Bekas Penghuni Neraka Jahanam
Bekas Penghuni Neraka Jahanam
Bekas Penghuni Neraka Jahanam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Akan tetapi manusia terhanyut oleh<br />
tipu daya kehidupan dunia (S.6 Al-<br />
An’am130). Manusia yang pertama kali<br />
durhaka kepada Allah ialah Qabil yaitu<br />
membunuh Habil (S.27 Al-Maidah 30).<br />
Iman kepada Allah sebagai fitrah yang<br />
suci, bukan hanya tumbuh pada kondisi<br />
masyarakat yang cenderung kepada nuansa<br />
keagamaan, tetapi jiwa agama itu pun<br />
juga tumbuh dan bertahan kuat di tengahtengah<br />
istana Fira’un sang raja diraja paling<br />
angkuh bahkan mengaku sebagai Tuhan<br />
itu (S.79 An-Nazi’at 24), maka ternyata<br />
istri Fir’aun sendiri adalah salah<br />
seorang manusia yang berjiwa suci rasa<br />
agama tertanam sangat dalam di hatinya<br />
(S.66 At-Tahrim 11).<br />
Memang wajar dan alami, bahwa manusia<br />
itu bisa tergelincir kedalam kesalahan<br />
(S. Al-Baqarah 36). Manusiapun<br />
mungkin juga dapat terlupa (S.20 Thaha<br />
115);Untuk ini maka manusia diserukan<br />
untuk bertobat kepada Allah(S.7 Al-A’raf<br />
23)<br />
Manusia pertama yang terperosok ke<br />
dalam kesalahan langkah dan perbuatannya<br />
ialah Adam dan Hawa, disebabkan<br />
karena tipu daya Iblis maka keduanya tergelincir<br />
sehingga melanggar larangan Allah.<br />
Keduanya memakan buah Khuldi (S.2<br />
Al-Baqarah 35-36). Akan tetapi Adam dan<br />
Hawa ketika itu dalam keadaan lupa dan<br />
tidak sengaja(S.20 Thaha 115). Seketika<br />
itu juga Adam dan Hawa sadar maka cepat-cepat<br />
Adam bertobat kepada Allah<br />
memohon ampun atas kesalahannya itu<br />
(S.2 Al-Baqarah: 37, S.7 Al-A’raf: 23).<br />
Allah menerima tobatnya lalu Allah mengangkat<br />
Adam menjadi nabi (S.20 Thaha<br />
122). Seperti dimaklumi bahwa semua<br />
nabi itu adalah ma’shum, artinya suci dari<br />
dosa, maka Nabi Adam itupun juga suci<br />
dari dosa. Sehingga tidak ada dosa yang<br />
akan diwariskan kepada anak cucu<br />
Adam!!!<br />
Sepeninggal Nabi Adam maka Allah<br />
selalu mengirim nabi atau rasul. Dan semua<br />
umat telah mendapat bimbingan oleh<br />
nabinya masing-masing(S.16 An-Nahl<br />
36;S.10 Yunus 47). Semua nabi dan rasul<br />
mendapat tugas dari Allah supaya berdakwah<br />
mengajak manusia untuk beragama<br />
Tauhid (S.7 Al-A’raf 59, 65, 73,<br />
85). Sebagian umat ada yang mendapat<br />
bimbingan dari 2 atau 3 orang nabi (S. 10<br />
Yunus 47).<br />
@ Nasib bangsa-bangsa manusia<br />
sepeninggal para nabi dan rasul<br />
Dimana pun juga semua nabi selalu<br />
mendapat perlawanan dari kaumnya yang<br />
tidak mau percaya kepada nabi dan rasul<br />
mereka. Dan kaum yang tidak mau ber-<br />
24 MPA 293 / Februari 2011<br />
iman itu selalu dihukum oleh Allah dengan<br />
azab yang sangat berat, seperti kaum nabi<br />
Nuh yang tidak mau percaya dihukum<br />
Allah dengan banjir yang terlalu besar(S.7<br />
Al-A’raf 64). Kaum ‘Ad yang kafir kepada<br />
