Drs. Moh. Hatta sebagai

Perdana Menteri. Sistem pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah

sistem parlementer kabinet semu (quasi parlementer), dengan karakteristik

sebagai berikut.

a. Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh

parlemen sebagaimana lazimnya.

b. Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden. Hal itu

tampak pada ketentuan bahwa Presiden dan menteri-menteri bersama-sama

merupakan pemerintah. Seharusnya, Presiden hanya sebagai kepala negara,

sedangkan kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana Menteri.

c. Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen.

d. Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR), namun harus melalui keputusan pemerintah.

e. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga

DPR tidak punya pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR tidak dapat

menggunakan mosi tidak percaya kepada kabinet.

f. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala negara

dan kepala pemerintahan.

Selain Presiden dan para menteri (kabinet), negara RIS juga mempunyai

Senat, Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung dan Dewan Pengawas

Keuangan sebagai alat perlengkapan negara. Parlemen RIS terdiri atas dua

badan, yaitu senat dan DPR. Senat beranggotakan wakil dari negara bagian

yang ditunjuk oleh pemerintah pusat. Setiap negara bagian diwakili oleh dua

orang.

Keputusan untuk memilih bentuk negara serikat, sebagaimana telah

diuraikan di muka, merupakan politik pecah belahnya kaum penjajah.

Hasil kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar, memang mengharuskan

Indonesia berubah dari negara kesatuan menjadi negara serikat. Bagaimana

nasib negara serikat itu? Layaknya bayi yang lahir prematur, kondisi RIS juga

104

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


seperti itu. Muncul berbagai reaksi dari berbagai kalangan bangsa Indonesia

menuntut pembubaran Negara RIS dan kembali kepada kesatuan NRI. Maka

pada 8 Maret 1950, Pemerintah Federal mengeluarkan Undang-Undang

Darurat Nomor 11 Tahun 1950, yang isinya mengatur tata cara perubahan

susunan kenegaraan negara RIS. Dengan adanya undang-undang tersebut,

hampir semua negara bagian RIS menggabungkan diri dengan NRI yang

berpusat di Yogyakarta. Akhirnya, Negara RIS hanya memiliki tiga negara

bagian, yaitu NRI, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra Timur.

Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka

Gambar 4.4 Suasana Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda

Bagaimana pengaruh kondisi seperti itu terhadap RIS sendiri? Kondisi itu

mendorong RIS berunding dengan pemerintahan RI untuk membentuk negara

kesatuan. Pada tanggal 19 Mei 1950, dicapai kesepakatan yang dituangkan

dalam piagam perjanjian. Disebutkan pula dalam perjanjian tersebut bahwa

Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan undang-undang dasar

baru yang merupakan gabungan dua konstitusi yang berlaku, yakni konstitusi

RIS dan juga Undang-Undang Dasar 1945 yang menghasilkan UUDS 1950.

Pemerintah Indonesia bersatu ini dipimpin oleh Presiden Soekarno dan Wakil

Presiden Mohammad Hatta sebagaimana diangkat sebagai presiden dan wakil

presiden pertama setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada

tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi RIS diganti dengan Undang-Undang

Dasar Sementara Tahun 1950. Sejak saat itulah, pemerintah menjalankan

pemerintahan dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 105

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pada masa Republik Indonesia Serikat juga terdapat gerakan-gerakan

separatis yang terjadi beberapa wilayah Indonesia, di antaranya:

a. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Gerakan

ini didasari oleh adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu

adil yang akan membawa mereka ke suasana aman dan tenteram serta

memerintah dengan adil dan bijaksana. Tujuan gerakan APRA adalah

untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki

tentara tersendiri pada negara bagian RIS. Pada tanggal 23 Januari 1950,

pasukan APRA menyerang Kota Bandung serta melakukan pembantaian

dan pembunuhan terhadap anggota TNI. APRA tidak mau bergabung

dengan Indonesia dan memilih tetap mempertahankan status quo karena

jika bergabung dengan Indonesia, mereka akan kehilangan hak istimenya.

Pemberontakan APRA juga didukung oleh Sultan Hamid II yang menjabat

sebagal menteri negara pada Kabinet RIS. Pemberontakan APRA berhasil

ditumpas melalui operasi militer yang dilakukan oleh Pasukan Siliwangi.

b. Pemberontakan Andi Azis di Makassar

Pemberontakan di bawah pimpinan Andi Aziz ini terjadi di Makassar

diawali dengan adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April

1950. Kekacauan tersebut terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok

masyarakat yang anti-federal. Mereka mendesak Negara Indonesia

Timur (NIT) segera menggabungkan diri dengan RI. Sementara itu,

terjadi demonstrasi dari golongan yang mendukung terbentuknya negara

federal. Keadaan ini menyebabkan muncul kekacauan dan ketegangan di

masyarakat.

Untuk mengatasi pemberontakan tersebut, pemerintah pada tanggal 8

April 1950 mengeluarkan perintah bahwa dalam waktu 4 x 24 Jam Andi

Aziz harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan

perbuatannya. Pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk

menyerahkan diri dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat yang sama,

dikirim pasukan untuk melakukan operasi militer di Sulawesi Selatan

yang dipimpin oleh A.E. Kawilarang.

Pada tanggal 15 April 1950, Andi Aziz berangkat ke Jakarta setelah

didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Tetapi Andi Aziz terlambat melapor

sehingga ia ditangkap dan diadili, sedangkan pasukan yang dipimpin oleh

Mayor H. V Worang terus melakukan pendaratan di Sulawesi Selatan.

Pada 21 April 1950, pasukan ini berhasil menduduki Makassar tanpa

perlawanan dari pasukan pemberontak.

106

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


c. Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Mr. Dr.

Christian Robert Steven Soumokil yang menolak terhadap pembentukan

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memproklamasikan negara

Republik Maluku Selatan pada tanggal 25 April 1950. Mereka ingin

merdeka dan melepaskan diri dan wilayah Republik Indonesia karena

menganggap Maluku memiliki kekuatan secara ekonomi, politik, dan

geografis untuk berdiri sendiri. Penyebab utama munculnya Gerakan

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah masalah pemerataan jatah

pembangunan daerah yang dirasakan sangat kecil, tidak sebanding dengan

daerah di Jawa. Pemberontakan ini dapat diatasi melalui ekspedisi militer

yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang (Panglima Tentara dan

Teritorium Indonesia Timur). Melalui ekspedisi militer, beberapa wilayah

penting dapat dikuasai seperti Maluku, Ambon, dan sekitarnya, sehingga

beberapa anggotanya banyak yang melarikan diri ke negeri Belanda.

3. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal

(17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959)

Pada periode ini, Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara

Republik Indonesia Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal

17 Agustus 1950. UUDS RI 1950 merupakan perubahan dari Konstitusi RIS

yang diselenggarakan sesuai dengan Piagam Persetujuan antara pemerintah

RIS dan Pemerintah RI pada tanggal 19 Mei 1950.

