27.01.2013 Views

- 1 - Pelajaran I Roh Kudus A. SIAPAKAH ROH ... - Rock Sydney

- 1 - Pelajaran I Roh Kudus A. SIAPAKAH ROH ... - Rock Sydney

- 1 - Pelajaran I Roh Kudus A. SIAPAKAH ROH ... - Rock Sydney

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Pelajaran</strong> I<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

A. <strong>SIAPAKAH</strong> <strong>ROH</strong> KUDUS ?<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> mungkin adalah Pribadi yang paling sedikit dikenal dari ke Tuhanan.<br />

Banyak orang hanya sadar kuasa. Menyedihkan sekali bahwa banyak orang bahkan<br />

gerejaNya tidak mengenal Dia. Ada beberapa alasan kuat mengapa hal ini tidak<br />

boleh terjadi :<br />

1. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> adalah Allah<br />

Sebagai pribadi ketiga dari ke Tuhanan, kedudukanNya setara dengan Allah Bapa<br />

dan Allah Putra. Oleh karena itu tepat sekali, pengenalan, penghargaan dan<br />

penghormatan yang sama diberikan kepadaNya. Tidak seharusnya kita<br />

memperlakukan Dia sebagai Pribadi yang lebih rendah. Kita harus mengenal Dia<br />

sebanyak kita mengenal kedua Pribadi yang lain dari Trinitas Iiahi (Kejadian 1:26)<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> tidak hanya suatu PRIBADI; Dia adalah PRIBADI ILAHI. Dia adalah<br />

ALLAH.<br />

a. Alkitab menyebutNya sebagai Allah.<br />

“Mengapa Iblis telah memenuhi hatimu sehingga engkau berdusta kepada <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong> ? … Engkau tidak berdusta kepada manusia tetapi kepada Allah” (Kisah<br />

Rasul 5:3,4).<br />

b. Ia Memiliki Ciri-ciri Yang Hanya Dimiliki oleh Allah sendiri<br />

1. Dia mempunyai keadaan yang kekal (Ibrani 9:14).<br />

2. Ia Maha Hadir (Mazmur 139:7-10) Ia dapat berada disemua tempat pada<br />

waktu yang sama<br />

3. Dia Maha Tahu (I Korintus 2:10,11) Ia tahu segala sesuatu.<br />

4. Dia Maha Kuasa (Lukas 1:35) Ia mempunyai kuasa untuk melakukan segala<br />

sesuatu.<br />

c. Ia mempunyai kedudukan Yang Setara Dengan Bapa Dan Anak.”<br />

“Membaptis mereka didalam nama Bapa, dan Anak dan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>”<br />

(Matius 28:19).<br />

d. Alkitab Banyak Menceritakan Mengenai <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Dengan perkecualian pada dua dan tiga dari surat Yohanes, setiap buku<br />

didalam Perjanjian Baru berisikan petunjuk-petunjuk kepada pribadi dan karya<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

e. Ia Sungguh-Sungguh Terlibat Aktif Dalam Rencana Penebusan Allah.<br />

Ia menyakinkan kepada dunia mengenai dosa, kebenaran dan penghukuman<br />

(Yohanes 16:8). Anak-anak Allah yang sungguh adalah yang ”dilahirkan oleh<br />

<strong>Roh</strong>” (Yohanes 3:5,6).<br />

2. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> Allah Suatu Pribadi.<br />

- 1 -


Banyak orang Kristen tampaknya merasa bahwa <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> adalah sekedar<br />

kuasa yang tidak berbentuk atau pengaruh belaka. Mereka memperlakukan <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong> seolah-olah Ia adalah aliran listrik atau suatu bentuk kuasa yang dapat<br />

mereka nyalakan atau padamkan seturut kehendak mereka sendiri.<br />

Konsep ini jauh dari kebenaran. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> adalah suatu Pribadi yang memiliki<br />

kuasa dan otoritas yang besar, tetapi Ia jauh melebihi kuasa yang Ia miliki. Ia<br />

sungguh-sungguh layak untuk menerima penghormatan dan kehormatan seperti<br />

yang kita berikan kepada Allah Yang Maha Kuasa.<br />

a. Kata Ganti Orang Dipakai Untuk Menyebutkan Dia.<br />

“Supaya Ia akan tinggal bersama-sama denganmu selama-lamanya”<br />

(Yohanes 14:16). ”Ia berdiam didalammu, dan akan selalu tinggal didalam<br />

kamu” (Yohanes 14:17). ”Ia akan memberikan kesaksian mengenai Aku”<br />

(Yohanes 15:26).<br />

“Tetapi jika Ia, <strong>Roh</strong> Kebenaran itu datang, Ia akan memimpinmu ke dalam<br />

semua kebenaran; karena Ia tidak akan berbicara DARI DIRINYA SENDIRI;<br />

tetapi apa saja yang Ia nyatakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan<br />

memuliakan Aku” (Yohanes 16:13,14)<br />

b. Ia Memiliki Ciri-ciri Mendasar Dari Sebuah Kepribadian<br />

1. Intelek : Kemampuan untuk berpikir dan beralasan<br />

2. Kepekaan : Kemampuan untuk merasakan segala sesuatu (perasaan yang<br />

bisa dilukai)<br />

3. Kehendak : Kapasitas untuk memilih dan memutuskan<br />

c. Ekspresi Dari KepribadianNya.<br />

Kuasa dan pengaruh saja tidak akan sanggup merasakan hal-hal semacam itu<br />

seperti yang <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> rasakan.<br />

Misalnya, kita didorong untuk tidak ”mendukakan” <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (Efesus 4:30),<br />

Ananias dan Safira ”berdusta melawan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>” (Kisah Rasul 5:3,4)<br />

Suatu kuasa tidak dapat berduka. Saudara tidak dapat mendukakan atau<br />

menyakiti listrik. Saudarapun tidak dapat berdusta atau mencobainya. Suatu<br />

kuasa yang tidak merupakan pribadi tidak mampu mengalahi perasan-perasaan<br />

semacam ini.<br />

Tetapi seorang pribadi dapat didukakan dan disakiti, didustai dan dicobai.<br />

Perhatian beberapa ekspresi kepribadian yang dikendalikan kepada <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

:<br />

1. Ia dapat merasakan (Efesus 4:30)<br />

2. Ia dapat menghibur (Kisah Rasul 9:31)<br />

3. Ia dapat berpikir (Roma 8:6)<br />

4. Ia dapat berbicara (Kisah Rasul 13:2)<br />

5. Ia dapat berdoa (Roma 8:26)<br />

6. Ia dapat melakuakan kehendakNya (I Korintus 12:11)<br />

7. Ia dapat melarang (Kisah Rasul 16:6)<br />

8. Ia dapat melakukan mujizat (Kisah Rasul 19:6)<br />

d. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> Berpribadi<br />

- 2 -


Semua hal ini adalah gambaran dari pribadi yang tidak dimiliki oleh kuasakuasa<br />

yang bukan pribadi.<br />

Salah satu alasan mengapa banyak orang menganggap Dia hanya merupakan<br />

suatu kuasa atau kekuatan belaka adalah karena nama-nama tertentu yang<br />

dikenakan kepadaNya didalam Alkitab melambangkan pelayananNya. Ia<br />

disebut Angin, Hujan, Minyak, Api, Pakaian, dan lain-lain. Semua simbol dari<br />

berbagai macam pelayanan yang Ia tunjukkan; tetapi Ia jauh lebih besar dari<br />

semua pelayanan yang dilakukanNya.<br />

3. Ini Adalah Zaman <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Ia adalah seorang Penghibur ”yang lain”, yang mengantikan kedudukan Yesus<br />

(Yohanes 14:16). Periode sejarah pada zaman ini adalah ”Masa Hujan Akhir”<br />

(Zakaria 10:1), atau masa kegiatan terbesar dari <strong>Roh</strong> yang terjadi digeraja. Oleh<br />

karena itu kita perlu tahu sebanyak mungkin mengenai <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

B. PEMBERITAHUAN MENGENAI PENCURAHAN DARI <strong>ROH</strong> KUDUS<br />

Didalam Perjanjian Lama kita menemukan bahwa <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun keatas orangorang<br />

tertentu hanya kepada nabi-nabi, merupakan perkecualian oleh karena<br />

peraturan. Tetapi Allah telah terlebih dulu berfirman, melalui nabi-nabiNya, bahwa<br />

suatu hari yang baru akan tiba.<br />

1. <strong>Roh</strong>Nya Akan Tinggal Didalam Dan atas Semua UmatNya.<br />

Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan <strong>Roh</strong>Ku keatas<br />

semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat;<br />

orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat<br />

penglihatan-penglihatan. Juga keatas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan<br />

akan Kucurahkan <strong>Roh</strong>Ku pada hari-hari itu (Yoel 2:28,29).<br />

“Dan Aku akan menaruh <strong>Roh</strong>Ku didalam batinmu dan Aku akan membuat kamu<br />

hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturanperaturanKu<br />

dan melakukannya” (Yehezkiel 36:27)<br />

“Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas mereka yang haus dan hujan lebat ke<br />

atas tanah yang kering; dan Aku akan mencurahkan rohKu keatas keturunanmu,<br />

dan berkatKu ke atas anak cucumu” (Yesaya 44:3)<br />

2. Mesias yang Dijanjikan Allah Akan Dipenuhi Oleh <strong>Roh</strong> dan Dilengkapi<br />

Dengan Kuasa<br />

“…Aku telah menaruh <strong>Roh</strong>Ku ke atasnya” (Yesaya 42:1)<br />

“<strong>Roh</strong> Tuhan Allah ada padaku…” (Yesaya 61:1). Hal ini digenapi didalam<br />

Lukas 4:18<br />

3. Beberapa Istilah Berkenaan”Kepenuhan <strong>Roh</strong>”<br />

Pengalaman kepenuhan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> dijelaskan dengan berbagai cara didalam<br />

Kitab Suci. Kita akan memeriksa secara ringkas beberapa istilah yang ada.<br />

a. Menerima <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

- 3 -


Suatu Karunia didefinisikan sebagai ”suatu tawaran dan penerimaan (tindakan<br />

untuk menerima) tanpa pertimbangan”. Suatu ”karunia” tidak dilengkapi sampai<br />

seseorang menerima apa yang telah ditawarkan secara bebas. Ini adalah frasa<br />

yang paling umum dipakai didalam Perjanjian Baru untuk menjelaskan<br />

pengalaman yang sedang kita bicarakan. ”<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, akan diterima oleh<br />

mereka yang percaya kepadaNya” (Yohanes 7:39). ”Terimalah <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>”<br />

(Yohanes 20:22).<br />

”Tetapi engkau akan menerima kuasa setelah <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun ke atasmu”<br />

(Kisah Rasul 1:8). ”Dan engkau akan menerima kuasa <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>” (Kisah<br />

Rasul 2:38). ”Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa supaya orang-orang<br />

Samaria itu beroleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (Kisah Rasul 8:15) “Bolehkah orang mencegah<br />

untuk membaptis orang-orang ini dengan air sedangkan mereka telah<br />

menerima <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (Kisah Rasul 10:47). ”Ia berkata kepada mereka,<br />

sudahkah engkau menerima <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> setelah engkau menjadi percaya ?”<br />

(Kisah Rasul 19:2).<br />

b. Diurapi Dengan <strong>Roh</strong><br />

“Pengurapan” adalah suatu istilah yang sudah sangat kita kenal, karena istilah<br />

inipun dipakai juga didalam Perjanjian Lama (Keluaran 28:41; 29:29; Mazmur<br />

2:2; 92:10). Ada tiga prinsip pengurapan. Pengurapan orang kusta, pengurapan<br />

Immamat, dan pengurapan Raja. Pengurapan minyak dicurahkan kepada<br />

penerima (I Samuel 10:1). Maka <strong>Roh</strong> ”dicurahkan ke atas” orang percaya.<br />

Frasa khusus ini dipakai untuk menjelaskan <strong>Roh</strong> yang ada pada Kristus Yesus.<br />

Perkataan Kristus berarti Yang Diurapi.<br />

”Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> dan kuasa yang<br />

melakukan pekerjaan baik dan menyembuhkan semua yang tertindas oleh iblis,<br />

karena Allah ada bersama dengan Dia” (Kisah Rasul 10:38).<br />

c. Dipenuhi Dengan <strong>Roh</strong>.<br />

Frasa ini menjelaskan akibat yang diberikan oleh <strong>Roh</strong> didalam orang-orang<br />

percaya. Mereka ”dipenuhi” dengan <strong>Roh</strong> ! Hal ini terjadi pada hari Pentakosta<br />

”Dan mereka semua dipenuhi dengan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, dan mulai berbicara dengan<br />

bahasa-bahasa lidah seperti yang diberikan oleh <strong>Roh</strong> kepada mereka”<br />

(Kisah Rasul 2:4). Proses dipenuhi dengan <strong>Roh</strong> dimulai dengan tanda tidak<br />

dipenuhi. Kemudian ada beberapa pengalaman lanjutan dipenuhi oleh <strong>Roh</strong>.<br />

Dengan demikian proses tersebut berkelanjutan. Paulus berbicara mengenai<br />

hal ini didalam Efesus 5:18, dengan menggunakan tata kalimat sedang<br />

berlangsung: ”Secara terus menerus sedang dipenuhi dengan <strong>Roh</strong>” Untuk<br />

mempertahankan kepenuhan <strong>Roh</strong>, kita perlu meminum dari sumber persediaan<br />

setiap hari.<br />

d. Dibaptis Didalam <strong>Roh</strong>.<br />

Ini adalah frasa yang agak kontroversial yang mempunyai dasar-dasar<br />

Alkitabiah yang kuat. Hal ini disebutkan empat kali didalam kitab Injil dan dua<br />

kali didalam kitab Kisah Para Rasul<br />

(Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16; Yohanes 1:33; Kisah 1:5; 11:16).<br />

- 4 -


Membaptis berarti ”menenggelamkan secara menyeluruh” atau<br />

”menyelamkan kesuatu unsur yang mempunyai kuasa untuk mengubah<br />

apa yang membungkus”. Contoh yang baik mengenai hal ini adalah<br />

pencelupan kain, yang dicelupkan kedalam suatu unsur yang secara radikal<br />

akan mengubah kain itu. Karena itu baptisan <strong>Roh</strong> adalah dicelupkan,<br />

diselamkan, dikubur, dikelilingi secara menyeluruh oleh, secara keseluruhan<br />

dibungkus oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

e. Pelepasan <strong>Roh</strong> .<br />

Ini adalah suatu istilah yang sesungguhnya tidak tertulis didalam Perjanjian<br />

Baru, tetapi sesungguhnya dicantumkan juga secara tidak langsung. Hal ini<br />

menjelaskan pelepasan dari roh manusia yang terjadi ketika roh manusia<br />

dihidupkan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. ”Allah adalah <strong>Roh</strong>, dan dimana ada <strong>Roh</strong> Allah,<br />

disitu ada kebebasan (kelepasan)” (II Korintus 3:17).<br />

Yang dimaksud adalah kelepasan suatu pribadi dari ikatan menuju<br />

kemerdekaan, dari kekeringan menuju sungai air kehidupan, dari kemandulan<br />

menuju berbuah-buah. Hal ini dengan pasti menjelaskan kelepasan dari sungai<br />

air kehidupan dari dalam roh orang percaya. ”Karena Kitab Suci menyatakan<br />

bahwa sungai air kehidupan akan mengalir dari dalam setiap orang yang<br />

percaya kepadaNya” (Yohanes 7:38).<br />

Hal ini mungkin memberikan penjelasan yang paling dapat dipercaya mengenai<br />

apa yang sedang terjadi diantara ribuan orang percaya. Karenanya konsep ini<br />

tampaknya semakin diterima didalam gereja.<br />

C. BAPTISAN DIDALAM <strong>ROH</strong> KUDUS<br />

1. Peristiwa Awal Baptisan <strong>Roh</strong><br />

Kita sekarang memikirkan:”apakah yang akan menjadi peristiwa awal (tanda<br />

pertama) jika seseorang menerima kepenuhan roh ?” Mari kita pikirkan ketiga hal<br />

ini<br />

a. Tanda awal. Pada kesempatan ini kita memusatkan perhatian pada tanda<br />

AWAL. Telah disetujui bahwa ada sederet tanda dan peristiwa lain dari<br />

kepenuhan <strong>Roh</strong>. Tetapi, apa yang kita perlukan tentukan pada saat ini adalah<br />

peristiwa yang sekiranya menjadi tanda pertama yang akan dialami oleh<br />

seseorang dalam dimensi baru kuasa <strong>Roh</strong> ini.<br />

b. Tanda Alkitabiah. Kita mencari tanda ALKITABIAH. Oleh karena itu kita tidak<br />

memperhatikan pengalaman pribadi atau tradisi manusia. Melainkan, kita<br />

mencari apa yang dinyatakan oleh Kitab Suci sebagai persamaan mendasar<br />

dari yang mengalami Baptisan di dalam <strong>Roh</strong> pada zaman Alkitab.<br />

c. Pengalaman Alkitabiah. Disini PENGALAMAN ALKITABIAH dari Baptisan<br />

didalam <strong>Roh</strong> dan bukannya ide manusia mengenai apakah Baptisan itu yang<br />

menarik perhatian kita. Ada banyak pengalaman-pengalaman rohani yang<br />

secara mudah disebut ‘Baptisan Didalam <strong>Roh</strong> ‘. Hal ini termasuk Berkat kedua,<br />

pengudusan secara keseluruhan, pengalaman kesucian dll. Hal ini mungkin<br />

adalah pengalaman-pengalaman yang sah dan Alkitabiah, yang tidak bisa kita<br />

remehkan atau cela. Bagaimanapun juga, pekerjaan rohlah yang disebut Alkitab<br />

sebagai Baptisan didalam <strong>Roh</strong> yang sedang kita pelajari ini.<br />

- 5 -


2. Catatan Alkitabiah mengenai Baptisan Didalam <strong>Roh</strong><br />

Sumber utama dari peristiwa didalam Kisah rasul, dimana ada lima contoh<br />

mengenai orang yang menerima kepenuhan <strong>Roh</strong>.<br />

a. Hari Pentakosta (Kisah Rasul 2:1-4).<br />

Inilah catatan terlengkap yang kita punyai didalam Kitab Suci.<br />

Sesungguhnya 50 hari setelah kebangkitan Kristus, janji-janji mengenai<br />

kedatangan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> digenapi. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun ke atas sekelompok murid<br />

yang menunggu di Yerusalem. Inilah permulaan dari seluruh karya baru <strong>Roh</strong><br />

seperti yang telah terlebih dahulu diberitakan oleh nabi-nabi. Ada beberapa<br />

bukti yang menunjukkan bahwa <strong>Roh</strong> telah melawat mereka:<br />

1. Angin dari Surga.<br />

Ada angin dari surga-angin yang besar dan keras. Baik dalam bahasa Ibrani<br />

dan Yunani, kata”roh”selalu berarti”angin”. Jadi jelas sekali bahwa ada angin<br />

yang bertiup dengan sangat keras sebagai pertanda kedatangan <strong>Roh</strong>. Angin<br />

berbicara mengenai kehidupan, kuasa, kegerakan, semua sifat dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

2. Nyala Api.<br />

Simbol api pun sangat khusus. Yohanes Pembaptis telah memberitakan bahwa<br />

Yesus akan membaptis dengan ‘<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> dan api’. Api berbicara mengenai<br />

pemangkasan, pengudusan, pembersihan, pembakaran sekam dan sampah.<br />

Kedua faktor ini terjadi SEBELUM murid-murid dikatakan dipenuhi dengan <strong>Roh</strong>.<br />

Maka sesungguhnya tidak dapat dikatakan mereka tidak dipenuhi <strong>Roh</strong>.<br />

3. Berbicara Dalam Bahasa-bahasa Lain.<br />

Seperti yang diberikan oleh <strong>Roh</strong> kepada mereka.<br />

Peristiwa yang terjadi setelah murid-murid dipenuhi dengan <strong>Roh</strong> adalah ini:<br />

Mereka “...mulai berbicara dengan bahasa-bahasa seperti yang <strong>Roh</strong> berikan<br />

kepada mereka untuk dikatakan” (Kisah Rasul 2:4).<br />

Ada 120 murid di ruang atas pada waktu itu. Dengan jelas kita diberi tahu<br />

bahwa mereka SEMUA dipenuhi dengan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> dan SEMUA mulai<br />

berbicara dengan bahasa lidah.<br />

Bukti yang jelas dari setiap murid pada peristiwa ini menunjukkan bahwa<br />

kemampuan mereka dalam berbahasa lidah tidaklah karena telah terlebih<br />

dahulu mempelajarinya.<br />

b. Keluarga Kornelius (Kisah Rasul 10:44-48).<br />

Secara supranatural Petrus mendapatkan perintah untuk mengunjungi rumah<br />

tangga seorang bukan Yahudi bernama Kornelius seorang perwira Roma.<br />

Petrus berkata ia pergi hanya karena “<strong>Roh</strong> menyuruhku untuk pergi...” (Kisah<br />

Rasul 11:12). Petrus masih terbujuk bahwa berkat Allah adalah hanya untuk<br />

orang Yahudi saja.<br />

Bagaimanapun juga, ia menemukan dirinya berhadapan dengan orang-orang<br />

bukan Yahudi yang ingin mendengar “...segala sesuatu yang Tuhan telah<br />

perintahkan kepadanya” (Kisah Rasul 10:33).<br />

- 6 -


Petrus mulai berkotbah di hadapan mereka mengenai Tuhan Kristus Yesus<br />

(Kisah Rasul 10:33). Ketika ia sedang berbicara, <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun ke atas<br />

mereka yang mendengarkan Firman.<br />

Teman-teman orang Yahudi Petrus pada mulanya tidak ingin mempercayai<br />

bahwa hal ini dapat terjadi pada orang-orang bukan Yahudi (Kis. 10:45). Tetapi<br />

mereka semua diyakinkan karena “mereka mendengar orang-orang itu<br />

berbicara dalam bahasa-bahasa lain dan memuliakan Allah” (ayat 46).<br />

Tanda ini juga mendorong Petrus untuk berkata: ”Dapatkah manusia melarang<br />

seseorang yang telah menerima <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> seperti kita untuk dibaptis air [atau<br />

dengan cara seperti kita menerima Dia” (Kisah Rasul 10:47).<br />

Ketika Petrus kembali ke Yerusalem, ia dipanggil untuk mempertanggung<br />

jawabkan apa yang telah terjadi di Kaisarea. Para penatua sesungguhnya tidak<br />

senang dengan apa yang telah dilakukan Petrus (Kisah Rasul 11:2).<br />

Oleh karena itu ia membenarkan tindakannya dengan memberikan penjelasan<br />

semacam ini “ketika aku mulai berkata-kata, <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun ke atas mereka,<br />

seperti yang terjadi pada kita pada mulanya” (Kisah Rasul 11:45).<br />

Ia lebih lanjut mengatakan, “Allah memberikan kepada mereka karunia yang<br />

sama seperti yang Ia kerjakan pada kita pada mulanya” (Kisah Rasul 11:17).<br />

Argumentasinya adalah Allah telah memberkati orang-orang bukan Yahudi<br />

dengan karunia <strong>Roh</strong> dengan cara yang persis sama Ia telah memberkati<br />

orang-orang percaya dari bangsa Yahudi pada hari Pentakosta.<br />

Alasan utama keyakinan Petrus adalah bahwa orang-orang Yahudi juga<br />

berbicara dalam bahasa-bahasa lidah. “Ketika mereka mendengar semua hal<br />

ini, para penatua menjadi tenang dan memuliakan Allah” (Kisah Rasul 11:18).<br />

c. Paulus Di Efesus (Kisah Rasul 19:1-7).<br />

Kita mempunyai tiga bukti yang jelas. Dalam perjalanan pelayanannya, Paulus<br />

datang ke sebuah kota di Yunani, Efesus, dimana ia menemukan beberapa<br />

murid Yohanes Pembaptis.<br />

Sebagai jawaban terhadap pertanyaannya, “Sudahkan engkau menerima <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong> ketika engkau menjadi percaya ?” Mereka menjelaskan : “Kami bahkan<br />

belum pernah mendengar tentang <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>“.<br />

Oleh karena itu Paulus menjelaskan Injil Kristus dengan lebih jelas kepada<br />

mereka, setelah mereka di baptis air. Kemudian Paulus menumpangkan<br />

tangan ke atas mereka dan kemudian “<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun ke atas mereka dan<br />

mereka berbicara dengan bahasa-bahasa lidah dan bernubuat”.<br />

Kita telah melihat dalam ketiga contoh ini bahwa baptisan <strong>Roh</strong> merupakan hal<br />

yang terjadi secara ringkas, tertentu dan spontan.<br />

Dalam setiap peristiwa, satu faktor yang terus terjadi adalah SEMUA<br />

penerima, pada SEMUA peristiwa, dikatakan berbicara dalam bahasa-bahasa<br />

lidah sebagai akibat dipenuhi oleh <strong>Roh</strong>.<br />

Oleh karena itu kami memberikan kesan bahwa berbicara dalam bahasabahasa<br />

lidah adalah petunjuk awal yang murni dan dapat dipercaya mengenai<br />

menerima <strong>Roh</strong>.<br />

Ada dua catatan lain di dalam Kisah Para Rasul mengenai orang-orang<br />

percaya. Mari kita juga memeriksa hal-hal berikut ini.<br />

- 7 -


d. Kebangunan <strong>Roh</strong>ani di Samaria (Kisah Rasul 8)<br />

Dalam catatan khusus ini, tidak dinyatakan secara khusus bahwa penerima<br />

<strong>Roh</strong> berbicara di dalam bahasa lidah. Tetapi ada beberapa situasi yang<br />

menarik yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa hal semacam inilah<br />

yang seharusnya telah terjadi.<br />

Pertama-tama, ada suatu respon yang murni terhadap khotbah Filipus,<br />

akibatnya secara langsung adalah : Orang-orang, dengan sehati<br />

memperhatikan apa yang dikatakan Filipus” (8:6);<br />

“...ada suka cita yang besar di kota itu” (8:8);<br />

“Ketika mereka menjadi percaya ... mereka pun dibaptis ...” (8:12); “...hingga<br />

kini <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> belum turun ke atas seorangpun dari mereka” (8:16).<br />

Yang kedua, ketika Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan ke atas<br />

mereka, merekapun menerima <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Simon, si tukang sihir,<br />

menyaksikan bahwa sesuatu terjadi sebagai akibat langsung mereka<br />

menerima <strong>Roh</strong>.<br />

Apapun itu, hal itu terjadi secara seketika, dramatis dan dapat dilihat.<br />

Simon menginginkan kemampuan untuk melakukan fenomena semacam itu.<br />

Banyak hal yang dapat diduga dan ditulis mengenai apa yang sesungguhnya<br />

dilihat oleh Simon.<br />

Tak seorangpun dapat menceritakan kejadiannya yang sesungguhnya. Tetapi<br />

tidakkah beralasan untuk menganggap bahwa apa yang dilihat oleh Simon<br />

sama dengan tanda-tanda yang terjadi pada hari Pentakosta ?<br />

Sebaiknya rasul-rasul Yahudi ini mungkin segan untuk mempercayai bahwa<br />

orang-orang Samaria ini adalah orang-orang percaya yang sesungguhnya.<br />

Besar sekali kemungkinan bahwa orang-orang Samaria menerima <strong>Roh</strong> dengan<br />

cara yang sama seperti semua orang-orang percaya yang dibaptis pada zaman<br />

Alkitab.<br />

e. Saulus dari Tarsus (Kisah Rasul 9).<br />

Setelah pengalaman pertobatan Saulus yang dramatis, Allah mengirimkan<br />

Ananias untuk mengunjungi Saulus. Ananias berkata: “Saudara Saulus, Tuhan<br />

Yesus telah mengirimkan aku supaya pengelihatanmu dipulihkan, dan engkau<br />

dipenuhi oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>” (9:17). Kita tahu bahwa ia benar-benar<br />

mendapatkan kembali penglihatannya.<br />

Catatan Alkitab mengatakan: “Dan secara tiba-tiba seolah-olah jatuhlah<br />

selubung yang menutupi matanya; dan ia menerima kembali pengelihatannya,<br />

dan bangkit lalu dibaptis” (9:18).<br />

Kita mungkin merasa pasti bahwa janji yang diberikan oleh Ananias juga<br />

dipenuhi. Memang sesungguhnya, Saulus dipenuhi dengan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Tidak dikatakan bahwa Saulus berbicara di dalam bahasa-bahasa lidah ketika<br />

Ananias menumpangkan tangan ke atas mereka; tetapi kita tahu iapun<br />

berbicara bahasa lidah dari bab-bab berikutnya. Ketika menulis kepada jemaat<br />

di Korintus untuk membenarkan kesalahan dalam menggunakan karunia<br />

berbahasa lidah.<br />

Paulus mengakui: “Aku bersyukur kepada Allahku, aku berbicara dalam bahasa<br />

lidah lebih daripada kamu semua” (I Korintus 14:18).<br />

- 8 -


Pada bab yang sama iapun menjelaskan: “Aku ingin supaya setiap orang<br />

berbicara dalam bahasa lidah ....” (I Korintus 14:5); dan akhirnya: “Jangan<br />

melarang setiap orang yang berbicara bahasa lidah” (I Korintus 14:39).<br />

Berdasarkan peristiwa sebelumnya dari pengalaman-pengalaman Alkitabiah,<br />

dengan rendah hati kita menyetujui bahwa bahasa lidah adalah satu-satunya<br />

bukti Alkitabiah yang terus menerus terjadi dari Baptisan <strong>Roh</strong>.<br />

Kita juga menyetujui bahwa ada banyak bukti Alkitabiah lain yang mengikuti<br />

bukti yang pertama, yang tanpanya pengalaman itu tidak akan lengkap.<br />

Penutup ini tidak untuk merendahkan arti atau menyangkal kesalahan<br />

pengalaman yang mungkin telah Saudara alami - khususnya jika hal itu telah<br />

mengakibatkan kuasa <strong>Roh</strong> turun ke dalam hidup Saudara dengan cara yang<br />

sangat membantu.<br />

Biarlah saya akan menguatkan hati Saudara. “....Peganglah teguh apa yang<br />

ada padamu ...” (Wahyu 3:11).<br />

Biarlah hatimu terus terbuka, dan teruslah meminta kepada Tuhan untuk<br />

memberikan karunia berbahasa lidah yang indah ini, karunia bahasa doa. Hal<br />

ini akan memperkaya pelayanan Saudara. Ingatlah<br />

“... Bapamu yang di sorga akan memberikan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> kepada mereka yang<br />

memintanNya!” (Lukas 11:13).<br />

<strong>Pelajaran</strong> 2<br />

- 9 -


<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> Menolong<br />

Orang Percaya<br />

A. <strong>ROH</strong> KUDUS MENOLONG ORANG PERCAYA<br />

Keselamatan (dilahirkan kembali) adalah karya pertama dari <strong>Roh</strong> di dalam hidup kita.<br />

Kuasa untuk hidup dan pelayanan yang kudus adalah tujuan dari kehadiran <strong>Roh</strong> di<br />

dalam kita.<br />

1. Membawa Kita Kepada Keselamatan<br />

a. Ia Memberikan Keyakinan<br />

(Yohanes 16:8-11). Suatu aspek yang penting dari pekerjaan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

adalah untuk menghukum dan meyakinkan orang-orang yang belum bertobat<br />

mengenai dosa, kebenaran dan penghukuman.<br />

Tanpa karya <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> mengenai penghukuman, kita akan tetap tidak peduli<br />

mengenai keadaan kita yang penuh dosa dan terhilang.<br />

Ia membuat kita waspada mengenai dosa, betapa kita telah jauh lebih rendah<br />

dari standar kebenaran dan penghukuman yang dahsyat yang menanti setiap<br />

pendosa.<br />

b. Ia Menghasilkan Pertobatan Dan Kelahiran Kembali<br />

Kelahiran kembali berarti kelahiran ulang, renovasi rohani dan pemulihan.<br />

“Bukan karena pekerjaan baik yang telah kita lakukan, tetapi menurut<br />

kemurahan Dia yang menyelamatkan kita, dengan pembasuhan kelahiran<br />

kembali dan pembaharuan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>” (Titus 3:5).<br />

“Dan engkau telah dihidupkanNya dari kematian karena pelanggaran dan dosa”<br />

(Efesus 2:1).<br />

“<strong>Roh</strong>lah yang memberikan hidup” (Yohanes 6:36).<br />

c. Ia membebaskan kita dari Kuasa Dosa dan Kematian, sehingga kita<br />

menjadi <strong>Kudus</strong>.<br />

“Karena hukum <strong>Roh</strong> kehidupan di dalam Yesus Kristus telah membebaskan<br />

aku dari hukum dosa dan kematian” (Roma 8:12).<br />

“Dan <strong>Roh</strong>lah yang memberikan kesaksian, karena <strong>Roh</strong> itu adalah kebenaran”<br />

(I Yohanes 5:6).<br />

“Karena ada tiga hal yang memberikan kesaksian ... <strong>Roh</strong>, dan air, dan darah;<br />

dan ketiganya adalah satu” (I Yohanes 5:8).<br />

2. Memberikan Kita Kuasa Untuk Hidup Yang <strong>Kudus</strong><br />

a. Ia Memimpin Kita Kepada Kebenaran.<br />

“Tetapi apabila Ia datang yaitu <strong>Roh</strong> kebenaran; Ia akan memimpin kamu ke<br />

dalam seluruh kebenaran sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri,<br />

tetapi segala sesuatu yang didengarkanNya itulah yang akan dikatakanNya”<br />

(Yohanes 16:13).<br />

b. Ia Mengajarkan Kepada Kita Segala Sesuatu.<br />

“Tetapi Penghibur itu, yaitu <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, yang dikirimkan oleh Bapa di dalam<br />

NamaKu, Ia akan mengajarkan kepadamu segala sesuatu, dan<br />

- 10 -


mengingatkanmu akan segala sesuatu yang telah diucapkanNya kepadamu”<br />

(Yohanes 14:26).<br />

“Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari<br />

padaNya, karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain, tetapi<br />

sebagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu - dan<br />

pengajaranNya itu benar, tidak berdusta - dan sebagaimana Ia dahulu telah<br />

mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia”<br />

(I Yohanes 2:27).<br />

c. Ia Memberikan Hidup Kepada Tubuh Fisik Kita.<br />

“Tetapi jika <strong>Roh</strong>Nya yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati<br />

tinggal didalammu, Ia yang telah membangkitkan Kristus dari kematian akan<br />

memberikan hidup kekal kepada tubuhmu yang fana oleh <strong>Roh</strong>Nya yang tinggal<br />

didalammu” (Roma 8:11).<br />

Perkataan ”fana” artinya ”terikat kepada kematian” dan hal ini menunjuk<br />

kepada tubuh fisik kita. <strong>Roh</strong> memberikan kehidupan. Oleh karena itu janji Kitab<br />

Suci adalah: Ketika <strong>Roh</strong> diam di dalam kita, Ia akan memberikan kehidupan,<br />

kekuatan, kesehatan dan tenaga kepada tubuh kita. Hidup di dalam <strong>Roh</strong> adalah<br />

latihan untuk meningkatkan kesehatan. Hal ini akan meningkatkan kekuatan<br />

fisik kita dan rentang kehidupan kita.<br />

d. Ia Memberikan Kepada Kita Kuasa Untuk Melayani.<br />

“Tetapi engkau akan menerima kuasa setelah <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun ke atasmu, dan<br />

engkau akan menjadi saksiKu ...” (Kisah Rasul 1:8).<br />

Yesus menggunakan kata Yunani ”dunamis” (diterjemahkan ”kuasa”), yang<br />

darinya kita mendapatkan kata ”dinamo”. Sebuah dinamo adalah sebuah mesin<br />

yang secara terus menerus dan teratur memberikan kuasa.<br />

Dengan demikian kuasa <strong>Roh</strong> di dalam kita menghasilkan kuasa yang membuat<br />

kita sanggup menjadi saksi-saksi (martir)bagi Kristus. Tidak hanya kita sanggup<br />

bersaksi tentang Yesus, tetapi sesungguhnya kita menjadi kesaksian bagi Dia.<br />

e. Ia Membuat Doa-Doa Kita Berkuasa.<br />

“Berdoalah di dalam <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>” (Yudas 20).<br />

“Dalam segala doa dan permohonan, berdoalah setiap waktu di dalam <strong>Roh</strong><br />

(Efesus 6:18).<br />

“Dengan cara yang sama, <strong>Roh</strong> membantu kita di dalam kelemahan-kelemahan<br />

kita. Kita tidak tahu apa yang harus kita doakan, tetapi <strong>Roh</strong> Sendirilah yang<br />

berdoa bagi kita dengan keluhan dan kata-kata yang tidak dapat dinyatakan.<br />

Dan Ia yang menyelidiki hati kita mengetahui apa yang dipikirkan oleh <strong>Roh</strong><br />

berdoa bagi orang-orang kudus sesuai kehendak Allah” (Roma 8:26,27).<br />

f. Ia Memberikan Inspirasi Doa dan Penyembahan Kepada Allah.<br />

- 11 -


“Kami sungguh-sungguh mendengar mereka berbicara dalam bahasa-bahasa<br />

kami mengenai pekerjaan-pekerjaan Allah yang luar biasa” (Kisah Rasul 2:11).<br />

“Karena kami mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa lidah dan<br />

memuliakan Allah” (Kisah Rasul 10:46).<br />

“Kami yang menyembah Allah; oleh <strong>Roh</strong> Allah” (Filipi 3:3)<br />

“Biarlah engkau dipenuhi oleh <strong>Roh</strong>; berbicara satu dengan yang lain di dalam<br />

mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani, bernyanyi dan bersoraklah bagi<br />

Tuhan dengan segenap hati (Ef. 5:18,19).<br />

“Allah itu adalah roh: dan mereka yang menyembah Dia harus menyembahNya<br />

di dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24).<br />

g. Ia Menghasilkan Buah <strong>Roh</strong> di Dalam Hidup Orang Percaya.<br />

“Tetapi buah roh adalah kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran,<br />

kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan tidak ada hukum yang<br />

menentang hal hal semacam ini” (Galatia 5:22,23)<br />

Buah <strong>Roh</strong> tidak dapat dihasilkan oleh manusia alami - tidak peduli bagaimana<br />

beradab dan berpendidikan dia.<br />

Sifat Allah hanya nampak di dalam kita, hanya jika Allah <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> hidup di<br />

dalam kita yang percaya.<br />

B. MENERIMA <strong>ROH</strong> KUDUS<br />

1. Saudara Harus Menerima Kristus Sebagai Juru selamat.<br />

Kualifikasi pertama yang penting menjadi calon orang yang menerima baptisan roh<br />

adalah Saudara harus menerima kristus Yesus sebagai Juru Selamat Saudara.<br />

Jika Saudara adalah anak Allah, maka Saudara menerima karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

2. Saudara Harus Menginginkan Berkat<br />

Syarat kedua adalah Saudara harus benar - benar menginginkan berkat ini.Yesus<br />

menyatakan dengan cara ini:”Barang Siapa HAUS biarlah ia datang kepadaku dan<br />

minum”(Yohanes 7:37). Apakah Saudara haus akan air <strong>Roh</strong>? Jika demikian,<br />

Saudara boleh datang kepada Yesus dan minum. Sederhana sekali.<br />

Ingatlah bahwa Saudara tidak perlu bekerja untuk mendapatkan berkat ini, Karena<br />

jika demikian,hal ini tidak lagi disebut”Karunia”dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (Kisah Rasul 2:38).<br />