Nabi Hud dihukum Allah dengan<br />
angin yang sangat mengerikan selama 7<br />
malam 8 hari(S.51 Adz-Dzariyat 41-42,<br />
S.7 Al-A’raf 72). Kaum Nabi Luth yang<br />
melakukan Homoseksual dihukum Allah<br />
dengan Hujan batu (S.7 Al-A’raf 78). Kepada<br />
kaum Tsamud yang melawan Nabi<br />
Shalih dihukum dengan gempa bumi (S.7<br />
Al-A’raf 84). Dan kaum Nabi Syu’aib<br />
yang kufur kepadanya dihukum Allah dengan<br />
azab yang berupa gempa bumi yang<br />
sangat dahsyat (S.7 Al-A’raf 91).<br />
1) Kaum Bani Israil<br />
Kesesatan dan kekufuran tersebut<br />
bukan hanya melanda bangsa Arab saja,<br />
tetapi kaum Bani Israil atau kaum Yahudipun<br />
juga melakukan penyelewengan dari<br />
ajaran nabi-nabi mereka. Kaum Yahudi itu<br />
telah berbuat keterlaluan, seperti mengubah<br />
ayat-ayat kitab suci Taurat (S.2 Al-<br />
Baqarah 75; S.3 Ali ‘Imran 78). Bahkan<br />
kaum Yahudi itu mengangkat ‘Uzair sebagai<br />
Anak Allah (S.9 At-Taubat 30). Mereka<br />
ini juga mendewa-dewakan para<br />
imam dan pendetanya, sehingga Al-<br />
Qur’an menilai kaum Yahudi itu sudah<br />
mengambil imam dan pendetanya sebagai<br />
Tuhan selain Allah dan ‘Isa al-Masih (S.9<br />
At-Taubat 31). Mereka sudah berani memelintir<br />
ayat-ayat kitab suci dengan berdusta<br />
atas nama Allah (S.3 Ali ‘Imran 78),<br />
mereka suka memakan harta haram (S9<br />
At-Taubat 34).<br />
2) Kaum Nasrani<br />
Menurut kepercayaan Islam agama<br />
Nasrani itu asalnya adalah agama yang<br />
dibawa oleh Nabi ‘Isa A.s. yang mengajarkan<br />
agama Tauhid, bahwa Tuhan itu<br />
Maha Esa. Menurut Al-Quran Nabi ‘Isa<br />
itu mengajak kaumnya untuk menyembah<br />
Allah tidak menyembah yang lain (S.19<br />
Maryam 36; S.5 Al-Maidah 117). Akan<br />
tetapi berhubung dengan kuatnya perlawanan<br />
kaumnya yang kafir, maka ajaran<br />
Nabi Isa itu tidak bisa berkembang dengan<br />
baik, sehingga ajaran Nabi Isa itu tercampur<br />
dengan ajaran-ajaran kafir, bahkan diubah<br />
sama sekali menjadi agama politeis,<br />
menyembah banyak Tuhan (musyrik).<br />
Agama dari Nabi ‘Isa itu diambil oper<br />
dan diubah dari menyembah hanya kepada<br />
Allah diganti bertuhan kepada N.’Isa,<br />
mereka mengangkat Nabi ‘Isa menjadi<br />
Tuhan dengan lambang kepercayaan kepada<br />
Tritunggal, yaitu menyembah Tuhan<br />
Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh<br />
Pengasuh:<br />
Prof. DR. H. Imam Muchlas<br />
BEKAS PENGHUNI NERAKA JAHANAM (2)<br />
Kudus ( S.5 Al-Maidah 72-73).<br />
Ada beberapa persamaan antara kaum<br />
Yahudi dengan kaum Nasrani, bahwa<br />
kaum Nasrani mengangkat Nabbi ‘Isa<br />
sebagai Tuhan atau Anak Tuhan (S.9 At-<br />
Taubat 30) dan kaum Yahudi mendewadewakan<br />
para rahib dan pendeta sampai<br />
mirip seolah-olah menyembah Tuhan<br />
(S.9 At-Taubat 31), mereka memakan harta<br />
dengan cara yang haram (S.9At-Taubat<br />
34) menyembunyikan dan mengubah<br />
ayat-ayat kitab suci (S.5 Al-Maidah 14-<br />
15, S.3 Ali ‘Imran 78).<br />
