TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH SISTEM INFORMASI ...
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH SISTEM INFORMASI ...
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH SISTEM INFORMASI ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>TUGAS</strong> <strong>INDIVIDU</strong><br />
<strong>MATA</strong> <strong>KULIAH</strong> <strong>SISTEM</strong> <strong>INFORMASI</strong> MANAJEMEN<br />
DOSEN: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS)<br />
Analisis Kasus<br />
Ethics, Moral Dilemmas, and Tough Decisions: The Many Challenges Of<br />
Working In IT<br />
(Case 3, Chapter 13)<br />
Management Information System<br />
Oleh:<br />
1. Danika Reka Artha P056111111.47<br />
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS<br />
SEKOLAH PASCASARJANA<br />
INSTITUT PERTANIAN BOGOR<br />
2012
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
DAFTAR ISI<br />
Halaman<br />
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2<br />
I.PENDAHULUAN .......................................................................................... 3<br />
I.1 Latar Belakang ............................................................................ 3<br />
I.2 Tujuan Penulisan ......................................................................... 5<br />
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6<br />
II.1 Etika Bisnis ................................................................................ 6<br />
II.2 Etika Bisnis dan Teknologi Informasi ....................................... 9<br />
II.3 Tanggung Jawab dan Kewajiban Moral ................................... 11<br />
III.STUDI KASUS .......................................................................................... 13<br />
III.1.Case Study Questions Case 3 Chapter 13 ................................ 13<br />
IV.PEMBAHASAN ........................................................................................ 17<br />
IV.1 Real World Activity Case 3 – Chapter 13 ............................... 17<br />
V. PENUTUP .................................................................................................. 20<br />
V.1 Kesimpulan ............................................................................... 20<br />
V.2 Saran ......................................................................................... 20<br />
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21<br />
2
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
I.1 Latar Belakang<br />
I. PENDAHULUAN<br />
Masalah etika bisnis lahir dari kegiatan bisnis, bukan hanya berkembang<br />
di negara maju seperti Amerika Serikat namun sudah menjadi isu global. Orang<br />
sudah tidak lagi mengangap masalah etika bisnis sebelah mata karena etika bisnis<br />
merupakan isu yang sangat serius apabila tidak diselesaikan karena akan ada<br />
sebuah tuntutan dari pihak yang merasa di langgar.<br />
Salah satu contoh adanya pelanggaran terhadap etika dalam bisnis pada<br />
kasus, Bryan menemukan pada sebuah komputer milik seorang eksekutif pada<br />
enam tahun lalu yang masih sangat dipikirnya sampai saat ini. Adanya<br />
penyimpangan dalam menggunakan PC untuk melihat adegan pornografi wanita<br />
asia dan anak-anak, karena perbutanya tersebut kemudian eksekutif tersebut di<br />
pindahkan ke cina untuk bekerja di sebuah pabrik manufaktur.<br />
Dalam tugasnya di perusahaan Bryan membantu mengembangkan<br />
masukan ide kepada manajer senior agar tidak menggunakan komputer milik<br />
perusahaan untuk mengakses situs pornografi atau situs web konten dewasa. Salah<br />
satu tugas bryan adalah menggunakan surfcontrol PLC untuk memantau<br />
karyawan dalam menggunakan website intenet dan melaporkan setiap<br />
pelanggaran yang dilakukan manajemen.<br />
Bryan menyadari bahwa para eksekutif yang di awasinya adalah atasanya<br />
dalam perusahaan tersebut, namun ketika muncul puluhan situs porno yang<br />
dikunjungi eksekutif Bryan pun harus bertindak. Pegawai TI memiliki akses<br />
leluasa terhadap informasi digital baik secara pribadi dan profesional di dalam<br />
perusahaan dan mereka memiliki keahlian tekhnis untuk memanipulasi informasi<br />
tersebut, Yang memberikan mereka kekuasaan dan tanggung jawab untuk<br />
memantau dan melaporkan karyawan yang melanggar aturan-aturan perusahaan.<br />
Profesional IT bnyak mempunyai bukti bahwa mereka dapat mangatakan,<br />
menggelapkan data atau mereka bisa tergoda untuk membuka informasi gaji dan<br />
email pribadi, hal tersebut membuat situasi tidak nyaman.<br />
3
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