Saudara tidak pernah dapat bekerja atau berjasa untuk mendapatkan berkat yang<br />

indah ini, Saudarapun tidak harus melakukannya .Ini adalah milik Saudara sebagai<br />

hadiah cuma-cuma.<br />

3. Empat Perkataan Sederhana<br />

Saya ingin menyampaikan empat kata kecil yang sederhana yang akan<br />

memampukan Saudara untuk menerima berkat yang berhaga ini.<br />

Kata-kata itu adalah MENINGGALKAN, SANTAI, MENERIMA,dan MEMBERIKAN<br />

RESPON. Marilah memeriksa bersama-sama.<br />

a. Meninggalkan. Paulus menulis kepada para petobat di kota yang jahat,<br />

Korintus: ”Engkau telah meninggalkan hal - hal yang tersembunyi yang<br />

memalukan...” (II Korintus 4:2).<br />

- 12 -


Kata meninggalkan berasal dari kata Yunani apeipomen, berarti” memungkiri,<br />

memisahkan dan menyimpang secara total dari”.<br />

“Tetapi kita meninggalkan hal-hal tersembunyi [rahasia yang terpendam,<br />

pribadi, dari dalam]...”<br />

“Tetapi kita telah meninggalkan hal-hal tersembunyi yang tidak jujur<br />

[memalukan atau menjijikkan] ....”<br />

Dalam terang tersebut diatas, penting untuk meyakinkan dari hal apa kita<br />

benar-benar telah bertobat (berbalik) dari semua dosa yang diketahui -<br />

khususnya dosa yang melibatkan sihir, penyembahan berhala nenek moyang,<br />

penyembahan berhala, ilmu sihir, ramalan nasib (peramal), ilmu memikat, jimat<br />

dan sejenisnya.<br />

Alkitab berkata Allah telah memberikan ”... <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> ... kepada mereka yang<br />

mentaati Dia” (Kisah Rasul 5:32).<br />

Allah memerintahkan untuk meninggalkan dan terpisah benar-benar dari hal-hal<br />

yang tersembunyi, rahasia, tidak jujur, memalukan ketika kita meminta <strong>Roh</strong>Nya<br />

yang KUDUS.<br />

“Banyak orang percaya yang mempraktekan ilmu sihir mengakui perbuatan<br />

mereka, dan mengambil semua buku-buku mantera dan ilmu memikat dan<br />

membakarnya dihadapan semua orang” (Kisah Rasul 19:18-19). Ini adalah<br />

langkah penting pertama.<br />

Ucapkan doa ini kepada Tuhan:”Tuhan, aku meninggalkan [sebutkan segala<br />

sesuatu yang terjadi di dalam hidup Saudara yang telah saudara lakukan] ilmu<br />

sihir, agama kepercayaan nenek moyang, penyembahan berhala, ilmu sihir,<br />

ramalan nasib (peramal), ilmu memikat, jimat dan sejenisnya”.<br />

b. Santai. Begitu sering orang menjadi tegang ketika tiba pada saat menerima<br />

<strong>Roh</strong>. Tidak perlu demikian. Hal ini malahan akan menghalangi Saudara dan<br />

bukannya membantu Saudara.<br />

Pertama-tama, oleh karena itu, biarlah saya menguatkan Saudara untuk<br />

menjadi tenang. Tenang secara fisik, dan hal ini akan membantu Saudara untuk<br />

tenang secara rohani dan emosionil.<br />

Mengapa tidak duduk di suatu tempat dengan nyaman. Para murid sedang<br />

duduk pada hari Pentakosta (Kisah Rasul 2:2). Maka ini adalah sikap Alkitabiah<br />

yang baik untuk menerima <strong>Roh</strong>. Duduk dan santai. Saudara berada di tangan<br />

yang baik - tangan-tangan Yesus. Ia adalah Pembaptis <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

c. Menerima. Sekarang ini adalah waktu yang baik untuk meminta Yesus<br />

membaptis Saudara di dalam <strong>Roh</strong>. Alkitab berkata,”… Bapamu yang di surga<br />

akan memberikan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> kepada mereka yang meminta kepadaNya”.<br />

(Lukas 11:13).<br />

Mintalah dengan sederhana, dengan tenang dan beriman.<br />

Jangan mulai meminta atau memohon. Saudara tidak perlu berteriak dan<br />

merintih. Jika <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> memaksa Saudara untuk bersikap demikian, tidak ada<br />

larangan untuk melawannya. Tetapi beberapa orang mengembangkan hal ini<br />

sebagai suatu kebiasaan rohani. Yesus berada dipihak Saudara. Ia akan<br />

membaptis Saudara di dalam <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> jika Saudara tenang dan membiarkan<br />

Dia untuk melakukannya. Ia dapat mendengar doa Saudara.<br />

- 13 -


Ketika Saudara dengan tenang telah meminta Dia untuk memenuhi Saudara<br />

dengan <strong>Roh</strong>, dengan iman Saudara harus percaya bahwa Ia telah menjawab<br />

doa Saudara dan MENERIMA <strong>ROH</strong> DENGAN IMAN.<br />

Ingatlah bahwa terjemahan kata roh dalam bahasa Yunaninya adalah sama<br />

dengan napas. Mengapa tidak sekedar membuka mulut Saudara, mengambil<br />

nafas dalam-dalam, dan bernafas di dalam <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> ?<br />

Inilah yang dimaksud oleh Yesus sebagai”minum”di dalam <strong>Roh</strong>. Seperti<br />

Saudara membuka mulur Saudara untuk minum air, Saudarapun dapat<br />

membuka mulut Saudara untuk minum di dalam <strong>Roh</strong>. Buka mulut Saudara dan<br />

mulai menghirup udara;<br />

Ketika Saudara melakukan hal ini, percayalah bahwa <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> masuk ke<br />

dalam hidup Saudara dengan cara yang baru.<br />

Lakukan hal ini dengan iman.”Apapun juga yang kau minta, ketika engkau<br />

berdoa, percayalah bahwa engkau telah menerimanya, maka engkau akan<br />

mendapatkannya”(Markus 11:24). Saudara melakukannya dengan iman.<br />

Ingatlah, hal ini bukanlah masalah perasaan. Saudara mungkin tidak merasakan<br />

respon emosionil apapun. Hal ini adalah pengalaman rohani. Mungkin disertai<br />

atau tidak oleh perasaan. Jika ada, tenang dan nikmatilah. Jika tidak ada,<br />

jangan kuatir tentang hal ini. Emosi merupakan hal yang sangat tidak menentu<br />

dan tidak bisa dipercaya.<br />

Hal yang penting bukanlah apa yang Saudara rasakan. Tetapi apa yang<br />

Saudara percayai. Percayalah bahwa Saudara telah menerima <strong>Roh</strong>. Ini adalah<br />

langkah pertama. Kemudian,”hiruplah”<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Ketika Saudara melakukan hal ini, mulailah untuk memberikan pengucapan<br />

syukur yang penuh suka cita dan memuji Tuhan karena telah memenuhi<br />

Saudara dengan <strong>Roh</strong>. Biarlah hati Saudara mulai menjangkau Allah dengan<br />

puji-pujian, dan terus minum <strong>Roh</strong> semakin mendalam.<br />

d. Respon. Sekarang kita sampai pada langkah ke empat respon Saudara<br />

terhadap <strong>Roh</strong> yang sekarang mulai memenuhi seluruh keberadaan Saudara.<br />

Setelah Saudara menghirup, Saudara harus mulai menghembuskannya.<br />

Saudara bernapas di dalam <strong>Roh</strong>; sekarang Saudara harus mulai mengucapkan<br />

puji-pujian kepada Tuhan di dalam iman atas berkatNya. Ketika Saudara<br />

melakukan hal ini, jangan berbicara dalam bahasa saudara sendiri. Pujilah<br />

Tuhan, tetapi percayalah bahwa <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> akan memampukan Saudara untuk<br />

melakukannya di dalam bahasa yang baru yang <strong>Roh</strong> itu akan berikan kepada<br />

Saudara.<br />

Alkitab berkata: ”Mereka mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain seperti<br />

yang diberikan <strong>Roh</strong> kepada mereka” (Kisah Rasul 2:4). Perhatikan pertamatama:<br />

”Mereka … mulai berbicara …” MEREKA yang melakukan pembicaraan.<br />

Ini adalah bagian kita. Sebelumnya adalah suara mereka, nada vokal mereka,<br />

bibir dan mulut MEREKA sendiri yang dipakai. Perhatikan yang kedua: ”<strong>Roh</strong><br />

memberikan kepada mereka kata-kata untuk diucapkan”. Itu adalah bagian <strong>Roh</strong>.<br />

- 14 -


Ketika <strong>Roh</strong> melakukan bagianNya, kita harus memberikan RESPON dengan<br />

melakukan bagian kita.<br />

Berbicara di dalam bahasa-bahasa lidah adalah suatu mujizat. Kata-kata itu<br />

diberikan kepada kita secara supranatural oleh <strong>Roh</strong>. Hal ini tidak berarti sulit<br />

untuk dilakukan. Hal ini hanya berarti bahwa Saudara harus bekerja sama<br />

dengan Tuhan, dan mengucapkan apa yang diberikan oleh <strong>Roh</strong> untuk<br />

diucapkan.<br />

Hal ini digambarkan dengan baik sekali dengan kisah Petrus berjalan diatas air.<br />

(Matius 14:29). Yesus memanggil Petrus: ”Datanglah!”dan kemudian kita<br />

membaca: ”Dan ketika Petrus turun dari perahu, ia berjalan di atas air ke arah<br />

Yesus”.<br />

Ketika Petrus berjalan diatas air ia tidak sadar sedang melakukan hal-hal yang<br />

supranatural. Ia berjalan seolah-olah di atas tanah yang padat saja. Mujizatnya<br />

adalah ia tidak tenggelam!<br />

Hal ini sama dengan ketika kita mulai berbicara didalam bahasa-bahasa lidah.<br />

Sama seperti Petrus memakai kaki dan otot-ototnya untuk berjalan, kita<br />

memakai lidah dan bibir kita dengan cara yang sama ketika kita berbicara.<br />

Mujizat ini tidak terjadi dalam tindakan fisik kita berbicara. Mujizat adalah<br />

didalam bahasa yang diberikan kepada kita untuk kita ucapkan. Dengan kata<br />

lain, hal ini bukanlah BAGAIMANA saudara berbicara, tetapi APA yang saudara<br />

ucapkan, itulah mujizat.<br />

Berbicara adalah suatu tindakan alami, sebagaimana halnya dengan berjalan.<br />

Ketika saudara mengucapkan kata-kata di dalam bahasa lain yang diberikan,<br />

bagian fisiknya sama alaminya dengan ketika saudara menggunakan kuasa<br />

saudara untuk berbicara.<br />

Mujizat terjadi ketika <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> memberikan kepada saudara kata-kata untuk<br />

berbicara didalam bahasa yang saudara tidak pernah pelajari dan mungkin tidak<br />

pernah saudara dengar sebelumnya.<br />

Saya harus menekankan masalah mengenai kesenangan berbicara di dalam<br />

bahasa-bahasa lidah. Ketika anak-anak menerima pengajaran ini, mereka<br />

melakukannya dengan mudah. Tetapi banyak orang tua mengalami masalah<br />

dengan hal ini. Mereka menjadikannya sukar bagi diri mereka sendiri. Mereka<br />

percaya bahwa terlalu sulit bagi mereka untuk melakukannya. Beberapa orang<br />

merasa tegang dan bukannya merasa rileks.<br />

Banyak orang begitu bersungguh-sungguh dengan keinginan mereka bahwa hal<br />

ini bukanlah dari diri mereka sendiri tetapi dari Allah. Saudaralah yang<br />

berbicara, tetapi <strong>Roh</strong> yang memberikan kata-katanya. Jangan duduk seperti<br />

kayu ukiran, menunggu Allah untuk mengambil nada vokal Saudara dan<br />

berbicara melalui bibir Saudara. Lakukan bagian Saudara.<br />

Perhatikan kembali Kisah Rasul 2:4 “Mereka” (para murid) adalah subyek bagi<br />

kalimat tersebut. Oleh karena itu semua muridlah yang kemudian dipenuhi oleh<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, dan mereka (para murid) yang mulai berbicara dengan bahasa-<br />

- 15 -


ahasa yang lain, seperti yang <strong>Roh</strong> berikan kepada mereka. “Mereka mulai<br />

berbicara”.<br />

Ketika Saudara mulai berbicara di dalam bahasa-bahasa lidah. SAUDARALAH<br />

yang memulainya. SAUDARA akan mengucapkan kata-katanya. Tetapi <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong> akan memberikannya kepada Saudara. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> akan melengkapi<br />

Saudara dengan suara, kata-kata, frasa-frasa di dalam pikiran Saudara.<br />

Hal ini akan kedengaran aneh bagi Saudara. Ini adalah bahasa yang Saudara<br />

tidak pernah dengar sebelumnya sangat mungkin bahasa malaikat atau bahasa<br />

surga yang kedengaran berbeda dari bahasa-bahasa duniawi yang pernah<br />

Saudara dengar.<br />

Ketika <strong>Roh</strong> memberikan kepada Saudara kata-kata ini di dalam pikiran Saudara,<br />

ucapkan. Ucapkan dengan berani. Jangan takut. Pada mulanya mungkin<br />

Saudara hanya mempunyai satu atau dua kata. Saudara mungkin mendapati<br />

berulang kali mengucapkan kata-kata yang sama.<br />

Lakukan saja itu. Saudara seperti seorang bayi yang sedang belajar untuk<br />

berbicara bahasa surga yang diberikan oleh Bapa Saudara di surga.<br />

Bahkan Nabi Yesaya menjelaskan proses ini sebagai: “Karena ia berbicara<br />

dengan bibir yang tergagap dan bahasa yang lain...” (Yesaya 28:11). Mungkin<br />

kita mulai dengan tergagap tetapi pada akhirnya akan semakin banyak katakata<br />

yang keluar. Kita akan berbicara lebih baik jika kita lebih lama berlatih,<br />

sebagai mana halnya seorang anak kecil.<br />

Ketika Saudara mengucapkannya dengan berani di dalam iman, <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

akan meningkatkan perbendaharaan kata Saudara. Aliran kata-kata akan<br />

semakin bertambah sampai sungai mulai mengalir keluar dari diri Saudara yang<br />

terdalam (Yohanes 7:38).<br />

Tentukan, oleh karena itu, bahwa ketika Saudara mulai bernafas di dalam <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong>, Saudara akan mengikutinya dengan mengucapkan pujian kepada<br />

Tuhan.<br />

Tentukan untuk melakukan hal ini dengan suara Saudara sendiri, tetapi bukan<br />

dengan bahasa Saudara sendiri. Berharaplah <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> akan memberikan<br />

kepada Saudara lidah yang baru pada saat itu juga. Kemudian, dengan iman,<br />

mulai mengucapkan bahasa-bahasa yang baru.<br />

Ucapkan dengan keras apapun yang <strong>Roh</strong> taruh di dalam pikiran Saudara.<br />

Saudara mungkin merasakan bibir Saudara mulai bergetar dan merasakan<br />

bahwa mulut Saudara akan penuh dengan suara-suara asing. Ucapkan dengan<br />

keras. Sekali Saudara mengucapkannya, teruskan.<br />

Jangan berhenti. Biarkan terus mengalir. Semakin banyak yang mengalir,<br />

Saudara akan merasa semakin lepas. Jangan kuatir apapun pula bunyinya; itu<br />

adalah urusan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Ia akan memberikan kepada Saudara bahasa yang<br />

khusus yang Ia inginkan untuk Saudara punyai. Kemudian, Ia akan memberikan<br />

kepada Saudara bahasa-bahasa yang lain - karena ini adalah Karunia-karunia<br />

Bahasa lidah (dalam bentuk jamak - berarti lebih dari satu). Ketika Saudara<br />

- 16 -


mulai melatih Karunia-karunia, Saudara akan pergi dari satu bahasa ke bahasa<br />

yang lain, karena ada bermacam-macam karunia bahasa lidah yang berbedabeda<br />

(I Korintus 12:10).<br />

Sekali Saudara berbicara di dalam bahasa-bahasa yang lain, Saudara dapat<br />

menggunakan karunia itu kapanpun Saudara mengharapkannya. Hal ini<br />

bergantung pada keputusan dan inisiatif Saudara. Paulus berkata: “Jadi apakah<br />

yang harus kubuat ? AKU AKAN berdoa dengan <strong>Roh</strong> dan AKU AKAN berdoa<br />

dengan pengertian juga“ (I Korintus 14:15).<br />

Apakah dengan pengertian atau dengan <strong>Roh</strong>, Saudara berkata-kata ketika<br />

SAUDARA INGIN.<br />

Latihlah kemampuan ini setiap hari dan beberapa kali setiap hari. Kapanpun<br />

Saudara melakukan, hal ini adakan menguatkan dan memberkati saudara,<br />

karena Paulus berkata: “Mereka yang berbicara di dalam bahasa lidah<br />

membangun diri mereka sendiri...”<br />

(I Korintus 14:4). Saudara membangun diri Saudara sendiri secara rohani setiap<br />

kali Saudara berkata-kata dan berdoa di dalam bahasa yang baru.<br />

Ini adalah satu Karunia <strong>Roh</strong> yang membangun orang yang menggunakannya.<br />

Semua manifestasi dari <strong>Roh</strong> adalah untuk membangun (memperbaiki) yang lain.<br />

Ia memampukan Saudara untuk “membangun diri Saudara di dalam iman<br />

Saudara yang paling kudus” (Yudas 20).<br />

C. MENGAPA BERBICARA DI DALAM BAHASA LIDAH.<br />

Apakah tujuan atau keuntungan berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti<br />

seorangpun?<br />

Berikut ini adalah daftar singkat dari beberapa keuntungan dengan Allah di dalam<br />

bahasa yang diberikan oleh <strong>Roh</strong>.<br />

1. Merupakan Peristiwa Awal Yang Alkitabiah Yang Terus Menerus Terjadi Di<br />

Dalam Baptisan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

“Dan mereka semua mulai berbicara dengan bahasa lidah, seperti yang diberikan<br />

oleh <strong>Roh</strong> kepada mereka” (Kisah Rasul 2:4).<br />

“Karena mereka mendengar mereka berbicara dalam bahasa lidah dan<br />

memuliakan Allah” (Kisah Rasul 10:46).<br />

“<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun keatas mereka, dan mereka berbicara dengan bahasa lidah dan<br />

bernubuat” (Kisah Rasul 19:46).<br />

2. Adalah Kehendak Allah Bagi Kita.<br />

Tuhan berkata (melalui Paulus): “Aku ingin supaya kamu semua berbicara dengan<br />

bahasa lidah” (I Korintus 14:5). Paulus juga berkata: “Aku bersyukur kepada<br />

Tuhan, Aku berbicara dengan bahasa lidah lebih dari pada kamu semua”<br />

(I Korintus 14:18).<br />

Perhatikan penekanan yang karib ini: “Aku bersyukur kepada AllahKU...” Berbicara<br />

kepada Allah di dalam bahasa-bahasa dari <strong>Roh</strong> meningkatkan dan menguatkan<br />

- 17 -


kewaspadaan hubungan dan persekutuan pribadi yang karib dari seseorang<br />

dengan Allah. Paulus bersyukur kepada Allah atas:<br />

KEMAMPUAN untuk berbicara di dalam bahasa lidah, karena hal ini hanya bisa<br />

diberikan oleh Allah, melalui <strong>Roh</strong>Nya.<br />

HAK ISTIMEWA dari berbicara rahasia yang akrab dan suci semacam ini<br />

(I Korintus 14:2).<br />

TERSEDIANYA berkat yang kaya ini, yang kapanpun, dimanapun, dalam situasi<br />

apapun, memampukan seseorang untuk bersekutu dengan akrab dengan Allah.<br />

Kita boleh berdoa, menyanyi dan bersyukur, memberkati Allah di dalam <strong>Roh</strong>.<br />

Pikiran kita pada Saat ini menjadi netral. (I Korintus14:14); dengan demikian saya<br />

menjadi tenang, disegarkan dan dibangun oleh latihan rohani ini.<br />

3. Merupakan Alat Terapi Mengenai Pembersihan Dan Pelepasan.<br />

Di dalam Roma 8:26, Paulus mengatakan kepada kita bahwa salah satu<br />

kelemahan manusiawi kita adalah kita tidak selalu tahu bagaimana seharusnya<br />

kita berdoa.<br />

Kadang-kadang kita sadar bahwa kita membutuhkan bantuan dan bimbingan,<br />

tetapi kita tidak mengerti apa yang sesungguhnya salah dan bagaimana berdoa<br />

untukNya.<br />

Tetapi, <strong>Roh</strong> mengalahkan kekurangan itu bagi kita. Ia menyelidiki hati kita, dan<br />

menemukan di manakah kita dan apa yang keliru. Ia juga tahu apa yang “<strong>Roh</strong><br />

pikirkan” kehendak Allah bagi kita.<br />

Ia kemudian mulai berdoa bagi kita “sesuai dengan kehendak Allah,” hal ini<br />

membuat kita menjadi harmonis dengan kehendak itu. Ia berdoa dengan keras<br />

untuk mengusir pikiran-pikiran yang kompleks, menghambat, dan negatif yang<br />

merintangi kita; dan Ia mendoakan bagi kita hal-hal mengenai tujuan Allah bagi<br />

hidup kita yang positif, berkuasa dan menguntungkan.<br />

Doa semacam ini adalah salah satu alat yang paling berkuasa untuk<br />

“memperbaharui roh di dalam pikiran kita.”<br />

4. Adalah Sumber Pembangunan Pribadi.<br />

“Ia yang berbicara di dalam bahasa-bahasa yang tidak dikenal membangun dirinya<br />

sendiri” (I Korintus 14:4). Berasal dari kata “memperbaiki” kita mendapatkan kata<br />

“bangunan besar,” atau bangunan. Oleh karena itu, memperbaiki berarti<br />

“membangun.”<br />

Kapanpun kita berbicara di dalam bahasa lidah, walaupun kata-kata itu mungkin<br />

adalah suatu misteri bagi intelektual manusia, kita sedang membangun diri kita<br />

sendiri secara rohani. Kita bertumbuh sedikit lebih kuat setiap kali kita melatih<br />

pelayanan ini.<br />

5. Adalah Suatu Dunia Persekutuan <strong>Roh</strong>ani Yang Akrab Dengan Allah.<br />

“Karena ia yang berbicara di dalam bahasa-bahasa yang tidak di kenal tidak<br />

berbicara kepada manusia, tetapi kepada Allah: karena tak seorangpun yang<br />

mengerti dia; di dalam roh ia mengucapkan hal-hal rahasia” (I Korintus 14:2).<br />

- 18 -


Tujuan utama dari latihan rohani dengan berbicara bahasa lidah adalah kita tidak<br />

berbicara kepada manusia tetapi kepada Allah.<br />

Bersekutu dengan Allah dengan cara seperti ini, kita dibebaskan dari keterbatasan<br />

dan pelarangan dari pikiran kita yang terbatas. Kita tidak dibatasi untuk<br />

mengucapkan hanya hal-hal yang telah kita pelajari dengan intelektual kita.<br />

Kita dilepaskan untuk mengucapkan hal-hal yang dalam, yang tetap merupakan<br />

misteri bagi pikiran kita yang terbatas.<br />

Inilah kedalaman persekutuan seperti yang diucapkan Daud, “Dari kedalaman”<br />

(Mazmur 42:7). Kedalaman manusia rohani kita bersekutu dengan kedalaman<br />

keberadaan Allah dan demikian sebaliknya.<br />

6. Selalu Menyandarkan Kita Mengenai <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> Yang Ada Di Dalam Kita.<br />

Kapanpun kita berbicara di dalam bahasa lidah, kita seketika itu juga waspada<br />

akan gerakan dan aktifitas <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> di dalam kita. Kewaspadaan kita yang<br />

paling akrab akan <strong>Roh</strong> di dalam kita ditingkatkan ketika kita bersekutu dengan<br />

Allah di dalam kata-kata yang <strong>Roh</strong> ucapkan melalui kita. Kita adalah saluran<br />

penghubung atau kendaraan yang <strong>Roh</strong> pakai untuk membawa penyembahan dan<br />

pujian kepada Bapa.<br />

7. Membantu Kita Untuk Belajar Mempercayai Allah Dengan Lebih Total.<br />

Perkembangan hidup di dalam <strong>Roh</strong> adalah suatu perjalanan dengan iman. Setiap<br />

pernyataan di dalam bahasa-bahasa lidah adalah suatu tindakan iman. Ketika<br />

Allah mulai membawa kita dari kerajaan pembangunan pribadi ke dunia<br />

pembangunan Tubuh. (I Korintus 14:6), setiap fase yang baru adalah sebuah<br />

langkah iman yang segar.<br />

8. Merupakan Pelepasan Emosi Yang Positif.<br />

Baptisan di dalam <strong>Roh</strong> bukanlah suatu pengalaman emosionil; melainkan<br />

merupakan masalah rohani.<br />

Meskipun demikian, dengan jelas sekali emosi kita memberikan respon kepada<br />

pengalaman ini dan terlibat di dalamnya. Emosi kita berulang kali diatur oleh <strong>Roh</strong><br />

dan memberikan ekspresi kepada dorongan <strong>Roh</strong>.<br />

Ini bukanlah hal yang berbahaya atau negatif. Sebaliknya, ini adalah pemberian<br />

yang sehat dan menguntungkan.<br />

Banyak orang Kristen berusaha untuk menyangkal atau menekan emosi adalah<br />

sesuatu yang jahat dan penuh dosa. Tidak demikian halnya. Kita adalah makhluk<br />

yang beremosi. Allah menjadikan kita demikian. Agar supaya kita dapat berfungsi<br />

dengan lengkap, haruslah ada ekspresi emosi dari waktu ke waktu.<br />

Ketika ekspresi itu dibujuk dan dikuatkan oleh <strong>Roh</strong> di dalam kita, kita dapat yakin<br />

bahwa ini adalah ekspresi emosi yang paling sehat dan terbaik yang mungkin<br />

terjadi. Hal ini akan membersihkan dan melepaskan kita. Mengekspresikan emosi<br />

akan menguatkan dan membangun. Jangan takut. Berikan kesempatan untuk<br />

mengekspresikannya. Saudara akan menjadi lebih sehat dan lebih berbahagia<br />

dengan latihan semacam ini.<br />

9. Merupakan Kesempatan Untuk “Bersyukur” Kepada Allah Yang Layak Untuk<br />

Diterima.<br />

- 19 -


Pernahkan Saudara merasakan tidak mampu untuk menyatakan ucapan syukur<br />

dan terima kasih kepada Tuhan dengan cara yang paling tepat? Apakah kata-kata<br />

Saudara tampaknya terlalu lemah untuk menyatakan segala pujian syukur yang<br />

Saudara rasakan dari dalam ? Jika demikian inilah cara untuk memenuhinya.<br />

Paulus berkata kita dapat “bersyukur dengan baik” (I Korintus 14:17) dengan<br />

mengucapkan ucapan syukur kita kepada Allah oleh <strong>Roh</strong>, di dalam bahasa yang<br />

diberikanNya. Bersyukur dengan cara ini, memakai karunia-karunia lidah, adalah<br />

yang paling tepat bagi segala sesuatu yang dapat pikiran manusia pikirkan atau<br />

katakan. Hal ini merobohkan keterbatasan kita dan melayani Allah di dalam <strong>Roh</strong><br />

(Yohanes 4:24).<br />

10. Memampukan Seseorang Untuk Berdoa “Di Dalam <strong>Roh</strong>”.<br />

“Jadi apa yang harus kulakukan? Aku akan berdoa dengan <strong>Roh</strong> dan aku akan<br />

berdoa dengan pengertian juga” (I Korintus 14:5).<br />

“Tetapi <strong>Roh</strong> sendiri yang berdoa bagi kita dengan keluhan-keluhan yang tidak<br />

dapat dinyatakan. Dan Ia yang menyelidiki hati mengetahui apa yang ada di dalam<br />

pikiran <strong>Roh</strong>, karena Ia berdoa bagi orang-orang kudus menurut kehendak Allah”<br />

(Roma 8:26,27).<br />

“Tetapi engkau, Saudara-saudara terkasih, bangunlah dirimu sendiri di atas<br />

imanmu yang paling suci, berdoalah di dalam <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>” (Yudas 20).<br />

11. Sumber Tempat Perhentian Dan Penyegaran.<br />

“Karena dengan bibir yang gagap dan bahasa yang lain ia akan berbicara kepada<br />

umat ini. Ia berbicara kepada mereka, Inilah tempat perhentian di mana orangorang<br />

yang lelah dapat beristirahat; dan inilah tempat penyegaran” (Yesaya<br />

28:11,12).<br />

Bersekutu dengan Allah di dalam bahasa lidah adalah suatu pengalaman yang<br />

paling tenang dan menyegarkan. Tubuh dan pikiran dapat bersantai secara total.<br />

Kita tidak perlu berpikir apa yang harus diucapkan berikutnya atau bagaimana<br />

mengucapkannya. <strong>Roh</strong> mengalir melalui kita dalam persekutuan yang sempurna<br />

dengan Bapa, dan kita menerima keuntungan dari persekutuan yang indah itu.<br />

Merupakan obat penguat bagi roh, jiwa dan tubuh.<br />

12. Suatu Pelayanan Pujian Dan Penyembahan Kepada Allah.<br />

“...Kami sungguh-sungguh mendengar mereka berbicara di dalam bahasa-bahasa<br />

kita tentang PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH YANG INDAH” (Kisah Rasul<br />

2:11).<br />

“Karena mereka mendengar mereka berbicara dalam bahasa lidah DAN<br />

MEMULIAKAN ALLAH” (Kisah Rasul 10:46).<br />

“Berbicaralah kepada satu dengan yang lain di dalam Mazmur dan pujian dan<br />

lagu-lagu rohani, [lagu-lagu yang diberikan oleh <strong>Roh</strong>], menyanyi dan membuat<br />

melodi di dalam hatimu kepada Tuhan” (Efesus 5:19).<br />

Seringkali, ketika kita berbicara dengan bahasa lidah, <strong>Roh</strong> sedang menyembah,<br />

memuji dan memuliakan Allah. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> memuliakan pekerjaan-pekerjaan<br />

- 20 -


Allah yang indah melalui kita. Sungguh merupakan hak istimewa dan suka cita<br />

bahwa Ia memakai bibir kita untuk mengucapkan puji-pujian semacam ini kepada<br />

Allah!<br />

13. Termasuk Menyanyi Di Dalam <strong>Roh</strong>.<br />

“Aku akan menyanyi dengan <strong>Roh</strong>, dan aku akan menyanyi dengan pengertian<br />

juga” (I Korintus 14:15).<br />

“...Lagu-lagu rohani, nyanyian dan membuat melodi di dalam hati Saudara bagi<br />

Tuhan” (Efesus 5:19; lihat juga Kolose 3:16).<br />

14. Suatu Alat Alkitabiah Mengenai Mempertahankan Kepenuhan <strong>Roh</strong>.<br />

“Tetapi dipenuhilah oleh <strong>Roh</strong>; Berbicaralah satu dengan yang lain di dalam<br />

Mazmur dan pujian dan lagu-lagu rohani”<br />

(Efesus 5:18,19). Melayani Allah dengan bahasa-bahasa yang lain adalah suatu<br />

alat yang sah untuk menjaga tetap penuh <strong>Roh</strong>. Oleh karena itu kita harus<br />

melakukannya setiap hari, berulang kali setiap hari.<br />

15. Dengan Penafsiran, Bahasa Lidah Akan Membangun Yang Lain.<br />

“Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata<br />

dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga<br />

jemaat dapat dibangun (I Korintus 14:5b).<br />

Bahasa kita secara pribadi dan bahasa ibadah kita atau bahasa doa membangun<br />

orang yang mengucapkannya. Ia sendiri dibangun dengan memakainya. Tetapi,<br />

bahasa ini boleh menjadi berkat bagi yang lain juga jika ditafsirkan bagi mereka.<br />

Jadi orang yang berbicara di dalam bahasa lidah harus berdoa juga supaya ia<br />

dapat menafsirkan, supaya orang-orang percaya yang lain dibangun juga<br />

(I Korintus 14:12,13).<br />

16. Suatu Kunci Untuk Membawa Pikiran Kristus Atas Pikiran Kita (Yakobus<br />

1:26, 3:1a).<br />

Yakobus mengajarkan bahwa lidah adalah “pusat kendali” manusia. Seperti<br />

halnya dengan kemudi kapal dan kekang dimulut kuda (Yakobus 1:26, 3:1-18).<br />

Ketika kita menawarkan pusat kendali kita kepada <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, Ia mulai membawa<br />

percakapan kita di bawah kendali Kristus.<br />

Penyerahan kita kepada <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> di dalam karunia-karunia bahasa lidah<br />

adalah suatu pelepasan air kehidupan yang manis, Firman Allah. Dengan<br />

memakai karunia ini secara teratur setiap hari, kita akan menemukan kekuatan<br />

untuk menolak percakapan yang negatif dan kritis yaitu apa yang oleh Yakobus<br />

disebut sebagai “air yang pahit” (Yakobus 3:11).<br />

Inilah cara untuk menghasilkan pikiran Kristus di dalam kita, sehingga kita hanya<br />

mengucapkan hal-hal yang berguna untuk membangun diri kita dan pendengaran kita<br />

(Efesus 4:29). Berbicara di dalam bahasa-bahasa lidah memurnikan dan memperbaharui<br />

pikiran kita, yang adalah sumber percakapan dan cara hidup kita.<br />

<strong>Pelajaran</strong> 3<br />

- 21 -


URAIAN KARUNIA-KARUNIA.<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Kebanguanan rohani yang hebat yang sedang melanda dunia pada zaman ini sering<br />

kali disebut “Kebangunan Karismatik”.<br />

Frasa ini dipakai untuk menjelaskan betapa sungguh pentingnya aspek kebangunan.<br />

Karunia-karunia (Yunani=Charisma) <strong>Roh</strong> telah dipulihkan di dalam Gereja. Hal ini<br />

menghasilkan manifestasi supranatural yang tampak begitu jelas pada Gereja<br />

Perjanjian Baru.<br />

Manifestasi ini, atau Karunia-karunia <strong>Roh</strong>, telah hilang dari gereja selama berabadabad.<br />

Dalam lima puluh tahun terakhir, Allah telah memulihkannya, dan program<br />

pemulihanNya telah berlangsung secara hebat pada 20 tahun terakhir ini.<br />

Pembaharuan Karismatik telah menembus setiap bagian Gereja Kristen, membawa<br />

kehidupan baru dan kuasa kepada Tubuh Kristus. Pemulihan dan berkat-berkat<br />

tersebut menciptakan kebutuhan yang besar akan pengajaran mengenai pokok<br />

bahasan ini.<br />

Paulus berkata kepada gereja di Korintus: “Mengenai karunia-karunia rohani, Saudarasaudara,<br />

Aku ingin engkau tidak mengabaikannya” (I Korintus 12:1).<br />

Allah sungguh-sungguh ingin orang-orang percaya hari ini untuk tidak mengabaikannya<br />

juga.<br />

1. Kategori Karunia-karunia<br />

Ada banyak karunia-karunia Karismatik yang disebutkan di dalam Alkitab.<br />

Referensi utamanya terdapat pada Roma 12:3-8; I Korintus 12:8-10, 28-30;<br />

Efesus 4:11.<br />

Untuk tujuan pelajaran ini, kita akan membatasi diri kita untuk memikirkan<br />

kesembilan manifestasi yang didaftar didalam I Korintus 12:8-10. Untuk<br />

menyederhanakan pelajaran kita mengenai hal ini, kita akan menggolonggolongkannya<br />

di dalam tiga kategori:<br />

a. Karunia Berkata-kata<br />

1. Berbahasa Lidah<br />

2. Menafsirkan Bahasa Lidah<br />

3. Bernubuat<br />

b. Karunia-karuania Pewahyuan<br />

1. Kata-kata Hikmat<br />

2. Kata-kata Pengetahuan<br />

3. Membedakan <strong>Roh</strong><br />

c. Karunia-karunia Kemampuan<br />

1. Karunia Iman<br />

2. Karunia Kesembuhan<br />

3. Melakukan Mujizat-mujizat<br />

- 22 -


2. Siapa Yang Boleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> Pakai Dalam Praktek Karunia-karunia<br />

Semacam ini?<br />

a. Setiap Anggota Tubuh boleh dipakai (I Korintus 12:7,11; 14:26,31) Tak seorang<br />

anggotapun yang seharusnya tidak mendapatkan satu karuniapun (I<br />

Korintus 1:7)<br />

b. Kita Harus Dipenuhi Oleh <strong>Roh</strong> (Efesus 5:18)<br />

c. Kita Harus Mempunyai Keinginan Untuk Dipakai dengan cara ini<br />

(I Korintus 12:31)<br />

d. Kita Tidak Seharusnya Mengabaikan pekerjaan karunia-karunia illahi (I<br />

Korintus 12:1)<br />

e. Kita Harus Menginginkan Karunia-karunia <strong>Roh</strong>ani (I Korintus 14:1-6)<br />

f. Kita Harus Dimotivasi Oleh Kasih Yang Murni bagi Tubuh Kristus<br />

(I Korintus 14:12)<br />

g. Kita harus Selalu Ingin Unggul didalam Pekerjaan-pekerjaan Karunia<br />

(I Korintus 14:12)<br />

3. Karunia-karunia Bahasa Lidah (I Korintus 12:10)<br />

a. Dua fungsi Manifestasi roh mempunyai dua fungsi : Pertama-tama sebagai<br />

“bahasa ibadah“ tujuannya adalah membangun orang yang memakainya.<br />

Kedua, sebagai karunia Berbahasa Lidah yang dipakai bersama-sama dengan<br />

karunia Menafsirkan bahasa Lidah, untuk membangun seluruh Gereja dan juga<br />

pengertian setiap pribadi.<br />

b. Garis Besar Pemakaian Bahasa Lidah didalam Suatu Pertemuan Umum :<br />

• Pemakaiannya haruslah dimotivasi dengan kasih. (I Korintus 13:1)<br />

• Haruslah diikuti dengan penafsiran (I Korintus 14:5,13,28)<br />

• Dalam suatu perkumpulan besar setiap individu haruslah dibatasi sampai<br />

tiga kali penyampaian saja. (I Korintus 14:27)<br />

Setiap orang percaya yang pernah berbahasa lidah dapat membangun<br />

gereja melalui bahasa lidah. Saudara harus dipersiapkan untuk<br />

melakukannya setiap waktu.<br />

Teruslah berseru kepada <strong>Roh</strong> tenangkan pikiran Saudara dan terbukalah<br />

terhadap <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Kembangkan kepekaan untuk apa yang <strong>Roh</strong> ingin<br />

lakukan atau katakan dalam suatu kebaktian kudus.<br />

Ketika <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> ingin mengucapkan bahasa lidah melalui Saudara, pada<br />

umumnya akan timbul kewaspadaan dari dalam sebelum Saudara<br />

mengutarakan.<br />

Hal ini biasanya berupa gerakan yang lembut di dalam <strong>Roh</strong> Saudara, suatu<br />

kesenangan dan antisipasi yang bertumbuh. Hal ini mengembangkan<br />

kewaspadaan mengenai kata-kata yang <strong>Roh</strong> akan berikan melalui pertemuan itu<br />

dan pengucapannya melalui Saudara.<br />

Saudara TIDAK perlu mengucapkannya seketika itu juga. <strong>Roh</strong> nabi tunduk kepada<br />