3) Masyarakat Arab Jahiliyah<br />
Bangsa Arab merupakan suatu kelompok<br />
bangsa Semit, yaitu suatu bangsa keturunan<br />
Nabi Nuh melalui putranya yang<br />
bernama Sam, yang kemudian bertambah<br />
dengan keturunan Nabi Ibrahim melalui<br />
Nabi Isma‘il.<br />
Disebabkan karena lewatnya waktu<br />
yang cukup lama ditinggal nabi mereka,<br />
maka ajaran para nabi atau rasul itu menderita<br />
rembesan faham-faham syirk, sehingga<br />
banyak manusia yang tersesat dari<br />
agama Allah dan manusia menyeleweng<br />
sesudah ditinggalkan wafat nabinya (S.19<br />
Maryam 59, S.5 Al-Maidah 77; S2 Al-<br />
Baqarah75). Orang-orang Arab Jahiliyah<br />
mestinya beragama menurut agama Ibrahim,<br />
kemudian terjadi kekosongan dari<br />
tuntunan nabi dalam waktu yang lama sebagaimana<br />
yang disebut Al-Quran sebagai<br />
Fatratun minar rusul ( ) maka<br />
masyarakat Arab Jahiliyah itu menjadi<br />
musyrik penyembah berhala (S.5 Al-<br />
Maidah 19).<br />
‘Umar Farrukh dalam kitabnya Tarikhul<br />
Jahiliyyah (1984:159) mencatat<br />
bahwa karena pengaruh dari bangsa-bangsa<br />
negara tetangga, maka bangsa Arab itu<br />
kemudian menjadi penyembah berhala.<br />
Rauf Syalabi di dalam Al-Mujtama’ul<br />
Arab Qablal Islam (1977:38) menyatakan<br />
bahwa pada umumnya bangsa Arab itu<br />
menyembah berhala, masing-masing kabilah<br />
mempunyai berhala khusus di samping<br />
ada pula berhala pujaan bersama semua<br />
kabilah, seperti: Al-Lata, Manat, Al-<br />
’Uzza, Suwa‘a dan Nasr seperti yang tercatat<br />
di dalam Al-Quran S.71 Nuh 23.<br />
Pada dasarnya bangsa Arab itu percaya<br />
adanya Tuhan Allah, sebagaimana tergambar<br />
di dalam syair yang dinukil oleh<br />
Az-Zauzani dalam kitabnya Syarhul Mu-<br />
’allaqatis Sab’i (1958:81):
Artinya: “Benar-benar janganlah<br />
kamu rahasiakan apa yang ada di dalam<br />
Hatimu terhadap Allah agar tersembunyi<br />
padahal apa pun yang kamu sembunyikan<br />
maka Allah mengetahuinya.<br />
Walau bagaimanapun juga selama orang<br />
menyembah berhala atau makhluk<br />
apa saja maka tetap termasuk dalam golongan<br />
musyrik, menyekutukan Allah.<br />
Al-Qur’an S.39 Az-Zumar 3 mencatat<br />
bahwa alasan masyarakat Arab Jahiliyah<br />
itu menyembah berhala karena ingin<br />
mendekatkan diri kepada Allah lebih dekat<br />
lagi. Mereka percaya bahwa kelak di<br />
hari kiamat maka berhala-berhala itu akan<br />
dapat memberi syafaat kepada mereka,<br />
demikian caatatan Al-Qurthubi (1967: 7/<br />
43). Menurut catatan Ath-Thabari (1954:<br />
25/84). mereka ini mempersamakan berhala<br />
itu dengan Nabi ‘Isa yang disembah<br />
oleh kaum Nasrani kelak akan memberi<br />
syafaat kepada penyembahnya<br />
Orang-orang Arab itu dinamakan Jahiliyah<br />
bukan disebabkan karena bodoh,<br />
akan tetapi mereka disebut Jahiliyah disebabkan<br />
karena perbuatannya persis seperti<br />
orang yang bodoh dan tidak tolerans<br />
tidak ada rasa tasamuh tidak mau berlapang<br />
dada, mereka melakukan suatu langkah<br />
