Indepth Report: Media Online di Indonesia; Transisi ... - Satu Dunia
Indepth Report: Media Online di Indonesia; Transisi ... - Satu Dunia
Indepth Report: Media Online di Indonesia; Transisi ... - Satu Dunia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Indepth</strong> <strong>Report</strong>:<br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> <strong>Online</strong> <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong>;<br />
<strong>Transisi</strong> Menuju <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Kapital<br />
Dwi Aris Subakti<br />
Capacity Buil<strong>di</strong>ng<br />
Yayasan <strong>Satu</strong><strong>Dunia</strong>
Komunikasi pada dasarnya adalah aktifitas atau proses dalam menyampaikan pesan<br />
dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan saluran tertentu untuk<br />
tujuan tertentu yang bisa memunculkan efek dan juga feed back. Komunikasi sebagai<br />
sebuah ilmu mencoba memahami komunikasi melalui teori-teori yang <strong>di</strong>uji untuk<br />
menjelaskan fenomena yang terkait dengan produksi, pengolahan dan efek 1 . Komunikasi<br />
juga melakukan kajian terhadap proses komunikasi baik <strong>di</strong> dalam percakapan informal,<br />
interaksi kelompok, atau komunikasi massa 2 .<br />
Komunikasi massa pada awalnya masih berbentuk lisan berupa kemampuan<br />
retorika seperti <strong>di</strong>kemukakan Aristoteles 3 . Komunikasi massa kemu<strong>di</strong>an berkembang<br />
ketika muncul jurnalisme 4 . Jurnalisme kemu<strong>di</strong>an memunculkan me<strong>di</strong>a massa sebagai<br />
cara menyampaikan pesan kepada khalayak.<br />
Kajian tentang komunikasi massa berkembang menja<strong>di</strong> kajian tentang me<strong>di</strong>a.<br />
Menurut Mc Luhan, me<strong>di</strong>a massa apapun bentuk dan isinya mampu mempengaruhi<br />
in<strong>di</strong>vidu maupun masyarakat. Hal senada juga <strong>di</strong>sampaikan oleh Harold Adams Innis<br />
yang menyatakan bahwa peradaban dan sejarah <strong>di</strong>tentukan oleh me<strong>di</strong>a yang menonjol<br />
pada masanya 5 .<br />
Dalam perkembangannya me<strong>di</strong>a massa tumbuh menja<strong>di</strong> industri. Terdapat pasar<br />
yang cukup besar dalam industri me<strong>di</strong>a. Terlebih saat ini yang <strong>di</strong>nyatakan sebagai the<br />
information age, kebutuhan masyarakat akan informasi cukup tinggi. Era ini muncul<br />
karena adanya pengaruh yang kuat dari ekonomi serta perkembangan yang pesat <strong>di</strong><br />
dunia teknologi informasi dan tekhnologi komunikasi sehingga me<strong>di</strong>a tumbuh dalam<br />
model yang kapitalistik 6 . Masa ini <strong>di</strong>tandai dengan: a). <strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kannya informasi sebagai<br />
komo<strong>di</strong>tas, b). munculnya me<strong>di</strong>a baru dan terja<strong>di</strong> penggabungan me<strong>di</strong>a, c).<br />
berpengaruhnya ekonomi dan pasar.<br />
1 Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee “The Study of Communication as a Science”<br />
dalam Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee, “Handbook of Communication Science”, Sage<br />
Publications, London, E<strong>di</strong>si II 1989. Hal 17.<br />
2 Rudolph F. Verdeberber dan Kathleen S. Verdeberber, Communicate, international Studen<br />
E<strong>di</strong>tion, Thomson Wadsworth, USA. Hal 2.<br />
3 Brent D Ruben dan Lea P. Stewart, Communication and Human Behavior, Allan&Bacon A<br />
Viacom Company. USA. E<strong>di</strong>si IV. 1998, hal, 20-22.<br />
4 Ibid, hal 23.<br />
5 Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komuniksi, Penerbit Salemba. Jakarta.<br />
2009. E<strong>di</strong>si 9. hal 410.<br />
6 Griffin, EM, “A First Look At Communication Theory” 5 th E<strong>di</strong>tion, Mc Grow Hill<br />
Companies, USA, 2003. Hal 368.<br />
1
Perubahan ini tentu saja mempengaruhi pola <strong>di</strong> dalam me<strong>di</strong>a. Terja<strong>di</strong> perdebatan<br />
tentang moral ethics me<strong>di</strong>a; antara kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan<br />
