Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Epilog 2021
KATA PENGANTAR
Satu tahun telah kita lalui sekali lagi. Tahun 2021 telah
membuat kita banyak belajar. Tentang beradaptasi,
kembali merangkai diri, serta memulihkan energi yang
sempat dibuat redup oleh tahun-tahun sebelumnya.
Namun, demikianlah cara hidup untuk terus berjalan.
Dengan tidak berhenti membuat kejutan serta membuat
manusia terus belajar.
Seluruh peristiwa yang terjadi dalam satu tahun ini
memang sangat luar biasa. Oleh karena itu, BPPM
Psikomedia berusaha merangkum momen-momen
berharga di tahun ini dalam bentuk sebuah karya Epilog.
Di akhir tahun periode 2021 ini, Epilog mengangkat
konsep matahari terbenam sebagai pertanda menuju
selesainya sebuah hari. Menuju hari esok yang lebih baik.
Semoga karya ini mampu menghibur dan membuat
pembaca turut menikmati akhir hari yang bermakna
hingga siap menyambut hari baru bersama energi baru.
Selamat membaca.
Salam hangat,
BPPM Psikomedia 2021
2
DAFTAR ISI
Ucapan Terima Kasih dan Harapan 4
Apa Genre Film Milikmu? 6
Patched Up Holes 8
Ujung Jalan 10
Miliaran Tahun Cahaya dari Bumi 12
Sampai Jumpa 15
Who I Was 17
Dua Tahun dan Seribu Pengalaman Kemudian 19
Sedikit Memori Tentang LIT 22
Di Antara Arunika dan Swastamita 25
3
Ucapan Terima Kasih dan Harapan
Angela Niwan Vidias Ratri
Tak terasa, hari demi hari terus berjalan tanpa
henti. Waktu begitu cepat berlalu dan terasa amat singkat.
Meninggalkan banyak kenangan yang sulit untuk
dilupakan. Mungkin saja, peristiwa tak menyenangkan
yang lebih membekas dalam benakmu. Kenangan pahit
dan kepedihan yang menyelimuti hati muncul bertubitubi.
Cobaan datang silih berganti, masalah demi masalah
terus menerpa. Tak heran, air mata yang membasahi pipi
menjadi saksi bisu atas perjuanganmu. Namun, rasa sakit
inilah yang mampu membuatmu bangkit. Pada akhirnya,
senyum terukir dengan indah di wajahmu pertanda bahwa
usahamu membuahkan hasil.
Di penghujung tahun ini, bersyukurlah kamu atas
semua yang telah dilewati. Terima kasih sudah bertahan
sampai di titik ini. Terima kasih karena selalu sabar dan
pantang menyerah. Terima kasih karena selalu berusaha
berdiri tegap di saat badai masalah tak henti-hentinya
menerjang. Sebuah perjuangan yang tentunya tidak
mudah untuk dihadapi. Banyak peristiwa tak terduga, baik
4
suka maupun duka yang terjadi layaknya roller coaster.
Terlepas dari itu semua, kamu memilih untuk tetap kuat
dan bergerak maju, kamu hebat. Berbanggalah atas
pencapaian dirimu sampai saat ini.
Tak lupa kamu ucapkan selama tinggal pada tahun
2021 dengan penuh sukacita. Bergantinya tahun menjadi
tanda untuk memulai cerita pada lembaran baru. Maka
dari itu, bersiaplah. Segera ambil penamu dan tarik
secarik kertas. Di dalamnya, susun kata demi kata dan
bentuklah kalimat berisikan mimpi dan harapan di tahun
2022. Mari goreskan kisah baru nan bermakna bersamasama.
Saatnya melangkah ke depan, sambut masa depan
dengan penuh semangat. Wujudkan mimpimu, jangan
ragu. Ingat, selalu ada harapan untuk hari yang akan
datang.
5
Apa Genre Film Milikmu?
Endah Ratnaningsih
Hidup ini ibarat film
Aktor utamanya adalah kamu
Walau skrip sudah ditentukan oleh-Nya
Tak apa kan untuk terus mencoba?
Mengubah jalannya cerita
Untuk mencapai tujuan yang dicita
Walau tak tahu apa bisa?
Terasa sering, membandingkan diri dengan kehidupan
aktor lain
Merasa berbeda dan rendah diri
Merasa Tuhan tak adil Padahal, Tuhan itu adil
Kelebihan yang kamu punya belum tentu aktor lain punya
Begitu pun kekurangan yang ada
Dan juga,
Belum tentu dirimu seburuk yang dipikirkan
Belum tentu film ini akan berujung pada kepiluan
Sungguh, untuk apa membandingkannya?