dan tindakan lebih didasarkan atas<br />
sentimen (emosi), mereka suka membangga-banggakan<br />
diri, suka menghina, lekas<br />
marah dan suka bermusuhan, demikian<br />
menurut catatan Ahmad Amin: (1975: 59).<br />
BAB DUA<br />
Jihad dan pengorban<br />
Masalah ke-2: Sebenarnya bagaimana<br />
Allah mengukur iman dan bagaimana mengukur<br />
maksiat perbuatan kufur itu? Jawaban<br />
sementara: Iman itu diukur melalui<br />
catatan amal soleh sedangkan kekufuran<br />
diukur dengan catatan perbuatan maksiatdurhaka<br />
kepada Allah.<br />
Allah itu tidak membuat langsung hasil<br />
budaya manusia, Allah tidak membuat<br />
kursi, rumah, gedung bertingkat 100, gedung<br />
WTC, Allah tidak membuat radio,<br />
computer, internet, pesawat ruang angkasa.<br />
Semua ini yang membuat ialah manusia.<br />
Sehingga jika suatu saat alat-alat itu<br />
rusak yang salah ialah manusia dan yang<br />
harus memperbaiki barang yang rusak itu<br />
ialah manusia. Allah secara langsung dapat<br />
memberi ampunan, rahmah, barokah, pertolongan,<br />
kemudahan, nasib untung dan<br />
rugi, sakit, sembuh dari penyakit, keselamatan<br />
dari bahaya gempa, Lumpur Lapindo,<br />
petir, banjir, Allah memberi semua ini<br />
kepada hamban-Nya secara langsung sehingga<br />
terkadang terkesan aneh sekali dan<br />
LUAR BIASA. Allah berfirman:<br />
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat<br />
yang selalu mengikutinya bergiliran,<br />
di muka dan di belakangnya, mereka<br />
menjaganya atas perintah Allah.<br />
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan<br />
sesuatu kaum sehingga mereka<br />
mengubah keadaan yang ada pada diri<br />
mereka sendiri. Apabila Allah menghendaki<br />
keburukan terhadap sesuatu kaum,<br />
maka tak ada yang dapat menolaknya;<br />
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi<br />
mereka selain Dia”(S13 Ar-Ra’du 11)<br />
Hamba dipersilahkan berdo’a memohon<br />
kepada Allah apa saja tetapi do’a memohon<br />
barang yang bersifat materi-indrawi,<br />
akan sangat langka terkabul tidak masuk<br />
akal hanya berdo’a saja dapat memperoleh<br />
sesuatu yang diminta terutama<br />
barang-barang yang bersifat indrawi ini,<br />
Hal-hal yang gaib, yang tidak terjangkau<br />
oleh akal itu memang dari Allah, apa saja<br />
yang luar biasa itu buatan Allah.<br />
Sebuah hadis Ibnu ‘Umar yang cukup<br />
terkenal dicatat oleh Ibnul ‘Arabi dalam<br />
kitab Ahkamul Quran (6h263) menyerukan<br />
kepada kita semua untuk bekerja keras<br />
mengejar kekayaan dunia sebesar-besarnya<br />
dan dalam detik-detik itu juga sekaligus<br />
mencari pahala akhirat semaksimal<br />
mungkin seolah-olah malaikatul maut cepat<br />
segera datang mencabut nyawa yaitu<br />
sebagai berikut:<br />
Artinya: “Ibnu ‘Umar mengatakan:<br />
“Tanamlah(modal) untuk mencari<br />
keduniaan kalian seakan-akan kalian<br />
akan hidup selama-lamanya dan beramallah<br />
kalian seolah-olah akan mati<br />
besuk pagi”(HR Al-Qurthubi 13h314 dan<br />