(dikontrol oleh) nabi (I Korintus 14:32). Saudara bisa menunggu dengan tenang<br />

sejenak sebelum bicara. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> akan mendorong Saudara dengan jelas pada<br />

waktu itu. Ia tidak akan mengganggu apa yang sedang terjadi dalam kebaktian. Ia<br />

- 23 -


tidak akan pernah menyebabkan kekacauan, karena Ia bukanlah pembuat<br />

kekacauan (I Korintus 14:33).<br />

Tetap tenang dan santai; dan ketika <strong>Roh</strong> mendorong Saudara, katakan secara<br />

normal tetapi dengan suara yang dapat didengar dengan jelas. Saudara tidak<br />

perlu berteriak atau berbisik. Saudara dapat berbicara dengan suara yang normal,<br />

dengan kecepatan yang teratur, setiap kali mengalir bersama <strong>Roh</strong> yang sedang<br />

memberikan kata-kata untuk Saudara ucapkan.<br />

Ketika pesan telah selesai, Saudara menunggu di hadapan Allah untuk<br />

mendapatkan penafsiran. Berdoalah supaya Saudara dapat menafsirkan (I<br />

Korintus 14:13).<br />

Kadang-kadang, orang orang percaya lain akan memberikan penafsirannya.<br />

Tetapi jika hal ini terjadi, ia yang telah berbicara bahasa lidah harus tetap tenang<br />

dan tidak berbicara lebih lanjut jika tak seorangpun memberikan penafsirannya (I<br />

Korintus 14:1-33).<br />

4. Menafsirkan Bahasa Lidah (I Korintus 12:10)<br />

Karunia ini bekerja sama dengan karunia bahasa lidah, dan selalu dipakai<br />

sehubungan dengan karunia itu. Suatu kemampuan suprantural, oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>,<br />

untuk menafsirkan bahasa-bahasa lidah ke dalam bahasa yang dikenal di dalam<br />

jemaat itu.<br />

Bukan merupakan karunia terjemahan. Penterjemah tidak mengerti bahasa yang<br />

dipakai untuk menyampaikan kata-kata itu.<br />

Penterjemah terjadi secara suprantural sebagaimana terjadinya pernyataan<br />

tersebut. Bagaimanapun juga, oleh Karunia <strong>Roh</strong>, kita dimampukan untuk dapat<br />

mendengar apa yang diucapkan dengan bahasa yang tidak dikenal itu. Dengan<br />

cara ini, Jemaat boleh mengerti dan dibangun olehnya. Mereka boleh menerima<br />

dan dibangun.<br />

A. Siapa Yang Boleh Memakai Karunia Ini ?<br />

Penafsiran bahasa roh diberikan “seturut kehendak <strong>Roh</strong>” (I Korintus 12:11).<br />

Setiap orang percaya yang dipenuhi <strong>Roh</strong> terpilih dan diurapi oleh <strong>Roh</strong> untuk<br />

memanifestasikan karunia ini. Semua yang berbicara di dalam bahasa lidah<br />

dikatakan dengan jelas: “Biarlah ia yang berbicara dalam bahasa lidah juga<br />

berdoa supaya ia dapat menafsirkannya” (I Korintus 14:13). Sekali lagi, kita<br />

harus berusaha mengembangkan kepekaan terhadap <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Ketika Saudara sedang menyembah Allah di dalam kumpulan orang-orang<br />

percaya, arahkan dan bukalah pikiran Saudara kepada <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Saudara<br />

jangan memaksakan sebelum seseorang selesai berbicara di dalam bahasa<br />

lidah.<br />

Ketika seseorang berbicara bahasa lidah, tunggulah dengan tenang sampai<br />

selesai. Ketika Saudara mulai berkata-kata, Saudara mungkin hanya memiliki<br />

kalimat penafsiran yang pertama dan ide secara ringkas tentang apa yang akan<br />

disampaikan berikutnya. Seperti karunia-karunia <strong>Roh</strong> yang lain, karunia inipun<br />

bekerja dengan iman juga.<br />

- 24 -


Ketika Saudara mulai mengeluarkan apa yang <strong>Roh</strong> berikan kepada Saudara,<br />

berbicaralah dengan cara yang normal, jelas dan dapat didengar. Perhatikan<br />

untuk tidak berkata “melebihi imanmu” (Roma 12:6).<br />

Hindarilah untuk memasukkan pikiran, perasaan atau pendapat pribadi dalam<br />

penafsiran itu. Biarlah pikiranmu menjadi netral dan pikiran Saudara menjadi<br />

saluran yang bersih bagi <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> untuk mengalir.<br />

Ketika penafsiran telah selesai, dan Saudara merasakan bahwa <strong>Roh</strong> telah<br />

selesai menyampaikan semua yang diinginkanNya, berhentilah! Jangan<br />

kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Dengan kata lain, jangan mulai<br />

menyampaikan kepada semua orang apa yang Saudara “pikir” mengenai arti<br />

penafsiran itu. Biarkan saja untuk mengijinkan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> menegur dan<br />

menghibur setiap orang secara pribadi.<br />

Setelah melepaskan penafsiran, tetap tenang ketika pernyataan ditimbang oleh<br />

semua orang yang hadir di situ. Jika ada orang untuk menimbang adalah sama<br />

dengan standar yang dipakai untuk menimbang nubuatan, yaitu manifestasi<br />

yang akan kita pelajari setelah ini.<br />

5. Karunia Nubuatan (I Korintus 12:10).<br />

Kata nubuatan diterjemahkan secara sederhana sebagai “untuk menyampaikan<br />

kata-kata yang diinspirasikan.”<br />

Menurut I Korintus 14:31, semua orang percaya dapat mempraktekkan karunia ini<br />

dengan bernubuat satu persatu, dan tidak lebih dari tiga kali dalam suatu<br />

perkumpulan di mana banyak orang yang memiliki karunia itu dan menunggu<br />

untuk mempraktekkannya (1 Korintus 14:29-33).<br />

A. Tujuannya. Tujuan pernyataan nubuatan semacam ini adalah untuk :<br />

1. Membangun. Hal ini berarti membangun, menguatkan orang-orang percaya.<br />

2. Menegur. Mengerakkan orang percaya. Menghadapi dan menantang<br />

mereka.<br />

3. Menghibur. Berkata-kata menguatkan, kata-kata penghiburan.<br />

Berulang kali suatu nubuatan termasuk ketiga elemen ini.<br />

B. Tiga Kesalahpahaman Mengenai Nubuatan:<br />

1. Seharusnya Tidak Dibaurkan Dengan Kotbah.<br />

Banyak yang bersikeras mengatakan bahwa Karunia Nubuatan adalah<br />

kemampuan untuk berkotbah dengan baik.<br />

Bagaimanapun juga, berkotbah dan mengajar biasanya adalah hasil dari<br />

meditasi dan doa dari Firman Allah.<br />

Dengan persiapan pikiran dan roh yang hati-hati, seorang pengkotbah dapat<br />

melayani dengan pengertian kepada jemaat.<br />

Sebaliknya, Karunia Nubuatan bukanlah hasil dari belajar yang teliti.<br />

Biasanya adalah pernyataan yang spontan, tanpa direncanakan<br />

sebelumnya, yang keluar oleh <strong>Roh</strong>.<br />

2. Karunia Nubuatan Tidaklah Untuk Meramal Masa Depan.<br />

- 25 -


Karunia ini “keluar begitu saja” dan bukannya meramal. Tujuannya adalah<br />

untuk memperbaiki (membangun), menegur (mengaduk) dan menghibur<br />

(menenangkan), dan bukannya untuk meramalkan peristiwa-peristiwa yang<br />

akan datang (lihat 1 Korintus 14:3).<br />

Kapanpun terdapat unsur ramalan di dalam nubuatan hal ini biasanya keluar<br />

dari karunia yang lain (Karunia Berkata-kata dengan Pengetahuan atau<br />

Hikmat), yang bekerja bersama-sama.<br />

3. Karunia Ini Tidaklah Untuk Pembimbing Pribadi.<br />

Jika kita membutuhkan bimbingan pribadi, kita harus memintanya kepada<br />

Yesus saja (Yakobus 1:5).<br />

Kita juga dapat mencarinya dalam lembaran Firman Allah, Alkitab. Jika suatu<br />

pernyataan nubuatan kita terima mengenai petunjuk-petunjuk pada waktu<br />

yang akan datang, hal ini hanyalah untuk meneguhkan apa yang telah<br />

Tuhan nyatakan kepada kita secara pribadi.<br />

C. Pengajaran Alkitabiah Mengenai Karunia Nubuatan:<br />

1. Nubuatan Adalah Berbicara Secara Supranatural Kepada Manusia (I<br />

Korintus 14:3).<br />

Menyatakan pikiran Tuhan kepada Gereja. Nabi berbicara mewakili Allah,<br />

kepada orang-orang percaya untuk membangun, menegur dan menghibur.<br />

2. Nubuat tidak membutuhkan penafsiran.<br />

Karunia Bahasa Lidah membutuhkan seorang penafsir, tetapi tidak demikian<br />

halnya nubuatan.<br />

3. Nubuatan Menyakinkan Orang Yang Tidak Berpendidikan<br />

(I Kor.14:15,16).<br />

Hal ini tidak menunjukkan kepada pengajar yang secara normal datang dari<br />

eksposisi Firman Tuhan melalui pelayanan seorang guru. Melainkan belajar<br />

kebenaran rohani melalui pengurapan <strong>Roh</strong>. Pengajaran semacam ini harus<br />

diuji oleh Firman Allah yang tertulis sebelum dicerna.<br />

Ayat ini juga berarti bahwa mereka yang baru datang kepada Kristus dapat<br />

belajar bagaimana menggunakan karunia nubuatan. Harus ada pertemuanpertemuan<br />

orang-orang belajar sebagaimana ada “sekolah-sekolah<br />

kenabian” di dalam Perjanjian Lama.<br />

4. Setiap Orang Harus Menginginkan Dan Mendambakan<br />

Karunia Ini (I Kor.14:1,39).<br />

Dengan cara ini kita dapat dipakai oleh Allah untuk menguatkan umatNya.<br />

5. Orang Yang Mempraktekkan Karunia Ini Bertanggung Jawab<br />

Untuk Pemakaiannya dan Penyalahgunaannya (I Kor.14:32)<br />

Nubuatan BUKANlah suatu pernyataan yang tidak terkontrol. Demikian pula<br />

nabi tidak berada dalam keadaantidak sadar atau tidak terkontrol pikirannya.<br />

Ia tidak melakukan apapun atau mengatakan apapun menentang<br />

kehendakNya. Karunia Nubuatan tunduk kepada nabi. Nabilah yang<br />

berbicara di pihak Allah; dan nabi mengontrol sepanjang waktu, segala<br />

sesuatu yang ia, laki-laki atau wanita, ucapkan.<br />

- 26 -


6. Karena Mereka Yang bernubuat Dapat Melakukan Kesalahan, Maka<br />

Nubuatan Harus Ditimbang<br />

I Korintus 14:29, perhatikan Ulangan 18:20-22; Yeremia 14:14,15; 23:30.<br />

7. Garis Besar Untuk Menimbang Suatu Nubuatan:<br />

a. Tidak Berlawanan Dengan Firman Allah. Oleh karena itu setiap<br />

pernyataan nubuatan harus “diuji” oleh Firman Allah. Allah tidak akan<br />

pernah berkata kepada Saudara melalui nubuatan, untuk melakukan halhal<br />

yang dilarang oleh FirmanNya.<br />

b. Selalu Meninggikan Yesus Kristus, Dan Tidak Pernah Mencemarkan Dia.<br />

c. Harus Membangun, Menegur Dan Menghibur Orang-orang Percaya.<br />

Nubuatan tidak pernah membingungkan, menekan dan memberikan<br />

ketidakpastian.<br />

d. Harus Ada “Kesaksian” Dari Mayoritas Orang Percaya Yang Ada -<br />

khususnya mereka yang lebih dewasa, yang telah berulang kali<br />

mempraktekkan karunia berkata-kata ini.<br />

e. Tidak Mengacaukan <strong>Roh</strong> Pertemuan Itu, Walaupun Mungkin Mengubah<br />

ArahNya.<br />

f. Harus Terjadi, Jika Ada Aspek Ramalannya.<br />

g. Harus Menghasilkan “Buah-buah Yang Teruji” (Matius 7:16).<br />

Mengenai nabi palsu, Yesus menyatakan: “Engkau akan mengenal<br />

mereka dari buahnya” Kita harus menjaga kawanan domba dari apa yang<br />

disebut mengenai nubuatan yang akan datang dari seseorang yang hidup<br />

dan tindakannya menyimpang dari Kristus.<br />

8. Bagaimana Bernubuat. Tenang. Jangan tegang.<br />

Dengan tenang nantikan Tuhan di dalam roh Saudara. Bukalah pikiran<br />

Saudara untuk menerima perkataanNya. Ketika Saudara merasakan<br />

dorongan <strong>Roh</strong> di dalam roh Saudara, serahkan diri Saudara kepada Tuhan<br />

sekali lagi sebagai saluran bagi Dia supaya dapat mengalir melaluinya.<br />

Ingatlah Karunia bekerja dengan iman.<br />

Muliakah mengutarakan apa saja yang Allah berikan kepada Saudara.<br />

Sederhanakan. Ketika Saudara berbicara, tetap nantikan Dia dengan tenang<br />

untuk mengingat pesanNya. Jangan bernubuat di luar jangkauan iman<br />

Saudara (Roma 12:6). Perhatikan ketika <strong>Roh</strong> telah berbicara, dan<br />

berhentilah!.<br />

6. Kata Pengetahuan (I Korintus 12:8).<br />

DEFINISI: Kata Pengetahuan adalah suatu pecahan atau bagian kecil dari<br />

pengetahuan Allah, yang diberikan kepada seseorang oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Memberikan kepada kita fakta-fakta dan informasi tertentu melalui pewahyuan<br />

supranatural dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Informasi ini sebelumnya tidak pernah diketahui oleh<br />

orang itu dan pengetahuan dapat dicapai dengan cara-cara alami. Dibagikan<br />

secara supranatural.<br />

A. Contoh-contoh Alkitabiah:<br />

1. Di Dalam Pelayanan Yesus.<br />

- 27 -


Yesus tahu dengan pasti kenyataan mengenai Nathanael sebelum Ia<br />

berjumpa dengannya (Yohanes 1:47-50). Yesus tahu banyak fakta mengenai<br />

wanita Samaria, walaupun sebelumnya Dia tidak pernah berjumpa<br />

dengannya (Yohanes 4:18-20). Wanita itu heran oleh ketepatan<br />

pengetahuanNya mengenai kehidupannya yang dahulu dan yang sekarang.<br />

Pemakaian Kata Pengetahuan ini pada akhirnya membawa kebangunan<br />

yang besar.<br />

2. Di Gereja Mula-mula.<br />

Ananias menerima informasi tertentu secara mendetil mengenai Saulus,<br />

yang tidak pernah dijumpainya sebelumnya. Ia tahu dengan pasti jalan dan<br />

rumah di mana Saulus untuk sementara tinggal. Ia tahu bahwa pada saat itu<br />

Saulus sedang berdoa, dan ketika ia, Ananias, menumpangkan tangan ke<br />

atasnya, ia akan menerima kembali penglihatannya (Kisah Rasul 9:10-20).<br />

3. Di dalam Perjanjian Lama.<br />

Di dalam II Samuel 12:1-14, Allah menyatakan kepada Nathan fakta-fakta<br />

dan detil-detil yang pasti mengenai kesesatan Daud.<br />

B. Perbedaan.<br />

Kata Pengetahuan berbeda dengan pengetahuan manusia yang dicapai<br />

dengan cara-cara alami. Kata Pengetahuan tidak dapat dicapai dengan<br />

mempelajari buku-buku atau mengejar pelajaran akademis di sebuah akademi<br />

atau universitas. Demikian juga bukan kemampuan untuk mempelajari atau<br />

mengerti atau menafsirkan Alkitab.<br />

C. Pekerjaannya Di Dalam Kitab Suci.<br />

1. Untuk Menyatakan Dosa (II Samuel 12:1-10; Kisah 5:1-11).<br />

2. Membawa Manusia Kepada Tuhan (Yohanes 1:47-50; 4:18-20).<br />

3. Memberikan Bimbingan Dan Petunjuk (Kisah Rasul 9:11).<br />

4. Memberikan Kekuatan Pada Masa Patah Semangat<br />

(I Raja-raja 19:9-18).<br />

5. Membagikan Pengetahuan Mengenai Peristiwa-peristiwa Yang Akan Datang<br />

(Kisah Rasul 11:27,28).<br />

6. Menyatakan Hal-hal Yang Tersembunyi (I Samuel 10;22).<br />

D. Pekerjaan Karunia Ini.<br />

1. Sifatnya Supranatural - tidak dapat dicapai dengan logika, alasan dll. Atau<br />

dengan indera alami, tetapi dengan pewahyuan supranatural melalui <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong>.<br />

2. Bekerja Dengan Iman.<br />

Orang yang menerima pewahyuan melakukan dengan iman.<br />

3. Pewahyuan Diterima Oleh <strong>Roh</strong> Seseorang - tidak di dalam intelek atau<br />

emosi.<br />

4. Sesungguhnya Bukan Karunia Berkata-kata.<br />

Karunia ini mungkin diterima dengan diam-diam di dalam roh seseorang atau<br />

dapat didengar dengan jelas pada suatu ketika (Kisah Rasul 9:11).<br />

5. Hal ini Mungkin Menjadi Jelas Ketika Disampaikan Kepada Yang Lain<br />

(Yohanes 4:4-7,18).<br />

- 28 -


6. Setiap Orang Kristen Yang Kepenuhan <strong>Roh</strong> Yang Mau Mendengar Suara<br />

Tuhan Dapat Mengalami Karunia ini.<br />

7. Merupakan Modal Yang Berharga Didalam Pelayanan Konseling.<br />

8. Tindakan Dan Respon Ketaatan Sangat Penting untuk fungsi selanjutnya<br />

dari karunia ini di dalam pelayanan seseorang.<br />

9. Seringkali Dimanifestasikan Bersama-sama Dengan Kata-kata Hikmat.<br />

Ini adalah hikmat ilahi yang dibagikan untuk mengetahui apakah maksud<br />

kata Pengetahuan dan bagaimana untuk menggunakannya dengan benar<br />

dan bijaksana.<br />

7. Karunia Hikmat (I Korintus 12:8).<br />

Karunia ini terletak di tempat paling atas dalam daftar kepentingannya. Karunia ini<br />

memampukan kita untuk berbicara dan bertindak dengan hikmat ilahi dan<br />

memastikan pemakaian dan penggunaan karunia yang lain dengan benar.<br />

Ketika tidak ada perkataan Hikmat, karunia-karunia yang lain dapat dipakai<br />

dengan salah, yang dapat menyebabkan kebingungan.<br />

A. Definisi. Perkataan Hikmat adalah suatu bagian dari hikmat ilahi yang secara<br />

supranatural dibagikan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Hikmat yang diberikan kepada<br />

seseorang secara tiba-tiba untuk mengetahui apa yang harus ia katakan atau<br />

lakukan dalam situasi yang ada.<br />

Allah berulang kali memberikannya bersama-sama dengan Kata Pengetahuan,<br />

supaya orang-orang percaya tahu bagaimana mengetrapkan Kata<br />

Pengetahuan dengan benar. Allah menyatakan kepada Ananias di mana dan<br />

bagaimana keadaan Saulus melalui suatu kata Pengetahuan. Dengan<br />

perkataan hikmat ia menunjukkan kepadanya apa yang harus ia lakukan pada<br />

situasi yang sulit ini.<br />

Catatan: Suatu perkataan (logos) hikmat dan bukan karunia hikmat.<br />

B. Ilustrasi. Seseorang laki-laki mempunyai kesulitan dan berkonsultasi dengan<br />

pengacaranya. Pengacara itu tidak memberikan kepada kliennya semua hikmat<br />

dan pengetahuan yang dimilikinya. Ia mengutip kata, atau bagian dari<br />

pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan kliennya dan menyampaikan.<br />

Demikian juga, Allah (Yang mengetahui segala sesuatu) mengutip, dari sumber<br />

hikmatNya yang tidak terbatas, suatu porsi tertentu dari hikmat yang Ia perlukan<br />

untuk salah satu anakNya. Ia mengirimkan melalui <strong>Roh</strong>.<br />

C. Batasan.<br />

PERKATAAN HIKMAT.<br />

1. Bukanlah hikmat alami.<br />

2. Bukanlah hikmat yang didapat dari prestasi akademis.<br />

3. Bukan hikmat yang didapat dari pengalaman.<br />

4. Bahkan bukan hikmat dari mengerti Alkitab.<br />

5. Sifatnya supranatural.<br />

6. Diberikan sebagai kehendak <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (I Korintus 12:11).<br />

7. Diberikan untuk kebutuhan atau situasi tertentu.<br />

8. Bukan karunia hikmat, tetapi perkataan hikmat.<br />

D. Beberapa Contoh Alkitab.<br />

- 29 -


1. Lukas 4:1-13, Yesus dicobai di padang gurun. Jawaban-jawaban Yesus yang<br />

diberikan terhadap setan adalah kata-kata hikmat yang diberikan oleh <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong>.<br />

2. Lukas 20:22-26. Para ahli Taurat berusaha menjebak Yesus; tetapi<br />

Perkataan Hikmat yang diberikan oleh <strong>Roh</strong>, meruntuhkan semuanya.<br />

3. Yohanes 8:3-11. Sekali lagi para ahli Taurat dan orang-orang Farisi berusaha<br />

menjebak Yesus, tetapi perkataanNya yang bijaksana dan kemampuanNya<br />

menangani masalah mengalahkan musuh-musuhNya.<br />

4. Kisah 6:1-5. Memberikan hikmat di dalam administrasi gereja.<br />

5. Kisah 15:28. Menyelesaikan krisis di suatu gereja.<br />

6. Kisah 27:23-24. Menberikan kemampuan kepada Paulus untuk mengontrol<br />

situasi yang akhirnya membawa keselamatan bagi banyak orang.<br />

E. Perhatikan. Perkataan Hikmat dijanjikan oleh Kristus kepada semua muridmurid<br />

Kristus. “Tetapkan hatimu, supaya engkau tidak memikirkan lebih dahulu<br />

jawaban. Karena Aku akan memberikan kata-kata hikmat yang tidak dapat<br />

dibantah atau ditentang oleh para musuhmu” (Lukas 21:14,15).<br />

F. Observasi. Perkataan Hikmat bukanlah sekedar karunia berkata-kata, tetapi<br />

merupakan suatu karunia pewahyuan. Diterima dengan diam-diam di dalam<br />

pikiran atau roh seseorang. Seringkali disampaikan pada saat konseling,<br />

berkotbah atau bernubuat, atau ketika suatu perintah Allah diberikan, sehingga<br />

kita tahu bagaimana memberikan respon terhadap perintah tersebut.<br />

8. Membedakan <strong>Roh</strong> (1 Korintus 12:10).<br />

Membedakan roh adalah karunia pewahyuan ketiga (Perkataan Hikmat dan Katakata<br />

Pengetahuan adalah kedua karunia yang lain). Dibagikan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

supaya kita dapat melihat dunia rohani untuk membedakan roh setan (roh-roh<br />

jahat), <strong>Roh</strong> Allah dan roh manusia. Dengan karunia ini, kita dapat membedakan<br />

keaslian dari tindakan-tindakan, pengajaran, keadaan tertentu, dll, yang<br />

diinspirasikan oleh roh manusia.<br />

Karunia ini lebih dibatasi dari pada dua karunia pewahyuan yang lain.<br />

Pewahyuan yang diberikan dalam contoh ini dibatasi pada pernyataanpernyataan<br />

di sekitar tingkah laku aslinya. Membedakan <strong>Roh</strong> beroperasi<br />

secara supranatural juga seperti halnya karunia-karunia yang lain. Karunia ini<br />

memberikan kepada kita pandangan-pandangan yang dibutuhkan yang tidak<br />

didapat dengan cara lain.<br />

A. Fungsi Dari Karunia.<br />

Karunia Membedakan <strong>Roh</strong> memberikan pengertian supranatural mengenai keadaan<br />

dan kegiatan roh-roh. Karunia ini memampukan seseorang untuk membedakan<br />

yang ilahi dan yang berasal dari setan dan keadaan manusia sesungguhnya di<br />

dalam kegiatan rohani dan membukakan keadaan roh-roh itu sendiri.<br />

Mudah sekali untuk menjadi bingung antara karya roh dari setan dan <strong>Roh</strong> Allah:<br />

setan selalu berusaha memalsukan pekerjaan-pekerjaan dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Setan<br />

dikenal sebagai penipu, bapa segala pendusta, dan ular. Semua hal julukannya<br />

- 30 -


menandai penipuannya yang licik dan cerdik yang ia pakai kapanpun ia mendapat<br />

kesempatan.<br />

Banyak kali, tipuannya tampak sebagai hal yang sesungguhnya sehingga kita dapat<br />

tertipu. Jika orang yang hadir mempunyai Karunia Membedakan <strong>Roh</strong>, mereka akan<br />

mengetahui bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan dari setan dan bukannya dari<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Jika kegiatan iblis tampak dengan jelas sekali kejahatan dan kekejamannya seperti<br />

yang kita bayangkan, maka tidak ada gunanya lagi Karunia <strong>Roh</strong> ini.<br />

Pada peristiwa seorang hamba wanita dengan roh sihir di dalam Kisah Rasul 16:16-<br />

18, Paulus menantang roh tersebut yang mungkin saja akan dapat menipu hambahamba<br />

Tuhan yang lain dengan mudah.<br />

Gadis itu memberikan pernyataan yang sungguh-sungguh benar dengan berkata :<br />

“Orang-orang ini adalah hamba-hamba Allah Yang Maha tinggi, yang dapat<br />

menunjukkan kepadamu jalan keselamatan”, tetapi roh yang berbicara adalah roh<br />

jahat.<br />

Mengapa roh yang jahat mempromosikan rasul-rasul dengan cara seperti itu ? Karena bagi<br />

Injil atau pelayan-pelayannya tidak akan menolong dan menguntungkan membiarkan orangorang<br />

semacam itu mengikuti mereka dan berpikir tidak diragukan lagi hal ini bisa<br />

menyebabkan banyak orang berpikir bahwa gadis itu adalah salah seorang dari antara<br />

mereka.<br />

B. Pekerjaan Dan Kebutuhan Untuk Karunia Tersebut Pada Zaman Ini.<br />

Karunia Membedakan <strong>Roh</strong> mengalami kebangkitannya di dunia pada zaman ini. Hal<br />

ini dapat dilihat dengan nyata dalam pelayanan hamba-hamba Allah pada masa<br />

pembaharuan ini.<br />

Penting sekali membiarkan karunia ini bekerja di Gereja demi mendukung misi<br />

gereja tersebut dan menghancurkan pekerjaan-pekerjaan dari iblis.<br />

Pada zaman ini jumlah iblis di dunia sama banyaknya dengan ketika Yesus masih<br />

berada dimuka bumi ini dan pada zaman gereja mula-mula.Tujuan merekapun<br />

masih sama jahatnya dengan sebelumnya.<br />

Karunia supranatural ini khususnya penting sekali bagi para misionari dan pekerja di<br />

negara-negara yang diikat oleh roh-roh, pekerjaan setan dan okultisme.<br />

C. Bagaimanakah Karunia Membedakan <strong>Roh</strong> Bekerja.<br />

Fungsi utama dan yang paling jelas dari karunia ini adalah untuk menyatakan<br />

kehadiran roh-roh jahat dalam kehidupan banyak orang dan gereja. Tetapi juga<br />

untuk mengevaluasi sumber pesan nubuatan, pengajaran tertentu atau beberapa<br />

manifestasi supranatural. Orang yang dipakai dengan karunia ini dapat menyatakan<br />

apakah sumber dari pesan itu adalah dari roh jahat, ilahi atau manusia saja.<br />

Jika sumbernya dikenali dari roh-roh jahat, orang yang dipakai dengan karunia ini<br />

biasanya akan dapat menyatakan:<br />

- 31 -


1. Sifat Dari <strong>Roh</strong> Jahat. Yaitu apakah pekerjaannya apakah itu menipu,<br />

membawa kelemahan (seperti kanker, kebutaan, bisu, dll), perbuatanperbuatan<br />

dosa dan sejenisnya.<br />

2. Nama Dari <strong>Roh</strong> Jahat Tersebut. Biasanya dinyatakan dengan sifat dari roh<br />

jahat itu, walaupun bukannya tidak biasa kita dapat menamai roh jahat yang<br />

benar.<br />

3. Jumlah Dari <strong>Roh</strong> Jahat. Hal ini terjadi pada peristiwa Legion (Markus 5:1-9)<br />

dan ketujuh iblis yang Yesus usir dari tubuh Maria Magdalena (Lukas 8:2).<br />

Bukannya tidak mungkin bagi seseorang untuk dikuasai roh jahat oleh lebih dari<br />

satu roh pada waktu yang sama. Karunia Membedakan <strong>Roh</strong> akan dapat<br />

menyatakannya.<br />

4. Kekuatan <strong>Roh</strong>-roh Jahat Tertentu. Seringkali selama menghadapi roh jahat,<br />

orang yang memiliki karunia membedakan roh tersebut dapat mengetahui yang<br />

mana dari antara roh-roh jahat itu merupakan roh yang terkuat dan memiliki<br />

otoritas terbesar.<br />

5. Mendapatkan Informasi. Seringkali, roh-roh jahat akan memberikan informasi<br />

mengenai diri mereka secara verbal kepada mereka yang dikenali memiliki<br />

karunia untuk membedakan dan mempunyai kuasa untuk mengusir mereka.<br />

Tetapi karena roh-roh jahat seringkali berbohong, informasi-informasi tersebut<br />

haruslah tidak diterima begitu saja tetapi menimbang berdasarkan penglihatan<br />

dan pengertian yang secara supranatural diberikan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

6. Membedakan <strong>Roh</strong> Tidak Selalu Memberikan Iman Kepada Seseorang Untuk<br />

Mengusir Iblis Keluar.<br />

Walaupun Karunia Membedakan <strong>Roh</strong> penting sekali untuk melakukan pelayanan<br />

pelepasan yang efektif, karunia ini tidak cukup untuk berdiri sendiri begitu saja.<br />

Tetapi harus bekerja sama dengan Karunia Iman dan Mujizat. Mereka yang<br />

mempraktekkan karunia-karunia itu akan sangat berhasil untuk mengusir roh-roh<br />

jahat.<br />

9. Karunia Iman (1 Korintus 12:9).<br />

Iman seringkali berhubungan dengan masa depan, hal-hal yang tidak dapat dilihat<br />

dan hal-hal yang tampaknya tidak mungkin. Karunia Iman adalah suatu anugerah<br />

khusus yang Tuhan berikan kepada seseorang yang Allah panggil untuk melakukan<br />

hal-hal yang tidak mungkin karena Allah telah berbicara kepada mereka.<br />

Secara supranatural Allah mengosongkan kita dari semua keragu-raguan, dan<br />

memenuhi kita dengan iman yang khusus yang memampukan kita untuk<br />

menggenapi tujuan Allah meskipun menghadapi keadaan dalam kehidupan yang<br />

berlawanan.<br />

Karunia Iman adalah suatu dispensasi iman yang khusus yang Allah anugerahkan<br />

kepada orang percaya yang dipenuhi <strong>Roh</strong> jika tugas yang ia berikan membutuhkan<br />

iman lebih dari pada biasanya.<br />

Karunia Iman mempunyai fungsi yang jauh di atas iman yang umum. Iman yang biasa<br />

bertumbuh dari benih aslinya, iman keselamatan yang Allah tanamkan di hati kita (Lihat<br />

Roma 12:3). Tingkatan iman umum berbeda-beda seturut pertumbuhan orang percaya<br />

(“iman yang kecil,” “iman yang besar” dll; lihat Matius 14:29-31 dan Lukas 7:2-9)<br />

- 32 -


Iman yang umum bertumbuh sebagai akibat memakan Firman, dan dilatih melalui<br />

keadaan kehidupan dan sejenisnya. Hal ini berkembang sampai tingkat yang sangat<br />

tinggi. Tetapi Karunia Iman mempunyai fungsi yang lebih bahkan sampai pada<br />

tingkat tertinggi dari pada iman yang umum.<br />

Beberapa penerjemah menunjuk kepada Karunia Iman sebagai “iman yang khusus”.<br />

Hal ini menunjuk kepada iman yang dilimpahkan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> untuk memenuhi<br />

kebutuhan kita dalam lingkungan yang khusus dan meringankan. Hal ini lebih lanjut<br />

menyatakan bahwa Karunia Iman tidak tinggal tetap di dalam diri setiap orang<br />

percaya, melainkan setiap manifestasinya merupakan Karunia Iman yang terpisah.<br />

Suatu episode dalam kehidupan Elia memberikan gambaran mengenai hal ini. Ia<br />

menyatakan kepada Raja Ahab bahwa tidak akan turun hujan sampai saat ini<br />

memerintahkannya untuk turun (I Raja-raja 17:1). Karunia Imannya menghasilkan<br />

penggenapan dari nubuatan itu.<br />

Sebaliknya, iman yang luar biasa ini berkurang ketika Elia duduk di bawah pohon ara,<br />

dalam keadaan penuh ketakutan, lemah dan ingin mati. Karunia Iman tidak dibutuhkan<br />

pada waktu itu (I Raja-raja 19:4). Ia tidak kehilangan iman yang umum terhadap Tuhan<br />

dan FirmanNya. Imannya sendiri dikuatkan ketika Allah memberitahukan kepadanya<br />

bahwa Ia masih memiliki 7000 orang pengikut yang setia di israel.<br />

Allah ingin Saudara mengetahui bahwa Saudara dapat melayani dengan<br />

kepercayaan diri, mengetahui bahwa ketika tuntunan yang khusus diberikan kepada<br />

Saudara, Ia akan memberikan kepada Saudara iman secara supranatural yang akan<br />

memberikan iman yang khusus yang akan memampukan Saudara untuk<br />

menggenapi tujuanNya.<br />

Bagaimana Karunia Iman Bekerja ?<br />

Karunia Iman tampaknya bekerja dengan cara yang agak pasif, tetapi tidak selalu<br />

demikian. Perlindungan atas Daniel terhadap singa-singa adalah contoh Karunia<br />

Iman yang pasif.<br />

Berlawanan dengan saat Simson membunuh singa yang merupakan contoh<br />

Pekerjaan Mujizat. Karunia melakukan Mujizat menuntut keterlibatan manusia<br />

secara aktif dalam memanifestasikan kuasa Allah. Kesan yang menyatakan bahwa<br />

Karunia Iman bekerja dengan pasif karena seringkali bekerja bersama dengan<br />

karunia-karunia yang lebih dramatis (misalnya Melakukan Mujizat, Karunia<br />

Kesembuhan, dll).<br />

Karunia Iman juga bekerja melalui pengucapan kata-kata perintah dan kata-kata<br />

iman: “Aku percaya, karena itulah aku mengatakannya” (II Korintus 4:13). Kata-kata<br />

itu diucapkan oleh hamba Tuhan sesuai inspirasi <strong>Roh</strong> yang diberikan oleh Allah<br />

sebagai FirmanNya sendiri.<br />

Hasilnya tidak selalu langsung terlihat,tetapi pasti. Dan karunia ini dapat berfungsi<br />

dengan banyak cara (misalnya untuk berkat, mengutuk, mencipta,<br />

menghancurkan,dll).<br />

Ada banyak contoh yang dapat dicatat mengenai Karunia Iman yang bekerja melalui<br />

kata-kata yang diucapkan:<br />

- 33 -


1. Yosua Memerintahkan Matahari Dan Bulan Untuk Tidak Bergerak<br />

(Yosua 10:12-14).<br />

2. Elia Mengontrol Cuaca Dengan Perkataannya.<br />

“Tidak akan turun embun atau hujan pada tahun ini jika tidak kuperintahkan....<br />

dan tidak akan turun hujan diatas muka bumi ini selama tiga setengah tahun”<br />

(I Raja 17:1; Yakobus 5:17).<br />

3. Paulus Mendiamkan Elimas: “Engkau akan menjadi buta, dan tidak akan<br />

melihat matahari selama beberapa hari” (Kisah Rasul 13:8-11).<br />

4. Petrus Berbicara Mengenai Penghukuman Allah Terhadap Ananias Dan Safira<br />

(Kisah Rasul 5).<br />

Kitab Suci mengajarkan prinsip-prinsip Perkataan Iman: “...ia akan mendapatkan apapun<br />

yang dikatakannya...” sehubungan dengan keputusan ini “milikilah iman kepada Allah”<br />

(Markus 11:22-23) dan “Engkau akan memutuskan sesuatu dan hal itu akan terjadi atasmu”<br />

(Ayub 22:28).<br />

10. Karunia Kesembuhan (1 Korintus 12:9).<br />

Tiga ayat pendukung dari karunia ini adalah di dalam<br />

I Korintus 12 ayat 9, 28 dan 30. Pembacaan asli pada masing-masing ayat adalah<br />

charismata iamaton. Kedua kata ini berarti jamak, membuat terjemahan yang benar dari<br />

frasa ini: “Karunia Kesembuhan”.<br />

Karunia Kesembuhan bekerja secara supranatural untuk menyembuhkan sakit<br />

penyakit dan kelemahan tanpa memakai media atau yang sejenisnya. Kuasa <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong>lah yang turun ke atas tubuh seseorang, membuang segala penyakit dan<br />

mengusir segala sakit dan menyembuhkan mereka.<br />

Pemakaian kata benda bentuk jamak ini memberikan ilustrasi bahwa ada banyak<br />

Karunia Kesembuhan bagi bermacam-macam penyakit. Beberapa orang mengalami<br />

kesuksesan yang besar untuk menyembuhkan dari kebutaan,tuli atau kanker, dll.<br />

Yesus akan melepaskan dari setiap sakit penyakit, kelemahan, wabah, cacat dan<br />

penderitaan. Ada banyak manifestasi dari karunia ini (1 Korintus 12:4-7).<br />

Penerapan Karunia Kesembuhan ini tidak selalu memberikan kemampuan untuk<br />

menyembuhkan semua penyakit sepanjang waktu. Beberapa orang salah mengerti<br />

mengenai hal ini, dan bertanya mengapa kita tidak pergi kerumah-rumah sakit dan<br />

menyembuhkan semua orang yang sakit.<br />

Bahkan Yesus tidak melakukan hal itu. Sekali Ia pergi ke suatu tempat di mana<br />

terdapat banyak orang sakit dan lemah. Ia pergi ke kolam Bethesda di mana ada<br />

banyak orang sakit; tetapi di sana Ia hanya memilih salah seorang dari antara<br />

mereka dan menyembuhkannya (Yohanes 5:1-9).<br />

Berulang kali kita membaca kumpulan orang-orang datang kepada Yesus, dan kita<br />

tahu ia “menyembuhkan mereka semua” Suatu prinsip yang penting mengenai<br />

kesembuhan ilahi adalah orang itu harus datang kepada Yesus sebagai latihan iman<br />

dan kerja sama.<br />

Tujuan Karunia Kesembuhan.<br />

1. Membebaskan Orang Yang Sakit Dan Menderita.<br />

Dan menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis di dalam tubuh<br />