industri me<strong>di</strong>a dan bagaimana me<strong>di</strong>a memberikan informasi bagi masyarakat 7 .<br />
Perkembangan me<strong>di</strong>a massa turut <strong>di</strong>pengaruhi oleh perkembangan teknologi<br />
informasi dan teknologi komunikasi. Awal me<strong>di</strong>a massa <strong>di</strong>tandai dengan <strong>di</strong>temukannya<br />
mesin cetak oleh Johannes Gutenberg <strong>di</strong> Jerman pada tahun 1440 8 . Selanjutnya muncul<br />
me<strong>di</strong>a electronic berupa ra<strong>di</strong>o pada tahun 1901 9 dan yang kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>susul oleh televisi<br />
pada tahun 1920 10 .<br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> terus berkembang ketika muncul teknologi bernama internet. Tonggak awal<br />
kelahiran me<strong>di</strong>a dengan memanfaatkan internet terja<strong>di</strong> pada Tahun 1990. Tim Berners<br />
Lee menemukan program e<strong>di</strong>tor dan browser yang bisa menjelajah antara satu<br />
komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan yang <strong>di</strong>sebut<br />
World Wide Web 11 .<br />
Pertumbuhan web sebagai me<strong>di</strong>a online semakin meningkat. Setidaknya terdapat<br />
dua faktor yang menja<strong>di</strong>kan web melonjak tinggi. Pertama, karena teknologi dan<br />
infrastruktur sudah menyebar dalam jumlah besar <strong>di</strong> masyarakat khususnya telephon<br />
dan komputer. Kedua, web juga multifungsi dan internet juga mempunyai fungsi yang<br />
meluas. Selain itu, web pada awalnya gratis karena penye<strong>di</strong>aan akses internet <strong>di</strong>lakukan<br />
oleh pemerintah dan perusahaan non provit 12 .<br />
Perkembangan me<strong>di</strong>a online kemu<strong>di</strong>an mempengaruhi me<strong>di</strong>a lama (terutama<br />
cetak), karena banyak pasar mereka beralih ke me<strong>di</strong>a online. Hal ini terja<strong>di</strong> karena<br />
menja<strong>di</strong> fakta bahwa telekomunikasi telah menja<strong>di</strong> bagian dari hidup dan sumber sosial<br />
untuk mempromosikan dan memperluas ruang publik 13 .<br />
7 Lois Alvin Day, Ethics in <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Communication; Cases and Cotroversies, Thomson<br />
Warwods, USA. 2003. hal 16.<br />
8 http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Mesin_cetak<br />
9 http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Televisi<br />
10 http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Televisi<br />
11 http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Sejarah_Internet<br />
12 Rod Carveth, The economic of <strong>Online</strong> <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>, dalam Alison, Alexander, et all, <strong>Me<strong>di</strong>a</strong><br />
Economics; Theory and Practice, Lawrence Erlbaum Associate Publisher, London, 2004, hal.<br />
270. 13 Patricia Aufderheide, Telecomunication and the public interest, dalam Erik Barnouw, et<br />
all, Conglomerates and the me<strong>di</strong>a, The New Press, New York, 1997, hal. 157.<br />
2
1.2. Rumusan Masalah<br />
Dalam perkembangannya, me<strong>di</strong>a online bersaing dengan me<strong>di</strong>a cetak juga ra<strong>di</strong>o<br />
dan televisi. Reaksi yang muncul dari me<strong>di</strong>a cetak adalah mereka mulai memindahkan<br />
produk mereka ke me<strong>di</strong>a online tetapi dengan tampilan yang sama. Ada beberapa yang<br />
kemu<strong>di</strong>an memasukkan beberapa elemen dan tetap menerbitkan versi cetaknya.<br />
Di level dunia misalnya, kita bisa melihat raksasa bisnis AOL (America <strong>Online</strong>), MNS<br />
(Portal milik microsoft), Pro<strong>di</strong>gy, CompuServe, dll. Perusahaan online raksasa ini<br />
kemu<strong>di</strong>an juga mengembangkan me<strong>di</strong>a online. Perkembangan konvergensi me<strong>di</strong>a<br />
kemu<strong>di</strong>an menja<strong>di</strong>kan usaha me<strong>di</strong>a online semakin menggurita dengan berbagai<br />
<strong>di</strong>fersifikasi usaha juga melakukan penguasaan atas me<strong>di</strong>a lainnya. Sebagai contoh<br />