Bentuk negara Indonesia pada periode ini adalah kesatuan yang kekuasaannya

dipegang oleh pemerintah pusat. Hubungan dengan daerah didasarkan

pada asas desentralisasi. Bentuk pemerintahan yang diterapkan adalah

republik, dengan kepala negara adalah seorang presiden yang dibantu oleh

seorang wakil presiden. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali mengisi

dua jabatan tersebut.

Sistem pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah sistem

pemerintahan parlementer dengan menggunakan kabinet parlementer yang

dipimpin oleh seorang perdana menteri. Alat-alat perlengkapan negara

meliputi Presiden dan Wakil Presiden, menteri-menteri, Dewan Perwakilan

rakyat, Mahkamah Agung, dan Dewan Pengawas Keuangan. Pada saat mulai

berlakunya UUDS RI 1950, dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Sementara

yang merupakan gabungan anggota DPR RIS ditambah ketua dan anggota

Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat dan anggota yang ditunjuk

oleh presiden.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 107

Di unduh dari : Bukupaket.com


Praktik sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa

berlakunya UUDS 1950 ini ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah

kemakmuran, keteraturan dan kestabilan politik. Hal ini tercermin dari jatuh

bangunnya kabinet dalam kurun waktu antara 1950-1959 telah terjadi 7 kali

pergantian kabinet.

a. Kabinet Natsir: 6 September 1950–27 April 1951

b. Kabinet Sukirman: 27 April 1951–3 April 1952

c. Kabinet Wilopo: 3 April 1952–30 Juli 1953

d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I: 30 Juli 1953–12 Agustus 1955

e. Kabinet Burhanudin Harahap: 12 Agustus 1955–24 Maret 1956. Pada masa

kabinet ini, Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan pemilihan

umum yang diikuti oleh 28 partai. Pemilu dilaksanakan atas dasar Undangundang

Pemilu Nomor 7 tahun 1953. Pemilu 1955 dilaksanakan selama

dua tahap, yaitu pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota

parlemen dan tanggal 15 Desember untuk memilih anggota konstituante.

f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II: 24 Maret 1956–9 April 1957.

g. Kabinet Djuanda (karya): 9 April 1957–10 Juli 1959.

Hal yang menyebabkan kondisi negara kacau pada periode ini adalah tidak

berhasilnya badan konstituante menyusun undang-undang dasar yang baru.

Keadaan ini memancing persaingan politik dan menyebabkan kondisi

ketatanegaraan bangsa Indonesia menjadi tidak menentu. Kondisi yang sangat

membahayakan bangsa dan negara ini mendorong Presiden Soekarno untuk

mengajukan rancangannya mengenai konsep demokrasi terpimpin dalam

rangka kembali kepada UUD 1945.

Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka

Gambar 4.5 Partai-partai peserta Pemilu 1955 yang merupakan pemilu pertama di Republik

Indonesia

108

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Terjadi perdebatan yang tiada ujung pangkal sementara disisi lain kondisi

negara makin gawat dan tidak terkendali yang mengancam persatuan dan

kesatuan bangsa. Kondisi tersebut mendorong presiden untuk menggunakan

wewenangnya yakni mengeluarkan Dekret Presiden tanggal 5 Juli tahun 1959,

yang berisi di antaranya sebagai berikut.

a. Pembubaran konstituante

b. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS

1950.

c. Pembentukan MPR dan DPA sementara.

Pada periode ini juga terjadi beberapa gerakan separatis di daerah di

antaranya:

a. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

1) Daerah Sulawesi Selatan: Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

dipimpin oleh Kahar Muzakar. Pemberontakan ini disebabkan oleh

Kahar Muzakar yang menempatkan laskar-laskar rakyat Sulawesi

Selatan ke dalam Iingkungan APRlS (Angkatan Perang Republik

Indonesia Serikat) dan berkeinginan untuk menjadi pimpinan dan

APRIS. Pada tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar bersama

dengan pasukannya melarikan diri ke hutan dan pada tahun 1952 ia

mengumumkan bahwa Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara

Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat. Penumpasan

terhadap pemberontakan yang dilakukan oleh Kahar Muzakar

mengalami kesulitan sebab tempat persembunyian mereka berada di

hutan yang ada di daerah pegunungan. Akan tetapi, pada bulan Februari

1965 berhasil ditumpas oleh TNI dan Kahar Muzakar ditembak mati.

2) Daerah Aceh: Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud

Beureuh yang merupakan mantan Gubernur Aceh. Pemberontakan ini

disebabkan oleh status Aceh yang semula menjadi daerah istimewa

diturunkan menjadi daerah keresidenan di bawah Provinsi Sumatra

Utara. Kebijakan pemerintah tersebut ditentang oleh Daud Beureuh

sehingga pada tanggal 21 September 1953, ia mengeluarkan maklumat

tentang penyatuan Aceh ke dalam Negara Islam Indonesia pimpinan

Kartosuwiryo. Pemerintah Republik Indonesia memberantas

pemberontakan ini di Aceh dengan kekuatan senjata atau operasi

militer dan melakukan musyawarah dengan rakyat Aceh, sehingga

pada tanggal 17-28 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah

Kerukunan Rakyat Aceh dan melalui musyawarah tersebut, berhasil

dicapai penyelesaian secara damai.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 109

Di unduh dari : Bukupaket.com


3) Daerah Kalimantan Selatan: Pemberontakan DI/TII di Kalimantan

Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar yang menamakan gerakannya dengan

sebutan Kesatuan Rakyat yang Tertindas. Pada tahun 1954, lbnu Hajar

secara resmi bergabung dengan Negara Islam Indonesia dan ditunjuk

sebagai panglima tertinggi TIM (Tentara Islam Indonesia). Pada tahun

1963, pemerintah Indonesia berhasil menumpas pemberontakan ini,

Ibnu Hajar dan anak buahnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman

mati.

b. Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik

Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta)

Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi yang disebabkan

oleh adanya hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Hal itu dikarenakan jatah keuangan yang diberikan

oleh pemerintah pusat tidak sesuai anggaran yang diusulkan. Hal tersebut

menimbulkan dampak ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat.

Selanjutnya, dibentuk gerakan dewan berikut.

1) Dewan Banteng di Sumatra Tengah dipimpin oleh Letkol Ahmad

Husein.

2) Dewan Gajah di Sumatra Utara dipimpin oleh Letkol M. Simbolon.

3) Dewan Garuda di Sumatra Selatan.

4) Dewan Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan.

5) Dewan Manguhi di Sulawesi Utara dipimpin oleh Letkol Ventje

Samual.

Puncak pemberontakan ini terjadi pada tanggal 10 Februari 1958,

Ketua Dewan Banteng mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat.