Cukup, fokus saja pada film yang kamu bintangi
6
Akan ada akhir yang indah, selagi kamu sebagai aktor
terus fokus memperbaiki diri
Bukan kah genre film bermacam-macam?
Kamu lah aktornya, buatlah film itu semakin apik dengan
cara baikmu sendiri
Endah Ratnaningsih
Di sisi selatan Kota Yogyakarta
7
Patched Up Holes
Kiara Bunga Bening Hati
it was my fireflies
which head you severed,
and it was the same
glass jar you shattered
that you glued together
there was no ending
nor beginning to
the vines that grow thorns; perhaps
my lungs were punctured before oxygen left me
breathless
behind your gaze there was a
burning log
like a lifeline, once it's out
dusts and ashes
loiter around your skeleton
8
if one butterfly day
was encroached by menace
the nightmare was
you, the lone wolf i soothed
with the same white-toothed
grin and the too-raw reality
burning holes in my skin
–how else would you get under?
9
Ujung Jalan
Ghania Lutfi Utami
Sampai jumpa, mereka berkata
Kita akan bertemu lagi, di hari nanti
Kalimat perpisahan takkan terelakan
Seperti persimpangan di ujung jalan
Memori manis, pahit, di masa-masa sulit
Senyuman bangga dan lelah ikut mengiringi
Persuaan diakhiri dengan selamat tinggal
Seperti mekar bunga yang berganti di tiap musimnya
Berjuang dan belajar bersama-sama
Duka cita menemani kita semua
Kerja bagus, ingin kusampaikan pada kalian
Yang telah berdinamika denganku dan yang lainnya
Perjalanan telah usai
Bukan berarti kita telah sampai
Jalan masih membentang
Halangan masih terus datang
Selamat menempuh perjalanan lainnya, kawan
10
Aku senang, telah mengenal dan berjuang bersama
kalian.
11
Miliaran Tahun Cahaya dari Bumi
Safira Ulinnuha
Miliaran tahun cahaya dari bumi, di suatu semesta lain
yang tidak kita ketahui, mungkin saja
bus atau kereta bergerak dengan roda berbentuk persegi.
Miliaran tahun cahaya dari bumi, pada jarak yang tak
pernah terhitung pada perkamen ilmuwan
terhebat dunia ini, mungkin saja ikan-ikan kecil warnawarni
dipekerjakan sebagai penarik
pedati.
Miliaran tahun cahaya dari bumi, jauh sekali menembus
batas langit dan bintang-bintang yang
kita lihat saat fajar hari, mungkin saja peri-peri dengan
sayap paling berkilau dipilih sebagai
pemimpin negeri.
Miliaran tahun cahaya dari bumi, jika semesta lain itu
betul ada dan terjadi, mungkin saja kamu
dan aku ditakdirkan bersama untuk waktu yang lama
sekali.
12
Mungkin saja kamu lebih pandai mendengar dan aku
lebih cakap bercakap, sehingga kita bisa
duduk berjam-jam membicarakan kecambah yang sudah
bertunas dalam tiga hari atau kereta
listrik yang melaju kencang sekali.
Mungkin saja kamu suka roti dan aku tidak alergi
kacang, sehingga kita bisa menyantap roti
selai kacang sebagai sarapan berkawan teh hangat yang
asapnya masih membumbung tinggi.
Mungkin saja kakiku lebih mampu mendaki bukit dan
kamu tidak benci mengunjungi pantai,
sehingga ada lebih banyak tempat yang bersama kita
jelajahi.
Mungkin saja pertengkaran hebat antara kita di hari itu
tidak pernah terjadi, dan kamu masih di
sini bersamaku melewati hari.
Ah, miliaran tahun dari semesta lain tadi menuju bumi,
jauh sekali menembus batas langit dan
13
bintang-bintang yang kita lihat saat fajar hari, manusia
sepertiku gemar terbuai dalam andai-
andai dan narasi yang mereka tulis sendiri.
- S, 2022
14
Sampai Jumpa
Dela Aisyah Putri
Kehilangan. Apakah kalian takut akan hal
tersebut? Tentunya, sebagai makhluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa orang lain, aku juga takut pada
kehilangan. Mungkin bagi sebagian orang, kehilangan
merupakan hal yang wajar. Namun bagiku, kehilangan
adalah suatu momok yang sangat menakutkan dan
menyedihkan.