Dalam kasus tersebut, Bryan tidak masuk ke dalam kesulitan, tetapi<br />
banyak penjelasan aneh yang membuat Bryan tertekan, Jaksa Linn Hynds senior<br />
mitra pada Honigman Miller Schwartz dan cohn LLP mengatakan Biarkan<br />
perusahaan menangani hal tersebut pastikan anda melaporkan pelanggaran dalam<br />
perusahaan dan tujukan bukti keselahan mereka,setelah itu biarkan orng-orang<br />
berwenang yang memutuskanya. Idealnya, kebijakan perusahaan mengambil alih<br />
agar hukum berjalan mengatur etika dalam bisnis untuk menbersihkan daerah<br />
yang dianggap masih abu-abu dan menghapus penilaian pribadi dari persamaan<br />
yang ada.<br />
Dalam kasus lain pada US Department of Defense, kebijakan biasanya<br />
menekankan pengadaan aturan. Stephen Northcutt, Presiden Institut Teknologi<br />
SANS dan penulis etika Handbook. Sebuah organisasi tergantung pada adanya<br />
pekerja terampil. Northcutt mengatakan bahwa dia menemukan adanya<br />
kesempatan pornografi pada anak dan peristiwa tersebut dapat mengarahkan<br />
kepada penuntutan. Adapun lain nortchutt menunjukan kepada para atasanya<br />
bahwa ada kewajiban hukum, untuk menyelesaikan masalah etika dalam bisnis<br />
tersebut.<br />
Northcutt berpendapat bahwa suatu profesi harus memiliki 2 hal penting<br />
yaitu hukum dan akuntansi sebagai standar kode etik dan standar praktik. Ketika<br />
kebijakan perusahaan kurang jelas, profesional IT masih dapat mengikutinya.<br />
Yang mungkin berguna bagi tim, administrator. Tim meminta nama terakhir dan<br />
berjanji tidak akan mempublikasinya, hal itu terjadi pada informasi gaji seorang<br />
manajer, Dia tidak berbagi informasi dengan siapa pun atau menggunakanya<br />
untuk keuntungan diri sendiri hal tersebut sudah benar karena profesional IT<br />
sudah dapat menjalankan etika dalam berbisnis.<br />
Kasus lainya pada tahun 2006 John Macke ketua John Mackey, salah satu<br />
pendiri dan CEO perusahaan penjual makanan organik dan alami di Amerika<br />
Whole Foods Market, mengambil langkah berani mengurangi gaji tahunan untuk<br />
dirinya sendiri sebesar $ 1 dolar, dan berjanji uangnya tersebut digunakan untuk<br />
keadaan darurat pada stafnya. Isu etika seperti itu banyak dilakukan pemimpin<br />
dunia sama halnya hanya untuk mencari perhatian publik. Wall street journal<br />
melaporkan bahwa Mackey telah lama menggunakan nama samaran “rahodeb”<br />
4
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
bertujuan untuk membuat posting dalam forum-forum yahoo finance gunanya<br />
sebagai kritikan untuk pesainganya. Dari kehobohan tersebut pengungkapan kasus<br />
sangatlah penting sehingga kita tidak kehilangan masalah-masalah yang timbul<br />
akibat adanya pelanggaran etika dalam dunia bisnis yang berkembang pesat. Iklim<br />
bisnis yang sangat peat mendorong perususahaan untuk selalu menyelesaikan isu-<br />
isu mengenai etika dalam bisnis<br />
I.2 Tujuan Penulisan<br />
Tujuan penulisan paper ini merujuk pada kasus teknologi informasi pada<br />
buku Management Information System yang berjudul Ethics, Moral<br />
Dilemmas,and Tough Decisions: The Many Challenges Of Working In IT pada<br />
chapter 13 case 3 adalah<br />
1. Memahami persoalan etika dalam bisnis dan penerapanya di dalam<br />
perusahaan khusunya bagi pekerja di bidang IT<br />
2. Melihat contoh nyata mengenai masalah-masalah yang timbul akibat<br />
dilanggarnya etika dalam bisnis pada suatu perusahaan<br />
3. Memahami bagaimana kebijakan perusahaan dapat menumbuhkan kesadaran<br />
akan perlunya beretika dalam bisnis<br />
5
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
II.1.Etika Bisnis<br />
II. TINJAUAN PUSTAKA<br />
Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil<br />
penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas merupakan subjek.<br />
a. Moralitas<br />
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok<br />
mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup<br />
norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini<br />
benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek<br />
yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti<br />
“selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai<br />
moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-<br />
objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan<br />
“ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-<br />
kanak dari keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah,<br />
televisi, majalah, music dan perkumpulan.<br />
Hakekat standar moral :<br />
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan<br />
secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.<br />
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan<br />
otoritatif tertentu.<br />
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya)<br />
kepentingan diri.<br />
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.<br />
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata<br />
tertentu.Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan<br />
dengan persoalan<br />
yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang<br />
baik bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan<br />
yang tidak memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan<br />
bersalah dan malu dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.<br />
6
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
b. Etika<br />
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan<br />
standar moralmasyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar<br />
diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak<br />
masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau<br />
jelek. Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar<br />
moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk<br />
akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan<br />
akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita<br />
rasa masuk akal untuk dianut. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan<br />
eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh<br />
penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan<br />
tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.<br />
c. Etika Bisnis<br />
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang<br />
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana<br />
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan<br />
studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan<br />
organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan<br />
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di<br />
dalam organisasi.<br />
d. Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan<br />
Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah<br />
dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada<br />
orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata? Ada dua pandangan yang<br />
muncul atas masalah ini :<br />
Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan<br />
yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa<br />
perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa<br />
yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara<br />
moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau<br />
tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.<br />
7
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk<br />
akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia<br />
gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki<br />
kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus<br />
secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan<br />
moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi<br />
bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada<br />
mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral. Karena itu,<br />
tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-<br />
individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan<br />
tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang<br />
dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir<br />
dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu<br />
disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan<br />
itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan<br />
individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.<br />
e. Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis<br />
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan<br />
system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk<br />
didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya<br />
yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses<br />
ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan<br />
perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan<br />
system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan<br />
organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.<br />
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung<br />
jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan<br />
multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan<br />
pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan<br />
multinasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, pemasaran,<br />
jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda. Karena perusahaan<br />
multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan standar<br />
8
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan<br />
melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.<br />
f. Teknologi dan Etika Bisnis<br />
Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi<br />
masyarakat dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling<br />
mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi<br />
menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang berkembang<br />
pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk kehidupan<br />
baru yang keuntungan dan resikonyaa tidak terprediksi. Dengan perubahan cepat<br />
ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan etis baru yang<br />
menarik.<br />
II.2 Etika Bisnis dan Teknologi Informasi<br />
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk<br />
memudahkan pekerjaannya.Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan<br />
pergeseran yang cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan teknologi<br />
tersebut telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai<br />
informasi dapat disajikan melalui hubungan jarak jauh dan mereka yang ingin<br />
mengadakan transaksi tidak harus bertemu muka, akan tetapi cukup melalui<br />
peralatan komputer dan telekomunikasi. Namun, dengan kemajuan teknologi<br />
informasi, harus tetap memiliki peraturan, etika dan sopan santun yang harus<br />
dipahami. Maka dari itu, seseorang harus berhati-hati dalam menulis di blog,<br />
mengirimkan suatu pesan dari email atau mengirimkan gambar, video tanpa<br />
memperhatikan etika, cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa<br />
perubahan signifikan, dalam sapaan/tutur kata.<br />
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi<br />
adalah sebagai berikut :<br />
� Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara<br />
yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang<br />
berbeda-beda.<br />
9
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
� Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup<br />
dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan<br />
identitas asli dalam berinteraksi.<br />
� Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi<br />
informasi memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti<br />
misalnya ada juga pengguna yang suka iseng dengan melakukan hal–<br />
hal yang tidak seharusnya dilakukan.<br />
� Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu<br />
bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.<br />
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan<br />
pelaksanaan etika dalam dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan<br />
perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner :<br />
� Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan<br />
yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali<br />
perubahan yang terjadi memberikan “tekanan” bagi masyarakat atau<br />
perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut.<br />
� Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi<br />
menciptakan apa yang disebut lingkungan verikal di mana setiap<br />
perusahaan diibaratkan sebagai pemain yang harus bertanding di atas<br />
tanah yang terus bergoyang.<br />
� Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan<br />
internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal<br />
di suatu negara.<br />
� Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.<br />
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan<br />
tantangan penegakan nilai – nilai etika dan moral setiap individu guna<br />
mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi<br />
kemanusiaan.<br />
� Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi<br />
bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga<br />
sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis<br />
tersebut.<br />
10
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
II.3 Tanggung Jawab dan Kewajiban Moral<br />
a. Tanggung Jawab Perusahaan<br />
Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering<br />
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan<br />
biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja<br />
sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan<br />
tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang<br />
dihasilkan bersama-sama itu? Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka<br />
yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang diperlukan perusahaan, masing-<br />