Isi ultimatum tersebut adalah menyatakan bahwa Kabinet Djuanda harus

mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam. Setelah menerima ultimatum

tersebut, pemerintah pusat bertindak tegas dengan cara memberhentikan

secara tidak hormat Achmad Husein dan melakukan operasi militer pada

tanggal 12 Februari 1958. Di bawah pimpinan KSAD, A. H. Nasution

membekukan komando daerah militer Sumatra Tengah serta mengadakan

operasi militer gabungan yang diberi nama Operasi 17 Agustus yang

berhasil menghancurkan gerakan separatis tersebut. Namun, pada tanggal

15 Februari 1955, terjadi proklamasi PRRI yang berisi bahwa daerah

Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah memutuskan hubungan dengan

pemerintah pusat. Untuk mengatasi pemberontakan yang dilakukan

PRRI, pemerintah pusat melancarkan operasi Sapta Marga dan berhasil

melumpuhkan aksi dilakukan PRRI/Permesta.

110

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959

sampai dengan 11 Maret 1966 )

Dekret Presiden tanggal 5 Juli 1959 telah membawa kepastian di negara

Indonesia. Negara kita kembali menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi

negara yang berkedudukan sebagai asas penyelenggaraan negara. Sejak

berlakunya kembali UUD 1945, Presiden berkedudukan sebagai kepala

negara dan kepala pemerintahan. Kabinet yang dibentuk pada tanggal 9 Juli

1959 dinamakan Kabinet Kerja yang terdiri atas:

a. Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana menteri yang dijabat oleh

Presiden dan 10 orang menteri.

b. Menteri-menteri ex offi cio, yaitu pejabat-pejabat negara yang karena

jabatannya diangkat menjadi menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf

Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian Negara, Jaksa Agung, Ketua

Dewan Perancang Nasional dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung

c. Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.

Pada periode ini muncul pemikiran di kalangan para pemimpin bangsa

Indonesia, yang dipelopori Presiden Soekarno, yang memandang bahwa

pelaksanaan demokrasi liberal pada periode yang lalu hasilnya sangat

mengecewakan. Sebagai akibat dari kekecewaan tersebut, presiden Soekarno

mencetuskan konsep demokrasi terpimpin. Pada mulanya, ide demokrasi

terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan. Namun, lama kelamaan, bergeser menjadi

dipimpin oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi. Maka, akhirnya segala

sesuatunya didasarkan kepada kepemimpinan penguasa dalam hal ini

pemerintah.

Sumber: Buku 30 Tahun

Indonesia Merdeka

Gambar 4.6 Dekret

Presiden 5 Juli 1959;

awal berlakunya

kembali UUD 1945

dan berlakunya sistem

demokrasi terpimpin

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 111

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelaksanaan pemerintahan pada periode ini, meskipun berdasarkan UUD

1945, tetapi kenyataanya banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan

UUD 1945. Berikut ini adalah beberapa penyimpangan selama pelaksanaan

demokrasi terpimpin.

a. Membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan

membentuk DPR Gotong Royong (DPRGR) yang anggotannya diangkat

dan diberhentikan oleh presiden.

b. Membentuk MPR sementara yang anggotanya diangkat dan diberhentikan

oleh presiden.

c. Penetapan Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup oleh MPRS.

d. Membentuk Front Nasional melalui Penetapan Presiden No.13 Tahun

1959 yang anggotanya berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan

dan organisasi sosial politik yang ada di Indonesia.

e. Terjadinya pemerasan dalam penghayatan Pancasila. Pancasila yang

berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperas

menjadi tiga unsur yang disebut Trisila, kemudian Trisila ini diperas lagi

menjadi satu unsur yang disebut Ekasila. Ekasila inilah yang dimaksud

dengan Nasakom (nasionalis, agama dan komunisme).

Gagasan Nasakom inilah yang memberi peluang bangkitnya Partai

Komunis Indonesia (PKI). Hal tersebut dimasukkan dalam UU RI Nomor 18

Tahun 1965 tentang Pemerintah Daerah. Semua unsur Nasakom termasuk di

dalamnya PKI harus diperhatikan dalam penunjukan unsur pimpinan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. Jadi, bila di suatu daerah hanya ada seorang tokoh

PKI, ia harus diikutsertakan sebagai pimpinan DPRD apabila ia menjadi

anggota DPRD di satu daerah. Hal inilah yang membuat PKI mendapatkan

posisi yang strategis bahkan dominan. Karena merasa mempunyai posisi yang

kuat, PKI melakukan pemberontakan pada tanggal 30 September 1965 yang

menewaskan tujuh orang perwira TNI Angkatan Darat.

Tugas Mandiri 4.1

Peristiwa G30S/PKI telah memberikan pukulan yang cukup telak bagi

persatuan dan kesatuan bangsa. Berkaitan dengan hal tersebut, coba Anda

lakukan studi kepustakaan dengan mencari berbagai sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan mengenai hal-hal berikut:

a. Faktor penyebab terjadinya peristiwa G30S/PKI.

b. Pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut.

c. Dugaan terjadinya pelanggaran HAM.

d. Pengaruh peristiwa tersebut terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.

112

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


e. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah pada waktu itu untuk menangani

permasalahan tersebut.

f. Bukti keberhasilan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghilangkan

ideologi komunis.

Rumuskan hasil studi kepustakaan Anda dalam bentuk laporan sederhana.

Presentasikan di depan kelas.

5. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 sampai

dengan 21 Mei 1998)

Kepemimpinan Presiden Soekarno dengan demokrasi terpimpinnya, akhirnya

jatuh pada tahun 1966. Jatuhnya Soekarno menandai berakhirnya masa

Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan baru, yang dikenal dengan sebutan

Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Ia muncul sebagai pemimpin Orde

Baru yang siap untuk membangun kembali pemerintahan yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

Prioritas utama yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru bertumpu

pada pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional yang mantap. Ekses

dari kebijakan tersebut adalah digunakannya pendekatan keamanan dalam

rangka mengamankan pembangunan nasional. Oleh karena itu jika terdapat

pihak-pihak yang dinilai mengganggu stabilitas nasional, aparat keamanan

akan menindaknya dengan tegas. Sebab jika stabilitas keamanan terganggu

maka pembangunan ekonomi akan terganggu. Jika pembangunan ekonomi

terganggu maka pembangunan nasional tidak akan berhasil.

Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap

menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Adapun kelebihan dari sistem

pemerintahan Orde Baru:

a. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada

tahun 1968 hanya 70 dolar Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai

lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.

b. Suksesnya program transmigrasi.

c. Suksesnya program Keluarga Berencana.

d. Sukses memerangi buta huruf.