Pengusaha me<strong>di</strong>a Rupert Murdoch yang sudah memiliki Fox News Channel kemu<strong>di</strong>an<br />
membeli Time Warner.<br />
Perkembangan me<strong>di</strong>a online ini menarik untuk <strong>di</strong>ja<strong>di</strong>kan bahan penelitian. Dalam<br />
rangka melakukan penelitian, pertanyaan kuncinya adalah: Bagaimana konteks me<strong>di</strong>a<br />
kapital dan me<strong>di</strong>a komunitas <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong>?<br />
1. Bagaimana ekonomi me<strong>di</strong>a online<br />
2. Bagaimana konteks me<strong>di</strong>a online <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
Definisi <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> <strong>Online</strong><br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> <strong>Online</strong> atau biasa <strong>di</strong>sebut dengan internet adalah hasil dari crosspolination<br />
teknologi komunikasi yang menawarkan kepada pengguna sebagai me<strong>di</strong>a yang berfungsi<br />
sebagai alat komunikasi antar manusia 14 . <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> ini bisa mengantarkan teks, grafik,<br />
gambar, au<strong>di</strong>o dan juga au<strong>di</strong>o-video pada saat yang sama dan juga mempunyai fungsi<br />
sebagai me<strong>di</strong>a massa seperti halnya televisi ra<strong>di</strong>o juga surat kabar.<br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> online <strong>di</strong>sebut juga dengan me<strong>di</strong>a interaktif , yaitu suatu jenis me<strong>di</strong>a<br />
kolaboratif, mengacu pada me<strong>di</strong>a yang memungkinkan partisipasi aktif oleh penerima<br />
dan pengirim (interaktif) 15 .<br />
Definisi yang cukup tekhnis <strong>di</strong>nyatakan oleh Federal Networking Council, yang<br />
menyatakan <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> <strong>Online</strong> mengacu kepada sistem informasi global yang: (1) secara<br />
14 Rod Carveth, The economic of <strong>Online</strong> <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>, ibid hal. 265.<br />
15 http://en.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Interactive_me<strong>di</strong>a<br />
3
logis <strong>di</strong>hubungkan oleh ruang alamat global yang unik <strong>di</strong>dasarkan pada Internet Protocol<br />
(IP) atau ekstensi selanjutnya, (2). secara logis <strong>di</strong>hubungkan oleh ruang alamat global<br />
yang unik <strong>di</strong>dasarkan pada Internet Protocol (IP) atau ekstensi selanjutnya, (3).<br />
menye<strong>di</strong>akan, menggunakan atau membuat dapat <strong>di</strong>akses, baik umum atau priba<strong>di</strong>,<br />
layanan tingkat tinggi berlapis pada komunikasi dan infrastruktur terkait 16 .<br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> online (online me<strong>di</strong>a) juga berarti me<strong>di</strong>a massa yang tersaji secara online <strong>di</strong><br />
situs web (website) internet. <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> online adalah me<strong>di</strong>a massa ”generasi ketiga” setelah<br />
me<strong>di</strong>a cetak (printed me<strong>di</strong>a) –koran, tabloid, majalah, buku– dan me<strong>di</strong>a elektronik<br />
(electronic me<strong>di</strong>a) –ra<strong>di</strong>o, televisi, dan film/video. <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> <strong>Online</strong> merupakan produk<br />
jurnalistik online. Jurnalistik online –<strong>di</strong>sebut juga cyber journalisme– <strong>di</strong>definisikan<br />
sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang <strong>di</strong>produksi dan <strong>di</strong><strong>di</strong>stribusikan melalui<br />
internet”.<br />
Dari berbagai definisi tersebut, ada beberapa hal yang <strong>di</strong>katagorikan sebagai<br />
karakteristik me<strong>di</strong>a online. <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> online bersifat real time sehingga proses publikasi bisa<br />
<strong>di</strong>lakukan kapan saja dan <strong>di</strong>mana saja. Dapat memuat berbagai macam model<br />
multime<strong>di</strong>a (au<strong>di</strong>o, video dll) dan mendukung interaktifitas antar user. Banyak me<strong>di</strong>a<br />