masing secara moral bertanggung jawab. Lain halnya pendapat para kritikus<br />
pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika sebuah kelompok<br />
terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan perusahaan<br />
mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya<br />
tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskankelompok<br />
bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Kaum tradisional membantah bahwa,<br />
meskipun kita kadang membebankan tindakan<br />
kepada kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah realitas moral<br />
dibalik semua tindakan perusahaan itu. Individu manapun yang bergabung secara<br />
sukarela dan bebas dalam tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud<br />
menghasilkan tindakan perusahaan, secara moral akan bertanggung jawab atas<br />
tindakan itu. Namun demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan<br />
“dengan sengaja dan dengan bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk<br />
menghasilkan tindakan perusahaan atau untuk mengejar tujuan perusahaan.<br />
Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak harus<br />
bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia<br />
bantu, seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah<br />
perusahaan. Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan dalam<br />
organisasi perusahaan birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan<br />
tanggung jawab moral orang itu.<br />
b. Tanggung Jawab Bawahan<br />
Dalam perusahaan, karyawan sering bertindak berdasarkan perintah atasan<br />
mereka. Perusahaan biasanya memiliki struktur yang lebih tinggi ke beragam<br />
11
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
agen pada level yang lebih rendah. Jadi, siapakah yang harus bertanggung jawab<br />
secara moral ketika seorang atasan memerintahkan bawahannya untuk melakukan<br />
tindakan yang mereka ketahui salah. Orang kadang berpendapat bahwa, ketika<br />
seorang bawahan bertindak sesuai dengan perintah atasannya yang sah, dia<br />
dibebaskan dari semua tanggung jawab atas tindakan itu. Hanya atasan yang<br />
secara moral bertanggung jawab atas tindakan yang keliru, bahkan jika bawahan<br />
adalah agen yang melakukannya. Pendapat tersebut keliru, karena bagaimanapun<br />
tanggung jawab moral menuntut seseorang bertindak secara bebas dan sadar, dan<br />
tidak relevan bahwa tindakan seseorang yang salah merupakan pilihan secara<br />
bebas dan sadar mengikuti perintah. Ada batas-batas kewajiban karyawan untuk<br />
mentaati atasannya. Seorang karyawan tidak mempunyai kewajiban untuk<br />
mentaati perintah melakukan apapun yang tidak bermoral. Dengan demikian,<br />
ketika seorang atasan memerintahkan seorang karyawan untuk melakukan sebuah<br />
tindakan yang mereka ketahui salah, karyawan secara moral bertanggung jawab<br />
atas tindakan itu jika dia melakukannya. Atasan juga bertanggung jawab secara<br />
moral, karena fakta atasan menggunakan bawahan untuk melaksanakan tindakan<br />
yang salah tidak mengubah fakta bahwa atasan melakukannya.<br />
12
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
III. STUDI KASUS<br />
III.1 Case Study Questions Case 3 Chapter 13<br />
1. Perusahaan menetapkan kebijakan etika sebagai pedoman untuk alasan<br />
hukum,apakah alasan tersebut dapat diterima? Melihat kasus yang terjadi diatas<br />
apakah perlu di klarifikasi sebagai prilaku prilaku yang tidak patas?menurut<br />
anda mengapa masalah diatas dapat terjadi?<br />
berikut pendapat dan tanggapan terhadap masalah yang di jabarkan di<br />
dalam pertanyaan di atas<br />
a. Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada etika<br />
perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku etis<br />
dalam perusahaan. Kebijakan perusahaan biasanya secara formal di<br />
dokumentasikan dalam bentuk Kode Etik (Code of Conduct). Di tengah iklim<br />
keterbukaan dan globalisasi yang membawa keragaman budaya, code of<br />
conduct memiliki peran yang semakin penting, sebagai buffer dalam interaksi<br />
intensif beragam ras, pemikiran, pendidikan dan agama. Untuk itulah sebagai<br />
alat yang penting etika dalam perusahaan dapat mengendalikan prilaku<br />
pegawai sehingga suatu kebijakan etika terbentuk sudah menjadi penyatu dan<br />
berjalan mengikuti hukum. sebagai contoh apabila suatu karyawan telah<br />
melanggar kode etik perusahaan, perusahaan dapat menindak karyawan<br />
tersebut sesuai dengan kesalahan yang diperbuat dan dapat pula melanjutkanya<br />
ke jalan hukum. Contoh tersebut membuat etika sebagai pedoman untuk<br />