Akan tetapi dalam perjalanan pemerintahannya, Orde Baru melakukan

beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Beberapa penyimpangan konstitusional yang paling menonjol pada masa

Pemerintahan Orde Baru sekaligus menjadi kelemahan sistem pemerintahan

Orde Baru adalah sebagai berikut:

a. Bidang ekonomi: Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal

33 Undang-Undang Dasar 1945. Terjadinya praktik monopoli ekonomi.

Pembangunan ekonomi bersifat sentralistik, sehingga terjadi jurang

pemisah antara pusat dan daerah. Pembangunan ekonomi dilandasi oleh

tekad untuk kepentingan individu.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 113

Di unduh dari : Bukupaket.com


b. Bidang Politik: Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif. Presiden

sebagai pelaksana undang-undang kedudukannya lebih dominan dibandingkan

dengan lembaga legislatif. Pemerintahan bersifat sentralistik, berbagai keputusan

disosialisasikan dengan sistem komando. Tidak ada kebebasan untuk mengkritik

jalannya pemerintahan. Praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) biasa terjadi

yang tentunya merugikan perekonomian negara dan kepercayaan masyarakat.

c. Bidang hukum: Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi

kekuasaan presiden kurang memadai, sehingga kesempatan ini memberi peluang

terjadinya praktik KKN dalam pemerintahan. Supremasi hukum tidak dapat

ditegakan karena banyaknya oknum penegak hukum yang cenderung memihak

pada orang tertentu sesuai kepentingan. Hukum bersifat kebal terhadap penguasa

dan konglomerat yang dekat dengan penguasa.

Segala penyimpangan yang disebutkan di atas mengakibatkan negara Indonesia

terjerembab pada suatu keadaan krisis multidimensional. Kondisi yang mencemaskan

ini telah membangkitkan gerakan reformasi menumbangkan rezim otoriter. Maka

pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri.

Sebagai gantinya, B.J Habibie yang ketika itu menjabat sebagai wakil presiden,

dilantik sebagai Presiden RI yang ketiga. Masa jabatan Presiden B.J Habibie

berakhir setelah pertanggungjawabannya ditolak oleh sidang Umum MPR pada

tanggal 20 Oktober 1999.

6. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi (Periode 21 Mei

1998-sekarang)

Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di era reformasi semakin

mendorong usaha penegakan kedaulatan rakyat dan bertekad untuk mewujudkan

pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menghancurkan

kehidupan bangsa dan negara.

Memasuki masa reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan

sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang

konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah

konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi:

a. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif dan

b. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, salah satu bentuk reformasi yang dilakukan oleh bangsa

Indonesia adalah melakukan perubahan atau amandemen atas Undang-Undang

Dasar 1945. Dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat

konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari

yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak

empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.

Perubahan UUD 1945 pada hakikatnya tidak mengubah sistem pemerintahan

Indonesia. Baik sebelum maupun sesudah perubahan, sistem pemerintahan Indonesia

tetap presidensial. Tetapi perubahan tersebut telah mengubah peran dan hubungan

114

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


presiden dan DPR. Jika dulu presiden memiliki peranan yang dominan, bahkan

dalam praktiknya dapat menekan lembaga-lembaga negara yang lain, kini UUD

NRI Tahun 1945 memberi peran yang lebih proporsional (berimbang) terhadap

lembaga-lembaga negara. Begitu pula kontrol terhadap kekuasaan presiden

menjadi lebih ketat.

Selain itu, perubahan Undang-Undang Dasar 1945 juga mengubah struktur

ketatanegaraan Indonesia. Jika dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar 1945

sebelum diubah maka UUD NRI 1945 terdapat penghapusan dan penambahan

lembaga-lembaga negara. Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan perubahanperubahan

mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan Undang-

Undang Dasar 1945, yaitu:

a. Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar

(Pasal 1 ayat (2)).

b. MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR dan

anggota DPD (Pasal 2 ayat (1)).

c. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat (Pasal 6A ayat (1)).

d. Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali dalam

jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan (Pasal 7).

e. Pencantuman hak asasi manusia (Pasal 28A-28J).

f. Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara.

g. Presiden bukan mandataris MPR.

h. MPR tidak lagi menyusun GBHN.

i. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (Pasal

24B dan 24C).

j. Anggaran pendidikan minimal 20% (Pasal 31 ayat (4)).

k. Negara kesatuan tidak boleh diubah (Pasal 37 ayat (5)).

1. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dihapus.

Tugas Mandiri 5.2

Pada saat ini, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diganggu oleh munculnya

paham-paham radikalisme dan terorisme yang diwujudkan dalam bentuk tindakan

kekerasan, tawuran, dan sebagainya. Berikatan dengan hal tersebut, tulis sebuah

artikel yang berkaitan dengan masalah tersebut sebanyak tujuh sampai sepuluh

paragraf. Artikel Anda tulis setidaknya memuat analisis tentang upaya penanganan

yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi hal tersebut.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 115

Di unduh dari : Bukupaket.com


Refleksi

Setelah Anda mempelajari materi dinamika persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia, tentunya Anda makin paham akan petingnya menjaga dan

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena kecintaan

kepada negara harus senantiasa dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.

Renungkan seberapa besar kecintaan Anda terhadap tanah air. Tunjukkan

perilaku Anda yang mencerminkan kecintaan kepada tanah air Indonesia.

Tulislah dalam tabel di bawah ini.

No.

Contoh Perilaku yang Sudah Dilakukan

Rangkuman

1. Kata Kunci

Kata kunci yang harus Anda pahami dalam mempelajari materi

pada bab ini adalah persatuan, kesatuan, unitarisme, dan negara

kesatuan.

2. Intisari Materi

a. Negara kesatuan adalah negara bersusun tunggal, yakni kekuasaan

untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat.

Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam

maupun ke luar.

116

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


b. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu

sentralisasi dan desentralisasi.

c. Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh setelah

dilakukan perubahan dalam UUD NRI Tahun 1945, yang dimulai

dari adanya ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat yang salah

satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagai bentuk final negara bagi bangsa Indonesia.

d. Sejarah mencatat ada enam periode besar proses penyelanggaraan

negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, hal

tersebut terjadi terutama karena adanya pergantian undang-undang

dasar, yaitu periode 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember

1949, periode 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950,

periode 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959, periode 5 Juli

1959 sampai dengan 11 Maret 1966 (Masa Orde Lama), periode

11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998 (masa Orde Baru), dan

periode 21 Mei 1998-sekarang (masa reformasi).

e. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pernah diuji kekokohannya

dengan munculnya beberapa gerakan separatis seperti pemberontakan

PKI di Madiun, Pemberontakan DI/TII, Pemberontakan APRA,

Pemberontakan Andi Azis, Pemberontakan Republik Maluku Selatan,

PRRI/Permesta, dan G 30 S/PKI. Akan tetapi semua gerakan tersebut

tidak berhasil menggoyang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

yang dibuktikan dengan tetap kukuhnya NKRI.

Penilaian Diri

1. Penilaian Sikap

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap terjamin,

apabila seluruh warga negaranya berperilaku nasionalis dan patriotik. Untuk

mengukur sejauh mana Anda telah berperilaku nasionalis dan patriotik dalam

kehidupan sehari-hari, isilah daftar gejala kontinum pelakonan di bawah ini

dengan membubuhkan tanda silang (x) pada kolom selalu, sering, kadangkadang,

dan tidak pernah.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 117

Di unduh dari : Bukupaket.com


No. Sikap Prilaku Selalu Sering

1.