Aku takut kehilangan sesuatu. Aku takut sendiri.
Aku takut ditinggalkan. Meskipun sejak kecil aku sering
mengalami kehilangan, nyatanya hal tersebut tetaplah
menakutkan. Aku sering merenungkan alasan mereka
pergi. Sampai pada masa di mana aku tersadar, bahwa di
dunia ini, semuanya hanya bersifat sementara. Walaupun
aku sudah bersikap sebaik mungkin, walaupun aku sudah
merawatnya dengan baik, tetap saja mereka pergi.
Ternyata, aku hanya perlu belajar untuk
merelakan sesuatu. Ah jika diingat kembali, usahaku
untuk belajar hal tersebut tidaklah mudah. Aku masih
merasa tercekik dan gelisah jika sesuatu meninggalkanku.
15
Aku masih sering menangis, tetapi tidak lagi
menyalahkan diriku atas hal tersebut. Aku percaya,
seiring berjalannya waktu, aku dapat memeluk rasa
takutku seraya berkata “Tidak apa, kau hanya perlu
mengucapkan selamat jalan dan sampai jumpa”.
16
Who I was
Nur Rohmah Itsnaini
Aku pernah mendengar seseorang berkata, “segala
sesuatu yang ditambahkan Tuhan kepada kita itu baik
adanya, termasuk usia”. Ya, aku pun dalam hati
membenarkan ucapan orang tersebut. Semacam pengingat
bagiku yang setiap tahun rasanya selalu menantikan
momen bertambahnya usia. Entahlah, bagiku dulu
menyenangkan sekali momen tersebut. Mungkin kata
yang tepat untuk menggambarkan perasaanku di kala
bertambahnya usia adalah selalu membahagiakan.
Bagaimana tidak... Aku akan mendapatkan banyak
ucapan, kue, kado bahkan orang-orang yang kusayangi
berkumpul untuk merayakannya atau sekadar
menyanyikan lagu “Happy Birthday”.
Namun, seiring diriku beranjak dewasa, keinginanku
di setiap momen bertambahnya usia pun kian bertambah
pula. Aku senang ketika banyak orang mengunggah
sesuatu di media sosial mereka hanya untuk mengucapkan
selamat ulang tahun dan mendoakan diriku dengan katakata
yang manis.
17
Yes, the more stories people tag me, the happier I am.
Dua puluh dua.
Aku tidak lagi merasakan cemas, tegang, takut,
sekaligus senang yang menjelma menjadi satu tatkala
momen tersebut tiba. Tidak lagi peduli dengan hal-hal
yang aku risaukan di tahun-tahun sebelumnya, seperti
ucapan, kue, kado, dan hal-hal yang dulu selalu kuanggap
sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan di setiap
momen tersebut. Bagiku, ada hal yang lebih penting dari
semua hal yang selalu kuinginkan dahulu, yaitu
memaknai hidup ini dan pelajaran berharga yang
disisipkan Tuhan di setiap saat.
Ya, bagiku life will always full of surprises.
May happiness and blessings be with us.
18
Dua Tahun dan Seribu Pengalaman
Kemudian
Tasya Asdityasha
Keluar dari zona nyaman. Singkatnya itulah yang akan
aku katakan ketika ada yang bertanya apa yang aku
dapatkan selama di Psikomedia. Jujur saja, aku tidak
banyak berpikir saat mendaftar ke organisasi-organisasi
pada tahun awalku berada di Fakultas Psikologi ini. Yang
aku pikirkan hanyalah paling tidak sekadar ‘mengisi’ CV
untuk keperluan melamar kerja nantinya. Pengalamanku
berorganisasiku yang masih kosong membuatku berpikir
untuk ‘menebar jala’ ke organisasi manapun yang tidak
memberatkanku untuk memperbesar kesempatan
diterima.
Dua tahun kemudian, di sinilah aku. Purna dari
organisasi yang memaksaku untuk berbicara di depan
umum, memimpin satu divisi, dan juga melakukakan
berbagai kegiatan yang sebenarnya sangat malas aku
lakukan -seperti menulis epilog ini. Akan tetapi,
organisasi ini jugalah yang menantangku untuk menjadi
individu yang lebih nyaman dan berani untuk memperluas
lingkar zona nyaman ini. Tidak hanya menyumbang dua
19
baris pengalaman di CV, tetapi juga kembali
mengingatkanku bahwa ‘profilku’ sebagai seorang
individu sudah, bisa, dan akan terus berubah seiring
dengan bertumbuhnya diri ini.