menegakan hukum di dalam perusahaan.<br />
b. Melihat bagaimana kasus diatas merupakan pelanggaran etika saya sangat<br />
setuju bahwa prilaku tersebut tidak pantas terjadi dalam suatu perusahaan.<br />
Akhirnya segala sistem, peraturan dan nama besar, muaranya kembali kepada<br />
etika sang pelaku. Sistem bisa ditembus, peraturan dapat diakali, dan nama<br />
besar dapat di‟jual‟, jika para pelakunya tidak berpegangan pada etika. Maka<br />
di atas semua peraturan dan sistem, etika bisnislah yang menjadi tumpuan agar<br />
semua sistem dan peraturan itu dapat berjalan secara „wajar‟. Untuk itulah perlu<br />
kesadarn dari masing-masing individu untuk berbuat selalu positif dan<br />
13
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
kebijakan perusahaan pun sangat di perlukan untuk membatasi mana suatu<br />
tindakan dianggap benar atau salah.<br />
c. Dari kasus di atas dapat dilihat posisi masing-masing karyawan dalam masalah<br />
tersebut dan mengapa masalah tersebut dapat terjadi<br />
- Karyawan biasa : Masalah pelanggaran etika terjadi karena kurangnya<br />
pengawasan manajemen sehingga menimbulkan keinginan untuk berbuat diluar<br />
etika atau bisa terjadi karena kurangnya profesionalitas dan loyalitas dalam<br />
menjalankan pekerjaannya<br />
- Eksekutif: Terjadi karena adanya perasaan bahwa mereka merasa telah berbuat<br />
banyak terhadap perusahaan sehingga mengabaikan etika yang telah di atur<br />
perusahaan atau berbuat seenaknya dalam perusahaan<br />
- Profesional IT : Mereka mengangap bahwa semua hal akan bermuara pada<br />
profesi yang mereka kuasai karena itulah seorang pekerja IT selalu menggap<br />
mereka lah yang paling benar sehingga dapat memicu pelanggaran terhadap<br />
etika dalam perusahaan<br />
2. Pada kasus pertama (Bryan), keadilan diatur oleh kebijakan perusahan.apakah<br />
lebih baik diselesaikan kepada pihak berwenang untuk di proses atau cukup<br />
melaporkan kepada saluran yang tepat dan membiarkan organisasi<br />
menanganinya,seperti rekomendasi yang disampaikan Hynds Linn? Berikan<br />
pendapat anda?<br />
Dalam kasus bryan memang sangat sulit untuk di sikapi, tindakan bryan<br />
akan menimbulkan dampak positif maupun negatif, apabila bryan mengambil<br />
langkah untuk menyelesaikannya kepada pihak berwenang dampaknya ia akan<br />
diberi lebel sebagai orang pertama yang mengemukakan permasalahan tersebut<br />
dan dia dapat berada pada posisi berbahaya. Namun bryan memiliki maksud<br />
yang positif karena dia berusaha untuk menuntaskan masalah tersebut sehingga<br />
kebijakan etika dapat di tegakan. Untuk membawa masalah tersebut kepada<br />
pihak berwenang bryan perlu menyiapkan fisik disamping itu yang paling<br />
penting harus menyiapkan dokumentasi dan bukti , itu merupakan konsekuensi<br />
apabila dia ingin menyelesaikan masalah tersebut kepada pihak berwenang.<br />
Selain harus menyiapkan hal-hal tersebut bryan harus menyiapkan biaya untuk<br />
14
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
proses pada pihak berwajib dan hal yang terburuk yang akan didapat bryan dia<br />
bisa kehilangan pekerjaan, dikucilkan oleh teman, keluarga dan rekan kerja<br />
selain itu ada dampak internal seperti depresi, kecemasan, perasaan<br />
ketikberdayaan dan ketidakpercayaan orang lain terhadap dia. Dapatkah dia<br />
dilindungi dari hal tersebut? Ya, karena hukum selalu melindungi para pelapor<br />
seperti contoh negara kita hukum selalu melindungi segala bentuk kerahasiaan<br />
para pelapor dan hal tersebut sudah diatur jelas oleh undang-undang yang<br />
berlaku<br />
Sementara apabila bryan menyelesaikanya kepada organisasi, saya<br />
sangat ragu masalah etika seperti tersebut dapat diselesaikan karena<br />
menyangkut beberapa orang penting di dalam perusahaan kecuali perusahaan<br />
sangat berkomitmen untuk menjalankan kebijakan etika tersebut dengan<br />
sunguh-sunguh tanpa melihat jabatan seorang pada perusahaan.<br />
3. Dalam kasus gary, gary memilih untuk tidak mengistal perangkat lunak tanpa<br />
lisensi. Jika menginstal sofware tanpa lisensi adalah tindakan salah, apakah ada<br />
perbedaaan antara menolak dengant idak menghentikan orang lain? Apakah<br />
salah satu tindakan tersebut benar-benar tidak akan menyakiti siapa pun?<br />
Berikan alasanya?<br />
Penolakan yang dilakukan gary untuk tidak menginstal perangkat lunak<br />
tanpa lisensi adalah tindakan yang benar, namun ia harus mengambil langkah-<br />
langkah untuk memastikan bahwa perangkat lunak tersebut benar-benar tidak<br />
di instal. Sebagai angota departeman IT pada perusahaan tersebut, tanggung<br />
