INFORMASI PASAR SEBAGAI SUBSISTEM PENDUKUNG AGRIBISNIS PETERNAKAN _I WAYAN SUARJANA, S.TP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INFORMASI PASAR SEBAGAI SUBSISTEM PENDUKUNG AGRIBISNIS
PETERNAKAN
Oleh:
I Wayan Suarjana, S.TP
Calon Ahli Pertama-Analis Pasar Hasil Pertanian
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali
Pandemi Covid-19 menghentak sektor perekonomian berbagai negara di dunia. Mayoritas
perekonomian negara-negara di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang negatif sebagai
dampak dari berbagai kebijakan untuk menekan penyebarluasan penyakit ini. Pertumbuhan yang
negatif juga dialami oleh negara kita. Data BPS (2020) menunjukkan pada kuartal III tahun 2020
perekonomian Indonesia terpantau mengalami pertumbuhan negatif sebesar -3,45% (Y on Y).
Namun hal menarik bisa diketengahkan, dimana pada periode yang sama terdapat dua sektor yang
mengalami pertumbuhan positif yakni sektor pertanian dan infokom. Khusus untuk sektor
pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 2,15%.
Sektor pertanian menjadi penyelamat perburukan resesi perekonomian pada kuartal III
menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Menurut data BPS yang dikutip dari pemaparan
Rakernas Kementerian Pertanian tahun 2021, sektor pertanian dalam arti luas mampu menyerap
sebesar 38,2 juta jiwa atau sebesar 29,76% dari angkatan kerja. Bahkan sebagai dampak Pandemi
Covid 19 yang terjadi, sektor pertanian mendapat limpahan sebesar 2,23% jumlah tenaga kerja
lebih tinggi dari tahun sebelumnya (BPS, 2020). Limpahan tenaga kerja ini dapat dipahami sebagai
dampak hilangnya mata pencaharian masyarakat yang secara langsung terdampak pandemi seperti
halnya sektor pariwisata, transportasi dan lainnya. Data yang disampaikan dalam rapat kerja
nasional Kementerian Pertanian Republik Indonesia tahun 2021 mengenai target dan sasaran serta
program prioritas tahun 2021 menjadi bukti bahwa sektor pertanian menjadi sektor yang tahan
banting.
Melihat besarnya angkatan kerja yang terserap dalam sektor pertanian sudah semestinya
sektor pertanian dikelola dengan manajemen agribisnis yang baik. Pertanian dalam arti luas harus
berorientasi profit dan tidak lagi bersifat subsisten. Pertanian yang berorientasi profit dengan
manajemen agribisnis yang baik, memiliki pasar potensial baik di dalam maupun di luar negeri.
Sub sistem agribisnis baik hulu, produksi maupun hilir menjadi roda pendorong mewujudkan
usaha tani yang sehat dan menguntungkan. Manajemen agribisnis bisa menjadi alat bagi semua
pihak dalam upaya memajukan sektor pertanian dan bermuara pada kesejahteraan rakyat.
Sistem agribisnis pada dasarnya terdiri dari tiga sub sistem utama yakni hulu, produksi dan
hilir. Secara lebih terperinci sistem agribisnis terdiri dari 5 (lima) sub sistem utama yaitu (1)
subsistem input produksi, (2) subsistem produksi, (3) subsistem pengolahan hasil, (4) subsistem
pemasaran dan (5) subsistem penunjang (Masyhuri, 2003). Kelima sub sistem tersebut membentuk
satu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan dari sistem agribisnis itu sendiri. Sistem agribisnis
berbeda dengan sistem bisnis yang lain karena perbedaan yang mendasar antara karakteristik
komoditas yang ditangani, perbedaan visi pelaku agribisnis, banyaknya jumlah agribisnis, metode
pembentukan agribisnis dasar di lingkungan petani, dan berbagai karakteristik lainnya (Downey
dan Erickson 1992 dalam Rahim et al, 2005).