online yang muncul tanpa membutuhkan organisasi resmi. Ciri lain adalah relatif lebih<br />
terdokumentasi karena online.<br />
Meskipun secara prinsip me<strong>di</strong>a online sama dengan me<strong>di</strong>a cetak, namun terdapat<br />
beberapa perbedaan <strong>di</strong>antara keduanya. <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> online tidak terbatas dalam hal jumlah<br />
halaman seperti halnya me<strong>di</strong>a cetak. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan<br />
desain, tingkat keterbacaan dan alasan-alasan lainnya, perlu <strong>di</strong>hindarkan penulisan<br />
naskah yang terlalu panjang.<br />
Mekanisme dalam prosedur naskah cenderung lebih simple karena me<strong>di</strong>a online<br />
mengejar kecepatan. Proses e<strong>di</strong>ting sekaligus publishing sering<strong>di</strong>lakukan oleh bagian<br />
yang sama. Mekanisme e<strong>di</strong>ting juga bisa <strong>di</strong>lakukan ketika sudah <strong>di</strong>publish.<br />
Jadwal terbit me<strong>di</strong>a online sangat ketat. Informasi yang <strong>di</strong>sajikan oleh me<strong>di</strong>a<br />
online sangat real time. Ketika peristiwa itu berlangsung, pada saat itu juga me<strong>di</strong>a online<br />
menginformasikannya. Berbeda dengan me<strong>di</strong>a cetak yang perlu durasi harian, mingguan<br />
16 http://www.nitrd.gov/fnc/Internet_res.html<br />
4
atau bulanan. Proses publikasi inheren dengan kerja bagian redaksi. Berita yang sudah<br />
<strong>di</strong>tulis sudah otomatis ter<strong>di</strong>stribusi ke jaringan.<br />
Ekonomi – Politik <strong>Me<strong>di</strong>a</strong><br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> ekonomi adalah kajian yang khusus menganalisis hubungan me<strong>di</strong>a dan<br />
ekonomi. Di dalamnya mencakup bagaimana prinsip ekonomi <strong>di</strong>gunakan dalam bisnis<br />
me<strong>di</strong>a 17 .<br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> ekonomi adalah istilah yang <strong>di</strong>gunakan untuk merujuk pada operasi bisnis<br />
dan aktivitas keuangan perusahaan memproduksi dan menjual output ke industri<br />
berbagai me<strong>di</strong>a. Ekonomi me<strong>di</strong>a membicarakan tentang apa yang akan <strong>di</strong>produksi,<br />
bagaimana teknologi dan struktur organisasi bisa memproduksi dan untuk siapa<br />
produksi itu akan <strong>di</strong>pasarkan.<br />
Dalam kajian Ekonomi <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>, pertumbuhan me<strong>di</strong>a sangat <strong>di</strong>pengaruhi oleh makro<br />
ekonomi dan mikro ekonomi. Dalam makroekonomi yang menja<strong>di</strong> konsentrasi adalah<br />
tingkat konsumsi, Iklim invenstasi, kebijakan ekonomi dan peraturan, dan yang terakhir<br />
adalah kon<strong>di</strong>si ekonomi internasional. Dalam mikroekonomi <strong>di</strong>antaranya; konsumen,<br />
kebijakan perusahaan, pasar, elastisitas permintaan dan penawaran.<br />
Kajian tentang Ekonomi me<strong>di</strong>a kemu<strong>di</strong>an memunculkan istilah me<strong>di</strong>a komersial<br />
atau me<strong>di</strong>a bisnis dan <strong>di</strong> negara industri <strong>di</strong>sebut dengan me<strong>di</strong>a industri. Kon<strong>di</strong>si ini<br />
sesuai dengan yang ciri kelima dari institusi me<strong>di</strong>a yang <strong>di</strong>sampaikan oleh Baschwitz,<br />
yaitu me<strong>di</strong>a beorientasi kepada kepentingan konsumen dan iklan. Setidaknya, ada<br />
empat ciri dari institusi me<strong>di</strong>a bisnis yaitu; mengutamakan kepetingan komersial,<br />
<strong>di</strong>kuasai oleh kalangan profesional (bisnis dan jurnalis), cenderung lebih netral, sirkulasi<br />
besar 18 .<br />
Teori lain yang bisa <strong>di</strong>gunakan untuk melihat kapitalisme me<strong>di</strong>a adalah teori<br />
Political Economic <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>. Teori ini menekankan ketergantungan timbal balik antar<br />
institusi yang memegang kekuasaan dan integrasi me<strong>di</strong>a terhadap sumber sosial dan<br />