jawab gary untuk mencegah terjadinya pelanggaran tersbut sangatlah besar,<br />
kewajiabanya untuk melaporkan kepada pihak berwenang sudah seharusnya<br />
dilakukan namun masalahnya disini tindakanya terbatas karena atasanya yang<br />
melakukan pelanggaran tersebut, pencegahanya sebenarnya dapat dilakukan<br />
oleh gary dengan memberikan informasi mengenai larangan menggunakan<br />
sofware tanpa lisensi yang seharusnya membeli suatu sofware yang berlisensi,<br />
dengan memberikan pengertian akan ada tindakan hukum dan denda yang<br />
cukup besar apabila melakukan pengisntalan dengan sofware palsu pastinya<br />
seseorang dan sekalipun atasan akan berpikir ulang untuk melakukanya apalagi<br />
15
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
dengan memberi tahu dampaknya yang sangat merugikan sistem informasi<br />
perusahaan.<br />
Dengan realitas dengan adanya hukum dan denda yang cukup besar<br />
diharapkan mengurangi penggunaan sofware bajakan selain hal tersebut masih<br />
banyak kerugian lain antara lain dengan menggunakan perangkat bajakan<br />
berpotensi merusak suatu komputer atau bahkan merusak seluruh jaringan<br />
teknologi pada perusahaan karena rentan sekali dimasuki virus sehingga<br />
menyebabkan hilangnya sebagian maupun seluruh data-data penting<br />
perusahaan.<br />
Dalam kasus ini, gary berpendapat bahwa tindakanya tidak akan<br />
merugikan siapapun karena melihat akibat dan dampak yang akan terjadi<br />
seperti apa yang dijabarkan. Efek akan semakin besar apabila menggunakan<br />
sofware bajakan, virus akan gampang sekali masuk dan berakibat pada<br />
penghapusan data base yang biayanya cukup mahal untuk memberbaikinya.<br />
Pada skala yang lebih kecil apabila gary tetap menginstal perangkat tanpa<br />
lisensi dapat merusak integritasnya dan melanggar etika hukum<br />
16
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
IV. PEMBAHASAN<br />
IV.1 Real World Activity Case 3 Chapter 13:<br />
1. Carilah di internet untuk menindaklanjuti cerita kasus John Mackey dan<br />
mencari kasus lainya bagaimana IT berperan penting dalam pembentukan etika<br />
bisnis. bagaimana seharusnya organisasi menghadapi masalah pelanggaran<br />
etika?berikan pendapat anda?<br />
Kasus etika John Mackey dimana dengan memotong setiap gajinya<br />
sudah banyak dilakukan oleh pimpinan lainya dimana mengekspos diri agar<br />
terlihat baik dihadapan orang banyak namun tindakan itu adalah salah karena<br />
tindakannya tersebut hanya menguntungkan diri pribadi untuk ambisi pribadi<br />
contoh kasus lainya bagaimana pelanggaran etika menyebabkan dampak yang<br />
sangat besar terhadap kondisi perusahaan adalah terjadi pada kasus Lehmans<br />
Brother. Kebangkrutan Lehman Brothers yang menguncang ekonomi di dunia<br />
merupakan salah satu bentuk nyata konsep yang salah yang dilakukan<br />
pemimpin perusahaan dengan menghalalkan segala cara demi hanya<br />
mendapatkan keuntungan semata, lebih mengejutkan lagi kebangkrutan<br />
tersebut bukan disebabkan ekonomi dunia yang melamah melainkan kesalahan<br />
fatal dalam sistem akuntansi dan akibat konsep yang dilakukan perusahaan<br />
tersebut. Hal ini membuktikan bahwa walaupun Lehman Brothers telah<br />
menerapkan etika bisnis sejak dulu, tetapi jika disalahgunakan untuk kekayaan<br />
pribadi pemimpinya,perusahaan yang telah berdiri lama pun dapat runtuh<br />
seketika akibat pelanggaran etika bisnis.<br />
Gambar 1 : Lehman Brother<br />
17
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
Bagaimana yang seharusnya dilakukan perusahaan, perusahaan harus<br />
memastikan bahwa asas GCG (Good Corporate Governance) diterapkan pada<br />
setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu<br />
transparency and disclosure, accountability, responsibility, independency, serta<br />
fairness diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap<br />
memperhatikan keinginan kepemimpinan. Selain itu iklim etika dapat tercipta<br />
apabila perusahaan dapat menciptakan budaya kerja yang baik, terbangunnya<br />
suatu kondisi organiasi berdasarkan saling percaya, dan terbentuknya manajemen<br />
hubungan antar pegawai.<br />
2. Banyak kasus pada perusahaan yang menunjukan pelanggaran beretika dalam<br />
bisnis, termasuk mengakses konten pornografi yang dilakukan perusahaan karena<br />
memiliki perangkat lunak bajakan. apakah prilaku itu salah daripda tindakan yang<br />
lainya? Buat daftar pelanggaran etika lainya?<br />
Kebijakan perusahaan seharusnya sudah dapat mengatur budaya atau etos<br />
kerja yang terarah sehingga pelanggaran etika dalam bisnis dapat di minimalisir.<br />