- 34 -


manusia ( I Yohanes 3:8; Kisah Rasul 10:38; dan Lukas 13:16).<br />

2. Membuktikan Pernyataan Kristus Bahwa Ia Adalah Anak Allah (Yohanes 10:36-<br />

38).<br />

3. Membuktikan Firman (Markus 16:17-20; Kisah Rasul 4:29, 30, 33).<br />

4. Menarik Orang Untuk Memberitakan Injil (Matius 4:23,25).<br />

5. Membawa Kemuliaan Bagi Allah (Markus 2:12; Lukas 13:13, 18:43;<br />

Yohanes 9:2,3).<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> memberikan Karunia Kesembuhan kepada hamba-hamba Allah untuk<br />

disalurkan kepada mereka yang Tuhan ingin sembuhkan untuk tujuanNya sendiri.<br />

Seperti karunia-karunia yang lain, Karunia Kesembuhan tidak hanya harus<br />

diberikan, tetapi juga harus diterima. Sebagaimana ada prinsip iman dalam hal<br />

bagaimana melayani dengan karunia-karunia iman ini, ada juga suatu prinsip<br />

mengenai bagaimana menerimanya.<br />

Hizkia mengalami kesulitan menerima Karunia Kesembuhan yang Allah kirimkan<br />

kepadanya. Imannya harus dibangun sedemikian rupa oleh mujizat yang tercatat di<br />

dalam II Raja 20:8-11 (lihat juga II Raja 5:10-14).<br />

Naaman mengalami dan menerima Karunia Kesembuhan yang Allah berikan melalui<br />

Elisa.<br />

Kesembuhan seringkali meminta tindakaan iman dua kali lipat: iman untuk<br />

menerima dan iman untuk melakukan Karunia Kesembuhan.<br />

Walaupun ada perkecualian terhadap peraturan ini, sebenarnya selalu merupakan<br />

keinginaan Allah untuk menyembuhkan. Tetapi, kadang-kadang saluran yang<br />

normal di mana kesembuhanNya mengalir tidak bekerja dengan baik. Hal ini<br />

memerlukan Tuhan untuk mengirimkan karunia kesembuhan yang khusus.<br />

Kadang-kadang Allah mengkomunikasikan Karunia Kesembuhan melalui saluran<br />

kesembuhan normal (misalnya penumpangan tangan - Markus 16:18). Pada<br />

kesempatan yang lain alat yang luar biasa dipakai menurut kehendakNya (misalnya<br />

bayangan Petrus - Kisah Rasul 5:15).<br />

11. Pekerjaan-pekerjaan Mujizat (1 Korintus 12:10).<br />

Suatu mujizat terjadi ketika Allah turut campur dalam peristiwa-peristiwa alamiah.<br />

Karunia Pekerja-pekerja Mujizat muncul ketika Allah melengkapi kita dengan kuasa<br />

oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> untuk melakukan sesuatu yang benar-benar di luar kemampuan<br />

manusia.<br />

Ia memberikan kepada kita pada satu waktu tertentu untuk suatu tujuan tertentu.<br />

Semua Karunia <strong>Roh</strong> adalah mujizat, tetapi pemakaian kata mujizat di dalam contoh<br />

ini menunjukan pada tindakan khusus:<br />

A. Mujizat-mujizat Merupakan Bukti Kebangkitan Yang Tidak Dapat<br />

Dibantah.<br />

Jika Yesus tidak hidup, namaNya tidak akan mempunyai kuasa untuk<br />

menyembuhkan yang sakit dan melakukan mujizat-mujizat (Kisah Rasul 4:33).<br />

- 35 -


Petrus meyakinkan orang-orang Yahudi yang tidak percaya mengenai<br />

kebangkitan Yesus Kristus dan kebutuhan mereka akan pertobatan dengan<br />

kekuatan kenyataan bahwa Nama Yesus masih mempunyai kuasa untuk<br />

menyembuhkan yang sakit dan melakukan mujizat.<br />

B. Pekerjaan Mujizat Di Dalam Nama Yesus Digenapi Sebagai Berikut:<br />

1. Memberikan Keberanian.<br />

Memberikan keberanian kepada orang-orang percaya untuk memberitakan<br />

Kristus (Kisah Rasul 4:29, 30). Orang-orang mengenali bahwa mereka ada<br />

bersama-sama dengan Yesus - pembuat mujizat. (Kisah Rasul 4:13).<br />

2. Doa Yang Menguatkan.<br />

Membuat orang percaya berdoa untuk mendapatkan lebih banyak dari Allah<br />

(Kisah Rasul 4:29-31).<br />

3. Meyakinkan Dosa.<br />

Meyakinkan dan menegur manusia akan dosa-dosa mereka (Kis. 5:28, 33).<br />

4. Menobatkan Lima Ribu Orang.<br />

Lima ribu orang bertobat dalam satu hari melalui mujizat<br />

(Kisah Rasul 4:4, 5:14).<br />

5. Memuliakan Allah.<br />

Semua manusia memuliakan Allah atas apa yang telah dikerjakan<br />

(Kisah Rasul 4:21).<br />

6. Menyebarkan Injil.<br />

Menyebarkan injil dengan cepat (Kisah Rasul 5:14-16).<br />

Sebelum Yesus mulai melakukan mujizat, tak seorangpun mengikutinya. Ia<br />

sering berkotbah di Sinagoge, karena<br />

Lukas 4:16 mengatakan bahwa hal ini merupakan kebiasaanNya.<br />

Tetapi ketika mujizat-mujizat di dalam Lukas 4:33-35 terjadi, “NamaNya<br />

dikenal diseluruh negeri” (Lukas 4:37). Kemudian seterusnya, orang banyak<br />

berdesak-desakan mendekati Dia, untuk mendengar FirmanNya dan melihat<br />

MujizatNya: “sekelompok orang banyak mengikuti Dia karena mereka<br />

menyaksikan mujizat-mujizat yang dilakukanNya atas orang-orang sakit”<br />

(Yohanes 6:2).<br />

C. Di Setiap Tempat Murid-Murid Berkotbah, Menyembuhkan Yang Sakit,<br />

Mengusir <strong>Roh</strong>-roh Jahat Dan Melakukan Mujizat, Orang Banyak Dibawa<br />

Kepada Kristus:<br />

1. Di Samaria.<br />

Samaria mengindahkan Filipus, mendengar dan melihat mujizat-mujizat<br />

yang ia lakukan (Kisah Rasul 8:6).<br />

2. Di Saron Dan Lida.<br />

- 36 -


Semua penduduk Saron dan Lida dibawa kepada Tuhan ketika Petrus<br />

berkata kepada Eneas: “Yesus Kristuslah yang menyembuhkanmu: bangkit<br />

dan angkat tilammu. Dan Ia pun bangkit seketika itu juga” (Kis. 9:34, 35).<br />

3. Di Yopa.<br />

Banyak orang di Yope menjadi percaya ketika Petrus membangkitkan<br />

Dorkas dari kematian (Kisah Rasul 9:42).<br />

4. Di Listra.<br />

Orang-orang di Listra berpikir bahwa dewa-dewa telah mengunjungi mereka<br />

ketika mereka melihat orang lumpuh berjalan dan melompat karena<br />

perkataan Paulus (Kisah Rasul 14:8-18).<br />

“Dan dengan tangan para rasul banyak tanda-tanda dan perbuatan mujizat<br />

terjadi diantara orang banyak...dan jumlah orang-orang percaya kepada<br />

Tuhan ditambahkan, baik laki-laki maupun wanita.”<br />

“Mereka membawa orang-orang sakit turun ke jalan-jalan dan<br />

membaringkan mereka di atas tilam dan supaya sedikitnya bayangan Petrus<br />

yang sedang lewat dapat jatuh atas beberapa orang di antara mereka.”<br />

“Datang juga orang-orang dari sekitar Yerusalem, membawa orang-orang<br />

sakit dan mereka yang menderita karena roh-roh jahat, dan setiap dari<br />

mereka disembuhkan” (Kisah Rasul 5:12-16).<br />

5. Kitab Kisah Para Rasul.<br />

Kitab Kisah Rasul ditutup dengan banyak mujizat<br />

(Kisah Rasul 28:8,9), Ketika ayah Publius disembuhkan, mereka percaya jika Allah<br />

sanggup menyembuhkan satu orang, maka Iapun sanggup dan mau<br />

menyembuhkan setiap orang yang membutuhkan Ketika orang-orang berpikir dan<br />

mempercayai Allah, mereka mendapatkan apa yang telah Allah sediakan bagi<br />

mereka.<br />

D. Mujizat-mujizat Di Dalam Hidup Orang-orang Percaya.<br />

Pekerjaan Mujizat adalah suatu kemampuan dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Memberikan<br />

kepada orang percaya kemampuan untuk melakukan suatu mujizat. Hal ini<br />

berlawanan dengan karya mujizat Allah di dalam diri seorang percaya. Dengan<br />

demikian mereka yang tidak pernah menerima Karunia Pekerjaan Mujizat<br />

mengalami mujizat yang hebat yang telah Allah lakukan bagi mereka.<br />

1. Kelepasan. Mujizat kelepasan seperti yang dilakukan para rasul di dalam<br />

kitab Kisah Para Rasul 5:17-20 dan Petrus di dalam kitab Kis. 12:1-10. Juga<br />

Paulus dan Silas di dalam Kisah 16:15-30.<br />

2. Pemindahan. Mujizat-mujizat pemindahan (Kisah Rasul 8:39): “<strong>Roh</strong> Allah<br />

melarikan Filipus, sehingga sida-sida itu tidak dapat melihatnya lagi”<br />

Semua ini, dan banyak contoh yang lain, adalah mujizat-mujizat yang dilakukan<br />

oleh Allah di dalam kehidupan orang-orang percaya, bahkan kadang-kadang<br />

tanpa kerja sama orang percaya. Oleh karena itu, hal ini bukanlah contoh dari<br />

pekerjaan Karunia membuat Mujizat. Sebaliknya berikut ini adalah tiga contoh<br />

di mana karunia ini bekerja.<br />

E. Mujizat Bekerja Oleh Orang-Orang Percaya.<br />

- 37 -


1. Kisah 19:11. “Dan Allah melakukan mujizat-mujizat khusus dengan<br />

perantaraaan Paulus”<br />

2. Kisah 9:40. Petrus membangkitkan Dorkas dari kematian.<br />

3. Kisah 20:9-12. Paulus menghidupkan Euthikus.<br />

F. Pekerjaan Karunia Yang Praktis.<br />

1. Pengurapan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> untuk menciptakan kepercayaan dan otoritas<br />

khusus.<br />

2. Perkataan Iman dan Otoritas. Elia berkata bahwa Allah yang menjawab<br />

dengan api adalah Allah Israel. Api yang turun adalah contoh Pekerjaan<br />

Mujizat (lihat 1 Raja 18:21-39).<br />

3. Tindakan Iman Yang Berani.<br />

- 38 -


<strong>Pelajaran</strong> 4<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

BELAJAR MENGUJI NUBUATAN<br />

Oleh R. Edward Miller, Argentina<br />

PANDANGAN ALKITAB<br />

Saya mendapati peningkatan dalam pemakaian karunia-karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> yang ajaib<br />

dan berkuasa yaitu: Karunia Nubuatan - yaitu kata-kata penghiburan/luapan<br />

kegembiraan dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> melalui pikiran dan perkataan manusia. Saya merasa<br />

perlu mempelajari melalui “pertanyaan dan jawaban” yang mungkin akan dapat<br />

membantu memperjelas tentang hal ini.<br />

A. APAKAH NUBUATAN ITU SEMPURNA?<br />

I Korintus 13:9, 10 mengajarkan : “Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat<br />

kita tidak sempurna.” Ini mengajarkan bahwa nubuatan itu tidak sempurna dan tidak<br />

lengkap.<br />

I Tesalonika 5:20,21 mengatakan : “Dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.<br />

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” Janganlah anggap rendah<br />

nubuatan yang adalah sebuah kata perintah. Namun kata-kata selanjutnya,<br />

“peganglah yang baik,” secara jelas mengungkapkan bahwa ada beberapa yang<br />

tidak baik, dan tidak usah dipegang.<br />

Kita tidak meremehkan karunia ini serta pekerjaannya; kita ingin mengetahui saluransaluran<br />

yang tidak sempurna yang dilewatinya.<br />

Oleh sebab itu nubuatan harus dibuktikan dan diuji secara hati-hati sebelum diterima<br />

sebagai perkataan yang tepat dan benar dari <strong>Roh</strong> Allah.<br />

B. APAKAH KENYATAAN YANG SEBENARNYA DARI NUBUATAN?<br />

I Korintus 14:3 tertulis : “Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada<br />

manusia, ia membangun, menasihati, dan menghibur.” Ini adalah tiga aspek dari<br />

nubuatan yaitu kita bisa mempraktekkan karunia ini dengan sifat kemanusiaan kita<br />

tanpa rasa takut, dalam kekudusan: untuk membangun, menasihati dan menghibur.<br />

I Korintus 14:31 mengatakan: “Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi<br />

seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan.” Secara jelas<br />

ini adalah sesuatu yang dipelajari. Ini adalah alasan mengapa seseorang yang<br />

sedang belajar untuk mempraktekkannya dapat membuat beberapa kesalahan.<br />

Kesalahan-kesalahan ini tidak perlu menjadi tembok penghalang bagi seseorang<br />

yang rendah hati dan sungguh-sungguh memiliki kerinduan untuk mengikuti Tuhan.<br />

Seseorang yang mempelajari hal ini harus mengingat hal-hal berikut:<br />

1. Membangun.<br />

(membangun pendengar dalam iman, kasih dan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>)<br />

2. Menasehati.<br />

- 39 -


(mendesak pendengar agar lebih bersungguh-sungguh dalam kasih dan<br />

kehidupan rohani)<br />

3. Menghibur.<br />

(membawa penghiburan bagi yang lemah, terluka, dan yang menderita)<br />

C. APAKAH PENGHAKIMAN DATANGNYA DARI ALLAH?<br />

Yohanes 3:17 mengajarkan : “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dunia bukan<br />

untuk menghakimi dunia,” Roma 8:1 mengatakan: “Demikianlah sekarang tidak ada<br />

penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.<br />

Apabila dalam kata-kata penghiburan ada penghakiman, hal itu harus ditolak. Roma<br />

8:34 menanyakan pertanyaan yang dijawabnya sendiri: “Siapakah yang akan<br />

menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah mati?”<br />

Dia bosan dengan segala penghakiman kita di kayu salib.<br />

Oleh sebab itu nubuatan yang berisi penghakiman bukanlah pekerjaan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> mungkin menegur, mendesak atau marah. Namun Dia melakukan ini<br />

dengan kelembutan, selalu mempengaruhi seseorang untuk bertobat dan mengasihi,<br />

kadang memberikan jalan keluar pada suatu masalah. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> tidak pernah<br />

meninggalkan seseorang dalam tekanan yang dalam dan penghakiman, atau<br />

meninggalkan seseorang dengan tanpa harapan yang tidak sesuai dengan belas<br />

kasihNya yang memberi pengampunan.<br />

Kata-kata nubuatan semacam itu biasanya nadanya kasar dan menghancurkan<br />

pendengarnya, dan itu perlu dikenal berasal dari roh lain, dan bukan <strong>Roh</strong> Kristus.<br />

D. DARI MANAKAH SUMBERNYA NUBUATAN<br />

Alkitab secara jelas menggambarkan bahwa nubuatan dihasilkan dari tiga sumber:<br />

1. <strong>Roh</strong> Manusia.<br />

• perkataan seseorang keluar dari hatinya. (Yehezkiel 13:2,3).<br />

2. <strong>Roh</strong> Setan.<br />

• berasal dari setan (II Tawarih 18:21).<br />

3. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

• nubuatan yang benar datangnya dari atas, yaitu berasal dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

4. Campuran dari ketiganya.<br />

• Atau nubuatan bisa juga berasal dari campuran ketiga <strong>Roh</strong> di atas.<br />

Ada contoh klasik dari Rasul Petrus yang berbicara tentang Kata-kata Pengetahuan<br />

ketika Ia berkata :<br />

“Engkaulah Kristus, Anak Allah yang hidup.”<br />

Yesus telah menguji bahwa yang berkata itu bukanlah darah atau daging, melainkan<br />

Allah Bapa. Sumber dari perkataan itu adalah Bapa.<br />

Lalu, beberapa menit kemudian, Yesus berbalik dan menghardik setan yang<br />

berbicara melalui bibir dan rasul yang sama.<br />

Yesus sedang menunjukkan betapa cepat dan mudahnya roh jahat itu dapat berkata<br />

melalui bibir seseorang yang mengasihi Tuhan, dan orang itu tidak menyadarinya.<br />

- 40 -


Perkataan Petrus itu didengar oleh telinga yang sangat peka. Yesus menangkapnya<br />

sebagai sesuatu yang menghancurkan yang bermaksud untuk menunjukkan<br />

kepentingan diri sendiri.<br />

E. KAPAN KITA HARUS MENGUJINYA?<br />

Ada tiga aspek dari nubuatan yang dapat membuka penipuan; dan karena sifatnya<br />

sangat alami, kita harus hati-hati. Tiga aspek tersebut adalah :<br />

1. Apabila itu adalah Kata-kata Pengetahuan.<br />

“Segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata...” Itu<br />

adalah karya dari Kata-kata Pengetahuan (I Korintus 14:25).<br />

2. Apabila itu Ramalan.<br />

tentang segala sesuatu yang akan datang - itu adalah pekerjaan dari Kata-kata<br />

Pengetahuan.<br />

3. Apabila itu Pimpinan.<br />

adalah karya dari Kata-kata Hikmat.<br />

Karena “pimpinan” yang salah dapat membawa kehancuran bagi anak-anak Allah,<br />

ini adalah bidang dimana roh jahat senang memasukinya.<br />

I Samuel 10:1-10 dengan jelas menunjukkan pekerjaan dari ketiga aspek nubuatan<br />

ini.<br />

Pertama Samuel mengungkapkan rahasia hati Saul - yang sedang mencari keledai<br />

yang hilang.<br />

Kemudian dia memberikan nubuatan - ada tiga tanda yang akan segera dialami :<br />

• Saul akan bertemu dengan dua orang yang akan berkata, “Keledai-keledai<br />

yang engkau cari telah diketemukan.”<br />

• Kemudian dia akan bertemu dengan tiga orang dengan membawa tiga ekor<br />

anak kambing, tiga ketul roti, dan sebuyung anggur. Mereka akan memberi dia<br />

dua ketul roti.<br />

• Kemudian Saul akan bertemu dengan serombongan nabi yang datang dari<br />

bukit pengorbanan dengan gambus, rebana, suling dan kecapi, yang akan<br />

bernubuat. <strong>Roh</strong> Tuhan akan berkuasa atas Saul dan dia juga akan bernubuat.<br />

Semua tanda itu terpenuhi. Kemudian datanglah “pimpinan” itu melalui “Samuel”<br />

“Engkau harus pergi ke Gilgal; Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya,<br />

sampai aku datang kepadamu.”<br />

Saul taat terhadap pimpinan itu ketika semua tanda itu tergenapi.<br />

F. APAKAH NUBUATAN ITU SELALU MENOLONG?<br />

Banyak orang yang terluka dan bingung disebabkan oleh penggunaan nubuatan<br />

yang salah; Alkitab dengan jelas menyatakan “Jangan anggap rendah nubuatan” (I<br />

Tesalonika 5:20). Hal ini tergantung bagaimana kita mendapatkan pimpinan yang<br />

benar.<br />

Saya telah menyaksikan beberapa manfaat yang besar yang terjadi melalui Karunia<br />

Nubuatan. Tidak mengherankan apabila melalui kata-kata yang palsu, musuh<br />

- 41 -


erharap dapat menipu, dan menyebabkan pekerjaan Allah yang indah ini menjadi<br />

tercela.<br />

G. APAKAH REAKSI KITA TERHADAP PENGUNGKAPAN NUBUATAN.<br />

Apabila nubuatan secara pribadi itu mengungkapkan pelayanan masa depan yang<br />

sangat penting, dan ego kita melambung karena hal itu, kemudian ada sesuatu yang<br />

salah dalam hati kita. Maka kesombongan akan ada di sana. Dan “kesombongan<br />

akan mendahului kehancuran.” Kita harus datang kepada Tuhan agar dia<br />

membebaskan kita dari sikap itu.<br />

Namun apabila nubuatan secara pribadi itu mengungkapkan pelayanan yang akan<br />

datang yang sangat penting, dan olehnya membuat kita jatuh tersungkur di kaki<br />

Tuhan dengan segala kerendahan hati kita - maka nubuatan itu akan menjadi berkat.<br />

Ketika Tuhan menubuatkan Saulus di jalan ke Damaskus, Saulus kemudian berdoa<br />

dan berpuasa selama tiga hari.<br />

(Kisah Rasul 9:3-11;26:13-18).<br />

Sikap yang rendah hati adalah tempat yang aman. Setan berkata: “Aku hendak naik”<br />

(Yesaya 14:13,14). Naik adalah jalan yang ditempuh Setan.<br />

Yesus pertama kali merendahkan diri (Efesus 4:9); meskipun BapaNya meninggikan<br />

Dia. Yesus selalu merendahkan diri. (Filipi 2:7,8).<br />

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan<br />

rendah hati.” (Matius 11:29)<br />

Binatang yang ganas tidak menjejakkan kakinya di sana dan singa tidak melangkah<br />

melaluinya. (Ayub 28:8)<br />

H. <strong>SIAPAKAH</strong> YANG AKAN MENEGUHKAN NUBUATAN?<br />

“Dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah”<br />

(II Korintus 13:1). Peneguhan sangat penting dan merupakan “keharusan” di dalam<br />

pengujian dan pembuktian kata-kata nubuatan. Allah selalu siap meneguhkan<br />

FirmanNya, baik dengan tanda-tanda atau keajaiban.<br />

Kata nubuatan itu tidaklah penting - khususnya apabila berhubungan dengan<br />

pimpinan atau yang akan mempengaruhi hidup kita - yang seharusnya diterima tanpa<br />

peneguhan karena ;<br />

1. Tidak dikenali sebagai Nubuatan;<br />

2. Dari Alkitab;<br />

3. Kata-kata yang lain dari Allah.<br />

Ilustrasi lain dari Alkitab yang meneguhkan suatu nubuatan, yaitu yang dikatakan<br />

oleh Allah :<br />

“Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah (selalu bentuk<br />

lampau) ditentukan.” Ini menyatakan itu adalah kata-kata yang sudah ditentukan<br />

sebelumnya bagi mereka. (Kisah Rasul 13:2)<br />

I. <strong>SIAPAKAH</strong> YANG MENGUJI SUATU NUBUATAN?<br />

Kata-kata nubuatan seharusnya terbuka untuk diuji oleh orang-orang yang<br />

mempunyai karunia sebagai nabi atau orang-orang yang sudah dipilih Allah. Kita<br />

sungguh-sungguh diperingatkan: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah<br />

- 42 -


percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah;<br />

sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”<br />

(I Yohanes 4:1)<br />

Alkitab mengatakan: “Tentang nabi-nabi - baiklah dua atau tiga orang diantaranya<br />

berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan.” (I Kor. 14:29).<br />

Ini menyatakan bahwa seseorang yang tidak memiliki karunia sebagai nabi tidak<br />

berhak untuk menguji, dimana dasar dari pengujian itu telah disebutkan dan ditulis<br />

dalam Alkitab.<br />

Namun roh dari kata-kata itu lebih baik kalau diuji oleh orang-orang yang memenuhi<br />

syarat dalam hal nubuatan.<br />

J. KAPAN NUBUATAN ITU DITOLAK?<br />

Selalu ada tanda peringatan jika seseorang menolak apabila kata-kata<br />

pewahyuannya atau nubuatannya diuji atau diteguhkan oleh Firman Allah yang<br />

tertulis.<br />

Lebih baik menolaknya segera; karena dengan mengabaikan indahnya kata-kata<br />

nubuatan serta saat kegembiraan yang luar biasa itu; jika hal itu bertentangan<br />

dengan Firman Tuhan, dan tidak menerima hal itu dalam situasi tertentu.<br />

Orang-orang yang benar selalu menerima pengujian. <strong>Roh</strong> Kristus yang bersama dia<br />

menjadikan dia “peramah, penurut..”(Yakobus 3:17).<br />

Dia selalu siap untuk dikenal bahwa dia tidak sempurna dan masih hidup dalam<br />

daging dan tidak tanpa salah. Pada akhirnya, kita hanya tahu “sebagian” dan<br />

nubuatan “tidak lengkap.”<br />

K. KESIMPULAN.<br />

Marilah kita jangan menganggap rendah atau menghindari karya <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> yang<br />

ajaib ini - namun mari kita menjadi “tulus seperti burung merpati.” Janganlah kita<br />

jatuh dalam pertentangan; juga jangan menerima segala macam perkataan yang<br />

menganggap sebagai Firman Allah yang tanpa salah tanpa peneguhan yang benar.<br />

Janganlah ada seseorang yang menguasai saudara dengan berkata: “Ini adalah<br />

suara Tuhan.” Jika Allah yang berbicara, maka Dia yang berbicara; saya tidak perlu<br />

membuktikan. Dan jika Allah telah berbicara, maka semua berkata “Itu adalah suara<br />

Tuhan,” tidaklah perlu memaksa Dia untuk mengatakan apa yang dinyatakan sebagai<br />

perkataan Allah.<br />

Oleh sebab itu, saudara, marilah kita bijaksana dan rendah hati mencari kemuliaan<br />

Allah, tidak menganggap rendah nubuatan atau menghindarinya. Marilah kita<br />

menikmati berkat dan kuasa ilahi dalam segala hikmat dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Dalam pikiran<br />

yang rendah hati, marilah kita “beralih pada perkembangannya yang penuh.”(Ibrani<br />

6:1).<br />

- 43 -


<strong>Pelajaran</strong> 5<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

MENYEMBUHKAN JIWA YANG TERLUKA<br />

Oleh Ralph Mahoney<br />

Bagian 1<br />

<strong>Roh</strong>, Jiwa dan Tubuh<br />

PENDAHULUAN<br />

Allah ingin agar kita ini sehat (yaitu, tidak mengalami sakit mental, luka secara emosi<br />

atau sakit secara fisik). Dia merindukan agar kita sehat dalam roh, jiwa dan tubuh. Dosa<br />

telah menghancurkan kita. Dosa juga merusak orang-orang yang kita kasihi. Dosa itu<br />

dapat menyebabkan penyakit dalam roh, jiwa dan tubuh kita. Hanya Allah yang dapat<br />

menyembuhkan tiga bagian dari tubuh kita yang berbeda ini dan membuat kita sehat<br />

kembali.<br />

Pengharapan dan kesenangan apa yang Jesus berikan ketika Dia berkata: “Pergilah<br />

dalam damai, imanmu telah menyembuhkanmu.” (Lukas 7:50; 8:48 )<br />

Ya, Allah menginginkan untuk menyembuhkan bagian-bagian hidup kita yang patah dan<br />

terluka. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> ingin agar setiap bagian dari hidup kita selamat, sehat dan kuat. Dia<br />

rindu untuk memberikan kehidupan dan kuasa pada roh kita, menyegarkan jiwa kita dan<br />

menyembuhkan tubuh kita. Ini adalah berkat-berkat dari “keselamatan kita yang besar”<br />

yang disediakan untuk setiap kita.<br />

A. PERBEDAAN ANTARA <strong>ROH</strong>, JIWA DAN TUBUH<br />

Akan sangat menolong kita untuk lebih mengerti tentang bagian “Kesembuhan Jiwa,”<br />

apabila kita terlebih dahulu belajar mengenai tiga bagian manusia ini.<br />

<strong>Roh</strong> berhubungan dengan Allah. Jiwa berhubungan dengan bagian yang dalam.<br />

Tubuh berhubungan dengan dunia luar.<br />

Agar tiga bagian ini utuh, tiap-tiap bagian tersebut harus serasi satu dengan yang<br />

lainnya. Setiap bagian mempunyai fungsi atau peranan agar kehidupan setiap orang<br />

berlangsung dengan baik.<br />

Beberapa siswa Sekolah Alkitab mempercayai bahwa tidak ada perbedaan arti dalam<br />

kata “roh” dan “jiwa”. Mereka mengatakan bahwa keduanya menunjukkan bagian<br />

dari manusia yang tidak bersifat fisik atau materi.<br />

1. Bagaimana Alkitab menunjukkan.<br />

Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang memakai pengertian tersebut secara<br />

umum. Namun ada ayat-ayat Alkitab yang menggunakan dua kata tersebut<br />

dengan pengertian yang khusus dan berbeda.<br />

Penulis surat Ibrani secara jelas menyatakan bahwa ada perbedaan antara roh<br />

dan jiwa manusia. “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada<br />

pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa<br />

dan roh...” (Ibrani 4:12)<br />

- 44 -


Perhatikan bahwa Firman Allah memisahkan... jiwa dan roh.., memisahkan dan<br />

membedakan suatu kesatuan yang ada dalam kita.<br />

Paulus menunjukkan perbedaan antara dua hal itu dalam suratnya yang pertama<br />

di jemaat Korintus:<br />

“Tetapi manusia duniawi (soulish=jiwa) tidak menerima apa yang berasal dari<br />

<strong>Roh</strong> Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat<br />

memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara duniawi...Tetapi manusia<br />

rohani menilai segala sesuatu...” (I Korintus 2:14,15). Perhatikan perbedaan<br />

antara manusia duniawi dan manusia rohani.<br />

2. Bagaimana bahasa menunjukkan.<br />

Mari kita melihat terminologi bahasa Yunani dalam Perjanjian Baru mengenai <strong>Roh</strong>,<br />

Jiwa dan Tubuh.<br />

a. Pneuma. Kata Yunani untuk “roh” adalah pneuma. Artinya “nafas”. Penyakit<br />

paru-paru “pneumonia” diambil dari kata tersebut.<br />

b. Psuche. Kata Yunani untuk “jiwa” adalah psuche. Sedangkan “Psikologi”<br />

adalah studi tentang jiwa (pikiran) manusia.<br />

c. Soma. Kata Yunani untuk “tubuh” adalah soma. Penyakit “Psikosomatik” (jiwatubuh)<br />

adalah penyakit tubuh yang diakibatkan oleh masalah-masalah mental<br />

dan emosional (berhubungan dengan jiwa).<br />

Ketiga kata Yunani tersebut digunakan secara hati-hati dalam Perjanjian Baru.<br />

Dalam hal untuk memperlengkapi manusia, kata-kata tersebut digunakan sebagai<br />

berikut:<br />

B. <strong>ROH</strong>, JIWA DAN TUBUH: BAGAIMANA MEREKA BERFUNGSI<br />

1. <strong>Roh</strong> (pneuma)<br />

“<strong>Roh</strong>” adalah bagian dari manusia yang membuat kita menyadari akan adanya<br />

Allah - Kesadaran akan Allah. Yang “dihidupkan” oleh <strong>Roh</strong> Allah untuk<br />

keselamatan. Yang “diberi kekuatan atau energi” oleh <strong>Roh</strong> Allah ketika kita diisi<br />

dengan <strong>Roh</strong>.<br />

Fungsi-fungsi dari <strong>Roh</strong> adalah sebagai berikut:<br />

a. Pewahyuan dari Allah<br />

b. Berdoa kepada Allah<br />

c. Persekutuan dengan Allah<br />

d. Menyembah Allah<br />

e. Bersaksi kepada sesama (dunia)<br />

f. Memori: untuk memanggil kembali (mengingat, membayangkan)<br />

g. Imaginasi: untuk mencipta (impian)<br />

h. Kesadaran: untuk menilai (membedakan)<br />

i. Keinginan tahu: untuk mengadakan penyelidikan.<br />

j. Persepsi: untuk menterjemahkan (perasaan dan pengertian)<br />

k. Persekutuan dengan Allah (gereja)<br />

l. Kepekaan terhadap roh-roh (perasaan rohani)<br />

m. Peperangan <strong>Roh</strong>ani<br />

n. Tempat Persemaian buah-buah <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

o. Daerah penerimaan bagi karunia-karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

- 45 -


2. Jiwa (psuche)<br />

“Jiwa” adalah tempat kesadaran diri sendiri. Ini adalah pusat dari ego atau<br />

kepribadian. Fungsi dari jiwa antara lain, sebagai berikut:<br />

a. Pikiran : berpikir (merenung, memahami).<br />

b. Emosi : merasakan (kasih sayang, nafsu)<br />

c. Kemauan : kehendak (memutuskan)<br />

3. Tubuh (soma)<br />

“Tubuh” adalah bagian dari manusia yang dapat merasakan reaksi-reaksi dari<br />

dunia luar.<br />

Fungsi-fungsi dari tubuh dapat dijelaskan sebagai berikut :<br />

a. Penerima. Informasi dari luar diterima melalui indera (mata, telinga, sentuhan,<br />

dan lain-lain.)<br />

b. Reaksi. Tubuh bereaksi dengan sistem motornya (otot-otot) melalui ucapan<br />

dan tindakan.<br />

c. Ekspresi. Tubuh dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran,<br />

perasaan dan kemauan dalam jiwa.<br />

C. <strong>ROH</strong>, JIWA DAN TUBUH: BAGAIMANA MEREKA BERHUBUNGAN<br />

Kita dapat menaruh pikiran kita pada penjelasan berikut:<br />

1. Jiwa dan Tubuh.<br />

Tubuh kita menerima informasi (melalui melihat dengan mata, mendengar dengan<br />

telinga, mencium dengan hidung) melalui indera yang bersifat fisik.<br />

Informasi tersebut kemudian dipahami (to perceive = menterjemahkan, menilai dan<br />

mengerti apa yang kita terima. Untuk melakukan hal itu, kita harus menggunakan<br />

pikiran dan memori kita).<br />

Bagaimana kita berpikir dan merasakan tentang satu situasi akan menentukan<br />

tindakan apa yang akan kita ambil. Dengan kata lain, kehendak atau kemauan<br />

kita yang harus berperan.<br />

Kemudian kita melakukan sesuatu atau mengatakan sesuatu (respon tubuh).<br />

Kesimpulannya bahwa jiwa bekerja dengan tubuh kita dan tubuh kita dengan jiwa<br />

kita.<br />

2. <strong>Roh</strong> dan Jiwa<br />

Hubungan antara tiga bagian manusia dapat kita mengerti sebagai berikut:<br />

<strong>Roh</strong> manusia tidak berfungsi secara penuh karena dosa. Sebelum dilahirkan oleh<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (lahir kembali), roh manusia tidak memiliki kemampuan sebagaimana<br />

mestinya - atau tidak berfungsi secara harmonis dalam hubungannya dengan <strong>Roh</strong><br />

Allah.<br />

Ketika seseorang bertobat dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat, rohnya<br />

dapat mulai meresponi dan berhubungan dengan <strong>Roh</strong> Allah.<br />

Melalui baptisan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, dia dapat menerima kekuatan rohani (atau kekuatan<br />

roh) dan dia sekarang membutuhkan kehidupan yang baru di dalam Kristus.<br />

3. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> Dan Jiwa<br />

- 46 -


“Sebab manusia duniawi (soulish) tidak dapat menerima segala sesuatu yang<br />

datangnya dari <strong>Roh</strong> Allah. Baginya adalah kebodohan. Dia tidak dapat mengerti itu<br />

karena itu hanya dapat dinilai secara rohani” (I Korintus 2:14)<br />

Allah memiliki rencana agar semua fungsi dari jiwa manusia tunduk kepada<br />

Keilahian (pemerintahan) <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Buah-buah, pemberian-pemberian dan<br />

karunia-karunia yang diberikan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> memampukan bayi yang baru<br />

dalam Kristus untuk bertumbuh dalam Tuhan dan mulai taat kepada Allah dan<br />

FirmanNya.<br />

Apabila kita mendukakan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> dan hidup menurut kedagingan kita, maka<br />

aliran <strong>Roh</strong> Allah akan meninggalkan kita. Kemudian kita akan jatuh kembali ke<br />

dalam kehidupan lama kita.<br />

Alkitab menyebut hal itu “daging” atau “kedagingan”<br />

(lihat Roma 8:5;Galatia 5:16-26).<br />

D. <strong>ROH</strong>, JIWA DAN TUBUH: APAKAH YANG TELAH DIKERJAKAN ALLAH<br />

Dengan memisahkan diri dari pekerjaan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> yang ada dalam roh kita, kita<br />

akan cenderung hawa nafsu atau keinginan daging. Ini yang dimaksud dengan<br />

manusia “duniawi” atau “daging.”<br />

Kerinduan kita adalah seperti Yesus. Dalam kemanusiaanNya. Dia adalah manusia<br />

“rohani.”<br />

Karena Dia seperti kita - manusia sepenuhnya dalam roh, jiwa dan tubuh - Dia dapat<br />

berhubungan dengan kemanusiaan kita yang fana.<br />

1. Hubungan kita dengan Allah.<br />

Di atas kayu salib, Dia menggenapi “keselamatan kita yang besar.”<br />

Ketika Dia berteriak, “sudah selesai,” karya penebusan sudah dilakukan.<br />

Keselamatan itu ditujukan untuk <strong>Roh</strong>, Jiwa dan Tubuh manusia.<br />

a. Dibenarkan. <strong>Roh</strong> kita dibenarkan - dibenarkan dengan Allah.<br />

b. Disucikan. Jiwa kita disucikan - menjadi suci di hadapan Allah.<br />

c. Dimuliakan. Tubuh kita dimuliakan - menjadi kekal melalui roh Allah.<br />

Ya, keselamatan kita dalam Kristus meliputi keseluruhan hidup kita - dahulu,<br />

sekarang dan yang akan datang.<br />

2. Hubungan kita dengan dosa.<br />

a. Kita telah diselamatkan dari “hukuman” dosa.<br />

b. Kita sedang diselamatkan dari “kuasa” dosa.<br />

c. Kita akan diselamatkan dari “kehadiran” dosa.<br />

E.. KESIMPULAN<br />

Ayat yang ditulis oleh Paulus berikut ini sebagai tambahan yang menarik bagi kita :<br />

“Yang ditaburkan dalam kematian adalah tubuh alamiah (psuche), yang dibangkitkan<br />

adalah tubuh rohaniah (pneuma). Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh<br />

rohaniah.” (I Korintus 15:44 smf)<br />

Paulus mengatakan pada kita bahwa tubuh yang sekarang kita tinggali di bumi ini<br />

adalah “tubuh alamiah.” Tubuh yang akan kita miliki di Surga adalah “tubuh<br />

rohaniah.”<br />

- 47 -


Yesus dibangkitkan dari kematian oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Tubuh yang Dia miliki setelah<br />

bangkit adalah tubuh rohaniah (pneuma). Dia berkata, “lihatlah Aku hidup dan Aku<br />

hidup selama-lamanya.” Melalui perkataan itu Dia menyatakan bahwa Dia tidak akan<br />

pernah mati. Dia memiliki tubuh rohani (pneuma) - pribadi yang hidup selamalamanya.<br />

Pada masa kebangkitan nanti, kita juga akan memiliki tubuh rohani (pneuma), dan<br />

keseluruhan kita - roh, jiwa dan tubuh - akan menjadi sempurna seperti Kristus.<br />

Apa yang telah kita pelajari di atas menjelaskan semua yang ingin kita ketahui<br />

tentang roh, jiwa dan tubuh. Sekarang mari kita melanjutkan ke topik tentang - “Jiwa<br />

yang sakit.”<br />

- 48 -


<strong>Pelajaran</strong> 6<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