17James Owers, Rod Carveth & Alison Alexander, “An Introduction to <strong>Me<strong>di</strong>a</strong><br />
Economic Theory and Practices,” dalam Alisson Alexander, et all (ed), “<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Economic;<br />
Theori and Practices, Lawrence Erlabaum Associates, New Jersey, 2004, hal. 70.<br />
18 Anwar Arifin, “Komunikasi Politik dan Pers Pancasila”, Yayasan <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Sejahtera,<br />
Jakarta, Hal. 22-23.<br />
5
otoritas. Dengan demikian isi me<strong>di</strong>a cenderung melayani kepentingan pemegang<br />
kekuasaan politik dan ekonomi.<br />
Menurut Moscow, Political Economy <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> merupakan kajian mengenai hubungan-<br />
hubungan sosial, khususnya hubungan-hubungan kekuasaan yang saling membentuk<br />
atau mempengaruhi produksi, <strong>di</strong>stribusi, dan konsumsi sumberdaya 19. Kapitalisme<br />
me<strong>di</strong>a setidaknya sudah <strong>di</strong>baca oleh Karl Marx dengan munculnya industri kebudayaan<br />
<strong>di</strong> Amerika 20. Bacaan Marx <strong>di</strong>teruskan oleh para pemikir Frankfurt School yaitu Adorno<br />
dan Hokhaimer. Horkheimer dan Adorno mengembangkan <strong>di</strong>skusi tentang apa yang<br />
<strong>di</strong>sebut ”industri kebudayaan” yang merupakan sebutan untuk industrialisasi dan<br />
komersialisasi budaya <strong>di</strong> bawah hubungan produksi kapitalis 21 .<br />
Dalam tinjauan Garnham, institusi me<strong>di</strong>a harus <strong>di</strong>nilai sebagai bagian dari sistem<br />
ekonomi yang bertalian erat dengan sistem politik. Kualitas pengetahuan tentang<br />
masyarakat, yang <strong>di</strong>produksi oleh me<strong>di</strong>a untuk masyarakat, sebagian besar dapat<br />
<strong>di</strong>tentukan oleh nilai tukar beragam isi dalam kon<strong>di</strong>si yang memaksakan perluasan<br />
pasar, dan juga <strong>di</strong>tentukan oleh kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu<br />
kebijakan.<br />
Kepentingan-kepentingan tersebut, berkonsekuensi pada kurangnya jumlah<br />
sumber me<strong>di</strong>a yang independen, munculnya sikap masa bodoh terhadap khalayak pada<br />
sektor kecil serta menciptakan konsentrasi pada pasar besar 22 . Pada dasarnya, industri<br />
dan kapitalisme me<strong>di</strong>a mempunyai hubungan yang cukup erat dengan masyarakat.<br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> massa mampu memunculkan yang namanya Kontruksi Sosial 23 .<br />
Rumusan utama dari pendekatan political economic me<strong>di</strong>a adalah memusatkan<br />
perhatian pada me<strong>di</strong>a sebagai proses ekonomi yang menghasilkan komi<strong>di</strong>ti. yang<br />
bermodal. Patokan untuk mengidentifikasi karakteristik ekonomi politik <strong>di</strong> dalam me<strong>di</strong>a<br />
online adalah customer requirements, competitive environment, dan social expectation.<br />
19 Vincent Mosco, Political economy of communications, Sage, London, 1996. hal 25.<br />
20 Mike Wayne, Marxisme and <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Stu<strong>di</strong>es; Key Concepts and Contemporary<br />
Trends, Pluto Press, USA. Chapter III “ Powers of Caiptal: Hollywood <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>-Industrial<br />
Complex” halaman 61-86.<br />
21 Griffin, EM, “A First Look At Communication Theory” 5 th E<strong>di</strong>tion, Mc Grow Hill<br />
Companies, USA, 2003. Hal 368.<br />
22 Garnham, N., Contribution to a Political Economy of Mass Communication, <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>,<br />
Culture and Society 1(2): 123.<br />
23 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Massa, Kencana Prenada <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Group,<br />
Jakarta. 2008. hal 38.<br />
6
Ekonomi Politik <strong>Me<strong>di</strong>a</strong><br />
Banyak orang bingung dengan pembiayaan sebuah me<strong>di</strong>a online. Dari mana<br />
me<strong>di</strong>a online menghidupi <strong>di</strong>rinya? Kebingungan ini wajar saja muncul karena hampir<br />
semua pengakses me<strong>di</strong>a online tidak membayar ketika membaca me<strong>di</strong>a online<br />