Namun, hal tersebut tentunya bukan berarti
perjalananku di sini hanya berisikan pengalaman positif.
Bulan-bulan awal aku memimpin divisi ini sangatlah
kacau. Aku yang tidak biasa dan tidak pernah menjadi
pemimpin merasa hilang arah. Aku yang lebih senang
bekerja sendiri merasa kikuk ketika harus merangkul
awak-awak lain. Aku yang sangat benci berbasa-basi
merasa jijik dengan diri sendiri yang terdengar sumbang
ketika melakukannya.
Stres? Tentu! Terlebih ditambah tugas-tugas akademik
yang tidak waras jumlahnya.
Merasa linglung? Sangat! Terutama karena aku masih
menerka-nerka bagaimana cara membagi waktu. Depresi?
Tidak, sih. Aku tidak sedramatis itu juga. Tapi tentu
kalian paham kebimbanganku saat itu. Namun,
mengherankannya, aku survive!
Singkat cerita, berlalu sudah satu tahun kepengurusan
ini. Perjalananku selama di Psikomedia sudah mencapai
20
titik finish. Namun, babak baru di hidupku, juga kita
semua, baru akan dimulai. Segala pengalaman, kenangan,
bahkan kegagalan akan terus kita bawa. Untuk
menyambut petualangan hebat yang akan datang lainnya.
21
Sedikit Memori Tentang LIT
Clarisa Cahyanti Putri
Kalau mendengar kata “Lit” selalu terbayang bagitu
banyak lika-liku selama menjadi bagian dari divisi ini.
Suka, duka, dan berbagai pengalaman luar biasa terasa
selama berdinamika. Hal yang tidak kalah seru adalah
divisi lit diisi dengan berbagai anggota yang sangat
berbeda satu sama lain. Apalagi Lit ini mayoritas
anggotanya laki-laki dan sepengamatanku setiap angkatan
hanya satu saja ya perempuannya. Eitss, tetapi di
kepengurusan sekarang ini nambah Nur jadi 2 deh, ya
walaupun awalnya bukan anggota Lit hehe.
Terlalu banyak kenangan dengan Lit dari jaman
mahasiswa baru sampai sudah semester 6 ini jadi bingung
mau nulis yang mana. Salah satu kenangan indah bersama
Lit yang sangat membekas sampai saat ini adalah ketika
rapat offline di Cafe salah satu anggota Lit. Rapat offline
pertama sekaligus terakhir full team wkwk. Jaraknya sih
bisa dikatakan jauh banget dari UGM, tetapi seru dan
sangat berkesan karena bisa ngobrol bersama sampai larut
22
malam. Bercerita banyak hal dan merancang berbagai ide
inovatif untuk Lit.
Malam itu aku sangat terkagum dengan anggota Lit
yang sangat keren-keren pemikirannya. Kami juga
bersemangat merancang timeline dan topik podcast Lit.
Aku pribadi excited banget karena bakal punya
pengalaman rekaman dan merancang script podcast.
Sayangnya gagal semua rencana podcast kami karena
siapa sangka besoknya setelah rapat Covid-19 sudah
mulai menyebar di Indonesia. Setelah itu diterapkan
social distancing dan akhirnya semua pulang kampung.
Alhasil semua rapat beralih secara virtual, tetapi
alhamdulillah podcast Lit bisa direalisasikan di
kepengurusan 2020/2021. Good job Lit!
Pernah terpikirkan, seandainya Covid-19 tidak tibatiba
datang pasti seru banget ya dinamika bareng temanteman
Lit. Pasti Dispub 2020 bisa jalan dan bakal sering
keluar bersama. Akhirnya sekarang jadi sadar meskipun
secara virtual gini banyak juga pengalaman baru dan
pelajaran yang bisa dipetik selama berdinamika di divisi
penelitian.
23
Oiya, ada satu hal yang juga sangat aku syukuri
menjadi bagian dari Lit. Berkat Lit aku jadi terbiasa
membaca dan review jurnal (meskipun awalnya agak
mengeluh wkwkkw). Terima kasih Lit untuk segala cerita
dan pengalamanya selama kurang lebih dua tahun ini.
Semoga suatu hari nanti bisa kumpul bersama lagi secara
offline ya <3
24
Di Antara Arunika dan Swastamita
Nur Nisrina Hanif Rifda
Apakah kamu pernah menyadari bahwa hidup kita
hanyalah tentang matahari terbit dan terbenam, dan
tentang melakukan hal baik di antara keduanya?