MENYEMBUHKAN JIWA YANG TERLUKA<br />

Oleh Gerald Rowlands, Australia<br />

Bagian 2<br />

Jiwa yang Sakit<br />

PEMBUKAAN<br />

Dalam bahasa Yunani kata sozo (keselamatan) juga berarti sehat, kesembuhan dan<br />

keutuhan roh, jiwa dan tubuh.<br />

Jiwa yang sakit adalah masalah yang biasa terjadi dalam manusia. Sakit jiwa atau<br />

penderitaan jiwa yang dimaksudkan dalam hal ini adalah “patah hati”. Kata ini<br />

digunakan untuk menjelaskan tentang luka yang ada dalam jiwa.<br />

Yesus berkata: “... <strong>Roh</strong> Allah ada padaku ... untuk menyembuhkan hati yang patah (jiwa<br />

yang terluka).” (Lukas 4:18)<br />

Mari kita membuka Mazmur dua puluh tiga yang mengatakan bahwa Gembala kita yang<br />

baik akan “memulihkan” jiwa kita.<br />

Ini adalah topik yang penting, karena apapun yang merusak jiwa akan merusak tubuh<br />

kita. Penyakit yang ada dalam jiwa akan menyebabkan sakit pada tubuh kita.<br />

Keruntuhan yang terjadi dalam emosi dan pikiran kita akan menyebabkan keruntuhan<br />

pada tubuh kita. Kita sungguh-sungguh membutuhkan jiwa kita dipulihkan.<br />

Seperti yang kita lihat, fungsi-fungsi dari jiwa kita meliputi pikiran, emosi, imajinasi dan<br />

memori kita.<br />

Banyak orang Kristen yang menderita dimulai dari jiwa mereka. Mereka banyak<br />

menyimpan kenangan yang pahit pada masa lalunya.<br />

Sebagai akibatnya mereka merasa kuatir dengan keadaan sekarang dan takut<br />

menghadapi masa yang akan datang.<br />

Sebenarnya mereka memiliki jawaban dalam benak mereka, namun mereka mendapat<br />

kesulitan untuk berfikir secara baik ketika hatinya terluka.<br />

Saya rasa kita semua akan setuju bahwa kita semua membutuhkan “kesembuhan<br />

batin.” Pikiran, memori dan emosi kita perlu menjadi utuh. Saya menyebut hal ini<br />

“pembebasan jiwa.”<br />

A. ALLAH INGIN KITA KESELURUHAN.<br />

Penyembuhan bagi keseluruhan manusia adalah proses. Dimulai dari penerimaan<br />

terhadap Yesus sebagai Juru Selamat kita dan Baptisan kita dalam <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. Hasil<br />

dari hal ini kita akan menerima hati yang baru dan kebebasan roh kita.<br />

- 49 -


Allah selalu memulai dari pusat kehidupan kita - yaitu roh kita. Pertama-tama Dia<br />

akan menjamah roh kita dengan <strong>Roh</strong>Nya. Setelah roh kita dibebaskan, maka jiwa<br />

kita akan dipulihkan.<br />

Allah memulai dari roh kita (sering kita menyebutnya manusia batin;<br />

lihat (Yohanes 7:37,38). Kemudian melalui caranya Dia ingin menyembuhkan dan<br />

memulihkannya.<br />

Dia mau memberikan hidupNya dan kuasa penyembuhan bagi roh, jiwa dan tubuh<br />

kita - sehingga kita “tidak bercacat” pada waktu kedatanganNya (I Tes.5:23)<br />

1. <strong>Roh</strong>, Jiwa dan Tubuh : Kesehatan Kita.<br />

Seperti yang telah kita katakan, fungsi dari roh, jiwa dan tubuh berhubungan satu<br />

dengan yang lain. Kesehatan pada “roh” menjadi dasar bagi kesehatan “jiwa.”<br />

Kesehatan jiwa akan mempengaruhi kesehatan tubuh.<br />

Mereka akan berfungsi baik bila yang lain juga baik. Sangat sulit bagi kita untuk<br />

mendapati kondisi rohani kita dalam keadaan baik sedangkan emosi dan fisik kita<br />

sedang mengalami sakit. Apabila kita sedang menderita sakit pada pikiran dan<br />

tubuh kita, itu akan mempengaruhi pekerjaan dan kesaksian kita pada Allah.<br />

Hubungan kita dengan <strong>Roh</strong> Allah akan selamat, tetapi aliran <strong>Roh</strong>Nya yang<br />

mengalir kepada dunia melalui hidup kita akan terbatas.<br />

Kita telah diciptakan untuk berfungsi sebagai pribadi yang utuh. Saya percaya<br />

pada Rasul Yohanes menunjukkan kebenaran ini pada suratnya :<br />

“Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat<br />

saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” (III Yohanes 2)<br />

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa kesehatan fisik sangat erat hubungannya<br />

dengan keadaan jiwa seseorang. Dengan kata lain kesehatan jiwa dibutuhkan bagi<br />

kesehatan tubuh.<br />

2. <strong>Roh</strong>, Jiwa dan Tubuh : Kesehatan Kita.<br />

Tubuh kita akan berusaha mengikuti pimpinan dari jiwa kita. Dan jiwa kita akan<br />

mengikuti pimpinan dari roh kita.<br />

Masalah-masalah rohani (roh) akan menghasilkan masalah-masalah mental dan<br />

emosional (jiwa); kemudian akan menghasilkan masalah-masalah fisik. Jaringan<br />

antara roh, jiwa dan tubuh kita membentuk rangkaian yang tidak dapat dipatahkan.<br />

Seseorang tidak dapat memecahkan masalah psikologis (jiwa) hanya melalui<br />

pengobatan fisiknya saja. Demikian juga, seseorang tidak dapat memecahkan<br />

masalah-masalah rohani hanya dengan memakai emosi atau pikiran saja.<br />

Karena hal inilah mengapa beberapa pengobatan yang dilakukan oleh seorang<br />

dokter atau psikolog sering mengalami kegagalan. Karena akar yang<br />

menyebabkan masalah itu ada dalam jiwa atau roh yang belum dicabut.<br />

Dalam hal ini doa penyembuhan amat dibutuhkan untuk kasus penyakit dalam<br />

tubuh. Seseorang akan mengalami kesembuhan setelah didoakan. Penderitaan<br />

tubuh atau gejala-gejala fisik mungkin akan lenyap untuk beberapa saat. Namun,<br />

apabila kebutuhan yang penting dari jiwa (emosi) atau roh itu tidak terpenuhi,<br />

maka masalah-masalah fisik akan timbul kembali.<br />

- 50 -


Saya sudah melihat hal ini terjadi beberapa kali pada pelayanan-pelayanan<br />

penyembuhan. Banyak orang yang disembuhkan secara total dan tidak lagi<br />

merasakan sakit pada tubuhnya.<br />

Namun ketika yang mendoakan sudah pergi, mereka “kehilangan” kesembuhan itu<br />

dalam waktu yang tidak lama.<br />

Dalam pelayanan ini banyak yang tidak menyadari akan kebutuhan yang<br />

mendasar dalam jiwa orang-orang.<br />

Ya, Allah menginginkan kita sehat. Dia menginginkan roh, jiwa dan tubuh kita<br />

sehat. Namun harus ada tindakan penyembuhan yang total, (dimulai dari roh,<br />

diteruskan ke dalam jiwa dan dinyatakan melalui tubuh).<br />

Sebaliknya, ada kesembuhan yang hanya melenyapkan hanya sedikit atau<br />

sebagian saja. Untuk hal ini, kita akan belajar macam-macam luka yang dapat<br />

merusak jiwa manusia.<br />

B. PENYAKIT JIWA.<br />

Ada banyak hal yang dapat diberikan untuk melenyapkan luka-luka yang ada di<br />

dalam jiwa kita.<br />

1. Yang disebabkan oleh...<br />

a. Orangtua kita. Sebagai contoh, banyak anak-anak yang menderita karena<br />

kesalahan atau kegagalan orangtua mereka.<br />

Alkitab mengajar kita bahwa anak-anak harus dilatih dan diajar dalam kasih<br />

(Efesus 6:4). Kata-kata dan tindakan yang kasar, tidak adil atau dapat<br />

menyebabkan ketakutan dan kemarahan dalam hati anak-anak.<br />

1) Siksaan Fisik. Ada orangtua yang sangat kasar dan kritis. Mereka tidak<br />

pernah memberikan pujian dan dorongan semangat kepada anak-anaknya.<br />

Beberapa bahkan menyiksa secara fisik dan memukul secara kejam.<br />

Dalam kasus semacam ini bukan hanya fisik saja yang menderita. Jiwa<br />

(kepribadian dan emosi) dapat juga mengalami kerusakan. Goresangoresan<br />

yang dalam ini akan dibawa sampai dia dewasa.<br />

2) Siksaan Emosi. Yang lebih buruk daripada bekas-bekas dan luka-luka<br />

akibat siksaan fisik adalah luka-luka yang tidak kelihatan akibat orangtua<br />

yang terlalu kritis yang menyebabkan penderitaan dalam jiwa.<br />

Orang yang mendapatkan luka semacam ini akan bertumbuh dan menjadi<br />

dewasa dengan masalah-masalah emosi. Ini akan mempengaruhi<br />

hubungan mereka dengan orang lain, - dalam keluarga, di sekolah dan<br />

pekerjaan, juga dalam gereja.<br />

Banyak anak-anak yang menderita itu memiliki penerimaan diri yang<br />

rendah. Mereka tidak dapat menggambarkan diri mereka berhasil dalam<br />

segala sesuatu. Mereka takut untuk mengambil pekerjaan-pekerjaan yang<br />

baru, atau dalam mempersiapkan diri mereka sendiri untuk posisi yang<br />

lebih baik dalam hidup ini.<br />

Mereka seringkali direndahkan (dicaci maki dan dikritik), mereka merasa<br />

tidak memiliki harapan. Mereka hidup dalam bayang-bayang kekuatiran diri<br />

sendiri dan rasa diri tidak aman.<br />

- 51 -


Setiap orang memiliki sedikit perasaan semacam itu. Namun beberapa di<br />

antara mereka menjadi sangat rusak dan tidak dapat hidup secara normal.<br />

b. Dosa-dosa kita. Hukum kasih Allah dan moralitas diberikan untuk kebaikan<br />

dalam hidup kita. Itu datangnya dari hati Allah karena Dia sangat<br />

memperhatikan anak-anakNya. Dia memberi kita hukum untuk menjaga kita<br />

agar tidak sakit, terluka dan menderita. Ketika kita melanggar HukumhukumNya,<br />

akibatnya hati kita akan menjadi remuk. Apabila saudara melanggar<br />

hukum Allah, saudara akan mengakhiri dengan hati (jiwa) yang patah (sakit,<br />

terluka).<br />

Bukan hanya penderitaan itu saja, namun juga penderitaan-penderitaan yang<br />

lain. Dosa kita akan mempengaruhi orang lain, dan dosa mereka juga akan<br />

mempengaruhi kita. Akibat dari pelanggaran terhadap hukum Allah seringkali<br />

akan melukai dan menyakiti anak-anak kita yang tidak berdosa. Mereka tidak<br />

bersalah terhadap semua luka dan penderitaan mereka.<br />

Apakah saudara memiliki orangtua pemabuk? Orangtua seperti ini seringkali<br />

memukuli dan menyakiti anak-anak mereka waktu dalam keadaan mabuk.<br />

Anak-anak mengalami penderitaan (sekalipun mereka tidak berdosa dan tidak<br />

melakukan kesalahan apapun).<br />

1) Dosa Seksual. Dosa moral dan sifat kompromi juga akan melukai dan<br />

merusak jiwa. Perjanjian Lama dengan tegas menyatakan hal ini :<br />

“Siapa melakukan Zinah tidak berakal budi; orang yang demikan akan<br />

merusak jiwanya sendiri. Siksa dan cemooh diperolehnya, malunya tidak<br />

terhapuskan.” (Amsal 6:32,33)<br />

a. Apa yang dikatakan Masyarakat. Menyedihkan sekali, masyarakat<br />

modern ingin meninggalkan semua batas-batas moral dalam kaitannya<br />

dengan hubungan seksual. Beberapa “orang bodoh” pada jaman modern<br />

ini mengatakan bahwa sepanjang tidak ada penolakan, segala macam<br />

bentuk aktivitas seksual adalah baik.<br />

Perzinahan, homoseksual, hubungan seks dengan anak-anak, dan<br />

segala bentuk praktek-praktek yang memalukan dianggap tidak salah.<br />

Semua itu secara pribadi dapat dianggap “benar” bagi tiap-tiap individu.<br />

Aktivitas-aktivitas semacam itu disebut “kedewasaan” dan “kebebasan”<br />

pribadi oleh penderita moral pada jaman modern ini.<br />

b. Apa yang Allah katakan. Secara jelas Firman Allah melarang tabiat<br />

asusila itu dan memperingatkan umatNya terhadap penderitaan sebagai<br />

akibatnya - baik secara pribadi atau masyarakatnya.<br />

Hukum-hukum moralitas Allah adalah untuk kebaikan dan juga<br />

kebahagiaan kita secara pribadi. Juga untuk kebaikan masyarakat<br />

sebagai suatu kesatuan.<br />

Pelanggaran terhadap hukum Allah tidak akan membawa kebebasan<br />

yang benar. Kenyataannya, justru itu akan membawa suatu ikatan yang<br />

pada akhirnya hanya akan membawa pada kematian dan kerusakan.<br />

- 52 -


Dalam proses yang lebih rendah, ada lebih banyak kesakitan pada<br />

banyak bagian - secara roh, mental, emosi dan fisik. Hal ini benar<br />

sebagai suatu individu maupun masyarakat sebagai satu kesatuan.<br />

c. Akibatnya. Masyarakat modern sedang memulai untuk menuai hasil<br />

yang mengerikan dari dosa-dosa yang ditaburnya: Kehancuran rumah<br />

tangga, hati dan perkawinan; kebingungan dan perlakuan yang kejam<br />

terhadap anak-anak; para gadis yang terpaksa jadi ibu tanpa pernikahan<br />

dan aborsi; ketakutan terhadap wabah penyakit kelamin.<br />

Allah sangat berduka cita karena hatiNya dilukai oleh manusia.<br />

Penderitaan yang dialami adalah akibat melawan hukum kasih Allah.<br />

Menolak kebenaran ini berarti mengundang tragedi - karena semua<br />

tindakan asusila akan melukai dan merusak jiwa.<br />

2) Dosa-dosa lain. Lebih jelas lagi penyebab dari penderitaan jiwa dapat<br />

ditemukan dalam ayat-ayat yang ditulis oleh Rasul Paulus :<br />

a) Apa yang dikatakan Alkitab. “Saudara-saudaraku yang kekasih, aku<br />

menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu<br />

menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging (musuh-musuh yang<br />

merusak) yang berjuang melawan jiwa. (I Petrus 2 :11)<br />

Petrus mengatakan apabila kita memberikan diri kita kepada keinginan<br />

daging yang kuat, dosa-dosa ini (seperti musuh) akan merusak emosi,<br />

pikiran dan kemampuan berpikir kita. Sebagai akibatnya, jiwa akan<br />

menderita, terluka dan hancur.<br />

b) Akibatnya. Bagian dalam kehidupan kita bergantung pada akal dan<br />

emosi. Apabila emosi kita mengalami kerusakan, ini akan membuat kita<br />

sulit berfikir secara baik. Ingatan-ingatan yang menyakitkan terangkai<br />

dalam hati dan pikiran kita. Kita tidak dapat melihat dan mengerti diri<br />

sendiri serta orang lain dengan jelas. Masa depan dipenuhi dengan<br />

bayangan-bayangan yang menakutkan.<br />

Khayalan kita membentuk semacam gambaran mental atau “image”<br />

tentang apa yang akan terjadi. Warna dan karakter dari gambaran itu<br />

oleh kehidupan dalam jiwa kita.<br />

Apabila “keadaan jiwa kita dalam keadaan baik” maka masa depan kita<br />

akan kelihatan cerah dan dipenuhi dengan iman dan pengharapan.<br />

Namun apabila pikiran, dan emosi kita masih diwarnai kejadian-kejadian<br />

menyakitkan pada masa lalu, maka pemandangan akan tampak<br />

berbeda. Gambaran hidup akan diwarnai dengan ketakutan, kekuatiran,<br />

kebencian, kecemburuan dan mengasihi diri sendiri.<br />

Tidak peduli, sekalipun Allah yang penuh kasih itu telah memberikan<br />

pimpinan ilahiNya untuk kita ikuti. Dia juga tahu bahwa penderitaan akan<br />

kita alami apabila kita mengikuti keinginan hawa nafsu dan kedagingan<br />

kita.<br />

- 53 -


3) Perbuatan Daging. Pada suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus<br />

menunjukkan beberapa perbuatan daging yang dapat menyebabkan<br />

kerusakan yang hebat pada jiwa. Kita dapat memperhatikan hal ini lebih<br />

teliti Gal. 5:19-21.<br />

a) Perzinahan. - hubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya.<br />

b) Percabulan. - hubungan seks dengan orang yang belum menikah.<br />

c) Kecemaran. - pikiran dan perkataan yang najis dan homoseks.<br />

d) Hawa Nafsu. - yang membangkitkan gairah.<br />

e) Penyembahan Berhala. - menyembah patung dan ilah-ilah.<br />

f) Sihir. - penggunaan kekuatan setan.<br />

g) Kebencian. - tabiat yang buruk.<br />

h) Pertengkaran. - suka membuat keributan dan pertengkaran.<br />

i) Iri hati. - cemburu.<br />

j) Amarah. - suka marah-marah.<br />

k) Perselisihan. - suka berdebat.<br />

l) <strong>Roh</strong> pemecah. - suka menghasut, memecah belah.<br />

m) Bidat. - pengajaran sesat.<br />

n) Kedengkian. - menginginkan milik orang lain.<br />

o) Pembunuh. - membunuh orang.<br />

p) Pemabuk. - suka minuman keras.<br />

q) Pesta pora. - pesta yang liar.<br />

2. Pengaruhnya kepada...<br />

a. Diri kita. Perbuatan daging direncanakan oleh iblis untuk menghancurkan jiwa.<br />

Olehnya kita akan dibuat lemah dan terluka. Kehidupan kita akan dirampas,<br />

dibuang dan dirusak. Negara-negara yang mengijinkan dan mendorong adanya<br />

aktivitas “kedagingan” melalui majalah, koran dan film sedang menyerahkan<br />

masyarakat untuk melakukan bunuh diri. Hal itu sama dengan menyebarkan<br />

benih-benih kematian dan kehancuran pada masyarakat.<br />

b. Masyarakat kita. Pada tingkatan pribadi, akibat akhir adalah kehancuran<br />

mental, emosi dan fisik. Pada tingkatan sosial, standar moral akan jatuh dan<br />

angka kejahatan meningkat.<br />

Ini adalah pernyataan yang menyedihkan yang kita dapatkan pada dunia kita<br />

saat ini. Rumah sakit-rumah sakit, penjara-penjara dipenuhi sampai penuh<br />

sesak. Apabila suatu masyarakat dalam negara menderita sakit pada jiwa<br />

mereka, maka seluruh masyarakatnya akan mengalaminya juga.<br />

Kita Memiliki Pilihan.<br />

Yesus memperingatkan murid-muridNya bahwa Iblis datang “mencuri,<br />

membunuh dan membinasakan.” Dia kemudian menyatakan: “Namun aku<br />

datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala<br />

kelimpahan.” (Yoh. 10;10)<br />

a. Kehidupan atau Kematian. Pilihan telah jelas, yaitu: Hanya satu<br />

kehidupan atau kematian - buah roh atau buah kedagingan. Apabila suatu<br />

masyarakat meninggalkan atau dengan sengaja melanggar Hukum Allah,<br />

- 54 -


itu akan membuka pintu-pintu bagi iblis. Akibatnya adalah sangat tragis bagi<br />

tiap bagian kehidupan - baik itu bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan<br />

negara.<br />

“Diberkatilah bangsa yang Allahnya adalah Tuhan.” (Maz.33:12) Betapa<br />

menyedihkan suatu negara yang memiliki pemerintahan yang baik namun<br />

menutup diri terhadap Allah dalam kehidupan masyarakatnya. Apabila nilainilai<br />

moral direndahkan di sekolah dan di televisi, yang harus dibayar. Dosa<br />

itu tidak murah - untuk melayani iblis harga yang dibayar sangat mahal.<br />

b. Mendekat pada Allah. Apabila kita mendekat pada Allah, Dia akan<br />

mendekat pada kita (Yakobus 4:8). Kalau kita membiarkan Allah tinggal di<br />

luar kehidupan kita, maka kita membiarkan diri kita sendiri hidup di luar<br />

perlindungan dalam hadiratNya. Dia akan menghormati pilihan kita dan<br />

memberikan kebebasan pada kita untuk hidup di jalan kefasikan kita<br />

sendiri.<br />

“Sebab murka Allah nyata dari Sorga atas segala kefasikan dan kelaliman<br />

manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman... Karena itu Allah<br />

menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran,<br />

sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka... Karena itu Allah<br />

menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab istri-istri<br />

mereka menggantikan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga<br />

suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan istri mereka<br />

dan menyala-nyala dalam birahi mereka terhadap yang lain, sehingga<br />

mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu<br />

mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal dengan<br />

kesesatan mereka. (Roma 1:18,24,26,27).<br />

C. KESIMPULAN<br />

Ya, kita sudah melihat semuanya di sekitar kita akibat-akibat dari jalan orang fasik.<br />

Dosa itu seperti pedang yang menembus sangat dalam pada jiwa manusia. Namun<br />

masih ada harapan yaitu pada Firman Allah. Melalui kasih karuniaNya. Dia telah<br />

menyediakan penyembuhan bagi tubuh dan jiwa yang terluka akibat dosa manusia.<br />

Dia menginginkan kita sehat baik untuk kebaikan kita dan bagi KemuliaanNya.<br />

- 55 -


<strong>Pelajaran</strong> 7<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

MENYEMBUHKAN JIWA YANG TERLUKA<br />

Oleh Gerald Rowlands, Australia<br />

Bagian 3<br />

Penyembuhan Jiwa<br />

PENDAHULUAN.<br />

Ada dua proses penyembuhan atas tubuh kita: alami dan ilahi (supranatural). Para<br />

dokter medis tahu bahwa mereka tidak dapat memberikan kesembuhan. Mereka hanya<br />

mengusahakan kekuatan penyembuhan “secara alami” yang sudah tersedia dalam<br />

tubuh.<br />

Namun Yesus lebih besar daripada para ahli medis. Melalui kuasaNya yang<br />

supranatural, segala penyakit yang ada dalam tubuh dapat disembuhkan. Kekuatan<br />

Ilahi semacam kesembuhan itu datangnya langsung dari Allah.<br />

A. DUA SUMBER KESEMBUHAN.<br />

Dua sumber kesembuhan itu juga berlaku bagi jiwa. Itu dapat disebut waktu yang<br />

menyembuhkan. Penyembuhan secara alami itu terjadi dalam kurun waktu tertentu<br />

yang akan menolong kita untuk mengatasi beberapa luka-luka batin yang menjadi<br />

masalah kita pada waktu-waktu yang lalu.<br />

1. Alami.<br />

Kita akan banyak menemukan dalam waktu-waktu ini bahwa tidak setiap orang<br />

lebih kuat, bijak dan lebih baik dibandingkan dengan kita. Hampir semua dari kita<br />

telah belajar untuk berhubungan dengan orang lain dan sukses di dalam<br />

pekerjaan. Kita juga memperoleh perhatian dari keluarga kita, teman-teman dan<br />

juga dari rekan kerja kita.<br />

Bersamaan dengan bertambahnya waktu, kita menghadapi kesukaran, kesedihan<br />

serta kegagalan namun dengan pengertian. Sekalipun disertai dengan penderitaan<br />

mental namun seringkali akan mengalami kesembuhan dengan sendirinya pada<br />

jangka waktu tertentu. Melalui hal itu nampak bahwa jiwa memiliki kuasa<br />

penyembuhan yang alami, sama seperti tubuh kita.<br />

Beberapa orang ada yang tidak dapat mengatasi masalah-masalahnya pada awalawal<br />

kehidupan mereka. Mereka membawa goresan luka itu sampai usia dewasa.<br />

Kita semua mungkin memiliki beberapa luka-luka akibat dari masa lalu kita yang<br />

masih mempengaruhi perbuatan dan tabiat kita pada saat ini.<br />

Ada juga beberapa yang membawa masalah-masalah yang lalu begitu banyak,<br />

sehingga mereka sangat sulit untuk hidup secara normal. Banyak dari antara<br />

mereka yang mengalami kehancuran mental dan emosi. Apabila luka itu sangat<br />

dalam, itu akan membawa akibat yang cukup lama.<br />

- 56 -


Psikolog dan psikiater adalah dokter yang menangani gangguan-gangguan mental<br />

dan emosi. Mereka mencari, melalui obat dan konseling, untuk mengusahakan<br />

kuasa penyembuhan alami dalam jiwa.<br />

Bagaimanapun juga, ada penyakit-penyakit fisik yang tidak dapat disembuhkan,<br />

demikian juga ada penyakit jiwa yang tidak dapat disembuhkan secara alami.<br />

Untuk “memulihkan” jiwa yang seperti itu dibutuhkan suatu “mujizat” penyembuhan<br />

secara supranatural.<br />

Saya pernah mengetahui anak-anak muda yang “membakar” pikiran mereka serta<br />

merusaknya melalui obat-obatan. Pada waktu yang lalu mereka sangat cerdas,<br />

sehat dan memiliki pengharapan dalam hidup mereka.<br />

Saat ini mereka mengalami kehancuran dalam roh, pikiran dan fisik. Apakah masih<br />

ada harapan, ataukah sudah terlambat? Hanya mujizat yang dapat melakukannya.<br />

Puji Tuhan, masih ada harapan.<br />

Tuhan kita adalah Allah yang berkuasa atas segala mujizat dan kemurahan!<br />

2. Supranatural.<br />

Mari kita membaca ayat berikut yang disampaikan oleh nabi Yesaya:<br />

“Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri<br />

dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap<br />

dan kegelapanmu akan seperti rembang di tengah hari.” (Yesaya 58:10)<br />

Luka akibat ditolak (atau diusir - diceraikan) hanya dapat disembuhkan dengan<br />

kasih dan penerimaan. Kerinduan Allah adalah untuk mencari “orang-orang yang<br />

menderita” melalui saudara dan saya - melalui hati kita dan tangan kita.<br />

a. Pengalaman Kesembuhan Daud. Daud berbicara kepada kita semua pada<br />

saat mengalami penderitaan batin ketika dia berteriak: “Tuhan kasihanilah aku,<br />

sembuhkanlah jiwaku, sebab kepada engkaulah aku berdosa!” (Mazmur 41:4)<br />

Secara pribadi Daud tahu tentang kasih kesembuhan Allah, kalau tidak tentu<br />

dia tidak pernah menulis yang tertera dalam Mazmur Dua puluh tiga: “Tuhan<br />

adalah Gembalaku...Dia menyegarkan (menyembuhkan) jiwaku.”<br />

Lebih jauh, Pemazmur berbicara tentang kasih karunia Allah dengan kata-kata<br />

yang indah:<br />

“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka<br />

mereka... Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaanNya tak<br />

terhingga... Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi<br />

merendahkan orang-orang fasik sampai ke bumi. (Maz. 147:3,5,6)<br />

b. Yesus Membawa Kesembuhan. Ada pasal yang khusus dalam Injil yang saya<br />

dapat melihatnya dalam pandangan yang baru. Saya ingin membagikan itu<br />

kepada saudara, yang berbicara tentang pelayanan kesembuhan yang<br />

dilakukan oleh Tuhan kita:<br />

“Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah<br />

ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala<br />

penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia<br />

di seluruh Siria dan dibawalah kepadaNya semua orang yang buruk<br />

keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan,<br />

yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka.”<br />

- 57 -


(Matius 4:23,24)<br />

Sangat menarik untuk mencatat apa yang dikatakan Alkitab bahwa Yesus<br />

menyembuhkan “segala macam” penyakit dan kelemahan (ay.23). Ini termasuk<br />

masalah-masalah rohani, mental, emosi dan fisik. Ayat 24 menyebutkan<br />

beberapa penyakit dan hubungannya dengan tiga bagian dalam keseluruhan<br />

manusia:<br />

1) Penyakit <strong>Roh</strong>ani - kerasukan setan;<br />

2) Penyakit Emosi - kesengsaraan;<br />

3) Penyakit Fisik - lumpuh<br />

c. Allah menyembuhkan saat ini. Yesus mengusahakan umatNya menjadi<br />

pribadi yang benar-benar sehat dan utuh. Dosa telah membawa kerusakan<br />

pada roh, jiwa dan tubuh - Yesus memberikan pengampunan, menyucikan dan<br />

memberikan kuasa penyembuhan bagi orang-orang yang dikasihi Allah.<br />

Saya sedang memikirkan kawan saya, Costa Deir. Ketika Allah mendapatinya<br />

terjerumus dalam dosa yang dalam, dia dalam keadaan yang tidak<br />

berpengharapan. Alkohol telah merusak hati, otak dan sistem pencernaannya.<br />

Iblis telah merampas dia dari kawan-kawannya dan keluarganya. Iblis telah<br />

merusak tubuhnya, setelah merusak jiwanya.<br />

Dia benar-benar sakit secara rohani, jasmani dan tubuhnya - bahkan hampir<br />

mati. Kemudian dia bertemu dengan dokter terbesar di dunia yaitu Tuhan Yesus<br />

Kristus. Dan apa yang dilakukan oleh Yesus? Dia membuat orang itu kembali<br />

normal dan sehat - suatu ciptaan baru. Haleluyah! Tidak heran apabila orang itu<br />

kemudian selalu menceritakan kepada seluruh dunia tentang kasih Allah yang<br />

membawa kesembuhan.<br />

B. LIMA LANGKAH UNTUK KESEMBUHAN JIWA.<br />

Ya, Allah menginginkan kita dalam keadaan baik. Namun apakah proses yang<br />

dinamakan “kesembuhan batin” itu dapat terjadi dalam hidup kita? Saya percaya ada<br />

lima langkah yang penting yang dapat kita lakukan melalui iman kita.<br />

Langkah pertama dari penyembuhan terhadap jiwa yang menderita itu dapat kita<br />

temukan dalam kata-kata pengharapan dan penghiburan dari Yesus:<br />

“Datanglah padaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi<br />

kelegaan padamu”<br />

“Pikullah kuk yang kupasang, dan”<br />

“Belajarlah padaku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka kamu akan<br />

mendapatkan kesegaran (restorasi) pada jiwamu”. (Matius 11:28,29).<br />

1. Datang pada Yesus.<br />

Langkah pertama bagi kesembuhan batin (atau kesembuhan jiwa) adalah :<br />

“Datang pada Yesus! Yesus mengundang kita untuk datang kepadaNya.”<br />

Apabila kita pergi ke tempat-tempat lain, atau mencari ke sumber-sumber lain, kita<br />

akan jatuh dan kecewa. Kepada siapa saudara harus datang pada saat<br />

membutuhkan pertolongan? Yesus berkata : “Datanglah padaKu”.<br />

- 58 -


Ya, Yesus menunggu kita dengan tangan terbuka dan mengajak kita untuk datang<br />

kepadaNya. Undangan itu juga berlaku untuk orang-orang berdosa yang terhilang.<br />

Seperti yang sudah kita bicarakan dahulu, kita membutuhkan pengampunan dan<br />

dibebaskan dari beban kesalahan kita yang berat serta dari penghukuman. Dari<br />

sinilah “kesembuhan batin” dimulai. Kita semua harus datang pada Yesus sebagai<br />

Juru Selamat kita. Tanpa langkah pertama ini kita tidak dapat melanjutkan pada<br />

langkah yang kedua. Kita harus bertobat, jika kita ingin dipulihkan.<br />

2. Pikullah kukNya.<br />

Kuk dari Kristus menunjuk pada pemerintahanNya (kontrol) atas hidup kita. Dia<br />

harus menjadi tidak saja Juru Selamat kita, namun juga Tuhan dan penguasa kita.<br />

Iblis berusaha untuk menipu kita. Dia ingin agar kita percaya bahwa kita akan<br />

kehilangan “kebebasan” apabila kita memberikan hidup kita kepadaNya. Dia tidak<br />

pernah mengatakan kepada kita bahwa kuk dosa itu lebih berat dan akan<br />

membawa kita pada penderitaan. Pada akhirnya, kita akan jatuh di bawah<br />

tekanannya. Hanya kasih karunia Allah yang sungguh-sungguh dapat<br />

membebaskan kita. Banyak orang Kristen yang menderita akibat tekanan kuk yang<br />

dibuatnya sendiri. Tekanan akibat dari hidup yang menuruti keinginan diri sendiri.<br />

Mereka telah mengakui Kristus sebagai Juru Selamat. Mereka ingin pergi ke Surga<br />

apabila mereka meninggal. Namun mereka juga ingin hidup menuruti keinginan<br />

mereka sendiri selama hidup di bumi ini.<br />

Allah kadang-kadang membiarkan kita hidup di jalan kita sendiri untuk memberi<br />

suatu pelajaran pada kita. Kita segera akan mendapati bahwa kita berada pada<br />

jalan yang sangat berbahaya. Dengan berjalan pada “kedagingan” kita akan jatuh<br />

dalam banyak penderitaan. Itu juga akan meninggalkan luka dalam jiwa kita.<br />

Secara jelas, penderitaan batin semacam ini dapat disembuhkan hanya kalau kita<br />

kembali pada Yesus dan mengakui Dia sebagai Tuhan dalam hidup kita. Kita juga<br />

akan mendapatkan suka cita melalui kukNya yang mudah dan ringan - seperti<br />

bulu-bulu pada burung.<br />

Penundukan diri secara total adalah cara yang dipakai oleh Yesus untuk<br />

penyembuhan yang menyeluruh atas hidup kita. Dan hanya dengan cara itu kita<br />

akan mendapatkan kebebasan roh yang sesungguhnya.<br />

Ketika iman, pengharapan serta rencana-rencana kita mengenai masa depan kita<br />

serahkan kepada Tuhan, kekuatan yang ada dalam kita akan diperbaharui dan<br />

dipulihkan. Kemudian kita akan bebas membumbung tinggi tanpa merasa letih -<br />

seperti dalam kepak rajawali. (Yesaya 40:30 ].<br />

3. BELAJARLAH KEPADANYA<br />

Ketika kita menjadikan Yesus Tuhan dalam hidup kita, kita menjadi muridmuridNya.<br />

Seorang murid adalah seseorang yang memperhatikan, mendengar<br />

dan belajar dari gurunya. Apa yang dapat kita pelajari dari Yesus tentang<br />

- 59 -


kesembuhan jiwa kita [kesembuhan batin] ? Yang kami temukan adalah yang<br />

mengherankan. Apakah Yesus pernah terluka hatinya ? Bila Dia terluka,<br />

bagaimana Dia menanggapi sakit semacam ini dan bagaimana Dia memulihkan<br />

jiwa/hatiNya ?<br />

A. DIA MENDERITA<br />

Yesus adalah contoh yang sempurna bagi hidup kita. Bila kita dapat<br />

menemukan bagaimana Dia dalam kemanusiaanNya menemui masalah<br />

semacam ini, kita akan dapatkan pemecahannya. Marilah kita beralih kepada<br />

firman Allah untuk mendapatkan jawabannya. Peristiwa Yesus yang terluka<br />

dimulai di Taman Getsemani. “Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak<br />

Zebedeus [Yakobus dan Yohanes] sertanya. Maka mulailah Ia merasa sedih,<br />

seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku”<br />

[Mat 26:37-38]<br />

Jam-jam mengerikan yang disusul peristiwa Kalvari digambarkan oleh Nabi<br />

Yesaya. Dia berbicara tentang tubuh Tuhan kita disesah, sehingga tubuh kita<br />

seluruhnya menjadi, “Oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” [Yes.53:5].<br />

Saya percaya Dia juga menderita di dalam jiwaNya sehingga jiwa kita menjadi<br />

sembuh. Dengarlah perkataan ini selanjutnya dari tulisan nabi ini : “Dia akan<br />

melihat kesusahan jiwaNya dan menjadi puas ….. karena dia telah<br />

menyerahkan nyawaNya ke dalam maut …” [Yes.53:11-12].<br />

Seperti yang dikatakan di atas, nubuatan yang mengerikan ini digenapi selama<br />

peristiwa penyaliban Kristus. Bukan saja Dia menderita dalam tubuhNya, tetapi<br />

jiwaNya juga terluka. Dia telah ditinggalkan murid-muridNya dan ditolak oleh<br />

orang-orang Yahudi. Mereka mengolok-olokNya, menarik janggutNya dan<br />

menampar wajahNya. Dia ditertawakan, diludahi dan dibawa ke suatu tempat<br />

terbuka untuk dipermalukan di hadapan banyak orang. Para pemimpin agama<br />

pada saat itu mengolok-olok dengan keras, sementara Dia menderita dalam<br />

kesakitan.<br />

Apa lagi yang telah dilakukan untuk membuat penderitaan jiwaNya makin<br />

buruk ? Hanya satu hal, ditinggalkan oleh Allah Bapa! Sebenarnya saat itulah<br />

hati dari seorang manusia akan sangat terluka! Namun hal itu harus terjadi. Itu<br />

adalah harga yang harus Dia bayar untuk mengganti hukuman bagi dosa kita.<br />

Bukan hanya hati AnakNya hancur, tetapi juga hati Bapa di surga. “Dia yang<br />

tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam<br />

Dia kita dibenarkan oleh Allah” [ 2 Kor 5:21 ]. Peristiwa ini membuat tangisan<br />

dari bibir Yesus sepertinya bergema ke surga, “Allahku, Allahku, mengapa<br />

Engkau meninggalkan Aku ?” [ Mrk 15:34 ]. Sebenarnya, ketika pedang<br />

menusuk ke dalam lambung Yesus, sehingga lebih dari darah dan air yang<br />

terus mengalir, “Ia telah menyerahkan nyawaNya ke dalam maut “ [Yes 53:12].<br />

Ya, Tuhan Yesus menyerahkan nyawaNya,supaya kita mendapat kesembuhan<br />

pula. Tanpa suatu keraguan, Dia mengalami setiap luka untuk memahami jiwa<br />

manusia.<br />

B. DIA MENGAMPUNI<br />

- 60 -


Stress dan luka pada jiwaNya selama jam-jam yang mengerikan ini telah<br />

menjadi buruk. Bagaimana Dia menjaga keberadaanNya sendiri dalam<br />

kemenangan ? Apa yang dapat melindungi jiwaNya dari kehancuran ? Saya<br />

percaya jawaban itu dapat ditemukan dalam responNya kepada “para<br />

penyiksaNya” yaitu pemimpin-pemimpin dan tentara-tentara yang kejam di kaki<br />

salib. “Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka<br />

perbuat” [ Luk 23:34 ].<br />

Apa yang melindungi dan memulihkan jiwaNya ? Apakah pengampunan!<br />

Sebenarnya, ada hal yang dapat kita pelajari dari Yesus yaitu bagaimana untuk<br />

mengampuni. Inilah kunci utama untuk kesembuhan batin.<br />

C. KITA HARUS MENGAMPUNI<br />

Ingatkah kita cerita Yesus yang menceritakan tentang laki-laki yang telah<br />

diampuni dari hutangnya yang besar terhadap tuannya. Namun, dia sendiri<br />

tidak mau mengampuni seseorang yang berhutang kepadanya dengan hutang<br />

yang lebih kecil. Tuannya sangat marah ketika dia mendengar mengenai<br />

rohnya yang tidak mau mengampuni. Karena itu, dia membawanya masuk ke<br />

dalam penjara untuk “disiksa” oleh sipir penjaranya.<br />

Yesus menggunakan cerita itu dengan cara yang sangat pribadi, “Maka BapaKu<br />

yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,, apabila kamu<br />

masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu” [ Mat<br />

18:30-35 ].<br />

Apa yang Yesus maksudkan dengan perumpamaan ini ? Bila kita gagal untuk<br />

mengampuni yang lain, akar dendam dapat mulai tumbuh dalam jiwa kita. Saat<br />

itu, akan menghasilkan buah yang pahit. Bila kita membiarkan hati kita tetap<br />

terluka atau mengeraskan hati terhadap seseorang, jiwa kita akan menderita.<br />