Ibnul ‘Arabi 6h263); Al-Qurthubi mengaitkan<br />
hadis ini dengan Al-Quran<br />
s2a205, s28a77, s42a20 dan s43a32.<br />
Secara sederhana dapat dipahami<br />
bahwa manusia wajib berusaha, berbuat,<br />
bekerja, berikhtiar, bekerja keras dan berjuang<br />
mati-matian bahkan JIHAD FI SA-<br />
BILILLAH, berkorban harta ataupun<br />
nyawa. Maka kerja keras, ikhtiar yang<br />
sungguh sungguh sampai yang JIHAD<br />
Perang-Sabil itulah yang dinilai Allah dan<br />
akan mendapat balasan pahala yang paling<br />
besar dari Allah. Orang yang malas,<br />
enggan bekerja, emoh berusaha, segan berjuang,<br />
tidak mau berbuat amal soleh, maka<br />
dia tidak mempunyai nilai, tidak mempunyai<br />
prestasi, tidak mempunyai jasa-kar-<br />
ya kepada sesama maka Allah tidak akan<br />
memberi pahala kepadanya. Sebaliknya<br />
Allah akan memberi pahala kepada mereka<br />
yang beramal, soleh, berjuang bahkan nilai<br />
tertinggi dan pahala yang sangat besar sekali<br />
akan diberikan kepada mereka yang<br />
berjasa, beramal soleh berjuang, berkorban<br />
harta sanpai nyawa melayang , maka<br />
nilainya sangat tinggi sekali. Allah berfirman:<br />
“Tidaklah sama antara mukmin<br />
yang duduk (yang tidak turut berperang)<br />
yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang<br />
yang berjihad di jalan Allah<br />
dengan harta mereka dan jiwanya. Allah<br />
melebihkan orang-orang yang berjihad<br />
dengan harta dan jiwanya atas orangorang<br />
yang duduk satu derajat. Kepada<br />
masing-masing mereka Allah menjanjikan<br />
pahala yang baik (surga) dan<br />
Allah melebihkan orang-orang yang berjihad<br />
atas orang yang duduk dengan<br />
pahala yang besar”(S.4 An-Nisa` 95).<br />
(1) Orang yang nilai rapotnya baik akan<br />
masuk surga<br />
Orang beriman kelak dibagi tiga, yaitu:<br />
i. Orang yang beriman yang nilai karyajasanya<br />
kepada kemanusiaan, amal solehnya<br />
sangat terpuji, maka yang nilainya<br />
terlalu baik, dia akan masuk surga<br />
tidak perlu melalui tes atau Hisab.<br />
ii. Sebagian yang jasa dan amal solehnya<br />
cukup baik akan diperiksa melalui Hisab<br />
dengan mudah.<br />
iii. Sisanya yaitu yang nilai rapotnya banyak<br />
yang merah atau sangat buruk<br />
harus menjalani pemeriksaan sangat<br />
lama dan terlalu rumit, baru masuk<br />
surga, seperti yang dicatat oleh para<br />
ulama berikut:<br />
Tafsir Al-Lubab (13h195) dalam menganalisa<br />
Al-Quran s35a27-38 fokusnya<br />
ayat 32 mencatat hadis Nabi Saw:<br />
“ Kemudian Kitab itu Kami wariskan<br />
kepada orang-orang yang Kami pilih di<br />
antara hamba-hamba Kami, lalu di antara<br />
mereka ada yang menganiaya diri<br />
mereka sendiri dan di antara mereka ada<br />
yang pertengahan dan di antara mereka<br />
ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan<br />
dengan izin Allah. Yang demikian<br />
itu adalah karunia yang amat besar”<br />
(S.35 Fathir 32).<br />
Bersambung<br />
MPA 293 / Februari 2011<br />
25