tersebut. Menurut Rod Carveth, keuntungan me<strong>di</strong>a online <strong>di</strong> dapat dari tiga pos yaitu;<br />
layanan pelanggan (service subscriber), Iklan online (online advertising), pembayaran<br />
kontent (pay-per-content) 24 .<br />
Dalam rangka melihat tiga mesin penghasilan me<strong>di</strong>a online, perlu untuk<br />
pertumbuhan statistik internet. Hal ini perlu karena me<strong>di</strong>a online hidup karena adanya<br />
pertumbuhan internet. Sebagaimana <strong>di</strong>sebutkan <strong>di</strong> pendahuluan, internet tumbuh<br />
dengan cukup signifikan karena pertambahan smart-phone. Apa buktinya?<br />
AdMob, perusahaan yang melayani iklan untuk lebih dari 23.000 situs mobile web<br />
dan aplikasi <strong>di</strong> seluruh dunia punya data menarik. Menurut AdMob, pertumbuhan<br />
telephone, hingga Mei 2010 setidaknya ada 10 juta permintaan dari 92 negara ke<br />
AdMob. Jumlah ini mengalami peningkatan 27 negara jika <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan dengan mei<br />
tahun 2008 25 .<br />
Data ini <strong>di</strong>perkuat oleh Laporan penelitian Pew Research Center’s Project for<br />
Excellence in Journalism. Lembaga ini melaporkan bahwa 46% warga Amerika yang<br />
mereka survey mengatakan mereka mendapatkan berita online setidaknya tiga kali<br />
seminggu. Hanya 40% persen warga Amerika yang mendapatkan berita dari koran dan<br />
situs pendamping me<strong>di</strong>a mereka 26 .<br />
Koran seperti Gannett, The New York Times dan McClatchy masih melaporkan<br />
penurunan pendapatan iklan. Akibatnya, selama satu dekade terakhir koran mengurangi<br />
staf, termasuk reporter dan e<strong>di</strong>tor. Dikatakan dalam stu<strong>di</strong> itu, redaksi saat ini 30 persen<br />
lebih kecil daripada tahun 2000.<br />
Perubahan kebiasaan masyarakat dalam mengakses informasi dari me<strong>di</strong>a cetak ke<br />
me<strong>di</strong>a online berpengaruh terhadap aliran iklan. Berdasarkan laporan dari Pew Research<br />
Center’s Project for Excellence in Journalism, pada tahun 2010 pendapatan iklan me<strong>di</strong>a<br />
online menyalip pendapatan iklan <strong>di</strong> me<strong>di</strong>a cetak.Pendapatan iklan koran pada tahun<br />
24 Rod Carveth, The economic of <strong>Online</strong> <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>, ibid hal. 271.<br />
25 http://metrics.admob.com<br />
26 http://faktaberita.com/index.php/ekonomi/dalam-meraup-iklan-terbukti-me<strong>di</strong>a-online-<br />
menyalip-me<strong>di</strong>a-cetak.html.<br />
7
2010 turun 46 persen dalam empat tahun, atau sekitar US$ 22,8 miliar. Di sisi lain, iklan<br />
online mencapai US$ 25,8 miliar pada tahun 2010.<br />
Berdasarkan data tersebut, penghasilan me<strong>di</strong>a online masih mengandalkan<br />
kepada iklan online. Namun, dalam perkembangannya, me<strong>di</strong>a online juga mulai<br />
berusaha mengenakan biaya untuk akses online ke situs Web mereka. <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> online<br />
mencari model bisnis mereka 27 .<br />
The New York Times, mencoba untuk mengenakan biaya untuk pengakses web<br />
mereka. Pembaca The New York Times hanya bisa membaca 20 artikel secara gratis, dan<br />
selebihnya mereka harus membayar untuk membaca. Surat kabar utama lainnya juga<br />
telah memulai petualangan "membayar" dengan hasil yang beragam The Wall Street<br />
Journal dan Financial Times lakukan berhasil, dengan masing-masing 400.000 dan<br />
200.000 pelanggan pada tahun 2010<br />
Potensi mendapat keuntungan dari “membayar” cukup besar. Berdasarkan survey<br />
Pew Research Center’s Project for Excellence in Journalism, 23% orang Amerika yang<br />
<strong>di</strong>survei mengatakan bahwa mereka akan membayar $ 5 per bulan untuk versi online<br />
jika koran lokal mereka tidak ada lagi. Model ini sangat mendekatkan me<strong>di</strong>a ke dalam<br />
model bisnis me<strong>di</strong>a yang berorientasi keuntungan kapital. Dalam mencapai kon<strong>di</strong>si<br />
tersebut, me<strong>di</strong>a online setidaknya harus melewati tantangan berupa; tingkat<br />