Waktu itu, rasa sakit akan menyiksa semua bagian hidup kita, kehidupan<br />

menjadi neraka di bumi. Pengampunan adalah kunci yang membuka kunci sel<br />

dalam neraka.<br />

Para pemazmur mengatakan tentang Yesus yang berkata, “sebab Engkau tidak<br />

menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang <strong>Kudus</strong>Mu<br />

melihat kebinasaan” [ Mzm 16:10 ]. Jiwa kita benar-benar akan mengakar dan<br />

membusuk dalam Neraka tanpa pengampunan. Neraka tidak dapat berpegang<br />

pada Yesus, karena Dia siap memegang kunci pengampunan pada luka<br />

tanganNya yang terpaku.<br />

Bila kita menderita karena dendam, pandanglah Yesus kepada kasih karunia<br />

pengampunanNya. Pasti, obat manjurNya dapat membawa kesembuhan pada<br />

jiwa/hati kita. Katakanlah :”Bapa, ampuni mereka dan ampunilah saya,<br />

sekarang juga, demi nama Yesus, saya berdoa. pada jiwa atau hati kita. Amin.<br />

Hal itu terjadilah sekarang!” .<br />

4. DATANG SEPERTI ANAK KECIL<br />

Setelah mengampuni seseorang yang telah melukai kita, kita siap untuk langkah<br />

selanjutnya dari kesembuhan batin kita yaitu datang kepada Yesus seperti anak<br />

- 61 -


kecil. Kita akan dibantu dengan ayat-ayat dari Injil Markus. Orang tua akan<br />

membawa anak-anak kecil mereka kepada Yesus supaya dijamah dan diberkati.<br />

Murid-murid merasa diganggu dengan anak-anak ini karena merasa waktu mereka<br />

bersama Yesus diambil. Karena itu, mereka memarahi orang tua dan berusaha<br />

menyuruh anak-anak itu pergi. Yesus sangat tidak senang dengan sikap mereka<br />

dan berbicara begini kepada murid-muridNya :”Biarkan anak-anak itu datang<br />

kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti<br />

itulah yang empunya Kerajaan Allah. Sesungguhnya, barangsiapa tidak<br />

menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke<br />

dalamnya “ [ Mrk 10:14-15 ]. Ada kuasa kesembuhan, bagi semua orang dalam<br />

Kerajaan Allah. Yesus menunjukkan seluruh pelayananNya di bumi. Karena itu,<br />

untuk menerima kuasa kesembuhan itu kita harus datang seperti anak kecil.<br />

A. MULA-MULA INGATLAH KEBUTUHAN KESEMBUHAN<br />

Banyak bekas luka pada jiwa/hati kita yang datang dari peristiwa-peristiwa<br />

dalam tahun-tahun pertama kita sewaktu kecil. Dan ditambah luka-luka lain<br />

yang kita terima sewaktu kita bertumbuh dewasa. Saya percaya bahwa menjadi<br />

seperti anak kecil berarti mengingat kembali masa-masa dan tahun-tahun<br />

pertama kita waktu kecil. Siapakah kita dan bagaimana kita merasa dan berpikir<br />

hari ini, adalah hasil dari semua masa lalu kita ditambah masa yang lain.<br />

Banyak dari kita memiliki bayang-bayang dari masa lalu yang menggelapkan<br />

kehidupan hari-hari kita sekarang ini. Mereka dapat membekas dengan<br />

menyakitkan, jiwa yang terluka yang terjadi pada tahun-tahun selanjutnya. Hal<br />

itu sangat merusak pikiran dan emosi kita, sulit untuk sungguh-sungguh masuk<br />

ke dalam kehidupan baru dalam Kristus.<br />

B. <strong>ROH</strong> KUDUS MEMBAWA KESEMBUHAN<br />

Bagaimanapun, kita sekarang memiliki <strong>Roh</strong> yang baru di dalam, yang dapat<br />

membawa kuasa kesembuhan Yesus untuk bagian dalam hati yang terluka.<br />

Dengan pertolongan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, gambaran diri sendiri dalam pi kiran kita<br />

sebagaimana seorang anak kecil bersama Yesus.<br />

Lihatlah diri kita sendiri berjalan kembali melalui jalan ingatan bersama Tuhan.<br />

Kita tidak boleh menjadi takut untuk menghadapi segala sesuatu, segala tempat<br />

atau setiap orang ketika Yesus berada di samping kita. Dia tidak mau melukai<br />

kita, tetapi untuk menyembuhkan kita dari peristiwa-peristiwa menyakitkan<br />

yang terjadi di masa lalu.<br />

Dia akan menunjukkan kepada kita mengapa kita merasa dan bertindak seperti<br />

yang kita lakukan ketika menghadapi situasi tertentu. Kita seringkali memiliki<br />

perasaan reflek ketika kita menghadapi segala sesuatu yang menetapkan kita<br />

pada suatu bagian luka atau malu di masa yang lalu. Seringkali kita tidak<br />

langsung menyadari penyebabnya, tetapi respon emosional masih ada. Kita<br />

merasakan hal yang sama setiap saat.<br />

Tuhan ingin mencapai akar dari reflek-reflek yang menyakitkan itu. Dia ingin<br />

menyembuhkan memori-memori itu dengan kasihNya dan pengertianNya.<br />

Seringkali kita mengingat kembali orang-orang yang menyebabkan luka dalam<br />

- 62 -


jiwa kita. Mungkin dari orang tua atau anggota keluarga yang lain, guru dan<br />

figur otoritas yang lain, yang seringkali menyalahgunakan hak mereka untuk<br />

mengatur kehidupan orang lain.<br />

Hal ini juga akan menolong untuk memahami masa-masa dari orang-orang<br />

semacam ini yang sakit da;lam jiwa mereka. Mereka sangat terluka pada masamasa<br />

yang lalu. Begitu mereka menggunakan kuasa dari posisi mereka untuk<br />

membangun perasaan rendah mereka kepada harga diri.<br />

Pada kasus semacam ini, Tuhan menjamin kita kepada kasihNya dan tempat<br />

yang khusus bahwa kita ada di dalam keluarga Allah. Lalu, Dia menyatakan<br />

kepada kita berapa banyak Dia ingin membawa kasihNya dan<br />

pengampunanNya kepada setiap orang. Menjamah kasih jenis ini akan<br />

membawa kesembuhan bagi jiwa kita. Kita dapat menerima pengampunanNYa<br />

dan membuat kita bebas dari perasaan dendam atau rasa kasihan pada diri<br />

sendiri. Lebih dari itu, kasihNYa memampukan kita mengampuni dan<br />

melepaskan orang lain kepada kemurahan dan anugerah Allah.<br />

C. PENGAMPUNAN MEMBAWA KESEMBUHAN<br />

1. CERITA SEORANG ISTRI MUDA DAN IBUNYA<br />

Saya ingat seorang istri muda dan ibunya dalam satu Konferensi Musim Panas<br />

World MAP kami. Dia memiliki roh gipsi sehingga sering mengembara. Pada<br />

saat itu, dia seolah-olah akan meninggalkan suaminya dan anak-anaknya dan<br />

mengendarai mobil keluarga bermil-mil dari rumah. Suatu kali, dia telah pergi<br />

lebih dari beribu-ribu mil sebelum dia ditemukan dan ditempatkan dalam<br />

ruangan dari rumah sakit lokal. Akhirnya, dia dibawa untuk datang menemui<br />

seseorang pada pertemuan doa kami. Tuhan memberikan kepada seseorang<br />

dari tim kepemimpinan kami Kata-kata Pengetahuan [ wahyu pengetahuan dari<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> ] kepada penyebab kebiasaannya. Dia telah meninggalkan bagianbagian<br />

peristiwa dalam masa kecilnya yang sangat serius sehingga merusak<br />

jiwanya.<br />

a. Dia menderita<br />

Dia telah dilahirkan di Eropa selama Perang Dunia II. Sebelum dia berumur 6<br />

tahun, dia telah disiksa secara fisik dan emosi oleh kedua orang tuanya.<br />

Selanjutnya, orang tuanya yang kelaparan meninggalkan dia supaya<br />

memelihara dirinya sendiri.<br />

Perang adalah periode waktu yang menakutkan dalam hidupnya. Dia hidup<br />

melalui banyak lemparan bom, tidak tahu apakah dia akan hidup atau mati. Dia<br />

mencari makanan lewat tong-tong sampah dan tidur dimana saja dia<br />

menemukan tempat untuk berlindung. Dia akhirnya bergabung dengan grup<br />

gipsi dan pergi bersama mereka mengembara dari satu tempat ke tempat lain.<br />

“<strong>Roh</strong> “ gipsi masuk dalam dirinya.<br />

b. Dia mengampuni<br />

Selama waktu itu, dia tiba di Amerika bertemu Tuhan dan menikah. Tetapi dia<br />

masih disiksa oleh mimpi-mimpi buruk,dan bergerak dengan tiba-tiba dan<br />

- 63 -


keinginan yang aneh untuk mengembara seperti seorang gipsi tanpa alasan<br />

atau pemberitahuan. Mendapatkan wahyu dari Tuhan untuk menyingkapkan<br />

penyebab luka hatinya.<br />

Setelah berdoa, dibantu konseling yang terus menerus, dia mampu<br />

mengampuni orang yang telah menyiksanya. Lebih dari satu periode waktu,<br />

luka dalam hatinya disembuhkan. Allah memulihkan jiwanya dan melepaskan<br />

penyakit dari masa lalunya yang tragis. Dia menjadi seorang juru rawat,<br />

melayani yang sakit dan menderita. Puji Tuhan!<br />

2. PELAJARAN DARI KEHIDUPAN YUSUF<br />

Sebagaimana kita telah lihat, model pengampunan adalah paling penting untuk<br />

menerima kesembuhan batin. Contoh yang bagus dari kesembuhan batin dan<br />

pengampunan ditemukan dalam Perjanjian Lama tentang kisah Yusuf [ Kej 37-<br />

46 ].<br />

a. Dia menderita<br />

Kita ingat bahwa Yusuf telah diberi hadiah dan perhatian khusus oleh ayahnya,<br />

Yakub. Sewaktu kecil, Yusuf diberitahu oleh Allah lewat mimpi bahwa suatu hari<br />

dia akan menjadi seorang Penguasa yang besar. Audara-saudaranya sangat iri<br />

dan akhirnya menjual dia sebagai budak di Mesir. Istri tuannya gagal menggoda<br />

untuk membawanya masuk ke dalam dosa seksual. Dalam kemarahannya dia<br />

meletakkan kedudukannya, dan Potifar, suaminya menempatkan Yusuf di<br />

ruangan bawah tanah.<br />

Yusuf mulai sebagai anak laki-laki dengan janji masa depan yang cerah. Dia<br />

mengakhiri sebagai pria yang tidak berpengharapan dalam penjara yang gelap.<br />

Ayat-ayat Alkitab mengatakan bahwa dia dibelenggu dengan besi :”Mereka<br />

mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi” [<br />

Mzm 105:18 ].<br />

Pengkhianatan, dijual ke dalam perbudakan, dituduh berbohong, dilupakan<br />

dalam penjara, dia diuji oleh Firman Tuhan. Secara manusia, dia mempunyai<br />

setiap alasan untuk marah, pahit, dendam dan bahkan menghancurkan dirinya<br />

sendiri dengan rasa kasihan dan keputus asaan. Tetapi dia tidak. Situasi<br />

semacam itu akan membuat kita “pahit” atau “semakin baik”. Tergantung<br />

bagaimana kita menanggapinya. Pilihan ada pada kita. Bagaimana tanggapan<br />

Yusuf ?<br />

b. Dia Mengampuni<br />

Kita tahu cerita selanjutnya. Yusuf diberi tugas-tugas yang penting bahkan<br />

sementara di penjara. Setelah 13 tahun dalam penjara, hanyalah dia seorang di<br />

Mesir yang dapat menafsirkan mimpi Firaun. Akibatnya, dia ditempatkan oleh<br />

Firaun pada posisi otoritas dan kuasa yang besar. Dia menjadi seorang<br />

penguasa atas semua Mesir.<br />

Allah lalu membawa saudara-saudaranya kembali padanya. Apa yang dia<br />

lakukan ? Bangkit amarahnya ? Menghancurkan mereka dalam serangan<br />

kemarahan yang berapi-api oleh tahun-tahun kedendaman ? Tidak, dia<br />

- 64 -


memberi makan mereka dan mengampuni mereka ! Kapan Yusuf melihat<br />

saudara-saudaranya, dia berada di Mesir selama 23 tahun. Dia adalah seorang<br />

remaja laki-laki 17 tahun ketika dia tiba. Itulah saat-saatnya untuk menjadi<br />

“pahit” atau “lebih baik”.<br />

c. Allah Memaksudkannya Untuk Kebaikan<br />

Saya percaya bahwa Yusuf berpegang pada Firman Allah dan mimpi bagi<br />

hidupnya. Itulah pengharapannya. Dia memiliki nasib ilahi. Karena itu, segala<br />

sesuatu akhirnya akan bekerja bersama untuk tujuan kebaikan. Wahyu itu<br />

dijaganya dengan setia dan pengampunan. Kita ingat perkataannya dari hikmat<br />

ilahi kepada saudara-saudaranya,” Jadi janganlah takut, aku akan menanggung<br />

makanmu dan makan anak-anakmu juga. Demikianlah ia menghiburkan mereka<br />

dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya” [ Kej 50:19-21 ].<br />

1. Yusuf Mempercayai Allah<br />

Masih ada kebenaran lain tentang kesembuhan batin yang dapat kita pelajari<br />

dari kehidupan Yusuf. Sesudah kenaikannya untuk menguasai Mesir, dia<br />

diberi Asnat, anak Potifera, menjadi istyrinya. Kita akan mencatat bahwa<br />

nama ayah istrinya sangat mirip dengan nama tuan sebelumnya yaitu Potifar.<br />

a. Allah menyembuhkan memori-memorinya<br />

Banyak sisa luka atau dendam dalam hati Yusuf sehubungan dengan Potifar<br />

dapat mudah menjadi masalah yang besar. Persis yang nampak pada ayah<br />

mertuanya, yaitu pada sebutan namanya yang dapat membawa pikiran<br />

Yusuf pada tahun-tahun menyakitkan dari hukuman yang tidak seharusnya<br />

dalam penjara. Bagaimanakah dengan orang-orang yang menderita seperti<br />

ini yang dibawa dari masa lalu ?<br />

Dalam kasih karunia Allah, Yusuf telah disembuhkan dari semua kekejaman<br />

dan sakit yang tidak seharusnya pada masa lalunya. Hal ini jelas nampak<br />

pada nama-nama kedua anaknya, Manasye dan Efraim [ Kej 41:51,52 ].<br />

Manasye berarti “dibuat lupa”, Yusuf menggambarkan pilihan nama ini<br />

dengan kata-kata yang indah ini, “Allah telah membuat aku lupa sama sekali<br />

kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku” [ Kej 41:51 ]. Allah telah<br />

menyembuhkan memori Yusuf.<br />

Sekarang ini bukan berarti bahwa memori-memori ini secara total ditutup. Ini<br />

berarti sakit dalam memori itu dihapus. Allah telah memulihkan jiwa Yusuf.<br />

Yusuf dapat mengingat masa lalu tanpa sakit atau menderita. Kehilangan<br />

keluarganya dan kesukaran hidup di penjara telah menjadi nyata. Tetapi itu<br />

tidak menghancurkan jiwanya !<br />

b. Allah membuatnya berbuah<br />

Efraim, nama anaknya yang kedua berarti “berbua”. Yusuf menambahkan<br />

ide ini dari hatinya : “Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri<br />

kesensaraanku” [Kej 51:52]. Allah tidak hanya menghapus sakit darimemori<br />

Yusuf ; Dia melakukan sesuatu yang lain. Dia sebenarnya mengambil<br />

kejadian-kejadian yang buruk dalam hidup Yusuf dan menggantinya kepada<br />

- 65 -


sesuatu yang sangat baik, bagi Yusuf dan bagi Allah. Tujuan kekal Allah<br />

sedang bekerja pada saat-saat dalam kehidupan Yusuf. Tidak satupun yang<br />

hilang atau terbuang. Allah dapat membuat kita berbuah dalam tanah<br />

kesakitan dan kesengsaraan Ijinkan Dia menyembuhkan kita.<br />

5. TETAPKAN HATIMU PADA ALLAH<br />

Allah ingin tidak hanya menyembuhkan luka-luka masa lalu kita, tetapi juga<br />

memberi kita harapan yang cerah bagi masa depan. Kita dapat mempercayai Dia<br />

untuk melindungi kita dari luka dalam jenis ini yang akan merusak hati/jiwa kita<br />

pada hari-hari mendatang.<br />

Kasih karunia pengampunanNya yang siap dapat secara cepat mengambil api<br />

kemarahan, dendam, iri hati, ketakutan dan rasa kasihan pada diri sendiri,<br />

sebelum itu semua dapat melukai kita atau membahayakan orang lain. Jiwa kita<br />

dapat didamaikan, dan kita dapat bersukacita di dalam kasihNya yang besar pada<br />

kita. Dalam hal ini kita dapat menemukan perasaan yang benar dari harga diri.<br />

Seperti Yusuf, kita juga memiliki nasib kekal dalam Yesus Kristus.<br />

Mungkin, pembaca yang kekasih, hati kita telah diganti dengan suatu<br />

pengharapan kesembuhan di dalam jiwa kita. Terimalah hal ini sebagai pekerjaan<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> yang mempersiapkan kita untuk menyatakan keinginan yang paling<br />

dalam kepada kita.<br />

A. YESUS AKAN MENYATAKAN<br />

Kita mungkin telah diuji sebelumnya untuk menyelidiki sesuatu dari masa lalu.<br />

Tetapi hal itu justru hanya membawa kepada depresi yang makin dalam, kita<br />

meletakkan semuanya ke samping. Saat ini, coba datang kepada Yesus, dan<br />

membiarkan Dia melakukan penyelidikan terhadap jiwa kita. Dia adalah<br />

pengharapan, kekasih dan sangat lembut. Dia dapat membawa kepada bagianbagian<br />

pikiran kita, tempat-tempat dan orang-orang dari masa lalu kita yang perlu<br />

jamahan kesembuhanNya. Sekali lagi, Kami katakan Yesus ingin memulihkan<br />

seluruh jiwa kita, jangan takut.<br />

B. YESUS AKAN MENYEMBUHKAN<br />

Seorang anggota dari tim pelayanan kami, Dr.Robert Frost [ yang<br />

meninggalkan hidupnya untuk berjalan bersama Yesus pada tahun 1992],<br />

menceritakan cerita ini :<br />

“Saya menyampaikan kata-kata ini dari pengalaman pribadi. Saya pernah<br />

mencoba untuk membongkar luka-luka masa lalu saya dengan kekuatan dan<br />

hikmat saya sendiri. Ini hanya membuatnya makin buruk. Akhirnya saya datang<br />

kepada Tuhan dan dengan sederhana berkata, “Saya akan mempercayai Engkau,<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, untuk menyatakan kepada saya apa yang saya perlu ketahui.<br />

Lakukanlah pada jalanMu, dan pada waktuMu”. Tiga hari sesudahnya, Tuhan<br />

membawa segala sesuatu ke dalam pikiran saya yang saya telah lama lupakan.<br />

- 66 -


Saya melihat diri saya sendiri seperti anak kecil di tengah-tengah situasi yang<br />

sangat sedih. Saya telah ditolak dan mengalami hampir semua cara-cara yang<br />

kasar tanpa kasih. Saya melihat diri saya sendiri di bawah tangga sekolah yang<br />

gelap dengan air mata mengalir turun di wajah saya. Saya sedang memandang<br />

kepada Allah buat pertolonganNya, karena saya telah terluka di dalam hati saya.<br />

Dalam iman, saya membawa hak Tuhan Yesus ke dalam bagian masa lalu<br />

saya. Saya bertanya kepadaNya untuk penyembuhan memori yang menyakitkan<br />

itu. Saya menggambarkan Yesus dalam pikiran saya yang datang dengan kasih<br />

kepada anak kecil itu. Saya melihat Yesus meletakkan lenganNya merangkul saya<br />

seperti anak laki-lakiNya dan menyembuhkan sakit saya. Dalam lenganNya yang<br />

kuat saya merasakan keamanan, kenyamanan dan kasih. Penyembuhan batin itu<br />

telah diberikan kepada saya dengan kasih yang besar untuk orang lain yang<br />

memiliki goresan luka yang dalam pada jiwa mereka. Itulah mengapa saya dapat<br />

katakan dengan perasaan yang besar dan iman yang besar. “Datanglah kepada<br />

Yesus sebagaimana bila Anda menjadi seperti anak kecil. Pikullah kuk kasihNya,<br />

dan belajarlah padaNya. Biarkan Dia membawa pengampunan dan kesembuhan<br />

bagi hati Anda sekarang ini.”<br />

C. KESIMPULAN<br />

Doa ini dapat menolong Anda :<br />

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah<br />

pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang<br />

kekal ! [ Maz 139: 23-24].<br />

Jika Tuhan menunjukkan Anda,”beberapa sakit mental, penderitaan yang<br />

amat dalam”, bawalah kepadaNya. Ijinkan Dia menyembuhkan jiwa Anda. Yesus<br />

berjanji : “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu; karena Aku<br />

lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan : dan<br />

kamu akan mendapatkan pemulihan ke atas jiwamu “ [ Mat 11:29].<br />

PENDAHULUAN<br />

PELAJARAN 8<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

<strong>Roh</strong> Jahat dan Belajar<br />

Mengenali Mereka<br />

Maksud dari mempelajari tentang hal ini yaitu untuk memperluas wawasan dan<br />

pengertian tentang demonology (ilmu yang mempelajari tentang roh-roh jahat)<br />

<strong>Pelajaran</strong> ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:<br />

- 67 -


• Apa/siapakah roh-roh jahat itu?<br />

• Bagaimana kita dapat mengenali serangan dari kuasa si jahat?<br />

• Kuasa apa yang dimiliki oleh roh jahat?<br />

• Apakah yang dilakukan oleh roh jahat terhadap kita?<br />

• Bagaimana mengenali orang yang sedang dikuasai roh jahat?<br />

• Bagaimana mengusir roh jahat?<br />

• Bagaimana penghukuman terhadap roh jahat?<br />

Seorang Kristen dapat menjadi penguasa atas si jahat apabila mendapatkan pengertian<br />

dengan jelas tentang pekerjaan dari roh-roh jahat, serta kekalahan mereka di Kalvari.<br />

Salah satu yang perlu dimengerti adalah betapa tidak berdayanya roh-roh jahat itu<br />

dalam melawan orang-orang percaya, sehingga saudara tidak lagi merasa takut<br />

terhadap serangan dari kuasa setan atau roh-roh jahat.<br />

Setiap orang percaya dapat memiliki otoritas atas roh-roh jahat. Dengan mempelajari<br />

tentang otoritas orang-orang percaya dan melatihnya melalui iman dan Firman Allah.<br />

Ayat-ayat bacaan.<br />

“Kemudian daripada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus<br />

mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak<br />

dikunjungiNya.<br />

“Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ...<br />

sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ” (Lukas 10:1,8,9)<br />

“Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata : Tuhan, juga<br />

setan-setan takluk kepada kami demi namaMu,<br />

“Lalu kata Yesus kepada mereka : Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit.<br />

Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan<br />

kalajengking (simbol dari roh-roh jahat) dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,<br />

sehingga tidak ada yang membahayakan kamu.<br />

“Namun demikian janganlah bersuka cita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi<br />

bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di Sorga.” (Lukas 10:17-20)<br />

Pada ayat yang terakhir (Ayat 20) menjelaskan bahwa alasan yang terbesar untuk<br />

bersukacita adalah karena diselamatkan daripada mengusir setan dalam nama Yesus.<br />

Tujuan yang utama dari pelayanan bukanlah untuk mengusir setan, namun untuk<br />

memberitakan Injil kepada yang terhilang.<br />

Namun agar pemberitaan Injil itu dapat diresponi oleh orang-orang dan mereka dapat<br />

diselamatkan, kita harus bekerja dalam kuasa <strong>Roh</strong> serta mendemonstrasikannya (1<br />

Korintus 2:4). Sangatlah penting untuk memiliki otoritas atas kuasa si jahat, dan kita<br />

juga harus melatihnya.<br />

Dua kekuatan yang besar sedang bertempur baik dalam kehidupan atau kematian<br />

berjuang melawan manusia. Petrus dan Yohanes mengatakan :<br />

Petrus mengatakan: ”Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang<br />

mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (I Petrus 5:8)<br />

Namun Yohanes berkata: “Untuk inilah anak Allah menyatakan diriNya, yaitu supaya Ia<br />

membinasakan perbuatan-perbuatan iblis itu.” (1Yohanes 3:8). Yesus memanggil kita<br />

untuk bersama-sama Dia untuk menghancurkan pekerjaan iblis.<br />

- 68 -


Sebelum kita menjelaskan tentang roh-roh jahat, sangat membantu kita apabila kita<br />

mengerti sedikit tentang setan.<br />

A. <strong>SIAPAKAH</strong> SETAN?<br />

Setan adalah ilah dunia ini (2 Korintus 4:4). Dia adalah penguasa atas bangsabangsa<br />

(Mat 4:8,9). Dialah penyebab dari kesengsaraan dan kesedihan kita, penyakit<br />

dan penderitaan serta kematian. Dia adalah raja dan penguasa dari semua roh-roh<br />

jahat. Dia penguasa dari neraka. Keinginannya adalah merusak kehidupan manusia,<br />

oleh sebab itu ia sangat menyakitkan hati Allah. Bapa kita.<br />

Kita akan lebih mengerti tentang setan melalui nama-nama yang diberikan<br />

kepadanya menurut Alkitab:<br />

1. Si jahat.<br />

Dalam Matius 13:19, dia disebut “si jahat” Dalam ayat 39, dia disebut “musuh” dan<br />

“iblis”. Iblis artinya “pendakwa,” “pemfitnah” atau “pengumpat.”<br />

2. Pendakwa.<br />

Dalam Wahyu 12:10, dia disebut “pendakwa orang percaya”<br />

3. Si iblis.<br />

Dalam 1 Petrus 5:8, dia disebut “iblis” dan disamakan dengan “singa yang<br />

mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”<br />

4. Naga.<br />

Dalam Wahyu 20:2, dia digambarkan dalam sekelompok nama yang<br />

mengerikan apabila kita renungkan: “naga, si ular tua, iblis dan setan,<br />

5. Bapa segala dusta.<br />

Dalam Yohanes 8:44, oleh Yesus ia disebut “pembunuh, pembohong, dan Bapa<br />

segala dusta.<br />

6. Si Pencoba.<br />

Dalam Matius 4:3, dia disebut “si pencoba”.<br />

7. Penghulu Setan.<br />

Dalam Matius 12:24, “penghulu setan”.<br />

8. Penguasa Kerajaan Angkasa.<br />

Dalam Efesus 2:2, “penguasa kerajaan angkasa.”<br />

9. Penguasa Dunia.<br />

Dalam Yohanes 14:30, “penguasa dunia ini.”<br />

10. Penyesat.<br />

Dalam 2 Korintus 11:3, “pikiran kamu disesatkan.’<br />

B. <strong>SIAPAKAH</strong> <strong>ROH</strong>-<strong>ROH</strong> JAHAT ITU?<br />

Beberapa orang mengatakan bahwa sekarang sudah tidak ada roh-roh jahat itu, judul<br />

di atas hanyalah omong kosong dan tidak benar. Namun Alkitab mengajarkan secara<br />

jelas dan rinci tentang roh-roh jahat sama seperti mengajarkan tentang malaikat.<br />

Keduanya untuk saat ini masih sangat aktual dan nyata. Keduanya juga perlu untuk<br />

dimengerti.<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat itu sifatnya sangat kejam, penuh kebencian dan merusak. <strong>Roh</strong>-roh<br />

jahat itu adalah suatu pribadi, seperti roh manusia juga suatu pribadi. <strong>Roh</strong>-roh jahat<br />

itu adalah roh-roh yang tanpa tubuh. Sedangkan kita adalah roh dengan memiliki<br />

- 69 -


tubuh. <strong>Roh</strong> kita berasal dari Allah. <strong>Roh</strong>-roh jahat itu melayani setan dan dikirim dari<br />

dia.<br />

1. Mereka adalah milik iblis.<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat itu adalah milik setan, sebagai penguasa atas roh jahat. Yesus<br />

berbicara tentang mereka yaitu “...setan dan malaikat-malaikatnya.” (Matius<br />

25:41).<br />

Dalam bahasa Yunani disebut Diabolos (setan) artinya “pendakwa” atau<br />

“pemfitnah”. Di Perjanjian Baru selalu menggunakan bentuk tunggal.<br />

Kata daimon dan daimonion dalam bentuk tunggal dan jamak dan tidak pernah<br />

dapat digantikan dengan kata diabolos, sehingga hanya satu yang dapat disebut<br />

diabolos, yaitu setan, namun banyak daimonion atau daimon, yaitu roh-roh jahat.<br />

2. Mereka adalah Malaikat yang jatuh<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat adalah malaikat yang jatuh, “yang meninggalkan tempat kediaman<br />

mereka,...” (Yudas 6). Ketika mereka diciptakan mereka itu sempurna dan mereka<br />

diberi kebebasan untuk dapat memilih. <strong>Roh</strong>-roh jahat adalah malaikat yang<br />

memilih untuk memberontak kepada Allah dan mengikuti kehendak setan.<br />

a. Beberapa diantaranya dipenjara. Yang pertama, setelah mereka jatuh dalam<br />

dosa, sekarang ada dalam penjara “gua-gua yang gelap” (II Petrus 2:4)<br />

menunggu masa penghakiman tiba (I Korintus 6:3).<br />

b. Beberapa diantaranya bebas. Yang kedua, mereka yang jatuh namun Allah<br />

masih mengijinkannya untuk melayani setan dan pemerintahannya (Ulangan<br />

29:29). Setan itu sifatnya tidak maha hadir, namun dia memiliki ribuan roh-roh<br />

jahat yang melakukan seluruh kemampuannya sehingga nampaknya ia berada<br />

dimana-mana.<br />

C. APAKAH <strong>ROH</strong>-<strong>ROH</strong> JAHAT ITU?<br />

1. Perbedaan antara Tubuh dan <strong>Roh</strong>. Saya memiliki sebuah tubuh, namun saya<br />

adalah roh. <strong>Roh</strong> saya tinggal dalam tubuh saya. Saya mengekspresikan diri saya<br />

sendiri (roh saya) melalui tubuh saya. Saudara dapat melihat tubuh saya, namun<br />

saudara tidak dapat melihat saya karena saya yang sesungguhnya adalah roh<br />

yang ada dalam tubuh.<br />

Tubuh saya adalah sekedar rumah untuk tempat tinggal roh saya. Suatu saat tubuh<br />

saya akan binasa dan kembali menjadi debu, namun saya (roh saya) tidak akan<br />

pernah binasa. Saya harus kembali kepada Bapa tempat saya berasal: “...dan roh<br />

kembali kepada Allah.” (Pengkotbah 12:7)<br />

Saya (roh saya) adalah satu pribadi. Saya menyatakan diri saya melalui tubuh.<br />

Apabila tubuh saya diambil, saya (roh saya) tidak dapat menyatakan diri. Potong<br />

bibir saya maka roh saya tidak dapat berbicara. Rusak telinga saya maka roh saya<br />

tidak dapat mendengar. Cungkil mata saya maka roh saya tidak dapat melihat.<br />

Sekalipun mata saya buta, telinga saya tuli dan bibir saya rusak, namun roh saya<br />

masih ada di sana; namun tidak dapat melihat, mendengar dan berbicara.<br />

- 70 -


Potong kaki dan tangan saya, rusak semua indera perasa saya dan pita suara<br />

saya, dan saudara masih tidak dapat merusak roh saya. Namun roh saya tidak<br />

dapat lagi mengekspresikan diri. <strong>Roh</strong> saya masih memiliki tubuh, namun alat-alat<br />

untuk mengekspresikan diri sudah rusak.<br />

Sekarang saudara mengerti apa yang saya maksudkan ketika kita berbicara<br />

tentang perbedaan antara roh saya dan tubuh saya, atau perbedaan antara saya<br />

dan tubuh saya.<br />

2. <strong>Roh</strong> tanpa tubuh<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat adalah roh tanpa tubuh tempat dimana dia dapat mengekspresikan<br />

dirinya kepada dunia ini. Karena mereka tidak memiliki tubuh sendiri, mereka<br />

harus berkelana ke berbagai tempat, untuk mencari tubuh yang dapat dimasuki<br />

dan dijadikan tempat untuk mengekspresikan kejahatannya. (Matius 12:43)<br />

Karena roh-roh jahat itu adalah sebuah pribadi, mereka menampakkan diri mereka<br />

melalui orang yang dimasukinya.<br />

Ada banyak macam kelas dan tipe dari roh-roh jahat seperti juga banyak tipe pada<br />

manusia, beberapa dari mereka akan kita bicarakan selanjutnya.<br />

D. SEPERTI APAKAH SETAN ITU?<br />

Setan adalah lawan saudara. <strong>Roh</strong>-roh jahat adalah musuh saudara. Mereka telah<br />

merampas hak saudara atas mereka dan sangat membenci warisan yang diberikan<br />

kepada saudara itu.<br />

Belajarlah untuk mengenali musuh saudara; perhatikan dia, pelajari strateginya<br />

dalam peperangan, dan latihlah kemampuan dan iman saudara untuk mengusir dia.<br />

Hal ini dapat dipelajari melalui buku-buku dan Alkitab. Informasi berikut disusun untuk<br />

menolong saudara mengerti tentang apa yang dikatakan Alkitab tentang masalah ini.<br />

“...karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan<br />

senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan<br />

benteng-benteng...” (2 Korintus 10:4)<br />

Ayat ini mengatakan kepada kita bahwa kita sedang dalam peperangan, dan kita<br />

memiliki senjata rohani yang diperlengkapi dengan kuasa <strong>Roh</strong> untuk memampukan<br />

kita menghancurkan kubu-kubu dalam pikiran kita yang telah dibutakan oleh iblis dan<br />

roh-roh jahat. (2 Korintus 4:4)<br />

“...karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan<br />

pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu<br />

dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12)<br />

1. Dia sifatnya jahat.<br />

Segala sesuatu yang jahat, merusak, mematahkan dan mengikat itu datangnya<br />

dari setan. Pekerjaan setan adalah selalu, “mencuri, membunuh serta<br />

membinasakan.” (Yoh 10:10) roh, pikiran dan tubuh ciptaan Allah, secara<br />

menyeluruh atau sebagian.<br />

2. Dia menentang Allah dan KeluargaNya.<br />

- 71 -


Dia menentang kita. Dia menganggap kita ini rendah. Namun kita diperingatkan<br />

untuk senantiasa berjaga-jaga. Setan itu musuh saudara, dia selalu hadir untuk<br />

menantang iman saudara, integritas saudara dan hak-hak saudara. Setan selalu<br />

memimpin orang untuk memberontak kepada Allah dan keluargaNya.<br />

Namun Yesus Kristus “Untuk inilah Anak Allah menyatakan diriNya, yaitu supaya<br />

Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” (1 Yohanes 3:8)<br />

E. SEPERTI APAKAH <strong>ROH</strong>-<strong>ROH</strong> JAHAT ITU?<br />

1. <strong>Roh</strong>-roh jahat dapat berbicara.<br />

Mereka berbicara melalui alat-alat suara seseorang, dengan cara yang sama roh<br />

saudara (saudara yang sesungguhnya) juga berbicara melalui bibir dan alat-alat<br />

suara saudara sendiri.<br />

“Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur dihadapanNya dan<br />

berteriak: “Engkaulah Anak Allah.” (Markus 3:11)<br />

“Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak<br />

Allah.” (Lukas 4:41)<br />

“...sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli<br />

Taurat... Pada waktu di dalam rumah ibadat itu ada orang yang kerasukan roh<br />

jahat. Orang itu berteriak: “Apa urusanMu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?<br />

Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang<br />

<strong>Kudus</strong> dari Allah.” (Markus 1:22-25)<br />

Ayat-ayat tersebut menunjukkan pada kita bagaimana roh-roh jahat itu berbicara<br />

pada kita kepada orang yang hendak mengusirnya.<br />

2. <strong>Roh</strong>-roh jahat tahu akan masa depannya.<br />

Yesus bertemu dengan dua orang kerasukan yang datang dari perkuburan. Ketika<br />

Dia mengusir roh-roh itu keluar, mereka berteriak: “Apa urusanMu dengan kami,<br />

hai Anak Allah? Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?”<br />

(Matius 8:29)<br />

Apakah maksud dari roh-roh itu ketika mengatakan: “Adakah Engkau kemari untuk<br />

menyiksa kami sebelum waktunya?”<br />

Waktu apa yang sedang mereka katakan itu?<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat itu tahu bahwa Neraka sudah dipersiapkan bagi setan dan para<br />

malaikatnya. Mereka tahu bahwa harinya akan tiba dan setan akan: dilemparkan<br />

ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan<br />

mereka itu disiksa siang dan malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20:10)<br />

“...tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,<br />

orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembahpenyembah<br />

berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka<br />

di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang<br />

kedua.” (Wahyu 21:8) dan “setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di<br />

dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” (Wahyu 20:15)<br />

- 72 -


<strong>Roh</strong>-roh jahat itu tahu bahwa harinya akan tiba dan mereka akan disiksa siang dan<br />

malam, selama-lamanya. Mereka juga tahu bahwa saat itu mereka tidak akan<br />

dapat lagi untuk menyiksa manusia, karena waktunya akan tiba.<br />

Oleh karena itu, mengetahui hal ini mereka gentar dihadapan Yesus dan berteriak:<br />

“Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami?”<br />

3. <strong>Roh</strong>-roh jahat menentang kekalahannya.<br />

Dalam Matius pasal delapan, Markus pasal lima, Lukas pasal delapan<br />

menceritakan tentang bagaimana Yesus mengusir legion yang tinggal dalam orang<br />

gila.<br />

Konteks dari ayat-ayat itu menunjukkan kepada kita hal-hal berikut:<br />

Pertama: <strong>Roh</strong>-roh jahat sebenarnya adalah penyembah Kristus, seringkali mereka<br />

melakukan itu untuk mencegah agar Yesus tidak bersikap keras terhadap mereka<br />

(Markus 5:6)<br />

Kedua: Yesus memerintahkan mereka untuk keluar dari tubuh manusia.<br />

(Lukas 8:29, Markus 5:8)<br />

Tiga: <strong>Roh</strong>-roh jahat meminta kepada Dia agar Dia tidak menyiksa mereka, namun<br />

ketika Yesus berkata kepada mereka, roh-roh jahat itu menjadi takut. (Lukas 8:28)<br />

Empat: Kristus meminta mereka untuk menyebutkan nama mereka. (Lukas 8:30)<br />

Lima: <strong>Roh</strong>-roh itu menjawab: “Namaku legion karena kami banyak” (Markus 5:9)<br />