Gara-gara menyadari hal itu, aku jadi takut dan
bingung terhadap diriku sendiri. Aku merasa kurang baik,
kurang hebat, kurang berdaya. Aku jadi bertanya-tanya
sepanjang hari, “Apakah aku sudah melakukan hal yang
baik?”. Sebab menurutku, terkadang kebaikan pun bisa
menjadi sesuatu yang teramat relatif. Tidak jelas
takarannya.
Hingga di suatu ketika, kali ini, aku menemukan
jawabannya.
Hidup adalah tentang matahari terbit dan terbenam,
dan tentang melakukan hal baik di antara keduanya.
Namun, yang menjadikan kebaikan sebagai kebaikan
adalah tentang cerita penyertanya.
…
25
Aku selalu bertanya-tanya, “Apakah aku sudah cukup
berbuat baik di antara setiap matahari terbit dan
terbenamku, selama satu tahun terakhir…?”
Jawabannya, lagi-lagi, masih tetap relatif.
Namun, kukembalikan kepada penemuanku yang
kedua. Tentang cerita penyertanya.
Aku menjumpai bahwa hari-hariku menjadi bermakna.
Aku belajar untuk tidak larut pada pengejaran terhadap
egosentrisme pribadi. Berusaha menguatkan akar untuk
berpijak kuat kepada keyakinan demi kebaikan bersama.
Hari-hari yang tidak mudah, yang juga mungkin tidak
selalu kulalui dengan baik, tetapi di antara matahari terbit
dan terbenamku,
aku belajar.
…
Hei, tahukah kamu, saat ini aku di mana?
Aku tengah duduk di salah satu episode swastamitaku.
Menyaksikan matahariku terbenam sekali lagi. Matahari
terakhir untuk cerita ini. Aku sedih karena aku akan
segera berjalan menuju sesuatu yang tidak pasti. Namun
aku senang, karena cerita ini ditutup dengan baik.
26
Hahahaha, aku harus mulai berhati-hati dalam
menggunakan kata “baik”.
Ya, tetapi, demikianlah ceritaku. Yang mungkin juga
ceritamu.
Semoga lain waktu, kita kembali bisa bertemu di cerita
yang baru.
Sebelum tiba saat itu, mari kita bersama merangkai
kebaikan bermakna di antara arunika dan swastamita.
27
PSIKOMEDIA 2021
Pemimpin Umum: Nur Nisrina Hanif Rifda | Wakil Pemimpin Umum: Nur
Rohmah Itsnaini | Sekretaris: Ghania Lutfi Utami | Bendahara: Clarisa
Cahyanti Putri | Pemimpin Redaksi: Tasya Asdityasha | Penanggung
Jawab Penelitian: Nur Rohmah Itsnaini | Pemimpin PSDM: Dela Aisyah
Putri | Pemimpin Perusahaan: Endah Ratnaningsih | Pemimpin Hubungan
dan Jaringan: Safira Ulinnuha | Pemimpin Desain dan Produksi: Fajrul
Falah H.
Redaktur Pelaksana: Ghinaa Durratul H. | Penanggung Jawab Layouting:
Gloria Anggita Purwaningrum | Redaktur Produksi: Raditha Eka Wardani
Redaksi: Anggia Atin A., Kiara Bunga Bening H., M. Haekal Pratista, Angela
Niwan Vidias R. | Penelitian: Zaki Rizki Ahdani B., Gregorius Primus Y.,
Tsamara Khoirunnisah | PSDM: Anindita Is tighfarin, M Zidan Alfarishi,
Natasha Aurel S., Sintya Putri A. | Perusahaan: Afina Suryaningratri,
Oktafanny Prima Aurinnisa P. | Hubungan dan Jaringan: Sekar Arum D.,
Dinar Kurnia P., Amoura Lingga R. | Desain dan Produksi: Atika Hidayati,
Narissa Qurrata A., Rahma Diva Augusta Shahnaz Z.
DITERBITKAN OLEH
BPPM PSIKOMEDIA
FAKULTAS PSIKOLOGI UGM
Jl. Humaniora 1, Bulaksumur,
Yogyakarta
Email : bppm.psikologi@ugm.ac.id
Twitter : @psikomediaugm
Instagram : @bppmpsikomedia
Website : psikomedia.net
OA LIne : uhj5267g