Salah satu subsistem yang menarik untuk dikaji adalah subsistem penunjang atau layanan
pendukung. Subsistem ini mencakup dukungan terhadap usaha tani baik dari perbankan,
infrastruktur, penelitian dan pengembangan, sumber daya alam dan manusia, pendidikan dan
program penyuluhan pertanian, layanan informasi agribisnis, serta kebijakan pemerintah yang
berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agribisnis (Rahim et al, 2005). Saat ini
subsistem penunjang memiliki peran yang sama pentingnya dengan subsistem yang lain utamanya
yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam suatu usaha tani. Maju mundurnya suatu
usaha tani sangat bergantung pada arah kebijakan yang diputuskan.
Layanan informasi agribisnis memegang peranan penting dalam pengambilan suatu
keputusan seperti harga komoditas, jumlah produksi, permintaan, struktur pasar, perilaku pasar,
efisiensi pemasaran dan lainnya. Informasi pasar merupakan elemen penting dalam pengembangan
agribisnis. Merujuk pada perkembangan teknologi informasi, informasi pasar merupakan hal yang
harus ada setiap saat untuk memastikan kebijakan yang diambil telah sesuai dengan perkembangan
pasar. Pemanfaatan teknologi informasi perlu dilakukan semaksimal mungkin agar dapat
menjangkau pemangku kepentingan utamanya petani. Informasi pasar yang tepat waktu, akurat,
aktual dan mudah diakses akan membawa agribisnis menuju kemajuan.
Peternakan adalah salah satu sub sektor yang potensial yang perlu terus dikembangkan.
Setiap provinsi di Indonesia memiliki komoditas sektor peternakan yang berbeda dengan daerah
lainnya. Bali sebagai pusat pariwisata dunia menjadi daerah pemasaran komoditas peternakan
yang potensial. Disisi lain, Provinsi Bali juga merupakan produsen beberapa komoditas peternakan
dengan kualitas yang tergolong baik. Beberapa komoditas peternakan yang dikembangkan di
Provinsi Bali yakni (1) ternak ruminansia besar, (2) ternak ruminansia kecil, (3) monogastrik, (4)
ungags, maupun (5) ternak lainnya. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran dapat
menyebabkan harga menjadi berfluktuasi. Selain itu, distribusi keuntungan diantara lembaga
pemasaran juga penting diperhatikan agar harga yang terbentuk menunjukkan keadilan.
Untuk menyebarluaskan informasi pasar khususnya harga komoditas peternakan yang
terkini dan dapat dipercaya, Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah meluncurkan aplikasi
Simponi Ternak yang dapat diakses oleh pemangku kebijakan secara cepat dan mudah. Aplikasi
ini dapat dengan mudah diunduh melalui gawai cerdas. Diharapkan informasi harga sebagai
informasi dasar bisa diperoleh oleh semua pihak utamanya peternak guna menaikkan nilai
tawarnya di pasar. Untuk memberikan rasa keadilan dan kepastian usaha diantara semua pemangku
kepentingan pada sub sektor peternakan perlu dilakukan dengan upaya memaksimalkan
penyebarluasan informasi pasar melalui petugas dilapangan, media cetak maupun elektronik.
informasi yang diperoleh harus tepat waktu, tepat guna dan tepat sasaran agar memberikan dampak
yang positif terhadap pihak yang memerlukannya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik 2020 yang dikutip dari Pemaparan Rapat Kerja Nasional Kementerian
Pertanian 2021 tanggal 11 Januari 2021
Masyuri. 2001. Pengantar Ilmu Pertanian (Agribisnis) Hand Out Matrikulasi, Program
Pascasarjana Kelompok Ilmu-ilmu Pertanian Program studi Magister Manajemen
agribisnsis Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
Rahim, ABD., Hastuti, Diah Retno Dwi. Sistem Manajemen Agribisnis. State University of
Makassar Press. 2005. Makassar.