Enam: Ketika Yesus memerintahkan mereka untuk pergi, roh-roh itu terkejut<br />

karena mereka dipaksa keluar dari tempat tinggalnya yaitu tubuh manusia, “Ia<br />

memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari<br />

daerah itu” (Markus 5:10)<br />

Kemudian roh-roh yang bernama legion, yang tinggal dalam orang gila itu,<br />

mencoba untuk membuat penawaran. Apabila mereka diusir keluar dari tubuh<br />

orang itu, tempat lain yang baik untuk mereka tinggal adalah sekumpulan babi<br />

yang sedang mencari makan di sekitar mereka.<br />

“Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!”<br />

(Markus 5:12).<br />

Tujuh: “Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu<br />

dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu<br />

terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.” (Markus 5:13)<br />

Cerita ini menunjukkan kepada kita bagaimana roh-roh jahat itu sangat menentang<br />

untuk menyerahkan tempat yang mereka tinggali, namun mereka harus taat<br />

kepada otoritas Hamba Allah. Bagi kita Kristus berkata: kepadamu aku berikan<br />

kuasa dan otoritas atas setan-setan dan “dalam namaKu engkau akan mengusir<br />

setan-setan” (Mark.16:17, Lukas 9:1; Lukas 10:19).<br />

4. <strong>Roh</strong>-roh jahat dapat memanggil pasukannya.<br />

- 73 -


Yesus mengajarkan tentang hal ini dalam Matius pasal 12:<br />

“Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang<br />

tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatinya. Lalu ia berkata: Aku<br />

akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan<br />

mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur.<br />

Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya dan<br />

mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk<br />

daripada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang<br />

jahat ini.” (Matius 12:43-45)<br />

Sangatlah mungkin bagi roh-roh jahat, yang sudah diusir keluar, memanggil rohroh<br />

jahat yang lain untuk dijadikan pasukannya dan masuk kembali pada orang<br />

yang pernah mereka tinggali. Hal ini bisa terjadi kalau seseorang yang baru<br />

dilayani itu gagal menyerahkan hidupnya secara sepenuhnya kepada Kristus.<br />

Terlebih lagi, roh-roh jahat itu memanggil roh-roh lain yang lebih jahat dari dia; dan<br />

masuk serta tinggal di situ; “maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada<br />

keadaannya semula.”<br />

Yesus berkata kepada orang timpang yang sudah disembuhkanNya, “Jangan<br />

berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk lagi.”<br />

(Yohanes 5:14).<br />

5. <strong>Roh</strong>-roh jahat mengenali dan taat kepada orang yang memiliki kuasa atas<br />

mereka.<br />

Ketika Yesus bertemu dengan orang yang kerasukan, roh-roh jahat seringkali<br />

berteriak: “Kami tahu siapa Engkau: Engkau adalah Anak Allah.”<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat itu tidak pernah berubah.<br />

Contoh semacam ini pernah terjadi dalam pelayanan Paulus:<br />

“Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling negeri itu, mencoba<br />

menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan<br />

berseru, katanya: “Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan<br />

oleh Paulus.”<br />

Tetapi roh jahat itu menjawab: Yesus aku kenal dan Paulus aku ketahui, tetapi<br />

kamu, siapakah kamu? Dan orang yang dirasuki roh jahat itu menerpa mereka dan<br />

menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari<br />

rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. (Kisah Rasul 19:13-16)<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat tahu siapakah yang memiliki kuasa atas mereka. Mereka mengenal<br />

Yesus. Mereka mengenal Paulus. <strong>Roh</strong>-roh jahat itu melecehkan dan menggagahi<br />

tujuh anak Skewa yang mencoba untuk mengusir mereka demi uang.<br />

“Allah mengurapi Yesus orang Nazaret itu dengan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.”<br />

(Kisah Rasul 10:38)<br />

- 74 -


Juga <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> yang berkata: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk<br />

tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”<br />

(Kisah Rasul 13:2)<br />

Dua orang yang dikenal oleh roh-roh jahat adalah orang-orang yang diurapi oleh<br />

<strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> dan diberi kuasa Allah. <strong>Roh</strong>-roh jahat mengenali mereka dan taat<br />

kepada mereka.<br />

Namun hal ini juga memperingatkan kepada orang-orang yang belum percaya<br />

untuk tidak bermain-main dengan setan-setan. Setiap orang percaya telah<br />

diberikan kuasa dan otoritas atas setan-setan dan tidak perlu takut atau bimbang<br />

dalam menggunakan otoritasnya.<br />

Yesus berkata: “Tanda-tanda ini akan menyertai mereka yang percaya; demi<br />

namaKu mereka akan mengusir setan-setan.” (Markus 16:17)<br />

Maria Magdalena dirasuk oleh tujuh setan; dan ada seorang, yang diurapi Allah,<br />

dia dapat mengusir tujuh setan itu.<br />

Di pihak lain, ada tujuh orang, dan tak satupun dari mereka adalah hambaNya<br />

yang diurapi, dan ketujuh orang itu tidak dapat mengusir setan yang jumlahnya<br />

hanya satu; namun justru setan itu yang menguasai mereka sehingga mereka lari<br />

dalam keadaan telanjang dan terluka. Apa perbedaannya?<br />

Hal itu menunjukkan bahwa kekuatan dan hikmat kita tidak ada artinya dihadapan<br />

roh-roh jahat; namun semua setan-setan yang ada di neraka tidak akan berdaya<br />

melawan orang yang diurapi oleh Allah.<br />

F. BAGAIMANAKAH ALLAH ITU?<br />

1. Dia sifatnya baik.<br />

Segala sesuatu yang baik, yang memberkati, manis dan suci datangnya dari Allah.<br />

“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari<br />

atas, diturunkan dari Bapa...” (Yakobus 1:17)<br />

2. Dia memberikan kehidupan.<br />

Allah “...menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup<br />

yang saleh...” (II Petrus 1:3)<br />

“Tetapi Anak manusia datang bukan untuk membinasakan, namun untuk<br />

menyelamatkan yang hilang...”<br />

Kita dapat menyimpulkan bahwa setan itu jahat dan Allah itu baik. Segala sesuatu<br />

yang baik datangnya dari Allah dan segala sesuatu yang buruk datangnya dari<br />

setan.<br />

G. SEPERTI APAKAH KITA?<br />

1. Kita memiliki perlengkapan senjata Allah.<br />

Kita telah diberikan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk melawan setan.<br />

Yesus, sebelum kembali kepada Bapa, menganugerahi setiap orang percaya hak<br />

untuk menggunakan namaNya untuk melawan roh jahat.<br />

Pedang <strong>Roh</strong>, yaitu Firman Allah adalah senjata kita untuk melawan setan.<br />

- 75 -


Kaki berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil.<br />

Ketopong keselamatan ada di kepala kita, dan perisai iman adalah pertahanan kita<br />

untuk memadamkan semua panah api dari si jahat. (Efesus 6:13-18)<br />

2. Kita memiliki kuasa atas musuh kita.<br />

Yesus sebagai pemimpin kita, mengatakan: ”Sesungguhnya Aku telah<br />

memberikan kuasa kepada kamu...” (Lukas 10:19)<br />

“...lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setansetan”<br />

(Lukas 9:1)<br />

“...mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu...” (Markus 16:17)<br />

- 76 -


<strong>Pelajaran</strong> 9<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

MENGUSIR <strong>ROH</strong> JAHAT<br />

Bagian 2<br />

<strong>Roh</strong> Jahat : Kuasa Mereka<br />

A. APAKAH GEJALA ORANG YANG TERIKAT OLEH <strong>ROH</strong> JAHAT?<br />

1. Secara fisik<br />

a. Pandangan yang kosong. Seseorang yang berada di bawah kuasa roh jahat<br />

seringkali memiliki pandangan yang kabur dan kosong.<br />

b. Keadaan yang tidak sadarkan diri. Kadang-kadang orang tidak menjadi<br />

sadarkan diri. Mata mereka menutup dan jika saudara mencoba kelopak<br />

matanya, bola mata mereka memutar balik dan bagian putihlah yang kelihatan.<br />

c. Kekuatan yang berlebihan. Seperti orang yang kerasukan setan di Gerasa<br />

(Mark. 5:3-4), bahkan seorang ibu rumah tangga yang paling rapuh dan tidak<br />

berbahaya dapat menjadi sekuat banteng dan bertindak membahayakan, jika<br />

kuasa roh jahat berada dalam hidupnya.<br />

d. Gangguan pencernaan. Beberapa orang menderita gangguan pada organ<br />

tubuhnya, khususnya pada bagian perut. Misalnya: “sesuatu” akan bergerak<br />

naik turun dengan kuat dalam perut orang tersebut.<br />

e. Reaksi aneh. Anak kecil bereaksi aneh dibawah pengaruh kekuatan roh jahat.<br />

Saya pernah melihat anak-anak dibawah kuasa “roh monyet”, membuat wajah<br />

mereka tampak seperti monyet, meloncat-loncat di atas meja dan kursi.<br />

f. Seksualitas yang meningkat. Banyak orang dengan ikatan roh jahat yang<br />

mengalami perasaan seksualitas yang meningkat.<br />

g. Perasaan tercekik. Ketika roh jahat sedang aktif, korban merasa seakan-akan<br />

dirinya dicekik atau kekurangan nafas atau merasa sesak di sekitar dadanya.<br />

h. Bunyi-bunyi yang diucapkan. <strong>Roh</strong> jahat dapat batuk, bersin, berbicara,<br />

tertawa, mengancam, menangis, berdalih, berbohong, dan lain-lain. (Lihat<br />

Mark.5:5,7,9,10)<br />

i. Pertahanan aktif atau pasif. <strong>Roh</strong> jahat dalam seseorang dapat menyebabkan<br />

jatuh, berlaku seolah-olah mati. <strong>Roh</strong> itu juga dapat bersumpah, berteriak atau<br />

tertawa pada orang yang percaya.<br />

Catatan: ini adalah usaha setan untuk mengecewakan saudara dan membuat<br />

saudara ragu-ragu akan kuasa Kristus terhadap kuasa setan.<br />

(Lukas 4:35, Lukas 9:39, Mark. 9;18,20,26) Abaikan hal ini dan gunakan<br />

kekuasaan saudara dalam Kristus!<br />

j. Tindakan yang membahayakan. Mereka mungkin juga mencoba untuk<br />

menggigit, mencakar, menendang, atau memukul saudara. Seseorang belajar<br />

untuk tidak mengusir setan dengan mata tertutup. Ia mendapat pukulan yang<br />

tidak terduga di wajahnya.<br />

- 77 -


k. Bau yang tidak enak. Kadang-kadang bau yang tidak enak seperti sulfur akan<br />

keluar dari orang yang berada dibawah ikatan roh jahat.<br />

2. Secara emosi.<br />

a. Depresi. Seseorang yang berada dibawah kuasa roh jahat, seringkali merasa<br />

depresi dan didorong oleh pikiran untuk bunuh diri (Raja Saul) “Ia diganggu<br />

oleh roh jahat yang daripada Tuhan...kemudian Saul membawa pedang itu dan<br />

menjatuhkan dirinya ke atasnya.” (I Samuel 16:14;31:4)<br />

b. Bersalah. Orang-orang ini biasanya juga dipenuhi oleh perasaan bersalah,<br />

tidak mau mengampuni, dan kepahitan. Catatlah Simon, yang memiliki roh<br />

jahat: “Sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan<br />

terjerat dalam kejahatan.” (Kisah Rasul 8:23)<br />

c. Sikap yang membahayakan. Beberapa hari mereka memiliki sikap yang<br />

membahayakan dan mudah untuk kecewa. “Tetapi roh jahat yang daripada<br />

Tuhan hinggap pada Saul... lalu Saul berikthiar menancapkan Daud ke dinding<br />

dengan tombak itu... Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputkah ia pada<br />

malam itu.” (I Samuel19:9-10)<br />

3. Kebingungan dan konflik intelektual.<br />

Orang dengan ikatan roh jahat sering menderita kebingungan dan mengalami<br />

konflik mental “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya dibutakan<br />

(bahasa Yunani=pooro=dibuat bodoh) oleh ilah jaman ini...”(II Korintus 4:4)<br />

4. Secara rohani.<br />

a. Pertahanan terhadap Firman Allah. Biasanya ada suatu pertahanan melawan<br />

Firman Allah dan doa didalam orang tersebut.<br />

b. Melihat roh jahat. Beberapa orang di Afrika berkata bahwa mereka melihat<br />

“orang yang kecil” yang disebut “tikoloshe”.<br />

B. BANTUAN SECARA PRAKTIS/<strong>ROH</strong>ANI.<br />

Rasul Paulus dan Yohanes memberi kita cara-cara praktis bagaimana untuk<br />

mengenali pengaruh roh-roh jahat.<br />

1. Perhatikan bahasa dan nada suara.<br />

“Karena itu aku mau meyakinkan kamu bahwa tidak ada seorangpun yang<br />

berkata-kata oleh <strong>Roh</strong> Allah, dapat berkata “Terkutuklah Yesus.” (1 Kor.12:3).<br />

Seringkali bahasa yang digunakan dan nada suara, sudah cukup untuk<br />

mengetahui apakah saudara berurusan dengan pribadi lain (Iblis).<br />

2. Ujilah pengakuan mereka.<br />

Jika seseorang ada dibawah pengaruh roh jahat, tes ini akan membantu.<br />

“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah<br />

roh-roh itu apakah mereka berasal dari Allah;<br />

“Demikianlah kita mengenal <strong>Roh</strong> Allah: setiap roh yang mengaku bahwa Yesus<br />

Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh yang tidak<br />

mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah.” (I Yohanes 4:1-3)<br />

3. Pelajari pemberian-pemberian <strong>Roh</strong>.<br />

- 78 -


Pelajari Bab 1, Karunia-karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>, dalam Bimbingan Pelatihan Para<br />

Pemimpin, khususnya bagian teratur Karunia <strong>Roh</strong> yang dapat dilihat. Hal ini tidak<br />

terhingga nilainya dalam usaha mengenali apa yang sedang berurusan dengan<br />

kita.<br />

C. APA YANG DAPAT DIPERBUAT OLEH <strong>ROH</strong> JAHAT?<br />

MARK.5:1-20<br />

1. <strong>Roh</strong> jahat dapat memberikan kekuatan fisik yang sangat besar pada<br />

manusia”... datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan<br />

menemui Dia... dan tidak seseorangpun lagi yang sanggup mengikatnya,<br />

sekalipun dengan rantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya<br />

dimusnahkannya, sehingga tidak seorangpun yang cukup kuat untuk<br />

menjinakkannya.” (Mark.5:2-4)<br />

Orang-orang yang dirasuk roh jahat ini (ayat 2) memiliki kekuatan fisik dari banyak<br />

orang. Ketika Yesus menanyai nama roh itu, ia menjawab, “Namaku Legion,<br />

karena kami banyak.” (Ay.9)<br />

Satu legion Romawi terdiri dari tiga sampai enam ribu pasukan, dan orang ini<br />

memiliki kekuatan satu legion roh jahat.<br />

2. <strong>Roh</strong> jahat dapat melakukan mujizat.<br />

Yohanes menulis, “Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai katak... itulah<br />

roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib.” (Wahyu 16:13,14)<br />

Setan dan para roh jahat dapat juga menipu “para pencari tanda” (2 Tes. 2:9).<br />

Jangan mengikuti tanda-tanda. Biarkanlah tanda-tanda yang mengikuti saudara.<br />

(Mark. 16:16)<br />

Mereka adalah keajaiban yang menipu.<br />

Kita harus seperti Musa dan Harun. Ketika kuasa kegelapan muncul, kita<br />

menunjukkan bahwa kuasa Allah lebih besar.<br />

“Kemudian Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir...masingmasing<br />

mereka melemparkan tongkatnya dan tongkat itu menjadi ular; tetapi<br />

tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka.” (Kel. 7:11,12) “...sebab roh yang<br />

ada dalam kamu lebih besar daripada roh yang ada dalam dunia.” (1 Yoh.4:4)<br />

3. <strong>Roh</strong>-roh jahat dapat merusak manusia.<br />

Jangan terpengaruh oleh kelompok olkutisme, agama palsu atau bahkan yang<br />

mengaku Kristen. Mereka semua memiliki satu kesamaan: mereka menyangkali<br />

Ketuhanan Kristus, mereka tidak berasal dari Allah.<br />

Satu Ujian Yang Benar.<br />

Yohanes mengatakan, “Setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus (Mesias)<br />

telah datang sebagai daging adalah datangnya dari Allah.” Berarti semua yang<br />

tidak mengakui itu datangnya dari iblis dan dibawah kekuasaan <strong>Roh</strong> Jahat.<br />

Saudara dapat mengenali pengajaran yang sesat; saudara dapat menanyakan<br />

kepada mereka apakah mereka percaya bahwa Yesus adalah Allah. (Yohanes<br />

1:1,14) Apabila mereka menjawab “tidak”, mereka adalah nabi palsu.<br />

- 79 -


Mereka mungkin adalah para pemimpin jemaat yang besar dan sekalipun mereka<br />

adalah para pemimpin Kristen, namun apabila mereka menolak keilahian Yesus<br />

maka mereka tidak berasal dari Allah.<br />

4. <strong>Roh</strong> jahat dapat memberikan kekuatan supranatural pada manusia.<br />

Jangan mencari atau menerima pelayanan dukun, ahli sihir atau peramal. Tuhan<br />

kita memanggil setiap orang percaya untuk “keluar dari antara mereka dan<br />

pisahkanlah dirimu...janganlah menjamah apa yang najis. (2 Kor.6:14-18) Allah<br />

mengatakan bahwa kita tidak boleh menjamah hal-hal sebagai berikut:<br />

a. Ramalan. Mereka yang mengakui memiliki rahasia masa depan (para peramal).<br />

Praktek ini dikuasai oleh roh jahat.<br />

b. Ilmu sihir. Pada hari akhir-akhir ini, tukang sihir banyak bertambah. Pada masa<br />

pemerintahan Saul, seorang penyihir bahkan memiliki kemampuan dan ijin<br />

untuk mendatangkan orang yang sudah mati. (1 Sam.28:7-20)<br />

c. Perantara. Mereka yang memiliki roh yang dikenal (roh jahat).<br />

“Sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi Tuhan.”<br />

(Ulangan 18:12)<br />

Allah memperingatkan bangsa Israel ketika mereka memasuki Tanah Perjanjian,<br />

untuk berhati-hati terhadap para perantara roh, “Janganlah engkau belajar<br />

berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu.”<br />

(Ul. 18:9-14)<br />

d. Berhala-berhala. Mereka menyembah Molokh yang menuntut korban anakanak<br />

kecil; Tuhan menyebut agama jahat ini “suatu kekejian”. Bahkan raja<br />

Salomo mendirikan bukit pengorbanan ... bagi Molokh. (1 Raja 11:7)<br />

5. <strong>Roh</strong> jahat dapat menggoda dan mencemoohkan orang Kristen yang tidak<br />

patuh. (Yehez.16:20-23)<br />

Tapi, “jika kamu mau menurut dan mau mendengar maka kamu akan memakan<br />

hasil baik dari negeri itu.” (Yes.1:19) Mereka yang meninggalkan Mesir “dibawah<br />

darah anak domba” memperoleh janji ini:<br />

“Sebab tidak ada mantera (ilmu sihir yang akan bekerja) yang mempan terhadap<br />

Yakub, atau tenungan (sihir yang akan bekerja) yang mempan terhadap Israel...”<br />

(Bil.23:23)<br />

Jangan takut terhadap roh jahat. Ingat,”Kamu berasal dari Allah, anak-anakKu,<br />

dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu, sebab <strong>Roh</strong> yang ada dalam<br />

kamu, lebih besar daripada roh yang ada dalam dunia.” (1 Yoh.4:4)<br />

D. APAKAH YANG DILAKUKAN <strong>ROH</strong> JAHAT TERHADAP MANUSIA?<br />

Kata Yunani daimonizomai, diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Inggris, “digunakan<br />

oleh roh jahat, memiliki roh jahat, disakiti atau dimiliki oleh roh jahat.”<br />

Beberapa orang merasa bahwa kata Inggris “dimiliki” terlalu kuat untuk secara tepat<br />

menerangkan arti bahasa Yunani: daimonizomai. Kata yang lebih tepat adalah<br />

dirasuk.<br />

1. Mereka menyiksa dan melecehkan.<br />

- 80 -


Dirasuk adalah disakiti (disiksa secara emosi, mental atau moral)<br />

a. Penyiksaan emosi.<br />

“...anakku perempuan kerasukan (Yunani = daimonizomai) setan dan sangat<br />

menderita.” (Mat.15:22)<br />

b. Menderita mental.<br />

“Tuhan kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. (Yunani = pascho<br />

- sangat menderita sakit). Ia sering jatuh ke dalam api dan air”... Dengan keras<br />

Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu daripadanya...” (Mat.17:15,18)<br />

c. Gangguan emosi.<br />

“...juga mereka yang dirasuk (Yunani = ochleo - diganggu) oleh roh jahat beroleh<br />

kesembuhan.” (Luk.6:18)<br />

d. Gangguan moral.<br />

“Dan juga banyak orang dari kota-kota sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun<br />

serta membawa orang-orang yang sakit, orang-orang yang diganggu oleh roh<br />

jahat (Yunani = akathrtos - najis, cabul, kotor): dan mereka semua<br />

disembuhkan.” (Kis.5:16).<br />

2. Mereka menyebabkan penyakit dan penderitaan.<br />

Kenyataan ini yang ditunjukkan secara jelas dalam Alkitab jika dipahami sungguhsungguh<br />

akan menjadi sumber kekuatan bagi iman saudara dalam Allah untuk<br />

kesembuhan ilahi.<br />

(Pelajari bab selanjutnya tentang Persiapan untuk mengusir roh jahat. Hal ini<br />

menjelaskan sumber permasalahan fisik lainnya. Semua kesakitan tidak selalu<br />

merupakan akibat kerasukan setan).<br />

Seorang pendeta yang hadir pada suatu malam ketika saya berkotbah tentang<br />

hubungan roh jahat dan penyakit, berkata, “Ketika kita mengetahui bahwa suatu<br />

penyakit adalah akibat serangan roh jahat terhadap tubuh kita, bukan berkat Allah,<br />

saya siap untuk melawan pekerjaan setan, menghardiknya dan menguasai dia.”<br />

Setiap penyakit memiliki suatu kehidupan - kuman atau virus yang<br />

menyebabkannya berkembang. <strong>Roh</strong> jahat yang tinggal dalam kuman tidak berasal<br />

dari Allah, karena kuman sifatnya membunuh dan merusak hidup manusia. Hal itu<br />

berasal dari setan, hal itu merupakan kehidupan roh jahat atau roh kelemahan,<br />

yang memberi kehidupan kepada penyakit, atau berkembang seperti roh saudara<br />

yang memberi kehidupan pada tubuh saudara.<br />

Ketika roh meninggalkan tubuh saudara, ia mati (Yak.2:26). Jadi apabila roh<br />

kelemahan diusir maka penyakit itu akan lenyap.<br />

Banyak penyakit dan wabah yang berasal dari suatu kuman yang sangat kecil,<br />

yaitu kehidupan roh setan yang dikirim untuk hidup dan menguasai tubuh manusia<br />

serta menghancurkannya. Selama roh kelemahan berada dalam tubuh, penyakit<br />

itu akan mengalami pertumbuhan serta melangsungkan pekerjaannya yang<br />

merusak.<br />

Contohnya, kanker disebabkan oleh sel pemberontakan yang berkembang lebih<br />

cepat dari sel-sel lain yang dapat membunuh mereka. Kehidupan dalam kanker itu<br />

- 81 -


mungkin disebabkan oleh setan. Banyak dokter berpendapat bahwa apabila<br />

seorang dapat menghilangkan kehidupan yang ada dalam kanker itu, maka akibatakibat<br />

yang disebabkan oleh penyakit itu akan lenyap dari tubuh.<br />

Tapi ada dua sumber “sumber kehidupan” yang saling menentang dalam tubuh<br />

saudara: kehidupan roh kanker yang jahat dan kehidupan ilahi dari Allah.<br />

Banyak metode kedokteran untuk menghancurkan kehidupan sel kanker yang<br />

dapat membunuh sel yang sehat dalam tubuh tempat dimana sel kanker itu hidup.<br />

Yesus berkata, “Mereka akan mengusir setan demi namaKu.” Dalam nama Yesus<br />

Kristus, kita sebagai orang percaya memiliki kuasa untuk mengusir roh atau<br />

kehidupan kanker.<br />

Ketika hidup sel kanker yang berasal dari setan telah pergi, kanker itu mati dan<br />

akibatnya juga lenyap.<br />

Ketika pertama kali saya mendengar penjelasan ini, penginjil itu<br />

mendemonstrasikan dengan berdoa untuk orang-orang. Banyak yang<br />

disembuhkan secara langsung pada waktu itu.<br />

E. APA AKIBATNYA JIKA <strong>ROH</strong> JAHAT DIUSIR?<br />

1. Orang disembuhkan.<br />

Sekarang saudara memahami Firman ini: “...dibawalah kepada Yesus banyak<br />

orang yang kerasukan setan.” (Perhatikan, ini adalah satu-satunya kelompok<br />

orang yang khusus dibawa kepada Tuhan), dan dengan sepatah kata Yesus<br />

mengusir roh-roh tersebut dan menyembuhkan penyakit. (Matius 8:16)<br />

Ayat ini menyatakan bahwa beberapa dari penyakit yang disembuhkan Yesus<br />

disebabkan oleh roh jahat. Ia mengusir roh jahat dan menyembuhkan yang sakit.<br />

Petrus menyatakan hal yang sama ketika ia menulis,”yaitu tentang Yesus dari<br />

Nazareth, bagaimana Allah mengurapi Dia dengan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>...dan<br />

menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis.” (Kisah Rasul.10:38)<br />

a. Wanita yang bungkuk. Lukas 13, Yesus “sedang mengajar dalam salah satu<br />

rumah ibadat...di situ ada seorang perempuan yang dirasuk setan sehingga ia<br />

sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.”<br />

Alkitab mengatakan bahwa ia memiliki “roh kelemahan” (Luk.13:11). Apakah itu<br />

suatu berkat dari Allah? Yesus berkata, “Setan telah mengikatnya.” (Luk.<br />

13:16)<br />

Jika seorang dokter diminta untuk memeriksa kasus wanita ini, ia tidak akan<br />

berkata, “<strong>Roh</strong> setan telah mengikatnya.” Ia akan menyebutnya radang sendi<br />

punggung, tulang belakang yang salah letak, atau istilah kedokteran lainnya.<br />

Hal-hal tersebut benar sejauh dihubungkan dengan ilmu kedokteran.<br />

Tapi sumber utama dari masalah tersebut adalah “roh kelemahan dari setan<br />

yang mengikatnya.” Mengusir roh jahat. Menghardik setan dan ia<br />

disembuhkan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus. Beberapa penderita penyakit<br />

di punggung masih ada yang disebabkan oleh setan.<br />

b. Orang yang buta dan yang bisu. “Kemudian dibawalah kepada Yesus<br />

seorang yang kerasukan setan. Orang itu bisu dan buta.” (Mat.12:22) Ketika<br />

- 82 -


setan telah diusir, orang tersebut dapat melihat dan berbicara. <strong>Roh</strong> buta<br />

menyebabkan kebutaan pada orang itu. Kebutaan dapat disebabkan oleh<br />

setan.<br />

c. Anak yang tuli dan bisu. “Ia menegor roh jahat itu dengan keras, katanya:<br />

“Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli. Aku<br />

memerintahkan engkau keluar, keluarlah dari anak ini dan jangan<br />

memasukinya lagi!” (Mark.9:25)<br />

Saat ini, mereka yang tuli dan bisu mungkin berada dalam cengkeraman roh<br />

tuli dan bisu.<br />

d. Orang yang najis. “Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang<br />

yang kerasukan roh jahat. Orang itu (roh iblis) berteriak...tapi Yesus<br />

menghardiknya (roh jahat), kataNya, “Diam, keluarlah daripadanya.”<br />

(Mark.1:23,25; Luk.4:35)<br />

Disini ada seorang yang tidak suci dalam rumah ibadat, dan keadaannya<br />

disebabkan oleh roh yang kotor, cabul dan najis. Penyebab sifat yang tidak<br />

kudus dan kotor adalah setan.<br />

2. Medis vs rohani.<br />

Dokter mungkin menyebutnya radang sendi, tapi roh kelemahanlah yang<br />

merupakan penyebab utamanya.<br />

Istilah ilmiah mungkin menyebut pita suara yang tidak berkembang dan saraf yang<br />

mati di telinga, namun masalah utama dalam beberapa kasus adalah roh tuli dan<br />

bisu yang harus diusir dalam nama Yesus.<br />

Spesialis mungkin mengatakan hal itu glaucoma atau katarak, tapi hal tersebut<br />

disebabkan oleh roh kebutaan.<br />

Penyakit berasal dari setan dan disebabkan oleh roh kelemahan. Jika roh-roh ini<br />

diusir dalam nama Yesus, yang sakit akan disembuhkan.<br />

<strong>Pelajaran</strong> 10<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

MENGUSIR <strong>ROH</strong> JAHAT<br />

Bagian 3<br />

Persiapan dalam Mengusir<br />

<strong>Roh</strong>-roh Jahat<br />

- 83 -


Apa yang saudara lakukan untuk melepaskan orang dari pengaruh kekuatan setan?<br />

A. MEMILIH TIM PELAYANAN KELEPASAN<br />

Dalam Alkitab iblis diusir oleh Yesus dan murid-muridnya yang telah terpilih untuk<br />

membantu dalam pelayanan ini dan yang telah diurapi serta diberi kuasa olehNya.<br />

Perjanjian Lama memberi contoh pelayanan bagi orang yang kerasukan setan yaitu<br />

Saul dan Daud. Setelah Daud diurapi oleh nabi Samuel<br />

(I Sam.16:13), melalui musik yang dimainkan dapat mengusir roh-roh jahat yang ada<br />

dalam Raja Saul (I Sam. 16:14,23)<br />

Dalam Perjanjian Baru kita dapat melihat banyak pelayanan pengusiran setan.<br />

Dalam keempat Injil tertulis tentang mereka yaitu Yesus, dua belas murid, tujuh puluh<br />

murid dan satu orang yang lain.<br />

(Lukas 9:1; 10:17; 9:49)<br />

Dalam kisah Rasul, kita melihat rasul Petrus dan Paulus serta Pilipus terlibat dalam<br />

perlawanan terhadap roh-roh jahat dan hasilnya roh-roh itu pergi. (Kisah Rasul 5:16;<br />

8:7; 16:18; 19:12)<br />

Petrus adalah seorang nelayan; Paulus seorang ahli teologi; dan Pilipus pada<br />

mulanya seorang yang melayani meja. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa sejak para<br />

pemimpin pada masa Jemaat mula-mula dipegang oleh semua orang percaya.<br />

(Markus 16:17)<br />

Sangat bijaksana untuk mengikuti teladan Yesus dalam Markus 6:7: “Ia memanggil<br />

kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa<br />

atas roh-roh jahat.”<br />

Ada kuasa dalam kesepakatan secara roh (Matius 18:19). Tim Pelayanan Kelepasan<br />

(dua sampai enam) akan lebih mencapai sukses daripada yang sendirian. Apabila<br />

Tuhan bersama saudara, “satu orang akan mengalahkan seribu musuh, dan dua<br />

orang akan mengalahkan sepuluh ribu.” Hal ini menunjukkan bahwa dengan dua<br />

orang akan memiliki kekuatan sepuluh kali lipat dibandingkan dengan kekuatan dari<br />

satu orang saja. Dari hal ini kita sarankan untuk melatih para tim pelayanan<br />

kelepasan.<br />

1. Memilih Pemimpin Tim.<br />

Perhatikan bagian, Bagaimana Melatih Para Pemimpin Gereja, untuk membantu<br />

dalam melatih tim. Prinsip-prinsip yang diberikan dalam bagian itu sangat sesuai<br />

dalam memilih seorang pemimpin tim. Pemimpin tim adalah salah satu aspek yang<br />

penting dalam keberhasilan pelayanan kelepasan yang dilakukan dalam suatu<br />

persekutuan, atau untuk tim yang melakukan pelayanan penginjilan keliling.<br />

Jika memungkinkan, pilihlah seorang laki-laki dan seorang wanita untuk dilatih.<br />

Dalam banyak ka<br />

sus, cara yang terbaik dalam menangani masalah wanita seharusnya dilakukan<br />

oleh tim wanita dan masalah laki-laki ditangani oleh tim laki-laki.<br />

Tim pelayanan kelepasan ini seringkali harus menghadapi roh-roh najis yang<br />

mendorong orang yang kerasukan setan ini melakukan penyimpangan dalam<br />

kehidupan seksual mereka. Dalam kasus tertentu biasanya kita dapat lebih leluasa<br />

mengadakan penyerangan terhadap orang yang mempunyai jenis kelamin yang<br />

sama apabila kita melayani orang yang kerasukan setan.<br />

- 84 -


2. Memilih anggota tim.<br />

Tugas yang penting dari pemimpin tim adalah memilih laki-laki dan perempuan<br />

yang memiliki kecakapan yang sama dengan yang ia miliki.<br />

Kecakapan-kecakapan berikut didasarkan pada 1 Timotius 3:1-12.<br />

3. Kecakapan untuk para pemimpin dan anggota.<br />

Para pemimpin dan anggota<br />

a. Harus tidak bercacat. Pemimpin tim dan anggotanya harus tidak bercacat.<br />

Suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi<br />

tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah<br />

melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang.<br />

Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.<br />

Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan<br />

kena hukuman iblis.<br />

Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar ia jangan digugat<br />

orang dan jatuh ke dalam jerat iblis.<br />

CONTOH: Cerita berikut memberikan gambaran betapa pentingnya kecakapan<br />

tersebut.<br />

Saya membantu satu tim yang sedang mengusir roh kenajisan dari seorang<br />

yang terlibat dalam homoseksual dan percabulan.<br />

Seorang pemuda yang sedang menyaksikan tim itu dengan sombongnya<br />

bergabung (sebenarnya tidak diundang) dan kemudian mengusir roh itu. Dia<br />

mulai memerintah dengan suara yang keras, “Saya memerintahkan kamu untuk<br />

keluar hai roh kenajisan.”<br />

Tiba-tiba roh kenajisan itu berbicara melalui orang yang dirasukinya.<br />

“Mengapa kamu mencoba mengusirku keluar sedangkan kamu melakukan hal<br />

yang sama dengan orang ini?”<br />

Pemuda itu terkejut dan menjadi pucat serta malu dan kemudian dia meloncat<br />

serta pergi keluar meninggalkan ruangan itu.<br />

“...tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran.” (Ibrani 1:8) Hanya<br />

tongkat kebenaran yang diresponi oleh iblis. (Ulangi cerita yang ada dalam<br />

Kisah 19:13-17) Otoritas rohani hanya dapat terjadi dalam Kerajaan Kristus bila<br />

dilakukan oleh orang-orang yang hidup dalam moral yang bersih dan hidup<br />

dalam kebenaran. Pilihlah anggota tim dengan hati-hati.<br />

b. Harus memiliki iman. Pilihlah anggota tim yang sudah mendemonstrasikan<br />

iman mereka.<br />

Salah satu bukti pertama dari iman adalah jika seseorang itu secara konsisten<br />

dan setia untuk mencari Tuhan dalam doa. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin<br />

orang berkenan kepada Allah”. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia<br />

harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang<br />

yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)<br />

CATAT PERKECUALIAN INI: Jika seseorang yang membutuhkan pelayanan<br />

kelepasan itu adalah seorang anak kecil atau orang yang menderita cacat<br />

mental, maka orang tuanya atau orang yang bertanggung jawab atas dia yang<br />

harus memiliki iman untuk orang yang akan dilepaskan itu.<br />

- 85 -


Nama Yesus dan iman dalam hal ini sangat berkaitan. “Dan karena<br />

kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang<br />

yang kamu lihat dan kamu kenal ini: dan kepercayaan itu telah memberi<br />

kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.” (Kisah Rasul 3:16)<br />

B. MELATIH TIM PELAYANAN KELEPASAN<br />

Setelah saudara telah memilih calon yang akan jadi anggota tim, saudara harus<br />

melatih mereka. Berikut beberapa hal praktis yang penting.<br />

1. Ambil seluruh perlengkapan senjata Allah.<br />

Tanpa perlengkapan senjata (Lihat Efesus 6:13-18), saudara akan lemah dan tidak<br />

berdaya.<br />

Ajak orang-orang yang sedang dilatih itu untuk membaca kitab Efesus pasal 6 ayat<br />

13 sampai 18. Apabila sudah sampai bagian perlengkapan senjata Allah, suruh<br />

mereka mengucapkan, “Tuhan aku ambil seluruh perlengkapan senjataMu.”<br />

Kemudian visualisasikan semua yang tertera dalam ayat-ayat tersebut.<br />

a. Kebenaran. Baca ayat ini dengan keras: “Jadi berdirilah tegap,<br />

berikatpinggangkan kebenaran...” (Efesus 6:14). Yang dimaksudkan adalah<br />

saudara menyerahkan keinginan seksual saudara dibawah penguasaan <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong> dan melatih buah <strong>Roh</strong>-penguasaan diri.<br />

Calon yang dilatih itu kemudian mengucapkan, ”Tuhan saya menyerahkan<br />

segala keinginanku dalam kebenaran FirmanMu yang mengatakan, “Sebab itu<br />

hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya<br />

kamu jangan menuruti keinginannya.” (Roma 6:12)<br />

Deklarasi secara verbal ini adalah senjata yang melawan roh-roh jahat yang<br />

mungkin sedang mencari dan hendak menggunakan pengaruhnya untuk<br />

menyebabkan dorongan sensual yang kuat ketika saudara akan mengusirnya.<br />

Perlengkapan ini akan melindungi saudara dari pencobaan dan pengaruh iblis.<br />

b. Keadilan. “Berbajuzirahkan keadilan.” Dada adalah tempat bertahtanya<br />

perasaan atau emosi. Perasaan cinta, belas kasihan, kemarahan, dan<br />

sebagainya. Semua itu harus mendapatkan tempat ekspresi secara adil, untuk<br />

hal ini akan dijelaskan dalam bagian tentang pemilihan anggota tim.<br />

c. Injil Damai Sejahtera. “Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil<br />

damai sejahtera...”<br />

Jika anggota tim tidak siap untuk membagikan Injil, dia juga tidak siap untuk<br />

terlibat dalam pelayanan pengusiran.<br />

d. Iman. “Perisai iman...” Tujuannya adalah, “memadamkan semua panah api<br />

dari si jahat...” hal ini sangat penting dalam pelayanan ini.<br />

e. Keselamatan. “Terimalah ketopong keselamatan.” Keselamatan berasal dari<br />

bahasa Ibrani soteria dan dapat diterjemahkan dengan kelepasan.<br />

Hal sangat sesuai untuk pelayanan terhadap orang yang kerasukan. Ketopong<br />

keselamatan (=kelepasan) melindungi saudara dan pikiran saudara dari<br />

pengaruh iblis dan tipuan roh-roh jahat.<br />

f. Firman Allah. “Pedang roh yaitu Firman Allah.” Ini adalah satu-satunya senjata<br />

yang diberikan untuk penyerangan. Pedang roh, yaitu Firman Allah maksudnya<br />

adalah kata perintah atau kata yang mengandung otoritas. Lanjutkan untuk<br />

- 86 -


membaca bagian berikutnya untuk memperluas arti dari senjata yang penting ini<br />

dan melaluinya saudara dapat mengusir setan.<br />

Sebelum melakukan proses pelayanan ini, pastikan saudara telah melatih<br />

semua anggota tim untuk mengambil semua senjata pertahanan yang sudah<br />

kita pelajari pada awal bagian ini. Deklarasi secara verbal yang disesuaikan<br />

dengan tiap bagian dari senjata itu sangatlah penting. Kalau tidak maka tim itu<br />

tidak akan siap dalam pertempuran.<br />

2. Gunakan Perkataan Perintah.<br />

“Mereka takjub mendengarkan pengajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa”<br />