persaingan, ancaman pengganti, kekuatan relatif dari pembeli, kekuatan relatif<br />
pemasok, dan bariers masuk 28 .<br />
Perkembangan <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> <strong>Online</strong> <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
Sejarah kemunculan me<strong>di</strong>a online <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong> <strong>di</strong>mulai oleh Majalah Mingguan<br />
Tempo pada 6 Maret 1996. Alasan pen<strong>di</strong>rian Tempo pada waktu itu adalah semata-mata<br />
agar me<strong>di</strong>a itu tidak mati karena me<strong>di</strong>a cetak Tempo pada saat itu sedang <strong>di</strong>breidel 29 .<br />
Dalam segi bisnis, Detik.com adalah pioneer me<strong>di</strong>a online <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong>.<br />
Server detikcom sebenarnya sudah siap <strong>di</strong>akses pada 30 Mei 1998, namun baru<br />
mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998.<br />
27 http://economicsnewspaper.com/world-economics/the-online-me<strong>di</strong>a-is-still-looking-for-<br />
an-economic-model-6575.html<br />
28 Rod Carveth, The economic of <strong>Online</strong> <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>, ibid hal. 271.<br />
29 Majalah Tempo E<strong>di</strong>si Ulang Tahun ke-40, Kecap Dapur.<br />
8
Detik.com adalah me<strong>di</strong>a online berupa portal berita pertama <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong> yang<br />
benar-benar menjual konten dan menerbitkan informasi secara update dan real time.<br />
Hingga saat ini, detik menja<strong>di</strong> portal yang paling banyak <strong>di</strong>akses. Keberhasilan Detik.com<br />
kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>tiru oleh berbagai perusahaan lain.<br />
Seperti juga <strong>di</strong> internasional, <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong> pertumbuhan internet dan me<strong>di</strong>a online<br />
menja<strong>di</strong> pesaing bagi me<strong>di</strong>a cetak. Sebagai bentuk reaksi, banyak me<strong>di</strong>a cetak yang<br />
kemu<strong>di</strong>an juga membuat portal berita dalam versi online. Muncul kompas cyber, me<strong>di</strong>a<br />
indonesia dll. Juga muncul portal pesaing Detik.com seperti OkeZone.com,<br />
VivaNews.com dll.<br />
Perkembangan internet juga turut mempangaruhi perkembangan me<strong>di</strong>a online <strong>di</strong><br />
<strong>Indonesia</strong>. Berdasarkan data, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pada<br />
tahun 2009 jumlah pengguna internet mencapai 45 juta. Padahal, pada tahun 2006<br />
hanya 20 juta pengguna dan menja<strong>di</strong> 25 juta orang untuk tahun 2007 30 . Bahkan, jika<br />
<strong>di</strong>tarik ke belakang, pada tahun 1999 jumlah pengguna internet <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong> baru ada <strong>di</strong><br />
angka 1 juta pengguna 31 .<br />
Angka ini tentu saja menggiurkan dari segi bisnis. Ketua Umum Pengurus Pusat<br />
Persatuan Perusahaan Periklanan <strong>Indonesia</strong> (PPPI) Harris Thajeb mengatakan pihaknya<br />
saat ini membi<strong>di</strong>k me<strong>di</strong>a online karena memiliki potensi yang cukup besar dan tahun ini<br />
<strong>di</strong>perkirakan tumbuh 11-12 persen. Ia menjelaskan, selama 2010 nilai belanja iklan se-<br />
<strong>Indonesia</strong> total mencapai sekitar Rp65 triliun. Dari jumlah itu, nilai belanja iklan <strong>di</strong> me<strong>di</strong>a<br />
online baru sekitar 1-2 persen. Namun nilai belanja iklan <strong>di</strong> me<strong>di</strong>a internet pada 2011<br />
<strong>di</strong>perkirakan tumbuh sekitar 11-12 persen dari nilai belanja iklan <strong>di</strong> seluruh me<strong>di</strong>a se-<br />
<strong>Indonesia</strong> 32 .<br />
Tidak hanya pendapatan dari Iklan, beberapa me<strong>di</strong>a online juga mulai mencoba<br />
mengenakan biaya bagi pengakses web mereka. Salah satu me<strong>di</strong>a yang melakukannya<br />
adalah epaper Kompas. Hal ini senada dengan yang terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> luar negeri <strong>di</strong>mana me<strong>di</strong>a<br />