2.

Berdoa untuk

kemajuan dan

keutuhan NKRI.

Lebih bangga

memakai produk

dalam negeri

daripada memakai

produk luar negeri.

Kadangkadang

Tidak

Pernah

Alasan

3.

Bangga atas

keberhasilan

prestasi para

atlet atau pelajar

dalam kejuaraan

internasional.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Tidak cepat

menyerah jika

menemui kesulitan.

Menghargai hasil

karya bangsa

sendiri.

Belajar giat untuk

menyongsong hari

esok.

Berusaha

mengatasi kesulitan

dengan gigih.

Berani menyatakan

kebenaran

sekalipun pahit.

Bersedia membela

negara jika

mendapat ancaman

musuh.

Tidak berlehaleha

ketika liburan

sekolah.

2. Pemahaman Materi

Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan

mudah Anda pahami, ada juga yang sulit Anda pahami. Oleh karena itu,

lakukanlah penilaian diri atas pemahaman Anda terhadap materi pada bab

ini dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom Paham Sekali, Paham

Sebagian, Belum Paham.

118

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


No.

Sub-Materi Pokok

Paham

Sekali

Paham

Sebagian

Belum

Paham

1.

Hakikat Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

a. Konsep negara kesatuan

(unitarisme).

b. Karakteristik NKRI.

2.

Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Indonesia dari Masa ke Masa.

a. Persatuan dan Kesatuan

Bangsa pada Masa Revolusi

Kemerdekaan.

b. Persatuan dan Kesatuan Bangsa

pada Masa Republik Indonesia

Serikat.

c. Persatuan dan Kesatuan Bangsa

pada Masa Demokrasi Liberal.

d. Persatuan dan Kesatuan Bangsa

pada Masa Orde Lama.

e. Persatuan dan Kesatuan Bangsa

pada Masa Orde Baru.

f. Persatuan dan Kesatuan Bangsa

pada Masa Reformasi.

Apabila pemahaman Anda berada pada kategori paham sekali, mintalah

materi pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan Anda. Apabila

pemahaman Anda berada pada kategori Paham Sebagian dan Belum Paham,

bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap, supaya

Anda cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya kurang atau

belum memahaminya.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 119

Di unduh dari : Bukupaket.com


Proyek Kewarganegaraan

Mari Mengamati Wilayah

1. Coba Anda secara berkelompok berkunjung ke suatu tempat yang

merupakan batas wilayah/tempat yang memisahkan suatu tempat/wilayah

satu dengan wilayah lainnya.

2. Buatlah dokumentasi (gambar) yang merupakan tapal batas kedua wilayah

tersebut (seperti patok, gapura, sungai, dll).

3. Amati bagaimana kondisi masyarakat di daerah tersebut baik kehidupan

sosialnya maupun kehidupan ekonominya terutama yang berkaitan dengan

persatuan dan kesatuan yang terjalin di antara masyarakatnya.

4. Identifikasi solusi untuk menyelesaikan persoalan di daerah tersebut yang

dapat Anda ajukan.

5. Laporkan hasil pengamatan Anda secara tertulis dan presentasikan di

depan kelas.

6. Buatlah sebuah poster ukuran A3 tentang pentingnya mengedepankan

persatuan dan kesatuan dalam menyelesaikan setiap persoalan.

Uji Kompetensi Bab 4

Jawablah soal-soal di bawah ini secara singkat, jelas, dan akurat.

1. Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan. Berkaitan dengan hal tersebut,

berikan alasan yang mendukung bahwa negara kita tidak cocok dengan

bentuk negara serikat, tetapi lebih cocok dengan negara kesatuan!

2. Mengapa persatuan dan kesatuan bangsa sangat penting bagi keutuhan

sebuah negara?

3. Bagaimana cara bangsa Indonesia dalam memperkukuh persatuan dan

kesatuan di antara para warganya?

4. Uraikan secara singkat dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

dari masa ke masa!

5. Bagaimana cara Anda dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia apabila dikaitkan dengan posisi Anda sebagai generasi muda?

Kontribusi seperti apa yang bisa Anda berikan kepada negara?