(Lukas 4:32). “Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang dengan yang lain,<br />

katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan<br />

kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.” (Lukas<br />

4:36) “...Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kataNya: “Aku memerintahkan<br />

engkau keluarlah daripada anak ini dan jangan memasukinya lagi.” (Mark.9:25)<br />

Gunakan perkataan perintah dengan iman. Iman adalah perisai dan pelindung<br />

untuk melawan serangan iblis. “...dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh<br />

itu...” (Mat.8:16) “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa<br />

dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.”<br />

(Lukas 4:36)<br />

3. Pengurapan dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Agar perkataan perintah itu dapat membawa kelepasan bagi orang yang<br />

kerasukan, saudara harus diurapi oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>. (Pastikan semua anggota tim<br />

sudah belajar tentang Baptisan <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>).<br />

Pengurapan ini yang akan mematahkan (menghancurkan) kuk dari setan dalam<br />

kehidupan seseorang (Yesaya 10:27).<br />

Yesus mengatakan dalam Lukas 4:18, “<strong>Roh</strong> Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia<br />

telah mengurapi Aku...untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang<br />

tawanan... untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.” (Lukas 4:18)<br />

Dia juga berkata dalam Matius 12:28, “... Aku mengusir setan dengan <strong>Roh</strong> Allah...”<br />

Pengurapan dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> akan bekerja dalam kita pada saat kita menggunakan<br />

otoritas kita dalam Yesus Kristus.<br />

“...yaitu tentang Yesus dari Nazareth: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong> dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan keliling sambil berbuat baik dan<br />

menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis, sebab Allah menyertai Dia.”<br />

(Kisah Rasul 10:38)<br />

4. Pakailah Metode yang fleksibel.<br />

Sekalipun ada banyak cara yang dapat kita pelajari melalui pelayanan kelepasan<br />

yang dilakukan oleh Yesus, namun itu bukanlah satu-satunya cara yang dapat kita<br />

pakai.<br />

Alasan dari hal ini dapat kita simpulkan dalam 1 Korintus 12:11 : “Tetapi semuanya<br />

ini dikerjakan oleh <strong>Roh</strong> yang satu dan yang sama yang memberikan karunia<br />

kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya.”<br />

Kita butuh pimpinan dan tuntunan dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> yang menggerakkan kita ketika<br />

kita sedang dalam pelayanan kelepasan.<br />

5. Waspada terhadap kesombongan.<br />

Lukas 10:20 adalah peringatan yang diberikan kepada kita untuk tidak jatuh dalam<br />

kesombongan setelah kita melakukan pelayanan kelepasan. “Namun demikian<br />

- 87 -


janganlah bersuka cita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah<br />

karena namamu ada terdaftar di sorga.”<br />

6. Doa dan Puasa.<br />

Kita harus ingat bahwa beberapa jenis roh jahat hanya dapat diusir melalui doa<br />

dan puasa (lihat Matius 17:21 dan Mark.9:29)<br />

Menurut ayat ini tidak berarti bahwa setiap kasus kegilaan, bisu, tuli atau ayan<br />

selalu harus dilayani dengan doa dan puasa. Doa dan puasa hanya dapat<br />

diterapkan untuk kasus-kasus yang gawat, atau saat tidak ada perkembangan<br />

iman.<br />

7. Mencari pimpinan Allah.<br />

Tim harus berdoa dan mencari pimpinan Tuhan sebelum mendoakan orang yang<br />

membutuhkan pertolongan. <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> akan memberikan kepada saudara suatu<br />

pengertian (kepekaan dan kata pengetahuan) untuk menolong dalam pengusiran<br />

setan. (Lihat Yohanes 8:47a, 1 Korintus 12:1-11)<br />

Pastikan bahwa semua anggota tim mengerti bahwa kegilaan, bisu, tuli dan<br />

beberapa kasus penyakit ayan disebabkan oleh luka, cacat keturunan, kerusakan<br />

otak, tumor otak, usia yang tua - sama dengan yang disebabkan oleh serangan<br />

roh jahat.<br />

Ada seorang pemuda yang tidak termasuk anggota tim yang mencoba untuk<br />

mengusir roh jahat kepada orang yang sakit ayan. Ternyata mengalami kegagalan.<br />

Bahkan orang itu beberapa bulan kemudian meninggal.<br />

Autopsi (pembedahan) menemukan bahwa tumor otak yang besar itu diakibatkan<br />

oleh suatu serangan. Doa kita tidak menjawab karena kita hanya menuruti<br />

semangat kita saja dan bukan menurut pimpinan atau pewahyuan dari <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

Tergantung pada keadaan yang bagaimana kita berada, penyebab dari masalahmasalah<br />

ini sangat bermacam-macam. Di beberapa negara dimana Injil dapat<br />

diberitakan dengan mudah, hanya sedikit prosentase yang disebabkan oleh<br />

serangan roh-roh jahat.<br />

Di negara lain, dimana orang Kristen jumlahnya sedikit memiliki prosentase yang<br />

besar, banyak gejala yang disebabkan oleh serangan roh jahat.<br />

Oleh sebab itulah mengapa kita membutuhkan tim-tim pelayanan kelepasan yang<br />

memiliki karunia membedakan roh dan atau kata pengetahuan.<br />

(Lihat Modul 1 bagian Karunia-karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>)<br />

Jika penyebab dari masalah itu bersifat gangguan secara fisik dan saudara<br />

mencoba melayaninya dengan cara mengusir roh jahat, tidak mungkin saudara<br />

akan berhasil. Kesalahan ini biasanya akan menyebabkan ketakutan yang tidak<br />

semestinya terjadi pada orang yang sakit itu. Ketakutan justru akan menyebabkan<br />

komplikasi terhadap penyakit yang ada dalam orang itu. (Lihat bagian tentang,<br />

Gejala-gejala orang yang terikat oleh roh-roh jahat).<br />

Jika semua anggota tim mengerti tentang semua itu, mereka pasti siap untuk<br />

menolong orang-orang yang percaya untuk melepaskan orang-orang yang terikat<br />

oleh roh-roh jahat.<br />

C. MEMPERSIAPKAN ORANG-ORANG YANG MEMBUTUHKAN PELAYANAN<br />

KELEPASAN<br />

Bagi yang membutuhkan pelayanan kelepasan pada kebaktian kebangunan rohani,<br />

penginjilan dan pertemuan-pertemuan lainnya seharusnya juga diundang dalam<br />

- 88 -


pertemuan pengajaran. Hal ini akan mempersiapkan mereka saat menerima<br />

pelayanan kelepasan.<br />

Dalam Alkitab tercatat beberapa pelayanan kelepasan secara “spontanitas”. Pada<br />

kasus-kasus semacam ini, Alkitab menunjukkan bahwa <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> datang secara<br />

kuat pada para rasul atau penginjil sebelum mereka mengusir roh-roh jahat.<br />

Pada Paulus, perhatikan berikut ini: “Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat<br />

sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai<br />

roh tenung... Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya:<br />

“Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Maha Tinggi. Mereka memberitakan<br />

kepadamu jalan kepada keselamatan. “...<br />

Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi<br />

akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: “Demi nama Yesus<br />

Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini. Seketika itu juga keluarlah<br />

roh itu.” (Kisah Rasul 16:6-8)<br />

Catatan: Hal itu terjadi beberapa hari sebelum Paulus mengusir roh itu. Hal ini tidak<br />

dimaksudkan agar saudara menunggu beberapa hari - namun pengusiran di tempat<br />

umum semacam itu biasanya dilakukan ketika <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> secara kuat hadir pada diri<br />

saudara dan secara spontan memberikan kata perintah untuk mengusir roh jahat.<br />

Namun biasanya adalah lebih baik untuk mempersiapkan orang yang akan dilayani<br />

kelepasan melalui saran-saran berikut:<br />

1. Datang pada pertemuan pengajaran Alkitab.<br />

Apabila seorang yang kerasukan itu mau datang dalam pengajaran Alkitab, hal ini<br />

menunjukkan bahwa kerinduannya untuk dilayani kelepasan cukup besar dan<br />

mereka sungguh-sungguh memerlukan bantuan.<br />

Mengusir roh-roh jahat pada orang-orang yang tidak memiliki kerinduan yang<br />

sungguh-sungguh untuk dilepaskan akan membuka pintu bagi masalah-masalah<br />

lain yang lebih besar dalam hidup mereka. (Lihat Matius 12:43-45) dengan cara itu<br />

mereka minta pertolongan. Pastikan mereka memiliki kerinduan yang sungguhsungguh<br />

untuk dilepaskan.<br />

Dalam kasus orangtua yang membawa anak-anak, ujilah ketetapan hati orangtua<br />

ini dalam mengikut Tuhan melalui penegasan apakah mereka mau menerima<br />

pengajaran yang saudara berikan untuk mempersiapkan mereka dalam pelayanan<br />

kelepasan.<br />

Iman timbul melalui pendengaran akan pengajaran Firman Tuhan. Ia tidak dapat<br />

mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang<br />

sakit dengan meletakkan tanganNya atas mereka.<br />

“Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan berkeliling<br />

dari desa ke desa sambil mengajar.” (Markus 6:5,6) Ketidakpercayaan menjadi<br />

penghalang dalam pelayanan Yesus, sehingga Dia perlu memberi pengajaran.<br />

Pengajaran akan mematahkan ikatan ketidakpercayaan. Ini akan mempersiapkan<br />

orang-orang untuk menerima mujizat dari Allah.<br />

2. Memutuskan hubungan dengan para dukun.<br />

Jika seseorang pernah berhubungan dengan para dukun, sangatlah penting untuk<br />

memutuskan semua hubungan dengan mereka itu.<br />

- 89 -


“Janganlah kamu berpaling pada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah<br />

kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah<br />

Tuhan, Allahmu.” (Imamat 19:31)<br />

“Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh jurujuru<br />

tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah<br />

hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu<br />

bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab<br />

tidak ada gembala.” (Zakaria 10:2)<br />

3. Menghancurkan segala jimat-jimat.<br />

Jika seseorang pernah terlibat dengan sihir cinta/benci dan terlihat memakai<br />

benda-benda jimat seperti kalung, cincin, dan sebagainya. Hancurkan bendabenda<br />

itu dalam nama Yesus. Karena semua itu menjadi penghalang bagi<br />

seseorang dalam persekutuannya dengan Allah.<br />

4. Menghancurkan benda-benda keramat.<br />

Hancurkan semua benda-benda keramat-keramat - misalnya, patung-patung<br />

berhala, cincin, gelang pada kaki, abu, semacam kawat yang mengelilingi lengan,<br />

tumit atau yang melingkar di badan, keris pusaka peninggalan nenek moyang dan<br />

sebagainya.<br />

5. Minta Pengampunan dari Allah.<br />

Orang yang pernah terlibat dengan semua itu harus minta pengampunan dari<br />

Allah. Dia harus mengadakan pengakuan dan menjauhi semua perjanjian dan<br />

persembahan yang telah dibuat serta kutuk yang telah diucapkan. “Karena itu<br />

hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu<br />

sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar<br />

kuasanya.” (Yakobus 5:16)<br />

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk<br />

karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu<br />

salib. Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham<br />

sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima <strong>Roh</strong> yang<br />

telah dijanjikan itu.” (Galatia 3:13,14)<br />

6. Menjauhi semua dosa dan iblis.<br />

Mintalah orang itu untuk berdoa yang menyatakan bahwa ia melepaskan dan<br />

menjauhi semua keterlibatannya dengan dosa dan iblis. “Tetapi kami menolak<br />

segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak<br />

memalsukan Firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan<br />

demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di<br />

hadapan Allah.” (2 Korintus 4:2)<br />

7. Menerima keselamatan.<br />

Perlu sekali membawa seseorang baik yang akan dipimpin kepada Kristus, atau<br />

membawa orang berbalik kepadaNya apabil orang itu pernah kembali hidup pada<br />

kebiasaanya yang lama. Suruh dia untuk mengakui dosanya. (1 Yohanes 1:9)<br />

Nasehati dia untuk dapat hidup secara bebas melalui pengakuan yang secara<br />

spontan setiap kali dia jatuh dalam dosa.<br />

- 90 -


Apabila orang itu tidak mau menerima Kristus, lebih baik tidak dilayani kelepasan<br />

karena ini akan membuat keadaannya menjadi semakin buruk. “Apabila roh jahat<br />

keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari<br />

perhentian, dan karena ia tidak mendapatkannya, ia berkata: “Aku akan kembali<br />

ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu<br />

bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang<br />

lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya<br />

keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula.” (Lukas 11:24-26)<br />

Saudara akan membuang waktu dan energi apabila mencoba untuk melayani<br />

seorang yang tidak sungguh-sungguh berminat untuk dilepaskan.<br />

Ada kuasa dalam darah Yesus.<br />

Kelepasan itu bisa terjadi karena darah Yesus telah dicurahkan di kayu salib.<br />

Melalui darahNya ada kuasa dalam nama Yesus.<br />

Saya selalu mengingatkan iblis pada kuasa darah Yesus yang sangat mahal itu.<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat selalu bereaksi keras setiap kali kita menyebut darah Yesus.<br />

Darah itu yang dapat menghancurkan semua hak kepemilikan iblis terhadap<br />

seseorang yang sedang dirasukinya.<br />

“... di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”<br />

(Kolose 1”14) ‘Penebusan’ artinya ‘membeli kembali.’ Kita ada dalam kepemilikan<br />

yang baru, dan harganya telah lunas dibayar yaitu darah Yesus yang tercurah di<br />

kayu salib.<br />

“...Jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah anakNya sendiri.” (Kis.20:28;<br />

lihat juga 1 Korintus 6:19,20; 1 Timotius 2:6)<br />

Oleh karena inilah setan akan keluar ketika dia diperintah oleh hamba yang telah<br />

diurapi oleh Allah. Mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki hak untuk tinggal<br />

dalam seseorang yang telah dibeli dan dimiliki oleh yang lain.<br />

“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba...” (Wahyu 12:11)<br />

8. Menghafalkan Firman Tuhan.<br />

Ayat-ayat berikut harus diberikan kepada orang yang hendak dilepaskan untuk<br />

dihafalkan terlebih dahulu sebelum didoakan: Ulangan 23:21-24; Ibrani 2:14,15;<br />

Lukas 10:17-19; Markus 16;17; Yakobus 2:19.<br />

Pastikan bahwa mereka telah menghafal, mengerti dan mempercayainya. Apabila<br />

ayat itu telah dihafalkan, pengajaran telah selesai dan tahap-tahap yang telah kita<br />

pelajari itu telah dikerjakan, maka pelayanan terhadap orang yang sedang<br />

diserang oleh roh-roh jahat sudah siap dimulai.<br />

- 91 -


<strong>Pelajaran</strong> 11<br />

Karunia-Karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong><br />

Modul II<br />

MENGUSIR <strong>ROH</strong>-<strong>ROH</strong> JAHAT<br />

Bagian 4<br />

Memimpin Pelayanan Kelepasan<br />

A. DIMANA ?<br />

Ruangan atau Lokasi<br />

a. Jauh dari keramaian. Janganlah melakukan pengusiran di tempat yang banyak<br />

kerumunan orang (khususnya bila mereka adalah orang-orang yang belum<br />

percaya). Yesus marah dan dengan cepat mengusir roh-roh jahat ketika Dia<br />

melihat kerumunan orang yang mendekat.<br />

“Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegur roh<br />

jahat itu dengan keras, kataNya: Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi<br />

bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah daripada anak ini dan jangan<br />

memasukinya lagi!” (Markus 9:25)<br />

b. Keamanan Fisik. Ada banyak kasus yang terjadi dimana ada roh najis telah<br />

meninggalkan seseorang dan masuk dalam kerumunan orang tidak percaya yang<br />

sedang melihat. Beberapa pemimpin gereja menyiapkan suatu ruangan dengan<br />

karpet dan bantalan-bantalan pada lantai dan sekeliling tembok ruangan itu.<br />

Bantalan itu mencegah seseorang yang sedang kerasukan mengalami kesakitan<br />

pada dirinya. Seringkali orang yang kerasukan itu menggeliat kesakitan serta<br />

memukul-mukul dirinya sendiri ketika roh-roh jahat itu keluar.<br />

- 92 -


B. BAGAIMANA ?<br />

1. Mulai dengan Pujian dan Penyembahan.<br />

Apabila saudara sedang terlibat dalam pelayanan kelepasan, sangatlah baik untuk<br />

memulainya dengan pujian dan kemudian dilanjutkan dengan penyembahan<br />

dalam roh. (Yohanes 4:23,24)<br />

Pujian kepada Allah akan membangkitkan iman. “Tetapi terhadap janji Allah ia<br />

tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia<br />

memuliakan Allah.” (Roma 4:20)<br />

Nyatakan kemenangan saudara atas setan. “Dan mereka mengalahkan dia oleh<br />

darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka<br />

(kesaksian=pengakuan)... (Wahyu 12:11)<br />

Penyembahan akan membawa hadirat (pengurapan) <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> turun di tengahtengah<br />

kita. Pujian dan penyembahan akan mempersiapkan ruangan bagi<br />

kehadiran Allah.<br />

Pemain musik yang diurapi memainkan instrumennya dan penyanyi menyanyikan<br />

pujian pengagungan kepada Yesus dapat menciptakan atmosfir dimana <strong>Roh</strong><br />

<strong>Kudus</strong> dapat lebih leluasa bekerja.<br />

“Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi. Pada waktu pemetik<br />

kecapi bermain kecapi, maka kekuasaan Tuhan meliputi dia.” ( II Raja-Raja 3:15)<br />

2. Pernyataan Iman<br />

Apakah orang yang sedang dikuasai roh jahat itu sudah berlutut dan mengakui<br />

dengan mulutnya: Kebebasanku datangnya hanya melalui Yesus Kristus dan<br />

kemenanganNya atas setan dan malaikat-malaikatnya. Aku percaya bahwa Yesus<br />

adalah Tuhan! Aku berlutut dan mengaku dengan mulutku bahwa: “...dalam nama<br />

Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan<br />

yang ada di bawah bumi...” (Filipi 2:10)<br />

“...aku mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan aku... Jadi<br />

apabila Anak itu memerdekakan aku, akupun benar-benar merdeka...”<br />

(Yohanes 8:32,36)<br />

3. Gunakan Nama Yesus Kristus<br />

Gunakan nama Yesus Kristus untuk melaksanakan kemenangan yang telah Dia<br />

capai atas setan dan kekuatannya: “...Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan<br />

Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama...” (Filipi 2:9).<br />

Mark.16:17 mengatakan, “... mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu...”<br />

4. Berkata dengan Otoritas<br />

Ingat point 7 pada bagian 3. Ini adalah hasil dari pencurahan darah Yesus di kayu<br />

salib yaitu saudara memiliki kemenangan atas setan dan kekuatannya<br />

(Wahyu 12:11). Apabila hal ini ada dalam pikiran kita, katakan pada roh-roh jahat<br />

perkataan perintah (otoritas) dan katakan pada roh itu apa yang seharusnya<br />

- 93 -


dilakukan. Percayalah bahwa perkataan saudara membuat roh jahat itu akan<br />

membebaskan ikatannya pada diri seseorang kemudian pergi dari orang itu.<br />

Ikatan itu ada “pada” seseorang yang ketika dia menyerang dia dari luar, dan ada<br />

“dalam” seseorang ketika dia memasuki tubuh, jiwa dan rohnya serta mengikatnya<br />

secara fisik, emosi dan mental atau rohaninya.<br />

Jangan menyuruh Allah untuk membebaskan orang itu. Semua otoritasNya sudah<br />

diberikan kepada saudara (Lukas 10:19; Efesus 1:19-23). Sekarang saudara<br />

adalah seorang yang bertindak atas nama Kristus.<br />

5. Usir dan Perintahkan <strong>Roh</strong>-roh itu pergi<br />

Usir dan perintahkan roh-roh najis itu keluar: “...Hai kau roh yang menyebabkan<br />

orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah daripada anak<br />

ini dan jangan memasukinya lagi!” (Mark 9:25);<br />

“...Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.”<br />

Seketika itu juga keluarlah roh itu. (Kisah Rasul 16:18)<br />

6. Usahakan dengan waktu yang singkat<br />

Apabila orang itu mengalami manifestasi, itu akan menimbulkan lebih banyak<br />

kesulitan untuk mengusir roh jahat itu keluar. Saudara akan membutuhkan banyak<br />

waktu serta melelahkan saudara. Ini mungkin terjadi karena roh-roh itu tidak siap<br />

untuk meninggalkan korbannya.<br />

Lain kalau seseorang yang akan dilayani itu sudah dipersiapkan lebih dahulu<br />

(melalui pengajaran dan langkah-langkah di atas), maka pelayanan kelepasan itu<br />

akan membutuhkan waktu hanya beberapa menit.<br />

Saya menyarankan waktu yang dipakai untuk pelayanan kelepasan ini hanya kirakira<br />

dua puluh menit untuk satu orang yang dilayani.<br />

Penulis pernah melakukan pelayanan ini kepada seorang anak di Guyana,<br />

Amerika Selatan. Anak ini tidak pernah bangun pada waktu kami mengucapkan<br />

kata-kata perintah.<br />

Kami katakan pada roh-roh itu untuk pergi dan jangan kembali lagi. Karena anak<br />

ini dalam keadaan tidur, kami tidak dapat mengetahui apakah roh-roh itu taat atau<br />

tidak dengan perintah kami.<br />

Ketika anak itu bangun dari tidurnya empat jam kemudian, terdengar teriakan yang<br />

keras serta tercekik yang menandai keluarnya roh itu. Hal ini menunjukkan bahwa<br />

apabila kata-kata otoritas itu diucapkan dalam iman, roh-roh itu pasti keluar - kalau<br />

tidak dengan segera, hal itu akan terjadi setelah orang itu sadar.<br />

7. Jangan menumpangkan tangan pada orang yang sedang kerasukan<br />

Ingat, apabila tidak diperintahkan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> secara langsung, jangan<br />

menumpangkan tangan saudara pada orang yang dilayani waktu sedang<br />

melakukan pengusiran terhadap roh-roh jahat.<br />

Yesus dan Paulus mengusir roh-roh jahat keluar dengan kata perintah.<br />

- 94 -


Saudara hanya menumpangkan tangan pada orang-orang untuk memberkati<br />

mereka (Kejadian 48:14-16); Matius 19:14,15; untuk menyembuhkan orang sakit<br />

(Markus 6:2,5; Markus 16:18b; Lukas 4:40; Lukas 13:13; Kisah 19:11,12); untuk<br />

menerima <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (Kisah Rasul 8:17;; Kisah 9:17 dan Kisah 19:6); untuk<br />

menerima Karunia-karunia <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong> (1 Tim.4:14; 2 Tim.1:6); menyatakan<br />

dukungan atas persetujuan umat kepada para hamba Allah yang setia.<br />

Namun jangan menumpangkan tangan saudara pada orang yang sedang<br />

kerasukan setan. Apabila tidak ada perintah langsung, Paulus menerapkan hal ini<br />

dalam 1 Timotius 5:22; “Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan<br />

atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah<br />

kemurnian dirimu.”<br />

Kadang-kadang melalui penumpangan tangan pada seseorang yang sedang<br />

dilayani kelepasan, saudara dianggap akan memenuhi keinginan roh-roh jahat<br />

untuk diperhatikan dan diterima.<br />

Saya memberikan sebuah contoh ada seorang wanita dengan roh kenajisan (roh<br />

hawa nafsu) yang datang untuk pada satu kelompok pengusaha Kristen yang<br />

belum berpengalaman untuk didoakan. Penumpangan tangan yang dilakukan oleh<br />

mereka merangsang fantasi seksual yang menyimpang pada wanita itu. Dia<br />

kemudian tidak mendapatkan kebebasan.<br />

Melakukan pelayanan kelepasan dengan cara tersebut akan mengotori saudara,<br />

khususnya apabila saudara sedang tidak berjalan dalam kebenaran sepenuhnya.<br />

Dalam kasus semacam itu adalah lebih baik jika wanita melayani wanita dan pria<br />

melayani pria.<br />

C. TINDAK LANJUT SETELAH DILEPASKAN<br />

1. Pastikan bahwa seseorang yang sudah dilayani...<br />

a. Menghafalkan Ayat. Sangat penting bagi seorang yang sudah dilepaskan<br />

diberi ayat-ayat yang sesuai untuk dihafalkan sehingga dia dapat melawan<br />

setan yang mencoba untuk kembali dan menyerang dia (lihat Lukas 11:24-26;<br />

Galatia 5:1).<br />

Ajarlah orang itu untuk mengikuti teladan Yesus ketika setan mencoba untuk<br />

menghancurkan Dia. Yesus selalu menggunakan Ayat-ayat dalam Kitab Suci<br />

untuk mengalahkan setan. (Matius 4:4,6,7,10).<br />

b. Mengerti tentang Otoritas Orang Percaya. Ajari orang itu tentang otoritasnya<br />

sebagai orang percaya dan bagaimana memakai seluruh perlengkapan senjata<br />

Allah (Efesus 6:10-18 dan 2 Korintus 10:3-5).<br />

c. Tegaskan tentang kebebasannya. Apakah orang itu telah membaca Yohanes<br />

8:36 dengan keras. Dorong orang itu untuk mengucapkan melalui bibirnya<br />

bahwa dia telah bebas dan Yesus telah membebaskan dia, seperti janji-Nya.<br />

“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu (mengakui kebenaran Firman<br />

Tuhan)...kamu akan dibebaskan” (Roma 10:9; lihat 1 Kor. 15:57; Kolose 2:15).<br />

d. Hidup dalam Kesucian. Ajari dia tentang betapa pentingnya untuk hidup<br />

bersih, suci, terpisah dan berkomitmen secara penuh kepada Allah.<br />

- 95 -


“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,<br />

supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,<br />

yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”<br />

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh<br />

pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak<br />

Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”<br />

(Roma 12:1,2)<br />

e. Ampuni orang yang pernah berbuat salah. Sangatlah penting bagi<br />

seseorang dengan kemauannya sendiri untuk hidup dalam pengampunan<br />

yang terus menerus. Ajari orang itu tentang pentingnya pengampunan, dan<br />

untuk terus mengampuni setiap orang yang pernah menyakiti dia pada masa<br />

lalu.<br />

Setan akan mencoba untuk membawa kembali pikiran-pikiran tentang<br />

perlakuan yang menyakitkan yang pernah dialaminya yang mengakibatkan<br />

hadirnya roh yang tidak mau mengampuni. Jika setan berhasil, ini akan<br />

memberikan hak kepada dia untuk melakukan penyerangan lebih lanjut. Ini<br />

adalah cara untuk mengalahkan strategi setan dan menjadikan roh-roh itu<br />

frustasi.<br />

Pada setiap peristiwa ingatkan untuk terus mengampuni suatu kesalahan.<br />

Kalau ingat suatu kesalahan, katakan dengan keras: “Terima kasih setan, kamu<br />

mengingatkan aku. Aku mengampuni kesalahan dia (sebutkan nama orangnya)<br />

yang telah menyakiti aku.” (Matius 5:21-26, Matius 6:14,15)<br />

Hal ini akan membuat roh itu semakin frustasi, segera kemudian dia akan<br />

berhenti mengganggu orang itu. Tekanan akan lebih keras apabila orang yang<br />

baru dilepaskan itu gagal dalam hal mengampuni, sebab itu akan membuka<br />

celah bagi setan untuk kembali dan menyiksanya. (Lihat Matius 18:21-25)<br />

2. Session Tambahan Jika Diperlukan<br />

Beberapa tahun yang lalu di Asia, seorang wanita memiliki roh perzinahan telah<br />

menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Namun ikatan roh itu belum<br />

dipatahkan. Dia seperti Maria Magdalena di Alkitab. Dia berhubungan dengan<br />

lebih dari enam laki-laki setiap hari. Dia sungguh-sungguh tertekan dan ingin<br />

dilepaskan.<br />

Selama session pertama dalam pelayanan kelepasan, dia turun ke lantai,<br />

mendesis, dan menggeliat seperti ular dan kemudian roh-roh itu keluar. Setelah<br />

lima belas menit kemudian dia merasa sangat kelelahan baik secara fisik maupun<br />

emosinya, lalu kami mendudukkan dia.<br />

Setelah dia merasa tenang, kami mengajaknya untuk masuk sessi kedua yaitu<br />

pengajaran dan memberikan kepadanya beberapa ayat untuk dihafalkan.<br />

Selesai sessi pertama, dorongan seksualnya yang sangat kuat itu akhirnya dapat<br />

dipatahkan dan dia berhenti dari gaya hidupnya yang amoral.<br />

- 96 -


Namun dia masih belum merasa normal, dia belum memiliki keinginan untuk<br />

berhubungan dengan suaminya. “FirmanNya kepada perempuan itu... namun<br />

engkau akan berahi kepada suamimu...” (Kejadian 3:16)<br />

Ketika dia dilayani untuk kedua kalinya, kembali dia mendesis dan menggeliat,<br />

namun itu tidak berlangsung lama seperti pada sessi pertama. Dan lebih banyak<br />

lagi ikatan yang dilepaskan. Dia kembali pulang setelah sessi kedua dengan<br />

kebebasannya dan dapat mengasihi suaminya serta hidup dalam keadaan yang<br />

normal.<br />

Jika pada sessi ketiga masih belum mencapai kelepasan yang penuh, mungkin<br />

disebabkan karena keinginan untuk dilepaskan tidak terlalu kuat, atau saudara<br />

yang kurang dalam iman dan dalam otoritas rohani.<br />

Dalam kasus yang demikian, baik orang yang dilayani atau tim yang melayani<br />

harus melakukan doa dan puasa selama tujuh hari, setelah itu pelayanan dapat<br />

dilanjutkan lagi.<br />

Minta kepada Tuhan untuk menunjukkan apakah penghalangnya. Kalau Dia sudah<br />

menunjukkan, mintalah Kata Hikmat yang diperlukan untuk menghancurkan<br />

penghalang itu. Kemudian ikuti apa yang dikatakan oleh <strong>Roh</strong> <strong>Kudus</strong>.<br />

D. PELAYANAN KELEPASAN BUKANLAH...<br />

1. Membuat orang muntah<br />

Kelepasan bukanlah memberi orang kopi, teh atau air untuk diminum sehingga dia<br />

dapat memuntahkan roh jahat!<br />

2. Memandikan<br />

Kelepasan bukanlah memandikan orang pada air yang dingin sehingga roh-roh<br />

najis dapat pergi keluar.<br />

3. Mencambuk atau Memukul<br />

Kelepasan bukanlah mengikat seorang pada sebuah pohon dan memukul atau<br />

mencambuknya agar setan itu keluar.<br />

4. Menyerang Balik<br />

Janganlah membalas atau menyerang balik apabila orang yang sedang saudara<br />

layani itu menyerang saudara. Karena kenyataannya bukanlah dia yang<br />

melakukannya namun roh yang ada didalamnya. Usahakan ada orang lain yang<br />

membantu saudara untuk mengendalikannya.<br />

5. Menyiksa Secara Verbal<br />

Kelepasan bukanlah mengatakan kepada roh-roh jahat, “Aku menyiksamu dengan<br />

darah Yesus Kristus.”<br />

Lima langkah praktis ini kelihatan asing dan lucu, namun di dunia ini kita masih<br />

banyak menjumpai praktek-praktek pelayanan kelepasan semacam itu. Hal itu<br />

lebih banyak membawa kerugian daripada kebaikan dan juga mencemarkan nama<br />

Yesus.<br />

E. BERDIRI TEGUH<br />

Apabila saudara melibatkan diri saudara dalam peperangan rohani melalui pelayanan<br />

kelepasan, Allah mengatakan: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah<br />

- 97 -


yang akan memimpin negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek<br />

moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.” (Yosua 1:6)<br />

Dan jawaban saudara adalah : “Segala yang kau perintahkan kepada kami akan<br />

kami lakukan dan kemanapun kami akan kau suruh, kami akan pergi...” (Yosua 1:16)<br />

1. Kristus Telah Memperoleh Kemenangan.<br />

Keselamatan kita, kelepasan kita dan penebusan kita dari seluruh pekerjaan<br />

Setan telah diselesaikan oleh Kristus untuk kita. Ketika Dia mengucapkan<br />

perkataan: “sudah selesai” itu seperti menggerek bendera di atas tanah yang<br />

sudah dimerdekakan dimana pertempuran sudah dimenangkan dan musuh sudah<br />

ditaklukkan serta dipaksa untuk menyerah.<br />

Kristus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, yang memimpin kita dalam<br />

iman, dan yang membawa iman kita itu dalam kesempurnaan, (Ibrani 2:10,<br />

Ibrani 12:2), telah datang ke dunia dan mengalahkan musuh kita, si setan.<br />

Yesus telah melucuti kekuasaannya, membawa seluruh kesakitan dan kekalahan<br />

kita, dan telah bangkit dari kubur, dan berjaya atas setan. Dia menyatakan<br />

kejayaanNya dengan kata-kata: “sudah selesai.”<br />

Kristus, pemimpin kita dalam keselamatan, telah berperang bagi kita dan telah<br />

membebaskan kita dari kekuatan dan kekuasaan musuh.<br />

2. <strong>Roh</strong>-roh Jahat tidak Memiliki Hak Yang Sah.<br />

Mengapa masih banyak yang diserang oleh roh-roh kelemahan, penderitaan dan<br />

penyakit? Karena, sekalipun kita sudah dibebaskan dari musuh, sekalipun<br />

pemerintahan setan sudah dihancurkan oleh Kristus, sekalipun kekuatan setan<br />

atas hidup kita sudah diambil alih, namun masih ada sekelompok setan yang<br />

masih mau melawan kita dan marah terhadap kemenangan kita.<br />

<strong>Roh</strong>-roh jahat itu tidak lagi memiliki hak yang sah untuk meneruskan tekanannya<br />

dan menyebabkan orang percaya menderita sakit dan kelemahan.<br />

Namun setan mengerti bahwa masih banyak orang yang tidak mengerti kalau<br />

setan telah dijadikan menyerah dan sudah dikalahkan.<br />

Juga banyak orang Kristen tidak tahu kalau kekuatan setan sudah tidak memiliki<br />

hak sama sekali atas mereka. Sehingga setan masih meneruskan<br />

penyerangannya yang tidak sah itu atas orang-orang percaya dan banyak dari<br />

mereka yang dikalahkan.<br />

Apabila orang-orang tidak mengerti tentang kekalahan setan yang sah, dia akan<br />

bertindak tanpa ada rintangan. Namuan tugas kita adalah membacakan dan<br />

mempercayai seluruh rekaman dan kekalahan setan, serta membagikan kabar<br />

baik kepada orang lain.<br />

“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka ia juga<br />

menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,<br />

supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas<br />

maut...” (Ibrani 2:14)<br />

- 98 -


Hal ini menunjukkan bahwa iblis sudah tidak berdaya. Kita dapat melawan iblis,<br />

tetap teguh dalam iman, dan dia akan pergi dari kita. (Yakobus 4:7; 1 Pet.5:9)<br />

3. Iblis akan dihakimi.<br />

“Tidak tahukah kamu, bahwa kita kan menghakimi malaikat-malaikat?” (1 Kor. 6:3)<br />

Firman Allah mengatakan, “Kita akan menghakimi malaikat-malaikat.” Setan dan<br />

malaikat-malaikatnya siap untuk dihakimi, dan hukuman itu telah dijatuhkan.<br />

Beberapa malaikat yang jatuh itu sudah diikat dalam kegelapan, menunggu<br />

pelaksanaan hukuman tiba (Yudas 6). Sedangkan yang lain meneruskan<br />

pekerjaan jahatnya untuk menjadi pendakwa, menjatuhkan orang-orang kudus<br />

dan menentang kehendak Allah. (Ayub 1:6-11).<br />

Melalui Kristus dan MempelaiNya.<br />

Pekerjaan Tuhan yang terakhir yaitu melaksanakan penghukuman bagi Setan dan<br />

malaikatnya, akan dilakukan bersama-sama dengan mempelaiNya, yaitu<br />

jemaatNya. Kita akan mengambil bagian dalam melaksanakan hukuman yang<br />

dijatuhkan terhadap iblis dan malaikatnya (Mat. 25:41)<br />

Yudas 6 mengatakan kepada kita bahwa pelaksanaan hukuman itu secara nyata<br />

akan diadakan pada “hari penghakiman yang besar.”<br />

“Hari yang besar itu adalah “harinya Tuhan.” (Yesaya 2:12-22)<br />

1) Masa Damai Dan Adil. Itu adalah masa dimana kedamaian dan keadilan<br />

ditegakkan. “Dan Raja itu akan berkata, ‘Mari, hai kamu yang diberkati oleh<br />

BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia<br />

dijadikan.” (Matius 25:31-40)<br />

2) Hari Penghakiman. Saat itu juga adalah Hari Penghakiman. “Dan ia berkata<br />

juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: enyahlah dari hadapanKu, orangorang<br />

terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis<br />

dan malaikat-malaikatnya.” (Matius 25:41-46)<br />

Ini adalah permulaan dari “hari penghakiman yang besar.” Kesudahan itu tidak<br />

akan datang sebelum dunia mengalami masa kerajaan seribu tahun. Simon<br />

Petrus mengatakan kepada kita bahwa “bagi Tuhan satu hari sama dengan<br />

seribu tahun, dan seribu tahun sama dengan satu hari.” (2 Petrus 3:8)<br />

3) Setelah Masa Seribu Tahun. Pada masa seribu tahun, setan akan diikat dan<br />

dilemparkan ke dalam jurang maut. Setelah masa seribu tahun berakhir, dia<br />

akan dibebaskan dan akan pergi untuk menipu orang-orang yang lahir pada<br />

masa pemerintahan Kristus selama seribu tahun, namun orang-orang yang<br />

belum dilahirkan kembali. (Wahyu 20:1-3, 7-9)<br />

4) Sebelum Pengadilan Tahta Putih Yang Besar. Penghakiman terhadap para<br />

malaikat yang jatuh akan mendahului Pengadilan Tahta Putih Yang Besar bagi<br />

orang-orang yang jahat, sesudah masa seribu tahun. (Wahyu 20:11)<br />

Oleh karena itu, hal ini sesuai dengan Alkitab yang mengatakan bahwa setan<br />

para dan malaikatnya akan dihakimi oleh Kristus dan orang-orang percaya pada<br />

- 99 -


akhir kerajaan seribu tahun, sebelum Pengadilan Tahta Putih Yang Besar. Perlu<br />

diingat, Yesus berkata bahwa Neraka itu “dipersiapkan bagi iblis dan para<br />

malaikatnya” (Matius 25:41)<br />

“Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada<br />

segala makhluk....tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka<br />

akan mengusir setan-setan demi namaku, mereka akan berbicara dalam bahasa yang<br />

baru bagi mereka...” (Markus 16:15,17).<br />

- 100 -

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!