online <strong>di</strong> <strong>Indonesia</strong> juga mulai bergerak ke arah me<strong>di</strong>a online yang kapitalistik.<br />
30<br />
http://bekas.bkpm.go.id/id/node/1295<br />
31<br />
http://www.detikinet.com/read/2010/06/09/121652/1374756/398/pengguna-internetindonesia-capai-45-juta<br />
32<br />
http://metrotvnews.com/metromain/newscat/ekonomi/2011/02/20/43123/Potensi-Iklan-<br />
<strong>Me<strong>di</strong>a</strong>-<strong>Online</strong>-Menjanjikan<br />
9
Daftar Pustaka:<br />
Brent D Ruben dan Lea P. Stewart, Communication and Human Behavior, Allan&Bacon A<br />
Viacom Company. USA. E<strong>di</strong>si IV. 1998,<br />
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Massa, Kencana Prenada <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Group, Jakarta.<br />
2008.<br />
Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee “The Study of Communication as a Science”<br />
dalam Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee, “Handbook of Communication<br />
Science”, Sage Publications, London, E<strong>di</strong>si II 1989.<br />
Garnham, N., Contribution to a Political Economy of Mass Communication, <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>,<br />
Culture and Society 1(2)<br />
Griffin, EM, “A First Look At Communication Theory” 5 th E<strong>di</strong>tion, Mc Grow Hill<br />
Companies, USA, 2003.<br />
Alisson Alexander, et all (ed), “<strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Economic; Theori and Practices, Lawrence<br />
Erlabaum Associates, New Jersey, 2004.<br />
Lois Alvin Day, Ethics in <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Communication; Cases and Cotroversies, Thomson<br />
Warwods, USA. 2003.<br />
Majalah Tempo E<strong>di</strong>si Ulang Tahun ke-40, Kecap Dapur.<br />
Mike Wayne, Marxisme and <strong>Me<strong>di</strong>a</strong> Stu<strong>di</strong>es; Key Concepts and Contemporary Trends,<br />
Pluto Press, USA. Chapter III “ Powers of Caiptal: Hollywood <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>-Industrial<br />
Complex”<br />
Patricia Aufderheide, Telecomunication and the public interest, dalam Erik Barnouw, et<br />
all, Conglomerates and the me<strong>di</strong>a, The New Press, New York, 1997.<br />
Prof. Dr. H. Anwar Arifin, “Komunikasi Politik dan Pers Pancasila”, Yayasan <strong>Me<strong>di</strong>a</strong><br />
Sejahtera, Jakarta.<br />
Rod Carveth, The economic of <strong>Online</strong> <strong>Me<strong>di</strong>a</strong>, dalam Alison, Alexander, et all, <strong>Me<strong>di</strong>a</strong><br />
Economics; Theory and Practice, Lawrence Erlbaum Associate Publisher, London,<br />
2004.<br />
Rudolph F. Verdeberber dan Kathleen S. Verdeberber, Communicate, international<br />
Studen E<strong>di</strong>tion, Thomson Wadsworth, USA.<br />
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komuniksi, Penerbit Salemba. Jakarta.<br />
2009. E<strong>di</strong>si 9.<br />
Vincent Mosco, Political economy of communications, Sage, London, 1996.<br />
Sumber Internet:<br />
http://bekas.bkpm.go.id/id/node/1295<br />
http://economicsnewspaper.com/world-economics/the-online-me<strong>di</strong>a-is-still-lookingfor-an-economic-model-6575.html<br />
http://en.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Interactive_me<strong>di</strong>a<br />
http://faktaberita.com/index.php/ekonomi/dalam-meraup-iklan-terbukti-me<strong>di</strong>a-onlinemenyalip-me<strong>di</strong>a-cetak.html.<br />
http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Mesin_cetak<br />
http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Sejarah_Internet<br />
http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Televisi<br />
http://id.wikipe<strong>di</strong>a.org/wiki/Televisi<br />
http://metrics.admob.com<br />
10
http://metrotvnews.com/metromain/newscat/ekonomi/2011/02/20/43123/Potensi-<br />
Iklan-<strong>Me<strong>di</strong>a</strong>-<strong>Online</strong>-Menjanjikan<br />
http://www.detikinet.com/read/2010/06/09/121652/1374756/398/pengguna-internetindonesia-capai-45-juta<br />
http://www.nitrd.gov/fnc/Internet_res.html<br />
11