120

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


INDEKS

A

advokat 46-48, 62, 65, 68, 121, 128, viii

agresi 121

ancaman 26, 54, 69, 77-79, 100, 118,

121, 123

aturan 11, 18, 22, 34, 38, 42, 50-51, 55,

57, 59, 63, 101, 121, 125, viii

B

bangsa 121

D

dekret presiden 121

demokrasi 121

desentralisasi 121

diskriminasi 121

DPR 101-102, 104, 107, 112, 115, 121

E

eksekutif 121

etnis 121

F

Federalisme 104, 121

Federasi 121

federatif 121

G

Gangguan 121

globalisasi 75, 84, 87, 121

H

hak asasi manusia 3, 5, 19, 25, 28, 41,

43, 72-73, 83, 86, 114-115, 121, 123,

126, 128

hak konstitusional 121

hak warga negara 3, 6, 8-14, 17-20, 22-

23, 26, 28, 30, 32, 35, 114, 121

hambatan 121, 123

hedonisme 121

hukum viii, 3, 6, 9, 11, 18-19, 22, 24-25,

28, 33-47, 49-52, 55-60, 62-63, 65, 68,

72-74, 77, 81-82, 84-85, 99, 114, 121-

122, 124-127, 130, 138, v

I

ideologi 121

individu 67, 113, 121, 124

individualisme 77, 121

integralistik 97, 121

iptek viii, ix, 69, 71-73, 75-77, 79-88,

90-92, 121, vi

J

judical review 121

jujur 121

K

kabinet 121

kebebasan 7, 10-12, 15, 25, 48, 72, 75,

83, 87, 114, 121

kebudayaan 12, 20, 39, 121, 124, 135-

136, 139, ii

kekuasaan kehakiman 44-45, 62, 65,

121, 129

kesadaran 121

kewajiban asasi 121

kewajiban warga negara 1, 3-12, 14-15,

17-18, 22, 24-28, 30-32, 121, v

konstitusi 38, 45, 50, 95-96, 104-105,

107, 111, 114-115, 121, 124, 128

korupsi 25, 48, 121

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 121

Di unduh dari : Bukupaket.com


L

legislatif 2, 121

lembaga negara 121

M

Mahkamah Agung 121

Mahkamah Konstitusi 44-45, 115, 121,

128

masyarakat viii, xi, 6, 8, 11-13, 15-18,

23-27, 31, 34-36, 38-39, 41, 44-46, 48-

52, 54-60, 62, 64-68, 70-73, 75-77, 79-

80, 84, 86-87, 92, 100, 106, 113-114,

120-121, 123, iii

N

negara xii, v, vi, viii, ix, x, xi, 1, 3-20, 22-

32, 34-35, 37-39, 41, 43-52, 57-60, 64,

66, 68-70, 73-75, 77-80, 82-85, 92-130,

136, iii

nilai dasar 5-6, 8, 15, 122, 124

nilai instrumental 5, 8, 15, 30,

122, 124-125

nilai ix, xi, 5-6, 8, 12, 15, 30, 33, 39, 54,

72-73, 75-77, 80-83, 86-87, 92, 98, 122,

124-125, iii

nilai praksis 122

norma 122

P

Pancasila iii, v, ix, x, 5-6, 8, 15, 21, 24-

25, 30, 69, 75, 80-81, 83, 86, 103, 112-

113, 122, 127, 134-136, ii

partai politik 72, 102, 122, 130

Partisipasi politik 122

penegakan hukum 19, 33-39, 41, 44, 46,

58, 60, 62, 65, 68, 122, 130, v

penegak hukum viii, 18-19, 24, 36, 38,

40-41, 43, 45-46, 50-51, 62, 65, 73, 114,

122, v

pengadilan 122

peradilan 122

perlindungan hukum 6, 35-36, 59, 62,

68, 122

persatuan dan kesatuan 7, 16, 69, 77, 83,

93, 98, 100, 104, 107, 109, 111-117, 119-

120, 122, vi

Polri 41, 122

R

radikalisme 75, 91, 115, 122

rakyat 104, 115, 122

S

sabotase 122

sanksi hukum 57, 62, 122

spionase 122

supremasi hukum 24, 37-38, 43,

62, 72-73, 84, 114, 122

T

terorisme 122

TNI 77-78, 103, 106, 109, 112, 122

U

Undang-undang 108, 122

Unitarisme 122

UUD NRI Tahun 1945 3, 8-9, 11-14, 19-

20, 32, 80, 96-99, 115, 117, 122, 127-128

W

warga negara v, viii, x, xi, xii, 1, 3-15,

17-20, 22-32, 34-35, 37-38, 45-46, 58,

60, 74, 92, 94, 96, 114, 116, 121-122,

125, 127, 136, iii

Y

yudikatif 122, 125

122

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


GLOSARIUM

ancaman suatu hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak

kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional, kriminal, serta

politik

asas dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir dan berpendapat)

bangsa kumpulan dari masyarakat yang membentuk negara

dekret presiden keputusan yang dikeluarkan presiden/kepala negara atas

suatu permasalahan yang sangat penting, mendesak, dan darurat

demokrasi pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat

diskriminasi pembedaan perlakuan terhadap sesama warga

eksekutif kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang

federalisme ajaran, paham, atau kecenderungan yang menginginkan bentuk

negara serikat

gangguan usaha dari luar yang bertujuan melemahkan atau menghalangi

secara tidak konsepsional

hak asasi manusia hak dasar yang melekat dalam diri manusia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa

hambatan suatu hal atau usaha berasal dari diri sendiri yang bertujuan

melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional

hedonisme pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan meteri

sebagai tujuan hidup utama

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 123

Di unduh dari : Bukupaket.com


ideologi kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang

memberikan arah dan tujuan kelangsungan hidup

independen tidak tergantung kepada pihak lain

individu manusia sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan

idividualisme faham yang menganggap diri sendiri lebih penting daripada

orang lain

judicial review proses uji materi suatu peraturan terhadap peraturan yang

tingkatannya lebih tinggi

kabinet badan atau dewan pemerintahan yang terdiri atas kepala pemerintahan

bersama para menteri

kebudayaan semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia

kekuasaan kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah

laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku

kewajiban asasi kewajiban dasar manusia

konstitusi hukum dasar yang menetapkan dan mengatur pemerintahan

legislatif kekuasaan untuk membuat undang-undang

negara suatu organisasi kemanusian atau kumpulan manusia-manusia yang

berada di bawah suatu pemerintahan yang sama

nilai harga; sesuatu yang dianggap berharga oleh manusia

nilai dasar nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah), nilainilai

ini terdapat dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

nilai instrumental penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif

dan dinamis dalam bentuk UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya

124

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


nilai praksis realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata

dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara

norma aturan yang menjadi pedoman setiap orang yang meliputi segala

macam peraturan-peraturan yangterdapat dalam perundang-undangan

pengadilan tempat untuk mengadili perkara atau tempat untuk melaksanakan

proses peradilan guna menegakkan hukum

peradilan proses mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang

diselesaikan

politik strategi; siasat; berbagai macam kegiatan dalam suatu sistem politik/

negara yang menyangkut kemaslahatan hidup seluruh warga negara

rakyat kumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan

bersama-sama mendiami suatu wilayah negara

republik bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh presiden

sabotase menghalangi prosedur dan merusak kelancaran kerja

spionase penyelidikan secara rahasia terhadap data kemiliteran dan data

ekonomi serta data politik negara lain; segala sesuatu yang berhubungan

dengan tindakan memata-matai pihak lain

tantangan suatu hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah

kemampuan

terorisme praktik-praktik tindakan teror yang biasanya menggunakan

kekerasaan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai

tujuan-tujuan tertentu

unitarisme ajaran, paham, atau kecenderungan yang menginginkan bentuk

negara kesatuan

yudikatif kekuasaan untuk mengawasi agar undang-undang ditaati

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 125

Di unduh dari : Bukupaket.com


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Idrus dan Karim Suryadi. 2008. Hak Asasi Manusia (HAM).

Jakarta: Universitas Terbuka.

Asshiddiqie, Jimly. (2007). Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi untuk

Mewujudkan Negara Hukum yang Demokratis. [Online]. Tersedia:

http://www.jimly.com. Html [27 September 2013] .

__________. (2008). Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi. [Online].

Tersedia: http://www.jimly.com. Html [27 September 2013] .

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.

Bandung: Ganesindo.

Busroh, Abu Daud. 2009. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Gadjong, Agussalim Andi. 2007. Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan

Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan

Bernegara. Yogyakarta: Paradigma.

Kansil, C.S.T.1992. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Kansil, C.S.T dan Christine S.T Kansil. 2001. Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Kantaprawira, Rusadi. 2004. Sistem Politik Indonesia; Suatu Model

Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

126

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Komalasari, Kokom. 2008. Pendidikan Pancasila: Panduan bagi Para

Politisi. Surabaya: Lentera Cendikia.

Kusnardi, Mohammad dan Hermaily Ibrahim. (1983). Pengantar Hukum

Tata Negara. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum

Universitas Indonesia.

Marbun, B.N. 2010. Otonomi Daerah 1945 – 2010; Proses dan Realita.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Latif, Yudi. 2012. Negara Paripurna; Historisitas, Rasionalitas, dan

Aktualitas Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lemhanas. 1997. Wawasan Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka.

______. 1997. Ketahanan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Lubis, Yusnawan. 2009. Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap

Tingkat Kesadaran Berkonstitusi Warga Negara Muda. Tesis pada

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Marbun, B.N. 2007. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

_________. 2010. Otonomi Daerah 1945 – 2010; Proses dan Realita.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

MPR RI. 2012. Panduan Pemasyarakatan UUD NRI Tahun 1945 Sesuai

dengan Urutan Bab, Pasal dan Ayat. Jakarta: Sekretariat Jenderal

MPR RI.