pada kasus Bryan dimana para eksekutif terutama eksekutif bagian IT dapat<br />
mengakses konten pada saat jam bekerja merupakan pelanggaran etika yang<br />
cukup berat untuk itulah mengapa budaya kerja harus di di dalam perusahaan oleh<br />
batasan-batasan yang sudah terurai oleh adanya kebijakan etika dalam perusahaan<br />
tersebut.<br />
Contoh lainya yang dapat menjadi acuan adanya pelanggaran etika dalam<br />
bisnis adalah kasus Citibang oleh Melinda Dee Pihak Mabes Polri berhasil<br />
mengungkap kasus pembobolan dana Nasabah Citibank sebesar 17 M yang<br />
ternyata dilakukan oleh Melinda Dee (MD) berdasar laporan dari Nasabah yang<br />
menjadi korbannya. Pihak kepolisian berhasil menyita beberapa barang bukti<br />
yaitu dokumen-dokumen transaksi dan 1 unit mobil merek Hummer-3 Luxury<br />
Sport Utility B 18 DIK yang ditaksir senilai Rp 3,4 miliar. Kepolisian menjerat<br />
Malinda Dee (MD) dalam kasus pembobolan dana nasabah citibank ini dengan<br />
pasal 49 ayat 1 dan 2 UU no 7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU no 10<br />
tahun 1998 tentang perbankan dan atau pasal 6 UU no 15 tahun 2002<br />
sebagaimana diubah dengan UU no 25 tahun 2003 sebagaimana diubah dengan<br />
UU no 8 tahun 2010 tentang tindak pidana pencucian uang. Selain itu juga<br />
18
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
Malinda Dee (MD) diduga dengan sengaja melakukan kejahatannya dengan<br />
mengaburkan transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa slip transfer<br />
penarikan dana pada rekening nasabahnya dengan dibantu tersangka .<br />
Gambar 2: Citibank<br />
Kasus citibak diatas memperlihatkan bagaimana perusahaan dalam hal ini<br />
citibank sangat longgar dalam menetapkan kebijakan etika dan para eksekutif<br />
perusahaan dengan mudahnya melakukan pelanggaran etika. Ada peran yang<br />
sangat erat bagaimana IT dimanfaatkan untuk hal diluar kewajaran, dengan<br />
mudahnya transaksi perbankan dilakukan oleh satu orang untuk mengatur keluar<br />
masuknya dana dari tabungan para nasabah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa<br />
lemahnya pengawasan dan kebijakan etika dalan bisnis di dalam citibank sangat<br />
lemah dan memudahkan pihak dalam terutama para eksekutif untuk memainkan<br />
peran mengatur dana nasabah dengan bantuan pihak IT.<br />
19
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
V.1 Simpulan<br />
V. PENUTUP<br />
1. Penerapan etika dalam bisnis khusunya untuk pengawasan IT harus<br />
dilakukan melalui berbagai macam kebijakan perusahaan karena<br />
pelanggaran etika bisnis dalam IT sangat tinggi untuk itulah etika<br />
difungsikan sebagai pedoman untuk menegakan hukum di dalam<br />
perusahaan.<br />
2. Kasus pada beberapa perusahaan memperlihatkan bagaimana lemahnya<br />
penerapan kebijakan etika bisnis hal tersebut terlihat bagaimana pimpinan<br />
pun tidak menerapkan etika bisnisnya, untuk itu harus dibentuknya tim<br />
pengawas sehingga dapat menindak segala macam bentuk pelanggaran<br />
tersebut seperti menerapkan International Organization for Standardization<br />
(ISO).<br />
3. Kebijakan perusahaan dalam beretika dalam bisnis yang disusun<br />
V.2 Saran<br />
berdasarkan prosedur membuat karyawan akan menerapkan dan<br />
menimplementasikanya secara baik seperti kasus contoh bryan yang secara<br />
tegas menerapkanya.<br />
1. Sebagaimana pada kesimpulan diatas perusahaan harus menerapkan suatu<br />
kebijakan yang jelas yang disetujui oleh atasan sampai bawahan sehingga<br />
masalah- masalah pelanggaran etika bisnis tidak terjadi karena secara<br />
keselurahan akan menggangu jalanya kinerja perusahaan sebagai<br />
contohnya dapat menerapkan International Organization for<br />
Standardization (ISO).<br />
20
Sistem Informasi Manajemen – Tugas Kasus O’Brien 2012<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
O‟Brien JA, 2007. Management Information Systems :Managing Information<br />
Technology in the E-Business Enterprises. 10th Edition, Irwin Inc. Boston,<br />
2007.<br />
O‟Brien, J.A & Marakas, G.M.M (2010). Management Information System (tenth<br />
edition). Boston: McGraw-Hill Irwin.<br />
http://blog.trisakti.ac.id/anitarosmalina/files/2011/12/etika-bisnis-coba.pdf<br />
(20 Maret 2012)<br />
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi (20 Maret 2012)<br />
http://www.scu.edu/ethics/publications/iie/v8n3/faqs.html (21 Maret 2012)<br />
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Internasional_untuk_Standardisasi<br />
(21 Maret 2012)<br />
http://awalmula.com/kasus-citibank-biodata-melinda-dee.html (21 Maret 2012)<br />
21