_________.2012 . Bahan Tayangan Materi Sosialisasi UUD NRI Tahun

1945. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.

_________.2012. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 127

Di unduh dari : Bukupaket.com


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran

pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Riyanto, Astim. 2006. Negara Kesatuan; Konsep, Asas dan Aktualisasinya.

Bandung: Yapemdo.

Republik Indonesia. 2002. UUD NRI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.

_________. 1998. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi

Manusia. [Online]. Tersedia: http://www.mpr.go.id.Html [12 September

2013].

_________. 1998. Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang

Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. [Online].

Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 1999. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September

2013].

_________. 1999. Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang

Hak Asasi Manusia. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html

[12 September 2013].

_________. 2000. Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan Hak Asasi Manusia. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.

go.id.Html [12 September 2013].

_________. 2002. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian NRI . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12

September 2013].

_________. 2003. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.

[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 2003. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html

[12 September 2013].

128

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


_________. 2003. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2003 tentang

Mahkamah Konstitusi. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html

[12 September 2013].

_________. 2004. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.

Html [12 September 2013].

_________. 2004. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html

[12 September 2013].

_________. 2004. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara

Nasional Indonesia . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12

September 2013].

_________. 2006. Undang-Undang RI 1 Nomor 5 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html

[12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang

Mahkamah Agung. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12

September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. [Online].

Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html

[12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 49 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang

Peradilan Umum. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12

September 2013].

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 129

Di unduh dari : Bukupaket.com


_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12

September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang

Peradilan Tata Usaha Negara. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.

Html [12 September 2013].

_________. 2011. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai

Politik. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September

2013].

_________. 2008. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun

2008 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara . [Online]. Tersedia:

http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

__________. 2008. Buku Putih Pertahanan Tahun 2008. Jakarta: Departemen

Pertahanan RI.

Sahrasad, Al Chaidar Zukfikar Salahudin Herdi. 2000. Federasi atau

Disintegrasi; Telaah Wacana Unitaris Versus Federalis Dalam Perspektif

Islam, Nasionalisme, dan Sosial Demokrasi. Jakarta: Madani Press.

Soeharyo, Sulaeman dan Nasri Efendi. 2001. Sistem Penyelenggaraan

Pemerintah NRI. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Soekanto, Soerjono. 2002. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Strong, C.F. 1960. Modern Political Constitutions. London: Sidgwick

&Jackson Limited.

130

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber Gambar

Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka

http://nankqute.blogspot.com/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://indonesiaexpat.biz/other/gotong-royong/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.elsam.or.id/article.php?id=408&lang=in

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://manadonyaman.wordpress.com/2012/05/19/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://4shorod.blogspot.com/2012/11/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.aktualpost.com/2013/11/17/5465

Diunduh tanggal 8 November 2015

www.mahkamahagung.go.id

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.setkab.go.id/berita-5246

Diunduh tanggal 8 November 2015

www.mahkamahkonstitusi.go.id

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://smagasukoharjojaya.blogspot.com/2013/12/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.komisiyudisial.go.id/

Diunduh tanggal 8 November 2015

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 131

Di unduh dari : Bukupaket.com


http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.setneg.go.id

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.artileri.org/2013/03

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.tempo.co/read/news/2012/09/30/140432765/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.pikiran-rakyat.com/node/148034

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://visitpAndaan.wordpress.com/2011/03/23/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://jenisbudayaindonesia.blogspot.com/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.the-marketeers.com/archives/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.terasjakarta.com/portal/berita-26505-42

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://riau-global.blogspot.com/2012/06/

Diunduh tanggal 8 November 2015

www.seskab.go.id

Diunduh tanggal 8 November 2015

www.presidenri.go.id

Diunduh tanggal 8 November 2015

www.tamanmini.com

Diunduh tanggal 8 November 2015

132

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


http://jurnalpatrolinews.com/2014/05/05/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://beritajakarta.com/read/2092/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/kegiatan-utama/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://himamanuny.wordpress.com/2014/03/22/

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://alumnimenwajatim.tripod.com/ppbn.html

Diunduh tanggal 8 November 2015

http://www.tempo.co/read/news/2014/10/29/078617811/

Diunduh tanggal 19 November 2014

www.beritajakarta.com

Diunduh tanggal 19 November 2014

MEMBANGUN

NEGERI

DE NGAN

PAJAK

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 133

Di unduh dari : Bukupaket.com


Profil Penulis

Nama Lengkap : H. Mohamad Sodeli

Telp. Kantor/HP : 021-8615286/081318966713

E-mail : sodelisman44jkt@yahoo.co.id

Akun Facebook : Mohamad Sodeli

Alamat Kantor : Jln. Delima 4 Perumnas Klender

Jakarta Timur

Bidang Keahlian: -

Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Wakil Kepala sekolah Tahun 2007 – 2013 dan 2016

2. Guru Mata Pelajaran PPKn

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:

1. S2 : Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pasca Sarjana

Universitas Indraprasta PGRI Jakarta ( 2012 lulus 2015).

2. S1: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Jurusan PMP-Kn IKIP Jakarta

(1990 – 1995).

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. -

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Pengaruh Minat Belajar dan Persepsi Siswa Pada Kompetensi Profesional guru

Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Survei

pada SMA Negeri di Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur )

134

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nama Lengkap : Yusnawan Lubis

Telp Kantor/HP : (0265) 331359/0813 23251478

E-mail : yusnawan.lubis@gmail.com

Akun Facebook : https://www.facebook.com/yusnawan.lubis

Alamat Kantor : Jalan Mancogeh No.26 Kota Tasikmalaya

Jawa Barat

Bidang Keahlian: PPKn

Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Guru Mata Pelajaran PPKn di SMKN 1 Tasikmalaya Tahun 2009 s.d sekarang

2. Tutor Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD dan Materi/Pembelajaran PKn di SD

pada Program Pendidikan Dasar Universitas Terbuka UPBJJ Bandung Tahun 2008

s.d sekarang

3. Dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan di

Puskom Amik Hass Tahun 2012 s.d sekarang

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:

1. S2: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) – Sekolah Pascasarjana –

Universitas Pendidikan Indonesia (2007 – 2009)

2. S1: Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan (PMPKn) – Fakultas

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial – Universitas Pendidikan Indonesia (2002 –

2006)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas I diterbitkan oleh PT

Arfino Raya Tahun 2008

2. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas II diterbitkan oleh

PT Arfino Raya Tahun 2008

3. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas III diterbitkan oleh

PT Arfino Raya Tahun 2008

4. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV diterbitkan oleh

PT Arfino Raya Tahun 2008

5. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas V diterbitkan oleh

PT Arfino Raya Tahun 2008

6. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas VI diterbitkan oleh

PT Arfino Raya Tahun 2008

7. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK Kelas X diterbitkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2010

8. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK Kelas XI diterbitkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2010

9. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK Kelas XII diterbitkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2010

10. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI

diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Tahun 2014

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 135

Di unduh dari : Bukupaket.com


11. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII

diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Tahun 2015

12. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas IX diterbitkan

oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2015

13. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI

diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Tahun 2016

14. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII

diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Tahun 2016

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kesadaran Berkonstitusi Warga

Negara Muda (Studi deskriptif analitis terhadap siswa SMA di Kota Tasikmalaya)

Tahun 2009

2. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK Melalui

Pembelajaran Berbasis Isu-Isu Kontoversial (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa

Kelas X Akuntansi 2, SMKN 1 Tasikmalaya) Tahun 2014

MEMBAYAR PAJAK

Bukti Cinta

Tanah Air

136

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Profil Penelaah

Nama Lengkap : Dr. Nasiwan, M.Si.

Telp. Kantor/HP : (0274) 586168 ext.247 / 081578007988

E-mail : nasiwan3@gmail.com

Akun Facebook : Raden Nasiwan

Alamat Kantor : Fakultas Ilmu Sosial UNY, Kampus Karangmalang,

Yogyakarta

Bidang Keahlian: Politik

Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Dosen pada Fakultas Ilmu Sosial UNY 2002-2016

2. Reviewer Buku Ajar Puskurbuk 2005–2015

3. Penelaah Buku PKn SMP SMA Puskurbuk 2015

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:

1. S3: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM (tahun masuk: 2007 – tahun lulus: 2014)

2. S2: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM (tahun masuk: 1999 – tahun lulus: 2001)

3. S1: IKIP Negeri Yogyakarta (tahun masuk: 1990–tahun lulus: 1994)

Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):

1. Teori-Teori Politik / Penerbit: Ombak Yogyakarta 2012

2. Dasar-dasar Ilmu Politik / Penerbit: Ombak Yogyakarta 2013

3. Filsafat Ilmu Sosial / Penerbit: Fistrans Institute FIS UNY 2014

4. Indigenousasi Ilmu Sosial / Penerbit: Fistrans Institute FIS UNY 2012

5. Seri Teori Sosial Indonesia / Penerbit: UNY Press 2016

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Model Pengembangan Ilmu Sosial Profetik 2014-2015

2. 2. Dilema Transformasi Partai Keadilan Sejahtera 2015

3. 3. Pengaruh Diskursus Ilmu Sosial pada Dinamika Keilmuan Sosial di FIS

UNY2013-2014

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 137

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nama Lengkap : Dr. Dadang Sundawa, M.Pd

Telp. Kantor/HP : 022 2013163 / 08122171079

E-mail : d_sundawa@yahoo.com

Akun Facebook : sundawadadang@yahoo.com

Alamat Kantor : Jl. DR. Setiabudhi 229 Bandung

Bidang Keahlian: Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. PNS ( Dosen UPI di Bandung ), dari tahun 1988 sampai sekarang

2. Pengembang Kurikulum di Direktorat PSMP, dari tahun 2001 sampai sekarang

3. Pengembang Panduan Tendik Berprestasi di Direktorat Tendik, dari tahun 2015

sampai sekarang

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:

1. S3; Prodi PKn di SPS UPI Bandung, tahun masuk 2008 dan lulus tahun 2011

2. S2; Prodi IPS Pendidikan Dasar IKIP Bandung tahun masuk 1995 dan tahun lulus

1997

3. S1; Prodi PKn-Hukum IKIP Bandung, tahun masuk 1981 dan lulus tahun 1986

Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):

1. Buku IPS SD tahun 2006

2. PPKn SD tahun 2006

3. PPKn SMP

4. PPKn SMA

5. PKn SMP Kurikulum 2013

6. PKn SMA Kurikulum 2013

7. Materi dan Pembelajaran PKn

8. Konsep Dasar PKn

9. PPKn SMP Kurikulum 2013

10. PPKn SMA Kurikulum 2013

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Dampak Sertifikasi Guru Melalui Jalur Penilaian Portofolio Terhadap

Pengembangan Kompetensi Kewarganegaraan Guru Pkn Di Kota Bandung, 2009

2. Penyuluhan Hukum Dan Ham Untuk Perlindungan Hak-Hak Perempuan Dalam

Rumah Tangga Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, 2009

3. Membangun Kelas Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Laboratorium

Pendidikan Demokrasi, 2010

4. Pengembangan Model Penyuluhan AIDDA (Awareness, Interest, Desire, Decision,

dan Action) Untuk Mengatasi Kekerasan Anak di Kecamatan Rongga Kabupaten

Bandung, tahun 2013

5. Metode Pembelajaran Klik Berbasis Mind Map dalam Memanfaatkan Cara Kerja

Otak Sebagai Mesin Asosiasi Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum, tahun 2013

6. Pengembangan Model Penyuluhan AIDDA (Awareness, Interest, Desire, Decision,

dan Action) Untuk Mengatasi Perilaku Menyimpang dalam Membuang Sampah

Pada Kalangan Siswa di Bandung, tahun 2014

7. Metode Pembelajaran Klik Berbasis Mind Map dalam Memanfaatkan Cara Kerja

Otak Sebagai Mesin Asosiasi Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada

Mata Kuliah Hukum Pidana, 2014

8. Persepsi Dan Pemahaman Guru Peserta Plpg Ips Terhadap Penerapan Pendekatan

Saintifik Pada Kurikulum 2013, 2014

9. Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Green Constitution Dalam

Meningkatkan Kesadaran Berkonstitusi Mahasiswa, 2015

138

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Profil Editor

Nama Lengkap : Muhamad Taupan, S.Pd

Telp. Kantor/HP : (022) 5403533/082316440896

E-mail : muhamadtaupan03@gmail.com

Akun Facebook : https://www.facebook.com/muhamad.taupan

Alamat Kantor : Jl. Permai 28 Nomor 100 Bandung 40218

Bidang Keahlian: geografi, sosiologi, dan PPKn

Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. 2007 – sekarang: Editor IPS di CV Yrama Widya

2. 2005 – 2007: Guru IPS Terpadu di SMP Pasundan 5 Bandung

3. Dst.

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:

1. S1: Ilmu Pemerintahan UT Bandung (2016-sekarang)

2. S1: Pendidikan Geografi UPI Bandung (2001-2007)

Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):

1. Buku siswa PPKn untuk SMP/Mts. Kelas VII, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

2. Buku guru PPKn untuk SMP/Mts. Kelas VII, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

3. Buku siswa PPKn untuk SMA/MA Kelas XI, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

4. Buku guru PPKn untuk SMA/MA. Kelas XI, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

5. Buku siswa PPKn untuk SMA/MA Kelas XII, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

6. Buku guru PPKn untuk SMA/MA. Kelas XII, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

7. Dst.

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. -

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 139

Di unduh dari : Bukupaket.com


Dunia Indah

Tanpa NARKOBA!

140

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Di unduh dari : Bukupaket.com


Di unduh dari : Bukupaket.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!